ANALISIS KANDUNGAN NUTRISI Gracilaria edule (S.G. Gmelin ...
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN …
Transcript of PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN …
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI
BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Puspa Nurmalasari
NIM : 151434015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI
BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Puspa Nurmalasari
NIM : 151434015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI
BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
Yang diajukan oleh:
Puspa Nurmalasari
NIM : 151434015
telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
(Puspita Ratna Susilawati, M.Sc.) tanggal 21 Mei 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI
BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Puspa Nurmalasari
NIM : 151434015
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 24 Mei 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. (…………….)
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. (…………….)
Anggota : Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. (…………….)
Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd (…………….)
Anggota : Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. (…………….)
Yogyakarta, 24 Mei 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu,
karena ada upah bagi usahamu!” (2 Tawarikh 15:7)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang menyertai setiap langkahku
Orang tuaku tercinta, Widodo dan Nur Hari Cahyanti
Kakakku tercinta, Anggun Nurwidiani
Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat
Teman-teman Pendidikan Biologi 2015
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Mei 2019
Penulis
Puspa Nurmalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Puspa Nurmalasari
NIM : 151434015
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI JALAR
CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI BAHAN
UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Mei 2019
Yang menyatakan,
Puspa Nurmalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI
JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) SEBAGAI
BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI
Puspa Nurmalasari
151434015
ABSTRAK
Labu siam merupakan tanaman yang belum dimanfaatkan secara komersial
dan masyarakat mengganggap sebagai sayuran biasa. Buah labu siam mengandung
pektin yang berpotensi dalam pembentukan gel pada selai. Pembuatan selai
memerlukan banyak gula. Ubi jalar Cilembu dapat menjadi alternatif karena
memiliki kadar gula lebih tinggi dibandingkan ubi varietas lain. Tujuan penelitian
ini 1) mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbandingan labu siam dan ubi jalar
Cilembu terhadap warna, rasa, tekstur, daya oles, kadar air, pektin, dan gula total
dalam pembuatan selai, 2) perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu paling
disukai dalam pembuatan selai, 3) ada atau tidaknya potensi pemanfaatan labu siam
dan ubi jalar Cilembu sebagai bahan utama dalam pembuatan selai.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini
menggunakan lima perlakuan perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu
(70%:30%, 60%:40%, 50%:50%, 40%:60%, 30%:70%) dan tiga kali ulangan. Data
kesukaan panelis terhadap warna, rasa, dan tekstur serta daya oles, kadar air, pektin,
dan gula total dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dan Duncan.
Berhubung data tidak normal dan tidak homogen, menggunakan uji Kruskal Wallis
dan Mann-Whitney.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perbandingan labu siam dan ubi
jalar Cilembu berpengaruh terhadap warna, tekstur, daya oles, dan kadar gula total,
namun tidak berpengaruh terhadap rasa, kadar air, dan pektin. Selai dengan
perbandingan 70% : 30% paling disukai panelis dari segi warna, perbandingan 50
% : 50 % paling disukai panelis dari segi rasa dan tekstur. Labu siam dan ubi jalar
Cilembu berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan selai.
Kata kunci: selai, labu siam, ubi jalar Cilembu, kesukaan panelis, daya oles, kadar
air, pektin, gula total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
UTILIZATION OF CHAYOTE (Sechium edule (Jacq.) Sw.) AND CILEMBU
SWEET POTATO (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) AS THE MAIN
INGREDIENT IN THE MAKING OF JAM
Puspa Nurmalasari
151434015
ABSTRACT
Chayote was one of the plants that were not utilized commercially and most
people only considered it as an ordinary vegetable. Chayote contained pectin which
had the potential for gel formation in jam. Jam made also needs a lot of sugar.
Cilembu sweet potato can be an alternative because it has a higher sugar content
than other varieties of sweet potato. The purpose of this study was 1) to determine
whether or not the ratio of chayote and Cilembu sweet potato effects on color, taste,
texture, spreadability, water content, pectin, and total sugar in the making jam, 2)
effects on the most preferred jam ratio of chayote and Cilembu sweet potato, 3)
there is potential utilization of chayote and Cilembu sweet potato as the main
ingredient in the making of jam.
The type of research used is quasi-experimental. This study used five
treatments of chayote and Cilembu sweet potato ratio (70%:30%, 60%:40%,
50%:50%, 40%:60%, 30%:70%) and three repetitions. Panelist preferences data
on color, taste, texture, spreadability, water content, pectin, and total sugar were
analyzed using One Way ANOVA and Duncan. Due to the data were abnormal and
did not homogenous, the Kruskal Wallis and Mann-Whitney should be used.
Based on the results of the study, the chayote and Cilembu sweet potato ratio
effected on color texture, spreadability, and total sugar content, but did not affect
the taste, water content, and pectin. 70%:30% ratio was the most preferred panelist
on color, 50%:50% ratio was the most preferred panelist on taste and texture.
Chayote and Cilembu sweet potato was potentially utilization as the main
ingredient in the making of jam.
Keyword: jam, chayote, Cilembu sweet potato, panelist preferences, spreadability,
water content, pectin, total sugar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN LABU SIAM (Sechium
edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.) Lam.
var. cilembu) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN SELAI”.
Penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar berkat doa dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak:
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan menyertai dari awal
perencanaan penelitian hingga akhir penyusunan skripsi.
2. Universitas Sanata Dharma sebagai universitas yang memberikan kesempatan
penulis untuk menimba ilmu dan belajar menjadi pribadi yang cerdas dan
humanis.
3. Ibu Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing, memberikan masukan dalam penulisan skripsi, dan memberikan
semangat.
4. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd dan Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., SJ, M.Sc.
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis demi
kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang selama ini telah
membimbing dan memberikan banyak pengetahuan selama kuliah yang
berguna bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si. selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang memberikan ijin melakukan penelitian di
laboratorium.
7. Bapak Agus selaku laboran yang membantu menyediakan alat dan bahan di
laboratorium demi kelancaran penelitian.
8. Staf sekretariat JPMIPA dan BAA yang membantu melancarkan urusan
administrasi terkait skripsi.
9. Kedua orangtuaku dan kakakku tercinta atas segala doa, semangat, dan
dukungan secara moral dan materi selama penelitian.
10. Sahabat-sahabat yang membantu dan menyemangati saya dalam suka dan
duka, Rispa, Vina, Shella, dan Indri.
11. Teman-teman yang membantu mengolah data statistik, Ngesti, Sopi, dan
Niken.
12. Teman-teman Pendidikan Biologi selaku panelis.
13. Keluarga Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran untuk
memperbaiki skripsi ini menjadi lebih baik dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 21 Mei 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 6
A. Labu Siam .................................................................................................... 6
1. Sejarah Singkat ......................................................................................... 6
2. Klasifikasi ................................................................................................. 6
3. Morfologi .................................................................................................. 7
4. Kandungan Gizi dan Manfaat ................................................................... 7
B. Ubi Jalar Cilembu ........................................................................................ 9
1. Sejarah Singkat ......................................................................................... 9
2. Klasifikasi ................................................................................................. 9
3. Morfologi ................................................................................................ 10
4. Kandungan Gizi dan Manfaat ................................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Selai ............................................................................................................ 12
1. Pengertian Selai ...................................................................................... 12
2. Syarat Mutu Selai ................................................................................... 13
3. Daya Oles Selai ...................................................................................... 16
4. Bahan Pembuatan Selai .......................................................................... 17
5. Teknik Pembuatan Selai ......................................................................... 19
D. Uji Hedonik ................................................................................................ 20
E. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 21
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 23
G. Hipotesis ................................................................................................. 25
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
B. Variabel ...................................................................................................... 27
C. Batasan Penelitian ...................................................................................... 27
D. Alat dan Bahan ........................................................................................... 28
E. Cara Kerja .................................................................................................. 29
1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 29
2. Proses Pembuatan Selai .......................................................................... 29
3. Pengujian Sampel ................................................................................... 31
4. Metode Analisis Data ................................................................................. 36
5. Rancangan Pemanfataan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................ 37
BAB IV ................................................................................................................. 38
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 38
A. Uji Hedonik ................................................................................................ 38
1. Warna ..................................................................................................... 38
2. Rasa ........................................................................................................ 41
3. Tekstur .................................................................................................... 44
B. Daya Oles ................................................................................................... 48
C. Kadar Air .................................................................................................... 52
D. Kadar Pektin ............................................................................................... 55
E. Kadar Gula Total ........................................................................................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
F. Kendala, Keterbatasan, dan Hambatan Penelitian ..................................... 61
BAB V ................................................................................................................... 63
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ............ 63
A. Kompetensi Inti (KI) .................................................................................. 63
B. Kompetensi Dasar (KD) ............................................................................. 64
BAB VI ................................................................................................................. 66
PENUTUP ............................................................................................................. 66
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. Saran ........................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN .......................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 g Labu Siam (USDA, 2018) ........................... 8
Tabel 2.2 Kandungan Gizi per 100 g Ubi Jalar Cilembu (Mayastuti, 2002) ........ 11
Tabel 2.3 Syarat Mutu Selai Buah ........................................................................ 13
Tabel 2.4 Kriteria Mutu Selai Buah ...................................................................... 14
Tabel 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21
Tabel 2.6 Penelitian Baru ...................................................................................... 23
Tabel 3.1 Rincian Perlakuan Pembuatan Selai………………………………………26
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Selai Labu Siam dan Ubi Jalar
Cilembu ................................................................................................................. 30
Tabel 4.1 Rerata Tingkat Kesukaan Terhadap Warna Selai...................................41
Tabel 4.2 Rerata Tingkat Kesukaan Terhadap Tekstur ......................................... 47
Tabel 4.3 Rerata Daya Oles Selai ......................................................................... 51
Tabel 4.4 Rerata Kadar Gula Total Selai .............................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Labu Siam .................................................................................. 7
Gambar 2.2 Ubi Jalar Cilembu.............................................................................. 10
Gambar 2.3 Aneka Olahan Selai ........................................................................... 13
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 24
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Selai Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu………….31
Gambar 3.2 Pengujian Hedonik Selai ................................................................... 33
Gambar 3.3 Pengukuran Kadar Air Selai .............................................................. 34
Gambar 4.1 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Warna pada Selai…………………38
Gambar 4.2 Warna Selai Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu ................................ 39
Gambar 4.3 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Rasa pada Selai ......................... 42
Gambar 4.4 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Tekstur pada Selai ..................... 45
Gambar 4.5 Rerata Daya Oles pada Selai ............................................................. 48
Gambar 4.6 Olesan Selai pada Permukaan Roti Tawar ........................................ 49
Gambar 4.7 Rerata Kadar Air pada Selai .............................................................. 52
Gambar 4.8 Rerata Kadar Pektin pada Selai ......................................................... 55
Gambar 4.9 Rerata Kadar Gula Total pada Selai .................................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ............................................................................................... 73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................... 78
Lampiran 3 Panduan Praktikum ............................................................................ 93
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik 1 ........................................................... 94
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Laporan Praktikum ................................................ 97
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik 2 ........................................................... 99
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Afektif............................................................. 102
Lampiran 8 Instrumen Penilaian Psikomotorik................................................... 104
Lampiran 9 Kisi-kisi Ulangan Harian ................................................................. 106
Lampiran 10 Soal Ulangan Harian ...................................................................... 108
Lampiran 11 Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian ............................................ 111
Lampiran 12 Kuesioner Uji Hedonik .................................................................. 116
Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Hedonik ................................................................ 117
Lampiran 14 Hasil Uji Daya Oles ....................................................................... 120
Lampiran 15 Hasil Uji Kadar Air........................................................................ 121
Lampiran 16 Hasil Uji Kadar Pektin ................................................................... 122
Lampiran 17 Hasil Uji Kadar Gula Total ............................................................ 123
Lampiran 18 Analisis Statistik ............................................................................ 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman labu siam merupakan salah satu jenis tanaman yang bagian
buahnya dimanfaatkan dan diolah oleh masyarakat menjadi sayuran. Dari data
Badan Pusat Statistik (2017), produksi labu siam di Indonesia dari tahun 2012-2016
mengalami peningkatan dari 428.083 ton menjadi 603.325 ton. Walaupun pada
tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan, karena luas lahan yang digunakan
menurun, namun produksi labu siam secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Peningkatan produksi labu siam ini tidak diimbangi dengan pemanfaaannya. Di
Indonesia, labu siam belum dimanfaatkan secara komersial dan sebagian besar
masyarakat hanya mengganggap sebagai tanaman pekarangan atau sayuran biasa
(Daryono, 2012).
Labu siam mengandung vitamin B, C, K, dan mineral. Mengingat adanya
kandungan nutrisi yang dimiliki labu siam, perlu adanya diversifikasi produk
pangan atau pengolahan labu siam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pangan, sehingga produk pangan tersebut dapat disukai masyarakat. Selain itu,
diversifikasi produk pangan dapat meningkatkan nilai jual dari labu siam. Menurut
Soedarya (2009), buah tanaman labu siam mengandung serat nabati. Serat nabati
pada labu siam berupa pektin yang berpotensi dalam pembentukan gel pada
makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu produk atau inovasi olahan yang dapat dibuat adalah selai. Selai
merupakan produk olahan dari buah yang telah dihancurkan dengan penambahan
gula, kemudian dipanaskan hingga terbentuk tekstur yang kental. Selai biasanya
digunakan sebagai hidangan pelengkap atau bahan isian pada roti dengan cara
dioleskan. Salah satu syarat dalam pembuatan selai yang baik adalah harus
mengandung pektin. Pektin merupakan komponen serat yang terdapat pada dinding
sel tumbuhan. Pektin dapat larut dalam air dan membentuk cairan kental. Menurut
Daryono (2012), labu siam memiliki kandungan pektin sebesar 6,7% yang dapat
digunakan dalam pembentukan gel saat pembuatan selai. Oleh karena itu, labu siam
juga dapat menjadi peluang sebagai bahan utama dalam pembuatan selai.
Di dalam pembuatan selai, juga diperlukan gula yang banyak karena
berfungsi dalam pembentukan tekstur, rasa, dan daya oles selai. Perlu adanya bahan
alami dengan kadar gula tinggi sehingga jumlah penambahan gula dalam
pembuatan selai lebih sedikit (hemat gula). Bahan alami yang memiliki kadar gula
yang tinggi dapat ditemukan salah satunya pada ubi jalar Cilembu.
Ubi jalar Cilembu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang dapat berpotensi
sebagai bahan pangan lokal sumber karbohidrat yang diperlukan oleh masyarakat.
Kandungan karbohidrat pada ubi jalar Cilembu sebesar 20,1 gram per 100 gram
bahan (Mayastuti, 2002). Menurut Fatonah (2002) dan Zuraida (2009), ubi jalar
Cilembu memiliki kandungan gula total sebesar 23,0% serta kadar gula totalnya
lebih tinggi dan mencapai dua kali lebih besar dibandingkan ubi varietas lain. Oleh
karena itu, ubi jalar Cilembu dapat dimanfaatkan dalam pembuatan selai sehingga
jumlah gula yang ditambahkan lebih sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bahan dasar selai yang terdapat pada produk komersial umumnya memiliki
varian rasa seperti cokelat, kacang, stroberi, nanas, dan rasa buah lainnya. Pada
penelitian Nismara (2017), pembuatan selai menggunakan bahan utama kulit
semangka dan labu kuning, sedangkan penelitian Herianto, dkk. (2015), pembuatan
selai menggunakan bahan utama pisang mas dan naga merah, penelitian
Kurniawan, dkk. (2018), pembuatan selai menggunakan bahan utama labu siam dan
kelopak rosella, sedangkan penelitian Agustina dan Mustika (2016), pembuatan
selai menggunakan bahan utama buah naga merah dan wortel. Dalam penelitian ini,
selai dibuat menggunakan bahan utama berupa labu siam dan ubi jalar Cilembu.
Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat judul “PEMANFAATAN LABU SIAM
(Sechium edule (Jacq.) Sw.) DAN UBI JALAR CILEMBU (Ipomoea batatas (L.)
Lam. var. cilembu) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN
SELAI”. Diharapkan selai ini dapat menjadi olahan yang kreatif agar labu siam dan
ubi jalar Cilembu dapat disukai oleh semua kalangan dan sebagai alternatif pangan
untuk meningkatkan olahan labu siam dan ubi jalar Cilembu menjadi optimal
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan:
1. Apakah perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap
warna, rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula total dalam
pembuatan selai?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Berapakah perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu dalam pembuatan selai
yang paling disukai berdasarkan uji hedonik dari segi warna, rasa, dan tekstur?
3. Apakah labu siam dan ubi jalar Cilembu berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan utama dalam pembuatan selai?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbandingan labu siam dan ubi
jalar Cilembu terhadap warna, rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin,
dan kadar gula total dalam pembuatan selai.
2. Untuk mengetahui perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu dalam
pembuatan selai yang paling disukai berdasarkan uji hedonik dari segi warna,
rasa, dan tekstur.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi pemanfaatan labu siam dan ubi jalar
Cilembu sebagai bahan utama dalam pembuatan selai.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung
dalam membuat selai dengan inovasi baru, yakni dari labu siam dan ubi jalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Cilembu. Selain itu, memperkenalkan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu di
kalangan masyarakat.
2. Bagi Dunia Pendidikan
Menambah referensi dan pengetahuan guru dalam mengajar Biologi
khususnya materi pembelajaran tentang Makanan dan Sistem Pencernaan
Manusia pada kelas XI-IPA, serta sebagai referensi belajar bagi peserta didik
yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pemanfaatan labu siam
dan ubi jalar Cilembu dalam diversifikasi produk pangan, salah satunya sebagai
bahan utama dalam membuat selai. Selain itu, meningkatkan olahan labu siam
dan ubi jalar Cilembu sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Labu Siam
1. Sejarah Singkat
Tanaman labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) merupakan tanaman yang
hidup di daerah tropis maupun sub tropis, awalnya terkenal di wilayah selatan
Meksiko dan Amerika Tengah. Nama “chayote” (labu siam) berasal dari bahasa
Aztec “chayotli” (Rubatzky dan Mas, 1999). Labu siam banyak ditanam di kawasan
Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Penduduk di Indonesia memiliki beberapa
sebutan, seperti waluh jipang (Jawa Tengah), gambas (Jawa Barat), manisah (Jawa
Timur), dan sebagainya.
2. Klasifikasi
Menurut ITIS (2011), tanaman labu siam dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Sechium
Jenis : Sechium edule (Jacq.) Sw.
Gambar 2.1 Buah Labu Siam Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Morfologi
Buah labu siam memiliki morfologi permukaannya berlekuk, berwarna
hijau ketika masih muda dengan tekstur garis-garis. Ketika sudah semakin matang,
warna buah bagian luar berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Buah labu siam
memiliki bentuk membulat agak lonjong dengan ukuran ujung berbeda dan kulit
yang tipis tetapi memiliki daging buah yang tebal (Sari dan Sulandari, 2014).
Buahnya memiliki biji yang pipih dan berkeping dua serta berwarna putih.
4. Kandungan Gizi dan Manfaat
Labu siam memiliki rasa yang enak dan dapat dijadikan lauk setelah dikukus
atau direbus dan dapat dimakan mentah sebagai lalapan. Selain itu, labu siam
mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan komposisi gizi yang cukup lengkap.
Berikut merupakan kandungan gizi pada labu siam:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 g Labu Siam (USDA, 2018) Kandungan Gizi Kadar Kandungan Gizi Kadar
Energi (kkal) 19 Seng (mg) 0,74
Protein (g) 0,82 Tembaga (mg) 0,123
Lemak (g) 0,13 Mangan (mg) 0,189
Karbohidrat (g) 4,51 Selenium (mg) 0,2
Serat (g) 1,7 Vitamin C (mg) 7,7
Gula (g) 1,66 Tiamin (mg) 0,025
Kalsium (mg) 17 Riboflavin (mg) 0,029
Besi (mg) 0,34 Niasin (mg) 0,470
Magnesium (mg) 12 Vitamin B6 (mg) 0,076
Fosfor (mg) 18 Folat (µg) 93
Kalium (mg) 125 Vitamin K (µg) 4,1
Natrium (mg) 2 Air (g) 94,24
Labu siam memiliki banyak kandungan gizi, salah satunya adalah serat
nabati yang dijadikan sumber serat makanan. Menurut Daryono (2012), labu siam
memiliki kandungan pektin sebesar 6,7%. Pektin merupakan komponen serat yang
terdapat pada dinding sel tumbuhan. Pektin berguna dalam pembentukan gel dan
bahan penstabil pada pembuatan jeli, selai, dan sari buah. Mengonsumsi serat dalam
jumlah yang cukup juga baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung
yang sensitif atau radang usus.
Labu siam mengandung asam folat yang bermanfaat bagi ibu hamil dan
kesehatan kardiovaskuler. Vitamin C menjadi salah satu antioksidan yang dapat
melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas serta menyembuhkan gangguan
sariawan dan menurunkan demam pada anak-anak. Vitamin K membantu kesehatan
tulang dan gigi. Vitamin B6 pada labu siam berguna untuk merangsang dan
meningkatkan kemampuan fungsi otak. Kandungan magnesium dalam labu siam
baik untuk kesehatan otot. Labu siam mengandung mineral, baik mineral makro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
maupun mikro. Mineral makro yang terkandung di dalam labu siam antara lain
kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan natrium. Mineral mikro yang terkandung
di dalam labu siam adalah besi, seng, mangan, dan selenium (Kurniawan, 2018).
Mineral berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan,
organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Tembaga dapat membantu iodium
dalam menjaga tiroid tetap sehat. Seng dapat membantu menyehatkan kulit dan
mengurangi jerawat.
B. Ubi Jalar Cilembu
1. Sejarah Singkat
Ubi jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu merupakan salah
satu ubi jalar paling populer yang berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan
Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Haryati, dkk., 2015). Ubi jalar
Cilembu rasanya sangat manis seperti madu setelah dipanggang, dibandingkan
dengan ubi jalar varietas lain. Oleh karena itu, ubi jalar Cilembu disebut juga ubi
madu.
2. Klasifikasi
Menurut ITIS (2011) dan Tangapo, dkk. (2018), tanaman ubi jalar Cilembu
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Bangsa : Solanales
Suku : Convolvulaceae
Marga : Ipomoea
Jenis : Ipomoea batatas (L.) Lam.
