EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

47

Click here to load reader

Transcript of EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Page 1: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI POPULASI SELEKSI

( PRAKTIKUM I )

Oleh :

GOZY FILHAQ 200110100191

IRA RABIBATUL CHOIR 200110100205

MUHAMMAD TAUFIQ RAHMAN 200110100204

LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK DAN BIOMETRIKA

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2013

Page 2: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu karakter baik itu karakter yang baik maupun karakter yang buruk

ditentukan oleh genotipe ternak itu sendiri dan ekspresinya dipengaruhi oleh

lingkungan dimana ternak itu dipelihara. Untuk mendapatkan jaminan dan

kestabilan ekspresi potensi yang tinggi maka perlu dilakukan seleksi pada sifat

genetik yang tentunya akan disertai sifat morfologis secara otomatis. Dalam suatu

spesies sifat atau karakter dari individunya sangatlah bervariasi/beragam. Hal ini

disebabkan oleh tempat hidup yang berbeda-beda yang menyebabkan ekspresi gen

yang sama bisa berbeda, daya dan arah mutasipun berbeda-beda. Bila kesempatan

kawin acak tinggi maka makin heterozigotlah genotype individu nya, sehingga

banyak sifat-sifat yang baik maupun yang buruk tersembunyi oleh

keheterozigotan genotipnya. Seleksi merupakan suatu proses dimana individu-

individu tertentu dalam suatu populasi dipilih dan diternakkan untuk tujuan

produksi yang lebih baik (segi kuantitas dan kualitas) pada generasi selanjutnya.

Seleksi merupakan dasar utama dalam pemuliaan ternak. Akibat seleksi dalam

populasi adalah meningkatnya rataan dalam suatu sifat ke arah yang lebih baik

dan diikuti oleh peningkatan keseragaman atau dengan perkataan lain penurunan

keragaman atau simpangan baku. Melakukan seleksi merupakan aktifitas para

pemulia yang paling penting karena merupakan dasar utama dari pemuliaan yang

meliputi aktifitas, diantaranya Menentukan ternak mana yang akan dipilih pada

tiap generasi yang akan dipakai sebagai tetua untuk generasi berikutnya.

Menentukan apakah semua ternak yang dipilih akan dibiarkan mempunyai

keturunan yang banyak atau tertentu saja. Fungsi dari seleksi dalam suatu populasi

adalah mengubah frekuensi gen yang ada dalam populasi tersebut. Seleksi yang

konsisten untuk suatu sifat yang diinginkan seperti laju pertambahan bobot badan

per hari akan meningkatkan frekuensi gen yang menentukan pertambahan bobot

Page 3: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb sehingga rata-rata populasi akan

berubah.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini ialah untuk mengevaluasi atau menilai suatu

populasi ternak layak tidaknya dilakukan seleksi, serta tindakan apa selanjutnya

yang dapat dilakukan setelah dilakukan evaluasi.

1.3. Prinsip Kerja

Dimulai dengan menentukan objek ternak yang akan dikembangkan

sesuai rencana, selanjutnya menentukan alasan dari pemilhan objek ternak

tersebut. Melihat jumlah populasi dari objek, selain itu struktur populasi nya juga

dilihat yang menyangkut jenis kelamin, lalu diambilnya datamulai dari umur satu

tahun, dua atau tiga tahun. Kemudian dilakukannya identifikasi pada ternak yang

akan diukur untuk diambil data nya. Didalam laboratorium dilakukannya

pengkoreksian data. Dihitungnya populasi masing-masing untuk jantan dan betina

secara terpisah, setelah dikoreksikan pada umur yang sama. Dihitungnya populasi

campuran jantan dan betina (disatukan/tidak dipisahkan) setelah dikoreksi pada

umur yang sama (umur satu tahun). Menghitung rata-rata populasi, ragam

populasi dan standar deviasi serta koefisien variasi atau keragaman. Didapatkan

keputusan hasil evaluasi. Dibuatnya ranking populasi untuk ternak jantan dan

betina secara terpisah dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Dari perankingan

tersebut dibuatnya deferensial seleksinya untuk deferensial seleksi.

Prinsip kerja dari evaluasi populasi seleksi ini adalah untuk menilai suatu

populasi ternak domba lokal apakah layak atau tidak untuk dilakukannya seleksi.

Kegiatan dilakukan di lapangan antara lain : melihat populasi ternak banyak atau

tidak dan lihat struktur populasiya. Menyangkut jenis kelamin dan umur, bila

umur satu tahun, dua atau tiga tahun dari pergantian gigi seri, identifikasi pada

domba yang akan diukur/ditimbang untuk diambil datanya., untuk pengukuran

Page 4: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

ukuran-ukuran tubuh/penimbangan. Tulis nomor identitas domba yang telah

diukur/ditimbang berikut ukuranya, jenis kelamin, umur, nama pemilik berikut

alamat pemilik. Lakukan pada semua domba yang ada mulai dari umur satu tahun

keatas dari populasi yang diamati tesebut.

Page 5: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana pelaksanaan seleksi dapat diartikan memperkenankan

sekelompok ternak menjadi penurun dari generasi berikutnya dan menghilangkan

kesempatan dari kelompok lain untuk memperoleh hal yang sama.Seleksi individu

paling berguna untuk sifat2 yang dapat di ukur pada kedua jenis kelamin sebelum

dewasa atau sebelum umur perkawinan pertama. Beberapa sifat yang termasuk

adalah laju pertumbuhan, skor tubuh ternak, berat bulu, wol, ketebalan lemak

punggung dan lain2. untuk satu program yang efektif yang diperlukan catatan

penampilan produksi yang dibuat pada selulruh populasi dimana seleksi akan

dilakukan.

