EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

14
EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI ASING (STUDI KASUS KONSULTAN X) Habibah 1 dan Wisamodro Jati 2 1. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia 2. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia [email protected], [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Asing klien dari Konsultan X dan upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam peningkatan penggunanaan e-Filing untuk klien WPOP Asing. Klien WPOP Asing Konsultan X diketahui tidak menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT PPh. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e- Filing untuk SPT PPh klien WPOP Asing tidak efektif pemanfaatannya pada Konsultan X karena kurangnya sosialisasi. Konsultan X juga mengeluarkan kebijakan untuk tidak menerapkan e-Filing pada klien WPOP Asing karena sistem e-Filing yang tidak memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan klien WPOP Asing. Untuk itu pihak DJP perlu melakukan upaya-upaya peningkatan penggunaan e-Filing melalui penyempurnaan fitur aplikasi e- Filing, peraturan, sosialisasi dan layanan kemudahan secara teknis. Kata kunci: Evaluasi Kebijakan, Pelaporan Pajak, e-Filing, Wajib Pajak Orang Pribadi Asing Evaluation of e-Filing Policy in Reporting Annual Income Tax Return of Individual Expatriate (Case Study at X Consultant) Abstract The purpose of this study is to evaluate e-Filing policy on Annual Income Tax Return Reporting expatriate client of Consultant X and effort of Directorate General of Taxation to increase the utilization of e-Filing for expatriate. The fact shows that there is no expatriate clients of Consultant X who use e-Filing of Annual Income Tax Return application. This research adopted descriptive qualitative approach using in-depth interview. This research found that the utilization the e-Filing of Annual Income Tax Returns for Expatriate Taxpayer was ineffective because the lack of socialization. The Consultant X did not propose to use the e-Filing system for expatriate client as the absence of required fitur for expatriate. Therefore, the Directorate General of Taxation should make proper effort to increase the utilization of e- Filing through regulation, socialization and more simple system. Keywords : Policy Evaluation, Tax Reporting, e-Filing, Expatriate Taxpayer Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Transcript of EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Page 1: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI ASING (STUDI KASUS KONSULTAN X)

Habibah1 dan Wisamodro Jati2

1. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia

2. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia

[email protected], [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Asing klien dari Konsultan X dan upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam peningkatan penggunanaan e-Filing untuk klien WPOP Asing. Klien WPOP Asing Konsultan X diketahui tidak menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT PPh. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-Filing untuk SPT PPh klien WPOP Asing tidak efektif pemanfaatannya pada Konsultan X karena kurangnya sosialisasi. Konsultan X juga mengeluarkan kebijakan untuk tidak menerapkan e-Filing pada klien WPOP Asing karena sistem e-Filing yang tidak memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan klien WPOP Asing. Untuk itu pihak DJP perlu melakukan upaya-upaya peningkatan penggunaan e-Filing melalui penyempurnaan fitur aplikasi e-Filing, peraturan, sosialisasi dan layanan kemudahan secara teknis.

Kata kunci: Evaluasi Kebijakan, Pelaporan Pajak, e-Filing, Wajib Pajak Orang Pribadi Asing

Evaluation of e-Filing Policy in Reporting Annual Income Tax Return of Individual Expatriate (Case Study at X Consultant)

Abstract

The purpose of this study is to evaluate e-Filing policy on Annual Income Tax Return Reporting expatriate client of Consultant X and effort of Directorate General of Taxation to increase the utilization of e-Filing for expatriate. The fact shows that there is no expatriate clients of Consultant X who use e-Filing of Annual Income Tax Return application. This research adopted descriptive qualitative approach using in-depth interview. This research found that the utilization the e-Filing of Annual Income Tax Returns for Expatriate Taxpayer was ineffective because the lack of socialization. The Consultant X did not propose to use the e-Filing system for expatriate client as the absence of required fitur for expatriate. Therefore, the Directorate General of Taxation should make proper effort to increase the utilization of e-Filing through regulation, socialization and more simple system.

Keywords : Policy Evaluation, Tax Reporting, e-Filing, Expatriate Taxpayer

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 2: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Pendahuluan

Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang sangat

pesat. Internet dimanfaatkan oleh pemerintah dalam rangka modernisasi pelayanan publik

dengan harapan dapat menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good

governance) dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah dalam mengoptimalkan pengunaan teknologi informasi adalah dengan

menerapkan e- Government.

E-Government merupakan salah satu bentuk dari modernisasi pada level

pemerintahan. Modernisasi ini dilakukan salah satunya oleh Direktorat Jenderal Pajak yang

mana merupakan unit pemerintahan yang berada di bawah nauangan Kementerian Keuangan.

Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (selanjutnya disebut DJP) telah meluncurkan

program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara

singkat biasa disebut Modernisasi (Pandiangan, 2007, 7). Perubahan yang dilakukan oleh

DJP adalah pada bidang proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi. Perbaikan

proses bisnis dilakukan antara lain yaitu penerapan e-system dengan dibukanya fasilitas e-

Filing (pengiriman SPT secara online melalui internet), e-SPT (penyerahan SPT dalam media

digital), e-payment (fasilitas pembayaran online untuk PBB), dan e-registration (pendaftaran

NPWP secara online melalui internet). Semua fasilitas tersebut diciptakan guna memudahkan

Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Pada penelitian ini fokus

pembahasan mengenai e-Filing.

E-Filing dilakukan dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bentuk

elektronik oleh Wajib Pajak melalui media elektronik dengan memanfaatkan jalur

komunikasi internet secara online real time. Implementasi nyata dari kebijakan e-Filing

digunakan sejak tahun 2005 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak (KEP) No. 88

mengenai pelaporan SPT secara elektronik pada bulan Mei 2004 (Apa, 2009, para.4). Surat

Keputusan tersebut kemudian diatur kembali dalam KEP-05/PJ.05/2005 sebagaimana diubah

dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (PER) No. PER-47/PJ/2008 jo PER - 36/PJ/2013

Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Pemberitahuan

Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (e-Filing) Melalui

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.

181/PMK.03/2007 jo 152/PMK.03/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, Serta

Tata Cara Pengambilan Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat

Pemberitahuan.

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 3: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Aplikasi e-Filing disediakan secara gratis oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk

penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 2012,

Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan PPh dengan formulir 1770 S dan 1770 SS

melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) secara gratis. Untuk dapat

melaksanakan e-Filing tesebut, berdasarkan PER-39/PJ/2011 Wajib Pajak harus melakukan

terlebih dahulu Permohonan E-FIN (Filing Identification Number) dan Pendaftaran

Kebijakan E-Filing (E-Filing, 2013, para. 10). Peraturan mengenai e-Filing yang dapat

diakses melalui website ini telah direvisi, sehingga yang berlaku saat sekarang ini yaitu

Peraturan Direktur Jenderal Pajak terbaru Nomor PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara

Penyampaian Surat Pemberitauan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (selanjutnya

disebut WPOP) yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara e-Filing Melalui

Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).

Dengan adanya aplikasi e-Filing yang dapat diakses secara gratis dari website

Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat www.pajak.go.id, DJP tentunya berharap tingkat

kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Orang Pribadi akan meningkat.

Namun demikian, aplikasi e-Filing ini tidak mengakomodasi kebutuhan WPOP yang

merupakan tenaga kerja asing atau expatriate. Pada saat pembuatan akun e-Filing, rata-rata

para tenaga kerja asing atau expatriate mengalami kesulitan karena layanan e-Filing yang

disediakan semuanya menggunakan bahasa Indonesia. Untuk registrasi dan pengurusan e-FIN

tenaga kerja asing atau expatriate boleh memberikan kuasa kepada pihak ke tiga seperti

konsultan pajak, namun untuk penyampaian SPT tidak boleh dikuasakan. Hal ini

menyebabkan banyak tenaga kerja asing atau expatriate yang tidak memanfaatkan e-Filing

dalam kewajiban pelaporan SPT Tahunan. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pengguna e-

Filing untuk WPOP Asing.

Tabel 1 Jumlah WPOP Asing yang menggunakan e-Filing

Tahun Pajak Jumlah WP OP Asing

WP OP Asing pakai e-Filing

2011 4.957 orang 3 orang 2012 9.793 orang 4 orang 2013 15.211 orang 347 orang

Sumber: Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15.211 orang WPOP terdaftar,

hanya 327 orang WPOP Asing yang menggunakan e-Filing. Fakta di lapangan menunjukkan

bahwa efektivitas pengguna e-Filing untuk WPOP Asing masih rendah. Padahal e-Filing

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 4: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

melalui website Direktorat Jenderal Pajak tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan

kepada seluruh Wajib Pajak termasuk WPOP Asing.

Salah satu konsultan pajak yang tidak menerapkan sistem e-Filing untuk para

kliennya adalah Konsultan X. Konsultan Pajak ini merupakan salah satu konsultan ternama

yang menangani permasalahan perpajakan kliennya dengan profesional. Berdasarkan pada

situs World Tax dengan alamat www.itrworldtax.com, Konsultan X termasuk pada tier 2 dan

merupakan 10 besar konsultan di Indonesia. Pada Konsultan X diketahui bahwa tidak adanya

klien expatriate yang menyampaikan SPT PPh OP menggunakan e-Filing. Selain

permasalahan bahasa yang susah dipahami oleh tenaga kerja asing atau expatriate,

berdasarkan pada wawancara awal dengan salah satu staf Konsultan X yang mengurusi

pelaporan SPT Tahunan PPh WPOP, fasilitas layanan e-Filing dirasa tidak aman untuk

keamanan data Wajib Pajak.

Berdasarkan pemaparan diatas, perlu dilakukan evaluasi atas kebijakan e-Filing dalam

pelaporan surat pemberitahuan tahunan PPh klien WPOP Asing Konsultan X.

a. Bagaimana evaluasi kebijakan eFiling dalam pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT) Tahunan klien WPOP Asing pada Konsultan X?

b. Bagaimana upaya peningkatan penggunaan e-Filing oleh WPOP yang dilakukan

Direktorat Jenderal Pajak?

Tinjauan Teoritis Dalam melakukan evaluasi pada keijakan e-Filing dalam pelaporan surat

pemberitahuan tahunan PPh WPOP Asing terdapat beberapa konsep yang digunakan dalam

penulisan jurnal ini. Konsep-konsep tersebut yaitu evaluasi kebijakan, yurisdiksi pemajakan,

pelaporan pajak dan e-Government.

Evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk

mengetahui apakah kebijakan telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan

dampak yang diinginkan (Agustino, 2006, 186). Evaluasi merupakan proses perbandingan

antara standar dengan fakta dan analisa hasilnya (Ndraha, 1989, 201). Tidak semua program

kebijakan dapat meraih hasil yang diinginkan, oleh karena itu diperlukan evaluasi. Menurut

William N. Dunn (2003, 429-438) dalam menghasilkan informasi mengenai kinerja kebijakan

digunakan tipe kinerja yang berbeda-beda untuk mengevaluasi hasil kebijakan. Enam kriteria

evaluasi hasil kebijakan yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 5: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

ketepatan. Evektivitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang

diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan, yang secara dekat berhubungan

dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya.

(Dunn, 2003, hal. 429). Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi

dengan biaya terkecil dinamakan efisien (Dunn, 2003, hal. 430). Kecukupan berkenaan

dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan

yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003, hal. 430). Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau

memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau

kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Perataan, William N. Dunn

menyatakan bahwa kriteria kesamaan erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial

dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda

dalam masyarakat (2003, hal. 434). Responsivitas menurut William N. Dunn berkenaan

dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai

kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Menurut Dunn kriteria ketepatan mempertanyakan

apakah tujuan tersebut tepat untuk suatu masyarakat atau tidak.

Konsep selanjutnya yaitu yurisdiksi pemajakan. Perlakuan perpajakan terhadap subjek

dan objek luar negeri suatu Negara ditentukan oleh yurisdiksi pemajakan yang dianut Negara

tersebut. Yurisdiksi pemajakan menurut pendapat Owen dan Ongwamuhana sebagaimana

dikutip oleh Gunadi, adalah kewenangan suatu Negara untuk merumuskan dan

memberlakukan ketentuan perpajakan (Gunadi, 1997, hal. 48). Sistem pajak penghasilan di

Indonesia membangun yurisdiksi pemajakan berdasarkan dua kaitan (pertalian) fiskal, yaitu

subjektif dan objektif. Surrey dan Tillinghast sebagaimana dikutip oleh Gunadi, menyatakan

bahwa yurisdiksi yang mendasarkan pada pertalian subjektif disebut yurisdiksi domisili,

sedangkan yurisdiksi yang merujuk pada sumber penghasilan disebut yurisdiksi sumber

Gunadi, 1997, hal. 49). Untuk menentukan Orang pribadi yang diwajibkan menjadi Wajib

Pajak di Indonesia yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi

yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi

yang berada di Indonesia dalam satu tahun pajak dan mempunyai niat untuk bertempat

tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari. Setiap penduduk yang berstatus Subyek Pajak Dalam

Negeri (SPDN) wajib memiliki Nomor Wajib Pokok Pajak (NPWP). Dengan telah memiliki

NPWP maka kewajiban selanjutnya yaitu menghitung sendiri jumlah pajak terutang,

menyetor ke kas Negara melalui bank persepsi dan melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 6: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Pajak (KPP) atau menggunakan jasa kantor pos atau jasa kurir ataupun menggunakan

electronic filing (e-Filing).

Konsep pelaporan pajak merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam

administrasi perpajakan. Tax Return atau pelaporan pajak itu sendiri pada dasarnya

merupakan bagian dari istilah 5M dalam perpajakan. 5M merupakan kewajiban perpajakan

yang harus dipenuhi Wajib Pajak, yang berawal dari mendaftarkan diri di KPP setelah itu

Wajib Pajak harus menghitung jumlah pajak terutang kemudian menyetorkan pajaknya.

Setelah menyetorkan pajak, Wajib Pajak diharuskan melaporkan pajak melalui Surat

Pemberitahuan (SPT), serta menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian

Surat Pemberitahuan dengan baik dan benar. (Nurmantu, 2005, 108)

Konsep e-Government, menurut Wyld (2004, 20) e-Government merupakan suatu

proses secara elektronik yang digunakan oleh pemerintah untuk mengomunikasikan,

menyebarkan atau mengumpulkan informasi, sebagai fasilitas transaksi dan perizinan untuk

suatu tujuan tertentu. Menurut Khalid dan Sadiq, e-Government diartikan sebagai sebuah

bentuk transformasi hubungan internal maupun eksternal dari sektor publik melalui kebijakan

internet sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan pemerintah dan tata laksananya.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dimana proses

penelitian digunakan untuk melihat gambaran sosial secara utuh dan kemudian digambarkan

melalui kata-kata (Creswell, 1-2). Penelitian ini memiliki jenis penelitian berdasarkan tujuan

untuk memaparkan atau penelitian deskriptif. Karena penelitian ini dilakukan untuk

kepentingan akademis maka penelitian ini merupakan jenis penelitian murni. Berdasarkan

dimensi waktunya, penelitian ini merupakan jenis penelitian cross-sectional dengan

mengambil waktu penelitian sejak Januari hingga Juni 2014.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka

dan studi lapangan melalui wawancara mendalam. Studi pustaka digunakan untuk

mendapatkan data dan informasi dari bahan cetak maupun non-cetak. Wawancara mendalam

dilakukan dengan beberapa pihak yaitu dari pihak Kantor Konsultan Pajak X, akademisi di

bidang e-Government, otoritas pajak dalam hal ini yaitu pihak DJP Sub-direktorat

Transformasi dan Proses Bisnis, KPP Badora (Badan dan Orang Asing).

Dalam melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan metode analisis data

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 7: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

kualitatif. Proses analisis dimulai dari menelaah data-data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan penelitian, catatan lapangan, dan dokumentasi terkait pelaporan

SPT tahunan PPh klien WPOP Asing yang selanjutnya dilakukan reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Setiap informasi yang ditelaah tersebut harus diketahui

maksud dan maknanya, lalu dihubungkan dengan masalah penelitian. Dalam analisis data

dilakukan tahapan reduksi data yang hanya memasukkan informasi yang menurut peneliti

penting dan dapat membantu memecahkan masalah penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sebelum dilakukan pembahasan yang menjawab pertanyaan penelitian, terlebih

dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum dari objek penelitian kali ini yaitu profil dari

Kantor Konsultan Pajak X dan ketentuan domestik yang mengatur tentang pegawai asal

Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Profil Kantor Konsultan Pajak X

Konsultan X menawarkan jasa kepada klien dengan pendekatan multi dimensional

untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi klien. Pendekatan multidimensional yang

dilakukan oleh Konsultan X terhadap klien tetap mengacu kepada kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Konsultan X, demi kelancaran dan kemudahan dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Pada saat melaporkan SPT Tahunan klien WPOP Asing,

Konsultan X memutuskan untuk tetap menggunakan cara manual dibandingkan e-Filing. Hal

ini disebabkan karena tidak lengkapnya fitur pada e-Filing untuk WPOP Asing, seperti tidak

bisanya sistem e-Filing secara otomatis melakukan penghitungan penghasilan disetahunkan

untuk WPOP Asing.

Konsultan X merupakan gabungan jasa jaminan & penasehat, konsultan risiko, pajak,

penasehat keuangan dan konsultasi pengetahuan untuk memahami dan mengevaluasi

masalah-masalah klien dalam konteks gambaran besar. Jasa yang disediakan antara lain:

assurance and advisory services, enterprise risk services, ifrs services, tax services, financial

advisory services. Kualitas merupakan bagian dasar dari apa yang dilakukan Konsultan X,

dan terdapat banyak mekanisme formal dan informal yang memaksa mereka untuk mengikuti

standar aturan tertinggi melalui bisnis. Konsultan X dan cabang perusahaannya saling berbagi

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 8: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

nilai : integritas, nilai tinggi kepada pasar dan klien, komitmen satu sama lain dan kekuatan

perbedaan budaya

Evaluasi Kebijakan E-Filing dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan tahunan PPh

Wajib Pajak Orang Pribadi Asing pada Kasus Konsultan X

Implementasi dari e-Government di Kementerian Keuangan (DJP termasuk salah satu

bagian Kementrian Keuangan) mulai diberlakukan di Indonesia semenjak tahun 2003 dengan

adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e-Government. Pada tahun 2012 Kementerian Komunikasi dan

Informasi melakukan survey pelaksanaan e-Government pada kementerian di Indonesia. Hasil

survey tersebut menunjukkan Kementerian Keuangan termasuk pada 3 besar kementerian

terbaik dalam Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) tingkat kementerian tahun

2012. Ketiga kementerian tersebut yaitu Kementerian Perindustrian (Kemenperin),

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). PeGI

ini sendiri merupakan kegiatan yang dilaksanakan Direktorat e-Government, Direktorat

Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk melihat peta

kondisi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ditingkat kementerian (3

Kementerian, 2013, para 3).

Berdasarkan penjelasan diatas, kondisi e-Government DJP yang merupakan bagian

dari Kementerian Keuangan termasuk baik dibandingkan Kementerian yang lain, tapi aplikasi

yang dikeluarkan oleh DJP seperti e-Filing ini tidak 100% disambut baik oleh masyarakat.

Seperti klien WPOP Asing pada Konsultan X yang sangat sedikit memanfaatkan layanan

kemudahan e-Filing ini. Maka pada penelitian ini akan dibahas evaluasi e-Filing untuk klien

WPOP Asing, dengan tujuan dapat mengetahui bagaimana kinerja kebijakan e-Filing untuk

klien WPOP Asing pada Konsultan X.

Pertama, dari aspek efektivitas. Efektivitas mengandung pengertian dicapainya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum e-Filing melalui

website Direktorat Jenderal Pajak dapat dikatakan berhasil atau karena jumlah pengguna e-

Filing yang melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun dari jumlah yang

melebihi target tersebut, ternyata untuk WPOP Asing hanya sedikit yang menggunakan e-

Filing. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak KPP Badora jumlah pengguna e-Filing

untuk WPOP Asing tidak mencapai 25% dari jumlah WPOP Asing yang terdaftar. Khusus

untuk Konsultan X, diketahui tidak ada satupun klien WPOP Asing yang menggunakan e-

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 9: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Filing. Rendahnya pengguna e-Filing disebabkan kurangnya sosialisasi dari DJP dan karena

sifat e-Filing yang merupakan pilihan. Sosialisasi yang dilakukan DJP tidak tepat waktunya

yaitu menjelang batas akhir penyampaian SPT. Melaporkan pajak tidak diharuskan dengan

menggunkan e-Filing, tetapi juga bisa melalui pos ataupun datang langsung ke KPP,

tergantung pada wajib pajak masing-masing.

Kedua, e-Filing dari aspek efisiensi dapat dianalisasi dari aspek Sumber Daya

Manusia (SDM), peralatan, waktu dan biaya. Analisis dari aspek SDM dan peralatan, e-Filing

lebih efisien karena berbasiskan sisem sehingga pekerjaan-pekerjaan administratif pajak yang

memerlukan sumber daya manusia pajak yang banyak untuk mengurusnya akan direduksi

dengan menggunakan sistem e-Filing ini. Untuk peralatan pun tidak ada penambahan

peralatan, syaratnya hanya harus terkoneksi dengan internet. Jika dilihat dari aspek waktu,

menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT tahunan PPh WPOP tentunya sangat efisien. Hal

ini disebabkan karena WPOP langsung terkoneksi dengan sistem, tanpa harus ke KPP untuk

melaporkan Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh nya. Jika dilihat dari aspek biaya tentunya

dibutuhkan biaya untuk pengembangan aplikasi e-Filing ini. Namun demikian, tidak

diketahui berapa jumlah yang dikeluarkan oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak selaku

pembuat kebijakan. Jika dilihat dari dampak yang dihasilkan e-Filing dapat dikatakan biaya

yang dikeluarkan cukup rendah dibandingkan penghematan yang dapat dilakukan dengan

pengalihan cara pelaporan pajak menggunakan cara manual ke electronic filing (e-Filing) ini.

Ketiga dari aspek kecukupan, kebijakan publik dapat dikatakan memenuhi aspek

kecukupan bila dirasakan efektif memenuhi kebutuhan wajib pajak dan fiskus. Kecukupan

berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kecukupan masih berhubungan dengan

efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat

memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Pada penelitian ini kecukukupan atau adequacy dilihat dari seberapa jauh e-Filing dapat

meningkatkan jumlah pelaporan SPT PPh WPOP Asing. Secara umum e-Filing untuk

pelaporan SPT PPh WPOP telah memenuhi kriteria kecukupan, namun tidak dapat memenuhi

kecukupan WPOP Asing. Hal ini disebabkan karena WPOP Asing yang mulai bekerja pada

pertengahan tahun atau menjadi subjek pajak pertengahan tahun, tidak bisa memanfaatkan

aplikasi e-Filing sebagai sarana pelaporan Pajak Penghasilanya. Ini disebabkan karena tidak

lengkapnya fitur pada e-Filing, dimana pada saat penghitungan penghasilan pada bukti

potong 1721A1, tidak ada kolom yang disediakan untuk menghitung penghasilan

disetahunkan. Hal ini akan mempersulit Wajib Pajak Orang Pribadi Asing dalam

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 10: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

mengkalkulasikan Pajak Penghasilan. Demi kelancaran dan kemudahan dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi klien, setiap klien pada Konsultan X disarankan mengikuti

kebijakan yang dibuat oleh Konsultan X. Maka dengan alasan ketidaklengkapan fitur pada e-

Filing ini maka Konsultan X lebih memilih cara manual dalam melakukan pelaporan SPT

tahunan PPh klien WPOP Asing. Walapun ada klien yang meminta menggunakan e-Filing,

Konsultan X tidak menyarankan karena pada e-Filing tidak ada pilihan untuk menghitung

penghasilan disetahunkan.

Keempat dari aspek keadilan, pelaksanaan kebijakan haruslah bersifat adil dalam arti

semua sektor dan lapisan masyarakat harus sama-sama dapat menikmati hasil kebijakan.

Dalam penelitian ini berarti semua target dari kebijakan e-Filing melalui website DJP harus

dapat menikmati fasilitas layanan e-Filing, baik WPOP lokal ataupun asing. Namun

demikian, pada prakteknya kebanyakan WPOP Asing mengalami kesulitan untuk masalah

bahasa yang digunakan dalam layanan e-Filing. Layanan e-Filing pada website Direktorat

Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) disediakan dalam bahasa Indonesia. Permasalahan bahasa

ini adalah salah satu faktor utama penyebab tidak dimanfaatkannya sistem e-Filing oleh para

klien WPOP Asing.

Kelima responsivitas dalam kebijakan publik yang diartikan sebagai tanggapan

kebijakan publik atas respon wajib pajak. Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh

suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat tertentu. Respon masyarakat atas penerapan e-Filing ini bermacam-macam.

Setiap program memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan e-Filing adalah bahwa

penyampaian SPT tahunan PPh WPOP akan lebih cepat, mudah dan murah. Namun

demikian, terdapat beberapa respon negatif dari masyarakat atas kebijakan e-Filing seperti

kurangnya sosialisasi, permasalahan bahasa, e-Filing sifatnya option dan masalah

kemeamanan atau jaminan kerahasiaan data menggunkan e-Filing.

Variabel terakhir yaitu ketepatan yang merujuk pada nilai atau harga dari tujuan

kebijakan dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Kriteria

ketepatan mempertanyakan apakah tujuan tersebut tepat untuk suatu masyarakat. Kebijakan

e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak ini ditujukan untuk meningkatkan

pelayanan kepada Wajib Pajak. DJP memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam

penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan khususnya bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang

mengguanakan formulir 1770S atau 1770SS. Hasil dari kebijakan tersebut juga telah tampak

berhasil karena penggunanya telah melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 11: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Maka kebijakan e-Filing melalui website DJP ini sudah tepat ditujukan untuk WPOP

pengguna 1770S ataupun 1770SS.

Untuk menutupi kekurangan-kekurangan e-Filing, Direktorat Jenderal Pajak

melakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada pada saat sekarang ini.

Upaya yang pertama yaitu sosialisasi. Sejauh ini, upaya sosialisasi e-Filing masih dilakukan

oleh DJP melalui bantuan pihak KPP. Terutama diawal tahun 2014, sosialisasi e-Filing

sangat gencar dilakukan. Namun demikian, sebaiknya sosialisasi dilakukan jauh hari

sebelum dekat batas waktu penyampaian SPT agar tujuan kebijakan ini tercapai. Selain itu

intensitas dan konsistensi sosialisasi perlu diperhatikan. Hal ini akan menjadi sangat

penting jika menghadapi Wajib Pajak yang kurang aware untuk masalah transformasi pajak

seperti ini.

Upaya yang kedua yaitu memperbarui aplikasi e-Filing dengan menggunakan

wizard). Pihak Direktorat Jenderal Pajak selalu melakukan perbaikan untuk keberhasilan

sistem e-Filing ini dan agar masyarakat memanfaatkan secara maksimal layanan kemudahan

pelaporan pajak ini. Salah satunya yaitu dengan memperbarui aplikasi. Untuk e-Filing 1770S

dapat menggunakan metode wizard. Jika menggunakan metode wizard maka Wajib Pajak

akan dipandu dalam menyampaikan SPT. Namun, metode wizard hanya berlaku untuk SPT

1770 S.

Upaya yang ketiga yaitu pengecualian pengenaan sanksi administrasi berupa denda

atas keterlambatan penyampaian surat pemberitahuan. Keterlambatan penyampaian Surat

Pemberitahuan tahunan PPh WPOP menggunakan e-Filing dikecualikan dari pengenaan

sanksi administrasi berupa denda. Hal ini diatur pada Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Nomor KEP-62/PJ/2014 Tentang Pengecualian Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa

Denda Atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan Bagi Wajib Pajak Orang

Pribadi Yang Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang

Pribadi Secara E-Filing. Pada KEP-62/PJ/2014 tersebut disebutkan bahwa: “Wajib Pajak

orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan untuk Tahun Pajak 2013 secara e-Filing

melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) setelah batas waktu

penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi namun tidak

melewati tanggal 30 April 2014 dikecualikan dari pengenaan sanksi administrasi berupa

denda atas keterlambatan penyampaian Surat Pemberitahuan”. Peraturan ini merupakan salah

satu upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka meningkatkan pengguna e-Filing melalui

website www.pajak.go.id. Selain itu pertimbangan DJP mengeluarkan peraturan ini karena

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 12: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

terdapat Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara e-Filing namun menghadapi

kesulitan dalam pelaksanaannya sehingga dalam rangka pembelajaran memberi kesempatan

bagi Wajib Pajak orang pribadi untuk menyampaikan SPT Tahunan secara e-Filing.

Upaya yang keempat yaitu Pendaftaran secara kolektif. Pada tahun 2014 ini DJP

mengeluarkan peraturan mengenai permohonan e-FIN oleh pemberi kerja tertentu. Ini dapat

dilihat pada PER 06/PJ/2014 tentang Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770 SS Secara e-

Filing dan Merupakan Pegawai Tetap pada Pemberi Kerja Tertentu. Pada peraturan tersebut

dikatakan bahwa pemberi kerja tertentu yang memiliki minimal 1000 karyawan dapat

mendaftarkan permohonan e-FIN karyawannya secara kolektif. Dengan adanya peraturan ini

maka WPOP tidak perlu lagi melakukan permohonan e-FIN ke KPP, dan cukup pemberi

kerja mendaftar sebagai pemberi kerja tertentu. Untuk WPOP Asing tentunya dapat terbantu

juga dengan hal ini. Karena untuk mendapatkan e-FIN mereka dengan mudahnya

menyerahkan hal ini kepada pemberi kerja karena pemberi kerja telah diberikan kewenangan

seperti yang diaturpada PER 06/PJ/2014.

Upaya kelima yaitu petunjuk pengisisan SPT menggunakan bahasa Inggris. Mengenai

petunjuk pengisian SPT menggunakan bahasa Inggris ini diatur dalam Surat Edaran Nomor

SE-21/PJ/2011 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

4/PJ/2011 tentang Bentuk dan Tata Cara Penggunaan Template dalam Bahasa Inggris untuk

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi

Tahun Pajak 2010 beserta Petunjuk Pengisian. Pada Surat Edaran tersebut ditegaskan bahwa

template ini hanya sekedar alat bantu bagi Wajib Pajak yang tidak memahami bahasa

Indonesia pada saat melakukan pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

Wajib Pajak, bukan sebagai Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang

sebenarnya. Template tersebut dalam bentuk PDF yang terdiri dari SPT yang memiliki 2 versi

bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia). Pada saat Wajib Pajak mengisi SPT versi

bahasa Inggris, maka secara otomatis SPT versi bahasa Indonesia terisi dengan nilai yang

sama dengan yang terdapat pada SPT versi bahasa Inggris. Namun, petunjuk pengisisan SPT

menggunakan bahasa Inggris ini tidak langsung tersambung dengan sistem e-Filing. Pada

sistem e-Filing yang tersedia hanya bahasa Indonesia. Sebaiknya pada saat membuka menu

e-Filing, Wajib Pajak diberikan pilihan untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa

Inggris.

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 13: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

Simpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai evaluasi kebijakan e-Filing dalam

pelaporan SPT Tahunan PPh WPOP Asing pada Konsultan X, menunjukkan bahwa:

1. Kebijakan e-Filing bagi WPOP Asing yang menjadi klien Konsultan X tidak berjalan

efektif. WPOP Asing tidak ada yang memanfaatkan e-Filing dalam pelaporan SPT

tahunan. Dilihat dari aspek efisien tentunya dengan menggunakan e-Filing lebih

efisien dibandingkan manual, namun karena tidak ada klien WPOP Asing pengguna

e-Filing pada Konsultan X, maka variabel ini tidak terlalu bisa dijelaskan. Dari aspek

kecukupan, e-Filing tidak mendukung kebutuhan klien WPOP asing, hal ini yang

membuat Konsultan X tidak menyarankan klien WPOP asing menggunakan e-Filing

dalam pelaporan SPT tahunan. Dari aspek keadilan, sistem e-Filing belum

memberikan keadilan yang sama kepada klien WPOP Asing yang terkendala karena

permasalahan bahasa pada sistem e-Filing. Selanjutnya dari aspek responsivitas,

banyaknya klien WPOP Asing yang mengeluhkan permasalahan sosialisasi,

keamanan data dan permasalahan bahasa pada sistem e-Filing. Terakhir, dari aspek

ketepatan, kebijakan e-Filing sudah tepat ditujukan untuk WPOP pengguna 1770S

ataupun 1770SS.

2. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selaku pembuat kebijakan melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan pengguna e-Filing terutama untuk WPOP Asing, antara lain

menyediakan petunjuk pengisisan SPT dengan menggunakan bahasa Inggris,

melakukan sosialisasi, memperbarui aplikasi (e-Filing dengan menggunakan wizard),

pendaftaran secara kolektif dan pengecualian pengenaan sanksi administrasi berupa

denda atas keterlambatan penyampaian surat pemberitahuan.

Saran

1. Dalam rangka meningkatkan pengguna e-Filing melalui website DJP untuk

penyampaian atau pelaporan SPT tahunan PPh WPOP terutama asing, perlu

ditingkatkan lagi kuantitas dan kualitas sosialisasi yang dilakukan jauh sebelum jatuh

tempo pelaporan SPT. Agar sosialisasi DJP lebih efektif dan lebih tepat sasaran, maka

lakukanlah pada Konsultan yang menangani tax compliance (e-Filing), untuk

selanjutnya dijelaskan secara satu per satu ke WPOP Asing yang ditangani. Pihak DJP

bagian Teknologi Informasi Perpajakan (TIP) juga harus meningkatkan kualitas

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014

Page 14: EVALUASI KEBIJAKAN E-FILING DALAM PELAPORAN SURAT ...

sistem pada e-Filing, seperti melengkapi fitur e-Filing untuk memenuhi kebutuhan

WPOP Asing.

2. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selaku pembuat kebijakan perlu mengeluarkan

peraturan mengenai semua wajib pajak harus menggunakan e-Filing dalam

penyampaian atau pelaporan SPT tahunan PPh WPOP dan peraturan mengenai

keamanan atau jaminan kerahasiaan data wajib pajak. Hal ini perlu dilakukan agar

kebijakan e-Filing dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh WPOP termasuk WPOP

Asing.

Daftar Referensi

Agustino, Leo. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Jakarta: 2006.

Creswell, John W. Research Design, Qualitative and Quantitative Approaches. United State

of America: SAGE Publications,Inc. 1994.

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijaksanaan Publik: Kerangka Analisis dan Prosedur

Perumusan Masalah. Yogyakata: PT. Hanindita Graha Widya.

Gunadi. 1997. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Khalid M. Al-Tawil dan Sadiq M. Sait. E-Governance –Where we Stand.

<http://www.worldbank.org/mdf/mdf4/paper/altawil-sait.pdf>.

Ndraha, Taliziduhu. 1989. Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia. Jakarta.

Neuman, W. Lawrence. Basics of Social Research. Boston: Pearson Education,

2007.

Pandiangan, Liberti. 2007. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Pajak. Jakarta: PT Elek

Media Koputindo.

Wyld, David C. The 3ps: The Essential Elements Of A Definition Of E- Government,

Journal of E-Government. Vol 1, The Haworth Press Inc, 2004.

Evaluasi kebijakan..., Habibah, FISIP UI, 2014