EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI...

148
EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia 2016

Transcript of EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI...

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang kehadirannya tidak mungkin terelakkan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis dari diterimanya suatu asumsi bahwa negara mempunyai kewajiban mulia yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya melalui media birokrasi. Sebagai perwujudan dari kewajiban tersebut, maka negara dituntut untuk terlibat langsung menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyatnya. Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, bahkan jika perlu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam rangka itulah, maka negara membangun suatu sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 telah disusun strategi pembangunan melalui tiga dimensi pembangunan, yaitu: Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, Untuk menjamin terlaksananya tiga dimensi pembangunan tersebut dapat diwujudkan pelaksanaannya jika didukung dengan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi serta tata kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa adanya dukungan tata kelola yang baik, target-target pembangunan tidak mungkin dapat dicapai dengan baik pula.

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

ISBN:978-602-6952-25-7

9 786026 952257

ISBN 602695225-X

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...
Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...
Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014TENTANG HAK CIPTA

Pasal 1(1) Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

copyright©BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RIJl. HR Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan, Jakarta Selatan

Website: www.balitbangham.go.id

Tim Peneliti:Y. Ambeg Paramarta, S.H., M.Si

Djoko Pudjiraharjo, S.H., M.Hum Haryono, S.Sos., M.H

Ahmad Sanusi, S.H., M.HTrisapto Wahyudi Agung Nugroho. SS., M.Si

Last Sariyanti, A.Md.IP., S.H., M.HEdward James Sinaga, S.Si., M.H

Ir. I Gusti Putu Agung, M.SiGunawan, S.h., M.H

Dade Zulaecha, A.Md

Cetakan Pertama – Desember 2016

Penata Letak: PanjibudiDesain Sampul: Panjibudi

Sumber Gambar Sampul: www.i.huffpost.com

ISBN: 978-602-6952-25-7

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

Pracetak oleh:Tim Pohon Cahaya

Dicetak oleh:Percetakan Pohon Cahaya

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

ABSTRAK

Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh tata nilai Kami PASTI dan kode etik perilaku pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Reformasi birokrasi instansi pemerintah khususnya Kementerian Hukum dan HAM diarahkan untuk memperbaiki kapasitas lembaga birokrasi. Dimana dalam konteksnya harus mampu menghasilkan sebuah lembaga birokrasi yang dapat mengakomodasi tuntutan masyarakat. Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap 8 area perubahan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari hasil pelaksanaannya. Hasil pengkajian menunjukan bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM dicapai melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang terintegrasi melalui 8 area

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

v

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

perubahan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi serta melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan membentuk sumber daya manusia aparatur yang mempunyai inovasi dan kreatifitas perubahan. Secara umum pelaksanaan 8 area reformasi birokrasi sudah berjalan dengan baik dengan nilai mutu B (Baik). Meskipun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaanya yang berkaitan dengan komitmen, tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang pelaksanaan reformasi birokrasi dan target kinerja, tingkat kepuasan pegawai, dan beban kerja pegawai.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

vi

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

KATA SAMBUTAN

Sejak mulainya pencanangan gerakan reformasi birokrasi tahun 2010 – 2014, Kementerian Hukum dan HAM mengalami perubahan yang signifikan, terutama dalam hal peningkatan kualitas pelayanan publik, beberapa prestasi tersebut diantaranya adalah berupa penghargaan sebagai Instansi Vertikal Terbaik dalam Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2012. Keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM. Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi 2015-2019 dimana penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan melalui: memeliharan dan/atau meningkatkan/

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

vii

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan; melanjutkan upaya perubahan; mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya; serta memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi, sehingga diharapkan dalam lima tahun kedepan melalui reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dapat meningkatkan ketahapan pemerintah yang berbasis kinerja.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka untuk mencapai pemerintah yang berbasis kinerja dengan melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap 8 area perubahan, dan untuk mengetahui gejala tantangan hambatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi serta kemajuan dari hasil pelaksanaannya. Sungguh kami sadari bahwa pengkajian ini masih jauh dari sempurna, temuan kajian ini dengan 5 (lima) lokus daerah sebagai sampel data kajian tidak menjustifikasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM secara keseluruhan, akan tetapi temuan data lapangan di 5 (lima) lokus sebagai sampel kajian ini merupakan gambaran atau cerminan untuk menindaklanjuti atau mengevaluasi terhadap pelaksanaan refomasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM melalui pengkajian atau evaluasi yang lebih mendalam dan menyeluruh. Akhirnya,

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

viii

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

kami mengharapkan pengkajian ini dapat berguna bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jakarta, Desember 2016Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM,

Y. Ambeg Paramarta, SH., M.Si.NIP. 19650322 198703 1 002

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

ix

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

x Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan izin-Nya lah pelaksanaan pengkajian ”Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Sejak mulainya pencanangan gerakan reformasi biro-kra si tahun 2010–2014, Kementerian Hukum dan HAM menga lami perubahan yang signifikan, terutama dalam hal peningkatan kualitas pelayanan publik, beberapa prestasi tersebut diantaranya adalah berupa penghargaan sebagai Instansi Vertikal Terbaik dalam Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2012.

Keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memi-liki peran penting dalam mewujudkan tata kelola peme-rin tahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

xi

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Kementerian Hukum dan HAM. Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi 2015-2019 dimana penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan melalui: memeliharan dan/atau meningkatkan/memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan; melanjutkan upaya perubahan; mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya; serta memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi, sehingga diharapkan dalam lima tahun kedepan melalui reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dapat meningkatkan ketahapan pemerintah yang berbasis kinerja.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pelak-sanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka untuk mencapai pemerintah yang berbasis kinerja dengan melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap 8 area perubahan, dan untuk mengetahui gejala tantangan hambatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi serta kemajuan dari hasil pelaksanaannya. Sungguh kami sadari bahwa pengkajian ini masih jauh dari sempurna, temuan kajian ini dengan 5 (lima) lokus daerah sebagai sampel data kajian tidak menjustifikasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM secara keseluruhan, akan tetapi kajian ini merupakan gambaran atau cerminan untuk menindaklanjuti atau mengevaluasi terhadap pelaksanaan refomasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM melalui pengkajian atau evaluasi yang lebih mendalam dan menyeluruh.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

xii

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Pada akhirnya kami berharap pengkajian ini dapat berguna bagi Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya merumuskan kebijakan terkait dengan struktur organisasi dan tata kerja di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jakarta, Desember 2016Kepala Pusat

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Djoko Pudjirahardjo, S.H., M.HumNIP. 19620926 198903 1 001

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

xiii

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

xiv Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................vKATA SAMBUTAN ........................................................................... viiKATA PENGANTAR .......................................................................... xiDAFTAR ISI .......................................................................................xvDAFTAR TABEL ............................................................................. xviiDAFTAR GAMBAR ..........................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1B. Rumusan Masalah .......................................................11C. Tujuan ........................................................................... 12D. Ruang Lingkup ............................................................ 12E. Kerangka Teori dan Konsepsional ............................. 12F. Metodologi ................................................................... 13G. Anggaran ..................................................................... 19H. Personalia ..................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................21A. Reformasi Birokrasi ..................................................... 21B. Good Governance ....................................................... 29C. Evaluasi Reformasi Birokrasi...................................... 34

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

xv

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BAB III ANALISA PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 37A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian

Hukum dan HAM ........................................................37B. Karakteristik Responden .............................................43C. Hasil Penilaian Responden dan Analisis ................... 46

BAB IV PENUTUP .................................................................103A. Kesimpulan ............................................................... 103B. Saran/Rekomendasi .................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 107LAMPIRAN ....................................................................................... 113

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

xvi

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pelaksanaan Penataan Manajemen Perubahan dan Mental Aparatur ....................................................... 54

Tabel 2 Pelaksanaan Penataan Peraturan Perundang-undangan ......................................61

Tabel 3 Pelaksanaan Penataan dan Penguatan Organisasi .... 66

Tabel 5 Pelaksanaan Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur ................................. 76

Tabel 6 Pelaksanaan Penguatan Akuntabilitas ........................... 84

Tabel 7 Pelaksanaan Penguatan Pengawasan ............................. 90

Tabel 8 Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ... 97

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

xvii

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

xviii Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 .....................3

Gambar 2 Jenis Kelamin Responden ...............................................43

Gambar 3 Tingkat Usia Responden ............................................... 44

Gambar 4 Tingkat Pendidikan Responden .................................... 45

Gambar 5 Jabatan Responden ........................................................ 45

Gambar 6 Tingkat Pendidikan Responden .................................... 46

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

xix

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

xx Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang kehadirannya tidak mungkin terelakkan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis dari diterimanya suatu asumsi bahwa negara mempunyai kewajiban mulia yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya melalui media birokrasi. Sebagai perwujudan dari kewajiban tersebut, maka negara dituntut untuk terlibat langsung menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyatnya. Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, bahkan jika perlu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam rangka itulah, maka negara membangun suatu sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi.1

1 A.M Rusli, 2012, dalam http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/ 123456789 /2202/proposal%20disertasi%20a.m.rusli.doc?sequence=1. diakses

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

1

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Birokrasi yang dalam Bahasa inggris disebut bureaucracy berasal dari dua kata yaitu ”bureau” yang artinya meja dan ”cratein” berarti kekuasan/pemerintahan. Jadi, pengertian birokrasi berarti kekuasaan yang berada pada orang-orang yang ada di belakang meja.2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi adalah: (1) sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan; (2) cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunya. Max Weber,3 menyatakan bahwa birokrasi merupakan organisasi formal bersifat hierarki, yang ditetapkan oleh aturan-aturan legal rasional untuk mengoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas administrasi agar mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –2019 telah disusun strategi pembangunan melalui tiga dimensi pembangunan, yaitu: Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, Untuk

tanggal 4 mei 2016 pukul 10.00 wib 2 Septian Raha, 2013, Makalah Birokrasi. Sumber: https://www.academia.

edu/5160506/makalah_birokrasi diakses tanggal 25 juni 2016 pada pukul 9.30 WIB

3 Aninda YD dan Meirinawati, analisis reformasi birokrasi (studi deskriptif pelayanan publik di kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) surabaya I). dalam http://ejournal.unesa.ac.id/article/1859/42/article.pdf. lihat juga Sedarmayanti, 2009. reformasi administrasi publik, reformasi birokrasi, dan kepemimpinan masa depan. bandung: PT Refika Aditama

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

2

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

menjamin terlaksananya tiga dimensi pembangunan tersebut dapat diwujudkan pelaksanaannya jika didukung dengan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi serta tata kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa adanya dukungan tata kelola yang baik, target-target pembangunan tidak mungkin dapat dicapai dengan baik pula.

Gambar 1 Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

3

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Kebijakan pembangunan reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan pelaksanaan pembangunan nasional. Melalui reformasi birokrasi dilakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process), dan sumber daya manusia aparatur. Penataan birokrasi menjadi agenda utama karena kualitas birokrat inilah yang menentukan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sektor publik.

Pengertian reformasi secara harfiah berasal dari kata ”reform” atau ”reformation”, yang artinya membentuk kembali sesuai dengan hakikinya. Istianto menjabarkan secara fungsional pengertian reformasi adalah membentuk kembali ke arah perbaikan, kemajuan, pembaharuan, dan penyempurnaan. Dengan demikian pemahaman mengenai reformasi birokrasi adalah membangun kembali kondisi birokrasi ke arah perbaikan, penyempurnaan, dan pembaharuan sesuai dengan tujuan birokrasi pemerintah yaitu pemberian pelayanan publik yang tertib, teratur, lancar, serta efisien dan efektif.4

Komarudin mengemukakan bahwa reformasi birokrasi merupakan perubahan signifikan secara mind set dan culture set atas elemen-elemen birokrasi, yaitu kelembagaan, sumber daya

4 Habsul hadi prasodjo Nurhadi, 2015. Analisis Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tingkat Mikro pada Sekretariat Jenderal MPR RI. Dalam www.kompasiana.com/habsulnurhadi/analisis-pelaksanaan-reformasi-birokrasi-tingkat-mikro-pada-sekretariat-jenderal-mpr-ri_56440acee222bd440fe88880 diakses tanggal 15 Juni 2016 pukul 9.00 wib

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

4

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan dan pelayanan publik. Sementara riant nugroho merumuskan bahwa secara umum reformasi birokrasi merupakan bagian dari strategi besar dalam ilmu perilaku organisasi yang lebih dikenal sebagai manajemen perubahan, dimana melaksanakan reformasi birokrasi sama dengan melakukan manajemen perubahan dalam birokrasi.5

Reformasi birokrasi dapat diartikan sebagai perubahan secara mendasar, baik mind set , maupun culture set penyelenggara negara dari mentalitas, yang bersifat mengawasi, mengontrol dan menguasai masyarakat (colonial paradigm), menjadi penyelenggara Negara (birokrasi) yang pro kepada good publik service serta tata kelola pemerintahan yang dapat meminimalisir terjadinya tindakan KKN baik pada suprastruktur dan infrastruktur penyelenggara Negara dan penegakan supremasi hukum.6

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 mengamanatkan bahwa pendayagunaan aparatur Negara dilakukan melalui reformasi birokrasi. Untuk memberikan arah yang lebih jelas, spesifik, dan terukur dikembangkan program Reformasi Birokrasi (RB) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025 yang akan menjadi acuan bagi K/L

5 ibid6 Nur amin saleh, 2012. Reformasi Birokrasi Upaya mewujudkan implementasi

good governance. dalam www.nuraminsaleh.com/2012/10/reformasi-birokrasi-Upaya-mewujudkan/html?m=1 diakses tanggal 25 juli 2016 pukul 20.00 wib

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

5

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

dan Pemda dalam melaksanakan reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui delapan (8) area perubahan yang harus dilakukan. Perpres ini antara lain menegaskan perlunya mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelaksanaan RB di seluruh K/L dan Pemda.

Grand Design dan Road Map RB juga menyebutkan bahwa visi RB adalah terwujudnya pemerintahan kelas dunia (World Class Governance). Dengan visi ini berbagai program RB diarahkan untuk menciptakan pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen pemerintahan yang demokratis.

Visi tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Misi sebagai berikut:a. Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-

undangan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;

b. Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, manajemen sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, mind set dan culture set;

c. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif;d. Mengelola sengketa administratif secara efektif dan efisien.

Tujuan reformasi birokrasi adalah menciptakan birokrasi pemerintah yang yang profesional, dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik,

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

6

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Saat ini reformasi birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen masyarakat yang mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat berkualitas lebih baik lagi, namun reformasi birokrasi kini benar-benar menjadi kebutuhan bagi para aparatur pemerintahan. Namun demikian, perubahan itu harus tetap terukur, harus selalu dapat direcanakan arah perubahan itu sendiri. Setiap perubahan harus dapat diikuti agar kita dapat mengarahkan perubahan itu ke arah yang lebih baik sesuai dengan prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam Nawa Cita.7 Pokok pikiran dalam melakukan reformasi birokrasi adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Kementerian Hukum dan HAM sebagai institusi yang melaksanakan urusan pemerintah di bidang hukum dan hak asasi manusia mulai melaksanakan reformasi birokrasi mulai dari tahun 2010. Reformasi birokrasi instansi pemerintah khususnya Kementerian Hukum dan HAM diarahkan untuk memperbaiki kapasitas lembaga birokrasi. Dimana dalam konteksnya harus mampu menghasilkan sebuah lembaga birokrasi yang dapat mengakomodasi tuntutan masyarakat. Melalui reformasi birokrasi diharapkan agar terwujud struktur organisasi dengan pembagian tugas yang jelas serta dapat

7 Kata pengantar Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

7

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

meningkatkan kemampuan organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien dan efektif.

Kegiatan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM dimulai dari menyebarkan informasi tentang RB, menanamkan pemahaman, mendorong komitmen hingga akhirnya dapat menggerakan partisipasi seluruh komponen yang ada di Kementerian Hukum dan HAM. Sejak dimulainya pencanangan gerakan reformasi birokrasi tahun 2010-2014, Kementerian Hukum dan HAM mengalami perubahan yang signifikan, terutama dalam hal peningkatan kualitas pelayanan publik. Berbagai upaya telah dilakukan dalam kerangka mewujudkan reformasi birokrasi yang berbasis kinerja dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan konsep ”mudah, cepat, netral dan berbasis teknologi” guna mempercepat proses pelayanan serta mengurangi kontak langsung pemberian pelayanan (service exposure) untuk mendukung peningkatan peroleh PNBP melalui perbaikan sistem layanan.8

Keberhasilan reformasi birokrasi seharusnya bukan hanya ada pada kelengkapan dokumentasi semata, bukan pula pada prosedur atau laporan namun harus mampu dirasakan oleh seluruh masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan dampak perubahan yang lebih baik. Itulah makna yang sebenarnya dari Revolusi Mental di bidang aparatur.

8 Laporan singkat Rapat kerja komisi 3 DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 21 Januari 2015. Dalam www.DPR.go.id/dokumen/ diakses tanggal 11 Juli 2016 pukul 10.00 wib

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

8

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Namun demikian, Rencana Strategis Kemenkumham 2015-2019 menyebutkan masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, antara lain:a. Organisasi dan tata kelola birokrasi yang masih belum

optimal;b. Penyelenggaraan layanan publik kementerian yang belum

optimal;c. Belum memaksimalkan peran koordinasi dan fasilitasi

secara berkesinambungan;d. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang belum

memadai;e. Belum memaksimalkan teknologi dan informasi dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian.

Sasaran reformasi birokrasi 2015-2019 adalah terwujudnya birokrasi Kementerian Hukum dan HAM yang bersih dan akuntabel; birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi ditetapkan area-area perubahan birokrasi. Perubahan-perubahan pada area tertentu dalam lingkup birokrasi diharapkan menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendukung pencapaian tiga sasaran reformasi birokrasi. Area-area perubahan tersebut adalah Mental aparatur dan Manajemen perubahan, pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tatalaksana, SDM Aparatur, peraturan perundang-undangan dan pelayanan publik. Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental aparatur. Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkah-langkah yang

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

9

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkupi aparatur.

Keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM. Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi tahap yang selanjutnya. Tahun 2015 merupakan awal dimulainya reformasi birokrasi tahap ke dua. Pelaksanaan reformasi birokrasi 2015-2019 merupakan penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya.

Penguatan reformasi birokrasi tahun 2015-2019 dilakukan melalui: memelihara dan/atau meningkatkan/memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan; melanjutkan upaya perubahan; mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya; serta memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi. Sehingga diharapkan dalam lima tahun ke depan melalui reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM ke tahapan pemerintahan yang berbasis kinerja.

Dalam siklus manajemen program, upaya perbaikan program akan dapat dilakukan jika telah dilakukan kegiatan evaluasi program. Melalui kegiatan evaluasi, keberhasilan dan kendala dalam pelaksanaan program dapat diukur karena pada hakikatnya evaluasi terhadap implementasi program dilakukan untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektivitasnya. Melalui kegiatan evaluasi maka akan dapat dihasilkan data dan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

10

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan upaya perbaikan dan penyempurnaan program yang sedang dijalankan sehingga program akan dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Reformasi Birokrasi harus berjalan terus menerus dengan menggunakan pendekatan holistik, konsisten dan berkelanjutan. Kemajuan dan keberhasilan reformasi birokrasi menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui sebagai dasar bagi penentuan langkah tindak lanjut dan jaminan proses reformasi berkelanjutan. Oleh karena itu perlu diketahui kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan kendala-kendala Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka untuk mencapai pemerintahan yang berbasis kinerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sekaligus dugaan permasalahan yang terjadi di lapangan, sebagaimana tersebut diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Implementasi Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM.”

Untuk menjawab pokok permasalahan dimaksud, maka dalam penelitian ini akan dilontarkan beberapa pertanyaan penelitian yaitu:1. Bagaimana pelaksanaan Reformasi Birokrasi di

Kementerian Hukum dan HAM?2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM?

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

11

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pelaksanaan/implementasi Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM?

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM?

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna sebagai bahan masukan dan referensi bagi Pimpinan pengambil kebijakan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dan batasan penelitian ini akan difokuskan pada kegiatan untuk mengetahui persepsi pegawai mengenai faktor-faktor penghambat dan bagaimana upaya-upaya mewujudkan keberhasilan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM.

E. Kerangka Teori dan Konsepsional

Dalam tujuan reformasi birokrasi telah ditentukan 8 area perubahan. Area perubahan tersebut adalah: pertama, program penataan dan Penguatan Organisasi yang dilaksanakan dengan kegiatan restrukturisasi untuk membentuk organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran. Yang kedua adalah penataan Tatalaksana. Penataan Tatalaksana dilakukan untuk membuat sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

12

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Ketiga adalah Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dilakukan untuk membentuk regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. Keempat adalah Penataan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia untuk menciptakan SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera. Kelima adalah penguatan pengawasan. Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada seluruh instansi.

Keenam penguatan akuntabilitas, program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi. Ketujuh adalah penguatan pelayanan publik. Program peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Yang terakhir pola pikir dan budaya kerja. Program ini untuk membentuk birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.

F. Metodologi

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak. M. Nawawi Hadari menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

13

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi atas data.9

Sementara dari sisi pendekatan, penelitian ini meng-gunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) antara penelitian kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode gabungan ini dilakukan untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai fenomena yang diteliti yang pada akhirnya akan memperkuat analisis penelitian.

2. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian evaluasi. Penelitian evaluasi dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Umar menyatakan data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan di dalam penelitian.10 Diperoleh melalui wawancara mendalam

9 Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.hlm.63

10 Husein Umar. 1997. Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm.64

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

14

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

(indepth interview) secara terstruktur dan kuisioner. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau orang lain, misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram11. Diperoleh melalui studi kepustakaan (library study) dengan cara membaca berbagai literatur seperti buku, jurnal, internet dan sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu memilih anggota populasi berdasarkan karakteristik yang relevan dengan tujuan penelitian, yaitu pejabat struktural, pejabat fungsional tertentu, dan pejabat fungsional umum yang dinilai mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Unit Utama dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam kurniawan12 meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan

11 Supramono dan Sugiarto, 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset. hlm. 9912 Kurniawan, H. L., Paranoan, D. B., & Fitriyah, N. 2014. Pembinaan Sumber

Daya Aparatur dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai pada bagian Ekonomi secretariat daerah Kabupaten Kutai Barat. lihat juga Miles, Matthew B. dan A. Michel Huberman. 2004. Analisis Data Kualitatif. Cetakan I. UI-Press. Jakarta.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

15

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

kesimpulan. Mengenai ketiga kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain, reduksi data merupakan suatu bentuk analisia yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi secara sederhana dan dapat dijelaskan

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan alur penting dari kegiatan analisis. Peneliti dalam hal ini membatasi suatu penyajian sebagai kumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimmpulan atau pengambilan tindakan

c. Penarikan kesimpulan

Dalam pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan. Artinya berdasarkan data yang diperoleh dilapangan maka peneliti selanjutnya menyusun pemahaman arti dari segala peristiwa melalui reduksi data, diikuti penyusunan data dalam bentuk deskripsi

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

16

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

secara sistematis. Reduksi data dan sajian data disusun pada waktu peneliti mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Setelah pengumpulan data berakhir, peneliti berusaha menarik kesimpulan berdasarkan verifikasi data lapangan tersebut.

Untuk data kuantitatif, data yang diperoleh akan dihitung persentase berdasarkan respon terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah responden sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju terhadap tiap-tiap statement. Hasil penghitungan dilakukan menggunakan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), Mutu Pelayanan, dan Nilai Kinerja berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.PAN/2/2004. Untuk menetapkan mutu layanan menggunakan tabel berikut:

Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

Nilai Persepsi

Nilai Interval IKM

Nilai Interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan

Kinerja Unit Pelayanan

1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik

2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik

3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik

4 3,26 – 4,00 81,26 – 100 A Sangat Baik

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

17

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

5. Lokasi Penelitian

No Kantor Wilayah Lokasi Sample

1. Papua • Kantor Wilayah• Kantor Imigrasi Kelas I Jayapura• Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Abepura• Rumah Detensi Imigrasi Jayapura

2 Jawa Timur • Kantor Wilayah• Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya• Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Sidoarjo• Balai Pemasyarakatan Klas I Surabaya• Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara

Klas I Surabaya

3. DKI Jakarta • Kantor Wilayah• Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta

Selatan• Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB

Jakarta

4. Jawa Barat • Kantor Wilayah• Kantor Imigrasi Kelas I Bandung• Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

Sukamiskin Bandung Pemasyarakatan Klas I Bandung

• Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Klas I Bandung

5. Sumatera Barat • Kantor Wilayah• Kantor Imigrasi Kelas I Padang• Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Padang• Balai Pemasyarakatan Klas I Padang• Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara

Klas I Padang

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

18

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

G. Anggaran

Pelaksanaan penelitian ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2016 Nomor: DIPA-013.11.1.635549/2016 Tanggal 7 Desember 2015.

H. Personalia

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim yang akan ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM RI.

Ketua : Haryono, S.Sos.

Sekretaris/Anggota : Last Sariyanti, A.Md.IP, SH, MH

Anggota : 1. Edward James Sinaga, S.Si, MH2. Ahmad Sanusi, SH, MH3. Trisapto Wahyudi Agung Nugroho,

SS, M.Si

Sekretariat : 1. Ir. I Gusti Putu Agung, M.Si2. Gunawan, SH, MH3. Dade Zulaecha, A.Md

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

19

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

20 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi merupakan tuntutan era reformasi yang mulai digulirkan pada tahun 1998 untuk memperbaiki pelayanan negara terhadap warga negaranya. Reformasi diarahkan pada perubahan masyarakat termasuk di dalamnya masyarakat birokrasi, dan perubahan dilakukan ke arahkan kemajuan. Khan memberi pengertian reformasi sebagai suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan merubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama. Selain itu istilah reformasi juga dapat berarti menempatkan suatu bentuk atau kondisi yang baru dan peningkatan; untuk memperbaiki bentuk negara, atau membawa perubahan dari yang buruk kepada yang baik sehingga kesejahteraan sebagai tujuan dapat tercapai.13

13 Yefni Delfitri, 2005, Reformasi Birokrasii di Mahkamah Agung, Jakarta: Universitas Krisnadwipayana, hlm.27

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

21

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, reformasi adalah ”perubahan radikal” untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) di suatu masyarakat atau negara. Sedangkan birokrasi berasal dari kata ”bureau” yang berarti meja atau kantor; dan kata ”kratia” (cratein) yang berarti pemerintah/rakyat. awalnya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi.

Azizy dan Kristiawan dalam subagio menjelaskan birokrasi sebagai mesin pelaksana kebijakan, efektivitas dan efisiensi kebijakan pemerintah, mendapat wujud nyatanya pada efektivitas dan efisiensi birokrasi. Sedangkan kata reformasi jelas lebih tegas makna dan arahnya yaitu perubahan drastis ke arah perbaikan. Jadi reformasi birokrasi merupakan perubahan drastis ke arah perbaikan pada mesin pelaksana kebijakan, efektifitas dan efisiensi birokrasi pemerintah yang mendapat wujud nyatanya pada efektivitas dan efisiensi birokrasi.14

Max Weber menyatakan bahwa birokrasi merupakan organisasi formal bersifat hierarki, yang ditetapkan oleh aturan-aturan legal rasional untuk mengoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas administrasi agar mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Ciri birokrasi ialah adanya sebuah pembagian kerja secara hierarkis dan rinci yang didasarkan pada aturan-aturan tertulis yang diterapkan secara impersonal, yang dijalankan oleh staff yang bekerja full

14 Rahmat Subagio, 2012, Analisis Penerapan Reformasi Birokrasi pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta: Universitas Indonesia, hlm.23

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

22

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

time, seumur hidup dan profesional, yang sama sekali tidak turut memegang kepemilikan atas ”alat-alat pemerintahan” atau pekerjaan, maupun keuangan jabatannya. Mereka hidup dari gaji dan pendapatan yang diterimanya dan tidak didasarkan secara langsung atas dasar kinerja mereka. Menurut Weber sebagaimana dikutip Setiyono,15 RB merupakan upaya-upaya strategis dalam menata kembali birokrasi yang sedang berjalan sesuai prinsip-prinsip span of control division of labor, line and staff, rule and regulation, and profesional staff. Reformasi birokrasi merupakan perubahan (transformasi) yang terencana, yang berfokus pada perubahan kelembagaan yang berdampak pada perubahan ketatalaksanaan dan kultur birokrasi. Sedangkan menurut Eko Prasojo,16 pada dasarnya, konsep reformasi birokrasi merupakan suatu kegiatan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan agar tercapai suatu tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Bentuk reformasi birokrasi di negara berkembang yang pada umumnya dilakukan melalui dua strategi, yaitu: (1) merevitalisasi kedudukan, peran dan fungsi kelembagaan yang menjadi motor penggerak reformasi administrasi, (2) menata kembali sistem administrasi negara baik dalam hal struktur,

15 Budi Setiyono,. 2004. Birokrasi Dalam Perspektif Politik dan Administrasi. Semarang: Puskodak Undip.

16 Eko Prasojo,. 2008. Makalah Reformasi Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia,. Jakarta: Kementerian PAN dan RB

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

23

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

proses, sumber daya manusia serta relasi antara negara dan masyarakat.

