Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

7
Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORA NIM : 26030113120007 Prodi : THP A 13 EVALUASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan) Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang Pokok-pokok Kesehatan, bahwa setiap warga berhak kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pemulihan memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Siregar, 2001). Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi atau kegiatan industri obat-obatan maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Air limbah yang berasal dari daerah perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin supaya terdapat keseimbangan ekologis dari alam dan mahluk hidup di sekitarnya maka air limbah tersebut perlu diolah di instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai penerima. Sistem pengolahan air limbah yang digunakan sangat tergantung pada tinggi rendahnya bahan pencemar yang terkandung di dalam air limbah. Parameter yang umum dipakai untuk menunjukkan tingkat pencemaran adalah BOD (kebutuhan oksigen biokimia), COD (kebutuhan oksigen kimia), TSS (jumlah zat padat tersuspensi) dan MPN (Most probable number coliform). TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

description

pengolahan air limbah

Transcript of Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Page 1: Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORANIM : 26030113120007Prodi : THP A 13

EVALUASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan)

Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang Pokok-pokok Kesehatan, bahwa setiap warga berhak kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pemulihan memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Siregar, 2001).

 Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi atau kegiatan industri obat-obatan maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Air limbah yang berasal dari daerah perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin supaya terdapat keseimbangan ekologis dari alam dan mahluk hidup di sekitarnya maka air limbah tersebut perlu diolah di instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai penerima. Sistem pengolahan air limbah yang digunakan sangat tergantung pada tinggi rendahnya bahan pencemar yang terkandung di dalam air limbah. Parameter yang umum dipakai untuk menunjukkan tingkat pencemaran adalah BOD (kebutuhan oksigen biokimia), COD (kebutuhan oksigen kimia), TSS (jumlah zat padat tersuspensi) dan MPN (Most probable number coliform).

Jenis Limbah Rumah Sakit

a. Limbah Klinik Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah. b. Limbah PatologiLimbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.c. Limbah Bukan KlinikLimbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan mambuangnya. d. Limbah Dapur

TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

Page 2: Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORANIM : 26030113120007Prodi : THP A 13Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff maupun pasien di rumah sakit. e. Limbah RadioaktifWalaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik. 

Setelah dilakukan pegamatan dan evaluasi terhadap pengolahan air limbah rumah sakit pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada RSUD dr. Pirngadi Medan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari report tahunan rumah sakit diketahui adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap yang berdampak pada peningkatan volume limbah cair sebesar 261 m3 /hari.

2. Untuk pengolahan limbah padat rumah sakit ini dilengkapi dengan satu unit Incenerator yang juga digunakan untuk mengolah limbah padat dari Rumah Sakit Pirngadi, puskesmas dan klinik laboratorium yang berada di kota Medan dan sekitarnya.

3. Untuk pengolahan limbah cair rumah sakit ini dilengkapi dengan satu bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Instalasi limbah ini menggunakan metode lumpur aktif (active sludge).

4. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, untuk kapasitas limbah 261 m3 /hari, ada beberapa unit pengolahan yang harus didesain ulang agar sistem pengolahan dapat berlangsung efektif yang antara lain adalah; Raw Water Basin, Fluidized Bed Biofilm Reactor, penambahan bola sebagai media tumbuh mikroba, serta penambaan volume senyawa khlor pada desinfectan basin. 5. Dari hasil evaluasi dan perhitungan yang telah dilakukan terhadap kapasitas limbah 261 m 3 /hari, diketahui bahwa kandungan BOD dan COD yang tereduksi di dalam IPAL 428,62 mg/lt dan Untuk COD dari 896,304 mg/lt

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair buangan rumah sakit, kualitas BOD dan COD buangan hasil olahan pada IPAL ini sudah memenuhi syarat yang ditetapkan yakni maksimal 75 mg/l dan 100 mg/l. Dari hasil studi yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang mungkin bisa meningkatkan efektifitas pengolahan limbah di rumah sakit tersebut :

1. Dengan kondisi IPAL yang ada saat ini, bila dibandingkan dengan peningkatan jumlah pasien yang di rawat inap yang berdampak pula pada peningkatan limbah cair yang di hasilkan, tentunya bangunan IPAL yang ada saat ini kurang bisa mengolah dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan dari pihak manajemen rumah sakit mengenai hal ini.

2. Perlu adanya peningkatan kualitas SDM yang bertanggung jawab atas kegiatan operasional pengolahan limbah.

3. Kualitas limbah cair yang dibuang haruslah tetap dijaga agar memenuhi standard yang ditetapkan dan pengujian laboratorium terhadap limbah haruslah dilakukan secara berkala.

TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

Page 3: Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORANIM : 26030113120007Prodi : THP A 134. peningkatan kerja dari sistem IPAL rumah sakit dengan cara perbaikan infrastuktur yang yang lebih baik dan sistem IPAL yang baru untuk mengurangi damfak Limbah cair rumah sakit yang mengandung zat bebahaya yaitu limbah B3

Sehingga harus dilakukan pengolahana limbah yang baik dengan cara Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang terbaik untuk pengolahan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi limbah (waste reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan limbah (waste abatement), pencegahan pencemaran (waste prevention) dan reduksi pada sumbemya (source reduction) (Hananto, 1999). Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya adalah: 1. House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah. 3. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.4. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol. 5. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi. 6. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian unitnya. Kebijakan kodifikasi penggunaan warna untuk memilah-milah limbah di seluruh rumah sakit harus memiliki warna yang sesuai, sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan di tempat sumbernya, perlu memperhatikan hal-hal berikut (Haryanto, 2001) : 

1. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk limbah klinik dan yang lain untuk bukan klinik.2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah klinik.3. Limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah klinik.4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.

Teknologi Pengolahan Limbah Cair

Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme, bahan-bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut:

1)        Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)

TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

Page 4: Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORANIM : 26030113120007Prodi : THP A 13

Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni :1. Pump Swap  (pompa air kotor).2. Stabilization Pond  (kolam stabilisasi) 2 buah.3. Bak Klorinasi4. Control room (ruang kontrol)5. Inlet6. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi7. Outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.

   (2)        Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch Treatment System)

Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan padaSludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari :1. Pump Swap (pompa air kotor)2. Oxidation Ditch (pompa air kotor)3. Sedimentation Tank (bak pengendapan)4. Chlorination Tank (bak klorinasi)5. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya 1-2 petak).                      96. Control Room (ruang kontrol)

3)      Anaerobic Filter Treatment System

Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pretreatment dengan septic tank (inchaff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan senyawa anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. Oleh sebab itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas, sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti.Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen antara lain sebagai berikut :1. Pump Swap  (pompa air kotor)2. Septic Tank (inhaff tank)3. Anaerobic filter.4. Stabilization tank (bak stabilisasi)5. Chlorination tank (bak klorinasi)6. Sludge drying bed  (tempat pengeringan lumpur)7. Control room (ruang kontrol)Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic Filter Treatment System dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya:

a)      Volume septic tank

TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

Page 5: Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Nama : RENIEL TWOJUBEL SIMAMORANIM : 26030113120007Prodi : THP A 13b)      Jumlah anaerobic filterc)      Volume  stabilization tankd)     Jumlah chlorination tanke)      Jumlah sludge drying bedf)       Perkiraan luas lahan yang diperlukan

Daftar Pustakahttp://segores-info.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-sakit.html

Hananto WM (1999). Mikroorganisme patogen limbah cair rumah sakitdan dampak kesehatan yang ditimbulkannya. Bul Keslingmas : 18 (70) 1999: 37-44

Haryanto (2001). Analisis senyawa-senyawa kimia limbah cair rumah sakit Kodya Jambi. Percikan : 31 (Mei): 54-9

Siregar TM (2001). Pengaruh penambahan inokulum pada pengolahan limbah cair rumah sakit: studi kasus pengolahan limbah cair RSUD Pasar Rebo, Jakarta menggunakan M-bio pada reaktor fixed-film aerobic. Jakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia

TUGAS: PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN