EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA · PDF fileProgram Studi Farmasi ... menurunkan...
Transcript of EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA · PDF fileProgram Studi Farmasi ... menurunkan...
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN
DENGAN DIAGNOSIS VERTIGO PERIFER DI INSTALASI RAWAT
JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
Oleh:
Andreas Krisyonas Rendra
NIM : 138114013
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN
DENGAN DIAGNOSIS VERTIGO PERIFER DI INSTALASI RAWAT
JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
Oleh:
Andreas Krisyonas Rendra
NIM : 138114013
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“What ever you do, work at it with all your heart,
as working for the Lord, not for human masters”
-Colossians 3:23
Kupersembahkan karya sederhana ini bagi Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
di Surga, kedua orangtuaku, sahabat – sahabatku, dan Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien dengan
Diagnosis Vertigo Perifer di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta” dengan baik sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes, SpS. selaku Dosen Pembimbing skripsi
atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi.
4. Ibu Putu Dyana Christasani, M. Sc., Apt. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan
skripsi.
5. Bapak dr. R. Gatot Titus Wratsongko, Sp. THT-KL., M.Kes. selaku
direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di RS Bethesda Yogyakarta.
6. Bapak dan Ibu tersayang atas kasih sayang, doa, dukungan, semangat, dan
pengertian serta bantuan finansial hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Penyakit vertigo dapat berlangsung beberapa detik, menit hingga beberapa jam,
tergantung dari penyebab, jenis serta lama durasi. Gejala yang muncul dapat
menurunkan kenyamanan dan produktivitas kerja pasien. Tingginya angka
kunjungan pasien ke dokter terkait keluhan vertigo akan memperbesar
kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs). Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan karakteristik pasien, gambaran umum pengobatan dan
mengindentifikasi DRPs terkait penggunaan obat anti vertigo pada pengobatan
pasien dengan diagnosis vertigo perifer di instalasi rawat jalan Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta pada periode Januari-Juni 2016. Penelitian ini merupakan
penelitian non-eksperimental deskriptif evaluatif dengan rancangan case series dan
menggunakan data retrospektif.. Evaluasi penggunaan obat antivertigo dianalisis
dengan metode SOAP (subjective, objective, assessment, plan). Data 75 pasien
dengan diagnosis vertigo perifer terdiri dari 28 laki-laki (37%) dan 47 perempuan
(63%). Golongan obat anti vertigo yang paling banyak diresepkan yaitu golongan
histaminergik (97,33%) dan golongan antagonis kalsium (53,33%). Kejadian DRPs
yang muncul yaitu: obat kurang efektif (10,66%), dosis kurang (36%) serta
interaksi dan efek samping (48%).
Kata kunci: vertigo perifer, DRPs, obat anti vertigo, rawat jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
The vertigo disease able to lasts a few seconds, minutes to several hours, depending
on the cause, type and duration.The symptoms can reduce the patient's comfort and
work productivity . The high number of patient visiting to physicians associated
with vertigo complaints will increase the prevalence of Drug Related Problems
(DRPs). The purpose of this study was describing the characteristics of patient,
general treatment and identifies DRPs associated with anti vertigo drug in the
treatment of patients with diagnosis of peripheral vertigo in outpatient care
Bethesda Hospital in Yogyakarta from January-June 2016. The study was non-
experimental design with evaluative descriptive case series and using retrospective
data. Drug use evaluation of anti vertigo was analyzed by SOAP (subjective,
objective, assessment, plan). Data from 75 patients with a diagnosis of peripheral
vertigo consisted of 28 men (37%) and 47 women (63%). Group of Anti-vertigo
drug most widely prescribed are histaminergic (97.33%) and calcium antagonists
(53.33%). Prevalence of DRPs in this study are ineffective drug (10,66%), dosage
too low (36%) as well as interactions and adverse drug reaction (48%).
Keywords: peripheral vertigo, DRPs, anti vertigo drug, outpatient care
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
PRAKATA .......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 4
KESIMPULAN .................................................................................................... 11
SARAN ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik pasien pasien dengan diagnosis vertigo perifer berdasarkan
umur dan jenis kelamin .......................................................................... 5
Tabel II. Gambaran penggunaan obat antivertigo pada pengobatan pasien dengan
diagnosis vertigo perifer ........................................................................ 6
Tabel III.Kejadian DRPs yang terjadi pada pengobatan pasien dengan diagnosis
vertigo perifer .........................................................................................8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengobatan pasien vertigo perifer.............................................16
Lampiran 2. assasment dan plan (rekomendasi)....................................................25
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan anti vertigo.......... 34
Lampiran 4. Interaksi Obat...............................................................;................... 35
Lampiran 5. Ethical Clearance............................................................................. 38
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian.......................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani, yaitu “vertere” yang artinya berputar dan
“igo” yang berarti kondisi (Wahyudi, 2012). Menurut Perdossi (2006) vertigo didefinisikan
sebagai adanya sensasi gerakan dari tubuh atau lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Berdasarkan jenisnya vertigo dibagi menjadi 2 yaitu: vertigo perifer dan vertigo
sentral. Menurut Grill et al. (2013) prevalensi vertigo di Jerman, 24% diantaranya
diasumsikan bahwa vertigo disebabkan karena kelainan vestibuler. Dalam penelitian
tersebut, menyatakan bahwa pasien yang mengalami vertigo vestibular, 75% diantaranya
mendapatkan gangguan vertigo perifer dan 25% mengalami vertigo sentral (Chaker and
Eklare, 2012). Penelitian yang dilakukan terhadap 124 pasien di Rumah Sakit King Abdul
Aziz Riyadh, menunjukkan bahwa distribusi jenis vertigo, penyebab utama terjadinya
serangan vertigo yaitu: BPPV (39,5%) dan meneire desease (27,4%), yang lainnya adalah
disebabkan oleh migraine associated vertigo (8.1%) (Shami et al., 2011).
Berdasarkan penelitian di Brazil, diperoleh data tentang tingginya persentase angka
kunjungan pasien yang berkonsultasi terhadap gejala vertigo kepada dokter yang
menunjukkan sekitar 5% sampai 10% penderita mengunjungi dokter setiap tahunnya karena
gejala tersebut (Vaz et al., 2008). Penelitian di Indonesia yang dilakukan di RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta, pasien vertigo yang datang ke poliklinik saraf selama tahun 2004,
sekitar 4,9% dari 13.355 kunjungan (Muzayyin et al., 2005). Berdasarkan hasil observasi
awal yang dilakukan di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesdha Yogyakarta, vertigo
merupakan salah satu dari “the big five” penyakit yang paling banyak prevalensinya.
Tingginya angka kejadian serta persentase kunjungan pasien untuk berkonsultasi terkait
adanya keluhan terhadap penyakit vertigo menimbulkan kekhawatiran terhadap kerasionalan
pengobatan sehingga perlu dilakukan evaluasi pengobatan dengan mengidentifikasi DRPs
untuk memastikan pasien mencapai tujuan terapi yaitu menyembuhkan dan meredakan
gejala yang dirasakan serta mencegah kekambuhan kembali.
Penatalaksanan vertigo bisa berbeda antar pasien, terapi yang diberikan tergantung
pada durasi munculnya gejala dan tingkat keparahan serta gejala apa saja yang muncul yang
menimbulkan ketidaknyamanan. Menurut Heike et al. (2010) di Eropa penggunaan obat anti
vertigo sebagai berikut: betahistin 26,6%, piracetam 11,5% dan gingko biloba 11,5%. Pada
penelitian tersebut diungkapkan bahwa penggunaan betahistin lebih banyak daripada obat
vertigo lainnya karena pasien dengan penggunaan betahistin dilaporkan lebih sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengalami efek samping daripada obat vertigo lainnya. Penelitian lain yang dilakukan
Sokolova et al. (2014) menyebutkan hal serupa, betahistin lebih banyak digunakan dalam
pengobatan berbagai jenis vertigo, termasuk vertigo yang disebabkan Benign Paroximal
Posisional Vertigo (BPPV), penyakit meniere, dan vertigo perifer lainnya
Drug related problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana
terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan
(Bemt and Egberts, 2007; Pharmaceutical Care Network Europe Foundation, 2010). Di
Indonesia penelitian terkait DRPs, yang dilakukan oleh Yosriani (2014) di Rumah Sakit
Panti Rini, Yogyakarta terkait evaluasi DRPs pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi
disertai vertigo menunjukan bahwa penggunaan obat kardiovaskular dan anti vertigo terjadi
DRPs potensial meliputi 1 kasus dosis kurang, 2 kasus dosis berlebih dan 15 kasus terdapat
interaksi dan efek samping obat, jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
20 kasus. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fitriani and Ramatillah (2014) menyatakan
bahwa 4 macam obat dari 10 macam obat yang diberikan berpotensi terjadi interaksi dan
memberikan efek yang merugikan bagi pasien.
Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai Drug Related Problems
(DRPs) pada pasien dengan diagnosis vertigo perifer di instalasi rawat jalan RS Bethesda
belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur
kerasionalan penggunaan obat pada pengobatan pasien dengan diagnosis vertigo perifer
yang dievaluasi dengan mengidentifikasi DRPs, sehingga untuk kedepannya dapat
meningkatkan kualitas dan ketepatan peresepan obat anti vertigo pada pasien dengan
diagnosis vertigo perifer di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif
dengan rancangan case series dan menggunakan data retrospektif yang mengevaluasi Drug
Related Problems (DRPs) pada penggunaan obat anti vertigo pada pasien dengan diagnosis
vertigo perifer di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Januari-Juni 2016.
Subjek penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis vertigo perifer yang
menerima terapi farmakologi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada
periode Januari-Juni 2016. Kriteria inklusi meliputi pasien rawat jalan dengan usia 18-65
tahun, baik laki-laki ataupun perempuan yang didiagnosis vertigo perifer oleh dokter
spesialis saraf serta menerima terapi obat anti vertigo di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pada periode Januari-Juni 2016. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan
catatan rekam medis yang tidak lengkap.
Pada penelitian ini dilakukan sampling yang menggunakan metode non random
sampling yaitu consecutive sampling, dimana pengambilan sampel didasarkan pada semua
subjek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai
kurun waktu tertentu. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus besar sample minimal
berdasarkan populasi diperoleh hasil 72 kasus, namun dalam penelitian ini digunakan 75
kasus.
