EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang...

79
EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT PADA RS. NIRMALA SURI SUKOHARJO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Oleh : WAHYU SUCININGSIH NIM F3307007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang...

Page 1: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT

PADA RS. NIRMALA SURI

SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

WAHYU SUCININGSIH

NIM F3307007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah RS. Nirmala Suri Sukoharjo

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo merupakan pengembangan dari

Klinik Spesialis pada tahun 1986. Mengingat kebutuhan masyarakat akan

tempat pelayanan serta terbukti dengan banyaknya jenis penyakit yang

harus ditangani, maka Rumah Sakit Khusus THT Nirmala Suri

dikembangkan ke arah rumah sakit umum.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka didirikanlah Rumah Sakit

Umum Nirmala Suri, pada tanggal 10 Oktober tahun 1989 diresmikan oleh

Gubernur Jawa Tengah. Rumah Sakit Nirmala Suri diresmikan

berdasarkan dengan SK Menteri Kesehatan No.0360/Yanmed/SK/IV/1991

menjadi Rumah Sakit Umum Nirmala Suri dan dengan semakin

berkembangnya pelayanan di bidang kesehatan yang dituntut pelayanan

yang semakin banyak bermunculan pelayanan dasar kesehatan yang

bermutu dan profesional, sehingga pada tanggal 17 Februari 1999 dengan

Keputusan Menteri Kesehatan RS. Nirmala Suri terakreditasi penuh lima

bidang pelayanan dengan tipe atau kelas Pratama. Pada bulan Mei 2005

untuk kedua kalinya RS. Nirmala Suri Sukoharjo telah terakreditasi

dengan lima bidang pelayanan. Lima bidang pelayanan tersebut antara lain

1

Page 3: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

3

adalah pelayanan administrasi, pelayanan IGD, pelayanan medik,

pelayanan rekam medik, dan pelayanan keperawatan.

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo merupakan salah satu badan

usaha dari Yayasan Bhakti Mulia yang beralamatkan di Jl. Raya Solo-

Sukoharjo Km. 9 Sukoharjo.

2. Kedudukan dan Status RS. Nirmala Suri Sukoharjo

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo merupakan salah satu badan

usaha dari Yayasan Bhakti Mulia yang bergerak dalam bidang pelayanan

kesehatan dan kegiatan sosial. Segala aktivitas dan kegiatan RS. Nirmala

Suri Sukoharjo dipertanggungjawabkan kepada Yayasan Bhakti Mulia

melalui Badan Pelaksana Pelayanan Kesehatan (BPPK).

Status RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Rumah Sakit Umum Swasta

dengan Tipe Pratama. Rumah sakit umum swasta tipe pratama adalah

rumah sakit swasta yang melakukan pelayanan medik dasar.

3. Profil RS. Nirmala Suri Sukoharjo

a. Kepemilikan : Yayasan Bhakti Mulia Sukoharjo

b. Kelas : PRATAMA

c. Jumlah gedung : 12 Unit

d. Luas Tanah : 6577 m2

e. Luas Bangunan : 3.343,6 m2

f. Kapasitas : 56 Tempat Tidur

Page 4: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

4

g. Alamat : Jl. Solo-Sukoharjo Km. 9 Sukoharjo

h. Kecamatan/Kabupaten : Sukoharjo

i. Propinsi : Jawa Tengah

RS. Nirmala Suri Sukoharjo mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak

162 orang yang terdiri dari sebagai berikut:

a. Dokter Umum : 8 Orang

b. Dokter Spesialis : 26 Orang

c. Psikologi : 2 Orang

d. Apoteker : 1 Orang

e. Paramedis Keperawatan : 37 Orang

f. Paramedis Non-Keperawatan : 24 Orang

g. Non Medis : 57 Orang

h. Pekarya Kesehatan : 7 Orang

4. Falsafah, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan RS. Nirmala Suri Sukoharjo

a. Falsafah

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo adalah perwujudan dari nilai

ketundukan dan ketaatan terhadap ajaran agama, serta pengabdian

terhadap bangsa dan negara, melalui perjuangan bidang kemanusiaan

dengan seluruh gerak nafas, aktivitas senantiasa diniatkan untuk

mendapatkan ridho Allah SWT.

Page 5: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

5

b. Visi

“Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

yang terpadu, bermutu, dan mandiri untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimal”.

c. Misi

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, cepat, dan

akurat sesuai dengan standar profesi.

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai kepuasan

pelanggan.

3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya rumah sakit

yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

d. Motto

“Upaya Kesehatan Adalah Bagian dari Ibadah Kami”.

e. Tujuan

1) Terwujudnya pelayanan prima di semua lingkup pelayanan.

2) Meningkatnya pelayanan yang berdaya saing tinggi untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan.

3) Terwujudnya peningkatan sumber daya rumah sakit untuk

meningkatkan pelayanan medis maupun non-medis.

Page 6: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

6

5. Kebijakan-Kebijakan RS. Nirmala Suri Sukoharjo

Dalam upaya mendukung tercapainya falsafah, misi, dan tujuan RS.

Nirmala Suri Sukoharjo yang telah ditetapkan, perlu adanya kebijakan-

kebijakan sebagai acuan pelaksanaan tugas atau kegiatan-kegiatan

pelayanan di RS. Nirmala Suri Sukoharjo. Adapun kebijakan-kebijakan

tersebut meliputi:

a. Pelayanan

Kebijakan pelayanan di RS. Nirmala Suri Sukoharjo meliputi:

1) Pelayanan Medis

2) Pelayanan Penunjang Medis

3) Pelayanan Keperawatan

4) Pelayanan Administrasi

5) Pelayanan Non-Medis

b. Administrasi dan Keuangan

Dalam upaya peningkatan pelayanan perlu adanya dukungan dari

Bagian Administrasi. Kebijakan yang diambil dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan dilakukan:

1) Peningkatan dan tertib administrasi

2) Terselenggaranya perencanaan dan pengendalian sistem

pengawasan oleh Satuan Pengawas Internal untuk keuangan,

ketenagaan, pengadaan alat dan obat serta pengembangan atau

pembangunan fisik rumah sakit

Page 7: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

7

c. Kerjasama dengan Instansi Lain

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo untuk dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya yang lebih luas perlu adanya kerjasama dengan

instansi lain untuk kepentingan pelayanan seperti PMI, Laboratorium

Prodia, dan lain-lain yang dituangkan dalam naskah perjanjian atau

kerjasama.

d. Prosedur Tetap (Protap)

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan dituntut terciptanya

suatu keserasian dan keseragaman dalam menjalankan tugas-tugas

pelayanan rumah sakit. Hal tersebut akan dapat tercipta apabila ada

prosedur tetap dalam menjalankan tugas tersebut.

Protap-protap yang diberlakukan di RS. Nirmala Suri Sukoharjo

sebagai berikut:

1) Administrasi dan Manajemen

2) Pelayanan Medis

3) Pelayanan Keperawatan

4) Pelayanan Rekam Medis

5) Pelayanan Gawat Darurat

6. Program Pelayanan RS. Nirmala Suri Sukoharjo

RS. Nirmala Suri Sukoharjo mempunyai beberapa program pelayanan,

antara lain sebagai berikut:

a. Rawat Jalan

Page 8: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

8

1) Poliklinik Spesialis THT

2) Poliklinik Spesialis Bedah

3) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan

4) Poliklinik Spesialis Anak

5) Konsultasi Psikologi

6) Konsultasi Gizi

b. Penunjang Medis

1) Rontgen/Radiologi

2) USG/ Ultra Sonografi

3) EKG/Electric Kardiografi

4) Laboratorium

5) Apotek

c. Pelayanan 24 Jam

1) Pelayanan Gawat Darurat

2) Laboratorium

3) Radiologi

4) Apotek

5) Pelayanan Informasi

6) Ambulance

d. Pelayanan Farmasi

1) Pelayanan Obat Apotek 24 Jam

2) Obat pasien rawat inap dengan sistem “Unit Dose Dispensing”

e. Home Care (kunjungan pasien ke rumah pasca perawatan)

Page 9: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

9

f. Pelayanan Konsultasi Gizi Rawat Inap dan Rawat Jalan

g. Pelayanan Griya Ibu dan Anak

1) Pelayanan Kesehatan Ibu

a) Kelurga Berencana (KB)

b) Antenatal Care (ANC)

c) Senam Hamil dan Nifas

d) Pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim

2) Pelayanan Bayi dan Anak

a) Imunisasi dasar yang dianjurkan

b) Konsultasi tumbuh kembang anak

c) Fisioterapi dan pijat bayi

d) Konsultasi gizi

h. Pelayanan Psikologi

1) Assesmen untuk recruitment, penempatan, promosi jabatan

2) Personal Development Training

3) Indoor/outdoor training dan outbond anak dan remaja

4) Konseling

5) Family Program

6) Konseling pra persalinan

7) Konseling pasca persalinan (Baby Blues)

8) Penjaringan anak-anak berkebutuhan khusus

9) Pemetaan potensi anak

Page 10: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

10

7. Struktur Organisasi RS. Nirmala Suri Sukoharjo

Suatu organisasi akan dapat berjalan apabila di dalamnya terdapat

struktur organisasi yang simpel, efektif, dan efisien yang mendukung

tujuan organisasi. Mengacu pada hal tersebut, berdasarkan Surat

Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Bhakti Mulia Nomor: 107 / SK-

YBM/V/2007 tertanggal 28 Mei 2007 ditetapkan struktur organisasi RS.

