Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

18
PERILAKU GURU PROFESIONAL DAN ETIKA GURU DI SEKOLAH DAN MASYARAKAT MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Etika Profesi yang dibimbing oleh Bapak M.Noviar Darkuni Oleh : Kelompok 6/ Offering C-C Alifah Cholifah (120341421964) Arwinda Probowati (120341421929) Evi Ria Rahayu (120341421972) The Learning University

description

etikprof

Transcript of Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

Page 1: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

PERILAKU GURU PROFESIONAL DAN ETIKA GURU DI SEKOLAH

DAN MASYARAKAT

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAHEtika Profesi

yang dibimbing oleh Bapak M.Noviar Darkuni

Oleh :Kelompok 6/ Offering C-C

Alifah Cholifah (120341421964)Arwinda Probowati (120341421929)Evi Ria Rahayu (120341421972)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGIOktober 2014

Page 2: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

menengah. Guru Indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik yang

dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsp “ing ngarso sung tuladha,

ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.

Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk

mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang

kehidupan. Untuk itu, pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan

peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan

bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan

datang. Kondisi seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa guru dan profesinya

merupakan komponen kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini

sepanjang zaman. Hanya dengan tugas pelaksanaan tugas secara profesional hal

itu dapat diwujudkan eksitensi bangsa dan dihormati dalam pergaulan antar

bangsa di dunia.

Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika

guru dan kode etik guru profesional dalam lingkungan masyarakat sosial dan

dalam lingkungan masyarakat akademis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan etika?

1.2.2 Bagaimana sikap dan perilaku guru professional ?

1.2.3 Bagaimana etika guru di sekolah ?

Page 3: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

1.2.4 Bagaimana etika guru di lingkungan masyarakat sosial?

1.2.4 Bagaimana etika guru di lingkungan masyarakat akademis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami makna dari etika

1.3.2 Untuk memahami sikap dan perilaku guru professional

1.3.3 Untuk mengetahui etika guru di sekolah

1.3.4 Untuk mengetahui serta memaknai etika guru di lingkungan

masyarakat sosial

1.3.4 Untuk mengetahui serta memaknai etika guru di lingkungan

masyarakat akademis

Page 4: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu sistem atau

pedoman yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul atau

berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Sistem pengaturan

pergaulan tersebut dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, adat dan

lainnya. Secara etismologis, kata etika berasal dari “ethos”, yang artinya adat

kebiasaan atau watak kesusilaan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (edisi keempat), etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan

apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika memuat

tentang apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang baik,

dan apa yang buruk. Dengan adanya etika perilaku baik diatur berdasarkan nilai

nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

rangkain tindakan sehari hari. Itu berati etika membantu manusia untuk

mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup. Etika pada

akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang

perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat

diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, etika dapat dibagi menjadi

beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Dengan

demikian, etika dapat diartikan sebagai kumpulan nilai nilai moral yang dianut

oleh masyarakat tertentu setelah melalui pengkajian secara kritis.

2.2 Sikap dan Perilaku Guru Profesional

Pemerintah sering melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

guru, antara lain melalui seminar, pelatihan, dan loka karya, bahkam melalui

pendidikan formal bahkan dengan menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih

tinggi. Kendatipun dalam pelakansaannya masih jauh dari harapan, dan banyak

Page 5: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

penyimpangan, namun paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi yang yang

menunjukkan bahwa sebagian guru memiliki ijazah perguruan tinggi.

Latar belakang pendidikan ini mestinya berkorelasi positif dengan kualitas

pendidikan, bersamaan dengan faktor lain yang mempengaruhi. Walaupun dalam

kenyataannya banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan. Kesalahan-

kesalahan dalam pembelajaran itu antara lain:

1. merasa diri paling pandai di kelasnya,

2. tidak adil (diskriminatif), serta

3. memaksakan hak peserta didik (Mulyasa, 2005:20).

Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut maka seorang guru yang

profesional harus memiliki empat kompetensi. Kompetensi tersebut tertuang

dalam Undang-Undang Dosen dan Guru, yakni:

1. kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik,

2. kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,

3. kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran luas

mendalam,

4. kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang

tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respon hanya akan timbul,

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang dikehendaki adanya reaksi

individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai

sikap itu timbul didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi

kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik buruk, positif negati,

Page 6: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi

reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2000: 15).

2.3 Etika Guru di Sekolah

Ada 2 macam etika guru di sekolah yaitu formal dan non-formal, untuk

yang formal itu salah satu contohnya adalah kode etik guru yang apabila dilanggar

aka nada sanksi tertentu (sanksi hukum). Semetara etika non-formal merupakan

etika individu yang berkaitan dengan moral dari seorang guru. Dalam etika non-

formal ini apabila dilanggar tidak ada sanksi hukum tetapi sanksi moral.

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru

dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan

seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,

pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Kode Etik Guru Indonesia bersumber

dari :

(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila

(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional.

(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan

kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

Dalam kaitannya etika guru di sekolah ada beberapa point mengenai hubungan

guru dengan peserta didik, yaitu:

Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar,

membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil

pembelajaran.

b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,

Page 7: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara

individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.

e. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan

hak-hak peserta didiknya.

2.4 Etika Guru di lingkungan masyarakat sosial

Sebagai anggota masyarakat, dengan predikat sebagai guru, tentunya guru

harus mampu membangun komunikasi dengan seluruh anggota masyarakat,

silaturahmi dengan seluruh anggota masyarakat harus kita bangun dengan kokoh.

