ETIKA PERTAMBANGAN

15
ETIKA PERTAMBANGAN PADA INDUSTRI MINERAL LOGAM PENDAHULUAN Industri mineral merupakan salah satu kepentingan ekonomi di seluruh dunia, dimana di dalamnya termasuk usaha pertambangan yang diharapkan berwawasan lingkungan sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Secara global, ekonomi industri telah digunakan sebagai suatu sistem sumber daya terbuka melalui pemanfaatan bahan baku mineral dan energi; dengan pembuangan limbah berdampak pencemaran terhadap lingkungan. Tantangan yang dihadapi oleh komunitas global saat ini adalah membuat ekonomi industri lebih mengarah kepada sistem tertutup dengan sasaran: penghematan energi, mengurangi limbah, mencegah pencemaran, dan mengurangi biaya (UNO, 1995). Salah satu unsur penting yang diangkat dalam topik kali ini adalah : Limbah industri harus dianggap sebagai bahan baku berharga yang dapat diolah lebih lanjut atau dengan kata lain didaur ulang. LIMBAH / TAILING PERTAMBANGAN Limbah pertambangan atau disebut sebagai tailing merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan bijih setelah target mineral utama dipisahkan dan biasanya terdiri atas beraneka ukuran butir, yaitu: fraksi berukuran pasir, lanau, dan lempung. Secara umum pembuangan tailing dilakukan di lingkungan darat yaitu pada depresi topografi atau penampung buatan, sungai atau danau, dan laut. Secara mineralogi tailing dapat terdiri atas beraneka mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium, dan sulfida. Dari mineral-mineral tersebut, sulfida mempunyai sifat aktif secara kimiawi, dan apabila bersentuhan dengan udara akan mengalami oksidasi sehingga membentuk garamgaram bersifat asam dan aliran asam mengandung sejumlah logam beracun seperti As, Hg, Pb, dan Cd yang dapat mencemari atau merusak lingkungan.

Transcript of ETIKA PERTAMBANGAN

Page 1: ETIKA PERTAMBANGAN

ETIKA PERTAMBANGAN

PADA INDUSTRI MINERAL LOGAM

PENDAHULUAN

Industri mineral merupakan salah satu kepentingan ekonomi di seluruh dunia, dimana di dalamnya termasuk usaha pertambangan yang diharapkan berwawasan lingkungan sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Secara global, ekonomi industri telah digunakan sebagai suatu sistem sumber daya terbuka melalui pemanfaatan bahan baku mineral dan energi; dengan pembuangan limbah berdampak pencemaran terhadap lingkungan. Tantangan yang dihadapi oleh komunitas global saat ini adalah membuat ekonomi industri lebih mengarah kepada sistem tertutup dengan sasaran: penghematan energi, mengurangi limbah, mencegah pencemaran, dan mengurangi biaya (UNO, 1995). Salah satu unsur penting yang diangkat dalam topik kali ini adalah : Limbah industri harus dianggap sebagai bahan baku berharga yang dapat diolah lebih lanjut atau dengan kata lain didaur ulang.

LIMBAH / TAILING PERTAMBANGAN

Limbah pertambangan atau disebut sebagai tailing merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan bijih setelah target mineral utama dipisahkan dan biasanya terdiri atas beraneka ukuran butir, yaitu: fraksi berukuran pasir, lanau, dan lempung. Secara umum pembuangan tailing dilakukan di lingkungan darat yaitu pada depresi topografi atau penampung buatan, sungai atau danau, dan laut. Secara mineralogi tailing dapat terdiri atas beraneka mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium, dan sulfida. Dari mineral-mineral tersebut, sulfida mempunyai sifat aktif secara kimiawi, dan apabila bersentuhan dengan udara akan mengalami oksidasi sehingga membentuk garamgaram bersifat asam dan aliran asam mengandung sejumlah logam beracun seperti As, Hg, Pb, dan Cd yang dapat mencemari atau merusak lingkungan.

