Etika Bisnis Dalam Kontruksi
-
Upload
m-bara-indinar -
Category
Documents
-
view
560 -
download
58
description
Transcript of Etika Bisnis Dalam Kontruksi
TUGAS MANAJEMEN KONTRUKSI
MOHAMAD BARA INDINAR
3336120006
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENGTIRTAYASA
2015
1. Pengertian Umum Etika
Etika merupakan ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas dan cara berpikir yang
memandu kepribadian manusia. Di dalam etika tersirat bagaimana kita menilai suatu perbuatan
apakah itu benar atau salah ( Ross cited in vee and Skitmore, 2003 ).
Etikajuga dapat didefinisikan sebagai :
- Akhlak, tabiat atau budi pekerti
- Cabang ilmu filsafat yang menitikberatkan pada nilai kusesilaan.
- Perpaduan perilaku manusia sesuai dengan tata kesusilaan yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakan dan lingkungannya.
- Moralitas merupakan seperangkat standar atau aturan tentang apa yang benar dan salah,
sedangkan prilaku merupakan cara seseorang dalam menanggapi suatu kondisi. Oleh
karena itu, ketika kita berbicara tentang suatu tindakan yang tidak etis, berarti tindakan
tersebut merupakan tindakan yang tidak disepakai oleh prilaku moral.
- Seorang peneliti konstruksi bernama Ray pada tahun 1999 mengidentifikasi isu etika yang
berkembang dalam industri konstruksi ke dalam 2 kategori yaitu ; etika individu dan etika
profesi. Etika individu merupakan prinsip moral yang menilai kegiatan manusia apakah itu
baik atau buruk. Sedangkan etika profesi menilai kegiatan tidak hanya berkonsentrasi pada
individu tetapi juga terkait pada norma profesi.Etika profesi terkait dengan konsep –
konsep pelaksanaan dan ekspetasi dari publik seperti kompetensi dan tanggung jawab.
2. Pengertian Etika bisnis
Etika bisnis merupakan prinsip prinsip moral atau seperangkat nilai moral yang diterapkan
tidak hanya pada seluruh yang terkait dalam kegiatan bisnis tetapi juga kepada seluruh sektor
publik, dalam industri konstruksi berupa para pemilik modal, konsultan perencana, kontraktor,
konsultan pengawas dan pemerintah sebagai regulator.
Didalam buku “Konstruksi Indonesia 2030, Untuk Kenyamanan Lingkungan Terbangun The
Finest Built Enviroment dengan Menciptakan Nilai Tambah secara Berkelanjutan Berdasarkan
Profesionalisme, Sinergi dan Daya Saing, LPJKN, 2007”, disebutkan bahwa permasalahan utama
industri konstruksi nasional yaitu belum terwujudnya profesionalisme pelaku konstruksi. Salah
satu penyebab utama belum terwujudnya profesionalisme pelaku konstruksi
adalah mengenai belum adanya kode etik bisnis konstruksi. Kode etik merupakan aturan
pelaksanaan , sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari.
Etika bisnis di dunia pengguna, penyedia, dan para pihak yg terkait dengan barang/jasa menurut
Keppres No 80 Tahun 2003 adalah:
1. Tertib, disertai tanggung jawab utk mencapai sasaran kelancaran dan kecepatan tercapainya
tujuan pengadaan baraang dan jasa.
2. Bekerja profesional dan mandiri atas dasar kejujuran.
3. Tidak saling mempengaruhi untuk persaingan tidak sehat.
4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yg ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak.
5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yg terkait conflict
of intererest.
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dlm
pengadaan barang/jasa.
7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yg secara langsung maupun tidak langsung
merugikan negara.
8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yg diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan pengadaan barang/jasa.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pelanggaran Etika Bisnis Konstruksi dan Isu
– Isu Pelanggaran Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia.
1) Faktor yang mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis Konstruksi
Secara umum, terdapat beberapa faktor yanng menyebabkan terjadinya pelanggaran etika
bisnis kontruksi di Indonesia yaitu :
a. Budaya bisnis konstruksi
Budaya buruk yang berkembang tidak hanya pada bisnis konstruksi namun pada bisnis
lainnya adalah praktek korupsi, kolusi. Budaya buruk ini seolah sudah mendarah daging
dalam praktek – praktek bisnis yang dilakukan oleh para pelaku bisnis, baik pemilik
modal, kontraktor, konsultan dan pihak terkaitnya.
b. Buruknya kualitas dokumen pada proses tender.
