EVALUASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN … · dan data yang lengkap. Bila data dan peta ini...

12
1 EVALUASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN LAHAN KAWASAN PESISIR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH (Studi Kasus : Kawasan Pesisir Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo) Oleh : Feri Istiono 1 , Dr.Ing.Ir Teguh Hariyanto Msc 1 Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, 60111 Email : [email protected] Abstrak Kawasan pesisir adalah suatu kawasan yang labil dan mudah mengalami perubahan, karena merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan, dimana garis pertemuan tersebut dinamakan dengan garis pantai. Dari garis pantai inilah kita dapat menentukan batas atministrasi suatu wilayah, dari sini dapat dipastikan pentingnya peranan dari garis pantai tersebut, sedangkan garis pantai sendiri sangat mudah berubah, sehingga perlu adanya penelitian secara berkala mengenai batas garis pantai tersebut. Kawasan Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo adalah salah satu kawasan pesisir yang perlu dikaji mengenai garis pantai dan tutupan lahannya, karena wilayah pesisir sendiri banyak dimanfaatkan baik untuk industri, pariwisata dan pembangunan, sehingga dapat memicu perubahan garis pantai beserta tutupan lahan di wilayah tersebut. Perubahan garis pantai secara rinci dari waktu ke waktu dapat diketahui bila tersedia peta dan data yang lengkap. Bila data dan peta ini dibuat dengan melakukan pengukuran terestris akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pendekatan dengan menggunakan sistem pengindeaan jauh, yaitu dengan menggunakan citra satelit Landsat, jadi dengan menggunakan proses interpretasi dan klasifikasi maka dapat membuktikan terjadinya perubahan garis pantai dan perubahan penutup lahan dikawasan pesisir tersebut. Hasil dari proses penginderaan jauh tersebut adalah sebuah peta yang memuat informasi mengenai perubahan baik garis pantai maupun tutupan lahan kawasan pesisir pantai kabupaten Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. Kata Kunci : kawasan pesisir, citra satelit, interpretasi, klasifikasi. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo terletak di wilayah Jawa Timur, yang berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utaranya dan selat bali disebelah timurnya, sehingga daerahnya mendapat pengaruh sifat- sifat laut seperti angin laut dan pasang surut air laut. Pembangunan daerah Pesisir pantai merupakan bagian integral dari pembangunan wilayah Kabupaten. Pengelolaan daerah pesisir pantai menghendaki adanya perhatian yang lebih fokus agar terjadi peningkatan kualitas pembangunan dan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan, karena daerah tersebut menjadi tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu yang berasal dari daratan dan dari lautan, garis pertemuan antara daratan dan lautan inilah yang disebut dengan garis pantai. Perubahan lingkungan pantai atau lebih tepatnya garis pantai, sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain, sehingga kajian keruangan dari lingkungan pantai diperlukan dalam rangka pengelolaan lingkungan pantai. Lingkungan pantai perlu dikelola dengan baik mengingat fungsinya dalam kehidupan manusia sangat besar sejak jaman dahulu hingga sekarang dan bahkan hingga masa depan. Banyaknya faktor yang dapat merubah garis pantai disekitar daerah pesisir tersebut melatar belakangi penelitian kali ini, dengan bantuan remote sensing dan data penelitian yang ada, diharapkan dapat menjadi referensi pemerintah dalam hal penentuan garis batas

Transcript of EVALUASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN … · dan data yang lengkap. Bila data dan peta ini...

1

EVALUASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN LAHAN KAWASAN PESISIR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH

(Studi Kasus Kawasan Pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo)

Oleh Feri Istiono1 DrIngIr Teguh Hariyanto Msc1

Program Studi Teknik Geomatika FTSP ITS-Sukolilo Surabaya 60111Email ferigeogmailcom

Abstrak

Kawasan pesisir adalah suatu kawasan yang labil dan mudah mengalami perubahan karena merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan dimana garis pertemuan tersebut dinamakan dengan garis pantai Dari garis pantai inilah kita dapat menentukan batas atministrasi suatu wilayah dari sini dapat dipastikan pentingnya peranan dari garis pantai tersebut sedangkan garis pantai sendiri sangat mudah berubah sehingga perlu adanya penelitian secara berkala mengenai batas garis pantai tersebut Kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo adalah salah satu kawasan pesisir yang perlu dikaji mengenai garis pantai dan tutupan lahannya karena wilayah pesisir sendiri banyak dimanfaatkan baik untuk industri pariwisata dan pembangunan sehingga dapat memicu perubahan garis pantai beserta tutupan lahan di wilayah tersebut

Perubahan garis pantai secara rinci dari waktu ke waktu dapat diketahui bila tersedia peta dan data yang lengkap Bila data dan peta ini dibuat dengan melakukan pengukuran terestris akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pendekatan dengan menggunakan sistem pengindeaan jauh yaitu dengan menggunakan citra satelit Landsat jadi dengan menggunakan proses interpretasi dan klasifikasi maka dapat membuktikan terjadinya perubahan garis pantai dan perubahan penutup lahan dikawasan pesisir tersebut

Hasil dari proses penginderaan jauh tersebut adalah sebuah peta yang memuat informasi mengenai perubahan baik garis pantai maupun tutupan lahan kawasan pesisir pantai kabupaten Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

Kata Kunci kawasan pesisir citra satelit interpretasi klasifikasi

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang Masalah

Pasuruan Probolinggo dan Situbondo terletak di wilayah Jawa Timur yang berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utaranya dan selat bali disebelah timurnya sehingga daerahnya mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut dan pasang surut air laut Pembangunan daerah Pesisir pantai merupakan bagian integral dari pembangunan wilayah Kabupaten Pengelolaan daerah pesisir pantai menghendaki adanya perhatian yang lebih fokus agar terjadi peningkatan kualitas pembangunan dan kualitas penduduk di wilayah tersebut

Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan karena daerah tersebut menjadi tempat bertemunya dua kekuatan yaitu yang berasal dari daratan

dan dari lautan garis pertemuan antara daratan dan lautan inilah yang disebut dengan garis pantai Perubahan lingkungan pantai atau lebih tepatnya garis pantai sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain sehingga kajian keruangan dari lingkungan pantai diperlukan dalam rangka pengelolaan lingkungan pantai Lingkungan pantai perlu dikelola dengan baik mengingat fungsinya dalam kehidupan manusia sangat besar sejak jaman dahulu hingga sekarang dan bahkan hingga masa depan

Banyaknya faktor yang dapat merubah garis pantai disekitar daerah pesisir tersebut melatar belakangi penelitian kali ini dengan bantuan remote sensing dan data penelitian yang ada diharapkan dapat menjadi referensi pemerintah dalam hal penentuan garis batas

2

pantai dan penataan ruang di wilayah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo12 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengolah citra Landsat TM dan citra Landsat 7 ETM+ sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

13 Batasan MasalahAdapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Daerah penelitian mencakup wilayah

pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

2 Penelitian menggunakan data satelit Landsat 5 untuk tahun 1994 dan Landsat 7 TM untuk tahun 2002 dan 2009

3 Penelitian yang dilakukan adalah analisa perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

4 Metode yang digunakan untuk garis pantai adalah metode masking sedangkan untuk klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode supervised classification

5 Hasil yang akan dicapai adalah peta tutupan lahan dan peta perubahan garis pantai kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

14 Tujuan Tugas Akhir1 Menentukan perubahan garis pantai dalam

jangka waktu 15 tahun Batas daerah tersebut dapat ditentukan dari citra penginderaan jauh dalam hal ini citra Landsat 5 dan citra Landsat 7 ETM+ yang meliputi daerah sepanjang pantai Kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

2 Untuk mengetahui seberapa besar perubahan tutupan lahannya baik perubahan luas area ataupun analisaperubahan yang terdapat di kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

15 Manfaat Tugas AkhirDidapatkan informasi yang lengkap

tentang perubahan garis pantai dan perubahan tutupan lahan di sepanjang pantai utara kota

Pasuruan Probolinggo dan Situbondo serta analisa perubahannya

2 METODOLOGI PENELITIAN21 Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di sepanjang pantai utara Jawa Timur tepatnya di daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo berikut ini adalah lokasi penelitian

