Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan
-
Upload
noniet-hendra -
Category
Documents
-
view
38 -
download
1
Transcript of Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan
EVALUASI PENINGKATAN PRODKTIVITAS TANAMAN PANGAN,HOLTIKUTURA DAN PETERNAKAN
Evaluasi sasaran Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Peternakan
Sasaran Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua Barat
adalah meningkatkan produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani. Realisasi produktivitas
Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua tahun 2011 sebagaimana pada
terlihat pada table. 1 dan 2 berikut ini.
Tabel 1. Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan dan
Hortikultura di Papua Barat tahun 2011
No. KomoditiProduktivitas (Kw/Ha) tahun
2011Persen (%) Realisasi
Target Realisasi1 2 3 4 5
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
Padi (Ton )Jagung (ton)Kedelai (ton)KacangTanah (ton)Kacang Hijau (ton)Ubi Kayu (ton)Ubi Jalar (ton)Keladi (ton )Sayuran (ton)
Buah-buahan ton)
36,4016,4610,6410,4610,1987,3798,01
-38,00
73,93
35,3816,6310,7410,4910,28117,20102,26
-34,00
61,49
97,20101,10101,00100,30100,90134,20104,40
-89,50
83,20
Dari tabel .1 diatas menunjukan bahwa realisasi produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam kurun
waktu tahun 2011 terjadi penurunan dari target yang direncanakan, hal ini menunjukan terjadi
penurunan produktivitas yang cukup signifikan dimana persentase target dan realisasi tertinggi dicapai
pada komoditi Buah-buahan yaitu 61,49 %, diikuti oleh komoditi sayuran yaitu 34,00 %, dan
komoditi padi yaitu 35,38 %, sedangkan target dan ralisasi tertinggi dicapai hanya pada komoditi Ubi
kayu yaitu 117,20 %. Terjadinya peningkatan produktivitas komoditi ubi kayu tersebut antara lain
karena ditunjang oleh adanya peningkatan produksi per hektar melalui penumbuhan sentra produksi
baru maupun peningkatan mutu intensivikasi. Sedangkan terjadinya penurunan produktivitas untuk
tanaman sayuran dan buah-buahan umumnya karena terjadinya penundaan waktu tanam yang
sebabkan faktor iklim serta faktor tenaga kerja dan penyebab lain yaitu faktor pemupukan yang tidak
merata dan tidak tepat waktu serta terjadinya serangan OPT dominan pada beberapa lokasi potensi
sehingga terjadinya penurunan produktivitas.
Tabel 2. Perkembangan Produksi Daging di Papua Barat tahun 2011
Produksi (Kg) tahun 2011
Persen (%) Realisasi
No. Komoditi Target Realisasi1 2 3 4 5I. Produksi Daging1. Sapi (kg) 1.292.005 2.306.136 178.502. Kambing (kg) 33.223 39.834 119.903. Babi (kg) 285.450 345.552 121.104. Ayam ra (kg) 436.311 454.464 104.205. Ayam kampung (kg) 680.295 767.944 112.906. Ayam petelur (kg) 35.246 20.489 58.207. Itik (kg) 11.117 11.334 102.00
Jumlah : 2.773.647 3.945.753 142.30II. Produksi Telur1. Ayam kampung 308.317 351.884 114.20 2. Ayam ras petelur 338.187 349.166 103.303. Itik 96.079 106.165 110.50
Jumlah : 742.583 807.215 108.70
Dari tabel diatas menunjukkan terjadinya peningkatan produksi daging di Papua Barat sebesar 142 % dari
target 2.773.647 Kg menjadi 3.945.753 Kg dalam setahun dan ini terutama terjadi peningkatan yang
signifikan pada daging sapi sebesar 178 % dari terget 1.292.005 Kg menjadi 2.306.136 Kg.
Sedangkan produksi telur di tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 108 % dari target 742.583 Kg
menjadi 807.215 Kg. dan yang terjadi peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada ternak ayam
kampung
b). Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pencapaian produksi tanaman panagan dan hortikultura selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini.
Tebel 3. Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Barat Tahun 2011.
