Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

6
Polineuropati Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motorik, gangguan sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh penyakit defisiensi, kelainan metabolisme, intoksikasi, alergi, penyakit keturunan, iskemik, dan kompresi. Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan pada sel saraf di sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri. Inti sel saraf adalah tempat terpenting dalam metabolisme neuronal sehingga berbagai proses disini dapat mempengaruhi saraf tepi. Penghantaran rangsangan dan nutrisi pada saraf tepi sangat bergantung pada keutuhan selubung mielin dan aliran darah pada saraf tepi tersebut. Neuropati dapat primer disebabkan proses demielinisasi atau iskemik lokal pada saraf tepi. Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati dengan lesi utama pada neuron. Merupakan proses umum yang menyebabkan kelainan simetris dan bilateral pada sistem saraf tepi. Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau autonomik. Distribusinya dapat proksimal, distal atau umum. Menurut WHO, technical report series 645, 1980 : batasan neuropati saraf tepi adalah kelainan menetap (lebih dari beberapa jam) dari neuron sumsum tulang, neuron motorik batang otak bagian bawah, sensorimotor primer, neuron susunan saraf

Transcript of Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

Page 1: Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

Polineuropati

Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motorik, gangguan

sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang

dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh

penyakit defisiensi, kelainan metabolisme, intoksikasi, alergi, penyakit keturunan, iskemik,

dan kompresi.

Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan pada sel saraf di

sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri. Inti sel saraf adalah

tempat terpenting dalam metabolisme neuronal sehingga berbagai proses disini dapat

mempengaruhi saraf tepi. Penghantaran rangsangan dan nutrisi pada saraf tepi sangat

bergantung pada keutuhan selubung mielin dan aliran darah pada saraf tepi tersebut.

Neuropati dapat primer disebabkan proses demielinisasi atau iskemik lokal pada saraf tepi.

Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati dengan lesi utama pada

neuron. Merupakan proses umum yang menyebabkan kelainan simetris dan bilateral pada

sistem saraf tepi. Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau

autonomik. Distribusinya dapat proksimal, distal atau umum.

Menurut WHO, technical report series 645, 1980 : batasan neuropati saraf tepi

adalah kelainan menetap (lebih dari beberapa jam) dari neuron sumsum tulang, neuron

motorik batang otak bagian bawah, sensorimotor primer, neuron susunan saraf autonom

perifer dengan kelainan klinis, elektroneurografik dan morfologik.

Gejala yang mula-mula mencolok adalah pada ujung saraf yang terpanjang. Di sini

didapat degenerasi aksonal, sehingga penyembuhan dapat terjadi jika ada degenerasi aksonal.

Proses di sini lambat dan sering tidak semua saraf terkena lesi tersebut.

PATOFISIOLOGI

a.Neuropati aksonal

Neuropati akson mengenai akson dengan efek sekunder pada sarung mielin. Akson yang

terbesar terkena lebih dulu. Jenis lain dari neuropati aksonal disebabkan oleh iskemik akibat

vaskulopati. Sisi dari kerusakan aksonal berhubungan dengan innervasi vaskular dan dapat

terkena dimana saja sepanjang saraf tersebut.

b. Neuropati demielin

Yang terkena adalah sel schwann dari sarung mielin dengan akibat demielinisasi dari saraf

tepi dalam bentuk distribusi segmental.

c.Bentuk gabungan

Page 2: Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

Kebanyakan neuropati adalah bentuk gabungan dimana mielin lebih terkena dari pada akson

atau sebaliknya.

KLASIFIKASI

1. Berdasarkan lokasi

Polineuropati sensorik-motorik simetris

Bentuk ini lebih dikenal dengan polineuropati, merupakan bentuk yang paling sering

dijumpai. Keluhan dapat dimulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat.

Gangguan bersifat simetris pada kedua sisi. Tungkai lebih dulu menderita dibanding lengan.

Gangguan sensorik berupa parestesia, anestesia dan perasaan baal pada ujung-ujung jari kaki

yang dapat menyebar ke arah proksimal sesuai dengan penyebaran saraf tepi, ini disebut

sebagai gangguan sensorik dengan pola kaus kaki. Kadang-kadang parestesia dapat berupa

perasaan-perasaan yang aneh yang tidak menyenangkan, rasa seperti terbakar. Nyeri pada

otot sepanjang perjalanan saraf tepi jarang dijumpai. Nyeri ini dapat mengganggu penderita

pada waktu malam hari, terutama pada waktu penderita sedang tidur. Kadang-kadang

penderita mengeluh sukar berjinjit dan sulit berdiri dari posisi jongkok.

Kelemahan otot pertama-tama dijumpai pada bagian distal kemudian menyebar ke

arah proksimal. Atrofi otot, hipotoni dan menurunnya refleks tendon terutama tendon

Achilles, dapat dijumpai pada fase dini sebelum kelemahan otot dijumpai. Saraf otonom

dapat juga terkena sehingga menyebabkan gangguan trofik pada kulit dan hilangnya keringat

serta gangguan vaskular perifer yang dapat menyebabkan hipotensi postural.