Gambar 1 Lokasi penelitian

22 Peralatan dan BahanPeralatan1 Perangkat keras (Hardware)

Notebook dengan spesifikasi a Intelreg Pentiumreg Dual Coretrade T3400

CPU 216 GHzb Memory DDR2 2040MBc Hardisk 160GB SATA HDD

2 Perangkat Lunak (software) a Microsoft Office dan Microsoft Excel

2007b ER Mapper 70 untuk pengolahan citrac Arc View 33 untuk pembuatan layout

petad Frame and fill untuk proses gapfill

pada citra 2009BahanBahan yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini adalah 1 Citra Satelit Landsat

- Citra Satelit Landsat 19 September 1994 Path row 117065

- Citra Satelit Landsat 8 Juli 1994 Path row 118065

- Citra Satelit Landsat 29 April 2002Path row 117065

- Citra Satelit Landsat 6 Juli 2002 Path row 118065

3

2 Citra Landsat terkoreksi tahun 2009 path row 117065 dan 118065

3 Peta batas kecamatan wilayah Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

5 Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1 25000

23 Tahapan PenelitianTahapan dalam penelitian ini adalah

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

Berikut ini penjelasan diagram alir penelitian tersebut 1 Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan peta perubahan garis pantai dan tutupan lahan di sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dan seberapa besar perubahan garis pantai dan tutupan lahan di wilayah tersebut

2 Studi LiteraturBertujuan untuk mendapatkan referensiyang berhubungan dengan Penginderaan Jauh keadaan di kawasan pesisir dan literatur lain yang mendukung baik dari buku jurnal majalah media masa internet dan lain-lain

3 Pengumpulan DataPengumpulan data yaitu data citra Landsat untuk tahun 1994 2002 dan 2009 dilakukan dengan ijin dan kerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

4 Tahap Pengolahan dataPada tahapan ini dilakukan pengolahan

dari data-data yang telah diambil dari lapangan dan data penunjang lainnya dengan menggunakan metode Multitemporal

5 Tahap AnalisaData yang telah diolah kemudian dianalisa seberapa besar perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan sampai Situbondo yang nantinya digunakan untuk menyusun laporan Tugas Akhir

6 Penyusunan Laporan Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari peneltian Tugas Akhir ini

Berikut ini tahapan dalam pengolahan data

Gambar 3 Diagram alir Pengolahan

Penyusunan Laporan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa

Data citra Landsat 1994

Pengolahan data di software ER Mapper

Data citra Landsat 2002

Data citra Landsat 2009

Penajaman Citra

Koreksi Geometrik

Pemotongan Citra

RMS lt 100 Pixel

Ground Truth

Peta RBI skala 1

25000

Deliniasi Garis pantai Klasifikasi tata guna lahan

Import Data citra terklasifikasi ke Arcview

Peta Perubahan Garis Pantai

Peta Perubahan Tata guna Lahan

Overlay Citra terklasifikasi tahun 1994 2002 dan

2009

Ya

Tidak

4

Penjelasan Diagram alir pengolahan data1 Untuk data citra tahun 2009 dilakukan

proses gapfill dan kemudian data citra satelit Landsat tahun 1994 dan citra satelit Landsat 7 TM tahun 2002 yang meliputi sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo yang berformat raster dimasukkan kedalam software ER Mapper dan dilakukan pengolahan lebih lanjut

2 Kemudian data raster citra tersebut dirubah dalam format ers

3 Dalam software ER Mapper dilakukan pengolahan sebagai berikut - Membuat kombinasi band 5-4-2

(true color) agar kenampakan dari obyek garis pantai dan tutupanlahan menjadi jelas juga dilakukan contrast enhancement

- Koreksi geometrik digunakan untuk memperoleh koordinat citra yang mendekati koordinat sebenarnya dipermukaan bumi hal ini dilakukan dengan acuan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1 25000 citra terkoreksi dan GCP sebagai data pelengkap dengan asumsi nilai RMS (Rate Mean Square) lt 100 pixel

- Proses pemotongan citra dimaksudkan untuk mengecilkan area penelitian dalam hal ini pembagiannya berdasarkan batas kecamatan dengan acuan peta batas kecamatan

- Berikutnya proses Deliniasi Garis Pantai digunakan metode maskingyaitu dengan menggunakan perbandingan antar band dengan algoritma sebagai berikut If( 0 gt i1 i2 gt1 ) if in regionDimana i1 diisi dengan band 4 dan i2 diisi dengan band 1juga digunakan kombinasi band 7-5-4

- Kemudian pada proses klasifikasi dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised

classification) Dengan jenis kelas tutupan lahan yaitu Badan air lahan kosong lahan terbuka perairan sawah bakau dan pemukiman

4 Setelah dilakukan proses editing dari software ER Mapper 70 maka dilakukan proses import data citra ke dalam software Arcview 33 dengan proses ndash proses sebagai berikut - Proses import data perubahan garis

pantai kedalam software Arcview- Kemudian dilakukan proses

overlay dari dijitasi pada citra satelit Landsat tahun 1993 dan 2000 dengan citra Landsat 7 TM tahun 2009 sehingga diketahui perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

- Setelah dilakukan proses overlay dan mendapatkan perubahan garis pantai serta perubahan tutupanlahan maka proses berikutnya adalah pembuatan muka peta dan legenda dari kedua peta tersebut

3 HASIL DAN ANALISA31 Gapfill citra Landsat tahun 2009

Pada citra Landsat 2009 terdapat kerusakan pada kanal SLC sehingga citra mengalami stripgaris-garis pada hasil pemotretannya garis-garis tersebut merupakan area yang tidak terpotret oleh satelit hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan software frame and fill yang direkomendasikan oleh NASA

Dengan menggunakan citra master sebagai citra yang akan digunakan dalam pengolahan data dan citra pengisi sebagai pengisi strip yang kosong berikut ini perincian datanya Citra master - Citra satelit Landsat 22 Oktober 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 29 Oktober 2009

pathrow 118065

5

Citra Pengisi - Citra satelit Landsat 7 Nopember 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 9 Juli 2009

pathrow 118065

32 Koreksi GeometrikKoreksi geometrik terhadap semua

citra satelit Landsat menggunakan acuan citra terkoreksi tahun 2009 untuk path row 117065 dan 118065 Peta RBI skala 1 25000 dan titik GCP digunakan juga sebagai kontrol citra satelit tahun 2009 tersebut

Berikut ini hasil dari nilai rata-rata RMS error citra hasil koreksi

Tabel 1 Nilai rata-rata RMS errorHasil dari koreksi geometrik diwakili dengan nilai RMS Error dari perhitungan diatas dengan batas minimal dari kesalahan RMS tersebut adalah 1 pixel karena apabila RMS lebih dari 1 pixel maka dapat dipastikan telah melebihi nilai toleransi Nilai toleransi untuk citra Landsat yaitu 30 meter dan koreksi tersebut wajib diulang

Untuk nilai RMS Error pada koreksi diatas berkisar antara 0071 ndash 0257 hal ini berarti pergeseran rata-rata setelah dilakukan koreksi geometrik adalah sebesar

(0071 x 30 meter) sampai (0257 x 30 meter) = (213 sampai 771) meterPerhitungan diatas menunjukkan bahwa koreksi tersebut telah memenuhi batas toleransi yang disyaratkan yaitu lt 30 meter

33 Perubahan Garis Pantai

Tabel 2 Perubahan garis pantai

No KecamatanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

1 Bangil Kraton 8543029 8813505 8940879 270476 127374 39785

2Gadingrejo Bugulkidul Rejoso

4459802 4511608 4567737 51806 56129 107935

3 Lekok Nguling 8782537 8775445 8777747 -7092 2302 -479

4 Tongas 4219975 423789 4249528 17915 11638 29553

5Sumberasih Kademangan Mayangan

3683928 3747904 3824412 63976 76508 140484

6 Dringu Gending 480019 4779205 4775001 -20985 -4204 -25189

7 Pajarakan Klaksaan 4220493 4187741 417758 -32752 -10161 -42913

8 Paiton 7150361 7174307 7192413 23946 18106 42052

9 Banyuglugur 4356732 4334712 4341397 -2202 6685 -15335

10Besuki Suboh Mlandingan

4662306 4673085 4694678 10779 21593 32372

11 Bungatan Kendit 8364837 8381319 8416208 16482 34889 51371

12 Panarukan 7691828 7674167 7688582 -17661 14415 -3246

13 Mangaran 4735785 4706464 4717441 -29321 10977 -18344

14 Kapongan Arjasa 7943018 7938469 7955355 -4549 16886 12337

15 Jangkar Asembagus 720886 720539 7238363 -347 32973 29503

16 Banyuputih 6850814 6849407 6948164 -1407 98757 9735

17 Banyuputih 8933362 8922255 8975342 -11107 53087 4198

Jumlah Total 106607857 106912873 107480827 305016 567954 87297

Citra Satelit

Path Row

Jumlah titik

Total RMS Error

Nilai rata-rata RMS

Error

Landsat 1994

117065 39 278 0071

118065 45 5778 0128

Landsat 2002

117065 40 10282 0257

118065 40 8697 0217

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

2

pantai dan penataan ruang di wilayah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo12 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengolah citra Landsat TM dan citra Landsat 7 ETM+ sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