Nirmala Suri Sukoharjo. Struktur organisasi RS. Nirmala Suri Sukoharjo

untuk periode 2009-2010 adalah sebagai berikut:

Page 11: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

11

GA

MB

AR

I.1

St

rukt

ur O

rgan

isas

i RS.

Nir

mal

a Su

ri

Suko

harj

o P

erio

de 2

009-

2010

Page 12: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

12

8. Deskripsi Jabatan

Masing-masing jabatan dalam struktur organisasi yang berlaku di RS.

Nirmala Suri Sukoharjo mempunyai tugas dan wewenang tersendiri. Tugas

dan wewenang tersebut merupakan pedoman bagi pemegang jabatan untuk

dapat melakukan fungsinya dalam perusahaan dengan baik. Berikut ini

adalah deskripsi jabatan yang berlaku di RS. Nirmala Suri Sukoharjo:

a. Direktur

Adalah pejabat struktural tertinggi di RS. Nirmala Suri Sukoharjo,

berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan

Pengurus Yayasan Bhakti Mulia Sukoharjo.

Direktur mempunyai tugas mengkoordinir, melaksanakan,

mengawasi kegiatan pelayanan umum, administrasi, pengembangan

SDM, keuangan, serta pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit.

b. Komite Medis

Adalah wadah non struktural kelompok tenaga medis yang

bertugas membantu Direktur dalam menyusun dan memantau standar

pelayanan serta mengatur kewenangan profesi anggota SMF, diketuai

seorang dokter senior yang mempunyai kemampuan manajerial.

c. SPI

Berfungsi memberikan penilaian yang bebas dalam suatu

organisasi rumah sakit untuk menelaah atau mempelajari dan menilai

kegiatan-kegiatan rumah sakit guna memberi saran pada menejemen.

Page 13: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

13

d. Wakil Direktur

Adalah pejabat struktural di RS. Nirmala Suri Sukoharjo, berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

Wakil Direktur mempunyai tugas mengkoordinir, melaksanakan,

mengawasi kegiatan pelayanan umum, administrasi, pengembangan

SDM, keuangan, serta pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit

yang telah dilimpahkan oleh Direktur.

e. Manajer Pelayanan

Merupakan jabatan struktural yang dalam kegiatannya berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. Manajer Pelayanan

mempunyai tugas mengkoordinir, melaksanakan, mengawasi dan

mengendalikan kegiatan keperawatan, pelayanan medis, dan

penunjang medis.

f. Manajer Administrasi Umum

Merupakan pejabat struktural yang dalam pelaksanaanya di bawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur. Manajer Administrasi Umum

mempunyai tugas mengkoordinir, melaksanakan, mengawasi, dan

mengendalikan kegiatan pengelolaan di Bagian Administrasi Umum,

Pengembangan SDM, Bagian Bina Program dan Pemasaran, Bagian

Umum, untuk meningkatkan citra rumah sakit dalam memberikan

pelayanan.

Page 14: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

14

g. Manajer Keuangan

Merupakan pejabat struktural yang dalam pelaksanaanya di bawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur. Manajer Keuangan

mempunyai tugas mengkoordinir, melaksanakan, mengawasi dan

mengendalikan kegiatan pengelolaan pendapatan dan belanja rumah

sakit.

h. Kepala Bagian Pelayanan Medis

Merupakan pejabat struktural yang bersifat koordinatif yang dalam

kegiatannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Manajer

Pelayanan. Kepala Bagian Pelayanan Medis mengkoordinir semua

kebutuhan pelayanan medis, melaksanakan pemantauan, pengawasan,

penggunaan fasilitas kegiatan pelayanan medis serta pengendalian

penerimaan dan pemulangan pasien.

i. Kepala Bagian Keperawatan

Dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur melalui

Manajemen Pelayanan yang mempunyai fungsi untuk menciptakan

pelayanan keperawatan yang efektif, efisien, dan berkualitas serta

bertugas mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan

keperawatan di rumah sakit.

j. Kepala Bagian Penunjang Medis

Dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur melalui

Manajer Pelayanan. Berfungsi menciptakan kegiatan penunjang medis

untuk mencapai efektivitas, efisiensi, dan kualitas dalam upaya

Page 15: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

15

peningkatan mutu pelayanan serta memiliki tugas untuk mengatur dan

mengendalikan kegiatan pelayanan penunjang medis di rumah sakit.

k. Kepala Bagian Pemasaran dan Bina Program

Dalam kegiatannya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur melalui Manajer Administrasi Umum. Berfungsi dan

bertugas menciptakan kegiatan pemasaran dan program untuk

mencapai efektivitas, efisiensi dan kualitas dalam upaya

penyebarluasan informasi dan citra rumah sakit kepada masyarakat.

l. Kepala Bagian Pengembangan SDM

Dalam kegiatannya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur melalui Manajer Administrasi Umum. Berfungsi dan

bertugas untuk mengkoordinir, merencanakan, mengawasi,

mengendalikan pelaksanaan dan melakukan evaluasi serta

meninjaklanjuti kegiatan pengembangan SDM rumah sakit dalam

upaya pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kualitas yang optimal

dalam upaya meningkatkan administrasi kepegawaian, pendidikan, dan

pengembangan serta kesejahteraan pegawai.

m. Kepala Bagian Umum

Dalam kegiatannya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur melalui Manajer Administrasi Umum. Mempunyai

tugas dan fungsi dalam merencanakan pelaksanaan, pengaturan sistem

pengadaan dan distribusi, penggunaan, pemeliharaan serta

inventarisasi barang-barang milik rumah sakit, dan evaluasi serta

Page 16: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

16

tindak lanjut kegiatan di Bagian Umum dalam upaya pencapaian

efektivitas, efisiensi dan kualitas guna meningkatkan mutu pelayanan

di Bagian Umum.

n. Kepala Bagian Keuangan

Dalam kegiatannya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur melalui Manajer Keuangan. Kepala Bagian Keuangan

mempunyai fungsi dan tugas mengkoordinir, melaksanakan,

mengawasi, mengendalikan kegiatan di Bagian Keuangan dan

membuat prosedur dan sistem anggaran serta analisa dan desain

anggaran rumah sakit sesuai prosedur yang telah ditetapkan serta

mengumpulkan data-data dari/unit/seksi yang diperlukan untuk

penyusunan anggaran keuangan.

B. LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang ini kesehatan merupakan hal yang sangat penting,

sehingga banyak dibangun sektor pelayanan kesehatan berupa rumah sakit.

Secara otomatis hal tersebut menyebabkan persaingan antar rumah sakit

meningkat. Persaingan ini memotivasi mereka untuk secara bertahap

menciptakan strategi dan penyempurnaan kualitas pelayanan. Strategi dan

kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit berbeda-beda, sehingga setiap

rumah sakit mempunyai keunggulan masing-masing.

Usaha yang dapat ditempuh rumah sakit untuk mampu bersaing dengan

para kompetitornya adalah dengan cara memenuhi kelengkapan fasilitas

Page 17: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

17

rumah sakit, peningkatan pelayanan yang diberikan kepada pasien, dan

ketersediaan alat-alat penunjang medis yang memadai. Salah satu hal penting

yang pengelolaannya perlu memperoleh perhatian khusus adalah persediaan

obat, karena obat mempunyai peran vital dalam upaya kesembuhan pasien.

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo selalu berupaya untuk mencukupi

persediaan obat yang dibutuhkan oleh pasien agar fungsinya benar-benar

optimal. Persediaan harus direncanakan dan dikelola dengan baik, karena

apabila persediaan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berdampak

kurang baik untuk rumah sakit. Persediaan yang terlalu besar akan

menyulitkan rumah sakit dari segi biaya penyimpanan, batas kadaluarsa obat,

dan selain itu akan menyebabkan modal kerja yang ditanamkan pada

persediaan obat terlalu tinggi padahal seharusnya modal kerja tersebut dapat

dimanfaatkan untuk keperluan lain. Persediaan yang terlalu sedikit juga dapat

membahayakan, diantaranya kebutuhan obat tidak tercukupi sehingga pasien

bertambah parah atau mungkin tidak dapat diselamatkan.

Hubungannya dengan persediaan, RS. Nirmala Suri Sukoharjo melakukan

empat jenis pembelian persediaan, yaitu pembelian obat, pembelian peralatan

medis, pembelian peralatan non-medis, dan pembelian bahan makanan (gizi).

Dalam Tugas Akhir ini, penulis secara spesifik membahas tentang sistem

akuntansi pembelian obat. Perencanaan persediaan obat disusun oleh Instalasi

Farmasi setiap satu tahun berdasarkan data konsumsi tahun sebelumnya.

Pembeliannya direalisasikan secara rutin satu minggu sekali oleh Kepala Unit

Instalasi Farmasi dengan menggunakan sistem pembelian langsung kepada

Page 18: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

18

PBF yang telah ditunjuk. Penunjukan pemasok obat tersebut dilakukan setiap

dua tahun sekali.

Diperlukan sistem akuntansi yang baik dalam prosedur pembelian obat. Hal

ini bertujuan agar pelaksanaannya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien.

Selain itu, dalam pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan diperlukan

pengendalian internal yang memadai agar terwujud praktik yang sehat,

terhindar dari pencurian aset, kecurangan, penggelapan dan hal-hal lainnya

yang merugikan rumah sakit. Penting juga bagi rumah sakit untuk secara

berkala mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan yang ada pada sistem yang

dimiliki. Dengan mengenal kelebihannya, rumah sakit dapat mempertahankan

kelebihan tersebut dan semakin menyempurnakannya. Sementara untuk

kekurangannya, rumah sakit dapat melakukan tindakan perbaikan ke arah

yang lebih baik.

