EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI...
-
Upload
phamkhuong -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK
HOTEL DAN RESTORAN STUDI KASUS DPPKA PEMERINTAH DATI
II KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
WAHYU ADI WIBOWO
F3307188
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
SEKTOR PAJAK HOTEL DAN RESTORAN STUDI KASUS DPPKA
PEMERINTAH DATI II KABUPATEN PEKALONGAN”
telah disahkan oleh FE UNS
Surakarta, 26 Oktober 2011
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Sri Murni, SE, Msi, Ak
NIP. 19710330 199512 2 00 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir dengan judul :
EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK
HOTEL DAN RESTORAN STUDI KASUS DPPKA PEMERINTAH DATI
II KABUPATEN PEKALONGAN.
telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, ….. Desember 2011 Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Agus Budiatmanto, Msi., Ak (…………………..)
Penguji
2. Sri Murni, SE., Msi, Ak (…………………..)
Dosen Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
This earth isn’t too big and you live too short, especially average for south east
asia people. So let’s go around this world and visit best places that you want to
be there.
(Writer)
Don’t discriminate and don’t make everyone sick! because all is same, having
a heart and feeling a heart-broken.
(“If i am a girl” by 이시연 - lee si yeon ladyboy)
Life is impermanent, fill this world with full of love.
(“Avera Na Ja Sampeti” Buddhism concept by Bie “Jroken - saranae”)
Graduation isn’t everything ended but a way to be more mature and new key to
open the new world. “courage for tomorrow.”
(“ Cherry blossoms bloom” by AKB48)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa sayang dan cintaku ...
· Keluarga tercinta
· Seluruh teman-teman
· Kampus UNS terutama Fakultas Ekonomi
· Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sungguh alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji syukur hanyalah milik
Allah Subbhanahu semesta alam yang tidak akan pernah menyianyiakan siapapun
yang mengharapkan keridhaan-Nya, dan tidak akan pernah sedikitpun
menampikkan siapapun yang memanjatkan doa kepada-Nya. Segala puji bagi-
Nya, yang dengan segala taufiq dan pertolongan-Nya semata, apapun wujud
kepentingan, pasti dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Penyusunan tugas akhir dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus, sehubungan dengan selesainya
penyusunan tugas akhir ini kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
baik langsung maupun tidak langsung, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MSi selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, MSi., Ak selaku Ketua Program Diploma
III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan dukungan, saran bagi penulis dan telah membantu
kelancaran dalam unit kegiatan mahasiswa yang telah penulis ikuti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Ibu Sri Murni, SE, MSI, Ak selaku pembimbing akademik, dan
pembimbing tugas akhir yang telah menyediakan waktu serta arahan
hingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Maaf
jika terlalu banyak membebani.
5. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberikan bekal ilmu selama masa
perkuliahan. Semoga bisa menjadi bekal saya dalam mengamalkannya.
6. Seluruh staff administrasi yang membantu kelancaran pembayaran
semester diluar jadwal; bagian pendidikan uns; bu rosa dan pak ketut,
mantan pembantu dekan 1 dan pembantu dekan 2; Drs. Sutomo, MS dan
Drs. Harmadi, MM, kepala bagian tata usaha, bagian kemahasiswaan,
bagian pendidikan, bagian keuangan, bagian umum dan perlengkapan,
serta para TU dan satpam.
7. Staff bagian akuntansi; Ibu Dra. Wahyuni, staff bagian pendapatan; Pak
Andi, staff anggaran; Pak Bambang Wicaksana, SH dan seluruh pegawai
DPPKA Pemkab Pekalongan.
8. Abang-abangku, Mummy dan babe, saya ucapkan terima kasih, maaf telah
merepotkan banyak.
9. Seluruh organisasi yang pernah diikuti, maaf kalau sering tidak bantu-
bantu. Sebab alasan ikut bukan untuk berorganisasi melainkan mencari
teman yang baik. Terima kasih untuk KOPMA yang mengingatkan
“berpikir maju kedepan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Special thanks for Reza (FH UNS), Eko (DIII Pajak UNS), Rega (DIII Akt
UNS), DDA (PTG), Arini (UN Hid), dan Lucky meurer (UNS).
11. Semua pihak, terima kasih banyak.
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan dan menyusun tugas akhir ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap
semoga insya Allah tugas akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan serta
para pembaca yang budiman.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAKSI ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN. ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan
Aset Kabupaten Pekalongan ................... ............................................ 1
1. Sejarah DPPKA ............................................................................ 1
2. Pengertian DPPKA ....................................................................... 2
3. Kedudukan DPPKA ...................................................................... 2
4. Tugas Pokok DPPKA ................................................................... 2
5. Visi dan Misi ................................................................................. 3
6. Tujuan DPPKA ............................................................................. 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Pekalongan ................ 6
8. Uraian Deskripsi DPPKAD Kabupaten Pekalongan ..................... 8
B. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 20
C. Perumusan Masalah ............................................................................. 25
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 25
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 25
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... ....... 27
1. Pengertian Pajak Hotel dan Restoran Pemkab Pekalongan .......... 27
2. Pengertian Evaluasi ....................................................................... 31
3. Pengertian Sistem Akuntansi ........................................................ 31
4. Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah .............................. 32
5. Pengertian Pajak ............................................................................ 32
6. Pengertian Penerimaan Kas Daerah .............................................. 33
7. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Akuntansi Penerimaan Kas
Pemerintahan ................................................................................ 33
B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 Sebagai
Acuan Sistem Penerimaan Kas Dari Sektor Pajak Hotel Dan
Restoran Kabupaten Pekalongan ……………………………………. 34
C. Pelaksanaan Sistem Penerimaan Kas Sektor Pajak Hotel Dan
Restoran Studi Kasus DPPKA Pemerintah Dati II Kabupaten
Pekalongan …..……………………………………………………. .... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Evaluasi Sistem Penerimaan Kas Dari Sektor Pajak Hotel Dan
Restoran Studi Kasus DPPKA Pemerintah Dati II Kabupaten
Pekalongan …..………………………………………………… ......... 67
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ..................... ....................................................................... 73
B. Kelemahan …....................................................................................... 74
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 75
B. Saran .......................................... .......................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I.1 Bagan Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Pekalongan (Kajen) .......... 7
II.2 Prosedur sistem penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran ..................... 17
II.3 Prosedur penetapan pajak hotel dan restoran ................................................. 39
II.4 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – BKP
(PP/No.55 Tahun 2008) ……………...……………………………………. 41
II.5 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – BKP Pembantu
(PP/No.55 Tahun 2008) ……………...……………………………………... 43
II.6 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – Bank Lain
(PP/No.55 Tahun 2008 …………….………….............................................. 45
II.7 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – Bank Kasda
(PP/No.55 Tahun 2008) ..........................………………................................ 47
II.8 Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
oleh BKP pembantu ........................................................................................ 49
II.9 Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
oleh BKP…...................................................................................................... 51
II.10 Pertanggungjawaban Pajak Hotel dan Restoran oleh Bendahara Penerimaan
(PERMENDAGRI/No.55 Tahun 2008 ........................................................... 53
II.11 Pelaksanaan Penetapan Dan Pembayaran Pajak Hotel dan Restoran ............. 60
II.12 Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran
oleh BKP ......................................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
II.13 Pelaksanaan Pertanggungjawaban Penerimaan atas Pajak Hotel Dan Restoran
oleh BKP ................................................................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Rekomendasi Penelitian BAPPEDA DAN PM
3. Format Buku Kas Umum
4. Format Buku Pembantu Per Rincian Objek Penerimaan
5. Format Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
6. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKKPD)
7. Surat Tanda Setoran (STS)
8. Surat Tanda Bukti :Pembayaran
9. Format Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
10. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
11. Format Buku Kas Harian Pembantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ABSTRAKSI
EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK HOTEL DAN RESTORAN STUDI KASUS DPPKAD PEMERINTAH DATI
II KABUPATEN PEKALONGAN
WAHYU ADI WIBOWO F3307188
Pendapatan dari sektor pajak merupakan salah satu pendapatan yang paling
utama bagi pemerintah baik pusat maupun daerah, salah satunya pajak hotel dan restoran. Pajak hotel dan restoran dapat meningkatkan pendapatan daerah yang dapat mendukung pembangunan suatu daerah, salah satunya kabupaten Pekalongan. Agar pengelolaan bisa berjalan dengan baik tentunya pemerintah daerah harus lebih transparan dalam pengelolaannya, selain itu harus diiringi dengan sistem dan pengendalian internal yang baik pula.
Kas merupakan suatu aset yang paling liquid, sehingga dalam pengawasannya diperlakukan lebih hati-hati apabila dibandingkan dengan aset lainnya. Sehingga untuk mengawasi keberadaannya dan menghindarkan dari kehilangan pemda perlu membuat suatu sistem yang baik. Dari pengertian diatas maka diputuskan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah evaluasi sistem penerimaan kas dari sektor pajak hotel dan restoran pada Pemerintah Dati II Kabupaten Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem kas DPPKAD Kabupaten Pekalongan sehingga dapat diketahui kelemahan serta kelebihan dari sistem tersebut.
Sesuai masalah yang diambil dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem pajak hotel dan restoran Pemkab Pekalongan sudah cukup baik meski dalam pelaksanaannya berjalan mengalami sedikit perbedaan dengan standar yang telah ada (UU/No.55/2008). Namun adanya perbedaan perubahan ini sudah sewajarnya perlu dilakukan demi memperoleh pendapatan yang maksimal dan pengeluaran biaya yang minimal.
Dari evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan kelebihan dari sistem tersebut meliputi adanya pemisahan fungsi dalam struktur organisasi, adanya otorisasi dari pihak berwenang, prosedur telah dilakukan dengan semestinya, pencatatan secara terpisah dan adanya pemeriksaan mendadak dari badan pengawas. Sementara kelemahan dari sistem Pemkab Pekalongan diantaranya adalah mekanisme pembayaran pajak hotel dan restoran kurang praktis karena pelaksanaan pembayaran hanya bisa dilakukan melalui Bendahara Khusus Penerimaan (BKP). Disamping itu fungsi bendahara khusus penerimaan yang terlalu luas dalam melakukan penerimaan kas tentunya hal ini dapat memperlambat kinerja proses penerimaan kas. Dari kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa seharusnya DPPKAD Pemkab Pekalongan mempermudah sistem pembayaran wajib pajak demi kelancaran penerimaan kas.
