EVALUASI RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA...

download EVALUASI RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA …jurnalteknikgeodesi.weebly.com/uploads/2/9/9/7/29976551/its... · 2 untuk mengevaluasi seberapa besar perubahan penggunaan lahan terhadap

If you can't read please download the document

Transcript of EVALUASI RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA...

  • 1

    EVALUASI RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) SURABAYA UNIT

    PENGEMBANGAN (UP) SATELIT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD Tedi Atmapradhana

    1, Teguh Hariyanto

    1

    Program Studi Teknik Geomatika ITS-Sukolilo, Surabaya 60111

    ([email protected]&[email protected])

    1Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya-60111

    Abstrak

    Kota Surabaya mengalami perkembangan pesat ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan

    penduduk dan perubahan peruntukan lahan yang semakin cepat. Hal ini berdampak pada kesesuaian

    penggunaan lahan di daerah tersebut sebagaimana telah diatur di dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota

    (RDTRK)

    Penelitian ini menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Quickbird

    sehingga memberikan kenampakan penggunaan lahan dengan jelas dan memudahkan dalam mengkaji

    perencanaan tata ruang dan memonitoring penggunaan lahan. Selain itu data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah Peta Garis Kota Surabaya Tahun 2002 dan peta RDTRK Unit Pengembangan Satelit

    Dalam pengolahan citra Quickbird ini didapatkan hasil koreksi geometrik dengan nilai rata-rata

    RMSerror sebesar 0,67 dan nilai SOF sebesar 0.000659. Metode yang digunakan dalam pengolahan citra

    sehingga menghasilkan peta penggunaan lahan adalah dengan metode interpretasi visual yaitu

    interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri (karakteristik) objek

    secara keruangan (spasial). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan penggunaan lahan

    yang paling luas dari tahun 2002 sampai 2008 adalah lahan pemukiman yang meningkat seluas 122,934Ha

    atau 14,14% Selain itu juga, nilai kesesuaian penggunaan lahan dengan RDTRK adalah 1277,941 Ha atau

    60,13%, nilai penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah 650,462 Ha atau 30,15%. Sementara lahan yang

    belum dimanfaatkan memiliki nilai sebesar 16,804 Ha atau 0,85% . Hal ini menunjukkan bahwa secara

    keseluruhan pada wilayah UP Satelit sudah banyak kesesuaian antara penggunaan lahan dengan RDTRK.

    Kata kunci : Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), Citra Quickbird, Penggunaan

    Lahan .

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Surabaya merupakan kota metropolitan

    terbesar kedua di Indonesia setelah ibu kota

    Jakarta. Kota pahlawan ini mengalami

    perkembangan pesat terutama di daerah Surabaya

    Barat dan Surabaya Timur, ditunjukkan dengan

    peningkatan pertumbuhan penduduk dan

    perubahan peruntukan lahan yang semakin cepat.

    Hal ini terjadi karena kemajuan Kota Surabaya

    terutama dalam bidang ekonomi menjadi daya tarik

    tersendiri bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

    Akibatnya, jumlah penduduk yang tinggal di

    wilayah Kota Surabaya semakin banyak. Kondisi

    ini berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan

    penduduk akan hunian, perkantoran, sarana dan

    prasarana transportasi, serta fasilitas publik

    lainnya. Konsekuensinya, pembangunan fisik kota

    pun semakin meningkat, guna memenuhi

    kebutuhan penduduk tersebut. Pembangunan fisik

    dan prasarana perkotaan dapat berupa pembangun

    an permukiman sebagai tempat tinggal,

    pembangunan pabrik dan perkantoran sebagai

    tempat bekerja, pembangunan jaringan jalan

    sebagai penghubung dan jenis pembangunan

    lainnya. Kegiatan pembangunan fisik dan

    prasarana perkotaan di Surabaya tentunya

    menimbulkan konsekuensi terhadap perubahan

    peruntukan lahan. Banyak lahan yang semula

    berfungsi sebagai areal pertanian beralih fungsi

    menjadi areal terbangun (BAPPEKO Surabaya,

    2008).

    Perkembangan teknologi penginderaan jauh

    terutama citra Quickbird memudahkan dalam

    mengkaji perencanaan tata ruang kota dan

    monitoring penggunaan lahan. Sejak kemunculan

    nya yang pertama kali di Indonesia, Quickbird

    langsung mendapat respon positif dari berbagai

    institusi pemerintah. Didorong pula oleh

    pemberian otonomi yang lebih luas kepada Pemda,

    maka Quickbird telah dimanfaatkan untuk

    menyusun peta penggunaan lahan yang paling up

    to date. Karena Quickbird memiliki keunggulan

    mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61

    cm, sehingga perkembangan wilayah kota tersebut

    dapat di kendalikan sesuai dengan orientasi

    perencanaan pembangunan kota agar tidak

    menimbulkan permasalahan-permasalahan baru.

