Etiologi Malaria

2
Etiologi malaria Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia. Termasuk geus plasmodium dari famili plasmodidade. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang. Epidemiologi Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam tubuh manusia masih dalam stadium aseksual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan makrogametosit (betina muda) yang belum mampu melakukan singami. Plasmodium, parasit malaria, pada manusia di Indonesia adalah: P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan hemoglobin. Pada P. vivax ada bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan terjadi relaps atau kambuh. Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi

description

malaria

Transcript of Etiologi Malaria

Page 1: Etiologi Malaria

Etiologi malaria

Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia

juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia.

Termasuk geus plasmodium dari famili plasmodidade.

Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan

aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh

nyamuk yaitu anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100

plasmodium yang menginfeksi binatang.

Epidemiologi

Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai

inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam tubuh manusia masih

dalam stadium aseksual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan

makrogametosit (betina muda) yang belum mampu melakukan singami.

Plasmodium, parasit malaria, pada manusia di Indonesia adalah: P. falciparum, P.

vivax, P. malariae dan P. ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat

utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan hemoglobin. Pada P.

vivax ada bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan terjadi

relaps atau kambuh. Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang

merupakan inang definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan

makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi mikrogamet dan

makrogamet yang kemudian kawin (singami) à zigot àookinet à oosista (proses

sprogoni) dalam dinding lambung nyamuk à pecah à keluar puluhan ribu – ratusan

ribu sporozoit yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya. Keberadaan,

kelimpahan, umur dan mungkin perilaku vektor sangat dipengaruhi oleh

lingkungan tanbiotik (fisik, kimia, hidrologis, klimatologis), biotik (tumbuhan,

biota predator), dan kondisi sosial ekonomi penduduk di daerah endemik malaria.

Spesies nyamuk yang berbeda segi genetiknya berbeda daya dukungnya terhadap

kelangsungan hidup parasit malaria. Faktor lingkungan suhu udara geografis

(ketinggian dari permukan laut, musim) bisa berpengaruh pada kemampuan hidup

parasit dalam nyamuk vektor. Plasmodium tidak bisa hidup dan berkembang pada

suhu < 16 derajat Celsius. Kelembaban udara 60-80% optimal untuk hidup

Page 2: Etiologi Malaria

nyamuk dengan umur panjang. Jika nyamuk vektor semakin padat (misalnya

hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin

antropofilik (lebih suka menggigit dan mengisap darah manusia), semakin

panjang umurnya (> 2 minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan

parasit malaria setempat, maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria,

mungkin pada musim tertentu.