Ketika tailing dari suatu kegiatan pertambangan dibuang di dataran atau badan air, limbah unsur pencemar kemungkinan tersebar di sekitar wilayah tersebut dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahaya pencemaran lingkungan oleh arsen (As), merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd) mungkin terbentuk jika tailing mengandung unsur-unsur tersebut tidak ditangani secara tepat. Terutama di wilayah-wilayah tropis, tingginya tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia akan menunjang percepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun.

Salah satu akibat yang merugikan dari arsen bagi kehidupan manusia adalah apabila air minum mengandung unsur tersebut melebihi nilai ambang batas; dengan gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel.

Page 2: ETIKA PERTAMBANGAN

Tailing yang berasal dari proses amalgamasi bijih emas memungkinkan limbah merkuri tersebar di sekitar wilayah penambangan dan dapat membentuk pencemaran lingkungan oleh merkuri organik atau anorganik. Pencemaran akan semakin membahayakan kesehatan manusia apabila unsur merkuri dalam badan air berubah secara biokimia menjadi senyawa metil-merkuri. Terdapat beraneka jenis mekanisma oleh mikro-organisma yang dapat membentuk spesies metil-merkuri bersifat racun, terutama apabila dimakan oleh ikan. Pengaruh organik merkuri terhadap kesehatan manusia termasuk hambatan jalan darah ke otak dan gangguan metabolisma dari sistem syaraf. Sedangkan pengaruh racun merkuri nonorganik adalah kerusakan fungsi ginjal dan hati di dalam tubuh manusia.

DISKUSI

Bertolak dari diperolehnya informasi tentang bahaya limbah industri mengandung unsur As, Hg, Pb, dan Cd yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kehidupan manusia; maka timbul pemikiran tentang kemungkinan kejadian hal serupa pada kegiatan usaha pertambangan bahan galian logam, terutama dalam kaitannya dengan pembuangan tailing dari sisa pengolahannya. Secara alamiah, tailing terdiri dari beraneka jenis dan biasanya dibuang dalam bentuk bubur (slurry) dengan kandungan air tinggi. Tailing kemungkinan juga disusun oleh bahan-bahan kering berbutir kasar berbentuk fraksi mengapung yang berasal dari pabrik pengolahan. Pembuangan tailing merupakan masalah besar bagi lingkungan, yang menjadi lebih serius apabila keberadaannya berkaitan dengan peningkatan eksploitasi dan akibat pengolahan bahan galian logam. Dampak terhadap ekologi terutama berupa pencemaran air oleh bahan-bahan padat, logam berat, kimiawi, senyawa belerang, dan lain-lain. Perkembangan penggunaan metoda pembuangan terjadi karena timbulnya dampak terhadap lingkungan, perubahan dalam proses pengolahan dan realisasi untuk mendapatkan keuntungan produksi. Metode konvensional yang masih dilakukan oleh pelaku usaha pertambangan hingga saat ini adalah pengaliran tailing ke dalam badan sungai dan atau pembuangan di atas tanah setelah melalui pengeringan. Teknik-teknik lain kemudian dikembangkan karena banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat penggunaan metode tersebut. Semakin banyak diperlukannya bijih berbutir lebih halus, maka diperlukan cara yang paling tepat dalam pengolahan ulang tailing untuk dapat menciptakan nilai tambah produksi. Pada beberapa penambangan bawah permukaan, tailing biasa digunakan untuk menimbun daerahdaerah bekas penambangan. Tailing juga digunakan untuk back-filling dalam suatu kegiatan pertambangan dengan terlebih dahulu melalui pemisahan karena tidak semua jenis tailing dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi bukaan-bukaan. Tailing dapat saja mengalami pemuaian atau pengerutan setelah digunakan untuk pengisi bukaan, dan juga memiliki sifat sebagai perekat sehingga sangat bermanfaat untuk kegiatan penyemenan pada penambangan bawah permukaan. Tailing juga ditimbun sementara selama masa penambangan sedang berlangsung dan kemudian ditampung dalam bendungan. Pembuatan tempat penimbunan/bendungan harus dalam kondisi aman dan ekonomis untuk menampung volume tailing serta berfungsi sebagai pengendali pencemaran lingkungan. Masalah serius yang timbul dari pembuangan tailing adalah terutama berkaitan dengan pembebasan air tercemar akibat pelarutan logam-logam berat (diantaranya As, Hg, Pb, dan Cd), keasaman (pH rendah), bahan kimia/reagen dari pabrik

