Etika Profesi Seorang Auditor

24
Tugas Pengauditan I Etika Profesi Auditor dan Contoh Pelanggarannya Oleh : Clara Ayu Nirmala Putri 07/250355/EK/16529

Transcript of Etika Profesi Seorang Auditor

Page 1: Etika Profesi Seorang Auditor

Tugas Pengauditan I

Etika Profesi Auditor dan Contoh Pelanggarannya

Oleh :

Clara Ayu Nirmala Putri

07/250355/EK/16529

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2011

Page 2: Etika Profesi Seorang Auditor

Etika Profesi Auditor dan Contoh Pelanggarannya

Definisi Etika

Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral

yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam masyarakat sangat

mendesak sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-

undang atau peraturan yang berlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat

dijadikan undang-undang atau peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada

pertimbangan seseorang.

Komposisi kode etik AICPA

Prinsip Etika

1. Rasa tanggung jawab ( responsibility )

Mereka harus peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh yang mereka lakukan.

2. Kepentingan Publik

Auditor harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani

kepentingan banyak orang, menghargai kepercayaan publik, serta menunjukkan

komitmennya pada profesionalisme.

3. Integritas

Mempertahankan dan memperluas keyakinan public.

Page 3: Etika Profesi Seorang Auditor

4. Objektivitas

Auditor harus mempertahankan objektivitas dan terbebas dari konflik antar kepentingan

dan harus berasa dalam posisi independen.

5. Due Care

Seorang auditor harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika profesi dengan

meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa, serta melaksanakan tanggung jawan dengan

kemampuan terbaiknya.

6. Lingkup dan sifat jasa

Auditor yang berpraktek bagi public harus memperhatikan prinsip – prinsip pada kode

etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang disediakannya.

Peraturan Perilaku ( Rules of Conduct )

Peraturan 101 – Independensi

Peraturan 102 – Integritas dan Objektivitas

Peraturan 201 – Standar Umum

Peraturan 202 – Kepatuhan Terhadap Standar

Peraturan 203 – Prinsip – Prinsip Akuntansi

Peraturan 301 – Informasi Rahasia Klien

Peraturan 302 – Honor Kontinjen

Peraturan 501 – Tindakan yang Mendiskreditkan

Peraturan 502 – Periklanan dan Bentuk Solisitasi Lainnya

Peraturan 503 – Kondisi dan Honor Referal

Peraturan 505 – Bentuk Organisasi dan Nama

Page 4: Etika Profesi Seorang Auditor

Pada makalah kali ini saya akan membahas mengenai Etika Akuntan Publik.

Kode Etik Akuntan Publik di Indonesia

Pada tanggal 23 Desember 1957 bertempat di aula Universitas Indonesia tepatnya

pukul 19.30 wib dibentuklah suatu wadah untuk menampung para akuntan Indonesia

yang dikenal dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI terdiri dari empat kompartemen

yang salah satunya adalah Kompartemen Akuntan Publik. Kompartemen Akuntan Publik

merupakan wadah untuk menampung para akuntan yang berpraktek dalam profesi

akuntan publik. Didalam Kompartemen Akuntan Publik dibentuk badan yang

bertanggung jawab untuk menyusun standar yang digunakan akuntan publik dalam

penyediaan jasanya pada masyarakat. Badan penyusun standar (standars setting body)

ini dikenal dengan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.

Selain SPAP, organisasi profesi juga mengeluarkan aturan lain yang salah satunya

adalah etika profesional. Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional

adalah kebutuhan profesi akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit yang

diberikan profesi. Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar

mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesi, karena dengan demikian

masyarakat akan merasa terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari

profesi yang bersangkutan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi

lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap

pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut

(Mulyadi:2002).

Sebelum tahun 1986, etika profesional yang dikeluarkan IAI diberi nama Kode

Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Namun dalam kongres tahun 1986, etika profesi ini

Page 5: Etika Profesi Seorang Auditor

diubah menjadi Kode Etik Akuntan Indonesia. Tahun 1998 hingga sekarang nama

tersebut kembali diubah menjadi Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Ikatan

Akuntan Indonesia terdiri dari delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota

IAI. Kedelapan prinsip tersebut adalah Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan Publik,

Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan,

Prilaku Profesional, dan terakhir Standar Teknis.