    Dengan terjadinya perubahan penggunaan

    lahan tersebut, maka perlu adanya sebuah studi

    1

    mailto:[email protected]&[email protected]

  • 2

    untuk mengevaluasi seberapa besar perubahan

    penggunaan lahan terhadap peta Rencana Detail

    Tata Ruang Kota (RDTRK) dengan menggunakan

    data citra Quickbird.

    Perumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah bagaimana mengolah data citra Quickbird,

    sehingga bisa digunakan untuk evaluasi perubahan

    penggunaan lahan terhadap peta hasil RDTRK

    Surabaya.

    Batasan Masalah

    Batasan permasalahan dari penelitian tugas

    akhir ini adalah :

    1. Wilayah studi dari penulisan tugas akhir adalah Surabaya Barat, yaitu UP Satelit

    (Kecamatan Sukomanunggal dan Kecamatan

    Dukuh Pakis).

    2. Data yang digunakan adalah Peta Garis Surabaya tahun 2002 dan Citra Quickbird

    tahun 2008 serta Peta hasil Rencana Detail

    Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya tahun

    2002.

    3. Melakukan evaluasi penggunaan lahan dari daerah penelitian, yaitu :

    a. Evaluasi perubahan penggunaan lahan b. Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan

    dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota

    UP Satelit.

    Tujuan Tugas Akhir

    Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

    1. Melakukan pengolahan dan analisis data citra Quickbird untuk mengevaluasi perubahan

    penggunaan lahan terhadap Peta hasil

    RDTRK UP Satelit tahun 2002.

    2. Memberikan informasi kesesuaian dan ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap

    RDTRK UP Satelit.

    Manfaat Tugas Akhir

    Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian

    ini adalah sebagai bahan masukan dan

    pertimbangan bagi pihak pengambil kebijakan tata

    ruang, baik di tingkat pusat ataupun daerah, agar

    perkembangan wilayah sesuai dengan orientasi

    perencanaan pembangunan kota. Selain itu hasil

    dari studi ini juga dapat bermanfaat dalam

    menggambarkan penggunaan lahan yang terdapat

    pada daerah UP Satelit yang terdiri dari dua

    kecamatan yaitu Kecamatan Sukomanunggal dan

    Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya Barat.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Lokasi Penelitian

    Lokasi kegiatan penelitian ini dilakukan di

    Kecamatan Sukomanunggal dan Kecamatan

    Dukuh Pakis di daerah Surabaya Barat. Batas-batas

    administrasi Unit Pengembangan Satelit adalah

    sebagai berikut :

    Utara : Kecamatan Sawahan

    Timur : Kecamatan Wonokromo

    Selatan : Kecamatan Wiyung

    Barat : Kecamatan Tandes

    UP Satelit yang terdiri dari 2 kecamatan

    yaitu Kecamatan Sukomanunggal dan Kecamatan

    Dukuh Pakis memiliki luas wilayah 1961,86 Ha

    dengan jumlah penduduk pada tahun 2008

    151.105 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar

    4227 Jiwa/Km2 serta dengan fungsi utama sebagai

    tempat pemukiman , perdagangan, jasa dan

    kawasan khusus. (BAPPEKO Surabaya, 2008)

    = Lokasi Penelitian

    Gambar 1. Lokasi Daerah penelitian

    Peralatan

    Perangkat Lunak (Sofware)

    Sistem Operasi Windows XP Professional Microsoft Word 2007 untuk pembuatan

    laporan

    Microsoft Excel 2007 untuk pengolahan data tabular

    Autodesk Land Desktop 2009 untuk proses dijitasi dan editing peta

    ArcView 3.3 untuk pembuatan Peta SIG penggunaan lahan dan untuk proses

    overlay .

    Er Mapper 7.0 untuk pengolahan data citra satelit yaitu proses koreksi geometrik

    Matlab 7.0 untuk proses perhitungan Strenght of Figure

    Bahan

    1. Citra satelit Quickbird daerah Surabaya Barat tahun 2008.

    2. Peta garis hasil foto udara skala 1:5000 tahun 2002/2003 daerah Kecamatan

    Sukomanunggal dan Kecamatan Dukuh

    Pakis produk Dinas Tata Kota

    Surabaya.

    3. Peta hasil RDTRK skala 1:5000 UP. Satelit tahun 2002 produk dari BAPPEKO

    Surabaya.