Penulis telah melakukan penelitian terhadap penerapan sistem akuntansi

pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo. Penulis menemukan

kelemahan atas sistem akuntansi pembelian obat yang diterapkan, yaitu tidak

adanya pemisahan fungsi yang memadai antara Fungsi Pembelian dengan

Fungsi Penerimaan dan Bagian Utang merangkap sebagai Kasir. Hal ini

mengidentifikasi bahwa telah terjadi praktik yang kurang sehat dalam sistem

yang telah dijalankan. Kelemahan lainnya yaitu belum diselenggarakan

dokumen yang memadai berupa Laporan Penerimaan Obat ketika obat yang

dipesan diterima oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Selain itu, Bagian

Utang belum menyelenggarakan dokumen berupa Bukti Kas Keluar dan

Page 19: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

19

catatan akuntansi berupa Kartu Utang yang sebenarnya akan sangat membantu

Bagian Utang dalam mencatat utang dan pelunasannya kepada masing-masing

PBF. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengetahui secara lebih lanjut dan mengadakan evaluasi tentang

sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo dan

menyusun Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM AKUNTANSI

PEMBELIAN OBAT PADA RS. NIRMALA SURI SUKOHARJO”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan

dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana prosedur pembelian obat yang diterapkan pada RS. Nirmala

Suri Sukoharjo?

2. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi pembelian

obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian obat yang diterapkan

pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo.

2. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi

pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo.

Page 20: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

20

3. Untuk mengevaluasi penerapan sistem akuntansi pembelian obat pada RS.

Nirmala Suri Sukoharjo.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memperdalam ilmu tentang sistem akuntansi pembelian

obat, sehingga lebih memantapkan penerapan teori dalam melaksanakan

praktik di dunia kerja.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan mampu memberikan sumbangan ide atau pemikiran dan

mengupayakan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh rumah sakit.

3. Bagi Pembaca

Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan yang

bermanfaat tentang hasil penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan

acuan penelitian selanjutnya.

Page 21: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

21

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang komplek, menggunakan

gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam

maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang

baik (Siregar, 2003).

Pada umumnya tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan untuk

pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 tugas

rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya

guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan

pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai

fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang

medik dan non-medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan

rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta

administrasi umum dan keuangan.

20

Page 22: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

22

Suatu sistem klasifikasi rumah sakit yang seragam diperlukan untuk

memberi kemudahan mengetahui identitas, organisasi, jenis pelayanan

yang diberikan, pemilik dan kapasitas tempat tidur. Disamping itu agar

dapat mengadakan evaluasi yang lebih tepat untuk suatu golongan rumah

sakit tertentu.

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria

sebagai berikut:

a. Klasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanan, rumah sakit terdiri dari:

1) Rumah Sakit Umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis

penyakit, memberikan pelayanan diagnosis dan terapi untuk

berbagai kondisi medik seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik,

psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya.

2) Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus merupakan rumah sakit yang memberikan

pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan

kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah, seperti

rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin, rumah sakit psikiatri,

rumah sakit pediatrik, rumah sakit mata, rumah sakit lepra, rumah

sakit tuberkolusis, rumah sakit ketergantungan obat, rumah sakit

rehabilitasi dan penyakit kronis.

Page 23: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

23

b. Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikan

Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit terdiri dari:

1) Rumah Sakit Pemerintah (Govermental Hospital)

Rumah Sakit Pemerintah yaitu rumah sakit milik pemerintah

baik pusat maupun daerah, departemen maupun badan usaha milik

negara. Misalnya rumah sakit pusat, rumah sakit umum daerah,

rumah sakit angkatan darat, rumah sakit angkatan laut, rumah sakit

kepolisian, rumah sakit pertamina, dan lain-lain.

2) Rumah Sakit Swasta (Non Govermental Hospital)

Rumah sakit swasta adalah rumah sakit milik swasta baik

perorangan maupun yayasan. Misalnya RS. Nirmala Suri

Sukoharjo, RS. PKU Muhammadiyah, RS. Dr. Oen Surakarta, RS.

Islam Surakarta, dan lain-lain.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 860b/Menkes/SK/XII/1987, rumah sakit swasta

dibagi menjadi:

a) Rumah sakit swasta pratama adalah rumah sakit swasta yang

melakukan pelayanan medik dasar.

b) Rumah sakit madya adalah rumah sakit swasta yang melakukan

pelayanan medik dasar dan spesialis dasar.

c) Rumah sakit swasta utama adalah rumah sakit swasta yang

melakukan pelayanan medik dasar, spesialistik dan sub

spesialistik.

Page 24: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

24

c. Klasifikasi berdasarkan status akreditasi

Berdasarkan status akreditasi, rumah sakit dapat dibedakan menjadi:

1) Rumah sakit yang telah diakreditasi

Rumah sakit yang telah terakreditasi adalah rumah sakit yang

telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui,

yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi

persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

2) Rumah sakit yang belum diakreditasi

Rumah sakit yang belum terakreditasi adalah rumah sakit yang

belum diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang

diakui.

2. Pengertian Sistem dan Prosedur

Istilah sistem merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Latin

(systēma) dan Bahasa Yunani (sustēma) yang artinya adalah himpunan

bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

tujuan bersama. Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang

terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur

adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa

orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

Page 25: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

25

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang (Mulyadi, 2008: 5).

b. Sistem menurut Steven A. Moscove dalam S.P Hariningsih (2006: 3)

adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling

berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

c. Sistem adalah (1) Entitas yang terdiri dari dua atau lebih komponen

atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. (2)

Perlengkapan atau program yang terdiri dari instalasi komputer

lengkap. (3) Program dan prosedur terkait yang menjalankan suatu

tugas dalam sebuah komputer (Marshall B. Romney, 2004: 473).

d. Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-

fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan

organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan

efisien (John Mc. Manama).

e. Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk

melaksanakan seperangkat tujuan (C.W. Churchman).

f. Prosedur menurut W. Gerald Cole dalam S.P Hariningsih (2006: 2)

adalah suatu urut-urutan pekerjaan biasanya melibatkan beberapa

orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya

perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan yang sering

terjadi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan

bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa bagian

Page 26: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

26

yang terkoordinasi dan saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, sedangkan

prosedur adalah urut-urutan kegiatan kronologis yang dilakukan oleh

beberapa bagian untuk menciptakan keseragaman penanganan suatu

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.

3. Pengertian Sistem Akuntansi

a. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan. Dari definisi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok

adalah formulir, catatan, yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku

pembantu, serta laporan (Mulyadi, 2008: 3).

b. Sistem akuntansi didefinisikan sebagai organisasi formulir, catatan,

dan laporan yang dikoordinir sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi akuntansi (Indra Bastian, 2006: 5).

c. Sistem akuntansi menurut Howard F. Settler dalam S.P Hariningsih

(2006: 3) adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur,

dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dalam bentuk

laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi

usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti

pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk

menilai hasil operasi.

Page 27: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

27

Berdasarkan beberapa pengertian sistem akuntansi di atas, maka

penulis menyimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah organisasi

formulir-formulir, catatan-catatan, dan prosedur-prosedur yang saling

berhubungan untuk diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan

suatu laporan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang

berwenang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

4. Pengertian Sistem Akuntansi Pembelian

Sistem akuntansi pembelian adalah suatu sistem yang digunakan dalam

perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua; pembelian lokal dan

pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam

negeri, sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri

(Mulyadi, 2008: 299).

a. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian menurut

Mulyadi (2008: 299) antara lain adalah sebagai berikut:

1) Fungsi gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung

jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan

posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang

yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang

Page 28: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

28

yang langsung pakai (tidak diselenggarakan barang di gudang),

permintaan pembelian diajukan langsung oleh pemakai barang.

2) Fungsi pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang

dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order

pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3) Fungsi penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung

jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan

kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan

dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari

pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.

4) Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem

akuntansi pembelian, fungsi pencatatan utang bertanggung jawab

untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas

keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti

kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang dan

menyelenggarakan kartu utang sebagai bukti pembantu utang.

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan

Page 29: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

29

bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang

yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

b. Dokumen yang Digunakan

1) Surat permintaan pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi

gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi

pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan

mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan

pembelian ini biasanya dibuat dua lembar untuk setiap permintaan,

satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk arsip

fungsi yang meminta barang.

2) Surat permintaan penawaran harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi

barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi

(tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang

besar.

3) Surat order pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada

pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini, terdiri dari berbagai

tembusan dengan fungsi sebagai berikut:

Page 30: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

30

a) Surat order pembelian

Dokumen ini merupakan sumber pertama surat order

pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order

resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b) Tembusan pengakuan oleh pemasok

Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada

pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut dan

dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah diterima dan

disetujuinya order pembelian, serta kesanggupan pemasok

memenuhi janji pengiriman barang seperti tersebut dalam

dokumen tersebut.

c) Tembusan bagi unit peminta barang

Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi yang meminta

pembelian bahwa barang yang diminta telah dipesan.

d) Arsip tanggal penerimaan

Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi

pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang

diharapkan, sebagai dasar untuk mengadakan tindakan

penyelidikan jika barang tidak datang pada waktu yang telah

ditetapkan.