Kata Kunci : Sistem Penerimaan Kas, Pajak Hotel, DPPKA Kabupaten Pekalongan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
EVALUATION OF HOTEL AND RESTAURANT TAX CASH REVENUE SYSTEM STUDY CASE ON DPPKAD OF PEKALONGAN REGENCY
Wahyu Adi Wibowo F3307188
Hotel tax is one of the main revenue to central government or local government. Hotel tax can increase local revenue that support development for pekalongan regency zone. In other that management run well, certainly there is should more be a transparency in the management, and it must be followed by good system and affective internal control.
Cash is the most liquid asset, so in monitoring the cash and avoiding the local government loss need a good system. Based on the meaning of the text above then decided the problem that is taken in this research, entitled is evaluation of hotel and restaurant tax cash revenue system study case on DPPKA of Pekalongan Regency. The purpose of this research is to evaluate cash revenue system so it can find out the weakness and the goodness from the system.
According problem taken, it can be concluded that implementation of hotel and restaurant tax revenue system is well-run though it work differently such as those in the system which prescribed by the regulation (UU/No.55/2008). However this differentiations need to be done to get maximum revenue and minimal expense.
Based on the result of the research can be concluded the advantage of the system include the separation of function in the organization structure, the existence of authorization from the competent side, procedure that has been taken adequately, the separate recording, and suddenly investigation from the supervision board. Meanwhile the disagvantage of the system is not efficient and effective in methods of payment by taxpayer because hotel and restaurant tax payment just use one way. In other weakness, function of BKP that is too wide si it can intrude activities of BKP. based on the disadvantage the researcher give some suggestion that DPPKAD of Pekalongan Regency make payment system of hotel and restaurant tax easier and decreasing the function of BKP that cover too wide. Keyword : Cash Revenue System, Hotel And RestaurantTax, DPPKA of Pekalongan Regency.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Pekalongan
1. Sejarah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
No.KUDP.7/18/15-161 tanggal 11 September 1978 tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Pekalongan, khususnya dalam bidang pemungutan pajak atau
retribusi, dipakai sistem Manual Administrasi Pendapatan Daerah
(MAPENDA). Sistem ini dilaksanakan dengan pemungutan pajak atau
retribusi “door to door”.
Untuk menyeragamkan semua struktur dinas, maka dikeluarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989 tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang
ditindaklanjuti oleh Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Pekalongan Nomor 970/209/tanggal 14 Desember 1989 tentang Susunan
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan.
Dengan dasar Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Perangkat Kerja yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Pada tanggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1 Januari 2009 Dinas Pendapatan Daerah, Pengelolaan Keuangan, dan
Aset bergabung dan melebur menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset yang tergabung dalam alun-alun Kajen (H. Achmad
Mas’udi, 2009:7).
2. Pengertian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Menurut Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 24 Tahun 2008
menyatakan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
merupakan unsur pelaksana otonomi di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah.
3. Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset merupakan
unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah (H. Achmad Mas’udi, 2009:8).
4. Tugas Pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Berdasarkan Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 24 Tahun 2008,
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas
untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset berdasarkan asas otonomi dan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembantuan.
Di dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 100, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai
fungsi diantaranya :
a. Melakukan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah Kabupaten Pekalongan.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pendapatan, dan pengelolaan keuangan dan aset.
c. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset.
d. Melakukan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5. Visi dan Misi
a. Visi
Peningkatan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Pekalongan
sebagai unsur staf pemerintah kabupaten harus mempunyai visi yang
mendorong dan merangsang kinerja untuk mewujudkan gambaran
masa depan yang diinginkan. Visi ditetapkan atas dasar pemahaman
bersama yang merupakan kondisi yang diinginkan atau gambaran ke
arah mana organisasi akan dibawa untuk mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten
dan dapat eksis, antisipatif, dan produktif. Adapun visi Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Pekalongan
adalah mewujudkan peningkatan pendapatan daerah untuk pembiayaan
pembangunan daerah serta terselenggaranya administrasi pemerintah
yang baik dan pelayanan yang prima kepada perangkat daerah
Kabupaten Pekalongan dengan didukung oleh aparatur yang
profesional.
Untuk mewujudkan visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Pekalongan sebagaimana dimaksud di
atas, haruslah ditetapkan satu misi, yaitu sasaran yang ingin dicapai
dalam kurun waktu tertentu melalui strategi yang dipilih.
b. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan suatu
instansi pemerintah dan merupakan tujuan utama ke arah mana
perencanaan dan program suatu instansi pemerintah yang hendak
dicapai. Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah :
1) Melaksanakan intensifikasi dan ekstentifikasi pendapatan asli
daerah.
2) Melaksanakan intensifikasi pajak bumi dan bangunan.
3) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi ke pemerintah pusat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
provinsi, dan daerah lain.
4) Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan aset secara
transparan, efektif, efisien dan akuntabel.
5) Mengoptimalkan pelayanan administratif kepada perangkat daerah.
6) Mewujudkan aparatur yang handal dan profesional melalui
peningkatan kualitas SDM.
7) Melakukan koordinasi dan pengawasan atas pekerjaan penagihan
pajak/retribusi dan penerimaan lainnya, serta penagihan PBB.
8) Melaksanakan tugas perencanaan, pengendalian, evaluasi di bidang
pendataan, penetapan dan penagihan pajak/retribusi daerah serta
penerimaan lainnya dan penyuluhan PBB.
9) Melakukan urusan tata usaha.
10) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset.
11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
6. Tujuan
DPPKA menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam upaya
mewujudkan Visi dan Misi nya sebagai berikut.
a. Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara
signifikan dari tahun ke tahun.
b. Terwujudnya peningkatan pendapatan dana perimbangan dan lain-lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pendapatan daerah yang sah.
c. Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang ekonomis, efisien,
efektif dan akuntabel.
d. Terwujudnya pemberdayaan dan pengelolaan aset daerah secara tertib
dan profesional.
e. Terciptanya pelayanan administrasi pelayanan daerah yang optimal.
f. Terwujudnya aparatur yang handal dan profesional melalui peningkatn
kualitas SDM.
7. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Pekalongan
Struktur organisasi adalah suatu proses penetapan dari pembagian
tugas dan tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan antara
unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja
sama seefektif mungkin untuk mencapai tujuan. Berhasil tidaknya suatu
perusahaan sangat ditentukan oleh adanya organisasi, pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab, sistem koordinasi serta komunikasi. Dengan
demikian, organisasi dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gambar I.1 Bagan Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Pekalongan (Kajen)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8. Uraian Deskripsi Jabatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Pekalongan
a. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) mpunyai tugas pokok memimpin dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugas dan fungsi dinas.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di
atas, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai
fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset.
2) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset.
3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikn oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas.
Sekretaris mempunyai tugas pokok sebagai unsur pembantu sebagian
tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset yang
berkaitan dengan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kerumahtanggaan, perlengkapan, penyusunan program, keuangan,
umum dan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud di atas, sekretaris mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan koordinasi, penyusunan rencana dan program,
evaluasi serta pelaporan di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset.
2) Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan.
3) Pengelolaan surat-menyurat ekspedisi, arsip, perlengkapan, rumah
tangga, perjalanan dinas dan ketatalaksanaan.
4) Pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian.
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri dari :
1) Sub bagian program
Sub bagian program mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas sekretaris yang berkaitan dengan pengumpulan data
statistik, perumusan rencana dan program. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, sub
bagian program mempunyai fungsi :
a) Melaksanakan penyusunan rencana Program Kerja Tahunan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Melaksanakan Pembuatan Laporan dan Mengevaluasi Kegiatan
Kerja Tahunan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset (DPPKA).
c) Melaksanakan penyimpanan bahan penyusunan data statistik
dan analisa perencanaan dalam rangka penyusunan program
kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA).
d) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja tahunan
dengan bidang-bidang lain di lingkungan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
e) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan.
2) Sub bagian keuangan
Subbag keuangan mempunyai tugas melaksakan sebagian
tugas sekretaris yang berkaitan dengan penyusunan anggaran
belanja, pembukuan, dan verifikasi pada unit SKPD Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA). Di dalam
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
a) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
b) Melaksanakan persiapan dan melakukan pengelolaan
administrasi keuangan unit Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Mengumpulkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) unit satuan
Dinas Pendidikan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
d) Melaksanakan penyusunan Dokumen Pelaksaan Anggaran
(DPA) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) sesuai dengan APBD yang telah ditetapkan.
e) Melaksakan penyusunan laporan bulanan sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
f) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
3) Sub bagian umum dan kepegawaian
Subbag umum dan kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan sebagian sekretaris yang berkaitan dengan urusan
ketatausahaan, kerumahtanggaan, perlengkapan dan kepegawaian.
Di dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
di atas, sub bagian umum mempunyai fungsi :
a) Melaksanakan urusan rumah tangga Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
b) Menerima, membaca, meneliti, mengadakan, mendistribusikan
surat masuk sesuai dengan tujuan.
c) Mengarsipkan surat masuk sesuai dengan penataan
pengarsipan.
d) Mempersiapkan administrasi perjalanan dinas pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e) Menerima dan menyesuaikan konsep surat sesuai dengan tata
naskah yang berlaku.
f) Mengarsipkan bahan penyusunan anggaran rutin untuk
kebutuhan barang-barang serta alat tulis kantor sekretariat
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
g) Mempersiapkan pelayanan angkutan dan perawatan kendaraan
dinas serta pemeliharaan kebersihan kantor dan lapangan Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
h) Mempersiapkan dan menyusun pelaksanaan kegiatan acara-
acara pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA).
i) Menyusun dan mempersiapkan rencana kebutuhan barang
rutin, perbekalan serta alat tulis kantor sekretariat Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).
Melaksakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
Masing-masing sub bagian dipimpin oleh seorang kepala sub
bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada sekretaris.
c. Bidang Pendapatan
Bidang pendapatan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Kepala Dinas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Bidang pendapatan mempunyai tugas diantaranya :
1) Melaksanakan perencanaan dan pendataan pajak daerah, retribusi
daerah.
2) Perhitungan dan penerbitan surat ketetapan pajak daerah dan
retribusi daerah.
3) Penagihan pajak daerah, retribusi daerah, dan PBB.
Fungsi bidang pendapatan yaitu :
1) Menyusun rencana pendapatan pajak daerah.
2) Perhitungan data potensi pajak dan retribusi daerah.
3) perhitungan, penetapan dan penerbitan surat ketetapan pajak dan
retribusi daerah.
4) pelaksana penagihan pajak, retribusi daerah dan PBB.
5) pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang pendapatan, terdiri dari :
1) Seksi perencanaan dan pendataan pajak daerah, retribusi daerah
Seksi ini mempunyai tugas dan fungsi pokok diantaranya
sebagai berikut.
a) Melaksanakan penyusunan rencana pendapatan pajak dan
retribusi daerah.
b) Perhitungan data potensi pajak dan retribusi daerah.
c) Pendistribusian formulir pendaftaran calon wajib pajak dan
wajib retribusi daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d) Pengelolaan data obyek dan subyek retribusi daerah.
e) Penyusunan laporan realisasi penerimaan pajak dan retribusi
daerah.
2) Seksi perhitungan dan penerbitan surat ketetapan pajak daerah dan
surat ketetapan retibusi daerah
Seksi ini mempunyai tugas dan fungsi pokok diantaranya
sebagai berikut.
a) Melaksanakan perhitungan, penetapan, penerbitan surat
ketetapan pajak dan retribusi daerah.
b) pelaksanakan pelayanan keberatan dan permohonan keringanan
penetapan pembayaran pajak dan retribusi daerah
3) Seksi penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan PBB
Seksi ini mempunyai tugas dan fungsi pokok diantaranya
sebagai berikut.
a) Penagihan pajak, retribusi daerah dan PBB.
b) Mengolah dan mendistribusikan surat menyurat yang
berhubungan dengan penagihan pajak daerah, retribusi daerah
dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.
d. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
Bidang anggaran dan perbendaharaan dipimpin oleh seorang
kepala bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada kepala dinas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Bidang ini mempunyai tugas pokok :
1) melaksanakan koordinasi, pembinaan, penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
2) Perbendaharaan, pembukuan, verifikasi dan kas daerah.
Fungsi bidang anggaran dan perbendaharaan adalah :
1) Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana dan perubahan
APBD, petunjuk teknis pelaksanaan APBD dan nota keuangan.
2) Pelaksanaan koordinasi, penyusunan pedoman dan petunjuk teknis,
pembinaan ketatausahaan, penyelesaian dan ganti rugi
pembendaharaan.
3) Pengujian terhadap kebenaran penagihan dan penerbitan Surat
Perintah Membayar (SPM).
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang anggaran dan perbendaharaan, terdiri dari :
1) Seksi anggaran
Seksi anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
koordinasi penyusunan rencana dan perubahan APBD, petunjuk
teknis pelaksanaan APBD dan nota keuangan yang akan
disampaikan kepada DPRD
2) Seksi perbendaharaan
Seksi perbendaharaan mempunyai tugas pokok diantaranya
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a) Melaksanaan koordinasi, penyusunan pedoman dan petunjuk
teknis, pembinaan ketatausahaan, penyelesaian dan ganti rugi
pembendaharaan.
b) Pengujian terhadap kebenaran penagihan dan penerbitan SPM.
e. Bidang Akuntansi
Bidang akuntansi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
kepala dinas.
Tugas pokok bidang akuntansi yaitu :
1) melaksanakan koordinasi, penyusunan perhitungan anggaran,
pemeriksaan dan penelitian terhadap realisasi belanja langsung dan
belanja tidak langsung.
2) Penerbitan pengesahan Surat Pertanggungjawaban.
Fungsi pokok bidang akuntansi yaitu :
1) Pelaksanaan prosedur akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran
pada SKPD.
2) Pelaksanaan prosedur pertanggungjawaban APBD.
3) Pelaksanaan penatausahaan Bendahara Umum Daerah (BPD),
piutang daerah, investasi, pinjaman daerah, obligasi daerah dan
pelaporan arus kas.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Bidang akuntansi, terdiri dari :
1) Seksi pembukuan dan verifikasi
Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
2) Seksi akuntansi dan pelaporan
Seksi akuntansi dan pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan prosedur dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, entitas pelaporan, menyusun laporan keuangan
yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan.
3) Seksi Kas Daerah
Seksi Kas Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penatausahaan Bendahara Umum Daerah, piutang daerah,
investasi, pinjaman daerah, obligasi daerah, pelaporan anggaran,
kas serta lain-lain pendapatan yang sah dan dana perimbangan.
f. Bidang Pengelolaan Aset
Bidang pengelolaan aset mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan barang milik daerah yang meliputi perencanaan kebutuhan
dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.
Fungsi bidang pengelolaan aset diantaranya sebagai berikut.
1) Pelaksanaan perencanaan kebutuhan dan penganggaran
pengelolaan barang milik daerah.
2) Pelaksanaan pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan barang milik daerah.
3) Pelaksanaan penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pengelolaan barang milik daerah.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya.
Bidang pengelolaan aset, terdiri dari :
1) Seksi inventarisasi dan verifikasi aset
Seksi inventarisasi dan verifikasi aset mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan kebutuhan dan penganggaran
pengelolaan barang milik daerah.
2) Seksi pemberdayaan dan pemanfaatan
Seksi pemberdayaan dan pemanfaatan tugas melaksanakan
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan barang milik daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Seksi penghapusan dan pengamanan aset
Seksi penghapusan dan pengamanan aset mempunyai tugas
melaksanakan penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang
milik daerah.
g. UPT
Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis
pada dinas.
h. Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Kumpulan dari jabatan fungsional yang terdiri atas sejumlah
tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai keahliannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini negara menerapkan pajak kepada rakyatnya untuk
memenuhi kelangsungan hidup bernegara. Pajak yang dipungut digunakan
sebagai sumber pembiayaan negara yang nantinya kembali kepada rakyat.
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar ke-lima dan
sebagai negara yang sedang berkembang, memerlukan dana yang besar
untuk melakukan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Sumber dana yang digunakan untuk pembangunan saat
ini antara lain berasal dari penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak,
pinjaman luar negeri dan sumbangan dari berbagai negara. Penggunaan dana
pinjaman luar negeri yang kurang tepat mengakibatkan beban yang berat
untuk melunasi pokok pinjaman beserta tingkat bunga yang semakin besar.
Salah satu alternatif lain sumber penerimaan negara yang selama ini
dianggap oleh banyak pihak belum tergali secara optimal dan paling besar
adalah pajak. Saat ini, penerimaan pajak yang selalu mendominasi
penerimaan dalam APBN (Santoso Brotodihardjo, 2003:11).
Peranan pokok pajak dalam suatu negara menurut Tunggul Ansharri
Setia Negara (2006:16) seperti yang dikutip oleh Nin Yasmine (2011) yaitu
“sebagai sumber pendapatan (budgetary function) yang utama dan juga
sebagai alat pengatur (regulatory function)”. Pajak sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah digunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran pemerintah, seperti membiayai administrasi pemerintah,
membangun dan memperbaiki infrastruktur, menyediakan fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pendidikan dan kesehatan, dan membiayai kegiatan pemerintah daerah
dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh
pihak swasta yaitu berupa barang dan jasa publik. Melihat dari fenomena
tersebut dapat dilihat bahwa pentingnya pajak bagi suatu daerah, terutama
dalam menyokong pembangunan daerah itu sendiri, untuk itu diharapkan
pajak mengalami perkembangan dan peningkatan yang signifikan pada
masing-masing daerah. Salah satu daerah yang memiliki potensi dari asset
yang dimiliki oleh daerah itu sendiri untuk meningkatkan penerimaan daerah
adalah Kabupaten Pekalongan.
Kabupaten Pekalongan merupakan kabupaten yang mempunyai
daya tarik tersendiri bagi investor dikarenakan keberagaman kebudayaan
jawa yang terdapat di dalamnya. Salah satu kebudayaan yang menarik
perhatian orang luar daerah adalah kesenian magis sintren, seni tari
bernuansa islami, dan salah satunya yang paling terkenal adalah kesenian
seni batik di Wiradesa dan Pekajangan yang merupakan salah satu daerah
khas pembuat batik terbesar di daerah Kabupaten Pekalongan. Disamping
itu keterbukaan penduduknya yang mudah bersosialisasi dalam menanggapi
keberadaan orang luar daerah juga merupakan salah satu nilai tambah
tersendiri. Seiring berjalanya waktu perekonomian kabupaten Pekalongan
juga mengalami perkembangan melalui kebudayaan yang dimiliki, maka
dari itu upaya Pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah adalah dengan meningkatkan penerimaan pajak
daerah, salah satu pajak daerah yang potensinya cukup besar adalah pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
restoran dan hotel.
Pengertian pajak restoran dan hotel menurut Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran
dan hotel. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga, sedangkan hotel
adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait
lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Di Kabupaten Pekalongan sampai saat ini terdapat 15 restoran dan 5
hotel. Berdirinya restoran-restoran dan perhotelan tersebut dilatar belakangi
oleh perkembangan pembangunan daerah setempat yang semakin pesat,
usaha jasa ini salah satunya bisa dijadikan objek bagi pemerintah untuk
menambah penerimaan kas daerah. Penerimaan kas dari kedua sektor
tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang
digunakan untuk membiayai pembangunan daerah Kabupaten Pekalongan.
