EVALUASI PENGADAAN CPNS TAHUN 2009 SETJEN DPR RI
Transcript of EVALUASI PENGADAAN CPNS TAHUN 2009 SETJEN DPR RI
1
LAPORAN
EVALUASI PENGADAAN CPNS TAHUN 2009
SETJEN DPR RI
SEKRETARIAT JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2012
2
BAB SATU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah dilakukan
pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2009 untuk
231 orang yang terdiri dari 184 orang berijazah (S2) dan 47 orang
berijazah (S1). Pada waktu itu pengadaan CPNS dilakukan dengan
mengunakan konsep Zero Tolerant to KKN dengan tujuan melakukan
pencarian dan perolehan sejumlah CPNS qualified yang memiliki
kompetensi intelektual yang tinggi dengan kepribadian dan integritas yang
baik serta memiliki kemampuan berbahasa inggris yang baik, sehingga
memungkinkan organisasi Setjen DPR RI dapat menseleksi orang-orang
yang paling tepat untuk mengisi posisi-posisi tenaga keahlian dan
dukungan keahlian serta staf administrasi pengganti karyawan yang sudah
purna bakti.
Melalui konsep tersebut, proses seleksi dilakukan melalui tahapan:
1. Seleksi Administrasi secara online. Seleksi Administrasi secara online
digunakan untuk memeriksa kesesuaian formulir lamaran dengan
persyaratan. Peserta yang lolos seleksi administrasi online dapat
melanjutkan pada tahap Tes Tertulis.
2. Tes Tertulis digunakan untuk melihat materi Tes Potensi Akademik
(TPA), Materi Khusus (keparlemenan dan ketatanegaraan, isu-isu
terkini, metodologi penelitian, dan spesifikasi disiplin ilmu), kepribadian
dan peminatan, bahasa Inggris serta wawancara psikologis dari
pelamar.
3. Wawancara Akhir. Wawancara Akhir digunakan untuk mengetahui
pendalaman dari peminatan dan kemampuan intelektual.
4. Peserta yang lolos pada tahap wawancara akhir adalah peserta yang
resmi diterima sebagai CPNS.
3
Metode seleksi dilakukan secara berjenjang di mana hanya peserta
yang lolos seleksi administrasi secara online yang dapat melanjutkan pada
tahap tes tertulis. Kemudian hanya peserta yang lolos tes tertulis yang
dapat melanjutkan pada tahap wawancara.
Dari hasil rekrutmen tersebut berhasil terjaring sejumlah 96 orang
CPNS, antara lain 46 orang calon peneliti, 6 orang perancang undang-
undang dan 44 orang tersebar di bidang lainnya. Hasil rekrutmen dengan
konsep Zero Tolerant to KKN tersebut diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi organisasi Setjen DPR RI melalui kehadiran pegawai-pegawai
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan, dan mampu memperkuat
dukungan bagi pelayanan keahlian kepada DPR RI.
Proses pengadaan CPNS Setjen DPR RI Tahun 2009 telah
dilaksanakan sampai dengan pengangkatan CPNS menjadi PNS. Oleh
karena pengadaan pegawai merupakan proses penting dalam manajemen
PNS Setjen DPR RI sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap pangadaan
CPNS Tahun 2009 dengan sasaran dapat diketahui keberhasilan
pencapaian tujuan pengadaan tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dan kegunaan kegiatan evaluasi pengadaan CPNS 2009
secara umum adalah untuk mendapatkan informasi dan analisis tentang
sistem pengadaan CPNS yang selama ini dilaksanakan oleh Bagian
Kepegawaian Setjen DPR RI. Sedangkan secara khusus adalah untuk:
1. Menemukan bagian-bagian kegiatan pengadaan CPNS yang berhasil
mencapai tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kurang
berhasil, sehingga dapat dibuat langkah-langkah perbaikan.
2. Memberi kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
menyumbangkan saran-saran dan penilaian terhadap kegiatan
pengadaan CPNS ke dan.
3. Memberikan masukan untuk perencanaan pengadaan PNS ke depan.
C. Metodologi
Evaluasi terhadap program Pengadaan CPNS dilakukan melalui:
4
1. Penilaian oleh atasan langsung dan teman sejawat terhadap kinerja
Pegawai Hasil Pengadaan CPNS 2009.
2. Penilaian oleh narasumber terhadap peran organisasi dalam
pembinaan atau pemanfaatan kepada Pegawai Hasil Pengadaan CPNS
2009.
Untuk kegiatan pertama dilakukan wawancara dengan evaluator
yang terdiri dari Atasan Langsung dan Teman Sejawat. Evaluasi pegawai
dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan serta
kesanggupan pegawai dalam hal :
1. Bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Jujur dalam menjalankan tugas.
3. Mampu menjunjung tinggi nilai-nilai institusi.
4. Menjunjung tinggi etika kepegawaian dalam menjalankan tugas.
5. Mengutamakan pekerjaan diatas kepentingan pribadi atau golongan.
6. Memiliki loyalitas dalam pekerjaan.
7. Mampu menjalankan penugasan dengan benar.
8. Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
9. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu.
10. Mampu bekerja di bawah tekanan.
11. Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan tugas
12. Mampu berkomunikasi dengan baik.
13. Mampu bersosialisasi dengan baik.
14. Mampu memotivasi dan mempengaruhi orang lain dalam menjalankan
tugasnya.
15. Mudah dalam menjalankan instruksi.
16. Berfikir dan bekerja sistematis.
17. Kreatif dan inovatif dalam bekerja.
18. Mampu mengidentifikasi masalah lebih tepat.
19. Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan tujuan yang jelas.
20. Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan output yang
terukur.
5
Untuk kegiatan kedua yaitu penilaian terhadap aspek yang dilakukan
oleh organisasi terhadap CPNS Hasil Pengadaan Tahun 2009. Kegiatan ini
lebih melihat pada penilaian pasca pengadaan, yaitu bagaimana perlakuan
organisasi terhadap CPNS, yaitu bagaimana pembinaannya atau
pemanfaatan.
6
BAB DUA
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN
A. Perencanaan
Dalam rangka reformasi birokrasi di lingkungan Setjen DPR RI, DPR
RI melalui BURT sebagai Alat Kelengkapan Dewan yang bertugas
membantu Pimpinan DPR RI dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan
fungsi Setjen DPR RI telah membentuk Panitia Kerja (Panja) Reformasi
Kesetjenan. Panja bertugas merumuskan langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam melakukan reformasi kesetjenan. Salah satu substansi
yang dibahas dalam rapat-rapat Panja Reformasi Kesetjenan adalah
adanya rekomendasi tentang keharusan Setjen DPR RI untuk melakukan
pembenahan aspek sumber daya manusia (SDM). Pembenahan SDM
tersebut salah satunya dilakukan dengan meningkatkan jumlah SDM
keahlian. Hasil rekomendasi Panja tersebut telah ditetapkan dalam Rapat
Pleno BURT DPR RI mengenai Reformasi Setjen DPR RI pada tanggal 28
Mei 2009.
Dalam perkembangan berikutnya, hasil keputusan Rapat Pleno
BURT DPR RI mengenai Reformasi Setjen DPR RI pada tanggal 28 Mei
2009 diwujudkan dalam rencana kerja DPR RI Tahun 2009. Tindak lanjut
tersebut diperkuat dalam Rapat Pleno BURT DPR RI mengenai Rencana
Kerja DPR RI Tahun Anggaran 2010 berdasarkan Pagu Indikatif pada
tanggal 2 Juli 2009. Salah satu hasil keputusan pleno adalah melakukan
rekrutmen Pendukung/Reformasi Kesetjenan untuk latarbelakang
pendidikan S2 dan S1 pada tahun anggaran 2010.
Menindak lanjuti hasil keputusan pleno tersebut, Setjen DPR RI
segera mengajukan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tingkat
Magister (Golongan IIIb) dan Sarjana (Golongan IIIa) kepada Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Menman melalui Keputusan
No. 266 Tahun 2009 tentang formasi pegawai negeri sipil Sekretariat
Jenderal DPR RI Tahun Anggaran 2009 (Kepmenpan No. 266 Tahun 2009)
7
menetapkan penambahan jumlah formasi untuk Golongan IIIb sejumlah 114
orang dan Golongan IIIa sejumlah 47 orang.
Setelah keluarnya Kepmenpan No. 266 Tahun 2009, Setjen DPR RI
segera melakukan persiapan pengadaan CPNS yang meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Pembentukan tim pengadaan CPNS tahun 2009;
2. Penetapan pedoman pengadaan CPNS tahun 2009;
3. Pembentukan panitia pengadaan perekrutan CPNS tahun 2009;
4. Kegiatan pelelangan pekerjaan pengadaan CPNS Tahun 2009 untuk
pihak ketiga; dan
5. Penyiapan materi-materi tes.
B. Pengumuman
Berdasarkan Pasal 5 PP No. 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil (PP No. 98 Tahun 2000) diatur bahwa lowongan
formasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) diumumkan seluas-luasnya oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian. Adapun pengumuman pengadan CPNS
DPR RI dilaksanakan melaui situs DPR RI dan 2 surat kabar terbitan
nasional yaitu Kompas dan Media Indonesia. Dalam pengumuman tersebut
dicantumkan antara lain:
1. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong;
2. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;
3. Alamat dan tempat lamaran diajukan; dan
4. Batas waktu pengajuan lamaran.
C. Persyaratan dan Pelamaran
Persyaratan umum:
1. Warga Negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta sehat jasmani dan rohani.
2. Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan.