Page 31: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

31

e) Arsip pemasok

Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi

pembelian menurut nama pemasok, sebagai dasar untuk

mencari informasi mengenai pemasok.

f) Tembusan bagi penerima

Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi

penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang

jenis, spesifikasi, mutu, kuantitas, dan pemasoknya seperti yang

tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem penerimaan

buta (blind receiving system), kolom kuantitas dalam tembusan

ini diblok hitam agar kuantitas yang dipesan yang dicantumkan

dalam surat order pembelian tidak terekam dalam tembusan

yang dikirim ke fungsi penerimaan. Hal ini dimaksudkan agar

fungsi penerimaan dapat benar-benar melakukan perhitungan

dan pengecekan barang yang diterima dari pemasok.

g) Tembusan fungsi akuntansi

Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi

akuntansi sebagai salah satu daftar untuk mencatat kewajiban

yang timbul dari transaksi pembelian.

4) Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk

menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah

Page 32: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

32

memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang

tercantum dalam surat order pembelian.

5) Surat perubahan order pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order yang

sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa

perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi,

penggantian (subtitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan

perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut

diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan

surat perubahan order pembelian.

6) Bukti kas keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar

pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi

sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran hutang kepada

pemasok dan yang sekaligus sebagai surat pemberitahuan kepada

kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai

remittance advice).

c. Catatan Akuntansi yang Digunakan

1) Register bukti kas keluar (Voucher Register)

Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher

payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat

transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar.

Page 33: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

33

2) Jurnal pembelian

Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account

payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat

transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.

3) Kartu utang

Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account

payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk

mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang. Jika dalam

pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable

procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti

kas keluar yang belum dibayar.

4) Kartu persediaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini

digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian

1) Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan

pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada

fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya

untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai

barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi

pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

Page 34: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

34

2) Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat

permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk

memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat

pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok

yang ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh

perusahaan. Perusahaan seringkali menentukan jenjang wewenang

dalam pemilihan pemasok sehingga sistem akuntansi pembelian

dibagi sebagai berikut:

a. Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung.

b. Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung.

c. Sistem akuntansi pembelian dengan lelang.

Perbedaan antara sistem akuntansi pembelian tersebut di atas

terletak pada prosedur pemilihan pemasok.

3) Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order

pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan

kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi

penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatatan

utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh

perusahaan.

Page 35: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

35

4) Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan

mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari

pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang

untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5) Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order

pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok)

dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan

dokumen sumber sebagai catatan utang.

6) Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari

transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan

manajemen.

5. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

a. Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh

dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya yang

dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan

pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi;

keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan

Page 36: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

36

peraturan yang berlaku (Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones,

2008: 132).

b. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen (Mulyadi, 2008: 163).

Berdasarkan definisi sistem pengendalian intern tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan sistem pengendalian intern adalah:

1) Menjaga kekayaan organisasi,

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

3) Mendorong efisiensi, dan

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan

dan biaya.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit organisasi.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Page 37: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

37

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem

akuntansi pembelian antara lain meliputi:

1) Organisasi

a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.

b. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.

c. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan

barang.

d. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang,

fungsi pembelian, fungsi penerimaan, fungsi akuntansi. Tidak

ada transaksi pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh

hanya satu fungsi tersebut.

2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang,

untuk barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi

pemakai barang, untuk barang yang dipakai langsung.

b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi penerimaan

barang.

c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan

barang.

d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat

yang lebih tinggi.

Page 38: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

38

e. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar

yang didukung dengan surat order pembelian, laporan

penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

3) Praktik yang sehat

a. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.

b. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.

c. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.

d. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga

bersaing dari berbagai pemasok.

e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan

jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian

dari fungsi pembelian.

f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang

diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan

menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan

tembusan surat order pembelian.

g. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan

ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur

tersebut diproses untuk dibayar.

Page 39: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

39

h. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara

periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam

buku besar.

i. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan

syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan

untuk memperoleh potongan tunai.

j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dicap “lunas”

oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirim kepada

pemasok.

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Prosedur pembelian obat adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap

periode tertentu oleh RS. Nirmala Suri Sukoharjo. Prosedur pembelian obat ini

dilakukan untuk mencegah kekosongan persediaan obat dan memperlancar

kegiatan pelayanan farmasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

perbekalan farmasi di lingkungan RS. Nirmala Suri Sukoharjo demi kepuasan

pasien. Prosedur pembelian obat pada dasarnya meliputi empat tahap kegiatan,

yaitu perencanaan pembelian obat, pengadaan obat, penerimaan obat dari PBF

(Pedagang Besar Farmasi), dan pembayaran utang kepada PBF yang biasanya

disebut dengan istilah “inkaso”.

Di dalam struktur organisasi Instalasi Farmasi RS. Nirmala Suri

Sukoharjo, Apoteker dibantu PFT (Panitia Farmasi dan Terapi) bertugas

membuat dan merancang formularium obat. Formularium adalah daftar

Page 40: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

40

kebutuhan obat yang akan digunakan oleh dokter dan petugas medis dalam

kegiatan rumah sakit. Di RS. Nirmala Suri Sukoharjo, pembuatan formularium

dilakukan setiap dua tahun sekali. Metode yang digunakan dalam perencanaan

perbekalan farmasi di RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah menggunakan

metode konsumsi. Metode konsumsi adalah metode perencanaan pengadaan

obat berdasarkan penggunaan obat atau sediaan farmasi tahun sebelumnya.

Perencanaan pembelian obat perlu dilakukan sebagai acuan penerapan

langkah-langkah untuk membuat perencanaan kebutuhan obat secara efektif

dan efisien. Kebijakan yang diterapkan pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo

berkaitan dengan perencanaan pembelian obat yaitu perencanaan selama

periode satu tahun dilakukan setiap awal tahun berdasarkan jumlah pemakaian

tahun sebelumnya.

Prosedur perencanaan pembelian obat yang ditetapkan oleh RS. Nirmala

Suri Sukoharjo adalah sebagai berikut:

1) Kepala Instalasi Farmasi menyusun usulan pengadaan obat yang

diperlukan tahun depan berdasarkan hasil stock perbekalan farmasi tahun

lalu (sebelumnya) yang meliputi jumlah barang dan nilainya.

2) Nilai barang yang disusun merupakan akumulasi nilai seluruh obat dengan

harga penyesuaian sebesar 15%.

3) Usulan pengadaan obat berupa jumlah obat yang sudah disesuaikan

dengan penambahan 15% dijadikan sebagai patokan untuk memonitor

pembelian obat apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak dalam

pembeliannya.

Page 41: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

41

4) Setiap bulan Kepala Instalasi Farmasi memonitor pembelian setiap barang

selama satu bulan tersebut.

5) Hasil akumulasi pembelian tiap barang selama tiga bulan akan

dibandingkan dengan perencanaan triwulan dan hasilnya akan dievalusi.

6) Daftar perencanaan dan evaluasi pengadaan obat disampaikan kepada

Direktur.

7) Selanjutnya pengadaan dilakukan sesuai prosedur pengadaan obat secara

rutin (mingguan).

Prosedur perencanaan pengadaan obat dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

Page 42: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

42

GAMBAR II.1 Alur Kegiatan Perencanaan Pengadaan Obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo

Perencanaan tahunan obat tahun

sebelumnya

Prosedur pengadaan (pembelian) obat

Rekapitulasi pembelian perbekalan farmasi per

bulan

Akumulasi pembelian perbekalan farmasi per

triwulan

Perencanaan pembelian obat per triwulan

Hasil dibandingkan

evaluasi

Page 43: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

43

1. Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Pembelian Obat pada RS.

Nirmala Suri Sukoharjo

a) Kepala Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi dari PBF mengenai harga obat yang telah direncanakan

dalam daftar formularium rumah sakit, menentukan pemasok yang

dipilih dalam pengadaan obat (pemasok dipilih setiap dua tahun sekali

atau dapat berubah sesuai kebutuhan), membuat daftar obat yang akan

dibeli, mengeluarkan order pembelian kepada PBF yang dipilih, dan

menerima obat yang telah dikirm oleh PBF. Sebelum mengirimkan

Surat Pesanan kepada PBF, Kepala Instalasi Farmasi mempunyai

tanggung jawab untuk menyusun rencana pengadaan berbekalan

farmasi untuk waktu satu tahun, kemudian kebutuhan obat tersebut di-

breakdown menjadi perencanaan triwulan dan bulanan baru

pembeliannya direalisasikan setiap satu minggu sekali dan dilakukan

setiap jam kerja.

b) Direktur

Direktur bertanggung jawab untuk menyetujui atau tidaknya

rencana pembelian yang telah dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi,

memberikan otorisasi pada Surat Pesanan yang dikirim ke PBF, dan

bertanggung jawab untuk memberikan otorisasi atas pengeluaran uang,

baik secara tunai atau menggunakan Bilyet Giro (BG) untuk

pembayaran utang kepada PBF apabila telah jatuh tempo.

Page 44: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

44

c) Bagian Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo, Bagian Gudang bertanggung jawab untuk menyimpan obat

yang sebelumnya telah diterima oleh pegawai Instalasi Farmasi, dan

mengatur distribusi obat ke apotek untuk pelayanan obat pasien, baik

rawat inap atau rawat jalan.

d) Bagian Utang

Bagian Utang bertanggung jawab untuk mencatat timbulnya utang

atas pembelian obat, membuat rekapan utang kepada PBF,

merencanakan pembayaran utang sesuai tanggal jatuh tempo Faktur,

mengajukan persetujuan pembayaran obat kepada Direktur, dan

melakukan pelunasan utang kepada PBF apabila telah jatuh tempo,

baik melalui pembayaran tunai atau dengan Bilyet Giro (BG).

2. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pembelian Obat pada

RS. Nirmala Suri Sukoharjo

a) Surat Permintaan Penawaran Harga

Surat Permintaan Penawaran Harga dibuat oleh Kepala Instalasi

Farmasi setelah diadakan formularium. Surat Permintaan Penawaran

Harga ini hanya dibuat setiap dua tahun sebelum melakukan

penunjukan kepada PBF. PBF dipilih berdasarkan surat balasan (Surat

Penawaran Harga). Dari Surat Penawaran Harga yang dikirimkan oleh

Page 45: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

45

PBF, Kepala Instalasi Farmasi dapat melakukan seleksi PBF mana

yang dipilih. PBF yang dipilih adalah PBF yang mampu memenuhi

kebutuhan obat baik dari segi kualitas, harga, dan spesifikasi lainnya

yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Surat Permintaan

Penawaran Harga tidak mutlak dibuat dua tahun sekali, namun

menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan farmasi.

b) Buku Defecta Habis (BDH)

Buku Defecta Habis adalah buku yang digunakan untuk mencatat

persediaan obat yang telah menipis. Buku ini berisi keterangan tentang

jenis obat, sisa stock yang masih ada, harga netto obat, jumlah pesanan,

pemesan, dan penerima obat. Buku ini memberikan informasi jenis

obat apa saja yang telah menipis jumlah persediaanya, sehingga perlu

untuk dilakukan pembelian kembali. Buku ini digunakan oleh Kepala

Instalasi Farmasi sebagai pedoman dalam penyusunan Buku Rencana

Pembelian.

c) Buku Rencana Pembelian (BRP)

Buku ini berisi daftar rencana obat-obatan yang akan segera dibeli

karena persediaanya telah menipis. Buku ini nantinya akan diajukan

kepada Direktur untuk mendapatkan persetujuan atas rencana

pembelian obat.

d) Surat Pesanan (SP)

Dokumen ini dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi untuk

melakukan pemesanan obat kepada PBF. Dokumen ini berisi informasi

Page 46: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

46

tentang nama PBF yang dituju, tanggal pemesanan, nomor surat

pesanan yang tercetak urut, nama sediaan obat yang dipesan, paraf

otorisasi dari Direktur, tanda tangan Kepala Instalasi Farmasi, nomor

SIK, dan stempel RS. Nirmala Suri Sukoharjo. Dokumen ini dibuat

rangkap dua, yaitu untuk Surat Pesanan yang asli diserahkan kepada

PBF dan tembusannya digunakan sebagai arsip Instalasi Farmasi.

Tembusan Surat Pesanan tersebut nantinya akan digunakan oleh

Kepala Instalasi Farmasi untuk mencocokkan apakah obat yang

diterima dari PBF telah sesuai dengan obat yang dipesan.

e) Laporan Penerimaan Obat (rekap)

Dokumen ini dibuat oleh Bagian Gudang untuk mencatat seluruh

penerimaan obat yang dikirim oleh PBF. Dokumen ini berisi

spesifikasi obat yang diterima dari PBF dan diinput melalui komputer

gudang. Laporan Penerimaan Obat dibuat secara berkala (satu bulan

sekali) dalam bentuk print out dan merupakan rekaman data lengkap

atas obat yang diterima dan data yang diinput harus sesuai dengan tiap-

tiap Faktur yang diberikan oleh PBF. Data yang perlu diinput dalam

komputer gudang ketika obat diterima antara lain adalah nama PBF,

nomor Faktur, tanggal penerimaan obat, nomor urut dalam komputer

gudang, nama atau jenis persediaan, kuantitas persediaan, harga netto,

nomor batch, tanggal kadaluarsa (ED), diskon harga, PPN, dan total

harga yang harus dibayar.

Page 47: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

47

f) Buku Pemasukan Obat (BPO)

Buku ini diisi oleh Bagian Gudang untuk mencatat seluruh

penerimaan obat yang dikirim oleh PBF. Data-data dalam Faktur yang

dicatat dalam Buku Pemasukan Obat antara lain adalah nama PBF,

nomor Faktur, tanggal penerimaan, nomor urutan dalam komputer,

nama atau jenis sediaan, jumlah sediaan, harga netto, nomor batch, dan

tanggal kadaluarsa. Buku Pemasukan Obat ini adalah catatan manual

atas obat yang diterima oleh Bagian Gudang, sedangkan Laporan

Penerimaan Obat merupakan catatan tentang obat yang diterima dari

PBF secara terkomputerisasi.

g) Nota Terima Faktur (NTF)

Dokumen ini dibuat oleh Bagian Utang ketika menerima titipan

Faktur asli dari PBF. Dokumen ini berisi informasi tentang tanggal

Nota Terima Faktur diberikan kepada petugas inkaso, nama PBF,

nomor Faktur, tanggal Faktur, nilai nominal Faktur, tanggal jatuh

tempo Faktur, dan tanda tangan Bagian Utang. Nota Terima Faktur

dibuat rangkap dua, Nota Terima Faktur yang asli diserahkan kepada

petugas inkaso dan tembusannya diarsip oleh Bagian Utang. Dokumen

ini berfungsi sebagai bukti bahwa Bagian Utang telah menerima Faktur

asli dari PBF dan sebagai bukti kesanggupan bahwa utang atas

pembelian obat akan dibayar pada tanggal jatuh tempo.

Page 48: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

48

h) Faktur

Faktur merupakan dokumen yang diterima dari pihak luar, yaitu

PBF. Oleh PBF, tembusan Faktur sebanyak dua lembar diserahkan

kepada Kepala Instalasi Farmasi ketika barang dikirim. Kepala

Instalasi Farmasi menyimpan salah satu tembusan Faktur dan

tembusan Faktur yang lainnya diserahkan kepada Bagian Utang. Oleh

Bagian Utang dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk mengakui

timbulnya utang kepada PBF dan setelah utang dilunasi, Faktur asli

dari PBF dicap “lunas” dan dijadikan bukti bahwa utang telah dilunasi.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pembelian

Obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo

a) Kartu Persediaan Gudang

Dokumen ini digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat

pemasukan obat ketika obat dari PBF telah diterima dan pengeluaran

(distribusi) obat dari gudang ke apotek.

b) Buku Inkaso

Buku Inkaso adalah buku yang digunakan oleh Bagian Utang untuk

mencatat utang kepada PBF beserta rencana pembayaran yang

diurutkan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Selain itu, Buku Inkaso

juga digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang.

Page 49: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

49

c) Jurnal Biaya

Berdasarkan Faktur yang telah dibayar dan dicap “lunas” oleh PBF

tersebut, Bagian Utang mencatat pengeluaran tersebut ke dalam Jurnal

Biaya.

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian Obat

pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo

Berikut ini adalah jaringan prosedur yang berlaku dalam sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo:

a) Prosedur Permintaan Pembelian

Dalam prosedur ini, Kepala Instalasi Farmasi mengajukan rencana

pembelian dalam Buku Rencana Pembelian. Buku ini berisi daftar obat

apa saja yang akan dibeli. Fungsi pembelian membuat rencana

pembelian tersebut berdasarkan Buku Defecta Habis. Buku Rencana

Pembelian tersebut kemudian diajukan kepada Direktur untuk meminta

persetujuan atas rencana pembelian obat.

b) Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok

Dalam prosedur ini, Kepala Instalasi Farmasi mengirimkan Surat

Permintaan Penawaran Harga kepada beberapa PBF untuk

memperoleh informasi mengenai harga obat-obatan, diskon, dan

berbagai ketentuan yang diberlakukan oleh PBF berkaitan dengan

pembelian obat.

Page 50: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

50

Berdasarkan balasan (dalam bentuk Surat Penawaran Harga) dari

PBF, Kepala Instalasi Farmasi melakukan penunjukan PBF yang akan

dijadikan sebagai mitra kerja. Prosedur pemilihan pemasok ini

normalnya dilakukan setiap dua tahun sekali (namun ini bukan

merupakan periode yang mutlak). Dalam pelaksanaan pembelian rutin

(setiap satu minggu sekali) Kepala Instalasi Farmasi langsung

melakukan order kepada PBF yang telah dipilih, tidak perlu membuat

Surat Permintaan Penawaran Harga.

c) Prosedur Order Pembelian Obat

Dalam prosedur ini, Kepala Instalasi Farmasi membuat Surat

Pesanan kepada PBF yang telah dipilih. Surat Pesanan tersebut dibuat

rangkap dua dan harus diotorisasi oleh Direktur. Surat Pesanan yang

asli diserahkan kepada PBF, dan tembusannya digunakan sebagai

arsip.

d) Prosedur Penerimaan Obat

Dalam prosedur ini, Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker/Asisten

Apoteker/petugas farmasi lainnya) menerima obat yang telah dipesan.

Ketika menerima barang, petugas mencocokkan barang yang diterima

dengan tembusan Surat Pesanan dan Faktur dari pemasok.

Pemeriksaan ini meliputi jenis, kuantitas, dosis atau volume, tanggal

kadalursa (ED), nomor batch, kemasan, diskon, dan apakah obat yang

diterima telah benar-benar sesuai dengan pesanan. Apabila obat yang

dikirim oleh PBF telah sesuai dengan pesanan, maka petugas

Page 51: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

51

memberikan paraf atau tanda tangan, nomor SIK, tanggal penerimaan

barang dalam Faktur yang diberikan oleh PBF. Faktur asli diambil

kembali oleh PBF, sedangkan dua lembar tembusannya diserahkan

kepada petugas yang menerima barang.

