Evaluasi Dukono Juli 2012

download Evaluasi Dukono Juli 2012

of 23

description

Dukono Tobelo

Transcript of Evaluasi Dukono Juli 2012

  • EVALUASI KEGIATAN G. DUKONO PADA STATUS WASPADA

    KEGIATAN SOSIALISASI, 17 JULI 2012 DI TOBELO DAN MAMUYA

    Oleh :

    UGAN B. SAING, S.Si

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

    BADAN GEOLOGI

    PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI Jalan Diponegoro No. 57, Bandung 40122, Telepon: 022 7271402 - Facsimile: 022 7202761 Website : http://www.vsi.esdm.go.id

  • PERGERAKAN LEMPENG DAN SEBARAN GUNUNGAPI AKTIF DI INDONESIA

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    BADAN GEOLOGI

    Pasific Plate

  • G. Ibu

    G. Dukono

    G.Gamkonora

    G. Gamalama

    G. Kie Besi

    Gamkonora

    GUNUNGAPI DI MALUKU UTARA

    Gamalama Kie Besi

    Ibu

    Dukono

    P. Halmahera

  • DAMPAK GUNUNGAPI BAGI KEHIDUPAN

    POSITIF :

    - DAERAH SUBUR, KARENA UNSUR-UNSUR YANG DIHASILKAN

    OLEH LETUSAN GUNUNGAPI

    - MENGHASILKAN BAHAN TAMBANG (BELERANG, BATU, PASIR)

    - POTENSI PANAS BUMI (Gunungapi Tipe B/C)

    - PERESAPAN AIR HUJAN

    - INDAH UNTUK WISATA GUNUNGAPI/GEOWISATA

    NEGATIF : Letusan Gunungapi (Dampak Temporer)

    - KORBAN JIWA

    - KERUGIAN HARTA BENDA

    - KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN

    - PENCEMARAN SUMBER AIR

    DIMITIGASI

    MELALUI

    PEMANTAUAN

    AKTIVITAS GUNUNGAPI

  • 1. NORMAL Berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan/atau instrumental dapat teramati fluktuasi

    tetapi tidak memperlihatkan peningkatan kegiatan berdasarkan karakteristik masing-masing

    gunungapi. Ancaman bahaya berupa gas-gas beracun dapat terjadi di pusat erupsi

    berdasarkan karakteristik masing-masing gunungapi.

    2. WASPADA Berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan/atau instrumental mulai teramati atau

    terekam gejala peningkatan kegiatan gunungapi. Pada beberapa gunungapi dapat terjadi

    erupsi tetapi hanya menimbulkan ancaman bahaya di sekitar pusat erupsi berdasarkan

    karakteristik masing-masing gunungapi.

    3. SIAGA Berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan/atau instrumental teramati peningkatan

    kegiatan yang semakin nyata atau dapat berupa erupsi yang mengancam daerah sekitar

    pusat erupsi tetapi tidak mengancam pemukiman di sekitar gunungapi berdasarkan

    karakteristik masing-masing gunungapi.

    4. AWAS Berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan/atau instrumental teramati peningkatan

    kegiatan yang semakin nyata atau dapat berupa erupsi yang mengancam pemukiman di

    sekitar gunungapi berdasarkan karakteristik masing-masing gunungapi.

    TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI

  • POS PENGAMATAN G. DUKONO: Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara

    Nama lain : Dukono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo Nama kawah : Tanah Lapang, Dilekene ( A dan B), Malupang Wagiwe (C), Telori (D), Heneowara, dan Malupang Warirang. Tipe gunung api : Strato Lokasi geografi : 1 42 LU dan 127 52' BT, ketinggian puncak 1087 mdpl Lokasi administratif : Kab. Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara. Kota terdekat : Galela STATUS WASPADA : Sejak 13 Juni 2008

    G. D U K O N O

  • SEJARAH LETUSAN

    TAHUN KEGIATAN LETUSAN/PENINGKATAN 1550

    Terjadi letusan hebat dan gempa bumi yang merusak kota Tolo, ibu kerajaan Mora. Aliran lava menghubungkan G. Mamuya dengan P. Halmahera yang tadinya terpisah oleh laut/selat.

    1861 - 1869 Terjadi letusan di kawah pusat dan daerah sekitar puncak terbakar. 1901 Terjadi kegiatan disekitar Tanah Lapang, terlihat asap hitam dan suara gemuruh serta gempa

    bumi terasa. 13 bukit kecil mengeluarkan asap dan api. Setelah kegiatan, di sekitar puncak terlihat dua bukit kecil berwarna putih.

    1933 13 Agustus terjadi letusan hebat dan aliran lava melimpah ke utara mengakibatkan banyak daerah disekitarnya rusak. Pusat kegiatan di kawah Malupang-Warirang di lereng G. Karirang dan merupakan kawah paling aktif saat ini. Letusan disertai suara gemuruh, di malam hari terlihat bara api di puncak, kadang-kadang disertai gempa bumi terasa, hujan abu mencapai Tobelo.

    1941 - 1942 Peningkatan kegiatan, kadang-kadang terlihat sinar api di puncak, getaran gempa bumi lemah terasa di Tobelo.

    1945 Peningkatan kegiatan, kadang-kadang diikuti letusan asap dan abu. Pusat kegiatan di kawah Malupang-Warirang.

    1946 19 dan 20 Juli terdengar suara gemuruh letusan, hujan abu setebal 1 cm di Morotai (lk. 60 km dari puncak) dan di Tobelo ( 15 km dari puncak) setebal 1,5 cm dan terlihat lontaran material pijar setinggi 300 m di atas puncak.

    1952 Peningkatan kegiatan, letusan asap setinggi lk. 1000 m, hujan abu di sekitar puncak dan suara letusan terdengar sampai Tobelo.

    1969 Peningkatan kegiatan, kadang-kadang diikuti letusan asap, suara letusan terdengar sampai Mamuya dan Galela.

    1971 Peningkatan kegiatan, kadang-kadang diikuti letusan asap hitam tebal setinggi lk. 300 m, hujan abu di sekitar puncak dan suara gemuruh terdengar hingga radius lk. 5 km dari pusat kegiatan.

    1991 Tanggal 8 Juni terjadi letusan dengan tinggi asap mencapai 1500 m, hujan abu sampai di Tobelo, malam hari terlihat sinar api dan terdapat aliran lahar di sungai sekitar gunungapi.

    1992, 1993, 1994, 1995 Peningkatan kegiatan yang disertai letusan-letusan setinggi 300 600 m diatas puncak.

  • SEJARAH LETUSAN

    TAHUN KEGIATAN LETUSAN/PENINGKATAN 2003 2 Maret pukul 11.05 terjadi gempa terasa. Pukul 16.30 - 18.50, terjadi letusan abu disertai suara

    gemuruh. Tinggi asap maksimum mencapai 200 m di atas puncak. 3 Maret pukul 17.00 terdengar suara gemuruh yang menerus. Suara gemuruh mulai melemah pukul 21.00. Sinar api teramati pada malam hari. 5 Maret pukul 15.55 terjadi letusan abu. Asap kelabu tebal setinggi 500 m di atas puncak. Material abu mencapai Tobelo yang berjarak 15 km dari puncak . 6 11 Maret, letusan abu masih sering terjadi dengan jumlah yang semakin berkurang. Pada Juni, kegiatan G. Dukono meningkat kembali dan disertai letusan-letusan abu dengan interval 10 15 menit. Letusan abu ini berlangsung hingga akhir tahun 2003.

    2005 Peningkatan kegiatan baik visual maupun kegempaan. Puncak kegiatan pada 19 September 2005 pkl. 16.05 WIT, terjadi letusan abu bergumpal tebal dengan tekanan sedang tinggi lk. 1000 m di atas puncak. Sebaran abu 0.5 mm mencapai daerah Tobelo yang berjarak lk. 15 km dari pusat kegiatan. Secara kegempaan muncul gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum 0.5 5 mm dengan selang waktu tertentu

    2008 17 - 30 Maret peningkatan kegiatan baik visual maupun kegempaan. Pada 30 April 2 Mei, terekam gempa letusan rata-rata 280 kejadian per hari, sedangkan sebelumnya hanya rata-rata 32 kejadian per hari. Pada 31 Maret 24 April teramati sinar api samar-samar disekitar puncak. Pada 25 April teramati lontaran material pijar setinggi 25 meter di atas puncak. 3 28 Mei terekam gempa tremor vulkanik menerus dengan amplituda maksimum antara 1 - 18 mm. Pada 19 25 Mei teramati letusan abu disertai suara gemuruh, dentuman terdengar hingga di Pos PGA. Semburan abu berwarna kelabu kelabu tebal setinggi 100 800 m di atas puncak. 27 - 29 Mei teramati letusan abu, kadang-kadang disertai suara gemuruh dan dentuman yang terdengar hingga di Pos PGA. Semburan abu berwarna kelabu kelabu tebal setinggi 1000 m di atas puncak. Pada 29 Mei pukul 07.35 11.09 WIT terekam gempa letusan sebanyak 137 kejadian. Pada 20 Juni 2008 terjadi letusan abu bergumpal mencapai tinggi 1500 m di atas puncak, dan jatuh di Desa Duko, Mede, Bopilo dan Golua dengan ketebalan abu rata-rata 1 mm.

  • Karakter Letusan : Karakter letusan pada abad 20 berupa letusan abu yang terjadi dari beberapa hari sampai beberapa bulan lamanya.

    Letusan abu G. Dukono, 31 Mei 2008, pukul 12:37 WIT.

    Periode Letusan :

    0

    311

    32 32

    8 3 1 6 17

    2 20

    1 1 1 1 8 5

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Inte

    rval

    (ta

    hu

    n)

    Tahun

  • PENGAMATAN VISUAL

    Aktivitas letusan besar terjadi 25-26 Mei 2012, terdengar suara gemuruh menerus lemah-sedang, dentuman lemah-kuat, dan pada malam hari terlihat sinarapi dan lontaran batu pijar setinggi 50 200 meter di atas bibir kawah. Asap letusan kelabu kehitaman tebal dengan tinggi 800 - 2200 meter di atas bibir kawah. Abu letusan tertiup angin ke arah Timur (Kota Tobelo, lk. 5 mm), Tenggara (Desa Kupa-Kupa, tipis), dan Timurlaut (Desa Ruko, tipis).

    (C)

    PEMANTAUAN AKTIVITAS G. DUKONO

  • PENGAMATAN VISUAL

    Kondisi Juni Juli 2012: letusan menurun/lebih jarang dari sebelumnya. Kegiatan kawah dominan hembusan asap dengan warna putih tipis-tebal setinggi 50 500 meter di atas puncak. Tidak terdengar suara gemuruh, dentuman, dan tidak terlihat sinar/lontaran batu pijar kawah.

    PEMANTAUAN AKTIVITAS G. DUKONO

  • PENGAMATAN KEGEMPAAN

    PEMANTAUAN AKTIVITAS G. DUKONO

    Stasiun seismik di G. Telori

    Pos PGA Dukono

    POS REGIONAL CENTER (Pos PGA Gamalama)

    U

  • GRAFIK KEGEMPAAN G. DUKONO 2007 15 JULI 2012

    Jumlah gempa letusan: April 2012 = 3552 kali, Mei 2012 = 3559 kali, Juni 2012 = 575 kali, 1-15 Juli 2012 = 62 kali. Jumlah gempa Vulkanik Dalam (VA): April 2012 = 0, Mei 2012 = 53 kali, Juni 2012 = 70 kali, 1-15 Juli = 32 kali.

    01

    /01

    /20

    07

    01

    /04

    /20

    07

    01

    /07

    /20

    07

    01

    /10

    /20

    07

    01

    /01

    /20

    08

    01

    /04

    /20

    08

    01

    /07

    /20

    08

    01

    /10

    /20

    08

    01

    /01

    /20

    09

    01

    /04

    /20

    09

    01

    /07

    /20

    09

    01

    /10

    /20

    09

    01

    /01

    /20

    10

    01

    /04

    /20

    10

    01

    /07

    /20

    10

    01

    /10

    /20

    10

    01

    /01

    /20

    11

    01

    /04

    /20

    11

    01

    /07

    /20

    11

    01

    /10

    /20

    11

    01

    /01

    /20

    12

    01

    /04

    /20

    12

    01

    /07

    /20

    12

    010203040

    WAKTU

    TJ

    02468

    10

    TL

    0102030405060

    VA

    05

    101520

    JU

    ML

    AH

    G

    EM

    PA

    VB

    0100200300400500600

    LTS

  • PENGAMATAN DEFORMASI (berkala)

    PEMANTAUAN AKTIVITAS G. DUKONO

    Lokasi jaringan benchmark EDM dan seismometer RTS di G.Dukono, Februari 2012. Reflektor DK2 (bawah), DK3 (tengah), dan DKN 1 untuk posisi berdiri alat TCR 1205 Leica.

  • Jarak Miring EDM (Electronic Distance Measurement)

  • POTENSI BAHAYA LETUSAN G. DUKONO

    Potensi bahaya letusan G. Dukono dibagi dalam tiga tingkatan pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Dukono, yaitu : 1) Kawasan Rawan Bencana-III (KRB-III), adalah kawasan sumber erupsi, daerah

    puncak dan sekitarnya yang sangat berpotensi terlanda oleh berbagai macam hasil erupsi dalam bentuk aliran piroklastika, aliran lava, gas vulkanik beracun, jatuhan piroklastik dan lontaran fragmen batuan (pijar). Kawasan ini berada pada radius sekitar 1,5 km dari pusat erupsi.

    2) Kawasan Rawan Bencana-II (KRB-II), adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lahar, lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini mencakup daerah dengan radius sekitar 5 km dari pusat erupsi.

    3) Kawasan Rawan Bencana-I (KRB-I), adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan lahar/awan panas serta jatuhan piroklastik. Kawasan ini terletak di sepanjang daerah aliran sungai/di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu dari daerah puncak, sedangkan kawasan yang berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan < 2 cm dalam radius 8 km dari pusat erupsi.

  • PETA KAWASAN RAWAN BENCANA G. DUKONO

  • Keterangan:

    > 5 mm

    5 mm

    1 3 mm

    < 1 mm

    Kawah

    PETA PERKIRAAN SEBARAN ABU LETUSAN G. DUKONO DARI 21 31 MEI 2012

  • DESA TERDAMPAK ABU LETUSAN 21 31 MEI 2012

    Kecamatan Tobelo

    No Desa/pemukiman Jarak dari Kawah

    (km) Ketebalan Abu

    (mm) Keterangan

    (Penyebaran abu)

    1 Luari 12,5 < 0,1 Tanggal 30, 31 Mei (pagi dan malam hari)

    2 Ruko 11 < 0,1 Tanggal 24, 25 Mei (malam hari)

    3 Mede 12 < 0,1 Tanggal 24 Mei (sore hari)

    4 Popilo 12,5 < 0,1 Tanggal 24 Mei (sore hari)

    5 Gurua 13 0,1 0,3 Tanggal 24 Mei (malam hari)

    6 Wari 14 0,1 0,5 Tanggal 22 26 Mei (hampir memerus)

    7 Tobelo dan sekitarnya 15 1 5 Tanggal 21 29 Mei (hampir menerus)

    8 Upa dan Wko 13 1 3 Tanggal 24 27 Mei (sering terjadi)

    9 Gamhoku 12,5 1 Tanggal 24 27 Mei (sering terjadi)

    10 Efi-efi dan Kupa-kupa 14 0,1 1 Tanggal 29 30 Mei (sering terjadi)

    11 Tobe 15 < 0,1 Tanggal 29 30 Mei (sering terjadi)

    Kecamatan Galela

    No Desa/pemukiman Jarak dari Kawah

    (km) Ketebalan Abu

    (mm) Keterangan

    (Penyebaran abu)

    1 Mamuya 10 < 0,1 Tanggal 30, 31 Mei (sore dan malam hari)

    2 Galela/Soasio sekitarnya 14 0 (nihil)

    3 Soakonora sekitarnya 14 0 (nihil)

    4 Dukolamo/bandara 17 0 (nihil)

  • ASAP LETUSAN DAPAT MENYEBABKAN HUJAN ASAM (pH rendah)

    ABU LETUSAN DAPAT MENCEMARI SUMBER AIR / SUMUR GALI

    ABU LETUSAN DAPAT MERUSAK TANAMAN - karena beban berat

    - karena merusak fotosintesis daun

    Senyawa Fluorin dalam partikel abu letusan dapat mematikan binatang yang memakan daun tumbuhan yang terlapisi oleh abu letusan (fresh).

    ABU LETUSAN DAPAT MENGGANGGU SALURAN PERNAPASAN

    ABU LETUSAN DAPAT MENGGANGGU PENERBANGAN

    DAMPAK ASAP DAN ABU LETUSAN

  • Berdasarkan pengamatan visual, kegempaan, dan analisis potensi ancaman letusan G. Dukono, maka dinilai tingkat kegiatan G. Dukono hingga 17 Juli 2012 masih pada status Waspada (Level II).

    Jika terjadi perubahan penurunan/peningkatan aktivitas vulkanik G. Dukono secara signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat diturunkan/dinaikkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Dukono serta pemahaman terhadap aktivitas G. Dukono harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman bahaya letusan G. Dukono.

    KESIMPULAN

  • REKOMENDASI

    Sehubungan dengan status WASPADA G. Dukono maka direkomendasikan :

    1) Masyarakat di sekitar G. Dukono diharap tenang, tidak terpancing isyu-isyu tentang letusan G. Dukono, namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten.

    2) Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah dalam radius 2 km dari puncak G. Dukono.

    3) Jika terjadi hujan abu cukup deras, agar masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut agar tidak menghirup abu letusan yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Juga agar menutup tempat persediaan/sumber air bersih (seperti sumur gali) agar tidak terkontaminasi oleh abu letusan.

    4) Masyarakat/penambang pasir agar tidak beraktivitas di sepanjang aliran Sungai Muye (Desa Mamuya), Sungai Ruko (Desa Ruko) dan Sungai Mede (Desa Mede) pada saat hujan turun di puncak G. Dukono untuk menghindari bahaya banjir lahar hujan.

    5) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Utara tentang aktivitas G. Dukono.

    6) Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Dukono di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

  • Terimakasih