Page 3: ETIKA PERTAMBANGAN

pengolahan dan bahan-bahan suspensi yang dapat membentuk zat padat. Secara mineralogi, mineral pengotor alkali dalam tailing sering berperan sebagai pengendali pencemaran yang alamiah; dimana salah satunya adalah peranan kalsium (Ca) dalam batugamping yang dapat mempermudah pelarutan logam-logam dan menetralisir hasil oksidasi. Proses pemurnian tailing juga sering dilakukan dengan cara pengapuran dengan tujuan untuk menetralisir keasaman, sehingga mendorong terjadinya flokulasi (penggumpalan) dan pengendapan logam-logam berat (berbentuk hidroksida) sebelum dialirkan ke dalam bendungan. Penanganan tailing melibatkan proses pengentalan dan pengaliran cairan serta pembebasan logam-logam berat, kemudian dikembalikan ke pabrik pengolahan sehingga mengurangi pasokan air dan bahan-bahan pencemar/polutan dalam bendungan tailing.

 

KESIMPULAN

Tailing dari suatu usaha pertambangan logam menjadi pusat perhatian ketika pembuangannya dilakukan tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Lebih jauh lagi apabila tailing tersebut mengandung unsur-unsur berpotensi racun seperti arsen (As), merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd), sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dengan akibat yang merugikan bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu diperlukan penerapan program perlindungan terhadap lingkungan melalui pengembangan: metode penambangan dan pengolahan; sistem penanganan dan daur ulang tailing; rancangan konstruksi penampung tailing dan pengawasan pembuangannya; serta pencegahan pencemaran oleh unsur-unsur berpotensi racun dimaksud.

Kemudian perlu penindakan tegas atas kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dalam kebijakan pertambangan dan etika pertambangan. Diantaranya UU UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, UU Pertambangan Mineral dan Batubara, UU No. 11 Tahun 1967 Tentang Pertambangan Umum.

Dengan diberlakukannya secara tegas perundang-undangan yang telah ada merupakan upaya preventif untuk mencegah kerusakan lingkungan dan menciptakan etika pertambangan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

UPAYA

1. Diperlukan upaya penegakan hukum terhadap masyarakat/pengusaha yang tidak memiliki surat ijin kegiatan penambangan. Upaya penegakan hukum ini diberlakukan sesuai perundang-undangan yang berlaku dan bersifat tegas serta tidak memihak. Sangsi yang diberikan kepada penambang liar dimaksudkan untuk merelokasi aktivitas penambangan pada daerah-daerah terlarang oleh kegiatan penambangan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang semakin parah dan diharapkan pemberian sangsi akan menciptakan asumsi negatif terhadap upaya penegakan hukum yang lemah.

Page 4: ETIKA PERTAMBANGAN

2. Perlu dilakukan upaya pendekatan perencana program yang mampu menciptakan keserasian dan kesesuaian antar tujuan-tujuan program/kebijakan dengan kebutuhan kelompok sasaran. Dengan dipenuhinya persyaratan-persyaratan ini maka akan dapat dipastikan resiko kegagalan pelaksanaan program atau penolakan dari kelompok sasaran dapat diminimalkan.

3. Perlunya dilakukan restrukturisasi dan revitalisasi kebijakan sektor lainnya. Hal ini dilakukan karena kebijakan pertambangan bukan merupakan sektor yang riil dan aktual.

4. Perlu dilakukan identifikasi ulang terhadap model program yang tepat, riil dan faktual sesuai dengan prilaku/trend (kecenderungan) ekonomi masyarakat Kabupaten Bangka saat ini dan pasca timah, Hal ini dalam upaya pengembangan ekonomi alternatif dan upaya mengalihkan pekerjaan masyarkat dari ketergantungan pada sektor pertambangan ke sektor lainnya pasca ekonomi timah.

Page 5: ETIKA PERTAMBANGAN

Rekaman Stratigrafi untuk Analisis Geologi Suatu Daerah

Debriadi Harset (30533)

Rizal Abiyudo (30718)

Bhima Suhardiyansyah (30747)

Mahasiswa Teknik Geologi FT UGM, Jl. Grafika 2, Yogyakarta 55281

Sari

Stratigrafi termasuk bagian dari disiplin ilmu geologi yang terfokus pada bentuk, susunan, distribusi geografi, rangkaian kronologi, klasifikasi, korelasi, dan hubungan dari lapisan batuan, khususnya sedimen, disebut pula stratigrafi geologi (Sybil P. Parker, 1984). Ilmu geologi terbagi menjadi dua, yaitu geologi fisik dan geologi sejarah. Stratigrafi rekaman adalah bagian dari disiplin ilmu geologi yang termasuk dalam cabang geologi sejarah.

Rekaman stratigrafi adalah suatu data, tampilan dari urutan-urutan lapisan yang berisikan informasi mengenai  litologi batuan, struktur sedimen, tekstur, fosil-fosil yang terkandung, fasies pengendapan, ulangan batuan  dan kontak antar tiap lapisan batuan yang dapat menceritakan sejarah geologinya.

Rekaman stratigrafi memiliki kegunaan – kegunaan dalam analisa geologi suatu daerah, yang antara lain untuk mengekspresikan fasies pengendapan; menunjukkan non depositional surface, ketidakselarasan atau bidang erosi; menggambarkan  rock cycle; enunjukkan suatu lingkungan pengendapan, Menunjukkan  adanya perubahan lingkungan pengendapan.

I. Pendahuluan

Stratigrafi adalah suatu cabang geologi yang mempelajari tentang bentuk, susunan, distribusi geografi, rangkaian kronologi, klasifikasi, korelasi, dan hubungan dari lapisan batuan, khususnya sedimen, disebut pula stratigrafi geologi (Sybil P. Parker, 1984). Selain itu pengertian lainnya stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan batuan yang diendapkan di bumi. Stratigrafi termasuk bagian dari disiplin ilmu geologi, yang tiap lapisannya dapat menceritakan sejarah geologinya berdasarkan waktu masing – masing.

Ilmu geologi terbagi menjadi dua, yaitu geologi fisik dan geologi sejarah.

Page 6: ETIKA PERTAMBANGAN

Geologi fisik adalah cabang dari geologi yang terfokus pada pengertian komposisi – komposisi bumi dan perubahan fisik yang terjadi berdasarkan pembelajaran tentang batuan, mineral – mineral, dan endapan – endapan, struktur serta formasi – formasinya (Sybil P. Parker, 1984).

Geologi sejarah merupakan integrasi dari urutan  perkembangan proses dan tempat pembentukan batuan yang ada, perkembangan tektonik yang terjadi serta proses eksogenik yang menjadikan kenampakannya seperti yang terlihat pada masa kini pada suatu daerah tertentu (Wartono, 2001). Selain itu geologi sejarah berarti cabang dari geologi yang terfokus pada pembelajaran secara sistematis pada lapisan – lapisan batuan dan hubungannya dalam suatu waktu serta pembelajaran fosil dalam suatu sekuen lapisan batuan tersebut (Sybil P. Parker, 1984).