8
3. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat, tidak atas permintaan
sendiri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS/Anggota
TNI/Polri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai
swasta.
4. Tidak berkedudukan sebagai CPNS/PNS/Calon Anggota TNI/Polri serta
Anggota TNI/Polri dan tidak sedang terikat perjanjian/kontrak kerja
dengan pihak manapun.
5. Tidak menjadi pengurus dan/atau anggota partai politik.
Persyaratan Khusus:
1. Berijazah Magister/Master (S2) dan Sarjana (S1) sesuai dengan
formasi jabatan yang dipilih pelamar.
2. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta atau
Perguruan Tinggi Luar Negeri yang terakreditasi Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi, dengan persyaratan IPK minimal:
a. Pelamar lulusan S2 sebesar 3,00 (tiga koma nol)
b. Pelamar lulusan S1 sebesar 2,75 (dua koma tujuhpuluh lima)
3. Berusia serendah-rendahnya 18 tahun pada tanggal 1 Desember 2009
(lahir setelah 30 November 1991), dan setinggi-tingginya 35 tahun pada
tanggal 1 Desember 2009 (lahir setelah 30 November 1974)
4. Nilai TOEFL 550 bagi pelamar jabatan Penterjemah, nilai TOEFL 450
bagi pelamar jabatan lainnya (pelaksanaan tes TOEFL dalam tahun
2009).
D. Penyaringan
Penyaringan dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu
Universitas Indonesia (UI) Consulting PT Daya Makara UI melalui tahapan
seleksi, sebagai berikut:
TAHAP I : Seleksi administrasi, dengan menggunakan sistem
rangking yang telah ditentukan oleh Tim Pengadaan.
TAHAP II : Tes tertulis, materi tes terdiri dari:
1. Tes Bakat Skolastik/ Tes Potensial Akademik
9
Tes ini dimaksudkan untuk menggali kemampuan
verbal, kemampuan kuantitatif, dan kemampuan
penalaran.
2. Tes Kemampuan Dasar/Tes Pengetahuan Umum
Tes ini dimaksudkan untuk menggali pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku peserta ujian yang
meliputi: wawasan nasional, regional, dan
internasional
3. Tes Kompetensi Bidang
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
atau keterampilan peserta ujian yang berkaitan
dengan kompetensi jabatan atau pekerjaan yang
dilamar, demikian tes ini harus disesuaikan dengan
formasi jabatan dan pekerjaan.
4. Bahasa Inggris
TAHAP III : Tes Psikologi
Tes ini menggali kemampuan imajinasi, integritas,
kemampuan beradaptasi, semangat berprestasi,
pengendalian diri, sikap kerja, dan kepribadian.
Khusus untuk lulusan Hubungan Internasional, Hukum
Internasional, dan Bahasa Inggris/Sastra Inggris akan
dilakukan wawancara Bahasa Inggris.
TAHAP IV : Wawancara
Digunakan untuk mengetahui pengalaman dari
peminatan dan kemampuan intelektual. Peserta yang
lolos pada tahap wawancara akhir adalah peserta yang
resmi diterima sebagai CPNS.
Seleksi pada tahap 1 menghasilkan jumlah kandidat CPNS sebagai
berikut:
1. Peneliti sebanyak 45 orang terdiri dari (S2) sebanyak 133 orang.
2. Perancang Undang-Undang berijazah (S2) sebanyak 22 orang.
3. Analisis Anggaran Berijazah (S1) sebanyak 21 orang.
10
4. Penterjemah berijazah (S1) sebanyak 8 orang.
5. Pranata Komputer sebanyak 9 orang terdiri dari (S1) sebanyak 5 orang
dan (S2) sebanyak 10 orang.
6. Arsiparis berijazah (S1) sebanyak 5 orang
7. Pustakawan berijazah (S1) sebanyak 10 orang.
8. Pemeriksa Anggaran berijazah (S1) sebanyak 4 orang
9. Verikatur berijazah (S1) sebanyak 4 orang
10. Pengolahan Data Pelaksanaan Anggaran berijazah (S1) sebanyak 4
orang
11. Perencanaan Anggaran berijazah (S1) sebanyak 4 orang
12. Pramu informasi berijazah (S1) sebanyak 3 orang.
Proses seleksi menggunakan sistem gugur dengan ketentuan,
sebagai berikut:
1. Hanya peserta yang lolos seleksi administrasi yang dapat mengikuti
tahapan tertertulis. Seleksi administrasi dilaksanakan dengan sistem
rangking yang telah ditentukan oleh Tim Pengadaan.
2. Hanya peserta yang lolos tes tertulis yang dapat mengikuti tes
psikologi.
3. Hanya peserta yang lolos tes psikologi yang dapat mengikuti
wawancara.
Pada tahap tes psikologi perbandingan peserta dengan formasi adalah
1:3. Contoh untuk formasi jabatan Asiparis adalah 2 orang, maka yang
akan mengikuti tes psikologi adalah sebanyak 6 orang berdasarkan
urutan rangking nomor 1 sampai dengan 6 dari hasil tes tertulis.
4. Wawancara
Pada tahap wawancara perbandingan peserta dengan formasi yang
ada adalah 1:2. Contoh untuk formasi jabatan Arsiparis adalah 2 orang,
maka yang akan mengikuti tes wawancara adalah sebanyak 4 orang
berdasarkan urutan rangking nomor 1 sampai dengan 4 dari hasil tes
psikologi.
5. Bagi pelamar yang mempunyai pengalaman sesuai dengan bidangnya,
dapat memperoleh nilai lebih yang patut dipertimbangkan.
11
6. Peserta yang lolos wawancara (jumlah ditentukan oleh formasi yang
ada) yang dapat dinyatakan sebagai CPNS Sekretariat Jenderal DPR
RI dan akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekjen DPR RI.
Agenda, tanggal dan tempat seleksi diadakan terdapat dalam tabel
1.1, yaitu:
Tabel 1.1 Tahapan Seleksi Pengadaan CPNS Tahun 2009
Agenda Acara Tanggal Tempat
Pengumuman pengadaan CPNS Sekretariat Jenderal DPR RI melalui media cetak KOMPAS dan Media Indonesia
21 Oktober 2009
Pendaftaran secara online dan pengiriman berkas
24 Oktober s.d 7 November 2009
Pengumuman kelulusan seleksi administrasi
12 November 2009
Pengambilan nomor/tanda peserta ujian CPNS
13 s.d 14 November 2009
Gedung Program Pasca Sarjana UI Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10440
Tes tertulis 15 November 2009 Gedung Program Pasca Sarjana UI Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10440
Pengumuman kelulusan tes tertulis 21 November 2009
Tes psikologi 22 November 2009 Gedung Program Pasca Sarjana UI Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10440
Pengumuman kelulusan tes psikologi 25 November 2009
Wawancara 26 & 28 November 2009
Gedung Pustakaloka Nusantara IV Gedung MPR/DPR
Pengumuman kelulusan bagi peserta tes yang diterima menjadi CPNS Sekretariat Jenderal DPR RI
30 November 2009
Setelah dilakukan seleksi berhasil diperoleh CPNS, sebagai berikut:
1. Peneliti sebanyak 45 orang terdiri dari (S1) sebanyak 2 orang dan (S2)
sebanyak 43 orang.
2. Perancang Undang-Undang berijazah (S2) sebanyak 6 orang.
3. Analisis Anggaran Berijazah (S1) sebanyak 1 orang.
4. Penterjemah berijazah (S1) sebanyak 4 orang.
12
5. Pranata Komputer sebanyak 9 orang terdiri dari (S1) sebanyak 5 orang
dan (S2) sebanyak 4 orang.
6. Arsiparis berijazah (S1) sebanyak orang
7. Pustakawan berijazah (S1) sebanyak 3 orang.
8. Pemeriksa Anggaran berijazah (S1) sebanyak orang
9. Verikatur berijazah (S1) sebanyak 2 orang
10. Pengolahan Data Pelaksanaan Anggaran berijazah (S1) sebanyak 1
orang
11. Perencanaan Anggaran berijazah (S1) sebanyak 2 orang
12. Pramu informasi berijazah (S1) sebanyak 3 orang.
E. Pengangkatan CPNS menjadi PNS
Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) PP No. 98 Tahun 2000, sebelum
menjadi PNS maka CPNS harus menjalani masa percobaan sekurang-
kurangnya 1 tahun dan paling lama 2 tahun. Masa percobaan ini juga
dijalani oleh seluruh CPNS Setjen DPR RI. Adapun selama masa
percobaan terdapat 1 orang CPNS yang mengundurkan diri. Pada akhir
masa percobaan, para CPNS mengikuti pendidikan dan pelatihan Pra-
jabatan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Perhubungan. Sesudah
itu menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Cipto Magunkusumo. Semua
CPNS berhasil lulus pendidikan dan pelatihan Pra-Jabatan serta tes
kesehatan. Unsur penilaian prestasi kerjapun bernilai baik, sehingga
memenuhi kriteria untuk diangkat menjadi PNS berdasarkan Pasal 14 ayat
(1) PP No. 98 Tahun 2000.
13
BAB TIGA
EVALUASI KINERJA PEGAWAI HASIL PENGADAAN CPNS 2009
A. Gambaran Umum Kuesioner
1. Objek Evaluasi
CPNS yang dijadikan objek evaluasi berjumlah 30 orang
dengan formasi jumlah yang seimbang antara laki-laki dan perempuan
masing-masing 50%.
Gambar 3.1. Objek Evaluasi
PEREMP
UAN
50%
LAKI-
LAKI
50%
2. Responden
Jumlah dari responden adalah 48 orang dengan 23 orang
(52,1%) merupakan atasan dari para CPNS yang menjadi objek
evaluasi. Sedangkan 25 orang (47,9%) merupakan perwakilan dari
teman sejawat.
Gambar 3.2. Data Responden
ATASAN
47,9%
TEMAN
SEJAWAT
52,1%
14
B. Hasil Penilaian terhadap Pengadaan dan Kinerja CPNS 2009 (60
kuesioner)
1. Proses Publikasi
a. Transparansi
Dari 60 kuesioner, sekitar 20% responden menyatakan
sangat setuju dan 55% menyatakan setuju bahwa pengadaan
CPNS 2009 telah dipublikasikan secara transparan karena
pengadaan sudah dijalankan secara online, sudah dipublikasi
secara luas dan menggunakan lembaga pengadaan independen.
Sekitar 18% responden menyatakan ragu-ragu terhadap
transparansi penerimaan CPNS 2009 dikarenakan publikasi
pengadaan hanya dilakukan pada tahap awal pengadaan.
Gambar 3.3. Transparansi Proses Publikasi Pengadaan CPNS
Kemudian sekitar 5% responden menyatakan tidak setuju
pengadaan CPNS 2009 telah dipublikasikan secara transparan
karena publikasi tidak dilakukan pada setiap tahapan pengadaan
dan internal Setjen DPR RI banyak yang tidak mengetahui adanya
pengadaan. Sisanya sekitar 2% responden menyatakan sangat
tidak setuju bahwa proses pengadaan telah dilakukan secara
15
transparan karena dinilai belum terbuka dalam proses
pengadaannya dan penempatan berbeda dengan formasi pada
pengumuman.
b. Bebas KKN
Dari 60 kuesioner, sekitar 8% responden yang menyatakan
sangat setuju dan 27% setuju bahwa pengadaan CPNS 2009
bebas KKN karena pengadaan sudah dijalankan secara online,
dipublikasi secara luas dan menggunakan lembaga pengadaan
independen. Hanya 15% yang menilai rekrutmen belum bebas
KKN.
Gambar 3.4. Pengadaan Bebas KKN
Selain itu hasil komunikasi responden dengan CPNS
menunjukkan tidak adanya indikasi KKN. Sedangkan 47%
responden menyatakan ragu-ragu karena terdapat indikasi KKN
pada tahap wawancara karena keputusan berada pada pihak
Setjen DPR RI. Sedangkan 2% responden menyatakan sangat
tidak setuju dan 13% responden yang menyatakan tidak setuju
pengadaan CPNS 2009 bebas KKN beralasan bahwa ada indikasi
16
telah terjadi KKN yang terlihat dari adanya hubungan kekerabatan
dan hubungan kerja sebelumnya antara CPNS dengan pegawai
Setjen atau anggota DPR RI serta dari kinerja yang tidak begitu
baik yang ditunjukkan oleh CPNS itu sendiri. Sedangkan 3%
responden tidak memberikan pendapatnya.
2. Keberhasilan mendapatkan pegawai yang berkualitas
Dari 60 kuesioner, sekitar 7% responden menyatakan sangat
setuju dan 66% responden menyatakan setuju bahwa pengadaan
CPNS 2009 telah berhasil mendapatkan CPNS yang berkualitas
dengan alasan CPNS memiliki kemampuan analisa sudah cukup
memadai, berkualitas dan dapat bekerja dengan baik. Sedangkan
sekitar 12% responden menyatakan tidak setuju pengadaan CPNS
2009 telah berhasil mendapatkan CPNS yang berkualitas karena
memiliki sikap yang kurang baik, seperti tidak bisa bersosialisasi, tidak
mampu berkooordinasi dan berkomunikasi, kurang bertanggung jawab,
kurang loyal dan kurang menghormati.
Gambar 3.5. Keberhasilan Mendapatkan CPNS yang Berkualitas
17
Selain itu kemampuan melakukan pekerjaan CPNS masih sangat
terbatas karena bekerja tidak sesuai keahlian, kurangnya kemampuan
menulis dan menganalisa. Kemudian sekitar 15% responden
menyatakan ragu-ragu melakukan penilaian terhadap terhadap
keberhasilan pengadaan CPNS 2009 karena untuk mengukur kualitas
CPNS setidaknya dibutuhkan waktu 5 tahun dan harus ada evaluasi
terhadap pengadaan CPNS tersebut.
3. Kemampuan CPNS
Kriteria pengukuran kemampuan CPNS dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian terhadap PNS menurut PP No. 10
Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil jo. PP No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil, diuraikan dalam Gambar 3.6.
Gambar 3. 6. Penilaian Kemampuan CPNS
a. Bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
menunjukkan hasil sebagai berikut:
18
1) Penilaian atasan langsung, sekitar 54,2% menyatakan adanya
kemampuan yang besar dari CPNS bekerja sesuai peraturan
perundang-undangan. Sedangkan sekitar 33,3% menyatakan
sedang-sedang saja.
2) Penilaian teman sejawat CPNS, sekitar 38,9% menyatakan
kemampuan yang sedang dari CPNS. Sedangkan 55,6%
menyatakan adanya kemampuan yang besar dari CPNS untuk
bekerja sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Jujur dalam menjalankan tugas menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 45,8% menyatakan
adanya kemampuan yang besar; 29,2% menyatakan sedang
dan 20,8% menyatakan sangat besar kemampuan CPNS untuk
bersifat jujur.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 30,6% menilai sedang dan
50,8% menilai besar kemampuan CPNS untuk bersifat jujur.
c. Mampu menjunjung tinggi nilai-nilai institusi menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 54,2% menilai besar.
Sedangkan yang menilai sangat besar dan sedang masing-
masing sebesar 16,7%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 61,1% menilai besar dan
30,6% menilai sedang.
d. Menjunjung tinggi etika kepegawaian dalam menjalankan tugas
menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 50% menilai sedang dan
37,5% menilai besar.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 36,1% menilai sedang dan
52,8% menilai besar.
e. Mengutamakan pekerjaan diatas kepentingan pribadi atau golongan
menunjukkan hasil sebagai berikut:
19
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 50% menilai sedang dan
29,2% menilai besar. Sedangkan yang menilai sedikit sebesar
12,5%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 47,5% menilai besar, dan
27,8% menilai sedang.
f. Memiliki loyalitas dalam pekerjaan menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 33,3% menilai besar,
20,8% menilai sedang, 25% menilai sedikit.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 57,1% menilai besar,
sedangkan yang menilai sedang 25,7%.
g. Mampu menjalankan penugasan dengan benar menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 45,8% menilai besar,
33,3% menilai sedang.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 55,6% menilai besar dan
27,8% sedang.
h. Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 37,5% menilai besar dan
33,3% sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar
sebanyak 20,8%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 47,2% menilai besar dan
30,6% sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar sekitar
11,1%.
i. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 50% menilai besar.
Sedangkan 20,8% menilai sedang.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 47,2% menilai besar, 22,2%
menilai sedang.
20
j. Mampu bekerja di bawah tekanan menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 45,8% menilai sedang
dan 29,2% menilai besar.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 55,6% menilai besar dan
22,2% sedang.
k. Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan tugas
menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, yang menilai sedang dan besar
sebanyak 37,5%. Sedangkan yang menilai sangat besar
sebanyak 12,5%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 50% menilai besar dan 22,2%
menilai sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar sekitar
13,9%.
l. Mampu berkomunikasi dengan baik menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 45,8% menilai besar dan
33,3% menilai sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar
sebanyak 12,5%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 38,9% menilai besar dan
30,6% menilai sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar
sekitar 16,7%.
m. Mampu bersosialisasi dengan baik menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 48% menilai besar dan
28% menilai sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar
sebanyak 12%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 40% menilai besar dan 34,3%
menilai sedang. Sedangkan yang menilai sangat besar sekitar
14,3%.
21
n. Mampu memotivasi dan mempengaruhi orang lain dalam
menjalankan tugasnya menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 58,3% menilai sedang,
dan yang menilai besar dan sedikit masing-masing 20,8%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 33,3% menilai sedang, 36,1%
menilai besar dan 16,7% menilai sedikit.
o. Mudah dalam menjalankan instruksi menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, yang menilai besar sebanyak
54,2%. Sedangkan yang menilai sedang sebanyak 25%.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 63,9% menilai besar dan 11%
menilai sedang.
p. Berfikir dan bekerja sistematis menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 62,5% menilai besar dan
16,7% menilai sedang.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 61,1% menilai besar dan
11,1% menilai sedang.
q. Kreatif dan inovatif dalam bekerja menunjukkan hasil sebagai
berikut:
1) Penilaian atasan langsung, yang menilai besar sebanyak
43,5%. Sedangkan sebanyak 34,8% menilai sedang.
2) Penilaian teman sejawat, yang menilai besar sekitar 48,6%.
Sedangkan sekitar 27% menilai sedang.
r. Mampu mengidentifikasi masalah lebih tepat menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 41,7 menilai besar dan
50% menilai sedang.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 44,4% menilai besar dan
41,7% menilai sedang.
s. Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan tujuan yang
jelas menunjukkan hasil sebagai berikut:
22
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 37,5% menilai sedang,
33,3% menilai besar dan 20,8% menilai sedikit.