Seleksi merupakan suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap

mempunyai mutu genetik baik untuk dikembangbiakan lebih lanjut serta memilih

ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan dikembangbiakan lebih

lanjut. Dari segi genetik, seleksi diartikan sebagai suatu tindakan untuk

membiarkan ternak-ternak tertentu bereproduksi, sedangkan ternak lainnya tidak

diberi kesempatan bereproduksi.

Tujuan dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas ternak

melalui perbaikan mutu genetik ternak. Seleksi terdiri dari 2 yaitu seleksi alam

dan seleksi buatan. Seleksi alam adalah seleksi yang terjadi melalui suatu proses

“survival of the fittest” atau ketahanan yang paling tegar dalam suatu lingkungan

tertentu. Individu yang paling baik menyesuaikan dengan lingkungan tertentu

akan mendapat keturunan terbanyak. Sedangkan seleksi buatan adalah seleksi

yang dilakukan manusia dan diarahkan sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai

dengan kepentingan manusia.

Mempertinggi kecermatan seleksi berarti bahwa prosedur yang digunakan

harus membuat korelasi antara nilai pemuliaan (atau genotipe) dengan informasi

Page 6: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

yang digunakan sebagai kriteria seleksi setinggi mungkin. Jadi, kecermatan

seleksi berhubungan langsung dengan heritabilitas. Beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menaikkan kecermatan seleksi :

1. Membakukan prosedur pengelolaan semaksimum mungkin dan

membuat penyesuaian terhadap pengelolaan atau lingkungan yang

tidak mungkin dikendalikan. Kedua pendekatan ini akan menaikkan

heritabilitas melalui pengurangan ragam lingkungan. Heritabilitas

adalah suatu nisbah, sebagai berikut :

h² =

σ g2

σ g2+σd

2+σ 2i +σ e

2

dan dengan memperkecil σ e2

pada penyebabnya akan berarti

menaikkan heritabilitas.

2. Apabila mungkin, pengukuran berulang terhadap suatu sifat akan

mempertinggi kecermatan seleksi. Misalnya, pencatatan produksi susu

lebih dari satu kali pada ternak perah akan memberikan penilaian yang

lebih baik daripada hanya satu kali catatan saja.

3. penggunaan informasi secara optimum tentang penampilan individu

dan penampilan sanak saudaranya akan menaikkan kecermatan seleksi.

Istilah sanak saudara yang digunakan di sini adalah dalam arti luas

termasuk nenek moyang, saudara keturunan dan anaknya.

Apabila heritabilitas tinggi dan sifat itu tampak pada kedua jenis kelamin,

penampilan individu mungkin merupakan dasar yang cukup memuaskan untuk

meramalkan nilai pemuliaan dari individu itu. Akan tetapi, catatan-catatan dari

nenek moyang, saudara keturunan dan anak-anakya akan menaikkan ketelitian

dalam meramalkan nilai-nilai pemuliaan untuk sifat-sifat ini dan dapat menjadi

sangat berguna pada heritabilitas yang rendah. Untuk sifat-sifat yang tampak

Page 7: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

hanya pada satu jenis kelamin saja, informasi tentang macam-macam tipe sanak

saudara adalah satu-satunya cara yang ada untuk menduga genotipe dari jenis

kelamin yang tidak memperlihatkan sifat itu. Penggunaan keterangan tentang

silsilah, keluarga maupun tentang anak, akan memberikan tingkat kegunaan yang

berbeda tergantung dari besarnya heritabilitas, laju reproduksi dan juga apakah

pejantan unggul sudah dipergunakan secara meluas dengan inseminasi buatan.

Kriteria seleksi yang dilakukan dalam memilih bibit baik pejantan maupun

induk didasarkan atas prestasi performans dirinya sendiri, dengan menggunakan

metode secara penyingkiran bebas ”Independence Culling Level” yaitu seleksi

yang dilakukan atas dasar beberapa macam kreteria yang dilakukan satu persatu,

parameter tersebut antara lain: (1)Berat Sapih (120 hari); (2)Berat Badan 1 tahun

(365 hari); (3) Uji libido dan kualitas sperma (jantan); dan (4) Reproduksi

(betina).

Tinggi rendahnya reproduktifitas seekor domba juga dipengaruhi oleh

faktor luar. Beberapa faktor penyebab yang dapat menghambat tingginya angka

reproduksi, antara lain karena faktor pakan, temperature yang tinggi, dan adanya

gangguan yang dapat menyebabkan ternak menjadi stress, misalnya kandang yang

terlampau sempit atau karena adanya gangguan hewan lain yang ditempatkan di

sebelah kandangnya. Dengan produktifitas, dimaksudkan seberapa besar hasil

yang diperoleh dari seekor ternak pada kurun waktu tertentu. Untuk domba,

indeks produktifitas dapat berupa jumlah berat hidup cempe sapihan per tahun,

atau berat mohair atau wol yang dihasilkan per tahun atau jumlah produksi susu

per tahun. Untuk mendapatkan produktifitas berat hidup per tahun, maka perlu

dicari angka kelahirannya per tahun, angka panen cempe per tahun dan rerata

berat hidup cempe pada umur tertentu.

Perhitungan angka produktifitas ini sangat penting dalam evaluasi

pelaksanaan persilangan, karena biasanya persilangan hanya memperbaiki angka

Page 8: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

produksinya (produksi daging atau wol) tetapi kurang bahkan kadang-kadang

berpengaruh negative terhadap angka reproduktifitasnya.

Seleksi terhadap domba di Indonesia masih belum banyak dikerjakan.

Pada dekade yang lalu, telah banyak dilakukan persilangan antara domba-domba

lokal dengan pejantan Suffolk dan Dormer. Kadang-kadang pejantan yang

digunakan adalah F1 dari persilangannya dengan domba Gibas, yang kemudian

disebut Sulfas dan Dormas. Bagaimana hasil serta arah dari persilangan ini belum

diketahui dengan pasti, tetapi jelas telah meningkatkan berat badannya dan

kecepatan pertumbuhannya. Bagaimana pengaruhnya terhadap angka

reproduktifitasnya, belum banyak diketahui.