Stratigrafi rekaman adalah bagian dari disiplin ilmu geologi yang termasuk dalam cabang geologi sejarah. Pengertiannya adalah suatu data, tampilan dari urutan-urutan lapisan yang berisikan informasi mengenai  litologi batuan, struktur sedimen, tekstur, fosil-fosil yang terkandung, fasies pengendapan, ulangan batuan  dan kontak antar tiap lapisan batuan yang dapat menceritakan sejarah geologinya. Yang terpenting dalam rekaman stratigrafi ini adalah dapat mengekspresikan 5 hal, yaitu :

1. Fasies pengendapan2. Non depositional surface, ketidakselarasan atau bidang erosi3. Rock cycle4. Suatu lingkungan pengendapan5. Adanya perubahan lingkungan pengendapan

II. Lingkungan Pengendapan

Ekspresi suatu lingkungan pengendapan dapat terlihat dalam stratigrafi rekaman seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Interpretasi dari rekaman stratigrafi dalam penentuan lingkungan pengendapan memerlukan beberapa unsur yang saling dikombinasikan satu sama lain yaitu :

-          Struktur sedimen

-          Analisa ukuran butir

-          Fosil (fosil utuh dan fosil jejak)

-          Sekuen vertikal , hubungan lateral

-          Geometri, penyebaran dari litologinya

Secara umum lingkungan pengendapan terbagi menjadi 3 tempat yaitu :

Page 7: ETIKA PERTAMBANGAN

1. Lingkungan pengendapan transisi2. Lingkungan pengendapan laut3. Lingkungan pengendapan darat

Lingkungan pengendapan darat

Gambar disamping merupakan contoh gambar urutan litologi pada lingkungan pengendapan darat, yaitu lingkungan sungai (braided stream). Braided stream umumnya mempunyai kedalaman yang dangkal dengan suplai sedimen yang besar (cenderung overloaded). Braided stream mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh airnya terbagi-bagi oleh endapan sungai. Mekanisme transportasi adalah bedload dan suspended load. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola braided stream antara lain : jumlah suplai sedimen; bentuk channel; kecepatan arus; tekstur dasar sungai; serta iklim (Stepeld & Welman, 1975 dalam Davis, 1983).

Struktur sedimen yang terbentuk pada lingkungan pengendapan ini cukup  beraneka ragam. Secara garis besar (Miall,1977 dalam Davis 1883) membagi menjadi 3 kelompok, yaitu : planar cross stratified, trough cross stratified, & masif.

Menurut Miall, bentuk endapan sungai ini bisa berupa :

-          longitudinal bars

-          linguoid bars

-          transverse bars

Masih menurut Miall, terdapat 4 peristiwa pengendapan pada lingkungan ini, yaitu :

-          flooding

-          akresi lateral (pelebaran tubuh batuan)

-          channel agradation

-          reoccupation of channel (terjadinya arus yang memotong endapan sungai)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pengendapan di lingkugan darat, antara lain :

1. Faktor fisik

Faktor fisik yang dimaksud adalah kecepatan fluida (media transportasi) atau kecepatan aliran sedimen. Kecepatan transportasi ini akan berpengaruh terhadap ukuran butir sedimen yang terangkut, tingkat sortai, struktur sedimen serta bentuk sedimen bodies. Selain itu ada faktor-faktor lain, yaitu :

Page 8: ETIKA PERTAMBANGAN

-          jenis gerakan fluida : laminar flow dan turbulent flow

-          jenis mekanisme pengendapan : gravity , bedload, atau suspension load

-          banyak sedikitnya suplai sedimen

2. Faktor kimia, meliputi :

-          pH dari media transportasi

-          salinitas

-          temperatur

Selain faktor fisik dan kimia yang berasal dari fluida dan material yang tertransport ada beberapa faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor cekungan. Faktor cekungan sedimen tersebut meliputi :

1. Dimensi

Besar kecilnya cekungan sedimen

2. Sifat Cekungan

Cekungan bersifat reduktif atau oksidatif. Sifat tersebut tergantung kepada ada tidaknya pergerakan fluida. Jika sirkulasi fluida naik, maka sirkulasi oksigen akan naik juga. Jika sirkulasi oksigen baik, maka lingkungan pengendapan bersifat oksidatif, sebaliknya akan bersifat reduktif. Sifat cekungan ini akan mempengaruhi jenis material sedimen / mineral-mineral yang terbentuk / terendapkan.