2) Penilaian teman sejawat, sekitar 38,9% menilai besar.
Sedangkan yang menilai sedang dan sedikit masing-masing
sebanyak 25%.
t. Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan output yang
terukur menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Penilaian atasan langsung, sebanyak 50% menilai sedang,
16,7% menilai sedikit, 20,8% menilai besar.
2) Penilaian teman sejawat, yang menilai sedikit dan sedang
masing-masing sekitar 25%. Sedangkan yang menilai besar
sekitar 44,4%.
C. Penilaian atas Peran Organisasi1
Organisasi telah berperan banyak untuk menghasilkan CPNS Tahun
2009 yang lebih berkualitas. Dalam proses pengadaan, bagian
kepegawaian berperan dalam melaksanakan penanganan administrasi
sampai penerbitan SK, termasuk KP4 dan CV sampai penempatan CPNS.
Pada pengadaan CPNS Tahun 2009 dibentuk Tim Pengadaan dan Panitia
Pengadaan CPNS yaitu pihak ketiga dalam hal ini yang memenangkan
tender adalah PT. Daya Makara UI. Untuk proses seleksi awal sampai
psikotes diselenggarakan oleh pihak ketiga sedangkan pada proses
wawancara dilakukan oleh Tim pewawancara yang ditentukan oleh Setjen
DPR RI yang melibatkan unit-unit kerja berdasarkan jumlah pelamar di
masing-masing unit kerja tersebut dengan didampingi juga oleh pihak
ketiga.
Namun demikian, Setjen DPR RI hanya membuat pedoman
pengadaan CPNS Tahun 2009, kemudian pelaksanaannya dikembalikan
kepada pihak ketiga. Untuk masalah formasi pengadaan CPNS Tahun
2009, Setjen DPR RI meminta masukan jumlah dan kualifikasi kepada unit
1 Bagian ini disarikan dari wawancara dengan beberapa narasumber.
23
kerja masing-masing berdasarkan analisis beban kerja yang kemudian
diajukan kepada Kementrian PAN dan RB untuk ditindaklanjuti.
Sementara itu, terkait dengan upaya pembinaan dan pemberdayaan
terhadap CPNS tidak hanya dilakukan melalui pendidikan akan tetapi juga
pelatihan-pelatihan, seperti in job training dan diklat-diklat baik yang
dilakukan sendiri oleh Setjen DPR RI maupun dilakukan oleh pihak di luar
kesetjenan. Pelatihan-pelatihan ini dilakukan berbasis pekerjaan, bagi
CPNS untuk jabatan struktural melalui program pengembangan karier
managerial sedangkan fungsional sesuai dengan kebutuhan jabatan.
Pelatihan-pelatihan ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
praktis para CPNS.
Setelah bekerja kurang lebih satu tahun, terhadap CPNS sudah
dapat dilakukan evaluasi dan salah satu hasil evaluasi adalah dengan
memindahkan pegawai ke tempat yang sesuai dengan kompetensi CPNS
dan tempat yang lebih membutuhkan kompetensi dari CPNS yang
bersangkutan. Upaya pemindahan ini lazim disebut mutasi. Sebagai contoh,
mutasi yang dilakukan terhadap pegawai baru hasil pengadaan CPNS 2009
yaitu satu orang yang sebelumnya ditempatkan di bagian perencanaan
kemudian dipindahkan ke bagian Badan Anggaran (Banggar) karena
kompetensi dan kinerjanya yang baik dan dibutuhkan oleh Alat
Kelengkapan Dewan tersebut.
Sementara itu untuk bagian kepegawaian, terkait dengan pembinaan
dan pemberdayaan CPNS dilakukan sampai proses keluarnya SK CPNS
dan Surat Melaksanakan Tugas. Setelah itu, pembinaan CPNS diserahkan
langsung kepada unit kerja dan menjadi tanggung jawab unit kerja masing-
masing. Bagian kepegawaian hanya mengurusi administrasi kepegawaian
termasuk persiapan pra jabatan bagi CPNS sebagai syarat untuk diangkat
menjadi PNS. Untuk pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan (diklat)
bagi CPNS selama ini belum dapat diselenggarakan karena belum ada
prosedur dan aturan yang jelas mengenai itu. Padahal sebaiknya perlu ada
pembinaan bagi CPNS agar dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sampai dengan pengangkatan menjadi PNS dapat lebih baik ke
depannya.
24
Selain itu ada juga narasumber yang kebetulan membawahi
beberapa CPNS menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan CPNS
dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan. Pendekatan ini dilakukan
dengan upaya lisan untuk meningkatkan kualitas CPNS sehingga dapat
memenuhi kebutuhan organisasi. Pembinaan dalam bentuk teguran juga
pernah dilakukan oleh narasumber yang menjabat sebagai pejabat
pengawas internal sehubungan dengan tindakan pelanggaran disiplin
CPNS.
Organisasi sangat mempengaruhi terhadap pengembangan potensi
seorang pegawai. Dilihat dari peran ini, Setjen DPR RI memperlihatkan
bahwa Organisasi telah menunjukkan usaha pembinaan dan
pemberdayaan terhadap Pegawai Hasil Pengadaan CPNS Tahun 2009.
Salah satu hal yang memperlihatkan bahwa organisasi melakukan
pemberdayaan adalah dengan melibatkannya Pegawai Hasil Pengadaan
CPNS Tahun 2009 dalam Tim-Tim yang dibentuk oleh Setjen DPR RI.
Salah satu hal yang mendorong adanya pemberdayaan adalah Pegawai
Hasil Pengadaan CPNS Tahun 2009 relatif lebih mudah diarahkan ketika
diberi suatu tugas.
Pandangan positif terhadap Pegawai Hasil Pengadaan CPNS Tahun
2009 juga diperlihatkan oleh beberapa Pegawai Hasil Pengadaan CPNS
Tahun 2009 yang sudah diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, yaitu 4 orang dari mereka yang menjadi
pejabat fungsional peneliti sedang melanjutkan jenjang pendidikan S3, 1
orang pejabat fungsional peneliti yang melanjutkan jenjang pendidikan S2
dan 2 orang staf fungsional umum yang telah melanjutkan ke jenjang S2.
25
BAB EMPAT
EVALUASI PEDOMAN PENGADAAN CPNS
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan awal dari proses pengadaan
CPNS. Oleh sebab itu tahap ini merupakan titik tolak dimulainya semua
kegiatan pengadaan. Perencanaan pengadaan CPNS tahun 2009 dilakukan
pada pertengahan tahun, akibatnya pengadaan baru dapat dilakukan pada
akhir tahun 2009. Sedangkan kementerian dan lembaga negara lainnya
telah terlebih dahulu melakukan kegiatan pengadaan, sehingga CPNS
terbaik telah lebih dahulu tersaring oleh kementerian dan lembaga Negara
lainnya tersebut.
Pada tahap perencanaan ini juga dilakukan kerjasama pengadaan
dengan pihak ketiga melalui kegiatan tender penyelenggaraan pengadaan.
Pengadaan oleh pihak ketiga sejalan dengan tujuan kegiatan pengadaan
CPNS tahun 2009 yaitu pengadaan yang bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Adapun pihak ketiga pemenang tender UI Consulting PT
Daya Makara UI. Pemikiran penggunaan UI sebagai pihak ketiga selain
untuk menjaga independensi juga karena lembaga ini telah berpengalaman
melakukan proses rekrutmen. Akan tetapi sebagai lembaga yang bernaung
dalam tubuh sebuah universitas tertentu maka sedikit banyaknya
berpengaruh kepada proses pengadaan karena solidaritas antar alumni.
Dari hasil kuesioner didapatkan data bahwa terdapat beberapa
CPNS yang ditempatkan pada formasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu terdapat juga CPNS yang ditempatkan tidak sesuai
dengan formasi awal ketika CPNS tersebut melamar.
B. Pengumuman
Beberapa responden dalam kuesioner juga mengeluhkan kurangnya
proses publikasi pengadaan CPNS 2009. Bahkan banyak pegawai dalam
tubuh internal Setjen DPR RI yang tidak mengetahui adanya pengadaan
CPNS tersebut. Pengumuman pengadaan CPNS tahun 2009 dilakukan
26
pada dua surat kabar yang terbit secara nasional dan website DPR RI.
Media pengumuman ini sangat terbatas, padahal formasi yang dibuka
cukup banyak. Formasi yang cukup banyak ini tentu harus didukung oleh
jumlah kandidat CPNS dalam jumlah cukup besar. Akan tetapi jumlah ini
tidak berhasil dipenuhi dalam pengadaan CPNS tahun 2009.
Pasal 5 PP No. 98 Tahun 2000 mengatur bahwa pengumuman
dilakukan paling lambat lima belas hari sebelum tanggal penerimaan
pelamar. Berhubung besarnya formasi yang diinginkan maka pengumuman
dapat dilakukan lebih awal sehingga jangka waktu penyaringan kandidat
CPNS dapat lebih lama. Selain itu kandidat CPNS membutuhkan banyak
waktu untuk melengkapi persyaratan oleh sebab itu panjangnya waktu
pendaftaran membuat CPNS memiliki banyak waktu untuk melengkapi
syarat-syarat yang diperlukan.
C. Persyaratan
Pengadaan CPNS tahun 2009 kebanyakan untuk mengisi formasi
peneliti dan perancang undang-undang yang mempersyaratkan pendidikan
minimal S2 yang lulusannya jauh lebih sedikit dibandingkan S1. Selain itu
formasi tertentu juga mempersyaratkan bidang studi yang sangat spesifik
dan tidak terdapat pada semua universitas sehingga lulusannya juga sangat
terbatas, seperti formasi untuk peneliti hukum administrasi negara yang
mempersyaratkan latar belakang pendidikan S2 hukum Administrasi.
Universitas yang membuka jurusan ini sangat sedikit, sehingga lulusannya
juga kecil setiap tahunnya. Oleh sebab itu salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk mendapatkan kandidat yang tepat adalah menyebarkan
pengumuman pengadaan sampai kepada universitas-universitas terkait.
Penyaluran pengumuman-pengumuman pengadaan CPNS langsung ke
universitas dapat dilakukan dengan menggunakan saluran alumni-alumni
universitas terkait yang bekerja di lingkungan Setjen DPR RI.
Beberapa responden dalam kuesioner mengeluhkan adanya CPNS
yang kurang berani mengemukakan pendapat, kurang kemampuan
berdiskusi, kurang inisiatif dalam bekerja, kurangnya kemampuan
menganalisis dan menulis. Padahal kemampuan-kemampuan tersebut
27
dibutuhkan di lingkungan Setjen DPR RI yang sangat dinamis dan penuh
tekanan. Oleh sebab itu dibutuhkan persyaratan yang lebih berat dan ketat
untuk dapat menjaring CPNS yang dibutuhkan oleh Setjen dan Anggota
DPR RI.
D. Penyaringan
Bagi formasi dengan lulusan universitas yang sangat terbatas, tim
pengadaan CPNS dapat melakukan upaya jemput bola dengan menyaring
langsung ke universitas-universitas terkait. Proses ini dapat dilakukan pada
tahap awal pengadaan sekaligus dengan tujuan penyebarluasan informasi
pengadaan CPNS.
Bekerja membantu Anggota DPR RI dan Setjen DPR RI memiliki
tuntutan dan tekanan yang sangat besar, baik terkait kualitas maupun
kuantitas pekerjaan. Oleh sebab itu, diperlukan kondisi psikologis yang
cukup baik dari para kandidat. Kandidat tidak hanya dituntut memiliki
kecerdasan intelegensi akan tetapi juga kecerdasan emosional. Sehingga
seleksi psikologis perlu dibenahi untuk mengatasi beberapa permasalahan
pisikologis yang terungkap dalam kuesioner Pengadaan CPNS 2009.
Beberapa permasalahan pisikologis tersebut antara lain arogan, kurang
disiplin, kurang jujur, kurang memiliki integritas dan loyalitas, seperti adanya
CPNS yang melakukan pekerjaan lain, kurang komunikatif dan tidak
mampu bekerja dalam tim.
Beberapa responden menyatakan bahwa terdapat celah KKN pada
proses pengadaan CPNS 2009 yaitu terkait hasil wawancara akhir yang
ditentukan oleh pihak Setjen. Selain itu beberapa responden juga
mempertanyakan profesionalitas dari pegawai Setjen DPR RI yang ditunjuk
sebagai pewawancara. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembenahan pada
sistem akhir pengadaan yaitu pada tahap wawancara. Pewawancara juga
sebaiknya melalui seleksi yang ketat sesuai unit kerjanya masing-masing
untuk menghindari terjadinya intervensi dari pihak-pihak yang
berkepentingan.
28
E. Pembinaan dan Pemberdayaan terhadap CPNS
Upaya pembinaan dan pemberdayaan terhadap CPNS meliputi
penindakan dan pengawasan jika CPNS melakukan tindakan pelanggaran
disiplin. Kepegawaian beranggapan bahwa peraturan PP No. 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri berlaku juga terhadap CPNS,
sehingga menganggap upaya pembinaan dan pengembangan CPNS
termasuk berkaitan tindakan pelanggaran disiplin diserahkan kepada
atasan langsung CPNS pada unit kerja masing-masing. Aturan ini
menghambat pihak lain melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
CPNS termasuk kepegawaian. Padahal data-data kedisiplinan pegawai
berada di tangan kepegawaian. Sehingga aturan ini memerlukan koordinasi
yang baik antara kepegawaian dengan pimpinan masing-masing CPNS.
Pengadaan CPNS Tahun 2009 diakui oleh responden dan
narasumber sudah berhasil menjaring CPNS 2009 yang berkualitas secara
intelektual dan berkompetensi, namun masih terdapat sebagian kecil CPNS
2009 yang dianggap memiliki masalah dengan etika kesopanan sehingga
perlu diperbaiki ke depannya.
Sementara itu, berkenaan dengan aturan pegawai untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sudah diakomodasi melalui
Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 70/SEKJEN/2011 tentang Pedoman
Tugas Belajar bagi PNS di Lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI, yang
mempersyaratkan masa kerja minimum tertentu bagi pegawai untuk dapat
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Usia minimum tersebut
sangat singkat sehingga memungkinkan untuk pegawai yang sudah
menjadi PNS atau sudah memiliki jabatan fungsional untuk segera
melanjutkan studi. Namun demikian, menurut salah satu narasumber aturan
tersebut dalam prakteknya terlalu mengutamakan senioritas. Hal ini muncul
karena masih belum diterapkan kepada semua pegawai akibatnya ada
pegawai yang mendapat keringanan meskipun secara umur persyaratan
usia sudah tidak memenuhi syarat.
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya diketahui bahwa:
1. Perencanaan Rekrutmen CPNS 2009 tidak sesuai antara kebutuhan
dengan hasil pengadaan. Ini disebabkan karena calon pegawai yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratannya tidak terpenuhi.
2. Persyaratan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan kurang
memperhatikan terhadap aspek ketersediaannya. Kesimpulan ini
berhubungan dengan kesimpulan nomor 1 di atas.
3. Meskipun masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa
pengadaan CPNS Tahun 2009 belum transfaran dan masih sarat KKN,
tetapi nilainya sangat kecil, sehingga secara umum proses pengadaan
CPNS Tahun 2009 relatif sudah transfaran dan bebas KKN.
4. Secara umum atau 73 persen responden melihat bahwa Pengadaan
CPNS Tahun 2009 telah berhasil mendapatkan pegawai yang berkualitas
dengan alasan mereka memiliki kemampuan analisa yang sudah cukup
memadai, berkualitas dan dapat bekerja dengan baik.
5. Dengan mengunakan 20 indikator, maka menunjukkan bahwa Pegawai
Hasil Pengadaan CPNS Tahun 2009 menunjukkan penilaian yang
lumayan baik karena penilaian baik dan sangat baik (lebih besar)
mencapai 55,7 persen, dan level rata-rata sedang 30,33 persen.
6. Organisasi telah menunjukkan usaha pemberdayaan terhadap Pegawai
Hasil Pengadaan CPNS Tahun 2009. Hal ini diperlihatkan dengan
dilibatkannya Pegawai tersebut dalam Tim-Tim yang dibentuk oleh
Setjen DPR RI. CPNS 2009 juga diikut sertakan dalam pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja supaya sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pembinaan dan pemberdayaan terhadap CPNS
2009 juga dilakukan melalui evalusi. Hasil evaluasi dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi atasan untuk melakukan pendekatan kekeluargaan
terhadap CPNS 2009 untuk memberikan motivasi supaya dapat bekerja
lebih baik sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu dapat menjadi
30
bahan pertimbangan untuk mutasi CPNS 2009 tersebut ke unit yang
sesuai dengan kompetensi CPNS 2009 tersebut ketika nanti menjadi
PNS. Selain itu juga beberapa CPNS telah diberi kesempatan untuk
meneruskan pendidikan setelah berhasil menjadi PNS.
B. Saran
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 9
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil maka proses pengadaan CPNS telah diatur mulai dari tahapan
perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, penetapan
kelulusan, permintaan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipll sampai
dengan pengangkatan menjadi CPNS. Sehingga semua instansi
pemerintahan termasuk Setjen DPR RI tinggal melaksanakan peraturan
tersebut dengan sebaik-baiknya. Salah satunya dengan cara
mempersiapkan pejabat-pejabat yang kompeten dan independen untuk
mendukung tim pengadaan CPNS sebagaimana diamanatkan oleh
Peraturan Kepala BKN No. 9 Tahun 2012 tersebut.
Terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan terhadap CPNS.
Terdapat beberapa kritikan bagi sebagian dari pegawai baru hasil
Pengadaan CPNS 2009 yang berkaitan dengan etika yang kurang baik
seperti kurang ramah dan cenderung cuek terhadap pegawai Setjen DPR
RI lainnya. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan kedepannya yaitu
diadakan suatu pendidikan/pelatihan khusus mengenai etika dan
pengenalan terhadap lingkungan kesetjenan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memasukkan beberapa materi tentang etika pegawai dalam bahan
orientasi terhadap CPNS.
31
LAMPIRAN.1
32
KUESIONER EVALUASI PENGADAAN CPNS TAHUN 2009
DATA PENILAI
Nama Penilai : .....................................................................
Hubungan dengan yang dinilai :
1. Atasan Langsung Sebagai Eselon III
2. Atasan Langsung Sebagai Eselon IV
3. Koordinator
4. Wakil Koordinator
5. Teman Sejawat
Pegawai yang dinilai : .....................................................................