Selain delapan prinsip etika diatas, Kompartemen Akuntan Publik juga memiliki

aturan etika yang dikenal dengan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik yang

merupakan penjabaran dari delapan prinsip etika IAI diatas. Secara garis besar kerangka

aturan etika Kompartemen Akuntan Publik adalah sebagai berikut :

Seperti yang telah disinggung diatas, Kompartemen Akuntan Publik juga

memiliki Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Dewan inilah yang bertugas untuk

mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik. Berbagai jenis jasa yang disediakan

oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat didasarkan pada panduan yang tercantum

dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan Publik berupa

buku yang berisi kodifikasi berbagai standar dan aturan etika Kompartemen Akuntan

Publik. Ada lima macam tipe standar profesional yang diterbitkan oleh Dewan sebagai

aturan mutu pekerjaan akuntan publik : pertama,Standar Auditing; kedua, Standar

Atestasi; ketiga, Standar Jasa Akuntansi dan riview; keempat, Standar Jasa Konsultasi;

dan kelima, Standar Pengendalian Mutu.

Secara wajar, penyusunan aturan etika profesional serta pembuatan standar

tersebut memang patut kita dukung. Sesuai dengan isi visi Ikatan Akuntan Indonesia

yaitu menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek

Page 6: Etika Profesi Seorang Auditor

akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab

sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional. Kita semua

berharap dan juga yang diinginkan IAI, etika profesional tersebut merupakn konsep

sekaligus aturan yang wajib dilaksanakan oleh setiap anggota profesi. Logikanya, jika

sesuatu itu wajib maka pasti akan ada konsekuensi jika yang bersangkutan tidak

menjalankannya. Namun jika kita melihat fenomena yang ada, etika profesional tersebut

hanya sekedar konsep bukan aturan. Artinya, walaupun IAI menetapkan etika profesional

sebagai konsep sekaligus aturan, banyak para anggota profesi yang menafsirkan itu hanya

sebagai konsep belaka. Dibawah ini akan diuraikan betapa aturan etika hanya dianggap

sebagai konsep bukan aturan.

Contoh Pelanggaran Kode Etik Akuntan Publik

1. Luar Negeri

Kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen

Arthur Andersen

Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada

lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa

atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG

sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar

dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal

sebagai the Big Sixdan the Big Eight.

Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang

berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai

Page 7: Etika Profesi Seorang Auditor

kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing

secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi

investor tergantung keputusan investasi.

Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan

mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya Arthur

Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan

profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-

skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup. Bagian selanjutnya adalah

menjabarkan “Segelintir Kasus yang Membuat Keruntuhan Andersen”.

Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan

dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit.

Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya

perusahaan.

Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan paling

menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai

model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and

Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing.

Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturan-aturan baru untuk membatasi

layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen.

Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun

seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung

melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot,

merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis.

Page 8: Etika Profesi Seorang Auditor

Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan

pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian.

Enron

Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan  investigasi akuntansi Enron, salah satu

klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan

minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami

kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut.

Departemen Kehakiman AS memulai melakukan penyelidikan kriminal pada

2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui

telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat

putusan.

Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan

Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang

menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David

Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk menghapus

namanya dari memo yang bisa memberatkannya.

Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat

peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju

untuk menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya

mematikan bisnisnya.

Isu-isu Seputar Hukum dan Etika Dalam Pengauditan Andersen yang Menyimpang

Page 9: Etika Profesi Seorang Auditor

Dari kasus tersebut secara kasat mata kasus tersebut terlihat sebuah tindakan

malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain:

a. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari

tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada

kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate

governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku

manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang

diberikan kepada perusahaan.

b. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron

maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak

sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah

pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi

hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap

melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan

memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa

sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi

Enron tetap dipertahankan.

c. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi

laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus

Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan

kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron

mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun

penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini

Page 10: Etika Profesi Seorang Auditor

dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini

Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan

melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

2. Dalam Negeri

Pemerintah melalui Menteri Keuangan RI sejak awal September 2009 telah

menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada delapan akuntan publik (AP)

dan kantor akuntan publik (KAP). Penetapan sanksi pembekuan izin usaha itu berdasar

Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Yang terkena sanksi adalah :

AP Drs Basyiruddin Nur yang dikenakan sanksi melalui Keputusan Menteri Keuangan

(KMK) Nomor: 1093/KM.1/2009 tanggal 2 September 2009. AP Drs Basyiruddin Nur,

telah dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena yang bersangkutan belum

sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan

anak perusahaan tahun buku 2007. Menkeu menilai hal itu berpotensi berpengaruh cukup

signifikan terhadap laporan auditor independen.