Varietas : cilembu
Gambar 2.2 Ubi Jalar Cilembu
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Morfologi
Ubi jalar Cilembu berbentuk panjang, tidak beraturan, warna kulit dan
daging ubi yang masih mentah berwarna krem (Rahmannisa, dkk., 2011). Bentuk
ubi jalar Cilembu panjang berurat karena terdapat garis panjang yang menonjol.
Ketika dipanggang atau dioven, daging ubi jalar Cilembu berwarna warna kuning
tua dan terlihat adanya cairan lengket seperti madu (Haryati, dkk., 2015).
4. Kandungan Gizi dan Manfaat
Ubi jalar Cilembu memiliki rasa yang manis dan teksturnya empuk. Selain
itu, ubi jalar Cilembu mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan cukup lengkap.
Berikut ini merupakan kandungan gizi pada ubi jalar Cilembu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel 2.2 Kandungan Gizi per 100 g Ubi Cilembu (Mayastuti, 2002)
Kandungan Gizi Kadar Kandungan Gizi Kadar
Energi (kkal) 86 Natrium (mg) 55
Protein (g) 1,6 Seng (mg) 0,3
Lemak (g) 0,1 Vitamin C (mg) 2,4
Karbohidrat (g) 20,1 Air (g) 68,50
Serat (g) 3,0 Riboflavin (mg) 0,1
Gula (g) 4,2 Niasin (mg) 0,61
Kalsium (mg) 30,0 Tiamin (mg) 0,1
Besi (mg) 0,6 Asam Pantotenat (mg) 0,8
Magnesium (mg) 25,0 Vitamin B6 (mg) 0,2
Fosfor (mg) 47,0 Folat (mg) 11
Kalium (mg) 337 Beta-karoten (mg) 8509
Ubi jalar Cilembu merupakan salah satu tanaman ubi jalar yang memiliki
kandungan gizi baik sehingga sangat berpotensi menghasilkan berbagai bahan
pangan lokal, termasuk sumber karbohidrat yang dibutuhkan masyarakat di
Indonesia. Kadar gula ubi jalar Cilembu mentah sebesar 11-13%, sedangkan yang
telah masak sebesar 19 – 23% (Onggo, 2006). Kadar gula total ubi jalar Cilembu
dapat mencapai dua kali lebih besar daripada kadar gula total ubi varietas lain.
Pedagang ubi jalar Cilembu umumnya menyimpan ubi selama 20 hari sejak panen
untuk mendapatkan rasa manis. Rasa manis dari ubi jalar Cilembu diperoleh dari
proses penguraian atau hidrolisis karbohidrat (pati) sebagai polisakarida oleh enzim
amilase menjadi disakarida dan monosakarida, yakni glukosa, sukrosa, dan fruktosa
(Onggo, 2006). Selama penyimpanan ubi, terjadi peningkatan jumlah gula dengan
kadar sukrosa lebih tinggi dibandingkan gula lainnya.
Menurut Mayastuti (2002), ubi jalar Cilembu memiliki kandungan vitamin
A dalam bentuk ß – karoten sebesar 8.509 mg. Ubi jalar Cilembu memiliki vitamin
C sebagai antioksidan yang kuat untuk melindungi dari radikal bebas, mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penuaan dini, dan meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh. Vitamin B6
mampu membantu mencegah penyakit serangan jantung dan pikun (Haryati, dkk.,
2015). Kandungan serat ubi jalar Cilembu dapat melancarkan pencernaan,
menurunkan kadar gula darah, penunda rasa lapar, dan melindungi usus dari
penyakit atau kanker. Mineral seperti zat besi yang baik bagi sel darah merah dan
putih, mengurangi stres dan meningkatkan sistem imun.
C. Selai
1. Pengertian Selai
Selai merupakan olahan atau produk makanan awetan semi basah dengan
pengolahan buah yang dihancurkan menjadi bubur buah dan dicampur dengan gula
serta bahan tambahan lain, lalu dimasak hingga kental (Gultom, 2018). Berbagai
macam buah dapat dipilih untuk dibuat menjadi selai sesuai dengan rasa buah yang
disukai, menggunakan buah segar serta memiliki cita rasa yang pas agar diperoleh
kualitas yang baik.
Selai termasuk olahan makanan yang banyak disukai orang karena rasanya
yang manis dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Selai dapat dioleskan pada
roti tawar atau sebagai isian pada kue. Biasanya selai hanya satu rasa dari satu
macam buah. Namun, untuk menambah variasi, dapat dibuat dari campuran buah
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 2.3 Aneka Olahan Selai Sumber: http://morinfoods.com/
2. Syarat Mutu Selai
Selai yang bermutu baik adalah selai yang terbuat dari bahan-bahan dengan
kualitas yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu selai di antaranya
warna yang dihasilkan adalah warna asli buah (cemerlang) tanpa penambahan
pewarna sintetik, aroma dan cita rasa buah alami, serta tekstur yang lembut
(Simanjuntak, 2015). Selain itu, tingkat kekentalan juga dapat mempengaruhi mutu
selai. Selai yang terlalu keras akan sulit dioleskan pada roti, sebaliknya bila terlalu
encer sulit dioleskan dan kurang baik mutunya.
Pemerintah telah menetapkan syarat mutu selai yang berfungsi untuk
menjaga keamanan konsumen dalam mengonsumsi selai. Menurut SNI 3746:2008,
syarat mutu selai pada tabel 2.3:
Tabel 2.3 Syarat Mutu Selai Buah No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Aroma - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
2. Serat Buah - Positif
3. Padatan Terlarut % fraksi massa Min. 65
4. Cemaran Logam
4.1 Timan (Sn)* mg/kg Maks. 250,0*
5. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6. Cemaran mikroba
6.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1 × 103
6.2 Bakteri coliform APM/g <3
6.3 Staphylococcus aureus Koloni/g Maks. 2 × 101
6.4 Clostridium sp. Koloni/g <10
6.5 Kapang/Khamir Koloni/g Maks. 5 × 101
*) dikemas dalam kaleng
Kriteria mutu selai juga ditetapkan oleh pemerintah untuk pembuatan selai.
Menurut SII. No. 173 Tahun 1978, kriteria mutu selai buah pada tabel 2.4:
Tabel 2.4 Kriteria Mutu Selai Buah
Syarat Mutu Standar
Kadar air maksimum 35%
Kadar gula minimum 55%
Kadar pektin maksimum 0,7%
Padatan tak terlarut minimum 0,5%
Serat buah Positif
Kadar bahan pengawet 50 mg/kg
Asam asetat Negatif
Logam berbahaya (Hg, Pb, As) Negatif
Rasa Normal
Bau Normal
Kadar air adalah jumlah atau berat air yang terkandung dalam bahan.
Menurut Fibri dan Santoso (2015) dalam Sobari (2018), mengatakan bahwa kadar
air dalam bahan pangan penting karena bertujuan untuk menentukan keawetan
bahan, kualitas bahan, dan menjadi penentu syarat sebuah produk dan labelling.
Selain itu juga kadar air dapat mempengaruhi kenampakan dan tekstur bahan
pangan.
Umur simpan dan kualitas bahan pangan dipengaruhi oleh kadar air. Bahan
pangan yang memiliki kadar air tinggi akan semakin besar kemungkinan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pangan tersebut mengalami kerusakan (Sobari, 2018). Dengan adanya kandungan
air yang tinggi pada bahan pangan, akan menciptakan lingkungan yang optimal bagi
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak kualitas bahan.
Menurut Rohman dan Sumantri (2013), kadar gula total adalah kandungan
keseluruhan gula dalam suatu bahan pangan terdiri dari gula pereduksi dan gula non
pereduksi. Jenis gula total terdiri dari golongan monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Kadar gula total dipengaruhi juga oleh jumlah gula
yang ditambahkan pada produk pangan dan dari bahan baku. Saat mengonsumsi
bahan pangan, penting untuk mengetahui kadar gula total bahan pangan tersebut
karena akan berdampak pada kondisi kesehatan tubuh.
Kadar gula mempengaruhi produk menjadi lebih awet. Menurut Dewi, dkk.
(2010), gula yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan konsentrasi tinggi
mampu menekan pertumbuhan mikroorganisme karena gula bersifat higroskopis
akan berikatan dengan air yang terkandung dalam bahan, sehingga jumlah air bebas
pada bahan akan berkurang serta menyebabkan mikroorganisme sulit tumbuh. Gula
juga sebagai penambah rasa manis dan pembentuk gel yang baik.
Salah satu faktor terbentuknya gel saat proses pembuatan selai adalah kadar
pektin pada buah. Pektin merupakan polisakarida yang terdapat di dalam dinding
sel primer, terutama di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa yang berfungsi
sebagai perekat antara dinding sel yang satu dengan lainnya (Sofiana, dkk., 2012).
Kadar pektin pada setiap tanaman berbeda-beda. Pektin termasuk serat pangan yang
dikategorikan ke dalam serat larut air dan dapat mengikat air dengan jumlah yang
banyak dan membentuk gel atau cairan kental (Rauf, 2015). Menurut Sulihono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dkk., (2012), pektin mudah menjadi gel jika terdapat gula dan air dalam keadaan
asam.
Sebelum terbentuk gel, senyawa pektin akan dikelilingi oleh molekul air.
Pektin akan menggumpal dan membentuk serabut halus yang mampu menahan
cairan. Kemudian, penambahan gula menyebabkan air yang ditahan oleh serabut
tersebut akan berkurang. Penambahan gula akan mempengaruhi keseimbangan
pektin dan air. Semakin tinggi kadar gula, maka makin berkurang air yang ditahan
oleh struktur serabut tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perpaduan yang
seimbang antara gula dan pektin sehingga menghasilkan campuran yang homogen
dan berbentuk gel. Pektin juga dapat larut dalam beberapa macam pelarut, misalnya
air, senyawa organik, senyawa alkalis, dan asam (Aji, dkk., 2017).
3. Daya Oles Selai
Menurut Harto, dkk. (2016), daya oles merupakan kemampuan selai untuk
dioleskan secara merata pada roti. Selai dengan daya oles yang baik adalah selai
yang dapat dioleskan dengan mudah dan menghasilkan olesan yang rata pada
permukaan roti (Muryanti, 2011). Apabila gel yang terbentuk kurang maka
menyebabkan selai terlalu encer, sedangkan gel yang terlalu banyak akan
menyebabkan selai menjadi keras sehingga sulit dioleskan pada permukaan roti dan
biasanya akan menurunkan kesukaan atau ketertarikan konsumen (Sundari dan
Komari, 2010). Menurut Fahrizal dan Rahmad (2014), penambahan gula
mempengaruhi keseimbangan pektin dan air sehingga dapat mengurangi
kemantapan pektin dalam membentuk serabut halus sehingga gel yang terbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tidak terlalu keras, dengan demikan daya oles selai yang dihasilkan menjadi lebih
panjang.
4. Bahan Pembuatan Selai
a) Buah
Dalam pembuatan selai, buah yang dipilih adalah buah yang segar, kualitas
baik, dan belum membusuk. Selain itu, sebaiknya menggunakan buah yang matang
atau setengah matang. Pembuatan selai dapat menggunakan campuran buah yang
matang dan setengah matang untuk memperoleh selai dengan aroma yang harum,
asam, dan pektin yang cukup (Fatonah, 2002).
b) Gula
Gula yang biasa digunakan dalam pembuatan selai adalah gula pasir atau
disebut sukrosa. Menurut Harto, dkk. (2016), penambahan gula pada pembuatan
selai bertujuan untuk memberikan rasa manis, pembentukan gel, dan sebagai
pengawet karena dapat mengikat air sehingga gula dapat mengawetkan makanan.
Banyak sedikitnya penambahan gula dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, yakni
kandungan gula pada buah, tingkat keasaman buah, dan tingkat kematangan buah.
c) Pektin
Pektin yang terkandung dalam selai sangat berpengaruh terhadap tekstur
selai. Menurut Dewi, dkk., (2009), gel pada selai terbentuk karena adanya pektin
yang berasal dari buah dengan gula dan asam. Ada beberapa buah yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kandungan pektin yang tinggi sehingga tidak perlu menambahkan pektin ke dalam
bubur buah saat proses pemasakan. Namun, ada juga beberapa buah yang memiliki
kadar pektin yang rendah sehingga perlu ditambahkan pektin. Pektin komersial juga
dapat dibeli di toko bahan-bahan membuat kue, misalnya Sure-Jell pectin.
d) Asam sitrat
Penggunaan asam sitrat dalam pembuatan selai adalah sebagai penguat rasa
asam alami pada buah (Sobari, 2018). Selain itu, penambahan asam sitrat bertujuan
mengatur pH bubur buah untuk membantu pembentukan gel (Dewi, dkk., 2009).
Penggunaan asam sitrat pada pembuatan selai dapat digunakan dengan air perasan
jeruk nipis. Namun, asam sitrat juga dapat berasal dari sari buah-buahan lain seperti
markisa, nanas, lemon, dan jeruk (Ropiani, 2006).
e) Garam
Penambahan garam pada pembuatan selai berfungsi untuk menambah cita
rasa dan mempertajam rasa manis serta berfungsi sebagai bahan pengawet dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. (Gardjito, dkk., 2015).
f) Margarin
Dalam pembuatan selai, pemberian margarin berfungsi menambah aroma,
memberikan rasa gurih, serta tidak menyebabkan lengket saat proses pemasakan
dan pengemasan selai (Nismara, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
g) Air
Air berfungsi membantu proses penghancuran buah menjadi bubur buah dan
melarutkan bahan campuran lainnya (Nismara, 2017).
5. Teknik Pembuatan Selai
Menurut Ropiani (2006), teknik pembuatan selai terdiri dari enam tahap,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Pemilihan Buah
b) Pengupasan Buah
c) Pencucian Buah
d) Penghancuran Buah
e) Pemasakan
Pemasakan selai biasanya dilakukan pada suhu 70oC - 100oC. Pemasakan
bertujuan untuk membuat bubur buah dan bahan tambahan lain menjadi homogen
dan menghilangkan air yang berlebih sehingga selai menjadi pekat. Selama
pemasakan perlu dilakukan pengadukan agar adonan selai tidak gosong, namun
pengadukan tidak boleh terlalu cepat atau memukul adonan untuk menghindari
adanya gelembung udara yang merusak tekstur selai.
f) Pengemasan
Selai yang telah masak dimasukkan ke dalam botol selai yang telah
disterilisasi. Menurut Sobari (2018), tujuan dari pengemasan adalah melindungi
makanan dari kerusakan. Selain itu tujuan pengemasan adalah agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan dan awet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Uji Hedonik
Uji hedonik merupakan bagian dari uji organoleptik, yakni metode
pengujian yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang panelis dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Tingkat
kesukaan biasanya disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, netral, tidak
suka, dan sangat tidak suka. Panelis diminta tanggapan tentang kesukaan atau
ketidaksukaan terhadap produk. Menurut Agusman (2013), terdapat 7 kategori
panel yang biasa digunakan dalam penilaian organoleptik:
1. Panel Perseorangan
Panelis ini tergolong dalam orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik yang sangat tinggi dan menguasai metode analisis organoleptik.
2. Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3 – 5 orang yang memiliki kepekaan tinggi,
mengenal faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan
pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15 – 25 orang dengan kepekaan cukup baik. Panelis
yang menjadi terlatih didahului dengan latihan dan seleksi.
4. Panel Agak Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 20 – 25 orang, sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Biasanya dipilih dari kalangan terbatas yang datanya
diuji terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Panel Tidak Terlatih
Panel tidak terlatih terdiri lebih dari 25 orang yang dipilih berdasarkan jenis
suku bangsa, tingkat sosial, pendidikan, dan sebagainya. Panel tidak terlatih terdiri
dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 – 100 orang tergantung target pemasaran
komoditi. Panel mempunyai sifat sangat umum dan dapat ditentukan berdasarkan
perorangan atau kelompok tertentu.
7. Panel Anak-anak
Panel anak-anak biasanya terdiri dari anak yang berusia 3 – 10 tahun.
Biasanya digunakan dalam penilaian produk pangan yang disukai anak-anak,
misalnya es krim, permen, dan sebagainya.
E. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan sebelumnya sesuai dengan penelitian ini
diantaranya:
Tabel 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Referensi Judul/ Tujuan Keterangan
Nismara
(2017)
Daya Terima dan
Kandungan Gizi
Selai dari Kulit
Semangka
(Citrullus lanatus)
dan Labu Kuning
(Cucurbita
moschata)
Menggunakan bahan baku kulit semangka dan labu
kuning perbandingan 30% : 70%, 50% : 50%, dan
70% : 30%.
Variabel yang diukur warna, aroma, tekstur, rasa,
kandungan betakaroten, fosfor, dan kalsium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan nyata terhadap warna, aroma, tekstur,
rasa pada ketiga perlakuan yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Herianto,
dkk. (2015)
Studi
Pemanfaatan
Buah Pisang Mas
(Musa acuminate)
dan Buah Naga
Merah
(Hylocereus
polyrhizus) dalam
Pembuatan Selai
Menggunakan bahan baku pisang dan buah naga
perbandingan 100% : 0%, 75% : 25%, 50% : 50%,
25% : 75%, dan 0% : 100%.
Variabel yang diukur meliputi warna, rasa, aroma,
tekstur, kadar air, pH, gula total, total padatan
terlarut, dan serat kasar.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
nyata terhadap warna, rasa, aroma, tekstur, kadar
air, pH, kadar gula total, total padatan terlarut, dan
serat kasar.
Kurniawan,
dkk. (2018)
Pemanfaatan
Labu Siam dan
Kelopak Rosella
dalam Pembuatan
Selai
Menggunakan bahan baku labu siam dan kelopak
rosella perbandingan 90 : 10, 80 : 20, 70 : 30, dan
60 : 40.
Variabel yang diukur meliputi warna, aroma, rasa,
dan tekstur selai, pH, kadar air, pektin, sukrosa, dan
aktivitas antioksidan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
nyata terhadap warna, aroma, rasa, tekstur selai,
pH, kadar air, pektin, sukrosa, dan aktivitas
antioksidan.
Agustina dan
Mustika
(2016)
Pengaruh
Penambahan
Wortel (Daucus
carota) Terhadap
Karakteristik
Sensori dan
Fisikokimia Selai
Buah Naga Merah
(Hylorecues
polyrhizus)
Menggunakan bahan baku buah naga merah dan
wortel perbandingan dengan konsentrasi wortel
5%, 10%, dan 15%.
Variabel yang diukur meliputi warna, rasa, aroma,
tekstur, daya oles, pH, total padatan terlarut, total
asam tertitrasi, vitamin Cndan viskositas.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
nyata terhadap tekstur, daya oles, dan total asam
tertitrasi, namun tidak berpengaruh nyata terhadap
warna, rasa, aroma, total padatan terlarut, pH,
vitamin C, dan viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.6 Penelitian Baru
F. Kerangka Berpikir
Labu siam merupakan salah satu jenis tanaman yang bagian buahnya
dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi sayuran serta mengandung vitamin B, C, K,
dan mineral. Di Indonesia, labu siam belum dimanfaatkan secara komersial dan
hanya dianggap sebagai sayuran biasa. Buah labu siam mengandung serat nabati
berupa pektin yang berpotensi dalam pembentukan gel pada makanan.
Salah satu produk olahan yang dapat dibuat adalah selai. Dalam pembuatan
selai, salah satu syaratnya adalah mengandung pektin. Pektin dapat larut dalam air
dan membentuk cairan kental seperti gel. Pembuatan selai juga diperlukan banyak
gula karena berfungsi dalam pembentukan tekstur, rasa, dan daya oles selai. Perlu
adanya bahan alami dengan kadar gula tinggi sehingga jumlah penambahan gula
dalam pembuatan selai lebih sedikit. Bahan alami yang memiliki kadar gula yang
tinggi dapat ditemukan salah satunya pada ubi jalar Cilembu.
Ubi jalar Cilembu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang rasanya manis
seperti madu serta kadar gula totalnya lebih tinggi dan mencapai dua kali lebih besar
dibandingkan ubi varietas lain. Adanya potensi-potensi tersebut, peneliti ingin
melakukan penelitian tentang pemanfaatkan labu siam dan ubi jalar Cilembu
Judul Keterangan
Pemanfaatan Labu Siam
(Sechium edule (Jacq.) Sw.) dan
Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea
batatas (L.) Lam. var. cilembu)
sebagai Bahan Utama dalam
Pembuatan Selai.
Perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu
adalah 70% : 30%, 60% : 40%, 50% : 50%, 40% :
60%, dan 30% : 70%
Variabel yang diukur meliputi tingkat kesukaan
(warna, rasa, dan tekstur), daya oles, kadar air,
kadar pektin, dan kadar gula total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sebagai bahan utama dalam pembuatan selai. Penelitian ini diuji yang meliputi
warna, rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula total.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun bagan kerangka berpikir dalam
penelitian yang dapat dilihat pada gambar 2.4:
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
Labu siam hanya dimanfaatkan
menjadi sayuran dan dianggap
sebagai sayuran biasa
Ubi jalar Cilembu salah satu ubi
jalar yang memiliki rasa manis
seperti madu.
Ubi jalar Cilembu memliki kadar
gula total lebih tinggi dan besar
dibandingkan jenis ubi varietas
lain
Labu siam memiliki serat nabati
berupa pektin yang dapat
digunakan dalam pembentukan
gel
Pemanfaatkan labu siam dan ubi jalar Cilembu
sebagai bahan utama dalam pembuatan selai
Perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu
daLam pembuatan selai berturut-turut 70% : 30%,
60% : 40%, 50% : 50%, 40% : 60%, dan 30% :
70%
Penelitian ini diuji yang meliputi warna, rasa, tekstur,
uji daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula
total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
G. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap warna,
rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula total dalam
pembuatan selai.
2. Perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu dalam pembuatan selai yang
paling disukai berdasarkan uji hedonik dari segi warna adalah 70% : 30%, segi
rasa dan tekstur adalah 50% : 50%.
3. Labu siam dan ubi jalar Cilembu berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
utama dalam pembuatan selai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuasi eksperimen
dengan satu faktor tanpa menggunakan kontrol penelitian. Penelitian ini
menggunakan lima perlakuan penambahan labu siam dengan ubi jalar Cilembu
dengan perbandingan 70% : 30%, 60% : 40%, 50% : 50%, 40% : 60%, dan 30% :
70% dengan simbol P1, P2, P3, P4, dan P5. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan
sebanyak tiga kali.
