Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang...

80
Edisi 102 TH. XLIII, 2013

Transcript of Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang...

Page 1: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

Edisi 102 TH. XLIII, 2013

Page 2: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

2 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

PENGAWAS UMUM:Pimpinan DPR-RI

PENANGGUNG JAWAB/KETUA PENGARAH:Dr. Winantuningtyastiti, M. Si(Sekretaris Jenderal DPR-RI)

WAKIL KETUA PENGARAH: Achmad Djuned SH, M.Hum(Wakil Sekretaris Jenderal DPR-RI)

PIMPINAN PELAKSANA: Drs. Djaka Dwi Winarko, M. Si.

PIMPINAN REDAKSI: Dadang Prayitna, S.IP. M.H.(Kabag Pemberitaan)

WK. PIMPINAN REDAKSI: Dra. Tri Hastuti (Kasubag Penerbitan), Mediantoro, SE (Kasubag Pemberitaan)

REDAKTUR: Sugeng Irianto, S.SosM. Ibnur KhalidIwan Armanias

ANGGOTA REDAKSI: Nita Juwita, S.Sos Supriyanto Suciati, S.Sos Agung Sulistiono, SH

PENANGGUNGJAWAB FOTO:Eka Hindra

FOTOGRAFER: Rizka Arinindya

SEKRETARIAT REDAKSI: I Ketut Sumerta, S. IP Jainuri A. Imam S, S. A. P.

SIRKULASI: Abdul Kodir, SH

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA: BAGIAN PEMBERITAAN DPR-RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected]; www.dpr.go.id/berita

Page 3: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

3EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Tanggal 2 Mei sejatinya adalah hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara, beliau lah pahlawan yang memajukan pendidik an di Indonesia. Pemerintah akhirnya me­netapkan tanggal tersebut sebagai Hari Pendidikan Nasional. Parlementa ria edisi 102 mengambil momen hardiknas dengan laporan utama masalah pen­didikan nasional dengan harapan, bisa menjadi momentum untuk melihat pen­didikan yang kita selenggarakan.

Apakah pendidikan yang kita gelar su­dah sesuai dengan cita­cita menciptakan anak­anak Indonesia yang berpengeta­huan, berkarakter, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Undang­Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan tujuan pendidikan ada­lah terwujudnya sistem pendidikan se­bagai pranata sosial yang kuat dan ber­wibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas se­hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah

Namun tak dapat dipungkiri, beberapa masalah masih mewarnai pendidikan kita seperti yang paling aktual adalah kisruh UN tingkat SLTA yang tidak se­rentak, mahalnya biaya pendidikan, ser­ti­fikasi­ guru,­ penyimpangan­ Biaya­Operasional Sekolah, kurikulum seba­gai ajang uji coba dan kondisi beberapa sekolah yang memprihatinkan.

Politisi FPG Zulfadhli mengemukakan, kita harus mengkaji ulang secara keselu­ruhan sistem pendidikan. Pertama, ten­tang­filosofi­pendidikan­harus­disesuai­kan­dengan­tantangan­sekarang.­Filosofi­

yang ada di UU Sistem Pendidik an Na­sional itu kurang memberikan tekanan kepada aspek pendidikan karakter.

Tokoh pendidikan Prof. HAR Tilaar mengatakan, kita harus kembali kepa­da jiwa atau ruh UUD 1945. “Jangan terombang­ambing dengan paham liber­alisme sebab kita bisa dihanyutkan oleh arus perubahan global dan jangan lupa, perubahan global ini juga banyak diken­dalikan oleh modal­modal internasional di belakangnya,” pesannya.

Pembaca yang budiman,

Dalam rubrik legislasi diturunkan me­ng enai RUU Pemberdayaan dan Per­lindungan Petani (P3) dan RUU Ormas, bidang anggaran dikupas membeng­kaknya­anggaran­subsidi­BBM­sedang­kan dalam rubrik pengawasan juga disa­jikan tulisan mengenai peranan Dewan mengantisipasi­kenaikan­BBM.

Tak lupa rubrik kiat sehat yang su­dah memasuki bulan ketiga, diturunkan lapor an mengenai khasiat kacang­ka­cangan bagi kesehatan manusia. Se­dangkan rub rik sorotan disajikan berba­gai komentar tokoh wanita DPR dengan topik kiprah Kartini di era modern serta liputan khusus kunjungan Ketua DPR ke Azerbaijan.

Masih dalam rangkaian peringatan Hari Kartini, dilaporkan kegiatan donor darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR, menjadi bukti bah­wa peringatan hari­hari bersejarah di DPR tidak hanya bersifat seremonial tetapi juga bakti sosial yang sangat ber­manfaat bagi kemanusiaan. (mp)

Pengantar redaksi

Page 4: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

4 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Dapatkan di:

Loby Gedung Nusantara 1 DPR RILoby Gedung Nusantara 2 DPR RILoby Gedung Nusantara 3 DPR RILoby Gedung Setjen DPR RIRuang Loby KetuaRuang Loby Wakil KetuaRuang Yankes

Terminal 1 dan 2Bandara Soekarno Hatta

Semua Majalah dan Buletin Parlementaria dibagikan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi Majalah dan Buletin Parlementaria di Bagian Pemberitaan DPR RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta, Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected].

Page 5: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

8

11

13

26

31

33

36

39

42

44

45

53

65

70

72

76

78

Pesan PiMPinan

PrOLOg

LaPOran UtaMa

sUMBang saran

PengaWasan

anggaran

LegisLasi

kiat seHat

PrOFiL

kUnJUngan kerJa dPr

sOrOtan

LiPUtan kHUsUs

seLeBritis

Pernik

POJOk ParLe

Urgensi Kehadiran Kebijakan Perlindungan yang Berkualitas Bagi TKI di Luar Negeri

UN Kisruh, Kaji Ulang Sistem Pendidikan

Dilema Anggaran Pendidikan 20% APBN

Gugatan Masyarakat Terhadap Kebijakan Ujian Nasional

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Penimbun dan Penyelundup BBM

Merpati Aset Negara yang Tetap Dibutuhkan

Dpr Minta Jaminan Pemerintah; Kenaikan BBM Tak Berdampak Besar Terhadap Perekonomian

DPR Yakin Semua Ormas Akan Mendukung RUU Ormas

RUU P3 Beri Kemudahan dan Berbagai Fasilitas Kepada Petani

Manfaat Kacang Untuk Kesehatan Jantung

Siswono Yudo HusodoPolitisi dengan Pesona Kearifan

Ida Fauziyah

Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati:

Ribka Tjiptaning

Kerja Sama Apik Dari Laut Kaspia

Hengky Kurniawan

Setetes Asa dari Pendonor

Asal Jangan Dipanggil KPK

LaPOran UtaMa

PrOFiL

PengaWasan

diLeMa anggaran Pendidikan 20% aPBn

sisWOnO YUdO HUsOdO

PeMerintaH diMinta tindak tegas PeniMBUn dan PenYeLUndUP BBM

67

69

Salah satu isu menarik berkaitan dengan pendidikan adalah anggaran yang mencapai 20% dari APBN. Memperjuangkan anggaran sebesar itu sudah dilakukan cukup lama dan baru berhasil beberapa tahun terakhir. Namun benarkah anggaran pendidikan sebesar 20 persen tersebut benar-benar dibelanjakan untuk sektor pendidikan dan dikelola Kemendikbud?

Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha menyampaikan kegusarannya terhadap maraknya penimbunan dan penyelundupan BBM di sejumlah daerah di tanah air. Ia menduga aksi ini tidak lepas dari keterlibatan sejumlah oknum yang mempunyai otoritas di daerah.

| 14

| 45

Di tengah kesibukannya yang luar biasa, ia tetap bisa menerima sesi wawancara eksklusif dengan Parlementaria. Ramah menyapa saat ditemui di ruang kerjanya. Tuturnya lugas penuh makna. Pandangannya visioner penuh idealisme. Inilah Siswono Yudo Husoda, Anggota Komisi IV DPR RI. Bicara soal teknologi konstruksi dan pertanian,

Siswono adalah orang yang tepat untuk diajak berbincang. Apalagi bila menyangkut nama besar Bung Karno, ia begitu antusias

bercerita tentang idealisme dan pidato-pidato Bung Karno

yang membakar jiwa mudanya.

Page 6: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

6 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

ASPIRASI

Surat dari Jamilah dan kawan-kawan, yang ditujukan kepada Ketua Komisi III DPR RI perihal permohonan perlindungan dan keadilan hukum atas kasus sengketa tanah dan bangunan di Jalan Otto Iskandardinata No. 229 Garut, Jawa Barat, Bahwa pelapor telah digugat secara perdata oleh H. Awang Soebarnas di Pengadilan Negeri Garut dengan register perkara No. 07/PDT/G/2006/PN.Grt atas sengketa kepemilikan tanah.

Bahwa gugatan tersebut didasarkan kepada pengakuan H. Awang Soebarnas yang pada tahun 1992 telah membeli sebidang tanah seluas 1.025 m2 beserta bangunan yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata No. 229 Garut, Jawa Barat dari saudara kandung ayah dan suami pelapor secara dibawah tangan berdasarkan surat pernyataan, namun ternyata bukti kepemilikan atas tanah tersebut (SHM No. 40/Tarogong tahun 1991 dan surat segel) masih atas nama Enjang bin Suparta, ayah pelapor.

Bahwa berbagai upaya telah ditempuh pelapor, mulai dari proses Banding, Kasasi hingga Peninjauan Kembali, namun selalu ditolak dan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Garut yang menyatakan sah jual beli tanah sengketa tersebut dan akhirnya pada 11 Juni 2011, tanah dan bangunan tersebut dieksekusi oleh PN Garut, sehingga secara paksa pelapor meninggalkan tanah serta rumah tersebut.

Pelapor memohon bantuan penyelesaian atas kasusnya tersebut.

Permohonan Perlindungan Hukum dan Keadilan Yang Seadil-adilnya Dalam Mafia Peradilan

Surat dari Saleh Alhasni kepada ketua Komisi VI DPR RI perihal permohonan untuk menjadwalkan kembali audit investigasi terhadap dugaan kerugian Negara pada kerjasama pengusahaan air bersih antara PT Pelindo III (Persero) dengan PT Suraya Megah Cemerlang berdasarkan Perjanjian Kerjasama Usaha (BOT) selama 20 tahun (2001-2012).

Pelapor menduga telah terjadi tindak pidana korupsi dalam kerjasama pengusahaan air bersih tersebut. Menurut pelapor, sejak 21 April 1999, PT Pelindo III telah mempunyai sistem dan prosedur pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Keputusan Direksi PT Pelindo III No. 19/UM.6.04/P.III, namun mengapa memakai sistem perjanjian kerjasama usaha dalam kerjasama pengusahaan air bersih.

Surat BPK RI No. 34/S/IX/10/2008 tanggal 6 Oktober 2008 menginformasikan kepada KPK RI bahwa BPK RI belum dapat melakukan audit investigasi terhadap kerjasama tersebut, karena adanya keterbatasan tenaga auditor dan padatnya pemeriksaan dan hingga saat ini audit investigasi tersebut belum dilaksanakan oleh BPK RI.

Pelapor memohon kepada Komisi VI DPR RI untuk menindaklanjuti permintaan audit investigasi yang diajukan oleh KPK kepada BPK sehingga kerugian negara akibat kerjasama yang tanpa aturan tersebut dapat segera diketahui.

Permohonan Tindak Lanjut Audit Investigatif Atas Pengaduan Masyarakat

Page 7: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

7EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Surat dari JS Simatupang, S.H. dan Bakti Sianturi, S.H., MBA selaku kuasa hukum Nawa dan Mariati, yang ditujukan kepada Ketua Komisi III dan Komisi II DPR RI perihal permohonan penghentian aktifitas PT Ciliandra Perkasa atau PT Surya Dumai Group yang berada diatas tanah milik klien pelapor di Desa Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan (dahulu Kecamatan Bukit Kapur), Kota Dumai. PT Ciliandra Perkasa atau PT Surya Dumai Group (pabrik CPO) memanfaatkanair tawar dari Sungai Mesjid/Rokan yang kemudian dijual ke kapal tangker dalam negeri maupun asing di Pelabuhan Dumai menggunakan pipa sepanjang 510 meter yang ditanam dengan kedalaman 3 meter diatas tanah milik klien pelapor sejak tahun 1979 dan hanya membayar sewa tanah tiap bulan sebesar Rp. 1 juta untuk setiap 50 m2 tanahselama pabrik CPO tersebut beroperasi. Itupun pembayarannya dipaksakan oleh salah satu oknum RT di Kelurahan Bangsal Aceh, Dame Pulungan

Sebelumnya melaporkan tindak pidana penyerobotan lahan tersebut ke Polda Riau dengan bukti laporan polisi No. TBL/245/IX/2012/RES.DUMAI tanggal 5 September 2012 atas nama Maryati dan No. TBL/249/IX/2012/RES.DUMAI tanggal 5 September 2012 atas nama Mawa dengan melampirkan bukti-bukti kepemilikan.

Surat AKD, Diteruskan ke Komisi II, Komisi III

Laporan Tindak Pidana Penyerobotan Tanah dan Permohonan Pembongkaran Pipa

Surat dari Ahmad Sobirin yang ditujukan kepada Komisi III perihal adanya dugaan indikasi “tidak sehat” dalam proses penerimaan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Tahun Anggaran 2013.

Pelapor adalah pihak yang merasa didzolimi oleh pihak Polri karena berdasarkan pengumuman hasil sidang kelulusan penerimaan anggota Polri, anak Pelapor dinyatakan tidak lulu, kemudian menyampaikan pengaduan ke unit Propam Mabes Polri pada 15 April 2013 untuk meminta dilakukan investigasi dan verifikasi internal atas ketidaklulusan anaknya yang masuk melalui jalur SIPSS T.A. 2013 yang diumumkan pada 12 April 2013 di Mabes Polri Setpolwan Ciputat. namun oleh petugas (Bapak Herman) dikatakan bahwa hal itu bukan tugas dan kewenangan Propam Mabes Polri dan atas laporan tsb, Pelapor tidak diberikan surat keterangan oleh petugas.

Demikian pelapor memohon DPR dapat menindaklanjuti laporan Pelapor.

Dugaan proses penerimaan SIPSS T.A.2013 ada indikasi “tidak sehat”

Page 8: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

8 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah kebijakan perlindungan yang berkualitas, sangat dibutuhkan oleh TKI yang bekerja di banyak negara tujuan, terutama Malaysia dan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama. Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) 2012, penempatan TKI mencapai 494.609 dengan klasifikasi TKI formal 258.411 dan TKI informal 236.198. Sedangkan komposisi TKI laki-laki adalah 214.825 (43%) dan perempuan 279.784 (57%). BNP2TKI menuliskan bahwa telah terjadi penurunan jumlah penempatan dibanding tahun 2010 dan 2011, k a r e n a a d a n y a m o r a t o r i u m penempatan TKI Pekerja Rumah Tangga (PRT) ke negara Arab Saudi, Malaysia, Yordania, Kuwait dan Syria.

Persentase TKI yang didominasi oleh TKI perempuan di banyak ne-gara tujuan, seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah Indo-nesia untuk menjamin kese la mat-an mereka dalam bekerja. Pasalnya, mayoritas TKI perempuan ditem-patkan pada jenis kerja domestik di mana tingkat keselamatan kerja mereka sangat terbatas untuk dike-tahui publik. Malaysia dan Arab

Saudi, adalah negara tujuan terbe-sar bagi TKI perempuan. Ironi-nya, kedua negara tersebut tidak mem-punyai kebijakan perlindungan yang berkualitas bagi pekerja di sektor domestik. Tidak hanya itu, kehidup-an sosial politik bahkan ekonomi TKI pun dibelenggu dengan tidak diper-bolehkannya keluar rumah, beror-ganisasi hingga pengupahan minim dan tidak transparan.

Segala permasalahan yang terjadi pada TKI di luar negeri, baik kekerasan secara fisik, psikis dan ekonomi adalah refleksi dari kebijakan pemerintah yang belum

berperspektif perlindungan. DPR RI mempunyai perhatian besar terhadap kualitas perlindungan bagi TKI di luar negeri dengan terus mengedepankan point perlindungan dibanding penempatan dalam RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (PPILN) yang tengah di bahas. Selain itu, kerjasama dengan pihak insfrastruktur seperti LSM pun dilakukan sebagai langkah nyata keseriusan lembaga legislatif melindungi TKI.

Problem TKI

Berbicara masalah TKI, maka ada beberapa tahap penempatan yang perlu diurai, yaitu TAHAP PRA PENEMPATAN (tahap sebelum TKI/TKI perempuan berangkat), TAHAP PENEMPATAN (ketika mereka berada di negara tujuan) dan terakhir TAHAP PURNA PENEMPATAN (ketika TKI/TKI perempuan sudah kembali ke tanah air). Mayoritas permasalahan yang dihadapi oleh TKI bersumber dari dalam negeri, yaitu pada masa pra penempatan. Beberapa kasus terjadi, seperti pemalsuan identitas calon TKI, keterampilan dan kecakapan TKI yang tidak sesuai dengan bidang kerjanya, minimnya kemampuan berbahasa dan memahami budaya

Momentum May Day yang diperingati seluruh dunia tiap tanggal 1 Mei, menjadi peringatan bersama akan potret kehidupan buruh, baik buruh nasional maupun buruh migran. Berbagai tuntutan seperti hapus overcharging, hapus terminal TKI, berlakukan kontrak mandiri dan kepastian revisi UU TKI No. 39 Tahun 2004 sesuai standar konvensi migran yang telah diratifikasi pemerintah pada 2012 lalu, mewarnai aksi buruh di tanah air. Secara fakta, permasalahan TKI memang ibarat benang kusut yang harus diurai. Sistem perekrutan, percaloan hingga absennya perjanjian kerja yang berkualitas menjadi masalah bangsa yang kian runyam. Perlu kebijakan perlindungan nasional yang berkualitas, yang dapat menjadi payung hukum bagi TKI di berbagai negara tujuan. Meski demikian, tentu kebijakan ini tidak akan mempunyai perspektif perlindungan yang baik, selama TKI masih menjadi outsider dalam proses pembuatan kebijakan. Partisipasi mereka secara politik adalah sebuah keharusan.

OLeH dr. MarzUki aLie

PESAN PIMPINAN

Page 9: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

9EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

setempat, buruknya informasi, pelayanan dan perlakuan terhadap calon TKI dari aparatur birokrasi juga pihak PT. Tidak hanya itu, potret penipuan, suburnya percaloan mewarnai tahap pra penempatan.

Dampak dari ini semua adalah ter-corengnya wajah bangsa Indonesia dengan justifikasi bahwa TKI tidak berkualitas, kalah saing dibanding negara lain seperti Philiphina. Lebih dari itu, mekanisme pra penempa-tan yang nyatanya merugikan ba-nyak calon TKI, menyebabkan mere-ka memutuskan untuk pergi dengan jalur illegal, tanpa dokumen resmi negara, seperti melewati perbatasan Indonesia-Malaysia untuk bekerja. Melihat banyaknya kasus terjadi di masa pra penempatan, maka peng-aturan ketat mulai dari format dan kualitas pelatihan, charge biaya ke-berangkatan hingga fiksasi identitas diri yang benar, perlu diatur dalam UU yang ada.

Selain tahap pra penempatan, kita juga mengenal tahap penempatan. Para TKI yang sudah sampai di negara tujuan, seharusnya bekerja sesuai kontrak kerja yang mereka tandatangani di tanah air. Faktanya, seringkali para TKI perempuan ditempatkan di tempat yang berbeda dari kontrak kerja yang ada. Belum lagi ada juga TKI perempuan yang dipaksa untuk bekerja di dua rumah sekaligus dengan pengupahan yang tidak jelas. Biasanya rumah dari keluarga si majikan, atau kerabat dekat sang majikan. Hal ini tentu menjadi permasalahan yang serius. Memang, ada beberapa negara seper ti Hongkong dan Singa-pura yang mempunyai aturan perlindungan yang baik bagi pekerja migran. Mekanisme one day off juga diatur sebagai hak para pekerja untuk menikmati masa libur mereka, tanpa beban kerja. Meski demikian, tentu pemerintah Indonesia tidak bisa bergantung pada aturan hukum negara lain. Kita harus memiliki kebijakan perlindungan berkualitas sebagai payung hukum bagi para TKI di luar negeri.

Dalam menyelesaikan permasalah-

an TKI di tahap ini, perlu juga upaya diplomasi parlemen. Salah satu langkah yang sudah dilakukan ada-lah mengangkat masalah-masalah TKI di forum-forum internasional, seperti Asian Parliamentary Assem-bly (APA), Asean Inter Parliamentary Assembly (AIPA) dan Parliamentary Union on OIC Member State (PUIC). Akhirnya menjadi resolusi, di mana disebutkan bahwa pemerintah yang menerima buruh migran, hendaknya memberikan perlindungan dengan hukum yang sama yang berlaku di negara asal TKI tersebut.

Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah tatanan hukum bagi per-lindungan TKI/TKW di dalam negeri berkualitas, sehingga bisa menjadi role model bagi negara penerima? Ini yang perlu dijawab dan direal-isasikan dalam bentuk kebijakan per-lindungan nasional. Terakhir adalah tahap purna penempatan. Kontri-busi TKI pada perekonomian Indo-nesia dalam memperoleh cadangan devisa sangat besar. Bank Indonesia tahun 2008 mencatat jumlah re-mitansi yang diperoleh TKI sebesar US$ 6,6 miliar, kemudian di tahun 2009 sebesar US$ 6,617 miliar dan hingga September 2010 mencapai US$ 5,03 miliar. Tidak salah kemu-dian, bahwa kehidupan mereka pun harus diperhatikan oleh negara, bahkan ketika mereka kembali ke tanah air. Sosialisasi penggunaan uang yang mereka hasilkan ketika bekerja untuk menjadi modal usaha, perlu dilakukan. Ini untuk memupuk jiwa kemandirian mereka. Dengan demikian mereka akan menjadi TKI purna yang sukses. Bukan hanya memiliki orientasi untuk bekerja kembali ke luar negeri, namun juga dapat menciptakan lapangan kerja di dalam negeri dengan uang yang mereka hasilkan dari bekerja di luar negeri sebagai TKI.

Selain aspek ekonomi, TKI purna juga mengalami masalah sosial seperti dilaporkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pendidikan anak yang terlantar, rentan terhadap masalah perceraian keluarga, perkembangan anak yang terganggu

karena hanya mendapatkan binaan hanya dari salah satu orang tuanya, menjadi potret miris pada tahap ini. Tugas DPR dan juga kita bersama untuk kemudian mengawasi jalannya perlindungan, baik sejak pra hingga purna penempatan sesuai dengan substansi isi kebijakan perlindungan yang baik.

Kebijakan Perlindungan dari Masa ke Masa

Sebelum tahun 2004, Indonesia t i d ak m e mp uny a i ke b i j ak an per l indungan dalam tatanan ketenagakerjaan luar negeri. Sejak masa Orde Baru, pemerintah Indonesia mengatur mekanisme penempatan TKI di luar negeri hanya melalui Peraturan Pemerintah No.4 di tahun 1970 tentang Pengerahan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Sejak kehadiran PP ini, pihak swasta mempunyai wewenang untuk mengatur proses pengiriman TKI ke luar negeri selain pemerintah. Mekanisme pembagian wewenang pengiriman pada swasta menjadi tidak salah, selama mekanisme p engawas an dan p emb er ian sanksi dijalankan dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Ini yang patut kita lihat, sudahkah PP saat itu berperan dalam melindungi TKI yang akan bekerja di luar negeri?

Di tahun 1988, pemerintah Indo-ne sia mengeluarkan Peraturan Menteri No.5 tahun 1988, di mana saat itu tingkat migrasi internasional tenaga kerja Indonesia semakin tinggi. Ketika reformasi hadir di tahun 1998, pemerintah Indonesia juga belum mempunyai mekanisme p e r u n d an g - u n d an g an u nt u k melindungi TKI. Krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1997, menyebabkan target pengiriman TKI meningkat tajam dari 500.000 orang pada Pelita V menjadi 1.250.000 di Pelita VI. Hadir dua Keputusan Menteri Tenaga Kerja di era ini, yaitu No.204 tahun 1999 tentang penempatan TKI ke luar negeri dan No. 92 tahun 1998 skema asuransi sosial yang dibangun untuk buruh migran. Namun, bahasan aspek

Page 10: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

10 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

operasional lebih mendominasi dibanding aspek perlindungan dalam aturan tersebut.

Meningkatnya jumlah TKI perem-puan di masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, membuat kita menyadari betapa penting peran perempuan dalam bidang ketenagakerjaan. Sayangnya, perlindungan bagi TKI perempuan masih sangat minim. Keputusan Presiden No.109 tahun 2001 yang dikeluarkan oleh Gus Dur, memang menghadirkan satu terobosan baru dengan dibentuknya Direktorat baru di Kementerian Luar Negeri, yaitu Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI). Meski demikian, keseriusan kita dalam upaya melindungi TKI di luar negeri yang mayoritas perempuan, masih dipertanyakan karena belum mempunyai UU.

Barulah di tahun 2004 pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, Indonesia memiliki UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (PPTKILN). Dalam perjalanannya, UU ini mendapat kecaman dari masyarakat luas dan kemudian masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR RI sejak tahun 2010. Hal ini dikarenakan UU tersebut tidak mempunyai perspektif perlindungan dan lebih di dominasi aspek penempatan serta

keberpihakan pada peran kerjasama swasta dan pemerintah.

Secara pribadi, saya menilai bahwa point terpenting yang perlu diletakkan dalam RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (PPILN) sebagai ganti dari UU No. 39 Tahun 2004 tentang PPTKILN, adalah komitmen nasional untuk melaksanakan koordinasi lintas regional dan sektoral, baik vertikal maupun horizontal dengan proporsi peran dan tanggung jawab yang jelas antara Pemerintah Pusat, Daerah, BNP2TKI dan PPTKIS. Pelaksanaan kebijakan nasional pelayanan penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri harus bersifat menyeluruh dan ter integrasi. Kejelasan porsi dan tanggung jawab di atas, perlu dijalin dalam rangka kemitraan. Hal ini karena TKI yang bekerja di luar negeri, sudah tentu menyandang nama baik bangsa, martabat bangsa dan pemerintahan Indonesia di mata internasional.

Penutup

Kebijakan perlindungan dan penempatan yang berkualitas tentu menjadi impian dan idaman bagi banyak pihak, utamanya TKI/TKW di luar negeri. Indonesia dapat berkaca dari pemerintah Filiphina yang mempunyai UU berkualitas di bidang tenaga kerja luar negeri, yaitu Omnibus Rules

and Regulations Implementing the Migrant Workers and Overseas Filipinos Act of 1995, atau lebih dikenal dengan nama Republic Act No. 8042. UU ini hadir dari proses legislasi yang partisipatif.

Penyelesaian RUU PPILN diharap-kan menjadi prioritas utama DPR RI di tahun 2013 ini. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembahasan ulang dari awal mengenai skema perlindungan TKI di periode DPR RI mendatang. Sebagai pimpinan DPR RI, saya mengajak seluruh jajaran anggota DPR RI untuk menganggap bahwa pengesahan RUU ini sebagai obsesi bersama. Hal ini mengingat pentingnya perlindungan WNI yang bekerja sebagai TKI/TKW di luar negeri.

Tuntutan para buruh, termasuk buruh migran di momen May Day 2013 semoga membuka kesadaran b e r s a m a b a h w a k e b i j a k a n perlindungan yang ada, belum dapat melindungi mereka di dunia kerja. Kerjasama suprastruktur pemerintah dengan infrastruktur, tentu akan sangat baik guna mewujudkan kebi jakan per l indungan yang berkualitas. Hal yang lebih penting lagi setelah revisi UU perlindungan selesai, adalah mekanisme penga-was an dan pengenaan sanksi yang tidak pandang bulu, baik pada pihak pemerintah, maupun pihak swasta.

Permasalahan TKI/TKW adalah masalah bersama, termasuk DPR. Penghormatan dunia atas martabat tenaga kerja Indonesia, bisa tercermin dalam UU yang komprehensif memberikan perlindungan terhadap para penyumbang devisa negara ini. Perlu ada sikap konsisten dari pemerintah dan seluruh jajarannya dari Pusat hingga Desa dalam melaksanakan UU kebijakan perlin-dungan. Kerjasama dengan publik pun dibutuhkan dalam bidang pengawasan. Sehingga, kebijakan perlindungan tenaga kerja Indonesia benar-benar dapat melindungi mereka, baik ketika masih berada di dalam negeri maupun sudah berada di negara tujuan. **

PESAN PIMPINAN

Page 11: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

11EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

PROLOG

Bulan Mei bagi bangsa Indonesia memiliki arti khusus, setidaknya ada tiga tanggal yang bersejarah. Pertama 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh, tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional dan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Menyambut momen Hari Pendidikan Nasional, Parlementaria kali ini menyoroti,

sekaligus mengevaluasi dunia pendidikan Indonesia pada 15 tahun era reformasi.

Page 12: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

12 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Tujuan Nasional Pendidikan seperti termaktub dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. adalah

terwujudnya system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Namun tak dapat dipungkiri, beberapa masalah masih mewarnai pendidikan kita seperti yang paling aktual adalah kisruh UN tingkat SLTA yang tidak serentak, mahalnya biaya pendidikan, sertifikasi guru, penyimpangan Biaya Operasional Sekolah, kurikulum sebagai ajang uji coba dan kondisi beberapa sekolah yang ambruk.

Beberapa masalah itu berimplikasi pada berbagai sektor kehidupan. Indeks pembangunan manusia Indonesia selalu tertinggal di kawasan Asean dan juga Asia. Meski tahun 2011 mengalami kenaikan dibanding tahun 2010, dari 0,613 menjadi 0,617 dengan posisi peringkat 124 dari 187 negara di dunia.Di tingkat Asean, kualitas manusia Indonesia masih dibawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai.

Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Revisi UU Sisdiknas

Politisi F-PG Zulfadhli mengemukakan, kita harus mengkaji ulang secara keseluruhan sistem pendidikan. Pertama, tentang filosofi pendidikan harus disesuaikan dengan tantangan sekarang. Filosofi yang ada di UU Sistem Pendidikan Nasional itu kurang memberikan tekanan kepada aspek pendidikan karakter.

Ia tidak menampik, memang kurikulum harus dilakukan perubahan tapi tetap harus mengacu kepada UU. Berkaitan filosofi tadi, harus dimuat tentang pengembangan kurikulum di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

Kemudian berkaitan dengan kata kelola bahwa pendidikan kita ini kan diatur oleh banyak departemen, seperti Kemendikbud dan Kementerian agama, bahkan ada 17 departemen kementerian yang mempunyai lembaga pendidikan.

Padahal di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional itu sudah jelas bahwa pendidikan itu dikelola oleh 1 sistem yang utuh. Jadi jangan banyak kementerian yang mengatur pendidikan. Tetap dibawah naungan pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Meski demikian, diakui Zul, perubahan UU Sisdiknas belum menjadi prioritas Baleg, namun pihaknya akan terus berjuang sehingga tahun 2014 nanti bisa masuk Prolegnas.

Menanggapi pertanyaan Parlementaria bagaimana untuk memajukan pendidikan nasional di Indonesia, salah seorang tokoh pendidikan Prof. HAR Tilaar mengatakan, kita harus kembali kepada jiwa atau ruh UUD 1945. “Jangan terombang-ambing dengan paham liberalisme sebab kita bisa dihanyutkan oleh arus perubahan global dan jangan lupa, perubahan global ini juga banyak dikendalikan oleh modal-modal internasional di belakangnya,” tegasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Tilaar, kita harus kembali kepada identitas bangsa Indonesia. “ Kita ini bangsa yang memiliki potensi luar biasa, dibandingkan dengan bangsa lain. Kita mempunyai tiga modal gede, yaitu kekayaan alam yang luar biasa, alam dan pulau-pulaunya yang luar biasa. Yang kedua, kita mempunyai kekayaan budaya yang tidak ada tandingannya dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain, luar biasa. Ketiga, kita mempunyai sumber daya manusia yang melimpah di dunia. Kita sudah coba kembangkan secara profesional ke mana anak-anak kita ini,” ungkapnya lagi.

Untuk itu, kita harus membenahi diri kita sendiri, lalu bagaimana memanfaatkan potensi daerah yang seharusnya sudah mulai diletakkan pada ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Tiga modal ini luar biasa, dan kata Tilaar inilah yang harus kita kembangkan melalui pendidikan yang sangat strategis. Sayang sekali, meskipun dalam UU dikatakan 20% APBN untuk pendidikan, tetapi diakal-akali termasuk gaji guru. “ Itu sama aja bohong”. (mp,spy,sf)

PROLOG

Page 13: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

13EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Salah satu isu menarik berkaitan dengan pendidikan adalah anggaran yang mencapai 20% dari APBN. Memperjuangkan anggaran sebesar itu sudah dilakukan cukup lama dan baru berhasil beberapa tahun terakhir. Namun benarkah anggaran pendidikan sebesar 20 persen tersebut benar-benar dibelanjakan untuk sektor pendidikan dan dikelola Kemendikbud?