Petugas penerima barang kemudian melakukan input data dalam

Faktur tersebut ke komputer gudang, Buku Pemasukan Obat, dan

Kartu Persediaan Gudang, kemudian obat menjadi persediaan gudang.

e) Prosedur Penyimpanan Barang

Bagian Gudang menerima obat dan menyimpannya sesuai dengan

prosedur penyimpanan yang berlaku. Penyimpanan persediaan obat

sesuai dengan bentuk persediaan dan mengikuti instruksi penyimpanan

dari pabrik.

f) Prosedur Pencatatan Utang

Dalam prosedur ini, Bagian Utang menerima tembusan Surat

Pesanan dan tembusan Faktur dari PBF yang dikirim melalui Instalasi

Farmasi bersamaan dengan diterimanya obat. Biasanya dua minggu

sebelum tanggal jatuh tempo, petugas inkaso dari PBF yang

bersangkutan menyerahkan atau menitipkan Faktur asli kepada Bagian

Utang dan Bagian Utang memberikan Nota Terima Faktur kepada

petugas inkaso. Nota Terima Fakur ini pada akhirnya nanti akan

digunakan petugas inkaso untuk melakukan penagihan utang. Bagian

Utang mencocokkan Faktur asli yang dititipkan petugas inkaso dengan

tembusan Faktur PBF yang diserahkan oleh Kepala Instalasi Farmasi.

Page 52: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

52

Apabila Faktur asli telah sesuai dengan tembusannya, maka Bagian

Utang membuat rencana pembayaran dan mengurutkan sesuai dengan

dengan tanggal jatuh tempo

g) Prosedur Pembayaran Utang

Ketika telah mendekati tanggal jatuh tempo Faktur, Bagian Utang

meminta persetujuan kepada Direktur mengenai pembayaran utang

kepada PBF, baik pembayaran tunai atau dengan menggunakan Bilyet

Giro (BG). Pembayaran utang dengan nominal kurang atau sama

dengan Rp 1.000.000,00 dilakukan secara tunai (kas), sedangkan

pembayaran utang dengan nominal lebih dari Rp 1.000.000,00

dilakukan dengan menggunakan Bilyet Giro (BG) yang ditandatangani

oleh Direktur.

Apabila telah jatuh tempo petugas inkaso datang kembali untuk

melakukan penagihan utang dan apabila utang telah dilunasi, maka

petugas inkaso memberikan cap “lunas” pada Faktur.

h) Prosedur Pencatatan

Faktur yang telah dicap “lunas” tersebut digunakan sebagai bukti

pengeluaran kas atas pembayaran inkaso. Pengeluaran kas untuk

pembayaran inkaso tersebut dicatat dalam Jurnal Biaya.

5. Flowchart

Berikut ini adalah Flowchart Sistem Akuntansi Pembelian Obat pada RS.

Nirmala Suri Sukoharjo:

Page 53: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik
Page 54: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik
Page 55: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik
Page 56: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik
Page 57: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

6. Uraian Flowchart

Berdasarkan flowchart pada halaman sebelumnya, berikut ini adalah

uraiannya:

1. Berdasarkan Buku Defecta Habis, Kepala Instalasi Farmasi

menuliskan daftar obat yang akan diadakan ke dalam Buku Rencana

Pembelian. Buku Rencana Pembelian kemudian diajukan kepada

Direktur untuk dimintakan persetujuan. Apabila Direktur menyetujui,

maka Direktur memberikan paraf otorisasi pada Buku Rencana

Pembelian.

2. Buku Rencana Pembelian telah diotorisasi oleh Direktur, kemudian

Kepala Instalasi Farmasi membuat Surat Pesanan rangkap dua lembar

dan diotorisasi oleh Direktur, Surat Pesanan kemudian didistribusikan

sebagai berikut:

a. SP 1 : diserahkan kepada PBF sebagai order obat

b. SP 2 : diarsip sementara berdasarkan nomor urut tercetak.

3. Obat yang dipesan dari PBF datang disertai dengan Faktur dan

tembusannya dan diterima oleh Kepala Instalasi Farmasi. Obat yang

diterima kemudian diteliti dan dicocokkan dengan SP 2 dan Faktur.

Jika obat yang diterima telah sesuai, Kepala Instalasi Farmasi atau

petugas lain yang ditunjuk memberikan paraf atau tanda tangan pada

kolom penerima dalam Faktur, nomor SIK, tanggal terima barang, dan

membubuhkan stempel RS. Nirmala Suri Sukoharjo. Faktur asli

56

Page 58: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

57

diminta kembali oleh PBF dan tembusan Faktur sebanyak dua lembar

diserahkan kepada petugas yang menerima obat.

a. Faktur 2 : diserahkan ke Bagian Gudang bersama dengan

obat yang diterima dari PBF.

b. Faktur 3 : diserahkan ke Bagian Utang bersama dengan SP 2

untuk kepentingan inkaso.

4. Bagian Gudang menerima obat dan tembusan Faktur 2 kemudian

menyimpannya sesuai dengan prosedur penyimpanan. Data dalam

Faktur diinput ke dalam komputer gudang, dan dicatat dalam Buku

Pemasukan Obat dan Kartu Persediaan Gudang. Setiap akhir bulan,

data yang diinput dalam komputer gudang akan dicetak dan menjadi

sebuah dokumen berupa print out Laporan Penerimaan Obat (rekap).

5. Setelah selesai melakukan input data, Faktur 2 diserahkan kembali ke

Instalasi Farmasi dan diarsip sesuai nama PBF.

6. Bagian Utang menerima Faktur 3 beserta SP 2 dari Kepala Instalasi

Farmasi. Faktur 3 disimpan oleh Bagian Utang dan setelah diteliti, SP

2 dikembalikan kepada Kepala Instalasi Farmasi.

7. Kepala Instalasi Farmasi menerima SP 2 dan mengarsip sesuai nomor

urut tercetak pada SP.

8. Selang beberapa hari (biasanya dua minggu sebelum jatuh tempo),

petugas inkaso dari PBF menitipkan Faktur asli kepada Bagian Utang.

Bagian Utang menukar Faktur asli tersebut dengan Nota Terima

Faktur.

Page 59: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

58

Nota Terima Faktur 1 : diserahkan kepada petugas inkaso.

Nota Terima Faktur 2 : diarsip oleh Bagian Utang sesuai nama

PBF.

Bagian Utang kemudian mencocokkan Faktur asli yang diterima dari

petugas inkaso dengan Faktur 3 yang diterima dari Kepala Instalasi

Farmasi. Apabila telah cocok (sesuai), Bagian Utang membuat rencana

pembayaran yang diurutkan sesuai tanggal jatuh tempo dalam Buku

Inkaso.

Buku Inkaso diajukan kepada Direktur disertai dengan Faktur asli dari

PBF dan Faktur 3 sebagai dokumen pendukung. Rencana pembayaran

dalam Buku Inkaso disetujui oleh Direktur dan Direktur

menandatangani Bilyet Giro atau BG (untuk pembayaran yang

menggunakan Bilyet Giro). Pembayaran dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Apabila pembayaran ≤ Rp 1.000.000,00 maka pembayaran

dilakukan dengan menggunakan uang tunai.

b. Apabila pembayaran > Rp 1.000.000,00 maka pembayaran

dilakukan dengan menggunakan Bilyet Giro (BG).

9. Pada saat jatuh tempo, Bagian Utang menerima kembali Nota Terima

Faktur dari petugas inkaso. Nota Terima Faktur tersebut sebagai bukti

penagihan. Bagian Utang menyerahkan uang tunai atau Bilyet Giro

(BG) kepada petugas inkaso, kemudian Faktur asli dicap “lunas” oleh

petugas inkaso dan bersama Faktur 3 diarsip oleh Bagian Utang sesuai

Page 60: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

59

dengan nama PBF dan tanggal pembayaran. Pengeluaran uang untuk

pembayaran inkaso dicatat dalam Jurnal Biaya.

C. EVALUASI

1. Fungsi Terkait

Menurut Mulyadi (2008: 299) fungsi yang terkait dalam sistem

akuntansi pembelian adalah Fungsi Gudang, Fungsi Pembelian, Fungsi

Penerimaan, dan Fungsi Akuntansi. Bagian yang terkait dalam sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Kepala

Instalasi Farmasi, Direktur, Bagian Gudang, dan Bagian Utang. Dalam

sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo

terdapat pemisahan fungsi yang kurang memadai, antara lain Fungsi

Pembelian (Kepala Instalasi Farmasi), selain melakukan pembelian juga

melakukan penerimaan obat yang datang dari PBF. Kurangnya pemisahan

fungsi seperti ini, dikhawatirkan tidak dapat dilakukan pengecekan intern

atas obat yang dipesan. Bagian Utang juga merangkap sebagai kasir yang

mengatur keluar masuk uang kas.

2. Dokumen yang Digunakan

Menurut Mulyadi (2008: 303) dokumen yang digunakan dalam sistem

akuntansi pembelian antara lain adalah Surat Permintaan Pembelian, Surat

Permintaan Penawaran Harga, Surat Order Pembelian, Laporan

Penerimaan Barang, Surat Perubahan Order, dan Bukti Kas Keluar.

Page 61: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

60

Dokumen yang digunakan dalan sistem akuntansi pembelian obat pada

RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Surat Permintaan Penawaran Harga,

Buku Defecta Habis, Buku Rencana Pembelian, Surat Pesanan, Laporan

Penerimaan Obat (rekap), Buku Pemasukan Obat, Nota Terima Faktur,

dan Faktur. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian

obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo kurang memadai, karena belum

diselenggarakan Laporan Penerimaan Obat pada saat obat diterima.