  • 3

    Metodologi Penelitian

    Persiapan

    Studi Literatur Pengadaan Data dan Alat

    Pengolahan Data

    Analisa Data

    Penyusunan Tugas Akhir

    Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

    Berikut adalah penjelasan diagram alir metode

    penelitian:

    1. Studi Literatur Mendapatkan dan memahami materi terkait

    dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal

    ini, yaitu materi tentang penggunaan lahan,

    pengolahan citra Quickbird dan mengenai

    RDTRK.

    2. Pengumpulan Data Mencari atau mengumpulkan data-data yang

    berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan

    di Kecamatan Sukomanunggal dan Kecamatan

    Dukuh Pakis dan keterkaitannya dengan

    RDTRK. Meliputi:

    Peta Garis Kota Surabaya 2002 dan Citra Quickbird 2008, digunakan untuk

    mendapatkan informasi mengenai gambaran

    pola penggunaan lahan pada saat itu.

    RDTRK UP Satelit tahun 2002 produk BAPPEKO yang digunakan untuk evaluasi

    perubahan penggunaan lahan.

    3. Pengadaan peralatan Menyiapkan Hardware dan Software yang

    dibutuhkan dalam penelitian seperti ErMapper

    7.0 untuk pengolahan citra, Autodesk Land

    Desktop 2009 untuk digitasi serta ArcView

    untuk proses overlay peta.

    Tahapan Pengolahan Data

    Evaluasi

    Citra Quickbird Tahun

    2008

    Koreksi Geometrik

    RMS Error 1

    Pixel

    Interpretasi visual

    Peta Hasil RDTRK

    Tahun 2002 Skala

    1:5000

    Ya

    Tidak

    Ground Truth

    Uji Ketelitian 80%

    Tidak

    Peta Landuse tahun

    2008

    Dijitasi Peta

    Peta Garis Kota

    Surabaya Tahun

    2002

    Ya

    Editing Peta

    Peta Landuse tahun

    2002

    Peta Landuse

    sementara tahun 2008

    Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Citra

    Gambar 4.Citra Satelit Quickbird

    Penjelasan Diagram Alir Pengolahan Citra:

    Melakukan proses editing peta garis tahun 2002 dan peta RDTRK. Setelah itu, dapat

    dilakukan proses input peta ke Arc View.

    Namun sebelumnya, peta berformat dwg

    harus diubah menjadi format dxf agar

    dapat ditampilkan oleh Arc View. Setelah

    proses input peta ke Arc View, maka peta

    tersebut dikonversi dalam format shapefile

    untuk mendapatkan Peta SIG Penggunaan

    Lahan Tahun 2002 dan Peta RDTRK 2002

    Melakukan pengolahan citra Quickbird tahun 2008. Penggunaan citra Quickbird

    ini dalam penelitian karena citra tersebut

    memiliki resolusi yang tinggi dan dapat

    merekam data secara detail sehingga dapat

    memetakan penggunaan lahan dengan

    jelas sehingga memudahkan interpretasi

    atau klasifikasi setiap kenampakan obyek

    pada citra.

    Langkah selanjutnya adalah pembuatan desain jaring untuk perhitungan Strength

    of Figure (SoF) pada citra dengan

    menggunakan Metode Parameter. Citra

    satelit Quickbird tahun 2008 mempunyai

    12 titik dengan jumlah baseline 23 pada

    pembuatan desain jaringnya dengan nilai

    SoF adalah 0,000659 .

    Dilakukan koreksi geometrik pada citra Quickbird tahun 2008 hal ini dilakukan

    untuk mendapatkan sistem koordinat dan

    sistem proyeksi yang sama. Dalam koreksi

    geometrik ini digunakan sebagai acuannya

    adalah peta garis Surabaya Barat tahun

    2002 produk Dinas Tata Kota Surabaya

    yang memiliki koordinat TM-30. Jika nilai

    RMS error 1 (Purwadhi, 2001) maka

    koreksi geometrik yang telah dilakukan

    tersebut sudah benar.

    Citra yang sudah terkoreksi geometrik tersebut kemudian di ekspor ke dalam

    Land Desktop 2009 untuk melakukan

    interpretasi citra dengan cara melakukan

    digitasi dan membagi objek-objek tersebut

    menjadi beberapa kelas. Dalam penelitian

  • 4

    ini metode yang digunakan dalam

    menginterpretasi citra adalah interpretasi

    secara visual, yaitu interpretasi data

    penginderaan jauh yang mendasarkan

    pada pengenalan ciri (karakteristik) objek

    secara keruangan (spasial) (Purwadhi,

    2001). Karakteristik objek yang tergambar

    pada citra dapat dikenali berdasarkan

    unsur-unsur interpretasi seperti rona atau

    warna, bentuk, pola ukuran, letak dan

    asosiasi kenampakan objek.