Sedangkan secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah membangun aparatur negara yang efektif dan efisien serta membebaskan aparatur negara dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan perbuatan tercela lainnya agar birokrasi pemerintah mampu menghasilkan dan memberikan pelayanan publik yang prima. Sederhananya, RB dimaknai sebagai suatu perubahan terencana guna menciptakan good governance. Di Indonesia, isu tentang RB masih terus diperbincangkan di banyak kesempatan dan oleh berbagai kalangan, baik dalam forum seminar, sidang kabinet sampai rapat-rapat dinas di tingkat pemerintah daerah, bahkan secara terbuka dan meluas di media massa. Namun sampai saat ini nampaknya belum ada suatu formula reformasi birokrasi yang tepat untuk dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi pemerintah kita saat ini, atau dapat dikatakan kita sedang mencari bentuk ideal dari RB itu sendiri.

Sedarmayanti dalam subagio menyampaikan bahwa tujuan reformasi birokrasi secara umum adalah mewujudkan kepemerintahan yang baik, didukung oleh penyelenggaraan Negara yang profesional, bebas korupsi kolusi dan nepotisme dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai pelayanan prima. Sedang tujuan secara khusus antara lain:a. Birokrasi bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN);b. Birokrasi efisien, tidak boros/ hemat dalam penggunaan

sumber daya;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

24

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

c. Birokrasi efektif, mampu mengemban tanggung jawab dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan;

d. Birokrasi produktif, mampu mengeluarkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

e. Birokrasi sejahtera, digaji sesuai beban tugas, bobot dan tanggung jawab jabatan serta status sosial PNS dihargai masyarakat.

untuk mencapai tujuan reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan penataan kelembagaan; penataan ketatalaksanaan; penataan sumber daya manusia; akuntabilitas dan pelayanan umum.17

Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana, dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut.18

Penataan Peraturan Perundang-undangan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Efektifitas tersebut diantaranya dapat menurunkan tumpang tindih peraturan dari seluruh

17 Rahmat Subagio, op cit, hlm. 43-44, lihat juga Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung: PT. Refika Aditaman,.

18 http://rb.pom.go.id/id/content/delapan-area-perubahan/manajemen-perubahan-mental-aparatur

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

25

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

tingkatan pemerintahan serta efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan.19

Penataan kelembagaan diartikan sebagai penataan penyelenggaraan Pemerintahan Negara dalam mewujudkan Good Governance (Kepemerintahan yang baik). Perubahan atau penataan kelembagaan, terkenal dengan reinvention, yaitu transformasi dasar sistem pemerintahan dan organisasi pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, kemampuan beradaptasi, dan berinovasi. Reformasi penyelenggaraan pemerintahan negara diharapkan dapat mengarah kepada tiga dimensi restrukturisasi, revitalisasi, dan refungsionalisasi. Reformasi kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan dilakukan untuk membentuk organisasi pemerintahan yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat antara lain: pelayanan lebih cepat, lebih murah dan lebih berkualitas.20

Penataan ketatalaksanaan diartikan sebagai penataan cara mengurus (menjalankan, melaksanakan) aktivitas usaha (perusahaan). Tujuan pendayagunaan ketatalaksanaan adalah mewujudkan tatalaksana yang ringkas/ simple, efektif, efisien dan transparan serta memberikan pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat. Sedang sasaran yang hendak dicapai dari pendayagunaan ketatalaksanaan adalah

19 http://pemerintah.net/9-program-reformasi-birokrasi/20 Op cit.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

26

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

menyederhanakan dan menertibkan sistem tatakelola, prose-dur dan mekanisme kerja aparatur pemerintahan.21

Manajemen Sumber Daya adalah proses pengelolaan sumber daya individu-individu dalam organisasi yang meliputi penarikan, penyeleksian, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan individu-individu yang berkerja dalam organisasi. Dari pemahaman konseptual inilah diperoleh pemahaman bahwa salah satu tahapan penting Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resource Planning), termasuk Perencanaan Sumber Daya Manusia di lingkungan birokrasi.22

Akuntabilitas (accountability) adalah suatu derajat yang menunjukkan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun proses pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah. Terdapat dua bentuk akuntabilitas yaitu akuntabilitas eksplisit dan implisit. Akuntabilitas eksplisit adalah pertanggungjawaban seorang pejabat atau pegawai pemerintah untuk menjawab atau menangung konsekuensi dari cara-cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas kedinasan. Sedangkan akuntabilitas implisit berarti bahwa setiap pejabat atau pegawai pemerintah secara implisit bertanggungjawab atas setiap kebijakan, tindakan atau proses pelayanan publik yang dilaksanakan. Sedarmayanti dalam

21 Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung: PT. Refika Aditaman,.hlm.88

22 Rahmat Subagio, op cit, hlm. 56

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

27

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

subagio menjelaskan untuk mendapatkan akuntabilitas yang baik diperlukan 4 komponen yaitu perencanaan stratejik, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja.

Penguatan Pengawasan merupakan salah satu program yang harus dijalankan dalam reformasi birokrasi. Program dan kegiatan penguatan pengawasan dalam kerangka reformasi birokrasi ditujukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Program ini bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.23

Kepuasan penerima layanan sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan, seperti yang diungkapkan Tjiptono, bahwa kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan. Kotler dalam Tjiptono mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibanding dengan harapannya. Setiap pelanggan atau penerima layanan tentu menghendaki kepuasan dalam menerima suatu layanan. Ratminto dan Atik mengungkapkan bahwa ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima layanan

23 Herbasuki, 2015. Identifikasi Kondisi dan Upaya Penguatan Pengawasan dalam Kerangka Reformasi Birokrasi di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik ”Gema Publika” Vo. 1 No.1 Oktober 2015

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

28

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.

Pada dasarnya Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan kearah lebih baik terhadap elemen-elemen kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur, pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar untuk melaksanakan peran dan fungsi birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna menghasilkan manfaat sesuai diamanatkan konstitusi.

B. Good Governance

Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah suatu proses transformasi mindset dan culture set yang terarah pada tatanan birokrasi yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat.24 Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat mendukung dalam penciptaan good governance karena reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance.

Menurut UNDP arti good dalam good governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, berdayaguna, dan berhasilguna dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai suatu tujuan, serta aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Menurut Daniri secara harfiah, governance kerap

24 http://www.nuraminsaleh.com/2012/10/reformasi-birokrasi-upaya-mewujudkan.html

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

29

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

diterjemahkan sebagai ”pengaturan”. Adapun dalam konteks good governance, governance sering juga disebut ”tata pamong”, atau penadbiran – yang terakhir ini, bagi orang awam masih terdengar janggal di telinga. Karena istilah itu berasal dari kata Melayu.25

Good governance ini secara umum diterjemahkan dengan pemerintahan yang baik, meskipun istilah aslinya memandang luas dimensi governance tidak sebatas hanya menjadi pemerintahan saja. Good governance adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk menentukan keputusan.26 Selain itu good governance dapat juga diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian.

Good governance juga dapat diartikan efisiensi dalam menejemen sektor publik, menciptakan akuntabilitas publik, tersedianya infrastruktur hukum, adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap informasi yang berisi kebijakan, dan adanya transparasi dari berbagai kebijakan.

Menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab menyebut good governance adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan

25 Narotama Aryanto, 2010. Analisis Dampak Reformasi Perpajakan Terkait Pelaksanaan Good Government Governance Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing Satu. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

26 https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_laksana_pemerintahan_yang_baik

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

30

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga mensinonimkan good governance sebagai hubungan sinergis dan konsturktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat. Ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu:1. Economic governance atau kesejahteraan rakyat2. Political governance atau proses pengambilan keputusan3. Administrative governance atau tata laksana pelaksanaan

kebijakan

Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Berdasarkan dokumen kebijakan UNDP, disebutkan: Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembagalembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

31

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

perbedaan-perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.

Awalnya good governance digunakan dalam dunia usaha (corporate) dan karena adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen profesionalnya, maka ditetapkan Good Corporate Governance. Dalam Good Corporate Governance dikenal prinsip-prinsip utama yaitu: transparansi, akuntabilitas, fairness, responsibilitas, dan responsivitas.27

Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha, sedangkan bagi suatu organisasi publik bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN yang dikutip Tangkilisan28 menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara Negara, sektor swasta atau privat dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good Governance, yaitu:

1. Partisipasi (Participation) Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi

keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

27 Nugroho,D, Riant,2004, Kebijan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi, Jakarta: Gramedia. hal.216

28 http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-good-governance-definisi.html

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

32

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

2. Penerapan Hukum (Fairness) Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa

pandang bulu, terutama hukum untuk hak azasi manusia.

3. Transparansi (Transparency) Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus

informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

4. Responsivitas (Responsiveness) Lembaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus

mencoba untuk melayani setipa stakeholders

5. Orientasi (Consensus Orientation) Good governance menjadi perantara kepentingan

yang berbeda untuk memeproleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

6. Keadilan (Equity) Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan

mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

7. Efetivitas (Effectivness) Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai

dengan apa yang telah digariskan dengan menggunkan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

8. Akuntabilitas (Accountability) Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, secor swasta

dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

33

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

publik dan lembaga-lembaga stakeholder. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan atau eksternal organisasi.

9. Strategi Visi (Strategic Vision) Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif

good governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan penggunaan cara sungguh-sugguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders.

C. Evaluasi Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan suatu perubahan signifikan kearah lebih baik dari unsur-unsur bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur, pengawasan, budaya kerja, peraturan perundang-undangan dan pelayanan publik yang dilakukan secara sadar untuk melaksanakan peran dan fungsi birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna menghasilkan manfaat sesuai diamanatkan konstitusi.

Untuk mengevaluasi keberhasilan proses reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan melihat keberhasilan perubahan pada

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

34

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

aspek pola pikir dan budaya kerja, Penataan Kelembagaan, Penataan Ketatalaksanaan / Manajemen, penataan peraturan perundang-undangan, Penataan manajemen Sumber daya Manusia/ Aparatur, penguatan pengawasan, Akuntabilitas (Pertanggungjawaban), dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Penetapan variabel itu berdasarkan 8 (delapan) area perubahan yang telah ditetapkan oleh Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Penilaian dilakukan terhadap setiap program dalam komponen pengungkit (proses) yang merupakan area perubahan dan sasaran reformasi birokrasi diukur melalui indikator-indikator yang dipandang mewakili program tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

35

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

36 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BAB IIIANALISA PENGUMPULAN DATA

DAN PEMBAHASAN

A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Hukum dan HAM

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.29 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI merupakan salah satu kementerian yang mempunyai peran sangat strategis antara lain sebagai:30

1. Satu-satunya kementerian yang memegang fungsi utama penyusunan dokumen perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan di lingkungan pemerintah

29 Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

30 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015-2019

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

37

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

dan melaksanakan penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-undang;

2. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi teknis di bidang peraturan perundang-undangan;

3. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pemasyarakatan;

4. Penjaga pintu gerbang terdepan negara melalui fungsi keimigrasian terkait penegakan hukum terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara;

5. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kekayaan intelektual;

6. Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standarisasi teknis di bidang administrasi hukum umum;

7. Penanggung jawab dalam merumuskan pemajuan HAM agar aparatur pemerintah dapat menerapkan norma dan standar HAM dengan melibatkan peran dan partisipasi masyarakat;

8. Penanggung jawab pelaksana bantuan hukum kepada orang atau kelompok masyarakat miskin.

Organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri dari 836 satuan kerja yang terdiri dari Unit Utama, Kantor Wilayah, Balai Harta Peninggalan, Kantor Imigrasi, Rumah Detensi Imigrasi, Perwakilan RI di Luar Negeri, Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, Balai

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

38

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Pemasyarakatan, Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara dan Rumah Sakit. Jumlah Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebanyak 44.460 orang.31

a. Sekretariat Jenderal; Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Menteri. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Inspektorat Jenderal; Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan

pengawasan intern di Kementerian Hukum dan HAM.

c. Direktorat Jenderal; Direktorat Jenderal merupakan unsur pelaksana sebagian

tugas dan fungsi kementerian yang bersifat teknis serta bertanggung jawab langsung kepada Menteri. Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan;2) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum;3) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;4) Direktorat Jenderal Imigrasi;

31 Bahan Presentasi Menteri Hukum dan HAM RI dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2015 ”Introspeksi untuk kinerja yang lebih PASTI tanggal 31 desember 2015. dalam http://www.kemenkumham.go.id/v2/component/attachments/download/216 diakses tanggal 11 Juli 2016 pukul 10.00 wib

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

39

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

5) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual;6) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia.

d. Badan Badan merupakan unsur penunjang dalam kementerian

dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri. Badan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:1) Badan Pembinaan Hukum Nasional;2) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan

HAM;3) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum

dan HAM.

e. Kantor Wilayah Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkedudukan di propinsi dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Menteri untuk melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan kebijakan Menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kantor wilayah membawahkan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungannya dalam hal pengawasan dan jalur koordinasi.

f. Unit Pelaksana Teknis UPT adalah unit pelaksana pelayanan di bidang masing-

masing dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. UPT Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri dari: a. Kantor Imigrasi; b. Rumah Detensi Imigrasi; c. Lembaga Pemasyarakatan; d. Balai Pemasyarakatan; e.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

40

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Rumah Tahanan Negara; f. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara; dan g. Balai Harta Peninggalan (di lima kantor wilayah).

Visi Kementerian Hukum dan HAM

”Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”

Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Hukum dan HAM memiliki beberapa misi, diantaranya:a. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang

berkualitas;b. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;c. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;d. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan

perlindungan HAM;e. Mewujudkan layanan manajemen adminsitrasi

Kementerian Hukum dan HAM; sertaf. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM

yang profesional dan berintegritas.

Nilai Kementerian Hukum dan HAM

1. Profesional

Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

41

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

2. Akuntabel

Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

3. Sinergi

Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.

4. Transparan

Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

5. Inovatif

Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

42

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pejabat struktural, Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) di Lingkungan Unit Utama, Kantor Wilayah, Kantor Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan, Balai Pemasyarakatan, Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara dan Rumah Detensi Imigrasi di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Gambar 2 Jenis Kelamin Responden

Dari 314 responden, tercatat mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 173 responden (55%). Sementara jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 123 responden (39%). Sebanyak 18 atau (6%) responden memilih untuk tidak mengisi jenis kelamin.

Dari pengelompokan responden berdasarkan usia, hasil pengolahan data penelitian menunjukan bahwa tingkat

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

43

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

partisipasi di dominasi oleh pegawai yang berada pada usia diatas 25 tahun yaitu sebesar 89 % dengan sebaran usia 25-35 tahun yaitu 34%, di atas 46 tahun yaitu 31 % dan usia 35-45 tahun sebesar 24 %, hanya 4 % yang berusia dibawah 25 tahun dan sisanya tidak mengisi kuisioner.

Gambar 3 Tingkat Usia Responden

Berdasarkan tingkat pendidikan formal, mayoritas responden adalah pegawai dengan tingkat pendidikan sarjana (S1) yaitu sebanyak 54%. Yang diikuti oleh pegawai yang berpendidikan SLTA dan pascasarjana (S2) yaitu masing-masing sebesar 21% dan 14%. Sementara persentase pendidikan responden yang paling rendah adalah diploma dengan 4% dan responden yang tidak menjawab sebanyak 7%.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

44

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Gambar 4 Tingkat Pendidikan Responden

Dilihat dari factor masa kerja di Kementerian Hukum dan HAM, mayoritas responden adalah pegawai dengan masa kerja di atas 20 tahun (28%), yang diikuti dengan masa kerja 11-20 tahun dengan persentase 24% dan masa kerja 5-10 tahun (22%). Sementara jumlah yang paling sedikit adalah yang memiliki masa kerja dibawah 5 tahun (19%).

Gambar 5 Jabatan Responden

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

45

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Dilihat dari jabatan, mayoritas responden adalah JFU dengan 53% (167). Pejabat struktural 31% (98) dan JFT 6% (19). Sebanyak 10% (30) responden tidak mengisi jabatannya.

Gambar 6 Tingkat Pendidikan Responden

C. Hasil Penilaian Responden dan Analisis

1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM

Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh tata nilai

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

46

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Kami PASTI dan kode etik perilaku pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.32

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka ada 8 area penting manajemen pemerintahan yang perlu dilakukan perubahan secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Terselenggaranya reformasi birokrasi mengandung maksud agar birokrasi pemerintah dapat berlangsung dengan baik sesuai kebaikan prinsip-prinsip manajemen modern yang semakin baik dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang memang merupakan tugas utama birokrasi. Di sisi lain upaya perbaikan internal terus diupayakan dengan pengembangan kapasitas dan kompetensi penyelenggaranya baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga diharapkan dalam lima tahun ke depan menghasilkan birokrasi yang bersih dan akuntabel; birokrasi yang efektif dan efisien serta memiliki pelayanan publik berkualitas dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang berbasis kinerja.

Keberhasilan Kementerian Hukum dan HAM antara lain dalam hasil survey integritas tahun 2014 untuk formasi jabatan notaris 7,42 dan 7,49 untuk pelayanan paspor. Opini BPK atas laporan keuangan Kemenkumham tahun 2015 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Nilai Akuntabilitas 2014 yaitu 68,6 dengan nilai Baik (B). indeks kepuasan masyarakat 2,96 diatas nilai nasional, dan

32 Panduan agen perubahan Kemenkumham

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

47

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

peringkat e-government Indonesia kategori (pegi) lembaga kementerian tahun 2015 adalah 14 dengan nilai 2.67 (Baik).

Untuk mewujudkan sasaran reformasi birokrasi ditetapkan 8 area perubahan birokrasi. Perubahan-perubahan pada area tersebut terintegrasi melalui pelaksanaan tugas dan fungsi di Kementerian Hukum dan HAM yang dapat menciptakan kondisi kondusif untuk mendukung pencapaian tiga sasaran reformasi birokrasi. Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan mental aparatur. Perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkah-langkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkup aparatur.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi berkaitan dengan tugas dan fungsinya antara lain:a) Gerakan ”AYO KERJA KAMI PASTI”;b) Pembangunan Agen Perubahan di Kementerian

Hukum dan HAM;c) Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan HAM

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM;

d) Pengembangan dan pemanfaatan sistem Teknologi Informasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM (E-PASTI);

e) Penilaian dan peningkatan kompetensi melalui metode Computer assisted test (CAT) serta pendidikan dan pelatihan melalu e-learning dan integrasi dan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

48

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

otomasi administrasi dan pelayanan kepegawaian dalam SIMPEG;

f) Tersedianya unit layanan pengaduan masyarakat;g) Pembentukan Tunas Integritas;h) Inovasi pelayanan serta pemanfaatan IT dalam

pelayanan di Kementerian Hukum dan HAM (layanan online).

Kebijakan Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah ada atau sedang dilaksanakan dan untuk meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsinya menetapkan target kinerja. Target kinerja bertujuan untuk: a. mempercepat pelaksanaan implementasi reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; b. meningkatkan peran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam rangka peningkatan kualitas pembentukan dan pelayanan hukum serta pemenuhan/pemajuan hak asasi manusia kepada masyarakat; c. meningkatkan integritas aparatur hukum dan hak asasi manusia; d. meningkatkan koordinasi antarlembaga penegak hukum; dan e. mendorong terwujudnya penguatan perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat.

Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari hasil pelaksanaannya. Disamping itu monitoring dan evaluasi

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

49

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

juga dimaksudkan untuk memberikan masukan dalam menyusun rencana aksi perbaikan berkelanjutan bagi pelaksanaan reformasi birokrasi periode atau tahun berikutnya.

Tujuan dari evaluasi reformasi birokrasi adalah menilai kemajuan dan memberi saran perbaikan pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Penilaian terhadap setiap program dalam komponen pengungkit (proses) dan sasaran reformasi birokrasi diukur melalui indikator-indikator yang dipandang mewakili program tersebut. Sehingga dengan menilai indikator tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran pencapaian upaya yang berdampak pada pencapaian sasaran. Delapan area perubahan di Kementerian Hukum dan HAM yaitu:

a. Manajemen Perubahan dan Mental Aparatur

Perubahan merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh suatu organisasi dan dilakukan dalam rangka membangun organisasi yang lebih baik sesuai dengan tujuan. Pelaksanaan perubahan organisasi yang meliputi struktur kelembagaan, proses manajemen, manajemen sumber daya manusia dan budaya kerja memerlukan komitmen, komunikasi, dan keterlibatan serta dukungan semua anggota organisasi.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

50

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong terciptanya citra negative birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental model birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka, inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus perubahan reformasi birokrasi ditujukan pada perubahan mental aparatur. Perubahan mental model/perilaku aparatur diharapkan dapat mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas.33

Manajemen perubahan merupakan suatu upaya terencana yang mencakup seluruh organisasi yang dikelola dari puncak, guna memperbesar efektifitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi-intervensi terencana pada proses organisasi tersebut.34 Manajemen perubahan diarahkan untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi, serta keterlibatan dari seluruh tingkatan pegawai dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi.35 Sasaran

33 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 11 tahun 2015 tentang road map reformasi birokrasi 2015-2019

34 Buku saku reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM35 Habsul hadi prasodjo Nurhadi, 2015. Analisis Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Tingkat Mikro pada Sekretariat Jenderal MPR RI. Dalam www.kompasiana.com/habsulnurhadi/analisis-pelaksanaan-reformasi-birokrasi-tingkat-

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

51

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

manajemen perubahan adalah meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai dalam reformasi birokrasi sehingga terjadi perubahan perubahan pola pikir dan budaya kerja yang akhirnya berdampak pada menurunnya resiko kegagalan. Manajemen perubahan dirumuskan secara sistematis melalui sosialisasi yang memadai, menanamkan pemahaman, mendorong komitmen dan dilaksanakan mengakar secara partisipatif serta berkesinambungan.36

Perubahan pola pikir dan budaya kerja pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM ditujukan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi.37 Kriteria keberhasilan penguatan pola pikir dan budaya kerja dalam kerangka revolusi mental Kementerian Hukum dan HAM adalah:1) Adanya komitmen pimpinan yang kuat dan

konsisten dalam melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

2) Adanya agen perubahan sebagai role model dalam reformasi birokrasi dalam rangka revolusi mental;

3) Adanya perubahan perilaku pegawai terhadap kinerja, etika, dan kedisiplinan;

mikro-pada-sekretariat-jenderal-mpr-ri_56440acee222bd440fe88880 diakses tanggal 15 Juni 2016 pukul 9.00 wib

36 Buku saku reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM37 Panduan agen perubahan Kemenkumham

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

52

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

4) Adanya Quick Wins Kementerian Hukum dan HAM berdampak dan dirasakan langsung masyarakat.38

Data hasil kajian menunjukan bahwa 87.29 % dari responden menilai Positif (setuju dan sangat setuju) bahwa penataan manajemen perubahan dan mental aparatur telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur Penataan Manajemen Perubahan dan Mental Aparatur adalah 3,02 (BAIK), namun masih ada indicator yang dinilai negative lebih dari 20 % responden yaitu peran aktif dan efektifitas agen perubahan dalam mendorong perubahan pola pikir pegawai sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

38 Lampiran Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 9 tahun 2015 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum dan HAM tahun 2015

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

53

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 1 Pelaksanaan Penataan Manajemen Perubahan dan Mental Aparatur

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Tim Reformasi Birokrasi telah di isi oleh orang-orang yang mempunyai kompetensi yang sesuai dalam melaksanakan program Reformasi Birokrasi

1 16 69 14 3.26

Telah dilakukan sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai Kementerian Hukum dan HAM dalam semangat ”KAMI PASTI”.

2 7 68 23 2.93

Nilai-nilai Kementerian Hukum dan HAM dalam semangat ”KAMI PASTI” dapat merubah budaya kerja dan pola pikir dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi

2 7 68 23 3.08

Para pimpinan terlibat dan perhatian dalam mendorong pelaksanaan program reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM

1 3 65 31 3.11

Agen perubahan sebagai role model telah aktif dan efektif dalam mendorong perubahan pola pikir pegawai.

4 19 65 12 2.85

Terdapat media komunikasi untuk men-so siali sasikan tentang reformasi birokrasi yang sedang berjalan dan akan dilakukan

0 12 73 15 2.99

Terjadi perubahan perilaku pegawai terhadap kinerja, etika dan disiplin 1 14 67 18 2.91

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

54

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Perubahan manajemen perubahan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya yang mendukung perubahan mental aparatur dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Kegiatan area ini diarahkan sesuai dengan prioritas nasional area manajemen perubahan dan mental aparatur yang berupa pengembangan nilai-nilai untuk menegakan integritas dan pembentukan agen perubahan yang mendorong terjadinya perubahan pola pikir.

Dalam rangka merubah pola pikir dan budaya kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dilaksanakan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan mempersiapkan sumber daya untuk mendukung perubahan mental aparatur dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya perubahan budaya kerja dan pola pikir pegawai, Kementerian Hukum dan HAM dilakukan melalui sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai Kementerian ”PASTI” kepada seluruh pejabat dan pegawai.

Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan internalisasi adalah adanya peningkatan pemahaman, kesadaran, komitmen dan partisipasi dari seluruh anggota organisasi mengenai reformasi birokrasi dan nilai-nilai kementerian. Data hasil kajian menunjukan bahwa 83 % responden menyatakan bahwa sosialisasi telah dilakukan, namun masih ada pegawai yang belum memahami reformasi birokrasi. Masih ada yang berpendapat bahwa reformasi birokrasi hanya sebatas

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

55

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

pemberian remunerasi. Oleh Karena itu diperlukan suatu pengukuran untuk mengetahui tingkat pemahaman pegawai tentang reformasi birokrasi dan nilai-nilai Kemenkumham ”kami Pasti”.

Untuk menciptakan SDM yang berintegritas, terpuji, disiplin, tidak koruptif dan penuh pengabdian maka diperlukan adanya peran agen perubahan.39 Agen perubahan bisa individu maupun kelompok dari organisasi yang mampu menggerakkan terjadinya perubahan di lingkungan kerjanya serta menjadi teladan bagi anggota organisasi lainnya pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka revolusi mental. kementerian Hukum dan HAM menetapkan agen perubahan dan melakukan sosialisasi pembentukan agen perubahan melalui coaching and mentoring dengan penerapan reward and punishment.

Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi adalah perubahan pola pikir, budaya kerja dan komitmen serta dukungan pimpinan unit kerja dalam mendorong pelaksanaan reformasi birokrasi. Pimpinan organisasi mempunyai pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi organisasi,

39 Sambutan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM pada acara sosialisasi percepatan reformasi birokrasi melalui pembangunan agen perubahan pada Kementerian Hukum dan HAM tanggal 3 Juli 2014 dalam itjen.kemenkumham.go.id/berita-utama/709-sosialisasi- pembangunan-agen-perubahan-di-lingkungan-kemenkumham diakses tanggal 1 agustus 2016

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

56

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

sehingga perilaku pimpinan akan menjadi contoh bagi para bawahan untuk bertindak dan berperilaku. Sehingga dibutuhkan adanya keteladanan nyata dari pimpinan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM bukan hanya sekedar slogan atau cuma jargon. Perilaku pimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi akan memudahkan usaha untuk mengubah perilaku bawahannya.

Merubah pola pikir dan budaya kerja pegawai bukan merupakan pekerjaan yang mudah, dibutuhkan kerja sama semua pihak dalam mewujudkan perubahan tersebut. Meskipun agen perubahan dibentuk pada semua unit kerja, namun apabila tidak ada komitmen dan kemauan dari seluruh organisasi maka perubahan tersebut tidak akan terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan dan setiap anggota organisasi untuk tetap konsisten melaksanakan perubahan yang baik.

Upaya yang lain dalam mendorong perubahan yaitu dilakukan penandatangan pakta integritas ”Revolusi Mental”. Penandatangan pakta integritas ini bertujuan untuk memperkuat komitmen pimpinan yang kuat dan konsisten dalam implementasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Selain unsur pimpinan, untuk mempercepat perubahan kepada seluruh individu anggota organisasi, sangat diperlukan beberapa individu untuk menjadi unsur penggerak utama perubahan yang

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

57

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

sekaligus dapat menjadi contoh dalam berperilaku bagi seluruh individu anggota organisasi yang ada di lingkungan organisasinya.40 Dengan demikian perlu membangun dan memilih individu sebagai agen yang dapat menggerakkan perubahan pada lingkungan kerjanya dan dapat menjadi teladan perubahan (role model) bagi anggota organisasi lainnya dalam berperilaku sesuai dengan tata nilai Kemenkumham ”KAMI PASTI”.

Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan dapat diketahui bahwa masih ada sekitar 23 % responden yang menyatakan negative (kurang setuju dan tidak setuju) bahwa agen perubahan belum aktif dan efektif dalam mendorong perubahan pola pikir dan berperilaku sesuai dengan tata nilai Kemenkumham. Masih adanya penilaian responden yang menyatakan bahwa agen perubahan belum optimal dalam pelaksanaan tugasnya, maka diperlukan peran aktif dari agen perubahan dalam melakukan sosialisasi, panduan pembangunan agen perubahan kepada seluruh anggota organisasi serta modul coaching and mentoring agen perubahan sehingga diharapkan nantinya seluruh pegawai bisa memiliki jiwa yang ”Pasti”.

40 Permen PAN & RB nomor 27 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

58

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Berdasarkan hasil penilaian responden, 85 % menyatakan sudah terjadi perubahan perilaku pegawai terhadap kinerja, etika dan disiplin. Namun masih ditemukan adanya pegawai yang tidak disiplin yaitu tidak menaati ketentuan jam kerja serta masih adanya pegawai yang tidak konsisten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya hanya karena adanya tuntutan untuk memenuhi kewajiban. Hal ini disebabkan karena adanya pembiaran yang dilakukan oleh pimpinan dan tidak menerapkan PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Perubahan mental aparatur kemenkumham bisa dilakukan melalui penerapan nilai-nilai kami pasti, membiasakan gotong royong dan sinergi, meningkatkan disiplin, etos kerja dan integritas, berpikir dan bertindak positif, hidup sederhana dan bersahaja, serta selalu siap dengan perubahan.

b. Penataan Peraturan Perundang-undangan

Permasalahan lain yang menjadi faktor penyebab munculnya perilaku negatif aparatur adalah peraturan perundang-undangan yang tumpeng tindih, disharmonis, dapat diinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat tidak jelas untuk membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti ini seringkali dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan negara. Karena itu, perlu dilakukan perubahan/penguatan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

59

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

terhadap sistem peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat.41

Penataan Peraturan Perundang-undangan bertu-juan untuk meningkatkan efektivitas penge lolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah. Dengan melalui penataan peraturan perundang-undangan diharapakan tum-pang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dapat diminimalisir bahkan dihilangkan sama sekali serta meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan instansi pemerintah.42

Data hasil kajian menunjukan bahwa 90.25 % dari responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa penataan peraturan perundang-undangan telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penataan Peraturan Perundang-undangan adalah 3,05 (BAIK), sebagaimana terlihat dalam table di bawah ini:

41 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 11 tahun 2015 tentang road map reformasi birokrasi 2015-2019

42 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi nomor 14 tahun 2014 tentang evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

60

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 2 Pelaksanaan Penataan Peraturan Perundang-undangan

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Dilakukan penataan/ harmonisasi peraturan yang dikeluarkan/ diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI

1 6 72 21 3.11

Penyusunan peraturan telah melibatkan/konsultasi bersama pemangku kepentingan 3 12 72 13 2.89

Peraturan yang dibuat Kementerian Hukum dan HAM sesuai dengan visi dan misi organisasi.

1 4 73 22 3.13

Informasi pembentukan dan database peraturan perundang-undangan mudah diakses masyarakat

1 11 65 23 3.08

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Hasil yang diharapkan dari penataan peraturan perundang-undangan adalah:

1) Meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan;

Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tersebut mengatur keterlibatan publik dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan dalam bentuk konsultasi publik. Konsultasi publik penting untuk menyaring

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

61

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

aspirasi masyarakat dan memetakan secara lebih teliti masalah yang akan diatur, dan juga sebagai proses pembelajaran masyarakat.

Konsultasi Publik juga merupakan salah satu wujud penerapan asas pembentukan peraturan perundang-undangan terutama asas keterbukaan yang menyatakan bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan penyusunan pembahasan, pengesahan atau penetapan dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dinyatakan bahwa rancangan peraturan perundang-undangan juga harus disosialisasikan oleh pemrakarsa kepada masyarakat baik melalui media cetak, media elektronik, atau forum tatap muka atau dialog langsung dengan masyarakat.

Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dilakukan dengan menyempurnakan buku panduan penyusuanan peraturan serta dengan membangun sistem informasi dan database peraturan perundang-undangan (djpp.kemenkumham.go.id/database-peraturan/undang-undang.html atau www.peraturan.go.id)

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

62

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

2) Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.

Peraturan perundang-undangan merupakan salah satu produk penting yang dihasilkan oleh instansi. Dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan, instansi dituntut untuk selalu berkoordinasi serta melakukan identifikasi dan pemetaan peraturan perundang-undangan terkait untuk mencegah terjadinya duplikasi atau tumpang tindih, disharmonis, dan pertentangan peraturan yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan peraturan di lapangan.43

Kementerian Hukum dan HAM memiliki fungsi strategis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari pra-legislasi, proses penyusunan dan pasca-legislasi. Perencanaan hukum merupakan kegiatan pembenahan/pembaharuan hukum agar arah pembangunan hukum selaras dengan arah pembangunan nasional. Kegiatan identifikasi regulasi bertujuan untuk melakukan inventarisasi mengenai peraturan yang telah diterbitkan oleh instansi. Adapun kegiatan pemetaan regulasi bertujuan untuk mengharmonisasikan peraturan

43 Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi Kementerian PPN/Bappenas 2012

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

63

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi sendiri maupun oleh Kementerian/Lembaga lain agar tidak tumpang tindih.

Bahwa dalam merencanakan regulasi yang akan disusun, perlu terlebih dahulu melakukan identifikasi permasalahan dan pemetaan terhadap regulasi yang telah ada sehingga diketahui adanya permasalahan dan peraturan yang tumpang tindih dengan peraturaan lain.

Pencapaian program penataan peraturan perundang-undangan dilihat dari adanya harmonisasi dan adanya sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Proses harmonisasi dilakukan melalui identifikasi, analisis, dan pemetaan serta revisi peraturan perundangan yang tumpang tindih dan disharmonis. Proses identifikasi dan pemetaan peraturan perundang-undangan di Kementerian Hukum dan HAM masih terus dilakukan. Selain itu untuk mendorong iklim kondusif bagi publik, dengan melakukan percepatan penyusunan rancangan undang-undang yang mendukung pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

c. Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan dan penguatan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi instansi pemerintah secara proporsional

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

64

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga organisasi instansi pemerintah menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). Sasaran penataan dan penguatan organisasi adalah menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal instansi pemerintah; meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/kesinergisan kelembagaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Untuk menciptakan organisasi yang efektif dan efisien, Kementerian Hukum dan HAM telah menetapkan kerangka kelembagaannya. Tujuan dari kerangka kelembagaan ini untuk memperbaiki terjadinya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM sehingga perlu dilakukan restrukturisasi kelembagaan yang fokus kepada penguatan unit kerja melalui restrukturisasi organisasi, tata laksana internal termasuk dukungan penguatan untuk penyelenggaraan bidang pengembangan kepegawaian.

Kementerian Hukum dan HAM RI dalam pelaksanaan program Penataan dan Penguatan Organisasi akan terwujud organisasi yang right sizing, right function, dan hemat struktur namun kaya fungsi sudah berhasil melakukan restrukturisasi organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2014 dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 28 Tahun

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

65

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Data hasil kajian menunjukan bahwa 84.75 % dari responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa penataan dan penguatan organisasi telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penataan dan Penguatan Organisasi adalah 2,93 (BAIK), sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3 Pelaksanaan Penataan dan Penguatan Organisasi

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Perubahan struktur organisasi di Kementerian Hukum dan HAM Sudah sesuai dengan pelaksanaan tugas dan fungsi

4 12 74 10 2.88

Struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM saat ini mempertimbangkan beban kerja antar satuan/unit kerja.

3 14 71 12 2.88

Kondisi organisasi Kementerian Hukum dan HAM dapat meningkatkan inovasi kerja dan terobosan-terobosan

1 14 72 13 2.96

Struktur organisasi di Kementerian Hukum dan HAM menunjukan hierarki pertang-gungjawaban yang jelas

2 11 69 18 2.99

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

66

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM yang strategis dan kompleks, membutuhkan organisasi dan sistem ketatalaksanaan yang efektif, efisien, responsif, akuntabel, right sizing, sinergi, transparan, adaptif, inovatif, dinamis, dan mampu mendukung dan mentransformasikan tugas yang diembannya dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai organisasi yang mempunyai instansi vertikal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berada dari tingkat provinsi sampai dengan kota/kabupaten. Kedudukan, tugas, fungsi, peran dan karakteristik Kementerian Hukum dan HAM membuat organisasi Kemenkumham menjadi dinamis dan bergantung terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan publik maupun amanat peraturan perundang-undangan. Dengan demikian dibutuhkan organisasi dan sistem ketatalaksanaan secara cepat mampu mengantisipasi perubahan itu agar dapat mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan penataan organisasi yang berkesinambungan.

Berdasarkan hasil audit kelembagaan, maka Kementerian Hukum dan HAM melakukan restrukturisasi organisasi dan tata kerjanya melalui Peraturan Menteri hukum dan HAM nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

67

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Hukum dan HAM, agar dapat lebih tepat fungsi dan lebih tepat ukuran (right sizing) sehingga dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi. perubahan ini berupa penataan, penataan dan pengintegrasian, penambahan.pembentukan unit baru, serta pemekaran dan penguatan fungsi organisasi.

Meskipun 4 indikator penataan dan penguatan organisasi mendapat nilai positif dari responden dan dianggap sudah berhasil, namun, Kementerian Hukum dan HAM RI juga masih perlu melakukan upaya penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tatalaksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat agar mampu mendukung tercapainya tujuan dan sasaran reformasi birokrasi serta membentuk UPT/unit baru berkaitan dengan adanya kebijakan pemekaran wilayah maupun pembentukan unit pelaksana teknis yang menjadi amanat peraturan perundang-undangan.

d. Penataan Tata laksana

Penataan tatalaksana bertujuan untuk mewu-judkan sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. sasaran yang ingin dicapai melalui program ini adalah:1) Meningkatnya penggunaan teknologi informasi

dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di instansi pemerintah;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

68

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

2) Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di instansi pemerintah; dan

3) Meningkatnya kinerja di instansi pemerintah

Kegiatan penataan tata laksana ditandai dengan meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur, sederhana, transparan, partisipatif dan berbasis e-government; meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik; meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik; dan meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal.

Data hasil kajian menunjukan bahwa 83.17 % dari responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa penataan tata laksana telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penataan Tata laksana adalah 2,99 (BAIK), namun masih ada indikator yang mendapat respon negative lebih dari 20 % responden, yaitu koordinasi dan tata kerja, dan pengelolaan sistem arsip yang handal sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

69

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 4 pelaksanaan Penataan Tata laksana

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

SOP yang dimiliki Kementerian Hukum dan HAM/ Unit kerja memudahkan penyelenggaraan tugas dan fungsi

1 6 72 21 3.23

Pola kooordinasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antar satuan/unit kerja sudah berjalan efektif.

2 22 67 9 2.83

Mekanisme dan tatakerja di dalam dan/atau antar satuan/unit kerja sudah berjalan efektif.

3 21 67 9 2.85

Pemanfaatan Teknologi Informasi di Kementerian Hukum dan HAM memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi.

1 6 68 25 3.18

Meningkatnya penerapan keterbukaan Informasi Publik (masyarakat mudah mendapatkan informasi Kementerian Hukum dan HAM)

2 7 68 23 3.13

Kementerian Hukum dan HAM telah mempunyai sistem pengelolaan kearsipan yang handal

3 27 62 8 2.75

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

70

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standard Operating Prosedure (SOP) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dinyatakan bahwa SOP pada dasarnya merupakan pedoman yang berisi prosedur operasional standar kegiatan yang dijalankan dalam organisasi dan digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas proses yang dilakukan pegawai Kementerian Hukum dan HAM berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar dan sistematis.

Dengan adanya SOP, penyelenggaraan administrasi pemerintahan dapat berjalan dengan pasti sehingga berbagai bentuk penyimpangan dapat dihindari, atau bahkan meskipun terjadi penyimpangan maka dapat ditemukan penyebabnya. Kondisi tersebut pada akhirnya membuat kualitas pelayanan publik akan menjadi lebih baik.

Responden menilai bahwa SOP yang sudah dibuat Kementerian Hukum dan HAM memudah pelaksanaan tugas dan fungsinya. Meskipun demikian seiring dengan perubahan nomenklatur serta organisasi dan tata kerja Kemenkumham membutuhkan penyesuaian SOP yang ada agar sesuai dengan perubahan tersebut.

Namun berkaitan dengan koordinasi dan mekanisme tata kerja masih mendapat penilaian negatif dari responden, 24 % responden menganggap bahwa koordinasi dan mekanisme tata kerja belum berjalan efektif, seiring dengan perubahan organisasi

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

71

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

maka perlu dilakukan penyempurnaan peta proses bisnis Kemenkumham. Pemetaan proses bisnis Kemenkumham bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja organisasi; Perbaikan sinergitas dan koordinasi antar organisasi pemerintah; Menciptakan tertib penyelenggaraan tugas dan fungsi setiap unit kerja; Kemudian mencegah penyalahgunaan wewenang; Mendorong setiap unit kerja memiliki proses bisnis dan prosedur baku pada setiap tugas dan fungsi; Memperkuat akuntabilitas kinerja; dan pada akhirnya akan dihasilkan perbaikan mutu pelayanan publik.

Menurut penilaian responden mengenai pemanfaatan tekonologi informasi dan penerapan keterbukaan informasi publik sudah dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Kementerian Hukum dan HAM mempunyai portal resmi yaitu www.kemenkumham.go.id sebagai media penyebarluasan data dan informasi dan merupakan data base online, sehingga masyarakat dengan mudah mengakses data dan informasi. Namun website ini hanya terintegrasi ke unit utama dan kantor wilayah belum sampai ke tingkat UPT/satuan kerja. Pengembangan e-government Kemenkumham di lakukan oleh masing-masing unit utama:1) Ditjen KI: aplikasi IPAS dan E-cipta;2) Ditjen AHU: AHU online;3) Ditjen Imigrasi: Paspor online, Sistem Informasi

antrian paspor dan visa online;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

72

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

4) Ditjen Pemasyarakatan: SDP online, smslap.ditjenpas.go.id;

5) BPSDM: E-learning dan E-Komin (hanya BPSDM dan Kanwil DKI Jakarta serta Banten);

6) HAM: E-book litbang;7) BPHN: sidbankum online, aplikasi luhkum adil,

android legal smart channel;8) Ditjen Peraturan perundang-undangan: Aplikasi

peraturan.go.id;9) Pengawasan: simwas, wbs online, 10) Sekretariat Online: portal data dan informasi,

Sistem informasi kearsipan, simpeg, target kinerja online, dan siroma

Mengenai pengelolaan kearsipan juga mendapat sorotan responden, bahkan sekitar 30 % responden menyatakan bahwa Kementerian Hukum dan HAM belum mempunyai pengelolaan arsip yang handal. Perlu melakukan sosialisasi Grand design kearsipan untuk menjadikan budaya mengelola arsip sebagai kebiasaan dan mampu meningkatkan kinerja dan akuntabilitas publik di kantor wilayah maupun UPT di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Sasaran umum Grand Design kearsipan diarahkan untuk membangun penataan pengelolaan dan pembinaan kearsipan secara efisien, efektif dan sistematis di lingkungan Kemenkumham dan dapat didayagunakan untuk kepentingan pengguna dan publik dalam suatu wadah Sistem Kearsipan Nasional.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

73

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

strategi dan peta jalan grand design kearsipan tahun 2015-2019 adalah memantapkan kembali sistem kearsipan Kemenkumham untuk mendukung program pembangunan nasional. Sedangkan untuk tahun 2020-2025 adalah untuk mewujudkan kearsipan Kemenkumham yang handal berbasiskan TIK.44

e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Penataan sistem manajemen SDM (Sumber Daya Manusai) aparatur bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada masing-masing instansi pemerintah, yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan.

Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan, rekrutmen, pengembangan hingga pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak profesional dan kompeten yang akan berpengaruh terhadap kualitas penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik. Oleh karena itu, perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional. Sumber daya manusia aparatur

44 http://djahu.kemenkumham.go.id/id/detail/75-berita-lainnya/1233-mewujudkan-tata-kelola-kearsipan-ditjen-ahu-yang-pasti

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

74

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

merupakan aset utama yang akan menghantarkan keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi.

Hasil yang diharapkan dalam penataan sistem manajemen SDM aparatur yakni meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM aparatur untuk mewujudkan pegawai yang kompeten dan kompetitif; penerapan manajemen SDM berbasis merit; manajemen kinerja individu untuk meningkatkan kompetensi pegawai; dan profesionalisme pegawai.

Data hasil kajian menunjukan bahwa 77.75 % dari responden menyatakan positif (setuju dan sangat setuju) bahwa penataan sistem manajemen SDM aparatur telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah 2,93 (BAIK), sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

75

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 5 Pelaksanaan Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Rekrutmen pegawai di Kementerian Hukum dan HAM dilakukan secara adil, transaparan, objektif,.

6 19 48 27 2.97

Adanya program berkala bagi pengembangan diri/kompetensi pegawai dalam rangka meningkatkan motivasi dan kemampuan kerja

5 13 65 17 2.95

Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan peningkatan kinerja organisasi 3 11 64 22 3.05

Promosi jabatan dilakukan secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi 12 20 44 24 2.81

Penilaian kinerja pegawai dilakukan dengan objektif dan adil 5 16 54 25 2.97

Adanya pembagian kerja yang jelas 4 17 59 20 2.95

Pemberian reward and punishment kepada pegawai sudah berbasis kinerja dan kom petensi

6 22 54 18 2.84

Sistem Informasi Kepegawaian sudah dimanfaatkan dalam mendukung pengem bangan pegawai (integrasi dan otomasi administrasi dan pelayanan kepegawaian)

3 16 69 12 2.90

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

76

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Pengembangan sumber daya manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen sumber daya manusia secara keseluruhan, yang dimulai dari perekrutan dan seleksi (recruitment and selection), penempatan (placement), pelatihan dan pengembangan (training and development), peta pengembangan karir (career development mapping), penilaian kinerja (performance appraisal), dan penghargaan dan pembinaan (reward and enforcement).45

Dari indicator yang digunakan, menunjukan bahwa 5 (lima) indikator yang dinilai oleh lebih dari 20 % responden masih belum berjalan optimal dan baik, yaitu proses rekrutmen, pembagian kerja, penilaian kerja, promosi jabatan serta reward and punishment. Hal ini menunjukan masih ada ketidakpuasan pegawai dalam manajemen SDM di Kementerian Hukum dan HAM.

Tujuan reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM adalah menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien dengan aparatur yang mempunyai integritas, bersih, profesional dan bertanggung jawab. Untuk membentuk aparatur Kemenkumham seperti itu dibutuhkan penataan sistem manajemen pengembangan SDM yang dapat mendukung

45 Taslim Moeis, 2014. Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dalama http://www.tmcindonesia.com/reformasi-birokrasi-kementerian-hukum-dan-ham/ diakses tanggal 16 Mei 2016

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

77

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian yang. Proses penataan SDM dimulai dari proses perencanaan kebutuhan, rekrutmen pegawai, pengembangan kompetensi, promosi jabatan terbuka, adanya penilaian kinerja, penegakan aturan disiplin/kode etik perilaku, evaluasi jabatan dan integrasi dalam sistem informasi kepegawaian (SIMPEG).

Untuk memperkirakan kebutuhan pegawai yang ideal maka perlu dilakukan penghitungan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja dengan tetap mempertimbangkan lingkungan strategis, untuk kemudian ditetapkan dalam perhitungan formasi jabatan. akibat kebijakan pemerintah yang menetapkan moratorium penerimaan pegawai serta tingginya beban kerja yang berkaitan dengan over kapasitas, misalkan perbandingan antara jumlah penjaga dan warga binaan adalah 1:44, 46 maka perlu dilakukan penataan pegawai melalui redistribusi pegawai agar penanganan beban kerja di semua unit kerja dapat merata dan seimbang sehingga tugas dan fungsi kementerian dapat terlaksana.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapangan bahwa upaya-upaya penataan sistem manajemen SDM aparatur sudah dilaksanakan. Adanya anggapan bahwa proses rekrutmen pegawai banyak terjadi kecurangan dijawab oleh instansi pemerintah

46 Informasi dari Kepala Divisi Pemasyarakatan Jawa Timur tanggal 12 Mei 2016

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

78

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

dan Kemenkumham dengan pengembangan aplikasi e-recruitment dan menggunakan Computer Assisted Test (CAT) dalam proses rekrutmen CPNS tahun 2012. Selain dalam proses penerimaan pegawai, CAT juga digunakan dalam pemetaan dan penilaian kompetensi (assessment) pegawai di Kementerian Hukum dan HAM.

Sebaiknya pemetaan kompetensi melalui asessment / penilaian kompetensi pegawai pegawai perlu terus dilakukan secara periodic, sehingga perbedaan kompetensi dari masing-masing pegawai dapat segera terpetakan dan dapat dipenuhi dengan peningkatan pengembangan kompetensi. Selain itu hasil pemetaan kompetensi ini dapat digunakan untuk menyaring talent pool ke dalam kelompok suksesi atau kader Kemenkumham, serta sebagai dasar penempatan ke dalam jabatan yang sesuai dengan kompetensi tiap level.

Penempatan pegawai yang tepat pada pekerjaan dan lingkungan yang tepat pula, akan menghasilkan kinerja terbaik untuk organisasi dan pegawai tersebut. Asessment / penilaian kompetensi pegawai yang sedang dilakukan digunakan untuk mengetahui kompetensi seseorang pegawai dan pekerjaan serta lingkungan yang mana yang paling baik untuk pegawai tersebut, bahkan asesmen dapat dilakukan untuk mengetahui potensi pegawai yang bersangkutan.

Dalam hal pengembangan kompetensi pegawai, untuk mengatasi jumlah peserta yang terbatas,

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

79

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BPSDM Hukum dan HAM melakukan inovasi pengembangan pegawai melalui E-Learning. dengan sistem pengembangan pegawai (diklat) menggunakan metode e-learning rasio pegawai Kementerian Hukum dan HAM yang dapat dilakukan menjadi 1:4 atau 1 orang yang telah mengikuti pengembangan pegawai kemungkinan 4 tahun lagi pegawai tersebut akan dilakukan pengembangan.47

Pengelolaan kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan kinerja sumber daya manusia salah satunya dicapai dengan suatu sistem penilaian kinerja. Penilaian kinerja organisasi dan pegawai diharapkan sebagai ”early warning system” bagi pimpinan organisasi, bagi para atasan dan akhirnya bagi Kementerian untuk terus antisipatif dan proaktif terhadap tantangan dan kesempatan yang ada demi mencapai tujuan reformasi birokrasi.48 Penilaian kinerja di Kementerian Hukum dan HAM sudah mengarah pada penilaian kinerja pegawai (SKP) secara online berbasis website ”ppkp.kemenkumham.go.id.

47 Laporan singkat rapat kerja komisi III DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM RI dalam http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K3-23-27813b899a9cc350e2b7409b9a74630c.pdf

48 Tim RB dan transformasi kelembagaan pusat, 2012. Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan transformasi Kelembagaan. Jakarta: Kementerian Keuangan RI

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

80

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Setelah penilaian kinerja dilakukan, dapat diberlakukan sistem reward and punishment, yang merupakan salah satu sistem yang dapat dilakukan untuk menjaga integritas pegawai. Dengan sistem ini diharapkan disiplin pegawai dapat ditegakkan dengan tetap memberikan pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi. Namun masih ada sebagian pegawai yang menganggap bahwa pemberian reward and punishment tidak adil dan jelas.

Data pegawai merupakan hulu bagi setiap kegiatan yang terkait dengan kepegawaian. Seluruh aktifitas yang terkait dengan kepegawaian hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika tersedia data yang telah diolah dan dikelola dengan baik menjadi sumber informasi bagi kegiatan kepegawaian tersebut. Dengan berkembangnya sistem eksternal kepegawaian, mau tidak mau, harus dipunyai sistem informasi dan administrasi pegawai yang handal. Sistem yang kurang baik dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan kepegawaian yang pada gilirannya dapat merusak kebijakan dan bahkan menimbulkan demotivasi bagi pegawai yang terkena imbas kesalahan sistem informasi tersebut. Kementerian Hukum dan HAM senantiasa mengupdate sistem informasi kepegawaian (simpeg) yang terbaru adalah simpeg.015 yang merupakan pengembangan dari simpeg lama.

Berdasarkan hasil kajian, masih ada pegawai yang memberi penilaian negative (+20%) terhadap

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

81

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

penataan manajemen SDM di Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini menunjukan masih adanya ketidakpuasan pegawai terhadap pengembangan SDM di Kemenkumham yang dapat mempengaruhi terhadap integritas dan profesionalitas pegawai.

f. Penguatan Akuntabilitas

Kemampuan pemerintah untuk memper tang-gungjawabkan berbagai sumber yang diberikan kepa-danya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi pertanyaan masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu, perlu diperkuat penerapan sistem akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang dipergunakannya. Diperlukan pembangunan / pengembangan teknologi informasi dalam manajemen kinerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Pelaksanaan area reformasi birokrasi di Kementerian/lembaga harus mengikuti kegiatan prioritas nasional, dalam penguatan akuntabilitas kinerja kegiatan prioritas nasional berbentuk pembangunan/pengembangan teknologi informasi dalam manajemen kinerja. Penguatan akuntabilitas kinerja Kemenkumham dilakukan dengan

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

82

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

pengembangan evaluasi kinerja pegawai secara online dan pelaporan kinerja secara online (e-lakip).

Hasil yang diharapkan dari penguatan akuntabilitas adalah meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi; meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan meningkatnya akuntabilitas aparatur.

Data hasil kajian menunjukan bahwa 79.5 % dari responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa penguatan akuntabilitas telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penguatan Akuntabilitas adalah 2,85 (BAIK), namun masih ada indikator yang mendapat respon negative 40 % responden, yaitu tentang efektifitas penilaian kinerja secara online yang masih perlu mendapat perhatian sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

83

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 6 Pelaksanaan Penguatan Akuntabilitas

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Pimpinan terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan program kerja yang di tetapkan Kemenkumham/Kantor Wilayah

1 7 74 18 3.07

Ada upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja 2 16 70 12 2.87

Telah dilakukan evaluasi kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM 2 14 73 11 2.87

Penilaian kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM secara online sudah berjalan efektif.

7 33 52 8 2.57

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Berdasarkan peraturan Menteri PANRB nomor 12 tahun 2016, yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri PAN RB nomor 20 tahun 2013 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menyebutkan bahwa evaluasi yang dilakukan Kementerian PANRB adalah evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP mempunyai tujuan bagaimana agar instansi bisa meningkatkan performa dan lebih berorientasi hasil (result oriented).

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

84

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Evaluasi Akuntabilitas Kinerja yang dilakukan menghasilkan nilai akuntabilitas kinerja tiap-tiap instansi pemerintah yang tertuang dalam laporan hasil evaluasi. Tahun 2015 Kemenkumham mendapatkan nilai akuntabilitas 66.8 dengan kategori B. Nilai akuntabilitas bukan hanya sekedar penilaian dari laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Namun nilai tersebut menggambarkan tingkat akuntabilitas kinerja di masing-masing instansi yang mencerminkan sejauh mana kemampuan instansi tersebut dapat mempertanggungjawabkan hasil (result/outcome) yang diperoleh atas penggunaan uang negara.49

Tujuan evaluasi akuntabilitas bukan hanya sekedar perbaikan dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Indicator Kinerja Utama, Rencan Kinerja Tahunan, Rencana Kerja, Perjanjian Kerja maupun Laporan Kinerja), namun perubahan pola piker dan budaya kerja serta membangun sistem manajemen kinerja yang terukur dan berorientasi pada hasil. Kunci utama perbaikan sistem ini adalah di pimpinan, sebagai ”manajer” dari instansi yang dia pimpin, karena komitmen dan keterlibatannya menjadi sangat penting, karena nantinya pimpinan yang akan

49 Astri Wijayani, 2016. Kupas Tuntas Akuntabilitas. Dalam www.mepan.go.id/rbkunwas/artikel/artikel-rbkunwas/152-kupas-tuntas-akuntabilitas

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

85

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

menentukan strategi apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.50

Kepedulian pimpinan merupakan titik dasar dan awal dalam pelaksanaan penguatan akuntabilitas. Perubahan ke arah yang lebih baik tidak akan bisa dimulai tanpa adanya kepedulian dari tiap pimpinan. Dengan kepedulian, akan membangun komitmen yang dapat mendorong setiap pimpinan instansi untuk melakukan perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja, selain pimpinan juga dibutuhkan keterlibatan dan kepedulian serta kerja sama dari seluruh komponen organisasi.

Dengan penerapan sistem akuntabilitas kinerja, setiap pegawai memiliki ukuran kinerja masing-masing. Dalam implementasi akuntabilitas kinerja dapat dirasakan efek domino dari kemanfaatannya. Dalam jangka pendek, perencanaan kinerja yang semakin terstruktur dan terukur akan menjadi panduan bagi seluruh anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dan setiap individu akan mempunyai ukuran kinerja masing-masing, akan memberikan dampak yang strategis dalam menuju pencapaian target yang telah ditetapkan.

Pencapaian target kinerja yang telah direncanakan dan disepakati antara Pejabat Penilai dengan Pegawai

50 ibid

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

86

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Negeri Sipil yang dinilai sebagai kontrak kerja akan dinilai dan diukur pada akhir tahun. Kementerian Hukum dan HAM telah mengembangkan system terpadu untuk penilaian prestasi kerja pegaai negeri Sipil dengan aplikasi online: ppkp.kemenkumham.go.id. Berdasarkan Berdasarkan pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011, penilaian prestasi kerja PNS dibagi dalam 2 (dua) unsur yaitu:1) merupakan rencana kerja dan target yang

akan dicapai oleh seorang PNS dan dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu. Sasaran kerja pegawai terdiri dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya; dan

2) Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unsur perilaku terdiri dari orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan.

Namun penilaian kinerja secara online di Kemenkumham belum berjalan efektif, hal ini sesuai dengan penilaian 40 % responden yang menganggap penilaian kinerja secara online belum optimal. Selain itu belum memiliki e-performance untuk menilai pelaksanaan target kinerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

87

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

g. Penguatan Pengawasan

Penyimpangan yang terjadi dalam organisasi birokrasi, salah satunya disebabkan oleh lemahnya sistem pengawasan. Kurangnya pengawasan menumbuhkan perilaku negatif dan menyimpang yang bisa menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, organisasi birokrasi perlu melakukan penguatan sistem pengawasan ini. Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing instansi pemerintah. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:1) meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan

keuangan negara oleh masing-masing instansi pemerintah;

2) meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada masing-masing instansi pemerintah;

3) meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara pada masing-masing instansi pemerintah;

4) menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing-masing instansi pemerintah.

Hasil yang diharapkan dari penguatan pengawasan yaitu meningkatnya kapasitas APIP; penerapan sistem pengawasan yang independen, profesional dan sinergis; penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; meningkatnya integritas

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

88

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

aparatur dan meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi.

Data hasil kajian menunjukan bahwa 76.88 % dari responden menyatakan positif (setuju dan sangat setuju) bahwa penguatan pengawasan telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Penguatan Pengawasan adalah 2,81 (BAIK), namun masih ada indikator yang mendapat respon negative lebih dari 20 % responden, yaitu efektifitas SPIP, sistem pengendalian gratifikasi, kompetensi APIP, pelaksanaan whistle blowing system dan efektifitas zona intergritas yang masih perlu mendapat perhatian sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

89

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 7 Pelaksanaan Penguatan Pengawasan

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada unit kerja telah berjalan efektif

3 28 63 6 2.70

Sudah mempunyai sistem pengendalian pelaporan gratifikasi yang mudah diakses pegawai dan terjamin kerahasiaannya.

5 26 62 7 2.69

Sudah dilakukan monitoring dan evaluasi kinerja pada setiap satuan/unit kerja 1 14 73 12 2.95

Atasan sudah melakukan pengawasan ter hadap kinerja bawahan (staf) 4 10 73 13 2.95

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) didukung SDM berkualitas dan kompeten

4 18 69 9 2.78

Sistem penanganan pengaduan masyarakat sudah berjalan efektif (setiap pengaduan sudah langsung ditindaklanjuti)

2 18 68 12 2.89

Pelaksanaan Whistle-blowing system (Sistem Pengaduan Pelanggaran) sudah berjalan optimal

3 26 64 7 2.72

Zona integritas sudah berjalan efektif dalam menciptakan wilayah bebas korupsi (WBK)

3 22 62 13 2.81

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

90

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Upaya untuk Penyelenggaraan kegiatan di instansi pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan hingga evaluasi harus dilaksanakan secara tertib, terkendali serta efektif dan efisien. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat membuat tercapainya tujuan program dan kegiatan suatu instansi yang dikenal dengan Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah (SPIP). SPIP merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.51

Dengan adanya SPIP diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana terdapat budaya pengawasan terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat mendeteksi terjadinya sejak dini kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan negara.52 Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa sekitar 31 % responden menyatakan implementasi

51 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah

52 http://pemerintah.net/sistem-pengendalian-intern-pemerintah/ diakses tanggal 18 juli 2016 pukul 13.00 wib

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

91

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

pelaksanaan SPIP di Kementerian Hukum dan HAM belum berjalan efektif.

Adanya peran penting SPIP untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik maka pimpinan organisasi harus dapat menjadikan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai budaya dan tanggung jawab bersama masing-masing anggota organisasi.

Penerapan SPIP di Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Permenkumham No. 33 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Permenkumham No. M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Hal lain yang mendukung tata kelola peme-rin tahan adalah dengan Penguatan Inspektorat Kementerian Hukum dan HAM sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Penguatan APIP menjadi sangat penting untuk dilakukan, sehingga fungsi pengawasan dalam organisasi menjadi efektif dan dapat diandalkan. Auditor intern menjadi mata dan telinga dari pimpinan dan dapat dituntut pula memberikan early warning system sebelum terjadinya penyimpangan.

Perkembangan ini selaras dengan paradigma pengawasan intern APIP yang baru dimana APIP harus memperluas peran pengawasan yang telah diembannya dengan memberikan fungsi assurance

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

92

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

(penjaminan mutu) dan consulting (konsultasi) kepada manajemen. Fungsi ini pada gilirannya akan menurunkan penyimpangan dan sekaligus meningkatkan akuntabilitas organisasi.

Penguatan pengawasan dapat dicapai antara lain dengan peningkatkan kapabilitas APIP, baik dari aspek kelembagaan, proses bisnis/tata kelola pengawasan, maupun SDM. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan yang terdiri dari tiga unsur yang saling terkait yaitu kapasitas, kewenangan, dan kompetensi SDM APIP yang harus dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran APIP secara efektif.

Peningkatan kapabilitas merupakan upaya terstruktur untuk memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses bisnis/ manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan peran dan fungsi APIP yang efektif.

Keberhasilan kualitas pelayanan publik ditandai dengan rendahnya pengaduan masyarakat. Selain itu peran masyarakat juga penting dalam meningkatkan kualitas pelayan serta mengeliminir penyimpangan dalam organisasi.

Berdasarkan hasil kajian masih terdapat 31 % responden yang memberikan penilaian negative mengenai sistem pengendalian gratifikasi di Kementerian Hukum dan HAM mudah diakses

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

93

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

pegawai dan terjamin kerahasiaannya. Pegawai masih ragu dan enggan untuk melaporkan gratifikasi yang diterima.

Meskipun sudah ada upaya pengendalian dan pencegahan gratifikasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dengan dikeluarkannya Permenkumham nomor 15 tahun 2014 tentang gratifikasi di lingkungan kemenkumham; Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-01.HM.01.05 Tahun 2015 Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG); dan Surat Edaran Inspektur Jenderal No. ITJ.OT.02.02-05 tentang SOP Pengendalian Gratifikasi Di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam upaya untuk memberantas korupsi di unit kerjanya, Kementerian Hukum dan HAM membangun zona integritas untuk mewujudkan wilayah bebas korupsi (WBK). Pembentukan zona integritas merupakan upaya untuk pengendalian dan pencegahan di lingkungan Kemenkumham terhadap pelaksanaan tugas yang mempunyai resiko adanya praktek korupsi. Pelaksanaan pembangunan zona integritas di Kemenkumham berdasarkan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH.-01.Pw.02.03 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil kajian menunjukan 25 % responden menyatakan bahwa bahwa zona intergritas

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

94

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

belum berjalan efektif dalam menciptakan wilayah bebas korupsi. Untuk itu diperlukan pengawasan dan komitmen pimpinan dan seluruh jajaran pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan aspek lain yang selalu menjadi sorotan masyarakat. Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat, murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan terjangkau serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen pelayanan publik agar mampu mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta peningkatkan kualitas pelayanan.

Peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:1) meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih

cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) pada instansi pemerintah;

2) meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasional pada instansi pemerintah;

3) meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik oleh masing-masing instansi pemerintah.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

95

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik yaitu sebagai acuan bagi Pembina/ Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik guna memperbaiki, dan menyempurnakan layanan yang sesuai dengan aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan publik. Indikator untuk mengevaluasi kinerja pelayanan antara lain standar pelayanan, maklumat pelayanan, survei kepuasan masyarakat, pengelolaan pengaduan dan system informasi pelayanan publik.53

Data hasil kajian menunjukan bahwa 80.29 % dari responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa peningkatan kualitas pelayanan publik telah dilakukan dengan baik dan nilai rata-rata unsur variable Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah 2,87 (BAIK), namun masih ada indikator yang mendapat respon negative lebih dari 20 % responden, yaitu review standar pelayanan, pelatihan penerapan budaya prima, mekanisme pemberian saran dan penyelenggaraan survey kepuasan sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

53 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggara Publik

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

96

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Tabel 8 Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Indikator(%)

NilaiTS KS S SS

Penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing di Kementerian Hukum dan HAM telah dilakukan

1 11 74 14 2.98

Telah dilakukan review dan evaluasi terhadap standar pelayanan publik 2 19 70 9 2.80

Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima (kode etik, estetika, dll)

3 22 65 10 2.81

Telah melakukan inovasi dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam perbaikan sistem layanan

2 12 71 15 2.97

Pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja 1 13 71 15 2.99

Mekanisme pemberian saran dan masukan untuk perbaikan sudah berjalan optimal 3 23 65 9 2.78

Telah dilakukan survey kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan 4 22 64 10 2.78

Sumber: Pengolahan data

Catatan:TS: Tidak Setuju S: SetujuKS: Kurang Setuju SS: Sangat Setuju

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM)/pegawai pelayanan yang handal,

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

97

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan tekonologi informasi (IT).

Sumber daya manusia harus mendapatkan perhatian utama dalam perbaikan kualitas pelayanan karena merupakan unsur utama yang menunjang keberhasilan pelayanan publik. Oleh karena itu pemilihan dan penempatan pegawai sesuai dengan kompetensi yang dimiliki merupakan salah satu penentu keberhasilan pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan. Dalam penyusunan standar pelayanan harus melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait pelayanan publik dengan prinsip tidak diskriminatif, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah serta memperhatikan keberagaman.

Untuk mengukur kualitas pelayanan publik yang merupakan salah satu indikator dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dapat dilakukan dengan melakukan survei kepuasan masyarakat. Berdasarkan permen PAN RB nomor 16 tahun 2014, survei kepuasan masyarakat adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat. Melalui survei ini diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

98

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

kinerja penyelenggara pelayanan serta mendorong penyelenggara pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan pengembangan melalui inovasi-inovasi pelayanan publik.

Berdasarkan kajian dan pengamatan, belum semua unit pelayanan di Kemenkumham melakukan survei kepuasan masyarakat. 26 % responden menyatakan bahwa belum dilakukan survei kepuasan. Meskipun aturan mewajibkan bahwa penyelenggara layanan publik harus melakukan survei minimal sekali dalam setahun.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, pemerintah telah melakukan berbagai langkah upaya perbaikan pelayanan publik secara berkesinambungan demi terwujudnya pelayanan publik yang prima. Salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan publik adalah dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara.

Adanya perbaikan kualitas pelayanan dapat diidentifikasi dari menurunnya pengaduan masyarakat, yang berarti tingkat kepuasan terhadapa pelayanan yang dirasakan pengguna dan masyarakat sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Berdasarkan pada Pasal 36 dan 37 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengamanatkan penyelenggara wajib memberikan akses seluas luasnya kepada masyarakat untuk

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

99

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

memberikan masukan kepada penyelenggara atas pemberian layanannya. Oleh karena itu, pengelolaan pengaduan harus dikelola dengan baik yaitu antara lain menyediakan sarana pengaduan, menugaskan pelaksana yang berkompeten, menangani pengaduan dan menindaklanjuti pengaduan. Penanganan pengadauan di Kemenkumahm berdasrakan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 25 tahun 2012 tentang Penanganan Laporan Pengaduan

Pemanfaatan teknologi informasi (information technology) merupakan salah satu alternatif untuk melakukan inovasi birokrasi dan perbaikan pelayanan publik. Kebutuhan informasi yang sangat cepat, dan tepat menajdi suatu kebutuhan utama di segala aspek. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi di Kementerian Hukum dan HAM mengikuti/disesuaikan dengan pelayanan di masing-masing unit utama.

Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanannya dengan mengadopsi teknologi informasi yang berbasis web sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses pelayanan-pelayanan yang diberikan melalui layanan online Kemenkumham yang berisi Layanan Paspor Online; Info Antrian Layanan Paspor; Layanan Visa Online (Baru); Sistem Database Pemasyarakatan; Kamus Pemasyarakatan; Database Peraturan Perundang-undangan; Fidusia; Yayasan; Perseroaan Terbatas; Perkumpulan; Notaris; Database Paten;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

100

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Database Merk; Database Desain Industri; Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional; dan Buku Elektronik Balitbang Hukum dan HAM.

Selain itu dilakukan dengan melakukan inovasi-inovasi baru dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk kemudahan, kecepatan, keamanan, dan kenyamanan. Seperti pelayanan early morning system pelayanan paspor, sistem antrian, dan lain sebagainya.

2. Kendala Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM;

Pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM secara umum sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya: a. Konsistensi dan komitmen pimpinan dalam

pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak merata; masih ditemukan adanya pegawai yang tidak disiplin yaitu tidak mentaati ketentuan jam kerja serta konsisten dalam melayani hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban.

b. Keberhasilan reformasi birokrasi juga ditentukan oleh tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang reformasi birokrasi dan target kinerja organiasasi serta penerimaan pegawai dalam perubahan, namun masih ditemukannya resistensi dari pegawai dan lingkungan organisasi (posisi nyaman, kesadaran pegawai, budaya lama/dilayani)

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

101

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

c. Penyelenggaraan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) belum berjalan optimal dan transparan (Hasil Assesment, pola karir serta reward and punishment) sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pegawai yang mempunyai dampak terhadap integritas dan pelaksanaan kinerja pegawai;

d. Jumlah dan penyebaran pegawai belum seimbang dengan beban kerja;

e. Sarana dan prasarana (PC, sistem jaringan) belum optimal dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

f. Belum maksimalnya sistem pengawasan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

g. Belum adanya pedoman teknis pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

102

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM. Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi 2015-2019 dimana penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan melalui: memeliharan dan/atau meningkatkan/memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan; melanjutkan upaya perubahan; mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya; serta memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi, sehingga diharapkan dalam lima tahun kedepan melalui reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dapat meningkatkan ketahapan pemerintah yang berbasis kinerja.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

103

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

5 (lima) lokus daerah sebagai sampel data kajian tidak menjustifikasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM secara keseluruhan, akan tetapi temuan data lapangan di 5 (lima) lokus sebagai sampel kajian ini merupakan gambaran atau cerminan untuk menindaklanjuti atau mengevaluasi terhadap pelaksanaan refomasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM melalui pengkajian atau evaluasi yang lebih mendalam dan menyeluruh.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1) Pelaksanaan sistem reformasi birokrasi dalam upaya

mengimplementasikan good dan clean governance di Kementerian Hukum dan HAM dicapai melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang terintegrasi melalui 8 area perubahan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi serta melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan membentuk sumber daya manusia aparatur yang mempunyai inovasi dan kreatifitas perubahan. Secara umum pelaksanaan 8 area reformasi birokrasi sudah berjalan dengan baik dengan nilai mutu B (Baik).

2) Kendala Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM :a. Konsistensi dan komitmen pimpinan dalam pelak-

sanaan reformasi birokrasi tidak merata;b. Tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang

pelak sanaan reformasi birokrasi dan target kinerja organiasasi di kantor wilayah dan UPT masih rendah;

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

104

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

c. Belum maksimalnya sistem pengawasan dalam pelak-sanaan Reformasi Birokrasi;

d. Penyelenggaraan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) belum berjalan optimal dan transparan (Hasil Assesment, pola karir serta reward and punishment);

e. Belum adanya pedoman teknis pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja;

f. Sarana dan prasarana belum optimal dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

g. Jumlah dan penyebaran pegawai belum seimbang dengan beban kerja.

B. Saran/Rekomendasi

1) Meningkatkan sosialisasi tentang reformasi birokrasi dan target kinerja kepada seluruh pegawai terutama di UPT Kementerian Hukum dan HAM.

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Kementerian Hukum dan HAM.

3) Perlu melakukan transparansi penyelenggaraan manajemen SDM aparatur di Kementerian Hukum dan HAM untuk meningkatkan kepuasan pegawai;

4) Perlu menyusun pedoman teknis pelaksanaan reformasi birokrasi dan target kinerja Kementerian Hukum dan HAM.

5) Meningkatkan sarana dan prasana terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

105

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

6) Melakukan analisis beban kerja pada setiap unit kerja untuk menentukan redistribusi pegawai Kementerian Hukum dan HAM.

7) Perlu membangun e-government yang terintegrasi di seluruh Kementerian Hukum dan HAM.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

106

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sedarmayanti, 2009. reformasi administrasi publik, reformasi birokrasi, dan kepemimpinan masa depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). bandung: PT Refika Aditama

Prasojo, Eko. 2008. Makalah Reformasi Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia,. Jakarta: Kementerian PAN dan RB

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Husein Umar. 1997. Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Supramono dan Sugiarto, 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.

Kurniawan, H. L., Paranoan, D. B., & Fitriyah, N. 2014. Pembinaan Sumber Daya Aparatur dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai pada bagian Ekonomi secretariat daerah Kabupaten Kutai Barat.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

107

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Miles, Matthew B. dan A. Michel Huberman. 2004. Analisis Data Kualitatif. Cetakan I. UI-Press. Jakarta.

Panduan agen perubahan KemenkumhamBuku saku reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAMLaporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi reformasi

birokrasi Kementerian PPN/Bappenas 2012Tim RB dan transformasi kelembagaan pusat, 2012. Laporan

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan transformasi Kelembagaan. Jakarta: Kementerian Keuangan RI

Nugroho, D, Riant, 2004. Kebijan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grassindo.

Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis atau Desertasi

Delfitri, Yefni, 2005. Reformasi Birokrasii di Mahkamah Agung, Jakarta: Universitas Krisnadwipayana,

Subagio, Rahmat, 2012, Analisis Penerapan Reformasi Birokrasi pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta: Universitas Indonesia

Setiyono, Budi. 2004. Birokrasi Dalam Perspektif Politik dan Administrasi. Semarang: Puskodak Undip

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang, 1945, “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

108

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Indonesia, Peraturan Pemerintah, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah. Jakarta

Indonesia, Peraturan Presiden, 2015, “Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Jakarta

Indonesia, Peraturan Presiden, 2015, “Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum dan HAM RI, Jakarta

Indonesia, Peraturan Menteri, 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 27 Tahun 2014 tentang tentang pedoman pembangunan pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah.. Jakarta

Indonesia, Peraturan Menteri, 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 14 Tahun 2014 tentang evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi instansi pemerintah. Jakarta

Indonesia, Peraturan Menteri, 2015. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggara Publik. Jakarta

Indonesia, Peraturan Menteri, 2015. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Jakarta

Indonesia, Peraturan Menteri, 2015. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM tahun 2015-2019. Jakarta

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

109

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Indonesia, Peraturan Menteri, 2015. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI nomor 9 Tahun 2015 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum dan HAM tahun 2015. Jakarta

Internet

A.M Rusli, 2012. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2202/proposal%20disertasi%20a.m.rusli.doc?sequence=1. (diakses tanggal 4 mei 2016 pukul 10.00 wib)

Septian Raha, 2013, Makalah Birokrasi. https://www.academia.edu/5160506/makalah_birokrasi (diakses tanggal 25 juni 2016 pada pukul 9.30 WIB)

Aninda YD dan Meirinawati, analisis reformasi birokrasi (studi deskriptif pelayanan publik di kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) surabaya I). http://ejournal.unesa.ac.id/article/1859/42/article.pdf. (diakses tanggal 4 mei 2016 pukul 10.00 wib)

Nurhadi, Habsul hadi prasodjo 2015. Analisis Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tingkat Mikro pada Sekretariat Jenderal MPR RI. www.kompasiana.com/habsulnurhadi/analisis-pelaksanaan-reformasi-birokrasi-tingkat-mikro-pada-sekretariat-jenderal-mpr-ri_56440acee222bd440fe88880 (diakses tanggal 15 Juni 2016 pukul 9.00 wib)

Saleh, Nur amin, 2012. Reformasi Birokrasi Upaya mewujudkan implementasi good governance. www.nuraminsaleh.com/2012/10/reformasi-birokrasi-Upaya-mewujudkan/html?m=1 (diakses tanggal 25 juli 2016 pukul 20.00 wib)

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

110

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Laporan singkat Rapat kerja komisi 3 DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 21 Januari 2015. Dalam www.DPR.go.id/dokumen/ diakses tanggal 11 Juli 2016 pukul 10.00 wib

Septian Raha, 2013, Makalah Birokrasi. https://www.academia.edu/5160506/MAKALAH_BIROKRASI diakses tanggal 25 Juni 2016 pada pukul 9.30 WIB

itjen.kemenkumham.go.id/berita-utama/709-sosialisasi- pembangunan-agen-perubahan-di- l ingkungan-kemenkumham. (diakses tanggal 1 agustus 2016)

http://djahu.kemenkumham.go.id/id/detail/75-berita-lainnya/1233-mewujudkan-tata-kelola-kearsipan-ditjen-ahu-yang-pasti

Taslim Moeis, 2014. Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM

Laporan singkat rapat kerja komisi III DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM RI dalam http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K3-23-27813b899a9cc350e2b7409b9a74630c.pdf

Astri Wijayani, 2016. Kupas Tuntas Akuntabilitas. Dalam www.menpan.go.id/rbkunwas/artikel/artikel-rbkunwas/152-kupas-tuntas-akuntabilitas

http://pemerintah.net/sistem-pengendalian-intern-pemerintah/ diakses tanggal 18 juli 2016 pukul 13.00 wib

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-good-governance-definisi.html

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

111

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

112 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

LAMPIRAN

Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

114 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAM Jalan H.R Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan-Jakarta Selatan 19240

TELP. (021) 2525015, fax. (021) 2526438Laman: www.balitbangham.go.id

Pengantar

Yth. Bapak/IbuResponden:

Pengkajian ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kemenkumham RINomor: PHH-62.LT.02.02 Tahun 2016 Tentang Tim Pelaksana Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan bagaimana upaya dalam mewujudkan keberhasilan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM. Data yang diperoleh akan menjadi bahan masukan dan referensi bagi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam melakukan langkah-langkah dan kebijakan berkenaan dengan pengambilan kebijakan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di masa mendatang.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

115

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Responden dan Narasumber Pengkajian ini adalah Para Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator, pengawas, Pelaksana dan fungsional di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Mohon kesediaan dan bantuan responden untuk mengisi/menjawab instrumen penelitian ini dengan cara membubuhkan tanda cheklist [√] pada pilihan/beberapa jawaban yang tersedia, berikut alasan/penjelasan bila diperlukan (identitas/data responden akan dirahasiakan). Untuk juga dapat diketahui, bahwa kuesioner ini bukan untuk menguji Bapak/Ibu, tetapi hanya untuk bahan penelitian semata guna mengetahui bagaimana persepsi pegawai mengenai pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM.

Terima kasih atas kerjasamanya, karena keberhasilan penelitian ini ”sangat tergantung” pada partisipasi Bapak/Ibu.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

116

Page 140: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Data Data RespondenNomor Responden : ..................................................................Tanggal : ............................................2016Usia : ..................................................................Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. perempuanPendidikan Formal : SMP / SMA / DIII / SI / S2 / S3

(lingkari yang sesuai)Jabatan : ..................................................................Lama Kerja : .................................................................. Divisi/UPT : ..................................................................

Berilah tanda silang (X) huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan dibawah ini berdasarkan apa yang sedang anda alami:

1 = Tidak setuju 3 = Setuju2 = Kurang setuju 4 = Sangat setuju

NO Pernyataan 1 2 3 4

Manajemen Perubahan

1. Tim Reformasi Birokrasi telah di isi oleh orang – orang yang mempunyai kompetensi yang sesuai dalam melaksanakan program Reformasi Birokrasi

2. Telah dilakukan sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai Kementerian Hukum dan HAM dalam semangat ”KAMI PASTI”.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

117

Page 141: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

3. Nilai-nilai Kementerian Hukum dan HAM dalam semangat ”KAMI PASTI” dapat merubah budaya kerja dan pola pikir dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi

4. Para pimpinan terlibat dan perhatian dalam mendorong pelaksanaan program reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan HAM

5. Agen perubahan sebagai role model telah aktif dan efektif dalam mendorong perubahan pola pikir pegawai.

6. Terdapat media komunikasi untuk mensosialisasikan tentang reformasi birokrasi yang sedang berjalan dan akan dilakukan

7. Terjadi perubahan perilaku pegawai terhadap kinerja, etika dan disiplin

PenataanPeraturanPerundang-undangan

8. Dilakukan penataan/ harmonisasi peraturan yang dikeluarkan/ diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI

9. Penyusunan peraturan telah melibatkan/konsultasi bersama pemangku kepentingan

10. Peraturan yang dibuat Kementerian Hukum dan HAM sesuai dengan visi dan misi organisasi.

11. Informasi pembentukan dan database peraturan perundang-undangan mudah diakses masyarakat

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

118

Page 142: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

PenguatanOrganisasi

12. Perubahan struktur organisasi di Kementerian Hukum dan HAM Sudah sesuai dengan pelaksanaan tugas dan fungsi

13. Struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM saat ini mempertimbangkan beban kerja antar satuan/unit kerja.

14. Kondisi organisasi Kementerian Hukum dan HAM dapat meningkatkan inovasi kerja dan terobosan-terobosan

15. Struktur organisasi di Kementerian Hukum dan HAM menunjukan hierarki pertanggungjawaban yang jelas

Penguatan Tatalaksana

16. SOP yang dimiliki Kementerian Hukum dan HAM/ Unit kerja memudahkan penyelenggaraan tugas dan fungsi

17. Pola kooordinasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antar satuan/unit kerja sudah berjalan efektif.

18. Mekanisme dan tatakerja di dalam dan/atau antar satuan/unit kerja sudah berjalan efektif.

19. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Kementerian Hukum dan HAM memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi.

20. Meningkatnya penerapan keterbukaan Informasi Publik (masyarakat mudah mendapatkan informasi Kementerian Hukum dan HAM)

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

119

Page 143: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

21. Kementerian Hukum dan HAM telah mempunyai sistem pengelolaan kearsipan yang handal

Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur

22. Rekrutmen pegawai di Kementerian Hukum dan HAM dilakukan secara adil, transaparan, objektif,.

23. Adanya program berkala bagi pengembangan diri/kompetensi pegawai dalam rangka meningkatkan motivasi dan kemampuan kerja

24. Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan peningkatan kinerja organisasi

25. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi

26. Penilaian kinerja pegawai dilakukan dengan objektif dan adil

27. Adanya pembagian kerja yang jelas

28. Pemberian reward and punishment kepada pegawai sudah berbasis kinerja dan kompetensi

29. Sistem Informasi Kepegawaian sudah dimanfaatkan dalam mendukung pengembangan pegawai (integrasi dan otomasi administrasi dan pelayanan kepegawaian)

Penguatan Pengawasan

30. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada unit kerja telah berjalan efektif

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

120

Page 144: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

31. Sudah mempunyai sistem pengendalian pelaporan gratifikasi yang mudah diakses pegawai dan terjamin kerahasiaannya.

32. Sudah dilakukan monitoring dan evaluasi kinerja pada setiap satuan/unit kerja

33. Atasan sudah melakukan pengawasan terhadap kinerja bawahan (staf)

34. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) didukung SDM berkualitas dan kompeten

35. Sistem penanganan pengaduan masyarakat sudah berjalan efektif (setiap pengaduan sudah langsung ditindaklanjuti)

36. Pelaksanaan Whistle-blowing system (Sistem Pengaduan Pelanggaran) sudah berjalan optimal

37. Zona integritas sudah berjalan efektif dalam menciptakan wilayah bebas korupsi (WBK)

Penguatan Akuntabilitas Kinerja

38. Pimpinan terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan program kerja yang ditetapkan Kemenkumham/Kantor Wilayah

39. Ada upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja

40. Telah dilakukan evaluasi kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM

41. Penilaian kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM secara online sudah berjalan efektif.

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

121

Page 145: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

42. Penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing di Kementerian Hukum dan HAM telah dilakukan

43. Telah dilakukan review dan evaluasi terhadap standar pelayanan publik

44. Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima (kode etik, estetika, dll)

45. Telah melakukan inovasi dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam perbaikan sistem layanan

46. Pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja

47. Mekanisme pemberian saran dan masukan untuk perbaikan sudah berjalan optimal

48. Telah dilakukan survey kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan

Menurut bapak/ibu,apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada unit tempat Bapak/Ibu?

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

122

Page 146: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

Mohon berikan saran berkaitan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM RI?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………

Terima Kasih

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kementerian Hukum dan HAM

123

Page 147: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pemahaman pegawai tentang reformasi Birokrasi?2. Bagaimana pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kanwil/Kanim/

Rupbasan/Bapas?3. Bagaimana dampak pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada

perilaku/mind set pegawai di Kanwil/Kanim/Rupbasan/Bapas?4. Bagaimana upaya Kanwil/Kanim/Rupbasan/Bapas dalam

meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat?5. Bagaimana upaya peningkatan akuntabilitas di Kanwil/Kanim/

Rupbasan/Bapas?6. Bagaimana bentuk pengawasan terhadap kinerja pegawai di

Lingkungan Kanwil/Kanim/Rupbasan/Bapas?7. Bagaimana capaian target kinerja di Lingkungan Kanwil/

Kanim/Rupbasan/Bapas?8. Apa kendala dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kanwil/

Kanim/Rupbasan/Bapas?9. Apa upaya yang dilakukan Kanwil/Kanim/Rupbasan/Bapas

untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi?

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

124

Page 148: EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI …jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A13.pdf · Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, ...

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang kehadirannya tidak mungkin terelakkan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis dari diterimanya suatu asumsi bahwa negara mempunyai kewajiban mulia yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya melalui media birokrasi. Sebagai perwujudan dari kewajiban tersebut, maka negara dituntut untuk terlibat langsung menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyatnya. Negara secara aktif terlibat dalam kehidupan sosial rakyatnya, bahkan jika perlu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Dalam rangka itulah, maka negara membangun suatu sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 telah disusun strategi pembangunan melalui tiga dimensi pembangunan, yaitu: Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, Untuk menjamin terlaksananya tiga dimensi pembangunan tersebut dapat diwujudkan pelaksanaannya jika didukung dengan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi serta tata kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa adanya dukungan tata kelola yang baik, target-target pembangunan tidak mungkin dapat dicapai dengan baik pula.

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

ISBN:978-602-6952-25-7

9 786026 952257

ISBN 602695225-X