2. Berdasarkan etiologi

Penyakit Defisiensi

Defisiensi tiamin, asam nikotinat, dan asam pantotenat mempengaruhi metabolisme neuronal

dengan menghalangi oksidasi glukosa. Defisiensi seperti ini dapat terjadi karena malnutrisi,

muntah-muntah, kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan atau pada alkoholisme.

Defisiensi tiamin dapat menyebabkan kardiomiopati dan gangguan pada mesensefalon

(Wernicke’s encephalopaty), ini akan menyebakan paralisis otot-otot okular, nistagmus,

ataksia, dan demensia. Neuritis alkoholik disebabkan oleh defisiensi tiamin dan bukan karena

efek toksik alkohol yang biasanya disertai rasa nyeri yang sangat pada daerah betis.

Defisiensi asam nikotinat akan menyebabkan penyakit pellagra. Pada polineuropati yang

disebabkan defisiensi asam nikotinat, penderita-penderita akan mengalami demensia ringan,

dermatitis pada daerah tubuh yang terkena matahari, kadang-kadang disertai glositis dan

diare.

Page 3: Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

Gangguan metabolisme

Gambaran klinik neuropati terlihat pada 20% penderita diabetes melitus, tetapi dengan

pemeriksaan elektrofisiologi pada dibetes melitus asimptomatik tampak bahwa penderita

sudah mengalami neuropati subklinik. Pada kasus yang jarang, neuropati merupakan tanda

awal suatu diabetes melitus.

Neuropati terjadi biasanya pada diabetes melitus yang lama dan tidak terkontrol pada orang

usia lanjut. Gejala yang sering terjadi yaitu menyerupai lesi pada ganglion radiks posterior.

Disini dijumpai hipestesia perifer dengan disertai hilangnya sensasi getar. Rasa nyeri tidak

selalu dijumpai, kadang-kadang dijumpai artropati tanpa rasa nyeri dan ulkus pada kaki.

Dapat terjadi gangguan otonom seperti diare, hipotensi postural, gangguan sekresi keringat

dan impotensi.

Neuropati merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap meningkatnya kerentanan

pasien diabetes melitus terhadap infeksi, dimana akibat neuropati sensorik akan

menyebabkan berkurangnya rasa nyeri setempat sehingga luka kurang disadari dan diabaikan

oleh pasien, serta berakibat terlambatnya pengobatan. Neuropati motorik dapat berakibat

deformitas bentuk kaki dan gangguan titik-titik tekan pada telapak kaki. Lebih lanjut

neuropati autonomik dapat menyebabkan atoni kandung kemih serta gangguan mekanisme

kelenjar keringat. Atoni kandung kemih menyebabkan timbulnya stasis residu urin dalam

kandung kemih yang merupakan faktor predisposisi infeksi yang sering kambuh.

Keracunan

Neuropati karena keracunan jarang dijumpai. Timah dan logam berat akan menghambat

aktifasi enzim dalam proses aktifitas oksidasi glukosa sehingga mengakibatkan neuropati

yang sukar dibedakan dengan defisiensi vitamin B.

Keracunan timah menyebabkan neuropati motorik, khususnya mempengaruhi nervus radialis,

medianus dan poplitea lateralis. Terkulainya tangan dan kaki (drop wrist dan drop foot)

merupakan gejala yang sering ditemukan.

Manifestasi alergi

Gangguan motorik pada sindrom Guillain-Bare biasanya timbul lebih awal daripada

gangguan sensorik. Biasanya terdapat gangguan sensasi perifer dengan distribusi sarung

tangan dan kaus kaki tetapi kadang-kadang gangguan tampak segmental. Otot proksimal dan

distal terganggu dan refleks tendon menghilang. Nyeri bahu dan punggung biasanya

ditemukan. Otot fasial dan otot okular kadang-kadang terganggu. Perluasan dan kelemahan

otot-otot batang tubuh menuju toraks akan menganggu pernapasan.

Page 4: Etiologi & Klasifikasi Polineuropati

Infeksi

Lepra merupakan salah satu infeksi yang mempengaruhi saraf-saraf secara langsung, terjadi

penebalan lokal saraf pada sisi infeksi dan kulit daerah yang diinervasi mengalami

pigmentasi dan anestesik.

Lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang mempunyai sifat neurotropis, yang bisa

ditemukan intraneural dan ekstraneural yang akan mengakibatkan kerusakan saraf. Bahkan

Fite menyatakan bahwa semua kusta merupakan penyakit saraf.

Berdasarkan perlangsungan klinisnya, kerusakan saraf pada lepra dibagi atas :

1. Neuropati akut : terjadi nyeri spontan

2. Neuropati sub akut : timbul nyeri bila dirangsang/palpasi

3. Neuropati kronis : tidak memberikan keluhan nyeri

Neuropati Kompresi

Pada Sindrom Kanalis Karpi (carpal tunnel syndrome), terjadi penyempitan kanalis karpi

oleh materi lemak atau edema, sehingga menyebabkan kompresi nervus medianus. Gejalanya

meliputi nyeri pada tangan yang kadang-kadang menyebar secara proksimal ke atas menuju

lengan. Nyeri semakin hebat pada malam hari, kadang-kadang membangunkan penderita

pada dini hari. Gejala-gejala menjadi berat oleh kerja manual yang berat seperti menggosok

atau mencuci.