Etika Pendidikan

5
Etika Pendidikan A. Pengertian Etika Etika merupakan satu hal penting dalam kehidupan. Penerapan etika melingkupi seluruh bidang kehidupan, termasuk dalam penyelenggaraan  pendidikan. Orang yang beretika tapi tidak berpendidikan, jauh lebih terhormat daripada orang berpendidikan tapi tidak beretika. Etika adalah hal paling mendasar dalam pendidikan. Etika pendidikan merupakan pondasi bagi ilmu  pengetahuan, penelitian, dan pelayanan. Etika merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu „ ethos’  yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika memiliki arti: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral, 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan 3) Asas perilaku yang menjadi pedoman. Pada definisi pertama etika dimaksudkan sebagai suatu disiplin ilmu. Pada definisi kedua etika yang dimaksud adalah kode etik. Sementara definisi ketiga mirip dengan definisi moral. Etika yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah etika pada definisi yang kedua. B. Perbedaan Etika dan Moral Dalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan moral memiliki arti yang serupa dan sulit dibedakan. Moral merupakan suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Moral sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut masyarakat, baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya. Pengertian moral lebih kepada penilaian  perbuatan yang dilakukan, b aik atau buruk. Etika lebih mengarah pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari  bagaimana hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk memberi penilaian kritis dan rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada,  benar atau salah. Contoh sederhana untuk membedakannya, membunuh adalah moral yang  buruk, sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat. Pelakunya dikatakan bermoral  buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan tentang membunuh, keputusan benar atau salah, dan bagaimana penerapan aturannya

description

Etika Pendidikan

Transcript of Etika Pendidikan

Etika PendidikanA. Pengertian EtikaEtika merupakan satu hal penting dalam kehidupan. Penerapan etika melingkupi seluruh bidang kehidupan, termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan. Orang yang beretika tapi tidak berpendidikan, jauh lebih terhormat daripada orang berpendidikan tapi tidak beretika. Etika adalah hal paling mendasar dalam pendidikan. Etika pendidikan merupakan pondasi bagi ilmu pengetahuan, penelitian, dan pelayanan.Etika merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika memiliki arti: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral, 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan 3) Asas perilaku yang menjadi pedoman.Pada definisi pertama etika dimaksudkan sebagai suatu disiplin ilmu. Pada definisi kedua etika yang dimaksud adalah kode etik. Sementara definisi ketiga mirip dengan definisi moral. Etika yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah etika pada definisi yang kedua.

B. Perbedaan Etika dan MoralDalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan moral memiliki arti yang serupa dan sulit dibedakan. Moral merupakan suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Moral sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut masyarakat, baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya. Pengertian moral lebih kepada penilaian perbuatan yang dilakukan, baik atau buruk.Etika lebih mengarah pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari bagaimana hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk memberi penilaian kritis dan rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada, benar atau salah.Contoh sederhana untuk membedakannya, membunuh adalah moral yang buruk, sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat. Pelakunya dikatakan bermoral buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan tentang membunuh, keputusan benar atau salah, dan bagaimana penerapan aturannya dipelajari dan diatur melalui etika. Seorang eksekutor terpidana mati tidak dapat dikatakan tidak bermoral, meskipun sama-sama membunuh. Hal ini disebabkan adanya etika (aturan) yang membenarkan dan mengizinkannya untuk melakukan hal itu.

C. Etika PendidikanEtika dalam suatu organisasi merupakan suatu sistem nilai. Sistem ini berisi rentang nilai yang dianggap penting serta menjadi standar dan panduan yang mengarahkan sikap/perilaku seseorang. Perilaku personal yang dianggap menyalahi nilai yang dianut akan menjadi sorotan orang-orang yang berada dalam lingkungan tersebut.Dalam etika pendidikan terdapat nilai-nilai moral yang menjadi dasar perilaku dalam praktik pendidikan, di dalam dan di luar lingkungan pendidikan. Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai panduan yang mengarahkan sikap/perilaku seseorang dalam praktik pendidikan.Berbicara tentang nilai dalam etika pendidikan tidak lepas dari pembahasan tentang integritas akademik. Integritas akademik merupakan nilai fundamental dalam pengajaran, pembelajaran, dan ilmu pengetahuan. Adanya integritas akademik menunjukkan sebuah komitmen untuk melaksanakan nilai-nilai fundamental tersebut meskipun ketika berhadapan dengan situasi yang buruk. Nilai-nilai fundamental tersebut meliputi kejujuran (honesty), kepercayaan (trust), keadilan (fairness), rasa hormat (respect), dan tanggung jawab (responsibility).-KejujuranKejujuran merupakan prasyarat bagi nilai fundamental lainnya. Kejujuran adalah landasan dalam pengajaran, pembelajaran, penelitian, dan pelayanan. Kejujuran ini dimulai dari diri sendiri dan berkembang ke orang lain.-KepercayaanKepercayaan merupakan respon terhadap kejujuran. Seseorang apabila selalu berbuat jujur akan mudah mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan ini dapat ditingkatkan dengan adanya peraturan akademik. Hanya dengan memberikan kepercayaan kita dapat memercayai orang lain, bekerja sama, berbagi informasi dan ide, serta memercayai nilai sosial dan arti penting pengetahuan.-KeadilanKeadilan adalah tanggung jawab seluruh sivitas akademik dan semuanya memiliki peran dalam menjamin keadilan. Kesalahan seseorang tidak boleh menjadi dalih untuk kesalahan orang lain. Kesalahan pribadi tetap dinilai sebagai kesalahan pribadi. Tidak ada rasionalisasi semuanya bersalah bila ada anggota yang berbuat salah. Kesalahan orang lain bila ada yang melihat namun tidak mengingatkan dinilai sebagai kesalahan yang lain lagi.-Rasa HormatKomunitas akademis mesti menghormati dan menghargai berbagai macam opini dan ide yang dikemukakan anggotanya dalam partisipasi pada proses pembelajaran. Semua orang harus menunjukkan rasa hormat terhadap karya orang lain dengan cara mengidentifikasi dan menyebutkan referensi yang benar, serta mengakuinya sebagai pinjaman intelektual yang mereka dapat melalui referensi tersebut.-Tanggung JawabSeluruh komponen di institusi pendidikan memiliki tanggung jawab melaksanakan tugasnya, nilai-nilai fundamental, dan tridharma perguruan tinggi. Bertanggung jawab artinya menentukan dan mengambil sikap terhadap kesalahan, meskipun ada tekanan dari teman sebaya, ketakutan, loyalitas, atau belas kasih.