Tabel 3.1 Rincian Perlakuan Pembuatan Selai Perlakuan (P)
Ulangan (U)
1 2 3
P1 P11 P12 P13
P2 P21 P22 P23
P3 P31 P32 P33
P4 P41 P42 P43
P5 P51 P52 P53
Keterangan :
P1 : Perlakuan terhadap pembuatan selai dengan perbandingan labu siam 70% dan
ubi jalar Cilembu 30%
P2 : Perlakuan terhadap pembuatan selai dengan perbandingan labu siam 60% dan
ubi jalar Cilembu 40%
P3 : Perlakuan terhadap pembuatan selai dengan perbandingan labu siam 50% dan
ubi jalar Cilembu 50%
P4 : Perlakuan terhadap pembuatan selai dengan perbandingan labu siam 40% dan
ubi jalar Cilembu 60%
P5 : Perlakuan terhadap pembuatan selai dengan perbandingan labu siam 30% dan
ubi jalar Cilembu 70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi perbandingan labu siam
dan ubi jalar Cilembu yang ditambahkan dalam proses pembuatan selai.
Perbandingan tersebut terdiri dari 5 perlakuan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar pektin, kadar
gula total, daya oles, rasa, tekstur, dan warna.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah takaran gula pasir, margarin,
garam, air, perasan jeruk nipis, waktu pengukusan labu siam, waktu pemanggangan
ubi jalar Cilembu, dan waktu pemasakan selai.
C. Batasan Penelitian
1. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan selai adalah labu siam yang
diperoleh dari Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya dengan umur panen ± 3 – 4 bulan,
kulitnya berwarna hijau dan daging buahnya berwarna hijau muda. Ubi jalar
Cilembu diperoleh dari Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya dengan umur panen ± 3
– 4 bulan, kulit dan daging ubi berwarna krem.
2. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa 5 perlakuan.
Perbandingan takaran labu siam dan ubi jalar Cilembu adalah 70% : 30%, 60%
: 40%, 50% : 50%, 40% : 60%, dan 30% : 70%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembuatan selai
yang mengacu pada pembuatan selai menurut Nismara (2017) dan Ropiani
(2006) dengan modifikasi pada bahan utama selai, yakni labu siam dan ubi jalar
Cilembu, takaran bahan tambahan selai, tahap pemanggangan ubi jalar
Cilembu, waktu penghalusan ubi jalar Cilembu dan labu siam, serta tahap
pengukusan pada labu siam.
4. Uji yang dilakukan adalah uji hedonik yang meliputi rasa, warna, dan tekstur,
serta uji daya oles, uji kadar air, uji kadar pektin, dan uji kadar gula total.
5. Panelis yang dilibatkan dalam uji hedonik selai labu siam dan ubi jalar Cilembu
adalah 38 panelis tidak terlatih mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan
kisaran usia 20 – 24 tahun yang terdiri dari panelis perempuan dan laki-laki.
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk analisis adalah cawan petri, timbangan analitik,
desikator, oven, kaca, mistar, erlenmeyer, labu ukur, penangas atau hot plate, pipet,
gelas beker, waterbath, vortex mixer, spektrofotometer UV-Vis, dan kuvet. Alat
yang digunakan dalam pembuatan selai antara lain pisau, talenan, timbangan kue,
sendok, kompor, blender, panci, sendok pengaduk, oven pemanggangan, dan botol
kaca atau wadah selai.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan selai antara lain labu siam dan ubi
jalar Cilembu, gula pasir, perasan jeruk nipis, air, garam, dan margarin. Bahan yang
digunakan untuk analisis adalah silika gel, aluminium foil, HCl, aseton, akuades,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kertas saring, reagen Nelson C (Nelson A : Nelson B), Arseno molibdat, dan roti
tawar.
E. Cara Kerja
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2019 – April 2019. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Laboratorium CV. Chem-Mix Pratama Bantul, dan rumah peneliti.
2. Proses Pembuatan Selai
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembuatan selai
yang mengacu pada pembuatan selai menurut Nismara (2017) dan Ropiani (2006)
dengan modifikasi pada bahan utama selai, yakni labu siam dan ubi jalar Cilembu,
takaran bahan tambahan selai, tahap pemanggangan ubi jalar Cilembu, waktu
penghalusan ubi Cilembu dan labu siam, serta tahap pengukusan pada labu siam.
Alat-alat berupa pisau, sendok, kompor, blender, panci, sendok pengaduk, serta
botol kaca atau wadah selai beserta tutupnya dicuci menggunakan sabun.
Kemudian, botol kaca direbus dengan air hingga botol tercelup seluruhnya dalam
air selama 30 menit dengan suhu sekitar 100oC untuk sterilisasi. Bahan tambahan
pembuatan selai ditimbang menggunakan timbangan kue.
Kulit labu siam dikupas, kemudian dibersihkan getahnya dan bijinya
dibuang. Labu siam dicuci hingga bersih menggunakan air mengalir. Labu siam
dikukus selama 20 menit. Labu siam dipotong menjadi berukuran ± 2 cm × 3 cm.
Ubi jalar Cilembu dipanggang pada suhu 180oC selama 60 menit dalam oven hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
matang dan empuk, lalu dikupas kulitnya. Labu siam dan ubi jalar Cilembu masing-
masing ditimbang menggunakan timbangan kue dan dimasukkan ke dalam blender
serta ditambahkan dengan air lalu dihancurkan selama 3 menit hingga adonan
menjadi lembut. Panci dipanaskan di atas api sedang, kemudian margarin dan gula
pasir dimasukkan ke dalam panci. Setelah itu, campuran labu siam dan ubi jalar
Cilembu yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam panci. Kemudian, perasan
jeruk nipis, dan garam ditambahkan ke dalam campuran selai tersebut. Pemasakan
dilakukan pada kisaran suhu 70oC selama 20 menit. Selai diaduk sampai merata
hingga tekstur menjadi kental. Kompor dimatikan dan selai dimasukkan ke dalam
botol kaca atau wadah yang telah disterilisasi sampai mendekati bibir botol dan
ditunggu hingga dingin lalu ditutup rapat. Untuk perlakuan lain menggunakan cara
yang sama, namun formulasinya mengikuti di tabel 3.2.
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Selai Labu Siam dan Ubi
Jalar Cilembu
Bahan Perlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
Labu siam (g) 140 120 100 80 60
Ubi jalar Cilembu (g) 60 80 100 120 140
Gula Pasir (g) 50 50 50 50 50
Air (ml) 100 100 100 100 100
Perasan jeruk nipis (ml) 2 2 2 2 2
Garam (g) 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Margarin (g) 10 10 10 10 10
Keterangan :
Berat total bahan utama = 200 gram
P1 : Labu siam 70% = 70% × 200 g = 140 g
Ubi Cilembu 30% = 30% × 200 g = 60 g
P2 : Labu siam 60% = 60% × 200 g = 120 g
Ubi Cilembu 40% = 40% × 200 g = 80 g
P3 : Labu siam 50% = 50% × 200 g = 100 g
Ubi Cilembu 50% = 50% × 200 g = 100 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
P4 : Labu siam 40% = 40% × 200 g = 80 g
Ubi Cilembu 60% = 60% × 200 g = 120 g
P5 : Labu siam 30% = 30% × 200 g = 60 g
Ubi Cilembu 70% = 70% × 200 g = 140 g
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Selai Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
Keterangan : a) Sterilisasi botol kaca; b) Bahan tambahan
pembuatan selai; c) Pengupasan kulit labu siam; d) Pencucian
labu siam; e) Pengukusan labu siam; f) Pemotongan labu siam;
g) Pemangangan ubi; h) Pengupasan kulit ubi; i) Penimbangan
bahan; j) Penghancuran bahan; k) Pemasakan selai; l) Botol
kaca berisi selai
3. Pengujian Sampel
a. Uji Hedonik
Pada tahap uji hedonik, disediakan 15 sampel di atas meja. Sampel yang
akan diujikan diletakkan dalam wadah bersih dan diberi kode baru. Selanjutnya,
a b c d
i
h g f e
j k l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sampel disusun dalam nampan plastik beserta dengan sendok plastik berwarna putih
dan air mineral. Air mineral berfungsi untuk menetralkan rasa pada mulut dan setiap
kali mencicipi satu sampel diwajibkan untuk minum setelahnya. Uji hedonik
dilakukan oleh 38 panelis tidak terlatih mahasiswa Universitas Sanata Dharma
dengan kisaran usia 20 – 24 tahun yang terdiri dari panelis perempuan dan laki-laki
dengan syarat panelis bersedia mengikuti semua rangkaian kegiatan pengujian
hedonik. Kemudian, disediakan kuesioner dan panelis mengisi sesuai dengan
panduan skoring yang sudah ditentukan. Skala hedonik terhadap selai labu siam dan
ubi jalar Cilembu menggunakan 5 skala kesukaan, yakni 1 (sangat tidak suka), 2
(tidak suka), 3 (netral), 4 (suka), 5 (sangat suka). Pengujian hedonik ditinjau dari
segi warna, rasa, dan tekstur.
1) Uji Warna
Uji warna dilakukan dengan cara panelis mengambil sampel menggunakan
1 sendok dan diamati warna pada sampel tersebut. Panelis memberi skor terhadap
warna masing-masing sampel.
2) Uji Rasa
Uji rasa dilakukan dengan cara panelis mengambil sampel menggunakan 1
sendok dan dikecap dengan lidah. Panelis memberikan skor terhadap rasa masing-
masing sampel.
3) Uji Tekstur
Uji tekstur dilakukan dengan cara panelis mengambil sampel menggunakan
1 sendok dan dirasakan dengan mulut. Panelis memberikan skor terhadap tekstur
masing-masing sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.2 Pengujian Hedonik Selai
b. Uji Daya Oles (Yuwono dan Tri, 1998)
Dua lembar kaca berukuran 20 cm × 5 cm × 3 mm direkatkan pada bidang
oles (roti tawar) sehingga jarak antar dua lembar kaca tersebut 2 cm. Selai sebanyak
3 gram diratakan sepanjang ujung pisau oles. Selai dioleskan pada bidang oles
hingga mencapai jarak terjauh. Jarak terjauh adalah jarak yang dapat dicapai selai
tanpa terputusnya olesan. Jarak terjauh yang dapat dicapai diukur dengan mistar.
Daya oles adalah jarak terjauh (cm).
c. Uji Kadar Air (Sudarmadji, dkk., 2010)
Uji kadar air menggunakan metode pengeringan oven (gravimetri).
Aluminium foil ditimbang beratnya (W0) menggunakan timbangan analitik. Sampel
selai sebanyak 1-2 gram diletakkan pada aluminium foil lalu ditimbang (W1)
menggunakan timbangan analitik dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 60oC
selama 2×24 jam. Aluminium foil berisi sampel selai diambil dan didinginkan
dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Kemudian dikeringkan kembali
pada oven selama 2×24 jam. Setelah itu, aluminium foil berisi sampel selai diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dan didinginkan pada desikator dan ditimbang kembali (W2) menggunakan
timbangan analitik. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (selisih
penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg). Kadar air dihitung berdasarkan
persamaan berikut :
Kadar air = (𝑊1)−(𝑊2)
(𝑊1)−(𝑊0) ×100%
Keterangan :
W0 = berat aluminium foil kosong (g)
W1 = berat aluminium foil + sampel awal sebelum pemanasan di
dalam oven (g)
W2 = berat aluminium foil + sampel awal setelah pendinginan dalam
desikator (g)
Gambar 3.3 Pengukuran Kadar Air Selai Keterangan : a) Selai yang diuji; b) Penimbangan sampel
selai; c) Sampel selai dimasukkan ke oven; d) Sampel selai
dimasukkan ke desikator
a b
c d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Uji Kadar Pektin
Uji kadar pektin dianalisis di laboratorium CV. Chem-Mix Pratama, Bantul.
Sampel sebanyak ± 5-10 gram dimasukkan pada gelas beker dan ditimbang
menggunakan timbangan analitik. Sampel ditambahkan dengan aquades sebanyak
200 ml dan diatur pH menjadi asam dengan ditambahkan HCl. Sampel dipanaskan
pada suhu 100oC selama 2 jam di atas penangas atau hot plate. Kemudian, sampel
didinginkan dan diencerkan dengan cara dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml,
tera dengan akuades. Sampel diambil sebanyak 50 ml, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan dengan 50 ml aseton. Kemudian didiamkan selama 1
jam lalu disaring dengan kertas saring yang sudah diketahui beratnya. Endapan
serta kertas saring dikeringkan pada oven semalam pada suhu 100oC. Endapan serta
kertas saring ditimbang sampai bobot tetap.
Perhitungan :
% Pektin = (𝑊2 − 𝑊1) ×𝑓𝑝
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙× 100%
Keterangan :
W1 = Berat kertas saring kosong (g)
W2 = Berat kertas saring + pektin konstan (g)
fp = faktor pengenceran
e. Uji Kadar Gula Total
Uji kadar gula total dianalisis di laboratorium CV. Chem-Mix Pratama,
Bantul. Uji kadar gula total menggunakan metode Spektrofotometri, Nelson-
Somogy. Sampel selai sebanyak 1 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 50 ml akuades. Sampel ditambahkan dengan
3 ml HCl 25% kemudian dipanaskan dengan waterbath pada suhu 100oC selama 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menit. Sampel ditambahkan akuades dan diencerkan dengan cara dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml. Sampel disaring atau disentrifuge dengan kertas saring.
Filtrat diambil sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan 1 ml reagen Nelson C
(Nelson A : Nelson B = 25 : 1). Filtrat dipanaskan dalam waterbath pada suhu
100oC selama 30 menit. Filtrat didinginkan lalu ditambahkan dengan 1 ml Arseno
molibdat kemudian digojog hingga homogen. Filtrat ditambahkan akuades sampai
volume menjadi 10 ml dan divortex kemudian dibaca absorbansinya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Data yang diperoleh dicatat dan
dihitung menggunakan kurva standar. Kurva standar dibuat dengan menggunakan
D-glukosa.
4. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk melihat adanya pengaruh dari perbandingan
labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap warna, tekstur, rasa, daya oles, kadar air,
pektin, dan gula total yang dianalisis dengan menggunakan uji One Way ANOVA.
Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA, diperlukan uji Normalitas dan
Homogenitas.
Uji Normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, bertujuan untuk
memperlihatkan data penelitian berdistribusi normal atau tidak dengan taraf
signifikan (α = 0,05). Jika nilai signifikan > (0,05), maka data tersebut berdistribusi
normal. Jika nilai siginifikan < (0,05), maka data tersebut tidak berdistribusi
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Setelah dilakukan uji Normalitas, dilakukan uji Homogenitas. Uji
Homogenitas bertujuan untuk mengetahui varian dari sampel sama atau tidak. Jika
nilai siginifikan < (0,05), maka varian dari dua atau lebih sampel adalah tidak sama.
Apabila nilai signifikan > (0,05), maka varian dari dua atau lebih sampel adalah
sama. Jika data hasil analisis ANOVA menunjukkan nilai berbeda atau signifikan
maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
Data yang tidak normal dan tidak homogen dianalisis menggunakan uji non
parametrik, yakni uji Kruskal Wallis. Jika data hasil analisis menunjukkan nilai
berbeda atau signifikan maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Analisis data
dilakukan menggunakan program SPSS versi 20. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu
terhadap warna, rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula
total.
H1: Ada pengaruh perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap warna,
rasa, tekstur, daya oles, kadar air, kadar pektin, dan kadar gula total.
5. Rancangan Pemanfataan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Biologi SMA
kelas XI pada bab Makanan dan Sistem Pencernaan Manusia, khususnya pada
materi zat makanan dan teknologi pengolahan pangan. Penerapan hasil penelitian
ini dapat dilakukan dalam bentuk praktikum bersama siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Hedonik
1. Warna
Warna merupakan salah satu parameter yang penting karena menentukan
tingkat penerimaan dan daya tarik konsumen dalam mengonsumsi makanan. Hasil
penilaian panelis terhadap warna selai labu siam dan ubi jalar Cilembu dapat dilihat
pada lampiran 13. Berdasarkan penilaian panelis, diperoleh rerata warna selai pada
tiap perlakuan yang dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Warna pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
4.23 4.11 4.00
2.75
2.28
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Ke
suka
an W
arn
a Se
lai
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa warna yang dihasilkan dari selai perlakuan
P1 dengan rerata 4,23 adalah yang paling disukai panelis dengan warna selai kuning
tua. Rerata skor kesukaan panelis terhadap warna selai terendah adalah perlakuan
P5 sebesar 2,28 dengan warna selai kuning tua kecokelatan. Perlakuan P1 tidak jauh
berbeda dengan perlakuan P2 dan P3, namun berbeda dengan selai pada perlakuan
P4 yang berwarna kuning kecokelatan. Warna selai tiap perlakuan dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Warna Selai Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu Keterangan : a) Perlakuan P1; b) Perlakuan P2; c) Perlakuan P3;
d) Perlakuan P4; e) Perlakuan P5
Warna yang dihasilkan selai dipengaruhi oleh pigmen warna dari bahan
baku yang digunakan. Labu siam mengandung klorofil (zat warna alami hijau),
sedangkan ubi jalar Cilembu mengandung karotenoid (zat warna alami kuning).
Klorofil bersifat sensitif terhadap panas sehingga dapat mengalami kerusakan atau
perubahan warna yang disebabkan oleh pemanasan dan asam, yakni menjadi warna
hijau kecokelatan atau menjadi kecokelatan. Perubahan warna terjadi akibat adanya
penggantian magnesium oleh ion hidrogen membentuk feofitin yang berwarna
cokelat zaitun atau cokelat (Estiasih, dkk., 2016). Warna hijau pada labu siam
menghilang secara perlahan selama pemasakan, sehingga warna kuning dari ubi
jalar Cilembu akan mendominasi. Perlakuan P1 memiliki warna kuning tua yang
a b c d e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tidak jauh berbeda dengan perlakuan P2 dan P3. Pigmen karotenoid pada ubi jalar
Cilembu sangat pekat sehingga warna kuning menjadi lebih dominan. Karotenoid
dianggap stabil selama pemanasan (Estiasih, dkk., 2016). Namun jika terlalu lama,
pigmen karotenoid dapat menghilang warnanya atau pucat. Selai perlakuan P4 dan
P5 dengan penambahan ubi lebih banyak, warnanya berubah menjadi kuning
kecokelatan hingga kuning tua kecokelatan karena pada saat ubi dioven keluar
cairan lengket berwarna bening kecokelatan seperti karamel sehingga
mempengaruhi warna selai yang dihasilkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
warna cerah pada selai lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan warna selai
yang agak gelap. Menurut Rahardjo (2016), warna cerah seperti kuning dan merah
dianggap oleh konsumen sebagai warna yang mencolok dan menarik selera makan,
sehingga warna cerah dapat menarik perhatian konsumen.
Uji normalitas dan homogenitas yang dapat dilihat pada lampiran 18
menunjukkan signifikan > 0,05. Hal tersebut menunjukkan data berdistribusi
normal. Namun, uji homogenitas menunjukkan signifikan < 0,05 artinya data tidak
homogen. Uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan perbandingan selai labu siam
dan ubi jalar Cilembu dengan kesukaan panelis terhadap warna 0,019 yang lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan atau
pengaruh yang nyata dari perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu
terhadap daya oles. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan
uji Mann Whitney yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.1 Rerata Tingkat Kesukaan Terhadap Warna Selai
Perlakuan Rerata Kesukaan Warna
P1 4,23a
P2 4,11ab
P3 4,00bc
P4 2,75d
P5 2,28e
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata pada α 0,05
Berdasarkan tabel 4.1, tingkat kesukaan terhadap warna pada perlakuan P1
berbeda nyata dengan perlakuan P3, P4, dan P5, namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan P2. Warna selai perlakuan P1 dan P2 tidak begitu jauh dan terlihat warna
kuning tua, sedangkan selai perlakuan P3 hingga P5 warnanya sudah mulai sedikit
berubah menjadi kecokelatan yang menunjukkan adanya perbedaan nyata karena
penambahan ubi lebih dominan.
2. Rasa
Rasa merupakan salah satu parameter yang menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap makanan. Rasa yang enak akan lebih mudah diterima oleh
konsumen. Hasil penilaian panelis terhadap rasa selai labu siam dan ubi jalar
Cilembu dapat dilihat pada lampiran 13. Berdasarkan penilaian panelis, diperoleh
rata-rata tingkat kesukaan rasa selai pada tiap perlakuan yang dapat dilihat pada
gambar 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.3 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Rasa pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa selai perlakuan P3 dengan rerata 3,69 adalah
rasa yang paling disukai panelis. Rerata skor kesukaan panelis terhadap rasa selai
terendah adalah perlakuan P1 sebesar 3,47. Kesukaan panelis terhadap rasa pada
perlakuan P4 tidak jauh berbeda dengan perlakuan P2, kemudian diikuti oleh
perlakuan P5. Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai rasa
selai dengan jumlah komposisi labu siam dan ubi jalar Cilembu yang sama,
dibandingkan selai dengan jumlah komposisi labu siam dengan ubi jalar Cilembu
yang berbeda, baik itu jumlah labu siam yang lebih banyak ataupun jumlah ubi jalar
Cilembu yang lebih banyak.
Pada selai perlakuan P3 paling disukai oleh panelis karena memiliki rasa
manis yang pas. Rasa manis yang ditimbulkan berasal dari kandungan gula yang
terdapat pada ubi jalar Cilembu. Ubi jalar Cilembu yang telah masak memiliki
kadar gula sebesar 19 – 23% (Onggo, 2006). Ubi Cilembu yang telah panen
3.47
3.63
3.69
3.64
3.59
3.35
3.40
3.45
3.50
3.55
3.60
3.65
3.70
3.75
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Ke
suka
an R
asa
Sela
i
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dilakukan proses penyimpanan yang mengakibatkan terjadinya pemecahan pati
pada daging ubi oleh enzim amilase menjadi gula sehingga ubi terasa manis setelah
di oven (Amalia, 2010). Labu siam juga ikut berperan dalam memberikan rasa
manis, karena memiliki kandungan gula sebesar 1,66 g (USDA, 2018). Selai
perlakuan P4 memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan perlakuan P3, karena
menggunakan ubi yang lebih banyak daripada labu siam. Ubi memiliki banyak
sukrosa dari hasil perombakan pati yang berperan memberikan rasa manis.