13 Batasan MasalahAdapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Daerah penelitian mencakup wilayah

pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

2 Penelitian menggunakan data satelit Landsat 5 untuk tahun 1994 dan Landsat 7 TM untuk tahun 2002 dan 2009

3 Penelitian yang dilakukan adalah analisa perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

4 Metode yang digunakan untuk garis pantai adalah metode masking sedangkan untuk klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode supervised classification

5 Hasil yang akan dicapai adalah peta tutupan lahan dan peta perubahan garis pantai kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

14 Tujuan Tugas Akhir1 Menentukan perubahan garis pantai dalam

jangka waktu 15 tahun Batas daerah tersebut dapat ditentukan dari citra penginderaan jauh dalam hal ini citra Landsat 5 dan citra Landsat 7 ETM+ yang meliputi daerah sepanjang pantai Kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

2 Untuk mengetahui seberapa besar perubahan tutupan lahannya baik perubahan luas area ataupun analisaperubahan yang terdapat di kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

15 Manfaat Tugas AkhirDidapatkan informasi yang lengkap

tentang perubahan garis pantai dan perubahan tutupan lahan di sepanjang pantai utara kota

Pasuruan Probolinggo dan Situbondo serta analisa perubahannya

2 METODOLOGI PENELITIAN21 Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di sepanjang pantai utara Jawa Timur tepatnya di daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo berikut ini adalah lokasi penelitian

Gambar 1 Lokasi penelitian

22 Peralatan dan BahanPeralatan1 Perangkat keras (Hardware)

Notebook dengan spesifikasi a Intelreg Pentiumreg Dual Coretrade T3400

CPU 216 GHzb Memory DDR2 2040MBc Hardisk 160GB SATA HDD

2 Perangkat Lunak (software) a Microsoft Office dan Microsoft Excel

2007b ER Mapper 70 untuk pengolahan citrac Arc View 33 untuk pembuatan layout

petad Frame and fill untuk proses gapfill

pada citra 2009BahanBahan yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini adalah 1 Citra Satelit Landsat

- Citra Satelit Landsat 19 September 1994 Path row 117065

- Citra Satelit Landsat 8 Juli 1994 Path row 118065

- Citra Satelit Landsat 29 April 2002Path row 117065

- Citra Satelit Landsat 6 Juli 2002 Path row 118065

3

2 Citra Landsat terkoreksi tahun 2009 path row 117065 dan 118065

3 Peta batas kecamatan wilayah Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

5 Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1 25000

23 Tahapan PenelitianTahapan dalam penelitian ini adalah

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

Berikut ini penjelasan diagram alir penelitian tersebut 1 Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan peta perubahan garis pantai dan tutupan lahan di sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dan seberapa besar perubahan garis pantai dan tutupan lahan di wilayah tersebut

2 Studi LiteraturBertujuan untuk mendapatkan referensiyang berhubungan dengan Penginderaan Jauh keadaan di kawasan pesisir dan literatur lain yang mendukung baik dari buku jurnal majalah media masa internet dan lain-lain

3 Pengumpulan DataPengumpulan data yaitu data citra Landsat untuk tahun 1994 2002 dan 2009 dilakukan dengan ijin dan kerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

4 Tahap Pengolahan dataPada tahapan ini dilakukan pengolahan

dari data-data yang telah diambil dari lapangan dan data penunjang lainnya dengan menggunakan metode Multitemporal

5 Tahap AnalisaData yang telah diolah kemudian dianalisa seberapa besar perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan sampai Situbondo yang nantinya digunakan untuk menyusun laporan Tugas Akhir

6 Penyusunan Laporan Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari peneltian Tugas Akhir ini

Berikut ini tahapan dalam pengolahan data

Gambar 3 Diagram alir Pengolahan

Penyusunan Laporan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa

Data citra Landsat 1994

Pengolahan data di software ER Mapper

Data citra Landsat 2002

Data citra Landsat 2009

Penajaman Citra

Koreksi Geometrik

Pemotongan Citra

RMS lt 100 Pixel

Ground Truth

Peta RBI skala 1

25000

Deliniasi Garis pantai Klasifikasi tata guna lahan

Import Data citra terklasifikasi ke Arcview

Peta Perubahan Garis Pantai

Peta Perubahan Tata guna Lahan

Overlay Citra terklasifikasi tahun 1994 2002 dan

2009

Ya

Tidak

4

Penjelasan Diagram alir pengolahan data1 Untuk data citra tahun 2009 dilakukan

proses gapfill dan kemudian data citra satelit Landsat tahun 1994 dan citra satelit Landsat 7 TM tahun 2002 yang meliputi sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo yang berformat raster dimasukkan kedalam software ER Mapper dan dilakukan pengolahan lebih lanjut

2 Kemudian data raster citra tersebut dirubah dalam format ers

3 Dalam software ER Mapper dilakukan pengolahan sebagai berikut - Membuat kombinasi band 5-4-2

(true color) agar kenampakan dari obyek garis pantai dan tutupanlahan menjadi jelas juga dilakukan contrast enhancement

- Koreksi geometrik digunakan untuk memperoleh koordinat citra yang mendekati koordinat sebenarnya dipermukaan bumi hal ini dilakukan dengan acuan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1 25000 citra terkoreksi dan GCP sebagai data pelengkap dengan asumsi nilai RMS (Rate Mean Square) lt 100 pixel

- Proses pemotongan citra dimaksudkan untuk mengecilkan area penelitian dalam hal ini pembagiannya berdasarkan batas kecamatan dengan acuan peta batas kecamatan

- Berikutnya proses Deliniasi Garis Pantai digunakan metode maskingyaitu dengan menggunakan perbandingan antar band dengan algoritma sebagai berikut If( 0 gt i1 i2 gt1 ) if in regionDimana i1 diisi dengan band 4 dan i2 diisi dengan band 1juga digunakan kombinasi band 7-5-4

- Kemudian pada proses klasifikasi dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised

classification) Dengan jenis kelas tutupan lahan yaitu Badan air lahan kosong lahan terbuka perairan sawah bakau dan pemukiman

4 Setelah dilakukan proses editing dari software ER Mapper 70 maka dilakukan proses import data citra ke dalam software Arcview 33 dengan proses ndash proses sebagai berikut - Proses import data perubahan garis

pantai kedalam software Arcview- Kemudian dilakukan proses

overlay dari dijitasi pada citra satelit Landsat tahun 1993 dan 2000 dengan citra Landsat 7 TM tahun 2009 sehingga diketahui perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

- Setelah dilakukan proses overlay dan mendapatkan perubahan garis pantai serta perubahan tutupanlahan maka proses berikutnya adalah pembuatan muka peta dan legenda dari kedua peta tersebut

3 HASIL DAN ANALISA31 Gapfill citra Landsat tahun 2009

Pada citra Landsat 2009 terdapat kerusakan pada kanal SLC sehingga citra mengalami stripgaris-garis pada hasil pemotretannya garis-garis tersebut merupakan area yang tidak terpotret oleh satelit hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan software frame and fill yang direkomendasikan oleh NASA

Dengan menggunakan citra master sebagai citra yang akan digunakan dalam pengolahan data dan citra pengisi sebagai pengisi strip yang kosong berikut ini perincian datanya Citra master - Citra satelit Landsat 22 Oktober 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 29 Oktober 2009

pathrow 118065

5

Citra Pengisi - Citra satelit Landsat 7 Nopember 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 9 Juli 2009

pathrow 118065

32 Koreksi GeometrikKoreksi geometrik terhadap semua

citra satelit Landsat menggunakan acuan citra terkoreksi tahun 2009 untuk path row 117065 dan 118065 Peta RBI skala 1 25000 dan titik GCP digunakan juga sebagai kontrol citra satelit tahun 2009 tersebut

Berikut ini hasil dari nilai rata-rata RMS error citra hasil koreksi

Tabel 1 Nilai rata-rata RMS errorHasil dari koreksi geometrik diwakili dengan nilai RMS Error dari perhitungan diatas dengan batas minimal dari kesalahan RMS tersebut adalah 1 pixel karena apabila RMS lebih dari 1 pixel maka dapat dipastikan telah melebihi nilai toleransi Nilai toleransi untuk citra Landsat yaitu 30 meter dan koreksi tersebut wajib diulang

Untuk nilai RMS Error pada koreksi diatas berkisar antara 0071 ndash 0257 hal ini berarti pergeseran rata-rata setelah dilakukan koreksi geometrik adalah sebesar

(0071 x 30 meter) sampai (0257 x 30 meter) = (213 sampai 771) meterPerhitungan diatas menunjukkan bahwa koreksi tersebut telah memenuhi batas toleransi yang disyaratkan yaitu lt 30 meter

33 Perubahan Garis Pantai

Tabel 2 Perubahan garis pantai

No KecamatanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

1 Bangil Kraton 8543029 8813505 8940879 270476 127374 39785

2Gadingrejo Bugulkidul Rejoso

4459802 4511608 4567737 51806 56129 107935

3 Lekok Nguling 8782537 8775445 8777747 -7092 2302 -479

4 Tongas 4219975 423789 4249528 17915 11638 29553

5Sumberasih Kademangan Mayangan

3683928 3747904 3824412 63976 76508 140484

6 Dringu Gending 480019 4779205 4775001 -20985 -4204 -25189

7 Pajarakan Klaksaan 4220493 4187741 417758 -32752 -10161 -42913

8 Paiton 7150361 7174307 7192413 23946 18106 42052

9 Banyuglugur 4356732 4334712 4341397 -2202 6685 -15335

10Besuki Suboh Mlandingan

4662306 4673085 4694678 10779 21593 32372

11 Bungatan Kendit 8364837 8381319 8416208 16482 34889 51371

12 Panarukan 7691828 7674167 7688582 -17661 14415 -3246

13 Mangaran 4735785 4706464 4717441 -29321 10977 -18344

14 Kapongan Arjasa 7943018 7938469 7955355 -4549 16886 12337

15 Jangkar Asembagus 720886 720539 7238363 -347 32973 29503

16 Banyuputih 6850814 6849407 6948164 -1407 98757 9735

17 Banyuputih 8933362 8922255 8975342 -11107 53087 4198

Jumlah Total 106607857 106912873 107480827 305016 567954 87297

Citra Satelit

Path Row

Jumlah titik

Total RMS Error

Nilai rata-rata RMS

Error

Landsat 1994

117065 39 278 0071

118065 45 5778 0128

Landsat 2002

117065 40 10282 0257

118065 40 8697 0217

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

3

2 Citra Landsat terkoreksi tahun 2009 path row 117065 dan 118065

3 Peta batas kecamatan wilayah Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

5 Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1 25000

23 Tahapan PenelitianTahapan dalam penelitian ini adalah

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

Berikut ini penjelasan diagram alir penelitian tersebut 1 Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan peta perubahan garis pantai dan tutupan lahan di sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dan seberapa besar perubahan garis pantai dan tutupan lahan di wilayah tersebut

2 Studi LiteraturBertujuan untuk mendapatkan referensiyang berhubungan dengan Penginderaan Jauh keadaan di kawasan pesisir dan literatur lain yang mendukung baik dari buku jurnal majalah media masa internet dan lain-lain

3 Pengumpulan DataPengumpulan data yaitu data citra Landsat untuk tahun 1994 2002 dan 2009 dilakukan dengan ijin dan kerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

4 Tahap Pengolahan dataPada tahapan ini dilakukan pengolahan

dari data-data yang telah diambil dari lapangan dan data penunjang lainnya dengan menggunakan metode Multitemporal

5 Tahap AnalisaData yang telah diolah kemudian dianalisa seberapa besar perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan sampai Situbondo yang nantinya digunakan untuk menyusun laporan Tugas Akhir

6 Penyusunan Laporan Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari peneltian Tugas Akhir ini

Berikut ini tahapan dalam pengolahan data

Gambar 3 Diagram alir Pengolahan

Penyusunan Laporan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa

Data citra Landsat 1994

Pengolahan data di software ER Mapper

Data citra Landsat 2002

Data citra Landsat 2009

Penajaman Citra

Koreksi Geometrik

Pemotongan Citra

RMS lt 100 Pixel

Ground Truth

Peta RBI skala 1

25000

Deliniasi Garis pantai Klasifikasi tata guna lahan

Import Data citra terklasifikasi ke Arcview

Peta Perubahan Garis Pantai

Peta Perubahan Tata guna Lahan

Overlay Citra terklasifikasi tahun 1994 2002 dan

2009

Ya

Tidak

4

Penjelasan Diagram alir pengolahan data1 Untuk data citra tahun 2009 dilakukan

proses gapfill dan kemudian data citra satelit Landsat tahun 1994 dan citra satelit Landsat 7 TM tahun 2002 yang meliputi sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo yang berformat raster dimasukkan kedalam software ER Mapper dan dilakukan pengolahan lebih lanjut

2 Kemudian data raster citra tersebut dirubah dalam format ers

3 Dalam software ER Mapper dilakukan pengolahan sebagai berikut - Membuat kombinasi band 5-4-2

(true color) agar kenampakan dari obyek garis pantai dan tutupanlahan menjadi jelas juga dilakukan contrast enhancement

- Koreksi geometrik digunakan untuk memperoleh koordinat citra yang mendekati koordinat sebenarnya dipermukaan bumi hal ini dilakukan dengan acuan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1 25000 citra terkoreksi dan GCP sebagai data pelengkap dengan asumsi nilai RMS (Rate Mean Square) lt 100 pixel

- Proses pemotongan citra dimaksudkan untuk mengecilkan area penelitian dalam hal ini pembagiannya berdasarkan batas kecamatan dengan acuan peta batas kecamatan

- Berikutnya proses Deliniasi Garis Pantai digunakan metode maskingyaitu dengan menggunakan perbandingan antar band dengan algoritma sebagai berikut If( 0 gt i1 i2 gt1 ) if in regionDimana i1 diisi dengan band 4 dan i2 diisi dengan band 1juga digunakan kombinasi band 7-5-4

- Kemudian pada proses klasifikasi dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised

classification) Dengan jenis kelas tutupan lahan yaitu Badan air lahan kosong lahan terbuka perairan sawah bakau dan pemukiman

4 Setelah dilakukan proses editing dari software ER Mapper 70 maka dilakukan proses import data citra ke dalam software Arcview 33 dengan proses ndash proses sebagai berikut - Proses import data perubahan garis

pantai kedalam software Arcview- Kemudian dilakukan proses

overlay dari dijitasi pada citra satelit Landsat tahun 1993 dan 2000 dengan citra Landsat 7 TM tahun 2009 sehingga diketahui perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

- Setelah dilakukan proses overlay dan mendapatkan perubahan garis pantai serta perubahan tutupanlahan maka proses berikutnya adalah pembuatan muka peta dan legenda dari kedua peta tersebut

3 HASIL DAN ANALISA31 Gapfill citra Landsat tahun 2009

Pada citra Landsat 2009 terdapat kerusakan pada kanal SLC sehingga citra mengalami stripgaris-garis pada hasil pemotretannya garis-garis tersebut merupakan area yang tidak terpotret oleh satelit hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan software frame and fill yang direkomendasikan oleh NASA

Dengan menggunakan citra master sebagai citra yang akan digunakan dalam pengolahan data dan citra pengisi sebagai pengisi strip yang kosong berikut ini perincian datanya Citra master - Citra satelit Landsat 22 Oktober 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 29 Oktober 2009

pathrow 118065

5

Citra Pengisi - Citra satelit Landsat 7 Nopember 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 9 Juli 2009

pathrow 118065

32 Koreksi GeometrikKoreksi geometrik terhadap semua

citra satelit Landsat menggunakan acuan citra terkoreksi tahun 2009 untuk path row 117065 dan 118065 Peta RBI skala 1 25000 dan titik GCP digunakan juga sebagai kontrol citra satelit tahun 2009 tersebut

Berikut ini hasil dari nilai rata-rata RMS error citra hasil koreksi

Tabel 1 Nilai rata-rata RMS errorHasil dari koreksi geometrik diwakili dengan nilai RMS Error dari perhitungan diatas dengan batas minimal dari kesalahan RMS tersebut adalah 1 pixel karena apabila RMS lebih dari 1 pixel maka dapat dipastikan telah melebihi nilai toleransi Nilai toleransi untuk citra Landsat yaitu 30 meter dan koreksi tersebut wajib diulang

Untuk nilai RMS Error pada koreksi diatas berkisar antara 0071 ndash 0257 hal ini berarti pergeseran rata-rata setelah dilakukan koreksi geometrik adalah sebesar

(0071 x 30 meter) sampai (0257 x 30 meter) = (213 sampai 771) meterPerhitungan diatas menunjukkan bahwa koreksi tersebut telah memenuhi batas toleransi yang disyaratkan yaitu lt 30 meter

33 Perubahan Garis Pantai

Tabel 2 Perubahan garis pantai

No KecamatanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

1 Bangil Kraton 8543029 8813505 8940879 270476 127374 39785

2Gadingrejo Bugulkidul Rejoso

4459802 4511608 4567737 51806 56129 107935

3 Lekok Nguling 8782537 8775445 8777747 -7092 2302 -479

4 Tongas 4219975 423789 4249528 17915 11638 29553

5Sumberasih Kademangan Mayangan

3683928 3747904 3824412 63976 76508 140484

6 Dringu Gending 480019 4779205 4775001 -20985 -4204 -25189

7 Pajarakan Klaksaan 4220493 4187741 417758 -32752 -10161 -42913

8 Paiton 7150361 7174307 7192413 23946 18106 42052

9 Banyuglugur 4356732 4334712 4341397 -2202 6685 -15335

10Besuki Suboh Mlandingan

4662306 4673085 4694678 10779 21593 32372

11 Bungatan Kendit 8364837 8381319 8416208 16482 34889 51371

12 Panarukan 7691828 7674167 7688582 -17661 14415 -3246

13 Mangaran 4735785 4706464 4717441 -29321 10977 -18344

14 Kapongan Arjasa 7943018 7938469 7955355 -4549 16886 12337

15 Jangkar Asembagus 720886 720539 7238363 -347 32973 29503

16 Banyuputih 6850814 6849407 6948164 -1407 98757 9735

17 Banyuputih 8933362 8922255 8975342 -11107 53087 4198

Jumlah Total 106607857 106912873 107480827 305016 567954 87297

Citra Satelit

Path Row

Jumlah titik

Total RMS Error

Nilai rata-rata RMS

Error

Landsat 1994

117065 39 278 0071

118065 45 5778 0128

Landsat 2002

117065 40 10282 0257

118065 40 8697 0217

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

4

Penjelasan Diagram alir pengolahan data1 Untuk data citra tahun 2009 dilakukan

proses gapfill dan kemudian data citra satelit Landsat tahun 1994 dan citra satelit Landsat 7 TM tahun 2002 yang meliputi sepanjang kawasan pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo yang berformat raster dimasukkan kedalam software ER Mapper dan dilakukan pengolahan lebih lanjut

2 Kemudian data raster citra tersebut dirubah dalam format ers

3 Dalam software ER Mapper dilakukan pengolahan sebagai berikut - Membuat kombinasi band 5-4-2

(true color) agar kenampakan dari obyek garis pantai dan tutupanlahan menjadi jelas juga dilakukan contrast enhancement

- Koreksi geometrik digunakan untuk memperoleh koordinat citra yang mendekati koordinat sebenarnya dipermukaan bumi hal ini dilakukan dengan acuan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1 25000 citra terkoreksi dan GCP sebagai data pelengkap dengan asumsi nilai RMS (Rate Mean Square) lt 100 pixel

- Proses pemotongan citra dimaksudkan untuk mengecilkan area penelitian dalam hal ini pembagiannya berdasarkan batas kecamatan dengan acuan peta batas kecamatan

- Berikutnya proses Deliniasi Garis Pantai digunakan metode maskingyaitu dengan menggunakan perbandingan antar band dengan algoritma sebagai berikut If( 0 gt i1 i2 gt1 ) if in regionDimana i1 diisi dengan band 4 dan i2 diisi dengan band 1juga digunakan kombinasi band 7-5-4

- Kemudian pada proses klasifikasi dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised

classification) Dengan jenis kelas tutupan lahan yaitu Badan air lahan kosong lahan terbuka perairan sawah bakau dan pemukiman

4 Setelah dilakukan proses editing dari software ER Mapper 70 maka dilakukan proses import data citra ke dalam software Arcview 33 dengan proses ndash proses sebagai berikut - Proses import data perubahan garis

pantai kedalam software Arcview- Kemudian dilakukan proses

overlay dari dijitasi pada citra satelit Landsat tahun 1993 dan 2000 dengan citra Landsat 7 TM tahun 2009 sehingga diketahui perubahan yang terjadi pada garis pantai dan tutupan lahan daerah pesisir kota Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

- Setelah dilakukan proses overlay dan mendapatkan perubahan garis pantai serta perubahan tutupanlahan maka proses berikutnya adalah pembuatan muka peta dan legenda dari kedua peta tersebut

3 HASIL DAN ANALISA31 Gapfill citra Landsat tahun 2009

Pada citra Landsat 2009 terdapat kerusakan pada kanal SLC sehingga citra mengalami stripgaris-garis pada hasil pemotretannya garis-garis tersebut merupakan area yang tidak terpotret oleh satelit hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan software frame and fill yang direkomendasikan oleh NASA

Dengan menggunakan citra master sebagai citra yang akan digunakan dalam pengolahan data dan citra pengisi sebagai pengisi strip yang kosong berikut ini perincian datanya Citra master - Citra satelit Landsat 22 Oktober 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 29 Oktober 2009

pathrow 118065

5

Citra Pengisi - Citra satelit Landsat 7 Nopember 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 9 Juli 2009

pathrow 118065

32 Koreksi GeometrikKoreksi geometrik terhadap semua

citra satelit Landsat menggunakan acuan citra terkoreksi tahun 2009 untuk path row 117065 dan 118065 Peta RBI skala 1 25000 dan titik GCP digunakan juga sebagai kontrol citra satelit tahun 2009 tersebut

Berikut ini hasil dari nilai rata-rata RMS error citra hasil koreksi

Tabel 1 Nilai rata-rata RMS errorHasil dari koreksi geometrik diwakili dengan nilai RMS Error dari perhitungan diatas dengan batas minimal dari kesalahan RMS tersebut adalah 1 pixel karena apabila RMS lebih dari 1 pixel maka dapat dipastikan telah melebihi nilai toleransi Nilai toleransi untuk citra Landsat yaitu 30 meter dan koreksi tersebut wajib diulang

Untuk nilai RMS Error pada koreksi diatas berkisar antara 0071 ndash 0257 hal ini berarti pergeseran rata-rata setelah dilakukan koreksi geometrik adalah sebesar

(0071 x 30 meter) sampai (0257 x 30 meter) = (213 sampai 771) meterPerhitungan diatas menunjukkan bahwa koreksi tersebut telah memenuhi batas toleransi yang disyaratkan yaitu lt 30 meter

33 Perubahan Garis Pantai

Tabel 2 Perubahan garis pantai

No KecamatanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

1 Bangil Kraton 8543029 8813505 8940879 270476 127374 39785

2Gadingrejo Bugulkidul Rejoso

4459802 4511608 4567737 51806 56129 107935

3 Lekok Nguling 8782537 8775445 8777747 -7092 2302 -479

4 Tongas 4219975 423789 4249528 17915 11638 29553

5Sumberasih Kademangan Mayangan

3683928 3747904 3824412 63976 76508 140484

6 Dringu Gending 480019 4779205 4775001 -20985 -4204 -25189

7 Pajarakan Klaksaan 4220493 4187741 417758 -32752 -10161 -42913

8 Paiton 7150361 7174307 7192413 23946 18106 42052

9 Banyuglugur 4356732 4334712 4341397 -2202 6685 -15335

10Besuki Suboh Mlandingan

4662306 4673085 4694678 10779 21593 32372

11 Bungatan Kendit 8364837 8381319 8416208 16482 34889 51371

12 Panarukan 7691828 7674167 7688582 -17661 14415 -3246

13 Mangaran 4735785 4706464 4717441 -29321 10977 -18344

14 Kapongan Arjasa 7943018 7938469 7955355 -4549 16886 12337

15 Jangkar Asembagus 720886 720539 7238363 -347 32973 29503

16 Banyuputih 6850814 6849407 6948164 -1407 98757 9735

17 Banyuputih 8933362 8922255 8975342 -11107 53087 4198

Jumlah Total 106607857 106912873 107480827 305016 567954 87297

Citra Satelit

Path Row

Jumlah titik

Total RMS Error

Nilai rata-rata RMS

Error

Landsat 1994

117065 39 278 0071

118065 45 5778 0128

Landsat 2002

117065 40 10282 0257

118065 40 8697 0217

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

5

Citra Pengisi - Citra satelit Landsat 7 Nopember 2009

pathrow 117065- Citra satelit Landsat 9 Juli 2009

pathrow 118065

32 Koreksi GeometrikKoreksi geometrik terhadap semua

citra satelit Landsat menggunakan acuan citra terkoreksi tahun 2009 untuk path row 117065 dan 118065 Peta RBI skala 1 25000 dan titik GCP digunakan juga sebagai kontrol citra satelit tahun 2009 tersebut

Berikut ini hasil dari nilai rata-rata RMS error citra hasil koreksi

Tabel 1 Nilai rata-rata RMS errorHasil dari koreksi geometrik diwakili dengan nilai RMS Error dari perhitungan diatas dengan batas minimal dari kesalahan RMS tersebut adalah 1 pixel karena apabila RMS lebih dari 1 pixel maka dapat dipastikan telah melebihi nilai toleransi Nilai toleransi untuk citra Landsat yaitu 30 meter dan koreksi tersebut wajib diulang

Untuk nilai RMS Error pada koreksi diatas berkisar antara 0071 ndash 0257 hal ini berarti pergeseran rata-rata setelah dilakukan koreksi geometrik adalah sebesar

(0071 x 30 meter) sampai (0257 x 30 meter) = (213 sampai 771) meterPerhitungan diatas menunjukkan bahwa koreksi tersebut telah memenuhi batas toleransi yang disyaratkan yaitu lt 30 meter

33 Perubahan Garis Pantai

Tabel 2 Perubahan garis pantai

No KecamatanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

1 Bangil Kraton 8543029 8813505 8940879 270476 127374 39785

2Gadingrejo Bugulkidul Rejoso

4459802 4511608 4567737 51806 56129 107935

3 Lekok Nguling 8782537 8775445 8777747 -7092 2302 -479

4 Tongas 4219975 423789 4249528 17915 11638 29553

5Sumberasih Kademangan Mayangan

3683928 3747904 3824412 63976 76508 140484

6 Dringu Gending 480019 4779205 4775001 -20985 -4204 -25189

7 Pajarakan Klaksaan 4220493 4187741 417758 -32752 -10161 -42913

8 Paiton 7150361 7174307 7192413 23946 18106 42052

9 Banyuglugur 4356732 4334712 4341397 -2202 6685 -15335

10Besuki Suboh Mlandingan

4662306 4673085 4694678 10779 21593 32372

11 Bungatan Kendit 8364837 8381319 8416208 16482 34889 51371

12 Panarukan 7691828 7674167 7688582 -17661 14415 -3246

13 Mangaran 4735785 4706464 4717441 -29321 10977 -18344

14 Kapongan Arjasa 7943018 7938469 7955355 -4549 16886 12337

15 Jangkar Asembagus 720886 720539 7238363 -347 32973 29503

16 Banyuputih 6850814 6849407 6948164 -1407 98757 9735

17 Banyuputih 8933362 8922255 8975342 -11107 53087 4198

Jumlah Total 106607857 106912873 107480827 305016 567954 87297

Citra Satelit

Path Row

Jumlah titik

Total RMS Error

Nilai rata-rata RMS

Error

Landsat 1994

117065 39 278 0071

118065 45 5778 0128

Landsat 2002

117065 40 10282 0257

118065 40 8697 0217

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

6

Dari tabel 2 dapat dibuat suatu diagram sebagai berikut ini

Gambar 4 Diagram Perubahan Garis Pantai

Dari tabel 42 dan diagram diatas dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan garis pantai yang ditinjau dari luas area per tahunnya diantaranya

Kecamatan Bangil dan Kraton yang terletak di kota Pasuruan di tempat tersebut terdapat sungai Porong yang merupakan sungai yang cukup besar dan proses sedimentasi di daerah muara yang berjalan dengan cepat dari hasil tabel perubahan tersebut terdapat perubahan luasan yang awalnya pada tahun 1994 sebesar 8543029ha menjadi 8813505ha pada tahun 2002 dan terus meningkat menjadi 8940879ha hal ini disebabkan adanya pembentukan delta sungai yang relatif cepat akibat tingginya laju erosi di daerah hulu menjadi penyebab perubahan pantai tersebut antara tahun 1994-2002 dengan total perubahan 270476ha Sedangkan pada tahun 2006 terjadi bencana semburan lumpur lapindo yang kemudian luapan lumpur tersebut dialirkan ke laut melalui sungai porong dari hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya sedimen yang terdapat di muara sungai porong dan menimbulkan perubahan garis pantai yaitu sebesar 127374ha sehingga dari tahun 1994-2009 terjadi penambahan luas area pantai sebesar 39785ha

Perubahan garis pantai yang cukup besar berikutnya adalah di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso dan penambahan garis pantai terpusat pada kecamatan Bugulkidul dari data di atas

antara tahun 1994-2009 terdapat perubahan sebesar 107935ha hal ini disebabkan adanya hutan mangrove alami yang sedang dikembangkan di kawasan tersebut tepatnya di dekat pantai Panggungrejo dan Blandongan sehingga menambah luasan dari garis pantai tersebut

Berikutnya adalah kecamatan Tongas Probolinggo disini juga terjadi penambahan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42006ha dikarenakan pengembangan wilayah hutan bakau di daerah tersebut seperti yang terjadi pada kecamatan Panggungrejo dan Blandongan di Pasuruan

Wilayah berikutnya adalah kecamatan Sumberasih Kademangan dan Mayangan disini terjadi penambahan garis pantai yang cukup besar pula yaitu 140484ha hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pelabuhan Tanjung Tembaga di kecamatan Mayangan Probolinggo pelabuhan tersebut hanya digunakan sebagai pelabuhan peti kemas dan sudah mulai beroperasi pada februari 2010 kemarin

Pada kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo terjadi pengurangan garis pantai antara tahun 1994-2009 sebesar 42913ha disebabkan antara lain oleh penebangan hutan bakau dan peralihan fungsi kawasan seperti untuk pemukiman dan kawasan industri disekitar kawasan pantai tersebut

Pada wilayah Paiton terjadi penambahan luas garis pantai yang cukup

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

7

besar hal ini terjadi dikarenakan pengembangan kawasan industri yaitu pembangkit listrik tenaga uap Terdapat 6 unit pembangkit listrik disini dan terletak dalam 1 kompleks tepatnya di desa Binor Perubahan garis pantai antara tahun1994-2009 sebesar 42052ha

Pada kecamatan Bungatan dan Kendit terdapat pengembangan kawasan wisata pantai yaitu pasir putih yang dari tahun ke tahun makin berkembang hal ini dibuktikan dengan bertambahnya luas pantai dari tahun 1994-2009 yaitu sebesar 51372ha

Pada wilayah kecamatan Banyuputih ini terjadi pengambangan Taman Nasional Baluran yang dalam pengembangannya melestarikan hutan bakau sehingga menyebabkan penambahan garis pantai dengan total sebesar 13933ha hal tersebut paling banyak terjadi antara tahun 2002-2009

34 Perubahan Tutupan LahanTabel 3 Perubahan tutupan lahan kecamatan

Bangil dan Kraton Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 299376 333495 330831 34119 -2664 31455

Bakau 89676 106002 104958 16326 -1044 15282

Lahan kosong 92808 66708 3123 -261 -35478 -61578

Lahan terbuka 121086 16488 179676 43794 14796 5859

Pemukiman 125748 135414 160164 9666 2475 34416

Sawah 114363 68463 93744 -459 25281 -20619

Perairan 211905 187776 162135 -24129 -25641 -4977

Jumlah 1054962 1062738 1062738

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perubahan terbesar terjadi pada area lahan kosong yang berkurang antara tahun 1994-2009 sebesar 61578ha kemudian untuk kelas lahan terbuka bertambah sebesar 5859ha kemudian untuk kelas badan air terdapat penambahan luasan sebesar 31455ha hal ini disebabkan oleh sedimen dari sungai porong yang terus meningkat diakibatkan oleh lumpur lapindo kemudian terjadi pengurangan luasan pada perairan hal ini membuktikan adanya penambahan garis pantai dikecamatan bangil

Tabel 4 Perubahan tutupan lahan kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 145233 126936 105642 -18297 -21294 -39591

Bakau 34074 63936 3969 29862 -24246 5616

Lahan kosong 18018 243 2808 -15588 378 -1521

Lahan terbuka 110844 69822 77247 -41022 7425 -33597

Pemukiman 65313 72144 98379 6831 26235 33066

Sawah 70587 121212 139761 50625 18549 69174

Perairan 121587 11277 105723 -8817 -7047 -15864

Jumlah 565656 56925 56925

Pada tabel 4 diatas perubahan paling banyak adalah pada area sawah yang bertambah sebesar 69174ha antara tahun 1994-2009 hal ini dikarenakan peralihan fungsi dari lahan terbuka dan lahan kosong yang masing-masing berkurang sebesar 33597ha dan 1521ha area pemukiman juga mengalami penambahan sebesar 33066ha antara kurun waktu 1994-2009 di kecamatan Gadingrejo Bugulkidul dan Rejoso Pasuruan

Tabel 5 Perubahan tutupan lahan kecamatan Lekok Nguling Pasuruan

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 73611 3969 33201 -33921 -6489 -4041

Bakau 15633 18567 34848 2934 16281 19215

Lahan kosong 455427 388089 377838 -67338 -10251 -77589

Lahan terbuka 120978 165078 149481 441 -15597 28503

Pemukiman 5958 10206 104229 4248 2169 44649

Sawah 161937 179946 187587 18009 7641 2565

Perairan 440514 44865 454896 8136 6246 14382

Jumlah 132768 134208 134208

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas area pemukiman lahan terbuka dan sawah yang masing-masing sebesar 44649ha 28503ha dan 2565ha hal ini disebabkan peralihan fungsi lahan pada area lahan kosong dan badan air yang masing-masing berkurang sebesar 77589ha dan 4041ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 6 Perubahan tutupan lahan kecamatan Tongas Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 25443 42021 423 16578 279 16857

Bakau 3285 18702 16677 15417 -2025 13392

Lahan kosong 92241 46602 28134 -45639 -18468 -64107

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

8

Lahan terbuka 42291 49005 5094 6714 1935 8649

Pemukiman 124092 120447 138492 -3645 18045 144

Sawah 138789 157518 162702 18729 5184 23913

Perairan 18243 182142 177192 -288 -495 -5238

Jumlah 608571 616437 616437

Perubahan yang paling besar terjadi pada lahan kosong yang berkurang sebesar 64107ha yang disebabkan karena mengalami peralihan lahan yaitu untuk kelas sawah badan air pemukiman dan bakau

Tabel 7 Perubahan tutupan lahan kecamatan Dringu dan Gending Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 70371 78345 55116 7974 -23229 -15255

Bakau 2151 30276 35946 8766 567 14436

Lahan kosong 30897 16731 13059 -14166 -3672 -17838

Lahan terbuka 78363 66456 80892 -11907 14436 2529

Pemukiman 2727 51579 49131 24309 -2448 21861

Sawah 280359 249804 259794 -30555 999 -20565

Perairan 493047 513243 512451 20196 -792 19404

Jumlah 1001817 1006434 1006389

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada kecamatan Dringu dan Gending disebabkan karena pertambahan luas pemukiman dan bakauyaitu sebesar 21861ha dan 14436ha hal ini menyebabkan lahan kosong dan sawah berkurang sebesar 17838ha dan 20565ha dikurun waktu 1994-2009

Tabel 8 Perubahan tutupan lahan kecamatan Pajarakan dan Klaksaan Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 77427 71415 65808 -6012 -5607 -11619

Bakau 11844 25659 25803 13815 144 13959

Lahan kosong 19503 35991 8343 16488 -27648 -1116

Lahan terbuka 93843 47529 61776 -46314 14247 -32067

Pemukiman 9333 82242 56133 -11088 -26109 -37197

Sawah 133164 173457 209232 40293 35775 76068

Perairan 305946 300555 309753 -5391 9198 3807

Jumlah 735057 736848 736848

Dari hasil tabel 8 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan paling besar terjadi pada kelas sawah yang bertambah sebesar 76068ha hal ini disebabkan karena

area pemukiman dan lahan terbuka yang berkurang yaitu sebesar 37197ha dan 32067ha dalam kurun waktu 1994-2009

Tabel 9 Perubahan tutupan lahan kecamatan Paiton Probolinggo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 136647 97965 76788 -38682 -21177 -59859

Bakau 1008 2106 4455 1098 2349 3447

Lahan kosong 70686 38457 96579 -32229 58122 25893

Lahan terbuka 132345 195021 16902 62676 -26001 36675

Pemukiman 39249 59067 69057 19818 999 29808

Sawah 373698 36378 32283 -9918 -4095 -50868

Perairan 527274 54144 559107 14166 17667 31833

Jumlah 1280907 1297836 1297836

Pada kecamatan Paiton terjadi penambahan luas lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang masing-masing bertambah sebesar 25893ha 36675ha dan 29808ha dengan berkurangnya area sawah sebesar 50868ha dan badan air sebesar 59859ha betambahnya luas area pemukiman disebabkan oleh pemngembangan kawasan pembangkit listrik di Paiton Probolinggo

Tabel 10 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuglugur Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5166 8667 10647 3501 198 5481

Bakau 5427 522 4293 -207 -927 -1134

Lahan kosong 141399 98271 159093 -43128 60822 17694

Lahan terbuka 78984 114903 45387 35919 -69516 -33597

Pemukiman 33723 26865 33471 -6858 6606 -252

Sawah 56934 57285 62469 351 5184 5535

Dataran tinggi 114795 128061 125289 13266 -2772 10494

Perairan 173574 179829 178452 6255 -1377 4878

Jumlah 610002 619101 619101

Pada kecamatan Banyuglugur perubahan terbesar terjadi pada kelas lahan terbuka yang berkurang sebesar 33597ha sedangkan pada area pemukiman dan bakau cenderung tetap Penambahan luas terbesar terjadi pada lahan kosong sebesar 17694ha

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

9

Tabel 11 Perubahan tutupan lahan kecamatan Besuki Suboh Mlandingan Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 5355 39897 5157 -13653 11673 -198

Bakau 7056 4887 2988 -2169 -1899 -4068

Lahan kosong 41391 60705 13158 19314 -47547 -28233

Lahan terbuka 132156 111177 117783 -20979 6606 -14373

Pemukiman 81783 92673 81189 1089 -11484 -594

Sawah 159327 170028 230553 10701 60525 71226

Perairan 314766 334143 315783 19377 -1836 1017

Jumlah 790029 81351 813024

Pada kecamatan Besuki Suboh dan Mlandingan perubahan terbesar terjadi pengurangan hampir di setiap kelas yaitu kelas badan air 198ha kelas bakau 4068ha kelas lahan kosong 28233ha kelas lahan terbuka 14373ha dan pemukiman sebesar 594ha sedangkan kelas yang mengalami penambahan terbesar adalah sawah dengan perubahan sebesar 71226ha dan peerairan sebesar 1017ha perubahan tersebut terjadi antara tahun 1994-2009

Tabel 12 Perubahan tutupan lahan kecamatan Kapongan dan Arjasa Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 2979 30636 47151 846 16515 17361

Bakau 072 0 0 -072 0 -072

Lahan kosong 372447 369045 3465 -3402 -22545 -25947

Lahan terbuka 205605 128475 172692 -7713 44217 -32913

Pemukiman 58968 32121 21159 -26847 -10962 -37809

Sawah 134766 207459 217251 72693 9792 82485

Perairan 209871 209232 206829 -639 -2403 -3042

Awan 0 34614 0 34614 -34614 0

Jumlah 1011519 1011582 1011582

Berdasarkan tabel diatas area yang paling besar perubahannya adalah lahan kosong lahan terbuka dan pemukiman yang berkurang sebesar 25913ha 32913ha dan 37809ha disebabkan karena bertambahnya area sawah sebesar 82485ha Perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan kecamatan Jangkar dan Asembagus Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 53883 35028 52218 -18855 1719 -1665

Bakau 24471 7254 5724 -17217 -153 -18747

Lahan kosong 88245 23976 29421 -64269 5445 -58824

Lahan terbuka 167355 140499 180072 -26856 39573 12717

Pemukiman 64278 99108 106335 3483 7227 42057

Sawah 338706 401715 360387 63009 -41328 21681

Perairan 35001 356643 352863 6633 -378 2853

Awan 0 22797 0 22797 -22797 0

Jumlah 1086948 108702 108702

Pada tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan luasan untuk pemukiman yaitu sebesar 42057ha dan untuk area sawah 21681ha kemudian untuk area lahan kosong berkurang sebesar 58824ha perubahan tersebut terjadi antara kurun waktu 1994-2009

Tabel 14 Perubahan tutupan lahan kecamatan Banyuputih Situbondo

Tutupan lahanLuasan tahun (ha) Perubahan (ha)

1994 2002 2009 1994-2002 2002-2009 1994-2009

Badan air 22698 43146 63882 20448 20736 41184

Bakau 8442 14688 11196 6246 -3492 2754

Lahan kosong 217206 200124 22365 -17082 23526 6444

Lahan terbuka 56169 70236 74016 14067 378 17847

Pemukiman 27261 2205 13275 -5211 -8775 -13986

Sawah 60624 5904 53595 -1584 -5445 -7029

Dataran tinggi 311823 278631 280287 -33192 1656 -31536

Perairan 662373 653049 646695 -9324 -6354 -15678

Awan 0 25632 0 25632 -25632 0

Jumlah 1366596 1366596 1366596

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa luasan dari area badan air sebesar 41184ha hal ini disebabkan karena pengembangan kawasan hutan bakau di Taman Nasional Baluran hal ini terjadi antara kurun waktu 1994-2009 dengan penambahan pada kurun waktu 1994-2002 sebesar 20448ha dan penambahan pada kurun waktu 2002-2009 sebesar 20736ha

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

10

Perubahan tutupan lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan air dan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase perubahan sebesar 7982

Uji ketelitian klasifikasi citra dilakukan dengan menggunakan confusion matrix Dari hasil klasifikasi citra yang dilakukan didapatkan hasil ketelitian seluruh hasil klasifikasi (KH) untuk citra Landsat 7 ETM+ gabungan Oktober-Juli tahun 2009 adalah 8862 berikut ini hasil dari confusion matrix tersebut

Tabel 15 Confusion Matrix Hasil

Interpretasi Hasil Ground Truth

Perairan (pixel)

Lahan Terbuka

(pixel)

Lahan kosong (pixel)

Sawah (pixel)

Pemukiman (pixel)

Badan Air

(pixel)

Bakau (pixel)

Total (pixel)

Omisi (pixel)

MA ()

Perairan 17595 0 0 10 0 65 0 18068 75 9699Lahan Terbuka 0 6927 0 824 42 0 34 7827 900 6851Lahan Kosong 0 0 825 54 0 0 0 879 54 9385Sawah 1 1955 0 33516 1935 2097 938 40442 6926 7382Pemukiman 0 293 0 775 14656 119 13 15856 1200 8168Badan Air 482 0 0 938 108 24893 0 26421 1528 8569Bakau 0 35 0 2359 1 348 5840 8583 2743 6103Total KH 17595 9210 825 38476 16742 27522 6825 119076 13426 8862Komisi (pixel) 483 2283 0 4960 2086 2629 985 13426 1137

4 PENUTUP41 KesimpulanBerdasarkan penelitian perubahan garis pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo dengan menggunakan citra satelit Landsat tahun 1994 2002 dan 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut 1 Nilai rata-rata RMS error pada penentuan

koreksi geometrik dengan acuan citra terkoreksi adalah Landsat tahun 1994 pathrow 117065 = 0071 Landsat tahun 1994 pathrow 118065 = 0128 Landsat tahun 2002 pathrow 117065 = 0257 Landsat tahun 2002 pathrow 118065 = 0217

2 Berdasarkan digitasi garis pantai didapat perubahan garis pantai untuk kecamatan Bangil Kraton Gadingrejo Bugulkidul Rejoso Lekok dan Nguling di wilayah Pasuruan dengan rentang tahun 1994 ndash2002 mengalami penambahan luas daratan sebesar = 31519ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar = 185805ha Sedangkan untuk wilayah Pasuruan yang terdiri dari kecamatan Tongas Sumberasih Kademangan Mayangan Dringu Gending Pajarakan Klaksaan dan Paiton pada tahun 1994-2002 terjadi penambahan luas sebesar 521ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan

91887ha Dan untuk wilayah Situbondo yang terdiri dari kecamatan Banyuglugur Besuki Suboh Mlandingan Bungatan Kendit Panarukan Mangaran Kapongan Arjasa Jangkar Asembagus dan Banyuputih pada tahun 1994-2002 terjadi pengurangan luas daratan sebesar 62274ha dan pada tahun 2002-2009 mengalami penambahan luasan sebesar 290262ha

3 Hasil uji ketelitian untuk klasifikasi citra Landsat dengan mengambil sampel kecamatan Bangil pasuruan menunjukkan prosentasi ketelitian sebesar 8862

4 Perubahan tata guna lahan pada kawasan Pasuruan Probolinggo dan Situbondo sebagian besar merupakan peralihan fungsi dari lahan kosong badan airdan sawah menjadi pemukiman hal tersebut paling mencolok terdapat di kabupaten Pasuruan dengan prosentase sebesar 7982 hal ini memang sudah menjadi tuntutan tersendiri karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan makin terbatasnya jumlah lahan yang tersedia sehingga tanpa disadari dilakukan pengembangan dan pembangunan kawasan tanpa mempedulikan ekosistem yang ada di sekitarnya bila hal ini terus terjadi maka tidaklah heran bila sering terjadi kerusakan lingkungan dan bencana-bancana yang tidak seharusnya ada Untuk itulah diperlukan adanya perencanaan dan

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

11

penataan ruang yang matang dan terawasi untuk tata guna lahan tersebut khususnya kawasan pesisir Pasuruan Probolinggo dan Situbondo

41 Saran1 Dalam melakukan pengolahan

klasifikasi sangat perlu untuk dilakukan penelitian di wilayah tersebut agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan mendapatkan ketelitian yang tinggi

2 Penggunaan citra yang beresolusi lebih tinggi akan bisa meningkatkan mutu dan ketelitian dari data yang kita hasilkan

3 Penggunaan citra dengan metode multitemporal sangat disarankan dalam jangka waktu yang relative dekat untuk mendapatkan informasi dan hasil yang akurat

Daftar PustakaAdry R 2009 Evaluasi Perubahan Garis

Pantai dan tutupan lahan kawasan pesisir Surabaya dan Sidoarjo Teknik Geomatika ITS Surabaya

Anggit BW 2007 Integrasi Penginderaan Jauh Dan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Perubahan Garis Pantai Tahun 1996 Dan Tahun 2005 Ilmu Geografi Universitas Negeri Semarang

Bird ECF 1970 Coast and introduction to systematic geomorphology Cambridge London

Campbell JB 1987 Introduction to Remote Sensing Virginia Polytechnic Institute New York ndash London The Gullford Press

Danoedoro P 1996 Pengolahan Citra Digital teori dan aplikasi dalam bidang penginderaan jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogakarta

Efendi L A S 1981 Keadaan Lingkungan Fisik Delta Baru Cimanuk Jawa Barat Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta

Jensen JR 1995 Introductory Digital Image Processing Department of geography University of South Carolina

Lillesand MT dan Kiefer RW 1990 Penginderaan Jauh dan Interpretasi CitraPenerjemah Dulbahri Prapto Suharsono Gadjah Mada University press Yogyakarta

Media Center 2006 Wilayah Pesisir PantailtURLhttp mediacenterlusicomgt Dikunjungi pada tanggal 30 Desember 2009 jam 1100

Portal Nasional Republik Indonesia 2009 Peta Provinsi Jawa Timur ltURLhttp indonesiagoidgt Dikunjungi pada tanggal 20 Januari 2010 jam 1030

Prahasta E 2008 Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh amp Pengolahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper Informatika Bandung

Purwadhi S H 2001 Interpretasi Citra Digital Universitas Indonesia Jakarta

Sutikno 1999 Karakteristik Bentuk Pantai Geografi Pesisir dan Kelautan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

12

Lampiran

12

Lampiran