D. Etika Dalam Al-Qur AnSebagaimana yang telah dijelaskan di awal bahwa al-Quran berisi nilai-nilai ethos yang akhirnya membentuk sistem etika Islam. Namun tidak dalam bentuk baku, karena teks-teks suci tersebut memuat banyak penafsiran. Term-term dalam al-Quran yang berkenaan dengan masalah etika akan menjadi fokus pembahasan ini. Tentunya tidak semuanya dapat diuraikan. Ada beberapa hal yang dianggap paling menyentuh dalam konsep etika seperti penggunaan kata al-khayr, al-birrr, al-qisth, al-maruf, dan beberapa kata lainnya akan dapat dijumpai dalam al-Quran dan menjadi dasar-dasar pembentukan etika Islam.Dalam ajaran Islam, penggunaan kata-kata di atas menunjukkan bahwa konsep utama dalam al-Quran adalah benar-benar berasal dari konsep Tuhan yang maha adil, dan bahwa dalam lingkungan etika manusia setiap konsep sucinya hanyalah refleksi yang suramatau imitasi yang sangat tidak sempurnadari sifat ketuhanan itu sendiri, atau yang mengacu kepada respon khusus yang diperoleh dari perbuatan-perbuatan ketuhanan. Di sini, seorang muslim dituntut untuk sebisa mungkin meniru sikap etis Tuhan, karena pada kenyataannya Tuhan merupakan sumber dari segala yang etis sebagaimana yang tertera dalam teks suci al-Quran.Banyak para ahli merasa kesulitan dalam mengelompokkan kata-kata dalam al-Quran berkaitan dengan konsep moral dan etika religius, seperti: al-khayr, al-birr, al-qisth, al-iqsath, al-adl, al-haqq, al-maruf dan al-taqwa. Perbuatan-perbuatan yang baik biasa disebut shalihat, sedangkan perbuatan yang buruk disebut sayyiat. Perbuatan sayyiat secara umum disebut itsm atau wizr yaitu dosa atau kejahatan yang arti asalnya adalah beban.Term-term di atas menjadi dasar umat Islam terhadap pengembangan konsep-konsep moral, yang disebut sebagai moralitas skriptual. Bentuk-bentuk pengamalan terhadap term-term tersebut juga dijelaskan dalam al-Quran serta masing-masing memiliki akibatnya. Perbuatan-perbuatan shalihat akan membawa manusia kepada konsekuensi yang baik bagi pelakunya dan perbuatan-perbuatan sayyiat juga akan membawa pelakunya terhadap akibat yang dapat merugikan dan membebani dirinya sendiri.

E. Kesimpulan1. Etika adalah gambaran rasional mengenai hakekat dan dasar perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan atau dilarang.2. Etika Islam merupakan pembahasan yang dikembangkan sebagai perpaduan antara etika Yunani dan etika yang ada dalam Islam yang berasal dari teks-teks suci. Perpaduan tersebut telah melahirkan sebuah bentuk baru dalam disiplin keilmuan yang disebut filsafat akhlak, di mana akhlak sebagai konsep-konsep praktis menjadi lebih tercerahkan dengan adanya kajian etika.3. Para filosof muslim, hampir semua sepakat menyatakan bahwa dalam kajian etika, modal dasar yang harus diketahui terlebih dahulu adalah pengetahuan tentang jiwa.

4. Akhlak itu ialah kebiasaan jiwa yang tetap dan terdapat dalam diri manusia yang dengan mudah dan tidak perlu berfikir menumbuhkan perbuatan-perbuatan dan tingkah laku manusia.5. Kebaikan merupakan hal yang dapat dicapai oleh manusia dengan melaksanakan kemauannya dan berupaya dengan hal yang berkaitan dengan tujuan diciptakannya manusia. Sedangkan keburukan merupakan penghambat manusia mencapai kebaikan, di mana hambatan ini berupa kemauan dan upayanya, atau berupa kemalasan dan keengganan mencari kebaikan.