Meski merupakan pendapatan daerah namun semua pendapatan daerah
harus dikelola sebaik-baiknya karena merupakan amanat rakyat, aset dari
rakyat dan kembali secara tidak langsung untuk rakyat. Sebagai salah satu
unsur badan pemerintahan daerah yang berwenang dalam pengelolaan
penerimaan kas daerah, DPPKAD Kabupaten Pekalongan memerlukan
sebuah sistem akuntansi dalam melakukan pengelolaan penerimaan kas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
daerahnya.
Menurut PP/No.56/2005, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah
suatu kumpulan sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan,
mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan terkait lainnya menjadi
informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Di dalam memperoleh informasi
akuntansi yang akurat atas transaksi pendapatan daerah yang diterima, maka
diperlukan suatu sistem yang handal. Sebuah sistem akuntansi yang handal
sangat diperlukan dalam suatu entitas, diantaranya untuk mengetahui tingkat
kehandalan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang ada, memperbaiki
pengendalian akuntansi tersebut serta pengecekan intern, dan untuk
mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi
(Mulyadi, 2008:31).
Suatu sistem yang handal perlu diterapkan ke dalam transaksi
pendapatan daerah karena pendapatan merupakan transaksi yang penting bagi
suatu entitas yaitu sebagai transaksi penambah aset. Pengertian menurut
Erwin Taufiq Ritonga (2010:32) dan berdasarkan Perda Kabupaten
Pekalongan (No.6/2008:8), pendapatan daerah merupakan keseluruhan
penerimaan yang masuk dalam bendahara khusus penerimaan yang sudah
merupakan kewenangan pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih, bersifat sebagai penambah aset dan berfungsi untuk
menutupi pengeluaran rutin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Salah satu macam transaksi pendapatan yang perlu mendapat
pengawasan lebih adalah transaksi penerimaan kas daerah, yaitu pendapatan
diterima yang berwujud uang yang masuk ke kas daerah (Peraturan Daerah
Kabupaten Pekalongan/No.6, 2008:8). Pengawasan lebih perlu dilakukan
terutama terhadap kas, karena kas merupakan salah satu dari macam aset
yang sifatnya paling liquid, sehingga perlu pengawasan lebih apabila
dibandingkan dengan macam aset lainnya.
Agar pengawasan transaksi penerimaan kas bisa berjalan dengan
semestinya dan serasi dengan daerah-daerah lainnya sehingga memudahkan
pengecekan dari BPK, didalam menjalankan fungsinya, DPPKAD Pemkab
Pekalongan telah mengacu pada peraturan yang telah ada yaitu Permendagri
Nomor 55 Tahun 2008. Sistem tersebut telah diterapkan dalam pajak hotel
dan restoran daerah Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu sumber yang
sedang berkembang supaya lebih optimal lagi.
Meski pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah
mengacu Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 namun adopsi sistem tersebut
tidak sepenuhnya dilakukan. Hal ini perlu dilakukan supaya sistem bisa
berjalan lebih efisien dan efektif. seperti halnya tidak diperlakukannya BKP
pembantu dalam sistem Pemkab Pekalongan, karena hal ini dirasa masih
belum perlu karena BKP masih dianggap sanggup untuk menangani transaksi
penerimaan kas tanpa BKP pembantu.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik
mengangkatnya ke dalam tugas akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
PENERIMAAN KAS DARI SEKTOR PAJAK RESTORAN DAN
HOTEL STUDI KASUS DPPKA KABUPATEN PEKALONGAN”.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu apakah pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan
kas pajak hotel dan restoran pada DPPKAD Pemerintah Kabupaten
Pekalongan telah sesuai dengan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan evaluasi adalah mengevaluasi sistem penerimaan pajak
restoran dan hotel yang terdapat pada DPPKAD Pemerintah Kabupaten
Pekalongan apakah telah sesuai dengan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan mengenai PAD, pajak daerah khususnya
pajak restoran dan hotel dan sistem penerimaanya.
2. Bagi Pemerintah
Dapat memberikan pertimbangan dan masukan bagi aparat
pemerintah kabupaten Pekalongan untuk memperbaiki sistem akuntansi
penerimaan pajak restoran dan hotel.
3. Bagi Masyarakat/Pihak Lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan
dan dijadikan sebagai informasi yang mampu memberikan masukan-
masukan yang sifatnya membangun ke arah yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pajak Hotel Dan Restoran Pemkab Pekalongan
a. Pengertian Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan yang berperan bagi suatu
daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
suatu daerah.
Sebelum membahas lebih jauh, penulis terlebih dahulu
membahas tentang pengertian pajak menurut beberapa ahli di bidang
ekonomi :
1) Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH sebagaimana dikutip
Eko Yunanto (2010:10), “pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin
dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment”.
2) Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak mendapat
timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Pembagian Pajak Daerah
Berdasarakan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, pajak
negara dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Pajak daerah tingkat I
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Pajak Kendaraan di Air
c. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
d. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Air
e. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
f. Pajak Air Permukaan
2) Pajak daerah tingkat II
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Reklame
d. Pajak Hiburan
e. Penerangan Jalan
f. Pengambilan Dan Pengolahan Galian Gol C
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Bawah Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak .Lingkungan
c. Pengertian Pajak Hotel dan Restoran
Pajak hotel dan restoran menurut H. Achmad Mas’udi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(2008:14) adalah sebagai berikut :
“Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan sewa kamar hotel.
Pengertian hotel disini termasuk juga rumah penginapan yang
memungut bayaran”.
“Pajak restoran atau rumah makan adalah pajak yang dikenakan
atas pelayanan jasa tempat menyantap makanan dan atau minuman
yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha
jasa boga atau katering”.
Pengenaan pajak hotel dan restoran tidak mutlak ada pada
seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini
berkaitan dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah
kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu
jenis pajak kabupaten/kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada
suatu daerah atau kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu
menerbitkan peraturan daerah tentang pajak hotel.
d. Subjek Pajak, Wajib Pajak, Objek Pajak dan Dikecualikan dari Objek
Pajak Hotel Dan Restoran
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas palayanan hotel. Secara sederhana yang
menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan
membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel, sementara
itu yang menjadi wajib pajak adalah pengusaha hotel, yaitu orang
pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa
penginapan dan objek pajak hotel adalah segala bentuk pelayanan yang
disediakan oleh hotel dengan pembayaran.
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
membeli makanan dan/atau minuman di restoran, pengertian wajib
pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan
restoran. Objek pajaknya adalah pelayanan yang disediakan oleh
restoran yang meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat
pelayanan maupun di tempat lain, termasuk penjualan makanan
dan/atau minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas
penyantapan.
Besarnya tarif yang dikenakan, antara pajak hotel dan restoran
sama yaitu sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan
pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan oleh subjek pajak
pada hotel ataupun restoran. Pembayaran adalah jumlah uang yang
harus dibayar oleh subjek pajak kepada wajib pajak untuk harga jual
jasa baik jumlah uang yang dibayarkan maupun penggantian yang
seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas pemakaian jasa
dengan nama apa pun juga dilakukan berkaitan dengan usaha hotel
ataupun restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Pengertian Evaluasi
Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto seperti yang dikutip Eko
Yunanto (2010:8) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi
utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi
yang berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dari pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah
program.
3. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2008:3) adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari definisi sistem akuntansi
tersebut terdapat unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut antara lain
seperti formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan.
Sistem Akuntansi menurut PP/No.24/Tahun 2005 adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Adapun yang menjadi tujuan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Daerah menurut Arif Bachtiar (2009) antara lain :
a. Menjaga aset melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan
transaksi keuangan yang konsisten.
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang
anggaran dan kegiatan keuangan yang berguna sebagai dasar
penilaian kinerja untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi
anggaran dan tujuan akuntabilitas.
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi
keuangan (neraca) Menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan
keuangan secara efektif.
5. Pengertian pajak
Pengertian pajak menurut Edi Suprianto (2011:2) adalah suatu
pungutan yang wajib dikenakan oleh rakyat untuk menutupi pengeluaran
rutin pemerintah dan pembiayaan pembangunan.
Sedangkan menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009, pajak
adalah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan
iuran kepada Negara yang dipungut pemerintah berdasarkan peraturan
perundang-undanganyang dapat dipaksakan, tanpa mendapat kotraprestasi
yang langsung ditunjukkan untuk membiayai pengeluaran umum
pemerintah.
6. Pengertian Penerimaan Kas Daerah
Pengertian penerimaan kas menurut bastian (2006:118) adalah
transaksi keuangan yang menyebabkan aset perusahaan berupa kas atau
setara kas bertambah. Atau uang tunai atau giro serta rekening giro yang
tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas
pemerintah daerah.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa penerimaan daerah
merupakan uang yang masuk ke kas daerah sebagai penunjang
pembiayaan pembangunan dan pengeluaran rutin (Permendagri/No. 21/
2011:7).
7. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Akuntansi Penerimaaan Kas
Pemerintahan
SAKD menurut Permendagri/No.71/2010 merupakan rangkaian
sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah.
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) meliputi beberapa rangkaian proses prosedur baik manual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
maupun komputerisasi. Mulai dari input kas yang diterima hingga output
berupa laporan pertanggungjawaban penerimaan kas dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD (Bastian, 2006:119).
Tansaksi yang timbul akan membuat suatu jaringan prosedur yang
terdiri dari penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan. Prosedur
penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan merupakan uraian pelaksanaan
kegiatan yang terdiri dari fungsi/pihak yang terkait yang terdiri dari
bagian-bagian pelaksana sistem, dokumen yang digunakan, catatan yang
digunakan, dan berakhir laporan keuangan.
B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 Sebagai Acuan
Sistem Penerimaan Kas Dari Sektor Pajak Hotel Dan Restoran
Kabupaten Pekalongan
Standar sistem akuntansi penerimaan kas sektor pajak hotel dan
restoran Pemkab Pekalongan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 55 tahun 2008. Sistem akuntansi penerimaan kas sektor pajak hotel dan
restoran menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 55 tahun 2008
adalah sebagai berikut.