Proses pengambilan data diperoleh dengan melihat e-prescripsion pada sistem data
rekam medis yang memuat tentang kejadian vertigo perifer di instalasi rawat jalan poliklinik
saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Januari-Juni 2016.
Data diolah secara deskriptif dengan memberikan gambaran karakteristik pasien
serta profil penggunaan obat anti vertigo dan obat penyakit penyerta yang didapatkan pasien.
Pengolahan data secara evaluatif dilakukan dengan mengevaluasi DRPs pada penggunaan
obat anti vertigo pada pasien dengan diagnosis vertigo perifer. Penjelasan mengenai
pengolahan data secara deskriptif dan evaluatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Karakteristik pasien
Analisis deskriptif mengenai karakteristik pasien dilakukan dengan
mengelompokkan pasien-pasien dengan diagnosis vertigo perifer berdasarkan distribusi
umur dan jenis kelamin yang kemudian akan disajikan dalam bentuk persentase dan
tabel.
b. Gambaran umum penggunaan penggunaan anti vertigo
Gambaran umum penggunaan obat anti vertigo pada pasien dengan diagnosis
vertigo perifer dianalisis menjadi jenis dan golongan obat anti vertigo yang kemudian
akan disajikan dalam bentuk persentase dan tabel.
c. Evaluasi Drug Related Problem (DRPs)
1) Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy),
2) Indikasi tanpa obat (need additional drug therapy),
3) Obat kurang efektif (Ineffective drug),
4) Dosis kurang (dosage too low),
5) Dosis berlebih (dosage too high),
6) Interaksi dan efek samping obat (adverse drug reaction) (Cipolle et al., 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hasil evaluasi Drug Related Problem (DRPs) selanjutnya akan dianalisis menggunakan
metode SOAP (subjective, objective, assessment and plan). Menurut Canaday and
Yarborough (2005) Subjective meliputi gejala pasien serta hal‐hal yang dirasakan pada
pasien, informasi yang dapat diperoleh, antara lain: (riwayat penyakit, usia, jenis
kelamin, anamnesis, diagnosa, dan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat pengobatan).
Objective meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, tanda vital, kondisi kesadaran pasien
dan penatalaksanaan obat yang diterima pasien. Assessment merupakan penilaian atau
evaluasi yang dilakukan terkait penatalaksanaan terapi yang diterima pasien, khususnya
evaluasi terapi anti vertigo. Plan merupakan rekomendasi atau saran yang diberikan
untuk mengatasi DRPs yang muncul berdasarkan acuan yang telah ditentukan. Acuan
yang digunakan untuk evaluasi terapi pasien dengan diagnosis vertigo perifer adalah
Clinical Practice Guideline Vertigo in Adult- 2nd Edition (Abes et al., 2014), Treatment
of Vertigo (Swartz, et al., 2005) dan MIMS treatment guidelines for vertigo. Evaluasi
DRPs kategori interaksi dan efek samping obat menggunakan Medscape dan MIMS
intreraction.
Hasil atau data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk form SOAP dan
dilakukan analisis secara evaluatif terhadap DRPs penggunaan obat anti vertigo berdasar
pada acuan guideline yang digunakan. Hasil evaluasi kemudian dikelompokkan ke dalam 6
kategori DRPs dan dihitung persentase pada masing-masing kategori dengan rumus:
Data yang didapat selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya akan dibahas
dalam bentuk uraian secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien dengan
Diagnosis Vertigo Perifer di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta”
dilakukan dengan cara mengevaluasi kasus pasien yang terdiagnosis vertigo perifer
menggunakan rekam medik terdahulu. Selama periode penelitian Januari-Juni 2016
didapatkan 75 kasus yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
%𝐷𝑅𝑃𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐷𝑅𝑃𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠𝑥 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Karakteristik Pasien
Berdasarkan tabel I dapat diketahui bahwa pasien yang memiliki memiliki
rentang usia 51-60 tahun dan berjenis kelamin perempuan adalah karakeristik pasien yang
mengalami vertigo perifer dengan jumlah terbanyak yaitu: 16 pasien (21,33%).
Tabel I. Karakteristik pasien dengan diagnosis vertigo perifer berdasarkan umur dan jenis kelamin
Karakteristik
Pasien
usia (tahun)
Jenis Kelamin Total
n=75 %=100% Laki-laki Perempuan
n=28 %=37 n=47 %=63
18-20 1 1,33 1 1,33 2 2,66
21-30 0 0 5 6,66 5 6,66
31-40 3 4 7 9,33 10 13,33
41-50 6 8 8 10,66 14 18,66
51-60 8 10,66 16 21,33 24 32
61-65 10 13,33 10 13,33 20 26,66
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit vertigo perifer
akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan terhadap 124 pasien di Rumah Sakit King Abdul Aziz Riyadh, dalam
penelitian tersebut diungkapkan bahwa distribusi penyakit vertigo berdasarkan usia yang
paling banyak pada rentang usia 41-50 tahun (38,7%) dan 51-60 tahun (19,3%) dalam
penelitian ini juga diungkapkan bahwa jenis kelamin wanita lebih berisiko terkena vertigo
dibandingkan laki-laki dengan persentase pada wanita (72,6%) serta pada laki-laki
sebesar (27,4%) (Shami and Al Sanosi, 2011).
Semakin tua usia seseorang akan meningkatkan risiko untuk mengalami vertigo,
hal ini karena saat seseorang menjadi lansia akan memiliki lebih banyak penyakit
komplikasi seperti: hipertensi dan stroke yang merupakan salah satu faktor risiko
munculnya penyakit vertigo. Menurut Taylor dan Wedro (2016) faktor risiko stroke
seperti: penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami vertigo. Menurut Chaker and Eklare (2012) menyebutkan bahwa
penyakit cerebrovascular seperti iskemia, infrak dan hemoragik dapat meningkatkan
dikaitkan dengan penyebab vertigo.
Penelitian lain yang dilakukan Al-Asadi dan Al-Lami (2015) menyebutkan
bahwa pengaruh meningkatnya usia terhadap risiko seseorang mengalami vertigo pada
usia lanjut disebabkan menurunnya fleksibilitas dan fungsi membran otolithic. Pada
penelitian ini juga diungkapkan bahwa alasan wanita lebih banyak mengalami vertigo
masih belum dipahami, namun diduga berkaitan dengan jenis vertigo BPPV assosiated
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
migraine yang banyak ditemukan pada wanita. Penyebab yang dicurigai yaitu
osteoporosis yang lebih sering pada wanita setengah baya hingga lanjut usia yang
berhubungan dengan perubahan hormon, sehingga dikaitkan dengan meningkatnya risiko
BPPV.
2. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Vertigo
Penatalaksanan vertigo tergantung pada durasi munculnya gejala dan tingkat
keparahan serta gejala apa saja yang muncul yang menimbulkan ketidaknyamanan. Selain
itu, pengambilan serangkaian keputusan terkait pengobatan yang dipilih disesuaikan pada
kondisi individual pasien. Gambaran umum penggunaan obat anti vertigo sebagai berikut:
Tabel II. Gambaran umum penggunaan obat antivertigo pada pengobatan pasien dengan diagnosis vertigo perifer
Golongan Jenis Obat n (%)
Histaminergik Betahistin Mesylate 48 (64)
Betahistin Dihidrochloride 25 (33,33)
Antagonis Kalsium Flunarizin 40 (53,33)
Antihistamin Dimenhidrinat 13 (17,33)
Antidopaminergik Domperidone 7 (9,33)
Vasodilator Citikolin 4 (5,33)
Ginkgo Biloba 7 (9,33)
Suplemen
Vit B Complex 16 (21,33)
Yekaneuron 1 (1,33)
Furneuro 1 (1,33)
Neurobion 3 (4)
Benzodiazepine Alprazolam 15 (20)
Analgesik Methampirone + Diazepam 14 (18,66)
Antidrepesan Amitriptyline 2 (2,66)
Fluoxentine 1 (1,33)
Catatan: persentase dibuat berdasarkan jumlah total kasus terpilih yaitu 75 kasus
Berdasarkan tabel II diketahui bahwa penggunaan obat anti vertigo terbanyak
adalah golongan histaminergik yaitu penggunaan betahistin yang memiliki efek
vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga tengah dan
sistem vestibuler untuk mengatasi pusing berputar (Wahyudi, 2012). Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Heike et al. (2010) bahwa di Eropa penggunaan obat
anti vertigo yang paling banyak digunakan adalah betahistin. Pada penelitian ini,
diketahui bahwa terapi vertigo perifer di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda
menggunakan dua jenis betahistin yaitu betahistin mesylate (64%) dan betahistin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dihydrochloride (33,33%) dengan frekuensi penggunaan 2-3x sehari.
Golongan antagonis kalsium (53,33%) menempati posisi kedua terbanyak yaitu
flunarizine yang bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler,
sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel (Wahyudi, 2012). Penghambat
kanal kalsium ini berfungsi sebagai supresan vestibuler. Flunarizine biasanya diresepkan
dalam 2 dosis, yaitu: 5 mg 1x1 atau 5 mg 2x1.
Pengunaan golongan benzodiazepin (20%) yaitu penggunaan alprazolam yang
merupakan obat yang mekanismenya merelaksasi otot-otot saraf dan menimbulkan efek
sedasi agar dapat rileks dan beristirahat (Wahyudi, 2012). Frekuensi penggunaan obat
alprazolam, yaitu: 0,25 mg 1x1 atau 0,5 mg 1x1 yang biasanya digunakan saat malam
hari
Pengunaan antiemetik golongan antidopaminergik yaitu domperidon (9,33%)
dan antihistamin yaitu dimenhidrinat (17,33%) digunakan untuk mengurangi keluhan
mual yang muncul pada gejala vertigo (Yacovino and Luis, 2014). Frekuensi dan dosis
rekomendasi penggunaan dimenhidrinat yaitu 50 mg 3x1 (Perdossi, 2006) dan
domperidone 10 mg 3x1 (Panduan Praktik Klinis, 2014)
Penggunaan analgesik fixed dose combination antara metampiron (500 mg) dan
diazepam (2 mg) bertujuan untuk mengatasi nyeri tengkuk yang muncul pada pasien
vertigo ketika perubahan posisi kepala, yang dapat mengakibatkan pasien merasakan
pusing berputar atau gliyer. Kandungan methampiron bertujuan untuk mengatasi nyeri
tengkuk yang muncul, sedangkan kandungan diazepam berfungsi sebagai antidepresan
untuk mengatasi gangguan tidur yang muncul akibat timbulnya rasa nyeri (Block, 2007).
