Evaluasi

18
TEKNIK TES

Transcript of Evaluasi

TEKNIK TES

Cara merespon

Verbal

Tes tertulis

Subjektif

Uraian Terbatas

Uraian Bebas

Objektif

Benar Salah

Pilihan Ganda

Isian

Melengkapi

Menjodohkan

Tes Lisan

Non VerbalTes

Perbuatan

Tes Tertulis

Tes Identifikasi

Tes Simulasi

Sampel Kerja

Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik

• Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Jadi anak akan mengucapkan atau menulis jawabannya, sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.

• Non verbal , yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu berbentuk tingkah laku. Jadi anak itu berbuat sesuai dengan perintah atau pertanyaan yang diberikan. Misalnya dalam pendidikan jasmani untuk memeriksa apakah seorang murid sudah dapat meloncat dengan gaya tertentu, maka cara yang paling baik dan langsung ialah menyuruh anak tadi meloncat dengan gaya telah ditetapkan.

Konsep dasar tes perbuatan

• Tes perbuatan disebut juga dengan tes keterampilan (skill test atau performance test). Menurut Dewa Ketut Sukardi, tes performa ialah tes yang menuntut testee untukmenggerakkan atau menggunakan objek-objek, atau menyusun bagian-bagian yang dikerjakan dengan tepat, dan menurut Smith & Adams, ‘Performance tes’, adalah suatu tesyang berhubungan dengan berbagai bentuk aktifitas fisik, seperti, memasang pola denganbalok-balok kayu.

• Dapat ditarik pengertian bahwa, tes performa merupakan bentuk tes yang menuntutjawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan/perbuatan, unjuk kerja atau keterampilanmelakukan tugas-tugas tertentu. Siswa bertindak atau mempraktekkan danmendemonstrasikan sesuai dengan apa yang diperintahkan atau ditanyakan. Misal, cobapraktekkan cara menggosok gigi yang benar sesuai aturan, cara lompat/loncat (tinggi, indah, jauh) yang benar, cara berenang sesuai dengan gaya dan teknik tertentu.

• Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.

• Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan (2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan materi dan keterampilan praktik (3) dalam penggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek (4) guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.

• Adapun kelemahannya adalah (1) memakan waktu yang lama (2) dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar (3) cepat membosankan (4) membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya

Aspek-aspek penilaian dalam tes perbuatan

• Penilaian pada proses (bagaimana cara yang ditempuhsiswa dalam memperoleh/melakukan ‘sesuatu’ secara baik, benar, dan efektif). Contoh mengajarkan keterampilanmotorik (berenang), siswa tidak secara langsungdimasukkan ke dalam kolam renang, namun diajarkandahulu bagaimana posisi kaki dan tangan yang benar, caramengambil napas, kerjasama kaki – tangan – pernapasan, dan sebagainya. Penilaiannya dilakukan pada gerakan yang menghasilkan tingkah laku menurut rangkaian yang tepat.

• Penilaian pada hasil, misal pada pelajaranmenggambar/melukis, keterampilan, kerajinan tangan, menjahit, dan lain-lain. Guru bisa saja tidak menilaiprosesya, tetapi menilai pada hasil akhir/karya siswa.

Konstruksi Tes Performansi

• Tes Identifikasi, mencakup kedalaman variasi dari situasi tes yang mereprsentasikan derajat kenyataanlapangan yang beragam. Umumnya ini dilakukan dalam lapangan ‘pendidikan/lembaga industri’. Misalnyaidentifikasi mengenai bagian performa tugas (misal: menemukan ‘konsleting’ pada suatu jaringan listrik) iaakan mengidentifikasi: alat-alat, perlengkapan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani tugastersebut. Contoh lain mengidentifikasi berbagai kemungkinan faktor penyebab ketidakberfungsian suatumesin (misal: mobil, motor, dan sebagainya). Dalam Biologi, mengidentifikasi perlengkapan dan proseduryang diperlukan untuk membimbing/melakukan suatu eksperimen, koreksi pengucapan, koreksi prosedurpemecahan masalah, identifikasi berbagai aturan kepemimpinan yang akan dipraktekkan dalam kelas, dansebagainya. Secara umum tes identifikasi digunakan sebagai suatu alat/strategi pengajaran untukmempersiapkan performa aktual para siswa dalam situasi simulasi maupun yang sebenarnya.

• Simulasi, lebih menekankan kepada prosedur, yaitu bagimana siswa dapat menampilkan tingkah laku (suatu tugas) yang sama dalam situasi nyata sebagaimana ditampilkan dalam simulasi. Misalnya: mendemonstrasikan ‘berenang’ dengan gaya dan teknik tertentu, mensimulasikan wawancara antarainstruktur (perusahaan) dengan pelamar kerja suatu pekerjaan. Ini digunakan dalam pengajaran untukmengevaluasi tujuan. Dalam beberapa situasi, simulasi performa siswa digunakan sebagai penilaian akhirdari suatu keterampilan tertentu (misal: performa laboratorium kimia, latihan menyetir).

• Sampel kerja (work sample), ini merupakan tingkatan ‘realisasi’ tertinggi. Di sini mengharuskan siswauntuk menampilkan tugas secara aktual yang merepresentasikan performa keseluruhan yang hendakdiukur. Meliputi elemen yang krusial dan penampilan yang terkontrol dengan standard tertentu. Setiapperforma siswa pada suatu standard kemudian digunakan sebagai bukti dari abilitas individual (mengenaisuatu tugas) dalam suatu kondisi khusus/tertentu. Contoh dalam bidang industri, misalya, siswadiharuskan untuk melengkapi suatu proyek dari pekerjaan tukang logam (metalwoorking) atau pekerjaantukang kayu (woodworking) yang melibatkan semua tahapan-tahapan sebagaimana dalam situasipekerjaan sebenarnya (menentukan, memilih/mengurutkan material, dan mengkonstruksi).

Tes perbuatan dalam pembelajaranbahasa Arab

• Sebagaimana telah diuraikan bahwa tes performa memfokuskan kepada tujuan belajar‘keterampilan’ (skill) tertentu, yaitu keterampilan dalam proses/prosedur, produk/hasil maupunkombinasi keduanya. Tes performa diperlukan untuk menilai keterampilan aktual siswa. Misalnyadalam mata pelajaran: Ilmu Alam menekankan secara khusus pada keterampilan ‘laboratories’, Matematika pada keterampilan memecahkan masalah praktis, Bahasa Inggeris (Bahasa Asing) menekankan keterampilan ‘berkomunikasi’, Ilmu Sosial pada keterampilan mengkonstruksi peta dangrafik serta pengoperasiannya secara efektif dalam kelas, Musik dan Seni (memainkan alat musik), dan pendidikan fisik/jasmani (berenang, menari, melempar bola). Ekonomi, bisinis, industri, pertanian, dan sebagainya.

• Aplikasi tes perbuatan dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu menekankan pada keterampilanberbicara (maharah al-kalam). Tes kemampuan berbicara bahasa Arab bertujuan untuk mengukurkemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Arab secara lancar dan benar-benar berkomunikasisecara lisan. Untuk mencapai tujuan itu, guru diharapkan merubah pola pengajaran dari tingkatmenirukan atau memperagakan ke tingkat bagaimana agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, ide maupun pikiran secara lisan.

• Mengukur kemampuan berbicara bahasa Arab adalah mengukur kemampuan siswa dalammengekspresikan ide, pikiran dan perasaan siswa dalam bahasa Arab lisan (ta’bir syafawi). Terdapatbeberapa bentuk tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan berbicarabahasa Arab diantaranya adalah mendeskripsikan gambar (washf al-shurah), menceritakanpengalaman (washf al-khibrah), wawancara (almuqabalah), berbicara bebas (ta’bir khur), dandiskusi. Abdul Hamid, Mengukur kemampuan bahasa Arab untuk studi Islam, (Malang: UIN MalikiPress, 2010), hlm. 53.

Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar

• Tes buatan guru (teacher made-test)• Yaitu tes yang telah disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini

biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkast penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah disampaikan guru. Untuk itu guru harus membuat soal secara logis dan rasional mengenai pokok-pokok materi.

• Tes yang telah distandarkan (standardised test)• Yaitu tes yang telah mengalami proses standarisasi yakni proses validasi dan keadaan (reliability)

sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.

• Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain merupakan alat yang jitu karena telah mengalami try-out dan perbaikan.dan suatu tes disebut andal atau dapat dipercaya jika tes tersebut menunjukkan ketelitian pengukuran. Ketelitian itu berlaku untuk setiap orang yang sama. Jika tes itu andal maka skor hasil tes yang dibuat murid itu tetap sama. Wayan Nurkancana dan sunartana, Evaluasi…, hlm. 26

• Zaenal Arifin, evaluasi …, hlm.119

Berdasarkan jumlah peserta didik tes hasil belajar

• Tes perseorangan, yaitu tes yang dilakukan secara perorangan. Guru akan berhadapan dengan seorang peserta didik.

• Tes kelompok, yaitu tes yang diadakan secara kelompok. Guru akan dihadapkan pada sekelompok peserta didik.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa

• Tes diagnostik• Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan

kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Secara umum tes ini disebut penjajakan masuk atau dalam istilah inggris entering behaviour test. Ini dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya. Oleh karena itu tes ini juga disebut prasyarat tes atau pre request test. Tes ini juga berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).

• Tes formatif• Dari arti kata form yang merupakan dasar istilah formatif maka evaluasi formatf dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-testatau tes akhir program.

• Tes sumatif• Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program

atau sekelompok program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester

Berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan

• Kemampuan (power test)

• Prinsip tes kemampuan adalah tidak adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes. Jika waktu tes tidak dibatasi maka hasil tes dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

• Tes kecepatan (speed test)

• Aspek yang diukur dalam tes kecepatan adalah kecepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada waktu atau periode tertentu. Pekerjaan tersebut biasanya relatif mudah karena aspek yang diukur benar-benar kecepatan bukan aspek lain

Berdasarkan aspek psikis yang ingindiungkap

• Tes intelegensi (intellegency test), yakni tes yang dilaksanakan dengantujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

• Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuanuntuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimilikioleh testee.

• Tes sikap (attitude test), yakni salah satu jenis tes yang dipergunakanuntuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang uuntukmelakukan sesuatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baikberupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.

• Tes kepribadian (personality test), yakni tes yang dilaksanakan dengantujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnyabersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobiatau kesenangan, dan lain-lain.

• Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achiecement test), yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkaptingkat pencapaian atau prestasi belajar.

Ruang lingkup tes bahasa Arab

• Tes komponen bahasa Arab• Tes struktur/tatabahasa• Tes tata bahasa atau dikenal dengan tes qowa’id dalam bahasa Arab

lebih banyak difokuskan pada tes pembentukan kata (sharf) dan tespembentukan kalimat (nahwu).

• Tes kosa kata• Tes kosa kata dapat dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan

tes penggunaan. Tes pemahaman lebih ditekankan padapengukuran kemampuan testee dalam memahami arti kosa kata, sedangkan tes penggunaan lebih dititikberatkan pada kemampuanmenggunakan kosa kata, indikator kompetensi yang diukur dapatberupa arti kosa kata, atau padanan kata, lawan kata, pengertiankata, dan kelompok kata.

Tes keterampilan berbahasa Arab

• Tes menyimak• Indikator kompetensi yang diukur dalam tes kemampuan atau keterampilan

menyimak wacana berbahasa Arab adalah: a) kemampuan mengidentifikasi bunyihuruf, b) kemampuan membedakan bunyi huruf yang mirip, c) memahami artikosa kata dan frasa, d) memahami kalimat, e) memahami wacana, f) memberikanrespon atau tanggapan terhadap isi wacana yang disimak (menyimak kritis).

• Bahan tes menyimak yang perlu diperhatikan adalah a) tingkat kesulitan wacana, b) isi dan cakupan wacana disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologissiswa, c) jenis-jenis wacana (wacana deskripsi, narasi, eksposisi, dan argumentasi).

• Idealnya wacana yang diperdengarkan sebagai tes kemampuan menyimak adalahwacana simak dari penutur asli. Melalui suara penutur asli ini, siswa “secaraalamiyah” dikondisikan untuk terbiasa mengenal tuturan penutur asli, sehinggaapabila mereka berinteraksi dengan penutur asli, tuturan penutur asli tidak asinglagi bagi mereka, baik dari sisi kecepatan, intonasi, maupun uslubnya.

• Tes berbicara• Tes kemampuan berbicara merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam tes bahasa.

Sebagai kemampuan bahasa yang aktif-produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaanterhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Berkaitan dengan hal ini, sering kitadengar bahwa tidak ada kemampuan berbahasa yang begitu sulit untuk dinilai sebagaimana tesberbicara. Berbicara merupakan keterampilan yang sangat kompleks yang mempersyaratkanpenggunaan berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tesebut meliputi: (a) pelafalan(yang mencakup cirri-ciri segmental-vocal dan konsonan, serta pola tekanan dan intonasi), (b) tatabahasa, (c) kosa kata, (d) kelancaran (fluency), dan (e) pemahaman (kemampuan meresponterhadap suatu ujaran secara baik).

• Tujuan tes kemampuan berbicara adalah untuk mengukur kemampuan testee dalam menggunakanbahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuanmengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun pikiran dan kemampuan memahami ujaranmitra tutur. Lebih ideal lagi apabila kemampuan berbicara tersebut diletakkan dalam kontek sosio-kultural. Artinya, teste bukan saja mampu mengkomunikasikan gagasan, ide, maupun perasaan, melainkan dia juga mampu melakukan komunikasi secara pragmatik dengan memperhatikan etikabudaya dan social yang berlaku dalam masyarakat.

• Untuk mengukur kemampuan berbicara testee, banyak cara atau bentuk yang dapat dikembangkanoleh guru sesuai dengan tingkat kemampuan testee, yaitu dari tes yang paling dasar dan sederhanasampai pada bentuk tes yang paling komplek dan sulit. Di antara bentuk tes kemampuan berbicaraadalah sebagai berikut: membaca keras (reading alaoud), bercerita melalui gambar, menceritakankembali, berdialog terbimbing, bercerita bebas, wawancara, pidato, dan diskusi.

• Tes membaca• Tes kemampuan membaca keras (membaca teknis) dalam bahasa Arab perlu

memperoleh perhatian secara proporsional. Dalam tes membaca keras ini, indikator kompetensi yang perlu diperhatikan meliputi: ketepatan bacaan, kelancaran, intonasi, dan kefasihan.

• Klasifikasi tes kemampuan membaca sebagai berikut:• Tes kemampuan membaca untuk tahap pertama meliputi tes pencocokan kata,

pencocokan kalimat, dan pencocokan gambar dan kalimat• Tes kemampuan membaca, dalam tes ini testee diminta menentukan nama

gambar-gambar yang tersedia dan sekaligus diminta mendefinisikan gambar-gambar tersebut ke dalam bahasa sasaran

• Salah-benar• Pilihan ganda dengan teks yang pendek• Pilihan ganda dengan teks yang panjang• Melengkapi• Menyusun kembali kalimat-kalimat yang tersedia secara benar sesuai dengan

urutannya

• Tes menulis• Secara umum, tes menulis bahasa Arab dapat dikelompokkan menjadi tes menulis terbimbing

(insya’ muwajjahah) dan tes menulis bebas (insya’ hur). Dalam penyelenggaraan tes menulis secaraterbimbing ini, peserta tes diberi stimulus tertentu agar mereka dapat mengekspresikan pesan yang dikehendaki oleh stimulus tersebut, baik dalam bentuk karya tulis sederhana maupun relative kompleks. Beberapa stimulus yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan tes menulis bahasaArab secara terbimbing misalnya: a) membuat kalimat dengan kosa kata (terbatas) yang tersedia, b) membuat pertanyaan dari jawaban yang tersedia, c) menghubungkan dua kalimat atau lebih, d) menjodohkan kalimat, e) menulis kalimat berdasarkan gambar, f) mengurutkan beberapa kalimatmenjadi paragraph, g) menceritakan gambar berseri dalam suatu karangan sederhana yang panjangnya kurang lebih satu paragraph, h) menceritakan gambar berseri ke dalam suatu karanganyang relative kompleks, dan i) mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah tersedia ke dalamsuatu karangan.

• Sementara itu, tes menulis secara bebas dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Diantaranyaadalah: a) testee diminta mendeskripsikan gambar berseri ke dalam suatu karangan yang lebihkompleks (misalnya ke dalam tiga paragraph lebih), b) testee diminta menulis suatu karangan(deskripsi) dengan topik yang telah ditentukan, c) siswa diminta mendeskripsikan salah satu topikdari beberapa topik yang tersedia, d) siswa diminta mendeskripsikan hasil wawancara dengan oranglain mengenai isu-isu aktual, e) siswa diminta menyusun makalah ilmiah menulis terakhir ini untuktestee yang kemampuan bahasa Arabnya sudah berada pada tingkat lanjut atau marhalahmutaqaddimah).