Dalam pembangunan peternakan ada empat komponen yang saling terkait,

yaitu manusia (peternak) sebagai subjek yang harus ditingkatkan

kesejahteraannya, ternak sebagai objek yang harus ditingkatkan produksi dan

produktivitasnya, lahan sebagai basis ekologi budidaya dan pendukung pakan

serta teknologi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi produktivitas usaha

peternakan.

Peningkatan produktivitas ternak asli (native) dapat dilakukan melalui

perbaikan lingkungan (mutu pakan dan tatalaksana) serta program pemuliaan.

Peningkatan mutu genetik melalui program pemuliaan dapat dilakukan dengan

perkawinan silang (persilangan) dan program seleksi. Seleksi dan persilangan

merupakan dua metode yang dapat dilakukan dalam perbaikan mutu genetik untuk

meningkatkan produktivitas ternak. Jadi secara sederhana pemuliaan ternak

merupakan kombinasi antara pengaruh faktor genetik, tatalaksana pemeliharaan

dan faktor keberuntungan (good luck).

Heritabilitas merupakan parameter paling penting dalam pemuliaan ternak.

Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi

peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Tingginya nilai heritabiltas suatu

Page 9: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

sifat menunjukkan tingginya korelasi ragam fenotipik dan ragam genetik. Pada

kondisi ini seleksi fenotipik individu sangat efektif, sedangkan jika nilai

heritabilitas rendah, maka sebaiknya seleksi dilakukan berdasarkan kelompok.

Sebagaimana diketahui bahwa fenotipe pada seekor ternak ditentukan oleh

faktor genetik dan non genetik. Faktor genetik merupakan faktor yang

mendapatkan perhatian pemulia ternak, karena faktor genetik tersebut diwariskan

dari generasi tetua kepada anaknya. Selanjutnya perlu diketahui sampai sejauh

mana fenotipe seekor ternak dapat digunakan sebagai indikator dalam menduga

mutu genetik ternak. Untuk itulah kemudian dikembangkan suatu konsep berupa

koefesien yang dikenal dengan heritabilitas.

Heritabilitas merupakan salah satu pertimbangan paling penting dalam

melakukan evaluasi ternak, metode seleksi dan sistem perkawinan. Secara lebih

spesifik heritabilitas merupakan bagian dari keragaman total pada sifat-sifat yang

disebabkan oleh perbedaan genetik diantara ternak-ternak yang diamati.

Heritabilitas merupakan perbandingan antara ragam genetik terhadap ragam

fenotipik. Ragam fenotipik dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Heritabilitas merupakan sebagian deskripsi dari satu sifat dalam satu

kelompok ternak pada beberapa kondisi. Variasi mungkin terjadi selama periode

waktu yang sama antar kelompok ternak atau variasi dalam kelompok ternak yang

sama dalam waktu yang berbeda. Secara alami perbedaan ini mungkin terjadi

karena perbedaan genetik dan perbedaan lingkungan sekitarnya dari kelompok ke

kelompok dari tahun ke tahun.

Ragam genetik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

introduksi bangsa ternak yang baru ke dalam kelompok ternak asli dapat

meningkatkan ragam genetik, bila terjadi perkawinan di antara kedua bangsa

ternak tersebut. Selain itu, efek seleksi dalam satu kelompok ternak pada sejumlah

Page 10: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

generasi dapat menurunkan ragam genetik. Penggunaan metode inbreeding dalam

sistem perkawinan dapat menurunkan ragam genetik.

Penerapan manajemen praktis yang seragam dapat menurunkan ragam

lingkungan. Sebagai contoh, bila pada setiap ekor ternak diberikan jumlah pakan

dengan kualitas yang sama, maka ragam lingkungan akan menjadi turun.

Sebaliknya, bila Anda melakukan penyesuaian untuk lingkungan yang berbeda,

dengan tujuan menghasilkan perbedaan performans maka ternak diperlakukan

secara berbeda.

Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari

keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang p) adalah

jumlahdiakibatkan oleh pengaruh genetik. Ragam fenotipik (E). Ragam

genetikg) dan ragam lingkungan (dari ragam genetik (A), ragam

genetikmerupakan penjumlahan dari ragam genetik additif (I). Akan tetapi,

taksiranD) dan ragam genetik epistasis (dominan ( pengaruh genetik additif

biasanya lebih penting dari pengaruh genetik total. Oleh karena itu, sekarang

dalam pustaka dan penelitian pemuliaan ternak, istilah heritabilitas biasanya

menunjukkan taksiran bagian ragam genetik aditif terhadap ragam keturunan.

Untuk banyak tujuan, heritabilitas dalam arti sempit (h2) merupakan

dugaan yang paling banyak bermanfaat karena mampu menunjukkan laju

perubahan yang dapat dicapai dengan seleksi untuk suatu sifat di dalam populasi.

Pengaruh taksiran additif biasanya lebih penting dari pengaruh genetik total.

Sedangkan ragam dominan dan epistasis pada umumnya kurang respon terhadap

proses seleksi dan tidak diturunkan dari generasi tetua pada anaknya. Namun,

simpangan dominan dan epistasis bermanfaat dalam program persilangan ternak,

baik persilangan antar strain, persilangan antar jenis maupun galur inbred.

Page 11: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Heritabilitas menunjukkan bagian atau persentase dari keragaman

fenotipik yang disebabkan oleh keragaman genetik additif. Semakin tinggi nilai

h2 dapat diartikan bahwa keragaman sifat produksi lebih banyak dipengaruhi oleh

perbedaan genotipe ternak dalam populasi, dan hanya sedikit pengaruh keragaman

lingkungan.

Dari persamaan tersebut di atas juga dapat dilihat bahwa nilai h2 dapat

meningkat (atau mengecil) karena VA yang membesar atau VP yang mengecil.

Oleh karena itu, dalam pendugaan heritabilitas dianjurkan agar keragaman

lingkungan yang dikenakan terhadap populasi ternak diperkecil dengan

memberikan lingkungan yang relatif homogen. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa perbedaan sifat produksi pada ternak disebabkan oleh karena adanya

perbedaan genotipe di antara ternak yang diamati.

Secara teoritis nilai heritabilitas berkisar dari 0 – 1, namun jarang

ditemukan nilai ekstrim nol atau 1 pada sifat kuantitatif ternak. Sifat produksi

yang memiliki nilai heritabilitas nol adalah sifat dimana semua keragaman

fenotipik pada ternak disebabkan semata-mata oleh pengaruh faktor lingkungan,

dan diasumsikan pengaruh genetik tidak ada sama sekali. Nilai heritabilitas 1

menunjukkan sifat kuantitatif dimana semua keragaman sifat disebabkan oleh

faktor genetik.

Nilai heritabilitas dibedakan atas tiga kategori yaitu kecil, sedang dan

besar. Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 – 0,2; sedang: 0,2

– 0,4 dan besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4. Preston dan Willis (1974)

mengklasifikasikan nilai heritabilitas, dikatakan rendah jika kurang dari 0,25,

sedang jika nilainya 0,25 – 0,50 dan besar jika bernilai lebih dari 0,50. Menurut

Hardjosubroto (1994), nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang

dari 0,10; sedang jika nilainya antara 0,10 – 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30.

Nilai heritabilitas memiliki sifat sebagai berikut:

Page 12: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Bukan suatu konstanta

Untuk setiap sifat (pada umumnya sifat kuantitatif) nilai heritabilitas suatu

sifat dapat berbeda karena perbedaan lokasi pengamatan, perbedaan

kelompok ternak, waktu pengamatan dan cara menghitung heritabilitas.

Nilai h2 untuk sifat-sifat ketegaran (fittnes) seperti sifat reproduksi dan

daya hidup biasanya kecil. Hal ini terjadi karena seleksi alam yang berlangsung

lama membuat VA menjadi kecil. Dalam kondisi ini maka peranan VD dan VI

menjadi lebih penting. Karena nilai pemuliaan (breeding value) ternak ditentukan

oleh VA, maka h2 dapat dianggap sebagai parameter yang memberikan gambaran

mengenai keragaman nilai pemuliaan.

Warwick et. al. (1995) menyatakan bahwa nilai heritabilitas negatif atau

lebih dari satu secara biologis tidak mungkin. Bila hal tersebut ditemukan

kemungkinan disebabkan oleh: (1) keseragaman yang disebabkan oleh lingkungan

yang berbeda untuk keluarga kelompok yang berbeda, (2) metode statistik yang

digunakan tidak tepat sehingga tidak dapat memisahkan antara ragam genetik dan

ragam lingkungan dengan efektif dan (3) kesalahan dalam pengambilan contoh.

Nilai heritabilitas dapat meningkat atau menurun dengan berubahnya

bagian komponennya. Meningkatnya h2 dapat disebabkan oleh turunnya ragam

lingkungan atau meningkatnya ragam genetik. Sebaliknya bila ragam lingkungan

meningkat atau ragam genetik menurun maka heritabilitas akan turun.

Heritabilitas secara tepat hanya berlaku pada populasi dan lokasi dimana

nilai h2 tersebut dihitung. Nilai heritabilitas negatif yang diperoleh dari

pendugaan dengan banyak cara analisis ragam (anova) kemungkinan disebabkan

oleh : (a) jumlah pengamatan yang sedikit, dimana semakin sedikit jumlah

pengamatan semakin besar kemungkinan heritabilitas bernilai negatif, (b) jika

Page 13: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

pendugaan nilai heritabilitas dihitung dari komponen pejantan maka peluang

terjadinya nilai heritabilitas negatif lebih kecil jika jumlah pengamatannnya sama

dan © jika jumlah anak (pengamatan) dari setiap ekor pejantan atau induk tidak

sama, dapat membuka peluang heritabilitas negatif yang lebih besar.

Heritabilitas merupakan parameter paling penting dalam pemuliaan ternak.

Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi

peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Tingginya nilai heritabiltas suatu

sifat menunjukkan bahwa korelasi antara ragam fenotipik dan ragam genetik yang

tinggi. Pada kondisi tersebut seleksi individu sangat efektif dilakukan, sebaliknya

jika nilai heritabilitas rendah, maka sebaiknya seleksi dilakukan berdasarkan

seleksi kelompok.

Pengetahuan tentang nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam melakukan

program seleksi dan rancangan perkawinan untuk perbaikan mutu genetik ternak.

Pengetahuan ini bermanfaat dalam menduga besarnya kemajuan untuk program

pemuliaan berbeda. Disamping itu, memungkinkan pemulia membuat keputusan

penting apakah biaya program pemuliaan yang dilakukan sepadan dengan hasil

yang diharapkan. Nilai heritabilitas bermanfaat dalam menaksir nilai pemuliaan

seekor individu ternak.

Nilai heritabilitas dapat dihitung dengan cara membandingkan atau

mengukur hubungan atau kesamaan antara produksi individu-individu yang

mempunyai hubungan kekerabatan. Nilai heritabilitas dapat dihitung

menggunakan beberapa metode estimasi, diantaranya melalui persamaan fenotipe

ternak yang mempunyai hubungan keluarga, yaitu antara saudara kandung

(fullsib), saudara tiri (halfsib), antara induk dengan anak (parent and off spring).