3. Morfologi cekungan sedimen

Morfologi ini akan mempengaruhi mekanisme transportasi nantinya . misalnya pada cekungan sedimen yang mempunyai lereng yang miring / curam. Aliran sedimen akan terpengaruh oleh gaya gravitasi.

4. Tektonik yang bekerja pada saat sedimentasi berlangsung

Jika cekungan sedimentasi memiliki tektonik yang aktif, maka akan merubah ruang akomodasi. Hal ini tentunya dapat menyebabkan perubahan dimensi cekungan sedimentasi. Misalkan pada cekungan sedimentasi yang bagian dasarnya mengalami penurunan (subsidence), serta diiringi dengan suplai sedimen yang cukup maka nantinya endapan sedimen yang terbentuk akan menjadi tebal. Perubahan cekungan tersebut juga akan mempengaruhi bentuk / morfologi endapan sedimen.

Page 9: ETIKA PERTAMBANGAN

Mekanisme pengendapan juga mempunyai peranan yang penting karena berhubungan dengan proses transportasi yang terjadi. Mekanisme pengendapan darat yang terjadi meliputi :

1. Sediment gravity flow

Kadar air / fluida sedikit, jadi material padat lebih berperan, meliputi :

-          liquified sediment flows

-          grain flows

-          debris flows

-          slump

2. Traction flow

Pada mekanisme ini kadar air yang berpengaruh tinggi, fluida lebih berperan daripada material padat. Pada  traction flow, material sedimen bersinggungan dengan dasar sungai / cekungan. Meliputi :

-          sliding

-          rolling

-          saltation

3. Suspension flow

Material sedimen berukuran halus bercampur dengan air membentuk suspensi. Sedimen mengendap secara perlahan-lahan oleh pengaruh gaya gravitasi. Suspension flow terjadi pada daerah dengan arus yang tenang, misal : danau

III. Kegunaan Stratigrafi Rekaman

Kegunaan rekaman stratigrafi untuk analisis geologi suatu daerah adalah :

1. Mengekspresikan fasies pengendapan

Fasies adalah seluruh aspek dari suatu bagian permukaan bumi sepanjang interval yang pasti dari waktu geologi (Teichert, 1958 dalam facies models Walker, 1984). Pendapat lain mengatakan fasies adalah jangka waktu yang mengandung jumlah total dari aspek-aspek litologi dan paleontologi pada sebuah unit stratigrafi (Gressly, 1838 dalam facies models Walker, 1984).

Page 10: ETIKA PERTAMBANGAN

Analisa fasies pengendapan diperoleh dari observasi geometri, litologi, fosil dan struktur sedimen yang dapat memberikan informasi tentang paleocurrent. Setelah itu dilakukan interpretasi tentang lingkungan pengendapan dan paleogeografi. Dari interpretasi kedua hal tersebut dapat menunjukan suatu fasies model. Sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang lokasi, geometri dan aspek ekonomi.

Fasies pengendapan yang didapatkan dari rekaman stratigrafi, antara lain fasies (Walker, 1984) :

1. glasial2. volkaniklastik3. alluvial4. fluvial5. eolian6. deltas7. g. barrier island8. shelf dan shallow marine9. i. turbidite10. trace fossil11. karbonat12. terumbu13. evaporit

2. Menunjukkan non depositional surface, ketidakselarasan atau bidang erosi

Kebanyakan lapisan – lapisan di permukaan menunjukkan waktu jeda yang sebentar. Jika waktu jedanya lama, maka disebut dengan unconformity. Hiatus merupakan waktu jeda yang hadir pada bidang unconformity. Terminologinya adalah indikasi adanya sesuatu yang hilang.  Semua unconformity dan hiatus mempunyai minimum time gap pada beberapa cekungan. Umur dari minimum time gap ini menunjukkan umur yang tepat / cocok dari  unconformity (Blackwelder, 1910).

