Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT...

83
EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU RAJA ADE SAPUTRA A24060030 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT...

Page 1: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis

guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR

BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,

INDRAGIRI HULU, RIAU

RAJA ADE SAPUTRA

A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

RINGKASAN

RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal

Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau. (Dibimbing oleh ADE

WACHJAR).

Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan

kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,

meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di

perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek

pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam,

PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu,

Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari

hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah

bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan

pendamping asisten.

Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode

langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.

Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui

pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu,

ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada

pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh

harian lepas (BHL) dan staf.

Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah

dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi

dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang

terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis

pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data

sekunder dianalisis dengan metode deskriptif.

Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling

ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa

Page 3: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman

belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko

Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton.

Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun

2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem

tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan

mempermudah dalam pengawasan.

Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam

meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek

pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang

menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan

daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim

yang tidak menguntungkan.

Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum

telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan

tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke

dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.

Page 4: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis

guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM,

PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,

INDRAGIRI HULU, RIAU

Skripsi

sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Raja Ade Saputra

A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 5: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR

BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI

HULU, RIAU

Nama : RAJA ADE SAPUTRA

NIM : A24060030

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS

NIP. 19550109 1980 03 1008

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr

NIP 19611101 1987 03 1 003

Tanggal Lulus :

Page 6: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis

merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti.

Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun

2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis

lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006.

Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima

senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 7: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1

pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan

magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT

Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang

diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan

penyusunan skripsi.

3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen

penguji.

4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani studi.

5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation,

Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor

yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.

6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 8: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................... 1

Tujuan ................................................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5

Syarat Tumbuh Kelapa sawit ............................................................... 5

Pemupukan .......................................................................................... 6

METODE MAGANG ..................................................................................... 9

Tempat dan Waktu .............................................................................. 9

Metode Pelaksanaan ............................................................................ 9

Pengamatan dan Pengumpulan Data ................................................... 10

Analisis Data dan Informasi ................................................................ 10

KEADAAN UMUM ....................................................................................... 12

Sejarah Perusahaan .............................................................................. 12

Profil Perusahaan ................................................................................. 13

Letak Geografis ................................................................................... 13

Keadaan Iklim dan Tanah ................................................................... 14

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ......................................................... 15

Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................... 15

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ........................ 16

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN ..................................................... 19

Aspek Teknis ....................................................................................... 19

Pembibitan ................................................................................. 19

Perawatan Tanaman ................................................................... 20

Pengambilan Sampel Daun ........................................................ 25

Pengendalian Gulma .................................................................. 26

Pemupukan ................................................................................. 28

Pemanenan ................................................................................. 30

Aspek Manajerial ................................................................................ 34

Karyawan Non Staf .................................................................... 34

Karyawan Staf ............................................................................. 37

PEMBAHASAN .............................................................................................. 38

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 55

Kesimpulan ........................................................................................... 55

Saran .................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN ..................................................................................................... 59

Page 9: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 – 2009 ............. 15

2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ............................................................ 17

3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ...................... 21

4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM ..................... 27

5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit . 31

6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal

Perkasa Plantations .................................................................................. 32

7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations .. 34

8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader .... 47

9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ..................... 49

10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ............... 51

11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .............. 51

12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP .............................. 53

Page 10: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata ....................................... 21

2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor ....................................................... 26

3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ............................ 29

4. Pengambilan Pupuk di Gudang ............................................................... 40

5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) ................................. 41

6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ............................ 44

7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk

dan Sepeda Motor ................................................................................... 45

8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok ............................................... 45

Page 11: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas

(KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations .......................................... 60

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor

di PT Tunggal Perkasa Plantations ....................................................... 63

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala

Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ........................................ 65

4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 .............................................. 67

5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau .............................................................................. 68

6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ................. 69

7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau ............................................................................... 70

8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations.. 71

9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations.................. 72

Page 12: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia

setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan

produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang

menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman

perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan

besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN)

telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara,

kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus

memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).

Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami

peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen

kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO

mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan

perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000

hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar

2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta

(PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2009).

Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun

1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5

juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di

dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar

terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008.

Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk

turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan

devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini

menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik.

Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga

faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor

Page 13: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

2

lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi

penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik

budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan

potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar

rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai

contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga

13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan

produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat

meningkatkan keuntungan perusahaan.

Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena

minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan

minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya

memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang

dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO

atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm

kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan

industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan

sebagai bahan bakar alternatif.

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam

negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih

memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan

pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala

perkebunan rakyat.

Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan

adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman

kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan

cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan

yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan

tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

Page 14: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

3

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur

hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya

tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal.

Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan

kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu

berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda

dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka

dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis,

dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi.

Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat

menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara

memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada

tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara

dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman.

Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian

pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam

pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman

memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik,

dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003).

Biaya pemupukan menyangkut beberapa komponen langsung, antara lain

harga pupuk, kebutuhan pupuk/ha, transportasi, alat, dan sarana yang digunakan

dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu, beberapa faktor penunjang seperti

gudang, jalan, sistem pengawetan tanah, drainase, dan perawatan tanaman juga

memerlukan cara pengolahan yang tepat. Dengan demikan diperlukan pengkajian

yang lebih jauh mengenai potensi, sumber daya alam dan manusia dalam

menentukan kebijakan pemupukan, terutama di daerah pengembangan mengingat

potensi sumber daya serta sarana yang ada sangat beragam.

Page 15: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

4

Tujuan

Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan

kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,

meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di

perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek

pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

Page 16: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat

1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan

produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian

maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).

Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa

lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara

komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor

yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah.

Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol,

Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam

budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di

antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih

dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.

Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi

dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa

sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun.

Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.

Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan

angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap

angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,

Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa

sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik,

permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan

padas (Fauzi et al., 2006).

Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang

diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH

optimumnya berada antara 5.0 – 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan

Page 17: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

6

dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang

surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).

Pemupukan

Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan

areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi,

penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah.

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif

yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang

lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan

sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis

dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan

hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna,

Darmosarkoro dan Sutarta, 2003).

Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam

meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek

pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan

tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur

hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya

tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan

unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS)

serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan

kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi

penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk)

dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya,

karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan

yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah

ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).

Page 18: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

7

Aspek manajerial pemupukan tanaman kelapa sawit terdiri atas

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Perencanaan

Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.

Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala,

bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana

pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis

pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al.,

2003).

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling

harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut

merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus

membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan

pemupukan. (Winarna et al., 2003).

Organisasi

Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling

dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 – 60

karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan

tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK atau 400 – 500

kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan

penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur.

Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja

yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk

ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang

terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali.

Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur

penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).

Page 19: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

8

Pengawasan

Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di

lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten

serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa

sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang

ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat

pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang

terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005)

untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa

sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih

lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan

produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus

memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut

efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara,

tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy

dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus

memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.

Page 20: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT

Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi

Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis

di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis

melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun

yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian

gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta

pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor

maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang

digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan

penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor.

Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi,

menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan,

memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan.

Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana

kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi

tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung

jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugas-tugas

menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan

pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi,

membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian.

Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 21: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

10

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode

langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.

Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-

kegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi.

Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi

pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk,

pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk,

pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis;

keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis,

dan tepat waktu.

Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah

dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi

dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang

terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis

pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait.

Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian

penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun

berdasarkan status penulis.

Analisis Data dan Informasi

Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan

skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data

pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan

manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan

pengamatan lapangan.

Untuk mengambil data dari pengamatan ketepatan dosis dan ketepatan cara

(jarak penaburan pupuk dari pohon) pada TBM, penulis mengambil 30 sampel

pohon dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 pohon). Pengamatan dilakukan pada

orang yang sama. Alat yang digunakan untuk pengamatan dosis yaitu timbangan

dan ember. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang akan

Page 22: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

11

diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali

jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang

digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari

laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta

dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan

metode deskriptif.

Page 23: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang

perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau.

Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss,

Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint

venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.

Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik

Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT

Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah

RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam).

Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu,

pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam

Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut

diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri.

Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh

Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan

Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada

pemilik lama yaitu IRL – CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss

serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada

tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri

Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian

pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2)

NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal

Investment seluas 9 799 ha.

Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi

olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT Tunggal

Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan

September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP

hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas

produksi 70 ton/hari.

Page 24: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

13

Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan

Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik

ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui

PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi

dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro

Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya

pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari

Tbk.

Profil Perusahaan

PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah

naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP

adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak

di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP

memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar

14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik

pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam.

Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482

orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian

lepas.

Letak Geografis

Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 0°22’12” -

0°12’36” Lintang Selatan dan antara 102°9’36” - 102°19’48” Bujur Timur. PT

TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir

Penyu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan

dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur

berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan

Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan

dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah

Page 25: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

14

selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek

Kecamatan Pasir Penyu.

Keadaan Iklim dan Tanah

PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan

dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan

November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli.

Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 – 2009) adalah 2 763.5

mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan

kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut

klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di PT TPP termasuk tipe iklim B (basah).

Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada

Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 °C.

Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup,

yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic,

Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada

sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan.

Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya

bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat

masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K,

dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan

kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang

rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah

yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor

(P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah

termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar

bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian

sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008).

Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas

dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2

mencakup areal seluas 7 318 ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (pH

masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas 7 580 ha (50.9 %) dengan

Page 26: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

15

pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase

terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha

dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu

Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala

3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit

Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations

dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm

oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations

adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan

Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar

barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143

pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman rata-rata

lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan

sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata (BJR) TBS kebun Radang

Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009

Tahun Luas

Areal

(ha)

Produksi Produktivitas

(ton/ha)

BJR

(kg/tandan) Jumlah TBS

(tandan)

Bobot TBS

(ton) 2005 3 331.25 5 396 710 55 890.56 16.78 10.36

2006 3 331.25 4 833 602 54 380.98 16.32 11.25

2007 3 172.23 4 130 203 57 256.14 18.05 13.86

2008 2 505.50 3 374 427 55 347.46 22.09 16.40

2009 2 505.50 2 704 483 49 711.63 19.84 18.38

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Page 27: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

16

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah

satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi

PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang

oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh

presiden direksi, direktur area, dan administratur.

PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang

bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang

deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun,

kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa

Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7.

Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan

perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik,

menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna

mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik

internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan

operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah

territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader

pimpinan di unit organisasinya.

Kepala kebun berperan untuk menjamin kualitas dan kuantitas panen yang

disesuaikan dengan target yang ditetapkan, menjamin aplikasi perawatan,

menjamin terjadinya peningkatan produktivitas tanaman, menjamin operasional

kebun agar berjalan efektif, efisien, dan mengikuti kaidah sistem manajemen yang

berlaku, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan dan sumberdaya manusia di

unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, kepala kebun dibantu oleh

kepala afdeling yang bertugas menjamin tercapainya target minimal produksi

kebun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, menjamin produksi yang dihasilkan

terangkut ke pabrik, menjamin tercapainya kondisi perawatan standar kebun dan

tanaman bebas hama dan penyakit, menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai

dengan kebutuhan produksi serta menjamin produktivitas tenaga kerja, menjamin

keamanan unit kerja, serta menjamin perencanaan dan pemakaian biaya sesuai

dengan kebutuhan atau perencanaan.

Page 28: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

17

Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling

secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling.

Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling,

mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan

pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan

administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja

harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor,

laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan

pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling

dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk

mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling

yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan

keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang

bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan

yang didapat oleh setiap pemanen.

Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap

yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL).

Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation,

Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009

No. Status Pegawai Jumlah

(orang)

1. Staf 50

2. Karyawan Bulanan 482

3. Serikat Karyawan Utama (SKU) 1 045

4. Buruh Harian Lepas (BHL) 1 439

Jumlah 3 016 Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja

7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai

dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,

bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada

rotasi baru.

Page 29: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

18

PT Tunggal Perkasa Plantations dalam menunjang kesejahteraan

karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan

listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan

sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan

menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi karyawan. Keberadaan koperasi

diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barang-barang

kebutuhan pokok.

Sarana pendidikan yang berada dalam lingkungan perusahaan adalah taman

kanak-kanak dan sekolah dasar. Perusahaan juga menyediakan kendaraan antar

jemput bagi anak-anak karyawan yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD),

sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

Page 30: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan

Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi

bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan

yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang

baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga

pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa

pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian

secara dini.

Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa

Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga

penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem

pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal

pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha.

Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan

sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air

sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air

yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam

hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi

hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih

besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.

Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip

irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu

dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan

tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi

sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah

kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan

sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.

Page 31: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

20

Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan

meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.

Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur

bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan

dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak

4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang

terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan

dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam

penyiraman pertama.

Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau

menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna

mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.

Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan

tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).

Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang

sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan

ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.

Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V

Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC

yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna

bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu

pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol

(bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang

dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna

bracteata.

Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau,

batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk

batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya

tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat

nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan

Page 32: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

21

gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel

3.

Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP

Umur

(bulan)

Rotasi Rawat Gawangan Rotasi Rawat Piringan

Chemis

(kali/bulan)

Manual

(kali/bulan)

Chemis

(kali/bulan)

Manual

(kali/bulan)

0-6 1 3 - -

7-12 - - 1 2

12 1 - 1 -

12-36 1.5 3 1.5 -

48 3 4 3 - Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Standar perawatan Mucuna bracteata yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang

digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan

penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada

Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)

Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara

manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan

pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit.

Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari

gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di

gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada

kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir

parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit

tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.

Page 33: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

22

Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi

tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal

pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur

hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah

oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman.

Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam

pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5

m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal

tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat

yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang

digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit.

Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan

aliran air bawah.

Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit

yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan

untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk

penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulma-

gulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air.

Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15

cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan

cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah,

kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung

dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah

dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual

adalah 0.5 HK/ha.

Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida

dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus

bebas dari segala jenis gulma dan rumput-rumputan. Untuk memudahkan

penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM)

adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan

digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk

menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai

Page 34: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

23

daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan

pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka

piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada

perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.

Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengah-

tengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan

pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar

lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk

areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada

pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa

kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara

manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin

dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.

Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat

pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan

hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul

dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan.

Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia

dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis

gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan

dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.

Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan

tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat

pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar

penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman.

Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya

matahari sampai ke permukaan tanah.

Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu

yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan

pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan

gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik

secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding

Page 35: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

24

manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma

kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi

dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus

hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji

hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah

dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan

pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar

atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali.

Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.

Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman

kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah

kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut

bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,

mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang

menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata

sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong

penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan

mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.

Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah

cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari

pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena

berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan

adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk

tanaman tua 32 – 40 pelepah.

Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan

(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek,

bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan

dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus

ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua

adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup

tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari

adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin

Page 36: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

25

dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada

cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati

dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar

pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur

untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga

kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan

kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai

sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah

adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan

adalah 1 kali per tahun.

Pengambilan Sampel Daun (LSU)

Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari

kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat

LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan

kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi

pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur

tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas

tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00

WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU

ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,

maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.

Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.

Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap

12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk

barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok

tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau

abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman

sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.

Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke

atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 – 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu

pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan

Page 37: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

26

sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi

label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena

sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,

memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di

areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica,

Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa,

Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan

secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara

kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil

(TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang

dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)

Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :

(a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis

Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia

dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan

hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH).

Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 – 2.5 meter dari

pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan

penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di

piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle

weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma

Page 38: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

27

yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM

dapat diliht pada Tabel 4.

Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM

No. Deskripsi Material

TBM 1 TBM 2 TBM 3

Dosis l/ha/

rotasi

Rotasi (kali/

thn)

l/ha/ thn

Dosis l/ha/

rotasi

Rotasi (kali/

thn)

l/ha/ thn

Dosis l/ha/

rotasi

Rotasi (kali/

thn)

l/ha/ thn

1. CPT: Cricle Weeding,

Path dan TPH

Round Up

Ally

0.500

0.025

3

3

1.500

0.075

0.500

0.025

4

4

2.000

0.100

2. Rawat gawangan a. Weeding

Chemist (WC)

Ally

Gramoxone

0.025

0.500

3

3

0.075

1.500

0.025

0.500

3

3

0.075

1.500

. b. Lalang

-Spot Lalang -Wiping Lalang

Round Up Round Up

0.40 0.03

3 12

1.20 0.36

0.030

12

0.360

0.030

12

0.360

Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010

Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah

barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan

pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan

dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk

mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam

pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong

dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK

sebesar 0.3 HK/ha.

Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu

(DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan

maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma

atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak

sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan

gawangan kelapa sawit.

Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan

kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang

didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis daun di PT TPP

dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil

analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.

Page 39: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

28

Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak

sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari

pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman

belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman

menghasilkan (TM).

PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis,

yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan

menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang.

Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti

pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK

15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan

pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.

Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang).

Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa

sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS).

Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang

cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang

dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg

RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK

diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.

Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di

antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan

panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari

pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK

akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.

Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan

angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon

sawit dengan jarak 1 – 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.

Page 40: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

29

Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit

Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga

menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun

merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa

kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena

telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N,

0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan

menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke

dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20

kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm.

Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam

satu tahun yaitu pada semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli –

Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan

pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat

Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk

yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan

Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan

kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP,

Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada

musim).

Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual

dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara

berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir

pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang

Page 41: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

30

akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah

ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis

dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk

daerah datar atau flat.

Pemanenan

Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi

kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya

dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari

operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,

mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan

mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan

baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.

Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat

membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa

sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah

terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat

janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah

yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah

dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti

tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit

Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan

00

0

1

2

3

4

5

0

1 – 12.5

12.5 – 25

25 – 50

50 – 75

75 – 100

Buah dalam memberondol

Sangat mentah

Mentah

Matang

Matang I

Matang II

Lewat matang I

Lewat matang II Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)

Page 42: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

31

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah

mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal

tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan

ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan

sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan

merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan

adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP

pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di

piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh

mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun.

Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan

sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang

sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada

sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 – 2 ha per orang dan

tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada

tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih

tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah

dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan.

Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen

terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen

yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari

dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal

karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi

panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.

Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan

taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan

panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh

pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon

tertentu dari masing-masing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah

dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal

atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai

pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya

Page 43: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

32

adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah

bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang.

Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah

mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya.

Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.

Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS

dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong

TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk

tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering

digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.

Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal

Perkasa Plantations

No. Nama Alat Kegunaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Dodos

Egrek

Angkong

Gancu

Kapak Tomasun

Karung

Batu asah

Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek

Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi

Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH

Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong

Memotong tandan buah yang panjang

Tempat brondolan

Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).

Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak

yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu

ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam

mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut

kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh

di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan.

Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong

pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan

panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah

yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk

huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati

dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada TM yang

tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan

Page 44: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

33

menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH

dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1

cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk

memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama

Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum

yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti

hurup “V” atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai

pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan

tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat

nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam

melakukan pengecekan buah mentah.

Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit

dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan

basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan

berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang

pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi

panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang

disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat

dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan

topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun

tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen

dapat dilihat pada Lampiran 9 .

Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada

mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi

mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi

dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi

mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani

panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi

pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas

ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian

pabrik, seperti tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa

Page 45: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

34

Plantations

No. Rendemen (%) ALB (%) Faktor Kualitas (%)

1. > 23.5 < 3 125

2. 23 – 23.5 < 3 100

3. 22 – 23 < 3 75

4. Berapapun > 3 50

5. < 22 Berapapun 50 Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Aspek Manajerial

Karyawan Non staf

Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem

manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia

yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan.

Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai

BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor

adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua

kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja

sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh

mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor

bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu

berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala

afdeling dan perusahaan.

Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir

pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu.

Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja.

Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan

suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak

suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara

5 – 25 orang.

Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti,

di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala

Page 46: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

35

kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan,

briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan

perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja,

mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja

lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja

pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala

afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan

material dan mempersiapkan tenaga kerja.

Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah

mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di

lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan

dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol

semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap

hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika

mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor

I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi

(permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala

afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai

dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan

melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling.

Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor

yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan

mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I.

Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan

blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat

permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun,

meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga

kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan

memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di

gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan,

mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.

Page 47: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

36

Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk

dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan

mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur

kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa

kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan

pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,

pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat

mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT.

Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam

pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai

mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan

pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di

lapangan.

Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas

persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan

dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi

penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi

absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.

Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan

blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian

melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang

standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga

pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor

panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan

melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen

menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang

dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan

mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak

TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka

pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.

Karyawan Staf

Page 48: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

37

Kepala afdeling (asisten) merupakan orang yang bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal

tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun)

dan administratur. Asisten bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan

program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun,

mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di

tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan,

melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan

administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi

tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja

per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana

tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.

Page 49: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

PEMBAHASAN

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat

penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman.

Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman

pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif.

Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara

pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar

hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan

hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat

produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan

rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan

keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen

operasional dan rekomendasi pemupukan.

Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.

Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang

diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:

(1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2)

tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai

pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul

membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa

produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu

pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan

berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau

meningkatkan kesuburan tanah.

Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka

vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang

optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang

teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa

TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah

dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.

Page 50: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

39

Perencanaan Pemupukan

Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan

dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif

besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya

operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk

mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan

bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan

unit transportasi, dan kesiapan lapangan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus

direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk

meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga

kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok)

dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat

transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah

dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan.

Pengelolaan Pemupukan

Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai

dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi

pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan

saat aplikasi pupuk.

Gudang Pupuk

Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan

pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis,

jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan

bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung

(panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat

dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk. Kegiatan

pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 51: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

40

Gambar 4. Pengambilan Pupuk di Gudang

Prosedur penerimaan pupuk di gudang yaitu sebelum pupuk diturunkan oleh

petugas gudang maka terlebih dahulu transportir menghitung jumlah pupuk

perbaris di dalam truk; petugas gudang memeriksa kemasan pupuk (keutuhan dan

keaslian kemasan); petugas gudang mengatur penempatan susunan pupuk di

gudang dan menyusun rapi; melakukan uji petik oleh petugas gudang sebanyak ±

5 % dari jumlah pupuk yang diterima untuk menentukan berat rata-rata pupuk;

mencatat penerimaan pupuk ke form rekapitulasi penerimaan pupuk berdasarkan

hasil uji petik.

Prosedur administrasi permintaan pupuk di gudang adalah membuat berita

acara penerimaan barang (BAPB) yang ditandatangani kepala gudang, KTU dan

administratur; menyampaikan konfirmasi penerimaan pupuk dalam waktu tidak

lebih dari 5 hari setelah BAPB ditandatangani kepada Region Head/GM

Treasury/GM Accounting/AVP Purchassing; membuat bukti penerimaan barang;

menandatangani surat jalan dan diserahterimakan kepada kepala gudang melalui

transportir.

Distribusi Pupuk

Distribusi pupuk yang dilakukan di Afdeling Viktor PT Tunggal Perkasa

Plantations yaitu dengan menggunakan dump truck. Distribusi pupuk organik (JJK

dan pupuk kandang) dilaksanakan langsung mengggunakan dump truck. Pupuk

JJK diangkut dari pabrik dan diletakkan di samping jalan kebun untuk kemudian

diaplikasikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi

pupuk kandang dilaksanakan dengan pengeceran langsung ke blok-blok yang akan

Page 52: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

41

dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien

jika dilihat dari waktu.

Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang

afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai

dengan cara yang telah ditentukan perusahaan.

Aplikasi Pemupukan

Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang

akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok

yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa

Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan

menggunakan fertilizer spreader.

Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka

meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan

keefektifan pemupukan, PT Tunggal Perkasa Plantation melaksanakan

pemupukan dengan fertilizer spreader. Pemupukan secara manual dilakukan

untuk lahan-lahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan

menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT TPP pada bulan April

2010. Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua

kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan secara

mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader)

(1) Persiapan Areal

Page 53: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

42

Sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dengan menggunakan fertilizer

spreader, sebaiknya diperhatikan kebersihan areal. Persiapan lahan dilakukan

secara mekanik dengan menggunakan buldoser sehingga jalan bebas dari lubang

dan gundukan tanah serta tunggul/atau anak kayu. Selain itu juga penumpukan

pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi,

disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi

panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok).

(2) Pelaksanaan pemupukan

Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus

diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan

jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan

fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagian-bagian

fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan

pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran

pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi

sebagai tempat penampung pupuk.

Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk

yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan

emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor.

Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat

yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan

poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan

dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader.

Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer

spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan

menyaring pupuk apabila masih ada bongkahan-bongkahan pupuk atau sampah.

Fertilizer spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750

kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500-

650 kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang

percuma.

Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai.

Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak

Page 54: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

43

melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi

pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang

bertugas mengatur flow control.

(3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader)

Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader

harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai

dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan

baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik

karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut

akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara.

Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena

semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan

tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara.

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang

menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer

spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul

yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur

tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh

gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok.

Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim

hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak

boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut,

sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan

harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.

Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada

daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM).

Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul

karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan.

Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik,

kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman

belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 55: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

44

Gambar 6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM

(1) Penguntilan pupuk

Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari

sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan. Sistem penguntilan pupuk yang

dilaksanakan yaitu dari setiap satu sak pupuk yang beratnya rata-rata 50 kg diuntil

menjadi dua bagian sama banyak yaitu setiap until 25 kg. Keterampilan tenaga

kerja penguntil sangat diperlukan karena tidak menggunakan alat takar until. Dari

hasil pengamatan penulis terhadap penimbangan sampel untilan, maka diperoleh

bahwa kegiatan penguntilan mempunyai rata-rata ketepatan 93.5 % per karung

untilan pupuk.

Ketersediaan karung sangat penting dalam penguntilan karena merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan penguntilan pupuk selain

dosis/untilan dan tenaga kerja.

(2) Pengangkutan dan pengeceran pupuk

Untilan pupuk yang telah disiapkan diangkut ke blok-blok yang akan

dipupuk dengan menggunakan truk. Selanjutnya pengeceran pupuk dilakukan

dengan kendaraan sepeda motor yang menggunakan keranjang, jika jarak blok

yang akan dipupuk dari gudang tidak terlalu jauh atau kondisi infrastruktur jalan

yang kurang memadai. Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan

harus sudah dipastikan kesiapannya sehari sebelum kegiatan pemupukan.

Pengangkutan dan pengeceran pupuk dilakukan setelah apel pagi. Pengeceran

pupuk dilakukan sesuai dengan instruksi dari mandor. Pelaksanaan pengangkutan

dan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 56: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

45

(a) (b)

Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a)

dan Sepeda Motor (b)

(3) Pelangsiran dan penaburan pupuk

Untilan pupuk yang telah tersebar di lapangan atau di pinggir jalan lalu

dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara

tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa

untilan tersebut, cukup hanya memanggil pelansir. Pemupukan sudah

menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian

unsur hara yang didapat masing-masing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi

dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik.

Gambar 8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok

Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan

pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir

piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan

bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan

Page 57: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

46

semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang

diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu

setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan

pemupukan.

(4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk

Karung bekas pupuk digulung setiap 10 lembar karung. Kegiatan tersebut

berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga

untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang

hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata

rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda

pada areal-areal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai

tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit

pada TPH.

Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual

Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer

spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan

manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan,

sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena

semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan

tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan

hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan

fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang

cukup banyak sekitar 15 - 25 orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan

kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya

membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai

helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke

dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk.

Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya

investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor

dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai

dengan kemiringan lereng 0.50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul

Page 58: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

47

yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan

kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan

pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer

spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang

memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi

pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer

Spreader

Uraian Manual Fertilizer Spreader

Prestasi kerja

Investasi

Tenaga kerja

Kualitas aplikasi

Pengawasan

Distribusi

Kehilangan hara

Pertumbuhan gulma

Kompetisi penyerapan hara dengan gulma

Pemadatan tanah

Areal aplikasi

Optimalisasi

1.58 ha/HK

Kecil

Banyak

Kurang terjamin

Intensif

Tidak merata

Terjadi/ada

Normal

Terjadi

Tidak terjadi

Tidak terbatas

Resiko tinggi

6.4 ha/HK

Besar

Sedikit

Terjamin/seragam

Tidak intensif

Merata

Terjadi/ada

Lebih cepat

Lebih terjadi

Terjadi

Kemiringan 0-50

Resiko minimum

Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Keefektifan Pemupukan

Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila

pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk

dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok

dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tiba-tiba.

Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis,

tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan

dapat tercapai.

Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling

Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi

Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah

sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang

diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang

Page 59: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

48

digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP)

untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan

unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang

digunakan yaitu NPK 12-12-17.

Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk

pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu

proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar

saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada

tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat

sampai kuning.

Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada

proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan

tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi

P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk

piramida terbalik, dan batang yang meruncing.

Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu

proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan

Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran

janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit.

Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna

kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot).

Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil

yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari

helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun

tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari.

Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat

diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang

tepat untuk masing-masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang,

tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya

berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau

kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.

Page 60: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

49

Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan

development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun,

analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun.

Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum

menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30

sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali

jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan

yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK

disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Sampel

Ember

Bobot

Pupuk per

Ember (kg)

Standar

Kebun

(pohon)

Pengamatan

(Penabur ke-)

Ketepatan

Dosis (%)

1 2 3 Rata-rata

.…...………(pohon)………….…

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

25

24

24

25

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

25

25

24

24

24

24

24

24

24.00

24.00

24.67

24.33

24.00

24.33

24.00

24.00

24.00

24.00

100.00

100.00

97.28

98.64

100.00

98.64

100.00

100.00

100.00

100.00

Rata – rata 242 240 242 241.33 99.44

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa rata-rata persen ketepatan dosis

pemupukan secara umum adalah 99.44 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa penggunaan dosis pemupukan NPK mendekati ketepatan dosis 100 persen.

Pemberian dosis pupuk untuk tiap pohon di Afdeling Viktor ini bisa

dikatakan sudah tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah

ditentukan afdeling teraplikasi seluruhnya dengan baik tanpa ada kekurangan dan

kelebihan. Pekerja penabur telah menggunakan alat takar pupuk yang telah

dikalibrasi terlebih dahulu, alat tabur yang digunakan yaitu mangkok plastik untuk

dosis 500 gram dan gelas plastik untuk 200 gram.

Page 61: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

50

Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan

dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk

RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada

musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada

semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember).

Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan

adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara

pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan

(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu

yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan.

Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH <

75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada

bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika

pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman

tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.

Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan

pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan

perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung

pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk

ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di

Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP

Jenis pupuk Bulan Rekomendasi Bulan Realisasi

Urea

NPK

Kieserite

Februari/Juni

Februari/Maret/Mei

Februari/Maret/Mei

Maret/Juni

Februari/Maret/Mei

Februari/Maret/Mei

Sumber: Kantor Afdeling Viktor (2010)

Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah

tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak

menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan

Page 62: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

51

masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut

dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan

dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur

hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon).

Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30

sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman).

Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan

menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan

dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan

pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Tanaman

ke-

Jarak Standar

Penaburan

Pupuk dari

Pokok (cm)

Penabur ke- Rata-rata jarak

dari pohon

(cm)

Ketepatan

Penaburan

Pupuk dari

Pokok (%) 1 2 3

……….(cm)………..

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

150

150

150

150

150

150

150

150

150

150

170

175

160

160

174

160

167

170

157

154

167

159

155

170

164

172

170

155

157

160

180

164

173

158

170

160

159

163

173

158

172.33

166.00

162.67

162.67

169.33

164.00

165.33

162.67

162.33

157.33

87.04

90.36

92.21

92.21

88.58

91.46

90.72

92.21

92.40

95.34

Rata-rata 164.7 162.9 165.8 164.47 91.20

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa rata-rata ketepatan penaburan pupuk

NPK dari pokok kelapa sawit adalah 91.20 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit mendekati 100

persen.

Kehilangan Pupuk

Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang,

penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran

untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,

Page 63: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

52

walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan

pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan

karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat

(bocor). Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk.

Karyawan pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga

sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor lalu pupuknya tercecer.

Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari

kendaraan dilemparkan ke tepi jalan. Lemparan tersebut dapat menyebabkan

terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer.

Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor

terhadap karyawan untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang

tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hati-hati, serta

penuangan pupuk ke ember harus hati-hati.

Pada saat magang penulis melakukan pengamatan kehilangan pupuk Urea

mulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, penuangan pupuk ke ember, dan

penaburan pupuk dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP

No. Uraian Kehilangan Pupuk Urea dari Aplikasi 4 ton

(kg) (%)

1

2

3

4

Penguntilan pupuk

Pengeceran pupuk

Penuangan pupuk ke ember

Penaburan pupuk

1.50

3.75

1.30

0.85

0.04

0.09

0.03

0.02

Total kehilangan 7.60 0.19

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kehilangan pupuk tertinggi terjadi saat

pengeceran pupuk ke lapangan dan kehilangan pupuk yang terendah terjadi saat

penaburan pupuk ke pohon kelapa sawit. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

Page 64: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

53

kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton

Urea.

Faktor Penunjang dan Hambatan Pelaksanaan Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi status

pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menentukan produksi TBS. Oleh

karena itu pelaksanaan pemupukan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan

tepat waktu. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: (1)

perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk,

jenis pupuk dan penyediaan pupuk yang cukup dan tepat waktu; (2) organisasi

kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi; (3) kontrol dan pengawasan.

Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna

menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali permasalahan yang

ditemui selama kegiatan pemupukan. Permasalahan tersebut antara lain kesulitan

dalam penentuan jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon

saat penentuan rekomendasi yang berdasarkan tegakan perhektar (SPH) berbeda

dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu diadakan

sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan keadaan blok.

Ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan

belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan; hambatan karena hujan

lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak; kesalahan

yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di

lapangan, antara lain masih adanya beberapa pohon yang belum dipupuk,

penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam

pelaksanaan pemupukan antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik,

seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk

mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena

topografi areal/blok yang bergelombang, areal/blok yang berawa-rawa, serta

jumlah titi panen yang kurang dan tidak layak juga menjadi kendala bagi para

penabur untuk masuk ke dalam blok.

Page 65: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

54

Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena

dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan.

Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang

belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.

Page 66: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum

sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan yang baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan pemupukan yang menggunakan

metode penguntilan untuk mengemas pupuk. Di Afdeling Viktor Kebun Radang

Seko Banjar Balam menguntilan tidak dilakukan berdasarkan jumlah pohon per

until, tetapi hanya membagi tiap sak pupuk menjadi dua bagian yang sama

banyak. Alat takar pupuk yang baku dan dikalibrasi telah digunakan dengan baik

sesuai dosis dan jenis pupuk. Pemupukan dilakukan dengan metode pelansiran

pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan

penaburan, serta penaburan pupuk dari tengah blok (pasar tengah). Dengan

demikian pemberian pupuk pada tiap tanaman diharapkan dapat tepat sesuai dosis

per pohon.

Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader menjadi prioritas

dalam pemupukan, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran

pupuk lebih merata di atas permukaan tanah, sehingga menyebabkan distribusi

unsur hara dapat merata dan perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu

tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga memudahkan pengawasan

sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Pelaksanaan kegiatan magang telah memberikan pengetahuan pada penulis

dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan pengetahuan tentang

pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit. Penulis juga memperoleh

pengalaman kerja dari berbagai posisi kerja, yaitu sebagai buruh harian lepas

(KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten.

Saran

Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum

telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat

cara, dan tepat tempat agar tetap dipertahankan pada pelaksanaan pemupukan

Page 67: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

56

selanjutnya. Perlu adanya peningkatan kegiatan infrastruktur, mengingat

pentingnya kegiatan tersebut untuk melancarkan kegiatan kebun seperti

pemupukan. Peningkatan pengawasan pemupukan dan sistem pemupukan juga

harus ditingkatkan untuk memperlancar aplikasi pemupukan di lapangan. Sistem

pemupukan dengan penguntilan dapat membantu meningkatkan ketepatan dosis

pemupukan dan mempermudah operasi di lapangan.

Page 68: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar

Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan.

Medan. 68 hal.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia 2008 –

2010 Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen

Pertanian. Jakarta. 57 hal.

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2006. Kelapa Sawit:

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.

Edisi revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen

Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat

Penelitian Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa

Sawit. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. 605 hal.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411

hal.

PT Astra Agro Lestari. 2008. Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan

untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : 25 000

Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri

Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal.

Sianturi, R. F. 2005. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) di Kebun Inti Pir Trans PT Agrowijaya Sei Tungkal Jambi. Skripsi.

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Dipublikasikan)

Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu

Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal.

Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur

hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81.

Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan

Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Page 69: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

58

Winarna, W. Darmosarkoro dan E. S. Sutarta. 2003. Teknologi pemupukan

tanaman kelapa sawit. hal.113-131. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta

dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Medan.

Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Jurusan

Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 52 hal.

Page 70: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

LAMPIRAN

Page 71: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

...…………….(satuan/HK)………….....

15-02-2010

16-02-2010

17-02-2010

18-02-2010

22-02-2010

23-02-2010

24-02-2010

25-02-2010

27-02-2010

28-02-2010

01-03-2010

02-03-2010

03-03-2010

04-03-2010

05-03-2010

06-03-2010

07-03-2010

08-03-2010

09-03-2010

10-03-2010

11-03-2010

12-03-2010

13-03-2010

14-03-2010

Tiba di lokasi

Lapor, apel pagi di kantor besar

Pembagian lokasi magang

Menunggu diantarkan ke lokasi magang

Penyulaman Mucuna sp.

Penyulaman Mucuna sp.

Penyulaman Mucuna sp.

Penyulaman Mucuna sp.

Olahraga

Libur

Pembuatan RTH

Pembuatan RTH

Pembuatan RTH

Pembuatan RTH

Pemupukan NPK

Olahraga

Libur

Pemupukan (pupuk kandang)

Pemupukan (pupuk kandang)

Pemupukan (pupuk kandang)

Pemupukan (pupuk kandang)

Pemupukan (pupuk kandang)

Olahraga

Libur

-

-

-

-

30 bibit

45 bibit

40 bibit

40 bibit

-

-

1 RTH

-

-

-

50 kg

-

-

4 karung

6 karung

4 karung

5 karung

4 karung

-

-

-

-

-

150 bibit

150 bibit

150 bibit

150 bibit

-

-

2 RTH

-

-

-

150 kg

-

-

13 karung

20 karung

17 karung

20 karung

16 karung

-

-

-

-

-

-

150 bibit

-

-

-

-

-

2 RTH

-

-

-

150 kg

-

-

20 karung

20 karung

20 karung

20 karung

20 karung

-

-

Mes ATC PT TPP

Kantor besar PT TPP

Kantor besar PT TPP

Mes ATC PT TPP

Blok 2 afd V

Blok 2 afd V

Blok 4 afd V

Blok 4 afd V

Gor TPP

-

Blok 9 afd V

Blok 9 afd V

Blok 9 afd V

Blok 9 afd V

Blok 4 afd V

Gor TPP

-

Blok 24 afd V

Blok 24 afd V

Blok 24 afd V

Blok 24 afd V

Blok 24 afd V

Gor TPP

-

Page 72: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

61

Lampiran 1. (Lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

...…………….(satuan/HK)………….....

15-03-2010

16-03-2010

17-03-2010

18-03-2010

19-03-2010

20-03-2010

21-03-2010

22-03-2010

23-03-2010

24-03-2010

25-03-2010

26-03-2010

27-03-2010

28-03-2010

29-03-2010

30-03-2010

31-03-2010

01-04-2010

02-04-2010

03-04-2010

04-04-2010

05-04-2010

06-04-2010

07-04-2010

Pemupukan NPK

Perawatan Mucuna sp.

Perawatan Mucuna sp.

Perawatan Mucuna sp.

Perawatan Mucuna sp.

Olahraga

Libur

Praktek panen didampingi oleh mandor

Praktek panen didampingi oleh mandor

Pemupukan Kieserite

Pemupukan Kieserite

Pemupukan Kieserite

Olahraga

Libur

Penyemprotan CWC

Penyemprotan lalang

Penyembrotan CWC

Membuat tapak timbun

Rawat parit

Olahraga

Libur

Rawat gawangan DAK

Rawat gawangan DAK

Inisial pruning (TM 1)

150 kg

-

-

-

-

-

-

4 jjg

7 jjg

100 kg

-

-

-

-

0.2 ha

-

0.3 ha

3

-

-

-

-

-

17 pohon

250 kg

0.25 ha

0.25 ha

0.25 ha

0.25 ha

-

-

-

-

250 kg

-

-

-

-

0.5 ha

-

0.5 ha

8

-

-

-

2 ha

-

-

250 kg

0.25 ha

-

-

-

-

-

60 jjg

60 jjg

250 kg

-

-

-

-

0.5 ha

-

0.5 ha

-

-

-

-

2.5 ha

-

-

Blok 21 afd V

Blok 8 afd V

Blok 8 afd V

Blok 8 afd V

Blok 8 afd V

Gor TPP

-

Blok 10 afd U

Blok 10 afd U

Blok 21,22 afd V

Blok 19 afd V

Blok 20 afd V

Gor TPP

-

Blok 17 afd V

Blok 17 afd V

Blok 18 afd V

Blok 7 afd V

Blok 7 afd V

Gor TPP

-

Blok 9 afd V

Blok 9 afd V

Blok 5 afd R

Page 73: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

62

Lampiran 1. (Lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

...…………….(satuan/HK)…………......

08-04-2010

09-04-2010

10-04-2010

11-04-2010

12-04-2010

13-04-2010

14-04-2010

15-04-2010

Inisial pruning (TM 1)

Penguntilan pupuk urea

Olahraga

Libur

Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader)

Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader)

Memancang untuk penyisipan

Penyemprotan resam

20 pohon

-

-

-

-

-

-

2 kep

-

-

-

-

-

-

-

10 kep

-

-

-

-

6.4 ha/ jam

-

-

10 kep

Blok 5 afd R

Gudang afd V

Gor TPP

-

Blok 4, 5 afd T

Blok 8,9 afd T

Blok 7 afd W

Blok 1 afd V

Page 74: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

63

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jumlah KHL

yang Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

(jam)

16-04-2010

17-04-2010

18-04-2010

19-04-2010

20-04-2010

21-04-2010

22-04-2010

23-04-2010

24-04-2010

25-04-2010

26-04-2010

27-04-2010

28-04-2010

29-04-2010

30-04-2010

01-05-2010

02-05-2010

03-05-2010

04-05-2010

05-05-2010

06-05-2010

07-05-2010

Mengawasi penguntilan pupuk urea

Olahraga

Libur

Mengawasi pemupukan urea

Mengawasi pemupukan NPK

Perawatan Mucuna sp.

Perawatan Mucuna sp.

Membantu persiapan acara pernikahan

asisten

Membantu persiapan acara pernikahan

asisten

Membantu persiapan acara pernikahan

asisten

Mengambil pupuk di gudang TPP

Mengawasi pemupukan NPK

Pengukuran daun ke 3 dan 9

Mengikuti training mandor pupuk

Mengikuti training mandor pupuk

Olahraga

libur

Mengawasi pemupukan kieserite

Mengawasi pemupukan kieserite

Mengawasi penyisipan Mucuna sp.

Mengawasi penyisipan Mucuna sp.

4

-

-

11

12

22

8

-

-

-

-

15

3

-

-

-

-

19

17

8

8

8

-

-

-

18.80

12.02

34.61

34.61

-

-

-

-

24.90

25.27

-

-

-

-

24.78

19.84

24.88

24.88

24.88

3

-

-

7

5

7

7

-

-

-

-

7

7

10

10

-

-

7

7

7

7

7

Gudang afd V

Gor TPP

-

Blok 25 afd V

Blok 15 afd V

Blok 11 afd V

Blok 11 afd V

Pekanbaru

Pekanbaru

Pekanbaru

Gudang TPP

Blok 12 afd V

Blok 5 afd V

ATC TPP

ATC TPP

Gor TPP

-

Blok 22 afd V

Blok 22 afd V

Blok 2 afd V

Blok 2 afd V

Blok 2 afd V

Page 75: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

64

Lampiran 2. (Lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jumlah KHL

yang Diawasi

(orang)

Luas areal

yang Diawasi

(ha)

Lama

kegiatan

(jam)

08-05-2010

09-05-2010

10-05-2010

11-05-2010

12-05-2010

13-05-2010

14-05-2010

15-05-2010

Olahraga

Libur

Mengikuti training pemupukan mekanis

Kunjungan ke pabrik TPP

Kunjungan ke pabrik TPP

Mengawasi penyemprotan resam

Mengawasi pemupukan NPK

Olahraga

-

-

-

-

-

10

24

-

-

-

-

-

-

22.69

39.67

-

-

-

10

7

7

7

7

-

Gor TPP

-

ATC TPP

Pabrik TPP

Pabrik TPP

Blok 17 afd V

Blok 18 afd V

Gor TPP

Page 76: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

65

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jumlah Mandor

yang Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

(jam)

16-05-2010

17-05-2010

18-05-2010

19-05-2010

20-05-2010

21-05-2010

22-05-2010

23-05-2010

24-05-2010

25-05-2010

26-05-2010

27-05-2010

28-05-2010

29-05-2010

30-05-2010

31-05-2010

01-06-2010

02-06-2010

03-06-2010

Libur

Membantu mengerjakan data untuk review

selasa

Review kantor besar TPP

Memonitoring pemupukan urea

Mengawasi perbaikan gudang afdeling V

Memonitoring pengendalian gulma (DAK)

Olahraga

Libur

Membantu mengerjakan data untuk review

selasa

Review kantor besar TPP

Kantor afdeling Viktor

Memonitoring pemupukan dolomit

Libur

Olahraga

Libur

Membantu mengerjakan data untuk review

selasa

Review kantor besar TPP

Alkimatisasi Mucuna sp.

Alkimatisasi Mucuna sp.

-

-

-

2

-

1

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

2

2

-

-

-

35.33

-

39.54

-

-

-

-

-

36.53

-

-

-

-

-

-

-

-

6

4

4

3

5

-

-

8

5

6

-

-

-

8

5

7

7

-

Kantor afd S

Kantor besar TPP

Blok 20 afd V

Gudang afd V

Blok 9 afd V

Gor TPP

-

Kantor afd S

Kantor besar TPP

Blok 1 afd V

-

Gor TPP

-

Kantor afd S

Kantor besar TPP

Blok 14 afd R

Blok 14 afd R

Page 77: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

66

Lampiran 3. (Lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jumlah Mandor

yang Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang Diawasi

(ha)

Lama

kegiatan

(jam)

04-06-2010

05-06-2010

06-06-2010

07-06-2010

08-06-2010

09-06-2010

10-06-2010

11-06-2010

12-06-2010

13-06-2010

14-06-2010

15-06-2010

Alkimatisasi Mucuna sp.

Olahraga

Libur

Membantu mengerjakan data untuk review

selasa

Review kantor besar TPP

Persiapan persentasi

Persiapan persentasi

Persiapan persentasi

Olahraga

Libur

Membantu mengerjakan data untuk review

selasa

Review kantor besar TPP dan persentasi di

kantor pabrik

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7

-

-

7

6

7

7

7

-

-

10

6

Blok 14 afd R

Gor TPP

-

Kantor afd S

Kantor besar TPP

Kantor afdeling V

Kantor afdeling V

Kantor afdeling V

Gor TPP

-

Kantor afd S

Kantor besar TPP.

Page 78: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

67

Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000 - 2009

Bulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rataan

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

Januari 227 10 194 14 239 11 315 18 390 17 122 7 326 13 136 7 196 15 205 11 235 12

Februari 98 10 130 10 48 5 226 11 173 9 49 7 162 11 107 12 169 7 196 11 135.8 9

Maret 123 5 75 8 357 10 322 12 260 18 235 17 214 11 150 11 933 19 462 17 313.1 13

April 263 16 249 15 27 11 261 17 272 20 366 14 501 16 618 13 425 13 306 12 328.8 15

Mei 95 6 101 4 18 6 271 12 202 12 409 15 196 8 386 16 146 8 139 5 196.3 9

Juni 210 7 25 2 10 4 86 6 - - 137 8 199 8 91 7 327 13 15 6 110 6

Juli 92 7 70 5 20 5 81 9 303 17 74 10 103 5 154 10 204 14 27 3 112.8 9

agustus 42 7 42 5 13 6 146 10 81 7 418 10 41 4 63 5 113 14 329 9 128.8 8

September 163 9 261 9 18 6 128 11 380 14 270 11 80 5 116 9 283 12 215 10 191.4 10

Oktober 139 8 292 16 276 8 119 9 357 19 410 12 80 10 126 14 468 14 122 9 238.9 12

November 161 17 357 17 358 16 659 18 365 18 324 12 218 14 352 10 1280 16 382 17 445.6 16

Desember 156 10 142 14 346 19 917 30 344 17 201 13 307 14 247 12 152 12 458 20 327 16

Jumlah 1769 112 1938 119 1730 107 3531 163 3127 168 3015 142 2427 119 2546 126 4696 157 2856 130 2763.5 135

BB 8 8 5 10 10 10 9 10 12 10 9.2

BK 1 2 7 0 1 1 1 1 0 2 1.6

Keterangan : CH = Curah Hujan Q =

HH = Hari Hujan =

BB = Bulan Basah = 0.1739 (tipe Iklim B)

BK = Bulan Kering

Q = Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson

Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson

A = Daerah sangat basah F = Daerah kering

B = Daerah basah G = Daerah sangat kering

C = Daerah agak basah H = Daerah ekstrim kering

D = Daerah sedang

E = Daerah agak kering

Page 79: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

Lampiran 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau

Persyaratan

tumbuh/Karakteristik Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

Suhu (tc)

Suhu tahunan rata-rata (°C)

25 – 28

22 -25

28 - 32

20 - 22

32 - 35

< 20

> 35

Ketersediaan Air (wa)

Curah hujan tahunan rata-rata

(mm)

Jumlah bulan kering (bulan)

1700 – 2500

< 2

1450 – 1700

2500 – 3500

2 - 3

1250 – 1450

3500 – 4000

3 - 4

< 1250

>4000

> 4

Ketersediaan Oksigen (oa)

Kelas drainase

Baik –

sedang

Agak

Terhambat

Terhambat,

agak cepat

Sangat

terhambat,

cepat

Keadaan Perakaran (rc)

Tekstur tanah (permukaan)

Fraksi kasar (%)

Kedalaman tanah (cm)

Halus, agak

halus, sedang

< 15

>100

-

15 – 35

75 - 100

Agak kasar

35 – 55

50 - 75

Kasar

>55

<50

Gambut:

Kedalaman (cm)

Kedalaman (cm), bila berlapis

dengan bahan

mineral/pengkayaan mineral

Kematangan

< 60

< 140

Sapric*

60 – 140

140 – 200

Sapric, hemic*

140 – 200

200 – 400

Hemic,

fibric*

>200

>400

Fibric

Ketersediaan Hara (nr)

KTK liat (meq(+)/kg)

Kejenuhan Basa (%)

pH H2O

>16

>20

5.0 – 6.5

>0.8

≤ 16

≤ 20

1.2 – 5.0

6.5 – 7.0

≤ 0.8

-

-

< 4.2

>7.0

-

-

-

-

-

Toksisitas (xc)

Salinitas (ds/m)

< 2

2 - 3

3 - 4

>4

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%)

-

-

-

-

Toksisitas sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm)

>125

100 - 125

60 - 100

< 60

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%)

Tingkat bahaya erosi (eh)

< 8

Very low

8 – 16

Low -moderat

16 – 30

severa

>30

Very

severe

Bahaya Banjir (fh)

Banjir

F0

F1

F2

>F2

Penyiapan Tanah (lp)

Batuan permukaan (%)

Singkapan batuan (%)

< 5

< 5

5 – 15

5 – 15

15 – 40

15 – 25

>40

> 25

Keterangan : * = yang dominan

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Page 80: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

Lampiran 6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

Utara

OA = Afdeling Alfa

OW = Afdeling Wisky

OA = Afdeling Alfa

OW= Afdeling Wisky

Page 81: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

70

Lampiran 7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan : ------------- = Garis Koordinasi

= Garis Komando

Asisten Teknik

Deputi ADM

Kepala Kebun

Kepala Tata Usaha

Kepala Teknik

Asisten Afdeling

Kepala

Bagian Asisten Pabrik

HRGA

Mandor 1

Transport

Mandor

Rawat

Mandor

Panen

Kerani

Panen

Kerani

Afdeling

Mandor 1

Pabrik

Mandor 1

Teknik

Kasir

Kerani

1

Kerani

Pabrik

Kerani

HR

Asisten

HPT

Asisten

SHE

Mandor 1

HPT

Kerani HPT

CDO

Kerani

CDO

PIC

ATC

Admin ATC

Kepala

Poliklinik

Sekt.

Administratur

Asisten

PPIC

PIC

DATA PMS

Asisten bibit

Mandor Bibit

DEO Tanaman

DEO Teknik

DEO Umum

Mandor

PPIC

Mandor 1

Afdeling

PIC

R&D

DEO Pabrik

ADMINISTRATUR

Kepala Pabrik

Kerani

Kebun

Page 82: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

71

Lampiran 8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations

No. Tahun

Tanam

BJR

(kg)

Basis Borong Tarif Premi (Rp/kg)

Datar Rolling/Rawa Kelas Pemanen

(kg) (janjang) (kg) (janjang) C B A

1. 1975 – 1979 > 19 1 300 76 850 40 14.37 16.90 20.28

2. 1980 – 1986 17.1 - 19 1 300 76 1 100 55 14.37 16.90 20.28

3. 1987 – 1992 17.1 - 19 1 300 76 1 100 55 14.37 16.90 20.28

4. 1993 15.1 - 15 1 300 85 1 100 65 14.37 16.90 20.28

5. 1994 13.1 - 15 1 300 85 1 100 70 14.37 16.90 20.28

6. 1995 11.1 - 13 1 200 95 1 000 75 15.56 18.30 21.96

7. 1996 9.1 - 11 1 100 100 900 80 16.92 19.90 23.88

8. 1997 7.1 - 9 1 000 110 900 80 18.62 21.90 26.28

9. 1998 5.1 - 7 850 120 700 100 21.93 25.80 30.96

10. 1999 3.1 - 5 650 130 500 110 28.65 33.70 40.44

11. 2000 < 3 450 140 400 130 41.40 48.70 58.44 Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations

Page 83: Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau

72

Lampiran 9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations

No. Faktor Penilaian Kriteria Penilaian Kategori Nilai Bobot

Penilaian

Keterangan

1. Output pemanen > 100 % A 2 2 persen kriteria penilaian diperoleh dari perbandingan tonase yang

didapat dan target basis panen

< 100 % C 1

2. Buah mentah dipanen 0 % A 2 10 Persen diperoleh dari perbandingan jumlah janjang buah mentah

dan total jumlah janjang panen

> 0 % C 1

3. Tangkai panjang 0 % A 2 9 Persen diperoleh dari perbnadingan jumlah buah tangkai panjang

dan buah yang dipanen

> 0 % C 1

4. Brondolan di TPH Semua brondolan di dalam karung A 2 3 Dilihat dari pengamatan di lapangan

Brondolan tidak dikarungi C 1

5. Buah di TPH resmi 100 % A 2 3 Persen diperoleh dari perbandingan jumlah buah di TPH resmi dan

buah yang dipanen

< 100 % C 1

6. Brondolan di piringan ≤ 2 brondolan/tapak panen A 2 6

> 2 brondolan/tapak panen C 1

7. Buah matang tinggal 0 % A 6

> 0 % C

8. Susunan pelepah di gawangan mati A 2 2

tidak di gawangan mati C 1

9 Pemotongan pelepah Tidak over pruning A 2 9

over pruning C 1

Penentuan kelas pemanen: Premi kelas pemanen:

A : ≥ 100 % A = 42.19

B : 100 % < x ≥ 95 % B = 33.75

C : < 95 % C = 28.69