EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3...

525
EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA KEBIJAKAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI SUKU DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Disusun oleh: DIMAS RIAN PAMBUDI NIM: 6661111343 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2018

Transcript of EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3...

Page 1: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA

KEBIJAKAN PELAYANAN ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DI SUKU DINAS

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun oleh:

DIMAS RIAN PAMBUDI

NIM: 6661111343

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

Page 2: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 3: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 4: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 5: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Program Quick Wins Pada Pelayanan Administrasi Kependudukandi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Dimas Rian Pambudi

(Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Tahun 2011)

ABSTRAK

Dimas Rian Pambudi. NIM : 6661111343. SKRIPSI. Evaluasi ProgramQuick Wins Pada Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Program Studi IlmuAdministrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UniversitasSultan Ageng Tirtayasa.

Quick wins adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawalisuatu program besar dan sulit dalam waktu kurang dari 12 bulan. Keluaran daripelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atauproduk utama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang sesuai denganperan, tupoksi, dan karakteristik masing – masing. Suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara merupakan unit pelaksana yang ditunjuk untukmelaksanakan tugas publik di bidang administrasi kependudukan, salah satunya dipelayanan pembuatan akta kelahiran. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasiprogram quick wins pada pelayanan administrasi kependudukan di suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara. Pendekatan penelitian yangdigunakan adalah kualitatif, yang bertujuan untuk memahami makna yang beradadi balik fakta – fakta. Pemahaman yang mendalam terhadap suatu peristiwa ataufenomena sosial merupakan hal yang terpenting. Dari hasil penelitian diketahuibahwa implementasi program quick wins pada pelayanan administrasikependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran masih belum optimal.Penyebab utamanya adalah masih minimnya sumber daya manusia yang ada,sarana dan prasarana yang masih banyak memiliki kekurangan, dan sosialisasiyang masih belum berhasil. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan agar sukudinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara memperbaiki setiapkekurangan yang ada agar pelayanan semakin optimal.

Kata kunci : administrasi kependudukan, akta kelahiran, evaluasi, quick wins

Page 6: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT

Dimas Rian Pambudi. Student’s Registration Number: 6661111343. THESIS.Evaluation of Quick Wins Program on Population Administration Service atNorth Jakarta Population and Civil Registration Agency. Department of PublicAdministration, Faculty of Social and Political Science Sultan Ageng TirtayasaUniversity.

Quick wins is an easy and fast-paced initiative that started a big and difficultprogram in less than 12 months. The output of the implementation of quick wins isthe improvement of the ministry / institution and local government systems orworking mechanisms or products that are consistent with their roles, tupoksi, andcharacteristics. The North Jakarta Population and Civil Registration Office is theimplementation unit which is appointed to carry out public duties in the field ofpopulation administration, one of them in the service of birth certificate making.This research was conducted to evaluate quick wins program on populationadministration service in pupulation and civil registration of north Jakarta. Theresearch approach used is qualitative, which aims to understand the meaningbehind the facts. A deep understanding of an event or a social phenomenon is themost important thing. socialization is still not successful. Therefore, theresearcher recommends that the North Jakarta Population and Civil Registrationimprove any deficiencies in order to optimize the service.

Keywords: birth certificate, evaluation, population administration, quick wins

Page 7: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

“Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan

hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal

kecil dengan cinta yang besar” (bunda Teresa)

Skripsi ini aku persembahkan

untuk Mama, Papa, Mba Riri, Mba Andin, dan Agung.

Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang diberikan.

Page 8: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas

rahmat, berkat, karunia, petunjuk, dan pertolongan-Nyalah peneliti dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Evaluasi Program Quick Wins

pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara”. Adapun penyusunan

skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat melakukan penelitian dalam meraih

gelar sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan proposal skripsi ini tidak

lepas dari dukungan kedua orang tua, keluarga serta sahabat yang membimbing

penulis agar dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan baik. Kiranya

penelitian ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca. Skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran

yang membangun dari para pembaca. Penulis juga ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberi pengajaran, dorongan serta

bantuan sebagai motivasi bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus selaku dosen

pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan serta dukungan

selama masa perkuliahan.

Page 9: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ii

2. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Arenawati, M.Si selalu Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ibu Dr. Ayuning Budiati, MPPM., selaku Pembimbing I Skripsi.

Terimakasih atas ilmu yang diberikan serta membimbing peneliti dalam

proses penyusunan skripsi.

8. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku pembimbing II

skripsi. Terimakasih atas arahan serta pembelajaran bagi peneliti melalui

bimbingan dengan saran dan kritik yang diberikan selama proses

penyusunan skripsi.

9. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa

atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.

Page 10: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iii

11. Bapak Supryantoro, S.Sos., M.Si., dan Bapak Kartawi, S.Ip., yang telah

memberikan informasi serta data terkait mengenai pelayanan administrasi

kependudukan khususnya pelayanan akta kelahiran di Jakarta Utara.

12. Pihak Lingkungan dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara, dan narasumber yang telah mendukung, memberikan

informasi, serta memberikan izin sehingga dapat melakukan penelitian

dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

13. Kedua orang tuaku tersayang Papa dan Mama terimakasih atas segala doa

dan restunya serta dukungan baik moril maupun materil kepada peneliti

dalam melakukan penelitian, dan untuk kedua kakakku Mas Lian dan Mas

Frans terimakasih untuk kasih sayang dan dukungannya.

14. Teman-teman Ilmu Administrasi Publik angkatan 2011 yang memberi

kesan, kenangan dan solidaritas selama masa kuliah terkhusus Apis, Eko,

Vergie, Vero, Revi, dan lainnya yang saling mendoakan dan tiada lelah

memberi semangat serta masukan.

15. Keluarga Mahasiswa Katolik Serang Cilegon yang telah mengisi

kehidupan perkuliahanku lebih berwarna dan dekat dengan sang pencipta,

terkhusus untuk Kak Santa Riri Monica Hutapea, Andreas Agus Widodo,

Veronica Puspaningtyas, dan KMK SC angkatan 2011..

16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini

karena keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala

Page 11: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iv

kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang

Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua, amin.

Serang, Juli 2018

Penulis

Page 12: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Identifikasi Dan Batasan Masalah .........................................................9

1.3 Rumusan Masalah ...............................................................................10

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................10

1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................10

1.6 Sistematika Penulisan .........................................................................11

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ..................................................................................14

2.1.1 Pengertian Evaluasi Kebijakan ...............................................15

2.1.2 Definisi Kebijakan Publik........................................................24

2.1.3 Proses Kebijakan Publik .........................................................25

2.1.4 Pengertian Quick Wins ...........................................................26

2.1.5 Pelayanan Publik .....................................................................28

Page 13: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vi

2.1.6 Administrasi Kependudukan ...................................................35

2.1.7 Akta Kelahiran ........................................................................37

2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................40

2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................41

2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................46

3.2 Fokus Penelitian ................................................................................48

3.3 Lokasi Penelitian................................................................................49

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................50

3.4.1 Definisi Konsep ......................................................................50

3.4.2 Definisi Operasional ...............................................................50

3.5 Instrumen Penelitian .........................................................................52

3.6 Informan Penelitian ...........................................................................54

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..............................................55

3.8 Uji Keabsahan Data ..........................................................................63

3.9 Jadwal Penelitian ..............................................................................65

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian .............................................66

4.1.1 Gambaran Umum Jakarta Utara ................................................66

4.1.2 Gambaran Umum Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara ..................................................69

4.2 Deskripsi Data ...................................................................................72

Page 14: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vii

4.2.1 Daftar Informan Penelitian .....................................................74

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................60

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................61

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .....................................................................................102

5.2 Saran ...............................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................x

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Informan Wawancara..................................................................67

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara.............................................................................67

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian....................................................................................67

Tabel 4.1 Kecamatan di Jakarta Utara ...................................................................67

Tabel 4.2 Daftar Informan Penelitian.....................................................................67

Tabel 4.3 Data Kepegawaian Seksi Pendaftaran Penduduk Menurut Pendidikan.78

Page 16: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta ..................................6

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..............................................................................44

Gambar 3.1 Analisis Data menurut Miles dan Huberman ....................................64

Gambar 4.1 SOP Pelayanan Akta Kelahiran .........................................................64

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Akta Kelahiran ..................................................64

Page 17: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Belakangan ini dalam segala aspek yang berhubungan dengan

pemerintahan, reformasi birokrasi menjadi isu yang sangat kuat untuk

direalisasikan. Terlebih lagi, birokrasi pemerintahan Indonesia telah

memeberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kondisi

keterpurukan bangsa Indonesia dalam krisis multidimensi yang

berkepanjangan. Birokrasi yang telah dibangun oleh pemerintah sebelum

era reformasi telah membangun budaya birokrasi yang kental dengan

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Akan tetapi, pemerintahan pasca reformasi pun tidak menjamin

keberlangsungan reformasi birokrasi terealisasi dengan baik, kurangnya

komitmen pemerintah pasca reformasi terhadap reformasi birokrasi ini

cenderung berbanding lurus dengan kurangnya komitmen pemerintah

terhadap pemberantasan KKN yang telah menjadi permasalahan dalam

birokrasi pemerintahan Indonesia selama ini. Sebagian masyarakat telah

memberikan pandangan negatif terhadap komitmen pemerintah pasca

reformasi terhadap reformasi birokrasi.

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan

yang sangat luas dan juga merupakan salah satu unsur yang mendorong

Page 18: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2

perubahan kualitas pemerintahan daerah maupun pusat. Dalam kehidupan

bernegara, maka pemerintah memliki fungsi memberikan berbagai

pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan

dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan – pelayanan lain dalam

rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan,

kesehatan, utilitas, dan lainnya. Undang – Undang Dasar 1945

mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap

warga negara demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas suatu sistem

pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

pelayanan publik. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 pun secara

tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Republik

Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. Selain itu juga diperjelas kembali dalam Undang –

Undang nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, sebagai

kebijakan dan acuan bagi seluruh instansi pelayanan publik dalam

menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas.

Pemerintah sebagai service provider (penyedia jasa) bagi

masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Apalagi pada era otonomi daerah kualitas dari pelayanan aparatur

pemerintahan akan semakin ditantang untuk lebih optimal, kompeten dan

mampu menjawab tuntutan yang semakin tinggi dari masyarakat, baik dari

segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Pelayanan publik yang

berkualitas merupakan pelayanan yang mampu memberikan kepuasan

Page 19: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3

kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diketahui dari 5 dimensi kualitas

pelayanan publik yang menjadi tolak ukur dalam memberikan kepuasan

kepada masyarakat yaitu reliability, responsiveness, assurance, empaty,

dan tangibles.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25

Tahun 2009 menyebutkan definisi pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksana

ketentuan peraturan perundang – undangan. Penyelenggara pelayanan

publik adalah unit kerja pada instansi pemerintah yang secara langsung

memberikan pelayanan kepada penerima layanan publik. Sedangkan

penerima layanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah

atau badan hukum. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 58 Tahun 2005 mengelompokan tiga jenis pelayana dari instansi

pemerintah serta BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis pelayanan tersebut

didasarkan pada ciri – ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang

dihasilkan yaitu, pelayanan administrasi, pelayanan barang, dan pelayanan

jasa.

Pelayanan publik cenderung menjadi konsep yang sering

digunakan oleh banyak pihak, baik dari kalangan praktisi, maupun

ilmuwan, dengan makna yang berbeda – beda. Dalam kehidupan politik,

perbaikan pelayanan publik juga sangat berimplikasi luas khususnya

dalam memperbaiki tingkat kepercayaan kepada pemerintah. Berbagai

Page 20: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4

pelayanan administratif , seperti pelayanan KTP (Kartu Tanda Penduduk),

akte kelahiran, sertifikasi tanah dan perizinan, merupakan sebagian dari

pelayanan yang diselenggarakan untuk menjamin hak dan kebutuhan dasar

warga negara. Pelayanan KTP dan akte kelahiran sangatlah vital dalam

kehidupan warga negara karena keduanya menjamin keberadaan, identitas

warga, dan hak – hak sipil lainnya. Pelayanan seperti itu tentu sangat

penting dan menjadi bagian dari pelayanan publik yang harus

diselenggarakan oleh negara.

Ada beberapa jenis pelayanan publik yang diberikan aparatur

kepada masyarakat, mulai dari urusan akta kelahiran sampai dengan

urusan surat kematian atau yang dikenal dengan istilah catatan sipil.

Catatan sipil juga merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan

hukum seseorang. Bahwa untuk dijadikan dasar kepastian hukum

seseorang maka data atau catatan penting peristiwa seseorang seperti

perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak dan

pengesahan anak, maupun perpindahan perlu didadftarkan ke Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Oleh karena Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil adalah suatu lembaga resmi pemerintah yang

menangani hal – hal yang menyangkut peristiwa kependudukan yang

sengaja diadakan oleh pemerintah, dan bertugas untuk mencatat,

mendaftarkan, serta membukukan selengkap mungkin setiap peristiwa

penting bagi status keperdataan seseorang.

Page 21: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5

Dari berbagai pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

tersebut salah satunya adalah pelayanan terhadap kelahiran yaitu

pembuatan akta kelahiran yang mana akta kelahiran itu sendiri menjadi

penting bagi masyarakat karena merupakan bukti kuat dan sah secara

hukum atas kelahiran seseorang, dan juga berguna untuk keperluan

pemiliknya nanti, misalnya sebagai syarat pendaftaran untuk mendaftarkan

diri ke sekolah, dan sebagai bukti yang sah atas legalitas keberadaan sang

pemilik akta kelahiran tersebut. Pentingnya akta kelahiran tersebut tidak

langsung tidak langsung membuat masyarakat merasa harus membuat akta

kelahiran sehingga dibutuhkan juga motivasi dan dorongan yang diberikan

kepada masyarakat tersebut agar mengetahui pentingnya akta kelahiran

dan segera membuat akta tersebut.

Masalah semakin pelik ketika banyak masyarakat yang

menganggap bahwa pelayanan administrasi kependudukan khususnya

dalam pelayanan akta kelahiran dinilai terlalu berbelit – belit, tidak tepat

waktu dan prosedur yang sulit dipahami oleh sebagian masyarakat.

Namun sekarang pemerintah telah mengeluarkan sebuah kebijakan

yang dinamakan quick wins. Quick wins adalah sesuatu inisiatif yang

mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan sulit

dalam waktu yang kurang dari 12 bulan. Quick wins bermanfaat untuk

mendapatkan momentum awal yang positif untuk selanjutnya melakukan

sesuatu yang berat. Sesuatu yang berat itu merupakan inti dari suatu

program besar tersebut. Quick wins untuk setiap kementerian/lembaga dan

Page 22: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

6

pemerintah daerah serta untuk tema tertentu dapat berupa organization

quick wins, regulation quick wins, atau human resource quick wins.

Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan

didapatkan momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untuk

selanjutnya melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan

berkelanjutan. Keluaran dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan

sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Kementerian/Lembaga

dan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan peran, tupoksi dan

karakteristik masing-masing.

Gambar 1.1

Jumlah Penduduk Jakarta 2014 - 2016

Sumber : BPS Provinsi Jakarta

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2010 2014 2015 2016

Utara

Barat

Timur

Selatan

Pusat

Kep Seribu

Page 23: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

7

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan

terhadap jumlah penduduk di Jakarta Utara. Hal ini menunjukan bahwa

banyaknya terjadi peristiwa kependudukan baik itu terkait dengan

kelahiran, kematian maupun perpindahan penduduk yang mempengaruhi

jumlah penduduk tiap tahun.

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

merupakan institusi daerah yang mengatur dan memeberikan pelayanan

kepada masyarakat terkait dengan administrasi kependudukan di Jakarta

Utara. Salah satu pelayanan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil adalah pelayanan pembuatan akta kelahiran, setiap peristiwa

kelahiran yang terjadi di masyarakat Jakarta Utara wajib dilaporkan di

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil guna mendapatkan akta

kelahiran.

Penerapan kebijakan quick wins di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil diawali karena banyaknya bentuk pelayanan yang

diberikan tidak memenuhi harapan masyarakat terutama dalam bentuk

pelayanan perpindahan penduduk dan pembuatan akta kelahiran. Hal ini

disebabkan pembuatannya yang dinilai terlalu berbelit dan memakan

waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dengan adanya kebijakan quick

wins ini diharapkan pelayanan publik di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil ini dapat meningkat, misalnya dalam pembuatan akta

kelahiran yang sebelumnya diharuskan membuatnya di kantor suku dinas

dengan membawa surat keterangan dari RT, RW, kelurahan, hingga

Page 24: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

8

kecamatan, juga surat keterangan kelahiran dan kartu keluarga, sekarang

dapat dibuat langsung di kecamatan hanya dengan membawa surat

keterangan kelahiran yang bersangkutan. Bahkan saat ini suku dinas sudah

menerapkan sistem jemput bola yaitu dengan cara pembuatan akta

kelahiran di tempat seperti di rumah sakit dan puskesmas. Dengan ini

pembuatan akta kelahiran yang sebelumnya bisa mencapai 1 bulan lebih

sekarang bisa diselesaikan dalam waktu 5 hari.

Namun pada kenyataannya, proses pelaksanaan program quick

wins tidak berjalan seperti yang diharapkan sebelumnya. Hal ini

dikarenakan banyaknya pelayanan pencatatan sipil yang diberikan kepada

masyarakat belum maksimal. Contohnya dalam pembuatan akta kelahiran

yang tadinya diharapkan bisa selesai dalam waktu 5 hari namun pada

kenyataannya bisa sampai 2 minggu pengerjaannya. Hal ini terkadang

mengecewakan masyarakat yang memberikan ekspetasi yang lebih kepada

program quick wins ini. Dari sisi masyarakat pun masih banyak yang

belum mengetahui manfaat dan dampak dari program ini terhadap proses

pelayanan administrasi kependudukan.

Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti terdapat cukup banyak

hambatan yang menganggu proses pengimplementasian program quick

wins ini. Salah satunya yang paling menonjol adalah sumberdaya manusia,

jumlah dan kualitas pegawai yang memberikan pelayanan terhitung sangat

kurang. Hal ini dilihat dari banyaknya arsip kependudukan masyarakat

yang menumpuk dan belum dikerjakan karena kurangnya jumlah pegawai.

Page 25: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

9

Hal senada juga disampaikan oleh pegawai bagian pelayanan bernama

Amirudin, “iya mas, disini arsip penduduk ditumpuk dulu baru dikerjain

soalnya banyak juga arsip yang terus masuk dari masyarakat. Harusnya

sih kalau akte kelahiran bisa selesai dalam waktu seminggu cuman karena

banyaknya arsip yang masuk jadinya ditumpuk dulu baru dikerjakan.”

Dilihat dari pelaksanaannya terdapat berbagai faktor yang dapat

menghambat pelaksanaan program quick wins dan dengan adanya

pemaparan dalam latar belakang ini maka peneliti mengambil judul

penelitian “EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA KEBIJAKAN

PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI SUKU DINAS

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JAKARTA UTARA”.

1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penulis

mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh suku dinas kependudukan

dan pencatatan sipil terkait program quick wins terhadap pelayanan

administrasi kependudukan

2. Lambatnya pengerjaan akta kelahiran yang tidak sesuai dengan target

pengerjaan yang sudah ditetapkan

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses administrasi

kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran

Page 26: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

10

Selanjutnya, untuk memudahkan peneliti dalam proses kajian penelitian,

maka dalam hal ini peneliti membatasi masalah penelitian yaitu : Evaluasi

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

Khususnya pada Pelayanan Akta Kelahiran di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah menjadi

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

“ Bagaimana Keberhasilan Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara? “

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi dari Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan

Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan teori yang ada

khususnya teori mengenai implementasi dan dapat menjadi bahan bacaan

yang bermanfaat dan memberikan wawasan pengetahuan yang luas

Page 27: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

11

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan tambahan

khususnya untuk mata kuliah evaluasi kebijakan publik.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang evaluasi kebijakan pada khususnya

serta ilmu pengetahuan lain selama mengikuti program studi ilmu

administrasi publik.

2. Bagi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan evaluasi

dalam menilai proses implementasi program quick wins.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan

penelitian ini yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami

keseluruhan isi dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika

penulisan penelitian mengenai Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara, tersusun atas

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah yang menggambarkan ruang lingkup serta kedudukan masalah

Page 28: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

12

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif. Kemudian bab ini

membahas identifikasi masalah untuk melihat aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan judul penelitian. Pembatasan dan perumusan

masalah ditetapkan sebagai fokus dari penelitian yang akan dilakukan

demi mencapai hasil penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil

penelitian yang diharapkan dalam tujuan penelitian. Tujuan penelitian

mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian ini terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Manfaat penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis yang

berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika

penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi

dari penelitian secara keseluruhan.

BAB II DESKRIPSI TEORI

Dalam bab II mengkaji berbagai teori yang relevan dengan

permasalahan – permasalahan yang muncul dalam penelitian ini.

Penelitian terdahulu dipaparkan sebagai bahan perbandingan antara

penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Selanjutnya,

kerangka teori menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori

yang relevan dalam penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan

kesimpulan penelitian sementara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang

digunakan. Ruang lingkup penelitian dan lokasi penelitian. Definisi

Page 29: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13

variable penelitian yang menjelaskan mengenai variabel penelitian.

Instrumen penelitian yang menjelaskan proses penyusunan dan jenis alat

yang digunakan dalam pengumpulan data. Informan penelitian yang

menjelaskan orang – orang yang terkait dengan penelitian ini. Teknik

pengolahan dan uji keabsahan data yang menjelaskan tentang teknik dan

keabsahan datanya. Serta jadwal penelitian yang memaparkan waktu

penelitian ini dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab IV ini akan dijabarkan deskripsi obyek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian secara jelas. Mendeskripsikan data yaitu

menjelaskan data yang telah diolah dari data yang masih mentah dengan

menggunakan teknik analisis data yang masih relevan. Selanjutnya data

yang telah dianalisis, peneliti uji validitas dengan menggunakan teknik

triangulasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Setelah

itu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini memuat penjelasan mengenai kesimpulan yang dibuat

secara jelas, singkat, dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya,

peneliti memeberikan saran yang memiliki isi berupa tindak lanjut dari

sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis

maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan

pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

Page 30: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

14

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat

digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik (William

Wiersma dalam Sugiyono, 2009:52). Selanjutnya, Sitirahayu Haditono (1999),

menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih

banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan fenomena.Suatu teori

dapat memandang gejala yang dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya

dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan menganalisa dan

menginterpretasikan secara kritis (Habermas, 1968). Secara umum deskripsi teori

ini menjelaskan berbagai teori yang sesuai dan relevan dengan permasalahan dan

fokus penelitian yang akan diteliti, lalu disusun secara sistematis dan rapi agar

lebih mudah dimengerti. Dengan mempelajari berbagai teori yang sesuai dengan

permasalahan penelitian maka akan terbentuk konsep penelitian yang jelas

sehingga dapat mengarahkan peneliti agar melakukan penelitian yang tepat dan

bagus. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori, pembahasannya perlu dikaitkan

dengan hasil – hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan peneliti yang

akan dilakukan. Selain itu pada bagian ini akan disertakan asumsi dasar peneliti,

Page 31: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

15

dimana asumsi dasar itu merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannya

2.1.1. Pengertian Evaluasi Kebijakan

Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja. Kebijakan harus

diawasi, dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut disebut sebagai “evaluasi

kebijakan”. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan

kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya, sejauh

mana tujuan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan di lapangan. (Nugroho 2003:183).

Menurut William N Dunn dalam Public Policy Analysis : An Introduction

menjelaskan bahwa evaluasi merupakan salah satu dari proses ataupun siklus

kebijakan publik setelah perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan,

dan monitoring atau pengawasan terhadap implementasi kebijakan. Pada

dasarnya, evaluasi kebijakan bertujuan untuk menilai apakah tujuan dari kebijakan

yang dibuat dan dilaksanakan tersebut telah tercapai atau tidak. Dalam arti yang

spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau

manfaat hasil kebijakan. Dengan demikian evaluasi kebijakan, tidak lain adalah

mengukur kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan, dan mengukur seberapa

jauh telah terjadi penyimpangan dan ketidakpastian.

Dye (1978:351) , mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai pembelajaran

tentang konsekuensi dari kebijakan publik. Evaluasi kebijakan adalah

pemeriksaan objektif, sistematis, dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan

Page 32: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

16

program publik terhadap efek dari targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Lester dan Stewart dalam Dye, evaluasi kebijakan dapat dibedakan ke

dalam dua tugas yang berbeda.

1) Untuk menentukan konsekuensi – konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh

suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampaknya. Hal ini merujuk

pada usaha untuk melihat apakah program kebijakan publik mencapai

tujuan atau dampak yang diinginkan ataukah tidak. Bila tidak, faktor

apakah yang menyebabkannya.

2) Untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan

berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal

ini berkaitan dengan penilaian apakah suatu kebijakan berhasil atau tidak

dalam meraih dampak yang diinginkan.

Dalam proses evaluasi kebijakan, kita harus memperhatikan beberapa

langkah yang menjadi arahan dari evaluasi tersebut, Suchman mengemukakan

enam langkah dalam evaluasi kebijakan, yakni :

1. Mengidentifikasikan tujuan program yang akan dievaluasi

2. Analisis terhadap masalah

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab yang lain

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak

Page 33: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

17

Secara konseptual ada pandangan yang menyatakan bahwa evaluasi dapat

dilakukan pada seluruh periode kegiatan, artinya dapat dilakukan pada saat

kegiatan belum dilaksanakan, evaluasi pada saat kegiatan berjalan, dan setelah

kegiatan dilaksanakan (Riyadi, 2003:268).

Oleh karena itu berdasarkan pandangan tersebut, evaluasi dapat dibedakan

menjadi :

1. Pra Evaluasi

Yakni evaluasi yang dilakukan pada saat program belum

berjalan/beroperasi pada tahap perencanaan. Evaluasi pada periode

ini biasanya difokuskan pada masalah – masalah persiapan dari

suatu kegiatan. Dapat pula evaluasi itu didasarkan pada hasil –

hasil pelaksanaan kegiatan sebelumnya yang secara substansial

memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Evaluasi pada saat program sedang berjalan

Evaluasi pada periode ini biasanya difokuskan pada penilaian dari

setiap tahap kegiatan yang sudah dilaksanakan, walaupun belum

bisa dilakukan penilaian terhadap keseluruhan proses program.

Dalam prakteknya, evaluasi seperti ini berbentuk seperti laporan

triwulan, semester, atau tahunan (untuk kegiatan jangka

menengah). Pada saat program atau kegiatan tengah berjalan

analisis evaluasi bersumber pada hasil pemantauan yang

dilaksanakan pada tahapan – tahapan kegiatan secara berkelanjutan

Page 34: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

18

dan akan memberikan umpan balik untuk perencana dan pelaksana

pembangunan.

3. Evaluasi setelah program selesai atau program berakhir

Evaluasi ini biasa disebut ex post evaluation. Pada evaluasi ini

dilakukan penilaian terhadap seluruh tahapan program yang

dikaitkan dengan tingkat keberhasilannya, sesuai dengan indikator

yang telah ditetapkan dalam rumusan sasaran atau tujuan program.

Gambaran utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan

tuntutan – tuntutan yang bersifat evaluatif. Disini pertanyaan

utamanya bukan mengenai fakta (apa yang terjadi?), proses

(bagaiman terjadinya?), atau penyebab (mengapa terjadi?) tetapi

nilai (berapa nilainya?). karena itu evaluasi mempunyai sejumlah

karakteristik yang membedakannya dari metode – metode analisis

kebijakan lainnya.

Berbeda dengan Dunn, Hogwood dalam Abidin (2004) melihat evaluasi

dalam hubungan dengan masyarakat yang diharapkan terjadi sebagai dampak atau

outcomes dari suatu kebijakan. Dampak dari kebijakan tidak selalu sama seperti

yang direncanakan pada awalnya, ini berhubungan dengan ketidakpastian

lingkungan dan kemampuan administrasi dalam melaksanakan suatu kebijakan.

Sementara itu juga perlu disadari bahwa kebijakan pemerintah bukanlah satu –

satunya kekuatan, melainkan hanya salah satu dari sekian banyak kekuatan yang

mempengaruhi perubahan dalam masyarakat.

Page 35: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

19

Oleh karena itu, suatu kebijakan tidak boleh merasa cukup sekedar

berakhir hanya pada selesainya pelaksanaan saja, sebelum ada evaluasi akhir atas

dampak yang dihasilkan. Hal ini dapat dipahami mengingat ada perbedaan antara

hasil langsung berupa target yang dihasilkan suatu kebijakan (policy outputs)

dengan dampak yang diharapkan terjadi dalam masyarakat (policy impact).

Karena itu, sekalipun evaluasi mencakup keseluruhan proses kebijakan, fokusnya

adalah penilaian atas dampak atau kinerja (outcomes) suatu kebijakan. Berarti, inti

dari evaluasi kebijakan menurut Hogwood adalah dampak dari kebijakan itu

sendiri, jika kebijakan tersebut berdampak positif, berarti kebijakan bisa dianggap

berhasil begitupun sebaliknya.

Sejalan dengan pendapat Hogwood, Dye mengelompokan dampak atas

lima komponen tersebut :

1) Dampak atas kelompok sasaran atau lingkungan

2) Dampak atas kelompok lain (spillover effects)

3) Dampak atas masa depan

4) Dampak atas biaya langsung

5) Dampak atas biaya tidak langsung

Di dalam analisis kebijakan, evaluasi memiliki beberapa arti penting.

Menurut Dunn (1998) fungsi utama dari evaluasi dalam analisis kebijakan adalah

:

Pertama, memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mengungkapkan

Page 36: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

20

seberapa jauh tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran telah dicapai yang berkaitan

seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui

tindakan publik.

Kedua, member sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai –

nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan sasaran. Nilai – nilai yang digunakan

sebagai dasar pemilihan tujuan dan sasaran tersebut dapat diperjelas dengan

mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target serta kritik dengan

menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan sasaran dalam hubungan

dengan masalah yang dituju.

Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode – metode

analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan

pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada

definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan menunjukan

bahwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan

diganti dengan yang lain.

Untuk menyatakan sebuah kebijakan publik berhasil atau tidak berhasil,

mungkin saja banyak ahli memiliki perbedaan pendapat. Hal ini karena untuk

menyatakan sebuah kebijakan tersebut berhasil atau tidak dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi mengenai

kinerja kebijakan, maka digunakan berbagai kriteria yang berbeda untuk

Page 37: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

21

mengevaluasi hasil kebijakan. Menurut Dunn (1998) terdapat enam kriteria yang

dapat digunakan untuk menilai sebuah kinerja berhasil atau tidak berhasil, yaitu :

1) Effectiveness atau keefektifan

Yaitu berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil

yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

Efektifitas selalu diukur dari kualitas hasil sebuah kebijakan.

2) Efficiency atau efisiensi

Yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang dilakukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi merupakan

hubungan antara efektivitas dan usaha, dan pada akhirnya diukur

berdasarkan biaya yang dikeluarkan per unit kebijakan. Kebijakan

yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil

dinamakan efisien.

3) Adequacy atau kecukupan

Yaitu yang berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah atau dengan kata lain apakah

tingkat pencapaian hasil tepat menyelesaikan masalah yang

dimaksud.

4) Equity atau kesamaan

Yaitu erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan

menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok –

kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang

Page 38: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

22

dirancang untuk mendistribusikan pendapatan, kesejahteraan,

kesempatan pendidikan, atau pelayanan publik kadang – kadang

direkomendasikan atas kriteria ini.

5) Responsiveness atau tanggapan

Yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai masyarakat.

Pentingnya kriteria ini adalah karena analis yang dapat memuaskan

kriteria yang lainnya masih gagal jika belum menanggapi

kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari

adanya suatu kebijakan.

6) Appropriatness atau ketepatgunaan

Yaitu yang berhubungan dengan rasionalitas substantif, karena

pertanyaan tentang hal ini tidak berkenaan dengan satuan kriteria

individu tetapi dua atau lebih kriteria secara bersamaan. Kriteria ini

merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan kepada

kuatnya asumsi yang melandasi tujuan – tujuan tersebut atau

dengan kata lain adalah apakah hasil yang diinginkan benar – benar

layak atau berharga.

Berbeda dengan Dunn, Nurcholis dalam bukunya Teori dan Praktik

Pemerintahan dan Otonomi Daerah (2007) menyatakan bahwa evaluasi

merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap input, proses, output, dan

outcome dari kebijakan pemerintah daerah. Teori inilah yang menjadi indikator

Page 39: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

23

dalam penelitian ini, yang selanjutnya dikembangkan menjadi sub variabel dan

indikatornya seperti yang dijelaskan dibawah ini :

1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan. Untuk

itu dikembangkan instrumen yang meliputi aspek – aspek :

1) Sumber daya manusia

2) Sarana dan prasarana

3) Sosialisasi

2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk

pelayanan langsung kepada masyarakat. Proses disini termasuk

didalamnya adalah prosedur, mekanisme, dan sanksi yang berlaku. Untuk

itu dikembangkan instrumen dengan aspek – aspek :

1) Kejelasan

2) Kemudahan

3) Transparansi

4) Kepastian

3. Output, yaitu perwujudan nyata atau hasil dari pelaksanaan kebijakan

publik dan seringkali berupa benda. Output kebijakan dapat diartikan

sebagai apa yang telah dikerjakan oleh pemerintah atau hasil kebijakan

yang biasanya dititikberatkan pada masalah – masalah. Apakah suatu

pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk/layanan yang sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan? Untuk itu dikembangkan instrumen dengan aspek

aspek sebagai berikut:

1) Hasil pelayanan

Page 40: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

24

2) Mutu pelayanan

4. Outcome, yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata

terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan atau

konsekuensi yang timbul dari suatu kebijakan. Untuk itu, dikembangkan

instrumen dengan aspek – aspek sebagai berikut:

1) Ada atau tidak perubahan pada target/sasaran

2) Dampak terhadap lingkungan

2.1.2. Definisi Kebijakan Publik

Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Subarsono (2009; 2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public

policy is whatever governments choose to do or not to do).

Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu

yang tidak dilakukan oleh pemerintah di samping yang dilakukan oleh pemerintah

ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik.Definisi kebijakan publik

dari Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik

tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan

publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan

pemerintah.

James Anderson dalam Subarsono (2009; 2) mendefinisikan kebijakan

kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah.Sedangkan

dalam pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan publik,

Page 41: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

25

ketika itu pula pemerintah mengalokasi nilai-nilai kepada masyarakat, karena

setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya (Subarsono, 2009; 3).

Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor

mbangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan,

transportasi, pertahanan, dan sebagainya. Disamping itu, dilihat dari hirarkinya,

kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional, maupun lokal, seperti Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Propinsi, Peraturan

Pemerintah Kabupaten/Kota dan Keputusan Bupati/Walikota.

2.1.3. Proses Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis

tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda,

formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian

kebijakan.Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, rekomendasi

kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat

intelektual.

Anderson dalam Subarsono (2009; 12) menetapkan proses kebijakan

publik sebagai berikut:

a. Formulasi masalah (Problem Formulation):

Page 42: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

26

Apa masalahnya? Apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah

kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat masuk dalam agenda

pemerintah?

b. Formulasi kebijakan (Policy Formulation):

Bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif

untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa saja yang berpartisipasi

dalam formulasi kebijakan?

c. Penentuan kebijakan (Policy Adoption):

Bagaimana alternatif ditetapkan? Persyaratan atau kriteria seperti apa

yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan?

Bagaiman proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi

dari kebijakan yang telah ditetapkan?

d. Implementasi (Implementation):

Siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan? Apa yang mereka

kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?

e. Evaluasi (Evaluation):

Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan diukur?Siapa

yang mengevaluasi kebijakan?Apa konsekuensi dari adanya evaluasi

kebijakan? Adakah tuntutan untuk melakukan perubahan atau

pembatalan?

Page 43: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

27

2.1.4. Pengertian Quick Wins

Quick wins adalah sebuah reformasi birokrasi yang menuntut perbaikan

sistem dan mekanisme kerja atau produk utama sebuah kementerian/lembaga dan

pemerintah daerah sesuai dengan peran, tupoksi, dan karakteristik masing –

masing. Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No.13 tahun 2011, quick wins merupakan suatu inisiatif yang

mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program yang besar dan sulit.

Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan

kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang berat. Sesuatu yang

berat ini merupakan inti dari suatu program besar tersebut. Quick wins untuk

setiap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta untuk tema tertentu

dapat berupa organization quick wins, regulation quick wins, dan human resource

quick wins.

Berikut adalah kriteria quick wins menurut Peraturan Menteri

Pemeberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.13 tahun 2011 :

1) Berasal dari program – program reformasi birokrasi, yang

terdapat dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014.

2) Merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas,

fungsi, dan karakteristik kementerian/lembaga dan pemerintah

daerah yang bersangkutan.

Page 44: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

28

3) Memberikan dampak perbaikan yang besar dan dapat dirasakan

oleh para pemangku kepentingan eksternal dan internal

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

4) Memberikan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya

secara cepat oleh para pemangku kepentingan eksternal dan

internal kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Penerapan quick wins di suku dinas kependudukan dan catatan sipil berupa

sebuah pelayanan cepat yang diberikan untuk masyarakat. Hal ini disebabkan

banyaknya keluhan dari masyarakat terkait dengan lambatnya pelayanan yang

diberikan oleh suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil. Dengan adanya

quick wins pelayanan seperti akta kelahiran yang sebelumnya memakan waktu

hingga satu bulan, sekarang bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari seminggu.

2.1.5. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan luan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.Sebagaimana telah dikemukakan

terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi

mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik

Page 45: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

29

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan

profesional.

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik tadi adalah

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public services)

oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat (warga

negara) dari suatu negara kesejahteraan (welfare state). Pelayanan umum oleh

Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah

dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan

atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan.Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu

perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin

baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha

dalam Widodo, 2001). Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang

menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan,

keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan

Page 46: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

30

semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

pemerintahnya.

Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, birokrasi publik

harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana,

transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat

membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan

masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam

Widodo, 2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah memberdayakan

kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan krativitasnya untuk

mengatur dan menentukan masa depannya sendiri.

Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan

oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur

pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut :

a. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan

dan sasaran.

b. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan

secara mudah,cepat, tepat, tidak berbelit – belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan oleh masyarakat.

c. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan adanya kejelasan

dan kepastian terkait dengan prosedur, persyaratan pelayanan, unit kerja,

tarif, dan jadwal waktu.

Page 47: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31

d. Keterbukaan, berkaitan dengan informasi yang harus diberikan kepada

masyarakat.

e. Efisiensi, adanya keterpaduan antara pencapaian tujuan dengan

persyaratan pelayanan publik yang ada

f. Responsif, lebih mengarah apda daya tanggap dan cepat menanggapi apa

yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang mereka

layani

g. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan,

keinginan masyarakat, senantiasa mengalami tumbuh kembang.

Selain itu, dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis di atas , birokrasi

publik dituntut harus dapat mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam

memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah berubah

menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan,

berubah menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis dan

dialogis dan dari cara-cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistik

pragmatis (Thoha dalam Widodo, 2001). Dengan revitalitas birokrasi publik

(terutama aparatur pemerintah daerah) ini, pelayanan publik yang lebih baik dan

profesional dalam menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewenangan yang

diberikan kepadanya dapat terwujud.

Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh

pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat

(public service function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi

perlindungan.

Page 48: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

32

Hal yang terpenting kemudian adalah sejauh mana pemerintah dapat

mengelola fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa

(pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh

masyarakat yang membutuhkannya. Selain itu, pemerintah dituntut untuk

menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi. Artinya

pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. Pelayanan

diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan semua

warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-pelayanan tersebut

sesuai dengan peraturan.

Meskipun pemerintah mempunyai fungsi-fungsi sebagaimana di atas,

namun tidak berarti bahwa pemerintah harus berperan sebagai monopolist dalam

pelaksanaan seluruh fungsi-fungsi tadi. Beberapa bagian dari fungsi tadi bisa

menjadi bidang tugas yang pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada pihak

swasta ataupun dengan menggunakan pola kemitraan (partnership), antara

pemerintah dengan swasta untuk mengadakannya. Pola kerjasama antara

pemerintah dengan swasta dalam memberikan berbagai pelayanan kepada

masyarakat tersebut sejalan dengan gagasan reinventing government yang

dikembangkan Osborne dan Gaebler (2008).

Namun dalam kaitannya dengan sifat barang privat dan barang publik

murni, maka pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berkewajiban

menyediakan barang publik murni, khususnya barang publik yang bernama rules

atau aturan (kebijakan publik). Barang publik murni yang berupa aturan tersebut

tidak pernah dan tidak boleh diserahkan penyediaannya kepada swasta. Karena

Page 49: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

33

bila hal itu dilakukan maka di dalam aturan tersebut akan melekat kepentingan-

kepentingan swasta yang membuat aturan, sehingga aturan menjadi penuh dengan

vested interest dan menjadi tidak adil (unfair rule). Karena itu peran pemerintah

yang akan tetap melekat di sepanjang keberadaannya adalah sebagai penyedia

barang publik dan sebagai pelayan publik murni yang bernama aturan.

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat

sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan

masyarakat. Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum

(public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauhmana

pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat,

yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan

perannya dengan baik sesuai tujuan.

Dipandang dari sudut ekonomi, pelayanan merupakan salah satu alat

pemuas kebutuhan manusia sebagaimana halnya dengan barang. Namun

pelayanan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dari barang. Salah satu

yang membedakannya dengan barang, sebagaimana dikemukakan oleh Gasperz

(1994), adalah outputnya yang tidak berbentuk (intangible output), tidak standar,

serta tidak dapat disimpan dalam inventori melainkan langsung dapat dikonsumsi

pada saat produksi.

Karakteristik pelayanan sebagaimana yang dikemukakan Gasperz tadi

secara jelas membedakan pelayanan dengan barang, meskipun sebenarnya

keduanya merupakan alat pemuas kebutuhan. Sebagai suatu produk yang

Page 50: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

34

intangible, pelayanan memiliki dimensi yang berbeda dengan barang yang bersifat

tangible. Produk akhir pelayanan tidak memiliki karakteristik fisik sebagaimana

yang dimiliki oleh barang. Produk akhir pelayanan sangat tergantung dari proses

interaksi yang terjadi antara layanan dengan konsumen.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum

adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,

mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan

kepada publik (publik=umum). Senada dengan itu, Moenir (1992) mengemukakan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan

metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan

haknya. Dalam versi pemerintah, definisi pelayanan publik dikemukakan dalam

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun

1993, yaitu segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah

di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, baik

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam buku Delivering Quality Services karangan Zeithaml, Valarie A.

(et.al), 1990, yang membahas tentang bagaimana tanggapan dan harapan

masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima, baik berupa

barang maupun jasa. Dalam hal ini memang yang menjadi tujuan pelayanan

publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan pelayanan publik

Page 51: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

35

tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana

menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya yang mereka

inginkan dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh

pemerintah.

Kemudian, untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :

a. Menentukan pelayanan publik yang akan disediakan, apa saja macamnya.

b. Memperlakukan pengguna pelayanan sebagai customers

c. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan yang diinginkan

mereka.

d. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan berkualitas.

e. Menyediakan cara – cara, bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan lain.

2.1.6. Administrasi Kependudukan

Menurut Undang – undang No.23 Tahun 2006 Administrasi

kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap

kejadian/peristiwa penting yang dialami (seperti kelahiran, kematian, dan

perkawinan) akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu

Page 52: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

36

Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat kependudukan lain

yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap.

Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi

pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang

dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dokumen

kependudukan pada dasarnya meliputi :

a. Biodata Kependudukan

b. Kartu Keluarga (KK)

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

d. Surat Keterangan Kependudukan

e. Akta Pencatatan Sipil

Surat Keterangan Kependudukan meliputi surat surat sebagai berikut :

a. Surat Keterangan Pindah

b. Surat Keterangan Pindah Datang

c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri

d. Surat Keterangan Pindah dari Luar Negeri

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal

f. Surat Keterangan Kelahiran

g. Surat Keterangan Lahir Mati

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan

i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian

Page 53: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

37

j. Surat Keterangan Kematian

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas

n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil

Pelayanan pencatatan sipil meliputi pencatatan peristiwa penting, yaitu:

a. Kelahiran

b. Kematian

c. Lahir mati

d. Perkawinan

e. Perceraian

f. Pengakuan anak

g. Pengesahan anak

h. Perubahan nama

i. Perubahan status kewarganegaraan

j. Pembatalan perkawinan

k. Pembatalan perceraian

l. Peristiwa penting lainnya

2.1.7. Akta Kelahiran

Akta sangatlah penting artinya karena dalam peristiwa penting seperti

kelahiran, perkawinan, perceraian disebutkan membawa akibat hukum

bagi kehidupan yang bersangkutan dan juga terhadap orang lain atau pihak

Page 54: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

38

ketiga. Dengan adanya akta maka akan membawa kejelasan dan kepastian

sesuatu hal secara mudah.

Akta kelahiran adalah identitas diri anak yang wajib diberikan sejak

kelahirannya, akta kelahiran dicatat dan disimpan di kantor kependudukan

dan pencatatan sipil. Akta kelahiran mempunyai arti yang penting bagi diri

seorang anak, tentang kepastian hukum si anak itu sendiri. Mengenai

pelaporan kelahiran, diatur dalam Undang – Undang no.24 tahun 2013

tentang Administrasi Kependudukan, pasal 27 yang menyebutkan bahwa;

1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi

pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60

(enam puluh) hari

2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pejabat

pencatatan sipil mencatat pada register Akta Kelahiran dan

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Adapun syarat untuk memperoleh akta kelahiran adalah :

a. Surat keterangan kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran

b. Nama dan identitas saksi kelahiran

c. KK orang tua

d. KTP orang tua

e. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua

Pencatatan peristiwa kelahiran dilakukan dengan memperhatikan :

Page 55: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

39

a. Tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI (Warga Negara

Indonesia)

b. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI

c. Tempat domisili ibunya bagi WNA (Warga Negara Asing)

d. Di luar tempat domisili ibunya bagi WNA

e. WNA pemegang izin kunjungan

f. Anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang

tuanya

Akta kelahiran dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :

1) Akta Kelahiran Umum

Akta kelahiran umum adalah akta kelahiran yang diterbitkan

berdasarkan laporan kelahiran yang disampaikan dalam waktu

yang ditentukan oleh perundang – undangan, yakni 60 (enam

puluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran untuk semua golongan,

kecuali WNA selama 10 hari kerja. Inti dari akta kelahiran umum

adalah disampaikan dalam 60 hari sejak kelahiran.

2) Akta kelahiran istimewa adalah akta kelahiran yang diterbitkan

berdasarkan laporan kelahiran yang disampaikan setelah melewati

batas pelaporan yang ditentukan oleh undang – undang. Batas

waktu yang dilampau adalah 60 (enam puluh) hari.

3) Akta kelahiran luar biasa adalah akta kelahiran yang diterbitkan

oleh kantor catatan sipil pada zaman revolusi antara 1 Mei 1940

Page 56: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

40

sampai 31 Desember 1949 dan kelahiran tersebut tidak di wilayah

kantor catatan sipil setempat.

4) Akta kelahiran tambahan merupakan akta kelahiran yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang terhadap orang yang

lahir pada tanggal 1 Januari 1967 s.d. 31 Maret 1983, yang tunduk

pada Stb. 1920 No.751 jo. 1927 No. 564 dan Stb. 1933 No.75

jo.1936 No.607.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian terdahulu dengan judul “Evaluasi Program Quick

Wins di Tingkat Internal Humas Kepolisian Daerah Banten” oleh Ani Setiawati

dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan

publik Internal dan tingkat keberhasilan Humas dalam menjalankan program

Quick Wins.Berdasarkan latar belakang yang memuat beberapa permasalahan

diantaranya mengenai tingkat keberhasilan dan tanggapan publik internal

mengenai program tersebut.

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode studi audit humas. Studi

audit humas lebih merujuk kepada metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif yang mana peneliti hanya menggambarkan, meringkaskan

berbagai kondisi, situasi, atau variabel. Penelitian ini tidak hanya menggambarkan

Page 57: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

41

atau menjelaskan masalah – masalah yang diteliti sesuai dengan fakta, tetapi juga

didukung oleh data data yang diperoleh dari hasil angket dengan publik internal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tanggapan internal

mengenai berjalannya program dinilai cukup baik terkait dengan hasil yang

diberikan oleh para responden. Begitupun pula dengan tingkat keberhasilan

program yang dinilai cukup berhasil dibuktikan dengan adanya kesenjangan

antara nilai ideal dengan nilai aktual.

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan alur berpikir peneliti dalam sebuah

penelitian dalam menjelaskan fenomena – fenomena atau permasalahan –

permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini.

Tingkat pertumbuhan penduduk Jakarta Utara yang selalu dinamis

menunjukan bahwa banyaknya terjadi peristiwa kependudukan yang terjadi di

Jakarta Utara, sehingga keberadaan Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil sangat berperan penting dalam memberikan pelayanan administrasi

kependudukan terhadap seluruh masyarakat Jakarta Utara.

Pelayanan administrasi kependudukan pada hakekatnya adalah pelayanan

kepada masyarakat, bukanlah diadakan untuk melayani diri sendiri tetapi

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan demi mencapai tujuan

bersama. Oleh karena itu suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil selaku

Page 58: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

42

birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan

baik dan profesional.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi mencanangkan program quick wins yang bertujuan

memaksimalkan segala bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dengan adanya quick wins diharapkan segala bentuk pelayanan administrasi

kependudukan dapat berjalan dengan lebih maksimal sesuai dengan tujuan yang

dicaangkan dalam program quick wins.

Page 59: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

43

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan diSuku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Masalah :

1. Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh suku dinas kependudukan danpencatatan sipil terkait program quick wins terhadap pelayananadministrasi kependudukan

2. Lambatnya pengerjaan akta kelahiran yang tidak sesuai dengan targetpengerjaan yang sudah ditetapkan

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses administrasikependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran

.

Evalusi kebijakan Publik menurut Nurcholis (2007:277), dengan indikatorpenilaian meliputi :

1. Input (meliputi sumber daya manusia, operasional, sarana dan prasarana,sosialisasi pelaksanaan kebijakan

2. Proses (meliputi kejelasan mekanisme, kepastian, penertiban, dankeefektifan dalam pelaksanaan kebijakan.)

3. Output (meliputi hasil dari pelaksanaan kebjiakan, kesesuaianpelaksanaan dengan tujuan yang ditetapkan, tepat tidaknya sasaran yangdituju, sasaran yang tertangani, dan kelompok yang terlibat dalampelaksanaan kebijakan.)

4. Outcome (meliputi apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyataterhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan, meliputiperubahan atau perbaikan, peningkatan, dan dampak positif terhadapimplementor yang terlibat didalamnya.)

Hasil penelitian :Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan, sebagai bahan

rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan kebijakan mendatang.

Page 60: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

44

2.4.Asumsi Dasar

Berdasarkan alur kerangka berfikir di atas kita dapat melihat bahwa dalam

penelitian ini, peneliti berusaha untuk sedikit menilai bagaimana hasil dari

pelaksanaan program quick wins pada administrasi kependudukan di suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara melalui model evaluasi kebijakan

dari Nurcholis. Menurut Nurcholis (2005) terdapat 4 (empat) kriteria yang dapat

digunakan dalam menilai sebuah kebijakan. Sehingga dalam evaluasi tersebut

peneliti menggunakan 4 indikator sebagai instrumen analisis penelitian, 4

indikator tersebut adalah input, proses, output, dan outcome.

Keempat indikator tersebut diterapkan dalam pelaksanaan penelitian di

locus studi kasus penelitian, yaitu di suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara. Dari hasil tersebut peneliti bisa melihat dan menilai seberapa

jauh pelaksanaan program tersebut dalam mengatur administrasi kependudukan di

Jakarta utara. Sebagai feedback dari hasil evaluasi terhadap program tersebut,

maka peneliti akan membuat sebuah kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan

hasil penelitian.

Dalam kesimpulan tersebut penelitian akan menyampaikan hasil dari

pelaksanaan program tersebut, kemudian memberikan saran sebagai rekomendasi

terhadap pilihan lain dari kebijakan yang bisa dibuat dalam rangka evaluasi yang

bersifat melengkapi untuk program tersebut. Dalam penelitian ini berasumsi

Page 61: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

45

bahwa pelaksanaan Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

belum maksimal

Page 62: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metode peneiltian merupkan tahapan yang penting dalam sebuah proses

dan kegiatan penelitian. Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek

atau subjek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam penelitian ini,

subjek yang menjadi tujuan dapat dipahami lebih mendalam sehingga data yang

dikumpulkan adalah data yang akurat, objektif, valid, dan realiable.

Metode penelitian merupakan totalitas cara untuk meneliti dan

menemukan kebenaran. Karena metode penelitian memiliki standar – standar

yang objektif dan ilmiah sebagai suatu dasar bagi penelitian yang digunakan

penliti untuk menginterpretasikan data dan membuat kesimpulan sehingga dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian sebagai keseluruhan proses dari kajian atau

penelitian.

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) yaitu pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Dalam pengertian yang luas Sugiyono menjelaskan bahwa metode

penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid,

dengan tujuan untuk dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Page 63: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

47

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian deskriptif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

atau perilaku yang diamati.Menurut Denzim dan Lincoln (1987) dalam

Moleong (2007:5) Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan

latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan bebagai metode yang ada. Dari segi

pengertian ini, peneliti kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan

wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan

perasaan dan perilaku individu ataupun sekelompok orang.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2007:6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untukmemahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian, secaraholistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Pendekatan kualitatif dipergunakakan karena untuk meneliti kondisi

objekyang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

Page 64: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

48

data bersifat induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan pada

makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada

proses dari pada produk atau outcome dan juga digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatudata yang mengandung makna.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sesuatu hal seperti apa adanya

(kenyataan di lapangan). Penelitian kualitatif juga lebih tertarik pada

dinamika terjadinya proses atau peristiwa yang melatar belakangi

terjadinya suatu hasil tertentu. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah

untuk memahami makna yang berada di balik fakta-fakta. Pemahaman yang

mendalam terhadap suatu peristiwaatau fenomena sosial merupakan hal yang

terpenting.

Dalam pendekatan kualitatif data yang dihasilkan berbentuk kata,

kalimat dan gambar untuk mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang

terjadi dengan mendeskripsikan fenomena yang sesuai dengan masalah

dan unit yang diteliti.Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti

bermaksud untuk menggambarkan permasalahan yang ada terkait Evaluasi

Program Quick Wins Pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

3.2 Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian kualitatif, peneliti harus menetapkan

fokus. Spradley dalam Sugiyono (2009:34) menyatakan bahwa “A focused

refer to a single cultural domain or a few related domains”. Maksudnya

Page 65: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

49

adalah bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus

lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari

situasi sosial (lapangan).

Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara

lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial. Tetapi juga ada keinginan

untuk menghasilkan ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus

penelitian yang diperoleh setelah peneliti melakukan penjelajahan umum.

Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum

menyeluruh yang masih pada tahap permukaan terhadap situasi sosial. Untuk

dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan

fokus penelitian.Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pada Evaluasi

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara adalah Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara yang berada di Kecamatan Koja, dan juga tempat pelayanan

akta kelahiran di kantor Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan Koja, dan

juga Kecamatan Cilincing.

Page 66: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

50

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari

variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan

kerangka teori yang digunakan. Konsep yang digunakan dalam

penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara adalah mengenai Evaluasi.

Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi kebijakan

publik, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang

dilakukan untuk menilai serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan

kegiatan sebuah program atau kebijakan yang telah dicapai, apakah

hasil atau output program tersebut sudah sesuai dengan yang telah

direncanakan (input) secara efektif dan efisien. Sehingga dapat

diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil dari kebijakan

tersebut serta dapat dilakukan perbaikan apabila ada penyimpangan

didalamnya.

3.4.2 Definisi Operasional

Adapun fenomena yang diamati dalam penelitian mengenai

Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara. Untuk mengamati fenomena tersebut, maka peneliti

Page 67: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

51

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Nurcholis (2007:277) yang

menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan adalah penilaian secara

menyeluruh terhadap input, proses, output, dan outcome dari kebijakan

pemerintah. Menurut Nurcholis, evaluasi membutuhkan sebuah skema

umum penilaian, yaitu:

1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan

kebijakan, meliputi sumber daya manusia, sarana atau prasarana,

sosialisasi kebijakan.

2. Proses, yaitu bagaimana sebuat kebijakan diwujudkan dalam

bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat, meliputi kejelasan

mekanisme, kepastian, penertiban, dan keefektifan dalam

pelaksanaan kebijakan.

3. Output (hasil), yaitu hasil dari pelaksanaan kebjiakan. Apakah

suatu pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan. Output meliputi tepat tidaknya sasaran

yang dituju, sasaran yang tertangani, dan kelompok yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijakan.

4. Outcome (dampak), yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan

berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan

kebijakan, meliputi perubahan atau perbaikan, peningkatan, dan

dampak positif terhadap implementor yang terlibat didalamnya.

Page 68: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

52

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang

baik harus absah (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Instrumen valid

adalah instrument yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur.

Instrumen reliabel bila hasil pengukuran itu bersifat ajek.Pada prinsipnya

meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun

alam. Oleh karenanya, dalam melakukan pengukuran harus ada alat ukur

yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2009:102).

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,

karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar

mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan pada kondisi dan

konteks masalah yang dikaji, yaitu Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti merupakan instrumen penelitian yang akan berinteraksi

secara langsung dengan responden penelitian.

Page 69: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

53

Dalam penelitian Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara.. Menurut Nasution dalam Sugiyono

(2012:224), peneliti sebaga instrument penelitian selasi untuk penelitian

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segalastimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermaknaatau tidak bagi penelitian,

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semuaaspek sehingga dapat mendapatkan ragam data sekaligus

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatuinstrument berupa test atau angket yang dapat menangkapkeseluruhan situasi, kecuali manusia

4. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahamidengan pengatahuan semata. Untuk memahaminya kitaperlusering merasakannya, menyelaminya berdasarkanpengatahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis datayang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesisdengansegera untuk menentukan arah pengamatan, untukmentesthipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulanberdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat danmenggunakan segera sebagai balikan untuk memperolehpenegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yangmenyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untukmempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahamanmengenai aspek yang diteliti.

Page 70: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

54

3.6 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:217), dalam penelitian kualitatif, informan

penelitian di ambil secara sampel, pengambilan sampel sumber data

berkaitan dengan siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian.

Teknik pengambilan informan sumber data yang sering digunakan pada

penelitian. kualitatif adalah Purposive dan Snowball.

Dalam mengumpulkan data yang akurat, maka peneliti memilih

informan dengan menggunakan teknik Purposive atau dipilih secara sengaja,

dimana peneliti sudah menentukan siapa saja yang akan diwawancarai

dengan pertimbangan tertentu. Dimana informan tersebut peneliti anggap

sebagai pihak-pihak yang paling mengetahui situasi dan kondisi objek

penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan informan oleh peneliti dalam

penelitian Evaluasi Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan di

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara, antara lain

adalah sebagai berikut:

Page 71: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

55

Tabel 3. 1Daftar Informan Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2017)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif tidak ada istilah populasi, tetapi

dinamakan“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen,

yaitu: tempat(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi

secara strategis. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan dengan

responden, tetapi dinamakan dengan narasumber, atau partisipan, atau

informan.Sugiyono (2012:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar

data yang ditetapkan.

No Kategori Informan Kode StatusInforman

1Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

I1-1 Key Informan

2Kepala Seksi PelayananPencatatan Sipil

I1-2 Key Informan

3Kepala SatpelKecamatan

I2-1 – I2-n Key Informan

4Petugas PelayananPencatatan Sipil

I3-1 – I3-n Secondary Informan

5 Masyarakat I4-1 – I4-n Secondary Informan

Page 72: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

56

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan/Observasi

Sugiyono (2007:166), mejelaskan bahwa observasi

diklasifikasikanmenjadi dua cara yaitu cara berperan serta dan cara

yang tidak berperan serta. Observasi berperan serta, pengamat

melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pengamat dan sekaligus

menjadi anggota resmi dari dari kelompok yang diamatinya. Namun

observasi tanpa berperan serta, pengamat hanya melakukan satu fungsi

yaitu mengadakan pengamatan. Dalam penelitian ini, teknik observasi

yang digunakan adalah observasi tanpa peran serta. Adanya

keterbatasan waktu menyebabkan peneliti hanya melakukan satu

fungsi observasi yaitu hanya melakukan pengamatan tanpa harus

menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2007:186), wawancara merupakan percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapak dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun teknik pengumpulan

data dengan cara wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (indepth interview) data yang diperoleh terdiri dari kutipan

langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat perasaan dan

pengetahuan informan penelitian. Informan penelitian adalah orang yang

memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Page 73: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

57

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam.

Ada dua jenis wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis – garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,

2009:138-140)

Agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara,

maka pertanyaan yang diajukan tertuang dalam dimensi pertanyaan.

Dimana dimensi pertanyaan tersebut sesuai dengan garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan sesuai dengan konsep yang

dikemukakan oleh Nurcholis (2007:277) yang menjelaskan bahwa evaluasi

kebijakan adalah penilaian secara menyeluruh terhadap input, proses,

output, dan outcome dari kebijakan pemerintah daerah, seperti yang tertera

pada tabel berikut:

Page 74: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

58

Table 3.2Pedoman wawancara

No Dimensi pertanyaan Ketegori informan

1

Input (masukan) meliputi:1. Sumber daya manusia2. Sarana atau prasarana3. Sosialisasi kebijakan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Petugas Pelayanan

Pencatatan Sipil5. Masyarakat

2

Proses (pelaksanaan) meliputi:1. Kejelasan mekanisme pembinaan2. Penertiban dalam pelaksanaan

kebijakan3. Efektif dalam pelaksanaan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Petugas Pelayanan

Pencatatan Sipil

3

Output (hasil)1. Kesesuaian pelaksanaan dengan

tujuan kebijakan2. Ketepatan sasaran yang dituju3. Sasaran yang tertangani4. Kelompok yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijakan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Masyarakat

4

Outcome (dampak)1. Dampak yang diterima masyarakat2. Peningkatan pelaksanaan peraturan

daerah oleh implementator

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan studi yang digunakan untuk mencari

dan memperoleh data sekunder yang relevan dengan masalah yang

Page 75: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

59

diteliti berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan-catatan,

peraturan, kebijakan, laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lainlain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:82).

4. Studi Literatur/Pustaka

Studi literatur/kepustakaan merupakan pengumpulan data penelitian

yang diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal

ilmiah yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian

kualitatif, kegiatan analisis data diperoleh sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Namun

faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data. Data yang terkumpul harus diolah sedemikian rupa hingga menjadi

informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah

yang diteliti.

Sugiyono (2009:89) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

degan cara mengorganisasikan kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

Page 76: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

60

yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah di pahami oeh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapanan. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah degan menggunakan

teknik analisa dan kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles

dan Huberman (2009). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas

dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dengan

berlangsung secara terus–menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga

sampai tuntas dan datanya jenuh. Selama dalam prosesnya, pengumpulan

data dilakukan tiga kepentingan diantaranya : Reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (verification) yang

apabila digambarkan akan nampak seperti berikut:

Gambar 3.1Analisis data menurut Miles dan Huberman

Sumber : (Miles dan Huberman, 2009:20)

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi Data

Reduksi Data

Page 77: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

61

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap

yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan

dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data

dalam suatu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil

suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan

penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji

validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan

sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap

atau menjaring berbagai fenomena informasi atau kondisi di lokasi

penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,

pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian

pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan

proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif

dan penelitian kualitatif.

Pengumpulan data dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti

dalam upaya mengumpulkan sejumlah informasi dilapangan yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian

kualitatif), atau untuk menguji hipotesis penelitian (untuk penelitian

kuantitatif).

Page 78: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

62

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama proses pengompulan data dari berbagai sumber, tentunya

akan sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama

peneliti berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin

kompleks dan rumit sehingga, apabila tidak segera diolah akan dapat

menyulitkan peneliti, oleh karena itu proses anlisis data pada tahap ini juga

harus dilakukan. Untuk memperjelas data yang didapatkan dan

mempermudah peneliti dalam pengumpulan data, selanjutnya maka

dilakukan reduksi data.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melaukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif

adalah penyajian data. Secara sederhana penyajian data dapat diartikan

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinana

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam sebuah

penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, tabel, grafik, flow chart, bagan, pictogram, dan sejenisnya.

Namun pada penelitian ini, penyajian data yang peneliti lakukan

adalah bentuk narasi. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Miles dan

Page 79: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

63

Hubberman, “the most frequent from display data for qualitative research

data in the past has been narrative test”, yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif (Sugiyono, 2012: 95).

4. Verifikasi (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti daru hubungan-hubungan,

mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar

dan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan terus berubah selama proses, pengumpulan data masih terus

berlangsung dan tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan

tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.8 Uji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:267), keabsahan data atau validitas adalah

derajat ketepatan antaradata yang terjadi pada objek penelitian dengan data

yang dapet dilaporkan peneliti. Data dalam penelitian kualitatif dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang dteliti.

Page 80: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

64

Uji keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada (Sugiyono, 2012:273). Terdapat beberapa macam triangulasi,

diantaranya:

b. Triangulasi sumber, yaitu mengecek data yang diperoleh dari sumber

yang berbeda.

c. Triangulasi teknik, yaitu mengecek data yang diperoleh dari sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda.

d. Triangulasi waktu, yaitu mengecek data yang diperoleh di waktu yang

berbeda

Dalam penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu maka proses uji

keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan dua teknik

triangulasi, yakni triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

2. Member Check

Menurut Sugiyono (2012:276) Member Check adalah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya

adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan

apa yang diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan valid maka

semakin dipercaya.

Page 81: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

65

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini merupakan tahapan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins

pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara., terhitung persiapan,

pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian. Waktu penelitian diuraikan dalam

waktu bulan dan disajikan dalam bentuk tabel. Rincian jadwal penelitian

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3Jadwal Penelitian

No. Kegiatan2017-2018

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Bimbingan Judul

2Penyusunan danBimbingan ProposalPenelitian (Bab 1-3)

3 Seminar Proposal

4 Revisi ProposalPenelitian

5 Persetujuan KeLapangan

6 Pengumpilan Datadi Lapangan

7Proses Analisis Datadan PenyusunanBab 4-5

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Skripsi

Page 82: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Jakarta Utara

Secara geografis Kota Administrasi Jakarta Utara terletak antara

06-10°-00° Lintang Selatan dan 106°-20°-00° Bujur Timur. Berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007

tentang Penataan, Penetapan dan Luas Wilayah Kelurahan di Provinsi DKI

Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Utara mempunyai luas daratan 146,66

km² (kilometer persegi) yang membentang dari Barat ke Timur sepanjang

kurang lebih 35 km, menjorok ke darat antara 4 s.d. 10 km. Ketinggian

dari permukaan laut antara 0 s.d. 2 meter dari tempat tertentu berada di

bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa – rawa/

empang air payau.

Wilayah kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim

panas, dengan suhu rata-rata 27° C, curah hujan setiap tahun rata-rata

142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi

wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya 13

(tigabelas) sungai dan 2 (dua) banjir kanal, menyebabkan wilayah ini

merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air

pasang laut.

Page 83: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

67

Tabel 4.1

Kecamatan di Jakarta Utara

No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)

1 Cilincing 42,68 Km²

2 Koja 11,74 Km²

3 Kelapa Gading 16,12 Km²

4 Tanjung Priok 24,8 Km²

5 Pademangan 11,91 Km²

6 Penjaringan 35,48 Km²

Batas Wilayah

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara terletak di ujung utara

provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari 6 kecamatan dan 31 kelurahan

dengan kecamatan – kecamatannya adalah Penjaringan, Tanjung Priok,

Koja, Cilincing, Pademangan, dan Kelapa Gading. Sesuai dengan

pembagian Kota Administrasi maka Jakarta Utara mempunyai batas –

batas pemisah dengan Kota Administrasi lainnya, sebagai berikut :

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Tangerang,

Jakarta Pusat dan Jakarta Timur

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jakarta Timur dan

Kabupaten Bekasi

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

dan Jakarta Barat

Page 84: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

68

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa dan

Kepulauan Seribu

Topografi

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara sebagian besar terdiri

dari daratan hasil dari pengurukan rawa-rawa yang mempunyai ketinggian

rata-rata 0 s/d 1 diatas permukaan laut terutama kita temukan disepanjang

pantai

Penggunaan Tanah

Luas tanah daratan di Kota Administrasi Jakarta Utara seluas

146,66 km². Dirinci berdasarkanpenggunaan 47,58% untuk perumahan,

15,87% untuk areal industri, 8,89% digunakansebagai perkantoran dan

pergudangan dan sisanya merupakan lahan pertanian, lahan kosong dan

sebagainya. Sementara luas lahan berdasarkan status kepemilikan dapat

dirinci sebagai berikut : status hak milik 13,28%, Hak Guna Bangunan

(HGB) sekitar 29,04%, lainnya masih berstatus Hak Pakai, Hak

Pengelolaan dan non sertifikat.

Iklim

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara beriklim panas, suhu rata-rata

sepanjang tahun 27° karena terletak di daerah Khatulistiwa, sehingga

wilayah Jakarta Utara dipengaruhi angina Muson Timur terjadi bulan Mei

s/d Oktober dan Muson Barat sekitar bulan Nopember s/d April. Tinggi

curah hujan rata – rata pertahun sebanyak 2000 mm terjadi maksimal pada

bulan Desember.

Page 85: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

69

Geologi

Lapisan tanah yang terbentuk daratan Jakarta adalah batuan endapan (

sediment stone ) yang berasal dari Zaman Ploitocene, yang berada 50 M di

bawah permukaan tanah sekarang ini. Karena batuanya hasil pengendapan

maka sifat batuanya tersebut tidaklah compact (padat), tetapi paremable

(porous), sehingga air tanah terpengaruh oleh air laut.

4.1.2 Gambaran umum Suku dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pada bidang administrasi

kependudukan di Jakarta Utara. Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara berlokasi di wilayah kecamatan Koja di Jl. Berdikari

No.2, Kec. Koja Jakarta Utara. Tugas pokok Suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Jakarta Utara adalah melaksanakan pelayanan

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di wilayah kota

administrasi Jakarta utara.

Fungsi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil adalah :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas

b. Pelaksana Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku

Dinas

Page 86: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

70

c. Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian, Pemeliharaan, dan

pemanfaatan data dan informasi kependudukan dalam

lingkup kota administrasi

d. Pelaksana pengawasan dan pengendalian mobilitas

penduduk dalam lingkup kota administrasi.

e. Pelaksana pelayanan administrasi kependudukan termasuk

pelayanan yang bersifat khusus, peristiwa penting, dan

penduduk rentan administrasi kependudukan.

f. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda

administrasi pelayanan penduduk dan catatan sipil.

g. Penegakan peraturan perundang – undangan di bidang

administrasi kependudukan dalam lingkup kota

administrasi.

h. Pelaksana pengembangan peran serta masyarakat dalam

administrasi kependudukan.

i. Pelaksana koordinasi administrasi kependudukan pada

lingkup kota administrasi.

j. Pengelola kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas

k. Pelaksanaan pencatatan sipil.

l. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan,

dan perawatan sarana dan prasarana kerja suku dinas.

Page 87: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

71

m. Pelaksanaan supervisi dalam pendaftaran penduduk oleh

seksi dinas kependudukan dan catatan sipil kecamatan.

n. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan

suku dinas.

o. Penyiapan bahan laporan Dinas kependudukan dan

Pencatatan Sipil dan Kota Administrasi yang terkait dengan

tugas dan fungsi suku dinas

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

dipimpin oleh Kepala Suku Dinas yang membawahi Sub Bagian Tata

Usaha, Seksi Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Seksi Pelayanan

Pencatatan Sipil, Seksi Data Informasi dan Pengawasan. Berikut adalah

susunan lengkap struktur organisasi di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara :

a. Kepala Suku Dinas

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pendaftaran Penduduk

d. Seksi Pencatatan Sipil

e. Satuan Pelaksana Kecamatan, yang terdiri dari :

1) Kepala Seksi Kec. Penjaringan

2) Kepala Seksi Kec. Pademangan

3) Kepala Seksi Kec. Tanjung Priok

4) Kepala Seksi Kec. Kelapa Gading

Page 88: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

72

5) Kepala Seksi Kec. Koja

6) Kepala Seksi Kec. Cilincing

4.2. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan bagian untuk menjelaskan penelitian yang

telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data,

baik data kualitatif maupun kuantitatif. Peneliti dalam tahap ini akan

melakukan analisis data berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

peneliti, yang terdiri dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara, Kepala Seksi Kecamatan, Pegawai Pelayanan Catatan Sipil,

dan warga masyarakat yang ada di Jakarta Utara.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian, yaitu untuk

mengevaluasi penerapan dari Program Quick Wins pada Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara. Dalam penelitian mengenai Evaluasi Program Quick Wins pada

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara ,

peneliti menggunakan teori evaluasi menurut Nurcholis yang meliputi:

1. Input, yang meliputi sumber daya manusia, operasional, sarana

dan prasarana, sosialisasi pelaksanaan kebijakan.

2. Proses, yang meliputi kejelasan mekanisme, pelayanan, kepastian,

penertiban, dan keefektifan dalam pelaksanaan kebijakan.

3. Output, yang meliputi hasil dari pelaksanaan kebjiakan,

kesesuaian pelaksanaan dengan ujuan yang ditetapkan, tepat

Page 89: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

73

tidaknya sasaran yang dituju, sasaran yang tertangani, dan

kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan.

4. Outcome, meliputi apakah suatu peningkatan, dan dampak positif

terhadap implementor yang terlibat didalamnya, pelaksanaan

kebijakan berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai

dengan tujuan kebijakan, meliputi perubahan atau perbaikan.

Kemudian data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata

dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara dan observasi.

Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan sumber utama

dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan

menggunakan catatan tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti

gunakan dalam penelitian. Proses pencarian dan pengumpulan data yang

dilakukan peneliti secara investigasi dimana peneliti melakukan wawancara

dengan sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian

ini, sehingga peneliti mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang

diharapkan.

Data-data yang peneliti dapatkan adalah data yang berkaitan dengan

Implementasi Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Hasil yang diperoleh dari wawancara,

observasi, kemudian dibentuk secara tertulis dengan bentuk pola serta dibuat

kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan

berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan

Page 90: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

74

kategorisasi. Dalam menyusun jawaban hasil wawancara, peneliti

memberikan kode-kode sebagai berikut:

1. Kode Q1,2,3 dan seterusnya untuk menunjukan item pertanyaan.

2. Kode A untuk menunjukan item jawaban.

3. Kode I1,I2, I3untuk menunjukan daftar informan.

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Seperti yang telah peneliti paparkan pada pembahasan sebelumnya

mengenai metode penelitian, bahwa peneliti telah menjelaskan pemilihan

informan dalam penelitian ini, penentuan informan penelitian ditentukan

dengan teknik Purposive atau dipilih secara sengaja, yakni suatu teknik

pengambilan informan dengan penetapan sampel berdasarkan kriteria-

kriteria tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian. Adapun informan-informan yang peneliti tentukan ini adalah

pihak-pihak yang terlibat dan memiliki informasi dalam pelaksanaan

Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara. Adapun daftar informan yang terlibat dalam penelitian ini

adalah seperti yang dimuat data tabel 4.2 yaitu sebagai berikut:

Page 91: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

75

Tabel 4.2

Daftar Informan Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2018)

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian ke lapangan baik melalui wawancara,

observasi, ataupun dokumentasi kemudian peneliti mendapatkan data-data

dan jawaban yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proses penelitian, dan

No Nama Informan Kode Pekerjaan / Jabatan

1 Supryantoro, S.Sos, M.Si I1-1Kepala seksi pelayananpendaftaran penduduk

2 Kartawi, S.Ip I1-2Kepala seksi pelayananpencatatan sipil

3Muhammad Syarifuddin,S.Sos

I2-1Satpel Kecamatan TanjungPriok

4 Agus Triantoro, SE I2-2 Satpel Kecamatan Cilincing

5 Dedi Purnomo, S.Sos I2-3 Satpel Kecamatan Koja

6 Irfan Setiawan Amd.Kom I3-1Petugas PelayananPencatatan Sipil

7 Septiana TrianingsihS.Kom I3-2

Petugas PelayananPencatatan Sipil

8 Amiruddin I3-3Petugas PelayananPencatatan Sipil

9 Nadia Devina I4-1 Masyarakat

10 Alfian Suryadi I4-2 Masyarakat

Page 92: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

76

setelah melakukan reduksi data, maka peneliti akan memaparkan hasil

tersebut dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Nurcholis,

berikut adalah pemaparan hasil penelitian sesuai dengan fokus penelitian.

1. Input (Masukan)

Dimensi input merupakan masukan-masukan yang diperlukan dalam

pelaksanaan kebijakan. Aspek yang dikembangkan dalam dimensi input

meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan sosialisasi mengenai

kebijakan.

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dalma hal ini adalah pegawai

atau implementor yang melaksanakan Program, berkaitan dengan jumlah

sumber daya manusia yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan

bekerja sesuai dengan kompetensinya atau belum, berikut keterangan yang

disampaikan oleh I1-1 pada saat wawancara:

“SDM bisa dibilang kurang mencukupi untuk melayani pembuatanakta kelahiran, soalnya jumlah pegawai terbatasi juga dengan jumlahsarana yang tersedia seperti komputer misalnya dan juga kita harusmengirim pegawai kita ke rumah sakit untuk pelayanan akte kelahiransecara jemput bola, dari segi kemampuan (kualitas) setiap pegawaicukup paham dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang ada,kami juga rutin memberikan pelatihan untuk para pegawai agarsemakin paham tugas tugas mereka.” (wawancara di kantor SukuDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber daya

manusia yang di miliki oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil dapat dikatakan kurang mencukupi, namun memiliki kemampuan

Page 93: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

77

akan melaksanakan tugasnya dalam pembuatan akta kelahiran, sebagaimana

disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“berbicara tentang SDM, soal SDM tidak hanya bicara tentangjumlah saja, namun juga kualitasnya, mampu kaga tuh orangorangnya dalam melaksanakan tugasnya, menurut saya disini SDMnya cukup baik, pegawai pelayanan kita semua paham apa yang harusdikerjakan, ngerti apa-apa aja yang harus mereka lakukan,karenakami juga mengadakan pelatihan juga.” (wawancara di kantor SukuDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara masih memiliki

kekurangan dari segi jumlah sumber daya manusianya. Sedangkan dari sisi

satpel Kecamatan yang juga merupakan implementor dari program quick

wins pada administrasi kependudukan, berikut keterangan yang disampaikan

oleh I2-1 :

“Kalo SDM di Satpel kecamatan Tanjung Priok saya rasa disinimasih kurang mas karena sering sekali masyarakat mengantri paspembuatan akte kelahiran sama surat perpindahan.” (wawancara diKecamatan Tanjung Priok)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber

daya yang di miliki oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

dalam menjalankan tugasnya sudah dapat dikatakan terpenuhi dalam

menangani masalah-masalah administrasi kependudukan di Jakarta Utara

yang dimana salah satunya adalah masalah mengenai pembuatan akta

kelahiran meskipun masih terdapat kekurangan SDM di beberapa satuan

pelaksana kecamatan sehingga membuat pelayanan akta kelahiran sedikit

Page 94: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

78

terlambat, hal ini terdapat perkembangan dibandingkan sebelum diterapkan

program ini dimana belum adanya penempatan petugas pelayanan di

kecamatan – kecamatan sehingga sumberdaya manusia belum mengerti

proses pembuatan akta kelahiran secara online dan belum dibutuhkannya

jumlah sumberdaya manusia secara banyak untuk melaksanakan pelayanan

akta kelahiran.

Tabel 4.3

Data Kepegawaian Seksi Pendaftaran Penduduk

Berdasarkan Pendidikan (PNS dan Non-PNS)

Pendidikan Jumlah

SMA 3

D3 7

S1 12

S2 1

JUMLAH 23

2) Sarana dan Prasarana

Aspek sarana dan prasarana penunjang merupakan aspek yang

dibutuhkan dalam proses pengolahan data, dalam hal ini adalah komputer

dan jaringan, maupun fasilitas seperti kursi dan ruang tunggu untuk

masyarakat. Fasilitas tersebut berupa segala sesuatu yang dibutuhkan dalam

proses pelaksanaan administrasi kependudukan. Berikut adalah data hasil

wawancara peneliti bersama I1-1 :

Page 95: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

79

“untuk sarana dan prasarana memang dirasa masih kurang ,apalagidengan jumlah komputer yang kurang jadinya menghambat prosespelayanan. Kalau dengan ruang tunggu disini memang tergolong kecilkarena memang ruang di gedung ini tidak mencukupi lagi (wawancaradi kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil JakartaUtara)

Hasil wawancara bersama petugas kepala satpel catatan sipil diatas

dapat diketahui bahwa untuk melakukan pelayanan administrasi

kependudukan, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara sendiri masih kekurangan sarana, hal senada juga di katakan oleh I2-1

sebagai berikut:

“Kalau sarana dan prasarana sih di kecamatan dirasa kurang karenahanya ada dua komputer buat pengerjaan akte kelahiran dan suratperpindahan, jadi agak lama jika terdapat banyak masyarakat.Namun jika dari segi ruang tunggu dirasa cukup luas dannyaman”.(wawancara di kantor Kecamatan Tanjung Priok)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara masih memiliki

kekurangan sarana dan prasarana untuk mendukung proses pelaksanaan

administrasi kependudukan khususnya dalam pembuatan akta kelahiran

3) Sosialisasi

Aspek sosialisasi merupakan proses penyampaian informasi kepada

sasaran kebijakan mengenai Program Quick Wins yang dimplementasikan

ke dalam administrasi kependudukan khususnya kedalam pelayanan akta

kelahiran, bagaimana dengan penjabaran isi peraturan tersebut apakah sudah

cukup jelas dipahami oleh semua pihak terkait untuk diimplementasikan,

berikut adalah wawancara dengan I1-1

Page 96: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

80

“Iya sosialisasi terus dilakukan sejak awal dimulainya program inimas, khususnya sosialisasi akta kelahiran yang makin dipermudahpembuatannya ke rumah sakit dan puskesmas puskesmas kecamatanjuga menempatkan spanduk dan baliho di tempat tempat yangmungkin dilihat orang yang mau membuat akta kelahiran seperti dirumah sakit, puskesmas, maupun di kecamatan dan kelurahan. Dansosialisasi kepada satpel kecamatan beserta pegawai pelayanan kamilakukan dengan melalui surat edaran dan mengadakan pelatihanpelatihan. (wawancara di kantor suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara bersama Kepala seksi pendaftaran penduduk

diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi oleh suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil Jakarta utara dilakukan dengan melakukan sosialisasi ke

rumah sakit dan puskesmas juga dengan pemasangan spanduk dan baliho,

hal senada juga dikatakan oleh I1-2 sebagai berikut:

Sosialisasi sudah kami laksanakan dengan menempatkan petugasuntuk penyuluhan tentang kemudahan pembuatan akta kelahiran kerumah sakit dan puskesmas yang ada, bahkan kami jugamenempatkan baliho baliho di berbagai tempat seperti di areapuskesmas maupun kecamatan. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara).

Selain itu I2-3 juga memberikan pernyataan kepada peneliti terkait

sosialisasi, pernyataannya adalah sebagai berikut:

Pastinya kami melakukan sosialisasi tentunya dengan arahan darisuku dinas, kalau di satpel kecamatan tugas kami menyampaikanarahan kepada satpel kelurahan, dan juga menyampaikan kepadamasyarakat langkah dan apa yang harus disiapkan kepadamasyarakat (wawancara di kantor kecamatan Koja)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi kepada

masyarakat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan ke rumah sakit

Page 97: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

81

dan puskesmas dan juga memasang baliho di tempat – tempat pelayanan

akta kelahiran seperti di kecamatan - kecamatan. Hal mengenai sosialisasi

dan penempatan baliho di beberapa rumah sakit dan puskesmas juga

disampaikan oleh I4-1 sebagai masyarakat kepada peneliti, pertnyataannya

adalah sebagai berikut:

“Kalo untuk sosialisasi langsung dari catatan sipilnya saya sihpernah sekilas mendengar di puskesmas, mereka ngejelasin tentangakta kelahiran gitu disana.kalo baliho gitu sih saya belum pernah liatmas.” (wawancara di stasiun tanjung priok)

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan dapat

diketahui bahwa proses sosialisasi sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu

dengan diadakannya sosialisasi sampai ke rumah sakit dan puskesmas

sehingga sosialisasi bisa disampaikan langsung kepada masyarakat, tetapi

penempatan baliho sebagai alat sosialisasi dirasa kurang efektif dikarenakan

lokasi yang kurang strategis dan tidak dapat dilihat oleh masyarakat Jakarta

utara secara keseluruhan. Dibandingkan dengan sebelum penerapan program

ini dimana proses sosialisasi hanya sekedar memberikan pemberitahuan

betapa pentingnya akta kelahiran untuk masyarakat.

No Indikator Temuan Lapangan

1. Input 1. Sumber Daya Manusia masih belummencukupi namun memiliki kualitasyang cukup baik

2. Sarana dan Prasarana masih kurangmemadai sehingga menghambat prosespelayanan

3. Sosialisasi disampaikan langsungkepada masyarakat sehingga cukup

Page 98: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

82

efektif namun sosialisasi melaluibaliho kurang efektif karena lokasiyang kurang tepat

2. Proses

Proses merupakan bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam

bentuk pelayanan langsung kepada objek kebijakan. Dalam melakukan

penilaian terhadap proses pelaksaaan kebijakan tersebut, maka peneliti

mengembangkannya kedalam beberapa aspek, yaitu kejelasan mekanisme

penarikan, pelayanan, kepastian, penertiban, dan ke-efektifan pelaksanaan

Perda tersebut. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti bersama

informan mengenai penilaian dimensi proses.

1) Kejelasan Mekanisme

Proses pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan diperlukan adanya kejelasan mekanisme dan peraturan yang

jelas dalam proses pelaksanaan kebijakan tersebut, apakah peraturan dan

mekanisme tersebut sudah jelas dan di implementasikan atau belum oleh

petugas, berikut adalah hasil wawancara bersama I1-2 sebagai berikut:

Untuk mekanismenya sendiri sih kami udah punya SOP (StandarOperating Procedure) nya sendiri mas, yang berisi tentang urutanpengerjaan dan waktu pengerjaan juga. Jadi petugas pelayanan tidakakan kebingungan dalam melakukan pekerjaannya (wawancara dikantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan

Pencatatan Sipil diatas dapat diketahui bahwa mekanisme pelaksanaan

Page 99: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

83

pelayanan administrasi kependudukan khususnya akta kelahiran sudah

cukup jelas, hal senada juga disampaikan oleh I3-1 kepada peneliti, berikut

adalah penyataannya:

“mekanismenya sih semua sudah diatur ke dalam SOP jadikemungkinan tidak akan ada penyimpangan dalam pelaksanaannya(wawancara di kantor kecamatan Koja)

Hasil dari pernyataan informan penelitian diatas dapat diketahui

bahwa mekanisme pembuatan akta kelahiran sudah cukup jelas dan sudah

tercantum di dalam SOP (Standar Operating Procedure).

Sementara itu mekanisme pelaksanaan dari sisi satpel kecamatan

sebagaimana disampaikan oleh I2-1, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“Setiap ada permintaan akta kelahiran baru sih kita selalu ngerjainsesuai dengan SOP yang ada, misalnya dengan pengecekan berkasdahulu lalu dilanjutin dengan input data ke komputer gitu mas”wawancara di kantor kecamatan tanjung priok)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

mekanisme pelaksanaan pembuatan akta sudah cukup jelas. Pelaksanaannya

mengikuti SOP yang berlaku, dan prosesnya berakhir di pencetakan akta

kelahiran. Hal tersebut disampaikan oleh I1-1 kepada peneliti, berikut adalah

penyataannya:

“Untuk mekanisme pelaksanaan, kita kan punya SOP, jadi disini punmelaksanakannya mengikuti SOP yang ada, dan prosesnya dimulaidari pengecekan berkas syarat, lalu penginputan data, dan berakhir dipencetakan akta kelahiran”. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Page 100: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

84

Berdasarkan hasil dari pernyataan informan penelitian diatas dapat

diketahui bahwa mekanisme proses pelaksanaan program tersebut sudah

jelas tertulis didalam SOP (Standar Operating Procedure) itu sendiri, dan

dalam pelaksanaannya, proses pembuatan akta kelahiran dilakukan oleh

satuan pelaksana pencatatan sipil kecamatan dengan melakukan pengecekan

kelengkapan berkas terlebih dahulu lalu menginput datanya secara online.

Sebelum adanya program ini proses mekanisme pelaksanaan tidak disertai

SOP karena proses pembuatan akta kelahiran dari pendaftaran hingga proses

pencetakan dilakukan secara manual.

2) Pelayanan

Pelayanan merupakan aspek penting dalam pembuatan akta kelahiran,

karena ketika program ini dilakukan kepada sasaran kebijakan maka perlu

adanya pelayanan yang berupa fasilitas atau prasarana yang memadai, dalam

hal ini fasilitas pembuatan akta yang memadai dan juga ruang tunggu untuk

masyarakat yang nyaman. Namun yang terjadi di lapangan, pelayanan yang

dilakukan masih terdapat berbagai keterlambatan sehingga tidak mencapai

tujuan yang maksimal kepada sasaran kebijakan, seperti yang disampaikan

oleh I1-1 sebagai berikut: “kalau pelayanan sudah pasti sudah diberikan

semaksimal mungkin, cuman masih banyak kendala yang bikin pelayanan

jadi terhambat. Misalnya kayak gangguan jaringan ataupun gangguan

terhadap komputer yang ada. (wawancara di kantor Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Page 101: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

85

Hal senada juga dikatakan oleh I1-2 sebagai berikut:

“pelayanan kalo maksudnya pembuatan akta kelahiran pastinya kamisudah sebaik mungkin dalam pelaksanaannya, memang masih adamasalah masalah yang terjadi”. (wawancara di kantor Suku DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pelayanan yang

dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara sudah dilakukan semaksimal mungkin, namun masih terdapat

berbagai kendala di dalam pelaksanaannya seperti jaringan yang bermasalah

dan juga komputer yang terkadang mengalami kerusakan. Jika dibandingkan

pada saat sebelum program ini berjalan, prasarana di suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sangatlah kurang memuaskan karena

seluruh pelayanan yang dilakukan dipusatkan di suku dinas sehingga terjadi

penumpukan masyarakat yang ingin melakukan administrasi kependudukan.

3) Kepastian

Kepastian merupakan aspek pendukung dalam melakukan

implementasi program ini, kepastian berkaitan dengan waktu pelaksanaan

pembuatan akta kelahiran, berikut adalah hasil wawancara dengan I3-3 yaitu

sebagai berikut: “Pelaksanaan pelayanan akta kelahiran ini tentu saja

dilakukan setiap hari kerja, bahkan kami membuka pelayanan selama

setengah hari pada hari sabtu supaya pelayanan makin maksimal”.

Kemudian hal senada juga sampaikan oleh I1-1 yang mengatakan:

“pastinya pelayanan akta kelahiran ini selalu dilakukan di hari kerjalalu kami membuka pelayanan juga pada hari sabtu agar semakin

Page 102: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

86

banyak masyarakat yang terlayani.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil kedua wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan akta kelahiran berjalan terus menerus dari senin sampai sabtu

yang menandakan bahwa waktu pelaksanaan program sudah maksimal, hal

tersebut juga didukung oleh I1-2, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“supaya pelayanan semakin maksimal selain pada hari kerja, kamijuga melakukan pelayanan administrasi kependudukan pada harisabtu namun hanya setengah hari supaya masyarakat yang sekiranyatidak bisa melakukan administrasi kependudukan pada hari kerja bisamelaksanakannya di hari sabtu”. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hal senada juga dikatakan oleh I2-2, berikut pernyataanya:

“waktu pelayanan akta kelahiran hampir setiap hari kamimelaksanakannya, dari senin sampai jumat pada jam kerja lalu padahari sabtu juga namun hanya setengah hari (wawancara di kantorkecamatan cilincing)

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa informan diatas,

dapat diketahui bahwa waktu pelaksanaan pelayanan akta kelahiran berjalan

dari hari senin sampai jumat pada jam kerja dan juga hari sabtu selama

setengah hari. Hal ini dirasa cukup efektif dikarenakan waktu pelaksanaan

pelayanan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tidak mempunyai

waktu untuk membuat akta kelahiran di hari kerja bisa membuat akta

kelahiran pada hari sabtu. Sebelum adanya program ini proses pelayanan

akta kelahiran hanya dilakukan pada hari kerja yaitu hari senin dan jumat,

Page 103: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

87

sehingga membuat masyarakat yang bekerja enggan untuk proses

administrasi kependudukan karena tidak bisa izin dari bekerja.

4) Penertiban

Penertiban adalah aspek penting yang harus dilakukan oleh Suku

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap hal-hal yang melanggar

ketentuan yang ada didalam Program tersebut, karena didalam Undang

Undang Administrasi Kependudukan terdapat dua pasal yang berisi larangan

dan sanksi yaitu pada pasal 94, 95a, 95b dan 96 mengenai larangan dan

sanksi. Berikut keterangan mengenai proses penertiban yang didapatkan dari

I1-1 yaitu sebagai berikut:

“untuk sanksi sih kami masih menurut pada UU No.24 tahun 2006, diundang undang tersebut terdapat berbagai sanksi. Khususnya yangterkait dengan pungutan liar karena pembuatan akta kelahiran tidakdipungut biaya, Alhamdulilah sampai sekarang belum ada petugaspelayanan yang melanggar aturan yang ada.”(wawancara di Kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sampai saat ini belum

adanya penertiban dikarenakan belum ada terjadinya pelanggaran. Hal

senada juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, berikut adalah

pernyataannya:

“penjatuhan sanksi sih sampai saat ini belum ada karena memangbelum ada petugas pelayanan yang melanggar aturan aturan yangada .” (wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatansipil Jakarta utara)

Page 104: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

88

Sementara itu, kepala satuan pelayanan catatan sipil kecamatan pun

mengungkapkan kepada peneliti terkait penertiban sanksi yang tertulis di

dalam undang - undang tersebut, pernyataan yang disampaikan oleh I3-1

kepada peneliti adalah sebagai berikut:

“Kalo di satpel kecamatan sih soal sanksi sudah pasti mengikutiaturan sanksi yang ada di undang – undang, dan alhamdulilahsampai sekarang belum ada petugas pelayanan yang diberikansanksi.” (wawancara di kantor kecamatan)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa sampai saat ini

penertiban yang dilakukan oleh suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara memang belum dilakukan, dikarenakan memang tidak ada

peraturan yang dilanggar, hal ini menandakan bahwa proses penertiban

berjalan dengan baik. Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan sebelum

adanya program ini dimana masih ada terdapat pungutan – pungutan liar

yang diminta petugas kepada masyarakat untuk mempermudah proses –

proses administrasi kependudukan namun lolos dari proses pengawasan dan

penertiban.

5) Efektivitas

Efektivitas merupakan salah satu aspek penting yang harus di lihat

dalam mengimplementasikan program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan sebagai implementor sudah efektif atau belum

dalam melaksanakan kebijakan yang dimaksud, berikut adalah pernyataan

dari I1-1:

Page 105: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

89

“pastinya efektif, karena terjadi peningkatan dalam proses pelayananadministrasi kependudukan. Khususnya pada akta kelahiran denganadanya program ini proses pelayanannya semakin lebih cepatdibanding sebelumnya.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan

administrasi kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran bisa

berjalan lebih efektif. Hal senada juga disampaikan oleh I2-2 kepada peneliti,

berikut pernyataannya:

“tentu saja efektif, karena pembuatan akta kelahiran tidak lagimemakan waktu yang lama dan proses pengerjaannya semakin mudahdan simpel” (wawancara di kantor kecamatan cilincing)

Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

pembinaan yang dilakukan oleh dinas sosial berjalan cukup efektif. Hal

senada juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah

sebagai berikut:

“kalo efektif sih saya rasa efektif, cuma kalo saya bilang berhasiljadinya terlalu sombong nanti, yang jelas dengan program inipelayanan administrasi kependudukan khususnya akta kelahiransemakin lebih baik.” (wawancara di suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, peneliti dapat

menganalisis bahwa dalam pelaksanaan program quick wins dalam

administrasi kependudukan khususnya pada pelayanan akta kelahiran cukup

efektif karena mengalami peningkatan di berbagai sektor.

Page 106: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

90

No Indikator Temuan Lapangan

2. Proses 1. Sudah adanya SOP terkait pelayananakta kelahiran

2. Masih adanya masalah terkait saranadalam melakukan pelayanan

3. Waktu pelayanan dilakukan selamasenin sampai sabtu

4. Sudah adanya sanksi yang diatur dalamundang – undang

5. Semakin efektifnya pelaksanaanpelayanan akta kelahiran

3. Output (Hasil)

Output merupakan hasil dari sebuah pelaksanaan kebijakan, apakah

pelaksanaan kebijakan tersebut menghasilkan keluaran atau produk yang

sesuai dengan tujuan kebijakan yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek

dalam dimensi output yaitu kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan

kebijakan, ketepatan sasaran yang dituju, sasaran yang tertangani dan

kelompok-kelompok yang terlibat didalan pelaksanaan kebijakan tersebut.

1) Kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan kebijakan

Pelaksanaan kebijakan seharusnya sesuai dengan tujuan dibuatnya

kebijakan, namun apa yang terjadi terharap program quick wins pada

administrasi kependudukan ini masih belum berhasil dalam mencapai tujuan

yang di inginkan dalam program tersebut, seperti yang disampaikan oleh

bapak Supryantoro selaku kepala seksi pendaftaran penduduk , berikut

adalah pernyataan yang diberikan oleh I1-1:

Page 107: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

91

“belum mencapai target, tujuan utama dari program ini adalahpembuatan akta kelahiran hanya dalam 5 hari. Namun padakenyataannya bisa lebih dari itu, penyebabnya ya karena jaringanyang sering gangguan dan kurangnya sdm dalam mengatasipermintaan akta kelahiran .” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan dari

program tersebut belum berhasil mencapai tujuan yang di inginkan. Hal

senada juga disampaikan oleh kepala seksi pelayanan pencatatan sipil

kepada peneliti, pernyataan dari I1-2 adalah sebagai berikut:

“kalo dibilang sesuai ya tentu saja sesuai, kan tujuan dari programini juga untuk kepuasan masyarakat juga. Hanya saja dari kamimasih terdapat kekurangan dari segi sdm dan sarana jadi tujuan dariprogram quick wins yaitu pembuatan akta kelahiran selama 5 harimasih belum bisa tercapai.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari

program tersebut belum tercapai seratus persen, namun suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil selaku implementor menargetkan untuk

bahwa pembuatan akta kelahiran harus selesai dalam waktu 5 hari. Hal ini

masih dilihat terdapat perbaikan dari proses lamanya pembuatan akta

kelahiran jika dibandingkan sebelum adanya program ini dimana pembuatan

akta kelahiran memakan waktu hingga 30 hari karena masih belum

sempurnanya proses mekanisme pengerjaannya

2) Ketepatan sasaran

Ketepatan sasaran yang dituju merupakan aspek penting dalam

pelaksanaan pelayanan akta kelahiran, apakah selama ini proses

Page 108: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

92

pelaksanaannya sudah tepat sasaran, untuk mengetahui ketepatan sasaran

dalam hal proses pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan

akta kelahiran, berikut adalah hasil wawancara dengan I1-1:

“tentu saja tepat sasaran, karena setiap masyarakat diwajibkanmemiliki akta kelahiran. Maka dengan program ini diharapkan kamidapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan

pelayanan, dalam hal ini pembuatan akta kelahiran, suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sudah tepat sasaran. Hal senada juga

disampaikan oleh I2-3 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“pastinya tepat sasaran soalnya kan semua masyarakat harus punyaakta kelahiran, dan tempat pembuatan akta kelahiran pun sudahditentukan penempatannya sehingga jelas untuk siapa kamimelakukan pelayanan.” (wawancara di kantor kecamatan Koja)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan yang

dilakukan sudah tepat sasaran, dikarenakan sebelum melaksanakan

pelayanan, suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil sudah mengetahui

sasaran dalam pelayanannya, misalnya dengan membuka pelayanan akta

kelahiran di rumah sakit dan puskesmas yang ditujukan kepada warga yang

baru saja memiliki anak untuk segera membuat akta kelahiran langsung di

rumah sakit. Hal senada juga dikatakan oleh kepala seksi, pernyataan I1-2

adalah sebagai berikut:

“sudah tepat, kami menjalankan program ini sudah menentukantempat tempat yang sekiranya efektif untuk pelayanan akta kelahiran,misalnya seperti membuka pelayanan di rumah sakit seperti di rumah

Page 109: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

93

sakit koja. Disana sudah jelas bahwa sasarannya adalah masyarakatang baru mempunyai anak agar segera membuat akta kelahiran”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, dapat

diketahui bahwa pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan ini sudah tepat pada sasaran karena dalam pelaksanaannya

juga sudah jelas terlihat siapa saja target dari program tersebut.

3) Sasaran yang tertangani

Aspek sasaran yang tertangani dalam pelaksanaan kebijakan

merupakan hal yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan setelah sasaran

dari kebijakan tersebut tertangani, untuk mengetahui mengenai sasaran yang

tertangani, peneliti melakukan wawancara bersama I1-1 yaitu sebagai

berikut:

“tentu saja kami tidak melakukan pengawasan, karena akta kelahiranyang sudah diberikan itu menjadi tanggung jawab pemiliknya masing– masing. Tanggung jawab kami hanyalah menjaga datakependudukan masyarakat agar tetap terjaga dan tidakdisalahgunakan oleh orang lain.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa sasaran yang telah

tertangani masih mendapat pengawasan dari pihak dinas sosial, hal senada

juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai

berikut:

Page 110: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

94

“tidak ada pengawasan kepada masyarakat, yang kami lakukanhanyalah menjaga data kependudukan masyarakat tetap terjaga dantidak dipergunakan oleh orang lain.” (wawancara di kantor sukudinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Berdasarkan keterangan dari beberapa informan diatas, dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran tidak ada

pengawasan dalam kepemilikan akta kelahiran, setelah akta kelahiran

diberikan kepada masyarakat hal itu menjadi tanggung jawab masing –

masing dalam menjaganya. Namun suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil menjaga data kependudukan agar tetap aman tersimpan dan

tidak dipergunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

4) Kelompok yang terlibat

Kelompok yang terlibat berkaitan dengan lembaga atau pihak terkait

yang bekerja sama dalam mengimplementasikan program quick wins pada

administrasi kependudukan di suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara. Mengenai kelompok yang terlibat, peneliti melakukan

wawancara bersama I1-1 yaitu sebagai berikut:

“yang terlibat dalam pelayanan akta ada satpel kelurahan, lalu satpelkecamatan, dan dari suku dinas itu sendiri.” (wawancara di kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahu bahwa dalam pelaksanaan

peraturan daerah tersebut dibantu oleh beberapa pihak. Hal serupa juga

disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

Page 111: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

95

“kalau pihak yang terlibat sih pertama dari satpel kelurahan, lalusatpel kecamatan dan dari suku dinas juga mas (wawancara di kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat

diketahui bahwa dalam mengimplementasikan program quick wins pada

administrasi kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran ini

ada beberapa kelompo-kelompok yang terlibat, diantaranya satpel

kelurahan, satpel kecamatan, dan juga suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil. Berbeda dengan sebelum adanya program ini dimana

belum dibentuknya satuan pelayanan di kecamatan – kecamatan sehingga

proses pembuatan akta kelahiran terpusat di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil sehingga membuat pelayanan tidak efektif.

No Indikator Temuan Lapangan

3. Input 1. Tujuan dari program belum mencapaitarget yang diharapkan

2. Program sudah tepat sasaran3. Pengawasan hanya dilakukan terhadap

data kependudukan4. Seluruh elemen Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipilterlibat

4. Outcome (Dampak)

Outcome yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdapak nyata

terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan. Untuk

mengetahui dampak yang dihasilkan dari hasil pelaksanaan program

tersebut, maka peneliti melihat dari dampak ada tidaknya tanggapan atau

Page 112: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

96

perubahan terhadap kelompok sasaran kebijakan, dan peningkatan

pelaksanaan oleh implementor terhadap peraturan daerah tersebut.

1) Perubahan kelompok sasaran

Dampak perubahan terhadap kelompok sasaran merupakan aspek

penting dalam sebuah hasil pelaksanaan kebijakan, ini karena berkaitan

dengan tujuan dibuatnya kebijakan, apakah dampak tersebut positif atau

negatif. Dampak perubahan kelompok sasaran yang ditimbulkan dari

pelaksanaan peraturan daerah tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan I1-2 yaitu sebagai berikut:

“setelah ada program ini pastinya ada perubahan khususnya dalampelayanan akta kelahiran ini, dengan menempatkan satpel kecamatandan pelayanan di rumah sakit membuat pelayanan akta lebih tersebardan dapat dijangkau masyarakat. Penggunaan sistem online jugamembuat proses penginputan data menjadi semakin mudah dan cepatsehingga pembuatan akta kelahiran tidak lagi mencapai 30 hari”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa terdapat

perubahan terhadap sasaran kebijakan. Hal senada juga disampaikan oleh I1-

1 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“setelah pelaksanaan tentu saja ada perubahan, yang paling jelasadalah dari proses pembuatan akta kelahiran yang sebelumnyamencapai 30 hari sekarang paling lambat hanya seminggu saja. Jugatidak ada lagi penumpukan masyarakat yang ingin membuat aktakelahiran di suku dinas karena sudah adanya satpel di seluruhkecamatan. Selain itu terjadi jumlah peningkatan pada jumlahpermintaan pembuatan akta kelahiran, sehingga diharapkan seluruhmasyarakat semakin mengerti akan pentingnya administrasikependudukan” (wawancara di kantor suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Page 113: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

97

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa terdapat

perubahan terhadap sasaran kebijakan menjadi lebih baik dikarenakan

proses pembuatan akta kelahiran yang semakin lebih cepat dari sebelumnya.

2) Peningkatan pelaksanaan

Dampak dari hasil pelaksanaan kebijakan yang sudah maupun sedang

berjalan adalah mengenai peningkatan pelaksanaan program yang sedang

dijalankan, berikut adalah hasil dari wawancara yang telah dilakukan

dengan I1-1 yang mengatakan bahwa:

“Kalo peningkatan sih jelas ada dari pelayanan akta kelahiran yangmulai merata sehingga cara bekerja menjadi semakin efektif” (wawancaradi kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara bersama kepala seksi pelayanan pendaftaran

penduduk dapat diketahui bahwa upaya peningkatan dalam rangka meng-

efektifkan kegiatan administrasi kependudukan terus dilakukan, peningkatan

memang perlu dilakukan seiring dengan berjalannya waktu mengikuti

bagaimana dinamika keadaan di masyarakat. Disisi lain, pihak dinas suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil pun terus melakukan peningkatan

untuk mewujudkan ketertiban administrasi kependudukan sebagaimana

dinyatakan oleh kepala seksi pelayanan pencatatan sipil yang disampaikan

kepada peneliti, berikut adalah pernyataan dari I1-2:

“peningkatan dalam melaksanakannya tentu saja ada, kami selaluberikan yang terbaik, ini kan untuk mewujudkan ketertibanadministrasi kependudukan juga, agar tidak ada lagi masyarakat

Page 114: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

98

yang tidak mempunyai identitas.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hal senada juga disampaikan oleh I2-1 kepada peneliti, pernyataannya

adalah sebagai berikut:

“ada peningkatan, contohnya dengan membuat satpel di kecamatankecamatan dan tidak lagi terpusat di suku dinas supaya pelayananakta kelahiran lebih mudah diakses oleh masyarakat. ke depannyadiharapkan pembuatan akta kelahiran bisa dilakukan dimana sajasecara mobile sehingga tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuktidak membuat akta kelahiran” (wawancara di kantor kecamatantanjung priok)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat

diketahui bahwa peningkatan terus dilakukan baik oleh suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil, dimana suku dinas membagi satuan

pelayanan ke kecamatan – kecamatan agar pelayanan akta kelahiran

semakin mudah diakses oleh masyarakat dan tidak lagi terpusat di suku

dinas. Ke depannya suku dinas merencanakan untuk membuat pelayanan

akta kelahiran secara mobile sehingga pelayanan bisa diakses dimana saja

dan kapan saja.

No Indikator Temuan Lapangan

4. Outcome 1. Semakin meningkatnya permintaanpembuatan akta kelahiran

2. Semakin efektifnya pelayanan aktakelahiran dengan menyebar tempatpelayanan ke kecamatan - kecamatan

Page 115: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

99

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil pelenilitan merupakan isi dari hsil analisis data dan

faktayang peneliti dapatkan dilapangan kemudian disesuaikan dengan teori

yang peneliti gunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori evaluasi menurut Nurcholis dalam bukunya yang

berjudul Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah yang

menjelasan bahwa evaluasi kebijakan merupakan penilaian secara

menyeluruh terhadap input, proses, output dan outcome. Selanjutnya

berdasarkan hasil penelitian dilapangan mengenai Program Quick Wins

pada Pelayanan Administrasi Kependudukan ini sudah berjalan dengan

cukup baik namun belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melihat dari aspek

input, proses, output dan outcome. Dimana hasil dari obsevasi dan

wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, peneliti mendapat

data-data sebagai berikut:

1. Input (masukan)

Dimensi input atau masukan dari pelaksanaan program tersebut dapat

diketahui bahwa kapasitas sumberdaya manusia dari suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sudah dapat dikatakan cukup baik

dimana petugas yang ada sudah paham dan mengerti apa-apa saja tugas

yang harus merka lakukan, namun dari segi jumlah dirasakan masih kurang.

Dari segi satuan pelaksana kecamatan sebagai pelaksana pelayanan

akta kelahiran juga dilihat dari kualitas sumberdaya manusianya dirasa

Page 116: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

100

cukup baik dikarenakan para petugas satuan pelaksana sudah memahami

SOP (Standar Operating Procedure) pelayanan akta kelahiran

menggunakan aplikasi akta kelahiran yang sudah terinstal di komputer. Tapi

dari segi jumlah dirasa kurang karena masih terdapat penumpukan

penumpukan berkas dan masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan

pelayanan yang menandakan bahwa jumlah dari petugas atau sumberdaya

manusianya masih kurang.

Kemudian untuk sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan

program ini masih terdapat kekurangan, karena baik komputer maupun

jaringannya kurang mampu mendukung proses pelayanan sehingga

pembuatan akta kelahiran pun menjadi terhambat. Ruang tunggu pun juga

termasuk sarana dan prasarana yang cukup penting dikarenakan ini

berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat. Ruang tunggu di suku dinas

dirasa sudah tidak mencukupi lagi untuk menampung masyarakat yang ingin

melakukan pelayanan administrasi kependudukan, namun di satpel catatan

sipil di kecamatan, ruang tunggu terasa luas dan nyaman hanya saja harus

berbagi dengan bagian pelayanan lainnya.

Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan baik kepada

sasaran kebijakan maupun warga masyarakat agar program yang di

implementasikan diketahui oleh publik, terlebih apabila terdapat pasal yang

mengatur tentang larangan yang ditujukan kepada warga masyarakat.

Sampai saat ini bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh dinas kependudukan

dan pencatatan sipil terkait program ini adalah dengan melakukan

Page 117: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

101

penyuluhan ke rumah – rumah hingga ke tempat pelayanan kesehatan

seperti di rumah sakit ataupun puskesmas. Melakukan penyuluhan ke

puskesmas ataupun rumah sakit dianggap efektif dikarenakan hampir semua

peristiwa kelahiran terjadi disana, jadi bisa sekaligus mengingatkan kepada

masyarakat betapa pentingnya akta kelahiran untuk anak anak mereka.

Suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil juga melakukan

sosialisasi dengan pemasangan baliho – baliho di tempat – tempat yang

dianggap strategis, namun pemasangan baliho ini dianggap kurang efektif

karena penempatannya yang tidak terlihat oleh masyarakat sehingga tidak

banyak masyarakat yang mendapatkan informasi terkait program tersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi input dari Program Quick Wins pada

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

Dari aspek sumber daya manusia dapat dikatakan mencukupi dari segi

kualitas namun tidak mencukupi dari segi kuantitas. Sarana dan prasarana

penunjang jalannya program ini masih memiliki kekurangan yaitu dari segi

fasilitas teknologi penunjang pelayanan akta kelahiran itu sendiri, dimana

kondisi komputer sebagai alat utama tidak berada dalam kondisi yang baik

dan juga jaringan yang sering mengalami gangguan. Dari aspek sosialisasi,

sosialisasi dilakukan oleh pihak suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil dengan cara melakukan penyuluhan secara langsung kepada

masyarakat dan juga melalui baliho baliho yang dipasang di berbagai

tempat.

Page 118: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

102

2. Proses

Dimensi proses dalam pelaksanaan program tersebut dapat diketahui

bahwa mekanisme dari program quick wins ini sudah cukup jelas

khususnya dalam pelayanan akta kelahiran, dalam pelaksanaannya pun

sudah mengikuti SOP yang ada, dengan satpel kecamatan sebagai tempat

pelayanan akta kelahiran.

Gambar 4.1SOP Pelayanan Akta Kelahiran

Page 119: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

103

Page 120: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

104

Kemudian pelayanan yang diberikan kepada masyarakat berupa

pencatatan administrasi kependudukan yang berupa akta kelahiran, sudah

didukung dengan SOP yang ada hanya saja kondisi sarana dan prasarana

yang ada tidak mendukung pelayanan ini sehingga pelayanan akta kelahiran

menjadi terhambat dan belum bisa mencapai target penyelesaian yang sudah

ditentukan.

Page 121: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

105

3. Output (hasil)

Output atau hasil dari pelaksanaan program quick wins pada

pelayanan administrasi kependudukan di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil Jakarta utara dapat di ketahui bahwa dalam proses

pelaksanaan ini terjadi perbaikan dari sistem pelayanan akta kelahiran yang

sebelum adanya program ini bisa mencapai satu bulan dalam pembuatannya,

sekarang bisa selesai kurang lebih dalam waktu seminggu.

Dengan melakukan pelayanan di rumah sakit pun dapat diketahui

bahwa dari suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil sudah mengetahui

sasaran – sasaran yang dijadikan tujuan yaitu masyarakat yang baru saja

mempunyai anak, dengan sistem jemput bola tersebut maka diharapkan

pelayanan makin maksimal. Sedangkan dalam bentuk pengawasan, suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil tidak akan melakukan pengawasan

terhadap akta kelahiran yang sudah diberikan masyarakat, namun suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil melakukan pengawasan terhadap data

kependudukan yang sudah diberikan agar tidak dipergunakan oleh pihak

yang tidak bertanggungjawab.

4. Outcome (dampak)

Outcome atau dampak nyata yang ditimbukan dari pelaksanaan

program quick wins pada pelayanan administrasi kependudukan ini dapat

diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah akta kelahiran selama

program ini berjalan. Dengan meningkatnya akta kelahiran pada akhirnya

Page 122: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

106

juga berguna bagi negara untuk pelaksanaan kebijakan – kebijakan yang

terkait dengan kependudukan.

Gambar 4.2

Grafik pelayanan akta kelahiran

Sumber : Profil Suku Dinas Jakarta Utara 2013 – 2016

Dampak lain dari pelaksanaan program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan ini adalah peningkatan pelaksanaan dari suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil dengan adanya penggunaan sistem

informasi pada pelayanan akta kelahiran. Hal ini mengakibatkan terjadinya

perbaikan tingkat pelayanan akta kelahiran kepada masyarakat khusunya

masyarakat Jakarta Utara .

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Nurcholis dengan keempat skema umum penilaian yang telah

dipaparkan diatas, dapat memberikan informasi bahwa dalam pelaksanaan

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan ini

telah dijalankan dengan baik oleh pihak Suku Dinas Kependudukan dan

20000

21000

22000

23000

24000

25000

26000

27000

2013 2014 2015 2016

Tingkat Kelahiran

Akta Kelahiran

Page 123: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

107

Pencatatan Sipil Jakarta Utara sebagai implementor walaupun masih belum

optimal.

Page 124: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

108

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan lapangan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga penyimpulan akhir mengenai Evaluasi

Program Quick Wins pada Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta dapat dikatakan cukup optimal meski

masih ditemukan beberapa kekurangan dalam beberapa hal, sehingga memiliki

dampak pada proses pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat yang ingin

melakukan administrasi kependudukan khususnya dalam pembuatan akta

kelahiran. Hal tersebut terjadi karena masih terdapat beberapa mekanisme

pelayanan yang kurang optimal saat diberikan. Permasalahan tersebut terjadi

dilihat dari sumber daya manusia pelayanan, sarana dan prasarana, dan sosialisasi

sehingga belum mampu mencapai hasil dari tujuan awal. Dimana yang

menyebabkan atas kurang berhasilannya pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

Pertama, masih minimnya sumber daya manusia yang ada. Terobosan

dengan membuat satuan pelayanan catatan sipil di kecamatan dan di rumah sakit

tidak diimbangi dengan jumlah sumber daya manusia yang ada. Hal ini

menyebabkan terhambatnya proses administrasi sehingga pelayanan menjadi lebih

lambat dari yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun dari segi kualitas sumber

daya manusianya dinilai cukup baik dikarenakan setiap petugas mengerti apa saja

Page 125: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

109

yang harus dikerjakan oleh mereka sehingga minim terjadinya kesalahan –

kesalahan yang dapat menyebabkan proses administrasi menjadi terhambat.

Kedua, dari segi sarana dan prasarana juga dinilai masih banyak memiliki

kekurangan. Seharusnya sarana dan prasarana dianggap sebagai penunjang yang

sangat penting dalam melakukan proses administrasi. Masih terdapat berbagai

kekurangan dari sarana dan prasarana seperti kondisi komputer yang kurang baik

dan jaringan data yang sering mengalami gangguan ini menyebabkan proses

administrasi kependudukan khususnya pembuatan akta kelahiran menjadi

terganggu. Dikarenakan proses penginputan data dan pencetakan akta kelahiran

dilakukan secara online, sehingga sarana seperti komputer dan jaringan data yang

baik merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan. Selanjutnya terkait dengan

prasarana juga terdapat sedikit kekurangan khususnya di ruang tunggu suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil, ruang tunggu di suku dinas dirasakan sangat

sempit dan tidak nyaman dan tidak sanggup menampung masyarakat yang ingin

melakukan administrasi kependudukan. Hal ini bisa menyebabkan keengganan

masyarakat untuk melakukan administrasi kependudukan karena

ketidaknyamanan saat menunggu prosesnya.

Ketiga, dari segi sosialisasi. Dari segi sosialisasi dalam bentuk penyuluhan

dapat dikatakan cukup berhasil karena dapat langsung disampaikan kepada target

– target sasaran kebijakan. Namun sosialisasi dalam bentuk baliho – baliho

ataupun reklame dianggap kurang tepat dalam penempatan lokasinya. Lokasi

pemasangan baliho – baliho dianggap kurang tepat dikarenakan tidak banyak

masyarakat yang melihat dan membaca isi dari kebijakan tersebut sehingga tidak

Page 126: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

110

mendapatkan hasil. Padahal baliho – baliho berfungsi untuk memberikan

sosialisasi secara tidak langsung kepada masyarakat sehingga informasi terkait

program ataupun kebijakan dapat disampaikan secara lebih luas lagi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian, maka

peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan

pertimbangan supaya implementasi program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan dapat berjalan dengan maksimal. Adapun saran

tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Perlu adanya penambahan jumlah petugas pelayanan pencatatan sipil

khususnya dalam akta kelahiran agar tidak ada lagi terjadi penumpukan

berkas berkas kependudukan karena jumlah sumber daya manusia untuk

mengerjakannya tidak mencukupi.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, khususnya komputer dan

jaringan – jaringan data yang menjadi pilar utama dalam implementasi

program ini. Perlunya juga penambahan komputer ini berbanding lurus

dengan kebutuhan sumber daya manusia yang menggunakannya. Diperlukan

juga petugas yang mengerti tentang maintenance atau perawatan – perawatan

alat – alat ini agar terus berada dalam kondisi baik setiap kali digunakan

untuk proses administrasi kependudukan.

Page 127: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

111

3. Dari segi prasarana juga diperlukan perluasan ruang tunggu untuk masyarakat

saat melakukan proses administrasi kependudukan, khususnya ruang tunggu

di suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara.

4. Perlunya penempatan baliho – baliho ataupun papan reklame di tempat –

tempat umum yang lebih strategis agar dapat dilihat oleh banyak masyarakat.

Page 128: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

x

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah

Agustino, Leo. 2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Nugroho D., Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi, danEvaluasi. Jakarta : Gramedia

Osborne, David dan Gaebler, Ted. 2008. Mewirausahakan Birokrasi (ReiventingGovernment). Jakarta : Teruna Gravika

Dunn, N. William. 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi II. Jogjakarta:Gajah Mada University Press.

Moleong, J.lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RosdaKarya Remaja

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Subarsono, AG. 2012. Analisis Kebijakan Publik ( Konsep, Teori, dan Aplikasi)Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Widodo, Joko. 2001. Good Governance: Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas danKontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Surabaya:Insan Cendekia

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus.Yogyakarta : CAPS

Page 129: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

xi

Dokumen lain

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 13 tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins

Undang – Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Undang – Undang No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang – Undang

No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Sumber Lain

Setiawati, Ani. 2009. Evaluasi Program Quick Wins di Tingkat Internal Humas

Kepolisian Daerah Banten. Tidak Diterbitkan.

Page 130: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADAKEBIJAKAN PELAYANAN ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DI SUKU DINASKEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial padaKonsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun oleh:

DIMAS RIAN PAMBUDI

NIM: 6661111343

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

Page 131: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Program Quick Wins Pada Pelayanan Administrasi Kependudukandi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Dimas Rian Pambudi

(Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Tahun 2011)

ABSTRAK

Dimas Rian Pambudi. NIM : 6661111343. SKRIPSI. Evaluasi ProgramQuick Wins Pada Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Program Studi IlmuAdministrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UniversitasSultan Ageng Tirtayasa.

Quick wins adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawalisuatu program besar dan sulit dalam waktu kurang dari 12 bulan. Keluaran daripelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atauproduk utama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang sesuai denganperan, tupoksi, dan karakteristik masing – masing. Suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara merupakan unit pelaksana yang ditunjuk untukmelaksanakan tugas publik di bidang administrasi kependudukan, salah satunya dipelayanan pembuatan akta kelahiran. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasiprogram quick wins pada pelayanan administrasi kependudukan di suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara. Pendekatan penelitian yangdigunakan adalah kualitatif, yang bertujuan untuk memahami makna yang beradadi balik fakta – fakta. Pemahaman yang mendalam terhadap suatu peristiwa ataufenomena sosial merupakan hal yang terpenting. Dari hasil penelitian diketahuibahwa implementasi program quick wins pada pelayanan administrasikependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran masih belum optimal.Penyebab utamanya adalah masih minimnya sumber daya manusia yang ada,sarana dan prasarana yang masih banyak memiliki kekurangan, dan sosialisasiyang masih belum berhasil. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan agar sukudinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara memperbaiki setiapkekurangan yang ada agar pelayanan semakin optimal.

Kata kunci : administrasi kependudukan, akta kelahiran, evaluasi, quick wins

Page 132: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT

Dimas Rian Pambudi. Student’s Registration Number: 6661111343. THESIS.Evaluation of Quick Wins Program on Population Administration Service atNorth Jakarta Population and Civil Registration Agency. Department of PublicAdministration, Faculty of Social and Political Science Sultan Ageng TirtayasaUniversity.

Quick wins is an easy and fast-paced initiative that started a big and difficultprogram in less than 12 months. The output of the implementation of quick wins isthe improvement of the ministry / institution and local government systems orworking mechanisms or products that are consistent with their roles, tupoksi, andcharacteristics. The North Jakarta Population and Civil Registration Office is theimplementation unit which is appointed to carry out public duties in the field ofpopulation administration, one of them in the service of birth certificate making.This research was conducted to evaluate quick wins program on populationadministration service in pupulation and civil registration of north Jakarta. Theresearch approach used is qualitative, which aims to understand the meaningbehind the facts. A deep understanding of an event or a social phenomenon is themost important thing. socialization is still not successful. Therefore, theresearcher recommends that the North Jakarta Population and Civil Registrationimprove any deficiencies in order to optimize the service.

Keywords: birth certificate, evaluation, population administration, quick wins

Page 133: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

“Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan

hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal

kecil dengan cinta yang besar” (bunda Teresa)

Skripsi ini aku persembahkan

untuk Mama, Papa, Mba Riri, Mba Andin, dan Agung.

Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang diberikan.

Page 134: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas

rahmat, berkat, karunia, petunjuk, dan pertolongan-Nyalah peneliti dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Evaluasi Program Quick Wins

pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara”. Adapun penyusunan

skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat melakukan penelitian dalam meraih

gelar sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan proposal skripsi ini tidak

lepas dari dukungan kedua orang tua, keluarga serta sahabat yang membimbing

penulis agar dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan baik. Kiranya

penelitian ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca. Skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran

yang membangun dari para pembaca. Penulis juga ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberi pengajaran, dorongan serta

bantuan sebagai motivasi bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus selaku dosen

pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan serta dukungan

selama masa perkuliahan.

Page 135: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ii

2. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Arenawati, M.Si selalu Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ibu Dr. Ayuning Budiati, MPPM., selaku Pembimbing I Skripsi.

Terimakasih atas ilmu yang diberikan serta membimbing peneliti dalam

proses penyusunan skripsi.

8. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku pembimbing II

skripsi. Terimakasih atas arahan serta pembelajaran bagi peneliti melalui

bimbingan dengan saran dan kritik yang diberikan selama proses

penyusunan skripsi.

9. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa

atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.

Page 136: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iii

11. Bapak Supryantoro, S.Sos., M.Si., dan Bapak Kartawi, S.Ip., yang telah

memberikan informasi serta data terkait mengenai pelayanan administrasi

kependudukan khususnya pelayanan akta kelahiran di Jakarta Utara.

12. Pihak Lingkungan dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara, dan narasumber yang telah mendukung, memberikan

informasi, serta memberikan izin sehingga dapat melakukan penelitian

dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

13. Kedua orang tuaku tersayang Papa dan Mama terimakasih atas segala doa

dan restunya serta dukungan baik moril maupun materil kepada peneliti

dalam melakukan penelitian, dan untuk kedua kakakku Mas Lian dan Mas

Frans terimakasih untuk kasih sayang dan dukungannya.

14. Teman-teman Ilmu Administrasi Publik angkatan 2011 yang memberi

kesan, kenangan dan solidaritas selama masa kuliah terkhusus Apis, Eko,

Vergie, Vero, Revi, dan lainnya yang saling mendoakan dan tiada lelah

memberi semangat serta masukan.

15. Keluarga Mahasiswa Katolik Serang Cilegon yang telah mengisi

kehidupan perkuliahanku lebih berwarna dan dekat dengan sang pencipta,

terkhusus untuk Kak Santa Riri Monica Hutapea, Andreas Agus Widodo,

Veronica Puspaningtyas, dan KMK SC angkatan 2011..

16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini

karena keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala

Page 137: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iv

kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang

Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua, amin.

Serang, Juli 2018

Penulis

Page 138: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Identifikasi Dan Batasan Masalah .........................................................9

1.3 Rumusan Masalah ...............................................................................10

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................10

1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................10

1.6 Sistematika Penulisan .........................................................................11

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ..................................................................................14

2.1.1 Pengertian Evaluasi Kebijakan ...............................................15

2.1.2 Definisi Kebijakan Publik........................................................24

2.1.3 Proses Kebijakan Publik .........................................................25

2.1.4 Pengertian Quick Wins ...........................................................26

2.1.5 Pelayanan Publik .....................................................................28

Page 139: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vi

2.1.6 Administrasi Kependudukan ...................................................35

2.1.7 Akta Kelahiran ........................................................................37

2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................40

2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................41

2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................46

3.2 Fokus Penelitian ................................................................................48

3.3 Lokasi Penelitian................................................................................49

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................50

3.4.1 Definisi Konsep ......................................................................50

3.4.2 Definisi Operasional ...............................................................50

3.5 Instrumen Penelitian .........................................................................52

3.6 Informan Penelitian ...........................................................................54

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..............................................55

3.8 Uji Keabsahan Data ..........................................................................63

3.9 Jadwal Penelitian ..............................................................................65

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian .............................................66

4.1.1 Gambaran Umum Jakarta Utara ................................................66

4.1.2 Gambaran Umum Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara ..................................................69

4.2 Deskripsi Data ...................................................................................72

Page 140: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vii

4.2.1 Daftar Informan Penelitian .....................................................74

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................60

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................61

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .....................................................................................102

5.2 Saran ...............................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................x

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 141: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Informan Wawancara..................................................................67

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara.............................................................................67

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian....................................................................................67

Tabel 4.1 Kecamatan di Jakarta Utara ...................................................................67

Tabel 4.2 Daftar Informan Penelitian.....................................................................67

Tabel 4.3 Data Kepegawaian Seksi Pendaftaran Penduduk Menurut Pendidikan.78

Page 142: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta ..................................6

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..............................................................................44

Gambar 3.1 Analisis Data menurut Miles dan Huberman ....................................64

Gambar 4.1 SOP Pelayanan Akta Kelahiran .........................................................64

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Akta Kelahiran ..................................................64

Page 143: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Belakangan ini dalam segala aspek yang berhubungan dengan

pemerintahan, reformasi birokrasi menjadi isu yang sangat kuat untuk

direalisasikan. Terlebih lagi, birokrasi pemerintahan Indonesia telah

memeberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kondisi

keterpurukan bangsa Indonesia dalam krisis multidimensi yang

berkepanjangan. Birokrasi yang telah dibangun oleh pemerintah sebelum

era reformasi telah membangun budaya birokrasi yang kental dengan

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Akan tetapi, pemerintahan pasca reformasi pun tidak menjamin

keberlangsungan reformasi birokrasi terealisasi dengan baik, kurangnya

komitmen pemerintah pasca reformasi terhadap reformasi birokrasi ini

cenderung berbanding lurus dengan kurangnya komitmen pemerintah

terhadap pemberantasan KKN yang telah menjadi permasalahan dalam

birokrasi pemerintahan Indonesia selama ini. Sebagian masyarakat telah

memberikan pandangan negatif terhadap komitmen pemerintah pasca

reformasi terhadap reformasi birokrasi.

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan

yang sangat luas dan juga merupakan salah satu unsur yang mendorong

Page 144: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2

perubahan kualitas pemerintahan daerah maupun pusat. Dalam kehidupan

bernegara, maka pemerintah memliki fungsi memberikan berbagai

pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan

dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan – pelayanan lain dalam

rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan,

kesehatan, utilitas, dan lainnya. Undang – Undang Dasar 1945

mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap

warga negara demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas suatu sistem

pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

pelayanan publik. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 pun secara

tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Republik

Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. Selain itu juga diperjelas kembali dalam Undang –

Undang nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, sebagai

kebijakan dan acuan bagi seluruh instansi pelayanan publik dalam

menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas.

Pemerintah sebagai service provider (penyedia jasa) bagi

masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Apalagi pada era otonomi daerah kualitas dari pelayanan aparatur

pemerintahan akan semakin ditantang untuk lebih optimal, kompeten dan

mampu menjawab tuntutan yang semakin tinggi dari masyarakat, baik dari

segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Pelayanan publik yang

berkualitas merupakan pelayanan yang mampu memberikan kepuasan

Page 145: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3

kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diketahui dari 5 dimensi kualitas

pelayanan publik yang menjadi tolak ukur dalam memberikan kepuasan

kepada masyarakat yaitu reliability, responsiveness, assurance, empaty,

dan tangibles.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25

Tahun 2009 menyebutkan definisi pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksana

ketentuan peraturan perundang – undangan. Penyelenggara pelayanan

publik adalah unit kerja pada instansi pemerintah yang secara langsung

memberikan pelayanan kepada penerima layanan publik. Sedangkan

penerima layanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah

atau badan hukum. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 58 Tahun 2005 mengelompokan tiga jenis pelayana dari instansi

pemerintah serta BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis pelayanan tersebut

didasarkan pada ciri – ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang

dihasilkan yaitu, pelayanan administrasi, pelayanan barang, dan pelayanan

jasa.

Pelayanan publik cenderung menjadi konsep yang sering

digunakan oleh banyak pihak, baik dari kalangan praktisi, maupun

ilmuwan, dengan makna yang berbeda – beda. Dalam kehidupan politik,

perbaikan pelayanan publik juga sangat berimplikasi luas khususnya

dalam memperbaiki tingkat kepercayaan kepada pemerintah. Berbagai

Page 146: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4

pelayanan administratif , seperti pelayanan KTP (Kartu Tanda Penduduk),

akte kelahiran, sertifikasi tanah dan perizinan, merupakan sebagian dari

pelayanan yang diselenggarakan untuk menjamin hak dan kebutuhan dasar

warga negara. Pelayanan KTP dan akte kelahiran sangatlah vital dalam

kehidupan warga negara karena keduanya menjamin keberadaan, identitas

warga, dan hak – hak sipil lainnya. Pelayanan seperti itu tentu sangat

penting dan menjadi bagian dari pelayanan publik yang harus

diselenggarakan oleh negara.

Ada beberapa jenis pelayanan publik yang diberikan aparatur

kepada masyarakat, mulai dari urusan akta kelahiran sampai dengan

urusan surat kematian atau yang dikenal dengan istilah catatan sipil.

Catatan sipil juga merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan

hukum seseorang. Bahwa untuk dijadikan dasar kepastian hukum

seseorang maka data atau catatan penting peristiwa seseorang seperti

perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak dan

pengesahan anak, maupun perpindahan perlu didadftarkan ke Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Oleh karena Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil adalah suatu lembaga resmi pemerintah yang

menangani hal – hal yang menyangkut peristiwa kependudukan yang

sengaja diadakan oleh pemerintah, dan bertugas untuk mencatat,

mendaftarkan, serta membukukan selengkap mungkin setiap peristiwa

penting bagi status keperdataan seseorang.

Page 147: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5

Dari berbagai pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

tersebut salah satunya adalah pelayanan terhadap kelahiran yaitu

pembuatan akta kelahiran yang mana akta kelahiran itu sendiri menjadi

penting bagi masyarakat karena merupakan bukti kuat dan sah secara

hukum atas kelahiran seseorang, dan juga berguna untuk keperluan

pemiliknya nanti, misalnya sebagai syarat pendaftaran untuk mendaftarkan

diri ke sekolah, dan sebagai bukti yang sah atas legalitas keberadaan sang

pemilik akta kelahiran tersebut. Pentingnya akta kelahiran tersebut tidak

langsung tidak langsung membuat masyarakat merasa harus membuat akta

kelahiran sehingga dibutuhkan juga motivasi dan dorongan yang diberikan

kepada masyarakat tersebut agar mengetahui pentingnya akta kelahiran

dan segera membuat akta tersebut.

Masalah semakin pelik ketika banyak masyarakat yang

menganggap bahwa pelayanan administrasi kependudukan khususnya

dalam pelayanan akta kelahiran dinilai terlalu berbelit – belit, tidak tepat

waktu dan prosedur yang sulit dipahami oleh sebagian masyarakat.

Namun sekarang pemerintah telah mengeluarkan sebuah kebijakan

yang dinamakan quick wins. Quick wins adalah sesuatu inisiatif yang

mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan sulit

dalam waktu yang kurang dari 12 bulan. Quick wins bermanfaat untuk

mendapatkan momentum awal yang positif untuk selanjutnya melakukan

sesuatu yang berat. Sesuatu yang berat itu merupakan inti dari suatu

program besar tersebut. Quick wins untuk setiap kementerian/lembaga dan

Page 148: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

6

pemerintah daerah serta untuk tema tertentu dapat berupa organization

quick wins, regulation quick wins, atau human resource quick wins.

Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan

didapatkan momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untuk

selanjutnya melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan

berkelanjutan. Keluaran dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan

sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Kementerian/Lembaga

dan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan peran, tupoksi dan

karakteristik masing-masing.

Gambar 1.1

Jumlah Penduduk Jakarta 2014 - 2016

Sumber : BPS Provinsi Jakarta

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2010 2014 2015 2016

Utara

Barat

Timur

Selatan

Pusat

Kep Seribu

Page 149: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

7

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan

terhadap jumlah penduduk di Jakarta Utara. Hal ini menunjukan bahwa

banyaknya terjadi peristiwa kependudukan baik itu terkait dengan

kelahiran, kematian maupun perpindahan penduduk yang mempengaruhi

jumlah penduduk tiap tahun.

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

merupakan institusi daerah yang mengatur dan memeberikan pelayanan

kepada masyarakat terkait dengan administrasi kependudukan di Jakarta

Utara. Salah satu pelayanan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil adalah pelayanan pembuatan akta kelahiran, setiap peristiwa

kelahiran yang terjadi di masyarakat Jakarta Utara wajib dilaporkan di

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil guna mendapatkan akta

kelahiran.

Penerapan kebijakan quick wins di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil diawali karena banyaknya bentuk pelayanan yang

diberikan tidak memenuhi harapan masyarakat terutama dalam bentuk

pelayanan perpindahan penduduk dan pembuatan akta kelahiran. Hal ini

disebabkan pembuatannya yang dinilai terlalu berbelit dan memakan

waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dengan adanya kebijakan quick

wins ini diharapkan pelayanan publik di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil ini dapat meningkat, misalnya dalam pembuatan akta

kelahiran yang sebelumnya diharuskan membuatnya di kantor suku dinas

dengan membawa surat keterangan dari RT, RW, kelurahan, hingga

Page 150: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

8

kecamatan, juga surat keterangan kelahiran dan kartu keluarga, sekarang

dapat dibuat langsung di kecamatan hanya dengan membawa surat

keterangan kelahiran yang bersangkutan. Bahkan saat ini suku dinas sudah

menerapkan sistem jemput bola yaitu dengan cara pembuatan akta

kelahiran di tempat seperti di rumah sakit dan puskesmas. Dengan ini

pembuatan akta kelahiran yang sebelumnya bisa mencapai 1 bulan lebih

sekarang bisa diselesaikan dalam waktu 5 hari.

Namun pada kenyataannya, proses pelaksanaan program quick

wins tidak berjalan seperti yang diharapkan sebelumnya. Hal ini

dikarenakan banyaknya pelayanan pencatatan sipil yang diberikan kepada

masyarakat belum maksimal. Contohnya dalam pembuatan akta kelahiran

yang tadinya diharapkan bisa selesai dalam waktu 5 hari namun pada

kenyataannya bisa sampai 2 minggu pengerjaannya. Hal ini terkadang

mengecewakan masyarakat yang memberikan ekspetasi yang lebih kepada

program quick wins ini. Dari sisi masyarakat pun masih banyak yang

belum mengetahui manfaat dan dampak dari program ini terhadap proses

pelayanan administrasi kependudukan.

Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti terdapat cukup banyak

hambatan yang menganggu proses pengimplementasian program quick

wins ini. Salah satunya yang paling menonjol adalah sumberdaya manusia,

jumlah dan kualitas pegawai yang memberikan pelayanan terhitung sangat

kurang. Hal ini dilihat dari banyaknya arsip kependudukan masyarakat

yang menumpuk dan belum dikerjakan karena kurangnya jumlah pegawai.

Page 151: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

9

Hal senada juga disampaikan oleh pegawai bagian pelayanan bernama

Amirudin, “iya mas, disini arsip penduduk ditumpuk dulu baru dikerjain

soalnya banyak juga arsip yang terus masuk dari masyarakat. Harusnya

sih kalau akte kelahiran bisa selesai dalam waktu seminggu cuman karena

banyaknya arsip yang masuk jadinya ditumpuk dulu baru dikerjakan.”

Dilihat dari pelaksanaannya terdapat berbagai faktor yang dapat

menghambat pelaksanaan program quick wins dan dengan adanya

pemaparan dalam latar belakang ini maka peneliti mengambil judul

penelitian “EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA KEBIJAKAN

PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI SUKU DINAS

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL JAKARTA UTARA”.

1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penulis

mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh suku dinas kependudukan

dan pencatatan sipil terkait program quick wins terhadap pelayanan

administrasi kependudukan

2. Lambatnya pengerjaan akta kelahiran yang tidak sesuai dengan target

pengerjaan yang sudah ditetapkan

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses administrasi

kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran

Page 152: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

10

Selanjutnya, untuk memudahkan peneliti dalam proses kajian penelitian,

maka dalam hal ini peneliti membatasi masalah penelitian yaitu : Evaluasi

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

Khususnya pada Pelayanan Akta Kelahiran di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah menjadi

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

“ Bagaimana Keberhasilan Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara? “

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi dari Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan

Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan teori yang ada

khususnya teori mengenai implementasi dan dapat menjadi bahan bacaan

yang bermanfaat dan memberikan wawasan pengetahuan yang luas

Page 153: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

11

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan tambahan

khususnya untuk mata kuliah evaluasi kebijakan publik.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang evaluasi kebijakan pada khususnya

serta ilmu pengetahuan lain selama mengikuti program studi ilmu

administrasi publik.

2. Bagi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan evaluasi

dalam menilai proses implementasi program quick wins.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan

penelitian ini yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami

keseluruhan isi dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika

penulisan penelitian mengenai Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara, tersusun atas

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah yang menggambarkan ruang lingkup serta kedudukan masalah

Page 154: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

12

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif. Kemudian bab ini

membahas identifikasi masalah untuk melihat aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan judul penelitian. Pembatasan dan perumusan

masalah ditetapkan sebagai fokus dari penelitian yang akan dilakukan

demi mencapai hasil penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil

penelitian yang diharapkan dalam tujuan penelitian. Tujuan penelitian

mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian ini terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Manfaat penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis yang

berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika

penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi

dari penelitian secara keseluruhan.

BAB II DESKRIPSI TEORI

Dalam bab II mengkaji berbagai teori yang relevan dengan

permasalahan – permasalahan yang muncul dalam penelitian ini.

Penelitian terdahulu dipaparkan sebagai bahan perbandingan antara

penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Selanjutnya,

kerangka teori menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori

yang relevan dalam penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan

kesimpulan penelitian sementara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang

digunakan. Ruang lingkup penelitian dan lokasi penelitian. Definisi

Page 155: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13

variable penelitian yang menjelaskan mengenai variabel penelitian.

Instrumen penelitian yang menjelaskan proses penyusunan dan jenis alat

yang digunakan dalam pengumpulan data. Informan penelitian yang

menjelaskan orang – orang yang terkait dengan penelitian ini. Teknik

pengolahan dan uji keabsahan data yang menjelaskan tentang teknik dan

keabsahan datanya. Serta jadwal penelitian yang memaparkan waktu

penelitian ini dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab IV ini akan dijabarkan deskripsi obyek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian secara jelas. Mendeskripsikan data yaitu

menjelaskan data yang telah diolah dari data yang masih mentah dengan

menggunakan teknik analisis data yang masih relevan. Selanjutnya data

yang telah dianalisis, peneliti uji validitas dengan menggunakan teknik

triangulasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Setelah

itu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini memuat penjelasan mengenai kesimpulan yang dibuat

secara jelas, singkat, dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya,

peneliti memeberikan saran yang memiliki isi berupa tindak lanjut dari

sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis

maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan

pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

Page 156: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

14

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori

Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat

digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik (William

Wiersma dalam Sugiyono, 2009:52). Selanjutnya, Sitirahayu Haditono (1999),

menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih

banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan fenomena.Suatu teori

dapat memandang gejala yang dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya

dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan menganalisa dan

menginterpretasikan secara kritis (Habermas, 1968). Secara umum deskripsi teori

ini menjelaskan berbagai teori yang sesuai dan relevan dengan permasalahan dan

fokus penelitian yang akan diteliti, lalu disusun secara sistematis dan rapi agar

lebih mudah dimengerti. Dengan mempelajari berbagai teori yang sesuai dengan

permasalahan penelitian maka akan terbentuk konsep penelitian yang jelas

sehingga dapat mengarahkan peneliti agar melakukan penelitian yang tepat dan

bagus. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori, pembahasannya perlu dikaitkan

dengan hasil – hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan peneliti yang

akan dilakukan. Selain itu pada bagian ini akan disertakan asumsi dasar peneliti,

Page 157: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

15

dimana asumsi dasar itu merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannya

2.1.1. Pengertian Evaluasi Kebijakan

Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja. Kebijakan harus

diawasi, dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut disebut sebagai “evaluasi

kebijakan”. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan

kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya, sejauh

mana tujuan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan di lapangan. (Nugroho 2003:183).

Menurut William N Dunn dalam Public Policy Analysis : An Introduction

menjelaskan bahwa evaluasi merupakan salah satu dari proses ataupun siklus

kebijakan publik setelah perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan,

dan monitoring atau pengawasan terhadap implementasi kebijakan. Pada

dasarnya, evaluasi kebijakan bertujuan untuk menilai apakah tujuan dari kebijakan

yang dibuat dan dilaksanakan tersebut telah tercapai atau tidak. Dalam arti yang

spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau

manfaat hasil kebijakan. Dengan demikian evaluasi kebijakan, tidak lain adalah

mengukur kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan, dan mengukur seberapa

jauh telah terjadi penyimpangan dan ketidakpastian.

Dye (1978:351) , mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai pembelajaran

tentang konsekuensi dari kebijakan publik. Evaluasi kebijakan adalah

pemeriksaan objektif, sistematis, dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan

Page 158: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

16

program publik terhadap efek dari targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Lester dan Stewart dalam Dye, evaluasi kebijakan dapat dibedakan ke

dalam dua tugas yang berbeda.

1) Untuk menentukan konsekuensi – konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh

suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampaknya. Hal ini merujuk

pada usaha untuk melihat apakah program kebijakan publik mencapai

tujuan atau dampak yang diinginkan ataukah tidak. Bila tidak, faktor

apakah yang menyebabkannya.

2) Untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan

berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal

ini berkaitan dengan penilaian apakah suatu kebijakan berhasil atau tidak

dalam meraih dampak yang diinginkan.

Dalam proses evaluasi kebijakan, kita harus memperhatikan beberapa

langkah yang menjadi arahan dari evaluasi tersebut, Suchman mengemukakan

enam langkah dalam evaluasi kebijakan, yakni :

1. Mengidentifikasikan tujuan program yang akan dievaluasi

2. Analisis terhadap masalah

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab yang lain

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak

Page 159: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

17

Secara konseptual ada pandangan yang menyatakan bahwa evaluasi dapat

dilakukan pada seluruh periode kegiatan, artinya dapat dilakukan pada saat

kegiatan belum dilaksanakan, evaluasi pada saat kegiatan berjalan, dan setelah

kegiatan dilaksanakan (Riyadi, 2003:268).

Oleh karena itu berdasarkan pandangan tersebut, evaluasi dapat dibedakan

menjadi :

1. Pra Evaluasi

Yakni evaluasi yang dilakukan pada saat program belum

berjalan/beroperasi pada tahap perencanaan. Evaluasi pada periode

ini biasanya difokuskan pada masalah – masalah persiapan dari

suatu kegiatan. Dapat pula evaluasi itu didasarkan pada hasil –

hasil pelaksanaan kegiatan sebelumnya yang secara substansial

memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Evaluasi pada saat program sedang berjalan

Evaluasi pada periode ini biasanya difokuskan pada penilaian dari

setiap tahap kegiatan yang sudah dilaksanakan, walaupun belum

bisa dilakukan penilaian terhadap keseluruhan proses program.

Dalam prakteknya, evaluasi seperti ini berbentuk seperti laporan

triwulan, semester, atau tahunan (untuk kegiatan jangka

menengah). Pada saat program atau kegiatan tengah berjalan

analisis evaluasi bersumber pada hasil pemantauan yang

dilaksanakan pada tahapan – tahapan kegiatan secara berkelanjutan

Page 160: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

18

dan akan memberikan umpan balik untuk perencana dan pelaksana

pembangunan.

3. Evaluasi setelah program selesai atau program berakhir

Evaluasi ini biasa disebut ex post evaluation. Pada evaluasi ini

dilakukan penilaian terhadap seluruh tahapan program yang

dikaitkan dengan tingkat keberhasilannya, sesuai dengan indikator

yang telah ditetapkan dalam rumusan sasaran atau tujuan program.

Gambaran utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan

tuntutan – tuntutan yang bersifat evaluatif. Disini pertanyaan

utamanya bukan mengenai fakta (apa yang terjadi?), proses

(bagaiman terjadinya?), atau penyebab (mengapa terjadi?) tetapi

nilai (berapa nilainya?). karena itu evaluasi mempunyai sejumlah

karakteristik yang membedakannya dari metode – metode analisis

kebijakan lainnya.

Berbeda dengan Dunn, Hogwood dalam Abidin (2004) melihat evaluasi

dalam hubungan dengan masyarakat yang diharapkan terjadi sebagai dampak atau

outcomes dari suatu kebijakan. Dampak dari kebijakan tidak selalu sama seperti

yang direncanakan pada awalnya, ini berhubungan dengan ketidakpastian

lingkungan dan kemampuan administrasi dalam melaksanakan suatu kebijakan.

Sementara itu juga perlu disadari bahwa kebijakan pemerintah bukanlah satu –

satunya kekuatan, melainkan hanya salah satu dari sekian banyak kekuatan yang

mempengaruhi perubahan dalam masyarakat.

Page 161: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

19

Oleh karena itu, suatu kebijakan tidak boleh merasa cukup sekedar

berakhir hanya pada selesainya pelaksanaan saja, sebelum ada evaluasi akhir atas

dampak yang dihasilkan. Hal ini dapat dipahami mengingat ada perbedaan antara

hasil langsung berupa target yang dihasilkan suatu kebijakan (policy outputs)

dengan dampak yang diharapkan terjadi dalam masyarakat (policy impact).

Karena itu, sekalipun evaluasi mencakup keseluruhan proses kebijakan, fokusnya

adalah penilaian atas dampak atau kinerja (outcomes) suatu kebijakan. Berarti, inti

dari evaluasi kebijakan menurut Hogwood adalah dampak dari kebijakan itu

sendiri, jika kebijakan tersebut berdampak positif, berarti kebijakan bisa dianggap

berhasil begitupun sebaliknya.

Sejalan dengan pendapat Hogwood, Dye mengelompokan dampak atas

lima komponen tersebut :

1) Dampak atas kelompok sasaran atau lingkungan

2) Dampak atas kelompok lain (spillover effects)

3) Dampak atas masa depan

4) Dampak atas biaya langsung

5) Dampak atas biaya tidak langsung

Di dalam analisis kebijakan, evaluasi memiliki beberapa arti penting.

Menurut Dunn (1998) fungsi utama dari evaluasi dalam analisis kebijakan adalah

:

Pertama, memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mengungkapkan

Page 162: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

20

seberapa jauh tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran telah dicapai yang berkaitan

seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui

tindakan publik.

Kedua, member sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai –

nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan sasaran. Nilai – nilai yang digunakan

sebagai dasar pemilihan tujuan dan sasaran tersebut dapat diperjelas dengan

mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target serta kritik dengan

menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan sasaran dalam hubungan

dengan masalah yang dituju.

Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode – metode

analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan

pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat pula menyumbang pada

definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan menunjukan

bahwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan

diganti dengan yang lain.

Untuk menyatakan sebuah kebijakan publik berhasil atau tidak berhasil,

mungkin saja banyak ahli memiliki perbedaan pendapat. Hal ini karena untuk

menyatakan sebuah kebijakan tersebut berhasil atau tidak dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi mengenai

kinerja kebijakan, maka digunakan berbagai kriteria yang berbeda untuk

Page 163: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

21

mengevaluasi hasil kebijakan. Menurut Dunn (1998) terdapat enam kriteria yang

dapat digunakan untuk menilai sebuah kinerja berhasil atau tidak berhasil, yaitu :

1) Effectiveness atau keefektifan

Yaitu berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil

yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

Efektifitas selalu diukur dari kualitas hasil sebuah kebijakan.

2) Efficiency atau efisiensi

Yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang dilakukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi merupakan

hubungan antara efektivitas dan usaha, dan pada akhirnya diukur

berdasarkan biaya yang dikeluarkan per unit kebijakan. Kebijakan

yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil

dinamakan efisien.

3) Adequacy atau kecukupan

Yaitu yang berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah atau dengan kata lain apakah

tingkat pencapaian hasil tepat menyelesaikan masalah yang

dimaksud.

4) Equity atau kesamaan

Yaitu erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan

menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok –

kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang

Page 164: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

22

dirancang untuk mendistribusikan pendapatan, kesejahteraan,

kesempatan pendidikan, atau pelayanan publik kadang – kadang

direkomendasikan atas kriteria ini.

5) Responsiveness atau tanggapan

Yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai masyarakat.

Pentingnya kriteria ini adalah karena analis yang dapat memuaskan

kriteria yang lainnya masih gagal jika belum menanggapi

kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari

adanya suatu kebijakan.

6) Appropriatness atau ketepatgunaan

Yaitu yang berhubungan dengan rasionalitas substantif, karena

pertanyaan tentang hal ini tidak berkenaan dengan satuan kriteria

individu tetapi dua atau lebih kriteria secara bersamaan. Kriteria ini

merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan kepada

kuatnya asumsi yang melandasi tujuan – tujuan tersebut atau

dengan kata lain adalah apakah hasil yang diinginkan benar – benar

layak atau berharga.

Berbeda dengan Dunn, Nurcholis dalam bukunya Teori dan Praktik

Pemerintahan dan Otonomi Daerah (2007) menyatakan bahwa evaluasi

merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap input, proses, output, dan

outcome dari kebijakan pemerintah daerah. Teori inilah yang menjadi indikator

Page 165: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

23

dalam penelitian ini, yang selanjutnya dikembangkan menjadi sub variabel dan

indikatornya seperti yang dijelaskan dibawah ini :

1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan. Untuk

itu dikembangkan instrumen yang meliputi aspek – aspek :

1) Sumber daya manusia

2) Sarana dan prasarana

3) Sosialisasi

2. Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk

pelayanan langsung kepada masyarakat. Proses disini termasuk

didalamnya adalah prosedur, mekanisme, dan sanksi yang berlaku. Untuk

itu dikembangkan instrumen dengan aspek – aspek :

1) Kejelasan

2) Kemudahan

3) Transparansi

4) Kepastian

3. Output, yaitu perwujudan nyata atau hasil dari pelaksanaan kebijakan

publik dan seringkali berupa benda. Output kebijakan dapat diartikan

sebagai apa yang telah dikerjakan oleh pemerintah atau hasil kebijakan

yang biasanya dititikberatkan pada masalah – masalah. Apakah suatu

pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk/layanan yang sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan? Untuk itu dikembangkan instrumen dengan aspek

aspek sebagai berikut:

1) Hasil pelayanan

Page 166: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

24

2) Mutu pelayanan

4. Outcome, yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata

terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan atau

konsekuensi yang timbul dari suatu kebijakan. Untuk itu, dikembangkan

instrumen dengan aspek – aspek sebagai berikut:

1) Ada atau tidak perubahan pada target/sasaran

2) Dampak terhadap lingkungan

2.1.2. Definisi Kebijakan Publik

Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Subarsono (2009; 2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public

policy is whatever governments choose to do or not to do).

Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu

yang tidak dilakukan oleh pemerintah di samping yang dilakukan oleh pemerintah

ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik.Definisi kebijakan publik

dari Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik

tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan

publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan

pemerintah.

James Anderson dalam Subarsono (2009; 2) mendefinisikan kebijakan

kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah.Sedangkan

dalam pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan publik,

Page 167: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

25

ketika itu pula pemerintah mengalokasi nilai-nilai kepada masyarakat, karena

setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya (Subarsono, 2009; 3).

Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor

mbangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan,

transportasi, pertahanan, dan sebagainya. Disamping itu, dilihat dari hirarkinya,

kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional, maupun lokal, seperti Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Propinsi, Peraturan

Pemerintah Kabupaten/Kota dan Keputusan Bupati/Walikota.

2.1.3. Proses Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis

tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda,

formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian

kebijakan.Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, rekomendasi

kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat

intelektual.

Anderson dalam Subarsono (2009; 12) menetapkan proses kebijakan

publik sebagai berikut:

a. Formulasi masalah (Problem Formulation):

Page 168: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

26

Apa masalahnya? Apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah

kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat masuk dalam agenda

pemerintah?

b. Formulasi kebijakan (Policy Formulation):

Bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif

untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa saja yang berpartisipasi

dalam formulasi kebijakan?

c. Penentuan kebijakan (Policy Adoption):

Bagaimana alternatif ditetapkan? Persyaratan atau kriteria seperti apa

yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan?

Bagaiman proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi

dari kebijakan yang telah ditetapkan?

d. Implementasi (Implementation):

Siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan? Apa yang mereka

kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?

e. Evaluasi (Evaluation):

Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan diukur?Siapa

yang mengevaluasi kebijakan?Apa konsekuensi dari adanya evaluasi

kebijakan? Adakah tuntutan untuk melakukan perubahan atau

pembatalan?

Page 169: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

27

2.1.4. Pengertian Quick Wins

Quick wins adalah sebuah reformasi birokrasi yang menuntut perbaikan

sistem dan mekanisme kerja atau produk utama sebuah kementerian/lembaga dan

pemerintah daerah sesuai dengan peran, tupoksi, dan karakteristik masing –

masing. Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No.13 tahun 2011, quick wins merupakan suatu inisiatif yang

mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program yang besar dan sulit.

Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan

kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang berat. Sesuatu yang

berat ini merupakan inti dari suatu program besar tersebut. Quick wins untuk

setiap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta untuk tema tertentu

dapat berupa organization quick wins, regulation quick wins, dan human resource

quick wins.

Berikut adalah kriteria quick wins menurut Peraturan Menteri

Pemeberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.13 tahun 2011 :

1) Berasal dari program – program reformasi birokrasi, yang

terdapat dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014.

2) Merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas,

fungsi, dan karakteristik kementerian/lembaga dan pemerintah

daerah yang bersangkutan.

Page 170: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

28

3) Memberikan dampak perbaikan yang besar dan dapat dirasakan

oleh para pemangku kepentingan eksternal dan internal

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

4) Memberikan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya

secara cepat oleh para pemangku kepentingan eksternal dan

internal kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Penerapan quick wins di suku dinas kependudukan dan catatan sipil berupa

sebuah pelayanan cepat yang diberikan untuk masyarakat. Hal ini disebabkan

banyaknya keluhan dari masyarakat terkait dengan lambatnya pelayanan yang

diberikan oleh suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil. Dengan adanya

quick wins pelayanan seperti akta kelahiran yang sebelumnya memakan waktu

hingga satu bulan, sekarang bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari seminggu.

2.1.5. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan luan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.Sebagaimana telah dikemukakan

terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi

mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik

Page 171: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

29

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan

profesional.

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik tadi adalah

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public services)

oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat (warga

negara) dari suatu negara kesejahteraan (welfare state). Pelayanan umum oleh

Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah

dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan

atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan.Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu

perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin

baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha

dalam Widodo, 2001). Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang

menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan,

keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan

Page 172: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

30

semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

pemerintahnya.

Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, birokrasi publik

harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana,

transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat

membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan

masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam

Widodo, 2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah memberdayakan

kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan krativitasnya untuk

mengatur dan menentukan masa depannya sendiri.

Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan

oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur

pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut :

a. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan

dan sasaran.

b. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan

secara mudah,cepat, tepat, tidak berbelit – belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan oleh masyarakat.

c. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan adanya kejelasan

dan kepastian terkait dengan prosedur, persyaratan pelayanan, unit kerja,

tarif, dan jadwal waktu.

Page 173: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31

d. Keterbukaan, berkaitan dengan informasi yang harus diberikan kepada

masyarakat.

e. Efisiensi, adanya keterpaduan antara pencapaian tujuan dengan

persyaratan pelayanan publik yang ada

f. Responsif, lebih mengarah apda daya tanggap dan cepat menanggapi apa

yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang mereka

layani

g. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan,

keinginan masyarakat, senantiasa mengalami tumbuh kembang.

Selain itu, dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis di atas , birokrasi

publik dituntut harus dapat mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam

memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah berubah

menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan,

berubah menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis dan

dialogis dan dari cara-cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistik

pragmatis (Thoha dalam Widodo, 2001). Dengan revitalitas birokrasi publik

(terutama aparatur pemerintah daerah) ini, pelayanan publik yang lebih baik dan

profesional dalam menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewenangan yang

diberikan kepadanya dapat terwujud.

Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh

pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat

(public service function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi

perlindungan.

Page 174: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

32

Hal yang terpenting kemudian adalah sejauh mana pemerintah dapat

mengelola fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa

(pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh

masyarakat yang membutuhkannya. Selain itu, pemerintah dituntut untuk

menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi. Artinya

pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. Pelayanan

diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan semua

warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-pelayanan tersebut

sesuai dengan peraturan.

Meskipun pemerintah mempunyai fungsi-fungsi sebagaimana di atas,

namun tidak berarti bahwa pemerintah harus berperan sebagai monopolist dalam

pelaksanaan seluruh fungsi-fungsi tadi. Beberapa bagian dari fungsi tadi bisa

menjadi bidang tugas yang pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada pihak

swasta ataupun dengan menggunakan pola kemitraan (partnership), antara

pemerintah dengan swasta untuk mengadakannya. Pola kerjasama antara

pemerintah dengan swasta dalam memberikan berbagai pelayanan kepada

masyarakat tersebut sejalan dengan gagasan reinventing government yang

dikembangkan Osborne dan Gaebler (2008).

Namun dalam kaitannya dengan sifat barang privat dan barang publik

murni, maka pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berkewajiban

menyediakan barang publik murni, khususnya barang publik yang bernama rules

atau aturan (kebijakan publik). Barang publik murni yang berupa aturan tersebut

tidak pernah dan tidak boleh diserahkan penyediaannya kepada swasta. Karena

Page 175: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

33

bila hal itu dilakukan maka di dalam aturan tersebut akan melekat kepentingan-

kepentingan swasta yang membuat aturan, sehingga aturan menjadi penuh dengan

vested interest dan menjadi tidak adil (unfair rule). Karena itu peran pemerintah

yang akan tetap melekat di sepanjang keberadaannya adalah sebagai penyedia

barang publik dan sebagai pelayan publik murni yang bernama aturan.

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat

sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan

masyarakat. Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum

(public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauhmana

pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat,

yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan

perannya dengan baik sesuai tujuan.

Dipandang dari sudut ekonomi, pelayanan merupakan salah satu alat

pemuas kebutuhan manusia sebagaimana halnya dengan barang. Namun

pelayanan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dari barang. Salah satu

yang membedakannya dengan barang, sebagaimana dikemukakan oleh Gasperz

(1994), adalah outputnya yang tidak berbentuk (intangible output), tidak standar,

serta tidak dapat disimpan dalam inventori melainkan langsung dapat dikonsumsi

pada saat produksi.

Karakteristik pelayanan sebagaimana yang dikemukakan Gasperz tadi

secara jelas membedakan pelayanan dengan barang, meskipun sebenarnya

keduanya merupakan alat pemuas kebutuhan. Sebagai suatu produk yang

Page 176: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

34

intangible, pelayanan memiliki dimensi yang berbeda dengan barang yang bersifat

tangible. Produk akhir pelayanan tidak memiliki karakteristik fisik sebagaimana

yang dimiliki oleh barang. Produk akhir pelayanan sangat tergantung dari proses

interaksi yang terjadi antara layanan dengan konsumen.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum

adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,

mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan

kepada publik (publik=umum). Senada dengan itu, Moenir (1992) mengemukakan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan

metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan

haknya. Dalam versi pemerintah, definisi pelayanan publik dikemukakan dalam

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun

1993, yaitu segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah

di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, baik

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam buku Delivering Quality Services karangan Zeithaml, Valarie A.

(et.al), 1990, yang membahas tentang bagaimana tanggapan dan harapan

masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima, baik berupa

barang maupun jasa. Dalam hal ini memang yang menjadi tujuan pelayanan

publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan pelayanan publik

Page 177: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

35

tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana

menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya yang mereka

inginkan dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh

pemerintah.

Kemudian, untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :

a. Menentukan pelayanan publik yang akan disediakan, apa saja macamnya.

b. Memperlakukan pengguna pelayanan sebagai customers

c. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan yang diinginkan

mereka.

d. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan berkualitas.

e. Menyediakan cara – cara, bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan lain.

2.1.6. Administrasi Kependudukan

Menurut Undang – undang No.23 Tahun 2006 Administrasi

kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap

kejadian/peristiwa penting yang dialami (seperti kelahiran, kematian, dan

perkawinan) akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu

Page 178: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

36

Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat kependudukan lain

yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap.

Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi

pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang

dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dokumen

kependudukan pada dasarnya meliputi :

a. Biodata Kependudukan

b. Kartu Keluarga (KK)

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

d. Surat Keterangan Kependudukan

e. Akta Pencatatan Sipil

Surat Keterangan Kependudukan meliputi surat surat sebagai berikut :

a. Surat Keterangan Pindah

b. Surat Keterangan Pindah Datang

c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri

d. Surat Keterangan Pindah dari Luar Negeri

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal

f. Surat Keterangan Kelahiran

g. Surat Keterangan Lahir Mati

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan

i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian

Page 179: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

37

j. Surat Keterangan Kematian

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas

n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil

Pelayanan pencatatan sipil meliputi pencatatan peristiwa penting, yaitu:

a. Kelahiran

b. Kematian

c. Lahir mati

d. Perkawinan

e. Perceraian

f. Pengakuan anak

g. Pengesahan anak

h. Perubahan nama

i. Perubahan status kewarganegaraan

j. Pembatalan perkawinan

k. Pembatalan perceraian

l. Peristiwa penting lainnya

2.1.7. Akta Kelahiran

Akta sangatlah penting artinya karena dalam peristiwa penting seperti

kelahiran, perkawinan, perceraian disebutkan membawa akibat hukum

bagi kehidupan yang bersangkutan dan juga terhadap orang lain atau pihak

Page 180: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

38

ketiga. Dengan adanya akta maka akan membawa kejelasan dan kepastian

sesuatu hal secara mudah.

Akta kelahiran adalah identitas diri anak yang wajib diberikan sejak

kelahirannya, akta kelahiran dicatat dan disimpan di kantor kependudukan

dan pencatatan sipil. Akta kelahiran mempunyai arti yang penting bagi diri

seorang anak, tentang kepastian hukum si anak itu sendiri. Mengenai

pelaporan kelahiran, diatur dalam Undang – Undang no.24 tahun 2013

tentang Administrasi Kependudukan, pasal 27 yang menyebutkan bahwa;

1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi

pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60

(enam puluh) hari

2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pejabat

pencatatan sipil mencatat pada register Akta Kelahiran dan

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Adapun syarat untuk memperoleh akta kelahiran adalah :

a. Surat keterangan kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran

b. Nama dan identitas saksi kelahiran

c. KK orang tua

d. KTP orang tua

e. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua

Pencatatan peristiwa kelahiran dilakukan dengan memperhatikan :

Page 181: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

39

a. Tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI (Warga Negara

Indonesia)

b. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI

c. Tempat domisili ibunya bagi WNA (Warga Negara Asing)

d. Di luar tempat domisili ibunya bagi WNA

e. WNA pemegang izin kunjungan

f. Anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang

tuanya

Akta kelahiran dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :

1) Akta Kelahiran Umum

Akta kelahiran umum adalah akta kelahiran yang diterbitkan

berdasarkan laporan kelahiran yang disampaikan dalam waktu

yang ditentukan oleh perundang – undangan, yakni 60 (enam

puluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran untuk semua golongan,

kecuali WNA selama 10 hari kerja. Inti dari akta kelahiran umum

adalah disampaikan dalam 60 hari sejak kelahiran.

2) Akta kelahiran istimewa adalah akta kelahiran yang diterbitkan

berdasarkan laporan kelahiran yang disampaikan setelah melewati

batas pelaporan yang ditentukan oleh undang – undang. Batas

waktu yang dilampau adalah 60 (enam puluh) hari.

3) Akta kelahiran luar biasa adalah akta kelahiran yang diterbitkan

oleh kantor catatan sipil pada zaman revolusi antara 1 Mei 1940

Page 182: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

40

sampai 31 Desember 1949 dan kelahiran tersebut tidak di wilayah

kantor catatan sipil setempat.

4) Akta kelahiran tambahan merupakan akta kelahiran yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang terhadap orang yang

lahir pada tanggal 1 Januari 1967 s.d. 31 Maret 1983, yang tunduk

pada Stb. 1920 No.751 jo. 1927 No. 564 dan Stb. 1933 No.75

jo.1936 No.607.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian terdahulu dengan judul “Evaluasi Program Quick

Wins di Tingkat Internal Humas Kepolisian Daerah Banten” oleh Ani Setiawati

dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan

publik Internal dan tingkat keberhasilan Humas dalam menjalankan program

Quick Wins.Berdasarkan latar belakang yang memuat beberapa permasalahan

diantaranya mengenai tingkat keberhasilan dan tanggapan publik internal

mengenai program tersebut.

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode studi audit humas. Studi

audit humas lebih merujuk kepada metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif yang mana peneliti hanya menggambarkan, meringkaskan

berbagai kondisi, situasi, atau variabel. Penelitian ini tidak hanya menggambarkan

Page 183: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

41

atau menjelaskan masalah – masalah yang diteliti sesuai dengan fakta, tetapi juga

didukung oleh data data yang diperoleh dari hasil angket dengan publik internal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tanggapan internal

mengenai berjalannya program dinilai cukup baik terkait dengan hasil yang

diberikan oleh para responden. Begitupun pula dengan tingkat keberhasilan

program yang dinilai cukup berhasil dibuktikan dengan adanya kesenjangan

antara nilai ideal dengan nilai aktual.

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan alur berpikir peneliti dalam sebuah

penelitian dalam menjelaskan fenomena – fenomena atau permasalahan –

permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini.

Tingkat pertumbuhan penduduk Jakarta Utara yang selalu dinamis

menunjukan bahwa banyaknya terjadi peristiwa kependudukan yang terjadi di

Jakarta Utara, sehingga keberadaan Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil sangat berperan penting dalam memberikan pelayanan administrasi

kependudukan terhadap seluruh masyarakat Jakarta Utara.

Pelayanan administrasi kependudukan pada hakekatnya adalah pelayanan

kepada masyarakat, bukanlah diadakan untuk melayani diri sendiri tetapi

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan demi mencapai tujuan

bersama. Oleh karena itu suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil selaku

Page 184: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

42

birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan

baik dan profesional.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi mencanangkan program quick wins yang bertujuan

memaksimalkan segala bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dengan adanya quick wins diharapkan segala bentuk pelayanan administrasi

kependudukan dapat berjalan dengan lebih maksimal sesuai dengan tujuan yang

dicaangkan dalam program quick wins.

Page 185: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

43

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan diSuku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

Masalah :

1. Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh suku dinas kependudukan danpencatatan sipil terkait program quick wins terhadap pelayananadministrasi kependudukan

2. Lambatnya pengerjaan akta kelahiran yang tidak sesuai dengan targetpengerjaan yang sudah ditetapkan

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses administrasikependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran

.

Evalusi kebijakan Publik menurut Nurcholis (2007:277), dengan indikatorpenilaian meliputi :

1. Input (meliputi sumber daya manusia, operasional, sarana dan prasarana,sosialisasi pelaksanaan kebijakan

2. Proses (meliputi kejelasan mekanisme, kepastian, penertiban, dankeefektifan dalam pelaksanaan kebijakan.)

3. Output (meliputi hasil dari pelaksanaan kebjiakan, kesesuaianpelaksanaan dengan tujuan yang ditetapkan, tepat tidaknya sasaran yangdituju, sasaran yang tertangani, dan kelompok yang terlibat dalampelaksanaan kebijakan.)

4. Outcome (meliputi apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyataterhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan, meliputiperubahan atau perbaikan, peningkatan, dan dampak positif terhadapimplementor yang terlibat didalamnya.)

Hasil penelitian :Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan, sebagai bahan

rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan kebijakan mendatang.

Page 186: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

44

2.4.Asumsi Dasar

Berdasarkan alur kerangka berfikir di atas kita dapat melihat bahwa dalam

penelitian ini, peneliti berusaha untuk sedikit menilai bagaimana hasil dari

pelaksanaan program quick wins pada administrasi kependudukan di suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara melalui model evaluasi kebijakan

dari Nurcholis. Menurut Nurcholis (2005) terdapat 4 (empat) kriteria yang dapat

digunakan dalam menilai sebuah kebijakan. Sehingga dalam evaluasi tersebut

peneliti menggunakan 4 indikator sebagai instrumen analisis penelitian, 4

indikator tersebut adalah input, proses, output, dan outcome.

Keempat indikator tersebut diterapkan dalam pelaksanaan penelitian di

locus studi kasus penelitian, yaitu di suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara. Dari hasil tersebut peneliti bisa melihat dan menilai seberapa

jauh pelaksanaan program tersebut dalam mengatur administrasi kependudukan di

Jakarta utara. Sebagai feedback dari hasil evaluasi terhadap program tersebut,

maka peneliti akan membuat sebuah kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan

hasil penelitian.

Dalam kesimpulan tersebut penelitian akan menyampaikan hasil dari

pelaksanaan program tersebut, kemudian memberikan saran sebagai rekomendasi

terhadap pilihan lain dari kebijakan yang bisa dibuat dalam rangka evaluasi yang

bersifat melengkapi untuk program tersebut. Dalam penelitian ini berasumsi

Page 187: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

45

bahwa pelaksanaan Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

belum maksimal

Page 188: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metode peneiltian merupkan tahapan yang penting dalam sebuah proses

dan kegiatan penelitian. Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek

atau subjek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam penelitian ini,

subjek yang menjadi tujuan dapat dipahami lebih mendalam sehingga data yang

dikumpulkan adalah data yang akurat, objektif, valid, dan realiable.

Metode penelitian merupakan totalitas cara untuk meneliti dan

menemukan kebenaran. Karena metode penelitian memiliki standar – standar

yang objektif dan ilmiah sebagai suatu dasar bagi penelitian yang digunakan

penliti untuk menginterpretasikan data dan membuat kesimpulan sehingga dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian sebagai keseluruhan proses dari kajian atau

penelitian.

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) yaitu pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Dalam pengertian yang luas Sugiyono menjelaskan bahwa metode

penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid,

dengan tujuan untuk dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Page 189: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

47

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian deskriptif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

atau perilaku yang diamati.Menurut Denzim dan Lincoln (1987) dalam

Moleong (2007:5) Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan

latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan bebagai metode yang ada. Dari segi

pengertian ini, peneliti kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan

wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan

perasaan dan perilaku individu ataupun sekelompok orang.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2007:6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untukmemahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian, secaraholistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Pendekatan kualitatif dipergunakakan karena untuk meneliti kondisi

objekyang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

Page 190: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

48

data bersifat induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan pada

makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada

proses dari pada produk atau outcome dan juga digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatudata yang mengandung makna.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sesuatu hal seperti apa adanya

(kenyataan di lapangan). Penelitian kualitatif juga lebih tertarik pada

dinamika terjadinya proses atau peristiwa yang melatar belakangi

terjadinya suatu hasil tertentu. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah

untuk memahami makna yang berada di balik fakta-fakta. Pemahaman yang

mendalam terhadap suatu peristiwaatau fenomena sosial merupakan hal yang

terpenting.

Dalam pendekatan kualitatif data yang dihasilkan berbentuk kata,

kalimat dan gambar untuk mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang

terjadi dengan mendeskripsikan fenomena yang sesuai dengan masalah

dan unit yang diteliti.Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti

bermaksud untuk menggambarkan permasalahan yang ada terkait Evaluasi

Program Quick Wins Pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

3.2 Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian kualitatif, peneliti harus menetapkan

fokus. Spradley dalam Sugiyono (2009:34) menyatakan bahwa “A focused

refer to a single cultural domain or a few related domains”. Maksudnya

Page 191: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

49

adalah bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus

lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari

situasi sosial (lapangan).

Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara

lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial. Tetapi juga ada keinginan

untuk menghasilkan ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus

penelitian yang diperoleh setelah peneliti melakukan penjelajahan umum.

Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum

menyeluruh yang masih pada tahap permukaan terhadap situasi sosial. Untuk

dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan

fokus penelitian.Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pada Evaluasi

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara adalah Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara yang berada di Kecamatan Koja, dan juga tempat pelayanan

akta kelahiran di kantor Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan Koja, dan

juga Kecamatan Cilincing.

Page 192: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

50

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari

variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan

kerangka teori yang digunakan. Konsep yang digunakan dalam

penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara adalah mengenai Evaluasi.

Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi kebijakan

publik, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang

dilakukan untuk menilai serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan

kegiatan sebuah program atau kebijakan yang telah dicapai, apakah

hasil atau output program tersebut sudah sesuai dengan yang telah

direncanakan (input) secara efektif dan efisien. Sehingga dapat

diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil dari kebijakan

tersebut serta dapat dilakukan perbaikan apabila ada penyimpangan

didalamnya.

3.4.2 Definisi Operasional

Adapun fenomena yang diamati dalam penelitian mengenai

Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara. Untuk mengamati fenomena tersebut, maka peneliti

Page 193: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

51

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Nurcholis (2007:277) yang

menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan adalah penilaian secara

menyeluruh terhadap input, proses, output, dan outcome dari kebijakan

pemerintah. Menurut Nurcholis, evaluasi membutuhkan sebuah skema

umum penilaian, yaitu:

1. Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan

kebijakan, meliputi sumber daya manusia, sarana atau prasarana,

sosialisasi kebijakan.

2. Proses, yaitu bagaimana sebuat kebijakan diwujudkan dalam

bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat, meliputi kejelasan

mekanisme, kepastian, penertiban, dan keefektifan dalam

pelaksanaan kebijakan.

3. Output (hasil), yaitu hasil dari pelaksanaan kebjiakan. Apakah

suatu pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan. Output meliputi tepat tidaknya sasaran

yang dituju, sasaran yang tertangani, dan kelompok yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijakan.

4. Outcome (dampak), yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan

berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan

kebijakan, meliputi perubahan atau perbaikan, peningkatan, dan

dampak positif terhadap implementor yang terlibat didalamnya.

Page 194: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

52

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang

baik harus absah (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Instrumen valid

adalah instrument yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur.

Instrumen reliabel bila hasil pengukuran itu bersifat ajek.Pada prinsipnya

meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun

alam. Oleh karenanya, dalam melakukan pengukuran harus ada alat ukur

yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2009:102).

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,

karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar

mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan pada kondisi dan

konteks masalah yang dikaji, yaitu Evaluasi Program Quick Wins pada

Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti merupakan instrumen penelitian yang akan berinteraksi

secara langsung dengan responden penelitian.

Page 195: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

53

Dalam penelitian Evaluasi Program Quick Wins pada Kebijakan

Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara.. Menurut Nasution dalam Sugiyono

(2012:224), peneliti sebaga instrument penelitian selasi untuk penelitian

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segalastimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermaknaatau tidak bagi penelitian,

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semuaaspek sehingga dapat mendapatkan ragam data sekaligus

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatuinstrument berupa test atau angket yang dapat menangkapkeseluruhan situasi, kecuali manusia

4. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahamidengan pengatahuan semata. Untuk memahaminya kitaperlusering merasakannya, menyelaminya berdasarkanpengatahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis datayang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesisdengansegera untuk menentukan arah pengamatan, untukmentesthipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulanberdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat danmenggunakan segera sebagai balikan untuk memperolehpenegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yangmenyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untukmempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahamanmengenai aspek yang diteliti.

Page 196: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

54

3.6 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:217), dalam penelitian kualitatif, informan

penelitian di ambil secara sampel, pengambilan sampel sumber data

berkaitan dengan siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian.

Teknik pengambilan informan sumber data yang sering digunakan pada

penelitian. kualitatif adalah Purposive dan Snowball.

Dalam mengumpulkan data yang akurat, maka peneliti memilih

informan dengan menggunakan teknik Purposive atau dipilih secara sengaja,

dimana peneliti sudah menentukan siapa saja yang akan diwawancarai

dengan pertimbangan tertentu. Dimana informan tersebut peneliti anggap

sebagai pihak-pihak yang paling mengetahui situasi dan kondisi objek

penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan informan oleh peneliti dalam

penelitian Evaluasi Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan di

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara, antara lain

adalah sebagai berikut:

Page 197: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

55

Tabel 3. 1Daftar Informan Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2017)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif tidak ada istilah populasi, tetapi

dinamakan“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen,

yaitu: tempat(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi

secara strategis. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan dengan

responden, tetapi dinamakan dengan narasumber, atau partisipan, atau

informan.Sugiyono (2012:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar

data yang ditetapkan.

No Kategori Informan Kode StatusInforman

1Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

I1-1 Key Informan

2Kepala Seksi PelayananPencatatan Sipil

I1-2 Key Informan

3Kepala SatpelKecamatan

I2-1 – I2-n Key Informan

4Petugas PelayananPencatatan Sipil

I3-1 – I3-n Secondary Informan

5 Masyarakat I4-1 – I4-n Secondary Informan

Page 198: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

56

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan/Observasi

Sugiyono (2007:166), mejelaskan bahwa observasi

diklasifikasikanmenjadi dua cara yaitu cara berperan serta dan cara

yang tidak berperan serta. Observasi berperan serta, pengamat

melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pengamat dan sekaligus

menjadi anggota resmi dari dari kelompok yang diamatinya. Namun

observasi tanpa berperan serta, pengamat hanya melakukan satu fungsi

yaitu mengadakan pengamatan. Dalam penelitian ini, teknik observasi

yang digunakan adalah observasi tanpa peran serta. Adanya

keterbatasan waktu menyebabkan peneliti hanya melakukan satu

fungsi observasi yaitu hanya melakukan pengamatan tanpa harus

menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2007:186), wawancara merupakan percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapak dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun teknik pengumpulan

data dengan cara wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (indepth interview) data yang diperoleh terdiri dari kutipan

langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat perasaan dan

pengetahuan informan penelitian. Informan penelitian adalah orang yang

memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Page 199: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

57

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam.

Ada dua jenis wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis – garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,

2009:138-140)

Agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara,

maka pertanyaan yang diajukan tertuang dalam dimensi pertanyaan.

Dimana dimensi pertanyaan tersebut sesuai dengan garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan sesuai dengan konsep yang

dikemukakan oleh Nurcholis (2007:277) yang menjelaskan bahwa evaluasi

kebijakan adalah penilaian secara menyeluruh terhadap input, proses,

output, dan outcome dari kebijakan pemerintah daerah, seperti yang tertera

pada tabel berikut:

Page 200: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

58

Table 3.2Pedoman wawancara

No Dimensi pertanyaan Ketegori informan

1

Input (masukan) meliputi:1. Sumber daya manusia2. Sarana atau prasarana3. Sosialisasi kebijakan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Petugas Pelayanan

Pencatatan Sipil5. Masyarakat

2

Proses (pelaksanaan) meliputi:1. Kejelasan mekanisme pembinaan2. Penertiban dalam pelaksanaan

kebijakan3. Efektif dalam pelaksanaan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Petugas Pelayanan

Pencatatan Sipil

3

Output (hasil)1. Kesesuaian pelaksanaan dengan

tujuan kebijakan2. Ketepatan sasaran yang dituju3. Sasaran yang tertangani4. Kelompok yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijakan

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Satpel Kecamatan4. Masyarakat

4

Outcome (dampak)1. Dampak yang diterima masyarakat2. Peningkatan pelaksanaan peraturan

daerah oleh implementator

1. Kepala Seksi PelayananPendaftaran Penduduk

2. Kepala Seksi PencatatanSipil

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan studi yang digunakan untuk mencari

dan memperoleh data sekunder yang relevan dengan masalah yang

Page 201: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

59

diteliti berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan-catatan,

peraturan, kebijakan, laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lainlain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:82).

4. Studi Literatur/Pustaka

Studi literatur/kepustakaan merupakan pengumpulan data penelitian

yang diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal

ilmiah yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian

kualitatif, kegiatan analisis data diperoleh sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Namun

faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data. Data yang terkumpul harus diolah sedemikian rupa hingga menjadi

informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah

yang diteliti.

Sugiyono (2009:89) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

degan cara mengorganisasikan kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

Page 202: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

60

yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah di pahami oeh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapanan. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah degan menggunakan

teknik analisa dan kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles

dan Huberman (2009). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas

dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dengan

berlangsung secara terus–menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga

sampai tuntas dan datanya jenuh. Selama dalam prosesnya, pengumpulan

data dilakukan tiga kepentingan diantaranya : Reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (verification) yang

apabila digambarkan akan nampak seperti berikut:

Gambar 3.1Analisis data menurut Miles dan Huberman

Sumber : (Miles dan Huberman, 2009:20)

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi Data

Reduksi Data

Page 203: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

61

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap

yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan

dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data

dalam suatu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil

suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan

penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji

validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan

sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap

atau menjaring berbagai fenomena informasi atau kondisi di lokasi

penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,

pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian

pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan

proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif

dan penelitian kualitatif.

Pengumpulan data dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti

dalam upaya mengumpulkan sejumlah informasi dilapangan yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian

kualitatif), atau untuk menguji hipotesis penelitian (untuk penelitian

kuantitatif).

Page 204: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

62

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama proses pengompulan data dari berbagai sumber, tentunya

akan sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama

peneliti berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin

kompleks dan rumit sehingga, apabila tidak segera diolah akan dapat

menyulitkan peneliti, oleh karena itu proses anlisis data pada tahap ini juga

harus dilakukan. Untuk memperjelas data yang didapatkan dan

mempermudah peneliti dalam pengumpulan data, selanjutnya maka

dilakukan reduksi data.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melaukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif

adalah penyajian data. Secara sederhana penyajian data dapat diartikan

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinana

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam sebuah

penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, tabel, grafik, flow chart, bagan, pictogram, dan sejenisnya.

Namun pada penelitian ini, penyajian data yang peneliti lakukan

adalah bentuk narasi. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Miles dan

Page 205: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

63

Hubberman, “the most frequent from display data for qualitative research

data in the past has been narrative test”, yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif (Sugiyono, 2012: 95).

4. Verifikasi (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti daru hubungan-hubungan,

mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar

dan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan terus berubah selama proses, pengumpulan data masih terus

berlangsung dan tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan

tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.8 Uji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:267), keabsahan data atau validitas adalah

derajat ketepatan antaradata yang terjadi pada objek penelitian dengan data

yang dapet dilaporkan peneliti. Data dalam penelitian kualitatif dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang dteliti.

Page 206: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

64

Uji keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada (Sugiyono, 2012:273). Terdapat beberapa macam triangulasi,

diantaranya:

b. Triangulasi sumber, yaitu mengecek data yang diperoleh dari sumber

yang berbeda.

c. Triangulasi teknik, yaitu mengecek data yang diperoleh dari sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda.

d. Triangulasi waktu, yaitu mengecek data yang diperoleh di waktu yang

berbeda

Dalam penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu maka proses uji

keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan dua teknik

triangulasi, yakni triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

2. Member Check

Menurut Sugiyono (2012:276) Member Check adalah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya

adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan

apa yang diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan valid maka

semakin dipercaya.

Page 207: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

65

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini merupakan tahapan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian tentang Evaluasi Program Quick Wins

pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara., terhitung persiapan,

pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian. Waktu penelitian diuraikan dalam

waktu bulan dan disajikan dalam bentuk tabel. Rincian jadwal penelitian

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3Jadwal Penelitian

No. Kegiatan2017-2018

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Bimbingan Judul

2Penyusunan danBimbingan ProposalPenelitian (Bab 1-3)

3 Seminar Proposal

4 Revisi ProposalPenelitian

5 Persetujuan KeLapangan

6 Pengumpilan Datadi Lapangan

7Proses Analisis Datadan PenyusunanBab 4-5

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Skripsi

Page 208: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Jakarta Utara

Secara geografis Kota Administrasi Jakarta Utara terletak antara

06-10°-00° Lintang Selatan dan 106°-20°-00° Bujur Timur. Berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007

tentang Penataan, Penetapan dan Luas Wilayah Kelurahan di Provinsi DKI

Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Utara mempunyai luas daratan 146,66

km² (kilometer persegi) yang membentang dari Barat ke Timur sepanjang

kurang lebih 35 km, menjorok ke darat antara 4 s.d. 10 km. Ketinggian

dari permukaan laut antara 0 s.d. 2 meter dari tempat tertentu berada di

bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa – rawa/

empang air payau.

Wilayah kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim

panas, dengan suhu rata-rata 27° C, curah hujan setiap tahun rata-rata

142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi

wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya 13

(tigabelas) sungai dan 2 (dua) banjir kanal, menyebabkan wilayah ini

merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air

pasang laut.

Page 209: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

67

Tabel 4.1

Kecamatan di Jakarta Utara

No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)

1 Cilincing 42,68 Km²

2 Koja 11,74 Km²

3 Kelapa Gading 16,12 Km²

4 Tanjung Priok 24,8 Km²

5 Pademangan 11,91 Km²

6 Penjaringan 35,48 Km²

Batas Wilayah

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara terletak di ujung utara

provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari 6 kecamatan dan 31 kelurahan

dengan kecamatan – kecamatannya adalah Penjaringan, Tanjung Priok,

Koja, Cilincing, Pademangan, dan Kelapa Gading. Sesuai dengan

pembagian Kota Administrasi maka Jakarta Utara mempunyai batas –

batas pemisah dengan Kota Administrasi lainnya, sebagai berikut :

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Tangerang,

Jakarta Pusat dan Jakarta Timur

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jakarta Timur dan

Kabupaten Bekasi

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

dan Jakarta Barat

Page 210: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

68

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa dan

Kepulauan Seribu

Topografi

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara sebagian besar terdiri

dari daratan hasil dari pengurukan rawa-rawa yang mempunyai ketinggian

rata-rata 0 s/d 1 diatas permukaan laut terutama kita temukan disepanjang

pantai

Penggunaan Tanah

Luas tanah daratan di Kota Administrasi Jakarta Utara seluas

146,66 km². Dirinci berdasarkanpenggunaan 47,58% untuk perumahan,

15,87% untuk areal industri, 8,89% digunakansebagai perkantoran dan

pergudangan dan sisanya merupakan lahan pertanian, lahan kosong dan

sebagainya. Sementara luas lahan berdasarkan status kepemilikan dapat

dirinci sebagai berikut : status hak milik 13,28%, Hak Guna Bangunan

(HGB) sekitar 29,04%, lainnya masih berstatus Hak Pakai, Hak

Pengelolaan dan non sertifikat.

Iklim

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara beriklim panas, suhu rata-rata

sepanjang tahun 27° karena terletak di daerah Khatulistiwa, sehingga

wilayah Jakarta Utara dipengaruhi angina Muson Timur terjadi bulan Mei

s/d Oktober dan Muson Barat sekitar bulan Nopember s/d April. Tinggi

curah hujan rata – rata pertahun sebanyak 2000 mm terjadi maksimal pada

bulan Desember.

Page 211: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

69

Geologi

Lapisan tanah yang terbentuk daratan Jakarta adalah batuan endapan (

sediment stone ) yang berasal dari Zaman Ploitocene, yang berada 50 M di

bawah permukaan tanah sekarang ini. Karena batuanya hasil pengendapan

maka sifat batuanya tersebut tidaklah compact (padat), tetapi paremable

(porous), sehingga air tanah terpengaruh oleh air laut.

4.1.2 Gambaran umum Suku dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pada bidang administrasi

kependudukan di Jakarta Utara. Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Jakarta Utara berlokasi di wilayah kecamatan Koja di Jl. Berdikari

No.2, Kec. Koja Jakarta Utara. Tugas pokok Suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Jakarta Utara adalah melaksanakan pelayanan

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di wilayah kota

administrasi Jakarta utara.

Fungsi Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil adalah :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas

b. Pelaksana Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku

Dinas

Page 212: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

70

c. Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian, Pemeliharaan, dan

pemanfaatan data dan informasi kependudukan dalam

lingkup kota administrasi

d. Pelaksana pengawasan dan pengendalian mobilitas

penduduk dalam lingkup kota administrasi.

e. Pelaksana pelayanan administrasi kependudukan termasuk

pelayanan yang bersifat khusus, peristiwa penting, dan

penduduk rentan administrasi kependudukan.

f. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda

administrasi pelayanan penduduk dan catatan sipil.

g. Penegakan peraturan perundang – undangan di bidang

administrasi kependudukan dalam lingkup kota

administrasi.

h. Pelaksana pengembangan peran serta masyarakat dalam

administrasi kependudukan.

i. Pelaksana koordinasi administrasi kependudukan pada

lingkup kota administrasi.

j. Pengelola kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas

k. Pelaksanaan pencatatan sipil.

l. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan,

dan perawatan sarana dan prasarana kerja suku dinas.

Page 213: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

71

m. Pelaksanaan supervisi dalam pendaftaran penduduk oleh

seksi dinas kependudukan dan catatan sipil kecamatan.

n. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan

suku dinas.

o. Penyiapan bahan laporan Dinas kependudukan dan

Pencatatan Sipil dan Kota Administrasi yang terkait dengan

tugas dan fungsi suku dinas

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara

dipimpin oleh Kepala Suku Dinas yang membawahi Sub Bagian Tata

Usaha, Seksi Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Seksi Pelayanan

Pencatatan Sipil, Seksi Data Informasi dan Pengawasan. Berikut adalah

susunan lengkap struktur organisasi di Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara :

a. Kepala Suku Dinas

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pendaftaran Penduduk

d. Seksi Pencatatan Sipil

e. Satuan Pelaksana Kecamatan, yang terdiri dari :

1) Kepala Seksi Kec. Penjaringan

2) Kepala Seksi Kec. Pademangan

3) Kepala Seksi Kec. Tanjung Priok

4) Kepala Seksi Kec. Kelapa Gading

Page 214: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

72

5) Kepala Seksi Kec. Koja

6) Kepala Seksi Kec. Cilincing

4.2. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan bagian untuk menjelaskan penelitian yang

telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data,

baik data kualitatif maupun kuantitatif. Peneliti dalam tahap ini akan

melakukan analisis data berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

peneliti, yang terdiri dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara, Kepala Seksi Kecamatan, Pegawai Pelayanan Catatan Sipil,

dan warga masyarakat yang ada di Jakarta Utara.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian, yaitu untuk

mengevaluasi penerapan dari Program Quick Wins pada Administrasi

Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara. Dalam penelitian mengenai Evaluasi Program Quick Wins pada

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara ,

peneliti menggunakan teori evaluasi menurut Nurcholis yang meliputi:

1. Input, yang meliputi sumber daya manusia, operasional, sarana

dan prasarana, sosialisasi pelaksanaan kebijakan.

2. Proses, yang meliputi kejelasan mekanisme, pelayanan, kepastian,

penertiban, dan keefektifan dalam pelaksanaan kebijakan.

3. Output, yang meliputi hasil dari pelaksanaan kebjiakan,

kesesuaian pelaksanaan dengan ujuan yang ditetapkan, tepat

Page 215: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

73

tidaknya sasaran yang dituju, sasaran yang tertangani, dan

kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan.

4. Outcome, meliputi apakah suatu peningkatan, dan dampak positif

terhadap implementor yang terlibat didalamnya, pelaksanaan

kebijakan berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai

dengan tujuan kebijakan, meliputi perubahan atau perbaikan.

Kemudian data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata

dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara dan observasi.

Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan sumber utama

dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan

menggunakan catatan tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti

gunakan dalam penelitian. Proses pencarian dan pengumpulan data yang

dilakukan peneliti secara investigasi dimana peneliti melakukan wawancara

dengan sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian

ini, sehingga peneliti mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang

diharapkan.

Data-data yang peneliti dapatkan adalah data yang berkaitan dengan

Implementasi Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Jakarta Utara. Hasil yang diperoleh dari wawancara,

observasi, kemudian dibentuk secara tertulis dengan bentuk pola serta dibuat

kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan

berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan

Page 216: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

74

kategorisasi. Dalam menyusun jawaban hasil wawancara, peneliti

memberikan kode-kode sebagai berikut:

1. Kode Q1,2,3 dan seterusnya untuk menunjukan item pertanyaan.

2. Kode A untuk menunjukan item jawaban.

3. Kode I1,I2, I3untuk menunjukan daftar informan.

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Seperti yang telah peneliti paparkan pada pembahasan sebelumnya

mengenai metode penelitian, bahwa peneliti telah menjelaskan pemilihan

informan dalam penelitian ini, penentuan informan penelitian ditentukan

dengan teknik Purposive atau dipilih secara sengaja, yakni suatu teknik

pengambilan informan dengan penetapan sampel berdasarkan kriteria-

kriteria tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian. Adapun informan-informan yang peneliti tentukan ini adalah

pihak-pihak yang terlibat dan memiliki informasi dalam pelaksanaan

Program Quick Wins pada Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jakarta Utara. Adapun daftar informan yang terlibat dalam penelitian ini

adalah seperti yang dimuat data tabel 4.2 yaitu sebagai berikut:

Page 217: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

75

Tabel 4.2

Daftar Informan Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2018)

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian ke lapangan baik melalui wawancara,

observasi, ataupun dokumentasi kemudian peneliti mendapatkan data-data

dan jawaban yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proses penelitian, dan

No Nama Informan Kode Pekerjaan / Jabatan

1 Supryantoro, S.Sos, M.Si I1-1Kepala seksi pelayananpendaftaran penduduk

2 Kartawi, S.Ip I1-2Kepala seksi pelayananpencatatan sipil

3Muhammad Syarifuddin,S.Sos

I2-1Satpel Kecamatan TanjungPriok

4 Agus Triantoro, SE I2-2 Satpel Kecamatan Cilincing

5 Dedi Purnomo, S.Sos I2-3 Satpel Kecamatan Koja

6 Irfan Setiawan Amd.Kom I3-1Petugas PelayananPencatatan Sipil

7 Septiana TrianingsihS.Kom I3-2

Petugas PelayananPencatatan Sipil

8 Amiruddin I3-3Petugas PelayananPencatatan Sipil

9 Nadia Devina I4-1 Masyarakat

10 Alfian Suryadi I4-2 Masyarakat

Page 218: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

76

setelah melakukan reduksi data, maka peneliti akan memaparkan hasil

tersebut dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Nurcholis,

berikut adalah pemaparan hasil penelitian sesuai dengan fokus penelitian.

1. Input (Masukan)

Dimensi input merupakan masukan-masukan yang diperlukan dalam

pelaksanaan kebijakan. Aspek yang dikembangkan dalam dimensi input

meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan sosialisasi mengenai

kebijakan.

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dalma hal ini adalah pegawai

atau implementor yang melaksanakan Program, berkaitan dengan jumlah

sumber daya manusia yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan

bekerja sesuai dengan kompetensinya atau belum, berikut keterangan yang

disampaikan oleh I1-1 pada saat wawancara:

“SDM bisa dibilang kurang mencukupi untuk melayani pembuatanakta kelahiran, soalnya jumlah pegawai terbatasi juga dengan jumlahsarana yang tersedia seperti komputer misalnya dan juga kita harusmengirim pegawai kita ke rumah sakit untuk pelayanan akte kelahiransecara jemput bola, dari segi kemampuan (kualitas) setiap pegawaicukup paham dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang ada,kami juga rutin memberikan pelatihan untuk para pegawai agarsemakin paham tugas tugas mereka.” (wawancara di kantor SukuDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber daya

manusia yang di miliki oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil dapat dikatakan kurang mencukupi, namun memiliki kemampuan

Page 219: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

77

akan melaksanakan tugasnya dalam pembuatan akta kelahiran, sebagaimana

disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“berbicara tentang SDM, soal SDM tidak hanya bicara tentangjumlah saja, namun juga kualitasnya, mampu kaga tuh orangorangnya dalam melaksanakan tugasnya, menurut saya disini SDMnya cukup baik, pegawai pelayanan kita semua paham apa yang harusdikerjakan, ngerti apa-apa aja yang harus mereka lakukan,karenakami juga mengadakan pelatihan juga.” (wawancara di kantor SukuDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara masih memiliki

kekurangan dari segi jumlah sumber daya manusianya. Sedangkan dari sisi

satpel Kecamatan yang juga merupakan implementor dari program quick

wins pada administrasi kependudukan, berikut keterangan yang disampaikan

oleh I2-1 :

“Kalo SDM di Satpel kecamatan Tanjung Priok saya rasa disinimasih kurang mas karena sering sekali masyarakat mengantri paspembuatan akte kelahiran sama surat perpindahan.” (wawancara diKecamatan Tanjung Priok)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber

daya yang di miliki oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

dalam menjalankan tugasnya sudah dapat dikatakan terpenuhi dalam

menangani masalah-masalah administrasi kependudukan di Jakarta Utara

yang dimana salah satunya adalah masalah mengenai pembuatan akta

kelahiran meskipun masih terdapat kekurangan SDM di beberapa satuan

pelaksana kecamatan sehingga membuat pelayanan akta kelahiran sedikit

Page 220: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

78

terlambat, hal ini terdapat perkembangan dibandingkan sebelum diterapkan

program ini dimana belum adanya penempatan petugas pelayanan di

kecamatan – kecamatan sehingga sumberdaya manusia belum mengerti

proses pembuatan akta kelahiran secara online dan belum dibutuhkannya

jumlah sumberdaya manusia secara banyak untuk melaksanakan pelayanan

akta kelahiran.

Tabel 4.3

Data Kepegawaian Seksi Pendaftaran Penduduk

Berdasarkan Pendidikan (PNS dan Non-PNS)

Pendidikan Jumlah

SMA 3

D3 7

S1 12

S2 1

JUMLAH 23

2) Sarana dan Prasarana

Aspek sarana dan prasarana penunjang merupakan aspek yang

dibutuhkan dalam proses pengolahan data, dalam hal ini adalah komputer

dan jaringan, maupun fasilitas seperti kursi dan ruang tunggu untuk

masyarakat. Fasilitas tersebut berupa segala sesuatu yang dibutuhkan dalam

proses pelaksanaan administrasi kependudukan. Berikut adalah data hasil

wawancara peneliti bersama I1-1 :

Page 221: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

79

“untuk sarana dan prasarana memang dirasa masih kurang ,apalagidengan jumlah komputer yang kurang jadinya menghambat prosespelayanan. Kalau dengan ruang tunggu disini memang tergolong kecilkarena memang ruang di gedung ini tidak mencukupi lagi (wawancaradi kantor Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil JakartaUtara)

Hasil wawancara bersama petugas kepala satpel catatan sipil diatas

dapat diketahui bahwa untuk melakukan pelayanan administrasi

kependudukan, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara sendiri masih kekurangan sarana, hal senada juga di katakan oleh I2-1

sebagai berikut:

“Kalau sarana dan prasarana sih di kecamatan dirasa kurang karenahanya ada dua komputer buat pengerjaan akte kelahiran dan suratperpindahan, jadi agak lama jika terdapat banyak masyarakat.Namun jika dari segi ruang tunggu dirasa cukup luas dannyaman”.(wawancara di kantor Kecamatan Tanjung Priok)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara masih memiliki

kekurangan sarana dan prasarana untuk mendukung proses pelaksanaan

administrasi kependudukan khususnya dalam pembuatan akta kelahiran

3) Sosialisasi

Aspek sosialisasi merupakan proses penyampaian informasi kepada

sasaran kebijakan mengenai Program Quick Wins yang dimplementasikan

ke dalam administrasi kependudukan khususnya kedalam pelayanan akta

kelahiran, bagaimana dengan penjabaran isi peraturan tersebut apakah sudah

cukup jelas dipahami oleh semua pihak terkait untuk diimplementasikan,

berikut adalah wawancara dengan I1-1

Page 222: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

80

“Iya sosialisasi terus dilakukan sejak awal dimulainya program inimas, khususnya sosialisasi akta kelahiran yang makin dipermudahpembuatannya ke rumah sakit dan puskesmas puskesmas kecamatanjuga menempatkan spanduk dan baliho di tempat tempat yangmungkin dilihat orang yang mau membuat akta kelahiran seperti dirumah sakit, puskesmas, maupun di kecamatan dan kelurahan. Dansosialisasi kepada satpel kecamatan beserta pegawai pelayanan kamilakukan dengan melalui surat edaran dan mengadakan pelatihanpelatihan. (wawancara di kantor suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara bersama Kepala seksi pendaftaran penduduk

diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi oleh suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil Jakarta utara dilakukan dengan melakukan sosialisasi ke

rumah sakit dan puskesmas juga dengan pemasangan spanduk dan baliho,

hal senada juga dikatakan oleh I1-2 sebagai berikut:

Sosialisasi sudah kami laksanakan dengan menempatkan petugasuntuk penyuluhan tentang kemudahan pembuatan akta kelahiran kerumah sakit dan puskesmas yang ada, bahkan kami jugamenempatkan baliho baliho di berbagai tempat seperti di areapuskesmas maupun kecamatan. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara).

Selain itu I2-3 juga memberikan pernyataan kepada peneliti terkait

sosialisasi, pernyataannya adalah sebagai berikut:

Pastinya kami melakukan sosialisasi tentunya dengan arahan darisuku dinas, kalau di satpel kecamatan tugas kami menyampaikanarahan kepada satpel kelurahan, dan juga menyampaikan kepadamasyarakat langkah dan apa yang harus disiapkan kepadamasyarakat (wawancara di kantor kecamatan Koja)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi kepada

masyarakat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan ke rumah sakit

Page 223: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

81

dan puskesmas dan juga memasang baliho di tempat – tempat pelayanan

akta kelahiran seperti di kecamatan - kecamatan. Hal mengenai sosialisasi

dan penempatan baliho di beberapa rumah sakit dan puskesmas juga

disampaikan oleh I4-1 sebagai masyarakat kepada peneliti, pertnyataannya

adalah sebagai berikut:

“Kalo untuk sosialisasi langsung dari catatan sipilnya saya sihpernah sekilas mendengar di puskesmas, mereka ngejelasin tentangakta kelahiran gitu disana.kalo baliho gitu sih saya belum pernah liatmas.” (wawancara di stasiun tanjung priok)

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan dapat

diketahui bahwa proses sosialisasi sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu

dengan diadakannya sosialisasi sampai ke rumah sakit dan puskesmas

sehingga sosialisasi bisa disampaikan langsung kepada masyarakat, tetapi

penempatan baliho sebagai alat sosialisasi dirasa kurang efektif dikarenakan

lokasi yang kurang strategis dan tidak dapat dilihat oleh masyarakat Jakarta

utara secara keseluruhan. Dibandingkan dengan sebelum penerapan program

ini dimana proses sosialisasi hanya sekedar memberikan pemberitahuan

betapa pentingnya akta kelahiran untuk masyarakat.

No Indikator Temuan Lapangan

1. Input 1. Sumber Daya Manusia masih belummencukupi namun memiliki kualitasyang cukup baik

2. Sarana dan Prasarana masih kurangmemadai sehingga menghambat prosespelayanan

3. Sosialisasi disampaikan langsungkepada masyarakat sehingga cukup

Page 224: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

82

efektif namun sosialisasi melaluibaliho kurang efektif karena lokasiyang kurang tepat

2. Proses

Proses merupakan bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam

bentuk pelayanan langsung kepada objek kebijakan. Dalam melakukan

penilaian terhadap proses pelaksaaan kebijakan tersebut, maka peneliti

mengembangkannya kedalam beberapa aspek, yaitu kejelasan mekanisme

penarikan, pelayanan, kepastian, penertiban, dan ke-efektifan pelaksanaan

Perda tersebut. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti bersama

informan mengenai penilaian dimensi proses.

1) Kejelasan Mekanisme

Proses pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan diperlukan adanya kejelasan mekanisme dan peraturan yang

jelas dalam proses pelaksanaan kebijakan tersebut, apakah peraturan dan

mekanisme tersebut sudah jelas dan di implementasikan atau belum oleh

petugas, berikut adalah hasil wawancara bersama I1-2 sebagai berikut:

Untuk mekanismenya sendiri sih kami udah punya SOP (StandarOperating Procedure) nya sendiri mas, yang berisi tentang urutanpengerjaan dan waktu pengerjaan juga. Jadi petugas pelayanan tidakakan kebingungan dalam melakukan pekerjaannya (wawancara dikantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan

Pencatatan Sipil diatas dapat diketahui bahwa mekanisme pelaksanaan

Page 225: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

83

pelayanan administrasi kependudukan khususnya akta kelahiran sudah

cukup jelas, hal senada juga disampaikan oleh I3-1 kepada peneliti, berikut

adalah penyataannya:

“mekanismenya sih semua sudah diatur ke dalam SOP jadikemungkinan tidak akan ada penyimpangan dalam pelaksanaannya(wawancara di kantor kecamatan Koja)

Hasil dari pernyataan informan penelitian diatas dapat diketahui

bahwa mekanisme pembuatan akta kelahiran sudah cukup jelas dan sudah

tercantum di dalam SOP (Standar Operating Procedure).

Sementara itu mekanisme pelaksanaan dari sisi satpel kecamatan

sebagaimana disampaikan oleh I2-1, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“Setiap ada permintaan akta kelahiran baru sih kita selalu ngerjainsesuai dengan SOP yang ada, misalnya dengan pengecekan berkasdahulu lalu dilanjutin dengan input data ke komputer gitu mas”wawancara di kantor kecamatan tanjung priok)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

mekanisme pelaksanaan pembuatan akta sudah cukup jelas. Pelaksanaannya

mengikuti SOP yang berlaku, dan prosesnya berakhir di pencetakan akta

kelahiran. Hal tersebut disampaikan oleh I1-1 kepada peneliti, berikut adalah

penyataannya:

“Untuk mekanisme pelaksanaan, kita kan punya SOP, jadi disini punmelaksanakannya mengikuti SOP yang ada, dan prosesnya dimulaidari pengecekan berkas syarat, lalu penginputan data, dan berakhir dipencetakan akta kelahiran”. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Page 226: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

84

Berdasarkan hasil dari pernyataan informan penelitian diatas dapat

diketahui bahwa mekanisme proses pelaksanaan program tersebut sudah

jelas tertulis didalam SOP (Standar Operating Procedure) itu sendiri, dan

dalam pelaksanaannya, proses pembuatan akta kelahiran dilakukan oleh

satuan pelaksana pencatatan sipil kecamatan dengan melakukan pengecekan

kelengkapan berkas terlebih dahulu lalu menginput datanya secara online.

Sebelum adanya program ini proses mekanisme pelaksanaan tidak disertai

SOP karena proses pembuatan akta kelahiran dari pendaftaran hingga proses

pencetakan dilakukan secara manual.

2) Pelayanan

Pelayanan merupakan aspek penting dalam pembuatan akta kelahiran,

karena ketika program ini dilakukan kepada sasaran kebijakan maka perlu

adanya pelayanan yang berupa fasilitas atau prasarana yang memadai, dalam

hal ini fasilitas pembuatan akta yang memadai dan juga ruang tunggu untuk

masyarakat yang nyaman. Namun yang terjadi di lapangan, pelayanan yang

dilakukan masih terdapat berbagai keterlambatan sehingga tidak mencapai

tujuan yang maksimal kepada sasaran kebijakan, seperti yang disampaikan

oleh I1-1 sebagai berikut: “kalau pelayanan sudah pasti sudah diberikan

semaksimal mungkin, cuman masih banyak kendala yang bikin pelayanan

jadi terhambat. Misalnya kayak gangguan jaringan ataupun gangguan

terhadap komputer yang ada. (wawancara di kantor Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Page 227: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

85

Hal senada juga dikatakan oleh I1-2 sebagai berikut:

“pelayanan kalo maksudnya pembuatan akta kelahiran pastinya kamisudah sebaik mungkin dalam pelaksanaannya, memang masih adamasalah masalah yang terjadi”. (wawancara di kantor Suku DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pelayanan yang

dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta

Utara sudah dilakukan semaksimal mungkin, namun masih terdapat

berbagai kendala di dalam pelaksanaannya seperti jaringan yang bermasalah

dan juga komputer yang terkadang mengalami kerusakan. Jika dibandingkan

pada saat sebelum program ini berjalan, prasarana di suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sangatlah kurang memuaskan karena

seluruh pelayanan yang dilakukan dipusatkan di suku dinas sehingga terjadi

penumpukan masyarakat yang ingin melakukan administrasi kependudukan.

3) Kepastian

Kepastian merupakan aspek pendukung dalam melakukan

implementasi program ini, kepastian berkaitan dengan waktu pelaksanaan

pembuatan akta kelahiran, berikut adalah hasil wawancara dengan I3-3 yaitu

sebagai berikut: “Pelaksanaan pelayanan akta kelahiran ini tentu saja

dilakukan setiap hari kerja, bahkan kami membuka pelayanan selama

setengah hari pada hari sabtu supaya pelayanan makin maksimal”.

Kemudian hal senada juga sampaikan oleh I1-1 yang mengatakan:

“pastinya pelayanan akta kelahiran ini selalu dilakukan di hari kerjalalu kami membuka pelayanan juga pada hari sabtu agar semakin

Page 228: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

86

banyak masyarakat yang terlayani.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil kedua wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan akta kelahiran berjalan terus menerus dari senin sampai sabtu

yang menandakan bahwa waktu pelaksanaan program sudah maksimal, hal

tersebut juga didukung oleh I1-2, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“supaya pelayanan semakin maksimal selain pada hari kerja, kamijuga melakukan pelayanan administrasi kependudukan pada harisabtu namun hanya setengah hari supaya masyarakat yang sekiranyatidak bisa melakukan administrasi kependudukan pada hari kerja bisamelaksanakannya di hari sabtu”. (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hal senada juga dikatakan oleh I2-2, berikut pernyataanya:

“waktu pelayanan akta kelahiran hampir setiap hari kamimelaksanakannya, dari senin sampai jumat pada jam kerja lalu padahari sabtu juga namun hanya setengah hari (wawancara di kantorkecamatan cilincing)

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa informan diatas,

dapat diketahui bahwa waktu pelaksanaan pelayanan akta kelahiran berjalan

dari hari senin sampai jumat pada jam kerja dan juga hari sabtu selama

setengah hari. Hal ini dirasa cukup efektif dikarenakan waktu pelaksanaan

pelayanan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tidak mempunyai

waktu untuk membuat akta kelahiran di hari kerja bisa membuat akta

kelahiran pada hari sabtu. Sebelum adanya program ini proses pelayanan

akta kelahiran hanya dilakukan pada hari kerja yaitu hari senin dan jumat,

Page 229: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

87

sehingga membuat masyarakat yang bekerja enggan untuk proses

administrasi kependudukan karena tidak bisa izin dari bekerja.

4) Penertiban

Penertiban adalah aspek penting yang harus dilakukan oleh Suku

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap hal-hal yang melanggar

ketentuan yang ada didalam Program tersebut, karena didalam Undang

Undang Administrasi Kependudukan terdapat dua pasal yang berisi larangan

dan sanksi yaitu pada pasal 94, 95a, 95b dan 96 mengenai larangan dan

sanksi. Berikut keterangan mengenai proses penertiban yang didapatkan dari

I1-1 yaitu sebagai berikut:

“untuk sanksi sih kami masih menurut pada UU No.24 tahun 2006, diundang undang tersebut terdapat berbagai sanksi. Khususnya yangterkait dengan pungutan liar karena pembuatan akta kelahiran tidakdipungut biaya, Alhamdulilah sampai sekarang belum ada petugaspelayanan yang melanggar aturan yang ada.”(wawancara di Kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sampai saat ini belum

adanya penertiban dikarenakan belum ada terjadinya pelanggaran. Hal

senada juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, berikut adalah

pernyataannya:

“penjatuhan sanksi sih sampai saat ini belum ada karena memangbelum ada petugas pelayanan yang melanggar aturan aturan yangada .” (wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatansipil Jakarta utara)

Page 230: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

88

Sementara itu, kepala satuan pelayanan catatan sipil kecamatan pun

mengungkapkan kepada peneliti terkait penertiban sanksi yang tertulis di

dalam undang - undang tersebut, pernyataan yang disampaikan oleh I3-1

kepada peneliti adalah sebagai berikut:

“Kalo di satpel kecamatan sih soal sanksi sudah pasti mengikutiaturan sanksi yang ada di undang – undang, dan alhamdulilahsampai sekarang belum ada petugas pelayanan yang diberikansanksi.” (wawancara di kantor kecamatan)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa sampai saat ini

penertiban yang dilakukan oleh suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara memang belum dilakukan, dikarenakan memang tidak ada

peraturan yang dilanggar, hal ini menandakan bahwa proses penertiban

berjalan dengan baik. Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan sebelum

adanya program ini dimana masih ada terdapat pungutan – pungutan liar

yang diminta petugas kepada masyarakat untuk mempermudah proses –

proses administrasi kependudukan namun lolos dari proses pengawasan dan

penertiban.

5) Efektivitas

Efektivitas merupakan salah satu aspek penting yang harus di lihat

dalam mengimplementasikan program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan sebagai implementor sudah efektif atau belum

dalam melaksanakan kebijakan yang dimaksud, berikut adalah pernyataan

dari I1-1:

Page 231: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

89

“pastinya efektif, karena terjadi peningkatan dalam proses pelayananadministrasi kependudukan. Khususnya pada akta kelahiran denganadanya program ini proses pelayanannya semakin lebih cepatdibanding sebelumnya.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan

administrasi kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran bisa

berjalan lebih efektif. Hal senada juga disampaikan oleh I2-2 kepada peneliti,

berikut pernyataannya:

“tentu saja efektif, karena pembuatan akta kelahiran tidak lagimemakan waktu yang lama dan proses pengerjaannya semakin mudahdan simpel” (wawancara di kantor kecamatan cilincing)

Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

pembinaan yang dilakukan oleh dinas sosial berjalan cukup efektif. Hal

senada juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah

sebagai berikut:

“kalo efektif sih saya rasa efektif, cuma kalo saya bilang berhasiljadinya terlalu sombong nanti, yang jelas dengan program inipelayanan administrasi kependudukan khususnya akta kelahiransemakin lebih baik.” (wawancara di suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, peneliti dapat

menganalisis bahwa dalam pelaksanaan program quick wins dalam

administrasi kependudukan khususnya pada pelayanan akta kelahiran cukup

efektif karena mengalami peningkatan di berbagai sektor.

Page 232: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

90

No Indikator Temuan Lapangan

2. Proses 1. Sudah adanya SOP terkait pelayananakta kelahiran

2. Masih adanya masalah terkait saranadalam melakukan pelayanan

3. Waktu pelayanan dilakukan selamasenin sampai sabtu

4. Sudah adanya sanksi yang diatur dalamundang – undang

5. Semakin efektifnya pelaksanaanpelayanan akta kelahiran

3. Output (Hasil)

Output merupakan hasil dari sebuah pelaksanaan kebijakan, apakah

pelaksanaan kebijakan tersebut menghasilkan keluaran atau produk yang

sesuai dengan tujuan kebijakan yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek

dalam dimensi output yaitu kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan

kebijakan, ketepatan sasaran yang dituju, sasaran yang tertangani dan

kelompok-kelompok yang terlibat didalan pelaksanaan kebijakan tersebut.

1) Kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan kebijakan

Pelaksanaan kebijakan seharusnya sesuai dengan tujuan dibuatnya

kebijakan, namun apa yang terjadi terharap program quick wins pada

administrasi kependudukan ini masih belum berhasil dalam mencapai tujuan

yang di inginkan dalam program tersebut, seperti yang disampaikan oleh

bapak Supryantoro selaku kepala seksi pendaftaran penduduk , berikut

adalah pernyataan yang diberikan oleh I1-1:

Page 233: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

91

“belum mencapai target, tujuan utama dari program ini adalahpembuatan akta kelahiran hanya dalam 5 hari. Namun padakenyataannya bisa lebih dari itu, penyebabnya ya karena jaringanyang sering gangguan dan kurangnya sdm dalam mengatasipermintaan akta kelahiran .” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan dari

program tersebut belum berhasil mencapai tujuan yang di inginkan. Hal

senada juga disampaikan oleh kepala seksi pelayanan pencatatan sipil

kepada peneliti, pernyataan dari I1-2 adalah sebagai berikut:

“kalo dibilang sesuai ya tentu saja sesuai, kan tujuan dari programini juga untuk kepuasan masyarakat juga. Hanya saja dari kamimasih terdapat kekurangan dari segi sdm dan sarana jadi tujuan dariprogram quick wins yaitu pembuatan akta kelahiran selama 5 harimasih belum bisa tercapai.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari

program tersebut belum tercapai seratus persen, namun suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil selaku implementor menargetkan untuk

bahwa pembuatan akta kelahiran harus selesai dalam waktu 5 hari. Hal ini

masih dilihat terdapat perbaikan dari proses lamanya pembuatan akta

kelahiran jika dibandingkan sebelum adanya program ini dimana pembuatan

akta kelahiran memakan waktu hingga 30 hari karena masih belum

sempurnanya proses mekanisme pengerjaannya

2) Ketepatan sasaran

Ketepatan sasaran yang dituju merupakan aspek penting dalam

pelaksanaan pelayanan akta kelahiran, apakah selama ini proses

Page 234: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

92

pelaksanaannya sudah tepat sasaran, untuk mengetahui ketepatan sasaran

dalam hal proses pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan

akta kelahiran, berikut adalah hasil wawancara dengan I1-1:

“tentu saja tepat sasaran, karena setiap masyarakat diwajibkanmemiliki akta kelahiran. Maka dengan program ini diharapkan kamidapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan

pelayanan, dalam hal ini pembuatan akta kelahiran, suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sudah tepat sasaran. Hal senada juga

disampaikan oleh I2-3 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“pastinya tepat sasaran soalnya kan semua masyarakat harus punyaakta kelahiran, dan tempat pembuatan akta kelahiran pun sudahditentukan penempatannya sehingga jelas untuk siapa kamimelakukan pelayanan.” (wawancara di kantor kecamatan Koja)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan yang

dilakukan sudah tepat sasaran, dikarenakan sebelum melaksanakan

pelayanan, suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil sudah mengetahui

sasaran dalam pelayanannya, misalnya dengan membuka pelayanan akta

kelahiran di rumah sakit dan puskesmas yang ditujukan kepada warga yang

baru saja memiliki anak untuk segera membuat akta kelahiran langsung di

rumah sakit. Hal senada juga dikatakan oleh kepala seksi, pernyataan I1-2

adalah sebagai berikut:

“sudah tepat, kami menjalankan program ini sudah menentukantempat tempat yang sekiranya efektif untuk pelayanan akta kelahiran,misalnya seperti membuka pelayanan di rumah sakit seperti di rumah

Page 235: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

93

sakit koja. Disana sudah jelas bahwa sasarannya adalah masyarakatang baru mempunyai anak agar segera membuat akta kelahiran”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, dapat

diketahui bahwa pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan ini sudah tepat pada sasaran karena dalam pelaksanaannya

juga sudah jelas terlihat siapa saja target dari program tersebut.

3) Sasaran yang tertangani

Aspek sasaran yang tertangani dalam pelaksanaan kebijakan

merupakan hal yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan setelah sasaran

dari kebijakan tersebut tertangani, untuk mengetahui mengenai sasaran yang

tertangani, peneliti melakukan wawancara bersama I1-1 yaitu sebagai

berikut:

“tentu saja kami tidak melakukan pengawasan, karena akta kelahiranyang sudah diberikan itu menjadi tanggung jawab pemiliknya masing– masing. Tanggung jawab kami hanyalah menjaga datakependudukan masyarakat agar tetap terjaga dan tidakdisalahgunakan oleh orang lain.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa sasaran yang telah

tertangani masih mendapat pengawasan dari pihak dinas sosial, hal senada

juga disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai

berikut:

Page 236: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

94

“tidak ada pengawasan kepada masyarakat, yang kami lakukanhanyalah menjaga data kependudukan masyarakat tetap terjaga dantidak dipergunakan oleh orang lain.” (wawancara di kantor sukudinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Berdasarkan keterangan dari beberapa informan diatas, dapat

diketahui bahwa dalam pelaksanaan program quick wins pada administrasi

kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran tidak ada

pengawasan dalam kepemilikan akta kelahiran, setelah akta kelahiran

diberikan kepada masyarakat hal itu menjadi tanggung jawab masing –

masing dalam menjaganya. Namun suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil menjaga data kependudukan agar tetap aman tersimpan dan

tidak dipergunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

4) Kelompok yang terlibat

Kelompok yang terlibat berkaitan dengan lembaga atau pihak terkait

yang bekerja sama dalam mengimplementasikan program quick wins pada

administrasi kependudukan di suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil Jakarta utara. Mengenai kelompok yang terlibat, peneliti melakukan

wawancara bersama I1-1 yaitu sebagai berikut:

“yang terlibat dalam pelayanan akta ada satpel kelurahan, lalu satpelkecamatan, dan dari suku dinas itu sendiri.” (wawancara di kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahu bahwa dalam pelaksanaan

peraturan daerah tersebut dibantu oleh beberapa pihak. Hal serupa juga

disampaikan oleh I1-2 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

Page 237: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

95

“kalau pihak yang terlibat sih pertama dari satpel kelurahan, lalusatpel kecamatan dan dari suku dinas juga mas (wawancara di kantorsuku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat

diketahui bahwa dalam mengimplementasikan program quick wins pada

administrasi kependudukan khususnya dalam pelayanan akta kelahiran ini

ada beberapa kelompo-kelompok yang terlibat, diantaranya satpel

kelurahan, satpel kecamatan, dan juga suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil. Berbeda dengan sebelum adanya program ini dimana

belum dibentuknya satuan pelayanan di kecamatan – kecamatan sehingga

proses pembuatan akta kelahiran terpusat di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil sehingga membuat pelayanan tidak efektif.

No Indikator Temuan Lapangan

3. Input 1. Tujuan dari program belum mencapaitarget yang diharapkan

2. Program sudah tepat sasaran3. Pengawasan hanya dilakukan terhadap

data kependudukan4. Seluruh elemen Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipilterlibat

4. Outcome (Dampak)

Outcome yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdapak nyata

terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan. Untuk

mengetahui dampak yang dihasilkan dari hasil pelaksanaan program

tersebut, maka peneliti melihat dari dampak ada tidaknya tanggapan atau

Page 238: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

96

perubahan terhadap kelompok sasaran kebijakan, dan peningkatan

pelaksanaan oleh implementor terhadap peraturan daerah tersebut.

1) Perubahan kelompok sasaran

Dampak perubahan terhadap kelompok sasaran merupakan aspek

penting dalam sebuah hasil pelaksanaan kebijakan, ini karena berkaitan

dengan tujuan dibuatnya kebijakan, apakah dampak tersebut positif atau

negatif. Dampak perubahan kelompok sasaran yang ditimbulkan dari

pelaksanaan peraturan daerah tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan I1-2 yaitu sebagai berikut:

“setelah ada program ini pastinya ada perubahan khususnya dalampelayanan akta kelahiran ini, dengan menempatkan satpel kecamatandan pelayanan di rumah sakit membuat pelayanan akta lebih tersebardan dapat dijangkau masyarakat. Penggunaan sistem online jugamembuat proses penginputan data menjadi semakin mudah dan cepatsehingga pembuatan akta kelahiran tidak lagi mencapai 30 hari”(wawancara di kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipilJakarta utara)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa terdapat

perubahan terhadap sasaran kebijakan. Hal senada juga disampaikan oleh I1-

1 kepada peneliti, pernyataannya adalah sebagai berikut:

“setelah pelaksanaan tentu saja ada perubahan, yang paling jelasadalah dari proses pembuatan akta kelahiran yang sebelumnyamencapai 30 hari sekarang paling lambat hanya seminggu saja. Jugatidak ada lagi penumpukan masyarakat yang ingin membuat aktakelahiran di suku dinas karena sudah adanya satpel di seluruhkecamatan. Selain itu terjadi jumlah peningkatan pada jumlahpermintaan pembuatan akta kelahiran, sehingga diharapkan seluruhmasyarakat semakin mengerti akan pentingnya administrasikependudukan” (wawancara di kantor suku dinas kependudukan danpencatatan sipil Jakarta utara)

Page 239: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

97

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa terdapat

perubahan terhadap sasaran kebijakan menjadi lebih baik dikarenakan

proses pembuatan akta kelahiran yang semakin lebih cepat dari sebelumnya.

2) Peningkatan pelaksanaan

Dampak dari hasil pelaksanaan kebijakan yang sudah maupun sedang

berjalan adalah mengenai peningkatan pelaksanaan program yang sedang

dijalankan, berikut adalah hasil dari wawancara yang telah dilakukan

dengan I1-1 yang mengatakan bahwa:

“Kalo peningkatan sih jelas ada dari pelayanan akta kelahiran yangmulai merata sehingga cara bekerja menjadi semakin efektif” (wawancaradi kantor suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Dari hasil wawancara bersama kepala seksi pelayanan pendaftaran

penduduk dapat diketahui bahwa upaya peningkatan dalam rangka meng-

efektifkan kegiatan administrasi kependudukan terus dilakukan, peningkatan

memang perlu dilakukan seiring dengan berjalannya waktu mengikuti

bagaimana dinamika keadaan di masyarakat. Disisi lain, pihak dinas suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil pun terus melakukan peningkatan

untuk mewujudkan ketertiban administrasi kependudukan sebagaimana

dinyatakan oleh kepala seksi pelayanan pencatatan sipil yang disampaikan

kepada peneliti, berikut adalah pernyataan dari I1-2:

“peningkatan dalam melaksanakannya tentu saja ada, kami selaluberikan yang terbaik, ini kan untuk mewujudkan ketertibanadministrasi kependudukan juga, agar tidak ada lagi masyarakat

Page 240: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

98

yang tidak mempunyai identitas.” (wawancara di kantor suku dinaskependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara)

Hal senada juga disampaikan oleh I2-1 kepada peneliti, pernyataannya

adalah sebagai berikut:

“ada peningkatan, contohnya dengan membuat satpel di kecamatankecamatan dan tidak lagi terpusat di suku dinas supaya pelayananakta kelahiran lebih mudah diakses oleh masyarakat. ke depannyadiharapkan pembuatan akta kelahiran bisa dilakukan dimana sajasecara mobile sehingga tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuktidak membuat akta kelahiran” (wawancara di kantor kecamatantanjung priok)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat

diketahui bahwa peningkatan terus dilakukan baik oleh suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil, dimana suku dinas membagi satuan

pelayanan ke kecamatan – kecamatan agar pelayanan akta kelahiran

semakin mudah diakses oleh masyarakat dan tidak lagi terpusat di suku

dinas. Ke depannya suku dinas merencanakan untuk membuat pelayanan

akta kelahiran secara mobile sehingga pelayanan bisa diakses dimana saja

dan kapan saja.

No Indikator Temuan Lapangan

4. Outcome 1. Semakin meningkatnya permintaanpembuatan akta kelahiran

2. Semakin efektifnya pelayanan aktakelahiran dengan menyebar tempatpelayanan ke kecamatan - kecamatan

Page 241: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

99

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil pelenilitan merupakan isi dari hsil analisis data dan

faktayang peneliti dapatkan dilapangan kemudian disesuaikan dengan teori

yang peneliti gunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori evaluasi menurut Nurcholis dalam bukunya yang

berjudul Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah yang

menjelasan bahwa evaluasi kebijakan merupakan penilaian secara

menyeluruh terhadap input, proses, output dan outcome. Selanjutnya

berdasarkan hasil penelitian dilapangan mengenai Program Quick Wins

pada Pelayanan Administrasi Kependudukan ini sudah berjalan dengan

cukup baik namun belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melihat dari aspek

input, proses, output dan outcome. Dimana hasil dari obsevasi dan

wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, peneliti mendapat

data-data sebagai berikut:

1. Input (masukan)

Dimensi input atau masukan dari pelaksanaan program tersebut dapat

diketahui bahwa kapasitas sumberdaya manusia dari suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sudah dapat dikatakan cukup baik

dimana petugas yang ada sudah paham dan mengerti apa-apa saja tugas

yang harus merka lakukan, namun dari segi jumlah dirasakan masih kurang.

Dari segi satuan pelaksana kecamatan sebagai pelaksana pelayanan

akta kelahiran juga dilihat dari kualitas sumberdaya manusianya dirasa

Page 242: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

100

cukup baik dikarenakan para petugas satuan pelaksana sudah memahami

SOP (Standar Operating Procedure) pelayanan akta kelahiran

menggunakan aplikasi akta kelahiran yang sudah terinstal di komputer. Tapi

dari segi jumlah dirasa kurang karena masih terdapat penumpukan

penumpukan berkas dan masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan

pelayanan yang menandakan bahwa jumlah dari petugas atau sumberdaya

manusianya masih kurang.

Kemudian untuk sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan

program ini masih terdapat kekurangan, karena baik komputer maupun

jaringannya kurang mampu mendukung proses pelayanan sehingga

pembuatan akta kelahiran pun menjadi terhambat. Ruang tunggu pun juga

termasuk sarana dan prasarana yang cukup penting dikarenakan ini

berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat. Ruang tunggu di suku dinas

dirasa sudah tidak mencukupi lagi untuk menampung masyarakat yang ingin

melakukan pelayanan administrasi kependudukan, namun di satpel catatan

sipil di kecamatan, ruang tunggu terasa luas dan nyaman hanya saja harus

berbagi dengan bagian pelayanan lainnya.

Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan baik kepada

sasaran kebijakan maupun warga masyarakat agar program yang di

implementasikan diketahui oleh publik, terlebih apabila terdapat pasal yang

mengatur tentang larangan yang ditujukan kepada warga masyarakat.

Sampai saat ini bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh dinas kependudukan

dan pencatatan sipil terkait program ini adalah dengan melakukan

Page 243: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

101

penyuluhan ke rumah – rumah hingga ke tempat pelayanan kesehatan

seperti di rumah sakit ataupun puskesmas. Melakukan penyuluhan ke

puskesmas ataupun rumah sakit dianggap efektif dikarenakan hampir semua

peristiwa kelahiran terjadi disana, jadi bisa sekaligus mengingatkan kepada

masyarakat betapa pentingnya akta kelahiran untuk anak anak mereka.

Suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil juga melakukan

sosialisasi dengan pemasangan baliho – baliho di tempat – tempat yang

dianggap strategis, namun pemasangan baliho ini dianggap kurang efektif

karena penempatannya yang tidak terlihat oleh masyarakat sehingga tidak

banyak masyarakat yang mendapatkan informasi terkait program tersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi input dari Program Quick Wins pada

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara.

Dari aspek sumber daya manusia dapat dikatakan mencukupi dari segi

kualitas namun tidak mencukupi dari segi kuantitas. Sarana dan prasarana

penunjang jalannya program ini masih memiliki kekurangan yaitu dari segi

fasilitas teknologi penunjang pelayanan akta kelahiran itu sendiri, dimana

kondisi komputer sebagai alat utama tidak berada dalam kondisi yang baik

dan juga jaringan yang sering mengalami gangguan. Dari aspek sosialisasi,

sosialisasi dilakukan oleh pihak suku dinas kependudukan dan pencatatan

sipil dengan cara melakukan penyuluhan secara langsung kepada

masyarakat dan juga melalui baliho baliho yang dipasang di berbagai

tempat.

Page 244: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

102

2. Proses

Dimensi proses dalam pelaksanaan program tersebut dapat diketahui

bahwa mekanisme dari program quick wins ini sudah cukup jelas

khususnya dalam pelayanan akta kelahiran, dalam pelaksanaannya pun

sudah mengikuti SOP yang ada, dengan satpel kecamatan sebagai tempat

pelayanan akta kelahiran.

Gambar 4.1SOP Pelayanan Akta Kelahiran

Page 245: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

103

Page 246: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

104

Kemudian pelayanan yang diberikan kepada masyarakat berupa

pencatatan administrasi kependudukan yang berupa akta kelahiran, sudah

didukung dengan SOP yang ada hanya saja kondisi sarana dan prasarana

yang ada tidak mendukung pelayanan ini sehingga pelayanan akta kelahiran

menjadi terhambat dan belum bisa mencapai target penyelesaian yang sudah

ditentukan.

Page 247: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

105

3. Output (hasil)

Output atau hasil dari pelaksanaan program quick wins pada

pelayanan administrasi kependudukan di suku dinas kependudukan dan

pencatatan sipil Jakarta utara dapat di ketahui bahwa dalam proses

pelaksanaan ini terjadi perbaikan dari sistem pelayanan akta kelahiran yang

sebelum adanya program ini bisa mencapai satu bulan dalam pembuatannya,

sekarang bisa selesai kurang lebih dalam waktu seminggu.

Dengan melakukan pelayanan di rumah sakit pun dapat diketahui

bahwa dari suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil sudah mengetahui

sasaran – sasaran yang dijadikan tujuan yaitu masyarakat yang baru saja

mempunyai anak, dengan sistem jemput bola tersebut maka diharapkan

pelayanan makin maksimal. Sedangkan dalam bentuk pengawasan, suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil tidak akan melakukan pengawasan

terhadap akta kelahiran yang sudah diberikan masyarakat, namun suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil melakukan pengawasan terhadap data

kependudukan yang sudah diberikan agar tidak dipergunakan oleh pihak

yang tidak bertanggungjawab.

4. Outcome (dampak)

Outcome atau dampak nyata yang ditimbukan dari pelaksanaan

program quick wins pada pelayanan administrasi kependudukan ini dapat

diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah akta kelahiran selama

program ini berjalan. Dengan meningkatnya akta kelahiran pada akhirnya

Page 248: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

106

juga berguna bagi negara untuk pelaksanaan kebijakan – kebijakan yang

terkait dengan kependudukan.

Gambar 4.2

Grafik pelayanan akta kelahiran

Sumber : Profil Suku Dinas Jakarta Utara 2013 – 2016

Dampak lain dari pelaksanaan program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan ini adalah peningkatan pelaksanaan dari suku

dinas kependudukan dan pencatatan sipil dengan adanya penggunaan sistem

informasi pada pelayanan akta kelahiran. Hal ini mengakibatkan terjadinya

perbaikan tingkat pelayanan akta kelahiran kepada masyarakat khusunya

masyarakat Jakarta Utara .

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Nurcholis dengan keempat skema umum penilaian yang telah

dipaparkan diatas, dapat memberikan informasi bahwa dalam pelaksanaan

Program Quick Wins pada Kebijakan Pelayanan Administrasi Kependudukan ini

telah dijalankan dengan baik oleh pihak Suku Dinas Kependudukan dan

20000

21000

22000

23000

24000

25000

26000

27000

2013 2014 2015 2016

Tingkat Kelahiran

Akta Kelahiran

Page 249: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

107

Pencatatan Sipil Jakarta Utara sebagai implementor walaupun masih belum

optimal.

Page 250: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

108

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan lapangan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga penyimpulan akhir mengenai Evaluasi

Program Quick Wins pada Pelayanan Administrasi Kependudukan di Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta dapat dikatakan cukup optimal meski

masih ditemukan beberapa kekurangan dalam beberapa hal, sehingga memiliki

dampak pada proses pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat yang ingin

melakukan administrasi kependudukan khususnya dalam pembuatan akta

kelahiran. Hal tersebut terjadi karena masih terdapat beberapa mekanisme

pelayanan yang kurang optimal saat diberikan. Permasalahan tersebut terjadi

dilihat dari sumber daya manusia pelayanan, sarana dan prasarana, dan sosialisasi

sehingga belum mampu mencapai hasil dari tujuan awal. Dimana yang

menyebabkan atas kurang berhasilannya pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

Pertama, masih minimnya sumber daya manusia yang ada. Terobosan

dengan membuat satuan pelayanan catatan sipil di kecamatan dan di rumah sakit

tidak diimbangi dengan jumlah sumber daya manusia yang ada. Hal ini

menyebabkan terhambatnya proses administrasi sehingga pelayanan menjadi lebih

lambat dari yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun dari segi kualitas sumber

daya manusianya dinilai cukup baik dikarenakan setiap petugas mengerti apa saja

Page 251: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

109

yang harus dikerjakan oleh mereka sehingga minim terjadinya kesalahan –

kesalahan yang dapat menyebabkan proses administrasi menjadi terhambat.

Kedua, dari segi sarana dan prasarana juga dinilai masih banyak memiliki

kekurangan. Seharusnya sarana dan prasarana dianggap sebagai penunjang yang

sangat penting dalam melakukan proses administrasi. Masih terdapat berbagai

kekurangan dari sarana dan prasarana seperti kondisi komputer yang kurang baik

dan jaringan data yang sering mengalami gangguan ini menyebabkan proses

administrasi kependudukan khususnya pembuatan akta kelahiran menjadi

terganggu. Dikarenakan proses penginputan data dan pencetakan akta kelahiran

dilakukan secara online, sehingga sarana seperti komputer dan jaringan data yang

baik merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan. Selanjutnya terkait dengan

prasarana juga terdapat sedikit kekurangan khususnya di ruang tunggu suku dinas

kependudukan dan pencatatan sipil, ruang tunggu di suku dinas dirasakan sangat

sempit dan tidak nyaman dan tidak sanggup menampung masyarakat yang ingin

melakukan administrasi kependudukan. Hal ini bisa menyebabkan keengganan

masyarakat untuk melakukan administrasi kependudukan karena

ketidaknyamanan saat menunggu prosesnya.

Ketiga, dari segi sosialisasi. Dari segi sosialisasi dalam bentuk penyuluhan

dapat dikatakan cukup berhasil karena dapat langsung disampaikan kepada target

– target sasaran kebijakan. Namun sosialisasi dalam bentuk baliho – baliho

ataupun reklame dianggap kurang tepat dalam penempatan lokasinya. Lokasi

pemasangan baliho – baliho dianggap kurang tepat dikarenakan tidak banyak

masyarakat yang melihat dan membaca isi dari kebijakan tersebut sehingga tidak

Page 252: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

110

mendapatkan hasil. Padahal baliho – baliho berfungsi untuk memberikan

sosialisasi secara tidak langsung kepada masyarakat sehingga informasi terkait

program ataupun kebijakan dapat disampaikan secara lebih luas lagi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian, maka

peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan

pertimbangan supaya implementasi program quick wins pada pelayanan

administrasi kependudukan dapat berjalan dengan maksimal. Adapun saran

tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Perlu adanya penambahan jumlah petugas pelayanan pencatatan sipil

khususnya dalam akta kelahiran agar tidak ada lagi terjadi penumpukan

berkas berkas kependudukan karena jumlah sumber daya manusia untuk

mengerjakannya tidak mencukupi.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, khususnya komputer dan

jaringan – jaringan data yang menjadi pilar utama dalam implementasi

program ini. Perlunya juga penambahan komputer ini berbanding lurus

dengan kebutuhan sumber daya manusia yang menggunakannya. Diperlukan

juga petugas yang mengerti tentang maintenance atau perawatan – perawatan

alat – alat ini agar terus berada dalam kondisi baik setiap kali digunakan

untuk proses administrasi kependudukan.

Page 253: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

111

3. Dari segi prasarana juga diperlukan perluasan ruang tunggu untuk masyarakat

saat melakukan proses administrasi kependudukan, khususnya ruang tunggu

di suku dinas kependudukan dan pencatatan sipil Jakarta utara.

4. Perlunya penempatan baliho – baliho ataupun papan reklame di tempat –

tempat umum yang lebih strategis agar dapat dilihat oleh banyak masyarakat.

Page 254: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

x

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah

Agustino, Leo. 2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Nugroho D., Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi, danEvaluasi. Jakarta : Gramedia

Osborne, David dan Gaebler, Ted. 2008. Mewirausahakan Birokrasi (ReiventingGovernment). Jakarta : Teruna Gravika

Dunn, N. William. 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi II. Jogjakarta:Gajah Mada University Press.

Moleong, J.lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RosdaKarya Remaja

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Subarsono, AG. 2012. Analisis Kebijakan Publik ( Konsep, Teori, dan Aplikasi)Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Widodo, Joko. 2001. Good Governance: Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas danKontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Surabaya:Insan Cendekia

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus.Yogyakarta : CAPS

Page 255: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

xi

Dokumen lain

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 13 tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins

Undang – Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Undang – Undang No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang – Undang

No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Sumber Lain

Setiawati, Ani. 2009. Evaluasi Program Quick Wins di Tingkat Internal Humas

Kepolisian Daerah Banten. Tidak Diterbitkan.

Page 256: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i

pedoman peLaKSanaanQUICK WINS

peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformaSi biroKraSi nomor 13 tahun 2011

buKu 7

Kementerianpendayagunaan aparatur negara

dan reformaSi biroKraSi

buku 7 edited.indd 1 3/2/11 6:49:37 PM

Page 257: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ii

buku 7 edited.indd 2 3/2/11 6:49:37 PM

Page 258: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iii

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DAN REFORMASI BIROKRASI

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANGPEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Quick Wins dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

buku 7 edited.indd 3 3/2/11 6:49:37 PM

Page 259: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iv

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor: 33 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4700);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional sebagaimana telah dirubah dengan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014;

MEMUTUSKAN :Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS.

buku 7 edited.indd 4 3/2/11 6:49:38 PM

Page 260: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

v

PERTAMA : Pedoman Pelaksanaan Quick Wins digunakan untuk :

a. memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;

b. memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins.

KEDUA : Pedoman Pelaksanaan Quick Wins sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 25 Februari 2011

buku 7 edited.indd 5 3/2/11 6:49:38 PM

Page 261: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vi

daftar iSi

BAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar belakang 11.2 Tujuan 1

BAB II GAMBARAN UMUM 32.1 Pengertian 32.2 Prinsip 4

BAB III PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS 53.1 Kriteria dalam Merumuskan Quick Wins 53.2 Merumuskan Quick Wins 63.3 Menetapkan Quick Wins 7

BAB IV LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN QUICK WINS

11

4.1 Tahap Persiapan 124.2 Tahap Implementasi dan Monitoring dan

Evaluasi12

4.3 Pelaporan 13

BAB V PENUTUP 15LAMPIRAN 17

buku 7 edited.indd 6 3/2/11 6:49:38 PM

Page 262: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vii

daftar tabeL

Tabel 1 IdentifikasiQuickWinsBerdasarkanKriteria 5Tabel 2 Tahap Persiapan 12Tabel 3 Tahap Implementasi dan Monitoring dan Evaluasi 12

daftar gambar

Gambar 1 MatriksIdentifikasiQuickWins 6Gambar 2 Langkah-langkahPerumusanQuickWins 7Gambar 3 Langkah–LangkahMenetapkanQuickWins 9Gambar 4 Langkah–LangkahDalamPelaksanaanQuickWins 11

buku 7 edited.indd 7 3/2/11 6:49:38 PM

Page 263: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

viii

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

buku 7 edited.indd 8 3/2/11 6:49:38 PM

Page 264: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

1PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab ipendahuLuan

1.1. Latar belakang

Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan prinsip – prinsip clean government dan good governanceyangsecarauniversaldiyakinimenjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Di dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa area perubahan yang setiapperubahannyadapatmemberikandampakantara lainpadapenurunanpraktek KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik, meningkatnya produktivitas aparatur, meningkatnya kesejahteraan pegawainegeri dan hasil – hasil pembangunan secara nyata dirasakan oleh seluruhmasyarakat. Kondisi tersebut akandicapaimelalui berbagai upaya antara laindengan penerapan quick wins.

Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan didapatkan momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untukselanjutnyamelaksanakanreformasibirokrasisecarakonsistendanberkelanjutan.Keluaran dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan peran, tupoksi dan karakteristik masing-masing. Untukmengawal dan memandu pelaksanaan quick wins, maka perlu disusun pedoman pelaksanaannya.

1.2. tujuan

a. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;

b. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins.

buku 7 edited.indd 1 3/2/11 6:49:38 PM

Page 265: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IPendahuluan

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

2

buku 7 edited.indd 2 3/2/11 6:49:38 PM

Page 266: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

3PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab i igambaran umum

2.1 Pengertian

Pengertian yang digunakan dalam pedoman pelaksanaan ini adalahsebagai berikut:

a. Quick winsataujugaseringdisebutlow-hangingfruitadalahsuatuinisiatifyangmudahdancepatdicapai yangmengawali suatuprogrambesardansulit. Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yangberat. Sesuatu yang berat ini merupakan inti dari suatu program besartersebut.Quickwinsuntuk setiapKementerian/LembagadanPemerintahDaerah serta untuk tema tertentu dapat berupa organizationquick wins, regulation quick wins atau human resource quick wins;

b. Focused Group Discussion (FGD) adalah diskusi terpandu untuk membahas suatutopiktertentudanuntukmenghasilkanrumusantertentusertadiikutioleh peserta yang dipilih sesuai dengan topik terkait;

c. Wawancara adalah proses tanya jawab untuk menggali data dan informasi mengenai aspek-aspek suatu topik baik secara terstruktur maupun tidakterstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana semuapertanyaanyangakanditanyakantelahdipersiapkanterlebihdahulusecarafixed dan ditanyakan kepada semua responden dengan urut-urutan yang sama untuk menjaga tingkat presisi dan realiabilitas. Wawancara tidakterstrukturadalahwawancaradimanatidakdiperlukanformatpertanyaanyangbaku sepertiwawancara terstruktur.Namundemikianpewawancaradapatmenyiapkanpertanyaan-pertanyaankunciyangmanadalamproseswawancara pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sangat bergantung padarespon atau jawaban dari responden;

d. Kuesioner adalah suatu instrumen pengumpulan data/informasi untuk memudahkan analisis terhadap masalah dalam sistem yang ada, sehingga bisadiidentifikasidandibicarakandalamwawancaratindaklanjut;

e. pemetaan masalah adalah satu pendekatan untuk mengelompokkan dan membuat kategori dari sekelompok data/informasi/fakta untuk diolah dan dianalisis;

buku 7 edited.indd 3 3/2/11 6:49:38 PM

Page 267: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II - Gambaran Umum

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

4

f. analisis Causal adalah telaah hubungan logis antara pernyataan-pernyataan, fakta-fakta atau data dan informasi yang diperoleh;

g. analisis prioritas adalah teknik analisis dengan membandingkan tingkatkepentingandariareayangtelahdiidentifikasiuntukdijadikanquick wins.

2.2 prinsip

a. pengungkit.Inisiatifyangdipilihbermanfaatuntukmendapatkanmomentumawalyangpositifdankepercayaandiriuntukselanjutnyamelakukansesuatuyang berat;

b. mudah dan Cepat. Inisiatif yangdipilihmudahdilaksanakandanhasilnyacepatdirasakan;

c. dampak. Inisiatif yang dipilih mampu memberikan dampak positif yangbesarbagiparapemangkukepentinganuntukmeningkatkankepercayaan(trust)danmotivasimereka;

d. Memotivasi. Inisiatif yang dipilih mudah dikerjakan dan cepat dicapai,sehingga diharapkan dapat memotivasi individu/kelompok di dalamKementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk melanjutkan ke pekerjaan yang lebih berat (reformasi birokrasi);

e. memperbaiki. Inisiatif yang dipilih mampu memperbaiki sistem danmekanisme kerja secara organisasional di masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

f. meyakinkan dan nyata. Inisiatifyangdipilihmampumeyakinkanpemangkukepentingan,baikeksternalmaupuninternal,dengancarainsitiatiftersebutsegera dapat memberikan manfaat yang diinginkan dan nyata yang sesuai dengan harapan mereka;

g. independen. Inisiatif yang dipilih dibawah kontrol penuh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan keberhasilannya tidak tergantungsecara dominan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerahlainnya.

buku 7 edited.indd 4 3/2/11 6:49:38 PM

Page 268: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

5PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab i i iperumuSan dan penetapan QUICK WINS

3.1 Kriteria dalam merumuskan Quick Wins

Quick wins harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Berasal dari program-program reformasi birokrasi, yang terdapat di dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014;

b. Merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas, fungsi, dan karakteristik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yangbersangkutan;

c. Memberikandampakperbaikanyangbesardandapatdirasakanolehparapemangku kepentinganeksternal dan internal Kementerian/LembagadanPemerintah Daerah;

d. Merupakansebuahaktivitasnyatadandirasakanmanfaatnyasecaracepatoleh pemangku kepentingan utama eksternal dan internal Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

tabel 1IdentifikasiQuick Wins berdasarkan Kriteria

PROGRAM:AKTIVITAS:NO KRITERIA YA TIDAK

1 Merupakan program reformasi birokrasi

2Merupakan bagian utama dari peran, tugas, fungsi, dan karakteristik Kementerian/Lembaga dan PemerintahDaerah

3 Memberikan dampak perubahan yang besar

4 Manfaat perbaikan dan perubahan dapat dirasakan secepatnya(waktupelaksanaankurangdari12bulan)

buku 7 edited.indd 5 3/2/11 6:49:38 PM

Page 269: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

6

Untuk memperjelas kriteria pemilihan quick wins, dapat diilustrasikan pada gambar di bawah

gambar 1MatriksIdentifikasiQuickWins

3.2 merumuskan Quick Wins

Langkah - langkah perumusan quick winsmencakup tiga aspek utama,yaitu:

a. Identifikasi Pemangku Kepentingan Utama. Aspek ini berupaya untuk mengindentifikasikansejumlahPemangkuKepentinganUtamayangpentingdankritikalbagiKementerian/LembagadanPemerintahDaerah;

b. IdentifikasiKeluaranUtama.Aspekiniberupayauntukmengindentifikasikankeluaran utama yang merupakan bagian dari Tupoksi atau proses intiKementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang selama ini digunakan olehparaPemangkuKepentinganUtama;

c. Identifikasi Harapan Pemangku KepentinganUtama. Aspek ini berupaya untukmengindentifikasikanharapanutamapemangkukepentinganutamaterhadap kinerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

buku 7 edited.indd 6 3/2/11 6:49:39 PM

Page 270: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

7PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Langkah – Langkah perumusan Quick Wins dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini:

gambar 2Langkah-langkah perumusan Quick Wins

Templatesederhanayangdigunakandidalamsetiaplangkahdiatasdapatdilihatpada Lampiran 1.

3.3 menetapkan Quick Wins

Langkah-langkah penetapan Quick Winsmencakupempataspek,yaitu:

a. penilaian tingkat pencapaian Kinerja Saat ini. Aspek ini berupaya untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja Kementerian/Lembaga danPemerintah Daerah saat ini yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core businesses dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.Untukmengetahuitingkatpencapaianini,dataatauinformasidariparapemangkukepentinganutamadapatdiperolehmelaluibase line survey, wawancara,focused group discussion, analisis statistic, desk research, dan sebagainya. Secara obyektif, skor 1 – 5 diberikan untukmenilaimasing –masingtingkatpencapaiankinerjayangadasaatini;

buku 7 edited.indd 7 3/2/11 6:49:39 PM

Page 271: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

8

b. peningkatan Kinerja. Aspek ini berupaya untuk meningkatkan kinerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang memiliki skor kurang dari 4 (yang berarti meningkatkan area ini akan memberikan dampakyang besar bagi para pemangku kepentingan). Aspek ini juga berupayauntuk mengidentifikasikan tingkat kesulitan melakukan perbaikan kinerjadimaksud dan memastikan apakah peningkatan kinerja dimaksud dapatdilakukan kurang dari 12 bulan, masih di dalam kendali penuh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan, dan apakah masih termasukbagiandariareareformasibirokrasiyangdicanangkanPemerintah.Proses untuk menentukan skor dan persentasi perbaikan dilakukan melalui kesepakatan antara pimpinan dan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Lebih lanjut, aspek ini juga sudah mulai mengindentifikasikankandidat untuk Quick Wins;

c. penyiapan Sumber daya. Aspek ini berupaya untuk mengidentifikasikansumberdayayangdiperlukanuntukpelaksanaancalonQuick Wins yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Sumberdayadapatmencakupketersediaansumber daya manusia, biaya dan juga keahlian. Aspek ini juga memeriksa sekali lagi apakah kandidat quick wins yang diusulkan memenuhi kriteria danpersyaratanyangditetapkandanmemilihmaksimumtiga(3)quick wins terbaik bila jumlah program yang diusulkan dan memenuhi persyaratan cukupbanyak;

d. penetapan Quick Wins. Aspek ini berupaya menetapkan quick wins yang telahmelaluiserangkaiananalisisuntuksiapdiluncurkan.

Langkah-langkah penetapan quick wins dapat dilihat pada Gambar 3 dan templatesederhanayangdigunakandidalamsetiaplangkahdiatasdapatdilihatpada Lampiran 2.

buku 7 edited.indd 8 3/2/11 6:49:39 PM

Page 272: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

9PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

gambar 3Langkah – Langkah menetapkan Quick Wins

buku 7 edited.indd 9 3/2/11 6:49:39 PM

Page 273: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

10

buku 7 edited.indd 10 3/2/11 6:49:39 PM

Page 274: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

11PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab iVLangKah-LangKah daLam peLaKSanaan

QUICK WINS

Langkah-langkah dalam pelaksanaan quick wins dibagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

1. tahap persiapan, merupakan tahap persiapan kapabilitas implementasi quick wins dan penyusunan metode monitoring dan evaluasi implementasi quick wins;

2. Tahap Implementasi dan Monitoring & Evaluasi, merupakan tahap pelaksanaan dan pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan quick wins.

Berikut tahapannya:

gambar 4Langkah – Langkah dalam pelaksanaan Quick Wins

buku 7 edited.indd 11 3/2/11 6:49:40 PM

Page 275: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV - Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Quick Wins

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

12

4.1 tahap persiapan

Langkah-langkahpentingdalamtahappersiapandapatdilihatpadaTabel 2 berikut.

tabel 2tahap persiapan

LangKah aKtiVitaS KeLuaran

1•Pembentukan Tim Kerja•Pembentukan Struktur/

Organisasi Kerja

•Tim kerja•Struktur/Organisasi Tim Kerja

2

•Penyusunan Rencana danJadwal Kerja serta Target Penyelesaian

•Penyusunan Anggaran

•RencanadanJadwalKerja•Target Penyelesaian•Anggaran

3

Menyusun dan Menetapkan: •Metode Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan QuickWins

•Mekanisme Pelaporan PelaksanaanQuickWins

•Metode Monitoring dan Evaluasi

•Rancangan LaporanPelaksanaanQuickWins

4.2 TahapImplementasidanMonitoringdanEvaluasi

Langkah-langkahpentingdalamtahapinidapatdilihatpadaTabel3di bawah ini.

tabel 3TahapImplementasidanMonitoringdanEvaluasi

LANGKAH AKTIVITAS KELUARAN

1

•Pelaksanaan aktivitas sesuaidengan rencana dan jadwalkerja

•Penyelesaian quickwins sesuaitarget dalam jadwal kerja

•Laporan kemajuan pelaksanaan penyelesaian quickwinssecaraberkala

•Penyelesaianquickwins

2

Pelaksanaan monitoring dan evaluasipelaksanaanquickwins

•Hasil monitoring dan evaluasi

•U s u l a n / r e k o m e n d a s i perbaikan

buku 7 edited.indd 12 3/2/11 6:49:40 PM

Page 276: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

13PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

4.3 pelaporan

Pelaporanmerupakanbagianyangtidakterpisahkandarisetiaptahapanpelaksanaan. Oleh karena itu, baik laporan berkala maupun tahunan haruslah menjelaskancapaiankemajuanyangdihasilkan.Selainitu,pentinguntukdiingatterutama dalammenyusun rencana kerja adalah perkiraanwaktu dari setiaplangkah-langkah dalam penyusunan laporan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dimaksud:1. Penyusunan laporan;2. Presentasi laporan;3. Revisi atau perbaikan bila diperlukan atas masukan laporan;4. Menyampaikanlaporanfinal.

buku 7 edited.indd 13 3/2/11 6:49:40 PM

Page 277: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV - Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Quick Wins

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

14

buku 7 edited.indd 14 3/2/11 6:49:40 PM

Page 278: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

15PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab Vpenutup

Pedoman pelaksanaan quick wins ini diharapkan dapat membantu Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam merumuskan dan melaksanakan quicks wins di masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Di dalam melaksanakan quick wins, terdapat tahapan penting yang perlu diperhatikan oleh Kementerian/Lembaga dan PemerintahDaerah, yaitu pada saat merumuskan dan menetapkan quick wins. Merumuskan dan menetapkan quick wins yang sesuai dengan peran, tugas, fungsi dan karakteristik masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerahserta sesuai kriteria adalah salah satu tahap yang menentukan keberhasilan pelaksanaan quick wins.

buku 7 edited.indd 15 3/2/11 6:49:40 PM

Page 279: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

16

buku 7 edited.indd 16 3/2/11 6:49:40 PM

Page 280: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

17PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Lampiran 1: template perumusan Quick Wins

template untuk Langkah 1:

No PemangkuKepentinganUtama

1

2

3

4

5

template untuk Langkah 2:

No Keluaran Utama

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 17 3/2/11 6:49:40 PM

Page 281: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

18

template untuk Langkah 3:

No Keluaran Utama K/L/ Pemda Ekspektasi Pemangku KepentinganUtama

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 18 3/2/11 6:49:40 PM

Page 282: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

19PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Lampiran 2: template menetapkan Quick Wins

template untuk Langkah 4:

No Keluaran Utama Harapan Utama TingkatPencapaianKinerja(Skor 1-5)

1

2

3

4

5

template untuk Langkah 5:

No

K e l u a r a n DenganTingkat P e n c a p a i a nKinerja(Skor < 4)

D a p a t Ditingkatkan?

Seberapa Be-sar EstimasiPerbaikannya?

Dalam Kendali Penuh?BagianDari reformasi birokrasi?

K u r a n g Dari 12 Bulan?

K a n d i d a t Q u i c kwins?

1 Y/T % Y/T Y/T Y/T

2

3

4

5

template untuk Langkah 6:

No K a n d i d a t Quickwins

Apa Yang H a r u s Diperbaik?

B a g a i m a n a Memperbaikinya?

Tingkat Kesulitan Perbaikan (Tinggi, Sedang, Rendah)

Sumber Daya Tersedia?(Orang, Biaya dan Keahlian)

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 19 3/2/11 6:49:40 PM

Page 283: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V - Penutup

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

20

template untuk Langkah 7:

No QuickwinsYangAkanDiajukan

1

2

3

buku 7 edited.indd 20 3/2/11 6:49:40 PM

Page 284: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 285: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Cilincing

Page 286: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 287: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Koja

Page 288: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 289: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Tanjung Priok

Page 290: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 291: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ruang Pelayanan Administrasi Kependudukan Suku Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil Jakarta Utara

Page 292: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

1. Input (Masukan)

Q1 Bagaimana sumber daya manusia terkait pelaksanaan program tersebut?I1-1 SDM bisa dibilang kurang mencukupi untuk melayani pembuatan akta

kelahiran, soalnya jumlah pegawai terbatasi juga dengan jumlah sarana yangtersedia seperti komputer misalnya dan juga kita harus mengirim pegawai kitake rumah sakit untuk pelayanan akte kelahiran secara jemput bola, dari segikemampuan (kualitas) setiap pegawai cukup paham dengan SOP (StandardOperating Procedure) yang ada, kami juga rutin memberikan pelatihan untukpara pegawai agar semakin paham tugas tugas mereka

I1-2 berbicara tentang SDM, soal SDM tidak hanya bicara tentang jumlah saja,namun juga kualitasnya, mampu kaga tuh orang orangnya dalam melaksanakantugasnya, menurut saya disini SDM nya cukup baik, pegawai pelayanan kitasemua paham apa yang harus dikerjakan, ngerti apa-apa aja yang harus merekalakukan,karena kami juga mengadakan pelatihan juga

I2-1 Kalo SDM di Satpel kecamatan Tanjung Priok saya rasa disini masih kurangmas karena sering sekali masyarakat mengantri pas pembuatan akte kelahiransama surat perpindahan

I2-2 SDM di kecamatan cilincing sih saya rasa cukup yaa mas soalnya kita kagapernah keteteran setiap melakukan pelayanan akta kelahiran

I2-3 Saya rasa sih SDM di satpel koja masih kurang mas, soalnya seringkali kamikesulitan di saat pelaksanaan pelayanan administrasi

Q2 Bagaimana sarana dan prasarana penunjang terkait program tersebut?Apakah sudah memadai?

I1-1 untuk sarana dan prasarana memang dirasa masih kurang ,apalagi denganjumlah komputer yang kurang jadinya menghambat proses pelayanan. Kalaudengan ruang tunggu disini memang tergolong kecil karena memang ruang digedung ini tidak mencukupi lagi

I1-2 Sarana dan prasarana sih memang dari jumlah komputer yang ada dirasa kurangmencukupi untuk pelaksanaan administrasi kependudukan, ini juga nantinyaberhubungan juga sama jumlah SDM yang mengoperasikannya. Kalau untukruang tunggu untuk masyarakat sih memang terasa kecil karena memang kitamempunyai keterbatasan penggunaan lahan.

I2-1 Kalau sarana dan prasarana sih di kecamatan dirasa kurang karena hanya adadua komputer buat pengerjaan akte kelahiran dan surat perpindahan, jadi agaklama jika terdapat banyak masyarakat. Namun jika dari segi ruang tunggudirasa cukup luas dan nyaman.

I2-2 Sarana dan prasarana sih saya rasa cukup, hanya saja jaringan sistem informasisering mengalami gangguan sehingga pelayanan pun sering terhambat gara –gara itu

I2-3 kurang memadai mas karena komputer yang digunakan untuk pelayanan seringmengalami kerusakan dan jaringan sistemnya sering mengalami gangguan. Tapiuntuk ruang tunggu di satpel sih dirasa cukup nyaman untuk masyarakat

Page 293: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I4-2 Kalau ruang tunggu di kecamatan sih saya rasa cukup nyaman ya mas soalnyacukup luas dan ada ac nya juga, dulu saya pernah ke kantor suku dinasnya danruang tunggu disana sama sekali tidak nyaman karena sempit dan pengap jikabanyak orang

Q3 Bagaimana sosialisasi terkait program yang di maksud terhadap sasarankebijakan?

I1-1 Iya sosialisasi terus dilakukan sejak awal dimulainya program ini mas,khususnya sosialisasi akta kelahiran yang makin dipermudah pembuatannya kerumah sakit dan puskesmas puskesmas kecamatan juga menempatkan spandukdan baliho di tempat tempat yang mungkin dilihat orang yang mau membuatakta kelahiran seperti di rumah sakit, puskesmas, maupun di kecamatan dankelurahan. Dan sosialisasi kepada satpel kecamatan beserta pegawai pelayanankami lakukan dengan melalui surat edaran dan mengadakan pelatihan pelatihan.

I1-2 Sosialisasi sudah kami laksanakan dengan menempatkan petugas untukpenyuluhan tentang kemudahan pembuatan akta kelahiran ke rumah sakit danpuskesmas yang ada, bahkan kami juga menempatkan baliho baliho di berbagaitempat seperti di area puskesmas maupun kecamatan

I2-1 Kalau sosialisasi ke masyarakat sih biasanya gimana dari suku dinas aja, tapikalau pemasangan baliho setau saya di setiap kecamatan sudah dipasang

I2-2 Biasanya kami melakukan sosialisasi ke masyarakat kalau sudah dijadwalkandari suku dinas, disini biasanya hanya menyampaikan apa yang mesti disiapinbuat akta kelahiran maupun surat perpindahan.

I2-3 Pastinya kami melakukan sosialisasi tentunya dengan arahan dari suku dinas,kalau di satpel kecamatan tugas kami menyampaikan arahan kepada satpelkelurahan, dan juga menyampaikan kepada masyarakat langkah dan apa yangharus disiapkan kepada masyarakat

I4-1 Kalo untuk sosialisasi langsung dari catatan sipilnya saya sih pernah sekilasmendengar di puskesmas, mereka ngejelasin tentang akta kelahiran gitudisana.kalo baliho gitu sih saya belum pernah liat mas

I4-2 Pas itu pernah mas dinas dateng ke rw di lingkungan rumah saya, disitudijelasin ada program baru yang bikin mudah pembuatan akta kelahiransekalian bikin akta kelahiran juga disitu.

2. Proses

Q4 Bagaimana mekanisme pelaksanaan program tersebut?I1-1 Untuk mekanisme pelaksanaan, kita kan punya SOP, jadi disini pun

melaksanakannya mengikuti SOP yang ada, dan prosesnya dimulai daripengecekan berkas syarat, lalu penginputan data, dan berakhir di pencetakanakta kelahiran

I1-2 Untuk mekanismenya sendiri sih kami udah punya SOP (Standar OperatingProcedure) nya sendiri mas, yang berisi tentang urutan pengerjaan dan waktupengerjaan juga. Jadi petugas pelayanan tidak akan kebingungan dalammelakukan pekerjaannya

I2-1 Setiap ada permintaan akta kelahiran baru sih kita selalu ngerjain sesuai dengan

Page 294: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOP yang ada, misalnya dengan pengecekan berkas dahulu lalu dilanjutindengan input data ke komputer gitu mas

I2-2 Kalau mekanisme sih selalu diawali sama pengecekan kelengkapan berkasdahulu, lalu input ke sistem melalui komputer, setelah verifikasi tinggal cetakdeh. Biasanya yang memakan waktu lama itu ada di proses verifikasi, kalo dariinput ke sistem itu biasanya tidak sampai 15 menit kalau tidak ada gangguan.

I2-3 Kalo mekanisme pekerjaan sih kami melakukan sesuai yang ada di SOP

Q5 Bagaimana pelayanan terhadap sasaran kebijakan dalam prosesadministrasi kependudukan?

I1-1 kalau pelayanan sudah pasti sudah diberikan semaksimal mungkin, cumanmasih banyak kendala yang bikin pelayanan jadi terhambat. Misalnya kayakgangguan jaringan ataupun gangguan terhadap komputer yang ada

I1-2 pelayanan kalo maksudnya pembuatan akta kelahiran pastinya kami sudahsebaik mungkin dalam pelaksanaannya, memang masih ada masalah masalahyang terjadi

I2-1 Pastinya kami berusaha memberikan yang sebaik mungkin kepada masyarakatI2-2 Sudah pasti kami berikan sebaik mungkin diluar adanya masalah masalah

teknis yang terjadiI2-3 Kami dari satpel sih sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin pastinya

Q6 Bagaimana kepastian terkait waktu pelaksanaan program tersebut?I1-1 pastinya pelayanan akta kelahiran ini selalu dilakukan di hari kerja lalu kami

membuka pelayanan juga pada hari sabtu agar semakin banyak masyarakatyang terlayani

I1-2 supaya pelayanan semakin maksimal selain pada hari kerja, kami jugamelakukan pelayanan administrasi kependudukan pada hari sabtu namun hanyasetengah hari supaya masyarakat yang sekiranya tidak bisa melakukanadministrasi kependudukan pada hari kerja bisa melaksanakannya di hari sabtu

I2-1 Kami melakukan pelayanan dari senin sampai sabtu, tapi pas hari sabtu hanyasetengah hari

I2-2 waktu pelayanan akta kelahiran hampir setiap hari kami melaksanakannya, darisenin sampai jumat pada jam kerja lalu pada hari sabtu juga namun hanyasetengah hari

I2-3 Hampir setiap hari mas, kecuali minggu tentunya. Dan hari sabtu cumansetengah hari pelayanannya

Q7 Bagaimana proses penertiban dalam pelaksanaan terkait sanksikebijakan?

I1-1 untuk sanksi sih kami masih menurut pada UU No.24 tahun 2006, di undangundang tersebut terdapat berbagai sanksi. Khususnya yang terkait denganpungutan liar karena pembuatan akta kelahiran tidak dipungut biaya,Alhamdulilah sampai sekarang belum ada petugas pelayanan yang melanggaraturan yang ada

I1-2 penjatuhan sanksi sih sampai saat ini belum ada karena memang belum adapetugas pelayanan yang melanggar aturan aturan yang ada

Page 295: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Q8 Bagaimana efektivitas dari implementasi program tersebut?I1-1 pastinya efektif, karena terjadi peningkatan dalam proses pelayanan

administrasi kependudukan. Khususnya pada akta kelahiran dengan adanyaprogram ini proses pelayanannya semakin lebih cepat dibanding sebelumnya.”

I1-2 kalo efektif sih saya rasa efektif, cuma kalo saya bilang berhasil jadinya terlalusombong nanti, yang jelas dengan program ini pelayanan administrasikependudukan khususnya akta kelahiran semakin lebih baik

I2-1 Sudah pasti efektif karena pelayanan akta semakin membaikI2-2 tentu saja efektif, karena pembuatan akta kelahiran tidak lagi memakan waktu

yang lama dan proses pengerjaannya semakin mudah dan simpelI2-3 Jelas efektif, karena dengan program ini pelayanan akta semakin lebih cepat

3. Output (Hasil)

Q9 Apakah sudah sesuai antara pelaksanaan dengan tujuan dari programtersebut?

I1-1 belum mencapai target, tujuan utama dari program ini adalah pembuatan aktakelahiran hanya dalam 5 hari. Namun pada kenyataannya bisa lebih dari itu,penyebabnya ya karena jaringan yang sering gangguan dan kurangnya sdmdalam mengatasi permintaan akta kelahiran

I1-2 kalo dibilang sesuai ya tentu saja sesuai, kan tujuan dari program ini juga untukkepuasan masyarakat juga. Hanya saja dari kami masih terdapat kekurangandari segi sdm dan sarana jadi tujuan dari program quick wins yaitu pembuatanakta kelahiran selama 5 hari masih belum bisa tercapai

Q10 Apalah pelaksanaan kebijakan yang dilakukan sudah tepat sasaran?I1-1 tentu saja tepat sasaran, karena setiap masyarakat diwajibkan memiliki akta

kelahiran. Maka dengan program ini diharapkan kami dapat memberikanpelayanan yang terbaik kepada masyarakat

I1-2 sudah tepat, kami menjalankan program ini sudah menentukan tempat tempatyang sekiranya efektif untuk pelayanan akta kelahiran, misalnya sepertimembuka pelayanan di rumah sakit seperti di rumah sakit koja. Disana sudahjelas bahwa sasarannya adalah masyarakat ang baru mempunyai anak agarsegera membuat akta kelahiran

Q11 Bagaimana kelanjutan dari sasaran kebijakan yang telah tertangani?I1-1 tentu saja kami tidak melakukan pengawasan, karena akta kelahiran yang sudah

diberikan itu menjadi tanggung jawab pemiliknya masing – masing. Tanggungjawab kami hanyalah menjaga data kependudukan masyarakat agar tetap terjagadan tidak disalahgunakan oleh orang lain

I1-2 tidak ada pengawasan kepada masyarakat, yang kami lakukan hanyalahmenjaga data kependudukan masyarakat tetap terjaga dan tidak dipergunakanoleh orang lain

Q12 Siapa saja kelompok-kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan program

Page 296: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tersebut?I1-1 yang terlibat dalam pelayanan akta ada satpel kelurahan, lalu satpel kecamatan,

dan dari suku dinas itu sendiriI1-2 kalau pihak yang terlibat sih pertama dari satpel kelurahan, lalu satpel

kecamatan dan dari suku dinas juga mas

4. Outcome (Dampak)

Q13 Adakah perubahan terhadap kelompok sasaran dari kebijakan tersebut?I1-1 setelah pelaksanaan tentu saja ada perubahan, yang paling jelas adalah dari

proses pembuatan akta kelahiran yang sebelumnya mencapai 30 hari sekarangpaling lambat hanya seminggu saja. Juga tidak ada lagi penumpukanmasyarakat yang ingin membuat akta kelahiran di suku dinas karena sudahadanya satpel di seluruh kecamatan

I1-2 setelah ada program ini pastinya ada perubahan khususnya dalam pelayananakta kelahiran ini, dengan menempatkan satpel kecamatan dan pelayanan dirumah sakit membuat pelayanan akta lebih tersebar dan dapat dijangkaumasyarakat. Penggunaan sistem online juga membuat proses penginputan datamenjadi semakin mudah dan cepat sehingga pembuatan akta kelahiran tidaklagi mencapai 30 hari

Q14 Setelah peraturan berjalan, adakah peningkatan pelaksanaan programtersebut oleh implementor?

I1-1 Kalo peningkatan sih jelas ada dari pelayanan akta kelahiran yang mulai meratasehingga cara bekerja menjadi semakin efektif

I1-2 peningkatan dalam melaksanakannya tentu saja ada, kami selalu berikan yangterbaik, ini kan untuk mewujudkan ketertiban administrasi kependudukan juga,agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mempunyai identitas

I2-1 ada peningkatan, contohnya dengan membuat satpel di kecamatan kecamatandan tidak lagi terpusat di suku dinas supaya pelayanan akta kelahiran lebihmudah diakses oleh masyarakat. ke depannya diharapkan pembuatan aktakelahiran bisa dilakukan dimana saja secara mobile sehingga tidak ada alasanlagi bagi masyarakat untuk tidak membuat akta kelahiran

I2-2 Pastinya ada, karena penggunaan sistem online ini membuat waktu pelayananmenjadi lebih singkat dan efektif

I2-3 Untuk pelaksanaan sih tentu saja ada peningkatan mas, yang jelas sih prosesnyasemakin cepat

Page 297: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DISTRIBUSI II

SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

kependudukan secara nasional, Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban

memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap

penentuan status pribadi dan status hukum atas

setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting

yang dialami oleh Penduduk dan/atau Warga Negara

Indonesia yang berada di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan

Administrasi Kependudukan sejalan dengan tuntutan

pelayanan Administrasi Kependudukan yang

profesional, memenuhi standar teknologi informasi,

dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif dalam

pencapaian standar pelayanan minimal menuju

pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi

permasalahan kependudukan, perlu dilakukan

penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan;

c. bahwa . . .

Page 298: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 2 -

DISTRIBUSI II

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

membentuk Undang-Undang tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 26 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4674);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4674) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan . . .

Page 299: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 3 -

DISTRIBUSI II

1. Ketentuan angka 14, angka 20, dan angka 24 Pasal 1

diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan Data Kependudukan

melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,

pengelolaan informasi Administrasi

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya

untuk pelayanan publik dan pembangunan

sektor lain.

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan

Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang

bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa

lain yang disahkan dengan undang-undang

sebagai Warga Negara Indonesia.

4. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara

Indonesia.

5. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab

dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

6. Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang

bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan

Administrasi Kependudukan.

7. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah

kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan

berwenang melaksanakan pelayanan dalam

urusan Administrasi Kependudukan.

8. Dokumen . . .

Page 300: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 4 -

DISTRIBUSI II

8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi

yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang

mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang dihasilkan dari pelayanan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

9. Data Kependudukan adalah data perseorangan

dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai

hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil.

10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan

biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan

Peristiwa Kependudukan dan pendataan

Penduduk rentan Administrasi Kependudukan

serta penerbitan Dokumen Kependudukan

berupa kartu identitas atau surat keterangan

kependudukan.

11. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang

dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena

membawa akibat terhadap penerbitan atau

perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda

Penduduk dan/atau surat keterangan

kependudukan lainnya meliputi pindah datang,

perubahan alamat, serta status tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap.

12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya

disingkat NIK, adalah nomor identitas Penduduk

yang bersifat unik atau khas, tunggal dan

melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai

Penduduk Indonesia.

13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah

kartu identitas keluarga yang memuat data

tentang nama, susunan dan hubungan dalam

keluarga, serta identitas anggota keluarga.

14. Kartu . . .

Page 301: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 5 -

DISTRIBUSI II

14. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya

disingkat KTP-el, adalah Kartu Tanda Penduduk

yang dilengkapi cip yang merupakan identitas

resmi penduduk sebagai bukti diri yang

diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa

Penting yang dialami oleh seseorang dalam

register Pencatatan Sipil pada Instansi

Pelaksana.

16. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang

melakukan pencatatan Peristiwa Penting yang

dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang

pengangkatannya sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami

oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian,

lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan

anak, pengesahan anak, pengangkatan anak,

perubahan nama dan perubahan status

kewarganegaraan.

18. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang

diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang

diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal

menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

20. Petugas . . .

Page 302: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 6 -

DISTRIBUSI II

20. Petugas Registrasi adalah pegawai yang diberi

tugas dan tanggung jawab memberikan

pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta pengelolaan dan

penyajian Data Kependudukan di

desa/kelurahan atau nama lainnya.

21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan,

selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem

informasi yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi

pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat Penyelenggara dan

Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu

yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran

serta dilindungi kerahasiaannya.

23. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya

disingkat KUAKec, adalah satuan kerja yang

melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai,

dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi

Penduduk yang beragama Islam.

24. Unit Pelaksana Teknis Instansi Pelaksana,

selanjutnya disebut UPT Instansi Pelaksana,

adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang

bertanggung jawab kepada Instansi Pelaksana.

2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 5

Pemerintah melalui Menteri berwenang

menyelenggarakan Administrasi Kependudukan

secara nasional, meliputi:

a. koordinasi . . .

Page 303: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 7 -

DISTRIBUSI II

a. koordinasi antarinstansi dan antardaerah;

b. penetapan sistem, pedoman, dan standar;

c. fasilitasi dan sosialisasi;

d. pembinaan, pembimbingan, supervisi,

pemantauan, evaluasi dan konsultasi;

e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan

berskala nasional;

f. menyediakan blangko KTP-el bagi

kabupaten/kota;

g. menyediakan blangko dokumen kependudukan

selain blangko KTP-el melalui Instansi Pelaksana;

dan

h. pengawasan.

3. Ketentuan huruf d Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

Pemerintah provinsi berkewajiban dan bertanggung

jawab menyelenggarakan urusan Administrasi

Kependudukan, yang dilakukan oleh gubernur

dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi

pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil;

c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

d. penyajian Data Kependudukan berskala provinsi

berasal dari Data Kependudukan yang telah

dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

Kementerian yang bertanggung jawab dalam

urusan pemerintahan dalam negeri; dan

e. koordinasi . . .

Page 304: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 8 -

DISTRIBUSI II

e. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan.

4. Ketentuan ayat (1) huruf g Pasal 7 diubah, sehingga

Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan

bertanggung jawab menyelenggarakan urusan

Administrasi Kependudukan, yang dilakukan

oleh bupati/walikota dengan kewenangan

meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;

b. pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas

dan fungsinya di bidang Administrasi

Kependudukan;

c. pengaturan teknis penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat

di bidang Administrasi Kependudukan;

f. penugasan kepada desa untuk

menyelenggarakan sebagian urusan

Administrasi Kependudukan berdasarkan

asas tugas pembantuan;

g. penyajian Data Kependudukan berskala

kabupaten/kota berasal dari Data

Kependudukan yang telah dikonsolidasikan

dan dibersihkan oleh Kementerian yang

bertanggung jawab dalam urusan

pemerintahan dalam negeri; dan

h. koordinasi . . .

Page 305: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 9 -

DISTRIBUSI II

h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.

5. Ketentuan ayat (1) huruf c dan ayat (5) Pasal 8

diubah, sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan

Administrasi Kependudukan dengan kewajiban

yang meliputi:

a. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan

mencatat Peristiwa Penting;

b. memberikan pelayanan yang sama dan

profesional kepada setiap Penduduk atas

pelaporan Peristiwa Kependudukan dan

Peristiwa Penting;

c. mencetak, menerbitkan, dan

mendistribusikan Dokumen Kependudukan;

d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil;

e. menjamin kerahasiaan dan keamanan data

atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa

Penting; dan

f. melakukan verifikasi dan validasi data dan

informasi yang disampaikan oleh Penduduk

dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil.

(2) Kewajiban . . .

Page 306: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 10 -

DISTRIBUSI II

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai,

dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam

pada tingkat kecamatan dilakukan oleh pegawai

pencatat pada KUAKec.

(3) Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat

kecamatan dilakukan oleh UPT Instansi

Pelaksana dengan kewenangan menerbitkan

Akta Pencatatan Sipil.

(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

untuk persyaratan dan tata cara Pencatatan

Peristiwa Penting bagi Penduduk yang agamanya

belum diakui sebagai agama berdasarkan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau

bagi penghayat kepercayaan berpedoman pada

Peraturan Perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai UPT Instansi

Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dan prioritas pembentukannya diatur dengan

Peraturan Menteri.

6. Ketentuan ayat (2) Pasal 12 diubah, sehingga Pasal 12

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12

(1) Petugas Registrasi membantu kepala desa atau

lurah dan Instansi Pelaksana dalam Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh

bupati/walikota diutamakan dari Pegawai Negeri

Sipil yang memenuhi persyaratan.

(3) Ketentuan . . .

Page 307: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 11 -

DISTRIBUSI II

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman

pengangkatan dan pemberhentian serta tugas

pokok Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 27

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk

kepada Instansi Pelaksana setempat paling

lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran.

8. Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 32 diubah dan

ayat (2) dihapus, sehingga Pasal 32 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 32

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (1) yang melampaui batas

waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal

kelahiran, pencatatan dan penerbitan Akta

Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan

keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

(2) Dihapus.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan

tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Presiden.

9. Ketentuan . . .

Page 308: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 12 -

DISTRIBUSI II

9. Ketentuan ayat (1) Pasal 44 diubah, sehingga Pasal 44

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 44

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua

rukun tetangga atau nama lainnya di domisili

Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada Register Akta Kematian dan menerbitkan

Kutipan Akta Kematian.

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilakukan berdasarkan keterangan

kematian dari pihak yang berwenang.

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan

seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak

ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat

Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya

penetapan pengadilan.

(5) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak

jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan

pencatatan kematian berdasarkan keterangan

dari kepolisian.

10. Ketentuan ayat (2) Pasal 49 diubah, sehingga Pasal 49

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 49

(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua

pada Instansi Pelaksana paling lambat 30

(tiga puluh) hari sejak tanggal surat pengakuan

anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak

yang bersangkutan.

(2) Pengakuan . . .

Page 309: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 13 -

DISTRIBUSI II

(2) Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang

orang tuanya telah melaksanakan perkawinan

sah menurut hukum agama, tetapi belum sah

menurut hukum negara.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada register akta pengakuan anak dan

menerbitkan kutipan akta pengakuan anak.

11. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 50 diubah dan

penjelasan ayat (1) Pasal 50 diubah, sehingga

Pasal 50 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 50

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh

orang tua kepada Instansi Pelaksana paling

lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu

dari anak yang bersangkutan melakukan

perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

(2) Pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang

orang tuanya telah melaksanakan perkawinan

sah menurut hukum agama dan hukum negara.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada register akta pengesahan anak dan

menerbitkan kutipan akta pengesahan anak.

12. Ketentuan ayat (2) Pasal 58 ditambahkan 4 (empat)

huruf, yakni huruf bb, huruf cc, huruf dd, dan

huruf ee, serta ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni

ayat (4), sehingga Pasal 58 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 58

(1) Data Kependudukan terdiri atas data

perseorangan dan/atau data agregat Penduduk.

(2) Data . . .

Page 310: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 14 -

DISTRIBUSI II

(2) Data perseorangan meliputi:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. nama lengkap;

d. jenis kelamin;

e. tempat lahir;

f. tanggal/bulan/tahun lahir;

g. golongan darah;

h. agama/kepercayaan;

i. status perkawinan;

j. status hubungan dalam keluarga;

k. cacat fisik dan/atau mental;

l. pendidikan terakhir;

m. jenis pekerjaan;

n. NIK ibu kandung;

o. nama ibu kandung;

p. NIK ayah;

q. nama ayah;

r. alamat sebelumnya;

s. alamat sekarang;

t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir;

u. nomor akta kelahiran/nomor surat kenal

lahir;

v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

w. nomor akta perkawinan/buku nikah;

x. tanggal perkawinan;

y. kepemilikan akta perceraian;

z. nomor akta perceraian/surat cerai;

aa. tanggal perceraian;

bb. sidik jari;

cc. iris mata;

dd. tanda tangan; dan

ee. elemen data lainnya yang merupakan aib

seseorang.

(3) Data . . .

Page 311: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 15 -

DISTRIBUSI II

(3) Data agregat meliputi himpunan data

perseorangan yang berupa data kuantitatif dan

data kualitatif.

(4) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) yang

digunakan untuk semua keperluan adalah Data

Kependudukan dari Kementerian yang

bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan

dalam negeri, antara lain untuk pemanfaatan:

a. pelayanan publik;

b. perencanaan pembangunan;

c. alokasi anggaran;

d. pembangunan demokrasi; dan

e. penegakan hukum dan pencegahan

kriminal.

13. Ketentuan ayat (1), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan

ayat (6) Pasal 63 diubah dan ayat (2) dihapus,

sehingga Pasal 63 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 63

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang

Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah

berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin

atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el.

(2) Dihapus.

(3) KTP-el sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku secara nasional.

(4) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib melaporkan perpanjangan masa

berlaku atau mengganti KTP-el kepada Instansi

Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sebelum tanggal masa berlaku Izin Tinggal Tetap

berakhir.

(5) Penduduk . . .

Page 312: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 16 -

DISTRIBUSI II

(5) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib

membawanya pada saat bepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hanya memiliki 1 (satu) KTP-el.

14. Ketentuan Pasal 64 diubah, sehingga Pasal 64

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 64

(1) KTP-el mencantumkan gambar lambang Garuda

Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia, memuat elemen data

penduduk, yaitu NIK, nama, tempat tanggal

lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status

perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan,

kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku,

tempat dan tanggal dikeluarkan KTP-el, dan

tandatangan pemilik KTP-el.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menjadi nomor identitas tunggal untuk semua

urusan pelayanan publik.

(3) Pemerintah menyelenggarakan semua pelayanan

publik dengan berdasarkan NIK sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

(4) Untuk menyelenggarakan semua pelayanan

publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Pemerintah melakukan integrasi nomor identitas

yang telah ada dan digunakan untuk pelayanan

publik paling lambat 5 (lima) tahun sejak

Undang-Undang ini disahkan.

(5) Elemen . . .

Page 313: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 17 -

DISTRIBUSI II

(5) Elemen data penduduk tentang agama

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi

Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai

agama berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan atau bagi penghayat

kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan

dicatat dalam database kependudukan.

(6) Dalam KTP-el sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tersimpan cip yang memuat rekaman

elektronik data perseorangan.

(7) KTP-el untuk:

a. Warga Negara Indonesia masa berlakunya

seumur hidup; dan

b. Orang Asing masa berlakunya disesuaikan

dengan masa berlaku Izin Tinggal Tetap.

(8) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak,

atau hilang, Penduduk pemilik KTP-el wajib

melaporkan kepada Instansi Pelaksana untuk

dilakukan perubahan atau penggantian.

(9) Dalam hal KTP-el rusak atau hilang, Penduduk

pemilik KTP-el wajib melapor kepada Instansi

Pelaksana melalui camat atau lurah/kepala desa

paling lambat 14 (empat belas) hari dan

melengkapi surat pernyataan penyebab

terjadinya rusak atau hilang.

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

perubahan elemen data penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Menteri.

15. Ketentuan . . .

Page 314: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 18 -

DISTRIBUSI II

15. Ketentuan ayat (1) Pasal 68 ditambahkan 1 (satu)

huruf, yakni huruf f, sehingga Pasal 68 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 68

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas

kutipan akta:

a. kelahiran;

b. kematian;

c. perkawinan;

d. perceraian;

e. pengakuan anak; dan

f. pengesahan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa

Penting;

d. tempat dan tanggal peristiwa;

e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;

f. nama dan tanda tangan Pejabat yang

berwenang; dan

g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut

dengan data yang terdapat dalam Register

Akta Pencatatan Sipil.

16. Ketentuan Pasal 76 diubah, sehingga Pasal 76

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 76

Ketentuan mengenai penerbitan Dokumen

Kependudukan bagi petugas khusus yang melakukan

tugas keamanan negara diatur dalam Peraturan

Menteri.

17. Ketentuan . . .

Page 315: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 19 -

DISTRIBUSI II

17. Ketentuan Pasal 77 diubah, sehingga Pasal 77

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 77

Setiap orang dilarang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data

Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk.

18. Ketentuan Pasal 79 diubah, sehingga Pasal 79

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 79

(1) Data Perseorangan dan dokumen kependudukan

wajib disimpan dan dilindungi kerahasiaannya

oleh Negara.

(2) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan

hak akses Data Kependudukan kepada petugas

provinsi dan petugas Instansi Pelaksana serta

pengguna.

(3) Petugas dan pengguna sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilarang menyebarluaskan Data

Kependudukan yang tidak sesuai dengan

kewenangannya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,

ruang lingkup, dan tata cara mengenai

pemberian hak akses sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

19. Di antara Pasal 79 dan Pasal 80 disisipkan 1 (satu)

pasal, yakni Pasal 79A sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 79A

Pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan

tidak dipungut biaya.

20. Di antara . . .

Page 316: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 20 -

DISTRIBUSI II

20. Di antara BAB VIII dan BAB IX disisipkan 1 (satu)

BAB, yakni BAB VIIIA sehingga berbunyi sebagai

berikut :

BAB VIIIA

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

PEJABAT STRUKTURAL

Pasal 83A

(1) Pejabat struktural pada unit kerja yang

menangani Administrasi Kependudukan di

provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri

atas usulan gubernur.

(2) Pejabat struktural pada unit kerja yang

menangani Administrasi Kependudukan di

kabupaten/kota diangkat dan diberhentikan oleh

Menteri atas usulan bupati/walikota melalui

gubernur.

(3) Penilaian kinerja pejabat struktural sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan

secara periodik oleh Menteri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan

prosedur pengangkatan dan pemberhentian

pejabat struktural sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), serta penilaian kinerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

21. Ketentuan Pasal 84 diubah, sehingga Pasal 84

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 84

(1) Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi

memuat:

a. keterangan . . .

Page 317: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 21 -

DISTRIBUSI II

a. keterangan tentang cacat fisik dan/atau

mental;

b. sidik jari;

c. iris mata;

d. tanda tangan; dan

e. elemen data lainnya yang merupakan aib

seseorang.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai elemen data

lainnya yang merupakan aib seseorang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

diatur dalam Peraturan Pemerintah.

22. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 86 diubah dan

di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat

yakni ayat (1a), sehingga Pasal 86 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 86

(1) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan

hak akses Data Pribadi kepada petugas provinsi

dan petugas Instansi Pelaksana.

(1a) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilarang menyebarluaskan Data Pribadi yang

tidak sesuai dengan kewenangannya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,

ruang lingkup, dan tata cara mengenai

pemberian hak akses sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

23. Ketentuan Pasal 87 dihapus.

Pasal 87

Dihapus.

24. Di antara . . .

Page 318: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 22 -

DISTRIBUSI II

24. Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu) BAB,

yakni BAB IXA sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IXA

PENDANAAN

Pasal 87A

Pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan

Administrasi Kependudukan yang meliputi kegiatan

fisik dan non fisik, baik di provinsi maupun

kabupaten/kota dianggarkan dalam anggaran

pendapatan dan belanja negara.

