Etiologi Malaria
-
Upload
sani-solihatul-fitri -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of Etiologi Malaria
Etiologi malaria
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia
juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia.
Termasuk geus plasmodium dari famili plasmodidade.
Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan
aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh
nyamuk yaitu anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100
plasmodium yang menginfeksi binatang.
Epidemiologi
Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai
inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam tubuh manusia masih
dalam stadium aseksual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan
makrogametosit (betina muda) yang belum mampu melakukan singami.
Plasmodium, parasit malaria, pada manusia di Indonesia adalah: P. falciparum, P.
vivax, P. malariae dan P. ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat
utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan hemoglobin. Pada P.
vivax ada bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan terjadi
relaps atau kambuh. Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang
merupakan inang definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan
makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi mikrogamet dan
makrogamet yang kemudian kawin (singami) à zigot àookinet à oosista (proses
sprogoni) dalam dinding lambung nyamuk à pecah à keluar puluhan ribu – ratusan
ribu sporozoit yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya. Keberadaan,
kelimpahan, umur dan mungkin perilaku vektor sangat dipengaruhi oleh
lingkungan tanbiotik (fisik, kimia, hidrologis, klimatologis), biotik (tumbuhan,
biota predator), dan kondisi sosial ekonomi penduduk di daerah endemik malaria.
Spesies nyamuk yang berbeda segi genetiknya berbeda daya dukungnya terhadap
kelangsungan hidup parasit malaria. Faktor lingkungan suhu udara geografis
(ketinggian dari permukan laut, musim) bisa berpengaruh pada kemampuan hidup
parasit dalam nyamuk vektor. Plasmodium tidak bisa hidup dan berkembang pada
suhu < 16 derajat Celsius. Kelembaban udara 60-80% optimal untuk hidup
nyamuk dengan umur panjang. Jika nyamuk vektor semakin padat (misalnya
hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin
antropofilik (lebih suka menggigit dan mengisap darah manusia), semakin
panjang umurnya (> 2 minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan
parasit malaria setempat, maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria,
mungkin pada musim tertentu.