    Melakukan ground truth yaitu cek lapangan untuk mengetahui kebenaran

    hasil interpretasi visual dengan keadaan di

    area penelitian dengan menggunakan 35

    titik pada semua kelas. Hasil ground truth

    digunakan sebagai data uji ketelitian.

    Melakukan pencatatan hasil survei serta pengambilan dokumentasi di lapangan.

    Setelah itu dilakukan uji ketelitian interpretasi yaitu dengan menggunakan

    rumus :

    KI = JKI x 100%...................(1) JSL Keterangan :

    KI = Ketepatan Interpretasi

    JKI = Jumlah Kebenaran Interpreatsi

    JSL = Jumlah Sampel Lapangan

    Apabila hasilnya 80% (Anderson dalam

    Utami, 2009), maka klasifikasi tersebut

    dianggap benar. Tetapi apabila hasilnya

    tidak memenuhi syarat di atas maka

    dilakukan interpretasi kembali.

    Jika klasifikasi tersebut sudah benar maka akan dihasilkan peta penggunaan lahan

    tahun 2008 . Setelah itu dilakukan evaluasi

    peta penggunaan lahan 2008 terhadap peta

    hasil RDTRK

    Tahapan Analisa

    Peta Landuse Tahun 2008

    Overlay

    Peta RDTRK Tahun 2002Peta Landuse Tahun 2002

    Overlay

    Evaluasi Perubahan Penggunaan

    Lahan

    Evaluasi Kesesuaian Penggunaan

    Lahan

    Gambar 5. Diagram Alir Analisa Data

    Penjelasan diagram alir analisa data :

    Hasil dari pengolahan data tersebut berupa

    peta penggunaan lahan dan RDTRK UP Satelit.

    Selanjutnya dilakukan evaluasi penggunaan lahan

    yang meliputi :

    1. Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Evaluasi perubahan lahan dilakukan dengan

    cara proses tumpang susun (overlay) antara

    peta penggunaan lahan tahun 2002 dan 2008

    untuk mengidentifikasi terjadinya perubahan

    penggunaan lahan.

    2. Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan RDTRK

    Evaluasi ini dilakukan dengan cara tumpang

    susn (overlay) peta penggunaan lahan tahun

    2002 dan tahun 2008 dengan peta RDTRK UP

    Satelit, sehingga menghasilkan peta kesesuaian

    dan ketidak sesuaian penggunaan lahan

    terhadap RDTRK.

    HASIL DAN ANALISA

    Hasil Perhitungan SOF dan RMS

    Besar SoF = trace {( [A] x [A] T)} ...........(2) U

    = 0.000659

    Nilai rata-rata RMS error sebesar : 0.67 Tabel 1. RMS Error

    Titik RMS

    Error

    1 0,99

    2 0,59

    3 0,72

    4 0,99

    5 0,53

    6 0,83

    7 0,90

    8 0,80

    9 0,22

    10 0,45

    11 0,62

    12 0,40

    RMS total 8,04

    RMS rata-rata 0,67

    Dari tabel diatas RMS total adalah 8.04

    dengan 12 titik GCP yang tersebar merata di lokasi

    penelitian dan didapat RMS rata-rata sebesar 0,67

    yang telah memenuhi toleransi yang diberikan. Nilai dari RMS error menunjukkan nilai kesalahan

    yang terjadi dalam proses koreksi geometrik yang

    telah dilakukan.

    Hasil Peta

    Peta penggunaan lahan tahun 2002

    Peta Penggunaan lahan tahun 2008

    Peta kesesuaian penggunaan lahan tahun 2008

    Peta RDTRK UP Satelit Tahun 2002 ( Peta Terlampir)

  • 5

    Analisa

    Analisa Uji Ketelitian

    Jumlah titik sampel berjumlah 35 dan terdapat

    kesalahan pada 4 titik sehingga :

    KI = JKI x 100%

    JSL

    = 31 x 100%

    35

    = 88.6%

    Keterangan :

    KI = Ketepatan Interpretasi

    JKI = Jumlah Kebenaran Interpreatsi

    JSL = Jumlah Sampel Lapangan.