Selain itu dapat juga menentukan heritabilitas nyata (realized heritability)

berdasarkan kemajuan seleksi. Estimasi nilai heritabilitas juga bisa didapat dengan

menghitung nilai ripitabilitas, yakni penampilan sifat yang sama pada waktu

Page 14: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

berbeda dari individu yang sama sepanjang hidupnya. Ripitabilitas dapat

digunakan untuk menduga sifat individu dimasa mendatang.

Cara lain menduga nilai heritabilitas adalah dengan memakai hewan

kembar identik asal satu telur. Hewan kembar identik memiliki genotipe yang

sama sehingga perbedaan dalam sifat produksi diantara hewan kembar disebabkan

oleh faktor non genetik.

Dari sudut praktis, nilai heritabilitas dalam arti sempit dapat didefenisikan

sebagai persentase keunggulan tetua yang diwariskan pada anaknya. Cara yang

paling teliti untuk menentukan heritabilitas suatu sifat adalah dengan melakukan

percobaan seleksi untuk beberapa generasi dan menentukan kemajuan yang

diperolehnya, yang dibandingkan dengan jumlah keunggulan dari tetua terpilih

dalam semua generasi dari percobaan seleksi. Percobaaan seleksi dengan

menggunakan ternak besar sangat mahal dan membutuhkan waktu beberapa

generasi. Selain itu, hasilnya hanya berlaku khusus pada populasi ternak dimana

seleksi dilakukan.

Estimasi nilai heritabilitas beberapa sifat ekonomis penting pada ternak

domba diungkapkan Lasley (1978) yang meliputi: nilai heritabilitas jumlah anak

yang dilahirkan adalah 0,10 – 1,15; bobot lahir 0,30 – 0,35; bobot sapih 0,30 –

0,35 ; bobot umur satu tahun 0,40 – 0,45; pertambahan bobot badan setelah

disapih 0,40 – 0,45; tipe tubuh 0,20 – 0,25 dan skor kondisi 0,10 – 0,15.

Sifat-sifat ekonomi yang penting pada ternak ayam antara lain: mortalitas

ayam dara, mortalitas ayam petelur, produksi telur, konversi ransum, dan bobot

badan. Sifat-sifat ekonomi penting pada ayam broiler antara lain: fertilitas telur,

daya tetas, produksi telur dan ukuran telur.

Page 15: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Rendahnya nilai heritabilitas bukan hanya disebabkan olah rendahnya

variasi genetik namun lebih banyak ditentukan oleh tingginya variasi lingkungan.

Heritabilitas merupakan salah satu pertimbangan paling penting dalam melakukan

evaluasi ternak, metode seleksi dan sistem perkawinan. Secara lebih spesifik

heritabilitas merupakan bagian dari keragaman total pada sifat-sifat yang

disebabkan oleh perbedaan genetik diantara ternak-ternak yang diamati.

Heritabilitas merupakan perbandingan antara ragam genetik terhadap ragam

fenotipik.

Evaluasi Populasi Seleksi

Dalam menentukan suatu untuk mengevaluasi suatu ternak yang akan

dilakukan seleksi kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Menentukan objek ternak yang akan dikembangkan sesuai rencana. Misalnya,

akan mengembangkan ternak sapi perah, sapi potong, kerbau perah, kerbau

potong, domba dan kambing.

2. Misal yang akan dikembangkan Domba, alasanya mengambil ternak domba

karena :

Domba lebih mudah dijumpai

Pemilikan per peternak cukup banyak

Dalam satu desa domba dapat dijumpai lebih dari 50 ekor

Jarak antar desa yang mempunyai populasi domba cukup dekat

Cara mengukur ukuran tubuh relaif lebih gampang

Sebaran umum relative homogen (banyak yang berumur 1-2-3 tahun).

3. Bila sudah ditentukan objek ternaknya :

Lihat populasi ternak banyak atau tidak, Lihat struktur populasiya.

Menyangkut jenis kelamin dan umur, bila umur satu tahun, dua atau tiga tahun

dari pergantian gigi seri, identifikasi pada domba yang akan diukur/ditimbang

Page 16: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

untuk diambil datanya., untuk pengukuran ukuran-ukuran tubuh/penimbangan.

Tulis nomor identitas domba yang telah diukur/ditimbang berikut ukuranya, jenis

kelamin, umur, nama pemilik berikut alamat pemilik. Lakukan pada semua domba

yang ada mulai dari umur satu tahun keatas dari populasi yang diamati tesebut.

4. Kegiatan di Laboratorium terdiri dari :

Lakukan pengkoreksian data ( terhadap umur satu tahun, dua atau tiga

tahun). Pengkoreksian hanya dilakukan terhadap umur, karena

dilapangan tidak akan didapatkan catatan umur induk, jumlah anak yang

dilahirkan atau disapih umur sapih, berat lahir atau berat sapih yang ada

hanya jenis kelamin dan umur. Umur juga hanya berdasarkan pergantian

gigi seri, yang lainnya tidak ada.

Penentuan berat badan berdasarkan ukuran tubuh dengan menggunakan

salah satu rumus sebagai berikut:

a. Rumus Schoorl

BB (kg) =

{Ling .dada (cm )+22 }100

2

b. Rumus Winter

BB (lbs) =

(Ling .dada )2×PB( inch)300

c. Rumus Aryodarmoko

Merupakan modifikasi rumus Winter

BB (kg) =

LD2 (cm)×PB( cm)300×(2 ,54 )3×2,2

Rumus Aryodarmoko ini lebih banyak digunakan dilapangan karena

lebih mudah dalam penghitungannya, serta tingkat keakuratannya tinggi.

(Santosa, U. 1995)

Page 17: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Cara pengkoreksian terhadap umur :

Hitung dahulu rata-rata populasi setiap umur.

Misal: rata-rata umur 1 tahun Jantan =X 1

rata-rata umur 1 tahun Jantan =X 2

rata-rata umur 1 tahun Jantan =X 3

Bila populasinya sedikit rata-rata populasi umur dapat dengan

mengunakan penelitian orang lain (desentralisasi S3/thesis/Skripsi S1/S2)

pengkoreksiannya :

Misal ;

Domba umur 2 tahun berat 20 Kg

Domba umur 3 tahun berat 28 Kg

Domba umur 4 tahun berat 18 Kg

Akan dikoreksikan terhadap umur satu tahun maka :

Domba A terkoreksi 1 tahun =X 1 ¿ X2 ¿∗20 kg=Zkg

Domba A terkoreksi 1 tahun =X 1 ¿ X3 ¿∗28 kg=Zkg

Domba A terkoreksi 1 tahun =X 1 ¿ X1 ¿∗18kg=Zkg5. Hitung populasi campuran jantan dan betina (disatukan/tidak dipisahkan)

setelah dikoreksikan pada umur yang sama (umur satu tahun) :

Rata-rata populasi

Page 18: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Ragam populasi

Standar deviasi

Koefisien Variasi

6. Maksud menghitung rata-rata populasi adalah untuk mengevaluasi apakah

populasi yang sedang kita hadapi lebih baik atau lebih jelek di banding

populasi lain (atau berdasarkan informasi hasil penelitin orang lain).

7. Maksud menghitung ragam populasi adalah untuk melihat gambaran kurva

normalnya melebar, menyempit, atau tinggi kurus (dapat dilihat dari hasil

analisis komputer).

8. Maksud menghitung standar deviasi untuk melihat sebaran data minimal

dan maksimal dengan nilai rata-rata dari data hasil analisis.

9. Maksud menghitung koefisien variasi (KV) atau koefisien keragaman

adalah untuk mengetahui gambaran keragaman dari suatu sifat yang diukur

atau membandigkan keragaman dengan kelompok populasi lain atau

menetukan efektif tidaknya seleksi.

Seleksi tidak efektif bila KK ~ O artinya populasi seragam.

Populasi yang efektif dilakukan seleksi bila keseragaman > 10 %.

Sehingga deverensial seleksi menjadi besar.

10. keputusan hasil evaluasi :

Bila rata-rata populasi ≤ populasi lain.

Ragamnya besar

Standar deviasi besar

KV > 10 %

Kesimpulannya lebih baik untuk dilakukan seleksi, bila kebaikannya dari

hasil analisis diatas tidak efektif dilakukan seleksi, dapat dilakukan cara

lain

Out breeding

Cross breeding

Bergantung pada program si pemulia.

11. Bila akan dilakukan seleksi tindakan selanjutnya :

Page 19: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Buat ranking populasi untuk domba jantan dan domba betina dipisahkan

dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Maksudnya untuk memudahkan

mengmbil ternak mana yang akan diambil dan berapa jumlahnya.

Dalam membuat perankingan jangan lupa nomor urut, no. domba, dan

ukuran tubuhnya/ berat badanya.

12. Dari perankingan tersebut, buat deferensial seleksinya untuk deferensial

seleksi ; 1 %; 5%; 20%; 30%;40%; 50%; 60%.

Maksudnya untuk mengetahui besarnya deferensial seleksi dan nomor ternak

yang akan diambil. Dari sini dapat pula semakin banyak ternak terambil dari

ranking tertinggi maka nilai deferensial seleksi makin kecil. Akibatnya respon

seleksi pun menjadi kecil. Sebaliknya semakin sedikit ternak terambil dari ranking

tertinggi maka nilai deferensial seleki besar, akibatnya respon seleksi pun menjadi

besar. Respon seleksi menjadi nol bila rata-rata performan populasi terseleksi

sama dengan rata-rata performan populasi. (Ps=Pp )→σ=(Ps−pp )=0

Page 20: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

III

BAHAN DAN ALAT

3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan

Alat alat Tulis

Kartu identitas ternak

Catatan produksi

Kategori standar untuk menarik sifat subjektif

Komputer

3.2. Analisis Data yang Digunakan

Rata-rata Populasi. Untuk mengevaluasi apakah rata-rata populasi yang

sedang kita hadapi lebih baik atau lebih jelek dibanding populasi lain (atau

berdasarkan informasi hasil penelitian orang lain).

Ragam Populasi (σ 2). Untuk melihat gambaran kurva normalnya melebar,

menyempit, atau meninggi kurus (dapat dilihat dari hasil analisis

komputer).

Standar Deviasi (σ = Sd). Untuk melihat sebaran data minimal dan

maksimal dengan nilai rata-ratanya dari data hasil analisis (simpangan

baku merupakan simpangan dari nilai tengah contoh).

Koefisien Variasi. Untuk mengetahui gambaran keragaman dari suatu sifat

yang diukur atau membandingkan keragaman dengan kelompok populasi

lain atau untuk menentukan efektif tidaknya seleksi.

Page 21: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Data yang digunakan dalam praktikum ini merupakan data berat badan

domba yang telah disediakan hasil pengamatan sebelumnya. Domba yang diambil

data berat badannya terdiri dari 156 ekor betina dan 49 ekor jantan. Kemudian

dilakukan perhitungan terhadap rata-rata populasi baik dari ternak betina maupun

jantan, ragam populasi, standar deviasi dan koefisien variasi serta dilakukan

perankingan untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan table diferensial seleksi.