Pasal 87B

Penyediaan pendanaan penyelenggaraan program dan

kegiatan Administrasi Kependudukan dianggarkan

mulai anggaran pendapatan dan belanja negara

perubahan tahun anggaran 2014.

25. Ketentuan Pasal 94 diubah, sehingga Pasal 94

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 94

Setiap orang yang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data

Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp75.000.000,00

(tujuh puluh lima juta rupiah).

26. Di antara . . .

Page 319: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 23 -

DISTRIBUSI II

26. Di antara Pasal 95 dan Pasal 96 disisipkan 2 (dua)

pasal, yakni Pasal 95A dan Pasal 95B yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 95A

Setiap orang yang tanpa hak menyebarluaskan Data

Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 79 ayat (3) dan Data Pribadi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1a) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 95B

Setiap pejabat dan petugas pada desa/kelurahan,

kecamatan, UPT Instansi Pelaksana dan Instansi

Pelaksana yang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan pungutan biaya

kepada Penduduk dalam pengurusan dan penerbitan

Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 79A dipidana dengan pidana penjara

paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta

rupiah).

27. Ketentuan Pasal 96 diubah, sehingga Pasal 96

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 96

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak

mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan

blangko Dokumen Kependudukan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dan huruf g dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).

28. Di antara . . .

Page 320: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 24 -

DISTRIBUSI II

28. Di antara Pasal 96 dan Pasal 97 disisipkan 1 (satu)

pasal, yakni Pasal 96A yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 96A

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak

mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan

Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).

29. Ketentuan Pasal 101 diubah, sehingga Pasal 101

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 101

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. Pemerintah wajib memberikan NIK kepada setiap

Penduduk.

b. semua instansi pengguna wajib menjadikan NIK

sebagai dasar penerbitan dokumen paling lambat

1 (satu) tahun terhitung sejak instansi pengguna

mengakses data kependudukan dari Menteri.

c. KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum Undang-

Undang ini ditetapkan berlaku seumur hidup.

d. keterangan mengenai alamat, nama, dan nomor

induk pegawai pejabat dan penandatanganan oleh

pejabat pada KTP-el sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 ayat (1) dihapus setelah database

kependudukan nasional terwujud.

30. Ketentuan Pasal 102 diubah, sehingga Pasal 102

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 102

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. semua . . .

Page 321: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 25 -

DISTRIBUSI II

a. semua singkatan “KTP” sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan harus

dimaknai “KTP-el”;

b. semua kalimat “wajib dilaporkan oleh Penduduk

kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya

peristiwa” sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan harus dimaknai

”wajib dilaporkan oleh Penduduk di Instansi

Pelaksana tempat Penduduk berdomisili”; dan

c. semua peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan Administrasi Kependudukan

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-

Undang ini.

31. Ketentuan Pasal 103 diubah, sehingga Pasal 103

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 103

(1) Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini

harus ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun

sejak Undang-Undang ini diundangkan.

(2) Semua peraturan pelaksanaan dari Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan harus disesuaikan

dengan Undang-Undang ini paling lambat 1 (satu)

tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal II

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar . . .

Page 322: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 26 -

DISTRIBUSI II

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 24 Desember 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 24 Desember 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 232

Page 323: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DISTRIBUSI II

PENJELASAN

ATAS

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

hakekatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan

atas status hukum atas Peristiwa Kependudukan maupun Peristiwa

Penting yang dialami Penduduk. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan yang merupakan

penjabaran amanat Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk mewujudkan tertib

Administrasi Kependudukan dengan terbangunnya database

kependudukan secara nasional serta keabsahan dan kebenaran atas

dokumen kependudukan yang diterbitkan.

Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem, bagi

Penduduk diharapkan dapat memberikan pemenuhan atas hak-hak

administratif penduduk dalam pelayanan publik serta memberikan

perlindungan yang berkenaan dengan penerbitan Dokumen

Kependudukan tanpa ada perlakuan yang diskriminatif melalui peran

aktif Pemerintah dan pemerintah daerah. Penerapan KTP-el yang saat

ini dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat

serta mendukung akurasi terbangunnya database kependudukan di

kabupaten/kota, provinsi maupun database kependudukan secara

nasional. Dengan penerapan KTP-el maka setiap Penduduk tidak

dimungkinkan lagi dapat memiliki KTP-el lebih dari satu dan/atau

dipalsukan KTP-elnya, mengingat dalam KTP-el tersebut telah memuat

kode keamanan dan rekaman elektronik data penduduk yang antara

lain berupa iris mata maupun sidik jari Penduduk.

Dengan . . .

Page 324: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 2 -

DISTRIBUSI II

Dengan penerapan KTP-el maka masa pemberlakuan KTP-el

yang diatur dalam Pasal 64 ayat (4) yakni berlaku 5 (lima) tahun

menjadi seumur hidup, sepanjang tidak adanya perubahan atas

elemen data Penduduk dan berubahnya domisili Penduduk. Hal ini

perlu dilakukan agar diperoleh kemudahan dan kelancaran dalam

pelayanan publik diberbagai sektor baik oleh pemerintah maupun

swasta serta diperolehnya penghematan keuangan negara setiap

5 (lima) tahunnya.

Sejalan dengan terbangunnya database kependudukan maka

perlu pula diperjelas perihal pengaturan hak akses atas pemanfaatan

Data Kependudukan baik bagi petugas pada Penyelenggara, Instansi

Pelaksana, dan Pengguna. Selanjutnya sehubungan dengan

penerapan sanksi administratif bagi Penduduk maka agar lebih

mencerminkan tidak adanya diskriminatif sesama Penduduk maka

perlu penyesuaian akan besarnya denda administratif baik

penduduk warga negara Indonesia maupun bagi penduduk orang

asing, sehingga selain untuk mendorong tertib Administrasi

Kependudukan serta menghilangkan diskriminatif dalam pelayanan

penerbitan dokumen kependudukan, namun agar lebih mendorong

iklim investasi ke Indonesia.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1

Pasal 1

Cukup jelas.

Angka 2

Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b . . .

Page 325: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 3 -

DISTRIBUSI II

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Data Kependudukan skala Nasional diterbitkan

secara berkala per semester, yaitu untuk semester

pertama yang diterbitkan tanggal 30 Juni dan

semester kedua yang diterbitkan tanggal

31 Desember.

Huruf f

Penyediaan blangko KTP-el dilaksanakan oleh

Pemerintah dengan pertimbangan untuk menjamin

cip KTP-el dapat terintegrasi dengan sistem yang

sudah ada.

Huruf g

Penyediaan blangko selain blangko KTP-el

dilaksanakan oleh Instansi Pelaksana di

kabupaten/kota.

Dokumen Kependudukan selain blangko KTP-el,

antara lain biodata penduduk, kartu keluarga,

surat keterangan kependudukan, akta kelahiran,

akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian,

akta pengakuan anak, dan akta pengesahan anak.

Huruf h

Cukup jelas.

Angka 3 . . .

Page 326: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 4 -

DISTRIBUSI II

Angka 3

Pasal 6

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Data Kependudukan skala Provinsi diterbitkan

secara berkala per semester, yaitu untuk semester

pertama yang diterbitkan tanggal 30 Juni dan

semester kedua yang diterbitkan tanggal 31

Desember.

Huruf e

Cukup jelas.

Angka 4

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e . . .

Page 327: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 5 -

DISTRIBUSI II

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan ”desa” adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Huruf g

Data Kependudukan skala kabupaten/kota

diterbitkan secara berkala per semester, yaitu

untuk semester pertama yang diterbitkan

tanggal 30 Juni dan semester kedua yang

diterbitkan tanggal 31 Desember.

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuai

kekhususannya berbeda dengan provinsi yang lain

karena diberi kewenangan untuk

menyelenggarakan Administrasi Kependudukan

seperti kabupaten/kota.

Angka 5

Pasal 8

Cukup jelas.

Angka 6 . . .

Page 328: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 6 -

DISTRIBUSI II

Angka 6

Pasal 12

Cukup jelas.

Angka 7

Pasal 27

Ayat (1)

Pelaporan kelahiran oleh Penduduk dilaksanakan

di Instansi Pelaksana tempat Penduduk

berdomisili.

Penulisan tempat lahir di dalam Akta Kelahiran

tetap menunjuk pada tempat terjadinya kelahiran.

Ayat (2)

Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut

biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan

Perundang-undangan.

Angka 8

Pasal 32

Cukup jelas.

Angka 9

Pasal 44

Ayat (1)

Pelaporan kematian oleh rukun tetangga atau

nama lain kepada Instansi Pelaksana dilaksanakan

secara berjenjang kepada rukun warga atau nama

lain, kelurahan/desa atau nama lain, dan

kecamatan atau nama lain.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 329: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 7 -

DISTRIBUSI II

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Angka 10

Pasal 49

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengakuan anak"

merupakan pengakuan seorang ayah terhadap

anaknya yang lahir dari perkawinan yang telah sah

menurut hukum agama dan disetujui oleh ibu

kandung anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Angka 11

Pasal 50

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengesahan anak"

merupakan pengesahan status seorang anak yang

lahir dari perkawinan yang telah sah menurut

hukum agama, pada saat pencatatan perkawinan

dari kedua orang tua anak tersebut telah sah

menurut hukum negara.

Ayat (2) . . .

Page 330: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 8 -

DISTRIBUSI II

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Angka 12

Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i . . .

Page 331: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 9 -

DISTRIBUSI II

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Yang dimaksud dengan “cacat fisik dan/atau

mental” berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang menetapkan

tentang hal tersebut.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Huruf t

Cukup jelas.

Huruf u . . .

Page 332: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 10 -

DISTRIBUSI II

Huruf u

Cukup jelas.

Huruf v

Cukup jelas.

Huruf w

Cukup jelas.

Huruf x

Cukup jelas.

Huruf y

Cukup jelas.

Huruf z

Cukup jelas.

Huruf aa

Cukup jelas.

Huruf bb

Cukup jelas.

Huruf cc

Cukup jelas.

Huruf dd

Cukup jelas.

Huruf ee

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "data agregat" adalah

kumpulan data tentang Peristiwa Kependudukan,

Peristiwa Penting, jenis kelamin, kelompok usia,

agama, pendidikan, dan pekerjaan.

Yang . . .

Page 333: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 11 -

DISTRIBUSI II

Yang dimaksud dengan "data kuantitatif adalah

data yang berupa angka-angka.

Yang dimaksud dengan "data kualitatif adalah data

yang berupa penjelasan.

Ayat (4)

Data Kependudukan yang dimanfaatkan oleh

Pengguna adalah Data Kependudukan yang sudah

dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

Kementerian yang bertanggung jawab dalam

urusan pemerintahan dalam negeri.

Huruf a

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

pelayanan publik”, antara lain untuk

penerbitan surat izin mengemudi, izin usaha,

pelayanan wajib pajak, pelayanan perbankan,

pelayanan penerbitan sertifikat tanah,

asuransi, jaminan kesehatan masyarakat,

dan/atau jaminan sosial tenaga kerja.

Huruf b

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

perencanaan pembangunan”, antara lain

untuk perencanaan pembangunan nasional,

perencanaan pendidikan, perencanaan

kesehatan, perencanaan tenaga kerja,

dan/atau pengentasan masyarakat dari

kemiskinan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan alokasi

anggaran”, antara lain untuk penentuan dana

alokasi umum (DAU) dan/atau perhitungan

potensi perpajakan.

Huruf d . . .

Page 334: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 12 -

DISTRIBUSI II

Huruf d

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

pembangunan demokrasi”, antara lain untuk

penyiapan data agregat kependudukan per

kecamatan (DAK2) dan/atau penyiapan data

penduduk potensial pemilih Pemilu (DP4).

Huruf e

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

penegakan hukum dan pencegahan kriminal”,

antara lain untuk memudahkan pelacakan

pelaku kriminal, mencegah perdagangan

orang, dan/atau mencegah pengiriman

tenaga kerja illegal.

Angka 13

Pasal 63

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dihapus.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) . . .

Page 335: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 13 -

DISTRIBUSI II

Ayat (6)

Dalam rangka menciptakan kepemilikan 1 (satu)

KTP-el untuk 1 (satu) Penduduk diperlukan sistem

keamanan/pengendalian dan sisi administrasi

ataupun teknologi informasi dengan melakukan

verifikasi dan validasi dalam sistem database

kependudukan serta pemberian NIK.

Angka 14

Pasal 64

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Fungsi KTP-el ditingkatkan secara bertahap

menjadi KTP-el multiguna.

Data perseorangan yang dimuat dalam cip akan

disesuaikan dengan kebutuhan.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Angka (9) . . .

Page 336: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 14 -

DISTRIBUSI II

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Angka 15

Pasal 68

Cukup jelas.

Angka 16

Pasal 76

Cukup jelas.

Angka 17

Pasal 77

Cukup jelas.

Angka 18

Pasal 79

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pengguna” antara lain

lembaga negara, kementerian/lembaga pemerintah

nonkementerian, dan/atau badan hukum

Indonesia.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Angka 19 . . .

Page 337: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 15 -

DISTRIBUSI II

Angka 19

Pasal 79A

Yang dimaksud dengan “pengurusan dan penerbitan”

meliputi penerbitan baru, penggantian akibat rusak

atau hilang, pembetulan akibat salah tulis, dan/atau

akibat perubahan elemen data.

Angka 20

Pasal 83A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pengembangan

dan pembinaan karir.

Angka 21

Pasal 84

Cukup jelas.

Angka 22

Pasal 86

Cukup jelas.

Angka 23

Pasal 87

Dihapus.

Angka 24 . . .

Page 338: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 16 -

DISTRIBUSI II

Angka 24

Pasal 87A

Cukup jelas.

Pasal 87B

Cukup jelas.

Angka 25

Pasal 94

Cukup jelas.

Angka 26

Pasal 95A

Cukup jelas.

Pasal 95B

Cukup jelas.

Angka 27

Pasal 96

Cukup jelas.

Angka 28

Pasal 96A

Cukup jelas.

Angka 29

Pasal 101

Cukup jelas.

Angka 30

Pasal 102

Cukup jelas.

Angka 31 Angka 31 . . .

Page 339: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 17 -

DISTRIBUSI II

Pasal 103

Cukup jelas.

Pasal II

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5475

Page 340: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan;

c. bahwa pengaturan tentang Administrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri;

d. bahwa peraturan perundang-undangan mengenai Administrasi Kependudukan yang ada tidak sesuai lagi dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang tertib dan tidak diskriminatif sehingga diperlukan pengaturan secara menyeluruh untuk menjadi pegangan bagi semua penyelenggara negara yang berhubungan dengan kependudukan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk undang-undang tentang Administrasi Kependudukan.

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), ayat (2) dan ayat (4), Pasal 26, Pasal 28 B ayat (1), Pasal 28 D ayat (4), Pasal 28 E ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28 I, Pasa129 ayat (1), Pasal 34 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32);

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474);

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan International Convention On The Elimination Of All Forms Of Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852);

6. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

Page 341: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634).

Dengan Persetujuan Bersama:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

4. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

5. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

6. Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan.

7. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan.

8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

9. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Page 342: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

11. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia.

13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga.

14. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana.

16. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan Peristiwa Penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.

18. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

20. Petugas Registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting serta pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan di desa/kelurahan.

21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya,

23. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya disingkat KUAKec, adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi Penduduk yang beragama Islam.

24. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instansi Pelaksana, selanjutnya disingkat UPTD Instansi Pelaksana, adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengan kewenangan menerbitkan akta.

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK

Pasal 2

Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:

a. Dokumen Kependudukan;

Page 343: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

b. pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

c. perlindungan atas Data Pribadi;

d. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

e. informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya; dan

f. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi oleh Instansi. Pelaksana.

Pasal 3

Setiap Penduduk wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Pasal 4

Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana Pencatatan Sipil negara setempat dan/atau kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

BAB III

KEWENANGAN PENYELENGGARA DAN INSTANSI PELAKSANA

Bagian Kesatu

Penyelenggara

Paragraf 1

Pemerintah

Pasal 5

Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi antar instansi dalam urusan Administrasi Kependudukan;

b. penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi Kependudukan;

c. sosialisasi Administrasi Kependudukan;

d. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan Administrasi Kependudukan;

e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional; dan

f. pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.

Paragraf 2

Pemerintah Provinsi

Pasal 6

Pemerintah provinsi berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh gubernur dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

Page 344: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

d. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi; dan

e. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Paragraf 3

Pemerintah Kabupaten/Kota

Pasal 7

(1) Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh bupati/walikota dengan kewenangan meliputi:

a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

b. pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi Kependudukan;

c. pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi Kependudukan;

f. penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan;

g. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota; dan

h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Bagian Kedua

Instansi Pelaksana

Pasal 8

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan dengan kewajiban yang meliputi:

a. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting;

b. memberikan pelayanan yang lama dan profesional. kepada setiap Penduduk atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;

c. menerbitkan Dokumen Kependudukan;

d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

e. menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan

f. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam pada tingkat kecamatan dilakukan oleh pegawai pencatat pada KUAKec.

(3) Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat kecamatan dilakukan oleh UPTD Instansi Pelaksana dengan kewenangan menerbitkan Akta Pencatatan Sipil.

(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk persyaratan dan tata cara Pencatatan Peristiwa Penting bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.

Page 345: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai UPTD Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan prioritas pembentukannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan dengan kewenangan yang meliputi:

a. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk;

b. memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami Penduduk atas dasar putusan atau penetapan pengadilan;

c. memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada lembaga peradilan; dan

d. mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b berlaku juga bagi KUAKec, khususnya untuk pencatatan nikah, talak, term, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam.

(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mempunyai kewenangan untuk mendapatkan data hasil pencatatan peristiwa perkawinan, perceraian, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam dari KUAKec.

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut mengenal penyelenggaraan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

(1) Pejabat Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data, melakukan pembuktian pencatatan atas nama jabatannya, mencatat data dalam register akta Pencatatan Sipil, menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, dan membuat catatan pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan pemberhentian serta tugas pokok Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 12

(1) Petugas Registrasi membantu kepala desa atau lurah dan Instansi Pelaksana dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan pemberhentian serta tugas pokok Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB IV

PENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian Kesatu

Nomor Induk Kependudukan

Page 346: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 13

(1) Setiap Penduduk wajib memiliki NIK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Pendaftaran Peristiwa Kependudukan

Paragraf 1

Perubahan Alamat

Pasal 14

(1) Dalam hal terjadi perubahan alamat Penduduk, Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Pindah Datang Penduduk dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 15

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah asal untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.

(2) Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berdomisilinya Penduduk di alamat yang baru untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan untuk waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun.

(3) Berdasarkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penduduk yang bersangkutan wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan untuk penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang,

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK dan KTP bagi Penduduk yang bersangkutan,

Pasal 16

Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan pendaftaran pindah datang Penduduk Warga Negara Indonesia yang bertransmigrasi.

Pasal 17

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana di daerah asal.

Page 347: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(3) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan kedatangan kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK, KTP, atau Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing yang bersangkutan.

Paragraf 3

Pindah Datang Antar negara

Pasal 18

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah ke luar negeri wajib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri.

(3) Penduduk Warga Negara Indonesia yang telah pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berstatus menetap di luar negeri wajib melaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kedatangannya.

Pasal 19

(1) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri wajib melaporkan kedatangannya kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal kedatangan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri sebagai dasar penerbitan KK dan KTP.

Pasal 20

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang datang dari luar negeri dan Orang Asing yang memiliki izin lainnya yang telah berubah status sebagai pemegang Izin Tinggal Terbatas yang berencana bertempat tanggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Izin Tinggal Terbatas.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Tempat Tinggal.

(3) Masa berlaku Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Terbatas.

(4) Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dibawa pada saat berpergian.

Pasal 21

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang telah berubah status menjadi Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan lzin Tinggal Tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan KK dan KTP.

Pasal 22

Page 348: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang akan pindah ke luar negeri wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rencana kepindahannya.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana melakukan pendaftaran.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran Peristiwa Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22 diatur dalam Peraturan Presiden.

Paragraf 4

Penduduk Pelintas Batas

Pasal 24

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang tinggal di perbatasan antar negara yang bermaksud melintas batas negara diberi buku pas lintas batas oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah memperoleh buku pas lintas batas wajib didaftar oleh Instansi Pelaksana.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran bagi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

Pasal 25

(1) Instansi Pelaksana wajib melakukan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan yang meliputi:

a. penduduk korban bencana alam;

b. penduduk korban bencana sosial;

c. orang terlantar; dan

d. komunitas terpencil.

(2) Pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dapat dilakukan di tempat sementara.

(3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Keterangan Kependudukan untuk Penduduk rentan Administrasi Kependudukan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pendataan Penduduk rentan diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keempat

Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Mendaftarkan Sendiri

Pasal 26

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Kependudukan yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

Page 349: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

BAB V

PENCATATAN SIPIL

Bagian Kesatu

Pencatatan Kelahiran

Paragraf 1

Pencatatan Kelahiran di Indonesia

Pasal 27

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Pasal 28

(1) Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari kepolisian.

(2) Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh lnstansi Pelaksana.

Paragraf 2

Pencatatan Kelahiran di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 29

(1) Kelahiran Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(4) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia.

Paragraf 3

Pencatatan Kelahiran di atas Kapal Laut atau Pesawat Terbang

Pasal 30

(1) Kelahiran Warga Negara Indonesia di atas kapal laut atau pesawat terbang wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tujuan atau tempat singgah berdasarkan keterangan kelahiran dari nakhoda kapal laut atau kapten pesawat terbang.

(2) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelahiran dilaporkan kepada Instansi

Page 350: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pelaksana setempat untuk dicatat dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(3) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelahiran dilaporkan kepada negara tempat tujuan atau tempat singgah.

(4) Apabila negara tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(5) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mencatat peristiwa kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(6) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia.

Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 diatur dalam Peraturan Presiden.

Paragraf 4

Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu

Pasal 32

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sampai dengan 1 (sate) tahun sejak tanggal kelahiran, pencatatan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

(2) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kedua

Pencatatan Lahir Mati

Pasal 33

(1) Setiap lahir mati wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak lahir mati.

(2) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menerbitkan Surat Keterangan Lahir Mati.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan lahir mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Ketiga

Pencatatan Perkawinan

Paragraf 1

Pencatatan Perkawinan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 34

Page 351: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya perkawinan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

(3) Kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing diberikan kepada suami dan istri.

(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penduduk yang beragama Islam kepada KUAKec.

(5) Data hasil pencatatan atas peristiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan dalam Pasal 8 ayat (2) wajib disampaikan oleh KUAKec kepada Instansi Pelaksana dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pencatatan perkawinan dilaksanakan.

(6) Hasil pencatatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak memerlukan penerbitan kutipan akta Pencatatan Sipil.

(7) Pada tingkat kecamatan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada UPTD Instansi Pelaksana.

Pasal 35

Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 berlaku pula bagi:

a. perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan; dan

b. perkawinan Warga Negara Asing yang dilakukan di Indonesia atas permintaan Warga Negara Asing yang bersangkutan.

Pasal 36

Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Perkawinan, pencatatan perkawinan dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

Paragraf 2

Pencatatan Perkawinan di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 37

(1) Perkawinan Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan pada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan perkawinan bagi Orang Asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa perkawinan dalam Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

(4) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keempat

Pencatatan Pembatalan Perkawinan

Page 352: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 39

(1) Pembatalan perkawinan wajib dilaporkan oleh Penduduk yang mengalami pembatalan perkawinan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perkawinan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencabut Kutipan Akta Perkawinan dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kelima

Pencatatan Perceraian

Paragraf 1

Pencatatan Perceraian di Indonesia

Pasal 40

(1) Perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

Paragraf 2

Pencatatan Perceraian di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 41

(1) Perceraian Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan pada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan perceraian bagi Orang Asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa perceraian dalam Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

(4) Pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

Pasal 42

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keenam

Pencatatan Pembatalan Perceraian

Pasal 43

Page 353: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Pembatalan perceraian bagi Penduduk wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perceraian mempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mencabut Kutipan Akta Perceraian dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perceraian.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perceraian diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.

Bagian Ketujuh

Pencatatan Kematian

Paragraf 1

Pencatatan Kematian di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 44

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang.

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

(5) Dalam hai terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan dari kepolisian.

Paragraf 2

Pencatatan Kematian di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 45

(1) Kematian Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili keluarganya kepada Perwakilan Republik Indonesia dan wajib dicatatkan kepada instansi yang berwenang di negara setempat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kematian.

(2) Apabila Perwakilan Republik Indonesia mengetahui peristiwa kematian seseorang Warga Negara Indonesia di negara setempat yang tidak dilaporkan dan dicatatkan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya informasi tersebut, pencatatan kematiannya dilakukan oleh Perwakilan Republik Indonesia.

(3) Dalam hal seseorang Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang, pernyataan kematian karena hilang dan pencatatannya dilakukan oleh Instansi Pelaksana di negara setempat.

(4) Dalam hal terjadi kematian seseorang Warga Negara Indonesia yang tidak jelas identitasnya, pernyataan dan pencatatan dilakukan oleh Instansi Pelaksana di negara setempat.

(5) Keterangan pernyataan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dicatatkan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(6) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) menjadi dasar Instansi Pelaksana di Indonesia mencatat peristiwa tersebut dan menjadi bukti di pengadilan sebagai dasar penetapan pengadilan mengenai kematian seseorang.

Page 354: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 46

Ketentuan Iebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 dan Pasal 45 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kedelapan

Pencatatan Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak, dan Pengesahan Anak

Paragraf 1

Pencatatan Pengangkatan Anak di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 47

(1) Pencatatan pengangkatan anak dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan di tempat tinggal pemohon.

(2) Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada instansi Pelaksana yang menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya salinan penetapan pengadilan oleh Penduduk.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran.

Paragraf 2

Pencatatan Pengangkatan Anak Warga Negara Asing di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 48

(1) Pengangkatan anak warga negara asing yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat.

(2) Hasil pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(3) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan Pengangkatan Anak bagi warga negara asing, warga negara yang bersangkutan melaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia setempat untuk mendapatkan surat keterangan pengangkatan anak.

(4) Pengangkatan anak warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia,

(5) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Instansi Pelaksana mengukuhkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak.

Paragraf 3

Pencatatan Pengakuan Anak

Pasal 49

(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua pada Instansi Pelaksana paling Iambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengakuan anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

Page 355: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Pengakuan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak.

Paragraf 4

Pencatatan Pengesahan Anak

Pasal 50

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengesahan anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

(3) Berdasarkan laporan pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran.

Pasal 51

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pengangkatan anak, pengakuan anak, dan pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesembilan

Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan

Paragraf 1

Pencatatan Perubahan Nama

Pasal 52

(1) Pencatatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat pemohon.

(2) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan negeri oleh Penduduk.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipi1 membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Paragraf 2

Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasat 53

(1) Perubahan status kewarganegaraan dari warga negara asing menjadi Warga Negara Indonesia wajib dilaporkan oleh Penduduk yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat peristiwa perubahan status kewarganegaraan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia oleh pejabat.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Page 356: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Paragraf 3

Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan dari Warga Negara Indonesia Menjadi Warga Negara Asing di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 54

(1) Perubahan status kewarganegaraan dari Warga Negara Indonesia menjadi warga negara asing di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah mendapatkan persetujuan dari negara setempat wajib dilaporkan oleh Penduduk yang bersangkutan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Perwakilan Republik Indonesia setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menerbitkan Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia.

(3) Pelepasan kewarganegaraan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan oleh Perwakilan Republik Indonesia setempat kepada menteri yang berwenang berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan untuk diteruskan kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil yang bersangkutan.

(4) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan perubahan nama dan status kewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Pasal 53, dan Pasal 54 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesepuluh

Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya

Pasal 56

(1) Pencatatan Peristiwa Penting lainnya dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil atas permintaan Penduduk yang bersangkutan setelah adanya penetapan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Pencatatan Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan Peristiwa Penting lainnya diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesebelas

Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Melaporkan Sendiri

Pasal 57

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Penting yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pelaporan Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

BAB VI

DATA DAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Page 357: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Bagian Kesatu

Data Kependudukan

Pasal 58

(1) Data Kependudukan terdiri atas data perseorangan dan/atau data agregat Penduduk.

(2) Data perseorangan meliputi:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. nama lengkap;

d. jenis kelamin;

e. tempat lahir;

f. tanggal/bulan/tahun lahir;

g. golongan darah;

h. agama/kepercayaan;

i. status perkawinan;

j. status hubungan dalam keluarga;

k. cacat fisik dan/atau mental;

l. pendidikan terakhir;

m. jenis pekerjaan;

n. NIK ibu kandung:

o. nama Ibu kandung;

p. NIK ayah;

q. nama ayah;

r. alamat sebelumnya;

s. alamat sekarang;

t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir;

u. nomor akta kelahiran/nomor surat kenal lahir;

v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

w. nomor akta perkawinan/buku nikah:

x. tanggal perkawinan;

y. kepemilikan akta perceraian;

z. nomor akta perceraian/surat cerai;

aa. tanggal perceraian.

(3) Data agregat meliputi himpunan data perseorangan yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Bagian Kedua

Dokumen Kependudukan

Pasal 59

(1) Dokumen Kependudukan meliputi:

a. Biodata Penduduk;

b. KK;

c. KTP;

d. surat keterangan kependudukan; dan

e. Akta Pencatatan Sipil.

Page 358: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Surat keterangan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. Surat Keterangan Pindah;

b. Surat Keterangan Pindah Datang;

c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri;

d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri;

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal;

f. Surat Keterangan Kelahiran;

g. Surat Keterangan Lahir Mati;

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan;

i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian;

j. Surat Keterangan Kematian;

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia;

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan

n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil.

(3) Biodata Penduduk, KK, KTP, Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesia antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar provinsi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar provinsi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang Asing dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri, Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri, Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Orang Asing Tinggal Terbatas, Surat Keterangan Kelahiran untuk Orang Asing, Surat Keterangan Lahir Mati untuk Orang Asing, Surat Keterangan Kematian untuk Orang Asing, Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan, Surat Keterangan Pembatalan Perceraian, Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas, diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

(4) Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesia antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota, dapat diterbitkan dan ditandatangani oleh camat atas nama Kepala Instansi Pelaksana.

(5) Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia dalam sate desa/kelurahan, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antardesa/kelurahan dalam satu kecamatan, Surat Keterangan Kelahiran untuk Warga Negara Indonesia, Surat Keterangan Lahir Mati untuk Warga Negara Indonesia dan Surat Keterangan Kematian untuk Warga Negara Indonesia, dapat diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala desa/lurah atas nama Kepala Instansi Pelaksana.

(6) Surat Keterangan Pengakuan Anak dan Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Republik Indonesia, diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 60

Biodata Penduduk paling sedikit memuat keterangan tentang nama, tempat dan tanggal lahir, alamat dan Jati diri lainnya secara lengkap, serta perubahan data sehubungan dengan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami.

Pasal 61

(1) KK memuat keterangan mengenai kolom nomor KK, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.

Page 359: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagal agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database Kependudukan.

(3) Nomor KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk selamanya, kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

(4) KK diterbitkan dan diberikan oleh Instansi Pelaksana kepada Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

(5) KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah satu dasar penerbitan KTP.

Pasal 62

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam I (satu) KK.

(2) Perubahan susunan keluarga dalam KK wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya perubahan.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan KK.

Pasal 63

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki ISTP.

(2) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun wajib memiliki KTP.

(3) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional.

(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku KTP kepada Instansi Pelaksana apabila masa berlakunya telah berakhir.

(5) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat bepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KT?.

Pasal 64

(1) KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP, tanda tangan pemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya.

(2) Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.

(3) Dalam KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan ruang untuk memuat kode keamanan dan rekaman elektronik pencatatan Peristiwa Penting.

(4) Masa berlaku KTP:

a. untuk Warga Negara Indonesia berlaku selama 5 (lima) tahun;

b. untuk Orang Asing Tinggal Tetap disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Tetap.

(5) Penduduk yang telah berusia 60 (enam puluh) tahun diberi KTP yang berlaku seumur hidup.

Pasal 65

Page 360: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Surat Keterangan Kependudukan paling sedikit memuat keterangan tentang nama lengkap, NIK, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang.

Pasal 66

(1) Akta Pencatatan Sipil terdiri atas:

a. Register Akta Pencatatan Sipil; dan

b. Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

(2) Akta Pencatatan Sipil berlaku selamanya.

Pasal 67

(1) Register Akta Pencatatan Sipil memuat seluruh data Peristiwa Penting.

(2) Data Peristiwa Penting yang berasal. dari KUAKec diintegrasikan ke dalam database kependudukan dan tidak diterbitkan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

(3) Register Akta Pencatatan Sipil disimpan dan dirawat oleh Instansi Pelaksana.

(4) Register Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting;

d. nama dan identitas pelapor;

e. tempat dan tanggal peristiwa;

f. nama dan identitas saksi;

g. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta; dan

h. nama dan tanda tangan Pejabat yang berwenang.

Pasal 68

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas kutipan akta:

a. kelahiran;

b. kematian;

c. perkawinan;

d. perceraian; dan

e. pengakuan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting;

d. tempat dan tanggal peristiwa;

e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;

f. nama dan tanda tangan Pejabat yang berwenang: dan

g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut dengan data yang terdapat dalam Register Akta Pencatatan Sipil.

Pasal 69

(1) Instansi Pelaksana atau Pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung jawabnya, wajib menerbitkan dokumen Pendaftaran Penduduk sebagal berikut:

a. KK atau KTP paling lambat 14 (empat belas) hari;

b. Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari;

Page 361: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

c. Surat Keterangan Pindah Datang paling lambat 14 (empat belas) hari;

d. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari;

e. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari;

f. Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari;

g. Surat Keterangan Kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari;

h. Surat Keterangan Lahir Mati paling lambat 14 (empat belas) hari;

i. Surat Keterangan Kematian paling lambat 3 (tiga) hari;

j. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan paling lambat 7 (tujuh) hari; atau

k. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari;

sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

(2) Perwakilan Republik Indonesia wajib menerbitkan Surat Keterangan Kependudukan sebagai berikut:

a. Surat Keterangan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari;

b. Surat Keterangan Pengangkatan Anak paling lambat 7 (tujuh) hari; atau

c. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari;

sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

(3) Pejabat Pencatatan Sipil dan Pejabat pada Perwakilan Republik Indonesia yang ditunjuk sebagai pembantu pencatat sipil wajib mencatat pada register akta Pencatatan Sipil dan menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

Pasal 70

(1) Pembetulan KTP hanya dilakukan untuk KTP yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

(2) Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek KTP.

(3) Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Instansi Pelaksana.

Pasal 71

(1) Pembetulan akta Pencatatan Sipil hanya dilakukan untuk akta yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

(2) Pembetulan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek akta.

(3) Pembetulan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 72

(1) Pembatalan akta Pencatatan Sipil dilakukan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan putusan pengadilan mengenai pembatalan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta dan mencabut kutipan akta-akta Pencatatan Sipil yang dibatalkan dari kepemilikan subjek akta.

Pasal 73

Dalam hal wilayah hukum Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta berbeda dengan pengadilan yang memutus pembatalan akta, salinan putusan pengadilan disampaikan kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipi1 oleh pemohon atau pengadilan.

Page 362: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 74

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pembetulan dan pembatalan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72 diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 75

Ketentuan mengenai spesifikasi dan formulasi kalimat dalam Biodata Penduduk, blangko KK, KTP, Surat Keterangan Kependudukan, Register dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 76

Ketentuan mengenal penerbitan Dokumen Kependudukan bagi petugas rahasia khusus yang melakukan tugas keamanan negara diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 77

Setiap orang dilarang mengubah, menambah atau mengurangi tanpa hak, isi elemen data pada Dokumen Kependudukan.

Pasal 78

Ketentuan mengenai pedoman pendokumentasian hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipi1 diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Perlindungan Data dan Dokumen Kependudukan

Pasal 79

(1) Data dan dokumen kependudukan wajib disimpan dan dilindungi oleh negara.

(2) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan hak akses kepada petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana untuk memasukkan, menyimpan, membaca, mengubah, meralat dan menghapus, serta mencetak Data, mengkopi Data dan Dokumen Kependudukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, ruang lingkup, dan tata cara mengenai pemberian hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VII

PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL SHAT NEGARA ATAU SEBAGIAN NEGARA DALAM KEADAAN DARURAT DAN LUAR BIASA

Pasal 80

(1) Apabila negara atau sebagian negara dinyatakan dalam keadaan darurat dengan segala tingkatannya berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, otoritas pemerintahan yang menjabat pada saat itu diberi kewenangan membuat surat keterangan mengenai Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting.

(2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar penerbitan Dokumen Kependudukan.

(3) Apabila keadaan sudah dinyatakan pulih, Instansi Pelaksana aktif mendata ulang dengan melakukan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 363: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 81

(1) Dalam hal terjadi keadaan luar biasa sebagai akibat bencana alam, instansi Pelaksana wajib melakukan pendataan Penduduk bagi pengungsi dan korban bencana alam.

(2) Instansi Pelaksana menerbitkan Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan Surat Keterangan Pencatatan Sipil berdasarkan hasil pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas atau Surat Keterangan Pencatatan Sipil digunakan sebagai tanda bukti diri dan bahan pertimbangan untuk penerbitan Dokumen Kependudukan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara penerbitan Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan Surat Keterangan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB VIII

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Pasal 82

(1) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Menteri.

(2) Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal Sistem informasi Administrasi Kependudukan dan pengelolaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(4) Pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota

(5) Pedoman pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri.

Pasal 83

(1) Data Penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan tersimpan di dalam database kependudukan dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

(2) Pemanfaatan data Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan izin Penyelenggara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB IX

PERLINDUNGAN DATA PRIBADI PENDUDUK

Pasal 84

(1) Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi memuat:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. tanggal/bulan/tahun lahir;

d. keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental;

e. NIK ibu kandung;

f. NIK ayah; dan

g. beberapa isi catatan Peristiwa Penting.

Page 364: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai beberapa isi catatan Peristiwa Penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 85

(1) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 wajib disimpan dan dilindungi oleh negara.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal penyimpanan dan perlindungan terhadap Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(3) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijaga kebenarannya dan dilindungi kerahasiaannya oleh Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 86

(1) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan hak akses kepada petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana untuk memasukkan, menyimpan, membaca, mengubah, meralat dan menghapus, mengkopi Data serta mencetak Data Pribadi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, ruang lingkup, dan tata cara mengenal pemberian hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 87

(1) Pengguna Data Pribadi Penduduk dapat memperoleh dan menggunakan Data Pribadi dari petugas pada Penyelenggara dan lnstansi Pelaksana yang memiliki hak akses.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh dan menggunakan Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 88

(1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri 5ipi1 yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dalam bidang Administrasi Kependudukan diberi wewenang khusus sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas penyidikan berwenang untuk:

a. menerima laporan atau pengaduan dari orang atau badan hukum tentang adanya dugaan tindak pidana Administrasi Kependudukan;

b. memeriksa laporan atau keterangan atas adanya dugaan tindak pidana Administrasi Kependudukan;

c. memanggil orang untuk diminta keterangannya atas adanya dugaan sebagaimana dimaksud pada huruf b; dan

d. membuat dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.

(3) Pengangkatan, mutasi, dan pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil, serta mekanisme penyidikan dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRATIF

Page 365: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 89

(1) Setiap Penduduk dikenal sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Kependudukan dalam hal:

a. pindah datang bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3);

b. pindah datang ke luar negeri bagi Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3);

c. pindah datang dari luar negeri bagi Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1);

d. pindah datang dari luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1);

e. perubahan status Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas menjadi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);

f. pindah ke luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1);

g. perubahan KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2); atau

h. perpanjangan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (4).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap Penduduk Warga Negara Indonesia paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan Penduduk Orang Asing paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 90

(1) Setiap Penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Penting dalam hal:

a. kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) atau Pasal 29 ayat (4) atau Pasal 30 ayat (6) atau Pasal 32 ayat (1) atau Pasal 33 ayat (1);

b. perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) atau Pasal 37 ayat (4);

c. pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1);

d. perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) atau Pasal 41 ayat (4);

e. pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1);

f. kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) atau Pasal 45 ayat (1);

g. pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) atau Pasal 48 ayat (4);

h. pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1);

i. pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1);

j. perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2);

k. perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1); atau

l. Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 91

Page 366: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Setiap Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (5) yang berpergian tidak membawa KTP dikenakan denda administratif paling banyak Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Setiap Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) yang berpergian tidak membawa Surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda administratif paling banyak Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 92

(1) Dalam hal Pejabat pada Instansi Pelaksana melakukan tindakan atau sengaja melakukan tindakan yang memperlambat pengurusan Dokumen Kependudukan dalam batas waktu yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dikenakan sanksi berupa denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

BAB XII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 93

Setiap Penduduk yang dengan sengaja memalsukan surat dan/atau dokumen kepada Instansi Pelaksana dalam melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 94

Setiap orang yang tanpa hak dengan sengaja mengubah, menambah, atau mengurangi isi elemen data._pada Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 95

Setiap orang yang tanpa hak mengakses database kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) dan/atau Pasal 86 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 96

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan blangko Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 97

Setiap Penduduk yang dengan sengaja mendaftarkan diri sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga lebih dari satu KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) atau untuk memiliki KTP lebih dari satu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (6) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 98

Page 367: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Dalam hal pejabat dan petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 atau Pasal 94, pejabat yang bersangkutan dipidana dengan pidana yang sama ditambah 1/3 (satu pertiga).

(2) Dalam hal pejabat dan petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana membantu melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95, pejabat yang bersangkutan dipidana sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Pasal 99

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, dan Pasal 97 adalah tindak pidana Administrasi Kependudukan.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 100

(1) Semua Dokumen Kependudukan yang telah diterbitkan atau yang telah ada pada saat Undang-Undang ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku menurut Undang-Undang ini.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk KK dan KTP sampai dengan batas waktu berlakunya atau diterbitkannya KK dan KTP yang sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 101

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. Pemerintah memberikan NIK kepada setiap Penduduk paling lambat 5 (lima) tahun;

b. Semua instansi wajib menjadikan NIK sebagai dasar dalam menerbitkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) paling lambat 5 (lima) tahun;

c. KTP seumur hidup yang sudah mempunyai NIK tetap berlaku dan yang belum mempunyai NIK harus disesuaikan dengan Undang-Undang ini;

d. KTP yang diterbitkan belum mengacu pada Pasal 64 ayat (3) tetap berlaku sampai dengan batas waktu berakhirnya masa berlaku KTP;

e. Keterangan mengenai alamat, nama dan nomor induk pegawai pejabat dan penandatanganan oleh pejabat pada KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) dihapus setelah database kependudukan nasional terwujud.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 102

Pada saat mulai berlakunya Undang-Undang ini, semua Peraturan Pelaksanaan yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 103

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 104

Pembentukan UPTD Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) dilakukan paling lambat 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Page 368: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 105

Dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Undang-Undang ini, Pemerintah wajib menerbitkan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penetapan persyaratan dan tata cara perkawinan bagi para penghayat kepercayaan sebagai dasar diperolehnya kutipan akta perkawinan dan pelayanan pencatatan Peristiwa Penting.

Pasal 106

Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku:

a. Buku Kesatu Bab Kedua Bagian Kedua dan Bab Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie, Staatsblad 1847:23);

b. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Eropa (Reglement op het Holden der Registers van den Burgerlijken Stand voor Europeanen, Staatsblad 1849:25 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Staatsblad 1946:136);

c. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Cina (Bepalingen voor Geheel Indonesie Betreffende het Burgerlijken Handelsrecht van de Chinezean, Staatsblad 1917:129 jo. Staatsblad 1939:288 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1946:136);

d. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Indonesia (Reglement op het Holden van de Registers van den Burgerlijken Stand voor Eenigle Groepen v.d nit tot de Onderhoringer van een zefbestuur, behoorende Ind. Bevolking van Java en Madura, Staatsblod 1920:751 jo. Staatsblad 1927:564);

e. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Kristen Indonesia (Huwelijksordonantie voor Christenen Indonesiers Java, Minahasa en Ambolena, Staatsblad 1933:74 jo. Staatsblad 1936:607 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1939:288);

f. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan Nama Keluarga (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2154);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 107

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 29 Desember 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 29 Desember 2006

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA AD INTERIM REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 124

Page 369: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas menjamin hak setiap Penduduk untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, memperoleh status kewarganegaraan, menjamin kebebasan memeluk agama, dan memilih tempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

Peristiwa Kependudukan, antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status Orang Asing Tinggal Terbatas menjadi tinggal tetap dan Peristiwa Penting, antara lain kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan Peristiwa Penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Dalam pemenuhan hak Penduduk, terutama di bidang Pencatatan Sipil, masih ditemukan penggolongan Penduduk yang didasarkan pada perlakuan diskriminatif yang membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan produk kolonial Belanda. Penggolongan Penduduk dan pelayanan diskriminatif yang demikian itu tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadministrasian kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab sumber Data Kependudukan belum terkoordinasi dan terintegrasi, serta terbatasnya cakupan pelaporan yang belum terwujud dalam suatu sistem Administrasi Kependudukan yang utuh dan optimal.

Kondisi sosial dan administratif seperti yang dikemukakan di atas tidak memiliki sistem database kependudukan yang menunjang pelayanan Administrasi Kependudukan,

Kondisi itu harus diakhiri dengan pembentukan suatu sistem Administrasi Kependudukan yang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi tuntutan masyarakat atas pelayanan kependudukan yang profesional.

Seluruh kondisi tersebut di atas menjadi dasar pertimbangan perlunya membentuk Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan ini memuat pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi di bidang Administrasi Kependudukan. Salah satu hal penting adalah pengaturan mengenai penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK adalah identitas Penduduk Indonesia dan merupakan kunci akses dalam melakukan verifikasi dan validasi data jati diri seseorang guna mendukung pelayanan publik di bidang Administrasi Kependudukan. Sebagai kunci akses dalam pelayanan kependudukan, NIK dikembangkan ke arah identifikasi tunggal bagi setiap

Page 370: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Penduduk. NIK bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia dan berkait secara langsung dengan seluruh Dokumen Kependudukan,

Untuk penerbitan NIK, setiap Penduduk wajib mencatatkan biodata Penduduk yang diawali dengan pengisian formulir biodata Penduduk di desa/kelurahan secara benar. NIX wajib dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan, baik dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk maupun Pencatatan Sipil, serta sebagai dasar penerbitan berbagai dokumen yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pendaftaran Penduduk pada dasarnya menganut stelsel aktif bagi Penduduk. Pelaksanaan Pendaftaran Penduduk didasarkan pada asas domisili atau tempat tinggal atas terjadinya Peristiwa Kependudukan yang dialami oleh seseorang dan/atau keluarganya. Pencatatan Sipil pada dasarnya juga menganut stelsel aktif bagi Penduduk. Pelaksanaan Pencatatan Sipil didasarkan pada asas peristiwa, yaitu tempat dan waktu terjadinya Peristiwa Penting yang dialami oleh dirinya dan/atau keluarganya.

Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari sisi kepentingan Penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif.

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk:

1. memenuhi hak asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan publik yang profesional;

2. meningkatkan kesadaran Penduduk akan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan;

3. memenuhi data statistik secara nasional mengenai Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Denting;

4. mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan secara nasional, regional, serta lokal; dan

5. mendukung pembangunan sistem Administrasi Kependudukan.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan bertujuan untuk:

1. memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen Penduduk untuk setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk;

2. memberikan perlindungan status hak sipil Penduduk;

3. menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya;

4. mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan terpadu; dan

5. menyediakan data Penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Prinsip-prinsip tersebut di atas menjadi dasar terjaminnya penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sebagaimana yang dikehendaki oleh Undang-Undang ini melalui penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimaksudkan untuk:

1. terselenggaranya Administrasi Kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib;

2. terselenggaranya Administrasi Kependudukan yang bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan;

3. terpenuhinya hak Penduduk di bidang Administrasi Kependudukan dengan pelayanan yang profesional; dan

Page 371: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

4. tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

Secara keseluruhan, ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi hak dan kewajiban Penduduk, Penyelenggara dan Instansi Pelaksana, Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Data dan Dokumen Kependudukan, Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Pada Saat Negara Dalam Keadaan Darurat, pemberian kepastian hukum, dan perlindungan terhadap Data Pribadi Penduduk. Untuk menjamin pelaksanaan Undang-Undang ini dari kemungkinan pelanggaran, baik administratif maupun ketentuan material yang bersifat pidana, diatur juga ketentuan mengenal tata cara penyidikan serta pengaturan mengenai Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Persyaratan yang dimaksud adalah sesuai dengan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.

Pasal 4

Lihat Penjelasan Pasal 3

Pasal 5

Yang dimaksud dengan "Pemerintah" adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Penetapan sistem, pedoman, dan standar yang bersifat nasional di bidang Administrasi Kependudukan sangat diperlukan dalam upaya penertiban Administrasi Kependudukan.

Penetapan pedoman di bidang Administrasi Kependudukan oleh Presiden, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Presiden, serta pedoman yang ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk Peraturan Menteri digunakan sebagai acuan dalam pembuatan peraturan daerah oleh propinsi/kabupaten/kota,

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional" adalah pengelolaan Data Kependudukan yang menggambarkan kondisi nasional dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Huruf f

Page 372: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 6

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi" adalah pengelolaan data kependudukan yang menggambarkan kondisi provinsi dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas,

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan "desa" adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Huruf g

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota" adalah pengelolaan Data Kependudukan yang menggambarkan kondisi kabupaten/kota dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuat kekhususannya berbeda dengan provinsi yang lain karena diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Administrasi Kependudukan seperti kabupaten/kota.

Pasal 8

Cukup jelas.

Page 373: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pemberian NIK kepada Penduduk menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 14

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "dokumen Pendaftaran Penduduk" adalah bagian dari Dokumen Kependudukan yang dihasilkan dari proses Pendaftaran Penduduk, misalnya KK, KTP, dan Biodata.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "hari" adalah hari kerja (berlaku untuk penjelasan "hari" pada pasal-pasal berikutnya).

Ayat (4)

Page 374: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pindah ke luar negeri" adalah Penduduk yang tinggal menetap di luar negeri atau meninggalkan tanah air untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berturut-turut atau lebih dari I (satu) tahun.

Penduduk tersebut termasuk Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Pelaporan pada Kantor Perwakilan Republik Indonesia diperlukan sebagai bahan pendataan WNI di luar negeri.

Pasal 19

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "datang dari luar negeri" adalah WNI yang sebelumnya pindah ke luar negeri kemudian datang untuk menetap kembali di Republik Indonesia.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "Surat Keterangan Tempat Tinggal" adalah Surat Keterangan Kependudukan yang diberikan kepada Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagai bukti diri sebagai Penduduk tinggal terbatas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk Pelintas Batas" adalah Penduduk yang bertempat-tinggal secara turun-temurun di wilayah kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang melakukan lintas batas antar negara karena kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 375: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk rentan Administrasi Kependudukan" adalah Penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh Dokumen Kependudukan yang disebabkan oleh bencana alam dan kerusuhan sosial.

Pendataan dilakukan dengan membentuk tim di daerah yang beranggotakan dari instansi terkait.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan "orang terlantar" adalah Penduduk yang karena suatu sebab sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara wajar, baik rohani, jasmani maupun sosial.

Ciri-cirinya:

1) tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup khususnya pangan, sandang dan papas;

2) tempat tinggal tidak tetap/gelandangan;

3) tidak mempunyai pekerjaan/kegiatan yang tetap;

4) miskin.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "komunitas terpencil" adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan, baik sosial, ekonomi maupun politik.

Ciri-cirinya:

1) berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen;

2) pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan;

3) pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit terjangkau;

4) peralatan teknologi sederhana;

5) terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "tempat sementara" adalah tempat pada saat terjadi pengungsian.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan" adalah Penduduk yang tidak mampu melaksanakan pelaporan karena pertimbangan umur, sakit keras, cacat fisik dan cacat mental.

Page 376: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Pasal 27

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tempat terjadinya peristiwa kelahiran" adalah wilayah terjadinya kelahiran.

Waktu pelaporan kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari merupakan tenggang waktu yang memungkinkan bagi Penduduk untuk melaporkan peristiwa kelahiran sesuai dengan kondisi/letak geografis Indonesia.

Penduduk yang wajib melaporkan kelahiran adalah Kepala Keluarga.

Ayat (2)

Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Kutipan akta kelahiran seorang anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya diserahkan kepada yang bersangkutan setelah dewasa.

Pasal 29

Ayat (1)

Kewajiban untuk melaporkan kepada "instansi yang berwenang di negara setempat" berdasarkan asas yang dianut, yaitu asas peristiwa.

Yang dimaksud dengan "instansi yang berwenang di negara setempat" adalah lembaga yang berwenang seperti yang dimaksud dengan Instansi Pelaksana dalam Undang-Undang ini.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tempat singgah" adalah tempat persinggahan pesawat terbang atau kapal laut dalam perjalanannya mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan asas yang berlaku secara universal, yakni tempat di mana peristiwa kelahiran (persinggahan pertama pesawat terbang/kapal laut), apabila memungkinkan pelaporan dilakukan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Page 377: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas,

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Persetujuan dari Instansi Pelaksana diperlukan mengingat pelaporan kelahiran tersebut sudah melampaui batas waktu sampai dengan 1 (satu) tahun dikhawatirkan terjadi manipulasi data atau hal-hal yang tidak diinginkan. Persetujuan tersebut juga berfungsi sebagai verifikasi atas keabsahan data yang dilaporkan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 33

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "lahir mati" adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 (dua puluh delapan) minggu pada saat dilahirkan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Ayat (2)

Peristiwa lahir mati hanya diberikan Surat Keterangan Lahir Mati, tidak diterbitkan Akta Pencatatan Sipil.

Meskipun tidak diterbitkan Akta Pencatatan Sipil tetapi pendataannya diperlukan untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan di bidang kesehatan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam dicatat oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Ayat (2)

Penerbitan Akta Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam dilakukan oleh Departemen Agama.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Karena Akta Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam sudah diterbitkan oleh KUAKec, data perkawinan yang diterima oleh Instansi Pelaksana tidak perlu diterbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

Page 378: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 35

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan" adalah perkawinan yang dilakukan antar-umat yang berbeda agama.

Huruf b

Perkawinan yang dilakukan oleh warga negara asing di Indonesia, harus berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai perkawinan di Republik Indonesia.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Ayat (1)

Bagi penganut agama Islam diberlakukan ketentuan mengenal rujuk yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk jo. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Page 379: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "kematian" adalah tidak adanya secara permanen seluruh kehidupan pada saat mana pun setelah kelahiran hidup terjadi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "pihak yang berwenang' adalah kepala rumah sakit. dokter/paramedis, kepala desa/lurah atau kepolisian.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan "pernyataan" adalah keterangan dari pejabat yang berwenang.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengangkatan anak" adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan hak anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "catatan pinggir" adalah catatan mengenai perubahan status atas terjadinya Peristiwa Penting dalam bentuk catatan yang diletakkan pada bagian pinggir akta atau bagian akta yang memungkinkan (di halaman/bagian muka atau belakang akta) oleh Pejabat Pencatatan Sipil.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Ayat (1)

Page 380: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "pengakuan anak" adalah pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yang lahir di luar ikatan perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 50

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengesahan anak" adalah pengesahan status seorang anak yang lahir di luar ikatan perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan kedua orang tua anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembuatan catatan pinggir pada akta Pencatatan Sipil diperuntukkan bagi warga negara asing yang melakukan perubahan kewarganegaraan dan pernah mencatatkan Peristiwa Penting di Republik Indonesia.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Peristiwa Penting lainnya" adalah peristiwa yang ditetapkan oleh pengadilan negeri untuk dicatatkan pada Instansi Pelaksana, antara lain perubahan jenis kelamin,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 381: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Yang dimaksud dengan cacat fisik dan/atau mental berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang menetapkan tentang hal tersebut.

Huruf I

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup Jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Page 382: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Huruf t

Cukup jelas.

Huruf u

Cukup jelas.

Huruf v

Cukup jelas.

Huruf w

Cukup jelas.

Huruf x

Cukup jelas.

Huruf y

Cukup jelas.

Huruf z

Cukup jelas.

Huruf aa

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "data agregat" adalah kumpulan data tentang Peristiwa Kependudukan, Peristiwa Penting, jenis kelamin, kelompok usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan "data kuantitatif' adalah data yang berupa angka-angka.

Yang dimaksud dengan "data kualitatif' adalah data yang berupa penjelasan.

Pasal 59

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Biodata Penduduk" adalah keterangan yang berisi elemen data tentang jati diri, informasi dasar serta r1wayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami oleh Penduduk sejak saat kelahiran.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Page 383: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 60

Kata "paling sedikit" dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan adanya tambahan keterangan, tetapi keterangan tersebut tidak bersifat diskriminatif.

Yang dimaksud dengan "alamat" adalah alamat sekarang dan alamat sebelumnya.

Yang dimaksud dengan "jati diri lainnya" meliputi nomor KK, NIK, laki-laki/perempuan, golongan darah, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, penyandang cacat fisik dan/atau mental, status perkawinan, kedudukan/hubungan dalam keluarga, NIK ibu kandung, nama ibu kandung, NIK ayah kandung, nama ayah kandung, nomor paspor, tanggal berakhir paspor, nomor akta kelahiran/surat kenal lahir, nomor akta perkawinan/buku nikah, tanggal perkawinan, nomor akta perceraian/surat cerai, dan tanggal perceraian.

Pasal 61

Ayat (1)

Yang dimaksud "dengan Kepala Keluarga" adalah:

a. orang yang bertempat tinggal dengan orang lain, baik mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab terhadap keluarga;

b. orang yang bertempat tinggal seorang diri; atau

c. kepala kesatrian, kepala asrama, kepala rumah yatim piatu, dan lain-lain tempat beberapa orang tinggal bersama-sama.

Setiap kepala keluarga wajib memiliki KK, meskipun kepala keluarga tersebut masih menumpang di rumah orang tuanya karena pada prinsipnya dalam satu alamat rumah boleh terdapat lebih dari satu KK.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 62

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "perubahan susunan keluarga dalam KK" adalah perubahan yang diakibatkan adanya Peristiwa Kependudukan atau Peristiwa Penting seperti pindah datang, kelahiran, atau kematian.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 63

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 384: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Dalam rangka menciptakan kepemilikan 1 (satu) KTP untuk 1 (satu) Penduduk diperlukan sistem keamanan/pengendalian dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan melakukan verifikasi dan validasi dalam sistem database kependudukan serta pemberian NIK.