    Evaluasi Kondisi Penggunaan Lahan

    Kondisi penggunaan lahan UP Satelit

    pada tahun 2002 dan 2008 disajikan dalam

    Tabel 2 berikut ini:

    Tabel 2. Perhitungan Luas Penggunaan Lahan

    UP satelit Tahun 2002 dan 2008

    Penggunaan lahan UP Satelit pada tahun

    2002 yang paling luas adalah pemukiman

    dengan luas 869,286 Ha (44,33%). Sementara

    RTH ( Tanah kosong, Sawah, Ladang, Jalur

    Hijau, Kuburan, sempadan sungai dan taman),

    Perdagangan dan Jasa(Ruko, Rukan, Hotel,

    Apartemen,Hypermarket), Fasilitas umum

    (Masjid, Mushola, Gereja, Sekolah Internasional

    , Pelayanan Kesehatan) dan Industri dan

    Gudang hanya memiliki luas 700,910 Ha

    (35.73%), 169,507 Ha (8,64%), 71,23 Ha

    (3,60%) dan 120,448 Ha (6.14%) dari

    keseluruhan luas UP Satelit yang sebesar

    1961,86 Ha. Untuk penggunaan lahan lainnya

    (jalan, sungai/saluran) sebesar 30.236 Ha atau

    1.55% dari seluruh luasan di UP Satelit.

    Kondisi wilayah UP Satelit pada tahun

    2008 mengalami perubahan luasan terutama di

    sektor pemukiman dan perdagangan dan jasa

    yang luasanya meningkat menjadi 992,220 Ha

    (50.57%) dan 228,735 Ha (11,66%). Sedangkan

    pada sektor RTH dan mengalami penurunan

    penggunaan lahan menjadi 468,905 Ha

    (23,91%) akibat dari peralihan pengunaan lahan

    menjadi lahan pemukiman, fasilitas umum,

    perdagangan dan jasa. Selain itu, lahan yang

    belum termanfaatkan ada yang beralih fungsi

    menjadi lahan RTH karena dipersiapakan untuk

    beberapa lahan pemukiman seperti perumahan

    real estate . Sedangkan luas panggunaan lahan

    yang tidak jauh berubah dan tergolong kecil

    dengan peningkatan luasan kurang dari 3%,

    yaitu fasilitas umum (4,78%) dan Industri atau

    gudang (7,38%). Untuk penggunaan lahan

    lainnya( jalan, sungai/saluran) sebesar 33,257

    Ha atau 1,69 % dari seluruh luasan di UP Satelit

    pada tahun 2008.

    Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan

    Tabel 3. Perhitungan Luas Perubahan

    Penggunaan Lahan Kecamatan Sukolilo

    Perubahan yang paling besar adalah

    pemukiman yang bertambah seluas 122,934

    Ha (14,14 %). Perubahan tersebut sebagian

    besar berasal dari RTH yang berkurang

    luasannya sebanyak -232,005 Ha (-33,10 %).

    Luas RTH yang berkurang tersebut

    dikarenakan adanya peralihan pemanfaatan

    lahan menjadi areal terbangun seperti lahan

    pemukiman, fasilitas umum berupa sekolah,

    pelayanan kesehatan , perkantoran dan

    lainnya. RTH tersebut sebagian besar telah

    dikuasai oleh pihak swasta, sebagian belum

    terbangun, sehingga penggunaannya beralih

    menjadi lahan terbuka/kosong. Indeks rata-

    rata perubahan penggunaan lahan setiap tahun

    adalah sebagai berikut :

    a. Permukiman tumbuh sebesar 14,14% dengan indeks rata-rata 24,568 Ha per

    tahun.

    b. Fasilitas umum tumbuh sebesar 30,74% dengan indeks rata-rata 4.409 Ha per tahun

    c. Perdagangan dan jasa tumbuh sebesar 34,94 % dengan indeks rata-rata 11,84 Ha

    per tahun.

    d. Industri-gudang tumbuh sebesar 20,15% dengan indeks rata-rata sebesar 4,86 Ha

    per tahun

    e. RTH ( Tanah Kosong, Sawah, Jalur Hijau, Ladang, Kebun) berkurang sebesar 33,10%

    No Penggunaan Lahan

    Tahun 2002 Tahun 2008

    Luas

    (Ha)

    Luas

    (%)

    Luas

    (Ha)

    Luas

    (%)

    1 Pemukiman 869,286 44,33 992,220 50,57

    2 Fasilitas Umum 71,723 3,60 93,771 4,78

    3 Perdagangan dan

    Jasa 169,507 8,64 228,735 11,66

    4 Industri dan Gudang 120,448 6,14 144,772 7,38

    5 RTH 700,910 35,73 468,905 23,91

    6 Sungai 15,400 0,79 16.563 0,84

    7 Jalan 14,836 0,76 16,694 0,85

    8 Dll 0,2 0,01 0,2 0,01

    Jumlah 1961,86 100 1961,86 100

    No Penggunaan

    Lahan

    Luas Perubahan Penggunaan

    Lahan Tahun 2002-2008

    Dalam Ha Dalam %

    1 Pemukiman 122,934 14,14

    2 Fasilitas umum 22,048 30,74

    3 Perdagangan

    dan Jasa 59,228 34,94

    4 Industri dan

    Gudang 24,324 20,15

    5 RTH -232,005 -33,10

    6 Sungai/ Saluran 1,163 7,5

    7 Jalan 1,858 12,52

    Jumlah -0,45 86,89

  • 6

    dengan indeks rata-rata 46,403 Ha per

    tahun.

    Evaluasi Pola Pemanfaatan Ruang

    Pemanfaatan ruang yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi

    lahan yang telah ditetapkan dalam RDTRK UP

    Satelit. Berikut adalah tabel pembagian fungsi

    lahan pada RDTRK UP Satelit .

    Tabel 4. Perhitungan Luas Pembagian Fungsi

    Lahan Pada RDTRK UP Satelit

    Fungsi Lahan Luas( Ha ) Luas (%)

    Pemukiman 650,078 33,13

    Fasilitas umum 96,101 4,90

    Perdagangan dan Jasa 327,93 16,71

    Industri dan Gudang 256,63 13,08

    RTH 594,59 30,31

    Sungai/ Saluran & Jalan 36,503 1,86

    Jumlah 1961,86 100%

    Sedangkan grafik pembagian fungsi

    lahannya dapat dilihat pada gambar 6. berikut

    ini.

    Gambar 7. Grafik Pembagian Fungsi

    Lahan RDTRK UP Satelit

    Berdasarkan tabel 4. pemanfaatan untuk

    fungsi lahan pemukiman merupakan wilayah

    yang terluas yaitu 650,078 Ha atau 33,13 %

    dari total luas wilayah RDTRK. Berikutnya

    adalah RTH dengan luas 594,59 Ha (30,31%),

    perdagangan dan jasa dengan luas 327,93 Ha

    (16,71%), dan Industri dan gudang 256,63 Ha

    (13,08%).

    Selain itu direncanakan pula lahan

    campuran dimana ada lahan campuran fasilitas

    umum dan pemukiman, campuran faslitas

    umum dan perdagangan , serta campuran

    perdagangan dan pemukiman.

    Rencana pembangunan ini diharapkan

    dapat mengurangi kepadatan penduduk di

    wilayah Surabaya Pusat dan mampu menarik

    penduduk di luar wilayah Kecamatan

    Sukomanunggal dan Kecamatan Dukuh Pakis

    untuk melakukan migrasi sehingga dapat

    menambah jumlah penduduk yang akhirnya

    akan berpengaruh terhadap peningkatan

    kebutuhan lahan untuk permukiman. Sesuai

    dengan arahan RTRW Kota Surabaya, UP

    Satelit yang terdiri dari Kecamatan

    Sukomanunggal dan Kecamatan Dukuh Pakis

    yang terdiri diarahkan menjadi fungsi utama

    sebagai tempat tempat pemukiman ,

    perdagangan dan jasa, perindustrian dan

    pergudangan, dan kawasan khusus.

    Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan

    Dengan RDTRK

    Kesesuaian fungsi lahan dalam RDTRK

    Kecamatan Sukolilo disusun dalam tiga tingkat

    kesesuaian, yaitu :

    1. Sesuai (S), apabila penggunaan lahan telah sepenuhnya sesuai dengan fungsi lahan

    dalam RDTRK

    2. Tidak Sesuai (TS), apabila penggunaan lahan tidak sesuai dengan fungsi lahan

    yang ditetapkan dalam RDTRK

    3. Belum Dimanfaatkan (B), apabila penggunaan lahan tidak terbangun seperti

    RTH belum dimanfaatkan menjadi lahan

    terbangun seperti yang direncanakan

    dalam RDTRK seperti lahan Pemukiman,

    Fasilitas umum, Perdagangan dan jasa, dan

    Industri dan gudang.

    Kesesuaian penggunaan lahan tahun

    2008 terhadap RDTRK UP Satelit dapat

    dilihat pada 6 berikut ini.

    Tabel 6. Perhitungan Luas Kesesuaian

    Penggunaan Lahan Tahun 2008 Dengan

    RDTRK UP Satelit 2002

    Fungsi Lahan Penggunaan Lahan Tahun 2008 (Ha)

    S TS B Dll

    Pemukiman 697.087 295.133 - - Fasilitas

    Umum 63,768 30,003

    - -

    Perdagangan-

    jasa 183,462 45,273

    - -

    Industri 95.895 48.877 - -

    RTH 237.729 231.176 16,804 - Dll(Jalan,Sun

    gai/Saluran) - - - 16,653

    Total 1277,941 650,462 16,804 202,781

    Persen (%) 60,13 30,15 0,85 9,33

    Tingkat kesesuaian penggunaan lahan

    terhadap RDTRK secara umum masih tidak

    menunjukkan kesesuaian antara apa yang

    direncanakan dalam RDTRK tersebut dengan

    kondisi penggunaan lahan pada saat itu.