Anggota Komisi X DPR Dedy G u m e l a r a t a u y a n g a k r a b dipanggil Miing mengatakan, y a n g d i p a h a m i , a n g g a r a n pendidikan sebesar 20% dari APBN sesuai amanat konstitusi dan UU No.20/2003 serta APBD juga sebesar

20%. Padahal, sesungguhnya anggaran sesesar Rp 330 trilun atau 20% dari 1600 T APBN 2013 itu tidak seluruhnya menjadi milik pendidikan atau Kemendikbud.

Dari 330 T itu sebanyak 125 T

untuk membayar gaji guru sesuai keputusan MK agar gaji guru dibayar dari 20% angaran pendidikan. Harusnya guru dianggarkan melalui DAU menjadi gaji PNS, sementara 70% dari PNS adalah guru.

Anggota Komisi X Dedy Suwandi Gumelar

LAPORAN UTAMA

Page 14: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

14 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Dikatakan, sebanyak 47 T adalah tunjangan sertifikasi, sisanya dibagi 18 kementerian dan lembaga termasuk Kemenag yang paling besar anggrannya 37 T. Sementara yang dikelola Kemendikbud hanya 73 T dari 330 T, seandainya 20% dari APBN, semua mahasiswa bebas biaya dan tak perlu lagi diberikan bea siswa.

Miing mengatakan, Menteri pendidikan paling banyak di dunia hanya di Indonesia. Menkes juga merangkap menteri pendidikan sebab menyelenggarakan fungsi pendidikan, demikian pula Menteri Agama juga menjadi menteri pendidikan, sampai IAIN membikin fakultas kedokteran.

“Ini yang tengah kami perjuangkan, seharusnya anggaran pendidikan menjadi satu pintu di Kemendikbud karena leading sector Kemendikbud. Anggaran yang menyebar di beberapa departemen sulit untuk menariknya,” tandas Miing

Rekannya anggota Komisi X Zulfadhli mengatakan, pendidikan k i t a in i d iatur o l eh b any ak departemen, seperti Kemendikbud dan Kementerian Agama, bahkan ada 17 departemen/ kementerian yang mempunyai lembaga pendidikan.

Padahal di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional itu sudah jelas bahwa pendidikan itu dikelola oleh satu sistem yang utuh. “Seharusnya jangan banyak kementerian yang mengatur pendidikan. Tet ap

dibawah naungan pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemen-dikbud),” ungkapnya.

Hal yang sama dika-takan pengamat pendi-dikan Prof. HAR Tilaar, bangsa kita memiliki tiga modal luar biasa dan inilah yang harus k i t a ke mb an gk an melalui pendidikan yang sangat strategis.

S a y a n g s e k a l i ,

meskipun dalam UU APBN dikatakan 20% untuk pendidikan, tetapi diakal-akali termasuk gaji guru. “Ini sama saja bohong”.

Selanjutnya UU secara tegas mengatur 20% APBN dan APBD untuk pendidikan, tapi berapa APBD yang masuk kecuali DKI. Malah ada yang dimasukkan dalam anggaran bantuan operasional sekolah (BOS), itupun disalahgunakan oleh oknum bupati atau kepala dinas.

Untuk itu Tilaar berpesan, ja-nganlah pengelolaan pendidikan diberikan kepada amatir-amatir atau orang yang bukan ahli di bidangnya. “Secara profesional harus kita rem-bukan dengan kembali ke jiwa UU Dasar 45. Bagaimana pendidikan itu merupakan bagian dari kebudayaan nasional, bukan kebudayaan yang lain. Kebudayaan nasional mengem-bangkan potensi yang luar biasa diantara bangsa kita ini,” demikian tokoh senior pendidikan menam-bahkan. (mp)

LAPORAN UTAMA

“Seharusnya jangan banyak kementerian yang mengatur pendidikan. Tetap dibawah naungan pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen-dikbud),”

Page 15: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

15EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Kunjungan Spesifik Komisi X ke SMA Negeri 1, Balikpapan, Kalimantan. Foto : Supri/Parle.Ujian nasional (UN) 2013 merupakan yang terburuk dalam sejarah UN dan

sejenisnya di Indonesia. UN tahun ini bukan hanya bermasalah di tingkat pelaksanakannya, namun ternyata juga bermasalah ditingkat prosedural.

“Prosedural yang bermasalah didalamnya menyangkut aspek legal, yaitu peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, berupa Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kemudian, Peraturan Menteri (Permen) nomor 3 tahun 2013 yang mereduksi terhadap PP itu, lalu ada peraturan BSNP yang tidak terpenuhi di dalam UN ini,” tandas anggota Komisi X Reni Marlinawati

ketika ditemui tim Parle beberapa waktu yang lalu.

Ia menyesalkan permasalahan di tataran implementasi menim bulkan dampak yang luar biasa. Per masalahan itu mulai dari kelambatan soal yang tiba kepada siswa, yang berdampak pada psikologis anak didik, hingga berdampak kepada masyarakat dan dampak secara finansial.

Page 16: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

16 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

“Dampak finansial muncul dari berubahnya jadwal UN. Di situ ada biaya untuk pengawas yang sudah sejak subuh hari pertama UN sudah siap, pengawas sudah dikirimkan oleh dinas-dinas ke berbagai sekolah lalu kemudian di undur. Biaya operasional itu juga mempengaruhi. Belum lagi ada sekolah-sekolah yang harus mem-fotocopy naskah UN. Yang saya terima, di Sulawesi Barat itu mengahabiskan Rp. 73 juta untuk biaya fotocopy naskah. Lalu, di Kalimantan sampai Rp. 50 juta. Saya kira di daerah lain juga seperti itu,” sesal Reni.

Namun yang lebih menyedihkan, tambah Reni, dampak psikologis yang diterima oleh peserta didik itu jauh lebih berbahaya. Dampak ini akan berkaitan dengan prinsip-prinsip keadilan bagi anak didik. Ia menegaskan setidaknya ada tiga hal yang dapat mempengaruhi psikologi anak. Pertama, naskah soal di fotocopy, dikhawatirkan proses pengerjaan menjadi tidak akurat. Hal berikutnya, ketentuan dimana UN itu harus senang, harus berjalan tertib, namun tidak terpenuhi. Yang ketiga, terdapat kertas jawaban

yang terlalu tipis, sehingga jika terlalu kuat menghapus jawaban, kertas akan rusak. Padahal, berdasar ketetapan, kertas jawaban harus 80 gram, namun ternyata hanya 17 gram.

“Kami melakukan pengawasan di berbagai daerah, bahkan saya sampai melakukan pengawasan ke lapas bagaimana pelaksanaan UN di sana. Akibat dari tidak sesuainya pelaksanaan ditataran implementasi, maka peraturan-peraturan yg menyer t a iny a menjadi t idak dipenuhi. Contoh, di Peraturan BSNP nomor 0020/P/BSNP/1/2013 disitu dicantumkan bahwa pelaksanaan UN harus dilaksanakan serentak. Namun realitas di lapangan, UN dilaksanakan dalam waktu yang berbeda. Artinya, peraturan ini tidak terpenuhi, sehingga keabsahan UN 2013 pun dipertanyakan,” tegas Reni.

Reni menilai, Peraturan Menteri Pendid ikan dan Kebuday aan nomor 3 tahun 2013 tentang kriteria kelulusan peserta didik dan penyelenggaraan UN juga dinilai sebagai penyebab kekacauan

Ujian Nasional 2013, karena telah mereduksi Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah, syarat kelulusan peserta didik ditentukan oleh empat hal. Yaitu, telah selesai melaksanakan program pembelajaran di sekolahnya selama tiga tahun, memperoleh minimal nilai baik pada empat kelompok mata pelajaran (agama dan akhlak mulia, etika dan estetika, kesehatan jasmani dan o lahraga, ser ta kewarganegaraan). Kemudian dua syarat lainnya adalah lulus ujian sekolah dan lulus ujian nasional.

“Dalam konteks kelulusan anak, peran UN sesungguhnya menjadi sangat sedikit porsinya, karena ada 3 syarat sebelum itu. Tetapi, faktanya dalam hal ini kelulusan anak ditentukan dominan oleh UN. Kelulusan anak mayoritas ditentukan oleh 4 mata pelajaran yang di-UN-kan. Besaran porsinya mencapai 60%, karena porsi ujian sekolah itu hanya 40%. Kalaupun mau di kuantifikasi dari 4 hal itu, 100 dibagi 4, seharusnya porsi UN hanya 25%. Namun, faktanya UN sangat mendominasi dari ketentuan kelulusan anak,” jelas wanita cantik berkerudung ini.

Selain itu, dalam UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 dan 58 menyebutkan bahwa evaluasi peser ta didik di lakukan oleh pendidik menyangkut ulangan harian, ulangan formatik, sematik, dan ujian sekolah. Kemudian, evaluasi secara nasional dilakukan oleh lembaga mandiri, yakni BSNP.

Sedangkan, Permen Pasal 16 seharusnya memperkuat peran dan fungsi BSNP, yaitu kewenangan BSNP untuk memberikan wewenang k e p a d a p e m e r i n t a h u n t u k melakukan pengawasan terhadap UN. Namun dalam penerapannya, BSNP tidak diberikan kewenangan menyelenggarakan UN, hanya sebatas pengawas.

“Saya menyimpulkan, setidaknya

Page 17: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

17EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

ada 3 pelanggaran dalam penye-lenggaran UN ini. Pertama, UN 2013 bertentangan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 58, ke-mudian bertentangan dengan PP Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari penetapan kelulusan sampai peran BSNP. Kemudian, Permen yang telah mereduksi PP, namun ada juga per-aturan BSNP yang tidak terpenuhi, yaitu UN harus berjalan tertib. Atas dasar itu, maka saya mengatakan UN 2013 menjadi tidak sah, jika di-jadikan syarat kelulusan murid dan masuk perguruan tinggi,” tandas Reni.

Apakah Adil untuk Anak Didik?

Atas pertimbangan berbagai peraturan yang telah dilanggar dalam pelaksanan UN ini, dan jika pemerintah tetap memaksakan hasil UN 2013 sebagai syarat kelulusan anak didik, maka Reni bersama fraksinya akan melakukan gugatan secara hukum. Ia menegaskan bahwa aturan itu dibuat untuk dilakukan kepada semua orang, jika dipaksa menjadi faktor kelulusan dikhawatirkan ada pihak yang tidak merasa memperoleh keadilan. Siapa itu? Anak didik.

“Jika ada peserta UN harusnya dia melaksanakan ujian jam 7.30 tetapi dia melaksanakannya jam 6 sore, karena harus menunggu naskah di fotocopy atau naskah datang terlambat. Bayangkan, apakah dia memperoleh keadilan?,” cecar Reni.

Wanita berkacamata ini memberi-kan contoh. Sekolah yang UN-nya dilaksanakan sesuai dengan jadwal pasti merasa 11 provinsi yang di-tunda UN-nya akan memiliki nilai yang lebih baik. Kenapa? Pertama, dimungkinkan ada bocoran karena soalnya sama. Kedua, karena ada jeda waktu yang cukup untuk anak belajar lebih cepat.

“Namun, jangan dilihat dari 1 sisi saja. Bagi anak didik yang ter-lambat pelaksanaan UN pun akan mengatakan bahwa mereka dirugi-kan. Me reka sudah siap-siap di hari senin pukul 7.30 untuk ujian,

namun harus menunggu dengan ketidakpastian. Mereka menunggu sampai siang, bahkan sampai hari jumat tidak jalan juga. Bahkan ada yang ujian hari sabtu dengan soal di fotocopy. Kan itu secara psikologis dampaknya akan sangat luar biasa buat anak didik. Unsur berkeadilan sebagaimana tertuang di dalam per-aturan pun menjadi tidak terpenuhi. Jadi, cukup alasan bagi kami untuk melakukan gugatan secara hukum kepada pemerintah terkait dengan UN ini jika tetap dijadikan syarat ke-lulusan dan tiket masuk perguruan tinggi,” ancam Reni.

Sampai saat ini, Reni mengaku pihaknya sedang menghimpun da-ta-data, mulai dari putusan MK dan berkas-berkas pendukung lainnya. Ia berharap dalam waktu dekat pe-merintah akan merubah keputusan-nya. Atau jika pemerintah bersikeras tetap mau melakukan pengumuman kelulusan dan akan menjadi tiket masuk perguruan tinggi (PT), baru gugatan akan dilayangkan.

Politisi PPP ini juga membenarkan bahwa hampir semua masyarakat, mayoritas pendidik meminta UN jangan dijadikan syarat kelulusan. Lalu, bagaimana agar anak-anak SMA dapat melanjutkan ke PT, ka-rena ada syarat yang mengharuskan anak lulus UN. Ia menyarankan hasil UN sebaiknya dikembalikan ke seko-lah masing-masing. Jadi, setelah lembar jawaban dipindai, direkap, kemudian dikembalikan ke sekolah. Biar sekolah yang menetapkan kelu-lusan anak didiknya.

“Saya berpendapat, kalau tata kelo la UN masih seperti yang seka-rang, maka lebih baik UN dihapus-kan. Faktanya UN bukan menjadi upaya mencerdaskan dan mening-katkan mutu, tapi justru upaya untuk mengikis karakter secara perlahan, dimana seharusnya ada unsur-unsur kejujuran, jadinya malah tidak ter-wujud lagi. Anak hanya difokuskan kepada 4 mata pelajaran yang di-UN-kan. Belum lagi adanya tekanan. Guru ditekan sedemikian rupa oleh kepala sekolah supaya anak didiknya lulus. Kemudian, kepala sekolah di-

tekan oleh dinas, dinas ditekan oleh bupati, bupati ditekan oleh guber-nur, kemudian ada sekolah-sekolah yang melakukan pembocoran se-cara bersama-sama. Hasilnya, ada bebera pa sekolah yang lulus, namun ada juga yang tidak lulus 100%, kar-ena ada bocoran soal yang menye-satkan,” jelas Reni.

UN merupakan domain pemerin-tah, jadi, pemerintah menyelengga-rakan atau tidak itu domain peme-rintah. Namun, karena DPR memiliki hak budget di dalamnya, sehingga DPR berhak melakukan tindakan terhadap UN ini. Karena anggaran pendidikan yang memutuskan ada-lah DPR, sehingga DPR perlu me-mastikan betul apakah anggaran ini betul-betul digunakan untuk pro-gram dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan atau program jus-tru kontradeduktif terhadap pening-katan mutu pendidikan.

“Kami harus mengkritisi UN ini. Jadi, kami harus pastikan betul jangan sampai anggaran ini disetujui tapi penggunaannya seperti apa, dampak dari penggunaannya seperti apa. Jadi, kami sikapnya rekomendaktif, jadi tidak ada implikasi hukum, mau diikuti monggo, tidak diikuti keterlaluan. Harusnya pemerintah arif menyikapi hal ini, karena DPR yang mempresentasikan kehendak rakyat,” jelas Reni.

Reni berharap hasil UN 2013 sebagai syarat kelulusan dan tiket masuk PT harus ditinjau kembali, karena ia dan komisinya melihat ini ada masalah. Ia sangat menyesalkan betul apabila Mendikbud tetap melakukan kebijakan itu.

“Ini mengidikasikan, pertama, Mendikbud tidak responsif kepada

Reni berharap hasil UN 2013 sebagai syarat

kelulusan dan tiket masuk PT harus ditinjau kembali,

Page 18: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

18 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

kami sebagai wakil rakyat. Kedua, saya dengan terpaksa harus meng-atakan, berarti Mendikbud sa ngat keras kepala untuk menerima masuk-an dari masyarakat. Padahal waktu di raker sudah saya sampaikan, agar Mendikbud berbesar hati dengan berbagai kritik, masukan, saran dari masyarakat, karena semata-semata untuk kebaikan,” ujar Reni.

UN tahun ini, tambah Reni, menjadi pijakan awal untuk melakukan perubahan terhadap UN. Apakah UN akan tetap dilaksanakan dengan format seperti ini, dihapuskan sama sekali, ataukah tetap dilaksanakan n a m u n d a l a m b e n t u k y a n g berbeda.

Bingung dengan Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, Komisi X menemukan masih adanya kebingungan di pendidik terkait dengan Kurikulum 2013. Bahkan ada yang belum siap untuk menjalankan kurikulum ini.

“Hampir semua temuan di lapang-

an mengatakan bingung dengan kurikulum baru ini, bahkan mereka mengatakan tidak siap jika harus di-laksanakan pada tahun 2013. Saya kira mereka wajar bingung, karena mereka belum tahu secara utuh tentang dokumen kurikulum ini se-perti apa. Selama ini yang dilakukan oleh Menteri hanyalah uji publik. Uji publik itu bukan uji publik dokumen kurikulum, tapi konsep dasar ten-tang kurikulum, belum detail segala macam batang tubuhnya. Ibaratnya baru mengatakan, ini pohonnya, nanti akan ada pohon baru warna-nya hijau, pohonnya tinggi rindang. Kenapa rindang? Supaya bisa me-neduhi pohon-pohon kecil dibawah-nya. Tapi berapa cabangnya, berapa rantingnya, apakah ranting itu tum-buhnya akan nabrak ranting lain, apakah keseluruhan pohon akan tumbuh sehat, apakah ranting dida-lamnya akan layu, itu belum ada penjelasannya semua. Jadi, wajar saja mereka bingung,” heran Reni.

Reni juga mengkritisi rumusan konsep dasar tentang kurikulum 2013. Namun setelah dilihat, rincian

dari kompetensi inti yang kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar, ia menemukan banyak sekali persoalan di dalamnya, sehingga banyak yang harus dikritisi.

“Contoh, di dalam kompetensi inti untuk anak SMA dengan mata pelajaran akuntansi, di dalam kompetensi dasar dicantumkan anak harus memahami akutansi sesuai dengan agamanya. Ada hubungannya tidak hal-hal semacam itu? Jadi, jujur secara pribadi saya cukup bisa memahami rincian yang ada di dalam dan banyak sekali yang harus dirubah,” tanya Reni.

Ia menilai dokumen rumusan kompetensi dasar ini dikerjakan dengan sangat tergesa-gesa, karena hanya mengejar yang penting harus “jadi”. Namun karena secara kolektif DPR tidak berhadapan langsung secara konten kurikulum, akhirnya Komisi X hanya fokus di fungsi pengawasan, yaitu melihat kesiapan dan melihat anggarannya.

Politisi PPP ini keberatan jika pe-merintah tetap ingin melaksana-kan Kurikulum 2013 pada bulan Juli nanti. Ia menilai itu keputusan yang sangat keterlaluan, dipaksakan, dan ambisius. Karena dalam hitung-an teknis, sangat sulit kurikulum ini harus dilaksanakan pada bulan Juli 2013. Jadi, kemungkinan besar dengan sangat terpaksa, Komisi X mungkin harus membatalkan kuri-kulum ini, kecuali untuk uji coba.

“Kalau untuk uji coba, kami izin-kan. Antara uji coba dengan pelak-sanaan terbatas itu menurut men-teri sama saja, padahal menurut kami berbeda. Pelaksanaan terbatas seolah-olah ini barang. Konsepnya selesai, anggaran selesai, tetapi di-laksanakan bertahap terbatas. Ada indikasi hukum didalamnya. Ketika dilaksanakan ada kesalahan, lalu ke-mudian diperbaiki pada saat itu, ada kelebihan juga dikurangi pada saat itu. Itu bedanya. Tidak ada implikasi hukum yang menyertainya dalam konteks uji coba itu,” jelas Reni. (sf, mp, spy)

Page 19: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

19EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Pendidikan Harus Kembali Pada UUD 1945

LAPORAN UTAMA

“Jadi, yang dibicarakan adalah bagaimana kita kembali ke jiwa UUD 1945. Ini akan

sampai ke Ujian Nasional (UN). Pasal 57 dan 58 dari UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20 Tahun 2003 ini berisi tentang evaluasi. Di Ayat 1, menjelaskan bahwa evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pendidik. Sedangkan di Pasal 2, evaluasi satuan pendidikan dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara bertahap. Ada 1 lembaga yang secara menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional. Ini yang dilaksanakan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP),” ujar pakar pendidikan Henry Alexis Rudolf

Tilaar yang ditemui Tim Parle di kediamannya, beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Prof Tilaar ini menyatakan bahwa

memang ada

yang pro dan kontra terhadap pelaksanaan UN. Meskipun sudah melanggar UU Sisdiknas dan menjadi problem setiap tahunnya, karena seolah-olah menentukan nasib anak didik, masih ada yang tetap mendukung pelaksanaan UN.

“UN ini katanya untuk memperkuat kesatuan bangsa kita ini. Saya akui. Tetapi apakah UN itu memperkuat persatuan kita. Dimana letak sejarah pendidikan nasional dan perjuangan nasional? Dimana kekuatan UN ini dalam r a n g k a

Salah satu tonggak kebudayaan nasional adalah Pancasila. Dasar Pancasila ada 3 pilar, yaitu Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pakar pendidikan Henry Alexis Rudolf Tilaar.

Page 20: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

20 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

LAPORAN UTAMA

mempersatukan bangsa kita ini?,” tanya Tilaar.

Sebagai contoh pihak yang menentang adanya UN adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X yang akan membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk penghapusan UN. Secara pribadi, Tilaar mendukung apa yang akan dilakukan oleh Sri Sultan. Alasan Sri Sultan menolak UN dikarenakan UN memberikan nilai-nilai negatif ke masyarakat dan merusak nilai anak didik. Sultan meminta keputusan MK supaya UN itu ditinjau kembali karena melanggar hukum.

Ia menegaskan, jika UN itu dikatakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia, itu sudah salah kaprah. Seharusnya ketika merumuskan kebijakan UN itu untuk membantu daerah-daerah yang tertinggal. Sehingga, UN harus kembali ke jiwa UUD 1945, yaitu pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal ini sebenarnya muncul dari kesalahan berpikir mengenai apa sebenarnya fungsi evaluasi pendidikan. Sebenarnya dalam Ayat 1 Pasal 57 UU Sisdiknas sudah bagus, yaitu secara berkesinambungan mengadakan evaluasi perkembangan peserta didik. Jadi, artinya penilaian anak-anak itu dilakukan oleh guru.

Konsep pendidikan modern, tambah Tilaar, adalah pendidikan itu suatu ilmu yang sifatnya konseptual praktis. Artinya bisa muncul di suatu konsep tapi harus di coba dulu pada praktek. Dari konsep percobaan atau praktek itu didapatkan input, demikian seterusnya hingga didapatkan 1 konsep yang benar-benar teruji secara praktis. Itu yang menurut Tilaar sebagai siklus

pendidikan mengenai ilmu yang sebenarnya.

Meni l ik ke konsep Kur ikulum 2013. T i laar menyangsikan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik. Ia menilai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun tahun 2006, belum dievaluasi apakah berhasil atau tidak. Ketika ia berkunjung ke Provinsi Bangka, betapa terkejutnya ia karena ada guru yang tidak mengetahui apa itu Kurikulum KTSP.

“Saya tanya guru-guru di Pangkal Pinang, Bangka. Tahu tidak Kurikulum KTSP? Mereka jawabnya, ‘enggak tahu Pak, pokoknya yang penting anak-anak lulus ujian’. Jadi Kurikulum 2013 ini lebih hebat lagi. Kita belum evaluasi Kurikulum KTSP, tapi sudah mau ganti ke Kurikulum yang baru,” heran Tilaar.

Tilaar menilai Kementerian yang paling konyol di Indonesia adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kenapa? Karena yang ada di Kemdikbud itu orangnya macam-macam, bahkan ada banyak yang tidak mengetahui soal pendidikan. Tentu hal ini terkait dengan profesionalisme. Tilaar menyarankan agar Kemendikbud mesti disempurnakan menjadi suatu kementerian yang profesional.

“Terkait dengan UN, kenapa menjadi kacau begini? Saya punya suatu jawaban, missed management dalam kementerian. Sebab kalau betul-betul di manage dengan baik, jauh-jauh sebelumnya itu sudah dipersiapkan. Ini kan hanya suatu bagian kecil daripada proses pendidikan,” tegas suami dari Dr. Martha Tilaar ini.

Ia juga menyesalkan bahwa kacaunya UN 2013 dikarenakan persoalan teknis yang proses cetak naskah belum selesai. Ia menyarankan untuk percetakan naskah dilakukan di setiap provinsi, kenapa harus dipusatkan di pulau Jawa, bisa jadi hal ini karena missed management.

“Nah oleh karena itu, saya usulkan pendidikan nasional kembali desentralisasi, tapi dalam bentuk yang lain, antara lain misalnya mengenai guru-guru Indonesia. Maksud saya begini, di semua desa Indonesia itu ada gurunya kan? Sebab di setiap desa sudah dibangun sekolah. Jadi, guru ini mempunyai peranan strategis di dalam membina ke-Indonesia-an. Tapi apakah guru ini bisa kita rolling? Misalnya guru Aceh pindah ke Papua, tidak bisa, sebab dia adalah pegawai negara. Jadi, untuk menjaga NKRI itu dengan kondisi pendidikan yang terlalu desentralisasi, tidak mungkin kita membina kesatuan Indonesia melalui guru. Jadi saya usulkan supaya guru itu dipegang secara sentral. Pelaksanaannya bisa oleh daerah, tapi gurunya itu bisa di mana-mana,” saran pria yang masih menjadi Anggota Dewan Pembina ISPI Pusat ini.

Page 21: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

21EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Bagaimana memajukan pendidikan Indonesia?

“Saat ini, kita sedang persiapkan apa yang disebut dengan generasi emas. Ketika kita akan merayakan 100 tahun kemerdekaan nasional, anak-anak sekarang yang berumur 6 sampai 12 tahun akan menjadi manusia umur 40 tahunan yang sangat produktif pada tahun 2045 kelak. Namun budaya konsumerisme, sehingga anak-anak lupa Indonesia itu. Coba kita lihat di mall-mall itu, ada anak yang umurnya 4 sampai 5 tahun ngomongnya Bahasa Inggris, bagaimana iu cara membinanya?” heran Tilaar.

Untuk memajukan pendidikan Indonesia, Tilaar menyarankan untuk mulai lagi dari nol. Kembali kepada jiwa roh UUD Indonesia, tidak terombang-ambing dengan paham liberalisme dan hanyut pada arus perubahan global.

“Oleh sebab itu, kita harus kembali kepada identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Apa identitas kita? Kita ini bangsa yang luar biasa, barangkali secara potensial tidak ada bangsa yang lain dibandingkan dengan bangsa Indonesia. Karena apa? Kita mempunyai tiga modal besar, yaitu kekayaan alam yang luar biasa, alam dan pulau-pulaunya yang luar biasa. Yang kedua, kita mempunyai kekayaan budaya yang tidak ada tandingannya dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain, luar biasa. Ketiga, kita mempunyai sumber daya manusia yang melimpah di dunia. Apakah kita sudah coba kembangkan secara profesional? Apakah kita bersaing dan membenahi diri kita sendiri? Bagaimana memanfaatkan potensi daerah kita yang seharusnya mengembangkan dari bawah?” tegas Tilaar.

Ia meyakinkan bahwa tiga modal ini sangat luar biasa. Dan inilah yang harus dikembangkan melalui pendidikan

yang sangat strategis. Namun sayang sekali, meskipun dalam UU dikatakan bahwa 20% APBN digunakan untuk pendidikan, tetapi diakal-akali karena didalamnya termasuk gaji guru, sarana prasarana dan lain-lainnya.

“Saya masih ingat, waktu orde baru dimulai dan banyak kelemahan di orde ini, pemerintah mengumpulkan para ahli dari berbagai bidang, mengumpulkan dan merumuskan bagaimana sebenarnya tujuan dan program pendidikan itu sendiri. Jadi bukan dimulai dengan orang yang tidak tahu diri kan? Tapi dari berbagai ahli yang dikumpulkan dan merumuskan program pendidikan. Dari situlah, ini menjadi input pada waktu itu untuk pengembangan program pendidikan. Bukan untuk kepentingan seseorang, tapi generasi kita yang akan datang,” jelas penerima Man of The Year Commemorative Medal dari American Biographical Institute di tahun 2003 ini.

Jadi, tambah Tilaar, secara profesional, pendidikan Indonesia harus dirembukkan dengan kembali ke jiwa dasar UUD 1945. Bagaimana agar pendidikan itu sebagai bagian dari kebudayaan nasional, bukan kebudayaan yang lain. Kebudayaan nasional mengembangkan potensi yang luar biasa antar bangsa ini. Kebudayaan nasional itu sesuatu yang menjadi, yang bukan sudah ada, tapi harus dibangun melalui pendidikan.

“Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah. Itu rumusan di dalam penjelasan. Jadi harus dikembangkan dari daerah. Setiap daerah mengembangkan yang terbaik dan yang terbaik disumbangkan untuk Indonesia. Inilah kebudayaan Indonesia. Jadi, Indonesia itu bukan sesuatu yang sudah ada dan diberikan, tapi sesuatu yang terus-menerus kita bangun menjadi bangsa yang luar biasa. Itulah mimpi kita,” yakin Tilaar. (sf, mp, spy)

Page 22: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

22 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

LAPORAN UTAMA

“Jadi tidak benar kalau Komisi X diam, bahkan beberapa saat setelah terungkap UN di 11 Propinsi ditunda, langsung bereaksi. Meski

dalam masa reses, tetapi Komisi X mengundang Mendikbud dan jajarannya Jumat (26/4), empat hari setelah diumumkan penundaan UN pada awal pekan keempat April 2013,” ungkap anggota Komisi X DPR Zulfadhli kepada Parlementaria.

Menurut politisi Partai Golkar ini, kekacauan UN 2013 ini kita anggap UN yang paling buruk dan

paling amburadul sepanjang sejarah pelaksaaan UN. “ Bahkan menjadi masalah nasional, sehingga Komisi X menggunakan waktu reses dengan menghadirkan menteri, untuk mendengarkan, sekaligus mengambil sikap dengan tegas terhadap kekacauan UN,” ujar Zul panggilan akrab Zulfadhli.

Setelah mendengarkan penjelasan menteri dan melihat langsung di lapangan pelaksaan UN termasuk daerah-daerah yang tertunda Komisi X menyesalkan terjadinya penundaan pelaksanaan UN yang tidak

Perbaiki Sistem Evaluasi Belajar Sehingga Tak Terus Jadi Polemik

Tidak dapat dibantah lagi bahwa pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 adalah terburuk dibanding UN sebelumnya. Karena itu Komisi X DPR-sebagai institusi negara yang mempuyai tugas bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata, langsung menggelar rapat dengan mengundang Jajaran Kemendikbud.

Page 23: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

23EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

serentak karena akibat kepada adanya ketidakadilan peserta ujian, termasuk munculnya efek psikologis yang jelek terhadap pelaksanaan UN. Di sisi lain, adanya implikasi anggaran akibat penundaan UN ini sangat disesalkan berbagai pihak.

Dengan kejadian itu pula, Komisi X mendesak kepada menteri untuk mempertimbangkan agar UN 2013 tidak menjadi syarat kelulusan. Maksudnya, sebagai bentuk- terhadap kelalaian jajaran Kemendikbud apapun alasannya, jangan sampai mengorbankan siswa.

“Komisi X juga mendesak kepada menteri untuk mempertimbangkan agar UN 2013 ini tidak menjadi faktor kelulusan dan cukup hanya untuk sebagai alat pemetaan saja. Itu dasar pemikiran kita,” ujarnya.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa Kemendikbud menunda hanya 11 propinsi saja. Semestinya, kalau menghadapi persoalan seperti ini agar semua peserta didik itu mendapat perlakuan yang sama, menteri melakukan penundaan keseluruhan atau serentak. “ Jangan alasan menteri karena khawatir kebocoran. Kalau khawatir kebocoran kan bisa meminta bantuan aparat keamanan untuk menjaga soal,” tegasnya dengan menambahkan bahwa, menunda tidak serentak itu merupakan kebijakan yang salah.

Bentuk Panja

Atas kejadian ini sejumlah anggota Komisi X mengusulkan dibentuknya Panja evaluasi UN untuk mem -bahas secara komprehensif setelah investigasi oleh Irjen Kemendikbud dan BPK selesai. Selanjutnya, Dewan akan mendalami persoalan UN 2013 ini sekaligus

menentukan sikap, apakah UN akan tetap dilaksanakan masih akan dikaji.

Kalau UN tetap dilaksanakan, kekisruhan yang terjadi sekarang ini harus menjadi pelajaran yang berharga, tidak bisa lagi model UN yang sekarang ini kita pertahankan karena mengandung resiko yang tinggi.

Sebenarnya, sambung Zul, UU Sistem Pendidikan Nasional itu tidak ada amanah yang mengharuskan Kemendikbud itu melaksanakan ujian nasional. UU Sistem Pendidikan Nasional itu yang ada mengamanahkan untuk mengevaluasi belajar itu ada di sekjen pendidikan, sekjen pendidikan yang mempunyai kewenangan untuk melakukan evaluasi, tapi tiba-tiba pemerintah mengeluarkan PP nomor 19 tahun 2005 atau 2006 itu tentang standar nasional pendidikan.

Dari standar nasional pendidikan itulah pemerintah memasukkan bahwa salah satu tugas badan standar nasional pendidikan itu melaksanakan ujian nasional, padahal UU Sistem Pendidikan Nasional tidak ada amanahnya.

“ Itu menjadi titik awal, sehingga kita anggap bahwa UN itu tidak punya kekuatan hukum. Karena usia Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini sudah 10 tahun dari tahun 2003 hingga sekarang, maka sudah selayaknya UU Sistem Pendidikan Nasional itu dilakukan perubahan,” tandasnya.

Dikemukakannya, banyak hal yang sudah tidak sesuai lagi dijalankan saat ini, termasuk memperbaiki sistem evaluasi belajar siswa ini, agar dipertegas landasan hukumnya. “ Jangan sampai menjadi polemik terus”.

Tim Kunker Komisi X DPR periksa soal dan lembar jawaban pada UN tingkat SMP di Kota Makassar.

Page 24: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

24 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Dalam raker ini Komisi X meminta hendaknya UN 2013 ini tidak dijadikan faktor kelulusan, supaya ada perlakuan yang adil terhadap seluruh peserta, wajarkah 11 propinsi yang menghadapi akibat penundaan diperlakukan yang sama dengan 22 propinsi. Namun, karena ini kewenangan pemerintah, maka Komisi X tidak berdaya untuk memaksakan hal itu.

“ Kita sudah desak dan menjadi sikap Komisi X, tapi menteri memutuskan tetap. Di sini terlihat bahwa kebijakan pendidikan kita ini memang belum mengimplementasikan prinsip keadilan kepada semua peserta didik,” ia menjelaskan.

Menaggapi sikap “ keukeuh” yang akan tetap menjadikan UN sebagai syarat kelulusan, menurut Zul, karena Mendikbud berpegang kepada peraturan pemerintah (PP), sementara DPR menganggap PP lahir sebagai anak haram, karena tidak punya induknya. Mestinya PP yang lahir atas amanah UU. Tapi UU tidak mengamanahkan bahwa evaluasi oleh UN, apalagi tanggungjawabnya dari pusat, kita sekarang pendidikan itu desentralisasi atau otonomi.

Mestinya lanjut Zul, semua urusan itu diserahkan kepada daerah termasuk UN. Makanya dalam UU Sistem Pendidikan Nasional itu evaluasi ujian itu adanya di satuan pendidikan.

Revisi UU Sisdiknas

Lebih lanjut politisi FPG ini mengemukakan, kita harus mengkaji ulang secara keseluruhan sistem pendidikan. Pertama, tentang filosofi pendidikan harus disesuaikan dengan tantangan sekarang. Filosofi yang ada di UU Sistem Pendidikan Nasional itu kurang memberikan tekanan kepada aspek pendidikan karakter.

Ia tidak menampik, memang kurikulum harus dilakukan perubahan tapi tetap harus mengacu kepada UU. Berkaitan filosofi tadi, harus dimuat tentang pengembangan kurikulum di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

Kemudian berkaitan dengan kata kelola bahwa pendidikan kita ini kan diatur oleh banyak departemen, seperti Kemendikbud dan Kementerian agama, bahkan ada 17 departemen kementerian yang mempunyai lembaga pendidikan.

Padahal di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional itu sudah jelas bahwa pendidikan itu dikelola oleh 1 sistem yang utuh. Jadi jangan banyak kementerian yang mengatur pendidikan. Tetap dibawah naungan pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Meski demikian, diakui Zul, perubahan UU Sisdiknas belum menjadi prioritas Baleg, namun pihaknya akan

terus berjuang tahun 2014 nanti bisa masuk.

Menyinggung UN untuk SD, menurut dia karena UN SD sudah diserahkan kewenangannya kepada propinsi untuk mengelola dan selama ini kita evaluasi tidak ada masalah. Artinya, UN SD lebih lancar daripada UN SMP dan UN SMA. Itu menjadi salah satu penyebab mengapa UN pelaksanaannya masih sentralisik tidak diserahkan kepada daerah termasuk percetakannya. Kalau alasan takut bocor, lebih diperkuatpengamanannya, jangan alasan bocor lalu, ditarik ke pusat. “ Pengamanan soalnya yang dikuatkan diarahkan jangan sampai bocor”.

Sebenarnya lanjut Zul, Menteri mengambil jalan keluar dalam kondisi panik karena harus dilaksanakan dalam kondisi yang kacau, maka soal ujian difotocopy. Ini akan membuka celah untuk bocor.

Akibat tidak serentaknya UN, implikasinya muncul anggaran-anggaran yang tidak terduga. Oleh karena itu, dia minta agar seluruh anggaran yang itu harus dikelola oleh pemerintah pusat. Karena kelalaian pemerintah, maka ada biaya yang ditanggung oleh percetakan karena percetakan itu tidak mampu mendistribusikan.

Kemudian ada biaya fotocopy yang menjadi beban bagi daerah itu harus dibayar oleh pemerintah pusat, jangan sampai itu menjadi beban daerah bahkan beban sekolah. Karena anggarannya sudah tersedia cukup banyak, yakni 644 milyar tidak ada pemblokiran, pada tanggal 21 Desember Komisi X DPR sudah menyetujui anggaran itu.

Bahkan usulan tambahan 100 milyar juga telah dipenuhi karena jumlah peserta didik bertambah, juga honor pengawas ditambah karena meningkatnya kesulitan, semua berakibat kepada penambahan anggaran.

Mengenai kurikulum baru yang akan dilaksanakan Juli 2013, kata Zulfadhli, sampai saat ini panja belum merekomendasikan kurikulum itu bisa dilaksanakan karena sampai saat ini belum ada keputusan, masih ada beberapa hal yang belum tuntas. Pertama, Komisi X sampai saat ini belum menerima dokumen lengkap, dokumen kurikulumnya baru ada sebagian, belum lengkap.

Kedua, tentang anggaran, Komisi X meminta ada pendapat dari BPKP terkait dengan penggunaan anggaran yang bukan peruntukannya untuk kurikulum tapi akan digunakan untuk kurikulum. Karena anggaran yang disiapkan khusus untuk kurikulum itu cuma 600 milyar lebih dan disetujui di RKKN 2013 ternyata Menteri memerlukan 2,4 triliun.

Berdasarkan informasi, Kemendikbud akan menggunakan anggaran-anggaran pos-pos lain untuk dipakai anggaran kurikulum, seperti anggaran rutin

Page 25: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

25EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

pelatihan guru. “ Apakah dibenarkan, penggunaan anggaran sebelum ada keputusan revisi APBN, ini yang kursial,” jelasnya.

Melihat lambatnya Kementerian untuk menyelesaikan beberapa hal itu, akhirnya Panja belum mengambil kesimpulan. “ Saya pesimis kurikulum baru bisa diimplementasikan pada Juli 2013, apalagi waktunya tinggal 2 bulan,” tegasnya lagi.

Terkait dengan kesiapan guru, pada dasarnya mereka ikut saja karena diberikan pelatihan, tapi sejauh mana hasil pelatihan itu. Zul menyatakan, “ Kita meragukan dengan waktu yang singkat itu, hanya 52 jam atau kurang lebih 1 minggu mereka dilatih untuk melaksanakan kurikulum baru. Kita belum tahu evaluasinya”.

Lebih lanjut dia menyatakan, dengan kurikulum yang baru ini semestinya tidak perlu lagi ujian nasional. Biarkan saja ujian sekolah karena kompetensi standarnya sudah baik, yang penting kan sejauh mana kontrol pemerintah. Kemudian meningkatkan mutu guru. Jadi mestinya dengan kurikulum baru UN tidak perlu diadakan lagi.

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, pihaknya meminta investigasi yang dilakukan oleh Kemendibud lewat Irjen segera disampaikan ke publik. Kemudian memberikan sanksi ke semua pihak, bahkan ke orang internal Kemendikbud sekalipun yang lalai dan melakukan penyimpangan begitu percetakannya pun harus diberikan sanksi.

“Begitu selesai reses, panja akan melakukan rapat-rapat dengan Kemendikbud, pasti kita akan mendalami hasil investigasi,” tegasnya.

Ditanya mengenai harapan dunia pendidikan mendatang, Zul menegaskan, harus ditata ulang sistem pendidikan kita. Karena dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tantangan jaman sekarang dan kedepan, baik menyangkut filosofi, tata kelola dan masalah lain bertalian dengan dunia pendidikan.

Konsekuensinya, lanjut Zul, harus dilakukan revisi atas UU Sisdiknas, dengan tujuan betul-betul membangun suatu sistim pendidikan yang baik. Termasuk persoalan guru itu profesi, semestinya guru disentralisasi ke pusat saja, pengangkatannya pembinanya dan segala macam dari pusat.

‘ Sekarang kan tidak, anggarannya dari pusat tapi yang mengatur daerah. Kita lihat di daerah, banyak guru-guru yang tidak diberdayakan dengan baik bahkan guru dijadikan camat, guru dipindah-pindahkan,” ujarnya.

Akibat dari kelembananan menata sistem pendidikan kita, akibatnya kita rasakan sekarang. Dulu banyak mahasiswa luar negeri seperti Malaysia menuntut ilmu di Indonesia, sekarang malah kebalik, mahasiwa Indonesia yang belajar ke Malaysia. Artinya, kita tertinggal. “ Mereka jauh lebih cepat karena komitmen mereka menata pendidikannya sudah jauh. Harus segera dilakukan, kalau tidak kita akan semakin tertinggal,” kata Zul menutup pembicaraan. (mp,sf,spy)

Tim Komisi X DPR kunjungi kelengkapan fasilitas UN di Unnes Semarang.

Page 26: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

26 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

SUMBANG SARAN

Pada tanggal 21 Mei 2007 Peng-adilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan perkara gugatan Citi-zen law Suit tentang Ujian Nasional Nomor 228/Pdt.G/2006/PN.JKT.PST. Dalam putusan tersebut hakim men-gadili dalam pokok perkara :

1. Mengabulkan gugatan Subsidair Para Penggugat;

2. Menyatakan bahwa para tergu-gat, Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri Pendidikan Nasional dan Ketua Badan Standar Nasion-al Pendidikan telah lalai dalam memberikan pemenuhan dan perlindungan Hak Asasi Manusia terhadap warga negaranya yang menjadi korban Ujian Nasional (UN), khususnya pada hak atas pendidikan dan hak-hak anak;

3. Memerintahkan kepada Para Ter-gugat untuk meningkatkan kuali-tas guru, kelengkapan sarana dan pra sarana sekolah, akses in-formasi yang lengkap di seluruh daerah di Indonesia, sebelum mengeluarkan kebijakan Pelaksa-naan Ujian Nasional lebih lanjut;

4. Memerintahkan kepada Para Ter-gugat untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi gangguan psikologis dan mental peserta didik dalam usia anak akibat penyelenggaraan Ujian Nasional;

5. Memerintahkan kepada Para Tergugat untuk meninjau kembali Sistem Pendidikan Nasional;

6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara yang hingga kini berjumlah Rp. 374.000,- (Tiga ratus tujuh puluh empat ribu rupiah).

Atas putusan PN Jakpus tersebut Para Tergugat mengajukan Banding. Pada tanggal 6 Desember 2007 Pengadilan Tingi Jakarta melalui Putusan Nomor : 377/PDT/2007/P T.DKI. menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Atas putusan Pengadilan Tinggi Jakarta para Tergugat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung. Dan pada tanggal 14 September 2009 melalui putusan nomor 2596K/PDT/2008 MA MENOLAK kasasi pemerintah.

Terkait dengan Putusan Penga-dilan Jakarta Pusat yang diperkuat dengan putusan Pengadilan Ting-gi Jakarta dan Putusan Mahkamah Agung RI ditambah dengan sejum-lah pendapat para pakar pendidikan, praktisi pendidikan dan masyarakat yang menilai bahwa Ujian Nasional secara yuridis tidak sesuai dengan UU Sisdiknas, bertentangan de ngan prinsip pedagogis, tidak sejalan dengan prinsip-prinsip penilaian ke-giatan pembelajaran, pemborosan dana negara dan melanggar hak-

hak anak maka Tim Advokasi Korban Ujian Nasional (TekUN) bersama Education Forum pernah menyam-paikan sikap antara lain :

1. Bahwa Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri Pendidikan Nasional dan Ketua Badan Standar Nasion-al Pendidikan telah lalai dalam memberikan pemenuhan dan perlindungan Hak Asasi Manusia terhadap warga negaranya yang menjadi korban Ujian Nasional (UN), khususnya pada hak atas pendidikan dan hak-hak anak;

2. Bahwa sebuah kebijakan pemer-intah yang secara hukum dinyata-kan telah lalai dalam memberikan pemenuhan HAM, khususnya hak atas pendidikan dan HAK ANAK sudah semestinya dikoreksi to-tal dan bahkan dihentikan. Maka dengan demikian kebijakan UN su-dah semestinya dihentikan, atau setidak-tidaknya ditunda sampai terpenuhinya peningkatan kuali-tas guru, sarana prasarana dan akses informasi secara lengkap di seluruh daerah di Indonesia, atau sekurang-kurangnya dilak-sanakan tetapi tidak dijadikan sebagai syarat kelulusan. Jika Ke-mentrian Pendidikan Nasional RI terus memaksakan penyelengga-raan Ujian Nasional maka dikha-watirkan dapat membangun citra yang kurang baik pada program pemerintah di bidang pendidi-

Oleh : Suparman (Koordinator Education Forum)

GUGATAN MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL

Catatan PerJaLanan

Page 27: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

27EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

kan karena kebijakan tersebut mengandung pelanggaran HAM khususnya hak atas pendidikan dan HAK ANAK;

3. Sesuai dengan putusan pengadi-lan yang memerintahkan Presi-den Republik Indonesia untuk meninjau kembali sistem pendidi-kan nasional maka terkait dengan kebijakan UN sudah semestinya Presiden RI melakukan revisi Pera-turan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terutama terkait den-gan ketentuan yang menyangkut masalah syarat kelulusan peserta didik (Pasal 72 PPSNP), disamp-ing mengkaji kembali sejumlah kebijakan lain yang belum ber-perspektif anak dan mungkin berpotensi/mengandung muatan pelanggaran HAM, khususnya hak anak;

4. Mendesak Presiden RI untuk me-matuhi keputusan hukum Penga-dilan Negeri Jakarta Pusat yang diperkuat dengan putusan Peng-dilan Tinggi Jakarta dan putusan Mahkamah Agung RI.

Pernyataan sikap ini disampaikan s e c a r a b e r s a m a a n d e n g a n penyampaian pengaduan T im Advokasi bersama Education Forum dan Poros Pelajar ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada tanggal 21 Desember 2009. Pengaduan ke Komnas HAM terkait dengan penilaian Tim Advokasi dan eF bahwa terdapat pelanggaran HAM, khususnya hak anak dalam kebijakan UN sebagaimana bunyi amar putusan PN Jakarta Pusat.

D e s a k a n a g a r p e m e r i n t a h mematuhi putusan pengadilan pun telah disampaikan oleh Komisi Per l indungan Anak Indonesia (KPAI). Desakan ini tidak terlepas dari hasil kajian KPAI tahun 2008 yang dilakukan secara intens d e n g a n m e l i b a t k a n b a n y a k pihak dari berbagai bidang ilmu. Kesimpulan yang diperoleh, dari tinjauan kontitusional, akademik, dan psikologis, ujian nasional bertentangan dengan perspektif

perlindungan anak.

Tidak hanya UN, bahkan dari hasil penelitiannya KPAI pernah mempublikasikan adanya sejumlah pasal dalam UU Sisdiknas yang belum memiliki perspektif anak. Padahal didalam penjelasan pasal 2 UUPA ditegaskan bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

Pada saat menerima pengaduan T im Advokasi dan Educat ion Forum tentang pelanggaran HAM yang terjadi dalam kebijakan UN, Komnas HAM telah mengeluarkan empat butir rekomendasi yang disampaikan langsung kepada Presiden, Mendiknas dan Ketua BSNP. Dalam rekomendasinya Komnas HAM mendesak kepada Presiden, Mendiknas dan Ketua BSNP untuk melakukan:

1. Peninjauan ulang terhadap sistem pendidikan nasional;

2. Revisi Peraturan Pemerintah No-mor 19 Tahun 2005 tentang Stan-dar Nasional Pendidikan dengan menghapus pasal 72 yang me-nyebutkan UN sebagai syarat ke-lulusan;

3. Meninjau ulang atau menghen-tikan Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2010;

4. Mematuhi Putusan hukum Peng-adilan Negeri Jakarta Pusat No-mor : 228/Pdt.G/2006/PN.JKT.PST yang diperkuat dengan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Nomor : 377/K/PDT/2007/PT.DKI dan Pu-tusan Mahkamah Agung RI No-mor : 2596K/PDT/2008.

R e k o m e n d a s i i n i p e n t i n g disampaikan oleh Komnas HAM karena berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, P e r l i n d u n g a n , p e m a j u a n , penegakan, dan pemeuhan Hak

Asasi Manusia menjadi tanggung jawab pemerintah.

Sangat disesalkan pemerintah melalui Mendiknas terlihat kurang merespon saran, masukan, kritik dan bahkan protes dari sejumlah elemen masyarakat, baik orangtua, anak/pelajar, mahasiswa, guru dan sejumlah pakar pendidikan. Padahal anak berhak didengar pendapatnya (Pasal 10 UUPA). Masyarakat pun berhak berperan ser ta dalam p e r e n c a n a a n , p e l a k s a n a a n , pengawasan, dan evaluasi program pendidikan (Pasal 8 UU Sisdiknas), d a n g u r u b e r h a k m e m i l i k i kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan (Pasal 14 ayat1/i). Bahkan pasal 45 PP-74/2008 peranserta guru dalam penentuan kebijakan pendidikan dapat dilakukan mulai dari tingkat satuan pendidikan sampai di tingkat nasional. Peran di tingkat nasional meliputi saran atau pertimbangan ter tul is ataupun l isan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, penyusunan rencana strategis bidang pendidikan; dan kebijakan operasional pendidikan tingkat nasional.

Menjadi sangat mengherankan ketika sejumlah peraturan perun-dang-undangan memberi hak par-tisipasi kepada masyarakat, anak/pelajar dan guru untuk terlibat da-lam penentuan kebijakan pendidi-kan, pemerintahnya malahan jalan sendiri. Kebijakan UN dijalankan se-suai dengan keinginan pemerintah saja. Bahkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai Mahka-mah Agung, termasuk rekomendasi KPAI dan Komnas HAM (dua komisi negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang) terlihat tak digu-bris.

Beberapa Rekomendasi :

Untuk mengakhiri kontroversi UN, Tim Advokasi Korban UN bersama Education Forum sejak tahun 2008 sudah merumuskan solusi alternatif dengan memberikan sejumlah rekomendasi mengenai

Page 28: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

28 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

SUMBANG SARAN

b agaimana for mulas i s y ar at kelulusan yang bisa dijadikan jalan tengah kepada pemerintah. Rekomendasi ini tetap memberikan jalan kepada pemerintah untuk tetap menyelenggarakan UN tetapi tidak menghilangkan hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kepentingan terbaik anak.

Bukan hanya rekomendasi ten-tang syarat kelulusan sebagai jalan tengah Education Forum juga men-desak agar kebijakan UN dievaluasi secara total. Hal ini terkait dengan salah satu putusan pengadilan yang memerintahkan kepada Presiden RI untuk meninjau ulang sistem pen-didikan nasional.

A. Syarat Kelulusan :

1. Menggunakan penilaian yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata tersebut dapat diambil dari seluruh pelajaran atau beberapa pelajaran yang disepakati bersa-ma dengan mempertimbangkan bahwa semua sekolah menga-jarkan mata pelajaran yang digu-nakan sebagai syarat kelulusan tersebut. Idealnya, nilai rata-rata tersebut dihitung sejak tahun per-tama siswa di suatu jenjang pen-didikan agar lebih mencerminkan keseluruhan proses belajar yang dijalani siswa dan memperkaya informasi yang digunakan dalam menentukan kelulusan siswa.

2. Mengombinasikan nilai yang diperolah dari sekolah selama be-berapa tahun dan nilai UN untuk mata pelajaran yang bersangku-tan dengan memberikan bobot pada setiap komponen:

Misalnya:

S e o r an g s i s w a d iny at ak an lulus suatu mata pelajaran yang disyaratkan apabila

(Nilai Semester I + Nilai Semester II + ...+ Nilai Semester VI + nilai UN)/7

3. Menggunakan indeks prestasi kumulatif siswa sebagai syarat kelulusan siswa dari suatu jen-jang pendidikan dengan standar kelulusan yang ditentukan oleh sekolah. Akan tetapi, penggu-naan indeks prestasi kumulatif ini membutuhkan penyesuaian dalam sistem penilaian karena selama ini sekolah-sekolah di In-donesia menggunakan penilaian dengan angka, berbeda dengan indeks prestasi kumulatif yang menggunakan huruf (A = 4, B = 3, dan seterusnya)

Alternatif 1 dan 3 di atas menyer-ahkan sepenuhnya kelulusan siswa pada guru dan sekolah. Saat ini me-mang masih berkembang keraguan terhadap konsistensi penilaian yang dilakukan oleh guru. Akan tetapi, penilaian yang diberikan oleh guru sebenarnya memiliki beberapa ke-unggulan, antara lain:

a. guru memiliki lebih banyak ke-sempatan untuk menilai, dan pada saat yang sama, mengem-bangkan kemampuan siswa mela-lui beragam model penilaian dan aktivitas;

b. penilaian-penilaian yang dilaku-kan oleh guru berdampak lang-sung pada perbaikan proses be-lajar siswa karena adanya umpan balik yang bisa dilakukan segera;

c. Penelitian-penelitian seputar seleksi penerimaan mahasiswa baru yang pernah dilakukan di AS menunjukkan bahwa indeks prestasi kumulatif di SMA, yang merupakan akumulasi dari penilai-an-penilaian yang diberikan oleh guru, memiliki kemampuan yang lebih besar dalam memprediksi prestasi akademis di perguruan tinggi dibandingkan dengan ha-sil-hasil tes standar yang didasar-kan pada penguasaan materi di SMA, seperti Scholastic Achieve-ment Test II (SAT II) dan American College Testing (ACT), maupun yang didasarkan pada kemam-puan umum dalam matematika dan bahasa, seperti Scholastic Aptitude Test (SAT).

B. EVALUASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL

1. Kebijakan penyelenggaraan UN/UASBN perlu dievaluasi secara jujur, terbuka, dan jernih karena asumsi yang melandasi kebijakan tersebut masih lemah, selain dominannya dampak negatif ketimbang dampak positif. Selain itu, kebijakan UN/UASBN juga tidak terencana dengan baik. Terbukti dari berbagai aturan dadakan yang tidak disosialisasi-kan dalam waktu yang memadai, misalnya dimajukannya waktu pelaksanaan UN dan kebijakan ujian ulang yang hanya diumum-kan beberapa bulan sebelum UN dilakukan sehingga sekolah terpaksa melakukan pemadatan-pemadatan kurikulum.

2. Berdasarkan hasil evaluasi ter-hadap kebijakan UN pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memfokuskan upaya peningkatan mutu pendidikan dan penguran-gan kesenjangan mutu pendidik-an di tanah air melalui kebijakan-kebijakan yang lebih strategis dan tepat, misalnya de ngan mem-fokuskan pada pencapaian Stan-dar nasional pendidikan lainnya, yaitu standar isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan, selain standar pe-nilaian pendidikan yang di da-lamnya meliputi penilaian yang dilakukan guru dan sekolah. Ten-tu tidak rasional bila pemerintah menuntut output yang tinggi tan-pa benar-benar membenahi input dan proses. Dengan kata lain, pe-merintah seharusnya tidak hanya terpaku pada upaya meningkat-kan mutu melalui kebijakan UN/UASBN yang masih kontroversial. A Malik Gismar (Kompas, 26 No-vember 2009) menyebutkan bah-wa “Dari data cohort 1986-2006, bila kita ikuti mereka yang masuk kelas I SD di Indonesia secara long itudinal, maka rata-rata pada tahun keenam yang tidak lulus SD sekitar 27 persen dan pada tahun kesembilan yang tidak lulus SMP 55,8 persen. Sementara itu, pada

Page 29: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

29EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

tahun ke-12 yang tidak lulus SMA adalah 75,5 persen (ESR World Bank, 2007).“Gismar menyatakan masih besarnya porsi pembiayaan pendidikan yang ditanggung oleh orang tua berkontribusi terhadap tingginya angka putus sekolah tersebut. Liputan Kompas (11 Desember 2009) melaporkan 2,2 juta anak usia wajib belajar belum tersentuh pendidikan dasar sem-bilan tahun bahwa angka putus sekolah, yang antara lain disebab-kan oleh sulitnya akses ke seko-lah, kurangnya kesadaran orang tua, dan faktor ekonomi.

3. Pihak-pihak yang yang pro dan kontra terhadap kebijakan UN, perlu duduk bersama disertai keterbukaan, kejernihan, dan ke-jujuran dalam menguji asumsi-asumsi yang melandasi kebijakan tersebut untuk keluar dari pole-mik yang berkepanjangan dan mencari solusi-solusi yang lebih tepat dan strategis dalam upaya memberikan pendidikan bermutu bagi seluruh anak Indonesia;

4. Kebijakan pendidikan pada um-umnya adalah kebijakan yang terkait dengan anak. Karena dida-lam setiap kebijakan setiap anak mempunyai hak untuk dilindungi maka setiap pengambilan kebi-jakan pendidikan sudah semestin-ya merujuk pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 2 UUPA menegaskan bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentin-gan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

5. Keputusan pengadilan semestinya tidak hanya dilihat dari persoalan teknis implementatif UN semata, tetapi lebih dari itu kebijakan UN harus dilihat sebagai kebijakan pendidikan yang telah menim-bulkan persoalan pelangar an Hak Anak. Keputusan pengadilan me-mang tidak secara tegas melarang penyelenggaraan Ujian Nasional, tetapi kebijakan apapun yang

dikeluarkan pemerintah, apalagi kebijakan pendidikan, yang din-yatakan secara yuridis mengan-dung muatan pelanggaran HAM, khususnya Hak Anak maka kebi-jakan tersebut sudah semestinya dirombak total.

Untuk memperkuat rekomendasi agar kebijakan UN dievaluasi secara menyeluruh, DR. Elin Driana (Dewan Pakar Education Forum dan salah satu koordinator) telah melakukan kajian kepustakaan seputar ujian kelulusan di berbagai negara (Buku Hitam UN, 2012). Hasil penelitian tersebut tertuang dalam ringkasan sebagai berikut:

Tinjauan Ringkas Penelitian-P e n e l i t i a n S e p u t a r U j i a n Kelulusan

Keteguhan sikap pemerintah untuk menjadikan hasil UN/UASBN sebagai syarat kelulusan didasarkan pada asumsi bahwa kebijakan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, di samping motivasi para guru. Namun, cara pandang tersebut mengabaikan faktor-faktor yang berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa, antara lain: status sosial ekonomi siswa dan sekolah.

J. Douglas Willms (2006) dari UNESCO Institute For Statistics d a l a m l a p o r a n n y a b e r j u d u l “Learning Divides: Ten Policy Questions about the Performance and Equity of Schools and Schooling Systems” mengelompokkan sistem akuntabilitas pendidikan, antara lain melalui ujian kelulusan, ke dalam bentuk intervensi universal (universal interventions). Intervensi te r sebut mer upakan sebuah kebijakan yang diterapkan pada seluruh siswa dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi akademis mereka. Namun, intervensi universal berpotensi melanggengkan atau malah memperlebar kesenjangan prestasi akademis berdasarkan status sosial ekonomi karena telah terbukti secara empiris betapa eratnya keterkaitan antara prestasi akademis siswa dan latar belakang sosial ekonomi keluarga dan kondisi sekolah.

Perlu diingat pula, bahwa siswa-siswa di Finlandia mampu mencatat prestasi gemilang dalam PISA (The Programme for International Student Assessment) meskipun tidak ada ujian kelulusan. Satu-satunya ujian berskala nasional yang dilaksanakan adalah ujian matrikulasi sebagai syarat untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Page 30: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

30 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Sejauh ini, penelitian-penelitan seputar hubungan kebi jakan penggunaan hasil ujian untuk m e n gamb i l ke p utus an y an g berdampak besar terhadap masa depan siswa (high-stakes testing), misalnya menentukan kelulusan siswa dari suatu jenjang pendidikan ataupun kenaikan kelas, dengan peningkatan prestasi akademis siswa masih memberikan hasil yang bertolak belakang, sebagaimana tampak pada ringkasan di bawah ini.

1. Beberapa penelitian menunjuk-kan bahwa kebijakan tersebut meningkatkan prestasi akademis siswa untuk mata pelajaran yang diujikan (Bishop, Mane, Bishop, & Moriarty, 2001; Phelps, 2001), namun penelitian lain menunjuk-kan tidak ada kontribusi positif (Amrein & Berliner, 2003; Jacob, 2001).

2. Dee dan Jacob (2006) menunjuk-kan bahwa ujian kelulusan hanya meningkatkan prestasi akademis siswa dengan latar belakang so-sial ekonomi tinggi dan kondisi sekolah yang lebih baik.

3. Penelitian Jaekyung Lee (2006) yang dilakukan di 50 negara bagian di Amerika Serikat menun-jukkan bahwa pendekatan yang hanya memfokuskan pada per-formance tidak efektif mening-katkan prestasi akademis siswa tanpa dukungan input yang me-madai. Lee mendefinisikan input sebagai biaya penyelenggaraan

pendidikan yang dibutuhkan oleh tiap siswa per tahun, jumlah siswa dalam tiap kelas, dan kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru dan bidang studi yang dia-jarkan.

4. Terdapat keterkaitan yang erat antara status sosial ekonomi orang tua dan kondisi sekolah dengan prestasi akademis. Hal ini telah mendapatkan dukung-an empiris yang kokoh, bahkan melalui penelitan yang meng-gunakan data dari berbagai negara (Willms, 2006; Fuchs dan Wöβmann, 2007).

5. Penelitian-penelitian yang diter-bitkan dalam jurnal-jurnal in-ternational menunjukkan pula berbagai dampak negatif yang menyertai kebijakan high-stakes testing, seperti ujian kelulusan.

Dampak-dampak negatif terse-but, antara lain:

a. kesenjangan prestasi akade-mis berdasarkan status sosial ekonomi keluarga siswa (Dee & Jacob, 2006; Willms, 2006);

b. peningkatan resiko putus seko-lah, terutama bagi

• siswa yang berasal keluarga tidak mampu (Cunningham & Sanzo, 2002; Dee & Jacob, 2006; Marchant & Paulson, 2005; National Research Council, 1997; Reardon, 1996; Warren, Jenkins, & Ku-

lick, 2006);

• siswa dari kelompok mi-noritas (Dee & Jacob, 2006; National Research Coun-cil, 1997; Reardon, 1996; Warren, Jenkins, & Kulick, 2006);

• siswa dengan prestasi aka-demis yang rendah (Archer & Dresden, 1987; Bishop & Mane, 2001; Jacob, 2001).

c. Penyempitan kurikulum, yaitu terfokusnya pembelajaran pada mata pelajaran yang diujikan sehingga mata pelajaran yang tidak diujikan menjadi terabai-kan (Gayler, Chudowsky, Ham-ilton, Kober, & Yeager, 2004; Jones, Jones, & Hargrove, 2003; Watanabe, 2006);

d. proses belajar yang berupaya menggali aspek kreativitas dan berpusat pada siswa cenderung terpinggirkan karena lebih memfokuskan pada latihan-latihan soal (Abrams, Pedulla, & Madaus, 2003; Jones, Jones, & Hargrove, 2003; Vogler, 2005; Zao, 2006);

e. tekanan berlebihan yang dira-sakan oleh siswa (Gregory & Clarke, 2003);

f. tekanan berlebihan yang dira-sakan oleh guru (Abrams, Pe-dulla, & Madaus, 2003).