NO Komoditi Capaian Produksi
Produksi rata-rata (Ton/Ha)Luas Tanam
(Ha)Luas Panen
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Padi
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Keladi
Sayuran
Buah-buahan
4.061
468
103
280
110
510
378
-
5.205
2.462,39
9.853
877
480
468
216
292
777
-
5.518
11.475
35.869
1.444
511
490
220
8.665
7.615
-
811
20.243
3.640
1.646
1,064
1,046
1.019
8.735
9.801
-
160
7.393
Demikian secara umum produksi tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan yang pada tahun 2011.
mengalami penurunan dari target produksi yang di tetapkan.
c). Evaluasi Program Prioritas Tanaman Pangan dan Hortikultura TA, 2011 antara lain;
1. Evaluasi Pengembangan agribisnis (03)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program pemberdayaan ekonomi rakyat
dan perluasan lapangan kerja keseluruhan berhasil dicapai. keberhasilan capaian program tersebut
adalah:
- Pembinaan dan Pengembangan Pupuk di 2 Kabupaten masing-masing Manokwari 1 kelompok tani
dan Sorong 1 kelompok tani dengan jumlah peserta keseluruhan 50 orang.
2. Evaluasi Peningkatan Ketahanan Pangan
a. Peningkatan produksi padi melalui penggunaan benih berlabel 3.500 Ha. Realisasi/capaian kegiatan ini
adalah peningkatan sentra padi di 3 (tiga) kabupaten yaitu; Manokwari 2.100 Ha, Sorong 1.100 Ha,
dan Teluk Bintuni 300 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi tinggi
dan tahan hama penyakit seperti: Ciherang, Cigeulis, dengan jumlah 117 kelompok atau 1.750
orang petani yang tersebar di 3 kabupaten tersebut.
b. Peningkatan produksi kedelai melalui pengunaan benih berlabel 500 Ha. Reaalisasi/capai kegiatan
ini adalah peningkatan produksi kedelai di 3 (enam) kabupaten yaitu; Manokwari 450 Ha, Sorong 40
Ha, dan Teluk Bintuni 10 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi
tinggi yaitu baluran.
c. Pengembangan Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura. Realisasi/capain kegiatan ini
antara lain; perbanyakan benih sumber kelas benih BD 1 ha dan BP 2 ha serta benih sebar 30 ha,
untuk memenuhi perbanyakan benih dikabupaten/Kota. Hasil yang dicapai dari kegiatan perbanyakan
sebanyak 141 ton, terdiri dari kelas BD sebanyak 1,2 ton dan kelas BP sebanyak 2,1 ton serta kelas
beni sebar sebanyak 120 ton.
c. Bantuan benih/bibit, sarana produksi pertanian kelembagaan perbenihan yang pelaksanaannya
dilakukan di Manokwari pada satu kelompok penangkar benih padi dengan bantuan binit/bibit serta
sarana produksi pertanian bagi kelompok penankar sebanyak 30 petani penangkar yang ada di
Kabupaten Sorong dan Manokwari. Bantuan yang diberikan berupa 50 kg benih padi, 100 kg benih
jagung dan 50 kg benih kedelai.
d. Pendidikan dan pelatihan teknis mutu pertanian dilaksanakan di Kabupaten Manokwari untuk petani
padi dan kedelai sebanyak 50 orang dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan peningkatan mutu
produk hasil pertanian.
e. Pembinaan dan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan dengan harapan terjadinya peningkatan
produksi dan produktivitas serta terjadinya peningkatan pengentahuan petani tanaman pangan
sebanyak 50 orang di Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) penyakit hewan, karantina dan peningkatan
ketahanan pangan ;
- Pengamatan, peramalan organisme pengganggu tanaman dan fenomena iklim dilakukan secara rutin
di 9 kabupaten/kota dengan hasil berupa data laporan perkembangan OPT yang dimanfaatkan untuk
perencanaan dalam pengambilan keputusan pengendalian dilapangan.
- Penanggulangan organisme pengganggu tanaman dan dampak bencana alam pelaksanaannya pada 9
kabupaten/kota dengan hasil berupa data guna mengambil tindakan dalam pengendalian OPT
dilapangan sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan produksi.
- Pembinaan dan Pengembangan Pestisida dilaksanakan di 9 kabupaten/kota pada petani pengguna
pestisida serta para pedagang dan pengecer pestisida.
3. Evaluasi Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan pelayanan
pemerintah. Keberhasilan/ capaian program tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan petugas pengawasan pupuk dan pestisida Kab/kota se Prov. Papua Barat. Hasil/capaian
kegiatan ini adalah telah dilakukan pelatihan di Jakarta selama 3 (tiga) hari dengan jumlah peserta
sebanyak 5 orang yang terdiri dari petugas kab/kota dan provinsi.
b. Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura. Hasil/capaian program ini adalah; (1)
Terselengaranya forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura yang dilaksanakan selama 3 hari
dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang dari petugas kab/kota dan provinsi serta petani
penangkar buah, (2) Pengadaan peralatan pertanian antara lain yaitu; parang 50 bh, cangkul 50 bh,
sekop 50 bh, pot 50 bh, piasu okulasi 50 bh, gunting stek 50 bh, polibag 2.000 lembar, paranet 100
m, hand sprayer 20 bh, peralatan kantor berupa notebok 1 paket .
c. Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura . Hasil/capaian program Pantauan harga ini
dilakukan oleh 13 petugas pencatat dan pemantauan harga adalah; (1) Terkumpulnya data pencatatan
harga pasar ( produsen+ konsumen) se provinsi papua pada 4 lokasi pasar lokal, (2) Penyebaran data
harga pasar lewat media elektronik melalui RRI Manokwari 1 kali seminggu.
d. Analisa ekonomi usahatani komoditi TPH di tingkat petani dan temu usaha UPJA provinsi Papua.
Hasil/capaian program ini adalah :
Tersedianya data analisa ekonomi usahatani dari dari 6 komoditi TPH di 2
kab dengan komoditi sebagai berikut:
Kabupaten Manokwari : Padi, Jagung , Kacang Panjang dan Kedelai dan Sorong : Padi, Kedelai,
cabe, kacang tanah.
Selain program prioritas diatas, terdapat juga beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh 3 (tiga)
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu;
1. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)
No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1. Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Hasil/capaian program ini adalah:
1. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
(SL-PHT) tanaman pangan dan hortikultura.
Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang yang tersebar di 5
kab/kota dengan pengadaan peralatan laboratorim
lainya satu set yang terdiri dari mikroskop1 unit,
gelas ukur 10 buah, erlemeyer 10 buah, enkas 1 buah,
timbangan elektrik 1 buah. Akhir dari pada kegiatan
ini para petani diharapkan mampu dan terampil serta
bisa langsung mengambil keputusan sendiri dalam
mengendalikan OPT sesuai dengan permasalahan
OPT masing-masing.
2. Peramalan dan pemberian rekomendasi
pengendalian OPT TPH 37 wilayah pengamatan.
Hasil/capaian Kegiatan ini yaitu; diikuti oleh 37 orang
di 5 kab/kota . Akhir dari kegiatan diharapkan petugas
mahir dalam mengeluarkan rekomendasi
pengendalian dengan pengunaan pestisida secara
bijaksana.
3. Pemberdayaan petani tentang cara pengunaan
pestisida secara secara bijaksana. Hasil/capaian
kegiatan ini adalah:
Kegiatan ini dilaksanakan di 37 wilayah pengamatan
di 2 kab/kota dengan berbagai hal-hal yang diamati
antaralain, intensitas serangan OPT, luas serangannya,
kepadatan populasi baik pada petek tetap maupun
melalui pengamatan keliling.
1. Pengadaan peralatan laboratorium lapangan
kabupaten Manokwari dan Sorong. Hasil/capaian
kegiatan dikabupaten Manokwari meliputi;
(erlemeyer 250 cc 5 buah), (erlemeyer 500 cc 5 buah),
(erlemeyer 1000 cc 5 buah).
3. Penyusunan peta serangan OPT utama TPH.
Hasil/capaian kegiatan ini adalah dengan
menganalisis data-data luas serangan dan intensitas
serangan beberapa jenis OPT utama terhadap TPH
yang ada di provinsi papua barat, berupa peta 1 buku..
2. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH (BPSB TPH)
No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1. Peningkatan
Ketahanan
Pangan
1. Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu
benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang
dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi
120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di
kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang)
dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang).
Hasil kegiatan berupa sertifikasi/pelabelan sebanyak
1.200 lembar.
3. UPTD Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura
No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program
1
.
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan.
1. Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu
benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang
dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi
120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di
kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang)
dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang).
2. Bantuan bibit buah-buahan kepada petani yaitu;
rambutan 500 anakan, durian 500 anakan, dan alat
pengolahan tanah pacul 20 buah sekop 20 buah dan
hand sprayer 20 buah. Kegiatan ini dilaksanakan di
1 kab yaitu Manokwari.
2. Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Padi
di Tingkat Kelompok Tani. Hasil/capaian kegiatan
ini adalah: tersedianya produksi 120 ton benih padi
masing-masing kabupaten manokwari 90 ton,
Sorong 30 ton. Produksi benih tersebut digunakan
oleh BLBU 2011.
4. Evaluasi Peningkatan Investasi dan Eksport.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan investasi dan
eksport. Keberhasilan yang di capai program ini adalah sebagai berikut :
* Pelaksanaan pameran/promosi pembangunan pertanian di Kambupaten Manokwari dan Agro and
food 2011 di Jakarta. Hasil/ capaian kegiatan pameran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu; (1)
Memperkenalkan produk unggulan di Papua Barat seperti; Buah merah, Anggrek, Tanaman
Biofarmaka dan Produk hasil ternak kambing(susu bubuk), hasil olahan bakso, keripik sukun, keripik
keladi, daun gatal dll, (2) Jumlah pengunjung pada saat pameran dilaksanakan mencapai 2.000
orang/hari , (3) Pertambahan permintaan terhadap produk unggulan papua barat pada tahun yang
sama mencapai 5 % dari permintaan tahun 2009.
Strategi Pemecahan Masalah
1. Masalah
Dalam perencanaan dan pelaksanan pembangunan pertanian di papua, barat khususnya sub
sektor tanaman pangan dan hortikultura serta peternakan selalu diperhadapkan pada beberapa masalah
utama antara lain yaitu;
a. Pemanfaatan Sumber Daya Lahan yang belum optimal, hal ini dapat dilihat dari dua indikator yaitu
(1) terdapat banyak lahan yang belum dibuka dan lahan-lahan terlantar (sleeping land), (2) intensitas
pertanamannya masih relatif rendah, hal ini dapat dilihat dari intensitas pertanaman di papua barat
rata-rata mencapai 1,32%. Kedua indikator tersebut memberi indikasi bahwa pemanfaatan lahan
masih jauh dari optimal.
b. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian yang terbatas, hal tersebut dapat menyebabkan sarana
produksi pertanian berupa; benih, pupuk dan pestisida masih belum dapat menjangkau seluruh daerah
pengembangan pertanian (ditingkat petani) secara 6 tepat yaitu tepat Jenis, Waktu, Jumlah, Lokasi,
Dosis dan Harga. Hal ini antara lain disebabkan karena mekanisme yang sudah ada belum dapat
dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.
c. Ketenagakerjaan (SDM Pertanian) dan Kelembagaan pertanian yang rendah dan terbatas, hal ini
dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain yaitu; (1) produktivitas tenaga kerja yang rendah hal
tersebut dapat dilihat dari skala usaha tani yang tidak efisien dan efektif.(2) keterbatasan tenaga kerja
pertanian (manusia, hewan, mesin) sebagai penyebab semakin luasnya lahan tidur dan lahan terlantar
tidak berkurang, (3) keterbatasan aparat pertanian dalam kualitas maupun kuantitas, baik yang bersifat
struktural maupun fungsional (penyuluh), (4) Kelembagaan pertanian yang masih sangat terbatas.
Kelembagaan pertanian yang ada, seperti BBI (Balai Benih Induk) Padi, Palawija dan Hortikultura
hanya terdapat 5 tenaga PNS aktif serta 1 tenaga honor di Tahun 2010. Hal ini jika dilihat dari tugas
dan fungsi BBI tenaganya masih sangat terbatas jumlah maupun kemampuannya serta sarana dan
prasarana masih terbatas untuk memenuhi target.
d. Sarana dan Prasarana Pendukung yang terbatas dan belum memadai antara lain; (a) sarana irigasi, (b)
transportasi dan komunikasi serta (c) institusi pertanian yang ada belum memadai dibandingkan
dengan luas wilayah Provinsi Papua Barat. Khusus mengenai jaringan transportasi (darat) umumnya
masih terbatas di kawasan perkotaan, sehingga sebagian besar wilayah Distrik dan Pedesaan belum
terjangkau. Untuk menjangkau sebagian besar wilayah distrik pedesaan ini umumnya menggunakan
udara ataupun kapal laut, itupun frekwensi/intensitas jangkauannya terbatas.
e. Adanya keterbatasan dalam transportasi tersebut sangat mengganggu kelancaran antara lain; (1)
Frekwensi pembinaan/bimbingan kepada petugas ditingkat daerah/lapangan serta pengendalian
kegiatan di lapangan kurang. Akibatnya proses alih teknologi dan alih program sangat lamban, (b)
Penyaluran sarana produksi, baik benih, peralatan maupun pestisida tidak lancar dan memerlukan
biaya relatif tinggi, (c) Pemasaran hasil usaha tani terhambat, yang pada gilirannya dapat berakibat
petani kurang bersemangat untuk mengembangkan usaha taninya.
2. Strategi Pemecahan Masalah
a. Pembukaan Sentra-Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dengan semakin sempitnya lahan pada sentra produksi di pulau Jawa, maka diharapkan adanya
rintisan pembukaan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura di Papua Barat, diharapkan
dapat mewujudkan adanya perluasan areal tanam dan pemanfatan lahan-lahan terlantar yang dapat
mendukung tercapainya sasaran-sasaran produksi tanaman pangan dan hortikultura.
b. Kemampuan Petugas/Aparat jajaran Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan
Keberhasilan pembangaunan tanman pangan , hortikultura dan peternakan di provinsi papua
barat akan berpulang pada kemampuan petugas/aparat jajaran tanaman pangan ,hortikultura dan
peternakan , baik struktural maupun fungsional harus dapat ditingkatkan, melalui penambahan tenaga
berkemampuan memadai, maupun melalui pendidikan ataupun latihan-latihan ketrampilan petugas.
Upaya ini hendaknya merupakan prioritas dalam melakukan serangkaian kegiatan pembangunan
tanaman pagan ,hortikultura dan peternakan.
c. Keterkaitan antar sektor/sub sektor
Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan sangat memerlukan dukungan
dari sektor/sub sektor lain agar pembangunan tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan dapat
terfokus, bersinerjis, holistik dan partisipatif terutama dari unsur pengairan, prasarana jalan
penghubung, koperasi dan pihak swasta/ (stake holder) yang bergerak dibidang penyediaan sarana
produksi dan penampungan hasil-hasil pertanian. Untuk itu diperlukan adanya keterpaduan, baik
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya.
d. Dukungan Dana
Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan ,hortikultura serta
peternakan di Papua Barat, dibutuhkan dana yang memadai, dalam artian sesuai dengan volume
kegiatan yang diprogramkan dan standar biaya yang berlaku di daerah.
e. Peningkatan Operasional Institusi Pertanian
Institusi tanaman pangan dan hortikultura, terutama Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija
dan Hortikultura, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH) merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan program
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. Oleh karenanya peningkatan kemampuan institusi
tersebut perlu dilakukan, antara lain melalui penambahan tenaga yang profesional, peningkatan
petugas perbenihan melalui berbagai pelatihan atau magang, dan melengkapi sarana/fasilitas kerja
yang memadai, minimal sesuai dengan standar minimal institusi tersebut.