1. Fungsi yang terkait
Bagian yang terkait dalam transaksi penerimaan kas atas pajak
hotel dan restoran diantaranya sebagai berikut.
a. Bagian pendataan yang berperan untuk menangani proses pendataan
kepada para calon wajib pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Bagian penetapan yang berperan menentukan besarnya pajak yang
akan dikenakan wajib pajak dan menerbitkan skpd.
c. Bagian penagihan diperlukan apabila terjadi keterlambatan
pembayaran yang lewat jatuh tempo.
d. Bagian penyimpanan berperan dalam menyimpan transaksi kas masuk,
dan bagian pembukuan berperan dalam proses pencatatan semua
transaksi kas masuk.
e. Bagian pencatatan berperan dalam melakukan pencatatan dan
merekam atas keseluruhan kegiatan transaksi keuangan penerimaan
kas atas pajak hotel dan restoran.
2. Dokumen yang digunakan
Formulir terkait dalam prosedur penerimaan kas dari sektor
pendapatan pajak hotel dan restoran diantaranya sebagai berikut.
a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)
Formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan pada wajib
pajak atas pendapatan bersih dari usaha restoran atau perhotelannya.
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
Formulir yang berisikan jumlah pajak terutang wajib pajak
yang sudah ditetapkan oleh pengguna anggaran.
c. Surat pembayaran pajak yang sah (SSPD, slip setor bank, dll)
Formulir yang menunjukkan bahwa wajib pajak sudah
melaksanakan kewajibannya yaitu membayar pajak hotel dan restoran
terutang pada pemerintah daerah. Surat pembayaran pajak sah bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berupa SSPD, slip setor bank (apabila pembayaran dilakukan melalui
bank), atau tanda bukti lainnya.
d. Surat Tanda Setor (STS)
Dokumen ini digunakan untuk menyetor penerimaan daerah
dari wajib bayar ke rekening Kas Daerah di Bank
e. Nota Kredit Bank
Dokumen ini digunakan oleh Bank untuk memberitahukan
adanya transfer ke rekening Kas Daerah.
f. Laporan pertanggungjawaban pembantu
Laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh BKP pembantu guna
mempermudah BKP dalam melakukan penerimaan kas.
g. Laporan pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban yang digunakan oleh BKP dalam
mempertanggungjawabkan segala transaksi kas masuk berdasarkan
dari lampiran dokumen STS, STTB, SKPD serta LPJ pembantu.
3. Catatan yang digunakan
Catatan terkait dalam prosedur penerimaan kas dari sektor
pendapatan pajak hotel dan restoran diantaranya sebagai berikut.
a. BPPS (Buku Pembantu Penerimaan Sejenis)
Catatan yang dibuat oleh BKP mengenai transaksi penerimaan
kas khusus dari sektor pajak hotel atau restoran.
b. Buku Kas Umum (BKU)
Catatan hasil keseluruhan penerimaan kas beserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
penjumlahannya berdasarkan berkas-berkas terkait.
c. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
Laporan perekapan seluruh penerimaan pendapatan yang
dibukukan secara harian oleh BKP.
4. Prosedur yang membentuk sistem
Prosedur penerimaan pendapatan dari sektor pajak hotel dan
restaurant pada DPPKAD Pemkab Pekalongan secara umum dan menurut
kronologis digambarkan pada gambar II.2 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar II.2 Prosedur sistem penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
PelaksanaanPendapatan – Bendahara Penerimaan
Pelaksanaan Pendapatan – Bendahara Penerimaan Pembantu
Pelaksanaan Pendapatan – Bank Kasda
Pelaksanaan Pendapatan – Bank Lain
STS SKP Tanda Bukti
Pembayaran
PelaksanaanPendapatan – Bendahara Penerimaan
PelaksanaanPendapatan – Bendahara Penerimaan
LPJ BKP
Pembantu LPJ BKP
LPJ BKP
Tersetujui
Akuntansi Dan Pertanggungjawaban SKPD dan SKPKD
Pembayaran Pajak Hotel dan Restoran Oleh WP Uang
Penatausahaan oleh BKP Penatausahaan oleh BKP pembantu
Otorisasi LPJ oleh bagian yang berwenang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. Prosedur penetapan pajak hotel dan restoran
Pengguna anggaran melakukan perhitungan Proyeksi PAD
(Pendapatan Asli Daerah) berdasarkan PAD tahun lalu. Berdasarkan
hasil dari proyeksi PAD atas pendapatan pajak hotel dan restoran
kemudian pengguna anggaran menerbitkan SKPD yang ditujukan
untuk wajib pajak, bendahara penerimaan dan kuasa BUD.
Gambar II.3 Prosedur penetapan pajak hotel dan restoran
Pengguna Anggaran
Perhitungan Proyeksi PAD
Kuasa BUD
3
3 SKP
3
2 1
Surat Ketetapan Pajak
1 2 3
Menerbitkan SKPD
Wajib Pajak
1
1 SKP
BKP/BKP Pembantu
2
2 SKP
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran
Wajib pajak menerima SKP dan mengetahui jumlah nominal
jumlah beban pajak hotel dan restoran terutangnya. Kemudian WP
melakukan pembayaran pajak terutangnya sesuai dengan besar
nominal di SKP lembar 1. Dalam melaksanakan penerimaan kas atas
pajak hotel dan restoran, berdasarkan cara pembayarannya pemerintah
daerah menerapkan 4 mekanisme, antara lain sebagai berikut.
1) Mekanisme penerimaan kas melalui BKP
Wajib pajak melakukan pembayaran kepada BKP sesuai
SKPD. Kemudian BKP menerima uang dan mencocokkan dengan
SKP lembar 2, setelah itu mencatatnya ke dalam akun debet dalam
buku penyetoran dan pengeluaran. Kemudian BKP membuat STB
2 lembar, lembar 1 sebagai tanda bukti WP telah melakukan
pembayaran pajak kepada BKP dan lembar 2 untuk diteruskan ke
prosedur penatausahaan BKP bersamaan dengan SKP lembar 2.
Setelah itu BKP membuat STS untuk penyetoran ke bank kasda
sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam sejak disetorkannya pajak
oleh WP. Dari transaksi penyetoran STS ke bank kasda ini BKP
memperoleh STS terotosisasi bank yang kemudian berlanjut ke
penatausahaan penerimaan kas oleh BKP dan nota kredit yang
diterbitkan oleh bank kasda untuk BUD. Dari STS terotorisasi bank
yang telah diterima, kemudian BKP mencatat dalam buku
penerimaan dan penyetoran pada sisi kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar II.4 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – BKP (PP/No.55 Tahun 2008)
Penatausahaan Penerimaan oleh
BKP
Surat Tanda Setor
Surat Tanda Setor
Wajib Pajak
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Pembayaran
uang
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Bendahara Penerimaan
uang
Verifikasi dan pengisian ke Buku Penerimaan (+) dan Penyetoran (-)
1
2 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
Surat Tanda Setor
uang
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Bank Kasda
Surat Tanda Setor
uang
Penerimaan, saving, otorisasi
Surat Tanda Setor*
Nota Kredit
Disampaikan ke BUD
1
4
3 1 4
3
5 5
2 Rancangan Surat Ketetapan Pajak
4
5
2 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Setor*
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Mekanisme penerimaan kas melalui BKP pembantu
Wajib pajak melakukan pembayaran kepada BKP
pembantu sesuai SKPD. Kemudian BKP pembantu menerima uang
dan mencocokkan dengan SKP lembar 2, setelah itu mencatatnya
ke dalam akun debet dalam buku penyetoran dan pengeluaran
pembantu. Kemudian BKP membuat STB 2 lembar, lembar 1
sebagai tanda bukti WP telah melakukan pembayaran pajak kepada
BKP pembantu dan lembar 2 untuk diteruskan ke prosedur
penatausahaan BKP pembantu bersamaan dengan SKP lembar 2.
Setelah itu BKP pembantu membuat STS untuk penyetoran ke
bank kasda sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam sejak
disetorkannya pajak oleh WP. Dari transaksi penyetoran STS ke
bank kasda ini BKP pembantu memperoleh STS terotosisasi bank
yang kemudian berlanjut ke penatausahaan penerimaan kas oleh
BKP pembantu dan nota kredit yang diterbitkan oleh bank kasda
untuk BUD. Dari STS terotorisasi bank yang telah diterima,
kemudian BKP pembantu mencatat dalam buku penerimaan dan
penyetoran BKP pembantu pada sisi kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar II.5 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – BKP Pembantu(PP/No.55 Tahun 2008)
Surat Tanda Setor
Surat Tanda Setor
Wajib Pajak
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Pembayaran
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Bendahara Penerimaan Pembantu
uang
Verifikasi dan pengisian ke Buku Penerimaan (+) dan Penyetoran (-)
1
2 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
Surat Tanda Setor
uang
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Bank Kasda
Surat Tanda Setor
uang
Penerimaan, saving, otorisasi
Surat Tanda Setor*
Nota Kredit
1
4
3 2 4
3
5 5
2 Rancangan Surat Ketetapan Pajak
4
5
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Setor*
Penatausahaan Penerimaan
BKP pembantu
uang
Disampaikan ke BUD
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Mekanisme penerimaan kas melalui bank selain bank kasda
Wajib pajak melakukan pembayaran sesuai SKP kepada
bank selain bank kasda sesuai dengan rekening BKP yang telah
ditentukan dan diotorisasi oleh kepala daerah. Bank kemudian
melakukan pengecekan data pemda mengenai jumlah SKP WP
yang terutang. Setelah sesuai kemudian bank menerbitkan STB
bank untuk WP sebagai tanda bukti telah melakukan pembayaran,
dan surat konfirmasi bank untuk BKP. pihak bank kemudian
melakukan kliring dengan bank kasda, dan kemudian bank kasda
menerbitkan nota kredit yang kemudian disampaikan kepada BUD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar II.6 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – Bank Lain (PP/No.55 Tahun 2008)
Penatausahaan Penerimaan oleh
BKP
Wajib Pajak
Surat Ketetapan 2 Pajak Daerah
verifikasi
Bendahara Penerimaan
3
3
Bank Lain
uang
Penerimaan dan penyimpanan sementara
Surat konfirmasi bank
kliring
uang
Bank Kasda
Nota Kredit
uang
Penerimaan dan penyimpanan kas daerah
Nota Kredit
Disampaikan ke BUD
1
2 4
4
Konfirmasi pada BKP
Surat konfirmasi bank
Kliring
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Pembayaran
uang
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
1
2
Tanda Bukti Pembayaran Lunas
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4) Mekanisme penerimaan kas melalui bank selain bank kasda
Wajib pajak melakukan pembayaran sesuai SKP kepada
bank kasda. Bank kasda melakukan pengecekan data pemda
mengenai jumlah SKP WP yang terutang. Setelah sesuai kemudian
bank menerbitkan STB bank kasda untuk WP sebagai tanda bukti
telah melakukan pembayaran, dan surat konfirmasi bank kasda
untuk BKP. Kemudian bank kasda menerbitkan nota kredit yang
kemudian disampaikan kepada BUD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar II.7 Prosedur penerimaan pajak hotel dan restoran – Bank Kasda (PP/No.55 Tahun 2008)
Wajib Pajak
3
Bank Kasda
uang
Penerimaan dan penyimpanan kas daerah
1
Nota Kredit
Surat konfirmasi bank
Surat Ketetapan 2 Pajak Daerah
verifikasi
Penatausahaan Penerimaan oleh
BKP
3
Bendahara Penerimaan
Surat konfirmasi bank
2
BUD
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Pembayaran
uang
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
1 Surat Ketetapan Pajak Daerah
1
2
Tanda Bukti Pembayaran Lunas
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran oleh BKP
pembantu
STS terotorisasi bank, SKP, dan STB diterima oleh BKP
pembantu atas transaksi pembayaran melalui BKP pembantu.