Wadahnya bisa bermacam macam, mulai dari arisan, siskamling, kelompok

pengajian dan lain sebagainya. Kerja bakti, saling mengunjungi, memberi oleh

oleh ketika habis berpergian, menjenguk tetangga yang sakit adalah contoh

aktivitas yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna untuk mempererat

silaturahmi.

Sisi positif kita sebagai guru perlu ditonjolkan sehingga keberadaan kita

lingkungan warga sekitar bermanfaat bagi orang lain. Sebagi guru yang hidup di

lingkungan masyarakat kita juga perlu proaktif membantu segala pemasalahan

yang biasa terjadi di lingkungan masyarakat, mulai dari masalah keamanan,

kesehatan sampai dengan kebersihan.

Tinggal di lingkungan masyarakat dengan latar belakang yang beragam

pastinya ada konflik konflik kecil. Misalnya ada anggota masyarakat yang tidak

saling tegur sapa dengan tetangga sebelahnya dan ada kelompok kecil yang tidak

saling sepakat terhadap suatu kebijakan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Tugas guru yang hidup di lingkungan masyarakat adalah membantu mencari jalan

keluar untuk memecahkan permasalahan ini. Tentu saja dengan bantuan pihak

lain, seperti ketua RT, tokoh agama, atau tokoh masyarakat. Dalam memcahkan

masalah ini guru harus memiliki prinsip tidak memihak dan memperkeruh

permasalahan.

Page 8: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

Hubungan guru dengan orang tua atau wali murid juga termasuk dalam

etika guru di masyarakat. Guru harus berusaha membina hubungan kerjasama

yang efektif dan efisien dengan orang tua atau wali murid dalam melaksanakan

proses pendidikan. Adapun langkah langkah yang perlu dilakukan oleh seorang

guru dalam melakukan hubungan dengan orangtua siswa adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan informasi kepada orangtua secara jujur dan objektif

mengenai perkembangan peserta didik.

b. Guru merahasiakan informasi peserta didik kepada orang lain yang

bukan orangtua/walinya.

c. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan

berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

d. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai

kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada

umumnya.

e. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali murid untuk berkonsultasi

dengannya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita cita

anak atau anak anak akan kependidikan.

f. Guru tidak melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan

orangtua/wali murid untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Hubungan guru dalam masyarakat selain ulasan diatas juga mencakup

jalinan komunikasi kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan

masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Adapun langkah

konkrit serta batasan yang dapat dilakukan oleh guru dalam bermasyarakat adalah

sebagai berikut :

a. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

b. Guru peka terhadap perubahan perubahan yang terjadi di lingkungan

masyarakat.

c. Guru bekerja secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise

dan martabat profesinya.

Page 9: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

d. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya.

e. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai nilai

agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan

masyarakat.

2.5 Etika guru di lingkungan masyarakat akademis

Dalam etika di lingkungan masyarakat akademis disini adalah hubungan

guru dengan sekolah dan rekan sejawat (guru). Adapun dalam melakukan

aktivitas sehari seperti mengajar guru tidak pernah terlepas dari hubungan

dengan sekolah dan rekan sejawatnya. Berikut adalah etika yang perlu

diterapkan oleh guru dalam hubungannya dengan sekolah dan rekan

sejawatnya :

a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah

b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam

melaksanakan proses pendidikan

c. Guru menciptakan suasan sekolah yang kondusif.

d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan di luar sekolah.

e. Guru menghormati rekan sejawat.

f. Guru saling membimbing antar rekan sejawat.

g. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan

kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan rekan juniornya untuk

tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan

dengan tuntutan profesionalitasnya.

i. Guru menerima orientasi kolega seniornya untuk mengekspresikan

pendapat profesional berkaitan dengan tugas tugas pendidikan dan

pembelajaran.

j. Guru membasiskan diri pada nilai agama, moral dan kemanusiaan dalam

setiap tindakan profesional dengan sejawat.

Page 10: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

k. Guru memiliki beban moral untuk bersama sama dengan sejawat

meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas

tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

l. Guru mengoreksi tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah agama,

moral, kemanusiaan dan martabat profesinya.

m. Guru tidak mengeluarkan pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi

dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.

n. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeuluarkan pendapat yang akan

merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.

o. Guru tidak mengoreksi tindakan profesional sejawatnya atas dasar

pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

p. Guru tidak membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimabangan

yang davat dilegalkan secara hukum.

q. Guru tidak menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak

langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

Dari uraian diatas diharapkan seorang guru dapat membawa diri dalam

lingkungan akedemisnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

baiak. Selain itu lingkungan sekolah serta hubungan antar guru juga menjadi

lebih teratur dan harmonis.

Page 11: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan

tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Guru professional itu harus memiliki 4 kompetensi yaitu : kompetensi

pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi

social.

Etika guru di sekolah itu ada 2 macam yaitu formal dan non-formal.

Hubungan guru dengan orang tua atau wali murid adalah salah satu etika guru

di masyarakat, selain itu etika guru di masyarakat mencakup jalinan

komunikasi kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan masyarakat

untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.

Etika guru di lingkungan masyarakat akademis adalah hubungan guru dengan

sekolah dan rekan sejawat (guru).

3.2 Saran

Para pendidik, calon pendidik, dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai

memahami, menerapkan, dan mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam

dunia pendidikan melalui teladan baik dalam pikiran, ucapan, dan tindakan.

Page 12: Etika Guru Sekolah Dan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2007. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta : Grasindo Widya,

Apita.2013. Profesi kependidikan Mengenai Kode Etik Guru. Pdf (online) (www.

pendidikanindo.com) diakses 9 oktober 2014.

Azwar Saifuddin, 2000. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya