Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

23
ETIKA, FRAUD DAN PENGENDALIAN INTERNAL KELOMPOK 1: 1. NURCAHYANI B200120213 2. RISKA HERDIANA B200120233 3. KHANIPA MAHYASARI B200120234 4. RENY RETNOWATI B200120235 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

description

Sistem Informasi Akuntansi Bab 3

Transcript of Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Page 1: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

ETIKA, FRAUD DAN PENGENDALIAN

INTERNAL

KELOMPOK 1:

1. NURCAHYANI B200120213 2. RISKA HERDIANA B200120233 3. KHANIPA MAHYASARI B200120234 4. RENY RETNOWATI B200120235

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

A. ETIK BISNIS

Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis (Business Ethics) melibatkan penemuan jawaban atas dua pernyataan berikut ini:

1. Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dan menjalankan bisnis mereka.

2. Ketika para menejer telah mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka mempercayainya.

TABEL 3.1

Isu Etika Dalam Bisnis

Keselarasan Gaji Eksekutif

Nilai yang Dapat Dibandingkan

Penetapan Harga Produk

Hak Proses Penilaian Perusahaan

Pemeriksaan Kesehataan Karyawan

Privasi Karyawan

Pelecehan Seksual

Keanekaragaman

Peluang Kerja yang setara

Pemberitahuan Mengenai Adanya Kecurangan

Kejujuran Konflik Mengenai Kepentingan Pihak Manajemen dan

Karyawan

Keamanan Data dan Catatan Perusahaan

Iklan yang Menyesatkan

Praktik Bisnis Yang Meragukan di Negara Asing

Laporan yang Akurat atas Kepentingan Pemegang Saham

Penggunaan Kekuasaan Perusahaan Komite Aksi Politik

Keamanan di Tempat Kerja

Keamanan Produk

Isu Lingkungan

Page 3: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Divestasi Lingkungan

Kontribusi Politik Perusahaan

Pengecilan Ukuran Perusahaan dan Penutupan Pabrik

B. PERUSAHAAN MENANGANI ISU MENGENAI ETIKA

Berberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran akan etika sejak

lama. Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak menajemen puncak

untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang jelas menyampaikan harapan

pihak manajemen, program untuk mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik

untuk memonitor ketaatan.

1. PERAN PIHAK MANAJEMEN DALAM MEMPERTAHANKAN IKLIM

BERETIKA

Para menejer prusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika yang

sesuai ; mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku tidak

beretika dalam perusahaan. orang harus disadarkan mengenai komitmen perusahaan

erhadap etika diatas laba jangka pendek dan efisiensi.

Para menejer dan non manajer harus disadarkan atas kode etik perusahaan, diberikan

model pengambilan keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai program pelatiha yang

membahas mengenai berbagai isu etika.

2. PERKEMBANGAN ETIKA

Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya,

pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatakan

bahwa kita melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat berfikir

secara beretika. Berbagai tahapan dalam model teori tahapan disajikan dalam gambar 3-1.

3. MEMBUAT KEPUTUSAN YANG BERETIKA

Setiap keputusan yang beretika memiliki resiko dan manfaat. Contohnya

mengimplementasikan system informasi berbasis computer baru dalam sebuah

perusahaan dapat menyebabkan beberapa karyawan kehilangan pekerjaannya., sementara

yang lainnya menikmati manfaat dari perbaikan kondisi kerjanya.

Page 4: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Perinsip beretika yang dapat menjadi petunjuk dalam melaksanakan tanggung jawab ini

yaitu:

a) Proposionalitas, manfaat dari sebuah keputusan harus melebihi resikonya. Selain itu

tidak boleh ada keputusan alternative yang memberikan manfaat sama atau lebih

besar dengan resiko lebih sedikit.

b) Keadilan, manfaat keputusan harus didistribusikan secara adil ke orang-orang yang

menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak mendapatkan manfaat tidak

seharusnya menanggung risikonya.

c) Meminimalkan risiko, keputusan harus diimplemntasikan untuk meminimalkan

semua risiko dan menghindari risiko yang tidak perlu.

C. PENGERTIAN ETIKA KOMPUTER

Etika computer (Computer Ethic) adalah “analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi

komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk

penggunaanteknologi semacam itu secara beretika yang meliputi perhatian mengenai peranti

lunak serta peranti keras dengan jaringan yang menghubungkan berbagai computer dan computer

itu sendiri.

Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika computer:

1) Pop, hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam

media popular mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi computer.

2) Para, melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan

membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.

3) Teoritis, merupakan perhatian berbagai peneliti multidisiplin ilmu yang

mengaplikasikan berbagai teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu

computer dengan tujuan menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

MASALAH BARU ATAU BENTUK DARI MASALAH LAMA

Computer adalah aktiva jenis baru banyak yang merasa bahwa program ini tidak seharusnya

dianggap berbeda dari berbagai bentuk property lainnya. Akan tetapi banyak kelompok yang

sangat tidak setuju dengan premis bahwa komputer tidak berbeda dari teknologi lainnya.

1. PRIVASI

Page 5: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Pembuatan pemeliharaan basis data yang besar dan dapat digunakan bersama membuat

perlindungan atas orang dari potensi penyalahgunaandata menjadi hal yang penting. Hal ini

memunculkan isu mengenai kepemilikan (ownership) dalam industri informasi personal.

2. KEAMANAN (AKURASI DAN KERAHASIAAN)

Keamanan (security) computer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan

seperti tidak adanya kerahasiaan dan intregitas data. System keamanan mencoba untuk mencegah

penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer , computer ini sebagai pelindung dan juga

merupakan kepentingan sah dan berbagai konsistuensi system tersebut.

3. KEPEMILIKAN PROPERTI

Hukum yang didesain untuk menjaga hak cipta fisik telah diperuas untuk meliputi apa yang

disebut sebagai hak intelektual, yaitu peranti lunak. Hokum hak cipta telah dimunculkan dalam

usaha dalam melindungi orang-orang yang mengembangkan peranti lunak dari penyalinan. Tidak

diragukan lagi ratusan atau ribuan jam pengembangan program harus dilindungi dari

pembajakan.akan tetapi banyak yang meyakini bahwa hokum hak cipta dapat menyebabkan lebih

banyak hal negative dari pada positif.

4. KESETARAAN AKSES

Beberapa halangan untuk akses adalah bawaan system teknologi informasi tetapi beberapa dapat

dihindari melalui desain system yang berhati-hati. Beberapa factor yang beberapa tidak hanya

untuk system informasi, dapat membatasi akses ke teknologi computer. Status ekonomi

seseorang atau pengaruh perusahaan akan menentukan kemampuan untuk mendapatkan

teknologi informasi. Budaya juga dapat membatasi akses.

5. MASALAH LINGKUNGAN

Kertas berasal dari pohon , sebuah sumber daya yang berharga dan berakhir disebuah tempat

sampah jika tidak didaur ulang dengan tepat.

6. KECERDASAN BUATAN

Para teknis yang berpengetahuan dan para ahli dibidang ilmunya harus memperhatikan tanggung

jawab mereka atas keputusan yang salah , dasar pengetahuan yang tidak lengkap atau tidak

akurat dan peran yang diberikan computer dalam proses pengambilan computer.

7. PENGANGGURAN DAN PENGGANTIAN

Banyak pekerjaan yang telah dan sedang berubah sebagai akibat dari ketersediaan teknologi

computer. Orang-orang yang tidak dapat atau tidak siap berubah akan diganti.

Page 6: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

8. PENYALAHGUNAAN KOMPUTER

Komputer dapat disalahgunakan dalam banyak cara. Menyalin peranti lunak berhak cipta,

menggunakan computer perusahaan untuk kepentingan pribadi, dan melihat-lihat file milik orang

lain. Adalah sedikit contoh nyata. Walaupun menyalin peranti lunak berhak ciptajelas-jelas

melanggar hukum, hal ini umum dilakukan.

9. TANGGUNG JAWAB PENGENDALIAN INTERNAL

Sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuanganya atau mencapai tujuannya jika

informasinya tidak andal. Karena banyak dari sistem pengendalian internal berhubungan dengan

sistem pemrosesan transaksi, para ahli sistem informasi dan angkutan berperan penting untuk

memastikan kecukupan pengendalian.