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Evaluasi penyelenggaraan pengadaan CPNS Tahun 2009 bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis pendapat Saudara tentang kualitas pengadaan CPNS, pencapaian tujuan pengadaan CPNS, dan kualitas CPNS.
2. Untuk pertanyaan tertutup, Saudara dimohon menjawab dengan cara memilih dan memberikan tanda (X) pada salah satu pilihan jawaban.
Nilai Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban
1 Sangat Tidak Setuju Sangat Sedikit
2 Tidak Setuju Sedikit
3 Ragu-Ragu Sedang
4 Setuju Besar
5 Sangat Setuju Sangat Besar
3. Untuk pertanyaan terbuka, Saudara dimohon kesediaan untuk menuliskan uraian tertulis secara lebih rinci yang menggambarkan pendapat, kritik, perasaan dan pemikiran Saudara.
4. Kuesioner ini dipergunakan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan sungguh-sungguh.
33
BUTIR PERTANYAAN
No Aspek Penilaian Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju Sangat Setuju
1 Menurut pendapat Saudara Pengadaan CPNS 2009 dipublikasi secara transparan.
2 Menurut pendapat Saudara Pengadaan CPNS 2009 bebas dari KKN.
3 Alasan Saudara menjawab “Sangat Tidak Setuju/ Tidak Setuju, atau Setuju/Tidak Setuju untuk pertanyaan nomor 2.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju Sangat Setuju
4 Menurut pendapat Saudara, secara umum tujuan pengadaan CPNS 2009 berhasil mendapatkan pegawai yang berkualitas.
5 Alasan Saudara menjawab “Sangat Tidak Setuju/ Tidak Setuju, atau Setuju/Tidak Setuju untuk pertanyaan nomor 4.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
6 Pengadaan CPNS 2009 menghasilkan pegawai yang mencerminkan kemampuan pegawai (Pegawai yang nilai), dalam hal :
34
Sangat Sedikit
Sedikit Sedang Besar Sangat Besar
6.1 Bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6.2 Jujur dalam menjalankan tugas.
6.3 Mampu menjunjung tinggi nilai-nilai institusi.
6.4 Menjunjung tinggi etika kepegawaian dalam menjalankan tugas.
6.5 Mengutamakan pekerjaan diatas kepentingan pribadi atau golongan.
6.6 Memiliki loyalitas dalam pekerjaan.
6.7 Mampu menjalankan penugasan dengan benar.
6.8 Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
6.9 Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu.
.
6.10 Mampu bekerja di bawah tekanan.
6.11 Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan tugas
.
6.12 Mampu berkomunikasi dengan baik.
.
6.13 Mampu bersosialisasi dengan baik.
6.14 Mampu memotivasi dan mempengaruhi orang lain dalam menjalankan tugasnya.
6.15 Mudah dalam menjalankan instruksi.
6.16 Berfikir dan bekerja sistematis.
6.17 Kreatif dan inovatif dalam bekerja.
6.18 Mampu mengidentifikasi masalah lebih tepat.
35
6.19 Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan tujuan yang jelas.
6.20 Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan output yang terukur.
7 (Pertanyaan untuk Saudara sebagai Atasan Langsung/ Koordinator/ Wakil Koordinator)
Komentar positif/negatif terhadap kemampuan Pegawai yang dinilai.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
8 (Pertanyaan untuk Saudara sebagai adalah Teman Sejawat)
Komentar positif/negatif terhadap kemampuan Pegawai yang dinilai.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
9 Komentar tambahan atas kualitas pengadaan CPNS 2009.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
36
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
10 Saran atas pengadaan CPNS kedepan.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
---- Terima kasih atas kesediaan Saudara mengisi kuesioner ini ----
37
LAMPIRAN.2
37
Aspek Penilaian STS/SSt TS/St RR/Sd S/B SS/SB Kosong
A. Proses Publikasi Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Transparan 1 1,67% 3 5,00% 11 18,33% 33 55,00% 12 20,00%
2 Bebas KKN 1 1,67% 8 13,33% 28 46,67% 16 26,67% 5 8,33% 2 3,33%
3 Alasan Sistem rekrutmen kurang transparan karena penempatan berbeda dengan formasi dalam pengumuman serta terdapat KKN.
Terdapat indikasi KKN terlihat dari kekerabatan, hubungan kerja sebelumnya dan kinerja (relatif); pengumuman penerimaan CPNS kurang disosialisasikan bahkan pegawai sendiripun tidak mengetahui; tidak seluruh tahapan dipublikasikan secara online dan transparan serta masih ada intervensi dari anggota dewan maupun pejabat Setjen.
Publikasi pengumuman pada tahap awal telah memadai hanya saja tidak dilakukan pada tahap berikutnya. Terdapat indikasi KKN terutama Nepotisme dan pada tahap wawancara karena pengaruh jabatan dan keputusan berada pada pihak Setjen. Misalnya ada yang lolos tes kesehatan walaupun mempunyai penyakit. KKN dapat dimaklumi selama mampu menjaring CPNS yang berkualitas. Tidak mengetahui secara pasti proses pengadaan CPNS, siapa saja yang terlibat, kepentingan didalamnya dan hasilnya karena wewenang bagian kepegawaian. Perekrutan khusus penerjemah sebaiknya menggunakan pihak ketiga yang mengerti kualitas penerjemah.
Pengadaan sudah dijalankan secara online, sudah dipublikasi secara luas dan menggunakan lembaga pengadaan independen atau pihak ketiga yaitu Universitas Indonesia sehingga harusnya telah bebas KKN. Hasil komunikasi dengan CPNS juga tidak menunjukkan adanya indikasi KKN. panitia pengadaan CPNS dan pelamar tidak berhubungan langsung.
Pengadaan CPNS dilaksanakan secara online, terbuka dan transparan, dengan pihak ketiga dan tidak ada hubungan dengan panitia pengadaan, syarat-syarat menjadi PNS jelas/ terseleksi dan murni hasil tes.
Sistem rekrutmen kurang transparan karena penempatan berbeda dengan formasi dalam pengumuman serta terdapat KKN.
38
B. Tujuan Pengadaan
1 Mendapatkan pegawai
yang berkualitas 0 0,00% 7 11,67% 9 15,00% 40 66,67% 4 6,67%
2 Alasan Memiliki sikap yang kurang baik seperti: tidak bisa bersosialisasi, tidak mampu berkooordinasi, kurang kemampuan berkomunikasi, kurang bertanggung jawab, kurang loyal dan kurang menghormati. kemampuan melakukan pekerjaan masih sangat terbatas karena tidak sesuai keahlian, kurangnya kemampuan menulis dan menganalisa serta adanya indikasi KKN sehingga mempengaruh kinerja. Klasifikasi pegawai yang dipersyaratkan perlu ditingkatkan. Bertambahnya pegawai baru tetapi masih banyak pekerjaan fungsional/ teknis yang terbengkalai. Belum adanya penerjemah yang dapat diandalkan sesuai dengan yang dibutuhkan dan kedisiplinan yang sangat rendah serta tidak bisa bekerja dibawah tekanan sehingga ada 2 orang pegawai penerjemah yang mengundurkan diri dari PNS.
Belum dapat terukur karena setidaknya membutuhkan waktu 5 tahun. Kriteria dan tingkat kesulitan dalam penerjemahan sangat tinggi dan tingkat kemampuan penerjemah masih dibawah persyaratan yang seharusnya ada sehingga perekrutan harus selektif. Belum ada evaluasi yang menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak mau berasumsi dan mengeneralisasi bawahan/ staf dengan pegawai lainnya yang direkrut tahun 2009.
Kemampuan analisa sudah cukup memadai, berkualitas dan dapat bekerja dengan baik sesuai bidangnya. Tapi kadang tidak cocok untuk jabatan fungsional peneliti oleh sebab itu, perlu pelatihan dan peningkatan kemampuan CPNS dalam melaksanakan tugas dan penilaian CPNS hendaknya memperhatikan nilai ijazah dan asal perguruan tinggi (PT). Cepat beradaptasi, dan menguasai IT. Memiliki potensi dan kompetensi sesuai yang dibutuhkan, melaksanakan tugas dengan baik dan tepat sasaran dan output, tingkat pendidikan sudah mumpuni sebagian besar S2. Pengadaan CPNS dapat menggantikan/ regenerasi dari SDM sebelumnya dan didukung dengan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan unit kerja sehingga mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik dan didukung SDM yang masih muda. lebih berpotensi dan memiliki kapabilitas, mau belajar dan maju. Untuk mencapai kinerja yang maksimal.
Kualitas/ skill individu dan kerjasama/ teamwork yang bagus, sudah sesuai dengan kebutuhan bidang baik kemampuan akademis maupun non akademis , mempunyai ide dan kapasitas dalam kerja dan dapat merealisasikannya, semangat meningkatkan kualitas kerja.
39
SSt St Sd B SB kosong
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
C. Kemampuan Pegawai
1 Bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Atasan Langsung 0,0 1,0 4,2 8,0 33,3 13,0 54,2 2,0 8,3 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 0,0 14,0 38,9 20,0 55,6 1,0 2,8 1,0 2,8
2 Jujur dalam
menjalankan tugas.
a. Atasan Langsung 0,0 1,0 4,2 7,0 29,2 11,0 45,8 5,0 20,8 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 0,0 11,0 30,6 19,0 52,8 5,0 13,9 1,0 2,8
3 Mampu menjunjung tinggi nilai-nilai institusi.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 4,0 16,7 13,0 54,2 4,0 16,7 1,0 4,2
b. Teman Sejawat 0,0 0,0 11,0 30,6 22,0 61,1 1,0 2,8 2,0 5,6
4 Menjunjung tinggi etika kepegawaian dalam menjalankan tugas.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 12,0 50,0 9,0 37,5 1,0 4,2 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 2,0 5,6 13,0 36,1 19,0 52,8 1,0 2,8 1,0 2,8
5 Mengutamakan pekerjaan diatas kepentingan pribadi atau golongan.
a. Atasan Langsung 0,0 3,0 12,5 12,0 50,0 7,0 29,2 2,0 8,3 0,0
b. Teman Sejawat 1,0 2,8 6,0 16,7 10,0 27,8 17,0 47,2 1,0 2,8 1,0 2,8
6 Memiliki loyalitas dalam
pekerjaan.
a. Atasan Langsung 0,0 6,0 25,0 5,0 20,8 8,0 33,3 5,0 20,8 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 2,0 5,7 9,0 25,7 20,0 57,1 2,0 5,7 2,0 5,7
40
7 Mampu menjalankan penugasan dengan benar.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 8,0 33,3 11,0 45,8 3,0 12,5 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 1,0 2,8 10,0 27,8 20,0 55,6 4,0 11,1 1,0 2,8
8 Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 8,0 33,3 9,0 37,5 5,0 20,8 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 2,0 5,6 11,0 30,6 17,0 47,2 4,0 11,1 2,0 5,6
9 Mampu menyelesaikan
tugas tepat waktu.
a. Atasan Langsung 0,0 6,0 25,0 5,0 20,8 12,0 50,0 1,0 4,2 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 6,0 16,7 8,0 22,2 17,0 47,2 4,0 11,1 1,0 2,8
10 Mampu bekerja di
bawah tekanan.
a. Atasan Langsung 0,0 3,0 12,5 11,0 45,8 7,0 29,2 2,0 8,3 1,0 4,2
b. Teman Sejawat 1,0 2,8 3,0 8,3 8,0 22,2 20,0 55,6 3,0 8,3 1,0 2,8
11 Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan tugas
a. Atasan Langsung 0,0 3,0 12,5 9,0 37,5 9,0 37,5 3,0 12,5 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 4,0 11,1 8,0 22,2 18,0 50,0 5,0 13,9 1,0 2,8
12 Mampu berkomunikasi
dengan baik.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 8,0 33,3 11,0 45,8 3,0 12,5 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 4,0 11,1 11,0 30,6 14,0 38,9 6,0 16,7 1,0 2,8
13 Mampu bersosialisasi
dengan baik.
a. Atasan Langsung 1,0 4,0 2,0 8,0 7,0 28,0 12,0 48,0 3,0 12,0 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 3,0 8,6 12,0 34,3 14,0 40,0 5,0 14,3 1,0 2,9
14 Mampu memotivasi dan mempengaruhi orang lain dalam menjalankan tugasnya.
41
a. Atasan Langsung 0,0 5,0 20,8 14,0 58,3 5,0 20,8 0,0 0,0
b. Teman Sejawat 2,0 5,6 6,0 16,7 12,0 33,3 13,0 36,1 1,0 2,8 2,0 5,6
15 Mudah dalam
menjalankan instruksi.
a. Atasan Langsung 0,0 1,0 4,2 6,0 25,0 13,0 54,2 4,0 16,7 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 6,0 16,7 4,0 11,1 23,0 63,9 2,0 5,6 1,0 2,8
16 Berfikir dan bekerja
sistematis.
a. Atasan Langsung 0,0 2,0 8,3 4,0 16,7 15,0 62,5 3,0 12,5 0,0
b. Teman Sejawat 0,0 6,0 16,7 4,0 11,1 22,0 61,1 3,0 8,3 1,0 2,8
17 Kreatif dan inovatif
dalam bekerja.
a. Atasan Langsung 0,0 3,0 13,0 8,0 34,8 10,0 43,5 2,0 8,7 0,0
b. Teman Sejawat 1,0 2,7 3,0 8,1 10,0 27,0 18,0 48,6 3,0 8,1 2,0 5,4
18 Mampu mengidentifikasi masalah lebih tepat.
a. Atasan Langsung 0,0 1,0 4,2 10,0 41,7 12,0 50,0 1,0 4,2 0,0
b. Teman Sejawat 1,0 2,8 1,0 2,8 15,0 41,7 16,0 44,4 2,0 5,6 1,0 2,8
19 Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan tujuan yang jelas.
a. Atasan Langsung 0,0 5,0 20,8 9,0 37,5 8,0 33,3 1,0 4,2 1,0 4,2
b. Teman Sejawat 0,0 9,0 25,0 9,0 25,0 14,0 38,9 3,0 8,3 1,0 2,8
20 Dalam menyusun rencana kerja mampu merumuskan output yang terukur.
a. Atasan Langsung 0,0 4,0 16,7 12,0 50,0 5,0 20,8 2,0 8,3 1,0 4,2
b. Teman Sejawat 0,0 9,0 25,0 9,0 25,0 16,0 44,4 1,0 2,8 1,0 2,8
TOTAL 7 1,00 129 366 559 109 29
21 Komentar Tambahan
42
a. Atasan Langsung
Positif Sangat berkualitas, konsisten, tangguh, menguasai substansi, solutif, bisa diandalkan, kreatif, inovatif, taat peraturan, sistematis, loyal, jujur, dapat dipercaya dan amanah, dapat menerima masukan orang lain, komunikatif, berdisiplin, bertanggung jawab, berkomitmen, ramah, sopan santun, intelek, berkelas, update info, periang, humoris, modis, gemar membaca, mampu beradaptasi, bergaul, dan bersosialisasi, koorporatif, mau dan cepat belajar, mempunyai potensi yang cukup, cepat tanggap dan menjalankan tugas dengan baik dan benar sesuai perintah atasan, menguasai IT, ada peningkatan yang signifikan setelah diklat, mampu bekerjasama dengan baik, berdedikasi dan memiliki semangat belajar yang tinggi, memiliki kemampuan dan maju, baik dalam berpikir dan perencanaan, berusaha meningkatkan kemampuan individu pegawai, mengutamakan pekerjaan di atas kepentingan pribadi, mampu menganalisa dengan baik dan hubungan interpersonal yang baik.
Negatif Arogan, tidak patuh pada atasan langsung malah patuh pada eselon 2, kurang disiplin, kurang profesional, kurang disiplin terkait jam kerja, kurang inisiatif, kemampuan di bawah standar, kemampuan analisis masih kurang, kurang terbuka dalam membicarakan permasalahan-permasalahan, kurang berani mengemukakan pendapat, kemampuan menyalurkan pendapat secara tertulis agak kurang, kurang terbuka mengemukakan pendapat, kurang kemampuan berdiskusi, belum bisa memanage waktu, masih perlu bimbingan, kurang dalam pelaksanaan teknis, perlu belajar tentang struktural kesekjenan, DPR, dan diplomasi sebagai pejabat, pada bidang penerjemah belum bisa diandalkan untuk menjadi interpreter sekelas profesional karena kemampuan belum memadai, sering sakit dan kondisi fisik lemah, agak pasif, pendiam dan kurang komunikatif.
22
b. Teman Sejawat
Positif Memiliki kemampuan besar untuk menyelesaikan tugas dengan baik, tidak ragu untuk bertanya, cepat beradaptasi, mampu melaksanakan tugas dengan baik, mampu mengkoordinasi dan berkoordinasi, loyal, cepat tanggap, cekatan, bertanggung jawab, bisa diandalkan, mampu menyelesaikan tugas dengan baik, luwes, baik dan supel, jujur, memiliki integritas dan kapasitas yang baik, bekerjasama dalam tim, menyelesaikan tugas tepat waktu, bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, loyal, kemampuan analisis cukup memadai, mempunyai pribadi yang tegas dan berani, komunikatif, memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang IT, kemampuan bahasa Inggris cukup baik, kreatif, mampu bekerja dibawah tekanan, memiliki analisa yang tajam, kompetensi yang tinggi, mampu memotivasi diri dan orang lain, solusi maker, mudah bergaul, selalu ingin menambah wawasan, semangat untu mengembangkan kompetensi, ringan tangan, memiliki ide yang membangun, mau terus belajar dan mendengarkan arahan, rajin dan disiplin, aktif, toleransi tinggi, dan mampu berkoordinasi.
Negatif Sering ragu-ragu, kurang disiplin terkait jam kerja, kurang jujur masalah keuangan, integritas dan loyalitas masih setengah-setengah (pekerjaan sampingan), kurang komunikatif dan interpersonal skill, KKN, tidak mampu bekerja dalam tim, tidak efektif dalam bekerja, kurang memaksimalkan waktu kerja, kurang kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, belum menguasai semua sumber informasi yang ada agar memberikan pelayanan yang baik, kurang bersosialisasi, terlalu memperhatikan penampilan, kurang inisiatif, kurang bisa mengelola waktu, kurang fokus ke tugas, kerjasama dalam tim sedikit bermasalah, perlu pengalaman yang lebih banyak lagi, berusaha mengerjakan segala sesuatu tugas sendirian, persyaratan dan standar kemapuan masih dibawah untuk menjadi penerjemah, kurang bisa menganalisis masalah, kurang komunikasi, dan kurang teliti.