    Pada wilayah UP Satelit di tahun 2008,

    penggunaan lahan UP Satelit di tahun 2008

    menunjukkan adanya tingkat kesesuaian yang

    cukup tinggi. Penggunaan lahan yang sesuai

    terhadap RDTRK meningkat menjadi

    1277,941 Ha atau sebesar 60,13% dari total

    wilayah UP Satelit dan lahan yang belum

    dimanfaatkan mengalami penurunan menjadi

    16,804 Ha atau 0,85%. Penggunaan lahan yang

  • 7

    belum dimanfaatkan, paling luas berada di

    Kecamatan Dukuh Pakis.

    Sedangkan, penggunaan lahan tidak

    sesuai mengalami penurunan menjadi 650,462

    Ha atau sebesar 30,15 %. Peningkatan nilai

    kesesuaian dan penurunan nilai ketidak

    sesuaian penggunaan lahan diakibatkan oleh

    menurunnya lahan yang belum dimanfaatkan

    sebesar 16,804 Ha atau 0,85% dari luas

    keseluruhan wilayah UP Satelit. Penurunan

    lahan yang belum dimanfaatkan ini akibat dari

    meningkatnya pembangunan lahan terbangun

    seperti lahan pemukiman, lahan fasilitas umum

    dan juga lahan perdagangan dan jasa serta

    pembangunan jalan.

    Melihat perkembangan kesesuaian

    penggunaan lahan dari tahun 2002 sampai

    2008, walaupun mengalami peningkatan

    kesesuaian namun masih adanya sebagian

    lahan yang belum termanfaatkan manfaatkan

    seperti yang telah direncanakan dalam RDTRK

    dan masih ada penggunaan lahan yang tidak

    sesuai dengan RDTRK menandakan perlunya

    langkah-langkah dari semua pihak terkait

    untuk mengaplikasikan rencana tata ruang agar

    pembangunan kota bisa berjalan secara serasi

    dan terpadu antara masing-masing

    komponennya dalam mencapai tujuan-tujuan

    yang telah ditetapkan dalam pola dasar

    pembangunan daerah.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1. Koreksi geometrik diperoleh jumlah nilai RMSerorr dari 12 titik sebesr 8,04 dengan

    nilai rata-rata RMSerorr sebesar 0,67 dan

    nilai kekuatan jaringan (SOF) sebesar

    0.000659 Memenuhi nilai yang diberikan

    (yaitu mendekati nol). Uji ketelitian

    klasifikasi yang didapatkan adalah 88,6%.

    Nilai tersebut telah memenuhi standar

    ketelitian yang diharapkan.

    2. Jenis penggunaan lahan pada tahun 2002 antara lain : pemukiman 869,286 Ha

    (44,33%), fasilitas umum 71,723 Ha

    (3,60%), perdagangan-jasa 169,507 Ha

    (8,64%), industri/gudang 120,448 Ha

    (6,14%), RTH 700,910 Ha (35,73%),

    Jalan 14,836 Ha (0,76%), Sungai/saluran

    14,836 Ha (0,76%).

    3. Penggunaan lahan pada wilayah UP Satelit di tahun 2008 antara lain : pemukiman

    992,220 Ha (50,57%), fasilitas umum

    93,771 Ha (4,78%), perdagangan-jasa

    228,735 Ha (11,66%), industri/gudang 144,772 Ha (7,38%), RTH 468,905 Ha

    (23,91%), Sungai/saluran 16,563 Ha (0,84%), jalan 16,694 Ha (0,81%),

    4. Pada perhitungan luasan lahan di ArcView pada tahun 2002 luasan yang paling besar

    adalah RTH, namun mengalami

    pengurangan dari 700,910 Ha menjadi

    468,905 Ha sehingga dalam kurun waktu 6

    tahun lahan tambak berkurang sebesar

    38,667 Ha (5,51%). Sedangkan lahan yang

    mengalami perubahan paling besar adalah

    lahan pemukiman yaitu sebesar 20,489 Ha

    atau 2,356 % per tahunya.

    5. Pada tahun 2008 nilai kesesuaian penggunaan lahan meningkat menjadi

    1729,894 Ha atau 56,82 %, penggunaan

    lahan yang tidak sesuai meningkat menjadi

    286,657 Ha atau sebesar 9,41 %.

    Sedangkan penggunaaan lahan yang belum

    dimanfaatkan menurun sebesar 825,281Ha

    atau 27,11%. Secara keseluruhan belum

    terdapat kesesuaian antara penggunaan

    lahan dengan RDTRK.

    Saran

    1. Lebih mengoptimalkan lagi pembangunan khususnya lahan pemukiman serta perlu

    adanya pengawasan dari pemerintah

    daerah karena dalam kurun waktu 10

    tahun pembangunan pemukiman dan

    perdagangan dan jasa telah berkembang

    seperti yang direncanakan dalam RDTRK.

    2. Perlu adanya tindakan tegas oleh setiap pihak yang terkait dalam hal ini Dinas

    Tata Kota, BAPPEKO dan BPN jika

    terjadi penyimpangan penggunaan lahan

    sesuai yang ada dalam RDTRK.

  • 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, HZ, 2000. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan

    aplikasinya. Jakarta : Pradnya Paramita

    Ayunita, Putri. 2009. Kajian Pembuatan Peta Dasar

    Pendaftaran Dengan citra Satelit Quickbird

    (Studi Kasus Kantor Pertanahan Jember).

    Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik

    Geodesi.

    BAPPEKO Surabaya. 1998. Laporan Akhir Rencana

    Detail Tata Ruang Kota Surabaya Unit

    Pengembangan Semolowaru. Surabaya :

    Pemerintah Kota Surabaya

    BAPPEKO Surabaya. 1999. Laporan Akhir Rencana

    Detail Tata Ruang Kota Surabaya Unit

    Pengembangan Pantai Timur. Surabaya :

    Pemerintah Kota Surabaya

    BAPPEKO Surabaya. _____. Executive Summary

    Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya 2015.

    Surabaya : Pemerintah Kota Surabaya

    Kedupetian Penginderaan Jauh LAPAN, Aplikasi Data

    Penginderaan Jauh untuk Mendukung

    Perencanaan Tata Ruang di Indonesia

    . Di kunjungi pada tangal

    24 Maret 2009, jam 21.15.

    Lillesand, T.M., dan Kiefer, R.W. 1994. Remote

    Sensing and Image Interpretation. New York.:

    John Wiley&Son, Inc,.

    Pemerintah Kota Surabaya, 2005. Naskah Raperda

    RTRW Revisi Edisi 20-11- 2005, Hasil

    Pembahasan Pansus RTRW Nopember

    2005.Pemerintah Kota Surabaya, Surabaya.

    Pemerintah Kota Surabaya, 2008. Kecamtan-kecamatan

    di Surabaya,

    dikunjungi pada tanggal 10 Juli 2009, Jam 19.30.

    WIB

    Purwadhi, Sri Hardiyanti.2001. Interpretasi Citra

    Digital. Jakarta :Gasindo

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

    Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar

    Bahasa Indonesia Edisi Kedua Cetakan

    Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan

    Utomo, Faishal Dian. 2007. Analisa Peruntukan Lahan

    Pada Pengembangan Tata Ruang Kota

    Mojekerto Dengan Metode SIG. Surabaya :

    Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi.

    Yustifitroni, Handy. 2009. Pemanfaatan Citra

    Quickbird Untuk Evaluasi Tutupan Lahan

    Jalur Kereta Api Alternatif Yang Terpilih.

    Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik

    Geodesi.

    _______, Quickbird-Indonesia,

    dikunjungi pada tanggal 10 Juli 2009, Jam 19.30.

    WIB

    http://www.skma.org-quickbird Dikunjungi pada

    Tanggal 11 Juli 2009, Jam 19.00 WIB

    http://www.Wikipedia.org Dikunjungi pada tanggal 11

    Juli 2009 jam 19.15 WIB

    http://www.digitalglobe.com Dikunjungi pada Tanggal

    11 Juli 2009, Jam 19.20 WIB

    http://www.surabaya.go.id/http://www.gisremotesensing.com/http://www.skma.org-quickbird/http://www.wikipedia.org/http://www.digitalglobe.com/

  • 9

    Lampiran-Lampiran

    1. Peta Penggunaan Lahan 2002 UP Satelit Surabaya

    Barat

    2. Peta Penggunaan Lahan 2008 UP Satelit Surabaya

    Barat

    3. Peta RDTRK UP Satelit Surabaya Barat

    4. Peta Perubahan Penggunaan Lahan 2002 - 2008 UP

    Satelit Surabaya Barat

    5. Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan 2008 UP Satelit

    Surabaya Barat