EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA Kleinhovia...

66
EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.) TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS PEROKSIDASI LIPID HATI PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DENGAN DOKSORUBISIN SUSANTY TANDILILING N11113029 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA Kleinhovia...

  • EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA

    (Kleinhovia hospita Linn.) TERHADAP PENINGKATAN

    AKTIVITAS PEROKSIDASI LIPID HATI PADA TIKUS PUTIH

    YANG DIINDUKSI DENGAN DOKSORUBISIN

    SUSANTY TANDILILING

    N11113029

    PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

    2017

  • ii

    EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.) TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS

    PEROKSIDASI LIPID HATI PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DENGAN DOKSORUBISIN

    SKRIPSI

    untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana

    SUSANTY TANDILILING N11113029

    PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

    2017

  • iii

    EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.) TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS

    PEROKSIDASI LIPID HATI PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DENGAN DOKSORUBISIN

    SUSANTY TANDILILING N11113029

    Pada Tanggal, 5 April 2017

    Pembimbing Pertama,

    Subehan, S.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D., Apt. NIP. 19750952 200112 1 002

    Pembimbing Kedua,

    Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., Apt. NIP. 19820610 200801 1 012

    Disetujui oleh : Pembimbing Utama,

    Yulia Yusrini Djabir, S.Si., MBM.Sc.,M.Si., Ph.D.,Apt.

    NIP. 19780728 200212 2 003

  • iv

    PENGESAHAN EVALUASI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK DAUN PALIASA

    (Kleinhovia hospita Linn.) TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS PEROKSIDASI LIPID HATI PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DENGAN DOKSORUBISIN

    Oleh :

    SUSANTY TANDILILING

    N11113029

    Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

    Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

    Pada Tanggal : 5 April 2017

    Panitia Penguji Skripsi :

    1. Ketua : Drs. Syaharuddin Kasim, M.Si., Apt.

    2. Sekretaris : Habibie, S.Si., M.Pharm.Sc., Apt.

    3. Anggota (Ex.Off) :Yulia Y.Djabir, S.Si., MBM.Sc.,M.Si.,Ph.D., Apt.

    4. Anggota (Ex.Off) : Subehan, S.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D., Apt.

    5. Anggota (Ex.Off) : Firzan Nainu,S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., Apt.

    6. Anggota : Sumarheni, S.Si., M.Sc., Apt

  • v

    PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Susanty Tandililing

    NIM : N11113029

    Judul Skripsi :“Evaluasi Efek Protektif Ekstrak Daun Paliasa

    (Kleinhovia hospita Linn.) Terhadap Peningkatan

    Aktivitas Peroksidasi Lipid Hati Pada Tikus Putih

    Yang Diinduksi Dengan Doksorubisin”

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya

    saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

    memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang

    pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak

    benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.

    Makassar, 5 April 2017

    Penulis,

    Susanty Tandililing

  • vi

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

    atas segala limpahan kasih dan berkat yang telah Dia berikan kepada

    penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai

    salah satu syarat dalam menyelesaikan studiprogram studi S1 pada

    program studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

    Penulis menyadari selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas

    dari dukungan doa, bantuan dan nasihat dari berbagai pihak. Pada

    kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Ayahanda Yosef Sampe

    Tandililing dan Ibunda Ruth Minanga yang senantiasa berdoa,

    memberikan semangat, memberikan cintanya, mendukung dalam

    pemenuhan biaya dan dalam segala hal selalu memberikan yang

    terbaik yang tak bisa penulis ucapkan dan balas satu per satu.

    2. Dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini,

    pembimbing utama Ibu Yulia Yusrini

    Djabir,S.Si.,MBM.Sc.,M.Si.,Ph.D.,Apt, pembimbing pertama Bapak

    Subehan, S.Si., M.Pharm, Sc.,Ph.D., Apt dan pembimbing kedua

    Bapak Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed, Sc., Ph.D., Apt yang dengan

    penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis.

  • vii

    3. Tim Penguji penulis Bapak Drs.Syaharuddin Kasim, M.Si., Apt, Bapak

    Habibie, S.Si., M.Pharm.Sc, Apt dan Ibu Sumarheni, S.Si.,M.Sc., Apt

    yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat membantu dalam

    penyusunan skripsi ini.

    4. Penasehat Akademik penulis yang terhormat Bapak Drs. Syaharudin

    Kasim, M.Si., Apt yang sekaligus juga sebagai ketua penguji penulis

    yang telah penulis anggap sebagai orang tua penulis yang telah

    memberikan bimbingan dan senantiasa memotivasi penulis dari awal

    perkuliahan sampai penyelesaian tugas akhir ini.

    5. Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III dan

    semuadosen serta staf Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

    yang telah banyak membantu penulis selama proses studi di Fakultas

    Farmasi.

    6. Laboran Farmasi Klinik Ibu Adriana Pidun, Laboran Biofarmasi Ibu

    Syamsiah dan Laboran Fitokimia Kak Abdillah Mahmud yang telah

    menyediakan waktunya, membantu dan terus memotivasi penulis

    selama proses penelitian.

    7. Saudara-saudara penulis Sakti Tandililing, Silvester Ramba’

    Tandililing, Semuel Ramba’ Tandililing, Febriono Tandililing dan

    Filadelfia Ramba’ Tandililing yang senantiasa memberikan doa, cinta

    kasihnya dan semangatnya kepada penulis serta terima kasih untuk

    setiap keluarga yang tak bisa penulis ucapkan satu per satu.

  • viii

    8. Teman-teman angkatan 2013“THEOBROMINE”yang sungguh luar

    biasa membantu penulis kurang lebih 4 tahun berjuang bersama

    meraih mimpi di Fakultas Farmasi tercinta.

    9. Teman-teman “GENGTOR” 2013 Ilda, Alvin, Apri, Wanda, Christin,

    Tovan, Yadi, Deris, Cosye, Datu, Elfin, Ersol, Febri, Deden, Elan,

    Mitha, Indria, Jeni, Lola, Luiz, Maria, Marselina, Malvin, Nata, Novia,

    Rani, Resta, Revi, Dita, Rupin, Silva, Vero, Milka, Septi, Uni, Mbak

    Yun dan Tisar yang selalu menjalin kebersamaan, keceriaan dan

    terus menyemangati penulis dalam menjalani keseharian dunia

    kampus.

    10. Teman-teman seperjuangan penelitianDerisyanti Kala’Padang,

    Emiliana D.P Djawa dan Dewi Datu Sarira yang senantiasa

    mendukung penulis dalam doa, memberikan waktu, pikiran, tenaga

    dan terus berjuang bersama selama proses penyelesaian tugas akhir.

    11. Teman-teman KOPRS Asiten Farmasi Klinik yang telah menjadi

    bagian perjalanan kehidupan penulis yang telah berbagi ilmunya dan

    terus menyemangati dalam penyelesai tugas akhir ini.

    12. Teman-teman terkasih Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) Angelo

    Blessing (Kak Faradis, Kak Lia, Nata, Septi, Rani dan Febri) dan adik-

    adik PAKTB Jill Albertin (Adel, Totting, Welty, Marni dan Irene) yang

    telah menjadi keluarga kedua tempat berbagi kehidupan, tempat

    untuk bertumbuh mengenal Kristus, yang terus menguatkan dan

    menopang dalam doa dan dalam berbagai hal. Seluruh teman-teman

  • ix

    PMKO Filadelfia MIPA_Farmasi Unhas baik kakak-kakak alumni,

    teman pengurus maupun adik-adik di fakultas Farmasi dan MIPA yang

    senantiasa mendukung dalam doa, pelayanan maupun study.

    13. Teman-teman KKN Gelombang 93 Kabupaten Wajo khususnya teman

    posko Desa Inalipue Kak Tommy, Malik, Saleh, Ida, Ifa dan Dina serta

    Bapak Hj. Sulaiman beserta Ibu Hj. Emba yang telah berbagi

    pengalaman dan menjadi bagian penting dalam kehidupan

    perjuangan penulis.

    14. Sahabat terbaik penulis Avner Tangkeallo, Jein Pratiwi, Linda Friskila,

    Natalia Rombe, Ruth Rantela’bi dan Leny Satriani Lebang yang terus

    menyemangati, memberikan doa, motivasi bahkan cinta kasihnya

    kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

    oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

    sangat diharapkan untuk penulis guna memperbaiki penelitian selanjutnya

    dapat menjadi lebih baik dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    kita semua.

    Penulis,

    Susanty Tandililing

  • x

    ABSTRAK

    Doksorubisin merupakan salah satu obat antikanker paling penting dan banyak digunakan.Peningkatan radikal bebas seperti yang terjadi dengan penggunaan doksorubisin menyebabkan kondisi stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan pembentukan peroksidasi lipid yang berpotensi menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati.Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek pemberian ekstrak daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) sebelum penggunaan doksorubisin terhadap aktivitas peroksidasi lipid melalui pengukuran malondialdehida (MDA).Tikus putih jantan sebanyak 20 ekor dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Kelompok I adalah kelompok kontrol sehat, kelompok II adalah kelompok yang hanya diinjeksikan doksorubisin (25 mg/kgBB), kelompok III adalah kelompok yang diberikan ekstrak etanol paliasa 100 mg/kgBB secara peroral selama 5 hari sebelum injeksi doksorubisin dan kelompok IV adalah kelompok yang diberikan ekstrak etanol paliasa 250 mg/kgBB secara peroral selama 5 hari sebelum injeksi doksorubisin. Setelah 48 jam penyuntikan doksorubisin, dilakukan pembedahan organ hati dan diukur kadar MDA hati dengan metode Thiobarbituric Acid Reactive Subtance (TBARS) menggunakan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 531 nm. Tikus yang hanya disuntikkan doksorubisin mengalami peningkatan kadar MDA hati sebesar 0,67±0,061 µg/mL yang sangat signifikan dibandingkan kelompok kontrol dengan kadar MDA hati 0,27±0,133 µg/mL. Kelompok yang diberi praperlakuan dengan ekstrak paliasa baik 100 mg/kgBB maupun 250 mg/kgBB menurunkan kadar MDA hati sebesar 50% dan 35% dibandingkan kelompok doksorubisin (p

  • xi

    ABSTRACT

    Doxorubicin is one of the most important anticancer drugs thatis

    widely used. Increasing level of free radicals induced by doxorubicin,

    promotes oxidative stress condition characterized by increased formation

    of lipid peroxidation, which causes damage to liver cells. The aim of this

    study was to investigate the effect extract of paliasa (Kleinhovia hospita

    Linn.) on doxorubicin-induced lipid peroxidation activity in liver tissue using

    malondialdehyde (MDA) parameter. Twenty male wistar rats were divided

    into 4groups.Group I was defined as the healthy control group. Group II

    was injected with doxorubicin (25 mg/kgBW). Group III was given ethanol

    extract of paliasa 100 mg/kgBW for 5 days prior to doxorubicin injection,

    and group IV was given ethanol extract of paliasa 250 mg/kgBW for 5 days

    prior to doxorubicin injection. After 48 hours from doxorubicin injection,

    MDA of liver tissue was measured by the Thiobarbituric Acid Reactive

    Substance (TBARS) method, using Spectrophotometer UV-VIS at 531

    nm.Rats injected withdoxorubicin had the highest levels of MDA

    (0,67±0,061µg/mL), which increased significantly compared to the control

    group (0,27±0,133µg/mL). The level of MDA in extract-treated groups (100

    mg/kgBW and 250 mg/kgBW) was signicantly lower than the ones without

    treatment, showing 50% and 35% lower than doxorubicin-treated

    group(p

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

    HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. v

    UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... vi

    ABSTRAK ........................................................................................... x

    ABSTRACT ......................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ........................................................................................ xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4

    II.1 Doksorubisin ....................................................................... 4

    II.1.1 Mekanisme Kerja ............................................................. 4

    II.1.2 Farmakokinetika .............................................................. 6

    II.1.3 Dosis ............................................................................... 6

    II.1.4 Efek Samping .................................................................. 7

    II.2 Paliasa (Klenhovia hospita Linn.) ........................................ 8

    II.2.1 Klasifikasi Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) ........ 9

    II.2.2.Deskripsi Tanaman ........................................................... 10

  • xiii

    II.3 Hati ...................................................................................... 11

    II.4 Peroksidasi Lipid ................................................................. 14

    II.4.1 Pembentukan Peroksidasi Lipid ....................................... 14

    II.4.2 Pengukuran MDA Sebagai Indikator Peroksidasi Lipid ... 16

    BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 17

    III.1 Alat dan Bahan .................................................................. 17

    III.1.1 Alat ................................................................................. 17

    III.1.2 Bahan ............................................................................. 17

    III.2. Cara Kerja ........................................................................ 17

    III.2.1 Penyiapan Hewan Coba ................................................. 17

    III.2.2 Pengolahan Sampel Daun Paliasa ................................. 18

    III.2.3 Penyiapan Ekstrak Daun Paliasa .................................... 18

    III.3 Prosedur Percobaan........................................................... 19

    III.3.1 Perlakuan ........................................................................ 19

    III.3.2 Pengambilan Organ Hati ................................................ 20

    III.4 Pengukuran Kadar MDA Hati ............................................. 20

    III.4.1 Pengukuran Kurva Baku ................................................. 20

    III.4.2 Preparasi dan Evaluasi Jaringan Hati .............................. 21

    III.5 Analisa Statistik .................................................................. 21

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 22

    IV.1 Hasil Penelitian .................................................................. 22

    IV.1.1 Penentuan Kurva Baku ................................................... 22

    IV.1.2 Analisis Kadar Malondialdehida (MDA) .......................... 23

  • xiv

    IV.2 Pembahasan ..................................................................... 24

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 27

    V.1 Kesimpulan ......................................................................... 27

    V.2 Saran ................................................................................. 27

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 28

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Absorbansi TMP (Standar MDA) ................................................... 22

    2. Kadar Malondialdehida (MDA) Hati Tikus Putih ............................. 23

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Struktur Molekul Doksorubisin ...................................................... 4

    2. Mekanisme Kerusakan DNA oleh Doksorubisin ............................ 5

    3. Struktur Kleinhospitine A-D............................................................ 5

    4. Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) ........................................ 10

    5. Anatomi Hati .................................................................................. 11

    6. Reaksi Peroksidasi Lipid .............................................................. 14

    7. Reaksi antara TBA dan MDA ......................................................... 16

    8. Kurva Baku MDA ........................................................................... 22

    9. Profil Rerata±SD Kadar MDA Hati Tikus Putih .............................. 23

    10. Spektrum Panjang Gelombang Larutan Baku ............................... 35

    11. Spektrum Absorbansi Kurva Baku ................................................. 36

    12. Spektrum Absorbansi Kontrol dan Perlakuan ................................ 37

    13. Proses Rotavapor .......................................................................... 46

    14. Ekstrak Kental Etanol Paliasa ........................................................ 46

    15. Tikus Putih (Rattus novergicus) ..................................................... 46

    16. Pemberian Suspensi Ekstrak ........................................................ 46

    17. Penyuntikan Doksorubisin ............................................................. 46

    18. Pembedahan Organ Hati ............................................................... 46

    19. Sentrifuge ...................................................................................... 46

    20. Supernatan Untuk Dianalisis ......................................................... 47

  • xvii

    21. Waterbath ...................................................................................... 47

    22. Spektrofotometer UV-Visibel ......................................................... 47

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Skema Kerja Uji Efek Pemberian Ekstrak Daun Paliasa .............. 32

    2. Skema Kerja Preparasi dan Evaluasi Jaringan Hati ...................... 33

    3. Skema Kerja Penyiapan Larutan Baku .......................................... 34

    4. Spektrum Panjang Gelombang Kurva Baku .................................. 35

    5. Spektrum Absorbansi Kurva Baku ................................................. 36

    6. Spektrum Absorbansi Kelompok Kontrol dan Perlakuan ............... 37

    7. Kadar MDA Hati Tikus Putih Setelah Perlakuan ........................... 38

    8. Perhitungan Dosis dan Kadar Malondialdehida ............................. 39

    9. Hasil Data Statistik One Way ANOVA ........................................... 44

    10. Gambar Penelitian ......................................................................... 46

    11. Rekomendasi Persetujuan Etik ...................................................... 48

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Doksorubisin merupakan antibiotik antrasiklin yang bersifat

    antineoplastik yang diisolasi dari Streptomyces peucetius untuk

    pengobatan sarkoma dan berbagai karsinoma, termasuk kanker payudara

    dan paru, leukemi limfostik akut dan limfoma(1).Mekanisme kerja dari

    doksorubisin melalui empat mekanisme utama yaitu : 1) penghambatan

    topoisomerase II, 2) afinitas tinggi mengikat DNA, 3) mengikat membran

    sel untuk mengubah fluiditas dan transportasi ion, dan 4) menghasilkan

    radikal bebas membunuh sel kanker (2). Namun, penggunaan

    doksorubisin pada terapi kanker dapat memberikan beberapa efek

    samping antara lain kardiotoksisitas, hepatotoksisitas, mempengaruhi

    sistem imun, rambut rontok dan radang tenggorokan (3,4).