Sedimen di antara  bidang discontinous tidak selalu ada di setiap tempat pada kisaran waktu yang sama, tetapi dapat membatasi antara umur dengan bidang ketidakmenerusan.

3. Menggambarkan  rock cycle

Proses ini merupakan proses di mana beragam variasi dari sedimen terendapkan  dalam sekuen umum yang berulang. Gambaran rock cycle ini kemudian berhubungan dengan lingkungan pengendapan serta arus pengendapan.

4. Menunjukkan suatu lingkungan pengendapan

Lingkungan pengendapan merupakan suatu tempat di muka bumi yang berupa

Page 11: ETIKA PERTAMBANGAN

cekungan yang dapat digunakan sebagai tempat teronggoknya material – material sedimen yang dipengaruhi oleh kondisi fisik, kimia, biologi.

5. Menunjukkan  adanya perubahan lingkungan pengendapan

Ada 2 hal yang berperan utama terhadap keadaan ini, yaitu accomodation space (ruang akomodasi) dan suplai sedimen. Adapun ruang akomodasi ini dapat terpengaruhi oleh tektonik dan perubahan muka air laut. Adanya kenaikan muka air laut terhadap daratan, sedimen akan diendapkan jauh ke arah daratan. Pola ini disebut Coastal onlap. Kenampakan secara vertikal, disebut coastal aggradation, merupakan jumlah kenaikan relatifnya. Mengesampingkan faktor dari pengaruh yang lain. Dengan kata lain sea level stand.

Bila pada rekaman stratigrafi memperlihatkan kenampakan coarsening upward, maka diinterpretasi telah terjadi regresi, yaitu endapan yang terbentuk relatif ke arah laut. Dengan kata lain , disebut juga progradasi.

Bila pada rekaman stratigrafi memperlihatkan kenampakan fining upward, maka diinterpretasi telah terjadi transgresi, yaitu endapan yang terbentuk relatif ke arah darat. Dengan kata lain, disebut juga retrogradasi.

III. Kesimpulan

Stratigrafi rekaman adalah bagian dari disiplin ilmu geologi yang termasuk dalam cabang geologi sejarah.

Rekaman Stratigrafi merupakan suatu data, tampilan dari urutan-urutan lapisan yang berisikan informasi mengenai  litologi batuan, struktur sedimen, tekstur, fosil-fosil yang terkandung, fasies pengendapan, ulangan batuan  dan kontak antar tiap lapisan batuan yang dapat menceritakan sejarah geologinya.

Rekaman stratigrafi sangat berguna dalam analisa geologi suatu daerah, yang antara lain untuk :

-          Mengekspresikan fasies pengendapan

-          Menunjukkan non depositional surface, ketidakselarasan atau bidang erosi

-          Menggambarkan  rock cycle

-          Menunjukkan suatu lingkungan pengendapan

-          Menunjukkan  adanya perubahan lingkungan pengendapan

Fasies pengendapan yang didapatkan dari rekaman stratigrafi, antara lain fasies (Walker,1984) glasial; volkaniklastik; alluvial; fluvial eolian; deltas; barrier island; shelf dan shallow marine; turbidite; trace fossil; karbonat; terumbu;evaporit.

Page 12: ETIKA PERTAMBANGAN

Secara umum lingkungan pengendapan terbagi menjadi 3 tempat, yaitu lingkungan pengendapan transisi; lingkungan pengendapan laut; lingkungan pengendapan darat.

Perubahan lingkungan pengendapan meliputi transgresi (increasing accomodation space) yang sebanding dengan retrogradasi dan regresi (decreasing accomodation space) yang sebanding dengan progradasi.

From :

http://debriadiharset.wordpress.com/