D. Kualitas Pengadaan Kualitas CPNS 2009 secara umum baik, bahkan lebih baik dari sebelumnya dan ada yang berkomentar terbaik, ada yang memiliki kemampuan lebih dari persyaratan tetapi ada juga yang biasa aja, tidak berkualitas dan tidak lebih baik dari anak magang, ada yang berkomentar lebih profesional dan disiplin, sudah sesuai dengan kebutuhan unit kerja dan disiplin ilmu, tidak money oriented, masih terdapat KKN (Proses awal rekrutmen sudah baik akan tetapi ditengah proses ada intervensi dari pejabat setjen, anggota dan mantan anggota sehingga hasil tidak seperti yg diharapkan; ada beberapa CPNS yang sudah tidak asing lagi di lingkungan Setjen DPR RI), pegawai harus mampu bekerja dibawah tekanan, siap menghadapi tugas yang berbeda-beda, hampir seluruh pegawai yang direkrut adalah S2, namun kualitas yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan P3DI diragukan, perlu kapasitas lebih untuk menjadi tenaga kerja fungsional, kemampuan bersosialisasi, komunikasi, cara bekerjasama dan adaptasi perlu ditingkatkan, juga saling empati, mau berinisiatif membantu teman yang lain yang memerlukan bantuan dalam pekerjaannya, penerimaan pegawai sebaiknya dikoordinasikan dengan unit yang membutuhkan pegawai sehingga kemampuan sesuai kebutuhan unit, sudah hampir tepat sasaran tapi masih ragu-ragu dalam penempatan, mengenai persyaratan agar lebih ditingkatkan dan diperketat agar tidak terjadi perbedaan yang sangat jauh antara formasi yang dibutuhkan dengan jumlah pelamar CPNS, CPNS yang terseleksi ditempatkan pada posisi yang tepat berdasarkan kompetensinya dan aspek kompetensi harus menjadi acuan serta aspek integritas, rekrutmen sudah fair, terbuka, dan sesuai dengan bidang masing-masing; transparansi ada yang berkomentar baik tetapi ada juga yang berpendapat kurang transparan (kurang banyak media yang digunakan dalam hal rekrutmen), ruang kerja dan fasilitas pendukung pekerjaan belum siap ketika CPNS baru masuk, sebelum masuk masih
43
perlu pelatihan dan sosialisasi terhadap pekerjaan, kedisiplinan ditingkatkan, pengadaan dengan sistem online sudah sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan oleh Menpan dan RB, seleksi administrasi persyaratan disesuaikan dengan level kementerian lembaga tinggi Negara, dalam UU kepegawaian dan berbagai aturan turunannya sebagai pelaksanaan UU tersebut tidak mensyaratkan IPK dan dari lulusan universitas/sekolah tertentu, yang penting yaitu materi tes yang komprehensi seperti tes psikologi sesuai profil jabatan yang akan diisi, wawancara untuk melihat performance test tersebut sehingga dapat menghasilkan pegawai yang terbaik pula.
E. Saran Perbaikan Ke depan Formasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan, adanya pemerataan formasi terutama terkait bidang kepakaran, peningkatan tes psikologi terkait kemampuan bekerja dibawah tekanan, Adanya pembekalan terkait kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi, pengarahan untuk tidak money oriented, sebaiknya perekrutan harus memperhatikan kebutuhan pegawai baru dan fasilitas kerjanya sudah direncanakan dengan baik seperti faktor-faktor teknis: alat penunjang meja dan komputer, sebaiknya perekrutan bebas KKN dan intervensi (terutama intervensi dari pejabat yang berkepentingan), transparan, akuntabel, fair dan lebih terbuka ( tidak apa-apa memiliki saudara di kantor asalkan memiliki kemampuan dan dapat menunjukkannya. Jika memang ingin bebas KKN, harus berani dalam penerimaan, apalagi jika sudah menggunakan pihak ke-3. Hasil dari pihak ke-3 itulah yang menjadi acuan tanpa harus ada campur tangan dari instansi), sesuai kebutuhan, selektif dan mengutamakan kualitas, berdasarkan urut ranking tertinggi nilai dalam test seleksi, pejabat yang mewawancarai CPNS harus profesional, tegas, Media Pengumuman penerimaan CPNS harus ditambah. Panitia penguji harus independen, berintegritas tinggi dan jujur, keberadaan lembaga rekrutmen independen harus dihargai jangan diintervensi dan jangan hanya untuk memenuhi syarat prosedural saja, panitia penguji harus orang yang ahli di bidangnya, penentu putusan akhir dan bukan asal comot, transparansi perekrutan perlu ditingkatkan, perlu diperhatikan komposisi jumlah PNS pria dan wanita agar lebih berimbang, formasi disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, dan reformasi kelembagaan, rekrutmen CPNS disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan legislatif, untuk tenaga peneliti/fungsional diperlukan CPNS yang mampu menulis dan menganalisa secara cepat, memadai, dan hendaknya mempertimbangkan kebutuhan bidang-bidang kajian, , sepanjang menyangkut rekruitmen peneliti, diskusikan dengan peneliti senior kebutuhan akademiknya, rekruitmen CPNS kedepan khusus untuk peneliti harus S2, kualifikasi calon perlu diperhatikan antara background S1 dan S2-nya harus sejalan, pegawai perlu disiapkan menghadapi dunia birokrasi dan lembaga yang mengalami perubahan, rekrutmen harus ditunjang sarana dan prasarana serta diklat-diklat penunjang, jangan menghasilkan pemikir yang baik tapi juga mental yang baik. Tingkatkan syarat rekrutmen seperti IPK, TOEFL dan organisasi, tahapan rekrutmen harus online dan hasil akhir diumumkan dalam media cetak dan website DPR. Sebaiknya perekrutan harus melalui pihak ke-3 yang ahli dibidangnya, dan menyewa konsultan yang ahli di bidang perekrutan (pada bidang penerjemahan, ide ini sudah diutarakan tetapi konsultan yang dipakai tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, agar menanyakan dan berkoordinasi dengan sub bagian alih bahasa dahulu supaya dapat diketahui berapa jumlah yang dibutuhkan dan spesifikasi yang benar-benar dicari sehingga dapat memenuhi kebutuhan; agar dalam proses perekrutan dapat dilibatkan orang yang berpengalaman untuk memantau secara langsung tingkat kapabilitas atau kecakapan para calon penerjemah), sebaiknya ada pembatasan interaksi antara pelamar dan panitia seleksi, sistem pengawasan secara obyektif dan independen, proses seleksi diubah secara mendasar yaitu tes tertulis dipusatkan di Kemenpan dan RB sedangkan setjen DPR RI hanya menerima hasil tersebut, melibatkan berbagai pihak dalam pengawasan (pengawasan eksternal melibatkan KPK, Ombudsman RI dan ICW seperti yang dilakukan di Kementerian Hukum dan HAM), diutamakan kualitas individu, diberikan kesempatan pada lulusan SMA sederajat dan disesuaikan penempatannya, lebih obyektif, lebih banyak diberi tes kemampuan seperti membuat pointers/ makalah pendek, perlu publikasi sampai ke luar Pulau Jawa agar lebih komprehensif, bagian kepegawaian harus mengadakan perbandingan dengan instansi lain untuk mempelajari prosedur pengadaan CPNS yang transparan, meminimalkan surat sakti atau memo dalam penerimaan CPNS, sebaiknya melihat kualitas daripada kuantitas pegawai tersebut akan ditempatkan, diperlukan asesmen bagi para CPNS sebelum diterima untuk mendapatkan pegawai yang benar-benar mau bekerja dan memiliki semangat kerja untuk memberikan yang terbaik bagi instansi. Melakukan pengadaan sesuai aturan sehingga menghasilkan pemenang dan tim pengadaan CPNS yang benar-benar independen dalam memberikan data yang tidak dapat diintervensi pimpinan instansi dalam setiap keputusan yang diambil, perencanaan harus matang dengan spare waktu yang cukup untuk meneliti hasil data kelulusan per tahapan ujian, apabila dimungkinkan seyogyanya memperjuangkan pengangkatan pegawai honorer yang berjumlah 124 orang untuk menjadi CPNS, pengumuman seleksi lebih terbuka termasuk Koran, online dan radio hingga ke pelosok daerah di seluruh nusantara, kemampuan komunikasi dan sosialisasi perlu diperhatikan, di BDSI masih ada kekurangan tenaga teknis pranata komputer terampil/Gol II untuk tugas di lapangan, khusus untuk pengadaan CPNS Alih Bahasa kiranya dapat melibatkan pihak ke-3 untuk turut memberikan tes baik lisan maupun tulisan sehingga ketika sudah menjadi PNS sudah siap kerja dan peran pihak ke-3 perlu ditingkatkan lagi, usia pelamar maksimal 30 tahun, dan pengadaannya ditingkatkan lagi minimal sama dengan tahun 2009, perlu tes akademis seperti bahasa (lisan) dan tes teknis kompetensi; syarat administrasi ditingkatkan, orientasi perlu diberikan tentang etika pergaulan, sopan santun dan disiplin dalam lingkungan Setjen DPR RI, diharapkan CPNS yang akan datang lebih mempunyai kesiapan mental dan tanggung jawab yang lebih baik terhadap pekerjaan dan sosialisasi dalam lingkungan pekerjaan.