    Peningkatan radikal bebas seperti yang terjadi dengan penggunaan

    doksorubisin, akan menyebabkan kondisi stres oksidatif. Stres oksidatif

    terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan

    yang kemudian berpotensi menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati

    (5).Peningkatan stres oksidatif seringkali mengakibatkan peningkatan

    aktivitas peroksidasi lipid.Peroksidasi lipid menyebabkan kerusakan

    membran sel secara langsung dantidak langsung. Efek langsung

    menyebabkan kerusakan pada struktur membran sel dan efek tidak

    langsung melalui produk-produk metabolit dari peroksidasi lipid yang

    disebut dengan Malondialdehida (MDA). Malondialdehida sebagai produk

  • 2

    akhir dapat digunakan sebagai marker untuk mengetahui derajat

    kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lipid (6,7).

    Salah satu strategi yang dipilih untuk mengatasi efek

    hepatotoksisitas dari penggunaan doksorubisin adalah menggunakan

    ekstrak daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.).Paliasa (Kleinhovia

    hospita Linn.)merupakan tumbuhan yang banyak digunakanoleh

    masyarakat Sulawesi Selatan sebagai obat tradisional untuk mengobati

    penyakit hepatitis. Daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) mengandung

    senyawa kimia triterpenoid alkaloid, kleinhospitin A-D yang mempunyai

    efek penghambatan terhadap toksisitas H2O2 pada kultur sel hati (8). Daun

    Paliasa juga mengandung kaempherol 3-O-β-glukosida dan eleuterol yang

    bersifat sebagai antioksidan yang dibuktikan secara in vitro menggunakan

    metode DPPH (9).Selain itu, daun paliasa mengandung senyawa kimia

    saponin, cardenolin, bufadienol dan antrakinon (10).Penelitian

    sebelumnya juga menunjukkan bahwa paliasa mampu memproteksi

    hepatotoksisitas obat paracetamol dosis tinggi (11) dan pemberian infus

    daun paliasa dengan konsentrasi 15% b/v pada mencit jantan selama

    tujuh hari, kemudian diinduksi dengan parasetamol dosis toksik mampu

    memberikan efek hepatoprotektif (12).

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek pemberian ekstrak

    daun paliasa sebelum penggunaan doksorubisin terhadap aktivitas

    peroksidasi lipid pada jaringan hatimelalui pengukuran MDA

    hati.Penelitian ini bermanfaaat untuk memberikan informasi mengenai

  • 3

    potensi ekstrak daun paliasayang dapat digunakan untuk mengurangi efek

    hepatotoksisitas dari penggunaan doksorubisin terutama karena aktivitas

    peroksidasi lipid jaringan.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Doksorubisin

    Doksorubisin merupakan antibiotik antrasiklin yang bersifat

    antineoplastik yang diisolasi dari Streptomyces peucetius untuk

    pengobatan sarkoma dan berbagai karsinoma, termasuk kanker payudara

    dan paru, leukemi limfostik akut dan limfoma (1). Doksorubisin merupakan

    salah satu obat antikanker paling penting dan banyak digunakan (13).

    Gambar 1. Struktur Molekul Doksorubisin. Doksorubisin terdiri dari bagian aglikon

    dangula yang terikatsecara glikosidik pada C-7. Bagian aglikon terdiri dari 4 cincin, sedangkanbagian gulanya terdiri dari 3-amino-2,3,6-trideoksi-L-fukosil (14).

    II.1.1 Mekanisme Kerja

    Mekanisme kerja dari doksorubisin melalui empat mekanisme

    utama yaitu : 1) penghambatan topoisomerase II, 2) afinitas tinggi

    mengikat DNA melalui interkalasi dengan blokade akibat dari sintesis DNA

    dan RNA, 3) mengikat membran sel untuk mengubah fluiditas dan

    transportasi ion dan 4)menghasilkan radikal bebas membunuh sel kanker

    (2). Doksorubisin mempunyai kemampuan untuk berikatan denganDNA

  • 5

    melalui proses yang disebut denganinterkalasi,sehingga menyebabkan

    terganggunya sintesis RNA dan DNA. Enzim topoisomerase

    jugamerupakan target yang penting pada pemakaian doksorubisin. Enzim

    ini mempertahankan struktur 3 dimensidariDNA dan penting pada proses

    replikasi,transkripsi, repairdan rekombinasi DNA yang bekerja melalui

    pemotongan danpenyambungan rantai DNA serta

    mengganggupenyambungan rantai DNA.Rantai DNA dirusakoleh radikal

    bebas yang terbentuk.Mekanisme lainadalah kerusakan bagian sel oleh

    reaksi oksidasi yangdiakibatkan oleh senyawa intermediat yang terbentuk

    (15, 16).

    Gambar 2.Mekanisme Kerusakan DNA oleh Doksorubisin (17).

  • 6

    II.1.2 Farmakokinetik

    Doksorubisin tidak stabil dalam lingkungan asam sehingga tidak

    dapat diberikan secara oral sehingga harus diberikan melalui rute

    intravena.Setelahpemberian intravena, konsentrasi obat dalam plasma

    akanmeningkat secara cepat dan segera didistribusikan kedalam jaringan.

    Pengikatan obat oleh jaringan disebabkanoleh volume distribusi obat yang

    sangat tinggi (>500 L/m2). Kadar doksorubisin didalam jaringan dapat

    mencapai100 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar obat dalam

    plasma dan obat dapat bertahan dalam waktu yanglama.Doksorubisin

    mempunyai waktu paruh 30 jam, dieliminasi melalui biotransformasi

    yangterjadi terutama di hati dan diekskresi melalui empedu. Doksorubisin

    akan memberikan warna merah pada urine (13,16).

    II.1.3 Dosis

    Secara klinis, efek yang terjadi dari penggunaan doksorubisin

    tergantung pada dosis pemakaian obat sehingga sangat penting dilakukan

    pemeriksaan pada pasien. Dosis doksorubisin untuk dewasa adalah 60-75

    mg/m2diberikan sebagai suntikan tunggal setiap 3 minggu sampai dosis

    total tidak melebihi 550 mg/m2. Alternatif dosis yang dapat digunakan

    untuk mengurangi efek samping adalah 20 mg/m2setiap minggu.Pada

    gangguan hati dosis dikurangi 25-75% baik pada anak maupun

    dewasa.Selain itu, pada pasien setelah radiasi dosis harus dikurangi

    menjadi 400 mg/m2. Dosis total yang diberikan juga harus diturunkan bila

    sebelumnya pasien telah diberikan atau diberikan bersamaan dengan

  • 7

    antineoplastik tertentu misalnya siklofosfamid (18). Untuk penggunaan

    pre-klinik, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan doksorubisin

    dengan dosis 20 - 60 mg/kgBB mampu menginduksi peningkatan radikal

    bebas pada hati tikus dalam 24 jam (19,20).

    II.1.4 Efek Samping

    Salah satu mekanisme doksorubisin sebagai agen kemoterapi melalui

    pembentukan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan DNA atau peroksidasi

    lipid(13).Cincin C pada doksorubisin berbentuk quinone,dapat mengalami

    reaksi reduksi oleh flavindependent reduktase membentuk

    semiquinone.Bentuk semiquinone adalah bentuk radikalbebas.Bila

    terdapat oksigen, semiquinone akanmemberikan elektron yang tidak

    berpasangan kemolekul oksigen sehingga terbentuklah superoxideanion

    O2.Anion superoxide melalui proses enzimatik olehsuperoxide dismutase

    akan membentuk molekuloksigen dan hidrogen peroksida (H2O2).Eliminasi

    H2O2merupakan tahapan yang penting, karena H2O2 mempunyai

    kemampuan memicupembentukan radikal hidroksil suatu oksidan yang

    sangat reaktif dan destruktif (16).

    Penggunaan doksorubisin pada terapi kanker dapat memberikan

    beberapa efek samping antara lain hepatotoksisitas, kardiotoksisitas,

    mempengaruhi sistem imun, rambut rontok dan radang tenggorokan (3,4).

    Efek hepatotoksisitas seperti yang terjadi dengan penggunaan

    doksorubisin menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas yang

    akan menyebabkan kondisi stress oksidatif. Stres oksidatif terjadi karena

  • 8

    adanya ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan yang

    kemudian berpotensi menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati (5)

    Selain itu, efek hepatotoksisitas dari agen kemoterapi ini dapat

    menginduksi akumulasi inflammatory cells yang terkait dengan

    peningkatan amino transferase seperti alanin transaminase (ALT) dan

    aspartat trasnaminase (AST) dalam serum. Peningkatan kadar ALT dan

    AST akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara intraseluler ke

    dalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya

    kerusakan hati secara akut (21).

    Secara klinis, efek kardiotoksik yang terjaditergantung pada dosis

    pemakaian obat.Saat dosis kumulatif doksorubisin mencapai 550 mg/ml,

    risiko efek samping pada jantungmeningkat, termasuk gagal jantung,

    pelebarancardiomyopathy dan kematian.Doksorubisin juga menyebabkan

    supresi sum-sum tulang, stomatitis dan gangguan saluran pencernaan

    serta alopepsia yang parah (13, 22).

    II.2. Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.)

    Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.)merupakan tumbuhan yang

    banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan sebagai obat

    tradisional untuk mengobati penyakit hepatitis.Paliasa termasuk salah satu

    dari 19 tanaman unggulanyang sedang dikembangkan untukmenjadi

    fitofarmaka antihepatitis. Daunpaliasa digunakan dan dipercayaberkhasiat

    sebagai obat yang mampu mengobati penyakit

  • 9

    hepatitis,hipertensi,diabetes dan kolesterol dengan cara meminum air

    rebusannya (10, 23).

    Daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) mengandung senyawa

    kimia triterpenoid alkaloid, kleinhospitine A-D yang mempunyai efek

    penghambatan terhadap toksisitas H2O2 pada kultur sel hati (8). Daun

    Paliasa juga mengandung kaempherol 3-O-β-glukosida dan eleuterol yang

    bersifat sebagai antioksidan yang dibuktikan secara in vitro menggunakan

    metode DPPH (9).Selain itu, daun paliasa mengandung senyawa kimia

    saponin, cardenolin, bufadienol, dan antrakinon (10).Dalam banyak

    penelitian, telah dilaporkan bahwa berbagai tanaman telah

    mengalamiekstraksi senyawa antioksidan dengan menggunakan pelarut

    etanol(24).

    Gambar 3. Struktur Kleinhospitine A-D

    Dosis ekstrak paliasa yang digunakan adalah 100 mg/kgBB dan

    250 mg/kgBB.Pemilihan dosis dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya

    yang menunjukkan dosis tersebut mampu melindungi hati (25).

  • 10

    II.2.1 Klasifikasi Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.)(25)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledoneae

    Ordo : Mal xales

    Famili : Sterculiaceae

    Genus : Kleinhovia

    Spesies : Kleinhovia hospita Linn.

    II.2.2 Deskripsi Tanaman

    Gambar 4. Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) (26).

    Nama daerah : Indonesia (Betenuh), Sumatera (Manjar), Jawa

    (Ubut, Lesmu, Senu, Weina, Kayu Tahun, Katunanja, Tunala), Nusa

    Tenggara (Katimala, Katimaljan, Klundang, Kadanga), Maluku (Mjededo,

    Nguhulu, Ngaru, Kuhusu), Melayu (Katimahar, Kimau) dan Sulawesi (Kayu

    Paliasa, Kauwasan, Aju Pali, Palia, Daun Monto). (25)

  • 11

    Kleinhovia hospita Linn. adalah termasuk tanaman yang selalu

    hijau, pohonnya lebat dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 20-

    30 m. Daunnya membulat berbentuk hati dengan panjang dan lebar 10-25

    cm. Berbunga dua kali setahun pada bulan januari dan juli, bunganya

    berwarna pink muda dengan lebar sekitar 5 mm. Buah berbentuk kapsul

    berselaput yang membulat, merekah pada rogganya masing-masing

    rongga berbiji 1-2. Tumbuhan ini dapat tumbuh umum di hutan dan

    perkebunan seperti di daerah Papua Nugini, Indonesia dan Malaysia (26).

    II.3. Hati

    Gambar 5. Anatomi Hati (27).

    Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting ditubuh, organ

    ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh.Organ hati

    beratnya kira-kira 1500 gram dan terletak di sudut kanan atas perut.Hati

    terkait erat dengan usus kecil yang melakukan lebih dari 500 fungsi

    metabolik (27,28). Organ ini berfungsi dalam proses detoksifikasi senyawa

    toksik, hematologik, sistem imun tubuh, berperan dalam proses

    metabolisme biomolekul, dan sekresi produk akhir metabolisme seperti

  • 12

    bilirubin, amonia, dan urea. Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks,

    namun tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap

    sel hati atau hepatosit melakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik

    yang sama. Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang

    berkembang maju di dalam setiap hepatosit.Satu-satunya fungsi hati yang

    tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivasi fagosit yang dilaksanakan

    oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kuppfer.Sel Kuppfer

    menelan dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang

    melewatinya dalam darah (28, 29).

    Untuk melaksanakan beragam tugasnya, susunan anatomik hati

    memungkinkan setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari

    dua sumber, darah arteri yang datang dari aorta dan darah vena yang

    datang langsung dari saluran cerna. Seperti sel lain, hepatosit menerima

    darah arteri segar melalui arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan

    metabolit-metabolit darah untuk dilepas oleh hati. Vena-vena yang

    mengalir dari saluran cerna tidak langsung menuju ke vena kafa inferior,

    vena besar yang mengembalikan darah ke jantung.Namun vena-vena dari

    lambung dan usus masuk ke vena porta hati, yang membawa produk yang

    diserap dari saluran cerna langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau

    didetoksifikasi sebelum produk-produk ini memperoleh akses ke sirkulasi

    umum.Di dalam hati, vena porta kembali bercabang-cabang menjadi

    anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk memungkinkan terjadinya

  • 13

    pertukaran antara darah dan hepatosit sebelum darah mengalir ke dalam

    vena hepatika, yang kemudian menyatu dengan vena kava inferior (28).

    Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagai

    lobulus.Hepatosit secara terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam

    saluran tipis yang disebut kanalikulus biliaris yang mengangkat empedu

    ke duktus biliaris di tepi lobulus.Duktus-duktus biliaris dari berbagai

    lobulus menyatu untuk akhirnya membentuk duktus biliaris komunis, yang

    mengangkut empedu dari hati ke duodenum.Lubang duktus biliaris ke

    dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi yang mencegah empedu

    masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan.Ketika

    sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati

    dialihkan balik ke dalam kandung empedu.Empedu tidak diangkut

    langsung dari hati ke kandung empedu.Empedu kemudian disimpan dan

    dipekatkan di kandung empedu diantara waktu makan.Setelah makan,

    empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan

    kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.Jumlah

    empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 ml sampai 1 liter,

    bergantung pada derajat perangsangan (28).

    Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam

    empedu, kolesterol, lesitin dan bilirubin yang semuanya berasal dari

    aktivitas hepatosit.Meskipun empedu tidak mengandung enzim

    pencernaan apapun, namun bahan ini penting dalam pencernaan dan

    penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.Membran-

  • 14

    membran mikrosom hati sangat rentan terhadap peroksidasi lipid, karena

    membran tersebut banyak sekali mengandung asam lemak tak jenuh.

    Proses peroksidasi lipid pada mikrosom hati dapat berlangsung secara

    enzimatis dan nonenzimatis (28,29).

    II.4. Peroksidasi Lipid

    II.4.1 Pembentukan Peroksidasi Lipid

    Lipid merupakan salah satu molekul yangpaling sensitif terhadap

    serangan radikal bebassehingga terbentuk lipid peroksida.Peroksidasilipid

    adalah reaksi yang terjadi antara radikalbebas dengan asam lemak tak

    jenuh majemuk(Polyunsaturated fatty acid, PUFA) yangsedikitnya memiliki

    tiga ikatan rangkap.Peroksidasi lipid terjadidiakibatkan oleh radikal

    bebas.Radikal bebassangat labil dan reaktif sehingga mudah

    bereaksidengan setiap zat disekitarnya.Peroksidasi lipid merupakan rantai

    reaksiyang berlangsung terus menerus, sebab reaksi inimembentuk

    radikal lipid bebas (R•) yang lainsehingga peroksidasi berlangsung lebih

    lanjut (29).

    Gambar 6. Reaksi Peroksidasi Lipid (28)

  • 15

    Umumnya peroksidasi lipid dapat melalui tiga tahap reaksi yaitu

    inisiasi, propagasi, dan terminasi.Reaksi peroksidasi lipid diawali dengan

    pemisahan sebuah atom hidrogen oleh radikal bebas dari suatu grup

    metilena (-CH2-) PUFA. Radikal tersebut menghasilkan pembentukan

    suatu radikal karbon (-•CH-) pada PUFA. Radikal karbon ini dapat

    distabilkan melalui suatu pengaturan ulang ikatan rangkap yang

    menghasilkan pembentukan diena terkonjugasi. Bila diena terkonjugasi

    bereaksi dengan O2 akan terbentuk radikal peroksida lipid (ROO•).

    Selanjutnya radikal peroksi lipid dapat juga menghilangkan sebuah atom

    hidrogen dari molekul lipid lainnya yang berdekatan untuk membentuk

    hidroperoksida lipid dan juga membentuk radikal karbon lainnya. Jika

    radikal karbon lain tersebut bereaksi lagi dengan oksigen maka reaksi

    peroksidasi lipid akan terus berlanjut. Pembentukan endoperoksida lipid

    pada PUFA yang mengandung sedikitnya tiga ikatan rangkap akan

    mendorong pembentukan malondialdehida (MDA) sebagai produk dari

    reaksi peroksidasi tersebut. Malondialdehida sebagai produk akhir

    peroksidasi lipid, biasanya digunakan sebagai biomarker biologis

    peroksidasi lipid dan menggambarkan derajat stres oksidatif (7, 28). MDA

    adalah senyawa dialdehida atau berkarbon tiga yang reaktif merupakan

    produk final peroksidasi lipid di dalam membran sel. MDA dalam jaringan

    terdapat dalam bentuk bebas atau membentuk ikatan kompleks dengan

    unsur lainnya di dalam jaringan (30).

  • 16

    II.4.2 Pengukuran MDA Sebagai Indikator Peroksidasi Lipid

    Kadar lipid peroksida dapat diukur dengan metode asam

    tiobarbiturat (TBA) yang mengukur adanya MDA. TBA akan bereaksi

    dengan gugus karbonil dari MDA, yaitu satu molekul MDA akan berikatan

    dengan dua molekul TBA sehingga membentuk senyawa kompleks

    berwarna merah. Terbentuknya warna merah tersebut akan diukur

    serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 532 nm

    yang sebanding dengan tingkat oksidasi lipid (29).

    Gambar 7. Reaksi anatara TBA dengan MDA (29)

  • 17

    BAB III

    PELAKSANAANPENELITIAN

    III.1 Alat dan Bahan

    III.1.1 Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas,

    alat bedah,mikropipet (Socorex®), sentrifus (Hettich®), rotary evaporator

    (Heidolp®), spektrofotometer uv-vis (Shimadzu MR 2500®), timbangan

    analitik (Sartorius®), waterbath.

    III.1.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquadest,

    dietil eter, ekstrak daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn.), doksorubisin

    (Dankos®), NaCMC 1%, Natrium Klorida 0,9%, nitrogen cair,Phosphate

    Buffer Saline (PBS), Triobarbiturat acid 1% (TBA), Trichloroacetic acid 1%

    (TCA), 1,1,3,3-tetramethoxypropane (TMP).

    III.2 Cara Kerja

    III.2.1 Penyiapan Hewan Coba

    Pada penelitian ini digunakan hewan coba berupa tikus putih

    sebanyak 20 ekor dengan berat badan rata-rata 150-220 gram. Hewan

    dimasukkan dalam 4 kandang berbeda, masing-masing berisi 5 ekor

    tikus.Hewan percobaan diadaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan

    laboratorium dengan pemberian pakan dan air minum selama 2

    minggu.Penggunaan hewan coba berupa tikus putih telah mendapatkan

  • 18

    rekomendasi persetujuan etik dengan nomor 1382/H04.8.4.5.31/PP36-

    KOMETIK/2016.

    III.2.2. Pengolahan Sampel Daun Paliasa

    Daun paliasa diperoleh di lingkungan Fakultas MIPA Universitas

    Hasanuddin. Sampel daun paliasa yang telah dikumpulkan dipisahkan dari

    pengotor dan daun yang rusak kemudian sampel dicuci dengan air

    mengalir sampai bersih. Setelah itu, sampel dikeringkan dengan cara

    diangin-anginkan selama 3 hari kemudian dilakukan perajangan untuk

    memudahkan proses ekstraksi.

    III.2.3 Penyiapan Ekstrak Daun Paliasa

    Metode ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    metode maserasi. Simplisia daun paliasa dimasukkan ke dalam bejana

    maserasi kemudian ditambahkan etanol 70% secukupnya, selanjutnya

    diaduk menggunakan batang pengaduk dan didiamkan selama 5 hari

    sambil sesekali dilakukan pengadukan. Pada hari keenam, hasil maserasi

    disaring kemudian dimasukkan ke alat rotavapor untuk memudahkan

    proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya untuk mendapatkan

    ekstrak kental.

  • 19

    III.3 Prosedur Percobaan

    III.3.1 Perlakuan

    Hewan coba dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan dan

    masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus.

    - Kelompok I (kontrol sehat) tikus diberikan suspensi NaCMC 1%

    (pembawa ekstrak) diberikan secara peroral selama 5 hari dan

    disuntik NaCl 0,9%(pembawa doksorubisin) secara intraperitonial

    pada hari ke-5

    - Kelompok II diberikan suspensi NaCMC 1% (pembawa ekstrak)

    peroral selama 5 hari dan diinjeksikan doksorubisin (25 mg/kgBB)

    secara intraperitonial pada hari ke-5

    - Kelompok III diberikan suspensi ekstrak etanol paliasa 100

    mg/kgBB selama 5 hari. Pada hari ke-5 tikus diinjeksikan

    doksorubisin (25 mg/kgBB) secara intraperitonial

    - Kelompok IV diberikan suspensi ekstrak etanol paliasa 250

    mg/kgBB selama 5 hari. Pada hari ke-5 tikus diinjeksikan

    doksorubisin (25 mg/kgBB) secara intraperitonial

    Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah pemakaian ekstrak

    paliasa beberapa hari sebelum terapi doksorubisin dapat mengurangi

    aktivitas peroksidasi lipid yang diinduksi doksorubisin.

  • 20

    III.3.2 Pengambilan Organ Hati

    Setelah 48 jam penyuntikan doksorubisin, tikus dianastesi

    menggunakan dietel eter dan dilakukan pembedahan dan diambil organ

    hati. Sampel hati dimasukkan ke dalam nitrogen cair sampai beku dan

    disimpan dalam lemari pendingin pada suhu -20˚C sampai organ siap

    untuk dianalisa.

    III.4 Pengukuran kadar MDA Hati

    III.4.1 Pengukuran Kurva Baku

    Pengukuran kurva baku dibuat dengan cara membuat terlebih

    dahulu larutan standar. Larutan standar 1000 ppm dibuat dengan memipet

    10 µL1,1,3,3-tetrametoksipropana (TMP) ke dalam labu tentukur 10

    mLdan dicukupkan volumenya dengan aquadest. Kemudian dibuat larutan

    standar 100 ppm dengan memipet 1 mL larutan standar 1000 ppm ke

    dalam labu tentukur 10 mL. Deret standar dibuat sebanyak 8 variasi yaitu

    konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8 ppm dengan memipet

    masing masing 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 µL larutan stok 100 ppm ke

    dalam labu tentukur 5 mL. Setiap konsentrasi TMP ditambahkan 2 mL

    PBS pH 7,4; 1 mL TBA 1% dan 1 mL TCA 1% kemudian dipanaskan

    dipenangas air dengan suhu 100˚C selama 40 menit selanjutnya diangkat

    dan dibiarkan dingin beberapa menit. Lalu dilakukan analisis dengan

    menggunakan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 531 nm

  • 21

    III.4.2 Preparasi dan Evaluasi Jaringan Hati

    Aktivitas peroksidasi lipid dapat diketahui dengan pengukuran

    malonaldehida (MDA).Pengukuran MDA dilakukan dengan metode

    Thiobarbituric Acid Reactive Subtance (TBARS). Organ hati tikus digerus

    menggunakan mortal kemudian ditimbang 400 mg menggunakan neraca

    analitik, kemudian ditambahkan 2 mL PBS pH 7,4 dan digerus hingga

    homogen kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifus. Lalu

    disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Dipipet 0,5 ml

    sampel lalu ditambahkan 1 mL TBA 1% dan 1 mL TCA 1% ke dalam

    tabung. Kemudian dipanaskan di penangas air dengan suhu 100˚C

    selama 40 menit, kemudian diangkat dan dibiarkan dingin beberapa

    menit.Selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10

    menit untuk memisahkan supernatannya.Lalu dilakukan analisis dengan

    menggunakan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 531 nm

    (31).

    III.5 Analisa Statistik

    Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan software SPSS 16

    kemudian diuji distribusi normalnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov

    Test. Data yang terdistribusi normal dianalisis menggunakan one way

    ANOVA dilanjutkan dengan Post-Hoc Test Tukey HSD. Hasil dinyatakan

    signifikan apabila p

  • 22

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil Penelitian

    IV.1.1 Penentuan Kurva Baku

    Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai absorbansi setiap

    konsentrasi larutan baku pada panjang gelombang 531 nm dan

    persamaan kurva baku yang ditunjukkan pada tabel 1 dan gambar 7.

    Tabel 1. Absorbansi TMP (Standar MDA) pada konsentrasi 0,1-0,8 ppm

    Konsentrasi (ppm) Absorbansi

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0. 14047

    0.19377

    0.33259

    0.48484

    0.63315

    0.70359

    0.84322

    0.95213

    Gambar 8. Kurva Baku MDA

    y = 1,2131x - 0,01043R² = 0.99838

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 1

    Absorb

    ansi

    Konsentrasi (ppm)

  • 23

    IV.1.2 Analisis Kadar Malondialdehida (MDA)

    Kadar MDA diukur menggunakan alat spektrofotemeter UV-Visible

    dan ditunjukkan pada tabel 2 dan gambar 8.