Penggunaan obat ini, tidak tercantum dalam panduan penatalaksanaan vertigo namun
sering digunakan dalam terapi vertigo perifer. Frekuensi obat analgesik untuk terapi
vertigo diberikan 2x1.
Golongan antidepresan yang digunakan adalah golongan trisiklik dan SSRI yang
mekanismenya memberikan efek sedatif yang bermanfaat untuk perbaikan pada pola
tidur, menangani motion sickness dan menurunkan kecemasan yang terkadang muncul
sebagai gejala pada vertigo (Yacovino and Luis, 2014). Frekuensi penggunaannya, yaitu:
10 mg 1x1.
Penggunaan golongan vasodilator gingko biloba sebanyak (14,66%) bertujuan
untuk memberikan efek vasodilatasi sehingga mengurangi gejala pusing berputar pada
penderita vertigo (Yacovino and Luis, 2014). Frekuensi penggunaanya 1-2x sehari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Suplemen seperti vitamin B complex (27,99%) bertujuan untuk melindungi dan
meregenerasi saraf hal untuk menunjang terapi vertigo itu sendiri (Fujii, 1996). Dosis dan
frekuensi pemberian sangat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dengan frekuensi
maksimal 3x1.
3. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)
Berdasarkan tabel III, dapat diketahui bahwa dari 75 kasus yang terpilih, diperoleh 3
kateori DRPs yaitu: obat kurang efektif (10,66%), dosis kurang (36%) serta interaksi dan
efek samping (48%).
Tabel III. Kejadian DRPs yang terjadi pada pengobatan pasien dengan diagnosis vertigo perifer
No. Kategori Obat No. Kasus Jumlah n (%)
1 Terapi Tanpa Indikasi
(n=75) 0 0 (0)
2 Indikasi Tanpa Terapi
(n=75) 0 0 (0)
3 Obat kurang efektif
(n=75)
Flunarizine
(Digunakan
Malam)
5,9,21,25,49, 68 6
8 (10,66)
Alprazolam
(Setengah Tablet) 21, 61 2
4 Dosis Kurang
(n=75)
Betahistin
Mesyilate
3, 5, 7, 12, 16, 17, 26, 27,
28, 29, 32, 35, 37, 41, 52,
65, 66, 70, 71, 72, 73
21
27 (36)
Betahistin
Dihydrochloride 21,33, 45, 64,67, 74 6
5 Dosis Berlebih
(n=75) 0 0 (0)
6
Interaksi dan efek
samping
(n=75)
Minor
7, 8, 16, 17, 24b, 37, 40,
50, 51b, 53a, 53b,56, 57,
58, 70c,70d, 71a, 73, 75
19
36 (48)
Moderate/Monitor
Closely
2, 4, 11, 14, 20, 24a, 38
17 6,10, 18, 44, 45, 47, 51,
70a, 70b, 71b
1) Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)
Dalam penelitian ini tidak ditemukan DRPs kategori ini.
2) Indikasi tanpa obat (need additional drug therapy)
Dalam penelitian ini tidak ditemukan DRPs kategori ini.
3) Obat kurang efektif (Ineffective drug)
Menurut Cipolle (2012) DRPs kategori obat kurang efektif, tidak hanya
mengevaluasi terkait pemilihan obat apakah sesuai dengan kondisi pasien atau tidak,
tetapi juga pemilihan bentuk sediaan dan potensi obat yang digunakan serta aturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penggunaan obat sesuai yang dengan rekomendasi guideline. Dalam penelitian ini
ditemukan dua macam kejadian DRPs kategori obat kurang efektif yaitu waktu
pemberian obat yang tidak sesuai dengan rekomendasi guideline serta pemilihan
sediaan terkait potensi obat yang tidak tepat.
Berdasarkan hasil penelitian, waktu pemberian obat yang tidak sesuai dengan
rekomendasi guideline ditemukan pada penggunaan flunarizine, meskipun pada
pengobatan pasien telah mendapatkan dosis yang sesuai yaitu 5-10 mg/hari yang dalam
penelitian ini diberikan dalam 2 macam dosis yaitu 5 mg 1x1 dan 5 mg 2x1.
Berdasarkan MIMS Treatment Guidelines (2016) sebaiknya untuk pemberian
flunarizine 5 mg 1x1 diberikan saat menjelang tidur atau malam hari, sedangkan dalam
penelitian ini terdapat 6 kasus flunarizine dosis 5 mg 1x1 yang tidak diberikan pada
saat malam hari. Pertimbangan pemberian flunarizine diberikan malam hari dikaitkan
dengan adanya efek samping berupa sedasi.
Kejadian pemilihan sediaan terkait potensi obat yang tidak tepat, terjadi pada
alprazolam (2 pasien) yang diresepkan setengah tablet sehingga tidak tepat dalam
pemilihan potensi sediaan meskipun sediaan obat dengan potensi yang lebih kecil
tersedia. Penggunaan sediaan obat alprazolam dengan dosis terbagi perlu adanya
perhatian, hal ini terkait kemungkinan adanya dosis yang lebih besar dari seharusnya
yang mengakibatkan munculnya efek sedasi dengan durasi lebih panjang, menurunnya
tingkat kognitif atau memori seseorang selain itu juga dapat meningkatnya toleransi
khusunya pada penggunaan jangka panjang (Hoign, et al., 1990)
Penelitian yang dilakukan Mosena and Merwe (2009) menyatakan dengan
membagi tablet menjadi dua bagian dapat meningkatkan risiko munculnya kesalahan
intepretasi dosis sesuai dengan label intruksi pada resep. Penelitian tersebut
menyebutkan bahwa meskipun Food and Drug Administration (FDA)
memperbolehkan obat yang memiliki indeks terapi yang lebar dan waktu paruh yang
kecil dapat di resepkan dengan membagi tablet, namun perlu dipertimbangkan juga
pada kondisi pasien khusus misalnya geriatri atau pasien yang menurun fungsi
penglihatannya karena akan muncul masalah terkait kesulitan dalam membagi tablet,
sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi kepatuhan pasien. Untuk menanggulangi
masalah tersebut, maka peran tenaga kesehatan baik apoteker maupun dokter perlu
memastikan bahwa pasien dapat mengerti informasi yang disampaikan saaat
konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4) Dosis kurang (dosage too low)
Dalam penelitian ini ditemukan terdapat 2 macam obat yang pemberian
dosisnya tidak sesuai dengan rekomendasi yang total kejadiannya sebanyak 48 kasus
(36%) dengan rincian, yaitu: betahistin mesyilate (21 kasus) dan betahistin
dihydrochloride (6 kasus). Kedua obat tersebut mengalami DRPs kategori dosis kurang
pada beberapa kasus yang mana frekuensi obat diresepkan lebih sedikit dibandingkan
rekomendasi guideline yang digunakan.
Berdasarkan MIMS Treatment Guidelines (2016) dosis minimal betahistin
mesyilate yaitu 6 mg 3x1 dengan dosis rekomendasi 12 mg 3x1, namun dalam
penelitian ini ditemukan dari 48 pasien yang mendapatkan peresepan betahistin
mesyilate ada 23 pasien yang mendapatkan dosis kurang yaitu 6 mg 2x1. Berdasarkan
Panduan Praktik Klinis (2014) dosis minimal betahistin dihydrochloride yaitu: 8-24
mg 3x1, dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari 25 pasien terdapat 6 pasien yang
mendapatkan dosis kurang yaitu 8 mg 2x1 (3 pasien) dan 8 mg 1x1 (1 pasien) serta 8
mg 3x 1
2 (2 pasien).
Pada beberapa kasus yang mendapatkan dosis lebih rendah dari rekomendasi,
kemungkinan terkait dengan pertimbangan dokter dalam pelaksanaan terapi pada
pasien dengan diagnosis awal untuk memonitoring perkembangan penyakit. Pada
penelitian ini, peresepan dosis yang kurang pada kedua obat tersebut dibeberapa kasus
tidak dapat dijelaskan adakah pengaruhnya terhadap luaran klinis yang diperoleh
pasien, sehingga hal ini merupakan keterbatasan penelitian.
5) Dosis berlebih (dosage too high)
Dalam penelitian ini tidak ditemukan DRPs kategori ini.
6) Interaksi dan efek samping obat
Jenis interaksi obat yang ditemukan pada penelitian ini adalah interaksi
potensial yang merupakan efek interaksi obat yang ditemukan tidak terjadi pada pasien
akan tetapi memiliki kemungkinan efek interaksi obat dapat terjadi sehingga perlu
dilakukan pemantauan.
Interaksi obat dianalisis berdasarkan acuan Medscape Drug Interaction
Checker dan MIMs Interaction. Dalam penelitian ini ditemukan 2 macam interaksi,
yaitu: minor sebanyak (19 kejadian), moderate atau monitor closely atau signifikan (17
kejadian). Sehingga total kejadian DRPs kategori interaksi dan efek samping yang
ditemukan yaitu 36 kejadian (48 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Interaksi kategori minor umumnya tidak mengubah status klinis pasien
sehingga pasien tidak memerlukan perubahan terapi, tetapi tetap dilakukan
pemantauan. Sedangkan, Interaksi kategori moderate merupakan interaksi potensial
yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan status klinis pasien sehingga
pemantauan ketat dan pertimbangan perubahan regimen terapi biasanya berupa
penyesuaian dosis perlu dipertimbangkan (Albadr et al., 2014).
Kelebihan penelitian ini terletak pada jenis penelitian yang menggunakan
rancangan penelitian case series, yang mana evaluasi dilakukan satu per satu kasus, sehingga
hasilnya lebih spesifik dengan melihat penataklaksanaan terapi tiap pasien yang akan
disesuaikan dengan kondisi pasien. Kelemahan penelitian ini adalah menggunakan data
retrospektif sehingga data diperoleh dari penelusuran dokumen terdahulu yaitu rekam medis
pasien. Pendekatan retrospektif memiliki keterbatasan dalam hal kelengkapan data rekam
medis sehingga tidak dapat mengevaluasi DRPs kategori kepatuhan (adherence).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien
dengan Diagnosis Vertigo Perifer di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta” dapat disimpulkan:
1. Karakteristik penderita vertigo perifer berdasarkan usia dan jenis kelamin yaitu penderita
vertigo perifer yang paling banyak dengan rentang usia 51-60 tahun dan berjenis kelamin
perempuan.
2. Gambaran umum penggunaan obat anti vertigo yaitu terdapat 9 golongan yang
digunakan, antara lain: histaminergik (97,33%), antagonis kalsium (53,33%), suplemen
(27,99%), benzodiazepin (20%), analgesik (18,66%), antihistamin (13,33%), vasodilator
(14,66%), antidopaminergik (9,33%), antidepresan (3,99%).
3. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien dengan diagnosis vertigo perifer
di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ditemukan bahwa dari 75
kasus yang terpilih, di peroleh 3 kateori DRPs, yaitu: obat kurang efektif (10,66%), dosis
kurang (36%) serta interaksi dan efek samping (48%).
SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data prospektif sehingga
peneliti dapat mengamati kondisi pasien secara langsung untuk memperoleh data yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lengkap, serta dapat mengkaji DRPs kategori kepatuhan pasien (adherence). Selain itu,
terkait hasil evaluasi pengobatan yang dijalani pasien dapat langsung direkomendasikan dan
didiskusikan dengan tenaga medis untuk menilai outcome pasien secara langsung agar
pasien mendapatkan pengobatan yang efektif dan rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR PUSTAKA
Abes, G.T., Caro, R.M., Chiong, C.M., Carrillo, R.J., Yang, N.W., Chan, A.L., Quintos,
M.R., Lianes, E.G., Calaquian, C.E., Garcia, M.C., Plete, J.C., Lyn, J., Cruz, A.P.,
2014. Clinical Practice Guidelines Vertigo in Adults-2nd Edition. Philippine
Journal of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, 2 (29), 1-16.
Al-Asadi, J. N., and Al-Lami, Q. A., 2015. Prevalence and Risk Factors of Benign
Paroxysmal Positional Vertigo among Patients with Dizziness in Basrah, Iraq.
British Journal of Medicine & Medical Research, 7 (9), 754-761.
Albadr, Y., Bohassan, A. K., Ming., L. C., dan Khan, T. M., 2014. An Exploratory Study
Investigating The Potential Drug-Drug Interaction In Internal Medicine
Departement Alahsa Saudi Arabia. Journal of Pharmaceutical Health Services
Research, 2.
Bemt, V.D. and Egberts, 2007. Drug-Related Problems: Definitions and Classification.
EJHP, (13), 62-64.
Block, A. R., 2007. Using Medication to Manage Pain and Reduce Sleep Problems. Spine
Health (Online), http://www.spine-health.com/treatment/pain-medication/using-
medication-manage-pain-and-reduce-sleep-problems, diakses 27 Januari 2017
Canaday, B.R and Yarborough, P.C., 1994. Documenting Pharmaceutical Care: Creating a
Standard. Ann Pharmacother, 2 (8), 1292‐1296.
Chaker, R.T. and Eklare, N., 2012. Vertigo in Cerebrovascular Disease. Otolaryngology
Clinics: An International Journal, 4 (1), 46-53.
Cipolle, R.J., SYrand, L.M., Morley, P.C., Ramsey, R, Lamsasam, G.D., 2012.
Pharmaceutical Care Practice: The Clincian’s Guide. The McGraw-Hill
Companies inc, U.S.A, 172-178.
Fitriani, D.L. and Ramatillah, A.R., 2014. Related Drug Problem in The Treatment of
Vertigo Disease and Hypertension in PGI Cikini Hospital. International Journal of
Pharmacy Teaching & Practices. Bosnia & Herzegovinia, 5 (3), 1020-1552.
Fujii, A., Matsumoto, H., and Yamamoto, H., 1996. Effect of Vitamin B Complex on
Neurotransmission and Neurite Outgrowth. Gen. Pharmac., 27 (6), 995-1000.
Grill, E., Muller, M., Brantdt, M., 2013. Vertigo and Dizziness: Challenges For
Epidemiological research. OA Epidemiology, 1 (2), 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Heike, B., Garrigues, H.P., Sidek., I.B., Kuessner., Sodag, E., 2010. Effect of Betahistine on
Patient – Reported Outcomes in Routine Practice in Patient with Vestibular Vertigo
and Appraisal of Tolerability: Experience in the OSVaLD Study. International
Tinnitus Journal, 16 (1), 14-24.
Hoign., Lawson, D.H., and E. Weber., 1990. Risk factors for adverse drug reactions-
epidemiological approaches. European Journal of Clininical Pharmacology (39),
321-325
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
269-274.
Israr, Y.A., 2008. Vertigo. Fakultas Kedokteran UNRI, RSU Arifin Achmad. Pekanbaru, 1-
2.
Medscape, 2016. Drug Interaction Checker. Medscape (Online),
http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker, diakses 25 Mei 2016.
MIMS Treatment Guidelines, 2016. treatment guidelines for vertigo, MIMS (Online)
http://drc.mims.com/Vertigo/Treatment, diakses 2 Juli 2016.
Mosena, M.S.and Merwe, E.V.D., 2009. The Appropriateness and Risks of Tablet Splitting,
SA Pharmaceutical Journal, 1(1), 36.
Muzayyin A., Cempaka, T.S., dan Sutarni, S., 2005. Reability of dizziness handicap
inventory, 6th Biennal of ASEAN Indonesian Neurogical Assosiation (ASNA) and
6th Biennal Meeting of Indonesian Neurogical Assosiation (INA), Jakarta, 7.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2006, Vertigo, Standar
Pelayanan Medik (SPM), PERDOSSI, 122.
Pharmaceutical Care Network Europe Foundation, 2010. Classification for Drug Related
Problems V 6.2. Zuidlaren: Pharmaceutical Care Network Europe Foundation, 6
(2), 1-9.
Shami, I. and Al Sanosi, A., 2011. Causes of Vertigo in Saudi Patients Seen at Tertiary
Teaching Hospital. Journal of Taibah University Medical Sciences, 6 (1), 27-33.
Sokolova, L., Hoerr, R and Mishchenko, T., 2014. Treatment of Vertigo: A Randomized,
Double-Blind Trial Comparing Efficacy and safety of ginkgo biloba extract Egb
761 and Betahistine. International Journal of Otolaryngology, 2014 (1), 4.
Swartz, R., Longwell, P., 2005. Treatment of Vertigo. American Family physician, 6 (71),
1115-1121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Taylor, D. C. and Wedro¸ B., 2016. The Risk Factors for Vertigo. Medicinenet (Online),
http://www.medicinenet.com/vertigo_overview/page3.html diakses 20 Januari
2017.
Vaz, D.P., Gazzola, J.M., Lança, S. M., Dorigueto, R.S., Kasse, C.A., 2008. Clinical and
Functional Aspects of Body Balance in Elderly Subjects with Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. Braz J Otorhinolaryngol, 79 (2), 150–157.
Wahyudi, K.T., 2012. Vertigo. Medical Departement Kalbe Farma, 39 (10), 741.
Yacovino, Dario A., and Luis, L., 2014. Pharmacologic Treatment of Vestibular Disorders.
Vestibular Disorders Association, Portland, 1-8.
Yosriani, K., 2014. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Geriatri dengan
Hipertensi Disertai Vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012-Juni
2013, Skripsi, Program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengobatan pasien vertigo perifer periode Januari-Juni 2016
Keterangan :
Subjective (S) berupa tanggal kunjungan, inisial, usia, jenis kelamin, anamnesis, nomor RM (Rekam Medik, riwayat penyakit) dan gejala
Objective (O) berupa hasil pemeriksaan CT scan, tekanan darah dan peresepan
Assessment (A) berada di lampiran 2
Plan (P) berada di lampiran 2
No
.
No.
RM Inisial Usia JK Diagnosis Tgl kunjungan
Riwayat
penyakit gejala TD Radiologi Obat Vertigo
1 2033
014 JS 54 L
vertigo +
Hipertensi
27 Januari
2016 Hipertensi pusing
150
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (30)
Vit B complex 1x1 (10)
Amlodipine 5mg 1x1 (10)
2 1108
835 JMS 63 P
vertigo+
pusing
dizziness
20 Januari
2016 Hipertensi
pusing, kepala
terasa berat
130
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
Alpentin 300mg 1x100 mg malam (10)
3 1116
279 KCA 20 P
vertigo+dizzi
ness
29 Agustus
2015
pusing saat
malam,
kesemutan
dikepala bagian
belakang
110
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Furneuro 1x1 (15)
4 3938
08 SD 44 P
Vertigo+cep
halgia
19 Januari
2016
pusing dan sakit
kepala kronis
120
/70
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 1x1 malam (10)
GinkgoForce 2x1 (30)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20)
5 2033
696 AS 28 P Vertigo
15
Januari2016 pusing dan mual
100
/60
CT scan
normal
Betahistin Mesylate 6mg 2X1 (20)
Flunarizin 5mg 1x1 (10)
Domperidone 10mg 2x1 (20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
6 1125
222 S 63 P
Vertigo+CH
F
15 Januari
2016 pusing dan kepala
berputar-putar
110
/70
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (10)
Spironolacton 25mg 1x1 (15)
Bisoprolol 5mg 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
7 3744
77 DSN 50 P Vertigo
11 Februari
2016 RA
pusing atau gliyer,
kaki terasa berat
dan punggung
nyeri
120
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 2x1 (20)
Ginkgoforce 2x1 aps (60)
Lansoprazole 30mg 1x1 (20)
Kenacort 4mg 1x1 aps (10)
8 5167
96 HP 62 L
Vertigo +
CVA
16 Februari
2016
mual saat malam,
gliyer dan pusing
berputar
130
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 2x1 malam (20)
Domperidone 10mg 3x1 mual/gliyer
(15)
Vit B complex 1x1 (30)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
9 6051
72 S 64 L Vertigo
16 Februari
2016
pusing berputar
selama 3 minggu
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 3x1 (20)
Frego 5mg 1x 1 (10)
10 6680
73 DW 59 L Vertigo
17 Februari
2016
pusing gliyer
selam 2 minggu
post opname
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 2x1 (20)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (20)
Lancid cap 30mg 1x1 (10)
11 6334
07 YK 64 P Vertigo
17 Februari
2016 Hipertensi
pusing dan sakit
kepala
130
/10
0
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (30)
Ginkgoforce 2x1 (60)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (30)
12 9844
57 AP 64 P
Vertigo+Hip
ertensi+Cervi
cal
radikulophat
y
15/09/15
Hipertensi
,
dislipide
mia
pusing dan sakit
punggung
150
/10
0
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer(20)
Domperidone 10mg 2x1 (20)
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam
Amlodipine 5mg 1x1 (30)
Ibuprofen 400mg 2x1 p.c
Lansoprazole 30mg 1x1
13 1973
203 LK 52 L
Vertigo
+Hipertensi
23 Februari
2016 Hipertensi
pusing berputar
selama 3 minggu
160
/90
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 2x1 (10)
Ginkgoforce 2x1 (20)
Amlodipine 5mg 1x1 (20)
14 1068
543 KMG 51 P Vertigo
02 Maret
2016 GI
telinga kanan
berdengung
pusing sesnsasi
130
/80
CT scan
normal
Betaserc 24mg 2x1 (20)
Flunarizin 5mg 2x1 malam (20)
Domperidone 10mg 2x1 (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berputar dan mual Ginkgoforce 2x1 (20)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20)
15 1086
639 EG 21 P
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
31 Mei 2016 pusing dan sakit
kepala
110
/70
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10)
Neurobion forte tab 250s 1x1 (30)
16 1112
723 SS 64 P Vertigo
08 Maret
2016 pusing
170
/10
0
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 (20)
Pacetic 600mg 2x1 (20)
Methylprednisolone 4mg 2x1 p.c (20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
17 1128
224
ADT
L 32 P Vertigo
10 Maret
2016
gliyer disertai
mual, sakit kepala
sejak 1 tahun
100
/60
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1
Dramamine 50mg 3x1
Vit B complex 3x1
18 2012
390 IJM 54 L
Post
SNH+Vertig
o
11 Maret
2016
gliyer, pusing
berputar saat
perubahan posisi
kepala
130
/90
CT scan
normal
Frego 5mg 2x1 (15)
Merisolon 12mg 2-3x1 (15)
Thrombo aspilet 80mg 1x1 (30)
Valesco 80mg 1x1 (10)
19 1101
186 DS 50 L Dizziness
14 Maret
2016
gliyer, masih 40%
terasa
110
/80
CT scan
normal
Frego 5mg 2x1 (15)
Merisolon 12mg 2x1 (15)
20 7621
83 H 63 L
postitional
vertigo +
hipertensi
14 Maret
2016 pusing
130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Vit B complex 3x1 (20)
21 6956
98 SB 59 P
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
15 Maret
2016
Hipertensi
, DM, GI
pusing kepala
sebelah, kadang
gliyer
140
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x 0,5 (15)
Frego 5mg 1x1 pagi (5)
Zypraz askes 0,25mg (0)(0)(0) (0,5) (5)
22 1966
427 SN 62 P
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
16 Maret
2016 Hipertensi pusing dan gliyer
130
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (8)
Frego 5mg 2x1 (15)
Brainact 500mg 2x1 (15)
23
1108
987 M 53 L Post SH
21 Maret
2016
pusing, mual dan
kadang buyer
150
/90
CT scan
normal
Dramamine 50mg 2x1 (20)
Valesco 80mg 1x1 (30)
24
6102
65 ES 38 L BPPV
22 Maret
2016
pusing gliyer dan
kepala cekot-
cekot 130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Meloxicam askes 15 mg 1x1 siang (10)
Asam mefenamat 500mg 3x1 (20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
25
1130
281 R 29 P Vertigo
23 Maret
2016 pusing muter
100
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 1x1 (10)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20)
Vit B complex 3x1 (20)
26
2033
439 SS 50 L vertigo
23 Maret
2016
stroke,
DM
mual, muntah,
gliyer selama 1
minggu
140
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Lansoprazole JKN30mg cap 2x1 (15)
27
3462
80 OK 22 P
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
23 Maret
2016 GI
pusing sejak 3
hari, sering
mimisan 120
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Meloxicam JKN15 mg 1x1 (10)
Lansoprazole JKN30mg 1x1 (10)
28
6164
29 EM 46 P
Vertigo+Hip
ertensi
24 Maret
2016 Hipertensi
nyeri kepala,
kesemutan, kebas
di kepala
150
/10
0
CT scan
normal
Merisolon 6mg 2x1 pagi dan siang (15)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
Cetalgin (500mg+2mg) 2x1 (10)
Divask 10mg 1x1 (10)
29
5871
66 HE 57 P
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
24 Maret
2016 pusing
110
/70
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10)
Yekaneuron tab 100s 2x1 (10)
30
1130
381 SRSD 28 P BPPV
24 Maret
2016
merasa pusing
seminggu, gliyer
110
/60
CT scan
normal
Betahistin 12mg 2x1 gliyer (15)
Flunarizin 5mg 2x1 (15)
31
1532
39
WA
W 38 L
Vertigo
postional
28 maret
2016
dislipide
mia pusing berputar
130
/90
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 2x1 (16)
32
7015
68 M 53 P Vertigo
29 Maret
2016
Stroke
hipertens pusing
120
/80 CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Amlodipine 5mg 1x1 pagi (7)
33
2036
193 S 62 L
Vertigo
(Dizziness
+Giddnes)
29 Maret
2016
gliyer jika posisi
kepala miring ke
kiri dan nyeri
kepala kanan
140
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 2x1 (15)
Frego 5mg 2x1 (15)
Brainact 500mg 2x1 (15)
34
2007
474 N 57 L
Idem
+Vertigo
30 Maret
2016 stroke
pusing berputar
dan sakit
pinggang perut
bagian samping
120
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (10)
Domperidone 10mg 3x1 ac (10)
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam (5)
35
1920
057 SP 64 L Vertigo
30 Maret
2016
stroke,
DM
pusing dan
kontrol post
opname
130
/10
0
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Vit B complex 2x1 (20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
36
1923
630 TU 58 L Vertigo
30 Maret
2016 GI pusing
130
/90 CT scan
normal
Betahistin mesylat 6mg 3x1 gliyer (30)
Vit B complex 3x1 (30)
37
2024
179 LY 45 L
Vertigo +
Post Stroke 02 April 2016
Stroke,
hipertensi
kontrol setelah
donor darah dan
tengkuk terasa
kencang
140
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10)
Vit B complex 1x1 (30)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (5)
Farmasal 100mg 1x1 (30)
38
1720
516 TD 41 P
Cephalgia +
Vertigo 04 April 2016
pusing dan
mengeluh pusing
dan tes
sposmofilia
positif
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 1x1 (10)
Ginkgoforce 2x1 (60)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
Vit B complex 1x1 (20)
39
6605
73 D 53 L Vertigo 05 April 2016 GI pusing dan mual
130
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 2x1 (16)
Domperidone 10mg 3x1 mual/gliyer(20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
40
2001
785 KW 40 P
postitional
vertigo 05 April 2016
Hipertensi
, DM
mual dan sebulan
ini pusing cekot-
cekot
110
/70
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
41
6901
17 PS 63 L Vertigo 06 April 2016 hipertensi kepala gliyer
150
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Vit B complex 2x1 (15)
42
1128
701 AS 55 P
Vertigo
+LBP 07 April 2016 LBP
pusing berputar,
boyok terasa sakit
dan tangan sering
kesemutan, terasa
setelah opname
130
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20)
Domperidone 10mg 2x1 (20)
Meloxicam JKN15 mg 1x1 (10)
Amitriptyline 10mg cap rsb 1x1 malam
(30)
Lansoprazole 30mg 1x1 (20)
43
1022
243 AS 64 L Vertigo 11 April 2016
stroke,
hipertensi,
DM
gliyer dan pusing 110
/70
CT scan
normal
Frego 5mg 2x1 (20)
Vit B complex 2x1 (15)
44
5485
66 S 44 P Obst. Vertigo 12 April 2016 GI
sakit kepala
selama 2 hari dan
agak gliyer
110
/70
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 2x1 (20)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
45
2037
547 S 59 P Vertigo 15 April 2016
kontrol post
opname dan ada
riwayat masuk RS
karena vertigo
130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 2x1 (20)
Dramamine 50mg 2x1 (20)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
46
4400
21
BWH
K 58 P Vertigo 20 April 2016 pusing gliyer
100
/80
CT scan
normal
Flunarizin 5mg 1x1 malam (20)
Ginkgoforce 1x1 (20)
Merisolon 12mg 3x1 (30)
Allopurinol JKN100mg 1x1 (20)
Atrovastatin JKN20mg 1x0,5 malam ()
47
1108
493 S 60 P
Vertigo
positional,
Hipertensi
25 April 2016 Stroke kontrol post
opname
150
/90
CT scan
normal
Betahistin JKN12mg 2x1 (20)
Flunarizin 5mg 2x1 (20)
Valesco 80mg 1x0,5 (10)
Farmasal 100mg 1x0,5 (15)