Beberapa panelis menyukai rasa selai perlakuan P4 karena rasanya lebih manis.
Pada ubi, terdapat lebih banyak pati di mana pati tersebut juga akan terhidrolisis
oleh enzim amilase yang terdapat pada kelenjar saliva sehingga ikut berkontribusi
sebagai penghasil rasa manis yang terkecap oleh panelis. Namun, terdapat juga
beberapa panelis yang tidak begitu menyukai selai yang terlalu manis sehingga
menyukai selai seperti perlakuan P2 yang memiliki rasa tidak begitu manis
dibandingkan perlakuan P3, karena penambahan labu siam yang lebih banyak
dibandingkan ubi. Selai perlakuan P5 memiliki rasa yang sangat manis karena ubi
lebih mendominasi dibandingkan labu siam. Namun, karena terlalu manis maka
rasa suka panelis terhadap selai menjadi berkurang. Selai yang dengan rasa tidak
begitu manis juga menjadi faktor rasa suka panelis berkurang, seperti perlakuan P1
dengan penambahan labu siam yang lebih banyak. Oleh karena itu, selai perlakuan
P1 memiliki tingkat kesukaan terhadap rasa paling rendah.
Dari gambar 4.3, penilaian tingkat kesukaan terhadap rasa selai dari tiap
panelis berbeda-beda. Penilaian rasa tersebut melibatkan indera pengecap, yakni
lidah. Sensasi rasa terlarut dalam air liur yang berinteraksi dengan kuncup pengecap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pada papila lidah. Setiap orang memiliki batas konsentrasi terendah terhadap suatu
rasa yang masih dapat dirasakan dan batasan tersebut tidak sama bagi tiap orang
(Winarno, 2008). Selain itu, tingkat kepekaan lidah panelis sangat mempengaruhi
dalam menanggapi rasa selai. Panelis yang terbiasa dengan makan makanan yang
manis memiliki tingkat kepekaan manis yang tinggi, namun panelis yang tidak
terbiasa dengan manis, maka tingkat kepekaan terhadap manis rendah.
Uji normalitas dan homogenitas rerata tingkat kesukaan panelis terhadap
rasa dapat dilihat pada lampiran 18 yang menunjukkan signifikan > 0,05. Hal
tersebut menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Uji statistik
ANOVA menunjukkan perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu dengan
rasa 0,470 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan atau pengaruh yang nyata dari perbandingan selai labu siam dan
ubi jalar Cilembu terhadap rasa. Tidak adanya perbedaan tersebut disebabkan
karena panelis terbiasa dengan rasa selai pada umumnya. Namun, dilihat secara
keseluruhan rasa selai labu siam dan ubi jalar Cilembu memang cukup disukai dan
diterima oleh panelis.
3. Tekstur
Tekstur merupakan parameter penting yang menentukan hasil akhir dari
kualitas selai. Hasil penilaian panelis terhadap tekstur selai labu siam dan ubi jalar
Cilembu dapat dilihat pada lampiran 13. Berdasarkan penilaian panelis, diperoleh
rerata tekstur selai pada tiap perlakuan yang dapat dilihat pada gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 4.4 Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Tekstur pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Pada gambar 4.4 terlihat bahwa tekstur selai perlakuan P3 paling disukai
panelis dengan rerata 3,93, sedangkan tekstur selai perlakuan P5 memiliki tingkat
kesukaan panelis terendah dengan rerata sebesar 2,75. Kesukaan panelis terhadap
tekstur pada perlakuan P2 tidak jauh berbeda dengan perlakuan P3, diikuti oleh
perlakuan P1, kemudian perlakuan P4. Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa panelis
paling menyukai tekstur selai dengan jumlah komposisi labu siam dengan ubi jalar
Cilembu yang sama, dibandingkan selai dengan jumlah komposisi labu siam
dengan ubi jalar Cilembu yang berbeda, baik jumlah labu siam yang lebih banyak
atau jumlah ubi yang lebih banyak. Namun jika dibandingkan selai dengan jumlah
komposisi labu siam yang banyak dengan jumlah komposisi ubi jalar Cilembu yang
banyak, panelis justru lebih menyukai selai dengan komposisi labu yang lebih
banyak karena tekstur yang dihasilkan lebih kental.
3.753.90 3.93
3.27
2.75
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Ke
suka
an T
eks
tur
Sela
i
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tekstur selai masing-masing perlakuan dapat dilihat kembali sebelumnya
pada gambar 4.2. Tekstur yang dihasilkan selai perlakuan P3 adalah kental. Hal ini
disebabkan karena penambahan labu siam dan ubi jalar Cilembu jumlahnya sama
dan seimbang, sehingga tidak menyebabkan tekstur terlalu encer atau terlalu padat.
Selai perlakuan P2 memiliki tekstur hampir sama dengan P3 namun sedikit encer.
Selai perlakuan P1 memiliki tekstur yang lebih encer dibandingkan P2. Tekstur pada
selai dipengaruhi juga oleh kadar air pada bahan baku yang digunakan. Buah labu
siam memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan ubi jalar Cilembu
sehingga semakin banyak penambahan labu siam, maka tekstur semakin menjadi
lebih encer, begitu sebaliknya. Menurut Winarno (2008), kadar air dapat
mempengaruhi tekstur dan penampakan suatu bahan pangan. Selai perlakuan P4
memiliki tekstur sedikit padat, karena menggunakan penambahan ubi jalar Cilembu
yang lebih banyak sehingga tekstur kental pada selai menjadi berkurang. Selai
perlakuan P5 memiliki tekstur yang padat dan sedikit kasar. Hal ini disebabkan
karena penambahan ubi jalar Cilembu yang paling dominan dan kadar airnya lebih
rendah daripada labu siam sehingga cenderung memiliki tekstur yang lebih padat.
Perbedaan tekstur selai pada setiap perlakuan juga dipengaruhi oleh kandungan
pektin yang terdapat pada kedua bahan baku. Menurut Daryono (2012), pektin pada
labu siam sebesar 6,7%, sedangkan menurut Fatonah (2002), pektin pada ubi jalar
Cilembu sebesar 1,38%. Dengan adanya pektin, maka tekstur selai menjadi lebih
kental. Apabila tekstur terlalu keras maka selai cenderung sulit dioles sehingga
menurunkan penerimaan konsumen terhadap produk selai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Ubi jalar Cilembu memiliki pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin
yang juga berperan dalam penentu tekstur. Amilosa dapat membentuk selai menjadi
lebih padat karena memiliki komposisi granula yang lebih padat dan kompak (Rauf,
2015), sehingga pada selai perlakuan P4 dan P5 memiliki struktur yang lebih padat.
Selain itu, serat-serat halus dari ubi juga ikut tercampur selama pemasakan selai
sehingga membuat tekstur padat dan sedikit kasar.
Hasil rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur diuji dengan
menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari setiap
perlakuan. Berdasarkan hasil uji, perbandingan selai labu siam dan ubi jalar
Cilembu terhadap tekstur didapatkan nilai signifikan < 0,05 (lampiran 18) yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari perbandingan selai labu siam dan ubi
jalar Cilembu terhadap tekstur. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan
digunakan uji Mann-Whitney yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rerata Tingkat Kesukaan Terhadap Tekstur
Perlakuan Rerata Kesukaan Tekstur
P1 3,75a
P2 3,90ab
P3 3,93bc
P4 3,27d
P5 2,75e
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada beda
nyata pada α 0,05
Berdasarkan tabel 4.2, perlakuan P1 dengan P2 tidak beda nyata, sedangkan
P1 dengan P3, P4, dan P5 memiliki beda nyata. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa penambahan labu siam tidak begitu membuat tekstur selai menjadi berbeda
atau dapat dikatakan tekstur tetap kental, sedangkan penambahan ubi jalar Cilembu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
membuat tekstur selai menjadi berbeda dan terlihat menjadi lebih padat daripada
perlakuan lainnya.
B. Daya Oles
Pengukuran daya oles dilihat dari jarak terjauh olesan yang diukur
menggunakan mistar. Hasil dari daya oles selai labu siam dan ubi jalar Cilembu
dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Rerata Daya Oles pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Pada gambar 4.5 terlihat bahwa rerata daya oles selai labu siam dan ubi jalar
Cilembu paling tinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 9,83 cm, kemudian diikuti
perlakuan P2, P3, P4, dan P5 yang merupakan rerata daya oles selai paling rendah
sebesar 8,07 cm. Daya oles adalah mudah tidaknya selai untuk dioleskan secara
9.83 9.43 9.208.50
8.07
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Day
a O
les
Sela
i (cm
)
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
merata pada permukaan roti tawar. Olesan selai setiap perlakuan dapat dilihat pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6 Olesan Selai pada Permukaan Roti Tawar
Keterangan : a) Perlakuan P1; b) Perlakuan P2; c) Perlakuan
P3; d) Perlakuan P4; e) Perlakuan P5
Berdasarkan gambar 4.6, tiap perlakuan memiliki olesan selai yang berbeda-
beda. Perbedaan ini disebabkan karena komposisi jumlah labu siam dan ubi jalar
Cilembu yang berbeda. Pada perlakuan P4 dan P5 memiliki jumlah ubi jalar Cilembu
yang lebih banyak dibandingkan dengan P1 sehingga tekstur selai menjadi lebih
padat, menyebabkan selai sulit dioleskan serta menghasilkan olesan yang pendek
dan tidak merata pada permukaan roti. Kemudian, perlakuan P3 memiliki komposisi
jumlah ubi jalar Cilembu dengan labu siam yang sama sehingga menyebabkan
olesan pada perlakuan P3 lebih pendek dari perlakuan P1, namun lebih panjang
daripada perlakuan P4 dan P5. Perlakuan P1 memiliki jumlah labu siam paling
banyak sehingga tekstur selai menjadi lebih kental yang menyebabkan selai mudah
dioleskan serta menghasilkan olesan yang lebih panjang dan merata pada
permukaan roti. Pada perlakuan P2 memiliki jumlah labu siam yang lebih banyak
dibandingkan ubi jalar Cilembu, sehingga memiliki olesan yang lebih panjang
seperti halnya pada perlakuan P1 dibandingkan perlakuan lainnya.
a b c d e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Semakin banyak jumlah labu siam, maka selai mudah dioleskan, sedangkan
semakin banyak jumlah ubi jalar Cilembu, maka selai sulit untuk dioleskan. Selai
dengan daya oles yang baik adalah selai yang dapat dioleskan dengan mudah dan
rata pada permukaan roti (Muryanti, 2011). Oleh karena itu, kemampuan olesan
selai yang rendah akan menurunkan penerimaan konsumen. Dari gambar 4.4
mengenai tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur selai dapat dilihat bahwa
panelis lebih menyukai tekstur yang kental dan lembut seperti pada perlakuan P3
karena cenderung mudah dioleskan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tekstur dan
daya oles sangat penting karena ketika seseorang mengonsumsi selai dengan roti
tawar akan terjadi proses pengolesan pada permukaan roti tawar.
Perbedaan daya oles masing-masing perlakuan juga disebabkan dari
kandungan air yang terdapat pada kedua bahan baku. Labu siam mengandung air
lebih banyak dibandingkan ubi jalar Cilembu sehingga olesan yang dihasilkan
perlakuan P1 lebih panjang karena tekturnya lebih kental dan sedikit encer
dibandingkan perlakuan P5. Selain itu, pektin juga mempengaruhi kemampuan daya
oles selai. Menurut Fahrizal dan Rahmad (2014), pektin akan menggumpal dan
membentuk serabut halus yang dapat menahan cairan sehingga tekstur menjadi
kental sehingga memudahkan selai untuk dioles. Perlakuan P4 dan P5 memiliki
olesan selai yang lebih pendek karena pada perlakuan tersebut terdapat lebih banyak
jumlah ubi jalar Cilembu dibandingkan perlakuan lainnya. Kandungan amilosa
pada ubi jalar Cilembu berperan dalam tekstur. Semakin tinggi kandungan amilosa,
maka teksturnya menjadi semakin keras (Shaliha, dkk., 2017). Kemudian, serat-
serat dari ubi menyebabkan agak sulit membuat olesan karena tekstur lebih padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Uji daya oles ini dilakukan oleh peneliti sehingga hasil olesan pada roti
tawar kemungkinan dapat subjektif. Hal ini dikarenakan kekuatan olesan tiap orang
berbeda-beda, belum tentu kekuatan olesan yang dilakukan oleh peneliti sama
dengan orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya pengujian daya oles ini dilakukan
oleh orang lain atau beberapa panelis sehingga hasilnya menjadi lebih objektif.
Beberapa panelis ini akan menjadi ulangan dari setiap perlakuan selai.
Uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada lampiran 18 yang
menunjukkan signifikan > 0,05. Hal tersebut menunjukkan data berdistribusi
normal dan homogen. Uji statistik ANOVA menunjukkan perbandingan selai labu
siam dan ubi jalar Cilembu dengan daya oles 0,000 yang lebih kecil dari taraf
signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan atau pengaruh yang
nyata dari perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap daya oles.
Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Duncan yang
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Rerata Daya Oles Selai Perlakuan Rerata Daya Oles
P1 9,83c
P2 9,43bc
P3 9,20b
P4 8,50a
P5 8,07a
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada beda
nyata pada α 0,05
Berdasarkan tabel 4.3, daya oles perlakuan P1 berbeda nyata dengan
perlakuan P3, P4, dan P5, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2. Olesan
pada perlakuan P1 dan P2 tidak beda nyata karena masing-masing perlakuan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dioleskan secara merata dan memiliki panjang olesan yang tidak jauh berbeda.
Namun, perlakuan P1 terlihat sangat berbeda dengan perlakuan P3, P4, dan P5 yang
dapat dilihat dari gambar 4.6 karena memiliki panjang olesan yang berbeda dan
beberapa ada yang tidak merata sehingga terlihat beda nyata.
C. Kadar Air
Pengujian kadar air pada selai menggunakan metode pengeringan oven
(gravimetri). Hasil kadar air selai labu siam dan ubi jalar Cilembu dapat dilihat pada
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Rerata Kadar Air pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Berdasarkan gambar 4.7, menunjukkan bahwa perbandingan selai labu siam
dan ubi jalar Cilembu perlakuan P1 memiliki rerata kadar air paling tinggi sebesar
38,22% dengan perbandingan labu siam lebih besar dibandingkan ubi jalar
38.22
36.60
36.02
34.98 34.90
33.00
34.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Kad
ar A
ir S
ela
i (%
)
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Cilembu. Kemudian diikuti oleh perlakuan P2, perlakuan P3, perlakuan P4 tidak jauh
berbeda dengan perlakuan P5. Perlakuan P5 memiliki rerata kadar air paling rendah
sebesar 34,90% dengan perbandingan labu siam lebih kecil dibandingkan ubi jalar
Cilembu.
Pada gambar 4.7, dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan labu
siam dan semakin sedikit penambahan ubi jalar Cilembu, maka kadar air yang
dihasilkan semakin tinggi. Semakin sedikit penambahan labu siam dan semakin
banyak penambahan ubi jalar Cilembu, maka kadar air yang dihasilkan semakin
rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan air pada bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan selai. Kandungan air pada labu siam lebih besar daripada ubi jalar
Cilembu. Menurut USDA (2018), kandungan air pada labu siam sebesar 94,24 g,
sedangkan menurut Mayastuti (2002), kandungan air pada ubi jalar Cilembu
sebesar 68,50 g. Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniawan, dkk. (2018),
menunjukkan kadar air tertinggi diperoleh dari perlakuan dengan perbandingan
labu siam dan kelopak bunga rosella yaitu 90 : 10 menghasilkan kadar air sebesar
30,22%. Dari hasil daya oles selai labu siam dan ubi jalar Cilembu pada gambar 4.5
menunjukkan bahwa kadar air berpengaruh terhadap daya oles. Perlakuan P1
menggunakan penambahan labu siam yang lebih banyak dengan kadar air yang
banyak sehingga menghasilkan daya oles yang panjang dan rata. Berbeda dengan
perlakuan P5 menggunakan penambahan ubi jalar Cilembu lebih banyak dengan
kadar air yang lebih rendah sehingga daya olesnya pendek dan kurang merata.
Berdasarkan gambar 4.7, selai pada perlakuan P5 memiliki kemungkinan
lebih awet dan tahan lama dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
karena kadar air bertujuan untuk menentukan keawetan atau daya tahannya (Sobari,
2018). Perlakuan P5 memiliki kadar air paling rendah, sedangkan perlakuan P1
kadar airnya tinggi. Semakin tinggi kadar air selai, maka menyebabkan selai mudah
mengalami kerusakan dan menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan
bakteri dan jamur yang dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga merusak
kualitas selai
Kriteria mutu selai menurut SII. No. 173 Tahun 1978 ditetapkan bahwa
kadar air pada selai maksimal 35%. Bila dibandingkan dengan kadar air selai hasil
penelitian, perlakuan P4 dan P5 telah memenuhi kriteria atau standar mutu, yakni
berturut-turut sebesar 34,90% dan 34,98% sehingga berpotensi untuk menjadi selai.
Dari formulasi perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu disarankan
untuk mengurangi komposisi labu siam sehingga kadar air tidak melebihi standar
yang ditentukan sehingga daya simpan atau keawetannya semakin lama.
Uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada lampiran 18 yang
menunjukkan signifikan > 0,05. Hal tersebut menunjukkan data berdistribusi
normal dan homogen. Uji statistik ANOVA menunjukkan perbandingan selai labu
siam dan ubi jalar Cilembu dengan kadar air 0,378 lebih besar dari taraf signifikan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau pengaruh yang
nyata dari perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap kadar air.
Meskipun tidak memiliki nilai yang berbeda nyata, namun dari rerata kadar air
antara perlakuan satu dengan lainnya terlihat berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
D. Kadar Pektin
Uji kadar pektin dilakukan di laboratorium CV. Chem-mix Pratama Bantul.
Hasil kadar pektin selai labu siam dan ubi jalar Cilembu dapat dilihat pada gambar
4.8.
Gambar 4.8 Rerata Kadar Pektin pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Berdasarkan gambar 4.8, menunjukkan bahwa perbandingan selai labu siam
dan ubi jalar Cilembu perlakuan P5 memiliki rerata kadar pektin paling tinggi
sebesar 1,00%. Perlakuan P4 tidak berbeda jauh dengan P5, kemudian diikuti oleh
perlakuan P1, P2, dan P3 yang memiliki kadar pektin paling rendah dengan rerata
sebesar 0,68%. Labu siam dan ubi jalar Cilembu mengandung pektin. Ketika kedua
bahan baku tersebut dicampur, maka pektin dari kedua bahan baku tersebut
membentuk gel sehingga tekstur menjadi kental.
0.87
0.730.68
0.98 1.00
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Kad
ar P
ekt
in S
ela
i (%
)
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Perbedaan kadar pektin pada selai tiap perlakuan salah satunya dipengaruhi
oleh kandungan pektin pada bahan baku. Perlakuan P1 menggunakan penambahan
labu siam paling banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Kadar pektin pada labu
siam sebesar 6,7% (Daryono, 2012). Semakin sedikit penambahan labu siam, maka
kadar pektin semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari kadar pektin yang semakin
menurun dari perlakuan P1 sampai P3. Namun, pada perlakuan P4 dan P5 terjadi
kenaikan kadar pektin. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketika pengukuran
pektin pada proses pengendapan menggunakan aseton, ada senyawa lain yang ikut
terendapkan seperti selulosa. Selulosa termasuk serat tak larut, sehingga
kemungkinan endapan yang terbentuk tidak hanya pektin namun terdapat selulosa.
Serat tak larut banyak ditemukan pada ubi jalar Cilembu. Menurut Tressler dan
Joyslin (1954) dalam Khendriani (2018), kadar serat berpengaruh terhadap jumlah
pektin yang dapat diekstrak. Kadar serat yang tinggi pada bahan menunjukkan
banyaknya senyawa selulosa pada bahan baku. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Sofiana, dkk., (2012), pektin terdapat di dalam dinding sel primer,
terutama di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa yang berfungsi sebagai
perekat antara dinding sel yang satu dengan lainnya.
Selain itu, pada ubi jalar Cilembu memiliki kandungan air yang lebih sedikit
dibandingkan dengan labu siam. Hal ini memungkinkan pada saat proses
pengendapan, pektin yang larut sedikit karena kandungan air ubi jalar Cilembu
yang sedikit sehingga endapan pektin yang terbentuk lebih banyak, sedangkan pada
labu siam masih banyak pektin yang larut sehingga endapan pektin yang terbentuk
sedikit karena labu siam memiliki kandungan air yang lebih banyak. Hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan pernyataan Aji, dkk., (2017) bahwa pektin dapat larut dalam beberapa
macam pelarut, misalnya air, senyawa organik, senyawa alkalis, dan asam. Oleh
karena itu, selai pada perlakuan P4 dan P5 mengalami kenaikan karena pektin yang
terukur lebih banyak.
Kriteria mutu selai menurut SII. No. 173 Tahun 1978 ditetapkan bahwa
kadar pektin pada selai maksimal 0,7%. Bila dibandingkan dengan kadar pektin
selai hasil penelitian, perlakuan P3 telah memenuhi kriteria atau standar mutu, yakni
sebesar 0,63% sehingga berpotensi untuk menjadi selai. Dari formulasi
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu disarankan untuk mengurangi
komposisi bahan baku sehingga kadar pektin tidak melebihi standar yang
ditentukan.
Uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada lampiran 18 yang
menunjukkan signifikan > 0,05. Hal tersebut menunjukkan data berdistribusi
normal dan homogen. Uji statistik ANOVA menunjukkan perbandingan selai labu
siam dan ubi jalar Cilembu dengan kadar pektin 0,180 lebih besar dari taraf
signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau
pengaruh yang nyata dari perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu
terhadap kadar pektin. Setiap perlakuan memiliki kandungan pektin dari masing-
masing bahan baku. Oleh karena itu, antar perlakuan tidak terlihat adanya
perbedaan yang nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
E. Kadar Gula Total
Uji kadar gula total menggunakan metode Spektrofotometri, Nelson-
Somogyi. Hasil kadar gula total selai labu siam dan ubi jalar Cilembu dapat dilihat
pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Rerata Kadar Gula Total pada Selai Keterangan: P1 = perbandingan selai 70% : 30%; P2 =
perbandingan selai 60% : 40%; P3 = perbandingan selai
50% : 50%; P4 = perbandingan selai 40% : 60%; P5 =
perbandingan selai 30% : 70%
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa rerata kadar gula total selai labu siam dan
ubi jalar Cilembu paling tinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 50,84%,
kemudian diikuti oleh perlakuan P2, P4, P3, dan P5 yang merupakan kadar gula total
paling rendah sebesar 43,51%. Kadar gula total dipengaruhi oleh kadar gula yang
terkandung dari masing-masing bahan baku. Menurut Onggo (2006), kadar gula ubi
jalar Cilembu mentah sebesar 11-13%, sedangkan yang telah masak sebesar 19 -
23%. Namun dalam penelitian ini, selai pada perlakuan P4 dan P5 di mana
komposisi jumlah ubi jalar Cilembu lebih banyak dibandingkan dengan labu siam
50.84
49.17
46.60 46.79
43.51
38.00
40.00
42.00
44.00
46.00
48.00
50.00
52.00
P1 P2 P3 P4 P5
Re
rata
Kad
ar G
ula
To
tal S
ela
i (%
)
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
justru memiliki kadar gula total yang lebih rendah. Uji kadar gula total pada
penelitian ini menggunakan metode Nelson-Somogyi. Metode tersebut mengukur
kadar gula reduksi. Oleh sebab itu, gula-gula lain non pereduksi yang ada pada selai
tiap perlakuan tidak akan ikut terukur sehingga selai pada perlakuan P4 dan P5
memiliki kadar gula total yang lebih rendah. Gula reduksi yang terukur antara lain
monosakarida dan disakarida.
Selai perlakuan P1, P2, dan P3 memiliki kadar gula total yang lebih tinggi
karena lebih banyak terukur gula reduksi seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan
sebagainya. Labu siam termasuk buah dan kemungkinan memiliki kandungan
fruktosa yang lebih banyak dibandingkan ubi jalar Cilembu, sehingga semakin
banyak penambahan labu siam maka kadar gula semakin tinggi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pardede (2013), yang mengatakan bahwa karbohidrat dalam
bentuk fruktosa dan glukosa banyak dijumpai pada kelompok buah, sedangkan pati
dijumpai pada umbi. Pati akan terhidrolisis oleh enzim amilase menjadi gula
sederhana. Sukrosa merupakan salah satu gula sederhana hasil hidrolisis pati yang
berpengaruh memberikan rasa manis dan banyak ditemukan pada ubi. Enzim
amilase terdapat pada tanaman yang dapat menghidrolisis pati (Winarno, 2008).
Menurut Mahmudatussa’adah (2014), setelah masa simpan ubi jalar, enzim amilase
aktif menghidrolisis pati menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Selain itu, sukrosa pada kedua bahan baku tidak ikut terukur. Menurut
Winarno (2008), meskipun sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa yang termasuk
gula pereduksi, namun sukrosa termasuk gula non pereduksi karena tidak
mempunyai gugus hidroksil (OH) bebas karena keduanya sudah saling terikat. Selai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
perlakuan P4 dan P5 memiliki sukrosa yang lebih banyak, namun tidak dapat
terukur. Metode Nelson-Somogyi memiliki kelemahan karena dalam
pengukurannya hanya gula reduksi saja yang terukur, sehingga lebih baik
menggunakan metode lain yang dapat mengukur gula reduksi dan non pereduksi,
seperti metode Anthrone-Sulfat, di mana prinsipnya adalah gula pereduksi dan non
pereduksi akan bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk fulfural dan fulfural
tersebut bereaksi membentuk kompleks berwarna kuning kehijauan dengan reagen
anthrone (Al-kayyis dan Susanti, 2016).
Kriteria mutu selai menurut SII. No. 173 Tahun 1978 ditetapkan bahwa
kadar gula total pada selai minimal 55%. Bila dibandingkan dengan kadar gula total
selai hasil penelitian, tidak terdapat perlakuan yang sesuai dengan kriteria mutu.
Oleh karena itu, perlu adanya penambahan gula pasir atau bahan baku lebih banyak
sehingga kadar gula sesuai dengan kriteria mutu selai. Jika dilihat kadar gula total
selai memang belum sesuai dengan SII, namun jika dilihat dari segi rasa pada
gambar 4.3, rasa manis yang dihasilkan selai dapat disukai dan diterima oleh
panelis.
Uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada lampiran 18 yang
menunjukkan signifikan > 0,05. Hal tersebut menunjukkan data berdistribusi
normal dan homogen. Uji statistik ANOVA menunjukkan perbandingan selai labu
siam dan ubi jalar Cilembu dengan daya oles 0,007 yang lebih kecil dari taraf
signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan atau pengaruh yang
nyata dari perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap kadar gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
total. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Duncan
yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Rerata Kadar Gula Total Selai
Perlakuan Rerata Kadar Gula Total
P1 50,84c
P2 49,17bc
P3 46,60ab
P4 46,79ab
P5 43,51a
Keterangan : angka yang diikuti notasi yang sama menunjukkan tidak ada beda
nyata pada α 0,05
Berdasarkan tabel 4.4, kadar gula total perlakuan P1 berbeda nyata dengan
perlakuan P3, P4, dan P5, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2. Perlakuan
P1 dan P2 memiliki kadar gula total yang tidak berbeda jauh dan kedua perlakuan
tersebut masih menggunakan penambahan labu siam yang lebih banyak. Namun,
perlakuan P1 terlihat sangat berbeda dengan perlakuan P3, P4, dan P5 yang dapat
dilihat dari gambar 4.9 karena memiliki kadar gula total yang berbeda dan pada
perlakuan P4 dan P5 menggunakan penambahan ubi jalar Cilembu yang lebih
banyak sehingga kadar gulanya terlihat beda nyata.
F. Kendala, Keterbatasan, dan Hambatan Penelitian
1. Oven yang digunakan untuk memanggang ubi hanya satu dan kecil sehingga
ubi tidak dapat dipanggang semua sekaligus dan harus bergantian,
menyebabkan waktu pembuatan selai menjadi lebih lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Kadar gula total selai tiap perlakuan tidak ada yang sesuai dengan SII. No. 173
Tahun 1978 sehingga belum sesuai dengan kriteria mutu selai buah.
3. Metode pengujian kadar gula total pada selai menggunakan metode Nelson-
Somogyi sehingga hanya gula reduksi saja yang terukur.
4. Tidak dilakukan uji daya simpan selai untuk mengetahui keawetan dan
ketahanan selai karena selai merupakan produk yang tidak habis dalam 1 kali
konsumsi dan harus disimpan.
5. Pengujian daya oles dilakukan oleh peneliti sehingga data hasil olesan selai
cenderung lebih subjektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian mengenai “Pemanfaatan Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.)
dan Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) sebagai Bahan
Utama dalam Pembuatan Selai” dapat menjadi pengetahuan baru di dunia
pendidikan. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Biologi SMA
Kelas XI materi Makanan dan Sistem Pencernaan Manusia. Adapun Kompetensi
Inti (KI) dan Kompotensi Dasar (KD) yang digunakan adalah sebagai berikut:
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif dan pro-aktif,
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi
yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai
jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta
teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.
Kegiatan pembelajaran dialokasikan dalam 4 pertemuan yang meliputi:
1. Silabus (Lampiran 1)
2. RPP (Lampiran 2)
3. Panduan Praktikum (Lampiran 3)
4. LKPD 1 (Lampiran 4)
5. Rubrik Penilaian Laporan Praktikum (Lampiran 5)
6. LKPD 2 (Lampiran 6)
7. Instrumen Penilaian Afektif (Lampiran 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
8. Instrumen Penilaian Psikomotorik (Lampiran 8)
9. Kisi-kisi Ulangan Harian (Lampiran 9)
10. Soal Ulangan Harian (Lampiran 10)
11. Rubrik Penilaian Ulangan Harian (Lampiran 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap warna,
tekstur, daya oles, dan kadar gula total, namun tidak berpengaruh terhadap rasa,
kadar air, dan kadar pektin dalam pembuatan selai.
2. Selai dengan perbandingan labu siam dan ubi jalar Cilembu 70% : 30% paling
disukai panelis berdasarkan uji hedonik dari segi warna, sedangkan
perbandingan 50 % : 50 % paling disukai panelis dari segi rasa dan tekstur.
3. Labu siam dan ubi jalar Cilembu berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
utama dalam pembuatan selai.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penambahan oven pemanggangan ubi sehingga waktu
pembuatan selai menjadi lebih singkat.
2. Perlu dilakukan penambahan gula pasir atau bahan baku dalam pembuatan selai
sehingga kadar gula total sesuai dengan kriteria mutu selai buah.
3. Perlu dilakukan metode lain untuk mengukur kadar gula total sehingga gula yang
terukur dapat berupa gula reduksi dan non pereduksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4. Perlu dilakukan uji daya simpan selai untuk mengetahui keawetan dan ketahanan
selai dengan menganalisis cemaran mikroba berdasarkan standar mutu selai.
5. Uji daya oles dilakukan oleh beberapa orang atau panelis sehingga data hasil
olesan selai menjadi lebih objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Agusman. 2013. Uji Organoleptik Produk Pangan. Modul Penanganan Mutu Fisis
(Organoleptik). Program Studi Teknologi Pangan. Universitas
Muhammadiyah Semarang. pp. 3-4
Agustina, Winda Widia dan Mustika N. Handayani. 2016. Pengaruh Penambahan
Wortel (Daucus carota) Terhadap Karakteristik Sensori dan Fisikokimia
Selai Buah Naga Merah (Hyloreceus polyrhizus). Journal of Information
Technology (Fortech). Volume 1 Nomor 1. pp. 18-22
Aji, Amri, Syamsul Bahri, dan Tantalia. 2017. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan
Konsentrasi HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali. (Citrus
maxima). Jurnal Teknologi Kimia UNIMAL. Volume 6 Nomor 1. pp. 37
Amalia, Gita Sonia. 2010. Mencari Kunci Produktivitas Ubi Jalar Cilembu dengan
Membandingkan Aspek Teknik Budidaya, Aspek Sifat Tanah dan Faktor
Lingkungan. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang
Mekar Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Badan Pusat Statistik. 2017. Badan Pusat Statistik Produksi Tanaman Sayuran.
Diakses dari https://www.bps.go.id/site/resultTab. Pada tanggal 4 Januari
2018.
Daryono, Elvianto Dwi. 2012. Ekstraksi Pektin dari Labu Siam. Jurnal Teknik
Kimia. Volume 7 Nomor 1. pp. 22-23
Dewi, Eko N., Titi Surti, dan Ulfatun. 2010. Kualitas Selai yang Diolah dari
Rumput Laut, Gracilaria verrucosa, Eucheuma cottonii, serta Campuran
Keduanya. Jurnal Perikanan. Volume 12 Nomor 1. pp. 22-23
Estiasih, Teti, Harijono, Elok Waziiroh, Kiki Fibrianto. 2016. Kimia dan Fisik
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. pp. 169-173, 184-19
Fahrizal dan Rahmad Fadhil. 2014. Kajian Fisiko Kimia dan Daya Terima
Organoleptik Selai Nenas yang Menggunakan Pektin Dari Limbah Kulit
Kakao. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Volume 6
Nomor 3. pp. 65-66
Fatonah. 2002. Optimasi Produksi Selai dengan Bahan Baku Ubi Jalar Cilembu.
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor. pp. 12-18
Gardjito, Murdijati, Widuri Handayani, dan Ryan Salfarino. 2015. Penanganan
Segar Holtikultura untuk Penyimpanan dan Pemasaran. Jakarta:
Prenadamedia Group. pp. 88-89
Gultom, Adi Hizkia, Netti Herawati, dan Evy Rossi. 2018. Penambahan Kelopak
Bunga Rosella dalam Penambahan Selai Jambu Biji Merah. Jurnal Online
Mahasiswa Universitas Riau. Volume 5 Nomor 2. pp. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Harto, Yogi, Yessy Rosalina, dan Laili Susanti. 2016. Karakteristik Fisik, Kimia,
dan Organoleptik Selai Sawo (Achras zapota L.) dengan Penambahan
Pektin dan Sukrosa. Jurnal Argoindustri. Volume 6 Nomor 2. pp. 89, 94-
95
Haryati, Yati, Bebet Nurbaeti, dan Nana Sutrisna. 2015. Petunjuk Teknis Budidaya
Ubi Cilembu Organik. Bandung: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Barat. pp. 1-10, 18
Herianto, Ade, Faizah Hamzah, dan Yusmarini. 2015. Studi Pemanfaatan Buah
Pisang Mas (Musa acuminata) dan Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) dalam Pembuatan Selai. Jom FAPERTA. Volume 2 Nomor 2.
pp. 1-12
Integrated Taxonomic Information System (ITIS). 2011a. Taxonomy Hierarchy
Sechium edule (Jacq.) Sw. Diakses dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se
arch_value=22441#null. Pada tanggal 13 Mei 2019
__________ . 2011b. Taxonomy Hierarchy Ipomoea batatas (L.) Lam. Diakses dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se
arch_value=30764#null. Pada tanggal 13 Mei 2019
Khendriani, Aviruyana Defrinda. 2018. Formulasi Sediaan Emulsi dengan
Penstabil dari Pektin Kulit Markisa (Passiflora edulis). Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. pp. 7
Kurniawan, Yogi, Vonny Setiaries Johan, dan Faizah Hamzah. 2018. Pemanfaatan
Labu Siam dan Kelopak Rosella dalam Pembuatan Selai. Jurnal Online
Mahasiswa Universitas Riau. Volume 5 Nomor 2. pp. 1-5
Mahmudatussa’adah, Ai. 2014. Komposisi Kimia Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Cilembu pada Berbagai Waktu Simpan sebagai Bahan Baku Gula Cair.
Pangan. Volume 23 Nomor 1. pp. 62
Mayastuti, A. 2002. Pengaruh Penyimpanan dan Pemanggangan Terhadap
Kandungan Zat Gizi dan Daya Terima Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.)
Lam.) Cilembu. Skripsi. Bogor : Institur Pertanian Bogor. pp. 1-15
Muryanti. 2011. Proses Pembuatan Selai Herbal Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Kaya Antioksidan dan Vitamin C. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret
Nismara, Nuansa Nungky. 2017. Daya Terima dan Kandungan Gizi Selai dari Kulit
Semangka (Citrullus lanatus) dan Labu Kuning (Cucurbita moschata).
Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara. pp. 8-14, 27-32
Onggo, T. M. 2006. Perubahan Komposisi Pati dan Gula Dua Jenis Ubi Jalar
Cilembu Selama Penyimpanan. Jurnal Bionatura. Volume 8 Nomor 2. pp.
1-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pardede, Erika. 2013. Tinjauan Komposisi Kimia Buah dan Sayur: Peranan Sebagai
Nutrisi dan Kaitannya dengan Teknologi Pengawetan dan Pengolahan.
Journal VISI. Volume 21 Nomor 3. pp. 1
Rahardjo, Chirstopher Richie. 2016. Faktor yang Menjadi Preferensi Konsumen
dalam Membeli Produk Frozen Food. Jurnal Manajemen dan Start-Up
Bisnis. Volume 1 Nomor 1. pp. 37
Rahmannisa, Sekar Laras, Budi Waluyo, dan Agung Karuniawan. 2011.
Penampilan Parameter Genetik Varietas Lokal Ubi Jalar Asal Cilembu
Jawa Barat. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi. pp. 675-676
Rauf, Rusdin. 2015. Kimia Pangan. Yogyakarta: Penerbit Andi. pp. 1-44, 184
Rohman, Abdul dan Sumantri. 2013. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. pp. 54-60
Ropiani. 2006. Karakterisasi Fisik dan pH Selai Buah Pepaya Bangkok. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. pp 7
Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip,
Produksi, dan Gizi Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB. pp. 97-100
Sari, Mega Wulan dan Lilis Sulandari. 2014. Pengaruh Jumlah Asam Sitrat dan
Agar-agar terhadap Sifat Organoleptik Manisan Bergula Puree Labu Siam
(Sechium edule). E-journal boga. Volume 3 Nomor 1. pp. 101
Simanjuntak, Renita Debora. 2015. Uji Daya Terima Selai Kulit Jeruk Manis
(Citrus sinensis L.) dan Nilai Gizinya. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
pp. 16-17
Shaliha, Lutfi Amalia, Setya Budi Muhammad Abduh, Antonius Hintono. 2017.
Aktivitas Ntioksidan, Tekstur dan Kecerahan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas) yang Dikukus pada Berbagai Lama Waktu Pemanasan. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. Volume 6 Nomor 4. pp. 143
Sobari, Enceng. 2018. Teknologi Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
pp. 13-15, 66, dan 82-83
Sofiana, Heni, Khrista Triaswuri, Setia Budi Sasongko. 2012. Pengambilan Pektin
dari Kulit Pepaya dengan Cara Ekstraksi. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri. Volume 1 Nomor 1. Pp. 483
Soedarya, Arief Prahasta. 2009. Agribisnis Labu Siam. Bandung: Pustaka Grafika.
Standar Industri Indonesia. 1978. Selai Buah: SII 0173-78. Jakarta: Departemen
Perindustrian
Standar Nasional Indonesia. 2008. Selai Buah: SNI 3746:2008. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa
untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. pp. 99
Sulihono, Andreas, Benyamin Tarihoran, Tuti Emilia Agustina. 2012. Pengaruh
Waktu, Temperatur, dan Jenis Pelarut terhadap Ekstraksi Pektin dari Kulit
Jeruk Bali. Jurnal Teknik Kimia. Volume 18 Nomor 4. pp. 2
Sundari, Dian dan Komari. 2010. Formulasi Selai Pisang Raja Bulu dengan Tempe
dan Daya Simpannya. Puslitbang Gizi dan Makanan. Volume 33 Nomor1.
pp. 96-97
Tangapo, Agustina Monalisa, Dea Indriani Astuti, dan Pingkan Aditiawati. 2018.
Dynamics and Diversity of Cultivable Rhizospheric and Endophytic
Bacteria During The Growth Stages of Cilembu Sweet Potato
(Ipomoea batatas L. var. cilembu). Agriculture and Natural Resources.
Volume 52 Nomor 4. pp. 309
United States Departement of Agriculture (USDA). 2018. National Nutrient
Database for Standard Reference Legacy Release, Basic Report: 11149,
Chayote, fruit, raw. United States : Nutrient Data Laboratory
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edisi Terbaru. Bogor: M-Brio Press.
pp. 3, 224
Yuwono, S. S. dan Tri, S. 1998. Pengujian Fisik Pangan. Malang: Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Brawijaya
Zuraida, Nani. 2009. Status Ubi Jalar sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Sumber
Karbohidrat. Iptek Tanaman Pangan. Volume 4 Nomor 1. pp. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1 Silabus SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI/ 2
Kompetensi Inti (KI) :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Materi pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber
Belajar
3.7 Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyusun organ
pada sistem
pencernaan
dalam kaitannya
dengan nutrisi,
3.7.1 Menjelaskan zat-zat
makanan yang terkandung
dalam bahan makanan dan
mengaitkan fungsinya
bagi tubuh
3.7.2 Menyebutkan contoh
bahan makanan sebagai
1. Pengertian Ilmu
Gizi
2. Zat Makanan
(gizi/nutrisi)
3. Air
4. Zat Aditif
Makanan
Mengamati
Mengamati contoh
berbagai macam
makanan
Mengamati video
tentang teknik
pengolahan pangan
Ranah Kognitif
1. Lembar Kerja
Peserta Didik
2. Tes tertulis
Ranah Afektif
1. Lembar
observasi
kegiatan siswa
8 JP Cambell,
N.A. 2010.
Biologi.
Jakarta:
Erlangga
Irnaningtyas.
2018.
Biologi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
bioproses dan
gangguan fungsi
yang dapat
terjadi pada
sistem
pencernaan
manusia
4.7 Menyajikan
laporan hasil uji
zat makanan yang
terkandung dalam
berbagai jenis
bahan makanan
dikaitkan dengan
kebutuhan energi
sumber zat makanan yang
diperlukan tubuh
3.7.3 Menjelaskan jenis zat
aditif makanan
3.7.4 Menjelaskan teknologi
pengolahan dan keamanan
pangan dari berbagai
sumber
3.7.5 Menjelaskan pola makan,
menu seimbang, BMI, dan
BMR
3.7.6 Mengaitkan organ
penyusun sistem
percernaan pada manusia
dengan fungsinya
3.7.7 Menganalisis proses
pencernaan makanan di
dalam tubuh
3.7.8 Menjelaskan
kelaian/gangguan pada
sistem percernaan
makanan
4.7.1 Menyusun laporan hasil
uji makanan terhadap
salah satu hasil teknologi
pengolahan pangan
4.7.2 Mempresentasikan
informasi tentang organ
pencernaan dan kelainan
5. Kebutuhan dan
Keseimbangan
Energi (Body
Mass Index,
Total Energi,
dan Basal
Metabolic Rate)
6. Menyusun
Menu dan
Makanan
Seimbang
7. Sistem
Pencernaan
Makanan pada
Manusia
8. Gangguan
Sistem
Pencernaan
Makanan
9. Teknologi
Sistem
Pencernaan
Mengamati video yang
ditampilkan oleh guru
tentang wanita yang
obesitas
Mengamati gambar
bagian saluran
pencernaan manusia
beserta kelenjarnya
Mengamati video proses
pencernaan makanan di
dalam tubuh
Menanya
Apa sajakah zat-zat
makanan yang
terkandung pada bahan
makanan dan contoh
makanannya?
Bagaimana makanan
tersebut dapat dicerna
sehingga dapat
menghasilkan energi?
Pernahkah kalian
mencoba menguji
kandungan glukosa pada
selai atau jenis makanan
lain?
selama proses
pembelajaran
2. Daftar cek
(penilaian
sesama teman)
Ranah
Psikomotorik
1. Lembar
observasi
kinerja
2. Lembar
penilaian
presentasi
SMA.
Jakarta:
Erlangga
Imaningtyas,
Sri Ayu.
2010.
Mandiri
BIOLOGI
untuk
SMA/MA
Kelas XI.
Jakarta:
Erlangga.
Internet
Media Cetak
Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
setiap individu
serta teknologi
pengolahan
pangan dan
keamanan pangan
pada sistem pencernaan
manusia dari berbagai
sumber
Apakah kebutuhan zat-
zat makanan pada semua
umur berjumlah sama?