    Tabel 2. Kadar Malondialdehida (MDA) Hati Tikus Putih Setelah Perlakuan

    Kelompok Rerata±SD

    Kontrol Sehat 0,27±0,133

    Doksorubisin 25 mg/kgBB

    0,67±0,061

    Ekstrak etanol Paliasa 100

    mg/kgBB 0,33±0,144

    Ekstrak etanol Paliasa

    250 mg/kgBB 0,43±0,124

    Gambar 9.Profil Rerata±SD Kadar Malondialdehida (MDA) hati tikus putih setelah

    pemberian doksorubisin yang sebelumnya diberi praperlakuan ekstrak paliasa

    berdasarkan kelompoknya.Tanda * menunjukkan hasil yang signifikan.

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    Kontrol Sehat Doksorubisin25 mg/kg BB

    Ekstrak Paliasa100 mg/kg BB

    Ekstrak Paliasa250 mg/kg BB

    Kad

    ar

    MD

    A (

    µg

    /ml)

    Perlakuan

    * *

    *

  • 24

    IV.2 Pembahasan

    Doksorubisin merupakan salah satu obat antikanker paling penting

    dan banyak digunakan (13). Namun, penggunaan doksorubisin pada

    terapi kanker dapat memberikan beberapa efek samping antara lain

    kardiotoksisitas dan hepatotoksisitas (3,4). Pada peneltian ini, digunakan

    ekstrak daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) untuk melihat efek

    protektifnya terhadap hepatoksisitas dari penggunaan doksorubisin

    terutama karena aktivitas peroksidasi lipid pada jaringan

    hati.Malondialdehida (MDA) sebagaiprodukakhir peroksidasi lipid,

    biasanyadigunakansebagai biomarker biologis peroksidasi lipid

    danmenggambarkan derajat stres oksidatif (7).Pengukuran

    Malondialdehida (MDA) dilakukan dengan metode Thiobarbituric Acid

    Reactive Substance (TBARS) menggunakan spektrofotometer UV-Visible

    pada panjang gelombang 531 nm.

    Berdasarkan tabel 2, rata-rata kadar MDA pada kelompok

    perlakuan yang hanya diinjeksikan doksorubisin 0,67±0,061 µg/mL

    sedangkan rata-rata kadar MDA pada kelompok kontrol sehat

    0,27±0,133µg/mL menunjukkan terjadi peningkatan signifikan yang berarti

    bahwa penggunaan doksorubisin dapat meningkatkan radikal bebas

    dalam tubuh setelah 48 jam penyuntikan.Injeksi doksorubisin

    menyebabkan hepatotoksisitas umumnya disebabkan melalui regenerasi

    radikal bebas.Selain kerusakan oksidatif, toksisitas doksorubisin telah

    terbukti menginduksi perubahan inflamasi di hati, jantung dan jaringan

  • 25

    ginjal pada tikus.Stres oksidatif berhubungan dengan injeksi doksorubisin

    yang menyebabkan kerusakan sel dan kerusakan DNA (32).Doksorubisin

    menginduksi disfungsi hati dengan mengubah aktivitassuperoksid

    dismutase, katalasedan glutation peroksidase yaitu antioksidan dalam

    jaringan hati.Penelitian yang dilakukan oleh Sadhansu, dkk (2014)

    kegiatan antioksidan hati tikus menurun akibat injeksi doksorubisin dimana

    terjadi kerusakan di antioksidan hati (33).Selain itu, hasil uji statistik nilai

    kelompok perlakuan doksorubisin secara nyata berpengaruh atau berbeda

    sangat signifikan (p=0,000) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol

    sehat.

    Dibandingkan kelompok perlakuan yang hanya diinjeksikan

    doksorubisin, kelompok perlakuan ekstrak etanol paliasa 100 mg/kgBB

    dan 250 mg/kgBB memiliki rata-rata kadar MDA berturut-turut yaitu

    0,33±0,144 dan 0,43±0,124µg/mL, yang menunjukkan terjadinya

    penurunakan kadar MDA. Berdasarkan hasil statistik, kelompok perlakuan

    yang hanya diinjeksikan doksorubisin dibandingkan terhadap kelompok

    ekstrak 100 mg/kgBB memiliki kadar MDA yang menurun secara signifikan

    (p=0,002). Demikian pula untuk kelompok ekstrak 250 mg/kgBB yang

    memiliki kadar MDA lebih sedikit dari pada kelompok doksorubisin

    (p=0,031). Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol sehat, nilai kadar

    MDA tikus yang diberi ekstrak etanol paliasa baik dosis 100 mg/kgBB dan

    250 mg/kgBB masih lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kadar MDA

    kontrol sehat, tetapi perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Hal ini

  • 26

    menunjukkan bahwa pemberian ekstrak paliasa (100 mg/kgBB dan 250

    mg/kgBB) mampu menurunkan kadar MDA hati mendekati nilai kelompok

    kontrol sehat.

    Secara normal makhluk hidup tetap memproduksi peroksidasi lipid

    di hati yang ditandai dengan terdapatnya kadar MDA yang dapat terukur

    pada organ, namun kadarnya tidak setinggi kelompok yang diberikan

    doksorubisin (p=0,000). Saatkeadaan normal, peroksidasi lipid di

    dalamtubuhsebagianbesarmasihdapatdiatasiolehantioksidanalami

    (antioksidan endogen)seperti superoksid dismutase, katalasedan glutation

    peroksidase tetapi tidak cukup untuk mengatasi radikal bebas akibat

    penggunaan doksorubisin (34).Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa

    pemberian ekstrak paliasa dengan dosis 100 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB

    sebelum injeksi doksorubisinmampu memproteksi peningkatan kadar MDA

    hati pada tikus putih akibat injeksidoksorubisin.

  • 27

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    IV.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu praperlakuan

    dengan ekstrak etanol paliasa 100 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB selama 5

    hari dapat memproteksipeningkatan kadar MDA hati tikus putih jantan

    akibat penyuntikan doksorubisin 25 mg/kgBB.

    IV.2 Saran

    Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek

    pemberian ekstrak etanol paliasa :

    1. Terhadap kadar enzim antioksidan hati (superoksid dismutase,

    katalasedan glutation peroksidase) untuk melihat apakah

    ekstrak paliasa bisa meningkatkan aktivitas antioksidan alami

    hati.

    2. Dosisdibawah 100 mg/kgBB untuk menurunkan kadar MDA hati.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mycek, Richard, Harvey, and Chawpe. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Alih Bahasa Azwar Agoes, Editor Huriawati Hartanto dari Lippincott’s Ilustrated Reviews : Pharmacology. 2001. Jakarta : Widya Medika

    2. Katzung B.G. Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition. United States : Lange Medical Publications. 2007

    3. Bustová I. Risk of Cardiotoxicity of Combination Treatment Radiotherapy and Chemotherapy of Locally Advanced Breast Carcinoma Stage III. Klin Onkol. 2009. 22 (1),17-21.

    4. Frias M.A., Lang U., Gerber-Wicht C., and James R.W. Native and reconstituted HDL protect cardiomyocytes from doxorubicin- induced apoptosis. Cardiovasc Res, 2009, 85, 118-126.

    5. Elgml, S.A., & Hashish, E. A, Clinicopathological studies of Thymus vulgaris Extract Against Cadmium Induced Hepatotoxicity in Albino Rats. Global Journal of Pharmacology. 2004. 8 (4): 501-509

    6. JauniauxE, PostonLand Burton G.J. Placental-Related Diseases

    ofPregnancy: Involvement of Oxidative Stress and Implications in Human Evolution. Hum Reprod, 2006:12(6):747-755

    7. Eberhardt M.K. Reactive Oxygen Metabolites. 2nd .Ed. CRC Press,

    Washington DC, 2001:174-185. 8. Zhou, C-X Zou, L., Gan, L-S., and Cao, Y-L. Kleinhospitines A-D, New

    Cycloartane Triterpenoid Alkaloids from Kleinhovia hospita. Organic letters, 2013,15(11):2734-2737

    9. Arung ET, Kusuma IW, Purwatiningsih S, Roh SS, Yang CH, Yang

    CH, Kim YU, Sukaton E, Susilo J, Astuti Y, Wicaksono BD, Sandra F, Shimizu K, Kondo R.Antioxidant Activity and Cytotoxicity of the Traditional Indonesian Medicine Tangohai (Kleinhovia hospita L.) Extract. J Acupunct Meridian Stud. 2009 (4): 306-8

    10. Raflizar, Adimunca, C, Sulistyowati T. Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia

    hospita Linn.) Sebagai Obat Radang Hati Akut. Cermin Dunia Kedokteran. 2006, 150 : 10 – 14.

  • 29

    11. Djabir YY, Arsyad A, Budiarto S. Paliasa Leaf (Kleinhovia hospita Linn.) Extract Can Prevent Hepatotoxicity Induced By Chronic Use Of High Dose Paracetamol. Journal STIFA Makassar. 2015.1(1)

    12. Tayeb R, Wahyudin E, Alam G, Usmar dan Lukman. Toksisitas Akut “Tea Bag” Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Pada Mencit (Mus musculus) Galur Bal/C Sebagai Prototipe Sediaan Fitofarmaka. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 2012.16(3)

    13. Mycek M.J, Richard A.H, and Chawpe P.C. Farmakologi Ulasan

    Bergambar Edisi 2. Alih Bahasa Azwar Agoes, Editor Huriawati Hartanto dari Lippincott’s Ilustrated Reviews : Pharmacology. 2001. Jakarta : Widya Medika.

    14. Minotti G, Menna, P, Salvatorelli E, Cairo G and Gianni L.

    Anthracyclins: Molecular Advances and Pharmacologic Developments in Antitumor Activity and Cardiotoxicity. Pharmacol Rev., 2004,56:185-228.

    15. Gewirtz DA. A Critical Evaluation of the Mechanisms of Action Proposed for the Antitumor Effects of the Anthracycline Antibiotics Adriamycin and Daunorubicin. Biochem Pharmacol, 1999, 57:727–741

    16. Siahaan I.H, Tobing T.C, Rosdiana N, Lubis B. Dampak Kardiotoksik Obat Kemoterapi Golongan Antrasiklin. Sari Pediatri, Vol.9 No.2. 2007. Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK-UI, Indonesia

    17. Mizutani H, Oikawa H, Hiraku Y, Murata M, Kojima M and Kawanishi S. Distinct mechanisms of site-specific oxidative DNA damage by doxorubicin in the presence of copper (II) and NADPH-cytochrome P450 reductase.Cancer Sci.Vol.94 No.3 2003.

    18. Ganiswarna S, Setiabudy R, Suyatna F.D, Purwantyastuti, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia. 1995

    19. Ayla S, Seckin I, Tanriverdi G, Cengiz M, Eser M, Soner BC. Doxorubicin induced nephrotoxicity: protective effect of nicotinamide. Int J Cell Biol 2011. 201;390238.

    20. Peng X, Chen B, Lim CC, Sawyer DB. The cardiotoxicology of anthracycline chemotherapeutics: translating molecular mechanism into preventative medicine. Mol Interv. 2005. 5:163-71

    21. Wibowo AW., L Maslachah & R. Bijanti. Pengaruh Pemberian Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Kadar AST dan ALT

  • 30

    Tikus Putih (Rattus norvegicus) Diet Tinggi Lemak. 2008. Jurnal Veterineria Medika Universitas Airlangga, Vol.1:1-5

    22. Chabner, B.A., Lynch, T.J. and Longo, D.L. Harrison’s: Manual of

    Oncology. 2008. Mc Graw-Hill Companies Inc., New York. 23. Herlina. Pengaruh Infus Daun Kayu Paliasa Klenhovia hospita Linn.

    Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Kelinci. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanddin. 1993

    24. Sultana B., Anwar F., Ashraf M., Effect of extraction solvent/technique on the antioxidant activity of selected medicinal plant extracts. Molecules. 2009. 14(6):2167-2180.

    25. Raflizar. Uji Toksisitas Sub Kronis Ekstrak Alkohol Daun Paliasa

    (Kleinhovia hospita Linn.) terhadap Hati dan Ginjal Tikus Percobaan. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2009. Vol.XIX No. 4. hal. 204.

    26. Medical Plants In Papua Nugea. 2009:149. World Healt Organitation 27. Plaats, A.V.D The Groningen hypothermic liver perfusion system for

    improved preservation in organ transplantation. 2005. University Medical Center Groningen

    28. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel VW. Biokimia Harper.

    Ed.ke-24. Hartanto A, Penerjemah. 1999. Jakarta : EGC 29. Halliwel B, Gutteridge JMC. Free Radical in Biology and Medicine. Ed.

    3. 1999. New York : Oxford University 30. Suryohudoyo, P. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler.

    Perpustakaan Nasional RI. 2000. Jakarta. Penerbit CV Sagung Seto 31. Pramita, R, Widodo CS, Juswono UP. Pengaruh Ekstrak Kelopak

    Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Pada Aktivitas SOD Dan MDA Mata Tikus (Rattus Wistar) Yang Dipapar Radiasi Gamma. 2014. Universitas Brawijaya

    32. Bulucu F, Ocal R, Karadurmus N, Sahin M, Kenar L, Aydin A, Oktenli

    C, Koc B, Inal V, Yamanel L. Effects of N-acetylcysteine, deferoxamine and selenium on doxorubicininduced hepatotoxicity. Biol Trace Elem Res,2009; 132: 184-196.

  • 31

    33. Jambhulkar S, Deshireddy S, Dinesh BJ, Periyasamy L. Quercetin attenuating doxorubicin induced hepatic, cardiac and renal toxicity in male albino wistar rats. AJPCT, 2014. 2(8):985-1004

    34. Zulaikhah ST, Anies, Suwondo A, Santosa. Effects of Tender Coconut

    Water on Antioxidant Enzymatic Superoxida Dismutase (SOD), Catalase (CAT), Glutathione Peroxide (GDx) and Lipid Peroxidation In Mercury Exposure Workers. Volume 4 Issue 12, December 2015.

  • 32

    LAMPIRAN I

    Skema Kerja Uji Efek Pemberian Ekstrak Daun Paliasa

    Aklimatisasi (14 hari)

    48 jam

    Pengambilan organ hati

    Analisis MDA (Spektrofotometer uv-vis, ʎ (531 nm)

    )

    Praperlakuan (5 hari)

    PERLAKUAN (5 jam setelah praperlakuan

    pada hari kelima)

    Kelompok 1

    Kelompok 2

    Kelompok 3

    Kelompok 4

    NaCMC 1% b/v peroral

    NaCMC 1% b/v peroral

    Ekstrak Paliasa 250 mg/kgBB, p.o

    NaCl 0,9% b/v (i.p)

    Doksorubisin (25 mg/kgBB, i.p)

    Doksorubisin (25 mg/kgBB, i.p)

    Doksorubisin (25 mg/kgBB, i.p)

    Ekstrak Paliasa 100 mg/kgBB, p.o

  • 33

    LAMPIRAN II

    Skema PreparasidanEvaluasiSampelJaringan Hati

    Gerus di lumpang

    + PBS pH 7,4 (2 mL) Homogenkan

    Disentrifuse, 3.000 rpm,

    20 menit

    Pipet supernatan, 0,5 mL

    + 1 mL TBA 1% + 1 mL TCA 1%

    Panaskan, 100oC, 40 menit

    Disentrifuse, 3.000 rpm,

    10 menit

    Pipet supernatan

    Analisis MDA spektrofotometer UV-VIS,

    ʎ 531 nm

    Organ hati

    digerus di lumpang,

    kemudian

    ditimbang 400 mg

  • 34

    LAMPIRAN III

    Penyiapan Larutan Baku

    Zat Baku 1,1,3,3-tetrametoksipropana (TMP)

    Dipipet 10 µL larutan TMP

    Dicukupkan dengan aquadest

    hingga 10 mL

    Larutan stok 1000 ppm

    Dipipet 1 mLad 10 mL

    Larutan stok 100 ppm

    5 µL ad 5 mL (0,1ppm)

    10 µL ad 5 mL (0,2 ppm)

    15 µL ad 5 mL (0,3 ppm)

    20 µL ad 5 mL (0,4 ppm)

    25 µL ad 5 mL (0,5 ppm)

    30 µL ad 5 mL (0,6 ppm)

    35 µL ad 5 mL (0,7 ppm)

    40 µL ad 5 mL (0,8 ppm)

    Analisis dengan spektrofotometri UV-Visible 531 nm

  • 35

    LAMPIRAN IV

    Spektrum Panjang Gelombang Kurva Baku

    Gambar 10. Spektrum panjang gelombang maksimum larutan baku

  • 36

    LAMPIRAN V

    Spektrum Absorbansi Kurva Baku

    Gambar 10. Spektrum Absorbansi Kurva Baku

    Gambar 11. Spektrum absorbansi kurva baku

  • 37

    LAMPIRAN VI

    Spektrum Absorbansi Kelompok Kontrol dan Perlakuan

    No Name Absorbansi

    1 Kontrol sehat 0, 22690

    2 Kontrol sehat 0, 42359

    3 Kontrol sehat 0, 28704

    4 Kontrol sehat 0, 14801

    5 Kontrol sehat 0, 55595

    6 Doksorubisin (25 mg/kgBB) 0, 69469

    7 Doksorubisin (25 mg/kgBB) 0, 78950

    8 Doksorubisin (25 mg/kgBB) 0, 89374

    9 Doksorubisin (25 mg/kgBB) 0, 82117

    10 Doksorubisin (25 mg/kgBB) 0, 84972

    11 Ekstrak 100 mg/kgBB 0, 29662

    12 Ekstrak 100 mg/kgBB 0, 24096

    13 Ekstrak 100 mg/kgBB 0, 46343

    14 Ekstrak 100 mg/kgBB 0, 30117

    15 Ekstrak 100 mg/kgBB 0, 67092

    16 Ekstrak 250 mg/kgBB 0, 46815

    17 Ekstrak 250 mg/kgBB 0, 37070

    18 Ekstrak 250 mg/kgBB 0, 40397

    19 Ekstrak 250 mg/kgBB 0, 67314

    20 Ekstrak 250 mg/kgBB 0, 69173

    Gambar 12. Spektrum absorbansi kelompok kontrol, doksorubisin 25 mg/kgBB,

    ekstrak etanol paliasa 100 mg/kgBB dan ekstrak etanol paliasa 250 mg/kgBB

  • 38

    LAMPIRAN VII

    Kadar Malondialdehida (MDA) Hati Tikus Putih Setelah Perlakuan

    Kelompok Kode Absorbansi Kadar MDA

    (µg/mL) Rerata±SD

    Kontrol sehat

    I 0, 22690 0, 19563

    0,27±0,133

    II 0, 42359 0, 35777

    III 0, 28704 0, 24521

    IV 0, 14801 0,13060

    V 0, 55595 0, 46688

    Doksorubisin 25 mg/kgBB

    I 0, 69469 0, 58125

    0,67±0,061

    II 0, 78950 0, 65940

    III 0, 89374 0, 74533

    IV 0, 82117 0, 68551

    V 0, 84972 0, 70905

    Ekstrak etanol Paliasa 100

    mg/kgBB

    I 0, 29662 0, 25311

    0,33±0,144

    II 0, 24096 0, 20722

    III 0, 46343 0, 39061

    IV 0, 30117 0, 25686

    V 0, 67092 0, 56166

    Ekstrak etanol Paliasa 250

    mg/kgBB

    I 0, 46815 0, 39450

    0,43±0,124

    II 0, 37070 0, 31417

    III 0, 40397 0, 34160

    IV 0, 67314 0, 56349

    V 0, 69173 0, 57881

  • 39

    LAMPIRAN VIII

    Perhitungan Dosis dan Kadar Malondialdehida

    1. Penyiapan Sediaan Uji dan Perhitungan Volume Pemberian

    1.1 Larutan Doksorubisin

    Doksorubisin tersedia dalam bentuk sediaan injeksi dalam vial

    dengan konsentrasi 2 mg/mL.

    Dosis yang digunakan untuk setiap tikus adalah 25 mg/kgBB.

    Untuk tikus dengan berat 100 gram, dosis yang dibutuhkan :

    C = 25 mg/kg x 0,1 kg = 2,5 mg

    Karena sediaan doksorubisin mengandung 2 mg/mL maka volume

    pemberian untuk tikus 100 gram adalah :

    C = 2,5 mg/2mg x 1mL = 1,25 mL

    Untuk tikus dengan berat 200 gram, dosis yang dibutuhkan :

    C = 25 mg/kg x 0,2 kg = 5 mg

    Karena sediaan doksorubisin mengandung 2 mg/mL maka volume

    pemberian untuk tikus 200 gram adalah :

    C = 5 mg/2 mg x 1 mL= 2,5 mL

    1.2 Pembuatan Suspensi Ekstrak Paliasa

    Untuk dosis 100 mg/kgBB ditimbang 250 mg ekstrak daun paliasa

    kemudian disuspensikan dengan NaCMC 1% dan dicukupkan

    volumenyahingga 25 mL, menghasilkan ekstrak daun paliasa 10 mg/mL

    (1%b/v). Pemberian volume ekstrak disesuaikan dengan bobot tikus,

  • 40

    dimana setiap 100 gram bobot tikus diberikan ekstrak daun paliasa

    sebesar 1 mL.

    Untuk dosis 250 mg/kgBB ditimbang 625 mg ekstrak daun paliasa

    kemudian disuspensikan dengan NaCMC 1% dan dicukupkan volumenya

    hingga 25 mL, menghasilkan ekstrak daun paliasa 25 mg/mL (2,5% b/v).

    Pemberian volume ekstrak disesuaikan dengan bobot tikus, dimana setiap

    100 gram bobot tikus diberikan ekstrak daun paliasa sebesar 1 mL.

    2. Perhitungan Kadar Malondialdehida (MDA)

    Persamaan garis kurva baku :

    Y = 1,2131x - 0,01043

    Dimana : a = -0,01043 dan b = 1,2131

    Kelompok Kontrol Sehat :

    I. 0,22690 = 1,2131x - 0,01043 IV. 0,14801 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,22690+0,01043

    1,2131 X =

    0,14801+0,01043

    1,2131

    X = 0,23733

    1,2131 X =

    0,15844

    1,2131

    X = 0, 19563µg/mL X = 0,13060 µg/mL

    II. 0,42359 = 1,2131x - 0,01043 V. 0,55595 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,42359+0,01043

    1,2131 X =

    0,55595+0,01043

    1,2131

    X = 0,43402

    1,2131X =

    0,56638

    1,2131

    X = 0,3577 µg/mL X = 0,4668 µg/mL

  • 41

    III. 0, 28704 = 1,2131x – 0,01043

    X = 0,28704+0,01043

    1,2131

    X = 0,29747

    1,2131

    X = 0,24521 µg/mL

    Kelompok Doksorubisin(25 mg/kgBB):

    I. 0,69469 = 1,2131x - 0,01043 IV. 0,82117 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,69469+0,01043

    1,2131 X =

    0,82117+0,01043

    1,2131

    X = 0,70512

    1,2131 X =

    0,8316

    1,2131

    X = 0, 58125µg/mL X = 0,68551 µg/mL

    II. 0,78950 = 1,2131x - 0,01043 V. 0,84972 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,78950+0,01043

    1,2131 X =

    0,84972+0,01043

    1,2131

    X = 0,79993

    1,2131X =

    0,86015

    1,2131

    X = 0,65940 µg/mL X = 0,70905 µg/mL

    III. 0, 89374 = 1,2131x – 0,01043

    X = 0,89374+0,01043

    1,2131

    X = 0,90417

    1,2131

    X = 0,74533 µg/mL

  • 42

    Kelompok Ekstrak Paliasa 100 mg/kgBB :

    I. 0,29662 = 1,2131x - 0,01043 IV. 0,30117 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,29662+0,01043

    1,2131 X =

    0,30117+0,01043

    1,2131

    X = 0,30705

    1,2131 X =

    0,3116

    1,2131

    X = 0, 25311µg/mL X = 0,25686 µg/mL

    II. 0,24096 = 1,2131x - 0,01043 V. 0,67092 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,24096+0,01043

    1,2131 X =

    0,67092+0,01043

    1,2131

    X = 0,25139

    1,2131X =

    0,68135

    1,2131

    X = 0,20722 µg/mL X = 0,56166 µg/mL

    III. 0, 46343 = 1,2131x – 0,01043

    X = 0,46343+0,01043

    1,2131

    X = 0,47386

    1,2131

    X = 0,39061 µg/mL

  • 43

    Kelompok Ekstrak Paliasa 250 mg/kgBB:

    I. 0,46815 = 1,2131x - 0,01043 IV. 0,67314 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,46815+0,01043

    1,2131 X =

    0,67314+0,01043

    1,2131

    X = 0,47858

    1,2131 X =

    0,68357

    1,2131

    X = 0, 39450µg/mL X = 0,56349 µg/mL

    II. 0,37070 = 1,2131x - 0,01043 V. 0,69173 = 1,2131x - 0,01043

    X = 0,37070+0,01043

    1,2131 X =

    0,69173+0,01043

    1,2131

    X = 0,38113

    1,2131X =

    0,70216

    1,2131

    X = 0,31417 µg/mL X = 0,57881 µg/mL

    III. 0, 40397 = 1,2131x – 0,01043

    X = 0,40397+0,01043

    1,2131

    X = 0,4144

    1,2131

    X = 0,34160 µg/mL

  • 44

    LAMPIRAN IX

    Hasil Data Statistik One Way ANOVA

  • 45

  • 46

    LAMPIRAN X

    Gambar Penelitian

    Gambar 13. Proses rotavapor Gambar 14. Ekstrak kental etanol paliasa

    Gambar 15.Tikus putih (Rattus novergicus)Gambar 16. Pemberian suspensi ekstrak

    paliasa secara peroral

    Gambar 17.Penyuntikan doksorubisin Gambar 18. Pembedahan organ hati

    secara intraperitonial

  • 47

    Gambar 19.Sentrifuge Gambar 20. Supernatan untuk dianalisis

    ` Gambar 21.Waterbath Gambar 22. Spektrofotometer uv-visible

  • 48

    LAMPIRAN XI

    Rekomendasi Persetujuan Etik