48
4742
90 LWA 33 P
Vertigo +
Cephalgia 02 Mei 2016
selama 4 bulan
pusing hilang-
timbul, bahu
terasa agak
kemeng, telinga
terasa agak
mlanjer
120
/70
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 pusing (10)
Frego 5mg 1x1 malam (20)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (10)
Neurobion forte tab 250s 1x1 (20)
49
2038
340 JE 40 P Vertigo 03 Mei 2016
sejak 3 hari
pusing berputar,
kepala terasa
melayang dan
tidak nyaman
90/
60
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Frego 5mg 1x1 pagi (10)
Analsik (500mg+2mg) 2x1pagi dan
siang(10)
50
1125
811 HW 38 P Vertigo 09 Mei 2016
10 hari yang lalu
jatuh, wajah agak
bengkak dan
pusing
130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Vit B complex JKN3x1 (20)
51
1133
159 TL 48 P Obs Vertigo 11 Mei 2016
pusing berputar,
kepala belakang
seperti tertarik,
mual dan pusing
130
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 3x0,5 (20)
Frego 5mg 1x1 pagi (10)
Dramamine 50mg 2x0,5 (5)
Analsik (500mg+2mg) 2x1pagi dan
siang (6)
Celebrex 100mg cap 2x1 (15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
52
1119
918 LL 53 P Vertigo 30 Juni 2016
stroke,
hipertensi
telinga masih
berdengung yang
kanan
130
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Fenitoin JKN 100mg 2x1 (15)
53
2028
178 SS 53 P
nggilyer+vert
igo 12 Mei 2016
riwayat pernah
jatuh, gliyer dan
tangan kiri terasa
panas
130
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Vit B complex 3x1 (20)
Alpentin 300mg 1x100mg sore (20)
54
1119
189 I 39 P Vertigo
20 Januari
2016
mual, muntah dan
pusing berputar
sering kambuh
120
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (20)
Frego 5mg 1x1 pagi (10)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (5)
55
1102
502 S 57 P Vertigo 16 Mei 2016
dislipide
mia
vertigo sejak 3
hari, dan sudah
minum obat
antivertigo tapi
tidak membaik
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (15)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (15)
Brainact 500mg 2x1 (15)
56
4718
34 DD 20 L BPPV 17 Mei 2016
kadang mual,
kadang juga
merasa pusing
berputar-putar
seperti mau jatuh,
dan terasa seperti
pusing gliyer
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (15)
Frego 5mg 2x1 (5)
Dramamine 50mg 2x1 (20)
57
1109
029 JAP 47 L Vertigo 18 Mei 2016
gliyer, pusing,
tidur miring ke
kiri terasa mau
muntah, riwayat
post opname
130
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Farmasal 100mg 1x1 (10)
58
1134
110 IJ 62 P
BPPV+tensio
n headeach 23 Mei 2016 hipertensi
mual, muntah dan
pusing berputar,
gliyer
120
/70
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x2 (30)
Frego 5mg 1x1 (10)
Dramamine 50mg 3x0,5 (6)
59
1134
259 s 62 P BPPV 23 Mei 2016
kepala pusing
berputar sejak 5
hari dan mata
kabur
140
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 3x0,5 (15)
Frego 5mg 1x1 (10)
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
60
1504
16 HD 44 L Vertigo 24 Mei 2016
kontrol post
opname riwayat
ISPA, GEA,
fibrosis hari ke V,
dan masih gliyer
130
/80
CT scan
normal
Merisolon 12mg 2x1 (20)
Frego 5mg 2x1 (20)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
61
4966
03 IW 49 L
BPPV+Nista
gmus+horiso
ntal
07 Juni 2016 Stroke masih sering
pusing
110
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 2x2 (10)
Zypraz askes 0,5mg 1x 0,5 (4)
Aptor askes 100mg 1x1 (10)
62
1134
322 NW 38 L
Vertigo
psikogenik 26 Mei 2016
pusing gliyer,
cemas anxietas,
kiri tinitus sudah
3x scan normal
110
/70
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (15)
Kalxentin askes 10mg 1x1 (15)
63
5333
07 SM 61 P
Cephalgia +
Vertigo 26 Mei 2016
stroke,
DM
postopname,
kepala masih
pusing, nafsu
makan turun,
tangan kanan
kesemutan
130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10)
Lipitor 20mg 1x1 malam (20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
64
2038
877 T 44 P
Vertigo +
stroke 27 Mei 2016 stroke
pusing dan masih
kontrol 130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 1x1 (15)
Brainact 500mg 1x1 (15)
Copidogrel 75mg 1x1 (15)
65
5701
54 SR 37 P Cephalgia 31 Mei 2016
kontrol post
opnamea, papila
edema mata
120
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10)
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10)
Pacetic 600mg 2x1 (10)
66
6901
17 PS 63 L Vertigo 29 Juni 2016
stroke,
hipertensi pusing
170
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Vit B complex 2x1 (15)
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam (7)
Amlodipine 5mg 1x1 pagi (7)
67
1135
156 S 61 L Vertigo 04 Juni 2016
OS riwayat
vertigo dan
kambuh
120
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 2x1 (15)
Frego 5mg 2x1 (15)
68
6225
78 M 54 P Vertigo 06 Juni 2016 stroke
sejak seminggu
OS mengeluh
pusing berputar,
telinga
berdengung
130
/90
CT scan
normal
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (10)
Frego 5mg 1x1 (10)
Zypraz 0,25mg 1x1 sore (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
69
0069
680(
6)7
S 62 L Vertigo
perifer 06 Juni 2016
hipertensi
esensial
mual, muntah dan
sering gliyer,
posisi berubah
130
/80
CT scan
normal
Betahistin 12mg 2x1 (20)
Flunarizin 5mg 2x1 (20)
70
1135
210 AB 56 P Vertigo 07 Juni 2016
pusing berputar,
sakit kepala
sebelah
120
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing
Amitriptyline 10mg cap rsb 1x1 malam
(30)
Methylprednisolone 4mg 1x1 p.c (10)
Lansoprazole 30mg 1x1 ac (10)
71
1076
776 AM 46 P
Vertigo
(sebelumnya
positional
vertigo)
07 Juni 2016 stroke kontrol dan masih
ngliyer
130
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10)
Yekalgin (500mg+2mg) 2x1 gliyer (20)
Methylprednisolone 4mg 1x1 p.c (10)
Candesartan JKN8mg 1x1 (20)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
72
5434
78 I 59 P Vertigo 08 Juni 2016 DM
pusing berputar,
kaki sakit, boyok
sakit, riwayat DM
140
/90
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20)
Meloxicam JKN15 mg 1x1 pc (10)
Alpentin 300mg 1x100mg malam (10)
Lansoprazole 30mg 1x1 (10)
73
2013
758 S 63 P
HT+DM2+v
ertigo 09 Juni 2016 Hipertensi
kontrol kedua
kaki kesemutan
120
/80
CT scan
normal
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15)
Flunarizin 5mg 2x1 (15)
Vit B complex 1x1 (30)
Metformin JKN500mg 1x1 (30)
74
2038
598 SC 52 P Vertigo 13 Juni 2016
pusing berputar
kadang kepala
cenat-cenut
120
/80
CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x0,5 (20)
Flunarizin 5mg 1x1 pagi (10)
Zypraz askes 0,5mg (0) (0) (0) (0,5)(15)
75
2020
639 EU 55 P Vertigo 15 Juni 2016
Stroke
hipertensi
pusing berputar
sejak 1 bulan
120
/80 CT scan
normal
Betaserc askes 8mg 3x1 (20)
Dramamine 50mg 3x1 (20)
Lanamol askes 500mg 3x1 (20)
Vit B complex 3x1 (20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 2 Assasment dan Plan (Rekomendasi) Keterangan:
1. Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy),
2. Indikasi tanpa obat (need additional drug therapy),
3. Obat kurang efektif (Ineffective drug) 4. Dosis kurang (dosage too low)
5. Dosis berlebih (dosage too high),
6. Interaksi dan efek samping obat (adverse drug reaction)
Koding:
0=Tidak ada kejadian DRPs
1= Ada kejadian DRPs
No. Obat Vertigo 1 2 3 4 5 6 Assasment Plan (Rekomendasi)
1
Betahistin mesylate 6mg 3x1 (30) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Vit B complex 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Amlodipine 5mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
2
Betahistin mesylate 6mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. terdapat interaksi antara alpentin dan
flunarizine yang bersifat moderate
1. monitoring efek aplentin, jika outcome
yang diinginkan tidak muncul maka
naikkan dosis alpentin Flunarizin 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 1
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Alpentin 300mg 1x100 mg malam (10) 0 0 0 0 0 1
3 Betahistin mesylate 6mg 2x1 (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Furneuro 1x1 (15) 0 0 0 0 0 0
4
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Gingkoforce dan dan
diazepam bersifat moderate
1. Monitor efek diazepam pada analsik jika
outcome tidak muncul tambahkan regimen
dosis atau tambahkan alprazolam Frego 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Ginkgoforce 2x1 (30) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20) 0 0 0 0 0 1
5
Betahistin mesylate 6mg 2x1 (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Beri keterangan diresep penggunaan
flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur
Flunarizin 5mg 1x1 (10) 0 1 0 0 0 0
Domperidone 10mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
6
Betahistin mesylate 6mg 3x1 (10) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara spironolactone dan
bisoprolol yang bersifat mnitor closely
1. Monitor kadar serum potassium, karena
spironolactone dapat meningkatkan kadar
potasium Spironolacton 25mg 1x1 (15) 0 0 0 0 0 1
Bisoprolol 5mg 2x1 0 0 0 0 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
7
Betahistin mesylate 6mg 2x1 (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interaksi antara lansoprazole dan
kenacort yang bersifat minor
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Karerna sifat interaksi minor tidak perlu
perubahan regimen terapi hanya
dimonitoring efek lansoprazole
Flunarizin 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Ginkgoforce 2x1 aps (60) 0 0 0 0 0 1
Lansoprazole 30mg 1x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Kenacort 4mg 1x1 aps (10) 0 0 0 0 0 0
8
Betahistin mesylate 6mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Vit B complex dan
lansoprazole yang bersifat minor
1. Karerna sifat interaksi minor tidak perlu
perubahan regimen, lanjutkan tepapi jika
ada outcome yang tidak tercapai evaluasi
terapi
Flunarizin 5mg 2x1 malam (20) 0 0 0 0 0 0
Domperidone 10mg 3x1gliyer (15) 0 0 0 0 0 0
Vit B complex 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 1
9
Merisolon 12mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Beri keterangan diresep penggunaan
flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur Frego 5mg 1x 1 (10)
0 1 0 0 0 0
10
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara zypraz dan diazepam
yang bersifat monitor closely
1. Monitor outcome kedua obat ini terkait
efek sedasi. Jika, efek yang muncul
berlebih evaluasi regimen dosis terapi
karena kedua obat ini meningkatkan efek
sedasi.
Frego 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Lancid cap 30mg 1x1 (10)
0 0 0 0 0 0
11
Merisolon 12mg 2x1 (30) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Gingkoforce dan
dan diazepam bersifat moderate
1. Monitor efek diazepam pada analsik jika
outcome tidak muncul tambahkan regimen
dosis atau tambahkan alprazolam Ginkgoforce 2x1 (60) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (30) 0 0 0 0 0 1
12
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer(20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Domperidone 10mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam 0 0 0 0 0 0
Amlodipine 5mg 1x1 (30) 0 0 0 0 0 0
Ibuprofen 400mg 2x1 p.c 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 0 0 0 0 0 0
13
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 2x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Ginkgoforce 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Amlodipine 5mg 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
14
Betaserc 24mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Gingkoforce dan
diazepam bersifat moderate
1. Monitor efek diazepam pada analsik jika
outcome tidak muncul tambahkan
regimen dosis atau tambahkan alprazolam Flunarizin 5mg 2x1 malam (20) 0 0 0 0 0 0
Domperidone 10mg 2x1 (10) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Ginkgoforce 2x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20) 0 0 0 0 0 1
15
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Neurobion forte tab 250s 1x1 (30) 0 0 0 0 0 0
16
Betahistin mesylate 6mg 2x1 (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan lansoprazole yang bersifat minor
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Lanjutkan regimen terapi dan tetap
monitor outcome lansoprazole
Pacetic 600mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Methylprednisolone 4mg 2x1 p.c (20) 0 0 0 0 0 1
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 1
17
Betahistin mesylat 6mg 2x1 0 0 1 0 0 1 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interaksi antara betahistin meysilate
dan dramamine yang bersifat minor
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Monitor outcome dari Dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual
Dramamine 50mg 3x1 0 0 0 0 0 1
Vit B complex 3x1 0 0 0 0 0 0
18
Frego 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Thrombo aspilet
dan Valesco bersifat monitor closely
1. Monitor kadar serum potassium, karena
kedua obat tersebut dapat meningkatkan
kadar potassium, serta pantau juga
outcome valseco karena aspirin
menurunkan efek valesco
Merisolon 12mg 2-3x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Thrombo aspilet 80mg 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
Valesco 80mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 1
19 Frego 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Merisolon 12mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
20
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari Dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Vit B complex 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0
21
Betaserc askes 8mg 3x 0,5 (15)
0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum
2. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1
2. Beri keterangan diresep penggunaan
Frego 5mg 1x1 pagi (5) 0 1 0 0 0 0 3. Sedian setangah tablet zypraz tidak tepat flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur
3. Ganti sediaan zypraz dengan potensi
0,25mg Zypraz askes 0,25mg (0) (0) (0) (0,5) (5)
0 1 0 0 0 0
22
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (8) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Brainact 500mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
23
Dramamine 50mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Valesco 80mg 1x1 (30) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
24
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara Asam mefenamat
dan Meloxicam yang bersifat moderate
2. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor kadar serum potassium karena
kedua obat ini dapat meningkatkan nya,
serta monitor toksisitas kedua obat ini
terkait clearence di ginjal
2. Monitor outcome dari Dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual.
Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Meloxicam askes 15 mg 1x1 siang (10) 0 0 0 0 0 1
Asam mefenamat 500mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
25
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Beri keterangan diresep penggunaan
flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur Frego 5mg 1x1 (10) 0 1 0 0 0 0
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20) 0 0 0 0 0 0
Vit B complex 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0
26
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Lansoprazole JKN 30mg cap 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
27
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Meloxicam JKN 15 mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole JKN 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
28
Merisolon 6mg 2x1 pagi dan siang (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Cetalgin (500mg+2mg) 2x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Divask 10mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
29
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Yekaneuron tab 100s 2x1 (10) 0 0 0 0 0 0
30
Betahistin 12mg 2x1 gliyer (15) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Flunarizin 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
31
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan 1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 2x1 (16) 0 0 0 0 0 0 tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
32
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Amlodipine 5mg 1x1 pagi (7) 0 0 0 0 0 0
33
Betaserc askes 8mg 2x1 (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum 1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1 Frego 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Brainact 500mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
34
Betaserc askes 8mg 3x1 (10) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Domperidone 10mg 3x1 ac (10) 0 0 0 0 0 0
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam (5) 0 0 0 0 0 0
35
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate dibawah dosis
minimum
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Vit B complex 2x1 (20
0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
36
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (30) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Vit B complex 3x1 (30) 0 0 0 0 0 0
37
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interaksi antara Vit B complex dan
Farmasal bersifat minor
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Lanjutkan regimen terapi, jika outcome
vit B tidak muncul tambahkan frekuensi
vit B menjadi 2x1
Vit B complex 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (5) 0 0 0 0 0 0
Farmasal 100mg 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
38
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara g inkgoforce dan
zypraz yang bersifat moderate
1. Monitoring outcome zypraz jika tidak
muncul tambahkan dosis menjadi 0,5mg
1x1 Frego 5mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Ginkgoforce 2x1 (60) 0 0 0 0 0 1
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 1
Vit B complex 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
39
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Flunarizin 5mg 2x1 (16) 0 0 0 0 0 0
Domperidone 10mg 3x1 mual/gliyer (20) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
40
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari Dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Vit B complex 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0
41
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Vit B complex 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
42
Betahistin mesylate 6mg 3x1 gliyer (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Domperidone 10mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Meloxicam JKN15 mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Amitriptyline 10mg cap 1x1 malam (30) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
43
Frego 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
2. Terapi dilanjutkan
Vit B complex 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
44
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara zypraz dan
diazepam yang bersifat monitor closely
1. Monitoring efek sedasi, jika terlalu
berlebih hentikan pemberian zypraz Frego 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (10) 0 0 0 0 0 1
45
Betaserc askes 8mg 2x1 (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum
2. Terdapat interaksi antara dramamine dan
zypraz yang bersifat monitor closely
1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1
2. Monitor efek sedasi dari zypraz, jika
terlalu tinggi turunkan dosis dramamine
Dramamine 50mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
46
Flunarizin 5mg 1x1 malam (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Ginkgoforce 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Merisolon 12mg 3x1 (30) 0 0 0 0 0 0
Allopurinol JKN100mg 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Atrovastatin JKN20mg 1x0,5 malam () 0 0 0 0 0 0
47
Betahistin JKN12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Terdapat interaksi antara Valesco dan
farmasal yang bersifat monitor closely
1. Monitoring kadar serum potassium,
karena kedua obat ini meningkatkankadar
serum potasium Flunarizin 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Valesco 80mg 1x0,5 (10) 0 0 0 0 0 1
Farmasal 100mg 1x0,5 (15) 0 0 0 0 0 1
48
Merisolon 12mg 2x1 pusing (10) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 1x1 malam (20) 0 0 0 0 0 0
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (10) 0 0 0 0 0 0
Neurobion forte tab 250s 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
49
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Beri keterangan diresep penggunaan
flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur Frego 5mg 1x1 pagi (10) 0 1 0 0 0 0
Analsik (500mg+2mg) 2x1pagi dan
siang(10)
0 0 0 0 0 0
50
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Vit B complex JKN3x1 (20) 0 0 0 0 0 0
51
Betaserc askes 24mg 3x0,5 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
2. Terdapat interaksi antara diazepam dan
dramamine yang bersifat monitor closely
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual
2. Monitor efek sedasi dari diazepam Frego 5mg 1x1 pagi (10) 0 0 0 0 0 0
Dramamine 50mg 2x0,5 (5) 0 0 0 0 0 1
Analsik (500mg+2mg) 2x1pagi siang (6) 0 0 0 0 0 1
Celebrex 100mg cap 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
52
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1 Fenitoin JKN 100mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
53
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
2. Terdapat interaksi antara alpentin dan Vit B
complex yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual
2. Karena interaksi minor hanya dilakukan
monitoring dan lanjutkanregimen terapi
Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Vit B complex 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Alpentin 300mg 1x100mg sore(20) 0 0 0 0 0 1
54
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang
diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 1x1 pagi (10) 0 0 0 0 0 0
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (5) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
55
Merisolon 12mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang
diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Analsik (500mg+2mg) 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Brainact 500mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
56
Merisolon 12mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara merislon dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Frego 5mg 2x1 (5) 0 0 0 0 0 0
Dramamine 50mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 1
57
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Farmasal 100mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
58