kemudian berdasarkan sumber tersebut BKP pembantu melakukan
verifikasi dan penatausahaan kas masuk, mencatat dalam BKU
penerimaan pembantu dan buku penerimaan rekapitulasi penerimaan
pembantu, dan terakhir membuat laporan pertanggungjawaban BKP
pembantu yang kemudian diserahkan ke BKP untuk diproses lebih
lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar II.8 Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran oleh BKP pembantu
Bendahara Penerimaan Pembantu
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah
Verifikasi dan Penatausahaan Penerimaan oleh Bendahara Pembantu
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah BKU penerimaan
Pembantu Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu
1
1
BKU penerimaan Pembantu Buku Rekapitulasi
Penerimaan Harian Pembantu
Membuat Surat Pertanggungjawaban
Penerimaan Pembantu
Surat Pertanggungjawaban Penerimaan Pembantu
2
Bendahara Penerimaan
3
Surat Pertanggungjawaban Penerimaan Pembantu
Arsip yang diperoleh atas penerimaan kas oleh BKP Pembantu
Penatausahaan Penerimaan oleh
BKP
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d. Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran oleh BKP
Dari dokumen STS terotorisasi bank, SKP serta STB yang
diterima melalui transaksi pembayaran melalui BKP, bank selain bank
kasda dan bank kasda, kemudian BKP melakukan verifikasi dan
penatausahaan penerimaan dan mencatatnya kedalam buku penerimaan,
buku rekapitulasi penerimaan harian dan buku pembantu. Berdasarkan
pencatatan tersebut beserta lampiran dokumen pendukung dan SPJ
penerimaan pembantu yang telah diterima, kemudian BKP membuat
SPJ penerimaan berjumlah 3 lembar. lembar 1 diarsip tetap dan lembar
2, 3 diarsip sementara, untuk proses pertanggungjawaban BKP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar II.9 Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran oleh BKP
Dok Pelaksanaan Pendapatan Daerah melalui BKP, Bank Lain dan Bank Kasda
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah
Verifikasi oleh Penatausahaan Penerimaan
Bendahara Penerimaan
Buku Penerimaa
Buku Pembantu
B.R.P.H
pembukuan
1
SPJ Penerimaan Pembantu
Penatausahaan Penerimaan oleh Bendahara Pembantu
1
Buku Penerimaa
Buku Pembantu
B.R.P.H
pembukuan
SPJ Penerimaan Pembantu
Pembuatan SPJ Penerimaan (3 lb)
SPJ Penerimaan Pembantu 3
2 1
SPJ
Penerimaan
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah
Pertanggungjawaban penerimaan kas oleh BKP
Surat Konfirmasi Bank
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
e. Pertanggungjawaban penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
Penatausahaan BKP berakhir dengan pembuatan SPJ. SPJ yang
telah diarsip sementara tersebut kemudian diserahkan ke PPK SKPD
untuk diverifikasi. Apabila tidak disetujui maka SPJ dikembalikan
kembali ke penatausahaan penerimaan kas dan apabila disetujui maka
SPJ tersebut ditandatangani oleh PPK SKPD, lembar 2 diarsip dan
lembar 3 diteruskan ke pengguna anggaran untuk diotorisasi dan
kemudian diserahkan ke bagian BUD. SPJ yang diterima BUD
kemudian diferifikasi dan dievalusi dengan dokumen SKP lembar 3
yang diterima dari pengguna anggaran dan nota kredit yang diterima
dari bank. Apabila terjadi perbaikan maka SPJ tersebut dikembalikan
kembali ke penatausahaan penerimaan kas dan apabila disetujui maka
BUD membuat surat pengesahan BUD 2 lembar, lembar 1 untuk
pemberitahuan kepada BKP bahwa SPJ telah disetujui dan lembar 2
untuk PPKD sebagai arsip, sedang SPJ yang telah disahkan kemudian
dilanjutkan ke akuntasi SKPKD untuk di jurnal dengan akuntansi
pengeluaran daerah, aset, dan selain kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar II.10 Pertanggungjawaban Pajak Hotel dan Restoran oleh Bendahara Penerimaan (PERMENDAGRI/No.55 Tahun 2008)
3
2
SPJ
Penerimaan
PPK SKPD Pengguna Anggaran
3
SPJ
Penerimaan
otorisasi
3
SPJ
Penerimaan
4
1
Surat
Pengesahan
verifika
ya tidak
Bendahara Penerimaan
3
2
Penatausahaan penerimaan
1
1
2
2
3
3 5
6
tandatangan
3
2
SPJ
Penerimaan selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar II.10 Pertanggungjawaban Pajak Hotel dan Restoran oleh BKP (PERMENDAGRI/No.55 Tahun 2008) (lanjutan)
Akuntansi SKPKD
4
3
SPJ
Penerimaan
Verifikasi, analisis, evaluasi dan pengesahan
3
SPJ
Penerimaan
2
1
Surat
Pengesahan SPJ
6
Bendahara Umum Daerah
Verifikasi, Evaluasi dan Analisis utk
Rekonsiliasi ya
tidak
Perbaikan SPJ
5
3
SKP
Nota Kredit
7
PPKD
7
2
Surat
Pengesahan SPJ
Membuat surat pengesahan SPJ BUD
N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
C. Pelaksanaan Sistem Penerimaan Kas Sektor Pajak Hotel Dan Restoran
Studi Kasus DPPKA Pemerintah Dati II Kabupaten Pekalongan
Pelaksanaan dari sistem Penerimaan Kas Sektor Pajak Hotel Dan
Restoran Studi Kasus DPPKA Pemerintah Dati II Kabupaten Pekalongan
adalah sebagai berikut.
1. Bagian yang terkait
a. Bagian Pendataan
Bagian pendataan bertugas melakukan pendataan pada calon
wajib pajak.
b. Bagian Penetapan Pajak Dan Otorisasi SPJ (Pengguna Anggaran)
Bagian penetapan bertugas menetapkan berapa besarnya pajak
terutang wajib pajak berdasarkan data-data dari bagian pendataan.
Penetapan pajak dilakukan oleh pengguna anggaran, sedangkan bagian
otorisasi salah satunya melakukan otorisasi SPJ lembar 2 (dua) dan 3
(tiga) yang sebelumnya telah di cek/proses oleh bagian PPK SKPD.
c. Bagian Bendahara Khusus Penerimaan
Bendahara khusus penerimaan bertugas melakukan proses
penatausahaan segala macam transaksi yang berhubungan dengan
penerimaan kas.
d. PPK SKPD
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD bertugas melakukan
pembukuan seluruh transaksi penerimaan kas maupun pengeluaran kas
daerah, akuntansi asset dan selain asset pada lingkup SKPD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pembukuan PPK SKPD berupa laporan keuangan SKPD, neraca saldo
SKPD, dan catatan atas laporan keuangan .
e. Bendahara Umum Daerah
BUD berfungsi melakukan pembukuan pada seluruh transaksi
Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) maupun SKPKD.
f. Bagian Akuntansi
Berfungsi membuat laporan keuangan daerah berdasarkan data
dari transaksi surat pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
yang telah diotorisasi dan verifikasi oleh pihak berwenang.
g. Bagian penyimpanan (BPD selaku bank kasda dan bank lain)
Bank Kasda merupakan tempat penyimpanan seluruh keuangan
daerah. Bank Kasda yang ditunjuk adalah Bank Pembangunan Daerah
(BPD). Selain Bank BPD, bank lain juga merupakan tempat
penyimpanan kas daerah meski hanya sementara. Selain sebagai
tempat penyimpanan, bank juga berfungsi sebagai sarana tempat
pembayaran pajak.
2. Dokumen yang digunakan
Formulir terkait dalam prosedur penerimaan kas dari sektor
pendapatan pajak hotel dan restoran diantaranya sebagai berikut.
a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)
Formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan pada wajib
pajak atas pendapatan bersih dari usaha restoran dan perhotelannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Kartu data
Suatu lembaran yang berisi salinan pendapatan bersih dari
SPPD pada wajib pajak dari tahun ke tahun.
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
Formulir yang berisikan jumlah pajak terutang wajib pajak
yang sudah ditetapkan oleh pengguna anggaran.
d. Surat pembayaran pajak yang sah (SSPD, slip setor bank(WP), dll)
Formulir yang menunjukkan bahwa wajib pajak sudah
melaksanakan kewajibannya yaitu membayar pajak hotel dan restoran
terutang pada pemerintah daerah.
e. Surat Tanda Setor (STS)
Dokumen ini digunakan untuk menyetor penerimaan daerah
dari BKP ke rekening Kas Daerah di Bank.
f. Nota Kredit Bank
Dokumen ini digunakan oleh Bank untuk memberitahukan
adanya transfer ke rekening Kas Daerah.
3. Catatan yang Digunakan
Catatan terkait dalam prosedur penerimaan kas dari sektor
pendapatan pajak hotel dan restoran diantaranya sebagai berikut.
a. Buku Penerimaan dan Penyetoran
Buku Penerimaan dan Penyetoran merupakan catatan atas
transaksi kas masuk yang telah diterima oleh BKP sebelum disetor ke
bank dan setelah menyetor ke bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b. Buku rekapitulasi penerimaan harian
Buku yang dipergunakan untuk mencatat dan menggolongkan
transaksi atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas
berdasarkan RPH yang dilampirkan oleh Rekap Setoran.
c. Buku pembantu
Buku pembantu merupakan catatan akuntansi yang berfungsi
memberikan informasi rinci dari suatu rekening yang terkait dengan
Pendapatan Asli Daerah, yang diringkas dalam buku besar rekap
setoran atau bukti pendukung lainya yang sah. Pencatatan dalam buku
pembantu diuraikan berdasarkan rincian objek pendapatan.
d. Register RPH
Buku BUD yang digunakan untuk mencatat penerimaan kas
daerah berdasarkan dokumen Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH)
4. Uraian prosedur yang membentuk sistem
Prosedur sistem penerimaan kas dari sektor pajak atas hotel dan
restoran pada DPPKAD Pemkab Pekalongan secara kronologis antara lain
sebagai berikut.
a. Pelaksanaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
berdasarkan data WP kemudian pengguna anggaran melakukan
perhitungan dan menetapkan besarnya pajak terutang dengan
menerbitkan SKP berjumlah 3 lembar, lembar 1 untuk WP, lembar 2
untuk BKP dan lembar 3 untuk BUD untuk arsip sementara. Dari SKP
yang telah diditerima kemudian WP melakukan pembayaran pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
terutangnya sesuai dengan besar nominal di SKP lembar 1. Kemudian
BKP menerima uang dan mencocokkan dengan SKP lembar 2, setelah
itu mencatatnya ke dalam akun debet dalam buku penyetoran dan
pengeluaran. Kemudian BKP membuat STB 2 lembar, lembar 1
sebagai tanda bukti WP telah melakukan pembayaran pajak kepada
BKP dan lembar 2 untuk diteruskan ke prosedur penatausahaan BKP
bersamaan dengan SKP lembar 2. Setelah itu BKP membuat STS
untuk penyetoran ke bank kasda sekurang-kurangnya dalam waktu 24
jam sejak disetorkannya pajak oleh WP. Dari transaksi penyetoran STS
ke bank kasda ini BKP memperoleh STS terotosisasi bank yang
kemudian berlanjut ke penatausahaan penerimaan kas oleh BKP dan
nota kredit yang diterbitkan oleh bank kasda untuk BUD. Dari STS
terotorisasi bank yang telah diterima, kemudian BKP mencatat dalam
buku penerimaan dan penyetoran pada sisi kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar II.11 Pelaksanaan Penetapan Dan Pembayaran Pajak Hotel dan Restoran
Wajib Pajak
1 SKPD
Membayar pajak hotel
dan restoran berdasarkan
SKPD
1 SKPD
uang
1 Surat tanda pembayaran sah
2 7
BPKKD PPKD
Perhitungan Proyeksi PAD
Rancangan Surat Ketetapan Pajak
1
1
Rancangan Surat Ketetapan Pajak
4
3 SKP
3
2 1
Surat Ketetapan Pajak
2 4
BPKKD Sub Bidang Pendapatan (PAD)
BUD (Sie Pendanaan)
Nota Kredit
Mencatat dalam Reg Kas
Masuk/Penerimaan Kas
Nota Kredit
10
5
3
Mendistribusikan SKP dari
rancangan
Merancang SKP
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar II.11 Pelaksanaan Penetapan Dan Pembayaran Pajak Hotel dan Restoran (Lanjutan)
Penatausahaan penerimaan
Surat Tanda Setor
Bendahara Penerimaan
uang
Verifikasi dan pengisian ke Buku Penerimaan (+) dan Penyetoran (-)
2
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
Surat Tanda Setor
uang
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
6 5
6
8
3
2 Rancangan Surat Ketetapan Pajak
9
1 Tanda Bukti Pembayaran Lunas
2 Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Setor*
Surat Tanda Setor
Bank Kasda
Surat Tanda Setor
uang
Penerimaan, saving, otorisasi
Surat Tanda Setor*
Nota Kredit
Disampaikan ke BUD
8
9 10
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Penatausahaan penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
Dari dokumen STS terotorisasi bank, SKP serta STB yang
diterima melalui transaksi pembayaran melalui BKP atau tanda bukti
pembayaran lain yang disahkan, kemudian BKP melakukan verifikasi
dan penatausahaan penerimaan dan mencatatnya kedalam buku
penerimaan, buku rekapitulasi penerimaan harian dan buku pembantu.
Berdasarkan pencatatan tersebut beserta lampiran dokumen pendukung,
kemudian BKP membuat SPJ penerimaan berjumlah 3 lembar. lembar
1 diarsip tetap dan lembar 2, 3 diarsip sementara, untuk proses
pertanggungjawaban BKP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar II.12 Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran oleh BKP
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah
Verifikasi oleh Penatausahaan Penerimaan
Bendahara Penerimaan
Buku Penerimaa
Buku Pembantu
B.R.P.H
pembukuan 3
2
1
SPJ
Penerimaan
Surat Tanda Setor
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Tanda Bukti Pembayaran yang Sah
Pembuatan SPJ Penerimaan (3 lb)
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Pertanggungjawaban penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran
Penatausahaan BKP berakhir dengan pembuatan SPJ. SPJ yang
telah diarsip sementara tersebut kemudian diserahkan ke PPK SKPD
untuk diverifikasi. Apabila tidak disetujui maka SPJ dikembalikan
kembali ke penatausahaan penerimaan kas dan apabila disetujui maka
SPJ tersebut ditandatangani oleh PPK SKPD, lembar 2 diarsip dan
lembar 3 diteruskan ke pengguna anggaran untuk diotorisasi dan
kemudian diserahkan ke bagian BUD. SPJ yang diterima BUD
kemudian diverifikasi dan dievalusi ulang dengan dokumen SKP
lembar 3 yang diterima dari pengguna anggaran dan nota kredit yang
diterima dari bank. Apabila terjadi perbaikan maka SPJ tersebut
dikembalikan kembali ke penatausahaan penerimaan kas dan apabila
disetujui maka BUD membuat surat pengesahan BUD 2 lembar,
lembar 1 untuk pemberitahuan kepada BKP bahwa SPJ telah disetujui
dan lembar 2 untuk PPKD sebagai arsip, sedang SPJ yang telah
disahkan kemudian dilanjutkan ke akuntasi SKPKD untuk di jurnal
dengan akuntansi pengeluaran daerah, aset, dan selain kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar II.13 Pelaksanaan Pertanggungjawaban Penerimaan atas Pajak Hotel Dan Restoran oleh BKP
3
2 SPJ Penerimaan
PPK SKPD Subbag Keu Pengguna Anggaran
3 SPJ Penerimaan
3 SPJ Penerimaan
4
1 Surat Pengesahan SPJ
verifikasi
ya tidak
Bendahara Penerimaan
3
2
SPJ
Penerimaan
Penatausahaan penerimaan
1
1
2
2
3
3 5
6
otorisasi
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar II.13 Pelaksanaan Pertanggungjawaban Penerimaan atas Pajak Hotel Dan Restoran oleh BKP (Lanjutan)
4
3 SPJ Penerimaan
3
SPJ
Penerimaan
2 1
Surat Pengesahan SPJ
6
Bendahara Umum Daerah (Sie Pendanaan)
ya
tidak
Perbaikan SPJ
5
3
SKP
Nota Kredit
7
PPKD
7
2 Surat Pengesahan SPJ
Bidang Akt SKPKD
8
8
3 SPJ Penerimaan
Laporan keuangan
daerah
Verifikasi, analisis, evaluasi dan pengesahan
N
Verifikasi, Evaluasi dan Analisis utk Rekonsiliasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
D. Evaluasi Sistem Penerimaan Kas Dari Sektor Pajak Hotel Dan Restoran
Studi Kasus DPPKA Pemerintah Dati II Kabupaten Pekalongan
Dalam melakukan evaluasi kinerja pada suatu manajemen organisasi,
tahap evaluasi sistem merupakan tahap yang paling menentukan dalam
keseluruhan tahap pengembangan sistem akuntansi. Berikut adalah evaluasi
sistem penerimaan kas pajak hotel dan restoran pada DPPKAD Pemkab
Pekalongan :
a. Fungsi yang terkait
Pembagian tanggung jawab fungsional yang baik dalam
organisasi menurut Mulyadi (2001:165) adalah bahwa fungsi operasi
dan penyimpanan harus dipisah dari fungsi akuntansi. Selain itu setiap
aktivitas memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki
kewenangan untuk melakukan kegiatan tersebut dan yang terpenting
bahwa suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Sistem penerimaan kas dari pajak hotel dan restoran pada
DPPKA Kabupaten Pekalongan terdapat bagian terkait didalam
pelaksanaannya, antara lain seperti bagian pengeluaran dokumen dan
penetapan pajak seperti BPKKD subbag pendanaan dan PPKD daerah,
bagian penerimaan kas serta penatausahaan keuangan SPJ oleh BKP,
bagian penyimpanan yaitu bank kasda, verifikasi SPJ oleh PPK SKPD,
otorisasi oleh pengguna anggaran, penatausahaan SPJ terakhir sebelum
laporan keuangan oleh BUD, penerbitan surat pengesahan SPJ oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
PPKD dan pencatatan keseluruhan transaksi ke dalam laporan
keuangan oleh bidang akuntansi SKPKD. Masing-masing bagian
mempunyai fungsi yang berbeda namun saling terkait, saling
mengawasi dan sudah terorganisir dengan baik.