Apa sajakah pola
makanan yang sehat?
Apa sajakah organ-organ
penyusun sistem
pencernaan?
Bagaimana mekanisme
masuknya makanan
hingga dikeluarkan
melalui anus?
Apa sajakah
gangguan/kelainan yang
terjadi pada sistem
pencernaan makanan?
Mengumpulkan Data/
Mencoba
Mencari informasi
terkait struktur dan
fungsi dari Karbohidrat,
Protein, Lemak,
Vitamin, dan Mineral
Menyajikan data hasil
uji terhadap kandungan
glukosa pada selai
Menghitung BMI dan
BMR tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Mengumpulkan
informasi tentang ciri-
ciri, fungsi, proses yang
terjadi, enzim yang
bekerja, dan gangguan
pada organ pencernaan
Menalar/ Mengasosiasi
Membaca, memahami,
dan menuliskan pokok
permasalahan dari
artikel tentang nutrisi
makanan
Menganalisis perubahan
warna yang terjadi pada
uji glukosa
Menganalisis dan
menyimpulkan data hasil
pengukuran dan
perhitungan BMR dan
BMI
Mengidentifikasi
mengenai pengertian,
fungsi, dan bagian-
bagian dari sistem
pencernaan makanan
pada manusia
Mengidentifikasi
struktur dan ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
organ penyusun sistem
pencernaan
Menganalisis proses
pencernaan makanan
yang terjadi pada tubuh
Mendiskusikan kelainan
pada sistem pencernaan
makanan
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
diskusi tentang struktur
dan fungsi dari
Karbohidrat, Protein,
Lemak, Vitamin, dan
Mineral
Menyusun laporan
praktikum uji kandungan
glukosa terhadap selai
Menyajikan informasi
tentang ciri-ciri, fungsi,
proses yang terjadi,
enzim yang bekerja, dan
gangguan pada organ
pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Yogyakarta
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI IPA/ 2
Materi Pokok : Makanan dan Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi Waktu : 8 JP (8 X 45 menit)
B. KOMPETENSI INTI :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif dan pro-aktif,
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator
KD 3.7 Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ
pada sistem pencernaan dalam
kaitannya dengan nutrisi, bioproses
dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan
manusia
3.7.1 Menjelaskan zat-zat makanan yang
terkandung dalam bahan makanan dan
mengaitkan fungsinya bagi tubuh
3.7.2 Menyebutkan contoh bahan makanan
sebagai sumber zat makanan yang
diperlukan tubuh
3.7.3 Menjelaskan jenis zat aditif makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3.7.4 Menjelaskan teknologi pengolahan
dan keamanan pangan dari berbagai
sumber
3.7.5 Menjelaskan pola makan, menu
seimbang, BMI, dan BMR
3.7.6 Mengaitkan organ penyusun sistem
percernaan pada manusia dengan
fungsinya
3.7.7 Menganalisis proses pencernaan
makanan di dalam tubuh
3.7.8 Menjelaskan kelainan/gangguan pada
sistem percernaan makanan
KD.4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat
makanan yang terkandung dalam
berbagai jenis bahan makanan
dikaitkan dengan kebutuhan energi
setiap individu serta teknologi
pengolahan pangan dan keamanan
pangan
4.7.1 Menyusun laporan hasil uji makanan
terhadap salah satu hasil teknologi
pengolahan pangan
4.7.2 Mempresentasikan informasi tentang
organ pencernaan dan gangguan pada
sistem pencernaan manusia dari
berbagai sumber
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik, model pembelajaran
PBL (Problem Base Learning), Kooperatif, dan Discovery Learning, metode diskusi,
presentasi, praktikum, dan Jigsaw, siswa dapat menjelaskan zat-zat makanan yang
terkandung dalam bahan makanan dan mengaitkan fungsinya bagi tubuh, menyebutkan
contoh bahan makanan sebagai sumber zat makanan yang diperlukan tubuh, menjelaskan
jenis zat aditif makanan, menjelaskan teknologi pengolahan dan keamanan pangan dari
berbagai sumber, menjelaskan pola makan, menu seimbang, BMI, dan BMR, mengaitkan
organ penyusun sistem percernaan pada manusia dengan fungsinya, menganalisis proses
pencernaan makanan di dalam tubuh, menyusun laporan hasil uji makanan terhadap salah
satu hasil teknologi pengolahan pangan, menghitung kebutuhan kalori tubuh, dan
mengumpulkan informasi tentang kelainan, menunjukkan sikap teliti, jujur, dan kerja sama
selama pembelajaran, serta mampu melakukan praktikum dan presentasi.
E. MATERI PEMBELAJARAN :
Faktual :
1. Contoh makanan (Pertemuan ke-1)
2. Gambar organ sistem perncernaan manusia (Pertemuan ke-4)
Konseptual :
1. Nutrisi makanan (Pertemuan ke-1)
2. Zat aditif makanan (Pertemuan ke-1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Teknologi pengolahan dan keamanan pangan (Pertemuan ke-1)
4. Menu makanan seimbang (Pertemuan ke-3)
5. Sistem pencernaan manusia (Pertemuan ke-4)
6. Gangguan sistem pencernaan (Pertemuan ke-4)
7. Teknologi sistem pencernaan makanan (Pertemuan ke-4)
Prosedural :
1. Melakukan percobaan membuat selai labu siam dan ubi jalar Cilembu (Pertemuan ke-2)
2. Melakukan percobaan uji kandungan glukosa (Pertemuan ke-2)
3. Menghitung BMR dan BMI (Pertemuan ke-3)
4. Tahapan dalam sistem pencernaan manusia (Pertemuan ke-4)
Metakognitif :
1. Menyajikan laporan hasil uji makanan terhadap pembuatan selai labu siam dan ubi jalar
Cilembu (Pertemuan ke-3)
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN:
Pendekatan : Kontekstual dan Saintifik
Model : Problem Based Learning (PBL), Kooperatif, dan Discovery Learning
Metode : Diskusi, presentasi, praktikum, Jigsaw
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media :
a. Gambar/ Foto
b. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
c. Video
d. Power Point
2. Alat
a. Alat tulis
b. LCD Proyektor
c. Laptop
d. Papan tulis
e. Laboratorium Biologi dan sarananya
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku Biologi
a. Cambell, N. A. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga
b. Imaningtyas, Sri Ayu. 2010. Mandiri BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
c. Irnaningtyas. 2018. Biologi untuk SMA. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Media Cetak/elektronik
a. https://regional.kompas.com/read/2018/05/11/14180971/derita-gizi-buruk-usia-18-
tahun-bobot-hasanudin-hanya-20-kilogram
3. Video
a. https://www.youtube.com/watch?v=YYAyqcivGO8
b. https://www.youtube.com/watch?v=IHaHEqcrC9s
c. https://www.youtube.com/watch?v=URrXh0LJ6JE
4. Lingkungan Sekolah dan Rumah
I. LANGKAH PEMBELAJARAN :
Pertemuan 1 (2 × 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (8 menit)
a. Salam Pembuka dan Doa
b. Apersepsi
- Guru mengucapkan salam, menanyakan
kehadiran, mengecek kesiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran, dan
berdoa untuk memulai pelajaran
- Ditanyakan konsep-konsep terkait yang
telah dipelajari sebelumnya:
Apakah fungsi dari pembuluh darah?
Apakah kalian masih ingat tentang
penyakit Arteriosklerosis? Apa yang
menyebabkan terjadinya penyakit
tersebut? Adakah hubungan dengan
makanan yang kita makan?
Kegiatan Inti (68 menit)
a. Orientasi
b. Motivasi
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi
- Mengingatkan tugas/ PR membaca buku/
sumber terkait materi yang akan dibahas
- Siswa diberi penjelasan mengenai
tujuan/ ruang lingkup materi yang akan
dibahas
- Siswa diberi motivasi dengan tampilan
makanan yang tersedia di atas meja.
-Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan terkait makanan yang diamati
(Critical thinking)
- Diajukan pertanyaan :
Diantara kalian, adakah yang hari ini
sarapan dengan makanan tersebut?
Mengapa kita harus sarapan?
Mengamati
Menanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Mengorganisasi
Kira-kira, bagaimana makanan tersebut
dapat dicerna sehingga dapat
menghasilkan energi?
Menyajikan Informasi
- Siswa diperbolehkan membuka
handphone atau laptop untuk membaca
aritkel tentang nutrisi makanan dari
https://regional.kompas.com/read/2018/0
5/11/14180971/derita-gizi-buruk-usia-
18-tahun-bobot-hasanudin-hanya-20-
kilogram
- Siswa diberi kesempatan membaca,
memahami, dan menuliskan pokok
permasalahan dari artikel tersebut
(Critical thinking)
- Siswa ditanya oleh guru mengenai
artikel tersebut.
- Diajukan pertanyaan :
Apakah penyebab anak tersebut
kekurangan gizi?
Menurut kalian, nutrisi apa yang harus
dipenuhi oleh anak tersebut agar
cukup untuk mencukupi kebutuhan
tubuh?
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
- Siswa diminta membentuk kelompok
yang terdiri dari 5 orang. Setiap anggota
kelompok mendapat 5 topik yang
berbeda, yakni: struktur dan fungsi dari
Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin,
dan Mineral
Membimbing kelompok belajar dan
bekerja
- Setiap anggota kelompok mencari
informasi terkait topik yang didapat
selama 10 menit dan bergabung dalam
kelompok ahli
Menalar
Mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
- Anggota ahli dari masing-masing
kelompok berkumpul, berdiskusi, serta
saling membantu untuk menguasai topik
(Collaboration, Creative)
- Kelompok ahli menyebar dan kembali
ke kelompok asal, kemudian
menjelaskan materi kepada teman
kelompoknya (Comunicative)
Evaluasi
- Tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusi. Guru
mengkonfirmasi penjelasan dari tiap
kelompok (Comunicative)
- Guru memberikan pertanyaan atau
tebakan kepada siswa berdasarkan topik
yang telah didiskusikan dan siswa
menyimpulkan hasil diskusi
Penghargaan
- Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penghargaan
atau penguatan pada hasil diskusi yang
sudah benar
- Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal hal yang dirasa belum
jelas (Comunicative)
- Penjelasan dari guru terkait materi Zat
Aditif, Teknologi Pengolahan dan
Keamanan Pangan
- Siswa mengamati video tentang Teknik
Pengolahan Pangan dari
https://www.youtube.com/watch?v=YY
AyqcivGO8
Menalar
Mengomunikas
ikan
Tahap Penutup (14 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
- Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari (Critical thinking,
Creative)
- Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Refleksi
d. Arahan/ Tindak lanjut
- Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi Makanan dan Zat-zat
makanan (Creative, Comunicative)
- Siswa secara berkelompok diminta untuk
membuat olahan selai dari labu siam dan
ubi jalar Cilembu di rumah dan dibawa
pada pertemuan selanjutnya serta
mempelajari tentang uji glukosa pada
makanan berkaitan dengan praktikum
yang dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan 2 (2 × 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (8 menit)
a. Salam Pembuka dan Doa
b. Apersepsi
c. Motivasi
- Siswa berada di laboratorium dan duduk
sesuai dengan kelompoknya masing-
masing
- Guru mengucapkan salam, menanyakan
kehadiran, mengecek kesiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran, dan
berdoa untuk memulai pelajaran
- Ditanyakan konsep- konsep terkait yang
telah dipelajari sebelumnya, misalnya :
nutrisi pada makanan
- Ditampilkan gambar roti dan selai
- Siswa mencermati gambar tersebut
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan terkait gambar yang diamati
- Diajukan pertanyaan :
Apakah kalian suka memakan roti
dengan selai?
Apakah yang kalian ketahui tentang
selai?
Apa yang menyebabkan rasa manis
pada selai?
Mengamati
Menanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Orientasi
Pernahkan kalian mencoba menguji
kandungan glukosa pada selai atau jenis
makanan lain?
- Mengingatkan tugas/ PR membaca buku/
sumber terkait materi yang akan dibahas
- Ditayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas
Kegiatan Inti (68 menit)
a. Mengorganisasi
Persiapan
- Siswa mempersiapkan alat dan bahan
praktikum
- Guru membagikan LKPD kepada setiap
kelompok praktikum
- Siswa membaca panduan praktikum dan
diberi kesempatan untuk bertanya jika
tidak paham
- Guru memberikan penjelasan untuk
mempertegas cara kerja praktikum yang
benar, yaitu cara menambahkan reagen
Benedict (Fehling A + B) dan mengamati
perubahan warna
Pelaksanaan
- Siswa memasukkan selai yang telah
dibuat sebanyak 2 ml ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan reagen Benedict
(Fehling A + B)
- Siswa memasukkan tabung reaksi berisi
makanan dan reagen ke dalam gelas
beker serta direbus hingga mendidih
- Siswa mengamati perubahan warna yang
terjadi
- Siswa menganalisis perubahan warna
yang terjadi
Tindak Lanjut
- Siswa menyimpulkan hasil uji
kandungan glukosa dengan mengisi
LKPD yang telah dibagikan
- Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penguatan
pada hasil pengamatan yang sudah benar
- Siswa membersihkan alat dan bahan
serta menyimpan peralatan pada
tempatnya
Mencoba
Menalar
Mengomunikas
ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tahap Penutup (14 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/ Tindak lanjut
- Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
- Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
- Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
melakukan praktikum
- Siswa diminta membuat laporan
praktikum uji kandungan glukosa pada
selai dan mempelajari materi Kebutuhan
dan Keseimbangan Energi, Menu
Makanan Seimbang, serta Sistem
Pencernaan Manusia yang dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (8 menit)
a. Salam Pembuka dan Doa
b. Apersepsi
c. Motivasi
- Guru mengucapkan salam, menanyakan
kehadiran, mengecek kesiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran, dan
berdoa untuk memulai pelajaran
- Ditanyakan konsep- konsep terkait yang
telah dipelajari sebelumnya:
Masih ingatkah kalian cara menguji
kandungan glukosa?
Apa fungsi glukosa bagi tubuh?
Apakah ada hubungannya dengan
kebutuhan energi pada tubuh?
- Siswa mencermati gambar berbagai
bahan makanan yang ditampilkan oleh
guru.
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan
- Diajukan pertanyaan :
Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
d. Orientasi
Apakah semua bahan makanan
mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh?
Apakah kebutuhan zat-zat makanan
pada semua umur berjumlah sama?
- Siswa mencermati gambar salah satu
menu makanan.
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan
- Diajukan pertanyaan :
Apakah menu makanan tersebut baik
dan sehat?
Kira-kira, apa sajakah kriteria makanan
yang sehat?
- Mengingatkan tugas/ PR membaca buku/
sumber terkait materi yang akan dibahas
- Ditayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas
Mengamati
Kegiatan Inti (68 menit)
a. Mengorganisasi
Kegiatan 1
Problem Statement/ Orientation
- Siswa diminta mencermati video yang
ditampilkan oleh guru tentang wanita
yang obesitas dari
https://www.youtube.com/watch?v=IHa
HEqcrC9s
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan (Critical thinking)
- Diajukan pertanyaan :
Bagaimana pendapatmu tentang video
tersebut?
Apa sajakah penyebab wanita tersebut
obesitas?
Menurut kalian pola makan yang sehat
dan seimbang itu seperti apa?
- Siswa diminta membentuk kelompok
yang terdiri dari 4 orang. Masing-masing
anggota kelompok mengukur berat badan
dan tinggi badan teman sekelompoknya
kemudian menghitung BMR dan BMI.
Mengamati
Menanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Data BMR dan BMI dijadikan satu
dengan kelompok lain menjadi data satu
kelas
Hipotesis generation
- Siswa berdiskusi tentang cara
menghitung BMR dan BMI
(Collaboration)
Hipotesis Testing
- Siswa mengukur tinggi dan berat badan
serta menghitung BMR dan BMI
(Creative, Collaboration)
Conclution
- Siswa menganalisis dan menyimpulkan
data hasil pengukuran dan perhitungan
(Critical thinking)
- Perwakilan kelompok diminta
menuliskan hasil perhitungan BMR dan
BMI, kelompok lain menanggapi
(Comunicative)
- Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penguatan
pada hasil perhitungan yang sudah benar
- Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang dirasa belum
jelas (Comunicative)
- Ditampilkan gambar anatomi
pencernaan manusia.
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan.
- Diajukan pertanyaan:
Dari gambar tersebut, menurut kalian
apa yang dimaksud dengan sistem
pencernaan?
- Siswa diminta mencermati video yang
ditampilkan oleh guru tentang masuknya
makanan hingga dikeluarkan lewat anus
dari
https://www.youtube.com/watch?v=URr
Xh0LJ6JE
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan (Critical thinking)
- Diajukan pertanyaan :
Menalar
Mencoba
Menalar
Mengomunikas
ikan
Menanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Organ apa sajakah yang terdapat pada
sistem pencernaan?
Bagaimana mekanisme masuknya
makanan hingga dikeluarkan melalui
anus?
Kira-kira, apa yang akan terjadi jika
salah satu organ pencernaan mengalami
gangguan pada fungsinya?
- Siswa diminta membentuk 6 kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang. Masing-
masing kelompok mendapatkan topik.
Topiknya adalah (1) Mulut dan
Kerongkongan, (2) Lambung, (3) Usus
Halus, (4) Hati, (5) Pankreas, (6) Usus
Besar, Rektum, dan Anus. Tiap
kelompok berdiskusi dan membuat PPT
tentang ciri-ciri, fungsi, proses yang
terjadi, enzim yang bekerja, dan
gangguan pada organ tersebut.
Tahap Penutup (14 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/ Tindak lanjut
- Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari (Critical thinking,
Creative)
Regulation
- Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
- Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi Kebutuhan dan
Keseimbangan Energi, Menu Makanan
Seimbang, dan Sistem Pencernaan
(Creative, Comunicative)
- Siswa diminta mempelajari materi
Sistem Pencernaan Makanan dan
Gangguan Sistem Pencernaan serta
meminta siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi dan PPT mengenai Sistem
Pencernaan Manusia pada pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pertemuan 4 (2 × 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (8 menit)
a. Salam Pembuka dan Doa
b. Menyanyi lagu Sistem
Pencernaan
c. Apersepsi
d. Motivasi
e. Orientasi
- Guru mengucapkan salam, menanyakan
kehadiran, mengecek kesiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran, dan
berdoa untuk memulai pelajaran
Guru menyanyikan sebuah lagu dan
diikuti oleh siswa
- Ditanyakan konsep- konsep terkait yang
telah dipelajari sebelumnya:
Apakah kalian pernah mengalami
diare?
Menurut kalian, apa penyebab terjadi
diare?
Kira-kira, kriteria makanan yang sehat
itu seperti apa?
- Guru menyampaikan pertanyaan kepada
siswa.
- Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan
- Diajukan pertanyaan :
Apakah kalian sebelum ke sekolah suka
sarapan? Apa sajakah menu sarapan
yang dimakan?
Kira-kira, bagaimana makanan tersebut
dapat dicerna sehingga dapat
menghasilkan energi?
- Mengingatkan tugas/ PR membaca buku/
sumber terkait materi yang akan dibahas
- Ditayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas
Mengamati
Menanya
Kegiatan Inti (68 menit)
Persiapan
- Siswa mempersiapkan PPT yang akan
dipresentasikan.
- Guru membuat undian terkait urutan
maju tiap kelompok untuk presentasi
Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pelaksanaan
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi
melalui PPT berdasarkan topik yang
didapat (Comunicative)
- Waktu presentasi maksimal 10 menit.
- Setelah presentasi, diberi waktu untuk
sesi tanya jawab. Siswa lain mendapat
kesempatan untuk bertanya kepada
kelompok yang presentasi selama 2
menit.
- Siswa diperbolehkan berdiskusi dengan
anggota kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan (Collaboration)
- Siswa mencari dan mengumpulkan
jawaban atas pertanyaan yang diberikan
dari berbagai sumber (Creative,
Collaboration)
- Siswa menganalisis jawaban yang
didapat dari berbagai sumber dan
mencoba menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh siswa lain (Critical
thinking)
Tindak Lanjut
- Siswa bersama anggota kelompok
menyimpulkan hasil presentasi
berdasarkan topik yang didapat
- Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penguatan
pada hasil presentasi yang sudah benar
Mengomunikas
ikan
Menanya
Menalar
Mencoba
Menalar
Mengomunikas
ikan
Tahap Penutup (14 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/ Tindak lanjut
- Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari (Critical thinking,
Creative)
- Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
- Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi Sistem Pencernaan
Makanan pada Manusia (Creative,
Comunicative)
- Siswa diminta mempelajari tentang
materi yang sudah dibahas untuk ulangan
harian minggu depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
J. PENILAIAN :
a. Penilaian Pengetahuan
No. IPK Teknik Instrumen
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.7.4
Non Tes
LKPD
Laporan Praktikum
3.7.5 Non Tes LKPD
3.7.6
3.7.7
3.7.8
Non Tes Lembar penilaian
presentasi
Tes Ulangan Harian
b. Penilaian Keterampilan
1. Teknik : Observasi Kinerja (praktikum, presentasi)
2. Instrumen : Lembar Observasi Kinerja
c. Penilaian Sikap
1. Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
2. Teknik : Penilaian sesama teman
Instrumen : Daftar Cek
Yogyakarta, 25 Maret 2019
Guru Mata Pelajaran
Puspa Nurmalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3 Panduan Praktikum
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM
MATERI : ZAT MAKANAN DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
Judul Kegiatan : Membuat Selai dari Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
Tujuan :
1. Melalui praktikum pembuatan selai dari labu siam dan ubi jalar Cilembu, siswa mampu
mengolah bahan mentah menjadi makanan dalam bentuk lain untuk dikonsumsi.
2. Selama praktikum, siswa mampu mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam
membuat selai dari labu siam dan ubi jalar Cilembu.
3. Setelah selesai praktikum, siswa mampu membuat selai dari labu siam dan ubi jalar
Cilembu secara mandiri.
Bahan :
1. Labu siam (140 g, 120 g, 100 g, 80 g, dan 60 g) 5. Perasan jeruk nipis (2,5 ml)
2. Ubi jalar Cilembu ( 140 g, 120 g, 100 g, 80 g, dan 60 g) 6.Garam (0,25 g)
3. Gula pasir (50 g) 7. Margarin (10 g)
4. Air (100 ml)
Alat :
1. Pisau 5. Sendok 8. Oven pemanggangan
2. Timbangan kue 6. Blender
3. Kompor 7. Panci kukus
Prosedur :
1. Cucilah alat-alat yang akan digunakan dalam membuat selai dan rebuslah botol kaca beserta
tutupnya dengan air hingga botol tercelup seluruhnya selama 30 menit dengan suhu sekitar
100oC untuk sterilisasi.