D. PENIPUAN DAN AKUNTAN

Penipuan (Fraud) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu

pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut meyakini fakta

tersebut, walaupun merugikannya. Berdasarkan hokum perdata, tindakan penipuan harus

memenuhi lima kondisi berikut:

1. Penyajian yang salah

2. Fakta yang material

3. Niat

4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi

5. Kerusakan atau kerugian.

Dalam lingkungan bisnis, penipuan adalah pembohongan disengaja, penyalahgunaan aktiva

computer atau memanipulasi atas data keuangan dari keuntungan pelaku penipuan. Dalam

literature akuntansi penipuan umumnya juga disebut sebagai “kejahatan kerah putih”,

kebohongan”, pengglapan”, dan ketidak beresan”.

Dua tingkat penipuan:

a. Penipuan oleh karyaan (employee fraud), yaitu karyawan mengkondisikan system

pengendalian internal perusahaan untuk keuntungan pribadi. Dimana melibatkan 3 tahap

yaitu, mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), mengonversi aktiva tersebut

kedalam bentuk yg dapat digunakan(uang tunai). Dan menyembunyikan kejahatan

tersebut agar tidak terdeteksi.

Page 7: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

b. Penipuan oleh pihak manajemen (manajemen fraud0, lebih sulit dilacak dari pada

penipuan oleh karyawan karena sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau

kerugian yang sangat besar diderita oleh perusahaan. penipuan oleh pihak manajemen

terdiri dari 3 kharakteristik khusus yaitu:

1. Penipuan tersebut dilakukan pada tingkat manajemen diatas tingkat dimana

struktur pengendalian internal biasanya berhubungan.

2. Penipuan dilakukan melibatkan pengguna laporan keuangan

3. Jika penipuan tersebut melibatkan penyalahgunaan aktiva, penipuan sering

kali disebarkan dalam berbagai transaksi bisnis rumit.

FAKTOR YANG MEMBENTUK PENIPUAN

Berdasarkan sebuah penelitian orang melakukan aktivitas penipuan sebagai akibat sari interaksi

tekanan dalam kepribadian seseorang dengan lingkungan eksternal. Tekanan ini diklasifikasikan

dalam tiga kategori umum, yaitu:

1. Tekanan keadaan

2. Peluang

3. Karakteristik pribadi (integrutas)

KERUGIAN KEUANGAN AKIBAT PENIPUAN

Berbagai penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) pada

tahun 1996 dan 2002 memperkirakan kerugian akibat penipuan dan penyalahgunaan adalah 6 %

dari pendapatan pertahun, ini sama saja dengan sekitar $600 miliyar.

Biaya kerugian dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alaasan:

1. Tidak semua penipuan terdeteksi

2. Dari semua penipuan yang terdeteksi , tidak semua dilaporkan

3. Dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan nformasi yang tidak

lengkap

4. Informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau badan penggerak

hokum

5. Sering kali perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau

pengadilan terhadap pelaku penipuan.

Page 8: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

PELAKU PENIPUAN

Penelitian ACFE memeriksa sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lainya, gender, umur, serta pendidikanya. Kerugian keungan menengah diperhitungkan berdasarkan tiap faktor tersebut.

1. Kerugian akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan

Kolusi antar karyawan dalam melakukan penipan sulit untuk dicegah dan dideteksi. Hal ini tampak nyata ketika kolusi dilakukan antara manajer dengan karyawan bawahannya. Pihak manajemen melakukan peran penting dalam struktur pengendalian internal perusahaan. Pihak manajemen adalah tempat bergantung untuk mencegah dan mendeteksi penipuan diantara para bawahannya.

2. Kerugian akibat penipuan dan pengaruh kolusi

Kerugian akibat penipuan yang melibatkan kolusi cenderung lebih basar daripada ketika pelaku bertindak sendiri-sendiri ini meliputi kolusi internal dan skema dengan karyawan atau manajer berkolusi dengan pihak luar seperti pemasok atau pelanggan.

3. Kerugian akibat penipuan berdasarkan gender 4. Kerugian akibat penipuan berdasarkan umur 5. Kerugian akibat penipuan berdasarkan pendidikan

Diluar dari pentingnya etika pribadi dan tekanan situasional, peluang adalah faktor yang mendorong penipuan. Pengendalian dan akses adalah elemen-elemen yang mendasae dari peluang. Perbedaan kerugian keuangan yang berhubungan dengan berbagai klasifikasi.

E. SKEMA PENIPUAN

Tiga kategori umum skema penipuan adalah :

1. Laporan TipuanLaporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika semua penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi di bawah kelas skema penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan manfaat keuangan langsung atau tidak langsung bagi pelakunya.