Tentang : SUPARMAN

Pendidik, Direktur Lembaga Advokasi Pendidikan/LAP (1999-2007); Anggota Tim Perumus Awal RUU Guru di Departemen Pen-didikan Nasional (2003-2005); Koordinator Koalisi Pendidikan (2002-2005); Koordinator Education Forum/eF (2006-sekarang); Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia (2005-2012); Dewan Penasehat Federasi Guru Independen Indonesia /FGII (2012-seka-rang) dan Persatuan Guru (Swasta) Indonesia/PGSI (2011-sekarang); Salah satu penulis buku Menggugat Ujian Nasional terbitan Teraju Mizan (2007); Penyusun buku Manajemen Organisasi Guru (2007); Penulis Artikel di sejumlah media massa Harian Kompas, Media Indo-nesia, Pikiran Rakyat dan media massa lain, Narasumber dan pemakalah tentang pendidikan dan guru di sejumlah Seminar, Workshop, Diskusi Publik; Penerima Penghargaan dari Kementerian Pendidikan (Nasional) dan Kebudayaan RI sebagai Penulis Artikel Pendidikan Terbaik III (2005) dengan judul Demokratisasi Pendidikan di Sekolah dimuat di Harian Media Indonesia dan Penulis Artikel Pendidikan Terbaik II (2006) dengan judul “Jangan Takut Menjadi Guru”, dimuat di Harian Kompas; Nominator HAM Award LBH Jakarta tahun 2008; Direktur Sekolah Guru Kihadjar (2009-sekarang); Fasilitator dan Narasumber pada Kursus Kader Guru/KKG (2011-sekarang)

SUMBANG SARAN

Page 31: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

31EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha menyampaikan kegusarannya terhadap maraknya penimbunan dan penyelundupan BBM di sejumlah daerah di tanah air. Ia menduga aksi ini tidak lepas dari keterlibatan sejumlah oknum yang mempunyai otoritas di daerah. “Saya menghimbau seluruh masyarakat Indonesia menjadikan penimbun dan penyelundup BBM menjadi musuh bersama. Pelaku ini leluasa karena tidak lepas dari dukungan oknum yang mempunyai otoritas daerah,”ujarnya.

Satya mengaku dirinya banyak menerima masukan seputar aksi penyelundupan masukan seputar aksi penyelundupan berkilo-kilo liter BBM bersubsidi tanpa ada pihak yang menegur atau melakukan tindakan hukum, sehingga di sejumlah daerah SPBU kehabisan stok, sementara data dari Pertamina menunjukkan pengiriman melebihi kuota namun anehnya, kerap kita lihat BBM bersubsidi itu dijual dalam bentuk botol-botol di pinggir jalan. “Kalau kita menerapkan punishment dengan benar seharusnya mereka sudah kena. Ini jadi pandangan sehari-hari dan kita memaklumi, tidak ada tindakan. Hal itu tidak bisa dibiarkan kalau perlu masyarakat ikut ser ta menggerebek para penimbun itu, karena berkaitan d e n g a n m a s a l a h e k o n o m i y an g ak an m enyen gs ar ak an masyarakat,”ujarnya.

Bahkan sejak tahun 2010 tahun lalu politisi Partai Golkar ini telah

mengusulkan agar pemerintah menerapkan BBM dengan dua harga dengan didukung pengawasan menggunakan system IT. Kebijakan ini bisa mendidik masyarakat bahwa subsidi bukan untuk si kaya tapi untuk miskin. “ Teknologi IT yang mendukung kontrol penjualan sudah ada, orang tidak membeli apabila kuota hariannya sudah habis. Ada investasi untuk pengadaan IT, tetapi itu tidak sebanding dengan penghematan subsidi yang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan triliun rupiah,”katanya.

Satya mengingatkan, pemerintah harus tertib anggaran karena tidak bisa mengubah kuota BBM subsidi tanpa mengubah APBN 2012 yang sudah ditetapkan. Untuk itu, dia menyarankan agar penghitungan peruntukan kuota BBM t idak hanya berdasarkan pertumbuhan jumlah kendaraan, namun juga memasukkan faktor penyelundupan BBM yang secara kasatmata terjadi di mana-mana.

Sedangkan penghematan BBM subsidi, menurut Satya, hanya bisa dilakukan apabila pemerintah melakukan sistem kendali volume perkendaraan per hari. “ Tanpa sistem itu, kebocoran dan pembengkakan volume BBM subsidi makin tidak terkendali,” ucapnya.

Dia menyatakan bahwa pem-batasan pemakaian BBM subsidi yang dikatakan Menteri ESDM Jero Wacik hanya akan efektif apabila menggunakan teknologi IT. Seperti

pernah dipaparkan oleh Pertamina di Komisi VII DPR jika sistem SMP BBM dalam tahap uji coba di 132 SPBU Kalimantan dan dalam proses pengadaan sistemnya. Diharapkan sistem ini dari pemasangannya da-pat efektif untuk mencegah kebo-coran, sistem IT ini nantinya akan connect dan dapat mencatat input data nomor kendaraan, lokasi SPBU, jenis BBM yang dikonsumsi, sampai jam pengisian.

“Dimana titik serah penjualan ada di SPBU dan bukan di Depo, juga memonitor penjatahan volume per mobil perhari. Ini satu langkah yang bisa diambil segera pada tahun anggaran 2013 untuk mengurangi penyelundupan dan pembengkakan volume BBM subsidi," tegasnya.

Langkah pengendalian dengan memakai system IT ini dinilainya paling taktis terlebih jika diparalelkan dengan kenaikan harga BBM subsidi. Karena opsi konversi BBM ke BBG ia lihat butuh waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkan

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Penimbun dan Penyelundup BBM

PENGAWASAN

Page 32: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

32 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

semua infrastrukturnya.

Kebut Pembahasan APBNP

Kenaikan harga BBM tentunya bersubsidi membawa implikasi terhadap anggaran pemerintah, dimana jauh-jauh hari pemerintah m e m b e r i k a n i n d i k a s i a k a n dimasukkan didalam APBN-P 2013 mendatang. Pada APBN 2013, pemerintah menetapkan asumsi dasar yang terdiri atas, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen, laju inflasi pada tingkat 4,9 persen, dan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tahun 2013 sebesar Rp 9.300/dolar AS.

Sedangkan tingkat suku bunga SPN tiga bulan pada 2013 diperkirakan sebesar 5,0 persen, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) di pasar internasional diperkirakan 100 dolar AS per barel, dan lifting minyak dan gas bumi Indonesia pada 2013 diperkirakan mencapai 2.260 ribu barel setara minyak, yang meliputi lifting minyak sebesar 900 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.360 ribu barel setara minyak.

Pada kesempatan berbeda seusai konsultasi DPR-Pemerintah, Ketua DPR Marzuki Alie mengakui memang akan ada perubahan besar dalam asumsi-asumsi makro ekonomi dalam APBN 2013. Perubahan itu nantinya akan dimasukkan dalam APBN-P 2013 mendatang. "Pemerintah mengharapkan kepada DPR untuk membahas segera. Kalau sesuai ketentuan selama 1 bulan, pemerintah bisa diselesaikan dalam 3 minggu, sehingga awal Juni sudah bisa disahkan," paparnya.

Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso mengaku memaklumi alasan pemerintah untuk menaikkan h a r g a b a h a n b a k a r m i n y a k (BBM) bersubsidi. Pengakuan itu disampaikannya usai mengikuti rapat konsultasi antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan pimpinan DPR.

"Beliau (SBY) menjelaskan dari lubuk hat i terdalam, kenapa pemerintah harus menaikkan harga BBM. kami memaklumi. Masalah lainnya biarkan nanti akan kami bahas," kata Priyo.

Dia menambahkan, jika beban subsidi BBM tidak dikurangi, maka akan mempengaruhi kondis i ke u an g an n e g ar a . D P R p un memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk memutuskan rencana kenaikan. "Kita persilakan dengan kewenangannya untuk putuskan. Nanti DPR akan membahas sisi-sisi tentang proteksi sosial," tandasnya

Sementara Wakil Ketua DPR Pramono Anung menjadi satu-satunya perwakilan partai oposisi yang ikut serta dalam rapat mediasi pimpinan DPR bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam pertemuan itu, politisi PDIP ini menyampaikan pandangannya kepada SBY soal rencana APBN-P dan kenaikan BBM bersubsidi

Dalam pembicaraan itu, Pramono m e n gun gk ap k an p an d an g an partainya terkait rencana kenaikan harga BBM dan perubahan atas postur APBN 2013. "Yang jelas kita meminta pada pemerintah, kalau memang mereka sudah punya cara ataupun keputusan RAPBNP jangan terlalu diperdebatkan,"jelasnya.

Dia mensinyalir, jika terlalu banyak diperdebatkan, maka kondisi itu dapat merugikan masyarakat. Terutama, warga yang berada di bawah garis kemiskinan. "Sebab kalau ini diperdebatkan terlalu lama akan merugikan masyarakat," katanya.

P e m e r i n t a h d i j a d w a l k a n menyerahkan rancangan undang-undang APBN-P 2013 ke DPR pada Selasa 14 Mei 2013. Dalam draf itu, pemerintah memasukkan perubahan-perubahan asumsi dasar ekonomi makro. Di dalamnya, pemerintah juga menyertakan rencana kenaikan harga BBM yang

hingga saat ini masih menimbulkan pro kontra.

Pelaksana tugas (Plt) Menteri Keuangan Hatta Rajasa memastikan draf rancangan undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 selesai disusun. Dia mengaku sudah menandatangani draf tersebut. "Semua persiapannya termasuk draf rancangan undang-undang sudah selesai, dan sudah saya paraf,"jelasnya.

S e t e l a h s e l e s a i d i s u s u n , draf tersebut akan diserahkan pemerintah kepada DPR yang baru saja menyelesaikan masa reses. Dari DPR nanti, rancangan tersebut akan diumumkan untuk dibahas dalam rapat paripurna atau rapat komisi. "Segera akan disampaikan besok," tandasnya.

D i a m e n a m b a h k a n , penandatanganan draf tersebut masih dibawah kewenangannya selaku Plt, itu pun diketahui seluruh tim yang menyusun rancangan APBN-P. "Tentu masih paraf saya, dan persiapannya sudah saya siapkan semua beserta tim," pungkasnya.

APBN-P mendesak dibahas, sebab pemerintah punya hajatan besar beberapa waktu ke depan. Yaitu menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM). Dalam pembahasan APBN-P terdapat agenda penting mengenai dana kompensasi untuk membiayai paket perlindungan rakyat miskin, misalnya bantuan langsung tunai dan beasiswa bagi siswa tidak mampu.

Menurut Hatta, revisi asumsi makro dalam APBNP 2013 akan mencakup pertumbuhan ekonomi, lifting minyak dan harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price). Pemer int ah, lanjutnya, akan merevisi pertumbuhan ekonomi dengan kisaran 6,3 persen sampai 6,4 persen. Namun, angka tersebut masih dapat berubah karena tengah dalam kajian. (si)

Page 33: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

33EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Indonesia negara kepulauan. Banyak pulau-pulau kecil dan terpencil nun jauh di ujung timur dan barat Indonesia. Akses masyarakat di pulau-pulau terpencil itu sulit ditempuh lewat tranportasi darat. Kadang topografi yang berbukit-bukit, bersungai-sungai, dan hamparan lautan yang membentang menyulitkan masyarakat untuk menjangkau tempat tertentu dengan cepat.

Merpati Aset Negara yang Tetap Dibutuhkan

Di sinilah transportasi udara sangat dibutuhkan bagi mas y ar akat te r p enc i l ,

terutama di Indonesia timur. Adalah perusahaan penerbangan Merpati Nusantara Airlines yang berperan sangat penting bagi masyarakat di pelosok daerah. Merpati telah menyatukan ikatan sosial di antara masyarakat terpencil itu dengan penerbangan. Ekonomi masyarakat juga ikut bangkit, seiring komunikasi yang terbangun.

Merpati sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia timur, karena peran vitalnya menyatukan daerah. Melihat peran stratergis tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI Ida Ria Simamora menilai, Merpati masih sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Dalam rapat kerja dengan menteri BUMN Dahlan Iskan, anggota F-PD ini pernah menyampaikan bahwa Merpati patut dipertahankan.

“Saya sudah sampaikan kepada K e m e n t e r i a n B U M N b a h w a keberadaan Merpati ini sungguh sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama masyarakat Indonesia t i m u r, ” u n g k a p n y a k e p a d a

Parlementaria beberapa waktu lalu. Sayang, memang, bila Merpati harus dihadapkan pada persoalan krusial penutupan. Merpati sudah punya nama sendiri di hati masyarakat.

Manajemen terbarukan harus diusung Merpati di masa yang akan datang. Dan DPR, lanjut Ida Ria, sudah banyak membantu Merpati, salah satunya lewat persetujuan Penyertaan Modal Negara (PNM), agar Merpati tetap sehat dan terus terbang mengangkasa di langit Nusantara. Di pundak para direksinya, Merpati harus menjaga nama baik, agar tetap eksis di dunia penerbangan nasional.

“Kita sudah banyak bantu ke Merpati. PNM kita bantu dan banyak yang kita dukung untuk Merpati,” tutur Ida Ria. Piutang pemerintah y a n g c o b a d i u b a h m e n j a d i penyertaan modal untuk Merpati, memang, sedang diatur dan akan dibicarakan segera dengan DPR RI lewat Komisi VI.

Ida Ria juga berharap pemerintah dapat memberikan solusi jitu untuk menyehatkan kembali Merpati. “Kita masih percaya pemerintah

akan memberikan solusi untuk permasalahan ini. Kita percaya menteri BUMN Dahlan Iskan akan mencari solusi yang terbaik. Tentu ini koordinasi dengan DPR.”

Diakui Ida Ria, Merpati adalah aset negara yang berharga. Ia harus mampu bersaing dengan perusahaan penerbangan lainnya, baik asing maupun lokal. “Ini, kan, aset negara. Aset yang kita tahu bahwa Merpati itu sangat diharapkan menjadi salah satu transportasi yang akan menghubungkan masyarkat Indonesia. Saat ini transportasi ke Indonesia timur, kan, sangat dibutuhkan. Jangan sampai kalah bersaing dengan pesawat-pesawat lain,” harap Ida Ria.

Menurut Ida, sepanjang solusi pemerintah membawa manfaat bagi kelangsungan hidup Merpati, DPR pasti mendukung. “Kita dukung pemerintah sepanjang memberikan m a nf a at y a n g b a g u s u nt u k Merpati.” Kita semua tentu tak ingin Merpati yang menjadi kebanggaan masyarakat hancur begitu saja tanpa pembenahan. (mh)

PENGAWASAN

Page 34: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

34 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

“ Kami sudah mendapatkan penegasan dan jaminan dar i pemerintah melalui Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Bapak Dahlan Iskan, bahwa Merpati akan terus dipertahankan. Terlalu besar kerugian yang dialami negara apabila Merpati ditutup. Merpati itu aset bangsa dan negara Indonesia. Karena itu, berulang kali pemerintah menegaskan bahwa Merpati akan terus dipertahankan dan diperbaiki kinerja nya,”tegas Direktur Utama Merpati, Rudy Setyopurnomo, kepada pers di Jakarta, Minggu (14/4). Penegasan Merpati tersebut disampaikan Rudy Setyopurnomo,

m e n j a w a b k e r e s a h a n p a r a pengusaha biro perjalanan yang mengaku khawatir Merpati akan ditutup .

Salah satu bukti bahwa pemerintah serius untuk terus mempertahankan Merpati adalah adanya tim yang dibentuk pemerintah untuk segera menghapuskan piutang negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yang ada di Merpati dan merubahnya menjadi saham. Tim tersebut diminta terus mengadakan lobby dan berusaha mendapatkan persetujuan dari para wakil rakyat.

Bukti lainnya adalah adanya tim restrukturisasi dan revitalisasi yang dibentuk pemerintah untuk terus mempelajari bussines plan atau rencana bisnis Merpati ke depan. Business plan tersebut menjadi dasar dari akan dikucurkan dana penambahan atau penyertaan modal kerja dari pemerintah dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Busines Plan tersebut saat ini sedang dipelajari oleh PPA (Perusahaan Pengelola Aset)

“ S e l a i n p e m e r i n t a h a k a n membantu pengucuran dana penyertaan modal pemerintah

Perusahaan penerbangan plat merah, Merpati Nusantara Airlines, akan terus dipertahankan Pemerintah Republik Indonesia. Selain memiliki fungsi strategis, menjembatani berbagai kawasan dan wilayah terpencil di wilayah Indonesia Timur, juga karena Merpati memiliki nilai historis dalam perjuangan dan pembangunan sosial ekonomi nasional. Pemerintah akan rugi dan menanggung kerugian yang besar bila harus menutup Merpati. Sampai saat ini kehadiran Merpati selalu ditungggu dan diharapkan berbagai masyarakat dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

Miliki Peranan Strategis di Kawasan Indonesia Timur

Page 35: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

35EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

untuk meningkatkan k iner ja, Pemerintah lewat Menteri BUMN juga sudah memberikan kebebasan kepada manajemen untuk menjalin kerjasama strategis dengan mitra kerja baik dari dalam maupun luar negeri untuk mendukung pening-katan kerja Merpati. Kerjasama tersebut dapat dalam bentuk p e n y e r t a a n p e s a w a t u n t u k dioperasikan oleh Merpati maupun kerjasama lainnya,” tambah Rudy Setyopurnomo.

Lebih lanjut pria yang menyelesai-kan pendidikan masternya di Har-vard Business School itu menjelas-kan, Saat ini sudah banyak lembaga bisnis baik berasal dari dalam mau-pun luar negeri yang sudah menan-datangani nota kesepahaman untuk kerjasama bisnis dengan Merpati. Nota kesepahaman tersebut saat ini sedang dikaji oleh Merpati dan lem-baga lembaga bisnis tersebut untuk dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama, sehingga dapat segera diimplementasikan. Implementasin-ya berupa pengiriman pesawat air-bus untuk segera dioperasikan Mer-pati maupun kerjasama peningkatan pelatihan kemampuan sumberdaya manusia dan pelatihan bidang lain-nya. Sebagian dari nota kesepaha-man tersebut sudah dituangkan ke dalam bentuk kontrak kerjasama yang sudah ditandatangani bahkan diimplementasikan. Seperti Kerjasa-ma dengan PT Pos Indonesia (Per-sero), dan STAA Singapore.

Menurut Rudy, berbagai pihak berkeinginan menjalin kerjasama dengan Merpati, selain karena Merpati memiliki rute yang startegis, juga sudah dikenal luas oleh seluruh rakyat Indonesia terutama di wi layah pedalaman. Yang tidak kalah pentingnya, Merpati memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan pusat perbaikan pesawat, Merpati Maintenance Facility (MMF) yang sudah teruji kehandalannya dan diakui oleh maskapai penerbangan dalam dan luar negeri.

“ Terus terang implementasi perjanjian kerjasama antar Merpati

dengan pihak lainya, sedikit banyak terganggu oleh berbagai isyu yang dihembuskan berbagai pihak yang tidak menyetujui Merpati bangkit dan profesional serta bebas KKN. Pihak pihak tersebut ada yang berasal dari luar Merpati ada juga mantan pegawai yang sudah diberhentikan. Tapi Pemerintah tetap memberikan kepercayaan kepada manajemen dan sumberdaya manusia Merpati yang ada saat ini,” tambah Rudy Setyopurnomo.

Keyakinan lain bahwa Merpati akan terus dipertahankan pemerintah, didapat dari adanya dukungan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Dalam beberapa kali pertemuan di DPR RI, beberapa komisi menyatakan dukungannya baik kepada menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan maupun manajemen Merpati saat ini, agar Merpati disehatkan karena memiliki nilai historis yang penting dan memiliki peran yang sentral dalam pembangunan kawasan Indonesia Timur. Sebaliknya Menteri BUMN Dahlan Iskan juga terus memberikan motivasi kepada seluruh jajaran karyawan dan direksi Merpati untuk bekerja lebih profesional agar dapat bersaing lebih baik lagi dengan perusahaan penerbangan swasta baik dari dalam maupun luar negeri.

“Setiap hari saya dan Direksi Merpati berkomunikasi dengan Bapak Menteri Dahlan Iskan, baik lewat email, SMS, blackbery atau bertatap muka langsung. Hampir setiap minggu kami rapat di kantor Menteri BUMN. Berulang kali pula pak Dahlan menegaskan keyakinannya bahwa kelak Merpati akan menjadi perusahaan penerbangan yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Berulang kali pula Bapak Menteri menjelaskan bahwa Merpati memiliki peran strategis terutama di kawasan Indonesia Timur, karena itu Pemerintah, telah mengambil keputusan yang sangat bijak untuk bangsa dan negara, untuk saat ini dan yang akan datang, Merpati akan terus dipertahankan. Untuk

itu, berulang ulang, Pemerintah meminta manajemen dan seluruh crew dan karyawan Merpati lebih profesional dan bekerja lebih keras lagi, agar dapat memenangi persaingan,” papar Rudy.

Rudy sendiri melihat saat ini direksi, manajemen, karyawan dan para crew Merpati sudah menunjukkan prestasinya dengan pencapaian Load Factor 85% pada waktu low season. Selain semangatnya yang tinggi, integritas yang baik, bekerja keras juga meningkatkan budaya tanggung jawab .Untuk itu tidak ada lagi yang dikhawatirkan dari Merpati.

Secara jujur, Rudy memahami keresahan dari para pengusaha biro perjalanan dan agen –agen penjualan tiket terhadap masa depan Merpati yang sering diterpa isyu miring dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Rudy memastikan isyu isyu maupun kabar miring tersebut hanya pekerjaan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab, yang tidak suka terhadap keberadaan dan kejayaan Merpati.

Selain itu, mantan petinggi di PT Garuda Indonesia (persero) ini juga meyakinkan mitra bisnisnya, Bahwa perusahaan yang dipimpinnya adalah milik pemerintah bukan milik swasta. Milik swasta bisa dengan mudah ditutup. Sementara Merpati itu bersatatus sebagai Badan Usaha Milik Negara. Dia merupakan aset bangsa dan negara. Penutupannya harus persetujuan banyak kementerian dan harus mendapatkan persetujuan DPR RI.

“Semua isyu yang beredar di masyarakat yang memojokan Merpati adalah tidak benar. Saya tegaskan dan saya berikan jaminan, Insya Allah Merpati akan terbang terus dan akan menjadi maskapai kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia” tegas mantan Komisaris Utama Merpati ini. (***)

Page 36: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

36 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Dewan juga telah menerima Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II BPK-RI Tahun Anggaran 2012, untuk

selanjutnya, BAKN-RI melakukan penelaahan dan menyampaikan hasil telaahan kepada Komisi-Komisi.

Demikian dikemukakan Ketua DPR Marzuki Alie ketika menguraikan pelaksanaan fungsi anggaran selama masa persidangan III yang lalu.

Menurut Ketua DPR , dalam kaitan implementasi APBN Tahun Anggaran 2013 yang sedang berjalan, Dewan terus mengamati dan memantau perkembangan isu-isu ekonomi, antara lain permasalahan subsidi BBM. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa Pemerintah memperkirakan konsumsi BBM akan membengkak hingga 53 juta kiloliter melebihi kuota tahun 2013.

Potensi pembengkakan subsidi ini sangat

Dalam pelaksanaan fungsi anggaran, Komis-Komisi Dewan telah melaksanakan berbagai Rapat Kerja atau Rapat Dengar Pendapat dengan Pemerintah, yang agendanya antara lain mengevaluasi program kerja dan pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2012, termasuk mengkritisi realisasi penyerapan anggaran dan Hasil Pemeriksaan Semester I BPK-RI.

Antrean BBM di SPBU

DPR Minta Jaminan Pemerintah;

KENAIKAN BBM TAK BERDAMPAK BESAR TERHADAP PEREKONOMIAN

Page 37: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

37EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

mungkin membebani APBN Tahun Anggaran 2013. Sebagaimana diketahui, alokasi anggaran subsidi BBM jenis tertentu tahun 2013 mencapai Rp. 193,8 triliun. Dalam kondisi tersebut, dibutuhkan kebijakan konkret untukmelakukan pengendalian konsumsi BBM Bersubsidi. Pemerintah seharusnya menyiapkan opsi untuk menghadapi skenario dalam upaya pengendalian jumlah konsumsi yang difokuskan pada dua opsi, yaitu penghematan dan pembatasan penggunaan BBM Bersubsidi.

Namun, bila pada akhirnya Pemerintah mempersiapkan opsi kenaikan harga BBM dalam rangka memperbaiki kondisi fiskal dan moneter, Dewan meminta jaminan kepada Pemerintah bahwa opsi tersebut tidak akan berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Pemerintah perlu menyiapkan perencanaan secara matang dan terukur.

Upaya yang harus diambil terkait energi BBM, harus bersifat komprehensif dengan perencanaan jangka menengah dan panjang, terkait dengan program pengembangan energi baru terbarukan.

Dalam penjelasannya, Presiden menyebut kenaikan harga BBM harus segera dilakukan. Subsidi BBM akan membengkak jika harganya tidak dinaikkan. Jika harga keekonomian Rp 10.000 per liter, diperkirakan subsidi BBM akan mencapai Rp 297,7 triliun di 2013. Padahal, anggaran subsidi BBM yang ditetapkan Rp 193,8 triliun.

Selain itu, defisit anggaran diperki-rakan membengkak mencapai Rp 353 ,6 triliun (3,83 persen dari PDB). Padahal, defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebesar Rp 153 ,3 triliun (1,65 persen dari PDB). Jika terjadi, kata Presiden, itu akan melanggar undang-undang dan mengganggu ketahanan ekonomi.

Jika kenaikan BBM diterapkan, peme-rintah akan memberikan kompensasi bagi rakyat yang terkena imbas, salah satunya bantuan uang tunai. Namun, semua itu bisa berjalan jika Dewan Perwakilan Rakyat setuju. Presiden ingin DPR menyetujui pada bulan Mei 2013 dalam pembahasan Rancangan APBN Perubahan 2013.

Kesan ragu-ragu pemerintah terli-hat, sebelumnya mau menaikkan BBM dengan dua harga yakni untuk sepeda motor dan angkutan umum harga premium tetap Rp 4.500/liter dan untuk semua jenis kendaraan pibadi

dinaikkan menjadi Rp 6.500/liter.

Opsi ini diubah lagi, yakni akan menaikkan harga dibawah Rp 6.500/liter dengan hanya satu harga, tetapi inipun ditunda lagi dan akan dinaikkan bersamaan dengan penyampaian RUU APBN Perubahan tahun 2013. RUU APBN Perubahan ini akan disampaikan pada Masa Persidangan IV tahun 2012/2013 yang dibuka pada tanggal 13 Mei dan berakhir 12 Juli 2013.

Tidak layak

Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG), Bambang Soesatyo menyatakan proposal Dana Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan pemerintah ajukan kepada DPR, sangat tidak layak untuk disetujui. Pasalnya, pengajuan proposal tersebut sangat tidak relevan.

“Selain itu karena sejumlah program dalam proposal itu sudah terakomodasi dalam APBN 2013, ada potensi penyalahgunaan untuk kepentingan politik menuju tahun Pemilu 2014,” katanya.

Selain itu, kata Bambang Soesatyo ini, pemerintah belum serius mengelola BBM bersubsidi. Pasalnya, jumlah yang diselundupkan terbilang sangat besar volumenya. “Karena itu, proposal dana kompensasi yang akan dimasukan dalam APBN-P 2013 tidak memenuhi persyaratan untuk diterima,” ujarnya.

Anggota DPR RI Bambang Soesatyo/F-PG.

Page 38: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

38 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Ia mengungkapkan, dalam proposal Dana Kompen-sasi, terdapat program yang sama dan serupa dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga miskin. Dimana kekuatan-kekuatan politik di DPR tentu saja akan belajar dari pengalaman menjelang Pemilu 2009.

“Saat itu, BLT dijadikan kuda tunggangan partai peng-uasa untuk meraih simpati pemilih. Hal serupa tidak boleh berulang di Pemilu 2014,” ungkapnya.

Lebih jauh Bambang menyebutkan, kompensasi lain seperti beras untuk warga miskin (Raskin) serta bantuan bagi siswa miskin dan program Keluarga Harapan sudah terakomodasi dalam APBN tahun berjalan. “Alasan lain untuk menolak proposal itu adalah fakta bahwa pemerintah belum efektif mengelola BBM bersubsidi, karena persentase yang dicuri atau diselundupkan masih terbilang tinggi,” jelasnya.

Lambat antisipasi

Di bagian lain, Pimpinan Dewan menyatakan bahwa masyarakat prihatin dengan melonjaknya harga komoditas pangan,seperti daging sapi, bawang putih, bawang merah, dan cabai. Dewan menyayangkan lambatnya antisipasi terhadap gejolak harga oleh

Kementer ian terka i t , seh ingga b erdampak luas bagi perekonomian masyarakat.

Dewan berpendapat, permasalahan komoditas pangan saat ini tidak dapat disederhanakan hanya disebabkan oleh adanya kelangkaan dan kenaikan harga saja. Perlu diketahui bahwa permasalahan daging sapi, bawang, d a n p r o d u k p a n g a n l a i n n y a , m e r u p a k a n “ l ahan emp uk ” y an g dimanfaatkan oleh para pedagang dan sebagian importer untuk mencari keuntungan seb esar-besarnya tanpa harus bekerja keras.

Di sisi lain, terhadap permasalahan pangan ini, Kementerian terkait

tidak memberi perhatian serius dan tidak memberikan insentif untuk mengembangkan sektor pertanian. Pada kenyataannya, usaha pertanian dan peternakan tidak memberi gairah dan nilai tambah kepada petani, padahal selama ini Indonesia merupakan negara agraris, namun justru mengimpor komoditas tersebut.

Sektor pertanian merupakan sektor yang utama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat, dimana faktor produksi, ketersediaan, distribusi dan keterjangkauan menjadi acuan. Untuk itu Dewan mendesak agar segera ada kebijakan untuk merevitalisasi sector pertanian dan membenahi tata-niaga yang selama ini diperkirakan dikuasai oleh kartel dalam perdagangan komoditas pertanian. Hal ini perlu dibahas dalam UU yang sedang dibahas di DPR.

Selain itu, Dewan menekankan pentingnya pemerintah segera memperbaiki regulasi impor produk hortikultura dan pangan, secara keseluruhan. Dewan menyoroti dan mempertanyakan peran Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan yang seharusnya sudah memantau kemungkinan gangguan produksi, seperti gangguan cuaca, hama, dan lain-lain, sehingga bila terpaksa impor sudah diketahui sejak awal. (mp) Foto: Iwan Armanias/Parle.

ANGGARAN

“Saat itu, BLT dijadikan kuda tunggangan partai penguasa untuk meraih simpati pemilih. Hal serupa tidak boleh berulang di Pemilu 2014,” ungkapnya.

Page 39: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

39EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

LEGISLASI

Meski begitu, Wakil Ketua Pansus RUU Ormas, Deding Ishak meya-kini sejumlah ormas termasuk

Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Dewan Gereja Indonesia dan ormas yang lain akan mendukung RUU Ormas men-

jadi UU dengan catatan adanya perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan terhadap pasal-pasal yang dianggap mengkhawatir-kan menghambat demokratisasi, HAM, dan kebebasan berkumpul.

Rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Organisasi Kemasya ra-katan (RUU ormas) menjadi Undang-Undang (UU) yang semula dilaksanakan pada 12 April 2013, ternyata ditunda karena derasnya penolakan dari sejumlah ormas terhadap RUU ini. Bahkan sampai saat ini pro kontra berbagai kalangan terhadap RUU Ormas pun masih terus berlangsung.

DPR Yakin Semua Ormas Akan Mendukung RUU Ormas

Wakil Ketua Pansus RUU Ormas Deding Ishak, Saiful Bahri dari PP Muhammadiyah dan Budi Prasetyo dari Ditjen Kesbangpol Kemendagri. Foto:Eka Hindra/Parle.

Page 40: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

40 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

“Khusus untuk Muhammadiyah yang menolak RUU Ormas ini, ke-inginannya sudah kita penuhi terkait asas, sanksi, dan kriminalisasi ter-hadap kaum dermawan. ketiga hal tersebut sudah kita perbaiki, lalu kenapa kok masih menolak?” tanya Deding Ishak pada acara diskusi Forum Legislasi tentang RUU Or-mas di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/4)..

Soal azas misalnya lanjut Deding Ishak, setiap ormas harus berasas-kan yang tidak bertentangan den-gan Pancasila. Sanksi sudah diatur dengan jelas melalui proses penga-dilan sampai ke Mahkamah Agung (MA).

“Khusus untuk NU, Muhammadi-yah, Taman Siswa dan yang lain-lain yang lahir sebelum merdeka dan justru berjasa terhadap bangsa dan negara ini, maka akan ditempat-kan secara khusus sebagai ormas keagamaan dan sosial yang berjasa buat bangsa. Jadi, tak sama den-gan ormas yang tidak berperan dan berkontribusi dalam kemerdekaan bangsa ini,” ujar politisi Golkar itu.

Sementara itu terkait kriminalisasi bagi dermawan yang sebelumnya dilarang menyebut ‘hamba Allah’, itu pun kata Deding Ishak sudah dibolehkan di mana sumbangan berupa dana, uang, barang dan se-bagainya boleh menggunakan iden-titas sebagai ‘hamba Allah’. “ Lalu kenapa masih juga menolak? Kar-ena itu, Pansus masih terus berse-dia berdialog dengan semua pihak, di mana tak ada masalah yang tak

bisa diselesaikan, selama bisa di-musyawarahkan bersama,”ujarnya.

Pemerintah sendiri sikapnya se-perti yang dikatakan Direktur Keta-hanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Budi Prasetyo mengatakan tujuan RUU Ormas ini agar tak jadi benturan-benturan dalam kegiatannya, seh-ingga perlu diatur dasar hukumnya. RUU Ormas ini merupakan RUU pal-ing lama, hampir dua tahun pemba-hasannya di DPR.

Apalagi sekarang ini sudah menca-pai 65 ribu ormas yang berizin di Ke-mendagri dan RUU Ormas itu tidak tumpang-tindih dengan UU yang

lain. “Intinya kita sepakat menjaga demokratisasi, tapi jangan sampai mengganggu ruang publik dan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammadiyah salah satu ormas yang menolak RUU ini lewat Ketua bidang hukum dan HAM PP Muhammadiyah Saiful Bahri mengatakan pihaknya men-dukung RUU Ormas, jika RUU itu disahkannya setelah pemilu 2014

mendatang. Alasannya, dia khawatir ada dana-dana ormas yang disalur-kan justru untuk kepentingan politik 2014. “Kalau disahkan setelah pemi-lu tidak masalah,” tegasnya.

Saiful juga menolak jika UU No-mor 8/1985 tentang Ormas produk Orde Baru itu diterapkan sekarang ini, karena dipastikan represif. Dia menilai RUU Ormas itu tidak urgen sekarang ini, dan cukup menggu-nakan UUD 1945 pasal 28 (ayat a sampai i).

“Soal Ormas itu sudah diatur jelas dalam pasal 28 ayat A sampai I. Kare-na itu kalau RUU Ormas itu disahkan sekarang, kami akan gugat ke Mah-kamah Konstitusi (MK),”ujarnya.

LEGISLASI

Page 41: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

41EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Seperti diketahui, pada sidang paripurna pada Jumat (12/4), RUU Ormas batal disahkan. Pembatalan ini disebabkan adanya permintaan dari fraksi-fraksi untuk menunda dan masih mensosialisasikan hasil pembahasan RUU Ormas ini kepada masyarakat.

“Prinsipnya kami ingin mendeng-ar dari ormas yang sudah punya sejarah panjang, seperti NU dan Muhammadiyah,” kata Ketua DPR Marzuki Alie.

Marzuki Alie menjelaskan, Ketua Pansus RUU Ormas Abdul Malik Hara main, sudah berkomunikasi dengan kedua ormas tersebut. Dia menegaskan, apa pun hasil per-temuan itu akan ditindaklanjuti oleh DPR. “Dari laporan yang saya terima, RUU Ormas akhirnya disepakati un-tuk ditunda,” kata Marzuki.

Politikus Demokrat ini menuturkan masih ada sejumlah pasal yang per-lu dikomunikasikan dengan publik. Sebelumnya, sejumlah pasal yang masih diperdebatkan antara lain mengenai asas, pemberian sanksi, jumlah pendirian ormas, serta ajar-an yang tidak boleh disebarkan oleh ormas.

Marzuki menerangkan penundaan pengesahan RUU Ormas ini ha-nya dilakukan pada satu kali masa sidang. Menurut dia, penundaan ini dilakukan untuk kepentingan yang lebih besar.

Pihaknya menyindir sejumlah or-mas yang tidak jelas dan memiliki misi tertentu yang mewakili kepent-ingan asing. Dia memastikan RUU ini akan disahkan pada masa sidang mendatang. “Insya Allah,” kata Mar-zuki.

Seperti diketahui, rencana penge-sahan RUU Ormas ini sempat menda-pat penolakan dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Hizbut Tahrir Indo-nesia (HTI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kontras, ELSAM, dan Impar-sial.

Sementara itu, Ketua Pansus

RUU Ormas Abdul Malik Haramain me ngatakan, penundaan dilaku-kan karena masih ada penyusunan bagian penjelasan yang belum ram-pung. “Akhirnya ditunda dan alasan penundaan itu sebenarnya teknis ka rena substansi secara prinsipil, isinya sudah disepakati semua fraksi termasuk perubahan terakhir yang diusulkan Muhammadiyah itu sudah kita akomodir. Hanya penjelasan be-lum rapi, ada beberapa redaksi yg belum rapi, faktor teknis prosedur aja,” ujar Malik.

Dengan belum selesainya pe-nyusunan bagian penjelasan RUU ini, kata Malik, maka Pansus pun tidak akan membawanya ke rapat paripurna. Politisi Partai Kebangki-tan Bangsa (PKB) ini pun berpan-dangan bahwa seluruh fraksi telah sepakat untuk tidak membatalkan keseluruhan pembahasan RUU Or-mas. Pasalnya, RUU ini, kata Malik, masih dianggap penting.

Sebelumnya, anggota Pansus RUU Ormas, Achmad Rubai mengatakan, Pansus RUU Ormas meminta perpan-jangan waktu penyelesaian dengan cara berkirim surat kepada pimpinan DPR, karena dari sisi waktu sudah tidak mungkin disahkan pada masa persidangan III ini.

Namun, dari sisi substansi materi dan pasal-pasal, kata Rubai, tidak ada masalah, sebab semua masuk-an masyarakat sudah diakomodasi mulai dari azas tunggal hingga sank-si. Rubai yakin dengan menunda pengesahan, maka kualitas Undang-undang yang dihasilkan nanti akan lebih baik.

“Jadi target kita bukan lagi waktu, tapi kualitas,” ujar politisi dari F-PAN itu. Pemerintah sendiri menerima pilihan DPR yang menunda penge-sahan RUU Ormas. Dalam sebuah kesempatan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi meng-hormati keputusan parlemen yang menunda pengesahan RUU Ormas. Gamawan menilai minimnya sosial-isasi menjadi penghambat bagi or-mas besar memahami isi draf RUU Ormas.

Namun, Gamawan tidak menya-lahkan DPR yang kurang menyosial-isasikan RUU tersebut. Akibatnya, banyak pihak yang belum paham soal RUU itu. Gamawan juga tidak berprasangka buruk akan pencabut-an dukungan DPR atas RUU Ormas karena basis suara ormas tertentu akan menganggu di pemilu menda-tang.

Meski begitu, ia menilai bahwa RUU Ormas yang baru penting un-tuk disahkan. Ia mengungkapkan, pemerintah ragu untuk tetap mene-rapkan UU Ormas yang lama, yakni Nomor 8 Tahun 1985 yang dianggap sudah tidak relevan.

“Kalau ormas ini tidak diatur, maka Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 yang berlaku sehingga pemerintah dalam menerapkan un-dang-undang itu menjadi ragu,” ujar Gamawan.

Gamawan mengatakan, kera-guan pemerintah menerapkan UU Ormas yang lama itu muncul kare-na sudah tidak sesuai lagi dengan semangat amandemen dalam UUD 1945. “Yang lama ini tidak menga-komodasi masyarakat karena sudah tidak up to date. UUD sudah empat kali amandemen, sudah tidak sesuai zaman sehingga undang-undang ini perlu disesuaikan,” katanya.

Menurutnya, lahirnya RUU Or-mas ini sama sekali tidak bertujuan mengembalikan kondisi Indonesia seperti Orde Baru. Pada UU yang lama, sanksi terhadap ormas justru jauh lebih ketat. “Ormas yang di-anggap menghalangi pembangun-an saja bisa dibubarkan. Apa kita mau pakai undang-undang itu? Kan tidak,” ujarnya.

Namun, ia menyatakan setuju de-ngan penundaan RUU Ormas untuk memberikan waktu sosialisasi RUU ini kepada masyarakat yang masih menolaknya. “Mungkin saja me-reka yang menolak ini karena tidak memahami seluruhnya, membaca hanya sepotong-sepotong saja. Jadi tidak apa-apa, biarkan untuk sosial-isasi. Semoga,” ungkapnya. (nt)

Page 42: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

42 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

LEGISLASI

“Saya yakin betul kalau RUU P3 bila diselesaikan, maka bukan saja petani yang diuntungkan

tetapi masyarakat secara luas, masyarakat miskin akan mendapatkan berkah dari UU ini,” tandas Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron.

Menurut Herman, dalam RUU ini ada dua ruh penting, pertama adalah skema pembiayaan perbankan khusus kepada para petani yang mudah diakses dan diperoleh demi menjadikan pertanian dalam negeri semakin maju perlu segera diatur dalam perangkat hukum yang memadai.

Khaeron Khaeron mengatakan lembaga perbankan yang ada, saat ini sulit diakses oleh para petani karena mereka menerapkan azas prudensial (karakter, modal, kondisi,

kapasitas, dan colateral).

Prinsip tersebut mustahil atau setidak-tidaknya sulit diakses oleh petani kecil karena pada umumnya mereka tidak feasible dan tidak bankable. Karenanya perlu ada upaya meningkatkan kapasitas petani agar usaha tani menjadi layak untuk dibiayai.

Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat tersebut juga menjelaskan bahwa kebijakan pembangunan selama ini menganut teori trickle down effect ternyata tidak berhasil mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan pengangguran di pedesaan. Karena itu, kebijakan pembangunan pertanian harus dimulai dari upaya membesarkan si kecil untuk mendorong yang lebih besar (teori dorong gelombang).

Komisi IV DPR berusaha keras agar Rancangan Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (P3) bisa diselesaikan pada masa persidangan IV tahun 2012-2013. RUU ini merupakan produk reformasi yang memberikan ruang kepada rakyat dengan berbagai fasilitas program dan kemudahan untuk rakyat, khususnya petani.

Suasana Rapat Komisi IV dengan

Kementerian Pertanian. Foto:

Wahyu/Parle.

RUU P3 Beri Kemudahan dan Berbagai Fasilitas Kepada PetaniRUU P3 Beri Kemudahan dan Berbagai Fasilitas Kepada Petani

Page 43: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

43EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Ia mengatakan DPR tengah menggodok Rancangan Undang Undang (RUU) Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. RUU ini nantinya akan membuat perbankan khusus yang menangani kredit pertanian dengan persyaratan mudah.

Dalam Pasal 87 Rancangan Undang Undang (RUU) Perlindung-an dan Pemberdayaan Petani, lan-jutnya, disebutkan pembiayaan dalam perlindungan dan pember-dayaan petani dilakukan untuk mengembangkan usaha tani me-la lui: bank bagi petani, lembaga perbankan yang ada, dan lembaga pembiayaan petani.

Hal kedua terkait dengan pem-ben tukan unit khusus di bank-bank pemerintah. Dalam salah satu pasal di UU ini mewajibkan pembentukan unit khusus yang menangani bi-dang pertanian. Unit khusus ini adalah lembaga yang dibentuk di dalam bank-bank pemerintah atau unit atau bidang tertentu yang akan memberikan kemudahan, penyederhanaan aturan dan penya-luran program.

Pembentukan unit khusus inilah yang kemudian akan mendorong

upaya-upaya memobilisasi petani supaya memanfaatkan program-program pemerintah yang memang selama ini sudah berjalan. Program itu diantaranya kredit ketahanan pangan dan energi, Kredit Usaha Peternakan Sapi (KUPS), Kredit Usaha Rak yat (KUR), bahkan peraturan Bank Indonesia nomor 45 sudah mengalokasikan 5 sampai 20 persen dari masing-masing bank umum yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah termasuk di dalamnya pertanian.

“Bahkan, kami sudah membuka ruang kalau ada bank swasta yang berminat membuka unit khusus sejenis yang memang itu dikeluarkan pemerintah. Dengan unit khusus itu pemerintah akan memfasilitasi penyaluran terhadap program skim pembiayaan yang dibiayai APBN,” ujar Herman.

Kedua adalah jaminan terhadap gagal panen. Resiko usaha di bidang-bidang lain seperti manufactur- rata-rata sudah diasuransikan korporat masing-masing. Resiko usaha yang terjadi sudah mendapatkan asuransi secara proporsional dan profesional karena masuk kategori pruden (aman).

Namun lanjutnya, usaha peta-ni sangat kultural semua dila-

kukan dengan apa ada-n y a ( k o n v e n s i o n a l ) , tradisional, tidak pernah m e m p e r t i m b a n g k a n terhadap hal-hal yang s i fatnya inte lek tual , konseptual.

Jaminan Perlindungan terhadap gagal panen

bukan semata-m a t a p e -m e r i t a h

memfasilitasi dan membuka akses kepada asuransi. Lebih dari itu, pemerintah akan memberikan premi asuransi disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.

Asuransi ini termasuk meng-cover perubahan iklim sehingga ketika kemudian terjadi gagal panen resikonya akan ditanggung asuransi. Sedangkan resiko lain seperti kerusuhan atau dibakar akan diatur melalui peraturan menteri.

Politisi Partai Demokrat ini menya-takan yakin, ini sebuah cara untuk memotivasi petani sehingga lebih mempunyai keinginan usaha dan upaya lebih baik. Bahkan dengan adanya jaminan gagal panen ini petani yang tadinya enggan menggarap tanah yang berisiko, seperti kemarau atau gangguan hama, mereka akan all out, mem-buka lahan baru.

Untuk para petani yang memiliki lahan sempit , UU mengatur pemerintah wajib menyediakan 2 hektar, dan masyarakat diberi hak kelola, misalkan 25 tahun, 30 tahun, bahkan 50 tahun, supaya lahan negara ini tidak beralih fungsi. Hal ini didasarkan kepada kedaulatan d a n k e m a n d i r i a n p a n g a n , sesuai UU nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, dengan harapan masyarakat bisa mempertahankan lahan pertaniannya.

M enur ut H er man, R U U in i tinggal ketok palu saja. “Kita sudah menyelesaikan 2 pasal krusial, asuransi petani dan pembiayaan untuk petani. Di masa sidang berikutnya, hanya merapihkan di tim kecil, merumuskan melalui tim perumus, dan mensinkronkan melalui tim sinkronisasi. Setelah itu akan masuk ke dalam rapat panja, lalu rapat Komisi dengan Kementerian Pertanian dan institusi terkait. K ita ambil keputusan tingkat I dan kemudian didorong di paripurna terdekat untuk diambil keputusan tingkat II,” demikian Herman Khaeron. (as)

Page 44: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

44 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Mari kita lihat. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal banyak sekali keluarga besar kacang-kacangan. Disamping kacang merah, ada kacang hijau, kacang kedelai, kacang polong atau yang paling popular dan banyak dicari untuk menemani acara begadang nonton siaran pertandingan sepakbola Liga Inggeris atau Spanyol adalah kacang tanah.

Kacang mempunyai kadar gizi yang tinggi, rendah

kalori dan tinggi serat. Kacang

merupakan makanan

y a n g

mudah di dapat

dan enak d i s a n t a p

s e b a g a i camilan. Penelitian

menunjuk kan bahwa orang-orang yang rutin menyantap kacang-kacangan mempunyai kadar kolesterol LDL yang rendah, sehingga menurunkan resiko penyumbatan pembuluh darah, dimana penyumbatan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan

serangan jantung. Jangan sampai ya, kita kena serangan jantung.

Mari kita coba ‘kulit i ’ jenis-jenis kacang yang kita kenal dan kandungannya yang kaya manfaat;

KACANG MERAHKadar B1 nya cukup tinggi, yang da-pat meningkatkan kemampuan otak. Kekurangan vitamin B1 berkaitan dengan penyakit Alzheimer.

KACANG HIJAU Mengandung karbohidrat, protein, vitamin B1 dan B2 dan rendah le-mak.

KACANG KEDELAIProtein kacang kedelai dipercaya mampu menurunkan kadar koles-terol, sehingga menurunkan resiko serangan jantung.

KACANG METEBerkadar tinggi protein, serat na-mun rendah karbohidrat dan lemak. Sumber kalium, vitamin B dan folat.

KACANG POLONGMengandung vitamin K, vitamin B6 dan folat. Vitamin K berguna untuk menjaga kesehatan tulang. Kandun-gan vitamin B6 dan folat bermanfaat menurunkan kadar homosistein di-mana homositein yang tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembu-luh darah.

KACANG TANAHMengandung vitamin B dan protein

Nah, dari sejumlah besar kandung-an kaya manfaat itu, terdapat tiga kandungan penting dalam kacang-kacangan yang ternyata positif bagi kesehatan jantung, yaitu:

Asam lemak tak jenuh, berupa monounsaturated fatty acid dan polyunsaturated fatty acid. Kedua nya mampu menurunkan kadar LDL.

Asam lemak omega 3, efektif mencegah penyakit jantung

L- arginin, menjaga kesehatan dinding pembuluh darah agar tetap fleksibel dan tidak mudah tersumbat.

Jantung adalah organ penting bagi tubuh, fungsi dan perannya sangat vital sehingga perlu asupan g iz i yang dapat mendukung kinerjanya. Ditengah beragam pilihan makanan yang ditawarkan tentu kita perlu bijak memilih, mana yang bermanfaat bagi tubuh dan mana yang masuk kategori sekedar enak dimulut tapi nihil nilai gizi atau sekarang dikenal dengan junkfood.

Dengan demikian jika kita secara rutin mengonsumsi kacang, berarti k ita telah berupaya menjaga kesehatan jantung serta melindungi diri dari serangan jantung. Tapi tetap saja, jangan sampai berlebihan. Secukupnya saja. (*)

KIAT SEHAT

Manfaat Kacang Untuk Kesehatan JantungBersama: dr. Dian Handayani. Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Setjen DPR RI

Ada pembicaraan menarik ketika seorang teman yang sedang asyik menikmati empek-empek di salah satu restoran di Palembang. Ia dihampiri salah seorang pelayan yang menawarkan untuk mencoba menikmati es kacang merah sebagai pelengkap makan empek-empek. Wah, es kacang merah… Tawaran menarik yang boleh dicoba tuh. Saat menikmati sendok demi sendok kesegaran kacang merah, sang teman bertanya. Apa ya kandungan kacang merah ini.

Page 45: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

45EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

sisWOnO YUdO HUsOdO

Di tengah kesibukannya yang luar biasa, ia tetap bisa menerima sesi wawancara eksklusif dengan Parlementaria. Ramah menyapa saat ditemui di ruang kerjanya. Tuturnya lugas penuh makna. Pandangannya visioner penuh idealisme. Inilah Siswono Yudo Husodo, Anggota Komisi IV DPR RI. Bicara soal teknologi konstruksi dan pertanian, Siswono adalah orang yang tepat untuk diajak berbincang. Apalagi bila menyangkut nama besar Bung Karno, ia begitu antusias bercerita tentang idealisme dan pidato-pidato Bung Karno yang membakar jiwa mudanya.

Page 46: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

46 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Ada romantika masa kecil dan masa muda yang menarik dari perjalanan hidup Siswono. Selalu ada kearifan yang bisa dipetik. Dan ada

keteguhan yang bisa diteladani. Kini, ia sangat sibuk dengan aktivitasnya sebagai wakil rakyat. Ditambah lagi, Siswono juga menjadi Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR RI. Ia figur yang mudah akrab dengan siapa pun, dekat dengan masyarakat, dan penuh pengabdian.

Hidup Berpindah-pindah

Long Iram 1943. Daerah terpencil di pedalaman Kutai Barat, Kalimantan Timur. Sungai menjadi pusat transportasi, bahkan sumber nafkah bagi penduduknya yang mayoritas peladang, nelayan sungai, dan petani. Pada waktu itu, tak ada kendaran bermotor di sana. Hanya ada perahu. Adalah sungai Mahakam, sungai terbesar di Kaltim yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat. Tepat di tepi sungai Mahakam itulah tinggal keluarga bersahaja di rumah yang juga sederhana. Sepasang insan di dalam rumah itu sedang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat Long Iram.

Adalah Suwondo dan Istria, sepasang insan yang hidupnya penuh pengabdian itu. Keduanya sedang berbahagia, karena segera dikarunia anak ketiga. Hari itu, kalender yang tergantung di dinding menunjukkan 4 Juli 1943. Bayi mungil ini ternyata berjenis kelamin laki-laki. Tahmid dan takbir tiada henti terucap, sebagai ungkapan rasa syukur. Kehadiran jagoan kecil ini melengkapi kehadiran dua kakaknya yang perempuan.

Sang bayi diberi nama Siswono Yudo Husodo. Yudo artinya perang. Husodo artinya penyembuhan. Dengan nama itu orangtuanya ingin perang di Asia yang telah menyengsarakan rakyat banyak dapat segera berakhir. Setelah Siswono, masih ada 7 adiknya yang lahir kemudian. Jadi, Siswono adalah anak ke-3 dari 10 bersaudara. Ayah Siswono adalah dokter yang

ditugaskan di daerah terpencil yang banyak wabah penyakit. Ibundanya adalah seorang guru bersahaja yang banyak mengajarkan kearifan. Ibundanya asli Yogyakarta yang besar di Surabaya. Begitu pula ayahnya asli Madiun, besar di Surabaya.

Saat tinggal di Long Iram, rumahnya persis di bibir sungai. Siswono kecil sering dimandikan ibunya di sungai, di belakang rumahnya. Caranya unik. Siswono kecil diikat tubuhnya dengan seutas tali, lalu diturunkan secara perlahan ke sungai yang permukaannya lebih rendah daripada teras belakang rumahnya. Jadi, seperti menimba air. Bersama sahabat-sahabat kecilnya, Siswono sangat suka bermain di sungai Mahakam. Anak-anak kecil di sana sudah pandai berenang.

Tak lama, ayahnya pindah tugas ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim. Siswono pun diboyong ke daerah hilir Mahakam itu. Suasananya masih dalam masa perjuangan membebaskan Republik dari penjajahan. Radio-radio gelap sering terdengar menyuarakan Indonesia merdeka. Karena ayahnya dokter PNS, ia dipindah lagi ke Kota Palu, Sulawesi Tengah. Di kota inilah Siswono kecil mulai masuk TK, tahun 1948. Saat di Palu, ayahnya punya seekor kuda yang diberi nama “Merapi”. Siswono kecil sangat menyayangi Merapi.

Tiap hari Siswono memberinya madu dan telur. Berlatih menunggang kuda sangat menyenangkan. “Kuda itu begitu senang kalau saya datang. Dia menyediakan dirinya untuk saya tunggangi, karena dia tahu saya datang dengan membawa makanan yang sangat lezat,” kenang Siswono. Akhirnya, Merapi terlihat kegemukan karena asupan madu dan telur berlebih. Ikatan emosional antara Merapi dan Siswono kecil begitu eratnya. Yang menyedihkan, saat ada lomba pacu kuda, Merapi tercecer lari paling belakang.

“Saya ingat, saya menangis. Kuda saya lari yang paling belakang, karena kegemukan.” Begitulah sedikit kenangan masa kecil di Palu. Memasuki tahun 1949, hijrah ke Kendal, Jawa Tengah. Di sinilah Siswono kecil mulai masuk SDN 1 Kendal. Soal prestasi di sekolahnya, Siswono termasuk siswa yang berprestasi. Sebelum masuk sekolah formal, ibundanya sudah mengajarkan banyak pengetahuan saat masih tinggal di Kalimantan dulu. Jadi, ketika masuk sekolah formal, bekal pengetahuan yang diberikan ibunya sudah sangat tinggi, melebihi apa yang diajarkan di sekolahnya.

Pelajaran sejarah dan matematika sangat disukainya. Nilai matematikanya selalu tinggi. Saat tinggal

Di Kendal, rumahnya berdekatan dengan sebuah pesantren milik Kiai Erfan.

Sang kiai adalah pasien tetap ayahnya. Setiap kali Kiai Erfan

mengajar, Siswono kerap didudukkan di

dekat

PROFIL

Page 47: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

47EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

sang kiai. Dari sinilah Siswono kecil menyerap banyak ilmu agama dan kearifan sang kiai. “Kiai Erfan sangat sayang pada saya.”

Siswono masih ingat petuah Kiai Er fan. Bila menunaikan salat resapi, dimengerti, dan dihayati apa yang diucapkan. Jangan hafal bacaannya tapi tak tahu artinya. Komunikasi kita dengan Allah itu komunikasi batin yang harus dihayati. Bacaan salat iftitah, salawat, takbir, dan tasyahud harus dipahami betul maknanya. Karena harus meresapi bacaan salat, maka Siswono kecil selalu menunaikan salat dengan bahasa Indonesia, bukan bahasa Arab. Bahkan, kebiasaan salat berbahasa Indonesia ini bertahan hingga ia duduk di bangku SMA. Kiai Erfan membolehkannya walau juga menganjurkan memakai bahasa Arab.

Saat di Kendal, Siswono menyukai sepak bola. Ia suka sekali bermain bola bersama sahabat-sahabat kecilnya. Sampai mahasiswa olahraga ini sangat disukai. Bahkan, Siswono pernah menjadi pemain Persib saat tinggal di Bandung. Senang rasanya mengenang masa kecil di kampung. Di sisi lain, suasana revolusi dan perang kemerdekaan masih sangat terasa. “Paman-paman saya terlibat langsung dalam perang kemerdekaan itu,” ungkap Siswono.

Bila ditanya cita-citanya sewaktu tinggal di Kendal, ia menjawab ingin menjadi tentara. Suasana heroisme perjuangan mempengaruhi cita-citanya. Siswono kecil ingin berseragam tentara, memanggul senjata, dan memimpin pasukan. “Keinginan saya bukan jadi tentara dengan pangkat yang tinggi. Paling tinggi kaptenlah, karena itu yang gagah sekali. Memimpin pasukan satu kompi, sekitar 150 orang,” jelasnya penuh tawa.

Usai menamatkan SD, Siswono melanjutkan ke SMP 1 Kendal, tahun 1955. Prestasinya terus berlanjut. Ia, memang, salah satu siswa yang cerdas. Tahun 1958, ia tamat SMP. Di tahun ini, keluarganya hijrah ke Jakarta dan tinggal di Jl. Raden Saleh, Menteng. Siswono muda melanjutkan sekolah di SMA 1 Budi Utomo. Setiap hari ia pergi ke sekolah menggunakan sepeda ontel atau naik trem dari Kramat ke Lapangan Banteng. Saat tinggal di Jakarta, Siswono sering sekali singgah di pelabuhan Tanjung Priuk.

Ia teringat masa kecil saat tinggal di Kalimantan pindah ke Sulawesi dan pindah ke Jawa, suka melihat kapal berlayar di laut lepas. Saat kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Priuk, ia mendekat. Seorang nahkoda kapal keluar dari kapalnya. Pemuda Siswono terpesona melihat penampilan sang nahkoda yang berbusana serba putih. Gagah sekali. Ia jadi kepincut

Siswono Yudo Husodo saat rapat badan Kehormatan.

Page 48: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

48 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

ingin bercita-cita jadi pelaut, bukan tentara lagi seperti cita-cita masa SD. Saat libur sekolah tiba, ia pergi ke kawasan Pasar Ikan, Jakarta untuk melihat kapal Pinisi. Waktu liburan dimanfaatkannya untuk bekerja di kapal Pinisi tanpa dibayar.

“Kalau liburan, anak-anak muda lain liburan ke puncak, saya ke Pasar Ikan cari kapal Pinisi yang mau berangkat. Saya bekerja di kapal Pinisi itu sampai ke Banjarmasin dan Surabaya. Juragan-juragan kapal itu kalau saya ke sana senang, karena saya kerja di kapal tanpa dibayar,” ceritanya. Saking cintanya pada profesi pelaut, hingga lengan kanan Siswono ditato dengan gambar jangkar, seraya menunjukkan tato istimewanya itu. Begitulah kenangan di masa SMA dahulu.

Pemuda Siswono mudah terpukau dengan profesi yang dilihatnya menarik. Cita-citanya kerap berubah seiring bertambahnya usia dan pengaruh lingkungan. Ada nasihat dari kedua orangtuanya yang membekali Siswono dengan kearifan. Ayahnya selalu mengingatkan

dengan falsafah Jawa “ojo dumeh” (jangan mentang-mentang). Dan yang paling membekas hingga kini adalah nasihat kearifan sang ibu. Kebetulan ibundanya adalah pengamal tirakat. Sederhana, bersahaja, dan jauh dari nafsu duniawi adalah citra ibundanya.

Menurut kearifan sang ibu, melakukan tirakat (mengekang nafsu) tidak hanya dengan berpuasa. Contohnya, bila di meja ada pilihan makanan yang sangat banyak, kecenderungan kita selalu aji mumpung. Semua dimakan sekenyang-kenyangnya. Coba perhatikan kearifan ibunya ini. “Bila ada 6 lauk pauk, pilih 3 yang kamu paling tidak sukai dan makanlah,” ungkap Siswono, mengutip nasihat sang ibu. “Itu suatu tirakat, pengendalian diri. Dan itu sangat membekas bagi hidup saya dan saya ikuti hingga kini,” lanjut Siswono.

Aktivis yang Soekarnois

Sebelum menjadi mahasiswa, Siswono sudah punya bekal kecerdasan intelektual dan spriritual. Ia tumbuh

Siswono saat menyapa warga yang menghampirinya di Semarang.

Page 49: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

49EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

menjadi sosok pemuda yang idealis, teguh memegang prinsip, dan tentu saja religius. Setamat SMA, tahun 1961, ia dihadapkan pada pilihan-pilihan studi. Karena ingin menjadi pelaut, ia mendaftar ke Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) di Ancol, Jakarta dan diterima. Tapi, panggilan studi lainnya juga menghampiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Akademi Angkatan Laut.

Siswono sempat bimbang. Kecenderungan hati ingin ke AIP. Ayahnya menyarankan ke ITB. Namun, ia belum menggubrisnya. Tapi, ketika sang ibu juga menyarankan agar memilih ITB, ia tak kuasa menolak. “Waktu bapak saya yang minta, saya belum ngikutin. Saya masih milih ke AIP. Tapi, setelah ibu saya yang meminta, saya susah sekali untuk tidak mengikutinya. Ibu saya adalah segalanya bagi saya. Beliau meminta saya ke ITB, maka saya masuk ke ITB.”

Masuk ITB mengambil jurusan teknik sipil, jurusan bergengsi yang pernah diambil orang-orang besar seperti Ir. Soekarno dan Ir. Juanda. “Hanya orang-orang besar yang ambil jurusan teknik sipil. Dan dosen-dosen saya betul-betul orang-orang pilihan,” kata peraih Doktor (Hc) dari Universitas Negeri Jakarta itu. Begitu masuk ITB, Siswono mulai mengagumi para konstruktur besar yang menjadi dosennya seperti Prof. Rooseno, Prof. Sutami, Prof. Sahari ahli beton, Prof Loa Wan Kiong ahli konstruksi baja, dan Prof. Sumarno ahli mekanika teknik.

Cita-citanya kembali berubah, ia ingin jadi konstruktur yang merancang gedung-gedung bertingkat dan jembatan-jembatan besar seperti Golden Bate. Siswono begitu mengagumi desain arsitektur gedung DPR RI. Dahulu, katanya, gedung itu dibangun oleh Presiden Soekarno untuk CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) saingan dari PBB. Ketika itu Indonesia keluar dari keanggotaan PBB dan membentuk CONEFO yang merupakan grup negara-negara berkembang. Nah, ruang gedung utama yang beratapkan mirip sayap burung berwarna hijau itu, membentang luas tanpa tiang. “Saya mengagumi betul sistem itu. Cita-cita saya ingin jadi ahli konstruksi.”

Begitulah awal kekagumannya pada dunia konstuksi. Dan selama menjadi mahasiswa ITB, mantan Ketua Umum HIPMI ini, aktif berorganisasi di Dewan Mahasiswa, Perhimpunan Mahasiswa Bandung, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Ada kenangan menarik yang diingat Siswono ketika dosen favoritnya Prof. Rooseno yang sangat dekat dengan Bung Karno mengajar di kelasnya.

Rooseno bercerita di hadapan para mahasiswanya, betapa Bung Karno marah besar ketika bernegosiasi dengan para investor asing di sektor pertambangan. Negosiasi tidak ketemu, karena tuntutan investor terlalu tinggi. Bung Karno ingin eksploitasi sumber daya alam Indonesia lebih besar manfaatnya bagi kemakmuran

rakyat dan diolah di dalam negeri, sehingga diketahui betul berapa banyak emas, perak, atau tembaga yang diproduksi.

“Kalau pemuda-pemuda kita belum mampu mengerjakan sendiri kekayaan sumber daya alam tambang-tambang yang ada di dalam kandungan ibu pertiwi, biarkan tetap ada di dalam bumi kita. Kita tunggu sampai anak cucu kita mampu mengerjakannya sendiri,” ungkap Rooseno, mengutip pernyataan Bung Karno. Kata-kata Bung Karno yang sangat ideologis itu, membekas kuat di sanubari Siswono muda. Itulah memori kuliah 3 menit bersama Rooseno yang “melegenda” dalam hidup Siswono.

Pernyataan Bung Karno itu mengajarkan kepada bangsa Indonesia untuk mandiri. Sekarang ini justru semua dijual ke asing seperti tembaga, emas, minyak, batu bara, hingga telekomunikasi, dengan bagian yang sangat kecil untuk negara. Semangat untuk mengerjakan sendiri begitu rendahnya. Begitulah, sejatinya seorang dosen tidak hanya mengajarkan mata kuliah, tapi juga memberi bekal bagi mahasiswanya. Dan Siswono adalah salah satu mahasiswa yang disenangi Rooseno.

“Sampai sekarang saya yang di usia 70 tahun, ungkapan itu tetap membekas dan mewarnai pandangan saya terhadap banyak hal mengenai suatu bangsa yang harus mandiri,” aku mantan Ketua Umum REI itu. Pada momen lain, sekali lagi Siswono muda terbakar oleh pidato Bung Karno di alun-alun Yogyakarta. Mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala merah putih, bersama teman-teman dari Bandung, ia berangkat naik kereta api ke Yogyakarta untuk mendengarkan pidato Bung Karno soal merebut kembali Irian Barat.

Alun-alun Yogyakarta dibanjiri 2 juta manusia hingga pasar Malioboro. “Sebelum ayam berkokok tahun 1963, Irian Barat harus kembali ke pangkuan ibu pertiwi!” pekik Bung Karno menggelegar. Inilah bagian pidato Bung Karno yang membakar jiwa muda Siswono. Ia begitu terpukau mendengarnya. Karena sering mendengar pidato Bung Karno, Siswono muda merubah kembali cita-citanya, ingin menjadi politisi, bukan konstruktur lagi seperti di awal kuliah.

Kamarnya pun mulai dipenuhi buku-buku politik dan filsafat serta biografi para pemimpin dunia. Dia baca biografi George Washington, Nehru, Gamal Abdul Nasser, dan tentu tulisan-tulisan Bung Karno mulai Indonesia Menggugat, Di Bawah Bendera Revolusi, Sarinah, dan lain-lain.

“Sampai saya tingkat 3 kira-kira tahun 1963 di usia 20 tahun, terus terang saya terbakar oleh pidato Bung Karno. Waktu itu saya berubah ingin jadi politisi. Bung karno tak ada tandingannya kalau soal memobilisir partisipasi masyarakat. Saya betul-betul terbakar,” tandas mantan Wakil Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia ini. Sepulang

Page 50: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

50 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

dari Yogya, semua mendaftar menjadi sukarelawan untuk latihan militer merebut Irian Barat. Dan pemuda Siswono masuk Resimen Mahawarman di Bandung.

Memasuki masa akhir perkuliahannya di tahun 1966-1968, terjadi gejolak politik di Indonesia. Siswono bersama teman-temannya membentuk Barisan Soekarno dan ia menjadi wakil komandan untuk wilayah Jawa Barat. Barisan Soekarno menentang long march dari Bandung ke Jakarta yang bertujuan menggulingkan Bung Karno. Siswono cs berhadapan dengan kawan-kawannya sendiri yang tergabung dalam KAMI yang menuntut penggulingan Bung Karno sekaligus me-Mahmilub-kannya.

“Bukan karena saya kultus individu, tidak. Bung Karno memang sudah terlalu lama menjadi presiden, 20 tahun lebih dan sudah waktunya diganti. Tapi, tidak tepat dicaci maki apalagi mau me-Mahmilub-kan dia. Dialah Proklamator yang mengorbankan jiwa raganya. Puluhan tahun, sejak tahun 20-an sampai tahun 1965, memerdekakan Indonesia ini. Keluar masuk penjara,” kilah Siswono, bijak. Siswono menambahkan, tidak pantas Bung Karno dihinakan.

Bung Karnolah, lanjut Siswono, yang tanpa perang menambah luas wilayah laut Indonesia dari 240 ribu km2 menjadi 5 juta km2, melalui Deklarasi Juanda tahun 1958. Sebelumnya, laut teritorial Indonesia cuma 12 mil sekitar pulau. Pulau Jawa 12 mil dan Kalimantan 12 mil. Jadi, laut antara Jawa dan Kalimantan itu laut internasional. Lewat Deklarasai Juanda, seluruh laut antarpulau adalah wilayah kedaulatan RI. Baru, setelah 25 tahun kemudian, klaim itu diakui dunia. Itu

perjuangan luar biasa dari Bung Karno.

Menjadi Politisi

Tamat dari ITB tahun 1968, Pemuda Siswono sulit mencari pekerjaan, lantaran terjadi de-Soekarnoisasi. Para pendukung Barisan Soekarno dan yang bersimpati kepada mendiang Presiden Soekarno dipersulit akses hidupnya. Stigma begitu masif terjadi. Melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan dan instansi negeri tak ada yang mau menerima. Satu-satunya jalan adalah membuka usaha sendiri.

“Saya jadi pengusaha karena terpaksa. Karena pilihannya hanya itu. Engga ada orang yang berani menerima,” tutur mantan Wakil Ketua Umum Kadin tersebut. Akhirnya, ia membuka usaha jasa konstruksi kecil-kecilan di garasi rumah orangtuanya di Jl. Wahid Hasyim 53 dengan nama CV. Bangun Tjipta. Proyek pertama adalah membangun dan merenovasi rumah. Lalu, dapat proyek yang sedikit besar merenovasi apotek Kimia Farma.

Begitulah, pemuda Siswono gigih dan sabar membangun usaha hingga begitu besar seperti sekarang. Kini, PT. Bangun Tjipta Sarana (holding company) membawahi sekitar 24 anak perusahaan. Cabang usahanya meliputi properti, konstruksi, jalan tol, real estate, pariwisata, air minum di Batam dan Palembang, dan lain-lain. Dengan perusahaan besar yang dirintisnya itu, Bangun Tjipta menjadi salah satu pembayar pajak yang patuh dan besar.

“Saya berbahagia menjadi wajib pajak besar yang ikut

PROFIL

Siswono di ruang kerja.

Page 51: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

51EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

membiayai pembangunan di Tanah Air yang saya cintai ini,” kata mantan Anggota Majelis Pembina Nasional Pramuka itu. Malang melintang di dunia konstruksi mengantarkannya bertemu dengan Presiden Soeharto. Waktu itu di awal 1980-an, Siswono dipanggil Pak Harto untuk membangun makam Bung Karno di Blitar.

Konsep desain makamnya memadukan antara arsitektur Hindu Majapahit, Islam, dan Kejawen. Ada pohon nagasari yang sangat langka dan purba yang ditanam di makam Bung Karno. Pohon nagasari adalah pohon yang ditanam di makam-makam raja zaman dahulu. Beberapa tahun kemudian, Pak Harto kembali memanggilnya. Kali ini, ia diminta membangun makam Bung Hatta di Tanah Kusir, Jakarta. Desain makamnya memadukan Islam dan aksen Minang.

Proyek mendesain dua makam Proklamator RI menjadi kebanggaan Siswono. “Pak Harto sangat menghormati dua proklamator,” ungkap mantan Anggota Dewan Pembina DPP AMPI ini. Beberapa tahun kemudian, lagi-lagi Siswono dipanggil Pak Harto ke Cendana. Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Kosgoro itu menduga pasti ia diminta memugar makam almarhum Bapak Adam Malik yang waktu itu sudah wafat. Ternyata, panggilan ketiga ini membuatnya terkejut.

Pak Harto tidak memintanya membangun makam, tapi ingin mengangkatnya menjadi menteri! “Oh, saya kira Bapak mau meminta saya membangun makam lagi untuk Bang Adam,” katanya kepada Pak Harto. Dan Pak Harto tertawa mendengarnya. Saat itu, Siswono dipercaya menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), Siswono kembali dipercaya Pak Harto menempati posisi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan.

“Sepuluh tahun saya jadi menteri dan menyadari kekuasaannya luar biasa. Dengan pengendalian diri, jabatan itu harus sepenuhnya bermanfaat bagi masyarakat. Banyak orang menjabat sebentar dimanfaatkan maksimal untuk dirinya. Latihan-latihan pengendalian diri dari kecil itu amat penting,” tutur Siswono, bijak. Untuk pengendalian diri ini, Siswono sudah digembleng ibunya sejak dini dengan tirakat. Dan ketika kekuasan ada di genggamannya ia tak tergoda untuk korupsi.

Konsep syukur seperti digariskan Q.S. Ibrahim ayat 7 benar-benar dipahami Siswono. Jadilah ia politisi yang tidak saja sederhana, bersahaja, tapi juga pandai bersyukur dan penuh dengan pesona kearifan. Sementara Perkenalan Siswono dengan politik praktis berawal dari ajakan Soedharmono, waktu itu Menseneg, untuk bergabung dengan Golkar dan duduk di DPP Golkar. Ia tak menampik tawaran itu.

Sebagai politisi Golkar, Siswono sudah berkiprah sejak

tahun 1983. Kali pertama menjadi anggota MPR RI pada periode 1982-1987 dari utusan DKI Jakarta. Kemudian berturut-turut 3 periode 1987-1998 menjadi Imbangan Golkar di MPR/DPR dari Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat. Pada 1999-2004 menjadi Anggota MPR Utusan Golongan mewakili petani. Pada Pilpres 2004, pernah maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Amien Rais.

Pada periode 2009-2014, Siswono kembali masuk parlemen dan menjadi anggota Komisi IV DPR RI. Kini, ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR. Bicara soal BK yang dinilai produk sanksinya terlalu ringan, Siswono berpendapat, BK tidak bisa keluar dari aturan main yang mengikatnya. BK terikat pada UU No.27/2009 tentang MD3, Peraturan DPR RI No.1/2009 mengenai Tatib, Peraturan DPR RI No.1/2011 tentang Kode Etik, dan Peraturan DPR RI No.2/2011 tentang Tata Beracara BK. Diakui Siswono, sanksi BK memang terlalu ringan.

BK telah merekomendasikan perbaikan kode etik, sehingga nanti sanksinya lebih berat. “Aturan-aturan yang mengatur sanksi menurut saya terlalu ringan. Tetapi BK tidak bisa keluar dari itu,” kilahnya. Sebaliknya, kata Siswono, sanksi sosial harus lebih dipertegas daripada sekadar sanksi kode etik. Di negara-negara maju, BK praktis tak bekerja, karena para politisi yang melanggar hukum atau etika biasanya langsung mengundurkan diri. Budaya malu begitu tinggi.

“Di Indonesia seorang koruptor keluar dari pengadilan masih bisa tertawa dan melambaikan tangan. Di luar negeri malu dan menutup dirinya. Dan politisi-politisi yang korup selalu mau membelokkan kriminal pidana korupsinya ke masalah politik dengan segala cara dan kelihaiannya,” ujar mantan anggota Dewan Penasihat MKGR ini.

Data dari BK menyebutkan, hingga kini anggota DPR yang diberhentikan 2 orang, 6 orang mengundurkan diri ketika dalam proses di BK, 7 orang diberhentikan sementara, 2 orang dilarang menjadi pimpinan alat kelengkapan dewan, 6 orang dipindah dari alat kelengkapan dewan, 3 orang mendapat teguran lisan, dan 5 orang mendapat terguran tertulis.

Senang Mendengarkan Lagu

Siswono sudah meraih dua cita-citanya sekaligus, menjadi konstruktur dan politisi. Dua cita-cita lainnya yang mungkin tak kesampaian adalah menjadi tentara dan pelaut seperti diimpikan masa kecil dan remaja. Tapi, siswono sudah menjadi tokoh publik. Ia telah memberi banyak teladan bagaimana harus berkiprah di dunia usaha dan panggung politik. Dari pengalaman hidup itu dapat dipetik pelajaran bahwa tidak semua yang kita inginkan akan terjadi dan tidak semua yang terjadi sesuai harapan kita. Tak ada orang yang tahu

Page 52: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

52 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

persis besok akan jadi apa. Dalam ketidaktahuan kita itu, satu hal yang perlu dilakukan adalah berbuatlah sebaik mungkin dalam setiap posisi yang kita miliki. Bekerja dan berdoa, ora et labora.

Satu hal yang diakui Siswono, ia belum menjadi bapak dan suami yang baik, karena minimnya waktu bersama keluarga. “Terus terang saja dari dulu saya bukan bapak yang baik dalam soal waktu untuk anak. Sejak tahun 1968 kerja itu sudah siang malam, jarang di rumah. Bahkan, karena proyek saya tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua sering kali pulang dari airport pindah lagi, terbang ke tempat lain. Bahkan ulang tahun anak, ulang tahun isteri sudah lupa. Jadi, dari sisi itu saya bukanlah bapak yang baik,” akunya, merendah.

Bagaimana pun saat di rumah, Siswono tetaplah berperan sebagai suami dan ayah. Di rumahnya ada Ratih sang isteri yang dinikahinya tahun 1968. Siswono dan Ratih dikaruniai 5 buah hati tercinta ( 1 anaknya sudah wafat). Keempat anaknya yang ada sekarang adalah Mutiara (notaris), Safitri (pengusaha), Ruby (pengusaha), dan Osi (Pelajar). “Waktu saya tidak terlalu banyak untuk anak-anak. Tapi dalam waktu yang sedikit itu, saya selalu berusaha untuk semaksimal mungkin memasukkan nilai-nilai luhur bagi anak-anak saya.”

Pada Pemilu 2014, mantan Ketua Umum HKTI ini, tak mau lagi mencalonkan diri manjadi caleg karena alasan usia. Ia akan kembali berkiprah di dunia usaha dan dunia pendidikan. Saat ini Siswono adalah Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina Univeristas Pancasila. Mantan Anggota Majelis Wali Amanah IPB itu, juga

Ketua Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) Jakarta.

“Saya akan menghabiskan sisa waktu, yang saya tidak tahu sampai umur berapa Tuhan memberi saya, di dunia pendidikan. Sekarang memimpin di Universitas Pancasila dan di LPPM. Di hari tua ini punya waktu lebih banyak untuk istri,” tuturnya. Di saat waktu luang, Siswono kerap menyalurkan hobinya dengan bermain golf. Bahkan, ia masih suka berjalan-jalan ke alam terbuka. Mandi di sungai dan air terjun sangat disukai Siswono.

Kegemaran yang terakhir ini, ternyata disukai juga oleh putra-putrinya. “Anak-anak saya sama dengan saya, paling suka mountainering ke alam.” Selain berwisata ke alam, Siswono sangat gemar membaca buku, terutama buku-buku sejarah. Ada perpustakaan pribadi untuk menampung koleksi buku-bukunya tersebut.

Nah, bicara soal lagu, ia sangat suka mendengarkan lagu-lagu klasik dari Beethoven, Mozart, Serenade-Schubeert, dan Helmut Zacharias. Untuk lagu lokal Siswono senang dengan warna musik kroncong, dangdut, dan pop. Lirik lagu-lagu dari Ebiet G. Ade dan Broery Pesolima, tentu ia juga sangat menyukai.

Dan tak ketinggalan, lagu dari Teti Kadi (kini anggota Komisi IV DPR) berjudul “Embun Pagi”, Siswono masih mampu mendendangkannya. “Sebening embun pagi sinar matamu. Bila ku pandang wajahmu aku sayang padamu….” katanya, melantunkan lagu Teti Kadi dengan suara perlahan. (mh)

Siswono Yudo Husodo bersama keluarga tercinta. Foto: Doc Pribadi.

Page 53: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

53EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

KUNJUNGAN KERJA

Tim Kunjungan Kerja ke Provinsi Su-lawesi Tengah yang dipimpin Ketua Komisi VII, Sutan Bhatoegana men-

gunjungi proyek Gas Alam Cair, PT. Donggi Senoro LNG di Banggai, Sulawesi Tengah.

“Tujuan kami berkunjung kesini, untuk mengetahui progres proyek Donggi Senoro. Saya percaya kontraktor yang mengerjakan ini sangat profesional dan berkualitas,” kata Sutan Bhatoegana di sela-sela pertemuan dengan PT. Pertamina EP Matindok, JOB Per-tamina Medco Tomori, PT Donggi Senoro dan SKK Migas, di PT Donggi Senoro, Desa Uso, Banggai, Sulawesi Tengah.

Sutan menyatakan, Tim Komisi VII juga

ingin mengetahui realisasi pengembangan gas Matindok, pengembangan blok minyak Tomori dan kontribusinya terhadap lifthing minyak dan gas nasional, dan pencapaian target pembangunan kilang Donggi Senoro serta dampaknya kepada masyarakat setem-pat.

Dalam kesempatan tersebut, Sutan mem-berikan apresiasi kepada investor Jepang yang telah berinvestasi di Donggi Senoro.

Namun Sutan mengharapkan, proyek Donggi Senoro LNG membawa keuntungan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar-Donggi Senoro.

Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2012-2013 ini, Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup mengunjungi tiga daerah provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Riau dan Provinsi Jawa Timur.

Ketua Komisi VII DPR RI Sutan Bathoegana saat dialog dengan PT Pertamina, SKK Migas, dan PT Donggi Senoro LNG di Banggai Sulawesi Tengah. Foto: sc.

DPR Berharap Donggi Senoro LNG Bermanfaat Bagi Masyarakat

Page 54: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

54 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

“Selain berdampak positif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar Luwuk sendiri, kita harapkan juga ada transfer teknologi yang diberi-kan kepada Indonesia. Jadi harus ada multiplier effect-nya kepada kita,” kata politisi Partai Demokrat ini.

Sutan juga mempertanyakan masalah pembebasan tanah di Donggi Senoro, pasalnya Komisi VII banyak menerima surat pengaduan terutama mengenai masalah tanah di sekitar proyek Donggi Senoro.

“Jangan sampai rakyat di sekitar menderita akibat adanya proyek ini, akibat segelintir orang atau oknum-oknum yang memperkaya diri send-iri,” tegasnya.

Walaupun demikian, ia menyata-kan, Komisi VII DPR RI memberikan dukungan kepada proyek Donggi Senoro.

“Mudah-mudahan proyek ini dapat berjalan sesuai waktunya, dan bisa menyelesaikan berbagai permasala-han yang ada,” tambahnya.

Dijelaskan Sutan, bahwa kedatan-gan Komisi VII ini untuk yang kedua kalinya. “Mungkin apa yang kami dapat sekarang ini mengenai Dong-gi Senoro LNG sudah lebih baik dari

Tim Komisi VII yang datang tahun lalu. Hasil pertemuan disini akan kami laporkan pada Pleno Komisi VII,” terangnya.

Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Sulawesi Ten-

gah antara lain, Halim Kalla (F-PG), Irvansyah (F-PDIP), Jamaluddin Jafar (F-PAN), Nur Yasin (F-PKB), dan Mu-lyadi (F-Gerindra).

Proyek Donggi Senoro LNG meru-pakan proyek LNG pertama di Indo-nesia yang dikembangkan dengan memisahkan kegiatan usaha hulu (penyediaan bahan baku gas) dan kegiatan usaha hilir (pabrik LNG), sehingga memberikan keuntungan karena ada pengalihan investasi dan resiko yang terkait dengan pemban-gunan pabrik LNG kepada perusa-haan hilir.

Pabrik LNG Donggi Senoro berka-pasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun, menggunakan teknologi liquifijasi APCI (Air Products and Chemicals Incorporation) yang te-lah teruji, yang saat ini di gunakan oleh 86% dari seluruh proyek LNG di dunia.

Kilang LNG Donggi Senoro akan mengolah gas yang dipasok dari Blok Senoro yang dikelola oleh JOB Pertamina Medo Tomori Sulawesi dan Blok Matindok yang dikelola oleh Pertaminan Pengembangan Gas Matindok.

Pertanyakan Pengelolaan Limbah PLTU Riau

Sementara itu, Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Riau, meninjau perkembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau di Kawasan Industri Tenayang, Kota Pekanbaru. Proyek berkapasitas 2x110 MW ini dikerjakan konsorsium PT. Rekayasa Industri dengan perusahaan Hypec dari Cina.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap - PLTU Riau yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi diminta sejak awal memperhatikan masalah pengelolaan limbah. Pasal-nya pembangkit listrik dengan kapa-

“Jangan sampai rakyat di sekitar menderita akibat adanya proyek ini, akibat

segelintir orang atau oknum-oknum yang memperkaya diri

sendiri,” tegasnya.

Tim Kunker Komisi VII meninjau pembangunan PLTU

Riau yang ditargetkan beroperasi tahun 2014.

Foto: iky/parle.

Page 55: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

55EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

sitas 2x110 MW ini diperkirakan akan mengkonsumsi batu bara mencapai 3300 ton/hari.

“Kita mencatat kebutuhan batu bara perhari 3300 ton, berarti seta-hun bisa mencapai 1 juta ton lebih. Ini kepikiran oleh saya limbahnya mau dibawa kemana, mau dibuang ke sungai Siak atau dibikin apa?” tanya anggota Tim Kunker Komisi VII Sutan Sukarnotomo saat berkun-jung ke PLTU Riau di Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (16/4/13).

Ia juga menyampaikan harapan agar kehadiran PLTU yang diproyek-sikan selesai pada tahun 2014 dapat menekan pemakaian BBM PT. PLN yang mencapai 85 persen. Pada bagian lain anggota Komisi VII dari Dapil Riau I ini juga meminta pen-jelasan penanganan proyek yang berada dilokasi lahan gambut ini.

Menjawab hal ini Direktur Kon-struksi dan Energi Baru/Terbarukan PT. PLN Nasri Sembayang menjelas-kan PLTU Riau menggunakan Cir-culating Fluidized Bed Boiler - CFB yang lebih bersahabat dengan ling-kungan.

“Pembakaran juga lebih sempur-na, sehingga batubara tidak ada lagi yang tidak terbakar. Jenis lain bi-asanya ada 1 persen batu bara yang tidak terbakar. Disaluran keluar juga dilengkapi penangkap abu, jadi 99,9 persen abu bisa tertangkap?” im-buhnya. Abu sisa batu baru ini akan diolah untuk bahan batako bekerja sama dengan penduduk setempat.

Nasri membenarkan proyek ini dibangun di lahan gambut yang disiasati dengan teknologi lapisan karpet khusus yang dengan luas mencapai 10 hektar. Penanganan-nya telah memperoleh amdal dari Dinas Lingkungan Hidup setempat.

Dukung Usulan Jatim Soal Golden Share Tambang

Sedangkan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Timur, menyatakan mendukung

usulan Provinsi Jawa Timur (Ja-tim) terkait keinginan Pemerintah Provinsi Jatim memberlakukan Golden Share (saham teritorial) dibi-dang pertambangan, karena melalui cara ini diharapkan daerah menda-pat bagi hasil migas yang adil. Hal itu mengemuka saat Komisi VII DPR mengadakan Kunjungan kerja ke wilayah Jawa Timur dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR Zainudin

Amali, di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, (15/4).

“Intinya daerah harus berani nego-isasi kepada investor diawal terkait bagi hasil ini, artinya Golden Share harus dibicarakan karena apabila ingin memberlakukan golden share itu sulit dan perjuangan luar biasa dimana perusahaan itu harus Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dulu,” jelas anggota DPR Nazarud-din Kiemas saat dialog dengan Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf.

Satya W. Yudha (F-PG) mengata-kan, jika itu diberlakukan tentunya akan merubah rezim dimana bagi hasilnya masih belum langsung dis-erahkan kepada daerah terkait. “Per-lu disepakati aturan terkait golden share ini, bahkan sempat ada usulan direvisi RUU Minerba, daerah lang-sung mendapat bonus bila mereka minta 40 persen langsung diserah-kan, dan itu merupakan kemajuan

bila ada perubahan ke arah situ,” terangnya.

Terkait Wilayah Pertambangan yang kerap masih banyak masalah di daerah, Asfihani dari Fraksi Par-tai Demokrat menjelaskan, Komisi VII DPR telah menetapkan aturan wilayah pertambangan khusus batu-batuan.

“Kita telah meminta Kementerian

ESDM untuk menetapkan aturan khusus batu-batuan dengan syarat yang banyak, dan meminta agar ijin wilayah tambang dikeluarkan sesuai kebutuhan,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Komisi VII DPR menuju Bangkalan Madura, dan bertemu dengan jajaran SKK Migas dan K3S, serta Perusahaan migas swasta asing dan nasional, Bupati Bangkalan, Sumenep, Bupati Sampang, dan Pamekasan.

Selaim itu juga meninjau Pilot plan Pembangkit Listrik gas batuba-ra (PLTGB) 200 Kwe atau BPPT. Tim Komisi VII DPR juga mengadakan pertemuan dengan jajaran Lapindo Brantas, MCL, JOB PPEJ, Camar re-sources canda, Syntez east bawean, Mobil Cepu, Pertamina, PHE Randu Gunting, Hess, Exxon Mobil Gunt-ing, Petronas Carigali dan mengada-kan pertemuan dengan jajaran Per-tamina (Persero). (sc, si, iky)

Page 56: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

56 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Untuk saat ini Kalbar hanya mendapat kuota haji sebanyak 2.339 jamaah. Dengan rumusan 1:1000 penduduk

muslim di suatu provinsi, mestinya Kalbar mendapat kuota 2.800 jamaah, karena penduduk muslimnya 2,8 juta j iwa. Sedangkan di Babel hanya mendapat kuota sebanyak 913 jemaah per tahun, sedangkan seharusnya 1400 jemaah, karena jumlah penduduk Babel mencapai 1,4 juta jiwa.

“Nanti akan dibicarakan dengan Pak Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) pada kesempatan rapat mendatang di Komisi VIII. Mengapa sampai seperti ini. Data ini dari mana rumusannya,” tandas Anggota Komisi VIII Abdul Aziz Suseno yang ditemui di Ponti-anak, Kamis (18/4).

Aziz menegaskan, hal ini merupakan temuan penting yang harus dibicarakan, mengingat desakan peningkatan kuota haji yang adil di Kal bar terus disuarakan. Namun, tambah Aziz, secara nasional kuota haji Indo-nesia belum meningkat karena Peme rintah Kerajaan Arab Saudi juga belum menambah kuota haji sesuai permintaan pemerintah Indo nesia. Kuota nasional ini kemudian dib-agi-bagi ke setiap provinsi dengan rumusan 1:1000 sesuai jumlah penduduk muslimnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII Ja-zuli Juwaini yang memimpin tim kunker ke Babel menyatakan bahwa perbedaan kuota haji tidak boleh terjadi. Harus ada keadilan yang merata untuk persentase kuota haji di Babel. “Yang disyukuri pertama di Indo-

Hasil kunjungan kerja Komisi VIII ke Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan Bangka Belitung (Babel) menemukan adanya kuota haji yang tak proporsional. Menindaklanjuti temuan ini, Komisi VIII akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

Komisi VIII Terima Keluhan Kuota Haji Tak Proporsional di Babel & Kalbar

KUNJUNGAN KERJA

Wakil Ketua Komisi VIII Jazuli Juwaini

menyerahkan Bantuan Sosial secara simbolis

kepada Wakil Gubernur Provinsi

Bangka Belitung Rustam Effendi.

Foto: Sofyan/Parle.

Page 57: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

57EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

nesia termasuk Babel, bahwa ongkos naik haji meng alami penurunan 90 dolar. Jangan dilihat persentase penurunan-nya, tapi semangat perjuan-gan Anggota DPR dan juga Ke-menterian Agama (Kemenag). Terkait dengan persentase kuota jemaah haji di Babel yang tidak sesuai, akan saya bicarakan dengan Kemente-rian Agama maupun Dirjen Haji. Karena seharusnya satu per mil dengan penduduk di Babel yang 1,4 juta harusnya kuotanya 1400 jemaah haji. Ini akan kami pertanyakan ke-pada Kemenag. Perbedaan itu tidak bisa terjadi, harus ada keadilan,” tegas Jazuli usai bertemu dengan Pemda Babel di Aula Kantor Gubernur Babel, Senin (15/4).

Kunker di Kalbar dilaksanakan pada tanggal 15 Mei sampai 19 Mei dan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII Sayed Fuad Zakaria. Se-dangkan untuk kunker ke Babel diketuai oleh Wakil Ketua Komisi VIII Jazuli Juwaini, dan berlangsung pada waktu yang bersamaan.

Daftar Tunggu Haji Semakin Pan-jang

Terkait dengan waiting list je-maah haji yang terjadi di Babel, Ja-zuli memastikan bahwa waiting list tersebut tidak hanya terjadi di Babel, namun hampir diseluruh Indonesia. Politisi PKS ini menambahkan, da-lam hal waiting list ini ada peranan dari Pemerintah Arab Saudi.

“Pemerintah Arab Saudi mengata-kan saat ini daya tampungnya ter-batas. Saat ini di Mina Jadid sudah menampung 20 ribu jemaah. Ada juga terobosan apakah nanti tenda-tenda akan dibuat seperti aparte-men agar dapat menampung lebih banyak, karena kalau model tenda seperti sekarang, tidak bisa menam-pung jumlah yang banyak,” tambah Jazuli.

Jazuli juga menyesalkan perluasan fasilitas tempat tinggal di Mekkah tidak seimbang dengan jumlah pen-

duduk. Ia berjanji untuk mendalami permasalahan serius ini dan segera melakukan rapat dengan Kemente-rian Agama dan instansi terkait.

Hal serupa juga diungkapkan Azis. Ia menyatakan hingga saat ini belum ada solusi yang bisa diberi-kan untuk setiap daerah mengingat kuota secara nasional pun belum meningkat.

“Untuk Kalbar saat ini saya kira sama dengan daerah-daerah lain. Bahkan di Jawa Timur itu yang tera-khir kita dengar sampai tahun 2025 yang sudah masuk daftar tunggu. Kalau Kalbar paling sampai 2020 saja. Selama dari Kerajaan Arab Sau-di tidak ada penambahan kuota, kita juga tidak bisa menambah kuota di masing-masing provinsi,” ungkap Aziz.

Dalam kesempatan itu, Komisi VIII juga menerima keluhan terkait den-gan biaya lokal. Para calon haji men-geluhkan biaya lokal di luar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Kalbar. Biaya lokal sudah mulai di-kutip saat masih berada di Asrama Haji Transit Pontianak sampai ke As-rama Haji Embarkasi Batam. Biaya lokal ini tak terhindarkan, karena menyangkut biaya angkut udara, biaya ang kutan darat, angkutan barang, porter, dan biaya konsumsi jamaah selama di Pontianak hingga Batam.Menanggapi hal itu, Aziz mengatakan, biaya lokal memang

kerap tak terhindarkan. Biaya lokal diserahkan ke daerah masing-masing. “Saya rasa kalau biaya lokal ini, kan, ke-bijakan pemerintah provinsi. Masing-masing provinsi punya kebijakan sendiri soal ini. Yang jelas dari Kementerian Agama khususnya Dirjen PHU dipasti-kan BPIH tahun ini turun men-jadi Rp 33.985.000. Selama ini DPR dan pemerintah pusat hanya bisa menekan BPIH. Untuk biaya lokal diserahkan ke daerah,” jelas politisi F-PKS ini.

Serahkan Bantuan ke NTT, Kalbar dan Babel

Kunker Komisi VIII ke daerah bu-kan hanya membahas mengenai permasalahan haji maupun bidang agama lainnya, namun juga meling-kupi pemberian bantuan. Bantuan diberikan kepada pemerintah daer-ah maupun penerima manfaat asis-tensi sosial lanjut usia.“Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat lang-sung kondisi dan penerima manfaat Asistensi Sosial lanjut usia,” Anggota Komisi VIII Nurul Iman Mustofa yang sekaligus memimpin tim kunker ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (16/4).

Di Desa Nunbaun Delha RT 12/06, Kecamatan Alali, Kabupaten Ku-pang, NTT, Komisi VIII menemui Gerson Keji (70), Agustina Djuara (83) dan Naomi Djuara (78). Kon-disi rumah mereka masing-masing sangat memprihatinkan dengan berdinding bebak dan beratapkan seng yang terlihat bocor jika hujan turun.

Dalam rangkaian kunker di NTT, Komisi VIII menyerahkan bantuan sosial kepada Pemerintah Daerah NTT sebesar Rp.14.905.200.000. Bantuan sosial tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua Kunker kepada Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Bantuan yang diserahkan adalah bantuan bidang agama Katolik beru-pa voucher sejumlah Rp.7,4 Milyar,

Page 58: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

58 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

yakni kepada Kapela dan Gedung Serba Guna Seminari John Paul II Labuan Bajo sebesar Rp.1,5M, Seko-lah dan Asrama Seminari St.Pius Ki-sol Manggarai Timur sebesar Rp.1M, St.Paulus Ruteng Manggarai sebesar Rp.2,5M, Gereja Katolik St.Fransiskus Xaverius Lewotobi Flores Timur, ge-dung Paroki St.Maria Pembantu Aba-di Paroki Weri Larantuka, Gereja Katolik Paroki Ma-ria Asumpta Maronggela Ngada masing-masing sebesar Rp.400 juta, dan Seminari Menengah La-lian Atambua Belu sebe-sar Rp.1,2M.

Selanjutnya, bantuan bidang agama Hindu, berupa bansos pada ru-mah ibadah Pura Agung Waso Giri Natha Ruteng dan Pura Agung Wolokole masing-masing sebesar Rp.30juta, satuan pendidi-kan Pasraman Saraswati dan Pasraman Pendidikan Sosial Keagamaan Hindu Dharma Upanisada beru-pa Bantuan Operasional masing-ma sing Rp.30juta, serta Lembaga Keagamaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Lembaga Pengem-bangan Dharma Gita (LPDG), dan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi NTT masing-masing Rp.10 juta.

Selain itu, Bantuan yang diserah-kan bantuan bidang sosial yakni Ban-tuan Asistensi Sosial lanjut Usia Ter-lantar (ASLUT) tahun 2013 sejumlah Rp.2,64 M untuk 1.100 orang mas-ing-masing Rp.2,4 juta pertahun, dan Program Asistensi Sosial Orang dengan Kecacatan Berat tahun 2013 sejumlah Rp.3.715.200.000 untuk 1.032 orang se hingga masing-mas-ing memperoleh Rp.3,6 juta perta-hun.

Sementara itu, Bantuan yang dise-rahkan untuk Provinsi Kalbar berupa dana Program Asistensi Sosial Orang de ngan Kecacatan Berat Tahun 2013 sebesar Rp 2.253.600.000. Dana tersebut disalurkan untuk 626 orang penyandang cacat yang masing-

masing menerima Rp 3.600.000 pertahun. Selain itu sumbangan lain yang diserahkan adalah Bantu-an Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Tahun 2013 sebesar Rp 2.040.000.000 untuk 850 orang yang masing-masing menerima Rp 2.400.000 per tahun. Bantuan dise-rahkan secara simbolis oleh Ketua

Tim Kunker Komisi VIII Sayed Fuad Zakaria kepada Gubernur Kalbar Cornelis MH. Untuk Babel, bantuan yang diserahkan oleh Ketua Kunker Jazuli dan diterima oleh Wakil Gu-bernur Rustam Effendi berupa dana Program Asistensi Sosial Orang de-ngan Kecacatan Berat Tahun 2013 sebesar Rp 529.200.000. Dana akan disalurkan kepada 147 orang pe-nyandang cacat yang masing-ma-sing akan menerima Rp 3.600.000 pertahun. Selain itu bantuan lain yang diserahkan adalah Bantuan Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Tahun 2013 sebesar Rp 840.000.000 untuk 350 orang yang masing-masing menerima Rp 2.400.000 per tahun.

Pemerintah Diminta Berdayakan Perempuan NTT

Permasalahan perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tinggi. Karena itu perlu adanya per-hatian khusus dari Pemerintah dan organisasi peduli perempuan un-tuk memberdayakan perempuan

di daerah ini. “Perlu adanya gerak-an dari Pemerintah dan organisasi masyarakat peduli perempuan un-tuk memberdayakan perempuan di daerah,” kata Anggota Komisi VIII Sumarjati Arjoso di NTT, Senin (15/4).

Sumarjati, menjelaskan per-masalahan perempuan di NTT terutama disebabkan kemiskinan, pendidikan, dan juga masalah adat. Selain itu karena masih tingginya kemiskin an, dan kurangnya lapang-an kerja sehingga banyak perempuan NT T yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar ne-geri. “Kurangnya lapang an kerja dan rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) NTT, membuat tingginya angka TKW NTT,” ungkap-nya.

Selanjutnya, kata Su-marjati pelayanan kese-hatan pun masih rendah,

karena terkendala infrastruktur menuju tempat pelayanan kese-hatan. “Infrastruktur yang buruk menghambat perempuan menuju puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, meskipun pelayanan kesehatan gra-tis namun memerlukan biaya yang tinggi untuk mencapai puskesmas,” katanya.

Untuk itu dia ber ha rap,Pemerintah harus memberikan perhatian ter-hadap perempuan miskin di pede-saan, kebanyakan di pedesaan NTT. Potensi pertanian yang tinggi perlu didukung infrastruktur yang me-madai, sehingga hasil pertaniannya bisa dipasarkan dengan baik.

“Kita berharap pemerintah daerah dan pusat harus memperhatikan in-frastruktur agar akses masyarakat desa yang jauh dari kota ini bisa lebih baik yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kesejahtera an masyarakat,” tambah-nya. (sf, mh, as)

Page 59: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

59EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Namun menjelang hari “H” UN untuk SMA/sederajat terjadi penundaan pelaksanaan UN di 11 Provinsi (Kali-

mantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Goron-talo, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Asman Abnur (F-PAN) menilai, penundaan Ujian Nasional (UN) 2013 pada 11 provinsi karena masalah teknis itu meru-pakan kesalahan fatal. “Ini bukti kesiapan pemerintah tidak ada,” kata Asman saat ditemui Tim Parle usai meninjau pelaksaan

UN di SMK Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Batam, pertengah an April lalu.

Menurutnya, jika pemerintah benar-benar siap, tidak ada keterlambatan distribusi per-cetakan soal ujian dan tidak akan pula ada kendala hingga UN ini ditunda.

“Jadi kasus yang muncul terutama tertun-danya UN di 11 provinsi akan kita evaluasi dan masing-masing fraksi yang ada di Komisi X DPR RI akan menentukan sikapnya nanti,” jelas Asman.

Untuk itu, lanjutnya, Komisi X DPR RI akan melakukan evaluasi setelah dari Batam ini

Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR RI melakukan peninjauan Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 ke tiga (3) provinsi, yakni Provinsi Kepulauan Riau (Batam), Provinsi Jawa Tengah (Semarang), dan Provinsi Kalimantan Timur pada reses April lalu.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Asman Abnur/F-PAN memberikan penjelasan kepada wartawan terkait masalah tertundanya UN di 11 Provinsi. Foto: Iwan Armanias/Parle.

KUNJUNGAN KERJA

Page 60: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

60 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

dengan mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Kemendikbud, tu-turnya. “Tapi apa pun keputusannya saya belum berani bicara karena ini ‘kan keputusan politik,” tukas Asman Abnur.

Sementara ditempat terpisah TB. Dedi Suwandi Gumelar (F-PDI Per-juangan) menegaskan, kejadian pe-nundaan UN di 11 provinsi tersebut, menunjukan penyelenggaraan UN tahun ini adalah yang terburuk dan amburadul. “Tahun ini adalah UN terburuk, dalam hal manajemen-nya, sementara daerah lain bisa melaksanakan tepat waktu,” ujar Dedi yang akrab disapa Mi’ing usai meninjau pelaksanaan UN di MAN I, SMA Negeri I, dan SMK Negeri 7 Semarang.

Menurutnya, Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan (Kemendik-bud) telah wanprestasi dengan adanya kasus penundaan pelaksa-naan UN di 11 provinsi tersebut.

Lebih lanjut, Mi’ing mengatakan, dalam membuat kebijakan Mendik-bud harus bisa melihat daerah yang memiliki georafis yang berbeda-beda. Tidak bisa disamakan den-gan satu daerah saja. “Seharusnya pencetakannya bisa dibagi di bebe-

rapa wilayah, seperti Suwalesi, Su-matera dan lain sebagainya, supaya pendistribusian soal menjadi lebih efektif,” tegasnya.

Politisi PDI-Perjuangan ini ber-harap, kedepannya pencetakan soal UN tidak dikonsentrasikan hanya di Jawa tetapi juga di tempat lain, se perti Wilayah Indonesia Bagian Timur sehingga bisa didistribusikan tepat waktu dan tidak mengalami keterlambatan.

Senada dengan Mi ’ing, Ketua Komisi X DPR RI Agus Hermanto berharap ke depan harus diperbaiki jangan sampai kasus seperti ini teru-lang kembali.

Dia menambahkan, DPR RI akan segera memanggil Kemendikbud untuk melakukan evaluasi kinerja Kemendikbud yang dipimpin M. Nuh tersebut. “Kita ingin evaluasi agar kedepannya tidak terjadi lagi. Langkah dan tindaklanjut apa yang dilakukan Kemendikbud dan sampai sejauh mana untuk menyelesaikan masalah ini,” tuturnya.

Sementara Wak i l Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Soerya Res-pationo mengatakan, pelaksanaan UN di Kota Batam dan Provinsi Ke-pulauan Riau umumnya dinyatakan tidak ada masalah, “Alhamdulillah,” ujarnya.

Menurut Soerya, sejauh ini belum ada laporan kekurangan soal mau-pun siswa yang tidak bisa mengi-kuti UN di seluruh wilayah Kepri. UN tingkat SMA/SMK di Kepri diikuti 16.692 siswa yang tersebar di tu-juh kabupaten/kota. Di Batam, UN di ikuti 3.859 siswa SMA dan 3,283 siswa SMK, tambahnya.

“Mudah-mudahan seluruh siswa-siswi di SMK Negeri 2 Batam ini lulus semua,” tutur Soerya saat membuka amplop bahan-bahan soal UN 2013 di ruang ujian SMK Negeri 2 Batam yang disaksikan oleh Wakil Ketua Komisi X Asman Abnur beserta tim Komisi X sambil menunjukan bah-an-bahan UN tersebut kepada war-tawan.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Semarang Nur Hadi Ami-yanto menyatakan kepada Tim DPR RI, Provinsi Jawa Tengah siap melak-sanakan UN dan segala persiapan sudah matang mulai dari pendistri-busian soal UN serta persiapan di lapangan, karena dibantu para ma-hasiswa Universitas Negeri Sema-rang (Unnes). “Mereka inilah yang menyimpan soal-soal dan lembaran jawaban soal UN setelah seluruhnya dikumpulkan oleh ma sing-masing sekolah, dan mereka bekerja 24 jam non stop,” jelasnya.

Sementara Ketua Komisi X DPR RI Agus Hermanto seuai melakukan pantauan UN di SMK Negeri 7 Se-marang mengatakan, pengiriman dan penerimaan soal pada hari “H” sudah tepat sesuai jadwal. Ini sangat positif, kita lihat tidak ada kecu rang-an sama sekali dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap, tam-bahnya.

KUNJUNGAN KERJA

Page 61: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

61EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Tidak Perlu UN

Anggota Komisi X DPR RI Djamal Aziz menegaskan, bilamana Kuriku-lum 2013 sudah berjalan maka tidak perlu ada lagi Ujian Nasional (UN). Karena buku pegangan guru yang disebut Babon atau Buku Induk Pem-belajaran hanya ada satu pedoman yang berlaku di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

“Saya berharap dengan buku pe-gangan guru yang disebut Babon atau Buku Induk Pembelajaran Kuri-kulum ini para guru punya kreativi-tas, jadi guru benar-benar akan dimudahkan dan guru tidak perlu menulis lagi,” jelas Djamal Aziz yang akrab dipanggil Habib kepada tim Parle usai meninjau pelaksaan UN 2013 di SMK Negeri 2 dan SMA Neg-eri 3 Batam.

Konsekuensinya, lanjut Habib, yang jelas tidak ada lagi UN. Karena sudah ada Kurikulum baru kenapa harus ada UN, kata Habib seraya menambahkan, makanya harus ada perubahan metode dan akan dieval-uasi.

Sementara Wakil Ketua Komisi X DPR RI Asman Abnur mengatakan, sekarang belum resmi untuk tidak ada lagi UN. Yang jelas, kata Asman, dengan gagalnya pelaksanaan UN 2013 ini nanti akan menjadi bahan Komisi X untuk menuntut pemer-

intah, apakah UN ini tidak dilak-sanakan lagi atau bagaimana nanti kedepannya. “Mayoritas di DPR RI kayanya sudah sepakat tidak ada UN lagi,” kata Asman sambil menam-bahkan, suara DPR dominan tidak ingin ada UN lagi.

Tidak Hanya Maaf

Komentar yang sama di sampaikan anggota Komisi X DPR RI Itet Tridja-

jati Sumarijanto (F-PDI Per-juangan). Ia menegaskan, Menteri Pendidikan dan Ke-budayaan (Mendikbud) M. Nuh harus bertanggung-jawab atas tertundanya pelaksanaan Ujian Nasion-al (UN) 2013 di 11 Provinsi (Kaltim, Kalsel, Sulut, Sul-teng, Sulsel, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Bali, NTB, dan NTT).

“Dia harus bertanggung-jawab kepada keseluruhan sistem dan bertanggung-jawab pula kepada bawa-hannya bagaimana kin-erja mereka,“ ujar Itet saat ditemui tim Parle usai men-

injau pelaksanaan UN 2013 di SMK Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Batam.

“Jadi Mendikbud tidak hanya seka-dar minta maaf tapi juga harus ber-tanggungjawab, karena Mendikbud sudah membuat jutaan peserta UN mengalami stress berat atas kacau balaunya pelaksanaan UN 2013,” cetus Itet.

Minta maaf saja, sambung politisi PDI Perjuangan ini, sungguh tidak cukup untuk menyelesaikan per-soalan. Ini ‘kan cermin dari kondisi bagaimana Indonesia mengurus ne-gara, cerminannya di Kemendikbud yang seharusnya orang mendidik, paling tidak semuanya sudah mem-punyai sistem yang professional se-suai dengan keilmuannya mereka. “Justru sekarang ini Kemendikbud yang tidak memberikan cerminan-nya,” tuturnya.

Dia mempertanyakan, sebetulnya M. Nuh sanggup atau tidak men-

jadi Mendikbud, sanggup atau tidak menjalankan tugasnya. Jangan terus mencari sesuatu yang baru tapi lebih mengakibatkan kepada kesulitan se-cara psikologis bagi rakyat yang no-tabene adalah para pelajar. “Jangan mereka diombang-ambing terus, saya kira tidak memberikan suatu perasaan nyaman dalam sistem pen-didikan dan kebudayaan,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menegaskan, masa Mendikbud tidak bisa me-nangani masalah yang sepele ini, hanya karena pengepakan naskah ujian, sebab sudah direncanakan se-jak lama. Masalah percetakan sudah ditanyakan sejak Rapat Kerja antara Komisi X DPR RI dengan Kemendik-bud, mengapa hanya di Surabaya, tidak di masing-masing daerah.

“Saya curiga, kisruhnya pelaksa-naan UN 2013 ini akibat Mendikbud memaksakan penerapan Kurikulum 2013 pada bulan Juli 2013 menda-tang,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah per lu Mendikbud diganti. “Kalau masalah ganti mengganti menteri itu urusan presiden. Presiden yang melihat dan menilanya,” jawab Itet dengan tersenyum.

Kunjungan spesifik Komisi X DPR RI dalam rangka meninjau pelaksa-naan Ujian Nasional 2013 ke Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas 10 orang dipimpin Asman Abnur dari sejum-lah anggota lintas fraksi yakni Har-tanto Edhie Wibowo, Anton Sukar-tono Surato, dan Albert Yaputra dari F-PD; Popong Otje Djundjunan dari

Page 62: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

62 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

F-PG; Itet Tridjajati Sumarijanto dan Puti Guntur Soekarno dari F-PDI Per-juangan; Herlini Amran dari F-PKS; Nuroji dari F-Partai Gerindra; dan Djamal Aziz dari F-Partai Hanura.

Seperti Lebaran

Pertemuan antara Tim Komisi X DPR dengan Walikota Balikpapan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebu-dayaan di ruang rapat kantor Wa-likota Balikpapan Kalimantan Timur, pada reses lalu membahas keterlam-batan Ujian Nasional (UN) tingkat SLTA .

Menghadapi kondisi ini Ketua Tim Komisi X DPR Syamsul Bachri menga-takan bahwa dirinya telah me ng-hubungi Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Moh. Nuh, bahwa di Palikpapan Kalimantan Timur belum semua daerah menerima soal UN, karena itu disarankan agar ditunda sampai soal-soal UN betul-betul lengkap.

Namun menurut Syamsul, Mendik-bud Moh. Nuh tetap pada pendiri-annya agar soal UN yang ada difo-tocopi saja dan diserahkan kepada Universitas Mulawarman sebagai pihak yang bertanggungjawab soal UN tersebut. Syamsul Bachri meng-atakan di Balikpapan, Kalimantan Timur masih kurang 155 amplop soal, dan 9 amplop soal di Kaltim. “Patut disayangkan, Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan Moh Nuh tetap saja ngotot memaksakan agar tetap dilaksanakan UN dengan cara

fotocopi,” tukasnya.

Pada saat rapat sedang berlang-sung wakil orang tua murid Subi-yanto menyela dengan mengatakan UN sekarang modelnya seperti leba-ran yang tidak serentak. Ada model lebaran ala NU dan ala Muhamadi-yah. Begitu pula UN di Indonesia, ada UN bagian barat dan UN bagian timur. Di Indonesia Bagian Barat di-laksanakan lebih dulu di Indonesia Timur dilaksanakan belakangan.

Pelaksanaan UN yang tidak seren-tak ini mengundang komentar yang bernada miring kepada Mendikbud. “Jika Menteri tetap memaksakan kehendaknya, berarti Menteri tidak belajar dari Pegadaian, yang memi-liki moto “Menyelesaikan Masalah

Tanpa Masalah”. Tetapi seba-liknya, Mendikbud justru me-mecahkan masalah dengan menambah masalah,“ tandas Subiyanto lantang.

Komentar lain diutarakan Kepala Dinas Pendidikan Ka-limantan Timur Heri M, bahwa pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini seperti sedang menunggu istri yang sedang melahirkan. Semuanya dibuat cemas dan perasaan yang tidak karuan, maka alangkah baiknya UN ditiadakan saja biar kita se-muanya tenang tidak résah dan

gelisah,

Subiyanto menyarankan, agar UN untuk SMA di Kalimantan Timur sebaiknya tidak mengikuti instruk-si Mendikbud, namun ditunda saja agar persiapan di daerah lebih man-tap dan sempurna,

Masalah penundaan UN juga ditegaskan kembali oleh Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR Syamsul Bachri saat melakukan pen-injauan ke Sekolah Menengah Keju-ruan Negeri (SMKN) Balikpapan, Ka-limantan Timur.

Komisi X DPR memahami betul Keputusan Gubernur Kalimantan Timur yang menunda pelaksanaan UN, sebab merupakan kebijakan

yang cukup baik dan patut dihargai. Penundaan dilakukan karena masih banyaknya SMA dan SMK sederajat yang belum menerima soal ujian.

Syamsul mengatakan, walaupun UN ditunda dia tetap berharap agar semua siswa maupun orang tua murid tidak patah semangat serta tidak merasa berkecil hati. “Teruslah belajar agar kalian berhasil lulus de-ngan nilai yang baik, apapun nanti yang dikatakan pemerintah terima saja dengan hati tulus dan terbuka,“ harapnya.

Ditegaskan, tidak ada suatu ke-berhasilan tanpa tantangan, sebab orang yang berani menghadapi tan-tangan biasanya merekalah yang berhasil sebagai orang yang sukses.

Hal yang sama dikatakan anggota Tim Komisi X Reni Marlinawati, bah-wa setiap peristiwa pasti ada kebai-kan dikemudian hari. Karena itu, dia berharap untuk tetap berprasangka baik, sebab sukses seseorang bukan ditentukan seberapa cerdas kemam-puan IQ, tetapi seberapa berani dan memiliki keberanian untuk meng-hadapi tantangan.

“Modal kesuksesan itu 20 persen kecerdasan atau IQ, sedangkan 80 persen keberanian, oleh karena itu dalam situasi apapun kita harus tetap berani dan harus tetap se-mangat. Keterlambatan UN ini mu-dah-mudahan ada manfaatnya bagi kalian, karena kalian masih mempu-nyai waktu yang cukup banyak jika dibandingkan dengan teman-teman kalian yang sudah melaksanakan UN,” ungkap politisi PPP ini.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika dirinya Mendikbud, UN akan dibatal-kan. Pasalnya UN ini sudah mem-buat keresahan yang cukup berat bagi anak-anak maupun orang tua murid. (iw, hr, spy)

KUNJUNGAN KERJA

Page 63: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

63EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Sidak Komisi VI DPR RI dipimpin Ketua Komisi Airlangga Hartarto didampingi Erik Satrya Wardhana, Aria Bima

ke Stasiun Bogor terkait dengan revitalisasi stasiun berupa pembangunan infrastruktur. Foto:Naefuroji/Parle.

KUNJUNGAN KERJA

Page 64: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

64 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR RI Sutan

Bathoegana didampingi Sutan Sukarnotomo, Bupati Solok Selatan Musni Zakaria berdialog dengan Wali Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan di lokasi illegal mining sungai Batang Hari Solok Selatan Sumatera Barat, Kamis (02/05) Foto: Eka Hindra.

Page 65: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

65EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Tahun 2004 ia kembali terpilih menjadi anggota dewan sekaligus menjadi Ketua Fraksi F-PKB juga Wakil Ketua Komisi II. Tahun 2004, di Pemilu yang ke-3 setelah reforma-si, Ida masih dipercaya untuk men-jadi wakil rakyat yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi VIII. Di Komisi inilah Ida semakin bisa menyalurkan aspirasi untuk perempuan Indone-sia. Atas dasar itulah tak berlebihan jika kemudian Ida yang menjadi salah satu Kartini Senayan ini berbi-cara tentang sebuah emasipasi dan kebangkitan bangsa.

“Kartini memang identik de-ngan kebaya dan bersanggul atau berkonde, itu sebagai simbol kelem-butan seorang wanita yang seka-ligus memegang budaya bangsa sendiri yaitu pakaian nasional, na-mun di balik itu Kartini memiliki pe-mikiran yang tinggi untuk mendo-brak tradisi dijamannya. Tradisi yang membelenggu hak-hak perempuan untuk maju,”jelas alumnus IAIN Su-nan Ampel Surabaya itu.

Dalam meneruskan perjuangan Kartini di masa sekarang tentu tidak harus dengan menggunakan kebaya

atau bersanggul, walaupun saat ini telah banyak kebaya yang dimodi-fikasi menjadi kebaya modern. Na-mun lepas dari itu menurut Ida yang harus terus dilanjutkan adalah melanjutkan cita-cita dan perjuan-gan Kartini menciptakan emasipasi wanita. Dimana tidak ada lagi dis-kriminasi gender, atau dengan kata lain posisi wanita sejajar dengan pria.

Ida menilai sayangnya saat ini terkadang emasipasi disalah artikan oleh perempuan itu sendiri. Tidak jarang perempuan memposisikan

Kebangkitan Jadi Momentum

Perempuan Tidak Takut

Berpolitik

Ketua Komisi VIII DPR RI, Ida Fauziyah termasuk salah satu “Kartini Senayan” yang cukup aktif menyuarakan kepentingan perempuan. Masa reformasi menggiring Ida yang sebelumnya termasuk aktif di berbagai organisasi untuk “berbuat” lebih banyak lagi bagi bangsa. Tahun 1999 di usianya yang ke-29 tahun Ida berhasil menjadi anggota dewan dengan predikat anggota termuda. Tak berhenti sampai disana, ia terpilih menjadi Ketua Kaukus Perempuan Parlemen.

SOROTAN

ida FaUziYaH

Page 66: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

66 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

diri tidak hanya sebagai mitra sejajar pria atau laki-laki, malah ingin mengungguli laki-laki. Hal itu terutama kerap terjadi dalam kehidupan perkawinan. Istri menge-jar karir di luar rumah, sementara tugas dan kewajiban-nya sebagai isteri dan ibu rumahtangga di rumah men-

jadi terabaikan. Untuk itulah dikatakan Ida, diperlukan menejemen waktu yang baik. Agar hak dan kewajiban perempuan baik sebagai isteri, ibu rumahtangga dan wanita karir bisa berjalan seimbang.

Tidak hanya itu, wanita kelahiran Mojokerto, 17 Juli 1969 ini juga kerap melihat perempuan “kuat” yang menjalani profesi atau pekerjaan pria, misalnya men-jadi kondektur bis, kuli angkut, tukang tambal dan bahkan dibeberapa pedesaan ada juga yang menjadi tukang batu, hal itu tidak murni sebagai sebuah bentuk emasipasi,melainkan tuntutan kebutuhan hidup. Ditam-bahkan Ida, ia yakin jika ada pekerjaan lain, perempuan pekerja tersebut akan memilih pekerjaan lain yang tidak membutuhkan tenaga “ekstra”.

Wanita di Dunia Politik

Berbicara tentang kiprah perempuan dalam dunia Politik, Ida mengatakan bahwa peradaban ini berhutang kepada perempuan, dimana perempuan dijadikan bu-dak dan dibayar murah. Sekarang kondisi extrim terse-but memang tidak terjadi lagi, namun akibat dari itu semua perempuan terlambat mengembangkan dirinya. Kondisi yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki itu butuh waktu untuk perempuan mengejar ketertinggalannya sehingga bisa berada di posisi yang sama dengan laki-laki.

Oleh karena itulah, dalam rangka mengejar ketert-inggalan dengan pria, terutama dalam bidang politik, maka ditetapkanlah kuota 30 persen untuk perempuan di legislatif. Hal itu semata agar adanya keterwakilan dalam DPR RI terhadap hak-hak perempuan menjadi

terpenuhi. Sebelumnya diketahui dari tiga kali pemilu pasca reformasi keterwakilan perempuan di DPR paling besar hanya 18 persen. Hal tersebut tentu jauh pang-gang dari api

“Di pemilu 2014 mendatang kita masih menggunakan sistem affirmative action dimana keterwakilan pere-muan di DPR mencapai 30 persen. Semoga ini mampu mendongkrak keterwakilan perempuan pada pemilu-pemilu sebelumnya,”papar Mantan Ketua Umum PP Fa-tayat NU ini.

Ditambahkan mantan Wakil Ketua Badan legislasi DPR, dibutuhkan pemikiran perempuan untuk mengam-bil keputusan terutama yang menyangkut kepentingan perempuan. Untuk itu Ida meminta agar seluruh kaumn-nya di DPR RI untuk tidak lupa terus menyuarakan ke-pentingan perempuan di berbagai kesempatan.

Bahkan, sebagai suara mayoritas ia juga meminta untuk anggota Dewan laki-laki untuk ikut memikirkan nasib perempuan di dalam kebijakan yang akan diambil-nya. Misalnya, perlindungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) baik di dalam maupun di luar negeri, penanggulangan angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi sekitar 70 persen, akses kesehatan untuk perempuan yang be-lum baik, dan sebagainya.

“Perempuan adalah Madrasah (sekolah) nya anak-anak. Untuk membangun sebuah bangsa yang hebat harus diawali dengan pembangunan Sumber Daya Perempuan, karena perempuan dengan kualitas yang baik akan menghasilkan generasi penerus yang baik pula,yang pada akhirnya akan menciptakan bangsa yang kuat dan hebat,”tambah Ida.

Dari sana, Ida mensikapi kebangkitan nasional seba-gai sebuah kebangkitan untuk mengisi kemerdekaan, dimana di era kemerdekaan ini tidak sedikit masyarakat yang belum merasa merdeka atau berdaulat, terutama secara ekonomi dan agraris. Khusus untuk kaum perem-puan, kebangkitan nasional ini bisa menjadi momentum untuk berkiprah di dunia politik.

Ida menampik jika dunia politik merupakan dunia keras dan kejam yang diidentikkan dengan kemaskuli-nan. Menurut Ida, pekerjaan atau profesi apapun memi-liki tantangan yang berbeda-beda, dan resikonya pun tidak sama, termasuk di dunia politik. Dalam dunia Poli-tik diakui Ida butuh sebuah ketegasan dalam berprin-sip, namun juga butuh kelembutan. Sehingga dengan menjadi anggota dewan atau terjun ke dunia politik, perempuan tidak harus merubah dirinya menjadi keras dan maskulin. Karena tidak sedikit masalah yang malah bisa diselesaikan dengan sebuah sikap yang lembut atau sebuah feminimitas. Untuk itu Ida meminta kaum perempuan untuk tidak ragu dan tidak takut berkiprah di dunia politik, demi kemajuan bangsa Indonesia.(Ayu)

Page 67: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

67EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

SOROTAN

Susaningtyas Nefo Handayani Ker-topati anggota Komisi I DPR RI ter-lihat antusias bicara tentang Kartini dan kebangkitan bangsa ini. Sebagai politisi perempuan, Kartini termasuk salah seorang tokoh perempuan yang menjadi inspirasinya. Ia men-gaku sudah lama mempelajari kip-rah tokoh yang sejumlah pemikiran-nya terangkum dalam buku yang diterbitkan pertama kali di Belanda tahun 1911 dengan judul Door Duis-ternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”.

“Saya rasa Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan Indonesia

akan selalu dikenang di sanubari bangsa ini,” jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Tengah 4 yang meliputi Kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Sragen, tidak terla-lu jauh dari daerah kelahiran Kartini di Jepara. Salah satu langkah berani yang dikaguminya adalah keteguh-an istri Bupati ini untuk mendobrak budaya yang menghalangi kiprah perempuan. Ia nekad mendirikan sekolah putri. Perempuan yang pada era itu banyak dipingit, kemudian di-dorong untuk mempelajari pengeta-huan dan keterampilan.

Ia bersyukur saat ini perjalanan emansipasi perempuan Indone-sia sudah berkembang cukup baik, bukan saja dalam masalah kes-etaraan gender tetapi juga position-ing perempuan di berbagai bidang meng alami peningkatan. Dalam sejumlah kasus memang masih ditemui kasus pendikotomian pria-wanita yang kemudian berkembang menjadi mengecilkan peran perem-puan. Namun ia juga memaparkan fakta cukup banyak yang mam-pu bersaing bukan menekankan masalah gender-nya tetapi karena memang memiliki kualitas.

Tingkatkan Kualitas Perempuan dengan Pendidikan

Ketika pertama kali dihubungi untuk janji wawancara, ‘Kartini Parlemen’ ini ternyata sedang rapat di kantor partainya. Namun perempuan yang piawai bicara tentang kinerja intelejen ini dengan tangkas meminta pertanyaan segera dikirimkan lewat pesan singkat atau surat elektronik. “Segera setelah rapat saya jawab pertanyaannya,” ujarnya kepada Parle dalam hubungan singkat lewat telepon beberapa waktu lalu di Jakarta.

sUsaningtYas neFO HandaYani kertOPati:

Page 68: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

68 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Lebih jauh perempuan parlemen yang menyelesaikan program dok-toralnya di Universitas Padjajaran, Bandung ini mengakui masih ada ketimpangan antara perempuan yang berada di kota dengan di desa. “Memang dalam kondisi ini perempuan di perkotaan lebih baik dari pada yang ada di pedesaan. Jadi sejujurnya sekarang kita masih harus mendorong kemajuan eman-

sipasi justru dititikberatkan pada masyarakat pedesaan,” lanjut penu-lis buku ‘Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan ini’.

Anggota Fraksi Hanura yang akrab dipanggil Nuning ini menyebut se-jak era Kartini sampai sekarang fak-

tor kultur masih menjadi hambatan dalam mendorong kemajuan perem-puan di pedesaan. Ia percaya pen-didikan-lah yang dapat mendobrak semua kendala itu. “Pendidikan ada-lah hal utama dalam meningkatkan kualitas perempuan,” tandasnya.

Secara khusus ia menggarisbawa-hi peran domestik para ibu rumah tangga yang menurutnya penentu

dalam mewujudkan ke-luarga Indonesia yang lebih baik. Peran domestik itu menurutnya se-harusnya tidak menghambat untuk memperluas keberhasilan di sektor publik. Dosen yang pernah men-jabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia mengimbau segenap pihak untuk memberi pe-

luang itu kepada perempuan. “Du-kungan keluarga sangat dibutuh-kan disini,” imbuh anggota dewan yang juga pernah duduk di Komisi III ini.

Kebangkitan Nasional Selanjutnya

Peran pendidi-kan, peran perem-puan menurutnya sangat penting dalam perjalanan bangsa menuju kebangkitan na-s ional Indone -sia pada tahap selanjutnya. Ia

meyakini bangsa ini akan berhasil meraihnya apabila dapat menjaga naluri nasionalisme yang pernah muncul demikian kuat 105 tahun lalu. Itulah yang pernah melahirkan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dengan dilatari semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme diikuti kesadaran un-tuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Modal utama kesuksesan kita sebagai bangsa adalah jika kita memiliki keyakinan dan kebang-gaan sebagai bangsa dengan segala konsekuensinya. Bila kita memiliki naluri nasionalisme yang kuat maka semangat per-satuan bangsa ini-pun kuat,” ungkapnya bersemangat.

Dalam konteks politik kekinian semangat kebangkitan nasional itu menurutnya harus diarahkan untuk menjaga kesinambungan

pembangunan bangsa disegala lini. Meng-kritisi harus dilakukan tetapi tidak dalam konteks menjatuhkan. “Segala bentuk demonstrasi dan kri-tik harus dalam konteks memban-gun bukan dalam konteks sekedar saling menjatuhkan yang paralel dengan kepentingan politik sesaat,” pungkas dia. (iky)

“Memang dalam kondisi ini perempuan di perkotaan lebih baik dari pada yang ada di pedesaan. Jadi sejujurnya sekarang kita masih harus mendorong kemajuan emansipasi justru dititikberatkan pada masyarakat pedesaan,”

Page 69: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

69EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Meskipun tempat tinggal Tjiptan-ing yang sering berpindah bahkan menetap di tempat yang tidak layak seperti bekas kandang sapi, namun keinginan dan keuletannya untuk terus maju tetap digenggamnya. Bahkan keuletan dan tekad untuk maju telah membawa Tjiptaning pada prestasi belajar yang meng-agumkan.

Perjuangan Ribka untuk bertahan hidup sangat berat mulai dari men-jadi pengamen, kondektur bis, bah-kan menjadi pencopet sempat dila-luinya. Namun, masa lalunya yang hitam dan didikan yang diberikan sang Ayah untuk selalu berpihak kepada rakyat telah menarik minat Tjiptaning merealisasikan tekadnya dalam membela kaum lemah, bah-kan hingga kini dirinya tetap con-cern membela kepentingan rakyat. Tekad tersebut dilakoninya dengan terjun ke dunia politik.

Kini, meskipun dirinya telah duduk di parlemen, Tjiptaning tetap men-jaga idealismenya dalam memper-juangkan kepentingan rakyat. Politik atau parpol menurutnya, itu bukan tujuan kepentingan tetapi alat per-juangan rakyat.

Ribka Tjiptaning, menyatakan untuk menjadi Kartini tidak harus berkonde dan berpakaian seperti yang dulu Kartini kenakan. Namun yang paling penting, kata politisi PDI Perjuangan ini, adalah dengan meng aplikasikan semangat dan cita-cita yang dimiliki oleh Kartini.

“Kartini masa kini tidak harus berkonde dan pakai kain. Yang pen-ting menyerap semangat Kartini-nya yang telah diwarisi kepada kaum perempuan,” kata Ribka, seperti di-kutip dari laman Tribunews.com.

Ia menjelaskan, Kartini yang me-wariskan semangat “Habis Gelap

Terbitlah Terang” telah mendobrak keterbelengguan kaum perem-puan yang hendaknya dimaknai para kaum wanita Indonesia saat ini. “Kartini telah memperjuangkan emansipasi wanita,” tegasnya.

Ribka menyatakan, saat ini perem-puan Indonesia pun telah memiliki kemajuan dalam hal emansipasi. Dia mencontohkan dalam hal politik, dengan adanya peraturan KPU men-genai Calon Anggota Legislatif (Ca-leg) perempuan minimal 30 persen adalah suatu kemajuan bagi kaum wanita.

“Dengan adanya caleg 30 persen perempuan itu merupakan bentuk emansipasi perempuan. Perempuan lebih diberi kesempatan untuk ber-politik,” ungkapnya. (SC) Foto: Iwan Armanias.

Kartini Masa Kini Tidak Harus BerkondePerjuangan hidup salah satu Kartini Indonesia ini, sangatlah keras. Ribka Tjiptaning, Ketua Komisi IX DPR RI, terlahir dari keluarga ningrat jawa yang hidup berkecukupan pada saat itu, kehidupan bahagia bersama keluarga tercinta berbalik seratus delapan puluh derajat ketika peristiwa Gerakan 30 September 1965. Seketika itu, kehidupannya menjadi terpisah dari keluarga besarnya dan membuat dirinya hidup berpindah-pindah tempat.

SOROTAN

Page 70: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

70 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Di antara tiga negara penghuni kawasan Transkauka-sus, Republik Azerbaijan adalah negara yang terbesar (dua negara lainnya adalah Georgia dan Armenia). Se-bagai sebuah negara, Azerbaijan termasuk baru setelah memerdekan diri dari Rusia. Luas negaranya sendiri hanya 1% (sekitar 86.600 km) dari luas bekas Uni Sovi-et. Mayoritas penduduknya muslim dan masuk ke dalam kelompok negara berkembang.

Azerbaijan berbatasan langsung dengan Iran di Selatan dan menghadap langsung ke arah laut Kaspia di Barat. Atas dasar kesamaan agama dan negara yang sedang berkembang itu, Indonesia dan Azerbaijan merangkai kerja sama di segala bidang, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Kunjungan muhibah delegasi DPR RI yang dipimpin Marzuki Alie pada 14-18 April 2013 lalu ke Baku (bahasa Azerbaijan: Baki), semakin memperkuat jalinan persahabatan kedua negara.

Baku adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Azerbaijan. Delegasi yang berkunjung ke Baku, selain Marzuki Alie sebagai Ketua DPR sekaligus Ketua delegasi, adalah Atte Sugandi (F-PD), Marwan Ja’far (F-PKB), dan Asmawati Marzuki (anggota DPD RI yang juga isteri Marzuki Alie). Kunjungan ini untuk memenuhi undangan resmi Ketua Milli Mejlis Republik Azerbaijan HE. Ogtay Asadov. Ada dua persoalan strategis dan politis di Azerbaijan saat Delegasi DPR tiba di Baku. Ada konflik wilayah Nagorno-Karabakh dan isu tragedi Khojaly.

Dan Delegasi DPR ingin memberi dukungan penuh kepada pemerintah dan parlemen Azerbaijan dalam menyelesaikan dua persoalan tersebut. Nagorno-

Karabakh adalah walayah kecil di pegunungan Kaukasus yang diapit laut hitam dan laut Kaspia. Wilayah ini diperebutkan oleh negara Azerbaijan dan Armenia. Perang kedua negara tak terelakkan. Awalnya, konflik di Nagorno-Karabakh adalah perang etnis di masa Uni Soveit masih berkuasa. Konflik sudah ada sejak tahun 1988.

Sementara tragedi Khojaly adalah tragedi kemanu-siaan 20 tahun lalu, dimana tentara Armenia memban-tai rakyat Azerbaijan. Tragedi ini tak terlupakan dan menjadi sumber keretakan hubungan antara Armenia dan Azerbaijan hingga kini. Dukungan politis dan moral diberikan delegasi DPR RI untuk dua kasus tersebut. Dan agenda kunjungan delegasi DPR ini bertemu Presiden Republik Azerbaijan HE. Ilham Aliyev, Perdana Menteri HE. Artur Rasizade, Ketua Milli Mejlis Azerbaijan HE. Og-tay Asadov, dan masyarakat Indonesia di Azerbaijan.

Ketua Milli Mejlis Azerbaijan Ogtay Asadov menyam-but baik sekaligus memberi apresiasi kepada DPR RI yang telah memberi dukungan penuh kepada Repub-lik Azerbaijan untuk dua isu konflik tersebut di atas. Jalinan kerja sama di bidang politik dan ekonomi an-tara Indonesia dan Azerbaijan sudah berjalan lama. Dibutuhkan penguatan hukum untuk kerja sama kedua negara ini. Sebelumnya sudah ada 5 kerja sama yang telah ditandatangani.

DPR RI telah mendukung keutuhan teritorial dan kedaulatan Republik Azerbaijan. Prinsip penghormatan atas integritas wilayah dan batas wilayah yang diakui internasional sangat dijunjung tinggi Indonesia seperti disampaikan Ketua DPR kepada Ketua Milli Mejlis Azerbaijan Ogtay Asadov. Penyelesaian secara damai konflik Nagorno-Karabakh harus sesuai dengan Resolusi Dewan Kemanan PBB No.822, 853, 874, 884 serta resolusi PUIC No.15 yang disahkan di Palembang.

Grup Kerja Sama Bilateral (BKSB) antara dua parlemen juga sudah terbangun dengan baik. Saling kunjung sudah dilakukan kedua parlemen. Bahkan Ketua Mahkamah Konstitusi Azerbaijan sudah pula bertemu Ketua DPR pada 19 Februari 2013 lalu. Kunjungan Ketua MK Azerbaijan itu untuk membangun kerja sama hukum dan perundang-undangan.

Sebelumnya, pada 8-9 November 2012 lalu, Indone-sia, Azerbaijan dan negara-nagera lainnya juga telah menggas forum penguatan demokrasi di Asia dengan nama Bali Democracy Forum (BDF). Forum ini merupa-kan forum tahunan negara-negara demokrasi di Asia. Dan Azerbaijan menjadi peserta aktif dalam forum tersebut. Azerbaijan termasuk negara yang diundang ke BDF yang keenam pada 7-8 November 2013 yang akan

KERJA SAMA APIK DARI LAUT KASPIA

LIPUTAN KHUSUS

Page 71: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

71EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

datang dengan tema: “Transisi Demokrasi, Tantangan dan Kesempatannya”.

Kerja Sama Perdagangan

Di bidang perdagangan, nilai perdagangan kedua negara antara Indonesia dan Azerbaijan pada tahun 2012 lalu mencapai 1,2 milyar USD. Seperti diketahui, nilai ekspor Indonesia ke Azerbaijan 4,5 juta USD dan nilai impor Indonesia dari Azerbaijan 1,2 milyar USD. Selisih neraca perdagangan Indonesia dengan Azerbaijan sebesar 1,2 milyar USD untuk periode tahun 2012. Dan saat ini, Azerbaijan sangat membutuhkan bauksit dan alumunium dari Indonesia.

Kerja sama yang saling menguntungkan terus dibangun. Bahkan, Ketua DPR meminta peningkatan impor terhadap produk-produk Indonesia sekaligus nilai investasinya terhadap Republik Azerbaijan. Dan untuk peningkatan kerja sama perdagangan ini, Indonesia telah ikut serta aktif dalam “The 18th Azerbaijan International Food Industry Exhibition” dan “The 6th Azerbaijan International Agriculture Exhibition” yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada 15-17 Mei 2012.

Saat menemui Presiden Azerbaijan HE. Ilham Aliyev (16 April 2013), Ketua DPR disambut hangat. Sang presi-den mendukung kerja sama ekonomi perdagangan dan investasi terutama di sektor migas antara Indonesia dan Azerbaijan. Tren kerja sama energi ini tampaknya akan kian positif. Presiden Azerbaijan mendukung semua usulan dan harapan yang disampaikan Ketua DPR.

Misi delegasi, memang, menguatkan kerja sama saling menguntungkan di semua sektor. Ada sedikit catatan mengenai defisit perdagangan Indonesia yang masih besar dengan Azerbaijan. Untuk itu, diharapkan bisa dilakukan perdagangan langsung antara kedua negara. Di sisi lain, Indonesia berharap agar Azerbaijan bisa menerima tenaga kerja Indonesia di sektor migas dan konstruksi.

Pariwisata dan Pendidikan

Di bidang pendidikan, Azerbaijan punya pusat studi Indonesia lewat Azerbaijan University of Languange. Pusat studi ini mendekatkan persaudaraan Indonesia-Azerbaijan. Ketua DPR meyempatkan diri berkunjung ke kampus ini pada 17 April 2013 lalu. Di Indonesia pun sudah dibangun pusat studi Azerbaijan di UIN Syarif Hidayatullah lewat Azerbaijan Corner.

Rektor Azerbaijan University of Language Prof. Samad Seyidov bekenan menerima Ketua DPR RI. Samad sendiri adalah anggota parlemen Azerbaijan. Pusat studi Indo-nesia berada di bawah School of Regional Studies and International Relations. Samad menyampaikan terima kasih pada delegasi DPR RI yang telah memberi

perhatian. Pemerintah dan KBRI di Baku juga selalu memberi perhatian penuh.

Dengan dua pusat studi itu, hubungan sosial budaya semakin erat dan indah. Ketua DPR berharap ada bea-siswa untuk para mahasiswa yang belajar di pusat studi Indonesia dan ada progam pertukaran pelajar dari kedua negara. Dialog interaktif antara Ketua DPR dan para mahasiswa di Pusat Studi Indonesia juga dilakukan. Bahkan, Ketua DPR menyerahkan buku-buku untuk perpustakaan Pusat Studi Indonesia, termasuk buku karya Ketua DPR sendiri berjudul “Pemasaran Politik di Era Multipartai”.

Selain itu, kunjungan ke obyek sejarah juga dilakukan Ketua DPR, terutama museum nasional Azerbaijan. Kerja sama pariwisata dan pendidikan sedang dirintis untuk kemudian menjadi kerja sama permanen kedua negara. Penerbangan langsung Azerbaijan Airlines dari Baku ke Jakarta sedang digarap pula.

People to people contact segera terjalin. Bahkan, hubungan bisnis para pengusaha Indonesia dan Azerbaijan kian dipermudah saat jalur penerbangan Jakarta-Baku terbuka dengan leluasa. Potensi pariwisata kedua negara juga akan semakin ramai dengan kunjungan wisatawan dari kedua negara ini. Presiden Azerbaijan sangat mendukung kerja sama penerbangan langsung (direct flight) ini. Rakyat kedua negara kian saling mengenal potensi dan kelebihan masing-masing.

Inilah kerjasama yang apik dari laut Kaspia. Indonesia dan Azerbaijan telah mengukir kerja sama yang saling menguntungkan dan bisa dinikmati oleh rakyat di kedua negara kelak. Agama dan kesamaan nasib sebagai negara berkembang akan membawa persahabatan kedua negara semakin indah di masa yang akan datang. (mh)

Page 72: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

72 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Jika Saya Terpilih Menjadi Anggota Dewan,

Itulah salah satu janji yang diucapkan artis Hengky Kurniawan yang disampaikannya pada Parle beberapa waktu lalu. Bahkan artis kelahiran Blitar, 21 Oktober 1982 ini meminta Parle dan seluruh masyarakat yang mendengar janjinya ini untuk menga-wasinya jika kelak ia lupa atas janjinya itu. Bahkan jika kelak ia tidak mengembalikan gajinya untuk masyarakat, ia siap untuk mundur dari dewan.

HengkY kUrniaWan

Page 73: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

73EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Ya, nama Hengky masuk dalam jajaran DCS (daf-tar calon sementara) anggota DPR RI yang diusung oleh Partai

Amanat Nasio nal (PAN). Keikut ser-taan Hengky ke dalam kancah per-politikan Indonesia bukan tanpa sebab. Selain atas panggilan hati karena ingin berbuat lebih banyak untuk masyarakat, terlebih lagi tem-pat kelahirannya, Blitar Jawa Timur merupakan tempat bersemayam jasad sang proklamator bangsa, Bung Karno.

Hengky juga mengaku bahwa ket-erlibatannya ke panggung politik sedikit banyak adalah atas didikan sang ayah, Leo Medhi Purwanto yang notabene sudah sejak lama menjadi kader salah satu parpol (partai politik). Baginya dengan menjadi anggota dewan, ia akan lebih leluasa menyalurkan aspirasi dan kebijakan yang pro terhadap rakyat.

Mengawali keterlibatannya di panggung politik tanah air dua tahun silam Hengky bergabung ke dalam organisasi pemuda Gar-da Muda Nasional (GMN) yang merupakan sayap partai tempatnya bernaung saat ini. Di GMN artis yang melejit namanya lewat perannya di sinetron ABG bersama artis Bunga Citra Lestari dan Massayu Anastasia ini kemudian dipercaya untuk menempati posisi Ketua Bidang Seni Budaya dan pariwisata. Di GMN inilah Hengky merasa pengetahuan dan pengalaman politiknya semakin terasah.

“Selama bergabung di GMN, spirit politik dan kepedulian saya kepada masyarakat semakin terasah. Teru-tama ketika saya mengunjungi be-berapa tempat di Blitar yang saya melihat sangat membutuhkan per-hatian yang lebih dari pemimpin-pemimpin bangsa,”jelas putra dari pasangan Leo Medhi Purwanto dan Rita Suprihatin ini.

Sebut saja ketika ia ikut membantu menyalurkan pemuda-pemudi Blitar yang memiliki talenta di bidang

seni ke dalam panggung hiburan tanah air. Tidak sedikit UKM yang berkembang lewat tangannya, seperti UKM Kanigoro, Blitar. Bahkan beberapa waktu yang lalu, Hengky ikut memberikan beasiswa kepada beberapa pelajar dan mahasiswa Blitar yang berprestasi.

Hengky tak menampik bahwa profesinya sebagai artis memudah-kan langkahnya bergabung dalam sebuah parpol. Meski demikian, ia merasa modal kepopuleran atau ketenaran saja tidak cukup untuk bisa melenggang ke Senayan dan menjadi anggota dewan. Diperlukan sebuah pengetahuan dan komitmen yang tinggi untuk bisa menjadi wakil rakyat. Sadar akan hal itu, saat pendaftaran caleg Hengky juga mengikuti psikotes yang merupakan salah satu persyaratan untuk menjadi caleg partainya.

“Jangankan saya yang baru mau menjadi Caleg, yang sudah menjadi anggota dewan pun jika ingin kembali maju menjadi Caleg tetap harus mengikuti psikotest,” ujar ayah dari Bintang Pratama.

Psikotest menurut Hengky dituju-kan untuk mengukur kemampuan dan kecerdasan calon legislatif. Kecerdasan yang dimaksud adalah lebih kepada penguasaan di lapangan

Tidak sedikit UKM yang berkembang lewat tangannya, seperti UKM Kanigoro, Blitar. Bahkan beberapa waktu yang lalu, Hengky ikut memberikan beasiswa kepada beberapa pelajar dan mahasiswa Blitar yang berprestasi.

Page 74: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

74 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

atau di masyarakat, termasuk kepe-kaan terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat beserta solusi yang akan diambil dalam mengatasi persoalan tersebut. Dengan de mi-kian ia merasa tidak ada keistime-waan yang diberikan untuk Caleg yang notabene berprofesi sebagai artis.

Hengky sadar bahwa perjuang-annya untuk bisa melenggang ke Senayan tidak semudah mem-balikkan telapak tangan. Selain usaha untuk terus berada dekat masyarakat sekaligus memahami persoalan di masyarakat, Hengky yakin bahwa di balik itu pasti akan muncul trik atau strategi politik yang dilakukan lawan politiknya untuk bisa menjatuhkan dirinya.

“Black campaign seperti isu-isu atau berita miring yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan nama saya itu pasti ada, tapi sebagai seorang artis saya sudah kebal dengan itu semua. Kalau memang ditanyakan langsung ke saya berita

miring itu pasti akan saya jawab yang sebenarnya, tetapi jika tidak ditanyakan secara langsung ya saya juga tidak harus menjelaskannya. Saya coba menjawabnya dengan sikap dan perlakuan terhadap masyarakat,”paparnya.

Hengky mencontohkan seperti beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba dirinya ditelpon oleh salah seorang yang mengaku wartawan, tanpa menyebutkan nama medianya, war tawan tersebut langsung menanyakan kepadanya, apakah Hengky sering ke tempat pijat plus-plus?. “Saya jelas mengelak karena demi Allah SWT saya tidak pernah ke tempat-tempat itu,”ucap Hengky. Sayangnya keesokan harinya justru yang beredar luas adalah berita tentang hal negatifnya, sementara sanggahan dirinya hanya sebagai pelengkapnya saja.

Dari sana ia menyadari bahwa yang terpenting untuk menjawab berita miring tentang dirinya adalah dengan sikap dan tingkah laku yang

positif, terlebih lagi menjelang Pemilu 2014 mendatang. Ia yakin kehidupan pribadinya pasti akan menjadi “senjata” bagi lawan politik-nya untuk menjatuhkan dirinya, termasuk kehidupan pernikahannya yang kandas di tengah jalan. Baginya hal tersebut bukanlah sebuah aib, karena ia meyakini Jodoh, Maut dan rejeki ada di tangan Tuhan. Kini, ia bertekad sebagai seorang ayah ia tidak boleh gagal menjadi ayah yang baik bagi putra sematawayangnya, Bintang Pratama.

Tak Sengaja Terjun Ke Dunia Hiburan

Berbeda dengan niat dan keingin-an nya masuk ke dunia politik, Hengky mengaku keterlibatannya sebagai seorang artis beberapa tahun silam diawali atas ketidak sengajaan. Tahun 2002 ia hijrah dari Blitar ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya, tak dinyana sang kekasih yang notabene seorang model di Blitar juga mengikuti dirinya di Jakarta.

Suatu hari kekasih Hengky ke-tika itu meminta diantar ke sebuah kantor PH (Production House) un-tuk mengikuti casting iklan sebuah produk chicken nugget. Tak disang-ka, ketika itu Hengky ikut ditawar-kan untuk menjalani casting. Alhasil Hengky lah yang malah terpilih men-jadi model iklan produk tersebut.

“Pertama kali jadi model iklan honor saya 7,5 juta rupiah, angka yang cukup besar untuk saat itu,”kisah Hengky.

Karena honor yang dirasa sangat besar itulah, membuat Hengky

“Pertama kali jadi model iklan honor saya 7,5

juta rupiah, angka yang cukup besar untuk saat

itu,”kisah Hengky.

Page 75: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

75EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

ke t a g i h a n u n t u k kembali mengikuti casting iklan. Tidak kurang dari sepuluh iklan ia bintanginya. Tak berhenti hanya s e b a g a i m o d e l iklan, Hengky pun m e n g e m b a n g k a n sayapnya menjajaki dunia akting. Sinetron ABG (anak baru gede) merupakan debut pertamanya di dunia persinetronan. Sukses membintangi sinetron ter sebut , Hengk y pun di dapuk peran-peran lainnya. Sebut saja sinetron Pelangi Di Matamu, Bintang Dilangit, Senandung Masa Puber, Kepala Keluarga, KaruniaMu, Langkah Cinta dan berbagai judul sinetron lainnya. Bahkan kemudian dari sana, oleh Multivision Plus Hengky dipercaya untuk masuk ke layar lebar lewat film Buruan Cium Gue, dan film Me Versus High Heels. Tidak hanya itu beberapa rekan sesama artisnya pun tidak jarang memintanya menjadi model video klip lagu yang tengah diluncurkannya.

Kini dibawa bendera Kawakibi Production House miliknya, Hengky mencoba memproduksi sendiri beberapa judul sinetron. Tidak hanya itu, ia pun mulai menyutradarai, sekaligus menulis sendiri naskah ceritanya sampai proses editingpun ia lakukan sendiri.

“Selain menekan budget, itu juga menjadi tantangan saya untuk

tidak hanya puas

menjadi orang di depan layar, tetapi juga harus mampu berkiprah di belakang layar, sehingga jika kelak saya menjadi anggota dewan insya Allah saya masih bisa bekerja di dunia seni meski hanya di belakang layar atau supporting saja,”paparnya.

Ter ak hi r H engk y b e r e n c a n a memproduksi f i lm layar lebar bertajuk “ Pesan Presiden”. Di film ini Hengky m e n g k i s a h k a n s e b uah ke luarga m i s k i n y a n g b e r h a r a p a d a n y a

perubahan yang dibawah oleh Presiden yang baru. Dengan latar belakang daerah tanah kelahirannya, B l itar Hengk y mengaku akan memberdayakan putra atau putri asli Blitar yang memiliki bakat seni

u n t u k m e n d u k u n g dan berperan di film ini. Hengky berharap f i l m y a n g t e n g a h digarapnya ini dapat menjadi jembatan dua dunia yang tengah di lakoninya, dunia hiburan dan dunia politik.(Ayu)

Page 76: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

76 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

PERNIK

Lorong lobi gedung Nusantara DPR RI penuh antrian. Tempat duduk yang tersedia tak tersisa. Hari itu, donor darah sedang digelar. Beberapa orang sudah terbaring di atas tempat tidur untuk mendonorkan darahnya. Ada antusiasme yang baik untuk

mendonorkan darah. Inilah aksi sosial dari Dharma Wanita Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI. Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), perhelatan donor darah ini

selalu mendapat apresiasi yang positif.

Sejak pagi hari pukul 10.00, antrian seperti tak ada habisnya. Tempat duduk pengantri juga se-lalu terisi penuh. Tak hanya pegawai di lingkung-

an Setjen DPR, para Satpam dan tamu yang sedang lalu lalang ikut berpartisipasi. Ada perhelatan musik dan ba-zar yang secara bersamaan digelar, sehingga menggu-gah perhatian siapa pun yang kebetulan melintas. Inilah aksi sosial yang berpadu dengan hiburan.

Hampir setiap tahun perhelatan donor darah ini digelar. Dan Dharma Wanita Setjen DPR selalu menjadi penggagas perhelatan sosial ini. Kepedulian sosial masyarakat pun kerap terpanggil untuk membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan. Titi Djuned Ketua Dharma Wanita Setjen DPR yang ditemui Parlementaria

beberapa waktu lalu, mengungkapkan, setiap tahun selalu ada even sosial yang digelar.

Tahun ini donor darah kebetulan digelar tepat pada Hari Kartini. Namun demikian, donor darah tak harus digelar tepat pada hari-hari peringatan nasional. Donor darah, memang, yang paling mudah dan menyedot perhatian untuk digelar. Manfaat donor darah sangat besar tidak saja bagi penerima donor darah yang membutuhkan, tapi juga bagi pendonornya sendiri. Secara medis, mendonorkan darah sangat menyehatkan.

Seperti diketahui, darah kita meng andung kolesterol baik dan jahat. Dengan mendonorkan darah berarti menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Donor darah

Page 77: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

77EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

terbukti baik pula untuk mencegah hipertensi dan penyakit jantung. Dengan mendonorkan darah, maka volume darah dalam tubuh menjadi seimbang.

Mendonorkan darah dapat me-nyembuhkan luka dengan cepat. Tubuh secara otomatis akan me-nyesuaikan diri ketika sel darah berkurang. Penyesuaian ini biasa terjadi saat tubuh kita mengalami luka. Manfaat lain donor darah adalah menyeimbangkan kandun-gan zat besi dalam darah. Zat besi berlebih dapat membahayakan jan-tung. Dengan berkurangnya zat besi berlebih, menurunkan pula risiko kanker. Risiko kanker yang dimaksud adalah kanker paru, hati, dan usus besar.

Bagi pria, mendonorkan darah bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali. Sementara bagi wanita bisa 4 bulan sekali. Begitulah sedikit pengetahuan tentang manfaat mendonorkan darah. Dan Dharma Wanita Setjen DPR lekat dengan aksi-aksi sosial seperti ini. PMI sampai menyediakan 250-300 kantong darah untuk menampung darah para pendonor. Walau hanya setetes darah yang disumbangkan, tapi menumbuhkan harapan hidup bagi yang membutuhkan.

Jadi, setetes darah dari para pendonor merupakan asa yang tak ternilai bagi yang membutuhkan asupan darah, karena penyakit atau musibah kecelakaan. Kepedulian sosial harus selalu dibangun kapan saja dan kepada siapa pun. Dharma Wanita selalu bekerja sama dengan Korpri dan Koperasi bila ingin menggelar even apa pun di lingkungan Setjen DPR.

Tak hanya menggelar donor darah, menurut Titi Djuned, Dharma Wanita Setjen DPR aktif berkunjung ke panti-panti untuk lebih dekat dan konkrit melihat penderitaan orang lain yang sangat membutuhkan bantuan. Program tahunan ini selalu berganti tempat kunjungan dan bentuk kegiatan. Dharma Wanita sebelumnya pernah

berkunjung ke Panti Werda dan panti tuna grahita di Cengkareng dan Tangerang.

Banjir air mata saat berkunjung ke panti. Di sana banyak anak manusia yang terlupakan hidup menderita. Ketika kita sibuk dengan rutinitas pekerjaan, mereka yang hidup di panti seperti merasa terasing jauh dari perhatian kita yang sehat. Mereka hidup seadanya. Nah, ketika Dharma Wanita Setjen DPR berkunjung ke beberapa panti, selalu ada bantuan sosial berupa dana yang digalang sendiri dari internal anggota Dharma Wanita.

Tak banyak, memang, yang bisa disumbangkan. Tapi kehadiran Dharma Wanita ke panti telah menggugah keprihatinan ibu-ibu Dharma Wanita sendiri, sehingga kepedulian mereka terasah. Dan mereka yang dikunjungi pun merasa terhibur dan mendapat perhatian yang sangat baik. “Waktu ke panti tuna grahita di Tangerang, kita

menghibur anak-anak. Di situ kita penuh dengan air mata,” kata Titi Djuned yang juga isteri Wakil Sekretaris Jenderal DPR RI ini.

Selain kunjungan ke pant i , Dharma Wanita sempat menggelar khitanan massal dan menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Jakarta. Dharma Wanita mambantu dapur umum korban banjir dan memberikan sumbangan dana. Mengunjungi pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan produksi makanan juga pernah dilakukan DharmaWanita.

Kunjungan ke pabr ik untuk melihat dari dekat para pekerja wanita dan bagimana perlindungan hukum untuk mereka. Sementara kunjungan ke perusahaan produsen makanan, Dharma Wanita sempat melihat produksi nugget yang biasa dikonsumsi keluarga. Dengan melihat dari dekat, mereka jadi lebih yakin terhadap higenitas produk makanan yang biasa dikonsumsi.

Dan yang menarik, Dharma Wanita juga begitu aktif menggelar diskusi dan ceramah menyangkut tema-tema kewanitaan. Rencananya Dharma Wanita akan mengundang ahli waris untuk berbagi pengetahuan dan wawasan seputar pembagian waris dalam pandangan agama. Jadi tak hanya peduli dan mengabdi untuk masyarakat, Dharma Wanita juga aktif menimba ilmu dari para pakar. (mh)

Page 78: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

78 EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung

dan Anggota Komisi X Dedy

Suwandi Gumelar.

POJOK PARLE

Memanggil nama seseorang dengan panggilan akrabnya kadang lebih populer ketimbang nama aslinya. Kejadian ini mengemuka ketika sejumlah mahasiswa pasca sarjana Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung beraudensi dengan Wakil Ketua DPR Pramono Anung pada masa reses bulan April lalu. Karena masalah yang diadukan berkaitan dengan bidang pendidikan, Pimpinan Dewan menunjuk anggota Komisi X DPR Dedy Suwandi Gumelar untuk mendampinginya.

Page 79: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,

79EDISI 102 TH. XLIII, 2013PARLEMENTARIA

Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Anggota Komisi X Dedy Suwandi Gumelar berfoto bersama dengan mahasiswa UPI Bandung.

Dialog dimulai, para mahasiswa UPI Bandung ini menyampaikan masalah ketidakadilan dalam pemberian bea siswa dan pertukaran pelajar yang diharapkan tidak hanya berorientasi ke luar negeri tetapi hendaknya lebih banyak di dalam negeri. Masalah ini ditanggapi DPR dan disarankan untuk membuat proposal secara lengkap kemudian akan diteruskan ke Dirjen di Kemendikbud.

Dalam sesi tanya jawab seorang mahasiswi mengajukan pertanyaan kepada Dedy Gumelar sebab sehari-hari bergelut dengan masalah pendidikan termasuk sering berapat kerja dengan Kemendikbud.” Maaf Pak Dedy Gumelar, saya memanggil bapak dengan sebutan Pak Dedy atau Pak Miing?,” tanya mahasiswi tersebut sedikit malu-malu.

Meski telah menjadi anggota Dewan yang terhormat, ternyata jiwa humornya tak bisa lenyap begitu saja. Menjawab pertanyaan mahasiswi tersebut Dedy Gumaler berujar ringan, “ Silahkan mau panggil Dedy boleh, panggil Miing juga boleh, asal jangan dipanggil KPK” katanya disambut tawa hadirin dalam ruangan tersebut.

Sang mahasiswi juga tak kalah menyampaikan

komentar dengan menambahkan, juga asal nggak dipanggil Yang Maha Kuasa. “ Kalau urusan itu hak Tuhan Yang Maha Kuasa,” jawab Miing disambut tawa lagi.

Pertemuan makin bertambah segar manakala mantan anggota Grup Lawak Bagito mengomentari pengantar diskusi yang disampaikan seorang mahasiswa UPI Muspardi yang kelahiran Padang Sumbar. Kata Miing, orang Minang itu cerdik pandai, sebagai suku bangsa yang cukup berhasil. Juga suku ini sangat menonjol di Indonesia terbukti begitu banyak tokoh asal Minangkabau berperan penting di republik ini sejak jaman penjajahan seperti Muhammad Hatta, Syahrir, Emil Salim, Hamka semua ada menteri, alim ulama, pujangga. Kalau pedagang jangan dibahas, sebab kalau anda melempar batu ke pasar Senen salah satu pasti kena orang Padang.

Menurut Miing, semua orang Padang berhasil, yang gagal hanya satu Malinkundang karena durhako pada orang tuanyo. “ Kalau mahasiswa asal Padang berhasil, bisa dimaklumi karena yang gagal hanya Malinkundang, kalau tidak durhako maka akan berhasil macam kau,” ujarnya, yang lagi-lagi disambut tawa panjang. (mp)

Page 80: Edisi 102 TH. XLIII, 2013dpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-102-2013.pdf · bidang anggaran dikupas membeng ... darah yang diselenggarakan Dharma Wanita Setjen DPR,