Buruknya kualitas dokumen tender seperti kurang jelasnya gambar, bill of quantity,
penyelesaian konflik mendorong para pelaku konstruksi untuk saling mengalihkan resiko
yang timbul kepada pihak lain.
c. Lemahnya kualitas kontraktor dan perencana
Bagi kontraktor lemahnya kualitas dalam mengestimasi biaya, resiko dan waktu
mengakibatkan kurang akuratnya estimasi yang menyebabkan biaya, resiko dan waktu
aktual yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan data yang didapat pada perencanaan.
Hal ini mendorong kontraktor melakukan tindakan yang melanggar etika bisnis
konstruksi demi menutupi hal tersebut. Begitu juga dengan konsultan perencana, kualitas
yang tidak memadai dalam perencanaan berakibat kepada tindakan yang melanggar etika
untuk menutupi hal tersebut.
d. Kebijakan Pemilik Modal dan Pemerintah
Sering sekali kebijakan yang diambil oleh pemilik modal dalam pengadaan bisnis
konstruksi berdampak pada terjadinya tindakan yang melanggar etika oleh penyedia jasa
konstruksi. Kebijakan – kebijakan tersebut berupa ; penetapan pemenang tender
berdasarkan harga termurah, sistem pembayaran yang memakan waktu terlalu lama,
waktu penyelesaian proyek konstruksi yang terlalu cepat dan hal lainnya.
Pemerintah juga berpartisipasi dalam kebijakan – kebijakan yang berdampak pada
tindakan yang melanggar etika bisnis konstruksi. Birokrasi yang menyulitkan, kenaikan
harga bahan bakar minyak merupakan hal yang sering terjadi.
2) Isu – Isu Pelanggaran Etika Bisnis Konstruksi
Berikut ini merupakan isu – isu yang berkembang terhadap pelanggaran etika bisnis
konstruksi di Indonesia, yaitu ;
a. Kolusi dalam proses tender.
Indikasi yang terlihat berupa ; kompensasi, komisi biaya tender, tawaran pemotongan
biaya tender, biaya – biaya tersembunyi dalam proses tender
b. Suap yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan dalam bisnis
konstruksi.
Indikasi yang terlihat berupa ; bujukan uang tunai, fasilitas dan hiburan konstruksi demi
menutupi hal tersebut. Begitu juga dengan konsultan perencana, kualitas yang tidak
memadai dalam perencanaan berakibat kepada tindakan yang melanggar etika untuk
menutupi hal tersebut.
c. Kebijakan Pemilik Modal dan Pemerintah
Sering sekali kebijakan yang diambil oleh pemilik modal dalam pengadaan bisnis
konstruksi berdampak pada terjadinya tindakan yang melanggar etika oleh penyedia jasa
konstruksi. Kebijakan – kebijakan tersebut berupa ; penetapan pemenang tender
berdasarkan harga termurah, sistem pembayaran yang memakan waktu terlalu lama,
waktu penyelesaian proyek konstruksi yang terlalu cepat dan hal lainnya.
Pemerintah juga berpartisipasi dalam kebijakan – kebijakan yang berdampak pada
tindakan yang melanggar etika bisnis konstruksi. Birokrasi yang menyulitkan, kenaikan
harga bahan bakar minyak merupakan hal yang sering terjadi.
d. Kelalaian dalam pelaksanaan bisnis konstruksi.
indikasi yang terlihat berupa ; kualitas pekerjaan yang buruk, standar keselamatan yang
tidak memadai
e. Penipuan dalam pemakaian kualitas / mutu konstruksi.
indikasi yang terlihat berupa ; pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan.
f. Ketidakjujuran dan ketidakadilan
indikasi yang terlihat berupa ; pengaturan kontrak, pengaturan pemenang tender, birokrasi
pemerintah.
Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia
M. Indera Perdana (25011322), Asoka Setia Kusuma Jaya (25012070), dan Hardiansyah
(25012034)
Construction Management and Engineering, Bandung Institute of Technology, Indonesia