Auditor lainnya adalah AP Drs Hans Burhanuddin Makarao yang dikenakan sanksi melalui

KMK Nomor: 1124/KM.1/2009 tanggal 9 September 2009. Yang bersangkutan dikenakan

sanksi pembekuan selama tiga bulan karena belum sepenuhnya mematuhi SA-SPAP dalam

pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Samcon tahun buku 2008, yang dinilai

berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen.

Page 11: Etika Profesi Seorang Auditor

Sanksi juga diberikan kepada AP Drs Dadi Muchidin melalui KMK Nomor:

1140/KM.1/2009 tanggal 4 September 2009. Yang bersangkutan dikenakan sanksi

pembekuan selama tiga bulan karena KAP Drs Dadi Muchidin telah dibekukan sehingga

sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan bahwa izin AP

Pemimpin KAP dibekukan apabila izin usaha KAP dibekukan.

KAP Drs Dadi Muchidin melalui KMK Nomor: 1103/KM. 1/2009 tanggal 4 September

2009, dengan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan

sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan)

bulan terakhir. Bahkan sampai saat ini, KAP Drs Dadi Muchidin masih melakukan

pelanggaran berikutnya, yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin

2008.

KAP Matias Zakaria melalui KMK Nomor: 1117/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009,

selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga)

kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir. Sampai saat ini, KAP

Drs Matias Zakaria masih juga melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak

menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2007 dan 2008.

KAP Drs Soejono melalui KMK Nomor: 1118/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009,

selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga)

kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir. Dilaporkan sampai saat

ini, KAP Drs Soejono masih juga melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak

menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2005 hingga 2008.

Page 12: Etika Profesi Seorang Auditor

Menkeu juga menetapkan sanksi untuk KAP Drs Abdul Azis B. melalui KMK Nomor:

1119/KM.1 /2009 tanggal 7 September 2009, selama tiga bulan karena KAP tersebut telah

dikenakan sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh

delapan) bulan terakhir. Sampai saat ini KAP Drs Abdul Azis juga melakukan pelanggaran

berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2005, 2007, dan

2008.

Terakhir sanksi juga diberikan kepada KAP Drs M. Isjwara melalui KMK Nomor:

1120/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009, selama tiga bulan, karena KAP tersebut telah

dikenakan sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh

delapan) bulan terakhir. KAP Drs M. Isjwara sampai saat ini masih juga melakukan

pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin

2007 dan 2008.

Kondisi Yang Mempengaruhi Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran-pelanggaran terhadap kode etik tidak terlepas dari faktor-faktor esktern dan

intern yang dihadapi oleh KAP. Faktor-faktor ekstern pada umumnya bersifat

“uncontrollable” sedangkan faktorfaktor intern sebenarnya dapat dikendalikan. Hal-hal

yang dikemukakan oleh Pembicara berikut ini adalah sinyalemen yang mampu ditangkap

oleh Pembicara selama berkecimpung di bidang ini.

Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi adalah :

Page 13: Etika Profesi Seorang Auditor

1) Kurangnya kesadaran anggota masyarakat (termasuk anggota KAP) akan kepatuhan

terhadap hukum

2) Praktek-praktek yang tidak benar dari sebagian usahawan yang menyulitkan

indenpendensi akuntan publik.

3) Honorarium yang relatif rendah untuk pekerjaan audit yang ditawarkan klien-klien

tingkat menengah dari kecil.

4) Masih sedikitnya badan usaha yang membutuhkan jasa akuntan publik, khususnya

dibidang audit.

Faktor-faktor intern yang dapat dikemukan adalah :

1) Kurangnya kesadaran untuk mengutamakan etik dalam menjalankan profesi oleh

sebagian anggota IAI KAP

2) Mutu pekerjaan audit yang ada kalanya tidak dapat dipertanggung jawabkan karena

tenaga yang berkualitas kurang baik.

3) Tidak adanya perhatian yang sungguh-sungguh dari sebagian pimpinan KAP akan mutu

pekerjaan audit mereka.

4) Orientasi yang lebih mementingkan keuntungan finansial dari pada menjaga nama baik

KAP yang bersangkutan.

5) Pendapat bahwa perbuatan-perbuatan yang melanggar etik ini tidak atau kecil

kemungkinannya diketahui pihak lain.