Laporan Penerimaan Obat hanya dibuat pada akhir bulan, yaitu berupa

rekapan print-out data dari komputer gudang. Selain itu tidak ada Surat

Perubahan Order, karena perubahan order hanya dilakukan melalui telepon

dan Bagian Utang belum menyelenggarakan dokumen berupa Bukti Kas

Keluar.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Menurut Mulyadi (2008: 308) catatan akuntansi yang digunakan dalam

sistem akuntansi pembelian antara lain adalah Register Bukti Kas Keluar,

Jurnal Pembelian, Kartu Utang, dan Kartu Persediaan. Catatan akuntansi

yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala

Suri Sukoharjo adalah Kartu Persediaan Gudang, Buku Inkaso, dan Jurnal

Biaya. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukaharjo kurang memadai karena

Bagian Utang belum menyelenggarakan Kartu Utang yang sebenarnya

Page 62: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

61

sangat membantu dalam mencatat utang kepada masing-masing PBF

secara sistematis.

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Menurut Mulyadi (2008: 301) jaringan prosedur yang membentuk

sistem akuntansi pembelian adalah prosedur permintaan pembelian,

prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, prosedur

order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang,

dan prosedur distribusi pembelian. Jaringan prosedur dalam sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah

prosedur permintaan pembelian, prosedur permintaan penawaran harga

dan pemilihan pemasok, prosedur order pembelian obat, prosedur

penerimaan obat, prosedur penyimpanan barang, prosedur pencatatan

utang, prosedur pembayaran utang, dan prosedur pencatatan. Jaringan

prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian obat pada RS.

Nirmala Suri telah memadai.

5. Sistem Pengendalian Intern

a. Organisasi

1) Fungsi pembelian harus terpisah dengan fungsi penerimaan

Belum ada pemisahan fungsi yang memadai antara fungsi

pembelian dengan fungsi penerimaan obat. Selain bertugas

melakukan pembelian, Kepala Instalasi Farmasi juga menangani

Page 63: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

62

penerimaan obat dari PBF. Hal ini menyebabkan kurang adanya

pengecekan intern terhadap berbagai informasi mengenai obat

yang dibeli.

2) Fungsi pengadaan harus terpisah dari fungsi akuntansi

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo sudah ada pemisahan fungsi yang memadai antara

fungsi pengadaan dengan fungsi akuntansi. Fungsi pengadaan

barang dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi sedangkan fungsi

akuntansi dilakukan oleh Bagian Utang. Kedua bagian tersebut

benar-benar terpisah dan menjalankan tanggung jawab sesuai

fungsi masing-masing. Pemisahan fungsi yang memadai seperti ini

mampu menjaga kekayaan perusahaan, menjamin ketelitian, dan

keandalan data akuntansi.

3) Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan

Fungsi peneriman dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi

sedangkan fungsi penyimpanan dilakukan oleh Bagian Gudang.

Hal ini menunjukkan bahwa telah ada pemisahan fungsi yang

memadai antara fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan.

Pemisahan fungsi ini akan mengakibatkan penyerahan masing-

masing kegiatan tersebut ke tangan fungsi yang ahli dalam

bidangnya, sehingga informasi penerima barang dan persediaan

barang yang disimpan di gudang dijamin ketelitian dan

keandalannya.

Page 64: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

63

4) Transaksi pembelian obat harus dilaksanakan oleh lebih dari satu

orang atau lebih dari satu fungsi

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo, transaksi pembelian obat dilakukan oleh lebih dari satu

orang atau lebih dari satu fungsi, yaitu oleh Kepala Instalasi

Farmasi, Direktur, Bagian Gudang, dan Bagian Utang. Tidak ada

satupun transaksi yang dilakukan dari awal sampai akhir hanya

oleh satu orang atau satu fungsi saja. Hal ini akan menciptakan

pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1) Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh Fungsi Gudang, untuk

barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh kepala fungsi

pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai.

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo tidak terdapat dokumen berupa Surat Permintaan

Pembelian, tetapi diselenggarakan dokumen yang fungsinya

hampir sama dengan Surat Permintaan Pembelian, yaitu Buku

Rencana Pembelian. Buku ini berisi daftar obat yang dibutuhkan

untuk segera dibeli dan dimintakan otorisasi kepada Direktur

sebelum dilakukan order pembelian. Persetujuan untuk melakukan

pesanan pembelian obat diwujudkan dalam bentuk paraf atau tanda

tangan otorisasi dari Direktur. Paraf atau tanda tangan tersebut

merupakan bukti bahwa daftar obat yang diajukan dalam Buku

Page 65: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

64

Rencana Pembelian merupakan obat yang diperlukan oleh Unit

Instalasi Farmasi dan telah disetujui oleh Direktur.

2) Surat Order Pembelian diotorisasi oleh Fungsi Pembelian atau

pejabat yang lebih tinggi.

Surat Pesanan yang dibuat oleh Fungsi Pembelian

ditandatangani oleh Direktur sebelum dikirim kepada PBF. Surat

Pesanan yang diotorisasi oleh Direktur ini dapat mencegah

diterimanya obat dan timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan

oleh rumah sakit.

3) Laporan Penerimaan Barang diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan.

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo belum diselenggarakan Laporan Penerimaan Obat yang

memadai ketika obat diterima dari PBF. Pada saat menerima obat

dari PBF, petugas yang menerima obat menandatangani kolom

penerima dalam Faktur, membubuhkan nomor SIK, stempel RS.

Nirmala Suri Sukoharjo, dan tanggal diterima obat. Tanda tangan

tersebut sebagai bukti bahwa obat telah diterima.

4) Bukti Kas Keluar diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi atau pejabat

yang lebih tinggi.

Bagian Utang belum menyelenggarakan catatan akuntansi

berupa Bukti Kas Keluar. Untuk merencanakan pembayaran dan

pengeluaran uang kepada PBF, Bagian Utang menggunakan Buku

Inkaso disertai dokumen pendukung berupa Faktur 3 (tembusan

Page 66: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

65

Faktur) dan Faktur 1 ( Faktur asli). Seluruh dokumen yang

digunakan untuk merencanakan pengeluaran kas guna pembayaran

utang kepada PBF diketahui dan diotorisasi oleh Direktur. Untuk

pembayaran utang dengan menggunakan Bilyet Giro (BG), Bagian

Utang mengeluarkan Bilyet Giro (BG) berdasarkan persetujuan

dan ditandatangani oleh Direktur.

5) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas

dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap.

Catatan akuntansi yang digunakan oleh Bagian Utang adalah

Buku Inkaso dan Jurnal Biaya. Buku Inkaso ini berisi daftar

rencana pembayaran utang kepada PBF dan daftar utang yang telah

dilunasi. Pencatatan daftar utang didasarkan atas dokumen sumber

dan dokumen pendukung yang memadai, yaitu tembusan SP dari

Kepala Instalasi Farmasi, Faktur asli dan tembusan Faktur.

Pelunasan utang dicatat ke dalam Jurnal Biaya didasarkan pada

dokumen berupa Faktur asli dari PBF yang telah dicap “lunas”.

6) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh

karyawan yang diberi wewenang untuk itu.

Setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi berupa Buku

Inkaso dan Jurnal Biaya dilakukan hanya oleh bagian yang

berwenang, yaitu Bagian Utang. Sementara untuk Kartu Persediaan

Gudang, pencatatannya dilakukan oleh Bagian Gudang.

Page 67: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

66

c. Praktik yang Sehat

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.

Dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo, hanya Surat Pesanan yang menggunakan nomor urut

tercetak. Nota Terima Faktur yang dibuat oleh Bagian Utang tidak

menggunakan nomor urut tercetak.

2) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing

dari berbagai pemasok.

PBF dipilih tidak berdasarkan hubungan istimewa dan pribadi

antara Kepala Instalasi Farmasi dengan PBF. Kepala Instalasi

Farmasi melakukan pemilihan PBF berdasarkan beberapa

pertimbangan dalam segi harga, jenis obat, kualitas obat, dan

ketentuan-ketentuan lainnya. PBF yang dipilih adalah PBF yang

mampu memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi rumah sakit

sesuai kualifikasi yang telah ditetapkan.

3) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika

fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari

fungsi pembelian.

Kepala Instalasi Farmasi menyimpan tembusan Surat Pesanan

(SP 2) dan ketika menerima obat yang dipesan, Kepala Instalasi

Farmasi memeriksa dan mencocokkan obat apakah telah sesuai

dengan tembusan Surat Pesanan tersebut.

Page 68: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

67

4) Fungsi Penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima

dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang

tersebut dan membandingkannya dengan tembusan Surat Order

Pembelian.

Kepala Instalasi Farmasi melakukan pemeriksaan obat yang

diterima dari PBF dengan cara menghitung dan menginspeksi obat

dan membandingkannya dengan tembusan Surat Pesanan untuk

membuktikan bahwa barang yang diterima telah sesuai dengan

obat yang dipesan.

5) Terdapat pengecekan harga, syarat pembelian, dan ketelitian

perkalian dalam Faktur dari pemasok sebelum Faktur tersebut

diproses untuk dibayar.

Bagian Utang melakukan pengecekan harga, syarat pembelian,

dan ketelitian perkalian dalam Faktur, apabila telah benar maka

Bagian Utang mencatat rencana pembayaran obat kepada PBF ke

dalam Buku Inkaso dan mengurutkan sesuai tanggal jatuh tempo.

6) Pembayaran Faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembelian

guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh

potongan harga.

Jangka waktu pembayaran obat biasanya adalah tiga puluh hari.

Beberapa PBF ada yang memberikan diskon pembelian, tetapi ada

juga yang tidak memberikan diskon pembelian, tergantung masing-

masing PBF. Bagian Utang melakukan pembayaran obat secara

Page 69: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

68

tepat waktu sesuai tanggal jatuh temponya, kecuali apabila

Direktur tidak menyetujui rencana pembayaran utang sesuai

tanggal jatuh tempo. Hal ini biasanya disebabkan karena rumah

sakit pada periode tersebut mempunyai rencana pengeluaran kas

lainnya yang lebih diprioritaskan.

Page 70: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

69

BAB III

TEMUAN

A. KELEBIHAN

Berdasarkan penelitian dan evaluasi yang dilakukan terhadap sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo, penulis

menemukan kelebihan sebagai berikut:

1. Bagian yang Terkait

Bagian yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian obat pada

RS. Nirmala Suri Sukoharjo telah lengkap, yaitu Kepala Instalasi

Farmasi sebagai pelaksana Fungsi Pembelian dan Fungsi Penerimaan,

Direktur sebagai pelaksana Fungsi Otorisasi, Bagian Gudang sebagai

pelaksana Fungsi Penyimpanan, dan Bagian Utang sebagai pelaksana

Fungsi Akuntansi. Hal ini juga menunjukkan bahwa telah ada pemisahan

fungsi dalam prosedur pembelian yang dilakukan.

2. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian obat

pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Surat Permintaan Penawaran

Harga, Buku Defecta Habis, Buku Rencana Pembelian, Surat Pesanan,

Laporan Penerimaan Obat (rekap), Buku Pemasukan Obat, Nota Terima

Faktur, dan Faktur. Surat Pesanan telah menggunakan nomor urut

tercetak. Dokumen berupa Surat Pesanan dan Buku Rencana Pembelian

69

Page 71: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

70

diotorisasi oleh Direktur, sehingga penggunaan dokumen tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang telah diselenggarakan dalam sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo yaitu Kartu

Persediaan Gudang, Buku Inkaso, dan Jurnal Biaya. Pencatatan ke

dalam catatan akuntansi hanya dilakukan oleh bagian yang berwenang.

Pencatatan ke dalam Kartu Persediaan Gudang hanya dapat dilakukan

oleh Bagian Gudang dan pencatatan ke dalam Buku Inkaso dan Jurnal

Biaya hanya dapat dilakukan oleh Bagian Utang berdasarkan dokumen

sumber dan dokumen pendukung yang lengkap.

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian

obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo telah lengkap, yaitu terdiri dari

Prosedur Permintaan Pembelian, Prosedur Permintaan Penawaran Harga

dan Pemilihan Pemasok, Prosedur Order Pembelian Obat, Prosedur

Penerimaan Obat, Prosedur Penyimpanan Barang, Prosedur Pencatatan

Utang, Prosedur Pembayaran Utang, dan Prosedur Pencatatan.

B. KELEMAHAN

Kelemahan dari sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri

Sukoharjo adalah sebagai berikut:

Page 72: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

71

1. Bagian yang Terkait

Kepala Instalasi Farmasi selain melakukan pembelian obat juga

merangkap sebagai Fungsi Penerimaan ketika obat dikirim oleh PBF.

Hal ini menunjukkan bahwa belum ada pemisahan fungsi yang memadai

antara Fungsi Pembelian dengan Fungsi Penerimaan, sehingga tidak

dapat dilakukan pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi

pembelian obat. Selain itu, Bagian Utang merangkap sebagai Kasir yang

mengurusi keluar masuknya uang kas.

2. Dokumen yang Digunakan

Kepala Instalasi Farmasi belum menyelenggarakan Laporan

Penerimaan Obat yang memadai pada saat menerima obat dari PBF dan

Bagian Utang belum menyelenggarakan Bukti Kas Keluar.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Bagian Utang belum menyelenggarakan Kartu Utang. Untuk

mencatat timbulnya utang, perencanaan pembayaran utang, dan

pelunasan utang kepada PBF Bagian Utang hanya menggunakan Buku

Inkaso.

Page 73: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

72

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan evaluasi yang dilakukan terhadap sistem

akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo, penulis

mengambil simpulan sebagai berikut:

1. Prosedur pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah

prosedur pembelian dengan cara penunjukan langsung yang dilakukan

setiap satu minggu sekali berdasarkan keadaan persediaan obat yang telah

menipis.

2. Sistem pembelian obat pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo merupakan

sistem pembelian secara kredit dan pembayaran utang kepada PBF

dilakukan setiap tanggal 7 sampai 21 untuk setiap bulannya.

3. Bagian yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian obat pada RS.

Nirmala Suri Sukoharjo adalah Kepala Instalasi Farmasi, Direktur, Bagian

Gudang, dan Bagian Utang.

4. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian obat pada

RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Surat Permintaan Penawaran Harga,

Buku Defecta Habis (BDH), Buku Rencana Pembelian (BRP), Surat

Pesanan (SP), Laporan Penerimaan Obat (rekap), Buku Pemasukan Obat

(BPO), dan Nota Terima Faktur (NTF), dan Faktur.

72

Page 74: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

73

5. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian obat

pada RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Kartu Persediaan Gudang, Buku

Inkaso, dan Jurnal Biaya.

6. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian obat pada

RS. Nirmala Suri Sukoharjo adalah Prosedur Permintaan Pembelian,

Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok, Prosedur

Order Pembelian Obat, Prosedur Penerimaan Obat, Prosedur

Penyimpanan Barang, Prosedur Pencatatan Utang, Prosedur Pembayaran

Utang, dan Prosedur Pencatatan.

B. REKOMENDASI

Sesuai kelemahan atas sistem akuntansi pembelian obat pada RS. Nirmala

Suri Sukoharjo yang telah dikemukakan penulis pada bab sebelumnya, maka

penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagian yang terkait

Sebaiknya penerimaan obat dilakukan oleh Bagian Penerimaan dan

tidak dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi, karena Kepala Instalasi

farmasi telah bertanggung jawab melaksanakan Fungsi Pembelian. Selain

itu, sebaiknya Bagian Utang tidak merangkap sebagai Kasir. Hal ini

bertujuan agar tidak ada jabatan rangkap, sehingga dapat menciptakan

pengendalian intern yang baik.

Page 75: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

74

2. Dokumen yang Digunakan

Sebaiknya Instalasi Farmasi menyelenggarakan Laporan Penerimaan

Obat yang memadai guna mendokumentasikan penerimaan obat dari PBF.

Dokumen ini merupakan dokumen yang diisi oleh Fungsi Penerimaan

ketika menerima obat dari PBF. Dokumen ini berisi informasi mengenai

nama PBF, nomor Surat Pesanan, jenis obat, harga, spesifikasi obat,

keterangan lain tentang obat yang dibutuhkan, tanda tangan penerima

obat, tanggal diterima obat, dan tanda tangan petugas pengirim obat.

Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen pendukung yang digunakan

Bagian Utang untuk mencatat timbulnya utang setelah obat diterima dari

PBF.

Bagian Utang sebaiknya menyelenggarakan Bukti Kas Keluar. Bukti

Kas Keluar digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pembelian dan

perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada PBF. Bukti Kas

Keluar merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi

pembayaran utang kepada PBF. Informasi yang dapat dicantumkan dalam

Bukti Kas Keluar antara lain adalah identitas RS. Nirmala Suri Sukoharjo,

nama dokumen, PBF yang dituju, nomor Bukti Kas Keluar yang tercetak

urut, nomor Bilyet Giro (BG), tanggal dibayar, nomor rekening, jumlah

nominal pembayaran, potongan harga, tanggal pencatatan utang, tanggal

disetujui pembayaran, dan tanggal diisinya Bukti Kas Keluar.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Page 76: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

75

Bagian Utang sebaiknya menyelenggarakan Kartu Utang untuk

mencatat transaksi timbulnya utang dan pelunasan utang kepada masing-

masing PBF. Mengingat jumlah PBF tidak terlalu banyak, sehingga hal ini

sangat mungkin dilakukan oleh Bagian Utang agar catatan utang kepada

setiap PBF lebih rapi dan mempermudah Bagian Utang untuk mengelola

catatan utang. Kartu Utang memuat informasi berupa nama kreditur

(masing-masing PBF dibuatkan Kartu Utang tersendiri), alamat PBF,

nomor PBF, keterangan, kolom mutasi debet-kredit, dan saldo.

Page 77: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

76

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat Ernawati, Dewi& Suminarsih. 2010. “Laporan Praktek Kerja Lapangan di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo”. Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Program Studi Diploma III Akademi Farmasi Bhakti Mulia Sukoharjo.

Kurniawati, Pipit Novita. 2004. “Evaluasi Prosedur Pembelian Obat pada Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. Tugas Akhir pada Program Studi Diploma III Akuntansi FE UNS

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. 2010. Program Diploma III Akuntansi Fakultas

Ekonomi UNS. Pengertian Sistem Menurut para Ahli. http://www.creativebrain.web.id diakses

Senin 3 Mei 2010 Pukul 11:50 WIB Rama, Dasaratha V&Jones, Frederick. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat. Romney, Marshall B& Steinbart, Paul John. 2004. Sistem Informasi Akuntansi.

Jakarta: Salemba Empat.

Page 78: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik

77

Page 79: EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN OBAT …/Evaluasi... · Visi “Terwujudnya rumah sakit yang memberikan pelayanan ... misi, dan tujuan RS. ... inventarisasi barang-barang milik