Masalah yang mendasariBerbagai dasar masalah berikut ini adalah akar permasalahan.

a. Kurangnya Independen Auditor, KAP yang juga dikontrak oleh kliennya untuk melakukan berbagai aktivitas nonakuntansi kurang memiliki independensi.

b. Kurangnya Independensi Direktur, banyak dewan komisaris terdiri atas berbagai individu yang tidak indipenden.

Page 9: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

c. Skema Kompensasi Eksekutif yang Meragukan, survei oleh Thomson Financial mengungkapkan keyakinan yang besar bahwa para eksekutif telah menyalahgunakan kompensasi berbasis saham.

d. Praktik Akuntansi yang Tidak Tepat, penggunaan teknik akuntansi yang tidak tepat adalah karakteristik yang umum dalam berbagai skema penipuan laporan keuangan.

Undang-undang Sarbanes-OxleyUntuk menangani berkurangnya keyakinan investor berupa institusi dan individu yang dipicu sebagian karena kegagalan bisnis dan pelaporan ulang akuntansi, kongres merumuskan hukun dan Presiden Bush mengesahkan Undang-undang Sarbanes-Oxley, yang berkaitan dengan :

komite Audit, menciptakan adanya Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan.

Independensi Auditor, membahas mengenai independensi auditor dengan membuat lebih banyak pemisahan antara aktivitas pembuktian dan nonaudit perusahaan.

Tata Kelola dan Tanggung Jawab Perusahaan, semua anggota komite audit untuk indepeden dan mensyaratkan komite audit tersebut untuk mengontrak serta mengawasi auditor eksternal.

Penertiban dan Pengungkapan. Panalti Akibat Penipuan dan Kejahatan.

2. Korupsi Empat jenis umum korupsi :

a. Penyuapan, melibatkan pemberian, penawaran, permintaan atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban utamanya.

b. Hadiah Ilegal, melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran, atau permintaan atas sesuatu yang bernilai karena tindakan remi yang telah dilakukan.

c. Konflik Kepentingan, terjadi ketika seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketiga ketika melakukan kewajibannya dalam aktivitas yang dilakukan.

d. Pemerasan secara Ekonomi, penggunaan tekanan oleh seseorag atau perusahaan untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai.

3. Penyalahgunaan AktivaContoh berbagai skema penipuanyang melibatkan penyalahgunaan aktiva :

Pembebanan ke Akun Beban, pencurian aktiva menciptakan ketidakseimbangan persamaan akuntansi dan untuk menutupi ketidakseimbangan tersebut adaalah membebankan aktiva ke akun beban serta mengurangi ekuitas dalam jumlah yang sama.

Page 10: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Gali Lubang Tutup Lubang, melibatkan penggunaan cek para pelanggan , yang diterima untukpembayaran tagihan mereka, untuk menutupi uang yang sebelumnya dicuri oleh karyawan.

Penipuan Transaksi, melibatkan penghapusan, pengubahan, atau penambahan transaksi yang tidak benar untuk mengalihkan aktivake pelaku penipuan.

Skema Penipuan Komputer, meliputi : pencurian, penggelapan aktiva yang tidak bisa dibaca komputer, penggelapan aktiva dengan mengubah logika peranti lunak komputer, dll.

Model umum sistem informasi akuntansi

Tiga tahap dalam model umum sistem informasi akuntansi :

a. Pengumpulan Data, yaitu untuk memastikan bahwa data kegiatan yang masuk ke sisem valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan penting.

b. Pemrosesan Data, setelah dikumpulkan data biasanya perlu diproses untuk menghasilkan informasi.

c. Manajemen Basis Data, d. Penbuatan informasi, yaitu proses mengumpulkan, mengatur, memformat, dan

menyajikan informasi ke para pengguna.Informasi yang berguna memiliki karakteristik sbb:1) Relevan2) Ketepatan Waktu3) Akurasi4) Kelengkapan5) Ringkas

F. KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL

Manajemen perusahaan diwajibkan secara hukum untuk membuat dan memeliharaan system

pengendalian internal yang memadai. Pembuatan dan pemeliharaan system pengendalian internal

adalah kewajiban pihak manajemen yang penting.

Undang-undang praktik korupsi asing 1977 (Foreign Corrupt Practice Act of 1977-FCPA).

FCPA menyatakan perusahaan yang terdaftar di SEC, Untuk:

1. Menyimpan catatan yang secara adil dan wajar mencerminkan transaksi perusahaan

serta posisi keuangan.

2. Mempertahankan sistem pengendalian internal yang menyediakan jaminan wajar

bahwa tujuan perusahaan terpenuhi.

Page 11: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Karena banyak sistem pengendalian internal yang langsung berhubungan dengan pemrosesan

transaksi. Para angkutan adalah partisipan utama dalam memastikan kecukupan pengendalian.

KONSEP PENGENDALIAN INTERNAL

Sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan , praktik

dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya:

1. Menjaga aktiva perusahaan

2. Memastikan akurasi dan keandalaan catatan serta informasi akuntansi

3. Mendorong efisiensi dalam organisasional perusahaan

4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta sistem prosedur yang ditetapkan oleh pihak

manajemen.

A) MEMODIFIKASI ASUMSI

1. Tanggung jawab manajemen

Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendlian internal

adalah tanggung jawab pihak manajemen (management responsibility)

2. Jaminan yang Wajar

Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar (Resonable

Assurance)bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal terpenuhi secara efektif

dari segi biaya .

3. Metode Pemrosesan Data

Sistem pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini

meliputi:

a. Kemungkinan kesalahan, tidak ada sistem yang sempurna.

b. Pelanggaran, personel dapat melanggar sistem melalui cara lain.

c. Pelangaran manajemen, pihak manajemen dalam posisi melanggar prosedur.

d. Berubahnya kondisi, kondisi berubah dengan berjalannya waktu.

B) EKSPOSUR DAN RISIKO

Ketidakberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai eksposur (exposure). Kelemahan

dalam pengendalian ainternal dapat mengekspos perusahaan ke satu atau lebih jenis risiko

berikut ini:

a. Penghancuran aktiva (baik aktiva fisik maupun aktiva informasi)

Page 12: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

b. Pencurian aktiva

c. Kerusakan informasi atau sistem informasi

d. Gangguan sistem informasi

C) MODEL PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK PENCEGAHAN

PENDETEKSIAN PERBAIKAN

Pengendalian pencegahan. Pencegahan adalah pertahanan pertama dalam struktur

pengendalian. Pengendalian pencegahan adalah (preventive control) adalah teknik pasif yang

didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

Pengendalian pemeriksaan. Pengendalian pemeriksaan (detective control) membentuk lini

pertahanan kedua. Ini adalah berbagai alat, teknik dan prosedur yang didesain untuk

mengidentifikasi serta mengekspos berbagai perstiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari

pengendalian pencegahan.

Pengendalian perbaikan. Pengendalian perbaikan (corrective control) adalah tindakan yang

diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdetiksi dalam tahapan

sebelumnya.

STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM

Standar Umum Standar Kerja Lapangan Standar Pelaporan1. Auditor harus memiliki

latihan dan kecakapan teknis yang memadahi

2. Auditor harus memiliki independensi dalam sikap mentalnya

3. Auditor harus menerapkan kehati-hatian dalam melakukan audit dan

1. Kegiatan audit harus direncanakan dengan baik

2. Auditor harus mendapat pemahaman yang memadahi atas struktur pengendalian internal

3. Auditor harus mendapat bukti yang memedai dan akurat

1. Auditor harus menyatakan dalam laporannya apakah laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Laporan harus menidentifikasi berbagai situasi yang tidak memungkinkan diterapkannya prinsip akuntansi yang berlaku umum

3. Laporan yang mengidentifikasi bagian-bagian yang tidak memadahi pengungkapan

Page 13: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

pembuatan laporan informasinya

4. Laporan harus berisi pernyataan mengenai pendapatan laporan keuangan secara keseluruhan

D) KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar komponen pengendalian

linnya. Elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah:

Integritas dan nilai etika manajemen

Struktur organisasi

Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada.

Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya

Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas

Metode manajemen untuk melilai kinerja

Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah

Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya

2. PENILAIAN RISIKO

Penilaian risiko (risk assessment) untuk megidentifikasi , menganalisis, dan

mengelolaberbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Risiko dapat muncul

atau berubah berdasarkan berbagai kondisi, seperti:

Perubahan lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru atau

perubahan tekanan atas perusahaan

Personel baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai atas

pengendalian internal.

Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang mempengaruhi

pemrosesan transaksi

Memasuki pasar asing yang berdampak pada operasional

Page 14: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Adopsi suatu prinsip akuntans baru yang berdampak pada pembuatan laporan

keuangan

3. INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Sistem Informasi Komunikasi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang

digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi dan

mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan

kewajiban yang terkait didalamnya. Sistem informasi akuntansi yang efektif akan:

Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid

Memberikan informasi secara cepat mengenai berbagai transaksi dalam perincian

yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan keuangan

Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar dapat dicatat

dalam laporan keuangan

Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.

4. PENGAWASAN

Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain

pengendalian internal serta operasinya berjalan . pengawasan yang pada aktivitas yang

berjalan dapat diwujudkan melalui berbagai modul computer yang terpisah kedalam

sistem informasi yang menangkap berbagai data penting dan atau memungkinkan

pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin.

5. AKTIVITAS PENGENDALIAN

Aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang

digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi

risiko pemisahan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian dapat dikelompokan

menjadi dua kategori yang berbeda, pengendalian computer dan pengendalian fisik.

1. Pengendalian Komputer adalah hal yang penting pengendalian ini, yang secara

khusus berhubungan dengan TI dan Audit TI.

2. Pengendalian Fisik, adalah pengendalian yang berhubungan dengan manusia yang

digunakan dalam sistem akuntansi

Page 15: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

a. Otorisasi Transaksi, bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang

diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen,

otorisasi dapat bersifat umum atau khusus.

b. Pemisahan Tugas (Segregation of duties) dapat berupa berbagai bentuk

tergantung berbagai kewajiban tertentu yang dikendalikan. Akan tetapi tujuan

berikut ini dapat memberi petunjuk umum yang dapat digunakan di kebanyakan

perusahaan. Ini dapat dilihat dalam gambar 3-6 dibawah.

c. Supervisi, men ini mengimplikasikan pemisahan tugas secara memadai

mensyaratkan agar perusahaan memperkerjakan karyawan dalam jumlah yang

cukup banyak.

d. Catatan akuntansi terdiri atas dokumen sumber, jurnal dan buku besar. Berbagai

catatan ini menangkap esensi ekonomi dari berbagai transaksi dan menyediakan

jejak Audit berbagai peristiwa ekonomi.

e. Pengendalian Akses tujuanya yaitu untuk memastikan bahwa hanya personel yang

sah saja yang memiliki akses keaktiva perusahhan. Akses tidak sah akan

mengekspos aktiva kepenyalahgunaan, kerusakan,dan pencuriaan.

f. Verifikasi independen. Prosedur verifikasi adalah pemeriksaan independen sistem

akuntansi untuk mengidentifikasikan kesalahan dan kesalahan penyajian. Melalui

prosedur vertifikasi independen, pihak manajemen dapat mengakses (1) kinerja

individu, (2) integritas sistem pemrosesan transaksi, dan (3) kebenaran data yang

terdapat dalam catatan akuntansi. Contoh verifikasi independen meliputi:

Rekonsiliasi tatal batch pada titik-titik tertentu selama pemrosesan

transaksi.

Membandingkan aktiva fisik dengan catatan akuntansi.

Rekonsiliasi berbagai akun buku pembantu dengan akun pengendaliannya.

Mengkaji laporan manajemen yang memeriksa berbagai aktivitas bisnis.

Page 16: Etika, Penipuan (Fraud) dan Pengendalian Internal

Gambar 3-6.

Tujuan pemisahan tugas

TRANSAKSI

Tujuan Pengendalian 1

Tujuan Pengendalian 2

Tujuan Pengendalian 3

G. PERAN PENTING PENGENDALIAN INTERNAL

Lima komponen pengendalian internal yaitu:

a) Lingkungan Pengendalian

b) Penilaian Risiko

c) Informasi dan Komunikasi

d) Pengawasan

e) Aktivitas Pengendalian.

Menyediakan auditor informasi yang penting mengenai risiko penyalahsajian yang penting

dalam laporan keuangan dan penipuan. Para auditor karenanya diharuskan untuk mendapat

pengetahuan yang memadahi atas pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka.

Otorisasi Pemrosesan

PencatatanOtoritas Pemeliharaan

Jurnal Buku Besar Pembantu

Buku Besar Umum