Pasal 64

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Ketentuan tentang pindah domisili tetap bagi KTP seumur hidup mengikuti ketentuan yang berlaku menurut Undang-Undang ini.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Page 385: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud dengan "pejabat yang berwenang" adalah Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana yang telah diambil sumpahnya untuk melakukan tugas pencatatan.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "kesalahan tulis redaksional", misalnya kesalahan penulisan huruf dan/atau angka.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 71

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembetulan akta biasanya dilakukan pada saat akta sudah selesai di proses (akta sudah jadi) tetapi belum diserahkan atau akan diserahkan kepada subjek akta. Pembetulan akta atas dasar koreksi dari petugas, wajib diberitahukan kepada subjek akta.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 72

Ayat (1)

Pembatalan akta dilakukan atas permintaan orang lain atau subjek akta, dengan alasan akta cacat hukum karena dalam proses pembuatan didasarkan pada keterangan yang tidak benar dan tidak sah,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Page 386: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Yang dimaksud dengan "petugas rahasia" adalah reserse dan Intel yang melakukan tugasnya di luar daerah domisilinya.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "negara atau sebagian dari negara dinyatakan dalam keadaan darurat dengan segala tingkatannya" adalah sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 81

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Surat Keterangan Pencatatan Sipil" adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini ketika negara atau sebagian negara dalam keadaan luar biasa.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 82

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan bertujuan mewujudkan komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem pengenal tunggal, berupa NIK, bagi seluruh Penduduk Indonesia. Dengan demikian, data Penduduk dapat diintegrasikan dan direlasionalkan dengan data hasil rekaman pelayanan Pendaftaran

Page 387: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Penduduk dan Pencatatan Sipil. Sistem ini akan menghasilkan data Penduduk nasional yang dinamis dan mutakhir,

Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan dengan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem jaringan komunikasi data yang efisien dan efektif agar dapat diterapkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi wilayah yang belum memiliki fasilitas komunikasi data, sistem komunikasi data dilakukan dengan manual dan semi-elektronik.

Yang dimaksud dengan "manual" adalah perekaman data secara manual, yang pengiriman data dilakukan secara periodik dengan sistem pelaporan berjenjang karena tidak tersedia listrik ataupun jaringan komunikasi data.

Yang dimaksud dengan "semi-elektronik" adalah perekaman data dengan menggunakan komputer, tetapi pengirimannya menggunakan compact disc (CD) atau disket secara periodik karena belum tersedia jaringan komunikasi data.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 83

Ayat (1)

Data Penduduk yang dihasilkan oleh sistem informasi dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti dalam menganalisa dan merumuskan kebijakan kependudukan, menganalisa dan merumuskan perencanaan pembangunan, pengkajian ilmu pengetahuan. Dengan demikian baik pemerintah maupun non pemerintah untuk kepentingannya dapat diberikan izin terbatas dalam arti terbatas waktu dan peruntukannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 84

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Page 388: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "beberapa isi catatan Peristiwa Penting" adalah beberapa catatan mengenai data yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan Peristiwa Penting yang perlu dilindungi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 85

Ayat (1)

Lihat Penjelasan Pasal 84 huruf g.

Ayat (2)

Penyimpanan dan perlindungan dimaksud meliputi tata cara dan penanggung jawab.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengguna Data Pribadi Penduduk" adalah instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan informasi data sesuai dengan bidangnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 88

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Penyidik Pegawai Negeri Sipil memberitahukan kepada Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia mengenai saat dimulainya penyidikan dan menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa hasil penyidikannya telah memenuhi ketentuan dan persyaratan. Mekanisme hubungan koordinasi antara Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Yang dimaksud dengan "Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Administrasi Kependudukan" adalah pegawai negeri yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan di bidang Administrasi Kependudukan.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 389: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 89

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 90

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 91

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Cukup jelas.

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Page 390: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 100

Cukup jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Cukup jelas.

Pasal 103

Cukup jelas.

Pasal 104

Pembentukan UPTD Instansi Pelaksana dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pelayanan masyarakat.

Pasal 105

Yang dimaksud dengan "persyaratan dan tata cara perkawinan bagi penghayat kepercayaan" adalah persyaratan dan tata cara pengesahan perkawinan yang ditentukan oleh penghayat kepercayaan sendiri dan ketentuan itu menjadi dasar pengaturan dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 106

Cukup jelas.

Pasal 107

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4674

Page 391: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i

pedoman peLaKSanaanQUICK WINS

peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformaSi biroKraSi nomor 13 tahun 2011

buKu 7

Kementerianpendayagunaan aparatur negara

dan reformaSi biroKraSi

buku 7 edited.indd 1 3/2/11 6:49:37 PM

Page 392: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ii

buku 7 edited.indd 2 3/2/11 6:49:37 PM

Page 393: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iii

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DAN REFORMASI BIROKRASI

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANGPEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Quick Wins dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

buku 7 edited.indd 3 3/2/11 6:49:37 PM

Page 394: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iv

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor: 33 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4700);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional sebagaimana telah dirubah dengan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014;

MEMUTUSKAN :Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS.

buku 7 edited.indd 4 3/2/11 6:49:38 PM

Page 395: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

v

PERTAMA : Pedoman Pelaksanaan Quick Wins digunakan untuk :

a. memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;

b. memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins.

KEDUA : Pedoman Pelaksanaan Quick Wins sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 25 Februari 2011

buku 7 edited.indd 5 3/2/11 6:49:38 PM

Page 396: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vi

daftar iSi

BAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar belakang 11.2 Tujuan 1

BAB II GAMBARAN UMUM 32.1 Pengertian 32.2 Prinsip 4

BAB III PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS 53.1 Kriteria dalam Merumuskan Quick Wins 53.2 Merumuskan Quick Wins 63.3 Menetapkan Quick Wins 7

BAB IV LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN QUICK WINS

11

4.1 Tahap Persiapan 124.2 Tahap Implementasi dan Monitoring dan

Evaluasi12

4.3 Pelaporan 13

BAB V PENUTUP 15LAMPIRAN 17

buku 7 edited.indd 6 3/2/11 6:49:38 PM

Page 397: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vii

daftar tabeL

Tabel 1 IdentifikasiQuickWinsBerdasarkanKriteria 5Tabel 2 Tahap Persiapan 12Tabel 3 Tahap Implementasi dan Monitoring dan Evaluasi 12

daftar gambar

Gambar 1 MatriksIdentifikasiQuickWins 6Gambar 2 Langkah-langkahPerumusanQuickWins 7Gambar 3 Langkah–LangkahMenetapkanQuickWins 9Gambar 4 Langkah–LangkahDalamPelaksanaanQuickWins 11

buku 7 edited.indd 7 3/2/11 6:49:38 PM

Page 398: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

viii

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

buku 7 edited.indd 8 3/2/11 6:49:38 PM

Page 399: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

1PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab ipendahuLuan

1.1. Latar belakang

Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan prinsip – prinsip clean government dan good governanceyangsecarauniversaldiyakinimenjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Di dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa area perubahan yang setiapperubahannyadapatmemberikandampakantara lainpadapenurunanpraktek KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik, meningkatnya produktivitas aparatur, meningkatnya kesejahteraan pegawainegeri dan hasil – hasil pembangunan secara nyata dirasakan oleh seluruhmasyarakat. Kondisi tersebut akandicapaimelalui berbagai upaya antara laindengan penerapan quick wins.

Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan didapatkan momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untukselanjutnyamelaksanakanreformasibirokrasisecarakonsistendanberkelanjutan.Keluaran dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan peran, tupoksi dan karakteristik masing-masing. Untukmengawal dan memandu pelaksanaan quick wins, maka perlu disusun pedoman pelaksanaannya.

1.2. tujuan

a. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;

b. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins.

buku 7 edited.indd 1 3/2/11 6:49:38 PM

Page 400: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IPendahuluan

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

2

buku 7 edited.indd 2 3/2/11 6:49:38 PM

Page 401: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

3PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab i igambaran umum

2.1 Pengertian

Pengertian yang digunakan dalam pedoman pelaksanaan ini adalahsebagai berikut:

a. Quick winsataujugaseringdisebutlow-hangingfruitadalahsuatuinisiatifyangmudahdancepatdicapai yangmengawali suatuprogrambesardansulit. Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yangberat. Sesuatu yang berat ini merupakan inti dari suatu program besartersebut.Quickwinsuntuk setiapKementerian/LembagadanPemerintahDaerah serta untuk tema tertentu dapat berupa organizationquick wins, regulation quick wins atau human resource quick wins;

b. Focused Group Discussion (FGD) adalah diskusi terpandu untuk membahas suatutopiktertentudanuntukmenghasilkanrumusantertentusertadiikutioleh peserta yang dipilih sesuai dengan topik terkait;

c. Wawancara adalah proses tanya jawab untuk menggali data dan informasi mengenai aspek-aspek suatu topik baik secara terstruktur maupun tidakterstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana semuapertanyaanyangakanditanyakantelahdipersiapkanterlebihdahulusecarafixed dan ditanyakan kepada semua responden dengan urut-urutan yang sama untuk menjaga tingkat presisi dan realiabilitas. Wawancara tidakterstrukturadalahwawancaradimanatidakdiperlukanformatpertanyaanyangbaku sepertiwawancara terstruktur.Namundemikianpewawancaradapatmenyiapkanpertanyaan-pertanyaankunciyangmanadalamproseswawancara pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sangat bergantung padarespon atau jawaban dari responden;

d. Kuesioner adalah suatu instrumen pengumpulan data/informasi untuk memudahkan analisis terhadap masalah dalam sistem yang ada, sehingga bisadiidentifikasidandibicarakandalamwawancaratindaklanjut;

e. pemetaan masalah adalah satu pendekatan untuk mengelompokkan dan membuat kategori dari sekelompok data/informasi/fakta untuk diolah dan dianalisis;

buku 7 edited.indd 3 3/2/11 6:49:38 PM

Page 402: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II - Gambaran Umum

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

4

f. analisis Causal adalah telaah hubungan logis antara pernyataan-pernyataan, fakta-fakta atau data dan informasi yang diperoleh;

g. analisis prioritas adalah teknik analisis dengan membandingkan tingkatkepentingandariareayangtelahdiidentifikasiuntukdijadikanquick wins.

2.2 prinsip

a. pengungkit.Inisiatifyangdipilihbermanfaatuntukmendapatkanmomentumawalyangpositifdankepercayaandiriuntukselanjutnyamelakukansesuatuyang berat;

b. mudah dan Cepat. Inisiatif yangdipilihmudahdilaksanakandanhasilnyacepatdirasakan;

c. dampak. Inisiatif yang dipilih mampu memberikan dampak positif yangbesarbagiparapemangkukepentinganuntukmeningkatkankepercayaan(trust)danmotivasimereka;

d. Memotivasi. Inisiatif yang dipilih mudah dikerjakan dan cepat dicapai,sehingga diharapkan dapat memotivasi individu/kelompok di dalamKementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk melanjutkan ke pekerjaan yang lebih berat (reformasi birokrasi);

e. memperbaiki. Inisiatif yang dipilih mampu memperbaiki sistem danmekanisme kerja secara organisasional di masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

f. meyakinkan dan nyata. Inisiatifyangdipilihmampumeyakinkanpemangkukepentingan,baikeksternalmaupuninternal,dengancarainsitiatiftersebutsegera dapat memberikan manfaat yang diinginkan dan nyata yang sesuai dengan harapan mereka;

g. independen. Inisiatif yang dipilih dibawah kontrol penuh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan keberhasilannya tidak tergantungsecara dominan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerahlainnya.

buku 7 edited.indd 4 3/2/11 6:49:38 PM

Page 403: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

5PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab i i iperumuSan dan penetapan QUICK WINS

3.1 Kriteria dalam merumuskan Quick Wins

Quick wins harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Berasal dari program-program reformasi birokrasi, yang terdapat di dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014;

b. Merupakan bagian utama (core business) dari peran, tugas, fungsi, dan karakteristik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yangbersangkutan;

c. Memberikandampakperbaikanyangbesardandapatdirasakanolehparapemangku kepentinganeksternal dan internal Kementerian/LembagadanPemerintah Daerah;

d. Merupakansebuahaktivitasnyatadandirasakanmanfaatnyasecaracepatoleh pemangku kepentingan utama eksternal dan internal Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

tabel 1IdentifikasiQuick Wins berdasarkan Kriteria

PROGRAM:AKTIVITAS:NO KRITERIA YA TIDAK

1 Merupakan program reformasi birokrasi

2Merupakan bagian utama dari peran, tugas, fungsi, dan karakteristik Kementerian/Lembaga dan PemerintahDaerah

3 Memberikan dampak perubahan yang besar

4 Manfaat perbaikan dan perubahan dapat dirasakan secepatnya(waktupelaksanaankurangdari12bulan)

buku 7 edited.indd 5 3/2/11 6:49:38 PM

Page 404: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

6

Untuk memperjelas kriteria pemilihan quick wins, dapat diilustrasikan pada gambar di bawah

gambar 1MatriksIdentifikasiQuickWins

3.2 merumuskan Quick Wins

Langkah - langkah perumusan quick winsmencakup tiga aspek utama,yaitu:

a. Identifikasi Pemangku Kepentingan Utama. Aspek ini berupaya untuk mengindentifikasikansejumlahPemangkuKepentinganUtamayangpentingdankritikalbagiKementerian/LembagadanPemerintahDaerah;

b. IdentifikasiKeluaranUtama.Aspekiniberupayauntukmengindentifikasikankeluaran utama yang merupakan bagian dari Tupoksi atau proses intiKementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang selama ini digunakan olehparaPemangkuKepentinganUtama;

c. Identifikasi Harapan Pemangku KepentinganUtama. Aspek ini berupaya untukmengindentifikasikanharapanutamapemangkukepentinganutamaterhadap kinerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

buku 7 edited.indd 6 3/2/11 6:49:39 PM

Page 405: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

7PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Langkah – Langkah perumusan Quick Wins dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini:

gambar 2Langkah-langkah perumusan Quick Wins

Templatesederhanayangdigunakandidalamsetiaplangkahdiatasdapatdilihatpada Lampiran 1.

3.3 menetapkan Quick Wins

Langkah-langkah penetapan Quick Winsmencakupempataspek,yaitu:

a. penilaian tingkat pencapaian Kinerja Saat ini. Aspek ini berupaya untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja Kementerian/Lembaga danPemerintah Daerah saat ini yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core businesses dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.Untukmengetahuitingkatpencapaianini,dataatauinformasidariparapemangkukepentinganutamadapatdiperolehmelaluibase line survey, wawancara,focused group discussion, analisis statistic, desk research, dan sebagainya. Secara obyektif, skor 1 – 5 diberikan untukmenilaimasing –masingtingkatpencapaiankinerjayangadasaatini;

buku 7 edited.indd 7 3/2/11 6:49:39 PM

Page 406: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

8

b. peningkatan Kinerja. Aspek ini berupaya untuk meningkatkan kinerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang memiliki skor kurang dari 4 (yang berarti meningkatkan area ini akan memberikan dampakyang besar bagi para pemangku kepentingan). Aspek ini juga berupayauntuk mengidentifikasikan tingkat kesulitan melakukan perbaikan kinerjadimaksud dan memastikan apakah peningkatan kinerja dimaksud dapatdilakukan kurang dari 12 bulan, masih di dalam kendali penuh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan, dan apakah masih termasukbagiandariareareformasibirokrasiyangdicanangkanPemerintah.Proses untuk menentukan skor dan persentasi perbaikan dilakukan melalui kesepakatan antara pimpinan dan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Lebih lanjut, aspek ini juga sudah mulai mengindentifikasikankandidat untuk Quick Wins;

c. penyiapan Sumber daya. Aspek ini berupaya untuk mengidentifikasikansumberdayayangdiperlukanuntukpelaksanaancalonQuick Wins yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Sumberdayadapatmencakupketersediaansumber daya manusia, biaya dan juga keahlian. Aspek ini juga memeriksa sekali lagi apakah kandidat quick wins yang diusulkan memenuhi kriteria danpersyaratanyangditetapkandanmemilihmaksimumtiga(3)quick wins terbaik bila jumlah program yang diusulkan dan memenuhi persyaratan cukupbanyak;

d. penetapan Quick Wins. Aspek ini berupaya menetapkan quick wins yang telahmelaluiserangkaiananalisisuntuksiapdiluncurkan.

Langkah-langkah penetapan quick wins dapat dilihat pada Gambar 3 dan templatesederhanayangdigunakandidalamsetiaplangkahdiatasdapatdilihatpada Lampiran 2.

buku 7 edited.indd 8 3/2/11 6:49:39 PM

Page 407: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

9PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

gambar 3Langkah – Langkah menetapkan Quick Wins

buku 7 edited.indd 9 3/2/11 6:49:39 PM

Page 408: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III - PERUMUSAN DAN PENETAPAN QUICK WINS

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

10

buku 7 edited.indd 10 3/2/11 6:49:39 PM

Page 409: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

11PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab iVLangKah-LangKah daLam peLaKSanaan

QUICK WINS

Langkah-langkah dalam pelaksanaan quick wins dibagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

1. tahap persiapan, merupakan tahap persiapan kapabilitas implementasi quick wins dan penyusunan metode monitoring dan evaluasi implementasi quick wins;

2. Tahap Implementasi dan Monitoring & Evaluasi, merupakan tahap pelaksanaan dan pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan quick wins.

Berikut tahapannya:

gambar 4Langkah – Langkah dalam pelaksanaan Quick Wins

buku 7 edited.indd 11 3/2/11 6:49:40 PM

Page 410: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV - Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Quick Wins

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

12

4.1 tahap persiapan

Langkah-langkahpentingdalamtahappersiapandapatdilihatpadaTabel 2 berikut.

tabel 2tahap persiapan

LangKah aKtiVitaS KeLuaran

1•Pembentukan Tim Kerja•Pembentukan Struktur/

Organisasi Kerja

•Tim kerja•Struktur/Organisasi Tim Kerja

2

•Penyusunan Rencana danJadwal Kerja serta Target Penyelesaian

•Penyusunan Anggaran

•RencanadanJadwalKerja•Target Penyelesaian•Anggaran

3

Menyusun dan Menetapkan: •Metode Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan QuickWins

•Mekanisme Pelaporan PelaksanaanQuickWins

•Metode Monitoring dan Evaluasi

•Rancangan LaporanPelaksanaanQuickWins

4.2 TahapImplementasidanMonitoringdanEvaluasi

Langkah-langkahpentingdalamtahapinidapatdilihatpadaTabel3di bawah ini.

tabel 3TahapImplementasidanMonitoringdanEvaluasi

LANGKAH AKTIVITAS KELUARAN

1

•Pelaksanaan aktivitas sesuaidengan rencana dan jadwalkerja

•Penyelesaian quickwins sesuaitarget dalam jadwal kerja

•Laporan kemajuan pelaksanaan penyelesaian quickwinssecaraberkala

•Penyelesaianquickwins

2

Pelaksanaan monitoring dan evaluasipelaksanaanquickwins

•Hasil monitoring dan evaluasi

•U s u l a n / r e k o m e n d a s i perbaikan

buku 7 edited.indd 12 3/2/11 6:49:40 PM

Page 411: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

13PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

4.3 pelaporan

Pelaporanmerupakanbagianyangtidakterpisahkandarisetiaptahapanpelaksanaan. Oleh karena itu, baik laporan berkala maupun tahunan haruslah menjelaskancapaiankemajuanyangdihasilkan.Selainitu,pentinguntukdiingatterutama dalammenyusun rencana kerja adalah perkiraanwaktu dari setiaplangkah-langkah dalam penyusunan laporan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dimaksud:1. Penyusunan laporan;2. Presentasi laporan;3. Revisi atau perbaikan bila diperlukan atas masukan laporan;4. Menyampaikanlaporanfinal.

buku 7 edited.indd 13 3/2/11 6:49:40 PM

Page 412: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV - Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Quick Wins

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

14

buku 7 edited.indd 14 3/2/11 6:49:40 PM

Page 413: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

15PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

bab Vpenutup

Pedoman pelaksanaan quick wins ini diharapkan dapat membantu Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam merumuskan dan melaksanakan quicks wins di masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Di dalam melaksanakan quick wins, terdapat tahapan penting yang perlu diperhatikan oleh Kementerian/Lembaga dan PemerintahDaerah, yaitu pada saat merumuskan dan menetapkan quick wins. Merumuskan dan menetapkan quick wins yang sesuai dengan peran, tugas, fungsi dan karakteristik masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerahserta sesuai kriteria adalah salah satu tahap yang menentukan keberhasilan pelaksanaan quick wins.

buku 7 edited.indd 15 3/2/11 6:49:40 PM

Page 414: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

16

buku 7 edited.indd 16 3/2/11 6:49:40 PM

Page 415: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

17PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Lampiran 1: template perumusan Quick Wins

template untuk Langkah 1:

No PemangkuKepentinganUtama

1

2

3

4

5

template untuk Langkah 2:

No Keluaran Utama

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 17 3/2/11 6:49:40 PM

Page 416: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

18

template untuk Langkah 3:

No Keluaran Utama K/L/ Pemda Ekspektasi Pemangku KepentinganUtama

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 18 3/2/11 6:49:40 PM

Page 417: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

19PermenPAN dan RB No: 13 Tahun 2011

Lampiran 2: template menetapkan Quick Wins

template untuk Langkah 4:

No Keluaran Utama Harapan Utama TingkatPencapaianKinerja(Skor 1-5)

1

2

3

4

5

template untuk Langkah 5:

No

K e l u a r a n DenganTingkat P e n c a p a i a nKinerja(Skor < 4)

D a p a t Ditingkatkan?

Seberapa Be-sar EstimasiPerbaikannya?

Dalam Kendali Penuh?BagianDari reformasi birokrasi?

K u r a n g Dari 12 Bulan?

K a n d i d a t Q u i c kwins?

1 Y/T % Y/T Y/T Y/T

2

3

4

5

template untuk Langkah 6:

No K a n d i d a t Quickwins

Apa Yang H a r u s Diperbaik?

B a g a i m a n a Memperbaikinya?

Tingkat Kesulitan Perbaikan (Tinggi, Sedang, Rendah)

Sumber Daya Tersedia?(Orang, Biaya dan Keahlian)

1

2

3

4

5

buku 7 edited.indd 19 3/2/11 6:49:40 PM

Page 418: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V - Penutup

Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

20

template untuk Langkah 7:

No QuickwinsYangAkanDiajukan

1

2

3

buku 7 edited.indd 20 3/2/11 6:49:40 PM

Page 419: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 420: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Cilincing

Page 421: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 422: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Koja

Page 423: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 424: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PTSP Kecamatan Tanjung Priok

Page 425: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Page 426: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ruang Pelayanan Administrasi Kependudukan Suku Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil Jakarta Utara

Page 427: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

1. Input (Masukan)

Q1 Bagaimana sumber daya manusia terkait pelaksanaan program tersebut?I1-1 SDM bisa dibilang kurang mencukupi untuk melayani pembuatan akta

kelahiran, soalnya jumlah pegawai terbatasi juga dengan jumlah sarana yangtersedia seperti komputer misalnya dan juga kita harus mengirim pegawai kitake rumah sakit untuk pelayanan akte kelahiran secara jemput bola, dari segikemampuan (kualitas) setiap pegawai cukup paham dengan SOP (StandardOperating Procedure) yang ada, kami juga rutin memberikan pelatihan untukpara pegawai agar semakin paham tugas tugas mereka

I1-2 berbicara tentang SDM, soal SDM tidak hanya bicara tentang jumlah saja,namun juga kualitasnya, mampu kaga tuh orang orangnya dalam melaksanakantugasnya, menurut saya disini SDM nya cukup baik, pegawai pelayanan kitasemua paham apa yang harus dikerjakan, ngerti apa-apa aja yang harus merekalakukan,karena kami juga mengadakan pelatihan juga

I2-1 Kalo SDM di Satpel kecamatan Tanjung Priok saya rasa disini masih kurangmas karena sering sekali masyarakat mengantri pas pembuatan akte kelahiransama surat perpindahan

I2-2 SDM di kecamatan cilincing sih saya rasa cukup yaa mas soalnya kita kagapernah keteteran setiap melakukan pelayanan akta kelahiran

I2-3 Saya rasa sih SDM di satpel koja masih kurang mas, soalnya seringkali kamikesulitan di saat pelaksanaan pelayanan administrasi

Q2 Bagaimana sarana dan prasarana penunjang terkait program tersebut?Apakah sudah memadai?

I1-1 untuk sarana dan prasarana memang dirasa masih kurang ,apalagi denganjumlah komputer yang kurang jadinya menghambat proses pelayanan. Kalaudengan ruang tunggu disini memang tergolong kecil karena memang ruang digedung ini tidak mencukupi lagi

I1-2 Sarana dan prasarana sih memang dari jumlah komputer yang ada dirasa kurangmencukupi untuk pelaksanaan administrasi kependudukan, ini juga nantinyaberhubungan juga sama jumlah SDM yang mengoperasikannya. Kalau untukruang tunggu untuk masyarakat sih memang terasa kecil karena memang kitamempunyai keterbatasan penggunaan lahan.

I2-1 Kalau sarana dan prasarana sih di kecamatan dirasa kurang karena hanya adadua komputer buat pengerjaan akte kelahiran dan surat perpindahan, jadi agaklama jika terdapat banyak masyarakat. Namun jika dari segi ruang tunggudirasa cukup luas dan nyaman.

I2-2 Sarana dan prasarana sih saya rasa cukup, hanya saja jaringan sistem informasisering mengalami gangguan sehingga pelayanan pun sering terhambat gara –gara itu

I2-3 kurang memadai mas karena komputer yang digunakan untuk pelayanan seringmengalami kerusakan dan jaringan sistemnya sering mengalami gangguan. Tapiuntuk ruang tunggu di satpel sih dirasa cukup nyaman untuk masyarakat

Page 428: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I4-2 Kalau ruang tunggu di kecamatan sih saya rasa cukup nyaman ya mas soalnyacukup luas dan ada ac nya juga, dulu saya pernah ke kantor suku dinasnya danruang tunggu disana sama sekali tidak nyaman karena sempit dan pengap jikabanyak orang

Q3 Bagaimana sosialisasi terkait program yang di maksud terhadap sasarankebijakan?

I1-1 Iya sosialisasi terus dilakukan sejak awal dimulainya program ini mas,khususnya sosialisasi akta kelahiran yang makin dipermudah pembuatannya kerumah sakit dan puskesmas puskesmas kecamatan juga menempatkan spandukdan baliho di tempat tempat yang mungkin dilihat orang yang mau membuatakta kelahiran seperti di rumah sakit, puskesmas, maupun di kecamatan dankelurahan. Dan sosialisasi kepada satpel kecamatan beserta pegawai pelayanankami lakukan dengan melalui surat edaran dan mengadakan pelatihan pelatihan.

I1-2 Sosialisasi sudah kami laksanakan dengan menempatkan petugas untukpenyuluhan tentang kemudahan pembuatan akta kelahiran ke rumah sakit danpuskesmas yang ada, bahkan kami juga menempatkan baliho baliho di berbagaitempat seperti di area puskesmas maupun kecamatan

I2-1 Kalau sosialisasi ke masyarakat sih biasanya gimana dari suku dinas aja, tapikalau pemasangan baliho setau saya di setiap kecamatan sudah dipasang

I2-2 Biasanya kami melakukan sosialisasi ke masyarakat kalau sudah dijadwalkandari suku dinas, disini biasanya hanya menyampaikan apa yang mesti disiapinbuat akta kelahiran maupun surat perpindahan.

I2-3 Pastinya kami melakukan sosialisasi tentunya dengan arahan dari suku dinas,kalau di satpel kecamatan tugas kami menyampaikan arahan kepada satpelkelurahan, dan juga menyampaikan kepada masyarakat langkah dan apa yangharus disiapkan kepada masyarakat

I4-1 Kalo untuk sosialisasi langsung dari catatan sipilnya saya sih pernah sekilasmendengar di puskesmas, mereka ngejelasin tentang akta kelahiran gitudisana.kalo baliho gitu sih saya belum pernah liat mas

I4-2 Pas itu pernah mas dinas dateng ke rw di lingkungan rumah saya, disitudijelasin ada program baru yang bikin mudah pembuatan akta kelahiransekalian bikin akta kelahiran juga disitu.

2. Proses

Q4 Bagaimana mekanisme pelaksanaan program tersebut?I1-1 Untuk mekanisme pelaksanaan, kita kan punya SOP, jadi disini pun

melaksanakannya mengikuti SOP yang ada, dan prosesnya dimulai daripengecekan berkas syarat, lalu penginputan data, dan berakhir di pencetakanakta kelahiran

I1-2 Untuk mekanismenya sendiri sih kami udah punya SOP (Standar OperatingProcedure) nya sendiri mas, yang berisi tentang urutan pengerjaan dan waktupengerjaan juga. Jadi petugas pelayanan tidak akan kebingungan dalammelakukan pekerjaannya

I2-1 Setiap ada permintaan akta kelahiran baru sih kita selalu ngerjain sesuai dengan

Page 429: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOP yang ada, misalnya dengan pengecekan berkas dahulu lalu dilanjutindengan input data ke komputer gitu mas

I2-2 Kalau mekanisme sih selalu diawali sama pengecekan kelengkapan berkasdahulu, lalu input ke sistem melalui komputer, setelah verifikasi tinggal cetakdeh. Biasanya yang memakan waktu lama itu ada di proses verifikasi, kalo dariinput ke sistem itu biasanya tidak sampai 15 menit kalau tidak ada gangguan.

I2-3 Kalo mekanisme pekerjaan sih kami melakukan sesuai yang ada di SOP

Q5 Bagaimana pelayanan terhadap sasaran kebijakan dalam prosesadministrasi kependudukan?

I1-1 kalau pelayanan sudah pasti sudah diberikan semaksimal mungkin, cumanmasih banyak kendala yang bikin pelayanan jadi terhambat. Misalnya kayakgangguan jaringan ataupun gangguan terhadap komputer yang ada

I1-2 pelayanan kalo maksudnya pembuatan akta kelahiran pastinya kami sudahsebaik mungkin dalam pelaksanaannya, memang masih ada masalah masalahyang terjadi

I2-1 Pastinya kami berusaha memberikan yang sebaik mungkin kepada masyarakatI2-2 Sudah pasti kami berikan sebaik mungkin diluar adanya masalah masalah

teknis yang terjadiI2-3 Kami dari satpel sih sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin pastinya

Q6 Bagaimana kepastian terkait waktu pelaksanaan program tersebut?I1-1 pastinya pelayanan akta kelahiran ini selalu dilakukan di hari kerja lalu kami

membuka pelayanan juga pada hari sabtu agar semakin banyak masyarakatyang terlayani

I1-2 supaya pelayanan semakin maksimal selain pada hari kerja, kami jugamelakukan pelayanan administrasi kependudukan pada hari sabtu namun hanyasetengah hari supaya masyarakat yang sekiranya tidak bisa melakukanadministrasi kependudukan pada hari kerja bisa melaksanakannya di hari sabtu

I2-1 Kami melakukan pelayanan dari senin sampai sabtu, tapi pas hari sabtu hanyasetengah hari

I2-2 waktu pelayanan akta kelahiran hampir setiap hari kami melaksanakannya, darisenin sampai jumat pada jam kerja lalu pada hari sabtu juga namun hanyasetengah hari

I2-3 Hampir setiap hari mas, kecuali minggu tentunya. Dan hari sabtu cumansetengah hari pelayanannya

Q7 Bagaimana proses penertiban dalam pelaksanaan terkait sanksikebijakan?

I1-1 untuk sanksi sih kami masih menurut pada UU No.24 tahun 2006, di undangundang tersebut terdapat berbagai sanksi. Khususnya yang terkait denganpungutan liar karena pembuatan akta kelahiran tidak dipungut biaya,Alhamdulilah sampai sekarang belum ada petugas pelayanan yang melanggaraturan yang ada

I1-2 penjatuhan sanksi sih sampai saat ini belum ada karena memang belum adapetugas pelayanan yang melanggar aturan aturan yang ada

Page 430: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Q8 Bagaimana efektivitas dari implementasi program tersebut?I1-1 pastinya efektif, karena terjadi peningkatan dalam proses pelayanan

administrasi kependudukan. Khususnya pada akta kelahiran dengan adanyaprogram ini proses pelayanannya semakin lebih cepat dibanding sebelumnya.”

I1-2 kalo efektif sih saya rasa efektif, cuma kalo saya bilang berhasil jadinya terlalusombong nanti, yang jelas dengan program ini pelayanan administrasikependudukan khususnya akta kelahiran semakin lebih baik

I2-1 Sudah pasti efektif karena pelayanan akta semakin membaikI2-2 tentu saja efektif, karena pembuatan akta kelahiran tidak lagi memakan waktu

yang lama dan proses pengerjaannya semakin mudah dan simpelI2-3 Jelas efektif, karena dengan program ini pelayanan akta semakin lebih cepat

3. Output (Hasil)

Q9 Apakah sudah sesuai antara pelaksanaan dengan tujuan dari programtersebut?

I1-1 belum mencapai target, tujuan utama dari program ini adalah pembuatan aktakelahiran hanya dalam 5 hari. Namun pada kenyataannya bisa lebih dari itu,penyebabnya ya karena jaringan yang sering gangguan dan kurangnya sdmdalam mengatasi permintaan akta kelahiran

I1-2 kalo dibilang sesuai ya tentu saja sesuai, kan tujuan dari program ini juga untukkepuasan masyarakat juga. Hanya saja dari kami masih terdapat kekurangandari segi sdm dan sarana jadi tujuan dari program quick wins yaitu pembuatanakta kelahiran selama 5 hari masih belum bisa tercapai

Q10 Apalah pelaksanaan kebijakan yang dilakukan sudah tepat sasaran?I1-1 tentu saja tepat sasaran, karena setiap masyarakat diwajibkan memiliki akta

kelahiran. Maka dengan program ini diharapkan kami dapat memberikanpelayanan yang terbaik kepada masyarakat

I1-2 sudah tepat, kami menjalankan program ini sudah menentukan tempat tempatyang sekiranya efektif untuk pelayanan akta kelahiran, misalnya sepertimembuka pelayanan di rumah sakit seperti di rumah sakit koja. Disana sudahjelas bahwa sasarannya adalah masyarakat ang baru mempunyai anak agarsegera membuat akta kelahiran

Q11 Bagaimana kelanjutan dari sasaran kebijakan yang telah tertangani?I1-1 tentu saja kami tidak melakukan pengawasan, karena akta kelahiran yang sudah

diberikan itu menjadi tanggung jawab pemiliknya masing – masing. Tanggungjawab kami hanyalah menjaga data kependudukan masyarakat agar tetap terjagadan tidak disalahgunakan oleh orang lain

I1-2 tidak ada pengawasan kepada masyarakat, yang kami lakukan hanyalahmenjaga data kependudukan masyarakat tetap terjaga dan tidak dipergunakanoleh orang lain

Q12 Siapa saja kelompok-kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan program

Page 431: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tersebut?I1-1 yang terlibat dalam pelayanan akta ada satpel kelurahan, lalu satpel kecamatan,

dan dari suku dinas itu sendiriI1-2 kalau pihak yang terlibat sih pertama dari satpel kelurahan, lalu satpel

kecamatan dan dari suku dinas juga mas

4. Outcome (Dampak)

Q13 Adakah perubahan terhadap kelompok sasaran dari kebijakan tersebut?I1-1 setelah pelaksanaan tentu saja ada perubahan, yang paling jelas adalah dari

proses pembuatan akta kelahiran yang sebelumnya mencapai 30 hari sekarangpaling lambat hanya seminggu saja. Juga tidak ada lagi penumpukanmasyarakat yang ingin membuat akta kelahiran di suku dinas karena sudahadanya satpel di seluruh kecamatan

I1-2 setelah ada program ini pastinya ada perubahan khususnya dalam pelayananakta kelahiran ini, dengan menempatkan satpel kecamatan dan pelayanan dirumah sakit membuat pelayanan akta lebih tersebar dan dapat dijangkaumasyarakat. Penggunaan sistem online juga membuat proses penginputan datamenjadi semakin mudah dan cepat sehingga pembuatan akta kelahiran tidaklagi mencapai 30 hari

Q14 Setelah peraturan berjalan, adakah peningkatan pelaksanaan programtersebut oleh implementor?

I1-1 Kalo peningkatan sih jelas ada dari pelayanan akta kelahiran yang mulai meratasehingga cara bekerja menjadi semakin efektif

I1-2 peningkatan dalam melaksanakannya tentu saja ada, kami selalu berikan yangterbaik, ini kan untuk mewujudkan ketertiban administrasi kependudukan juga,agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mempunyai identitas

I2-1 ada peningkatan, contohnya dengan membuat satpel di kecamatan kecamatandan tidak lagi terpusat di suku dinas supaya pelayanan akta kelahiran lebihmudah diakses oleh masyarakat. ke depannya diharapkan pembuatan aktakelahiran bisa dilakukan dimana saja secara mobile sehingga tidak ada alasanlagi bagi masyarakat untuk tidak membuat akta kelahiran

I2-2 Pastinya ada, karena penggunaan sistem online ini membuat waktu pelayananmenjadi lebih singkat dan efektif

I2-3 Untuk pelaksanaan sih tentu saja ada peningkatan mas, yang jelas sih prosesnyasemakin cepat

Page 432: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DISTRIBUSI II

SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

kependudukan secara nasional, Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban

memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap

penentuan status pribadi dan status hukum atas

setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting

yang dialami oleh Penduduk dan/atau Warga Negara

Indonesia yang berada di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan

Administrasi Kependudukan sejalan dengan tuntutan

pelayanan Administrasi Kependudukan yang

profesional, memenuhi standar teknologi informasi,

dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif dalam

pencapaian standar pelayanan minimal menuju

pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi

permasalahan kependudukan, perlu dilakukan

penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan;

c. bahwa . . .

Page 433: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 2 -

DISTRIBUSI II

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

membentuk Undang-Undang tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 26 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4674);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4674) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan . . .

Page 434: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 3 -

DISTRIBUSI II

1. Ketentuan angka 14, angka 20, dan angka 24 Pasal 1

diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan Data Kependudukan

melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,

pengelolaan informasi Administrasi

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya

untuk pelayanan publik dan pembangunan

sektor lain.

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan

Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang

bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa

lain yang disahkan dengan undang-undang

sebagai Warga Negara Indonesia.

4. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara

Indonesia.

5. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab

dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

6. Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang

bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan

Administrasi Kependudukan.

7. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah

kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan

berwenang melaksanakan pelayanan dalam

urusan Administrasi Kependudukan.

8. Dokumen . . .

Page 435: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 4 -

DISTRIBUSI II

8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi

yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang

mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang dihasilkan dari pelayanan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

9. Data Kependudukan adalah data perseorangan

dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai

hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil.

10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan

biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan

Peristiwa Kependudukan dan pendataan

Penduduk rentan Administrasi Kependudukan

serta penerbitan Dokumen Kependudukan

berupa kartu identitas atau surat keterangan

kependudukan.

11. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang

dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena

membawa akibat terhadap penerbitan atau

perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda

Penduduk dan/atau surat keterangan

kependudukan lainnya meliputi pindah datang,

perubahan alamat, serta status tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap.

12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya

disingkat NIK, adalah nomor identitas Penduduk

yang bersifat unik atau khas, tunggal dan

melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai

Penduduk Indonesia.

13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah

kartu identitas keluarga yang memuat data

tentang nama, susunan dan hubungan dalam

keluarga, serta identitas anggota keluarga.

14. Kartu . . .

Page 436: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 5 -

DISTRIBUSI II

14. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya

disingkat KTP-el, adalah Kartu Tanda Penduduk

yang dilengkapi cip yang merupakan identitas

resmi penduduk sebagai bukti diri yang

diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa

Penting yang dialami oleh seseorang dalam

register Pencatatan Sipil pada Instansi

Pelaksana.

16. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang

melakukan pencatatan Peristiwa Penting yang

dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang

pengangkatannya sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami

oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian,

lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan

anak, pengesahan anak, pengangkatan anak,

perubahan nama dan perubahan status

kewarganegaraan.

18. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang

diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang

diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal

menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

20. Petugas . . .

Page 437: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 6 -

DISTRIBUSI II

20. Petugas Registrasi adalah pegawai yang diberi

tugas dan tanggung jawab memberikan

pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan

dan Peristiwa Penting serta pengelolaan dan

penyajian Data Kependudukan di

desa/kelurahan atau nama lainnya.

21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan,

selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem

informasi yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi

pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat Penyelenggara dan

Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu

yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran

serta dilindungi kerahasiaannya.

23. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya

disingkat KUAKec, adalah satuan kerja yang

melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai,

dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi

Penduduk yang beragama Islam.

24. Unit Pelaksana Teknis Instansi Pelaksana,

selanjutnya disebut UPT Instansi Pelaksana,

adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang

bertanggung jawab kepada Instansi Pelaksana.

2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 5

Pemerintah melalui Menteri berwenang

menyelenggarakan Administrasi Kependudukan

secara nasional, meliputi:

a. koordinasi . . .

Page 438: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 7 -

DISTRIBUSI II

a. koordinasi antarinstansi dan antardaerah;

b. penetapan sistem, pedoman, dan standar;

c. fasilitasi dan sosialisasi;

d. pembinaan, pembimbingan, supervisi,

pemantauan, evaluasi dan konsultasi;

e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan

berskala nasional;

f. menyediakan blangko KTP-el bagi

kabupaten/kota;

g. menyediakan blangko dokumen kependudukan

selain blangko KTP-el melalui Instansi Pelaksana;

dan

h. pengawasan.

3. Ketentuan huruf d Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

Pemerintah provinsi berkewajiban dan bertanggung

jawab menyelenggarakan urusan Administrasi

Kependudukan, yang dilakukan oleh gubernur

dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi

pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil;

c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

d. penyajian Data Kependudukan berskala provinsi

berasal dari Data Kependudukan yang telah

dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

Kementerian yang bertanggung jawab dalam

urusan pemerintahan dalam negeri; dan

e. koordinasi . . .

Page 439: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 8 -

DISTRIBUSI II

e. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan.

4. Ketentuan ayat (1) huruf g Pasal 7 diubah, sehingga

Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan

bertanggung jawab menyelenggarakan urusan

Administrasi Kependudukan, yang dilakukan

oleh bupati/walikota dengan kewenangan

meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;

b. pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas

dan fungsinya di bidang Administrasi

Kependudukan;

c. pengaturan teknis penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat

di bidang Administrasi Kependudukan;

f. penugasan kepada desa untuk

menyelenggarakan sebagian urusan

Administrasi Kependudukan berdasarkan

asas tugas pembantuan;

g. penyajian Data Kependudukan berskala

kabupaten/kota berasal dari Data

Kependudukan yang telah dikonsolidasikan

dan dibersihkan oleh Kementerian yang

bertanggung jawab dalam urusan

pemerintahan dalam negeri; dan

h. koordinasi . . .

Page 440: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 9 -

DISTRIBUSI II

h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.

5. Ketentuan ayat (1) huruf c dan ayat (5) Pasal 8

diubah, sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan

Administrasi Kependudukan dengan kewajiban

yang meliputi:

a. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan

mencatat Peristiwa Penting;

b. memberikan pelayanan yang sama dan

profesional kepada setiap Penduduk atas

pelaporan Peristiwa Kependudukan dan

Peristiwa Penting;

c. mencetak, menerbitkan, dan

mendistribusikan Dokumen Kependudukan;

d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil;

e. menjamin kerahasiaan dan keamanan data

atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa

Penting; dan

f. melakukan verifikasi dan validasi data dan

informasi yang disampaikan oleh Penduduk

dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil.

(2) Kewajiban . . .

Page 441: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 10 -

DISTRIBUSI II

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai,

dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam

pada tingkat kecamatan dilakukan oleh pegawai

pencatat pada KUAKec.

(3) Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat

kecamatan dilakukan oleh UPT Instansi

Pelaksana dengan kewenangan menerbitkan

Akta Pencatatan Sipil.

(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

untuk persyaratan dan tata cara Pencatatan

Peristiwa Penting bagi Penduduk yang agamanya

belum diakui sebagai agama berdasarkan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau

bagi penghayat kepercayaan berpedoman pada

Peraturan Perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai UPT Instansi

Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dan prioritas pembentukannya diatur dengan

Peraturan Menteri.

6. Ketentuan ayat (2) Pasal 12 diubah, sehingga Pasal 12

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12

(1) Petugas Registrasi membantu kepala desa atau

lurah dan Instansi Pelaksana dalam Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh

bupati/walikota diutamakan dari Pegawai Negeri

Sipil yang memenuhi persyaratan.

(3) Ketentuan . . .

Page 442: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 11 -

DISTRIBUSI II

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman

pengangkatan dan pemberhentian serta tugas

pokok Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 27

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk

kepada Instansi Pelaksana setempat paling

lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan

Kutipan Akta Kelahiran.

8. Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 32 diubah dan

ayat (2) dihapus, sehingga Pasal 32 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 32

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (1) yang melampaui batas

waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal

kelahiran, pencatatan dan penerbitan Akta

Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan

keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

(2) Dihapus.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan

tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Presiden.

9. Ketentuan . . .

Page 443: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 12 -

DISTRIBUSI II

9. Ketentuan ayat (1) Pasal 44 diubah, sehingga Pasal 44

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 44

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua

rukun tetangga atau nama lainnya di domisili

Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada Register Akta Kematian dan menerbitkan

Kutipan Akta Kematian.

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilakukan berdasarkan keterangan

kematian dari pihak yang berwenang.

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan

seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak

ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat

Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya

penetapan pengadilan.

(5) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak

jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan

pencatatan kematian berdasarkan keterangan

dari kepolisian.

10. Ketentuan ayat (2) Pasal 49 diubah, sehingga Pasal 49

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 49

(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua

pada Instansi Pelaksana paling lambat 30

(tiga puluh) hari sejak tanggal surat pengakuan

anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak

yang bersangkutan.

(2) Pengakuan . . .

Page 444: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 13 -

DISTRIBUSI II

(2) Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang

orang tuanya telah melaksanakan perkawinan

sah menurut hukum agama, tetapi belum sah

menurut hukum negara.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada register akta pengakuan anak dan

menerbitkan kutipan akta pengakuan anak.

11. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 50 diubah dan

penjelasan ayat (1) Pasal 50 diubah, sehingga

Pasal 50 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 50

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh

orang tua kepada Instansi Pelaksana paling

lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu

dari anak yang bersangkutan melakukan

perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

(2) Pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang

orang tuanya telah melaksanakan perkawinan

sah menurut hukum agama dan hukum negara.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat

pada register akta pengesahan anak dan

menerbitkan kutipan akta pengesahan anak.

12. Ketentuan ayat (2) Pasal 58 ditambahkan 4 (empat)

huruf, yakni huruf bb, huruf cc, huruf dd, dan

huruf ee, serta ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni

ayat (4), sehingga Pasal 58 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 58

(1) Data Kependudukan terdiri atas data

perseorangan dan/atau data agregat Penduduk.

(2) Data . . .

Page 445: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 14 -

DISTRIBUSI II

(2) Data perseorangan meliputi:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. nama lengkap;

d. jenis kelamin;

e. tempat lahir;

f. tanggal/bulan/tahun lahir;

g. golongan darah;

h. agama/kepercayaan;

i. status perkawinan;

j. status hubungan dalam keluarga;

k. cacat fisik dan/atau mental;

l. pendidikan terakhir;

m. jenis pekerjaan;

n. NIK ibu kandung;

o. nama ibu kandung;

p. NIK ayah;

q. nama ayah;

r. alamat sebelumnya;

s. alamat sekarang;

t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir;

u. nomor akta kelahiran/nomor surat kenal

lahir;

v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

w. nomor akta perkawinan/buku nikah;

x. tanggal perkawinan;

y. kepemilikan akta perceraian;

z. nomor akta perceraian/surat cerai;

aa. tanggal perceraian;

bb. sidik jari;

cc. iris mata;

dd. tanda tangan; dan

ee. elemen data lainnya yang merupakan aib

seseorang.

(3) Data . . .

Page 446: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 15 -

DISTRIBUSI II

(3) Data agregat meliputi himpunan data

perseorangan yang berupa data kuantitatif dan

data kualitatif.

(4) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) yang

digunakan untuk semua keperluan adalah Data

Kependudukan dari Kementerian yang

bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan

dalam negeri, antara lain untuk pemanfaatan:

a. pelayanan publik;

b. perencanaan pembangunan;

c. alokasi anggaran;

d. pembangunan demokrasi; dan

e. penegakan hukum dan pencegahan

kriminal.

13. Ketentuan ayat (1), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan

ayat (6) Pasal 63 diubah dan ayat (2) dihapus,

sehingga Pasal 63 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 63

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang

Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah

berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin

atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el.

(2) Dihapus.

(3) KTP-el sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku secara nasional.

(4) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib melaporkan perpanjangan masa

berlaku atau mengganti KTP-el kepada Instansi

Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sebelum tanggal masa berlaku Izin Tinggal Tetap

berakhir.

(5) Penduduk . . .

Page 447: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 16 -

DISTRIBUSI II

(5) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib

membawanya pada saat bepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hanya memiliki 1 (satu) KTP-el.

14. Ketentuan Pasal 64 diubah, sehingga Pasal 64

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 64

(1) KTP-el mencantumkan gambar lambang Garuda

Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia, memuat elemen data

penduduk, yaitu NIK, nama, tempat tanggal

lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status

perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan,

kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku,

tempat dan tanggal dikeluarkan KTP-el, dan

tandatangan pemilik KTP-el.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menjadi nomor identitas tunggal untuk semua

urusan pelayanan publik.

(3) Pemerintah menyelenggarakan semua pelayanan

publik dengan berdasarkan NIK sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

(4) Untuk menyelenggarakan semua pelayanan

publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Pemerintah melakukan integrasi nomor identitas

yang telah ada dan digunakan untuk pelayanan

publik paling lambat 5 (lima) tahun sejak

Undang-Undang ini disahkan.

(5) Elemen . . .

Page 448: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 17 -

DISTRIBUSI II

(5) Elemen data penduduk tentang agama

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi

Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai

agama berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan atau bagi penghayat

kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan

dicatat dalam database kependudukan.

(6) Dalam KTP-el sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tersimpan cip yang memuat rekaman

elektronik data perseorangan.

(7) KTP-el untuk:

a. Warga Negara Indonesia masa berlakunya

seumur hidup; dan

b. Orang Asing masa berlakunya disesuaikan

dengan masa berlaku Izin Tinggal Tetap.

(8) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak,

atau hilang, Penduduk pemilik KTP-el wajib

melaporkan kepada Instansi Pelaksana untuk

dilakukan perubahan atau penggantian.

(9) Dalam hal KTP-el rusak atau hilang, Penduduk

pemilik KTP-el wajib melapor kepada Instansi

Pelaksana melalui camat atau lurah/kepala desa

paling lambat 14 (empat belas) hari dan

melengkapi surat pernyataan penyebab

terjadinya rusak atau hilang.

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

perubahan elemen data penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Menteri.

15. Ketentuan . . .

Page 449: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 18 -

DISTRIBUSI II

15. Ketentuan ayat (1) Pasal 68 ditambahkan 1 (satu)

huruf, yakni huruf f, sehingga Pasal 68 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 68

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas

kutipan akta:

a. kelahiran;

b. kematian;

c. perkawinan;

d. perceraian;

e. pengakuan anak; dan

f. pengesahan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa

Penting;

d. tempat dan tanggal peristiwa;

e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;

f. nama dan tanda tangan Pejabat yang

berwenang; dan

g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut

dengan data yang terdapat dalam Register

Akta Pencatatan Sipil.

16. Ketentuan Pasal 76 diubah, sehingga Pasal 76

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 76

Ketentuan mengenai penerbitan Dokumen

Kependudukan bagi petugas khusus yang melakukan

tugas keamanan negara diatur dalam Peraturan

Menteri.

17. Ketentuan . . .

Page 450: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 19 -

DISTRIBUSI II

17. Ketentuan Pasal 77 diubah, sehingga Pasal 77

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 77

Setiap orang dilarang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data

Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk.

18. Ketentuan Pasal 79 diubah, sehingga Pasal 79

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 79

(1) Data Perseorangan dan dokumen kependudukan

wajib disimpan dan dilindungi kerahasiaannya

oleh Negara.

(2) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan

hak akses Data Kependudukan kepada petugas

provinsi dan petugas Instansi Pelaksana serta

pengguna.

(3) Petugas dan pengguna sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilarang menyebarluaskan Data

Kependudukan yang tidak sesuai dengan

kewenangannya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,

ruang lingkup, dan tata cara mengenai

pemberian hak akses sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

19. Di antara Pasal 79 dan Pasal 80 disisipkan 1 (satu)

pasal, yakni Pasal 79A sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 79A

Pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan

tidak dipungut biaya.

20. Di antara . . .

Page 451: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 20 -

DISTRIBUSI II

20. Di antara BAB VIII dan BAB IX disisipkan 1 (satu)

BAB, yakni BAB VIIIA sehingga berbunyi sebagai

berikut :

BAB VIIIA

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

PEJABAT STRUKTURAL

Pasal 83A

(1) Pejabat struktural pada unit kerja yang

menangani Administrasi Kependudukan di

provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri

atas usulan gubernur.

(2) Pejabat struktural pada unit kerja yang

menangani Administrasi Kependudukan di

kabupaten/kota diangkat dan diberhentikan oleh

Menteri atas usulan bupati/walikota melalui

gubernur.

(3) Penilaian kinerja pejabat struktural sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan

secara periodik oleh Menteri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan

prosedur pengangkatan dan pemberhentian

pejabat struktural sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), serta penilaian kinerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

21. Ketentuan Pasal 84 diubah, sehingga Pasal 84

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 84

(1) Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi

memuat:

a. keterangan . . .

Page 452: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 21 -

DISTRIBUSI II

a. keterangan tentang cacat fisik dan/atau

mental;

b. sidik jari;

c. iris mata;

d. tanda tangan; dan

e. elemen data lainnya yang merupakan aib

seseorang.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai elemen data

lainnya yang merupakan aib seseorang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

diatur dalam Peraturan Pemerintah.

22. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 86 diubah dan

di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat

yakni ayat (1a), sehingga Pasal 86 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 86

(1) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan

hak akses Data Pribadi kepada petugas provinsi

dan petugas Instansi Pelaksana.

(1a) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilarang menyebarluaskan Data Pribadi yang

tidak sesuai dengan kewenangannya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan,

ruang lingkup, dan tata cara mengenai

pemberian hak akses sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

23. Ketentuan Pasal 87 dihapus.

Pasal 87

Dihapus.

24. Di antara . . .

Page 453: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 22 -

DISTRIBUSI II

24. Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu) BAB,

yakni BAB IXA sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IXA

PENDANAAN

Pasal 87A

Pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan

Administrasi Kependudukan yang meliputi kegiatan

fisik dan non fisik, baik di provinsi maupun

kabupaten/kota dianggarkan dalam anggaran

pendapatan dan belanja negara.

Pasal 87B

Penyediaan pendanaan penyelenggaraan program dan

kegiatan Administrasi Kependudukan dianggarkan

mulai anggaran pendapatan dan belanja negara

perubahan tahun anggaran 2014.

25. Ketentuan Pasal 94 diubah, sehingga Pasal 94

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 94

Setiap orang yang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data

Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp75.000.000,00

(tujuh puluh lima juta rupiah).

26. Di antara . . .

Page 454: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 23 -

DISTRIBUSI II

26. Di antara Pasal 95 dan Pasal 96 disisipkan 2 (dua)

pasal, yakni Pasal 95A dan Pasal 95B yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 95A

Setiap orang yang tanpa hak menyebarluaskan Data

Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 79 ayat (3) dan Data Pribadi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1a) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 95B

Setiap pejabat dan petugas pada desa/kelurahan,

kecamatan, UPT Instansi Pelaksana dan Instansi

Pelaksana yang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi dan/atau melakukan pungutan biaya

kepada Penduduk dalam pengurusan dan penerbitan

Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 79A dipidana dengan pidana penjara

paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta

rupiah).

27. Ketentuan Pasal 96 diubah, sehingga Pasal 96

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 96

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak

mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan

blangko Dokumen Kependudukan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dan huruf g dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).

28. Di antara . . .

Page 455: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 24 -

DISTRIBUSI II

28. Di antara Pasal 96 dan Pasal 97 disisipkan 1 (satu)

pasal, yakni Pasal 96A yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 96A

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak

mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan

Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling banyak Rp1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah).

29. Ketentuan Pasal 101 diubah, sehingga Pasal 101

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 101

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. Pemerintah wajib memberikan NIK kepada setiap

Penduduk.

b. semua instansi pengguna wajib menjadikan NIK

sebagai dasar penerbitan dokumen paling lambat

1 (satu) tahun terhitung sejak instansi pengguna

mengakses data kependudukan dari Menteri.

c. KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum Undang-

Undang ini ditetapkan berlaku seumur hidup.

d. keterangan mengenai alamat, nama, dan nomor

induk pegawai pejabat dan penandatanganan oleh

pejabat pada KTP-el sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 ayat (1) dihapus setelah database

kependudukan nasional terwujud.

30. Ketentuan Pasal 102 diubah, sehingga Pasal 102

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 102

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. semua . . .

Page 456: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 25 -

DISTRIBUSI II

a. semua singkatan “KTP” sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan harus

dimaknai “KTP-el”;

b. semua kalimat “wajib dilaporkan oleh Penduduk

kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya

peristiwa” sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan harus dimaknai

”wajib dilaporkan oleh Penduduk di Instansi

Pelaksana tempat Penduduk berdomisili”; dan

c. semua peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan Administrasi Kependudukan

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-

Undang ini.

31. Ketentuan Pasal 103 diubah, sehingga Pasal 103

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 103

(1) Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini

harus ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun

sejak Undang-Undang ini diundangkan.

(2) Semua peraturan pelaksanaan dari Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan harus disesuaikan

dengan Undang-Undang ini paling lambat 1 (satu)

tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal II

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar . . .

Page 457: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 26 -

DISTRIBUSI II

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 24 Desember 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 24 Desember 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 232

Page 458: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DISTRIBUSI II

PENJELASAN

ATAS

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

hakekatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan

atas status hukum atas Peristiwa Kependudukan maupun Peristiwa

Penting yang dialami Penduduk. Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan yang merupakan

penjabaran amanat Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk mewujudkan tertib

Administrasi Kependudukan dengan terbangunnya database

kependudukan secara nasional serta keabsahan dan kebenaran atas

dokumen kependudukan yang diterbitkan.

Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem, bagi

Penduduk diharapkan dapat memberikan pemenuhan atas hak-hak

administratif penduduk dalam pelayanan publik serta memberikan

perlindungan yang berkenaan dengan penerbitan Dokumen

Kependudukan tanpa ada perlakuan yang diskriminatif melalui peran

aktif Pemerintah dan pemerintah daerah. Penerapan KTP-el yang saat

ini dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat

serta mendukung akurasi terbangunnya database kependudukan di

kabupaten/kota, provinsi maupun database kependudukan secara

nasional. Dengan penerapan KTP-el maka setiap Penduduk tidak

dimungkinkan lagi dapat memiliki KTP-el lebih dari satu dan/atau

dipalsukan KTP-elnya, mengingat dalam KTP-el tersebut telah memuat

kode keamanan dan rekaman elektronik data penduduk yang antara

lain berupa iris mata maupun sidik jari Penduduk.

Dengan . . .

Page 459: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 2 -

DISTRIBUSI II

Dengan penerapan KTP-el maka masa pemberlakuan KTP-el

yang diatur dalam Pasal 64 ayat (4) yakni berlaku 5 (lima) tahun

menjadi seumur hidup, sepanjang tidak adanya perubahan atas

elemen data Penduduk dan berubahnya domisili Penduduk. Hal ini

perlu dilakukan agar diperoleh kemudahan dan kelancaran dalam

pelayanan publik diberbagai sektor baik oleh pemerintah maupun

swasta serta diperolehnya penghematan keuangan negara setiap

5 (lima) tahunnya.

Sejalan dengan terbangunnya database kependudukan maka

perlu pula diperjelas perihal pengaturan hak akses atas pemanfaatan

Data Kependudukan baik bagi petugas pada Penyelenggara, Instansi

Pelaksana, dan Pengguna. Selanjutnya sehubungan dengan

penerapan sanksi administratif bagi Penduduk maka agar lebih

mencerminkan tidak adanya diskriminatif sesama Penduduk maka

perlu penyesuaian akan besarnya denda administratif baik

penduduk warga negara Indonesia maupun bagi penduduk orang

asing, sehingga selain untuk mendorong tertib Administrasi

Kependudukan serta menghilangkan diskriminatif dalam pelayanan

penerbitan dokumen kependudukan, namun agar lebih mendorong

iklim investasi ke Indonesia.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1

Pasal 1

Cukup jelas.

Angka 2

Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b . . .

Page 460: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 3 -

DISTRIBUSI II

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Data Kependudukan skala Nasional diterbitkan

secara berkala per semester, yaitu untuk semester

pertama yang diterbitkan tanggal 30 Juni dan

semester kedua yang diterbitkan tanggal

31 Desember.

Huruf f

Penyediaan blangko KTP-el dilaksanakan oleh

Pemerintah dengan pertimbangan untuk menjamin

cip KTP-el dapat terintegrasi dengan sistem yang

sudah ada.

Huruf g

Penyediaan blangko selain blangko KTP-el

dilaksanakan oleh Instansi Pelaksana di

kabupaten/kota.

Dokumen Kependudukan selain blangko KTP-el,

antara lain biodata penduduk, kartu keluarga,

surat keterangan kependudukan, akta kelahiran,

akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian,

akta pengakuan anak, dan akta pengesahan anak.

Huruf h

Cukup jelas.

Angka 3 . . .

Page 461: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 4 -

DISTRIBUSI II

Angka 3

Pasal 6

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Data Kependudukan skala Provinsi diterbitkan

secara berkala per semester, yaitu untuk semester

pertama yang diterbitkan tanggal 30 Juni dan

semester kedua yang diterbitkan tanggal 31

Desember.

Huruf e

Cukup jelas.

Angka 4

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e . . .

Page 462: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 5 -

DISTRIBUSI II

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan ”desa” adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Huruf g

Data Kependudukan skala kabupaten/kota

diterbitkan secara berkala per semester, yaitu

untuk semester pertama yang diterbitkan

tanggal 30 Juni dan semester kedua yang

diterbitkan tanggal 31 Desember.

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuai

kekhususannya berbeda dengan provinsi yang lain

karena diberi kewenangan untuk

menyelenggarakan Administrasi Kependudukan

seperti kabupaten/kota.

Angka 5

Pasal 8

Cukup jelas.

Angka 6 . . .

Page 463: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 6 -

DISTRIBUSI II

Angka 6

Pasal 12

Cukup jelas.

Angka 7

Pasal 27

Ayat (1)

Pelaporan kelahiran oleh Penduduk dilaksanakan

di Instansi Pelaksana tempat Penduduk

berdomisili.

Penulisan tempat lahir di dalam Akta Kelahiran

tetap menunjuk pada tempat terjadinya kelahiran.

Ayat (2)

Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut

biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan

Perundang-undangan.

Angka 8

Pasal 32

Cukup jelas.

Angka 9

Pasal 44

Ayat (1)

Pelaporan kematian oleh rukun tetangga atau

nama lain kepada Instansi Pelaksana dilaksanakan

secara berjenjang kepada rukun warga atau nama

lain, kelurahan/desa atau nama lain, dan

kecamatan atau nama lain.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 464: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 7 -

DISTRIBUSI II

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Angka 10

Pasal 49

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengakuan anak"

merupakan pengakuan seorang ayah terhadap

anaknya yang lahir dari perkawinan yang telah sah

menurut hukum agama dan disetujui oleh ibu

kandung anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Angka 11

Pasal 50

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengesahan anak"

merupakan pengesahan status seorang anak yang

lahir dari perkawinan yang telah sah menurut

hukum agama, pada saat pencatatan perkawinan

dari kedua orang tua anak tersebut telah sah

menurut hukum negara.

Ayat (2) . . .

Page 465: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 8 -

DISTRIBUSI II

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Angka 12

Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i . . .

Page 466: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 9 -

DISTRIBUSI II

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Yang dimaksud dengan “cacat fisik dan/atau

mental” berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang menetapkan

tentang hal tersebut.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Huruf t

Cukup jelas.

Huruf u . . .

Page 467: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 10 -

DISTRIBUSI II

Huruf u

Cukup jelas.

Huruf v

Cukup jelas.

Huruf w

Cukup jelas.

Huruf x

Cukup jelas.

Huruf y

Cukup jelas.

Huruf z

Cukup jelas.

Huruf aa

Cukup jelas.

Huruf bb

Cukup jelas.

Huruf cc

Cukup jelas.

Huruf dd

Cukup jelas.

Huruf ee

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "data agregat" adalah

kumpulan data tentang Peristiwa Kependudukan,

Peristiwa Penting, jenis kelamin, kelompok usia,

agama, pendidikan, dan pekerjaan.

Yang . . .

Page 468: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 11 -

DISTRIBUSI II

Yang dimaksud dengan "data kuantitatif adalah

data yang berupa angka-angka.

Yang dimaksud dengan "data kualitatif adalah data

yang berupa penjelasan.

Ayat (4)

Data Kependudukan yang dimanfaatkan oleh

Pengguna adalah Data Kependudukan yang sudah

dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

Kementerian yang bertanggung jawab dalam

urusan pemerintahan dalam negeri.

Huruf a

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

pelayanan publik”, antara lain untuk

penerbitan surat izin mengemudi, izin usaha,

pelayanan wajib pajak, pelayanan perbankan,

pelayanan penerbitan sertifikat tanah,

asuransi, jaminan kesehatan masyarakat,

dan/atau jaminan sosial tenaga kerja.

Huruf b

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

perencanaan pembangunan”, antara lain

untuk perencanaan pembangunan nasional,

perencanaan pendidikan, perencanaan

kesehatan, perencanaan tenaga kerja,

dan/atau pengentasan masyarakat dari

kemiskinan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan alokasi

anggaran”, antara lain untuk penentuan dana

alokasi umum (DAU) dan/atau perhitungan

potensi perpajakan.

Huruf d . . .

Page 469: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 12 -

DISTRIBUSI II

Huruf d

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

pembangunan demokrasi”, antara lain untuk

penyiapan data agregat kependudukan per

kecamatan (DAK2) dan/atau penyiapan data

penduduk potensial pemilih Pemilu (DP4).

Huruf e

Yang dimaksud dengan ”pemanfaatan

penegakan hukum dan pencegahan kriminal”,

antara lain untuk memudahkan pelacakan

pelaku kriminal, mencegah perdagangan

orang, dan/atau mencegah pengiriman

tenaga kerja illegal.

Angka 13

Pasal 63

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dihapus.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) . . .

Page 470: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 13 -

DISTRIBUSI II

Ayat (6)

Dalam rangka menciptakan kepemilikan 1 (satu)

KTP-el untuk 1 (satu) Penduduk diperlukan sistem

keamanan/pengendalian dan sisi administrasi

ataupun teknologi informasi dengan melakukan

verifikasi dan validasi dalam sistem database

kependudukan serta pemberian NIK.

Angka 14

Pasal 64

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Fungsi KTP-el ditingkatkan secara bertahap

menjadi KTP-el multiguna.

Data perseorangan yang dimuat dalam cip akan

disesuaikan dengan kebutuhan.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Angka (9) . . .

Page 471: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 14 -

DISTRIBUSI II

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Angka 15

Pasal 68

Cukup jelas.

Angka 16

Pasal 76

Cukup jelas.

Angka 17

Pasal 77

Cukup jelas.

Angka 18

Pasal 79

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pengguna” antara lain

lembaga negara, kementerian/lembaga pemerintah

nonkementerian, dan/atau badan hukum

Indonesia.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Angka 19 . . .

Page 472: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 15 -

DISTRIBUSI II

Angka 19

Pasal 79A

Yang dimaksud dengan “pengurusan dan penerbitan”

meliputi penerbitan baru, penggantian akibat rusak

atau hilang, pembetulan akibat salah tulis, dan/atau

akibat perubahan elemen data.

Angka 20

Pasal 83A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan

perundang-undangan” adalah ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pengembangan

dan pembinaan karir.

Angka 21

Pasal 84

Cukup jelas.

Angka 22

Pasal 86

Cukup jelas.

Angka 23

Pasal 87

Dihapus.

Angka 24 . . .

Page 473: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 16 -

DISTRIBUSI II

Angka 24

Pasal 87A

Cukup jelas.

Pasal 87B

Cukup jelas.

Angka 25

Pasal 94

Cukup jelas.

Angka 26

Pasal 95A

Cukup jelas.

Pasal 95B

Cukup jelas.

Angka 27

Pasal 96

Cukup jelas.

Angka 28

Pasal 96A

Cukup jelas.

Angka 29

Pasal 101

Cukup jelas.

Angka 30

Pasal 102

Cukup jelas.

Angka 31 Angka 31 . . .

Page 474: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 17 -

DISTRIBUSI II

Pasal 103

Cukup jelas.

Pasal II

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5475

Page 475: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan;

c. bahwa pengaturan tentang Administrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri;

d. bahwa peraturan perundang-undangan mengenai Administrasi Kependudukan yang ada tidak sesuai lagi dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang tertib dan tidak diskriminatif sehingga diperlukan pengaturan secara menyeluruh untuk menjadi pegangan bagi semua penyelenggara negara yang berhubungan dengan kependudukan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk undang-undang tentang Administrasi Kependudukan.

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), ayat (2) dan ayat (4), Pasal 26, Pasal 28 B ayat (1), Pasal 28 D ayat (4), Pasal 28 E ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28 I, Pasa129 ayat (1), Pasal 34 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32);

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474);

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan International Convention On The Elimination Of All Forms Of Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852);

6. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

Page 476: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634).

Dengan Persetujuan Bersama:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

4. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

5. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

6. Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan.

7. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan.

8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

9. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Page 477: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

11. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia.

13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga.

14. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana.

16. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan Peristiwa Penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.

18. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

20. Petugas Registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting serta pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan di desa/kelurahan.

21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya,

23. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya disingkat KUAKec, adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi Penduduk yang beragama Islam.

24. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instansi Pelaksana, selanjutnya disingkat UPTD Instansi Pelaksana, adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengan kewenangan menerbitkan akta.

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK

Pasal 2

Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:

a. Dokumen Kependudukan;

Page 478: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

b. pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

c. perlindungan atas Data Pribadi;

d. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

e. informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya; dan

f. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi oleh Instansi. Pelaksana.

Pasal 3

Setiap Penduduk wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Pasal 4

Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana Pencatatan Sipil negara setempat dan/atau kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

BAB III

KEWENANGAN PENYELENGGARA DAN INSTANSI PELAKSANA

Bagian Kesatu

Penyelenggara

Paragraf 1

Pemerintah

Pasal 5

Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi antar instansi dalam urusan Administrasi Kependudukan;

b. penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi Kependudukan;

c. sosialisasi Administrasi Kependudukan;

d. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan Administrasi Kependudukan;

e. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional; dan

f. pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.

Paragraf 2

Pemerintah Provinsi

Pasal 6

Pemerintah provinsi berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh gubernur dengan kewenangan meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

Page 479: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

d. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi; dan

e. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Paragraf 3

Pemerintah Kabupaten/Kota

Pasal 7

(1) Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh bupati/walikota dengan kewenangan meliputi:

a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

b. pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi Kependudukan;

c. pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi Kependudukan;

f. penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan;

g. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota; dan

h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Bagian Kedua

Instansi Pelaksana

Pasal 8

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan dengan kewajiban yang meliputi:

a. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting;

b. memberikan pelayanan yang lama dan profesional. kepada setiap Penduduk atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;

c. menerbitkan Dokumen Kependudukan;

d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

e. menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan

f. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam pada tingkat kecamatan dilakukan oleh pegawai pencatat pada KUAKec.

(3) Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat kecamatan dilakukan oleh UPTD Instansi Pelaksana dengan kewenangan menerbitkan Akta Pencatatan Sipil.

(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk persyaratan dan tata cara Pencatatan Peristiwa Penting bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.

Page 480: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai UPTD Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan prioritas pembentukannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

(1) Instansi Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan dengan kewenangan yang meliputi:

a. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk;

b. memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami Penduduk atas dasar putusan atau penetapan pengadilan;

c. memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada lembaga peradilan; dan

d. mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b berlaku juga bagi KUAKec, khususnya untuk pencatatan nikah, talak, term, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam.

(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mempunyai kewenangan untuk mendapatkan data hasil pencatatan peristiwa perkawinan, perceraian, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam dari KUAKec.

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut mengenal penyelenggaraan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

(1) Pejabat Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data, melakukan pembuktian pencatatan atas nama jabatannya, mencatat data dalam register akta Pencatatan Sipil, menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, dan membuat catatan pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan pemberhentian serta tugas pokok Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 12

(1) Petugas Registrasi membantu kepala desa atau lurah dan Instansi Pelaksana dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan pemberhentian serta tugas pokok Petugas Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB IV

PENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian Kesatu

Nomor Induk Kependudukan

Page 481: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 13

(1) Setiap Penduduk wajib memiliki NIK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Pendaftaran Peristiwa Kependudukan

Paragraf 1

Perubahan Alamat

Pasal 14

(1) Dalam hal terjadi perubahan alamat Penduduk, Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Pindah Datang Penduduk dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 15

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah asal untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.

(2) Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berdomisilinya Penduduk di alamat yang baru untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan untuk waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun.

(3) Berdasarkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penduduk yang bersangkutan wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan untuk penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang,

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK dan KTP bagi Penduduk yang bersangkutan,

Pasal 16

Instansi Pelaksana wajib menyelenggarakan pendaftaran pindah datang Penduduk Warga Negara Indonesia yang bertransmigrasi.

Pasal 17

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana di daerah asal.

Page 482: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(3) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan kedatangan kepada Instansi Pelaksana di daerah tujuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Keterangan Pindah Datang.

(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK, KTP, atau Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing yang bersangkutan.

Paragraf 3

Pindah Datang Antar negara

Pasal 18

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah ke luar negeri wajib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri.

(3) Penduduk Warga Negara Indonesia yang telah pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berstatus menetap di luar negeri wajib melaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kedatangannya.

Pasal 19

(1) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri wajib melaporkan kedatangannya kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal kedatangan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri sebagai dasar penerbitan KK dan KTP.

Pasal 20

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang datang dari luar negeri dan Orang Asing yang memiliki izin lainnya yang telah berubah status sebagai pemegang Izin Tinggal Terbatas yang berencana bertempat tanggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Izin Tinggal Terbatas.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Tempat Tinggal.

(3) Masa berlaku Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Terbatas.

(4) Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dibawa pada saat berpergian.

Pasal 21

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang telah berubah status menjadi Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan lzin Tinggal Tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan KK dan KTP.

Pasal 22

Page 483: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang akan pindah ke luar negeri wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rencana kepindahannya.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana melakukan pendaftaran.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran Peristiwa Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22 diatur dalam Peraturan Presiden.

Paragraf 4

Penduduk Pelintas Batas

Pasal 24

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang tinggal di perbatasan antar negara yang bermaksud melintas batas negara diberi buku pas lintas batas oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah memperoleh buku pas lintas batas wajib didaftar oleh Instansi Pelaksana.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran bagi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

Pasal 25

(1) Instansi Pelaksana wajib melakukan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan yang meliputi:

a. penduduk korban bencana alam;

b. penduduk korban bencana sosial;

c. orang terlantar; dan

d. komunitas terpencil.

(2) Pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dapat dilakukan di tempat sementara.

(3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Keterangan Kependudukan untuk Penduduk rentan Administrasi Kependudukan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pendataan Penduduk rentan diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keempat

Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Mendaftarkan Sendiri

Pasal 26

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Kependudukan yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

Page 484: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

BAB V

PENCATATAN SIPIL

Bagian Kesatu

Pencatatan Kelahiran

Paragraf 1

Pencatatan Kelahiran di Indonesia

Pasal 27

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Pasal 28

(1) Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari kepolisian.

(2) Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh lnstansi Pelaksana.

Paragraf 2

Pencatatan Kelahiran di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 29

(1) Kelahiran Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(4) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia.

Paragraf 3

Pencatatan Kelahiran di atas Kapal Laut atau Pesawat Terbang

Pasal 30

(1) Kelahiran Warga Negara Indonesia di atas kapal laut atau pesawat terbang wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tujuan atau tempat singgah berdasarkan keterangan kelahiran dari nakhoda kapal laut atau kapten pesawat terbang.

(2) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelahiran dilaporkan kepada Instansi

Page 485: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pelaksana setempat untuk dicatat dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(3) Dalam hal tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelahiran dilaporkan kepada negara tempat tujuan atau tempat singgah.

(4) Apabila negara tempat tujuan atau tempat singgah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(5) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mencatat peristiwa kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(6) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia.

Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 diatur dalam Peraturan Presiden.

Paragraf 4

Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu

Pasal 32

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sampai dengan 1 (sate) tahun sejak tanggal kelahiran, pencatatan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

(2) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kedua

Pencatatan Lahir Mati

Pasal 33

(1) Setiap lahir mati wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak lahir mati.

(2) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menerbitkan Surat Keterangan Lahir Mati.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan lahir mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Ketiga

Pencatatan Perkawinan

Paragraf 1

Pencatatan Perkawinan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 34

Page 486: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya perkawinan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

(3) Kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing diberikan kepada suami dan istri.

(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penduduk yang beragama Islam kepada KUAKec.

(5) Data hasil pencatatan atas peristiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan dalam Pasal 8 ayat (2) wajib disampaikan oleh KUAKec kepada Instansi Pelaksana dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pencatatan perkawinan dilaksanakan.

(6) Hasil pencatatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak memerlukan penerbitan kutipan akta Pencatatan Sipil.

(7) Pada tingkat kecamatan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada UPTD Instansi Pelaksana.

Pasal 35

Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 berlaku pula bagi:

a. perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan; dan

b. perkawinan Warga Negara Asing yang dilakukan di Indonesia atas permintaan Warga Negara Asing yang bersangkutan.

Pasal 36

Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Perkawinan, pencatatan perkawinan dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

Paragraf 2

Pencatatan Perkawinan di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 37

(1) Perkawinan Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan pada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan perkawinan bagi Orang Asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa perkawinan dalam Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

(4) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keempat

Pencatatan Pembatalan Perkawinan

Page 487: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 39

(1) Pembatalan perkawinan wajib dilaporkan oleh Penduduk yang mengalami pembatalan perkawinan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perkawinan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencabut Kutipan Akta Perkawinan dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kelima

Pencatatan Perceraian

Paragraf 1

Pencatatan Perceraian di Indonesia

Pasal 40

(1) Perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

Paragraf 2

Pencatatan Perceraian di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 41

(1) Perceraian Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan dilaporkan pada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan perceraian bagi Orang Asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(3) Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencatat peristiwa perceraian dalam Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

(4) Pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

Pasal 42

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Keenam

Pencatatan Pembatalan Perceraian

Pasal 43

Page 488: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Pembatalan perceraian bagi Penduduk wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perceraian mempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mencabut Kutipan Akta Perceraian dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perceraian.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perceraian diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.

Bagian Ketujuh

Pencatatan Kematian

Paragraf 1

Pencatatan Kematian di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 44

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang.

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

(5) Dalam hai terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan dari kepolisian.

Paragraf 2

Pencatatan Kematian di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 45

(1) Kematian Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili keluarganya kepada Perwakilan Republik Indonesia dan wajib dicatatkan kepada instansi yang berwenang di negara setempat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kematian.

(2) Apabila Perwakilan Republik Indonesia mengetahui peristiwa kematian seseorang Warga Negara Indonesia di negara setempat yang tidak dilaporkan dan dicatatkan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya informasi tersebut, pencatatan kematiannya dilakukan oleh Perwakilan Republik Indonesia.

(3) Dalam hal seseorang Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang, pernyataan kematian karena hilang dan pencatatannya dilakukan oleh Instansi Pelaksana di negara setempat.

(4) Dalam hal terjadi kematian seseorang Warga Negara Indonesia yang tidak jelas identitasnya, pernyataan dan pencatatan dilakukan oleh Instansi Pelaksana di negara setempat.

(5) Keterangan pernyataan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dicatatkan pada Perwakilan Republik Indonesia setempat.

(6) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) menjadi dasar Instansi Pelaksana di Indonesia mencatat peristiwa tersebut dan menjadi bukti di pengadilan sebagai dasar penetapan pengadilan mengenai kematian seseorang.

Page 489: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 46

Ketentuan Iebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 dan Pasal 45 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kedelapan

Pencatatan Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak, dan Pengesahan Anak

Paragraf 1

Pencatatan Pengangkatan Anak di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 47

(1) Pencatatan pengangkatan anak dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan di tempat tinggal pemohon.

(2) Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada instansi Pelaksana yang menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya salinan penetapan pengadilan oleh Penduduk.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran.

Paragraf 2

Pencatatan Pengangkatan Anak Warga Negara Asing di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 48

(1) Pengangkatan anak warga negara asing yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat.

(2) Hasil pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(3) Apabila negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyelenggarakan pencatatan Pengangkatan Anak bagi warga negara asing, warga negara yang bersangkutan melaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia setempat untuk mendapatkan surat keterangan pengangkatan anak.

(4) Pengangkatan anak warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia,

(5) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Instansi Pelaksana mengukuhkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak.

Paragraf 3

Pencatatan Pengakuan Anak

Pasal 49

(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua pada Instansi Pelaksana paling Iambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengakuan anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

Page 490: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Pengakuan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak.

Paragraf 4

Pencatatan Pengesahan Anak

Pasal 50

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengesahan anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

(3) Berdasarkan laporan pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Akta Kelahiran.

Pasal 51

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pengangkatan anak, pengakuan anak, dan pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesembilan

Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan

Paragraf 1

Pencatatan Perubahan Nama

Pasal 52

(1) Pencatatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat pemohon.

(2) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan negeri oleh Penduduk.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipi1 membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Paragraf 2

Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasat 53

(1) Perubahan status kewarganegaraan dari warga negara asing menjadi Warga Negara Indonesia wajib dilaporkan oleh Penduduk yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat peristiwa perubahan status kewarganegaraan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia oleh pejabat.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Page 491: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Paragraf 3

Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan dari Warga Negara Indonesia Menjadi Warga Negara Asing di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 54

(1) Perubahan status kewarganegaraan dari Warga Negara Indonesia menjadi warga negara asing di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah mendapatkan persetujuan dari negara setempat wajib dilaporkan oleh Penduduk yang bersangkutan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Perwakilan Republik Indonesia setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menerbitkan Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia.

(3) Pelepasan kewarganegaraan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan oleh Perwakilan Republik Indonesia setempat kepada menteri yang berwenang berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan untuk diteruskan kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil yang bersangkutan.

(4) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pencatatan perubahan nama dan status kewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Pasal 53, dan Pasal 54 diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesepuluh

Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya

Pasal 56

(1) Pencatatan Peristiwa Penting lainnya dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil atas permintaan Penduduk yang bersangkutan setelah adanya penetapan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Pencatatan Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan Peristiwa Penting lainnya diatur dalam Peraturan Presiden.

Bagian Kesebelas

Pelaporan Penduduk yang Tidak Mampu Melaporkan Sendiri

Pasal 57

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Penting yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara pelaporan Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

BAB VI

DATA DAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Page 492: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Bagian Kesatu

Data Kependudukan

Pasal 58

(1) Data Kependudukan terdiri atas data perseorangan dan/atau data agregat Penduduk.

(2) Data perseorangan meliputi:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. nama lengkap;

d. jenis kelamin;

e. tempat lahir;

f. tanggal/bulan/tahun lahir;

g. golongan darah;

h. agama/kepercayaan;

i. status perkawinan;

j. status hubungan dalam keluarga;

k. cacat fisik dan/atau mental;

l. pendidikan terakhir;

m. jenis pekerjaan;

n. NIK ibu kandung:

o. nama Ibu kandung;

p. NIK ayah;

q. nama ayah;

r. alamat sebelumnya;

s. alamat sekarang;

t. kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir;

u. nomor akta kelahiran/nomor surat kenal lahir;

v. kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

w. nomor akta perkawinan/buku nikah:

x. tanggal perkawinan;

y. kepemilikan akta perceraian;

z. nomor akta perceraian/surat cerai;

aa. tanggal perceraian.

(3) Data agregat meliputi himpunan data perseorangan yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Bagian Kedua

Dokumen Kependudukan

Pasal 59

(1) Dokumen Kependudukan meliputi:

a. Biodata Penduduk;

b. KK;

c. KTP;

d. surat keterangan kependudukan; dan

e. Akta Pencatatan Sipil.

Page 493: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Surat keterangan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. Surat Keterangan Pindah;

b. Surat Keterangan Pindah Datang;

c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri;

d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri;

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal;

f. Surat Keterangan Kelahiran;

g. Surat Keterangan Lahir Mati;

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan;

i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian;

j. Surat Keterangan Kematian;

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia;

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan

n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil.

(3) Biodata Penduduk, KK, KTP, Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesia antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar provinsi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dan antar provinsi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Orang Asing dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri, Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri, Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Orang Asing Tinggal Terbatas, Surat Keterangan Kelahiran untuk Orang Asing, Surat Keterangan Lahir Mati untuk Orang Asing, Surat Keterangan Kematian untuk Orang Asing, Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan, Surat Keterangan Pembatalan Perceraian, Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas, diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

(4) Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesia antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota, dapat diterbitkan dan ditandatangani oleh camat atas nama Kepala Instansi Pelaksana.

(5) Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia dalam sate desa/kelurahan, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia antardesa/kelurahan dalam satu kecamatan, Surat Keterangan Kelahiran untuk Warga Negara Indonesia, Surat Keterangan Lahir Mati untuk Warga Negara Indonesia dan Surat Keterangan Kematian untuk Warga Negara Indonesia, dapat diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala desa/lurah atas nama Kepala Instansi Pelaksana.

(6) Surat Keterangan Pengakuan Anak dan Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Republik Indonesia, diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 60

Biodata Penduduk paling sedikit memuat keterangan tentang nama, tempat dan tanggal lahir, alamat dan Jati diri lainnya secara lengkap, serta perubahan data sehubungan dengan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami.

Pasal 61

(1) KK memuat keterangan mengenai kolom nomor KK, nama lengkap kepala keluarga dan anggota keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.

Page 494: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagal agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database Kependudukan.

(3) Nomor KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk selamanya, kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

(4) KK diterbitkan dan diberikan oleh Instansi Pelaksana kepada Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

(5) KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah satu dasar penerbitan KTP.

Pasal 62

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam I (satu) KK.

(2) Perubahan susunan keluarga dalam KK wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya perubahan.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan KK.

Pasal 63

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki ISTP.

(2) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun wajib memiliki KTP.

(3) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional.

(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku KTP kepada Instansi Pelaksana apabila masa berlakunya telah berakhir.

(5) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat bepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KT?.

Pasal 64

(1) KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP, tanda tangan pemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya.

(2) Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.

(3) Dalam KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan ruang untuk memuat kode keamanan dan rekaman elektronik pencatatan Peristiwa Penting.

(4) Masa berlaku KTP:

a. untuk Warga Negara Indonesia berlaku selama 5 (lima) tahun;

b. untuk Orang Asing Tinggal Tetap disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Tetap.

(5) Penduduk yang telah berusia 60 (enam puluh) tahun diberi KTP yang berlaku seumur hidup.

Pasal 65

Page 495: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Surat Keterangan Kependudukan paling sedikit memuat keterangan tentang nama lengkap, NIK, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang.

Pasal 66

(1) Akta Pencatatan Sipil terdiri atas:

a. Register Akta Pencatatan Sipil; dan

b. Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

(2) Akta Pencatatan Sipil berlaku selamanya.

Pasal 67

(1) Register Akta Pencatatan Sipil memuat seluruh data Peristiwa Penting.

(2) Data Peristiwa Penting yang berasal. dari KUAKec diintegrasikan ke dalam database kependudukan dan tidak diterbitkan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

(3) Register Akta Pencatatan Sipil disimpan dan dirawat oleh Instansi Pelaksana.

(4) Register Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting;

d. nama dan identitas pelapor;

e. tempat dan tanggal peristiwa;

f. nama dan identitas saksi;

g. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta; dan

h. nama dan tanda tangan Pejabat yang berwenang.

Pasal 68

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas kutipan akta:

a. kelahiran;

b. kematian;

c. perkawinan;

d. perceraian; dan

e. pengakuan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil memuat:

a. jenis Peristiwa Penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting;

d. tempat dan tanggal peristiwa;

e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;

f. nama dan tanda tangan Pejabat yang berwenang: dan

g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut dengan data yang terdapat dalam Register Akta Pencatatan Sipil.

Pasal 69

(1) Instansi Pelaksana atau Pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung jawabnya, wajib menerbitkan dokumen Pendaftaran Penduduk sebagal berikut:

a. KK atau KTP paling lambat 14 (empat belas) hari;

b. Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari;

Page 496: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

c. Surat Keterangan Pindah Datang paling lambat 14 (empat belas) hari;

d. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari;

e. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari;

f. Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari;

g. Surat Keterangan Kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari;

h. Surat Keterangan Lahir Mati paling lambat 14 (empat belas) hari;

i. Surat Keterangan Kematian paling lambat 3 (tiga) hari;

j. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan paling lambat 7 (tujuh) hari; atau

k. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari;

sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

(2) Perwakilan Republik Indonesia wajib menerbitkan Surat Keterangan Kependudukan sebagai berikut:

a. Surat Keterangan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari;

b. Surat Keterangan Pengangkatan Anak paling lambat 7 (tujuh) hari; atau

c. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari;

sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

(3) Pejabat Pencatatan Sipil dan Pejabat pada Perwakilan Republik Indonesia yang ditunjuk sebagai pembantu pencatat sipil wajib mencatat pada register akta Pencatatan Sipil dan menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

Pasal 70

(1) Pembetulan KTP hanya dilakukan untuk KTP yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

(2) Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek KTP.

(3) Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Instansi Pelaksana.

Pasal 71

(1) Pembetulan akta Pencatatan Sipil hanya dilakukan untuk akta yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

(2) Pembetulan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek akta.

(3) Pembetulan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 72

(1) Pembatalan akta Pencatatan Sipil dilakukan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan putusan pengadilan mengenai pembatalan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta dan mencabut kutipan akta-akta Pencatatan Sipil yang dibatalkan dari kepemilikan subjek akta.

Pasal 73

Dalam hal wilayah hukum Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta berbeda dengan pengadilan yang memutus pembatalan akta, salinan putusan pengadilan disampaikan kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta Pencatatan Sipi1 oleh pemohon atau pengadilan.

Page 497: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 74

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pembetulan dan pembatalan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72 diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 75

Ketentuan mengenai spesifikasi dan formulasi kalimat dalam Biodata Penduduk, blangko KK, KTP, Surat Keterangan Kependudukan, Register dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 76

Ketentuan mengenal penerbitan Dokumen Kependudukan bagi petugas rahasia khusus yang melakukan tugas keamanan negara diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 77

Setiap orang dilarang mengubah, menambah atau mengurangi tanpa hak, isi elemen data pada Dokumen Kependudukan.

Pasal 78

Ketentuan mengenai pedoman pendokumentasian hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipi1 diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Perlindungan Data dan Dokumen Kependudukan

Pasal 79

(1) Data dan dokumen kependudukan wajib disimpan dan dilindungi oleh negara.

(2) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan hak akses kepada petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana untuk memasukkan, menyimpan, membaca, mengubah, meralat dan menghapus, serta mencetak Data, mengkopi Data dan Dokumen Kependudukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, ruang lingkup, dan tata cara mengenai pemberian hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VII

PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL SHAT NEGARA ATAU SEBAGIAN NEGARA DALAM KEADAAN DARURAT DAN LUAR BIASA

Pasal 80

(1) Apabila negara atau sebagian negara dinyatakan dalam keadaan darurat dengan segala tingkatannya berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, otoritas pemerintahan yang menjabat pada saat itu diberi kewenangan membuat surat keterangan mengenai Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting.

(2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar penerbitan Dokumen Kependudukan.

(3) Apabila keadaan sudah dinyatakan pulih, Instansi Pelaksana aktif mendata ulang dengan melakukan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 498: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 81

(1) Dalam hal terjadi keadaan luar biasa sebagai akibat bencana alam, instansi Pelaksana wajib melakukan pendataan Penduduk bagi pengungsi dan korban bencana alam.

(2) Instansi Pelaksana menerbitkan Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan Surat Keterangan Pencatatan Sipil berdasarkan hasil pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas atau Surat Keterangan Pencatatan Sipil digunakan sebagai tanda bukti diri dan bahan pertimbangan untuk penerbitan Dokumen Kependudukan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenal persyaratan dan tata cara penerbitan Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan Surat Keterangan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB VIII

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Pasal 82

(1) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Menteri.

(2) Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal Sistem informasi Administrasi Kependudukan dan pengelolaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(4) Pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota

(5) Pedoman pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri.

Pasal 83

(1) Data Penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan tersimpan di dalam database kependudukan dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

(2) Pemanfaatan data Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan izin Penyelenggara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB IX

PERLINDUNGAN DATA PRIBADI PENDUDUK

Pasal 84

(1) Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi memuat:

a. nomor KK;

b. NIK;

c. tanggal/bulan/tahun lahir;

d. keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental;

e. NIK ibu kandung;

f. NIK ayah; dan

g. beberapa isi catatan Peristiwa Penting.

Page 499: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai beberapa isi catatan Peristiwa Penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 85

(1) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 wajib disimpan dan dilindungi oleh negara.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenal penyimpanan dan perlindungan terhadap Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(3) Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijaga kebenarannya dan dilindungi kerahasiaannya oleh Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 86

(1) Menteri sebagai penanggung jawab memberikan hak akses kepada petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana untuk memasukkan, menyimpan, membaca, mengubah, meralat dan menghapus, mengkopi Data serta mencetak Data Pribadi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, ruang lingkup, dan tata cara mengenal pemberian hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 87

(1) Pengguna Data Pribadi Penduduk dapat memperoleh dan menggunakan Data Pribadi dari petugas pada Penyelenggara dan lnstansi Pelaksana yang memiliki hak akses.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh dan menggunakan Data Pribadi Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 88

(1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri 5ipi1 yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dalam bidang Administrasi Kependudukan diberi wewenang khusus sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas penyidikan berwenang untuk:

a. menerima laporan atau pengaduan dari orang atau badan hukum tentang adanya dugaan tindak pidana Administrasi Kependudukan;

b. memeriksa laporan atau keterangan atas adanya dugaan tindak pidana Administrasi Kependudukan;

c. memanggil orang untuk diminta keterangannya atas adanya dugaan sebagaimana dimaksud pada huruf b; dan

d. membuat dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.

(3) Pengangkatan, mutasi, dan pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil, serta mekanisme penyidikan dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRATIF

Page 500: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 89

(1) Setiap Penduduk dikenal sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Kependudukan dalam hal:

a. pindah datang bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3);

b. pindah datang ke luar negeri bagi Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3);

c. pindah datang dari luar negeri bagi Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1);

d. pindah datang dari luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1);

e. perubahan status Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas menjadi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);

f. pindah ke luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1);

g. perubahan KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2); atau

h. perpanjangan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (4).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap Penduduk Warga Negara Indonesia paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan Penduduk Orang Asing paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 90

(1) Setiap Penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Penting dalam hal:

a. kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) atau Pasal 29 ayat (4) atau Pasal 30 ayat (6) atau Pasal 32 ayat (1) atau Pasal 33 ayat (1);

b. perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) atau Pasal 37 ayat (4);

c. pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1);

d. perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) atau Pasal 41 ayat (4);

e. pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1);

f. kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) atau Pasal 45 ayat (1);

g. pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) atau Pasal 48 ayat (4);

h. pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1);

i. pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1);

j. perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2);

k. perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1); atau

l. Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 91

Page 501: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Setiap Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (5) yang berpergian tidak membawa KTP dikenakan denda administratif paling banyak Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Setiap Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) yang berpergian tidak membawa Surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda administratif paling banyak Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Presiden.

Pasal 92

(1) Dalam hal Pejabat pada Instansi Pelaksana melakukan tindakan atau sengaja melakukan tindakan yang memperlambat pengurusan Dokumen Kependudukan dalam batas waktu yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dikenakan sanksi berupa denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Presiden.

BAB XII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 93

Setiap Penduduk yang dengan sengaja memalsukan surat dan/atau dokumen kepada Instansi Pelaksana dalam melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 94

Setiap orang yang tanpa hak dengan sengaja mengubah, menambah, atau mengurangi isi elemen data._pada Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 95

Setiap orang yang tanpa hak mengakses database kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) dan/atau Pasal 86 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 96

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan blangko Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 97

Setiap Penduduk yang dengan sengaja mendaftarkan diri sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga lebih dari satu KK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) atau untuk memiliki KTP lebih dari satu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (6) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 98

Page 502: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

(1) Dalam hal pejabat dan petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 atau Pasal 94, pejabat yang bersangkutan dipidana dengan pidana yang sama ditambah 1/3 (satu pertiga).

(2) Dalam hal pejabat dan petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana membantu melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95, pejabat yang bersangkutan dipidana sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Pasal 99

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, dan Pasal 97 adalah tindak pidana Administrasi Kependudukan.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 100

(1) Semua Dokumen Kependudukan yang telah diterbitkan atau yang telah ada pada saat Undang-Undang ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku menurut Undang-Undang ini.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk KK dan KTP sampai dengan batas waktu berlakunya atau diterbitkannya KK dan KTP yang sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 101

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. Pemerintah memberikan NIK kepada setiap Penduduk paling lambat 5 (lima) tahun;

b. Semua instansi wajib menjadikan NIK sebagai dasar dalam menerbitkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) paling lambat 5 (lima) tahun;

c. KTP seumur hidup yang sudah mempunyai NIK tetap berlaku dan yang belum mempunyai NIK harus disesuaikan dengan Undang-Undang ini;

d. KTP yang diterbitkan belum mengacu pada Pasal 64 ayat (3) tetap berlaku sampai dengan batas waktu berakhirnya masa berlaku KTP;

e. Keterangan mengenai alamat, nama dan nomor induk pegawai pejabat dan penandatanganan oleh pejabat pada KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) dihapus setelah database kependudukan nasional terwujud.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 102

Pada saat mulai berlakunya Undang-Undang ini, semua Peraturan Pelaksanaan yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 103

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 104

Pembentukan UPTD Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) dilakukan paling lambat 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Page 503: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 105

Dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Undang-Undang ini, Pemerintah wajib menerbitkan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penetapan persyaratan dan tata cara perkawinan bagi para penghayat kepercayaan sebagai dasar diperolehnya kutipan akta perkawinan dan pelayanan pencatatan Peristiwa Penting.

Pasal 106

Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku:

a. Buku Kesatu Bab Kedua Bagian Kedua dan Bab Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie, Staatsblad 1847:23);

b. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Eropa (Reglement op het Holden der Registers van den Burgerlijken Stand voor Europeanen, Staatsblad 1849:25 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Staatsblad 1946:136);

c. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Cina (Bepalingen voor Geheel Indonesie Betreffende het Burgerlijken Handelsrecht van de Chinezean, Staatsblad 1917:129 jo. Staatsblad 1939:288 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1946:136);

d. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Indonesia (Reglement op het Holden van de Registers van den Burgerlijken Stand voor Eenigle Groepen v.d nit tot de Onderhoringer van een zefbestuur, behoorende Ind. Bevolking van Java en Madura, Staatsblod 1920:751 jo. Staatsblad 1927:564);

e. Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Kristen Indonesia (Huwelijksordonantie voor Christenen Indonesiers Java, Minahasa en Ambolena, Staatsblad 1933:74 jo. Staatsblad 1936:607 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1939:288);

f. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan Nama Keluarga (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2154);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 107

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 29 Desember 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 29 Desember 2006

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA AD INTERIM REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 124

Page 504: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas menjamin hak setiap Penduduk untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, memperoleh status kewarganegaraan, menjamin kebebasan memeluk agama, dan memilih tempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

Peristiwa Kependudukan, antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status Orang Asing Tinggal Terbatas menjadi tinggal tetap dan Peristiwa Penting, antara lain kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan Peristiwa Penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Dalam pemenuhan hak Penduduk, terutama di bidang Pencatatan Sipil, masih ditemukan penggolongan Penduduk yang didasarkan pada perlakuan diskriminatif yang membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan produk kolonial Belanda. Penggolongan Penduduk dan pelayanan diskriminatif yang demikian itu tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadministrasian kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab sumber Data Kependudukan belum terkoordinasi dan terintegrasi, serta terbatasnya cakupan pelaporan yang belum terwujud dalam suatu sistem Administrasi Kependudukan yang utuh dan optimal.

Kondisi sosial dan administratif seperti yang dikemukakan di atas tidak memiliki sistem database kependudukan yang menunjang pelayanan Administrasi Kependudukan,

Kondisi itu harus diakhiri dengan pembentukan suatu sistem Administrasi Kependudukan yang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi tuntutan masyarakat atas pelayanan kependudukan yang profesional.

Seluruh kondisi tersebut di atas menjadi dasar pertimbangan perlunya membentuk Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan ini memuat pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi di bidang Administrasi Kependudukan. Salah satu hal penting adalah pengaturan mengenai penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK adalah identitas Penduduk Indonesia dan merupakan kunci akses dalam melakukan verifikasi dan validasi data jati diri seseorang guna mendukung pelayanan publik di bidang Administrasi Kependudukan. Sebagai kunci akses dalam pelayanan kependudukan, NIK dikembangkan ke arah identifikasi tunggal bagi setiap

Page 505: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Penduduk. NIK bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia dan berkait secara langsung dengan seluruh Dokumen Kependudukan,

Untuk penerbitan NIK, setiap Penduduk wajib mencatatkan biodata Penduduk yang diawali dengan pengisian formulir biodata Penduduk di desa/kelurahan secara benar. NIX wajib dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan, baik dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk maupun Pencatatan Sipil, serta sebagai dasar penerbitan berbagai dokumen yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pendaftaran Penduduk pada dasarnya menganut stelsel aktif bagi Penduduk. Pelaksanaan Pendaftaran Penduduk didasarkan pada asas domisili atau tempat tinggal atas terjadinya Peristiwa Kependudukan yang dialami oleh seseorang dan/atau keluarganya. Pencatatan Sipil pada dasarnya juga menganut stelsel aktif bagi Penduduk. Pelaksanaan Pencatatan Sipil didasarkan pada asas peristiwa, yaitu tempat dan waktu terjadinya Peristiwa Penting yang dialami oleh dirinya dan/atau keluarganya.

Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari sisi kepentingan Penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif.

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk:

1. memenuhi hak asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan publik yang profesional;

2. meningkatkan kesadaran Penduduk akan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan;

3. memenuhi data statistik secara nasional mengenai Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Denting;

4. mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan secara nasional, regional, serta lokal; dan

5. mendukung pembangunan sistem Administrasi Kependudukan.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan bertujuan untuk:

1. memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen Penduduk untuk setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk;

2. memberikan perlindungan status hak sipil Penduduk;

3. menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya;

4. mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan terpadu; dan

5. menyediakan data Penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Prinsip-prinsip tersebut di atas menjadi dasar terjaminnya penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sebagaimana yang dikehendaki oleh Undang-Undang ini melalui penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimaksudkan untuk:

1. terselenggaranya Administrasi Kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib;

2. terselenggaranya Administrasi Kependudukan yang bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan;

3. terpenuhinya hak Penduduk di bidang Administrasi Kependudukan dengan pelayanan yang profesional; dan

Page 506: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

4. tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

Secara keseluruhan, ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi hak dan kewajiban Penduduk, Penyelenggara dan Instansi Pelaksana, Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Data dan Dokumen Kependudukan, Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Pada Saat Negara Dalam Keadaan Darurat, pemberian kepastian hukum, dan perlindungan terhadap Data Pribadi Penduduk. Untuk menjamin pelaksanaan Undang-Undang ini dari kemungkinan pelanggaran, baik administratif maupun ketentuan material yang bersifat pidana, diatur juga ketentuan mengenal tata cara penyidikan serta pengaturan mengenai Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Persyaratan yang dimaksud adalah sesuai dengan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.

Pasal 4

Lihat Penjelasan Pasal 3

Pasal 5

Yang dimaksud dengan "Pemerintah" adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Penetapan sistem, pedoman, dan standar yang bersifat nasional di bidang Administrasi Kependudukan sangat diperlukan dalam upaya penertiban Administrasi Kependudukan.

Penetapan pedoman di bidang Administrasi Kependudukan oleh Presiden, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Presiden, serta pedoman yang ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk Peraturan Menteri digunakan sebagai acuan dalam pembuatan peraturan daerah oleh propinsi/kabupaten/kota,

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional" adalah pengelolaan Data Kependudukan yang menggambarkan kondisi nasional dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Huruf f

Page 507: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 6

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi" adalah pengelolaan data kependudukan yang menggambarkan kondisi provinsi dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas,

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan "desa" adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Huruf g

Yang dimaksud dengan "pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota" adalah pengelolaan Data Kependudukan yang menggambarkan kondisi kabupaten/kota dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuat kekhususannya berbeda dengan provinsi yang lain karena diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Administrasi Kependudukan seperti kabupaten/kota.

Pasal 8

Cukup jelas.

Page 508: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pemberian NIK kepada Penduduk menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 14

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "dokumen Pendaftaran Penduduk" adalah bagian dari Dokumen Kependudukan yang dihasilkan dari proses Pendaftaran Penduduk, misalnya KK, KTP, dan Biodata.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "hari" adalah hari kerja (berlaku untuk penjelasan "hari" pada pasal-pasal berikutnya).

Ayat (4)

Page 509: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pindah ke luar negeri" adalah Penduduk yang tinggal menetap di luar negeri atau meninggalkan tanah air untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berturut-turut atau lebih dari I (satu) tahun.

Penduduk tersebut termasuk Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Pelaporan pada Kantor Perwakilan Republik Indonesia diperlukan sebagai bahan pendataan WNI di luar negeri.

Pasal 19

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "datang dari luar negeri" adalah WNI yang sebelumnya pindah ke luar negeri kemudian datang untuk menetap kembali di Republik Indonesia.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "Surat Keterangan Tempat Tinggal" adalah Surat Keterangan Kependudukan yang diberikan kepada Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagai bukti diri sebagai Penduduk tinggal terbatas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk Pelintas Batas" adalah Penduduk yang bertempat-tinggal secara turun-temurun di wilayah kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang melakukan lintas batas antar negara karena kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 510: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk rentan Administrasi Kependudukan" adalah Penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh Dokumen Kependudukan yang disebabkan oleh bencana alam dan kerusuhan sosial.

Pendataan dilakukan dengan membentuk tim di daerah yang beranggotakan dari instansi terkait.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan "orang terlantar" adalah Penduduk yang karena suatu sebab sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara wajar, baik rohani, jasmani maupun sosial.

Ciri-cirinya:

1) tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup khususnya pangan, sandang dan papas;

2) tempat tinggal tidak tetap/gelandangan;

3) tidak mempunyai pekerjaan/kegiatan yang tetap;

4) miskin.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "komunitas terpencil" adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan, baik sosial, ekonomi maupun politik.

Ciri-cirinya:

1) berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen;

2) pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan;

3) pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit terjangkau;

4) peralatan teknologi sederhana;

5) terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "tempat sementara" adalah tempat pada saat terjadi pengungsian.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan" adalah Penduduk yang tidak mampu melaksanakan pelaporan karena pertimbangan umur, sakit keras, cacat fisik dan cacat mental.

Page 511: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Pasal 27

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tempat terjadinya peristiwa kelahiran" adalah wilayah terjadinya kelahiran.

Waktu pelaporan kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari merupakan tenggang waktu yang memungkinkan bagi Penduduk untuk melaporkan peristiwa kelahiran sesuai dengan kondisi/letak geografis Indonesia.

Penduduk yang wajib melaporkan kelahiran adalah Kepala Keluarga.

Ayat (2)

Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Kutipan akta kelahiran seorang anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya diserahkan kepada yang bersangkutan setelah dewasa.

Pasal 29

Ayat (1)

Kewajiban untuk melaporkan kepada "instansi yang berwenang di negara setempat" berdasarkan asas yang dianut, yaitu asas peristiwa.

Yang dimaksud dengan "instansi yang berwenang di negara setempat" adalah lembaga yang berwenang seperti yang dimaksud dengan Instansi Pelaksana dalam Undang-Undang ini.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tempat singgah" adalah tempat persinggahan pesawat terbang atau kapal laut dalam perjalanannya mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan asas yang berlaku secara universal, yakni tempat di mana peristiwa kelahiran (persinggahan pertama pesawat terbang/kapal laut), apabila memungkinkan pelaporan dilakukan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Page 512: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas,

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Persetujuan dari Instansi Pelaksana diperlukan mengingat pelaporan kelahiran tersebut sudah melampaui batas waktu sampai dengan 1 (satu) tahun dikhawatirkan terjadi manipulasi data atau hal-hal yang tidak diinginkan. Persetujuan tersebut juga berfungsi sebagai verifikasi atas keabsahan data yang dilaporkan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 33

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "lahir mati" adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 (dua puluh delapan) minggu pada saat dilahirkan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Ayat (2)

Peristiwa lahir mati hanya diberikan Surat Keterangan Lahir Mati, tidak diterbitkan Akta Pencatatan Sipil.

Meskipun tidak diterbitkan Akta Pencatatan Sipil tetapi pendataannya diperlukan untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan di bidang kesehatan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam dicatat oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Ayat (2)

Penerbitan Akta Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam dilakukan oleh Departemen Agama.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Karena Akta Perkawinan bagi Penduduk yang beragama Islam sudah diterbitkan oleh KUAKec, data perkawinan yang diterima oleh Instansi Pelaksana tidak perlu diterbitkan Kutipan Akta Perkawinan.

Page 513: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 35

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan" adalah perkawinan yang dilakukan antar-umat yang berbeda agama.

Huruf b

Perkawinan yang dilakukan oleh warga negara asing di Indonesia, harus berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai perkawinan di Republik Indonesia.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Ayat (1)

Bagi penganut agama Islam diberlakukan ketentuan mengenal rujuk yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk jo. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Page 514: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "kematian" adalah tidak adanya secara permanen seluruh kehidupan pada saat mana pun setelah kelahiran hidup terjadi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "pihak yang berwenang' adalah kepala rumah sakit. dokter/paramedis, kepala desa/lurah atau kepolisian.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan "pernyataan" adalah keterangan dari pejabat yang berwenang.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengangkatan anak" adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan hak anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "catatan pinggir" adalah catatan mengenai perubahan status atas terjadinya Peristiwa Penting dalam bentuk catatan yang diletakkan pada bagian pinggir akta atau bagian akta yang memungkinkan (di halaman/bagian muka atau belakang akta) oleh Pejabat Pencatatan Sipil.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Ayat (1)

Page 515: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "pengakuan anak" adalah pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yang lahir di luar ikatan perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 50

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengesahan anak" adalah pengesahan status seorang anak yang lahir di luar ikatan perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan kedua orang tua anak tersebut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembuatan catatan pinggir pada akta Pencatatan Sipil diperuntukkan bagi warga negara asing yang melakukan perubahan kewarganegaraan dan pernah mencatatkan Peristiwa Penting di Republik Indonesia.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Peristiwa Penting lainnya" adalah peristiwa yang ditetapkan oleh pengadilan negeri untuk dicatatkan pada Instansi Pelaksana, antara lain perubahan jenis kelamin,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 516: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Yang dimaksud dengan cacat fisik dan/atau mental berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang menetapkan tentang hal tersebut.

Huruf I

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup Jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Page 517: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Huruf t

Cukup jelas.

Huruf u

Cukup jelas.

Huruf v

Cukup jelas.

Huruf w

Cukup jelas.

Huruf x

Cukup jelas.

Huruf y

Cukup jelas.

Huruf z

Cukup jelas.

Huruf aa

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "data agregat" adalah kumpulan data tentang Peristiwa Kependudukan, Peristiwa Penting, jenis kelamin, kelompok usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan "data kuantitatif' adalah data yang berupa angka-angka.

Yang dimaksud dengan "data kualitatif' adalah data yang berupa penjelasan.

Pasal 59

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Biodata Penduduk" adalah keterangan yang berisi elemen data tentang jati diri, informasi dasar serta r1wayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami oleh Penduduk sejak saat kelahiran.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Page 518: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 60

Kata "paling sedikit" dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan adanya tambahan keterangan, tetapi keterangan tersebut tidak bersifat diskriminatif.

Yang dimaksud dengan "alamat" adalah alamat sekarang dan alamat sebelumnya.

Yang dimaksud dengan "jati diri lainnya" meliputi nomor KK, NIK, laki-laki/perempuan, golongan darah, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, penyandang cacat fisik dan/atau mental, status perkawinan, kedudukan/hubungan dalam keluarga, NIK ibu kandung, nama ibu kandung, NIK ayah kandung, nama ayah kandung, nomor paspor, tanggal berakhir paspor, nomor akta kelahiran/surat kenal lahir, nomor akta perkawinan/buku nikah, tanggal perkawinan, nomor akta perceraian/surat cerai, dan tanggal perceraian.

Pasal 61

Ayat (1)

Yang dimaksud "dengan Kepala Keluarga" adalah:

a. orang yang bertempat tinggal dengan orang lain, baik mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab terhadap keluarga;

b. orang yang bertempat tinggal seorang diri; atau

c. kepala kesatrian, kepala asrama, kepala rumah yatim piatu, dan lain-lain tempat beberapa orang tinggal bersama-sama.

Setiap kepala keluarga wajib memiliki KK, meskipun kepala keluarga tersebut masih menumpang di rumah orang tuanya karena pada prinsipnya dalam satu alamat rumah boleh terdapat lebih dari satu KK.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 62

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "perubahan susunan keluarga dalam KK" adalah perubahan yang diakibatkan adanya Peristiwa Kependudukan atau Peristiwa Penting seperti pindah datang, kelahiran, atau kematian.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 63

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 519: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Dalam rangka menciptakan kepemilikan 1 (satu) KTP untuk 1 (satu) Penduduk diperlukan sistem keamanan/pengendalian dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan melakukan verifikasi dan validasi dalam sistem database kependudukan serta pemberian NIK.

Pasal 64

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Ketentuan tentang pindah domisili tetap bagi KTP seumur hidup mengikuti ketentuan yang berlaku menurut Undang-Undang ini.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Page 520: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud dengan "pejabat yang berwenang" adalah Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana yang telah diambil sumpahnya untuk melakukan tugas pencatatan.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "kesalahan tulis redaksional", misalnya kesalahan penulisan huruf dan/atau angka.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 71

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembetulan akta biasanya dilakukan pada saat akta sudah selesai di proses (akta sudah jadi) tetapi belum diserahkan atau akan diserahkan kepada subjek akta. Pembetulan akta atas dasar koreksi dari petugas, wajib diberitahukan kepada subjek akta.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 72

Ayat (1)

Pembatalan akta dilakukan atas permintaan orang lain atau subjek akta, dengan alasan akta cacat hukum karena dalam proses pembuatan didasarkan pada keterangan yang tidak benar dan tidak sah,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Page 521: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Yang dimaksud dengan "petugas rahasia" adalah reserse dan Intel yang melakukan tugasnya di luar daerah domisilinya.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "negara atau sebagian dari negara dinyatakan dalam keadaan darurat dengan segala tingkatannya" adalah sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan,

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 81

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Surat Keterangan Pencatatan Sipil" adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini ketika negara atau sebagian negara dalam keadaan luar biasa.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 82

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan bertujuan mewujudkan komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem pengenal tunggal, berupa NIK, bagi seluruh Penduduk Indonesia. Dengan demikian, data Penduduk dapat diintegrasikan dan direlasionalkan dengan data hasil rekaman pelayanan Pendaftaran

Page 522: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Penduduk dan Pencatatan Sipil. Sistem ini akan menghasilkan data Penduduk nasional yang dinamis dan mutakhir,

Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan dengan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem jaringan komunikasi data yang efisien dan efektif agar dapat diterapkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi wilayah yang belum memiliki fasilitas komunikasi data, sistem komunikasi data dilakukan dengan manual dan semi-elektronik.

Yang dimaksud dengan "manual" adalah perekaman data secara manual, yang pengiriman data dilakukan secara periodik dengan sistem pelaporan berjenjang karena tidak tersedia listrik ataupun jaringan komunikasi data.

Yang dimaksud dengan "semi-elektronik" adalah perekaman data dengan menggunakan komputer, tetapi pengirimannya menggunakan compact disc (CD) atau disket secara periodik karena belum tersedia jaringan komunikasi data.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 83

Ayat (1)

Data Penduduk yang dihasilkan oleh sistem informasi dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti dalam menganalisa dan merumuskan kebijakan kependudukan, menganalisa dan merumuskan perencanaan pembangunan, pengkajian ilmu pengetahuan. Dengan demikian baik pemerintah maupun non pemerintah untuk kepentingannya dapat diberikan izin terbatas dalam arti terbatas waktu dan peruntukannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 84

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Page 523: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Yang dimaksud dengan "beberapa isi catatan Peristiwa Penting" adalah beberapa catatan mengenai data yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan Peristiwa Penting yang perlu dilindungi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 85

Ayat (1)

Lihat Penjelasan Pasal 84 huruf g.

Ayat (2)

Penyimpanan dan perlindungan dimaksud meliputi tata cara dan penanggung jawab.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengguna Data Pribadi Penduduk" adalah instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan informasi data sesuai dengan bidangnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 88

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Penyidik Pegawai Negeri Sipil memberitahukan kepada Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia mengenai saat dimulainya penyidikan dan menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa hasil penyidikannya telah memenuhi ketentuan dan persyaratan. Mekanisme hubungan koordinasi antara Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Yang dimaksud dengan "Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Administrasi Kependudukan" adalah pegawai negeri yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan di bidang Administrasi Kependudukan.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 524: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Pasal 89

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 90

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 91

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan besaran denda administratif dalam Peraturan Presiden dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat di setiap daerah.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Cukup jelas.

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Page 525: EVALUASI PROGRAM QUICK WINS PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/1053/1/DIMAS RIAN PAMBUDI...2.3 Kerangka Berfikir .....41 2.4 Asumsi Dasar .....44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

www.hukumonline.com

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 100

Cukup jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Cukup jelas.

Pasal 103

Cukup jelas.

Pasal 104

Pembentukan UPTD Instansi Pelaksana dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pelayanan masyarakat.

Pasal 105

Yang dimaksud dengan "persyaratan dan tata cara perkawinan bagi penghayat kepercayaan" adalah persyaratan dan tata cara pengesahan perkawinan yang ditentukan oleh penghayat kepercayaan sendiri dan ketentuan itu menjadi dasar pengaturan dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 106

Cukup jelas.

Pasal 107

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4674