Sistem penerimaan kas atas pajak hotel dan restoran pada
DPPKAD Pemkab Pekalongan sepenuhnya belum sesuai dengan
Permendagri Nomor 55 Tahun 2008. Didalam Sistem penerimaan kas
atas pajak hotel dan restoran, DPPKAD Pemkab Pekalongan belum
mempergunakan fungsi BKP pembantu karena belum sepenuhnya
diperlukan dalam membantu aktivitas BKP. Selain itu mekanisme
pembayaran hanya bisa dilakukan melalui BKP dan tidak bisa secara
langsung melalui fungsi bank tidak seperti pada peraturan Permendagri
Nomor 55 Tahun 2008.
b) Dokumen yang digunakan
Dalam sistem penerimaan kas pajak hotel dan restoran, mulai
dari prosedur pendapatan hingga pembukuan dan pelaporan
penerimaan kas menggunakan formulir yang pengeluarannya telah
melalui otorisasi dari bagian berwenang. Mulai dokumen penting dari
SPPD/SPTPD dan SKPD yang dikeluarkan oleh BPKKD dan PPKD
selaku bidang pendataan dan penetapan, STS dan STB yang
dikeuarkan oleh BKP dan bank hingga SPJ dan surat pengesahan SPJ
oleh BUD dan PPK SKPD subbag keuangan. STB, STS/slip, rekap slip
setoran bank dan surat pertanggungjawaban yang tentunya telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
melalui otorisasi masing-masing pihak berwenang seperti pihak bank,
kepala bidang, kepala BUD yang berwenang dan kepala dinas DPPKA.
Masing-masing dokumen mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
seperti SKP untuk pemberitahuan jumlah pajak terutang WP, STB
untuk membuktikan bahwa WP telah melakukan pembayaran, STS
sebagai tanda bukti bahwa BKP telah melakukan pembayaran ke bank
kasda, SPJ sebagai pertanggungjawaban laporan oleh BKP, dan
pengesahan SPJ sebagai bukti bahwa SPJ yang telah dibuat telah valid
untuk dilanjutkan ke laporan keuangan oleh subbag akuntansi SKPKD.
Semua dokumen utama yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas pajak hotel dan restoran pada DPPKA Kabupaten
Pekalongan sudah menggunakan nomor urut tercetak, Sehingga
pengendalian pemakainnya dapat lebih transparan dan
dipertanggungjawabkan oleh masing masing fungsi karena tidak bisa
dilakukannya penggandaan dokumen. Selain itu terdapat perbedaan
warna dalam tiap dokumen sehingga dapat dihafal dengan mudah.
Menurut Mulyadi (2008:167) dengan adanya dokumen bernomor urut
tercetak, maka akan dapat menetapkan pertanggungjawaban
terlaksananya transaksi untuk menciptakan praktik yang sehat.
c) Catatan yang digunakan
Catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pajak
hotel dan restoran pada DPPKA Kabupaten Pekalongan sudah cukup
baik. Pencatatan-pencatatan di masing-masing fungsi terkait
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mempunyai fungsi yang berbeda-beda namun saling terkait. Hasil
pencatatan diantaranya berupa buku penerimaan dan penyetoran yang
membuktikan adanya kas masuk oleh BKP dan penyetoran oleh BKP
ke bank, BRPH sebagai hasil dari pencatatan atas transaksi yang
mengakibatkan terjadinya penerimaan kas berdasarkan RPH, buku
pembantu sebagai penunjang catatan lainnya yang berfungsi
memberikan informasi rinci dari rekening terkait yang diringkas dalam
BRPH. Selain itu hampir di tiap-tiap pencatatan di setiap fungsi
menggunakan komputer dan sudah merupakan otorisasi masing-
masing bagian. Selain itu ter-SOP untuk dilakukan pencatatan sesegera
mungkin tiap ada transaksi masuk dan berdasarkan urutan waktu,
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan kecil
karena tidak terlalu banyak pencatatan yang menumpuk. Menurut
Mulyadi (2008:166) catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan
keandalan yang tinggi akan menghasilkan dokumen pembukuan yang
dapat dipercaya, sehingga dapat menjadi masukan bagi proses
akuntansi.
d) Jaringan yang membentuk sistem
Adanya pemisahan fungsi terkait, otorisasi penggunaan
dokumen, pencatatan aktivitas sudah merupakan sebuah jaringan
sistem (Mulyadi, 2008:164). Jaringan sistem yang terdapat dalam
DPPKAD Kabupaten Pekalongan telah tersusun dengan baik, secara
kronologis dimulai dari proses pendataan dan penetapan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
menhasilkan SKP, penerimaan kas atas pajak terutang WP
menghasilkan STB dan pencatatan kedalam buku penerimaan dan
penyetoran, penyetoran ke bank kasda menghasilkan STS terotorisasi
bank dan pencatatan penerimaan dan penyetoran atas bank,
penatausahaan BKP yang menghasilkan SPJ, verifikasi PPK SKPD
dan otorisasi pengguna anggaran yang merupakan kegiatan koreksi dan
otorisasi atas SPJ, verifikasi BUD, pengesahan SPJ oleh PPKD
menghasilkan surat pengesahan SPJ hingga pencatatan laporan
keuangan oleh bidang akuntansi SKPKD. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa jaringan prosedur di dalam DPPKA Kabupaten
Pekalongan sudah cukup baik Karena telah tersusun dengan rapi dan
secara kronologis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB III
TEMUAN Berdasarkan evaluasi mengenai sistem akuntansi penerimaan kas pajak
hotel dan restoran studi kasus pada DPPKAD Pemkab Pekalongan, penulis
menemukan temuan berupa kelebihan dan kelemahan pada sistem akuntansi
tersebut. Adapun temuan tersebut adalah sebagai berikut.
A. KELEBIHAN
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas pajak hotel dan restoran pada
Pemkab Pekalongan terdapat beberapa temuan kelebihan, antara lain :
1. Prosedur pelaksanaan sistem penerimaan pajak hotel dan restoran di
DPPKAD Pemkab Pekalongan telah terdapat pemisahan fungsi yang jelas
dari masing-masing bagian. Adanya pemisahan fungsi tersebut
menghasilkan keefektifan didalam melaksanakan tugas perusahaan.
2. Hampir dalam setiap fungsi terkait mengarsip dokumen yang diperlukan.
Penggunaan dokumen yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan
diotorisasi pihak yang berwenang, sehingga dapat menghasilkan dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya.
3. Pencatatan tiap transaksi dilakukan oleh bagian-bagian yang
berwenang/terkait sehingga dapat dipertanggungjawabkan oleh masing-
masing bagian terkait. Dengan adanya tanggung jawab pada masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
masing bagian pada setiap pencatatan transaksi. maka akan tercipta
pengendalian intern yang baik (Mulyadi, 2001:165).
4. Setiap bagian mempunyai data perekaman lewat computer yang tersistem
untuk kewenangan masing-masing bagian. Dengan adanya sistem tersebut,
meski server terhubung ke seluruh departemen/bagian yang bersangkutan
dimungkinkan semua bagian memungkinkan dapat mempunyai arsip-arsip
tersendiri yang berhubungan dengan kewenangan masing-masing bagian
dan dapat dirahasiakan.
5. Semua dokumen dan catatan mengenai kas masuk dibandingkan (dicek)
secara periodik. Baik oleh fungsi terkait yang melakukan fungsi otorisasi
ataupun unit independen seperti BPK.
B. KELEMAHAN
Dari evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas pajak hotel dan restoran
studi kasus pada DPPKAD Pemkab Pekalongan, penulis menemukan
kelemahan. Adanya kelemahan dalam sebuah sistem tentunya akan
menimbulkan dampak negatif yang segera harus diperbaiki. Kelemahan
tersebut antara lain :
1. Pembayaran pajak kurang praktis karena hanya bisa dilakukan melalui
BKP, tidak seperti peraturan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 bisa
melalui BKP, BKP Pembantu dan Bank.
2. Pekerjaan BKP menjadi terlalu berat, karena seluruh penerimaan pajak dan
retribusi dilakukan oleh BKP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan evaluasi di atas, sistem penerimaan kas pajak hotel dan
restoran pada DPPKA Kabupaten Pekalongan dinilai sudah cukup baik. Dari
sistem tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa sistem pemungutan pajak hotel
dan restoran yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah selaku pemungut pajak dengan sistem pemungutan
yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 6 dan 24 Tahun 2008 memiliki
perbedaan sedikit dengan MAPENDA yang telah ditetapkan oleh Mendagri
(PP/No.55 Tahun 2008), namun langkah tersebut dilakukan tentunya dengan
tujuan untuk lebih mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak
hotel dan restoran.
B. SARAN
Agar pendapatan sektor pajak hotel dan restoran terus meningkat,
berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan
rekomendasi sebagai berikut.
1. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset hendaknya
mempermudah sistem pemungutan yang digunakan terutama dalam cara
pembayaran pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Menerapkan sanksi yang tegas dalam pelaksanaan pemungutan pajak
khususnya kepada para wajib pajak yang tidak mematuhi peraturan dan
juga kepada petugas pemungut.
3. Petugas fiskus memberikan informasi kepada objek pajak apabila sewaktu-
waktu terdapat perubahan mengenai segala peraturan yang berkaitan
dengan tata cara pembayaran pajak sehingga wajib pajak memiliki
anggapan bahwa sistem pemungutan berjalan dengan transparan.
4. Memperketat pengawasan terhadap obyek pajak hotel dan restoran.
5. Mengadakan sosialisasi pajak hotel dan restoran kepada para pegawai dan
wajib pajak.
6. Melakukan promosi daerah agar menarik para pengunjung, wisatawan dan
investor.
7. Meningkatkan pembangunan daerah, pengembangan kota, tata letak kota
yang baik, nilai budaya dan tempat-tempat wisata.