Betaserc askes 8mg 3x2 (30) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual Frego 5mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Dramamine 50mg 3x0,5 (6) 0 0 0 0 0 1
59
Betaserc askes 24mg 3x0,5 (15) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang
diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
Zypraz 0,25mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
60
Merisolon 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Frego 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing (20) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
61
Betaserc askes 8mg 2x2 (10) 0 0 0 0 0 0 1. Pemilihan sediaan zyraz yang setengah tablet
tidak tepat
1. Ganti sediaan zyparz dengan potensi
0,25mg Zypraz askes 0,5mg 1x 0,5 (4) 0 1 0 0 0 0
Aptor askes 100mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
62
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (15) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Kalxentin askes 10mg 1x1 (15) 0 0 0 0 0 0
63
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Lipitor 20mg 1x1 malam (20) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
64
Betaserc askes 8mg 1x1 (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum 1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1 Brainact 500mg 1x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Copidogrel 75mg 1x1 (15) 0 0 0 0 0 0
65
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (10) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Pacetic 600mg 2x1 (10) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
66
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Vit B complex 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Alprazolam 0,25mg 1x1 malam (7) 0 0 0 0 0 0
Amlodipine 5mg 1x1 pagi (7) 0 0 0 0 0 0
67
Betaserc askes 8mg 2x1 (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum 1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1 Frego 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
68
Betaserc askes 24mg 2x0,5 (10) 0 0 0 0 0 0 1. Penggunaan flunarizine seharusnya diberikan
saat malam hari
1. Beri keterangan diresep penggunaan
flunarizine 1x1 pada malam hari atau
menjelang tidur Frego 5mg 1x1 (10) 0 1 0 0 0 0
Zypraz 0,25mg 1x1 sore (10) 0 0 0 0 0 0
69
Betahistin 12mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0 1. Dosis, indikasi, penggunaan sudah tepat dan
tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
1. Terapi dilanjutkan
Flunarizin 5mg 2x1 (20) 0 0 0 0 0 0
70
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan diazepam bersifat monitor closely
3. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan amitriptyline yang bersifat minor
4. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan lansoprazole yang bersifat minor
5. Terdapat interksi antara diazepam dan
amitriptyline yang bersifat monitor closely
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Lanjutkan regimen terapi dan monitor
outcome diazepam, jika efek yang
diharpkan tdak muncul tambahkan
alprazolam
3. Lanjutkan regimen terapi dan tetap
monitor outcome amitriptyline
4. Lanjutkan regimen terapi dan tetap
monitor outcome lansoprazole
5. Monitoring efek sedasi
Analsik (500mg+2mg) 2x1 pusing 0 0 0 0 0 1
Amitriptyline 10mg cap rsb 1x1 malam
(30)
0 0 0 0 0 1
Methylprednisolone 4mg 1x1 P.C (10) 0 0 0 0 0 1
Lansoprazole 30mg 1x1 ac (10) 0 0 0 0 0 1
71
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan lansoprazole yang bersifat minor
3. Terdapat interksi antara methylprednisolone
dan diazepam yang bersifat monitor closely
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Lanjutkan regimen terapi dan tetap
monitor outcome lansoprazole
3. Lanjutkan regimen terapi dan monitor
outcome diazepam, jika efek yang
diharpkan tdak muncul tambahkan
alprazolam
Flunarizin 5mg 1x1 malam (10) 0 0 0 0 0 0
Yekalgin (500mg+2mg) 2x1 aps gliyer
(20)
0 0 0 0 0 1
Methylprednisolone 4mg 1x1 P.C (10) 0 0 0 0 0 1
Candesartan JKN8mg 1x1 (20) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 1
72
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah 1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
Meloxicam JKN15 mg 1x1 P.C (10) 0 0 0 0 0 0
Alpentin 300mg 1x100mg malam (10) 0 0 0 0 0 0
Lansoprazole 30mg 1x1 (10) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
73
Betahistin mesylate 6mg 2x1 gliyer (15) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betahistin mesylate terlalu rendah
2. Terdapat interaksi antara vit B comlex
dengan metformin yang bersifat minor
1. Tambahkan dosis Betahistin mesyilate
menjadi dosis minimal yaitu 6 mg 3x1
2. Monitoring outcome Vit B jika tidak
muncul tambahkan menjadi 2x1, karena
metformin dapat menurunkan kadar
cyanocobalamin (vit B12)
Flunarizin 5mg 2x1 (15) 0 0 0 0 0 0
Vit B complex 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
Metformin JKN 500mg 1x1 (30) 0 0 0 0 0 1
74
Betaserc askes 8mg 3x0,5 (20) 0 0 1 0 0 0 1. Dosis betaserc dibawah dosis minimum 1. Tambahkan dosis betaserc menjadi dosis
minimal 8mg 3x1 Flunarizin 5mg 1x1 pagi (10) 0 0 0 0 0 0
Zypraz askes 0,5mg (0) (0) (0) (0,5) (15) 0 0 0 0 0 0
75
Betaserc askes 8mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1 1. Terdapat interaksi antara betaserc dan
dramamine yang bersifat minor
1. Monitor outcome dari Dramamine terkait
fungsiya sebagai antimual. Dramamine 50mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 1
Lanamol askes 500mg 3x1 (20) 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan anti vertigo
Kelas Terapi (indikasi)
Golongan Jenis Obat Jumlah Persentase
(%=100)
sistem saraf (Antivertigo)
Histaminergik
Betahistin Mesylate 31 64
®Merisolon 17
Betahistin dihidrochloride 0 33,33
®Betaserc 25
Antagonis kalsium Flunarizin 16
53,33 ®Frego 24
Antihistamin Dimenhidrinat
(®Dramamine) 13 17,33
Antidopaminergik Domperidone 7 9,33
Vasodilator citikolin (®Brainact) 4 5,33
Ginkgo biloba (®Ginkoforce) 7 9,33
Suplemen
Vit B complex 16 21,33
Yekaneuron 1 1,33
Furneuro 1 1,33
®neurobion 3 4
benzodiazepin ®Zypraz 12
20 alprazolam 3
analgesik ®Analsik 13 17,33
®cetalgin 1 1,33
Antidrepesan Amitriptyline 2 2,66
fluorosentine (®kalxentine) 1 1,33
antikonvulsan Gabapentin (Alpentin) 3 4
Fenitoin 1 1,33
saluran cerna Ppi Lansoprazole 16 21,33
antiinflamasi
NSAID
ibupofen 1 1,33
paracetamol pacetic) 3 4
celecoxib (celebrex) 1 1,33
Meloxicam 3 4
Asam mefenamat 1 1,33
kortikosteroid Methylprednisolone 3 4
triamcolone (kenacort) 1 1,33
antihipertensi
CCB dihidropiridine Amlodipine 6 8
diuretik (hemat-
kalium) Spironolacton 1 1,33
Beta blocker Bisoprolol 1 1,33
ARB Candesartan 1 1,33
(Valsartan) Valesco 3 4
Stroke Antiplatelet
Copidogrel 1 1,33
Farmasal(Aspirin) 4 5,33
Thrombo Aspilet (Aspirin) 1 1,33
Hiperuresemia xantine-oxidase
inhibitor allopurinol 1 1,33
Dislipidemia HMG CoA
reductase inhibitors Atrovastatin (lipitor) 2 2,66
antidiabetik Sulfunilurea metformine 1 1,33
Catatan: perhitungan persentase obat dihitung dengan cara membagi jumlah obat yang digunakan dengan
jumlah kasus (75 kasus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 4. Interaksi obat
Keterangan :
Interaksi obat menggunakan Medscape Drug Interaction Checker (http://reference.medscape.com/drug-
interactionchecker) dan MIMs interaction
No.
kasus Obat 1 Obat 2
Kategori
interaksi
obat
Keterangan
1 -
2 flunarizine alpentin moderate Flunarizin menurunkan kadar Alpentin
3 -
4 ginkgoforce diazepam moderate GinkgoForce menurunkan efek
diazepam
5 -
6 bisoprolol spironolactone Monitor
Closely
bisoprolol dan spironolactone
keduanya meningkatkan serum
potassium
7 ginkgoforce lansoprazole minor GinkgoForce mempercepat
metabolisme lansoprazole di hati
8 lansoprazol
e
cyanocobalamin
(b12) minor
lansoprazole menghabat absorbsi Vit
B12
9 -
10 alprazolam diazepam Monitor
Closely
alprazolam dandiazepam
meningkatkan efek sedasi
11 ginkgoforce diazepam moderate GinkgoForce mengurangi efek
diazepam
12
13 -
14 ginkgoforce diazepam moderate GinkgoForce mengurangi efek
diazepam
15 -
16 methylpredni
solone lansoprazole minor
methylprednisolone akan
meningkatkan efek
lansoprazoledengan mempengaruhi
enzim metabolise CYP3A4 .
17 betahistine
meysilate dramamine minor
Betahistine menurunkan efek
antihistamin
18 valsartan aspirin Monitor
Closely
valsartan dan aspirin keduannya
meningkatkan serum potassium. Selain
itu, aspirin menurunkan efek valsartan
dengan mekanisme secara
farmakodianamik
19 -
20 betaserc dramamine moderate Betahistine menurunkan efek
antihistamin
21 -
22 -
23 -
24
asam
mefenamat meloxicam moderate
kedua obat berkompetisi untuk
clearence di renal tubular. Selain itu
interaksi kedua obat ini dapat
meningkatkan serum potassium dan
efek antikoagulan
betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
25 -
26 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
27 -
28 -
29 -
30 -
31 -
32 -
33 -
34 -
35 -
36 -
37 aspirin cyanocobalamin
(vit b 12) minor
aspirin menurunkan absorbsi vitamin
b12
38 ginkgoforce alparazolam moderate GinkgoForce mengurangi efek
alparazolam
39 -
40 betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
41 -
42 -
43 -
44 alprazolam diazepam Monitor
Closely
alprazolam dan diazepam keduannya
meningkatkan efek sedasi
45
dimenhydrin
ate
alprazolam Monitor
Closely
dimenhydrinatedapat meningkatkan
efek sedasi alprazolam
46 -
47 valsartan aspirin Monitor
Closely
valsartan dan aspirin keduannya
meningkatkan serum potassium. Selain
itu, aspirin menurunkan efek valsartan
dengan mekanisme secara
farmakodianamik
48 -
49 -
50 betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
51
dramamine diazepam Monitor
Closely
dimenhydrinate meningkatkan efek
sedasi diazepam
betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
52 -
53
gabapentin cyanocobalamin
(vit b 12) minor
gabapentin menurunkan absorbsi
vitamin b12
betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
54 -
55 -
56 merisolon dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
57 betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
58 betaserc dramamine minor Betahistine menurunkan efek
antihistamin
59 -
60 -
61 -
62 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
63 -
64 -
65 -
66 -
67 -
68 -
69 -
70
diazepam methylprednisol
one
Monitor
Closely
Methylprednisolone menurunkan
diazepam efek diazepam dengan
mempengaruhi metabolisme enzime
CYP3A4
diazepam amitriptyline Monitor
Closely
diazepam dan amitriptyline keduanya
menigkatkan efek sedation
methylpredni
solone amitriptyline minor
methylprednisolone menurunkan efek
amitriptyline dengan mempengaruhi
metabolisme enzime CYP3A4
methylpredni
solone lansoprazole minor
methylprednisolone menurunkan efek
lansoprazole dengan mempengaruhi
metabolisme enzime CYP3A4
71
methylpredni
solone lansoprazole minor
methylprednisolone menurunkan efek
lansoprazole dengan mempengaruhi
metabolisme enzime CYP3A4
methylpredni
solone diazepam
Monitor
Closely
methylprednisolone menurunkan efek
diazepam dengan mempengaruhi
metabolisme enzime CYP3A4
72 -
73 metformin cyanocobalamin
(vit b 12) minor
metformin dmenurunkan kadar
cyanocobalamin (Vit B12)
Catatan: kategoti interaksi moderate setara dengan monitor closely
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 5. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian (Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Drug Related Problems
(DRPs) pada Pasien dengan Diagnosis Vertigo Perifer di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” memiliki nama
lengkap Andreas Krisyonas Rendra. Penulis lahir di Ganjaran
pada tanggal 18 Juni 1995, merupakan putra kedua dari tiga
bersaudara dalam keluarga pasangan Yohanes Kustanto dan
Yuliana Mahtila Daliyem. Pendidikan formal yang ditempuh
penulis dimulai di TK Dharma wanita (1999-2001). Pendidikan
dilanjutkan ke SD Negeri 3 Gumukmas (2001-2007), setelah itu
dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Pringsewu (2007-2010), pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 1 Pringsewu (2010-2013). Kemudian pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi
di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013.
Semasa menempuh kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitian. antara lain menjadi
anggota divisi P3K PPRtoS (2013-2014), anggota divisi P3K TITRASI (2014), anggota
divisi Pendaftaran INSADHA (2015). Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum pada
praktikum Botani Farmasi (2014-2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI