Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

14
EVALUASI PENINGKATAN PRODKTIVITAS TANAMAN PANGAN,HOLTIKUTURA DAN PETERNAKAN Evaluasi sasaran Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Sasaran Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua Barat adalah meningkatkan produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani. Realisasi produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua tahun 2011 sebagaimana pada terlihat pada table. 1 dan 2 berikut ini. Tabel 1. Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura di Papua Barat tahun 2011 No . Komoditi Produktivitas (Kw/Ha) tahun 2011 Persen (%) Realisas i Target Realisasi 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Padi (Ton ) Jagung (ton) Kedelai (ton) KacangTanah (ton) Kacang Hijau (ton) Ubi Kayu (ton) 36,40 16,46 10,64 10,46 10,19 87,37 98,01 - 38,00 35,38 16,63 10,74 10,49 10,28 117,20 102,26 - 34,00 97,20 101,10 101,00 100,30 100,90 134,20 104,40 - 89,50 Dari tabel .1 diatas menunjukan bahwa realisasi produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam kurun waktu tahun 2011 terjadi penurunan dari target yang direncanakan, hal ini menunjukan terjadi

Transcript of Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

Page 1: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

EVALUASI PENINGKATAN PRODKTIVITAS TANAMAN PANGAN,HOLTIKUTURA DAN PETERNAKAN

      

     Evaluasi sasaran Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Peternakan  

         Sasaran Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan di Provinsi Papua Barat

adalah meningkatkan produktivitas Tanaman Pangan ,Hortikultura  dan Peternakan dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani. Realisasi produktivitas

Tanaman Pangan ,Hortikultura  dan Peternakan di Provinsi Papua tahun 2011 sebagaimana pada

terlihat pada table. 1  dan 2 berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan dan

Hortikultura di Papua Barat tahun 2011

No. KomoditiProduktivitas (Kw/Ha) tahun

2011Persen (%) Realisasi

Target Realisasi1 2 3 4 5

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

Padi   (Ton )Jagung  (ton)Kedelai  (ton)KacangTanah  (ton)Kacang Hijau  (ton)Ubi Kayu  (ton)Ubi Jalar  (ton)Keladi (ton )Sayuran  (ton)

Buah-buahan  ton)

36,4016,4610,6410,4610,1987,3798,01

-38,00

73,93

35,3816,6310,7410,4910,28117,20102,26

-34,00

61,49

97,20101,10101,00100,30100,90134,20104,40

-89,50

83,20

Dari tabel .1 diatas menunjukan bahwa realisasi produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam kurun

waktu tahun 2011 terjadi penurunan dari target yang direncanakan, hal ini menunjukan terjadi

penurunan produktivitas yang cukup signifikan dimana persentase target dan realisasi tertinggi dicapai

pada komoditi Buah-buahan  yaitu 61,49 %, diikuti oleh komoditi sayuran yaitu 34,00 %, dan

komoditi padi yaitu 35,38 %,  sedangkan target dan ralisasi tertinggi dicapai hanya pada komoditi Ubi

kayu yaitu 117,20 %. Terjadinya peningkatan produktivitas komoditi ubi kayu tersebut antara lain

karena ditunjang oleh adanya peningkatan produksi per hektar melalui penumbuhan sentra produksi

baru maupun peningkatan mutu intensivikasi. Sedangkan terjadinya penurunan produktivitas untuk

tanaman sayuran dan buah-buahan  umumnya karena terjadinya penundaan waktu tanam yang

sebabkan faktor iklim serta faktor tenaga kerja dan penyebab lain yaitu faktor pemupukan yang tidak

Page 2: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

merata dan tidak tepat waktu serta terjadinya serangan OPT dominan pada beberapa lokasi potensi

sehingga terjadinya penurunan produktivitas.

Tabel 2.  Perkembangan Produksi Daging di Papua Barat tahun 2011

Produksi (Kg) tahun 2011

Persen (%) Realisasi

No. Komoditi Target Realisasi1 2 3 4 5I. Produksi Daging1. Sapi (kg) 1.292.005 2.306.136 178.502. Kambing (kg) 33.223 39.834 119.903. Babi (kg) 285.450 345.552 121.104. Ayam ra (kg) 436.311 454.464 104.205. Ayam kampung (kg) 680.295 767.944 112.906. Ayam petelur (kg) 35.246 20.489 58.207. Itik (kg) 11.117 11.334 102.00

 Jumlah : 2.773.647  3.945.753  142.30II. Produksi Telur1. Ayam kampung 308.317 351.884       114.20 2. Ayam ras petelur 338.187 349.166       103.303. Itik 96.079 106.165       110.50

 Jumlah : 742.583 807.215       108.70

Dari tabel diatas menunjukkan terjadinya peningkatan produksi daging di Papua Barat sebesar 142 % dari

target 2.773.647 Kg menjadi 3.945.753 Kg dalam setahun dan ini terutama terjadi peningkatan yang

signifikan pada daging sapi sebesar 178 % dari terget 1.292.005 Kg menjadi 2.306.136 Kg. 

Sedangkan produksi telur di tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 108 % dari target 742.583 Kg

menjadi 807.215 Kg. dan yang terjadi peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada ternak ayam

kampung

b).     Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pencapaian produksi tanaman panagan dan hortikultura selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini.

 Tebel  3.     Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Barat Tahun 2011.

NO Komoditi Capaian Produksi

Produksi rata-rata (Ton/Ha)Luas Tanam

(Ha)Luas Panen

(Ha)

Page 3: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Padi

Jagung

Kedelai

Kacang Tanah

Kacang Hijau

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Keladi

Sayuran

Buah-buahan

4.061

468

103

280

110

510

378

-

5.205

2.462,39

9.853

877

480

468

216

292

777

-

5.518

11.475

35.869

1.444

511

490

220

8.665

7.615

-

811

20.243

3.640

1.646

1,064

1,046

1.019

8.735

9.801

-

160

7.393

Demikian secara umum produksi tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan yang pada tahun 2011.

mengalami penurunan dari target produksi yang di tetapkan.

c).    Evaluasi Program Prioritas Tanaman Pangan dan Hortikultura  TA, 2011 antara lain;

1.       Evaluasi Pengembangan agribisnis (03)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program pemberdayaan ekonomi rakyat

dan perluasan lapangan kerja  keseluruhan berhasil dicapai. keberhasilan capaian program tersebut

adalah:

-      Pembinaan dan Pengembangan Pupuk di 2 Kabupaten masing-masing Manokwari 1 kelompok tani

dan Sorong 1 kelompok tani dengan jumlah peserta keseluruhan 50 orang.

2.       Evaluasi Peningkatan Ketahanan Pangan

a.    Peningkatan produksi padi melalui penggunaan benih berlabel 3.500 Ha. Realisasi/capaian kegiatan ini

adalah peningkatan sentra padi di 3 (tiga) kabupaten yaitu; Manokwari 2.100 Ha, Sorong 1.100 Ha,

dan Teluk Bintuni 300 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi tinggi

dan tahan hama penyakit seperti: Ciherang, Cigeulis, dengan jumlah  117  kelompok  atau  1.750

orang petani yang tersebar di 3 kabupaten tersebut.

b.      Peningkatan   produksi   kedelai   melalui pengunaan benih berlabel 500 Ha. Reaalisasi/capai kegiatan

ini adalah peningkatan produksi kedelai di 3 (enam) kabupaten yaitu; Manokwari 450 Ha, Sorong 40

Ha,  dan Teluk Bintuni 10 Ha. Varietas yang digunakan adalah varietas unggul yang berproduksi

tinggi yaitu baluran.

c.     Pengembangan Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura.  Realisasi/capain kegiatan ini

antara lain; perbanyakan benih sumber kelas benih BD 1 ha dan BP 2 ha serta benih sebar 30 ha,

untuk memenuhi perbanyakan benih dikabupaten/Kota. Hasil yang dicapai dari kegiatan perbanyakan

Page 4: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

sebanyak 141 ton, terdiri dari kelas BD sebanyak 1,2 ton dan kelas BP sebanyak 2,1 ton serta kelas

beni sebar sebanyak 120 ton. 

c.    Bantuan benih/bibit, sarana produksi pertanian   kelembagaan perbenihan yang pelaksanaannya

dilakukan di Manokwari pada satu kelompok penangkar benih padi dengan bantuan binit/bibit serta

sarana produksi pertanian bagi kelompok penankar sebanyak 30 petani penangkar yang ada di

Kabupaten Sorong dan Manokwari. Bantuan yang diberikan berupa 50 kg benih padi, 100 kg benih

jagung dan 50 kg benih kedelai.

d.       Pendidikan dan pelatihan teknis mutu pertanian dilaksanakan di Kabupaten Manokwari untuk petani

padi dan kedelai sebanyak 50 orang dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan peningkatan mutu

produk hasil pertanian.

e.       Pembinaan dan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan dengan harapan terjadinya peningkatan

produksi dan produktivitas  serta terjadinya peningkatan pengentahuan petani tanaman pangan

sebanyak 50 orang di Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari.

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) penyakit hewan, karantina dan peningkatan

ketahanan pangan ;

-           Pengamatan, peramalan organisme pengganggu tanaman dan fenomena iklim dilakukan secara rutin

di 9 kabupaten/kota dengan hasil berupa data laporan perkembangan OPT yang dimanfaatkan untuk

perencanaan dalam pengambilan keputusan pengendalian dilapangan.

-           Penanggulangan organisme pengganggu tanaman dan dampak bencana alam pelaksanaannya pada 9

kabupaten/kota dengan hasil berupa data guna mengambil tindakan dalam pengendalian OPT

dilapangan sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan produksi.

-           Pembinaan dan Pengembangan Pestisida dilaksanakan di 9 kabupaten/kota pada petani pengguna

pestisida serta para pedagang dan pengecer pestisida.

3.      Evaluasi Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan pelayanan

pemerintah. Keberhasilan/ capaian program tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan petugas pengawasan pupuk dan pestisida Kab/kota se Prov. Papua Barat. Hasil/capaian

kegiatan ini adalah  telah dilakukan pelatihan di Jakarta selama 3 (tiga) hari dengan jumlah peserta

sebanyak 5 orang yang terdiri dari petugas kab/kota dan provinsi.

b.    Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura. Hasil/capaian program ini adalah; (1)

Terselengaranya forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura yang dilaksanakan selama 3 hari

dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang dari petugas kab/kota dan provinsi serta petani

penangkar buah, (2) Pengadaan peralatan pertanian antara lain yaitu; parang 50 bh, cangkul 50 bh,

Page 5: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

sekop 50 bh, pot 50 bh,   piasu okulasi 50 bh, gunting stek 50 bh, polibag 2.000 lembar, paranet 100

m, hand sprayer 20 bh, peralatan kantor berupa notebok 1 paket .

c.    Forum penerapan teknologi perbenihan hortikultura . Hasil/capaian program Pantauan harga ini

dilakukan oleh 13 petugas pencatat dan pemantauan harga adalah; (1) Terkumpulnya data pencatatan

harga pasar ( produsen+ konsumen) se provinsi papua pada 4 lokasi pasar lokal, (2) Penyebaran data

harga pasar lewat media  elektronik melalui RRI Manokwari 1 kali seminggu.

d.    Analisa ekonomi usahatani komoditi TPH di tingkat petani dan temu usaha UPJA provinsi Papua.

Hasil/capaian program ini adalah :

Tersedianya data analisa ekonomi usahatani dari dari 6 komoditi TPH di 2   

kab dengan komoditi sebagai berikut:

          Kabupaten Manokwari : Padi, Jagung , Kacang Panjang dan Kedelai dan        Sorong : Padi, Kedelai,

cabe, kacang tanah.  

     Selain program prioritas diatas, terdapat juga beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh 3 (tiga)

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu;

1.    UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)

No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program

1. Peningkatan

Ketahanan

Pangan

Hasil/capaian program ini adalah:

1.      Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

(SL-PHT) tanaman pangan dan hortikultura.

Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang yang tersebar di 5

kab/kota dengan pengadaan peralatan laboratorim

lainya  satu set yang terdiri dari mikroskop1 unit,

gelas ukur 10 buah, erlemeyer 10 buah, enkas 1 buah,

timbangan elektrik 1 buah. Akhir dari pada kegiatan

ini  para petani diharapkan mampu dan terampil serta

bisa langsung mengambil keputusan sendiri dalam

mengendalikan OPT sesuai dengan permasalahan

OPT masing-masing.

2.      Peramalan dan pemberian rekomendasi

pengendalian OPT TPH 37 wilayah pengamatan.

Hasil/capaian Kegiatan ini yaitu; diikuti oleh 37 orang

di 5 kab/kota . Akhir dari kegiatan diharapkan petugas

mahir dalam mengeluarkan rekomendasi

Page 6: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

pengendalian dengan pengunaan pestisida secara

bijaksana. 

3.  Pemberdayaan petani tentang cara pengunaan

pestisida secara secara bijaksana. Hasil/capaian

kegiatan ini adalah:

Kegiatan ini dilaksanakan di 37 wilayah pengamatan

di  2 kab/kota dengan berbagai hal-hal yang diamati

antaralain, intensitas serangan OPT, luas serangannya,

kepadatan populasi baik pada petek tetap maupun

melalui pengamatan keliling.

1.  Pengadaan     peralatan    laboratorium lapangan

kabupaten Manokwari dan Sorong. Hasil/capaian

kegiatan dikabupaten Manokwari meliputi;

(erlemeyer 250 cc 5 buah), (erlemeyer 500 cc 5 buah),

(erlemeyer 1000 cc 5 buah).

3.  Penyusunan  peta  serangan OPT utama TPH.

Hasil/capaian kegiatan ini adalah dengan

menganalisis data-data luas serangan dan intensitas

serangan beberapa jenis OPT utama terhadap TPH

yang ada di provinsi papua barat, berupa peta 1 buku..

2.    UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH (BPSB TPH)

No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program

1. Peningkatan

Ketahanan

Pangan

1.      Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu

benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang

dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi

120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di

kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang)

dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang).

Hasil kegiatan berupa sertifikasi/pelabelan sebanyak

1.200 lembar.

3.      UPTD Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija dan Hortikultura

No Program Kegiatan dan Realisasi/Capaian Program

Page 7: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

1

.

Program

Peningkatan

Ketahanan

Pangan.

1.      Pengembangan/pendampingan bimbingan mutu

benih tanaman padi di tingkat petani. Hasil yang

dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya produksi

120 ton benih padi, masing-masing 90 ton di

kabupaten Manokwari (varietas cigeulis, ciherang)

dan 30 ton di Kabupaten Sorong (varietas ciherang).

2.      Bantuan bibit buah-buahan kepada petani yaitu;

rambutan 500 anakan, durian 500 anakan, dan  alat

pengolahan tanah pacul 20 buah  sekop 20 buah dan

hand sprayer 20 buah. Kegiatan ini dilaksanakan di

1 kab yaitu Manokwari.

2.   Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Padi

di Tingkat Kelompok Tani. Hasil/capaian kegiatan

ini adalah: tersedianya produksi 120 ton benih padi

masing-masing kabupaten manokwari 90 ton,

Sorong 30 ton. Produksi benih tersebut digunakan

oleh BLBU 2011.

4.   Evaluasi Peningkatan Investasi dan Eksport.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian program peningkatan investasi dan

eksport. Keberhasilan yang di capai program ini adalah sebagai berikut :

*   Pelaksanaan pameran/promosi  pembangunan pertanian di Kambupaten Manokwari dan Agro and

food 2011 di Jakarta. Hasil/ capaian kegiatan pameran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu; (1)

Memperkenalkan produk unggulan di Papua Barat seperti; Buah merah, Anggrek, Tanaman

Biofarmaka dan Produk hasil ternak kambing(susu bubuk), hasil olahan bakso, keripik sukun, keripik

keladi, daun gatal dll, (2) Jumlah pengunjung pada saat pameran dilaksanakan mencapai 2.000

orang/hari  , (3) Pertambahan permintaan terhadap produk unggulan papua barat  pada tahun yang

sama mencapai 5 % dari permintaan tahun 2009.

Strategi Pemecahan Masalah

1.             Masalah

Page 8: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

Dalam perencanaan dan pelaksanan pembangunan pertanian di papua, barat khususnya sub

sektor tanaman pangan dan hortikultura serta peternakan selalu diperhadapkan pada beberapa masalah

utama antara lain yaitu;

a.              Pemanfaatan Sumber Daya Lahan yang belum optimal, hal ini dapat dilihat dari dua indikator yaitu

(1) terdapat banyak lahan yang belum dibuka dan lahan-lahan terlantar (sleeping land), (2) intensitas

pertanamannya masih relatif rendah, hal ini dapat dilihat dari intensitas pertanaman di papua barat

rata-rata mencapai 1,32%. Kedua indikator tersebut memberi indikasi bahwa pemanfaatan lahan

masih jauh dari optimal.

b.             Penyediaan Sarana Produksi Pertanian yang terbatas, hal tersebut dapat menyebabkan sarana

produksi pertanian berupa; benih, pupuk dan pestisida masih belum dapat menjangkau seluruh daerah

pengembangan pertanian (ditingkat petani) secara 6 tepat yaitu tepat Jenis, Waktu, Jumlah, Lokasi,

Dosis dan Harga. Hal ini antara lain disebabkan karena mekanisme yang sudah ada belum dapat

dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.

c.              Ketenagakerjaan (SDM Pertanian) dan Kelembagaan pertanian yang rendah dan terbatas, hal ini

dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain yaitu; (1) produktivitas tenaga kerja yang rendah hal

tersebut dapat dilihat dari  skala usaha tani yang tidak efisien dan efektif.(2) keterbatasan tenaga kerja

pertanian (manusia, hewan, mesin) sebagai penyebab semakin luasnya lahan tidur dan lahan terlantar

tidak berkurang, (3) keterbatasan aparat pertanian dalam kualitas maupun kuantitas, baik yang bersifat

struktural maupun fungsional (penyuluh), (4) Kelembagaan pertanian yang masih sangat terbatas. 

Kelembagaan pertanian yang ada, seperti BBI (Balai Benih Induk) Padi, Palawija dan Hortikultura

hanya terdapat 5 tenaga PNS aktif serta 1 tenaga honor di Tahun 2010.  Hal ini jika dilihat dari tugas

dan fungsi BBI tenaganya masih sangat terbatas jumlah maupun kemampuannya serta sarana dan

prasarana masih terbatas untuk memenuhi target.

d.             Sarana dan Prasarana Pendukung yang terbatas dan belum memadai antara lain; (a) sarana irigasi, (b)

transportasi dan komunikasi serta (c) institusi pertanian yang ada belum memadai dibandingkan

dengan luas wilayah Provinsi Papua Barat. Khusus mengenai jaringan transportasi (darat) umumnya

masih terbatas di kawasan perkotaan, sehingga sebagian besar wilayah Distrik dan Pedesaan belum

terjangkau. Untuk menjangkau sebagian besar wilayah distrik pedesaan ini umumnya menggunakan

udara ataupun kapal laut, itupun frekwensi/intensitas jangkauannya terbatas.

e.              Adanya keterbatasan dalam transportasi tersebut sangat mengganggu kelancaran antara lain; (1)

Frekwensi pembinaan/bimbingan kepada petugas ditingkat daerah/lapangan serta pengendalian

kegiatan di lapangan kurang. Akibatnya proses alih teknologi dan alih program sangat lamban, (b)

Penyaluran sarana produksi, baik benih, peralatan maupun pestisida tidak lancar dan memerlukan

Page 9: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

biaya relatif tinggi, (c) Pemasaran hasil usaha tani terhambat, yang pada gilirannya dapat berakibat

petani kurang bersemangat untuk mengembangkan usaha taninya.

2.             Strategi Pemecahan Masalah

a.              Pembukaan Sentra-Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dengan semakin sempitnya lahan pada sentra produksi di pulau Jawa, maka diharapkan adanya

rintisan pembukaan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura di Papua Barat, diharapkan

dapat mewujudkan adanya perluasan areal tanam dan pemanfatan lahan-lahan terlantar yang dapat

mendukung tercapainya sasaran-sasaran produksi tanaman pangan dan hortikultura.

b.   Kemampuan Petugas/Aparat jajaran Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan

Keberhasilan pembangaunan tanman pangan , hortikultura dan peternakan di provinsi papua

barat akan berpulang pada kemampuan petugas/aparat jajaran tanaman pangan ,hortikultura dan

peternakan , baik struktural maupun fungsional harus dapat ditingkatkan, melalui penambahan tenaga

berkemampuan memadai, maupun melalui pendidikan ataupun latihan-latihan ketrampilan petugas.  

Upaya ini hendaknya merupakan prioritas dalam melakukan serangkaian kegiatan pembangunan

tanaman pagan ,hortikultura dan peternakan.

c.              Keterkaitan antar sektor/sub sektor

Pembangunan Tanaman Pangan ,Hortikultura dan Peternakan sangat memerlukan dukungan

dari sektor/sub sektor lain agar pembangunan tanaman pangan ,hortikultura dan peternakan dapat

terfokus, bersinerjis, holistik dan partisipatif  terutama dari unsur pengairan, prasarana jalan

penghubung, koperasi dan pihak swasta/ (stake holder) yang bergerak dibidang penyediaan sarana

produksi dan penampungan hasil-hasil pertanian.  Untuk itu diperlukan adanya keterpaduan, baik

dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya.

d.             Dukungan Dana

Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan ,hortikultura  serta

peternakan di Papua Barat, dibutuhkan dana yang memadai, dalam artian sesuai dengan volume

kegiatan yang diprogramkan dan standar biaya yang berlaku di daerah.

e.              Peningkatan Operasional Institusi Pertanian

Institusi tanaman pangan dan hortikultura, terutama Balai Benih Induk (BBI) Padi, Palawija

dan Hortikultura, Balai  Pengawasan   dan Sertifikasi  Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH) merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan program

Page 10: Evaluasi Peningkatan Prodktivitas Tanaman Pangan-peternakan

pembangunan tanaman pangan dan hortikultura.  Oleh karenanya peningkatan kemampuan institusi

tersebut perlu dilakukan, antara lain melalui penambahan tenaga yang profesional, peningkatan

petugas perbenihan melalui berbagai pelatihan atau magang, dan melengkapi sarana/fasilitas kerja

yang memadai, minimal sesuai dengan standar minimal institusi tersebut.