Berikut data hasil dan perhitungan-perhitungan yang dapat dijadikan acuan untuk

memutuskan dilakukannya seleksi:

Tabel 1. Berat Badan Domba Betina yang Telah Diranking

Betina Betina Betina

No UrutEar Tag

BBNo

UrutEar Tag BB

No Urut Ear Tag BB

1 ZZ 38 61 DO 30 121 CH 26

2 A3 38 62 FH 30 122 BT 26

3 B6 38 63 EF 30 123 AB 26

4 AA 38 64 DJ 29 124 CQ 26

5 QR 37 65 CK 29 125 JI 26

6 RS 37 66 DJ 29 126 RQ 26

7 B4 36 67 AW 29 127 RS 26

8 ST 36 68 ZY 29 128 Z5 26

Page 22: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

9 ZA 35 69 ZK 29 129 A4 26

10 AN 35 70 AS 29 130 AY 26

11 ZI 35 71 ZR 29 131 BU 26

12 Z9 35 72 BQ 29 132 B7 25

13 AD 34 73 BI 29 133 AN 25

14 BD 34 74 ZC 29 134 BL 25

15 CP 34 75 CS 29 135 CD 25

16 AL 34 76 DU 29 136 CX 25

17 ZS 34 77 BP 29 137 A8 25

18 AH 33 78 AJ 29 138 CA 25

19 CO 33 79 AG 29 139 Z3 25

20 DE 33 80 EH 29 140 B8 25

21 AE 33 81 EG 28 141 QR 25

22 DF 33 82 DC 28 142 ST 24

23 BE 33 83 CR 28 143 PQ 24

24 ZH 33 84 AZ 28 144 LK 24

25 CU 33 85 FA 28 145 OH 24

26 AF 33 86 FF 28 146 VN 24

27 AK 33 87 EO 28 147 NB 24

28 BF 32 88 EA 28 148 NC 24

29 CI 32 89 DB 28 149 IX 24

30 CN 32 90 CY 28 150 N9 24

31 CV 32 91 CF 28 151 OV 24

32 DG 32 92 BO 28 152 I4 23

Page 23: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

33 ZF 32 93 AY 28 153 XF 22

34 AQ 32 94 ZT 28 154 LP 22

35 BN 32 95 ER 28 155 P2 22

36 AX 32 96 GA 28 156 S2 21

37 BR 31 97 EM 27 JUMLAH 4518

38 CM 31 98 DL 27 RATA2 28,96

39 BH 31 99 EI 27 RAGAM 12,95

40 AV 31 100 DR 27 SD 3,60

41 ZG 31 101 DW 27 KV 12,43

42 CL 31 102 BS 27

43 DY 31 103 BV 27

44 AT 31 104 AP 27

45 BP 31 105 CG 27

46 ED 31 106 CZ 27

47 DN 31 107 DD 27

48 EN 30 108 FB 27

49 FE 30 109 EJ 27

50 GL 30 110 DQ 27

51 DZ 30 111 DZ 27

52 MP 30 112 AU 27

53 MM 30 113 EL 27

54 GK 30 114 DS 27

55 ES 30 115 DI 27

Page 24: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

56 GJ 30 116 CW 27

57 FG 30 117 CC 26

58 EE 30 118 BK 26

59 MN 30 119 AO 26

60 EQ 30 120 AS 26

Tabel 2. Berat Badan Domba Jantan yang Telah diranking

Jantan Jantan

No UrutEar Tag BB No Urut

Ear Tag

BB

6 LM 44 31KW 39

7 MS 44 32 PH 39

8 JC 44 33 JX 39

9 KQ 44 34 LU 39

10 LK 43 35 MT 39

11 MG 43 36 PC 38

12 JD 43 37 RF 38

13 LT 43 38 KA 38

14 ML 43 39 JH 38

15 NA 42 40 KC 37

16 PD 42 41 LB 36

17 JE 42 42 JK 35

18 MC 42 43 LL 35

Page 25: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

19 PF 42 KZ 35

20 MW 41 LX 35

21 JF 41 JL 34

22 LS 40 KM 32

23 MD 40 LR 32

24 RA 40 MA 30

25 JM 40JUMLAH

1951

26 NE 40 RATA239,82

27 LQ 39 RAGAM13,74

28 MQ 39 SD3,7

1

29 JP 39 KV 10

30 RD 39

Tabel 2. Berat Badan Domba Jantan yang Telah diranking

No Urut

Ear Tag

BBNo

UrutEar Tag

BBNo

UrutEar Tag

BB

39 BH 31 101 DW 27 163 MS 44

40 AV 31 102 BS 27 164 JC 44

41 ZG 31 103 BV 27 165 KQ 44

42 CL 31 104 AP 27 166 LK 43

43 DY 31 105 CG 27 167 MG 43

44 58AT 31 106 CZ 27 168 JD 43

Page 26: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

45 BP 31 107 DD 27 169 LT 43

46 ED 31 108 FB 27

47 DN 31 109 EJ 27 170 ML 43

48 EN 30 110 DQ 27 171 NA 42

49 FE 30 111 DZ 27 172 PD 42

50 GL 30 112 AU 27 173 JE 42

51 DZ 30 113 EL 27 174 MC 42

52 MP 30 114 DS 27 175 PF 42

53 MM 30 115 DI 27 176 MW 41

54 GK 30 116 CW 27 177 JF 41

55 ES 30 117 CC 26 178 LS 40

56 GJ 30 118 BK 26 179 MD 40

57 FG 30 119 AO 26 180 RA 40

58 EE 30 120 AS 26 181 JM 40

59 MN 30 121 CH 26 182 NE 40

60 EQ 30 122 BT 26 183 LQ 39

61 DO 30 123 AB 26 184 MQ 39

62 FH 30 124 CQ 26 185 JP 39

63 EF 30 125 JI 26 186 RD 39

64 DJ 29 126 RQ 26 187 KW 39

65 CK 29 127 RS 26 188 PH 39

66 DJ 29 128 Z5 26 189 JX 39

67 AW 29 129 A4 26 190 LU 39

68 ZY 29 130 AY 26 191 MT 39

69 ZK 29 131 BU 26 192 PC 38

Page 27: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

70 AS 29 132 B7 25 193 RF 38

71 ZR 29 133 AN 25 194 KA 38

72 BQ 29 134 BL 25 195 JH 38

73 BI 29 135 CD 25 196 KC 37

74 ZC 29 136 CX 25 197 LB 36

75 CS 29 137 A8 25 198 JK 35

76 DU 29 138 CA 25 199 LL 35

77 BP 29 139 Z3 25 200 KZ 35

78 AJ 29 140 B8 25 201 LX 35

79 AG 29 141 QR 25 202 JL 34

80 EH 29 142 ST 24 203 KM 32

81 EG 28 143 PQ 24 204 LR 32

82 DC 28 144 LK 24 205 MA 30

83 CR 28 145 OH 24 JUMLAH 5925,6

84 AZ 28 146 VN 24 RATA2 25,6724311

85 FA 28 147 NB 24 RAGAM 66,1767893

86 FF 28 148 NC 24 SD 8,13491176

87 EO 28 149 IX 24 KV 31,6873448

88 EA 28 150 N9 24

89 DB 28 151 OV 24

90 CY 28 152 I4 23

91 CF 28 153 XF 22

92 BO 28 154 LP 22

Page 28: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

93 AY 28 155 P2 22

94 ZT 28 156 S2 21

95 ER 28 157 JA 45

96 GA 28 158 KB 45

97 EM 27 159 LA 45

98 DL 27 160 JB 45

99 EI 27 161 KL 44

100 DR 27 162 LM 44

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan diatas bahwa diperoleh data dari jumlah ternak betina

yaitu:

Jumlah 3974,6

Rata -Rata Populasi25,4782

1

Ragam Populasi34,3840

2

Standar Deviasi5,86378

9

Koefisien Variasi17,0538

2

a. Rata-rata populasi total (25,67kg) > rata-rata populasi betina (25,47 kg)

b. Ragam populasi besar (34,38)

c. Standar deviasinya besar (5,86)

d. Koefisien variasi lebih dari 10 % yaitu 17,05%

Page 29: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

e. Kesimpulan : Layak untuk dilakukan seleksi

Dari hasil pengamatan diatas bahwa diperoleh data dari jumlah ternak jantan

yaitu:

Jumlah 1951

Rata-Rata Populasi 39,82

Ragam Populasi 13,74

Standar Deviasi 3,71

Koefisien Variasi 10

a. Rata-rata populasi total (25,67 kg) < rata-rata populasi jantan (39,82 kg)

b. Ragam populasi besar (13,74)

c. Standar deviasinya besar (3,71)

d. Koefisien variasi 10 %

e. Kesimpulan : Layak untuk dilakukan seleksi

Dari hasil pengamatan diatas juga diperoleh data dari jumlah ternak total yaitu:

Jumlah 5925,6

Rata-Rata Populasi 25,6724311

Ragam Populasi 66,1767893

Standar deviasi 8,13491176

Koefisien variasi 31,6873448

Page 30: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

Tabel 4. Diferensial seleksi untuk 1%; 2%; 5%; 10%; 15%; dan 20% dari Domba

betina.

Seleksi (%)Jml Ternak Terseleksi No .... s/d ....

Deverensial Seleksi i. Ơp i

1 1,56 1 1,522 15,545 2,651

2 3,12 1-3 4,522 13,833 2,359

5 7,8 1-7 1,950 12,091 2,062

10 15,6 1-15 0,488 10,209 1,741

15 23,4 1-23 -0,935 8,995 1,534

20 31,2 1-31 1,893 8,063 1,375

Tabel 4. Diferensial seleksi untuk 1%; 2%; 5%; 10%; 15%; dan 20% dari Domba

jantan.

Seleksi (%)Jml Ternak Terseleksi No .... s/d ....

Deverensial Seleksi i. Ơp i

1 0,49 1 5,1848,30573

8 2,241

2 0,98 1 5,1848,30573

8 2,241

5 2,45 1 - 2 5,1847,57560

4 2,044

10 4,9 1 - 4 5,184 6,63421 1,79

Page 31: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

3

15 7,35 1 - 7 4,7555,71505

9 1,542

20 9,8 1 - 9 4,628 5,24807 1,416

V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat ditari

kesimpulan sebagai berikut:

Dari populasi betina mendapatkan :

a. Rata-rata populasi total (25,67kg) > rata-rata populasi betina (25,47 kg)

b. Ragam populasi besar (34,38)

c. Standar deviasinya besar (5,86)

d. Koefisien variasi lebih dari 10 % yaitu 17,05%

e. Kesimpulan : Layak untuk dilakukan seleksi

Dari populasi jantan mendapatkan :

a. Rata-rata populasi total (25,67 kg) < rata-rata populasi jantan (39,82 kg)

b. Ragam populasi besar (13,74)

c. Standar deviasinya besar (3,71)

d. Koefisien variasi 10 %

Page 32: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

e. Kesimpulan : Layak untuk dilakukan seleksi

Dari hasil diperoleh ternak total yaitu:

Jumlah 5925,6

Rata-Rata Populasi 25,6724311

Ragam Populasi 66,1767893

Standar deviasi 8,13491176

Koefisien variasi 31,6873448

5.2. SARAN

Page 33: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

DAFTAR PUSTAKA

Hardjosubroto, W., 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak Di Lapangan. Penerbit

Grasindo Jakarta.

http://hendri-wd.blogspot.com/2009/02/pemuliaan-ternak.html

http://perdanaangga.wordpress.com/2009/07/05/pemuliaan-ternak/

Ismed, Pane. 1993. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Warwick, E.,J.M.Astuti dan W . Hardjosubroto., 1983 . Pemuliaan Ternak.

Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yatim, Wildan., Drs. 1991. Genetika. Tarsito. Bandung.

Page 34: EVALUASI POPULASI SELEKSI (MPT).docx

LAMPIRAN-LAMPIRAN