Page 14: Etika Profesi Seorang Auditor

Faktor-faktor yang dikemukakan diatas belumlah seluruh faktor yang mempengaruhi

pekerjaan akuntan publik. Mungkin saja ada faktor-faktor lainnya yang turut

mempengaruhi yang belum dicantumkan diatas. Namun demikian, kondisi tersebut

seharusnya membuat kita tergerak untuk sama-sama memikirkan penangulangannya.

Pembicara berpendapat bahwa kita semuanya bertanggungjawab untuk membantu kearah

terwujudnya suatu profesi yang dihargai masyarskat karena etika anggotanya yang dapat

dijadikan panutan.

Langkah – Langkah Yang Dapat Lakukan

Beberapa langkah menurut pembicara dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang

ada sebagian telah dan terus kita lakukan dan sebagian lagi masih perlu kita lakukan.

Marilah kita tinjau langkah-langkah tersebut.

1) Pengawasan terhadap akutan publik oleh departemen keuangan, BPKP, BPP, DPP, dan

Konmpartemen akuntan publik sendiri perlu dilanjutkan, ditingkatkan dan dikoordinasikan

sebaik-baiknya.

2) Sanksi-sanksi yang tegas terhadap para pelanggar perlu terus dilanjutkan agar dapat

mengurungkan niat-niat kurang baik yang dapat timbul.

3) Perlu kiranya diingatkan kembali kepada seluruh KAP dalam bentuk tertulis dan format

mengenai pentingnya mereka menjunjung tinggi kode

etik profesi.

4) Perlu usaha-usaha penataran yang terus menerus oleh IAI terhadap para anggotanya,

agar profesionalisme dapat tumbuh dengan baik.

Page 15: Etika Profesi Seorang Auditor

5) Agar setiap pimpinan KAP mengambil langkah-langkah untuk dengan sungguh-sungguh

mengawasi stafnya sehingga pelanggaran terhadap kepada etik bisa ditekan ke tingkat yang

serendah-rendahnya.

Penegakan Peraturan

Seorang KAP hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan – peraturan dari

Kode Perilaku Profesional. Tindakan penegakan dapat dilakukan sebagai tanggapan atas :

1. Adanya keluhan terhadap anggota dan bukan anggota

2. Ulasan dalam surat kabar atau publikasi

3. Penyampaian adanya indikasi pelanggaran kepada AICPA oleh pejabat pemerintah

negara bagian atau federal.

Penegakan peraturan dilakukan oleh dua kelompok, yaitu oleh AICPA dan

masyarakat CPA negara bagian. Keduanya memiliki wewenang untuk melakukan

investigasi atas keluhan yang disampaikan, melakukan dengar pendapat, serta

mengenakan sanksi pada mereka yang telah melanggar peraturan.

Tindakan – tindakan yang dapat diberikan pada CPA yang melangar adalah :

1. Menegur CPA.

2. Memberhentikan sementara CPA selama periode waktu yang tidak lebih dari dua

tahun.

3. Memecat CPA

Page 16: Etika Profesi Seorang Auditor

Peraturan tambahan atau bylaw AICPA ( BL 7.3.1 ) meliputi ketentuan disiplin

otomatis ( automatic disciplinary provisions ) yang memberikan wewenang untuk

menghentikan sementara atau mencabut keanggotaan tanpa perlu melakukan

dengar pendapat pada situasi tertentu. Penghentian sementara dapat terjadi bila

Sekretaris AICPA diberitahu bahwa pertimbangan atau pernyataan bersalah telah

dijatuhkan kepada seorang CPA yang :

Menjalani hukuman pidana kurungan untuk masa lebih dari satu tahun.

Dengan sengaja lalai mengarsipkan surat pemberitahuan pajak

penghasilan, dimana CPA secara pribadi adalah seorang wajib pajak yang

menurut undang – undang wajib mengarsipkan surat pemberitahuan pajak

penghasilan tersebut.

Pengarsipan surat pemberitahuan pajak penghasilan yang dipalsukan atau

yang mengandung kecurangan atas nama CPA atau atas nama klien.

Dengan sengaja membantu menyusun dan menyajikan surat

pemberitahuan pajak penghasilan atas nama klien yang dipalsukan atau

yang mengandung kecurangan.

Sumber :

Boynton, William C. 2006 . Modern Auditing. USA : John Wiley & Sons, Inc.

http://faris31.wordpress.com/2010/11/09/contoh-kasus-pelanggaran-kode-etik-akuntansi/

http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=5&artid=4320

http://etikaauditor.blogspot.com/

http://www.dwikartika.web.id/me/index.php?option=com_content&view=article&id=52:etika-profesi-

seorang-auditor&catid=36:artikel