2. Kupaslah kulit labu siam dan bersihkan getahnya serta buanglah bijinya.
3. Cucilah labu siam dan ubi jalar Cilembu hingga bersih menggunakan air mengalir.
4. Kukuslah labu siam selama 20 menit.
5. Potonglah labu siam berukuran berukuran ± 2 cm × 3 cm.
6. Panggganglah ubi jalar Cilembu pada suhu 180oC selama 60 menit dalam oven hingga
matang dan empuk, lalu dikupas kulitnya.
7. Timbanglah labu siam dan ubi jalar Cilembu beserta bahan lainnya.
8. Hancurkan atau haluskan labu siam dan ubi jalar Cilembu menggunakan blender selama 3
menit hingga adonan menjadi lembut.
9. Panaskan panci di atas api sedang, masukkan margarin dan gula pasir ke dalam panci.
10. Masukkan campuran labu siam dan ubi Cilembu yang sudah dihaluskan ke dalam panci.
11. Kemudian, masukkan garam dan perasan jeruk nipis ke dalam campuran selai tersebut.
Aduklah selai sampai merata dan tekstur menjadi kental. Lakukan pemasakan pada kisaran
suhu 100oC selama 20 menit.
12. Matikan kompor dan masukkan selai ke dalam botol kaca atau wadah yang telah disterilisasi
sampai mendekati bibir botol, tunggu hingga selai dingin lalu tutup hingga rapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATERI : ZAT MAKANAN DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
Nama Kelompok : 1. ____________________ 2. ____________________
3. ____________________ 4. ____________________
Judul Kegiatan : Uji Kandungan Glukosa pada Selai Labu Siam dan Ubi Jalar
…………………………..Cilembu
Tujuan :
1. Melalui praktikum, siswa mampu menjelaskan kandungan glukosa yang terkandung dalam
selai dan mengaitkan fungsinya bagi tubuh.
2. Selama praktikum, siswa mampu mengetahui kandungan glukosa pada selai.
3. Setelah selesai praktikum, siswa mampu menyusun laporan hasil uji kandungan glukosa
terhadap selai.
Alat :
1. Tabung reaksi 5. Spiritus (Bunsen)
2. Pemanas kaki tiga 6. Penjepit tabung reaksi.
3. Gelas beker 7. Korek api
4. Rak tabung reaksi 8. Batang pengaduk
Bahan :
1. Kasa asbes 3. Reagen Benedict atau Fehling A dan B
2. Air 4. Selai labu siam dan ubi jalar Cilembu
Prosedur :
1. Masukkan selai ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Tambahkan 5 tetes reagen Benedict
(Fehling A dan B) dan kocok hingga merata
2. Siapkan pemanas kaki tiga dengan kasa asbes. Isi gelas beker dengan air panas hingga
setengahnya
3. Masukan semua tabung reaki yang berisi selai dan reagen Benedict ke dalam gelas beker.
Rebus hingga mendidih. Amati perubahan warna yang terjadi.
Selai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel Hasil Pengamatan
No. Nama Bahan
Makanan
Perbandingan
labu siam dan ubi
yang digunakan
Perubahan Warna
Setelah Diuji dengan
Reagen Benedict
Keterangan
Pertanyaan Diskusi:
1. Pada uji kandungan glukosa, adakah perbedaan antara selai yang satu dengan lainnya?
Jelaskan alasannya!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
2. Jelaskan manfaat glukosa bagi tubuh!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Rubrik Penilaian
No. Soal Keterangan Skor
1. Mengisi tabel pengamatan - Siswa menuliskan jawaban pada tabel yang
meliputi 4 komponen: nama bahan makanan,
perbandingan labu siam dan ubi, perubahan
warna, dan keterangan
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
5
2
0
2. Pada uji kandungan
glukosa, adakah perbedaan
antara selai yang satu
dengan lainnya? Jelaskan
alasannya!
- Siswa menuliskan jawaban yang meliputi 2
kata kunci: ada perbedaan, adanya perubahan
warna yang menandakan banyak sedikitnya
kandungan glukosa
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
10
5
0
3. Jelaskan manfaat glukosa
bagi tubuh!
- Siswa menuliskan jawaban yang meliputi kata
kunci : sumber energi
- Setiap menuliskan jawaban namun tidak
terdapat kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
10
5
0
Skor Total 25
Nilai total jawaban benar = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 - 100 A = Sangat Baik
66 - 79 B = Baik
56 - 65 C = Cukup
50 - 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
No. Soal Keterangan Skor
1. Acara Praktikum - Siswa menuliskan acara praktikum yang meliputi 4 kata
kunci: judul, hari/tanggal, tempat, dan waktu
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
5
1
0
2. Tujuan - Siswa merumuskan tujuan yang meliputi 3 tujuan
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
5
2
0
3. Landasan Teori - Siswa menuliskan landasan teori meliputi 4 aspek :
pengertian selai, bahan-bahan yang digunakan, cara
pembuatan, dan uji glukosa
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
15
4
0
4. Metode - Siswa menuliskan metode meliputi 3 aspek : alat, bahan,
dan cara kerja dengan tepat
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
5
2
0
5. Hasil
pengamatan
(hasil dari
LKPD)
- Siswa menuliskan hasil pengamatan meliputi 5 aspek :
nama makanan, perbandingan yang digunakan,
perubahan warna yang terjadi, keterangan, dan jawaban
dari pertanyaan diskusi dengan tepat
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
25
5
0
6. Pembahasan - Siswa menuliskan pembahasan dengan menjawab 4
pertanyaan dengan tepat dengan ketentuan :
• menjelaskan fungsi gluksosa bagi tubuh
• menjelaskan perubahan warna yang terjadi dan artinya
• menjelaskan fungsi masing-masing bahan pada selai
• menjelaskan perbedaan perlakuan pada selai
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
30
(5)
(10)
(5)
(10)
(0)
7. Kesimpulan - Siswa menuliskan kesimpulan berdasarkan 3 tujuan
praktikum dengan tepat
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
10
3
0
8. Daftar Pustaka - Siswa mampu menuliskan daftar pustaka sesuai dengan
EYD dan dari sumber yang terpercaya minimal 4 sumber
- Setiap menuliskan 1 sumber dengan benar dan dari
sumber terpercaya
- Menuliskan dengan EYD dan bukan dari sumber yang
terpercaya
5
1
0
Skor Total 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Nilai total jawaban benar = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
100× 100
= 100
100× 100
= 100
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 - 100 A = Sangat Baik
66 - 79 B = Baik
56 - 65 C = Cukup
50 - 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATERI : KEBUTUHAN DAN KESEIMBANGAN ENERGI
Nama Kelompok : 1. ____________________ 2. ____________________
3. ____________________ 4. ____________________
Judul Kegiatan : Menghitung BMR dan BMI
Tujuan :
1. Melalui praktikum, siswa mampu menghitung BMR dan BMI.
2. Selama praktikum, siswa mampu mengetahui BMR dan BMI berdasarkan kelompok umur,
jenis kelamin, berat badan.
3. Setelah selesai praktikum, siswa mampu mengkategorikan berat badan ke dalam kategori
terlalu kurus, kurus, ideal, gemuk, dan terlalu gemuk.
Alat :
1. Timbangan berat badan
2. Meteran tinggi badan
3. Alat tulis
Prosedur :
1. Timbanglah berat badan masing-masing anggota kelompok dan ukurlah tinggi badan.
2. Amati dan catatlah pada tabel. Catatlah juga jenis kelamin beserta umur.
3. Hitunglah BMR dan BMI berdasarkan data yang diperoleh.
4. Klasifikasikan perhitungan tersebut ke dalam kelompok sebagai berikut:
Tabel 1 Perhitungan BMR sesuai dengan kelompok umur, jenis kelamin, dan berat badan
Kelompok
Umur
BMR
Laki-laki Perempuan
0-3 60,9 BB kg - 54 61,0 BB kg - 51
3-10 22,7 BB kg + 495 22,5 BB kg + 499
10-18 17,5 BB kg + 651 12,2 BB kg + 746
18-30 15,3 BB kg + 679 14,7 BB kg + 496
30-60 11,6 BB kg + 879 8,7 BB kg + 829
≥ 60 13,5 BB kg + 487 10,5 BB kg + 596
Tabel 2 Batas ambang indeks massa tubuh (IMT) di Indonesia
IMT Kelompok Kategori
< 17 Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
17,0-18,5 Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan
18,5-25,0 Normal Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
>25,0-27,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan
>27,0 Gemuk Kelebihan berat adan tingkat berat
Tabel 3 Hasil Pengamatan
Nama Jenis
Kelamin Usia
Berat
Badan
Tinggi
Badan BMR
Kebutuhan
Kalori BMI Kategori Ket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Rubrik Penilaian
No. Soal Keterangan Skor
1. Menghitung
BMR dan BMI
- Siswa menuliskan jawaban pada tabel yang meliputi 10
komponen: nama, jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi
badan, BMR, kebutuhan kalori, BMI, kategori, dan
keterangan
- Setiap menuliskan 1 kata kunci dengan benar
- Siswa tidak menuliskan jawaban sama sekali
10
1
0
Skor Total 10
Nilai total jawaban benar = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 - 100 A = Sangat Baik
66 - 79 B = Baik
56 - 65 C = Cukup
50 - 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Afektif
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial
Indikator :
2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti dalam mengerjakan tugas dan mengisi jawaban
2.1.2. Menunjukkan perilaku jujur dalam melaporkan hasil jawaban
2.1.3. Menunjukkan perilaku kerjasama saat mengerjakan tugas kelompok
a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Jujur :
Nama Teliti Jujur
3 2 1 3 2 1
Rubrik Penilaian :
Sikap 3
(Baik )
2
(Cukup)
1
(Kurang)
Teliti
Semua hasil jawaban
benar/ tepat dan
lengkap
Ada hasil yang kurang
tepat / lengkap
Lebih dari separuh
jawaban kurang tepat/
lengkap
Jujur
Mencatat langsung
jawaban yang didapat
apa adanya dan
melaporkan jawaban
sesuai hasil pengamatan
atau diskusi
Tidak mencatat langsung
jawaban tetapi melihat
terlebih dahulu pada
kelompok lain,
melaporkan jawaban
sesuai hasil pengamatan
atau diskusi
Mencatat /
melaporkan jawaban
tidak sesuai dengan
hasil pengamatan atau
diskusi
b. Instrumen Penilaian Sesama Teman untuk Sikap Kerjasama
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai kerjasama masing- masing
teman dalam kelompokmu dengan panduan seperti rubrik di bawahnya :
Nama Teman
dalam Kelompok
Kerjasama
Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
1.
2.
3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Rubrik Penilaian
Sikap Sangat Baik (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Kerjasama :
1. Berbagi tugas
2. Memberi kesempatan pada
teman untuk berpendapat
3. Mau membantu teman yang
membutuhkan
4. Mau berdiskusi dengan
teman kelompok
Memenuhi ke 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
3 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
2 aspek
dari 3
aspek
yang
ditentukan
Memenuhi 1
aspek dari 3
aspek yang
ditentukan
Nilai total afektif = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
Nilai angka selanjutnya dikonversi ke nilai huruf.
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 – 100 A = Sangat Baik
66 – 79 B = Baik
56 – 65 C = Cukup
50 – 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 8 Instrumen Penilaian Psikomotorik
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Teknik : Observasi kinerja
Instrumen : Lembar Observasi Praktikum, Presentasi
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM
Nama Siswa :
No. Absen :
Kelas :
No. Poin Penilaian Sangat baik (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
1. Persiapan
a. Menggunakan
jas laboratorium
b. Mempersiapkan
alat dan bahan
2. Pelaksanaan
a. Membaca
prosedur kerja
b. Menggunakan
alat dan bahan
sesuai prosedur
c. Melakukan tahap
uji glukosa
secara berurutan
d. Mampu
menunjukkan
perubahan warna
yang terjadi
3. Kegiatan Akhir
a. Membersihkan
alat praktikum
b. Membersihkan
meja praktikum
c. Mengembalikan
alat ke tempat
semula
Total skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
Nama Siswa :
No. Absen :
Kelas :
Nilai total psikomotorik = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑠𝑖𝑘𝑜𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
Nilai angka selanjutnya dikonversi ke nilai huruf.
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 - 100 A = Sangat Baik
66 - 79 B = Baik
56 - 65 C = Cukup
50 - 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
No. Poin Penilaian Sangat baik (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
1. Materi Presentasi
a. Materi sistematik
dan jelas
b. Menguasai
materi
2. Cara Penyampaian
a. Volume suara
jelas
b. Menggunakan
bahasa baku
c. Artikulasi jelas
3. Media
a. Tampilan PPT
menarik
b. Tulisan jelas dan
mudah dibaca
c. Kesesuaian
gambar
4. Tanya Jawab
a. Dapat menjawab
pertanyaan
b. Mempertahankan
argumen
Total skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 9 Kisi-kisi Ulangan Harian
KISI KISI SOAL ULANGAN HARIAN BAB 6
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Puspa Nurmalasari
Program : Reguler Asal Sekolah : SMA Negeri 6 Yogyakarta
Kelas / Semester : XI IPA/ 2 Tahun Pelajaran : 2018/2019
No
KD
Kompetensi
Dasar
Kls/
Semester Materi
Indikator Soal
Bentuk
Soal
No
Soal
Ranah
Kognitif
3.7 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem
pencernaan dalam kaitannya
dengan nutrisi, bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
pencernaan manusia
XI IPA/ 2 Makanan
dan Sistem
Pencernaan
Makanan
Disajikan pernyataan tentang kelebihan
glukosa dalam tubuh, siswa menentukan
bentuk perubahan glukosa, organ, dan
hormon yang berperan
PG 1 C3
Disajikan tabel tentang hasil uji zat makanan,
siswa menganalisis reagen, warna, dan
kandungan zat makanan
PG 2 C4
Siswa menyebutkan zat aditif makanan yang
aman bagi kesehatan tubuh
PG 3 C1
Disajikan kasus seorang siswi yang diketahui
berat badannya, siswa menghitung BMR atau
AMB dari kasus tersebut
PG 4 C3
Disajikan contoh susunan menu 4 sehat 5
sempurna, siswa menentukan menu makanan
sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna
PG 5 C3
Siswa menentukan zat makanan yang
diperlukan paling besar dalam mengatur
porsi makanan seimbang
PG 6 C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Disajikan gambar anaotmi lambung, siswa
menentukan bagian yang tepat pada lambung
PG 7 C3
Disajikan pernyataan tentang makanan yang
keluar dari lambung menuju ke usus halus
yang sudah mengalami pencernaan, siswa
menganalisis zat makanan yang sudah
mengalami pencernaan secara kimiawi
PG 8 C4
Disajikan kasus tentang gangguan pada
pencernaan, siswa menganalisis penyebab
gangguan tersebut
PG 9 C4
Siswa menyebutkan alat yang digunakan
untuk mendiagnosis gangguan pada saluran
pencernaan yang berkelok-kelok
PG 10 C1
Siswa memilih antara protein nabati dan
protein hewani yang baik bagi tubuh
Uraian 1 C4
Disajikan kasus, siswa menganalisis bahaya
penggunaan wadah makanan yang terbuat
Styrofoam dan dampak yang ditimbulkan
Uraian 2 C4
Disajikan kasus seorang siswa SMA dengan
tinggi badan 172 cm dan berat badan 70 kg.,
siswa menghitung IMT darn menentukan
kategorinya
Uraian 3 C3
Siswa menjelaskan 3 gangguan yang terjadi
pada sistem pencernaan manusia!
Uraian 4 C2
Disajikan gambar, siswa menjelaskan
bagian-bagian organ dan saluran pada
pencernaan manusia
Uraian 5 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 10 Soal Ulangan Harian
ULANGAN HARIAN BAB 6
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang tepat!
1. Kelebihan glukosa di dalam tubuh akan
diubah menjadi … di organ … dengan
bantuan hormon …
a. Glikogen, darah, insulin
b. Disakarida, darah, glukagon
c. Glikogen, hati, insulin
d. Karbohidrat, hati, glukagon
e. Polisakarida, sumsum tulang,
insulin
2. Data hasil uji zat makanan terhadap
beberapa jenis makanan yang benar
adalah …
Jenis
bahan
makan
an
Reagen Warn
a
Kandung
an zat
makanan
a.Wort
el
Fehling
A + B
Mera
h bata
Vit. C
b.putih
telur
Biuret Biru
muda
protein
c.jeruk lugol coklat glukosa
d.susu Biuret ungu protein
e.nasi Benedi
ct
biru glukosa
3. Zat aditif makanan yang aman bagi
kesehatan tubuh, antara lain …
a. Ca-siklamat, asam laktat, dan asam
asetat
b. Natrium nitrit, bikarbonat, dan
gelatin
c. Benzoil peroksida, sakarin, dan
gula pasir
d. Lilin pelapis, karamel, dan rempah-
rempah
e. Karamel, ekstrak pandan, dan
kunyit
4. Seorang siswi bernama Rispa
memiliki berat badan 42 kg. Angka
Metabolisme Basal (AMB) siswi
tersebut adalah…
a. 907 kkal
b. 1.008 kkal
c. 1.000 kkal
d. 706 kkal
e. 42 kkal
5. Contoh susunan menu 4 sehat 5
sempurna yang paling benar, yaitu…
a. Nasi, tempe, tahu, susu, dan pepaya
b. Jagung, bayam, ikan, anans, dan
susu
c. Susu, telur, buah jambu. Dan
kangkung
d. Talas, sawi, pisang, telur, dan ikan
e. Keju, roti, jeruk, kacang, dan ubi
kuning
6. Dalam mengatur porsi makanan
seimbang, zat makanan yang
diperlukan dalamn porsi terbesar
adalah…
a. Lauk pauk
b. Makanan pokok
c. Keju dan susu
d. Sayur mayur
e. Buah-buahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
7. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar tersebut, bagian yang
benar adalah…
a. 4= kardiak, 2= fundus, 8= pilorus
b. 3= kardiak, 4= fundus, 6= pilorus
c. 2= kardiak, 3= fundus, 9= pilorus
d. 3= kardiak, 4= fundus, 9= pilorus
e. 4= kardiak, 6= fundus, 8= pilorus
8. Makanan yang keluar dari lambung
menuju ke usus halus sebagian sudah
mengalami pencernaan. Apabila
seseorang memakan makanan
mengandung:
1. Protein
2. Amilum
3. Glukosa
4. Lemak
5. Vitamin
Zata makanan yang sudah mengalami
pencernaan secara kimia adalah…
a. 1,2, dan 3
b. 1,2, dan 4
c. 2,4, dan 5
d. 2,3,4, dan 5
e. Semua benar
9. Seseorang mengalami gangguan
pencernaan makanan dengan gejala
sukar buang air besar. Gangguan ini
disebabkan karena…
a. Infeksi bakteri
b. Kekurangan vitamin C
c. Infeksi rongga tubuh
d. Keracunan makanan
e. Makanan kurang mengandung
serat
10. Alat yang digunakan untuk
mendiagnosis suatu angguan pada
saluran pencernaan yang berkelok-
kelok adalah…
a. Stomach tube
b. Feeding tube
c. Stetoskop
d. Endoskop
e. Mikroskop
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas !
1. Manakah yang lebih baik, mengonsumsi makanan yang mengandung protein
hewani atau protein nabati?
2. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai adanya berbagai macam kemasan
makanan. Makanan harus dikemas agar terhindar dari bakteri dan kotoran. Beberapa
rumah makan bahkan pedagang kaki lima menggunakan Styrofoam sebagai wadah
makanan. Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), penggunaan
Styrofoam sebagai wadah makanan yang terlalu sering sangatlah tidak baik.
Mengapa wadah dari bahan Styrofoam yang berkualitas rendah tidak baik untuk
menyimpan makanan, terutama yang panas dan berlemak? Apa dampaknya bagi
kesehatan?
3. Siswa SMA yang bernama Rangga memiliki tinggi badan 172 cm dan berat badan
70 kg. Hitunglah indeks massa tubuhnya (IMT) dan tentukan kategorinya!
4. Jelaskan 3 gangguan yang terjadi pada pencernaan manusia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5.
a. Tuliskan nama bagian-bagian dari sistem
pencernaaan sesuai dengann nomor yang
ditunjuk!
b. Jelaskan fungsi dari setiap bagian tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 11 Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian
Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1 C 6 B
2 D 7 C
3 E 8 A
4 A 9 E
5 B 10 D
Rubrik Penilaian Pilihan Ganda
- Setiap soal yang benar diberi skor 2
- Total skor = 20
Kunci Jawaban Uraian
1. Protein hewani memiliki kandungan asam amino lebih lengkap, yakni sembilan asam
amino penting yang diperlukan untuk tubuh. Sedangkan protein nabati umumnya
mengandung asam amino esensial lebih terbatas. Asam amino sangat diperlukan
untuk kesehatan tubuh. Tubuh manusia sendiri hanya memproduksi asam amino non
esensial, sehingga memerlukan asupan dari makanan yang mengandung protein
dengan asam amino esensial. Protein hewani yang memiliki kadar asam amino
esensial yang paling tinggi.
2. Styrofoam memiliki komponen benzena, di mana senyawa tersebut akan masuk ke
dalam tubuh ketika memakan dengan menggunakan Styrofoam terutama makanan
yang panas karena dapat menguap. Benzena tidak larut dalam air, sehingga ketika
makan, benzena tidak dapat keluar melalui feses maupun urin sehingga menumpuk
di usus dan menyebabkan kanker. Selain itu, Styrofoam bersifat mikroplastik.
Ketika Styrofoam dibuang ke perairain, lama kelamaan akan terpecah menjadi
pecahan kecil plastik tak kasat mata yang disebut mikroplastik, dan ketika dimakan
ikan dan ikan tersebut dimakan oleh manusia, maka otomatis akan masuk ke dalam
tubuh.
3. IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (𝑚)
= 70
2,9584
= 23,66 (normal)
4. a. Sariawan
Luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan
permukaan agak cekung, disebabkan oleh luka tergigit, mengonsumsi makanan
dan minuman panas, alergi, kekruangan vitamin C dan zat besi, dan kebersihan
mulut yang tidak terjaga
b. Konstipasi
Pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit buang air besar. Disebabkan oleh
makanan yang kurang berserat (buah dan sayur) atau defekasi yang ditunda terlalu
lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
c. Gastritis
Peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih.
Disebabkan oleh asam lambung yang berlebihan, makan tidak teratur,
mikroorganisme, mengonsumsi obat-obatan, alcohol, pola tidur yang tidak
teratur, dan stres
5.
a. Gigi
Untuk menggigit, memotong, menyobek, dan mengunyah makanan
b. Lidah
Menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, mengecap rasa, dan
membantu berbicara
c. Kelenjar ludah
Menghasilkan air liur yang mengandung enzim ptyalin (amylase) yang
mengubah amilum menjadi maltosa
d. Kerongkongan
Terjadi gerak peristaltik yang menyebabkan makanan dari mulut dapat masuk
ke lambung
e. Kelenjar pankreas
Menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim tripsinogen,
kimotripsin, lipase, amylase, karbosipeptidase, aminopeptidase, dan
dipeptidase. Serta menghasilkan hormone insulin dan glucagon yang
mengatur kadar glukosa dalam darah
f. Hati
Menghasilkan empedu yang mengandung garam empedu, pigmen empedu,
kolesterol, lesitin, dan air. Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak.
Pigmen empedu berupa bilirubin dan biliverdin yang memberi warna feses
g. Kantong empedu
Menyimpan cairan empedu yang disekresikan oleh sel-sel hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
h. Usus halus
Menyerap makanan dalam bentuk glukosa, asam amino, asam lemak, dan
gliserol. Menghasilkan enzim maltase, sukrase, lakltase, dan erepsinogen
menjadi erepsin
i. Usus besar
Mengatur kadar air sisa makanan yang akan dibusukkan oleh bakteri
Escherichia coli menjadi feses
j. Usus buntu
k. Umbai cacing
Merupakan kantong tertutup dan memiliki apendiks vermiform
l. Anus
Tempat keluarnya feses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Uraian
No. Soal Keterangan Skor
1. Manakah yang lebih baik, mengonsumsi
makanan yang mengandung protein hewani
atau protein nabati?
- Siswa menjelaskan dengan 2 kata
kunci : protein hewani,
mengandung asam amino esensial
lebih lengkap
- Setiap menjawab 1 kata kunci
dengan benar
- Siswa tidak menuliskan sama
sekali
10
5
0
2. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai
adanya berbagai macam kemasan makanan.
Makanan harus dikemas agar terhindar dari
bakteri dan kotoran. Beberapa rumah makan
bahkan pedagang kaki lima menggunakan
Styrofoam sebagai wadah makanan. Menurut
BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan), penggunaan Styrofoam sebagai
wadah makanan yang terlalu sering sangatlah
tidak baik. Mengapa wadah dari bahan
Styrofoam yang berkualitas rendah tidak baik
untuk menyimpan makanan, terutama yang
panas dan berlemak? Apa dampaknya bagi
kesehatan?
- Siswa menuliskan alasan dan
dampak dari penggunaan wadah
Styrofoam dengan 2 kata kunci :
mengandung benzena,
mikroplastik, menyebabkan
kanker
- Setiap menjawab 1 kata kunci
dengan benar
- Siswa tidak menuliskan sama
sekali
10
5
0
3. Siswa SMA yang bernama Rangga memiliki
tinggi badan 172 cm dan berat badan 70 kg.
Hitunglah indeks massa tubuhnya (IMT) dan
tentukan kategorinya!
- Siswa menuliskan jawaban
dengan 2 kata kunci : 23,66 dan
normal
- Setiap menjawab 1 kata kunci
dengan benar
- Siswa tidak menuliskan sama
sekali
5
3
0
4. Jelaskan 3 gangguan yang terjadi pada
pencernaan manusia!
- Siswa menjelaskan 3 gangguan
pada pencernaan manusia
- Setiap menjawab 1 kata kunci
dengan benar
- Siswa tidak menuliskan sama
sekali
5
2
0
5. a. Tuliskan nama bagian-bagian dari sistem
pencernaaan sesuai dengann nomor yang
ditunjuk!
b. Jelaskan fungsi dari setiap bagian tersebut!
- Siswa menuliskan dan
menjelaskan bagian-bagian
dengan 13 kata kunci : gigi, lidah,
kelenjar ludah, kerongkongan,
lambung, kelenjar pankreas, hati,
kantong empedu, usus halus, usus
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
besar, usus buntu, umbai cacing,
anus
- Setiap menjawab 1 kata kunci
- Siswa tidak menuliskan sama
sekali
2
0
Skor Total 50
Nilai total jawaban benar = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑃𝐺 + 𝑈𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛
100× 100
= 20+50
70× 100
= 100
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
80 - 100 A = Sangat Baik
66 - 79 B = Baik
56 - 65 C = Cukup
50 - 55 D = Kurang
< 49 E = Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 12 Kuesioner Uji Hedonik
KUESIONER UJI HEDONIK SELAI
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk :
1. Ambilah sampel selai sebanyak 1 sendok dan hiruplah pada jarak kira-kira 1 cm
dari hidung satu persatu. Berikan penilaian terhadap aroma berdasarkan
kesukaan dengan memberi tanda check list () sesuai pada kolom lembar
penilaian.
2. Ujilah dengan cara mencicipi sampel selai satu persatu. Kemudian, berilah
penilaian terhadap rasa dan tekstur berdasarkan kesukaan dengan memberi tanda
check list () sesuai pada kolom lembar penilaian.
3. Setelah mencicipi dan menilai satu sampel selai, minumlah air mineral atau
berkumur terlebih dahulu sebelum mencoba sampel selai berikutnya.
Tingkat kesukaan dinyatakan dalam angka sebagai berikut:
i. = Sangat tidak suka 4 = Suka
ii. = Tidak suka 5 = Sangat suka
iii. = Netral
Aspek
Penilaian Nilai
Sampel
Ast
er
Aso
ka
Ter
ata
i
Da
hli
a
Kri
san
Ka
na
Ja
smin
e
Lil
y
Mel
ati
Cem
pa
ka
Gla
dio
l
Sa
ku
ra
Tu
lip
An
gg
rek
Ma
wa
r
Aroma 1
2
3
4
5
Rasa 1
2
3
4
5
Tekstur 1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Hedonik
REKAPITULASI HASIL HEDONIK WARNA
No. Panelis
Warna
P1 P2 P3 P4 P5
P1,1 P1,2 P1,3 P2,1 P2,2 P2,3 P3,1 P3,2 P3,3 P4,1 P4,2 P4,3 P5,1 P5,2 P5,3
1 A 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3
2 B 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 3 2 3 3 2
3 C 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4
4 D 4 5 3 4 4 4 5 4 5 3 5 3 3 3 3
5 E 5 5 5 3 5 4 4 4 4 2 2 1 2 2 1
6 F 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 2 2 2 2 2
7 G 4 5 5 3 5 5 3 4 3 3 2 2 2 4 2
8 H 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 2 3 3 3 2
9 I 5 5 5 3 5 5 3 4 5 4 2 2 2 2 2
10 J 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 3 3
11 K 4 3 4 4 5 5 4 2 3 2 3 4 3 2 2
12 L 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 3 2 1 3 2
13 M 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 2 2 1 2 2
14 N 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 2 2 3 3
15 O 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 2 2 2
16 P 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2 1 1 1 1 1
17 Q 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 2
18 R 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
19 S 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4 2 1 1 1 2
20 T 4 3 4 2 4 4 4 5 5 3 2 3 2 2 2
21 U 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 3
22 V 4 5 5 3 5 4 4 4 5 3 4 2 3 2 1
23 W 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2
24 X 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 2 2 2
25 Y 4 4 4 3 5 5 3 3 3 2 3 3 2 2 2
26 Z 5 3 4 3 5 5 4 5 4 2 3 5 2 2 2
27 AA 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2
28 AB 5 5 5 3 5 5 4 4 4 3 3 2 2 2 3
29 AC 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 1 1 1
30 AD 4 3 3 3 4 5 3 3 5 2 2 3 5 2 2
31 AE 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2
32 AF 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 1 2
33 AG 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2
34 AH 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3
35 AI 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 2 2 1 2 2
36 AJ 5 4 4 4 5 5 4 4 4 2 2 5 1 1 2
37 AK 5 4 5 5 5 3 4 5 4 1 2 1 1 1 3
38 AL 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 2 2 2 2 1
Total 166 157 159 141 163 165 152 155 149 111 103 100 87 89 84
Rata-rata 4.37 4.13 4.18 3.71 4.29 4.34 4.00 4.08 3.92 2.92 2.71 2.63 2.29 2.34 2.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
REKAPITULASI HASIL HEDONIK RASA
No. Panelis
Rasa
P1 P2 P3 P4 P5
P1,1 P1,2 P1,3 P2,1 P2,2 P2,3 P3,1 P3,2 P3,3 P4,1 P4,2 P4,3 P5,1 P5,2 P5,3
1 A 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4
2 B 5 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 5 4 5
3 C 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5
4 D 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 5 5
5 E 5 3 5 4 5 5 3 4 5 2 1 2 3 3 4
6 F 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 2
7 G 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 3 2
8 H 4 4 4 2 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4
9 I 3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 1 3 4
10 J 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4
11 K 3 2 1 3 5 5 4 3 3 3 4 4 4 2 3
12 L 5 3 2 2 4 4 4 4 5 3 5 5 3 3 4
13 M 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3
14 N 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4
15 O 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4
16 P 2 2 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4
17 Q 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4
18 R 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4
19 S 5 5 3 5 4 4 2 4 2 5 5 2 3 5 3
20 T 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 2
21 U 3 2 2 3 3 5 2 3 2 3 4 5 5 4 3
22 V 5 2 4 3 4 2 3 4 4 5 5 2 5 4 5
23 W 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3
24 X 3 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 5 5 3
25 Y 3 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 3 4 4
26 Z 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2
27 AA 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4
28 AB 5 5 1 3 2 1 5 2 4 4 5 3 2 4 3
29 AC 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 2 3
30 AD 2 4 1 4 1 3 3 1 4 2 4 3 4 5 4
31 AE 5 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3
32 AF 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 5 2 4 4 3
33 AG 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
34 AH 3 3 4 4 3 4 5 3 3 3 5 4 4 4 4
35 AI 1 2 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4
36 AJ 2 2 4 3 3 3 3 2 3 1 3 3 1 2 3
37 AK 3 4 5 3 3 4 4 3 4 2 5 5 2 2 4
38 AL 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 3 2 3 4 5
Total 139 123 133 137 141 136 139 139 143 131 148 136 132 139 138
Rata-rata 3.66 3.24 3.50 3.61 3.71 3.58 3.66 3.66 3.76 3.45 3.89 3.58 3.47 3.66 3.63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
REKAPITULASI HASIL HEDONIK TEKSTUR
No. Panelis
Tekstur
P1 P2 P3 P4 P5
P1,1 P1,2 P1,3 P2,1 P2,2 P2,3 P3,1 P3,2 P3,3 P4,1 P4,2 P4,3 P5,1 P5,2 P5,3
1 A 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3
2 B 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4
3 C 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3
4 D 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3
5 E 5 3 4 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 2 3
6 F 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2
7 G 3 4 3 3 4 5 4 4 3 5 3 4 2 3 2
8 H 4 3 4 5 4 3 4 5 3 2 2 3 2 3 4
9 I 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4
10 J 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4
11 K 3 2 1 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3
12 L 4 5 5 3 3 5 4 4 5 3 4 4 1 1 1
13 M 4 5 4 5 4 4 5 5 3 4 3 2 2 2 2
14 N 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 3 3 4 3
15 O 4 4 3 3 5 5 4 3 4 5 4 3 2 3 3
16 P 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3
17 Q 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4
18 R 2 2 2 3 3 3 3 2 3 5 4 3 3 3 4
19 S 5 3 5 4 2 5 4 5 4 4 1 1 1 1 2
20 T 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 2 4 3 2 3
21 U 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2
22 V 2 4 3 3 5 4 3 4 3 4 4 3 2 2 1
23 W 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 2
24 X 4 4 5 4 4 5 3 4 3 3 3 3 2 5 3
25 Y 4 2 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 2 3
26 Z 5 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 2
27 AA 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2
28 AB 5 5 5 3 5 5 4 3 3 3 3 3 3 2 1
29 AC 5 3 4 3 5 4 3 5 4 3 1 2 1 1 1
30 AD 2 5 4 4 4 5 5 3 5 2 5 4 5 5 4
31 AE 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2
32 AF 4 2 2 3 2 2 2 2 3 1 4 3 4 4 3
33 AG 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
34 AH 3 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 5 4 3
35 AI 2 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 2 2 4 3
36 AJ 2 3 5 2 4 3 4 4 4 3 1 4 2 2 3
37 AK 1 2 3 2 3 4 4 2 3 1 2 3 1 1 1
38 AL 4 5 5 5 5 5 5 4 5 2 3 2 3 4 3
Total 141 143 144 139 151 155 150 148 150 126 123 124 103 108 103
Rata-rata 3.71 3.76 3.79 3.66 3.97 4.08 3.95 3.89 3.95 3.32 3.24 3.26 2.71 2.84 2.71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 14 Hasil Uji Daya Oles
HASIL UJI DAYA OLES SELAI LABU SIAM DAN UBI CILEMBU
No. Kode sampel Hasil Daya Oles (cm)
1 P1,1 9,6
2 P1,2 10
3 P1,3 9,9
4 P2,1 9,5
5 P2,2 9,4
6 P2,3 9,4
7 P3,1 9,4
8 P3,2 9,2
9 P3,3 9
10 P4,1 8,5
11 P4,2 8,3
12 P4,3 8,7
13 P5,1 7,7
14 P5,2 8,5
15 P5,3 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 15 Hasil Uji Kadar Air
HASIL UJI KADAR AIR SELAI LABU SIAM DAN UBI CILEMBU
No. Kode sampel Hasil Kadar Air (%)
1 P1,1 40,3
2 P1,2 35,9
3 P1,3 38,45
4 P2,1 37,15
5 P2,2 36,75
6 P2,3 35,9
7 P3,1 36,5
8 P3,2 34,65
9 P3,3 36,9
10 P4,1 37,95
11 P4,2 30,65
12 P4,3 36,35
13 P5,1 33,35
14 P5,2 35,05
15 P5,3 36,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 16 Hasil Uji Kadar Pektin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 17 Hasil Uji Kadar Gula Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 18 Analisis Statistik
1. Warna
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .34383551
Most Extreme
Differences
Absolute .201
Positive .201
Negative -.134
Kolmogorov-Smirnov Z .777
Asymp. Sig. (2-tailed) .582
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap warna selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Warna
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.172 4 10 .016
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap tingkat
kesukaan warna memiliki varians yang tidak sama.
c. Uji Kruskal Wallis
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank
Warna
70:30 3 12.67
60:40 3 11.33
50:50 3 9.00
40:60 3 5.00
30:70 3 2.00
Total 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
Tabel di atas menunjukan nilai sig. < 0,05 yang berarti perbandingan labu
sial dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap tingkat kesukaan warna
selai.
d. Uji Mann-Whitney
Ranks
Perbandingan Labu Siam dan
Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
70:30 3 3.67 11.00
60:40 3 3.33 10.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U 4.000
Wilcoxon W 10.000
Z -.218
Asymp. Sig. (2-tailed) .827
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan
70:30 dan 60:40 karena nilai sig. > 0,05.
Test Statisticsa,b
Warna
Chi-Square 11.833
df 4
Asymp. Sig. .019
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
70:30 3 5.00 15.00
50:50 3 2.00 6.00
Total 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
50:50 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
40:60 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
70:30 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
70:30 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
30:70 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
60:40 3 4.00 12.00
50:50 3 3.00 9.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 9.000
Z -.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .513
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan
60:40 dan 50:50 karena nilai sig. > 0,05.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
60:40 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 60:40 dan
40:60 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
60:40 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 60:40 dan
30:70 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
50:50 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar
Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50:50 dan
40:60 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
50:50 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50:50 dan
30:70 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Warna
40:60 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 40:60 dan
30:70 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
2. Rasa
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .14602022
Most Extreme
Differences
Absolute .154
Positive .089
Negative -.154
Kolmogorov-Smirnov Z .597
Asymp. Sig. (2-tailed) .869
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap rasa selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Uji Homogenitas
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap tingkat
kesukaan rasa memiliki varians yang sama.
c. Uji ANOVA
ANOVA Rasa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .088 4 .022 .960 .470
Within Groups .229 10 .023
Total .317 14
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa perbandingan
selai labu siam dan ubi jalar Cilembu tidak berpengaruh terhadap tingkat
kesukaan rasa, maka H1 ditolak.
3. Tekstur
a. Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Test of Homogeneity of Variances
Rasa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.163 4 10 .147
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .27959452
Most Extreme
Differences
Absolute .156
Positive .156
Negative -.120
Kolmogorov-Smirnov Z .604
Asymp. Sig. (2-tailed) .859
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Data tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Tekstur
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.340 4 10 .015
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap tingkat
kesukaan tekstur memiliki varians yang tidak sama.
c. Uji Kruskal Wallis
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
Tabel di atas menunjukan nilai sig. < 0,05 yang berarti perbandingan labu
sial dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap tingkat kesukaan tekstur
selai.
Ranks
Perbandingan Labu Siam dan
Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank
Tekstur
70:30 3 9.00
60:40 3 12.00
50:50 3 12.00
40:60 3 5.00
30:70 3 2.00
Total 15
Test Statisticsa,b
Tekstur
Chi-Square 11.742
df 4
Asymp. Sig. .019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
d. Uji Mann-Whitney
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
70:30 3 3.00 9.00
60:40 3 4.00 12.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 9.000
Z -.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .513
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan
70:30 dan 60:40 karena nilai sig. > 0,05.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
70:30 3 2.00 6.00
50:50 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
50:50 karena nilai sig. < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
70:30 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
40:60 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
70:30 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 70:30 dan
30:70 karena nilai sig. < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan
60:40 dan 50:50 karena nilai sig. > 0,05.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
60:40 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 60:40 dan
40:60 karena nilai sig. = 0,05 dan nilai Z menunjukkan Zh < -0,0250 atau Zh
> 0,0250.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
60:40 3 4.00 12.00
50:50 3 3.00 9.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 9.000
Z -.664
Asymp. Sig. (2-tailed) .507
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 60:40 dan
30:70 karena nilai sig. < 0,05.
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50:50
dan 40:60 karena nilai sig. < 0,05
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
60:40 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
50:50 3 5.00 15.00
40:60 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50:50 dan
30:70 karena nilai sig. < 0,05.
.
a. Grouping Variable: Perbandingan Labu Siam dan Ubi Jalar Cilembu
b. Not corrected for ties
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 40:60 dan
30:70 karena nilai sig. < 0,05.
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
50:50 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .100b
Ranks
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekstur
40:60 3 5.00 15.00
30:70 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsa
Tekstur
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Daya Oles
a. Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap daya oles selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap daya oles
memiliki varians yang sama.
c. Uji ANOVA
ANOVA Daya Oles
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.129 4 1.532 26.420 .000
Within Groups .580 10 .058
Total 6.709 14
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang berarti bahwa perbandingan
selai labu siam dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap daya oles, maka
H1 diterima.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .22740775
Most Extreme
Differences
Absolute .129
Positive .100
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .501
Asymp. Sig. (2-tailed) .963
Test of Homogeneity of Variances Daya Oles
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.610 4 10 .246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
d. Uji Duncan
5. Kadar Air
a. Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap kadar air selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Daya Oles Duncan
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
30:70 3 8.0667
40:60 3 8.5000
50:50 3 9.2000
60:40 3 9.4333 9.4333
70:30 3 9.8333
Sig. .052 .263 .069
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1.87303389
Most Extreme Differences
Absolute .139
Positive .091
Negative -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .537
Asymp. Sig. (2-tailed) .935
Test of Homogeneity of Variances Kadar Air
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.981 4 10 .073
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap kadar air
memiliki varians yang sama.
c. Uji ANOVA
ANOVA Kadar Air
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 22.244 4 5.561 1.176 .378
Within Groups 47.290 10 4.729
Total 69.534 14
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa perbandingan
selai labu siam dan ubi jalar Cilembu tidak berpengaruh terhadap kadar air,
maka H1 ditolak.
6. Kadar Pektin
a. Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap kadar pektin selai normal karena nilai
signifikan > 0,05.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .18702432
Most Extreme
Differences
Absolute .224
Positive .224
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .869
Asymp. Sig. (2-tailed) .437
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
b. Uji Homogenitas
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap kadar pektin
memiliki varians yang sama.
c. Uji ANOVA
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa perbandingan
selai labu siam dan ubi jalar Cilembu tidak berpengaruh terhadap kadar
pektin, maka H1 ditolak.
7. Kadar Gula Total
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1.71068208
Most Extreme Differences
Absolute .154
Positive .148
Negative -.154
Kolmogorov-Smirnov Z .596
Asymp. Sig. (2-tailed) .869
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Data tingkat kesukaan panelis terhadap kadar gula total selai normal karena
nilai signifikan > 0,05.
Test of Homogeneity of Variances Kadar Pektin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.229 4 10 .139
ANOVA Kadar Pektin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .245 4 .061 1.920 .184
Within Groups .319 10 .032
Total .565 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Kadar Gula Total
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.436 4 10 .780
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. > 0,05 yang berarti bahwa setiap
perbandingan selai labu siam dan ubi jalar Cilembu terhadap kadar gula total
memiliki varians yang sama.
c. Uji ANOVA
Tabel di atas menunjukkan nilai sig. < 0,05 yang berarti bahwa perbandingan
selai labu siam dan ubi jalar Cilembu berpengaruh terhadap kadar gula total,
maka H1 diterima.
d. Uji Duncan
ANOVA Kadar Gula Total
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 93.417 4 23.354 6.720 .007
Within Groups 34.752 10 3.475
Total 128.168 14
Kadar Gula Total Duncan
Perbandingan Labu Siam
dan Ubi Jalar Cilembu
N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
30:70 3 43.5067
50:50 3 46.6000 46.6000
40:60 3 46.7867 46.7867
60:40 3 49.1700 49.1700
70:30 3 50.8400
Sig. .066 .138 .298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI