ETIKA BISNIS

85
Maiza Fikri, ST, SE, M.M Maiza Fikri, ST, SE, M.M [email protected]

description

ETIKA BISNIS. Maiza Fikri, ST, SE, M.M [email protected]. Pengertian Etika. Dua pengertian; 1. Etika  kata Yunani ethos , berarti adat istiadat atau kebiasaan. 2. Etika  flsafat moral, - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ETIKA BISNIS

Page 1: ETIKA BISNIS

Maiza Fikri, ST, SE, M.MMaiza Fikri, ST, SE, [email protected]

Page 2: ETIKA BISNIS

PengertianPengertian EtikaEtika

Dua pengertian;Dua pengertian;

1. Etika 1. Etika kata Yunani kata Yunani ethosethos, ,

berarti berarti

adat istiadat atau adat istiadat atau kebiasaan. kebiasaan.

Page 3: ETIKA BISNIS

2. Etika 2. Etika flsafat moral, flsafat moral,

ilmu yang membahas nilai dan ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas.pengertian pertama di atas.

Page 4: ETIKA BISNIS

►NietzscheNietzsche, ,

►etika sebagai ilmu menghimbau orang etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.bukan moralitas hamba.

Page 5: ETIKA BISNIS

KantKant, ,

etika berusaha menggugah kesadaran manusia etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. heteronom.

Etika bermaksud membantu manusia untuk Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan bertanggungjawab. bertindak secara bebas dan bertanggungjawab.

Kebebasan dan tanggung jawabKebebasan dan tanggung jawab adalah unsur adalah unsur pokok dari otonomi moral yang merupakan salah pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika satu prinsip utama moralitas, termasuk etika bisnis.bisnis.

Page 6: ETIKA BISNIS

Norma Khusus dan Norma Khusus dan Norma UmumNorma Umum

Norma KhususNorma Khusus

aturan yang berlaku aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan khusus dalam bidang kegiatan khusus

atau atau kehidupan khusus, kehidupan khusus,

mis. aturan olah raga, aturan pendidikan, mis. aturan olah raga, aturan pendidikan, lebih khusus aturan sebuah sekolah. lebih khusus aturan sebuah sekolah.

Page 7: ETIKA BISNIS

Norma UmumNorma Umum

bersifat umum dan universal. bersifat umum dan universal.

Norma umum ada tiga yaitu, Norma umum ada tiga yaitu,

norma sopan santun, norma sopan santun,

norma hukum, norma hukum,

norma moral.norma moral.

Page 8: ETIKA BISNIS

► Teori EtikaTeori Etika..

► Etika DeontologiEtika Deontologi

► EtikaTeleologiEtikaTeleologi..

Page 9: ETIKA BISNIS

Etika DeontologiEtika Deontologi

kata Yunani kata Yunani deon deon kewajiban. kewajiban.

penekanan pada kewajiban manusia penekanan pada kewajiban manusia

untuk bertindak secara baik. untuk bertindak secara baik.

Page 10: ETIKA BISNIS

Suatu tindakan itu baik Suatu tindakan itu baik dinilai berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dinilai berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada

dirinya sendiridirinya sendiri

bukan bukan

pada akibat atau tujuan baik dari tindakan itu pada akibat atau tujuan baik dari tindakan itu

Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat tindakan itu. terlepas dari tujuan atau akibat tindakan itu.

Menekankan motivasi, kemauan baik dari pelaku bisnis. Menekankan motivasi, kemauan baik dari pelaku bisnis.

Page 11: ETIKA BISNIS

Tiga prinsip supaya tindakan itu mempunyai nilai Tiga prinsip supaya tindakan itu mempunyai nilai moral: moral:

(1) tindakan itu harus dijalankan berdasarkan (1) tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban; kewajiban;

(2) tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari (2) tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu, melainkan tergantung pada tindakan itu, melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu;melakukan tindakan itu;

(3) dilakukan berdasarkan sikap hormat pada (3) dilakukan berdasarkan sikap hormat pada

hukum moral universal.hukum moral universal.

Page 12: ETIKA BISNIS

Etika TeleologiEtika Teleologi

mengukur baik buruknya suatu tindakan mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. oleh tindakan tersebut.

Page 13: ETIKA BISNIS

Etika Umum dan

Etika Khusus.

Etika Umum

suatu etika mengenai norma dan nilai moral,

kondisi-kondisi dasar bagi anusia untuk bertindak secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis.

Etika Umum sebagai ilmu atau filsafat moral etika teoretis

Page 14: ETIKA BISNIS

Etika Khusus Etika Khusus

penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam kehidupan khusus. moral dasar dalam kehidupan khusus.

Dalam hal ini Etika Khusus mengamati perilaku Dalam hal ini Etika Khusus mengamati perilaku dan kehidupan manusia dalam bidang kehidupan dan kehidupan manusia dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus tertentu. dan kegiatan khusus tertentu.

Etika Khusus memberi aturan sebagai pedoman Etika Khusus memberi aturan sebagai pedoman bagi setiap orang dalam kehidupan dan kegiatan bagi setiap orang dalam kehidupan dan kegiatan khusus. khusus.

Page 15: ETIKA BISNIS

Etika Khusus dianggap sebagai Etika Khusus dianggap sebagai Etika TerapanEtika Terapan. .

karena karena

aturan normatif yang bersifat umum aturan normatif yang bersifat umum diterapkan secara khusus diterapkan secara khusus dalam kegiatan tertentu.dalam kegiatan tertentu.

Page 16: ETIKA BISNIS

Etika Terapan – Etika BisnisEtika Terapan – Etika Bisnis..

Etika Bisnis merupakan salah satu bentuk dari Etika Bisnis merupakan salah satu bentuk dari Etika Terapan. Etika Terapan.

Dalam Etika Bisnis diterapkan secara khusus Dalam Etika Bisnis diterapkan secara khusus prinsip-prinsip dan norma-norma moral di bidang prinsip-prinsip dan norma-norma moral di bidang bisnis. bisnis.

Page 17: ETIKA BISNIS

Beberapa prinsip Etika Bisnis Beberapa prinsip Etika Bisnis

1. otonomi;1. otonomi; 2. kejujuran; 2. kejujuran; 3. keadilan; 3. keadilan; 4. saling menguntungkan, 4. saling menguntungkan, 5. integritas moral.5. integritas moral.

Page 18: ETIKA BISNIS

► Prinsip OtonomiPrinsip Otonomi

► sikap dan kemampuan manusia untuk sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri.berdasarkan kesadarannya sendiri.

Page 19: ETIKA BISNIS

Prinsip KejujuranPrinsip Kejujuran

kejujuran dalam memenuhi syarat-kejujuran dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian, syarat perjanjian,

kejujuran dalam penawaran barang dan kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang jasa dengan mutu dan harga yang sebanding,sebanding,

kejujuran dalam hubungan kerja intern.kejujuran dalam hubungan kerja intern.

Page 20: ETIKA BISNIS

• Prinsip Keadilan

memperlakukan setiap orang sesuai dengan haknya masing-masing,

baik dalam relasi eksternal maupun internal perusahaan.

Page 21: ETIKA BISNIS

Paham Tradisional Paham Tradisional Keadilan Keadilan

1. Keadilan Legal1. Keadilan Legal

Menyangkut hubungan antara Menyangkut hubungan antara individu/kelompok masyarakat dengan individu/kelompok masyarakat dengan negara.negara.

Hubungan vertikal.Hubungan vertikal.

Page 22: ETIKA BISNIS

Dasar moral:Dasar moral:

1. semua orang mempunyai harkat dan 1. semua orang mempunyai harkat dan martabat yg sama.martabat yg sama.

2. semua warga negara 2. semua warga negara status dan status dan kedudukan yg sama kedudukan yg sama

Page 23: ETIKA BISNIS

Prinsip dasar Prinsip dasar konsekuensi legal konsekuensi legal dan moral:dan moral:

1. perlindungan hukum yang sama;1. perlindungan hukum yang sama;

2. tidak ada yang diperlakukan 2. tidak ada yang diperlakukan istimewa oleh hukum dan negara;istimewa oleh hukum dan negara;

Page 24: ETIKA BISNIS

3. produk hukum tidak boleh demi 3. produk hukum tidak boleh demi kepentingan orang atau kelompok tertentu;kepentingan orang atau kelompok tertentu;

4. ketaatan yang sama dari semua warga.4. ketaatan yang sama dari semua warga.

Page 25: ETIKA BISNIS

= Keadilan Legal == Keadilan Legal =

+ dalam + dalam bisnisbisnis negara bersikap negara bersikap netral dalam memperlakukan netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi.semua pelaku ekonomi.

+ dalam + dalam perusahaanperusahaan pimpinan pimpinan perusahaan memperlakukan semua perusahaan memperlakukan semua karyawan yang sama sesuai karyawan yang sama sesuai peraturan hukum yang berlaku. peraturan hukum yang berlaku.

Page 26: ETIKA BISNIS

2. Keadilan Komutatif2. Keadilan Komutatif

mengatur hubungan yang adil antara orang mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dengan orang yg lain.yang satu dengan orang yg lain.

Hubungan horisontalHubungan horisontal

Page 27: ETIKA BISNIS

interaksi sosial sosial antara warga yg interaksi sosial sosial antara warga yg satu dengan lainnya, tidak boleh ada yang satu dengan lainnya, tidak boleh ada yang dirugikan.dirugikan.

Relasi bisnis harus setara.Relasi bisnis harus setara.

Page 28: ETIKA BISNIS

3. Keadilan Distributif (keadilan 3. Keadilan Distributif (keadilan ekonomi)ekonomi)

distribusi ekonomi yg merata dan distribusi ekonomi yg merata dan yang dianggap adil oleh semua yang dianggap adil oleh semua warga negara.warga negara.

Page 29: ETIKA BISNIS

Keadilan Distributif Keadilan Distributif tidak mengakui tidak mengakui prinsip sama rata dlm pembagian prinsip sama rata dlm pembagian kekayaan ekonomi.kekayaan ekonomi.

Pembagian kekayaan ekonomi sesuai Pembagian kekayaan ekonomi sesuai dengan haknya masing-masing.dengan haknya masing-masing.

Page 30: ETIKA BISNIS

Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip Saling Menguntungkan

bisnis dijalankan sedemikian rupa agar bisnis dijalankan sedemikian rupa agar semua pihak menikmati keuntungan. semua pihak menikmati keuntungan.

Page 31: ETIKA BISNIS

Integritas Moral Integritas Moral

tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis

Page 32: ETIKA BISNIS

Etika Bisnis Etika Bisnis

dalam dalam

Hubungan KerjaHubungan Kerja

Page 33: ETIKA BISNIS

HHubungan kerja sebagubungan kerja sebagaai suatu relasi i suatu relasi internal dalam suatu perusahaan internal dalam suatu perusahaan harus diberlakukan prinsip Etika harus diberlakukan prinsip Etika Bisnis yang ketiga yaitu prinsip Bisnis yang ketiga yaitu prinsip keadilan. keadilan.

Page 34: ETIKA BISNIS

• Adam Smith

• menganggap prinsip keadilan sebagai prinsip yang paling pokok.

• prinsip paling pokok dari keadilan adalah prinsip no harm (tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain).

Page 35: ETIKA BISNIS

Prinsip no harm, Prinsip no harm, merupakan rumusan lain dari merupakan rumusan lain dari

The Golden Rules (Kaidah Emas) yaitu : The Golden Rules (Kaidah Emas) yaitu :

““Perlakukan orang lain sebagaimana Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan, dan jangan anda ingin diperlakukan, dan jangan

lakukan pada orang lain apa yang anda lakukan pada orang lain apa yang anda sendiri tidak ingin diperlakukansendiri tidak ingin diperlakukan

Page 36: ETIKA BISNIS

HUBUNGAN KERJAHUBUNGAN KERJA

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

PERATURAN PERUSAHAANPERATURAN PERUSAHAAN

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

PERATURAN PER-UU-ANPERATURAN PER-UU-AN

Page 37: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

Pasal 1.14 UU no. 13/2003Pasal 1.14 UU no. 13/2003

Perjanjian kerja adalah perjanjian Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. dan kewajiban para pihak.

Page 38: ETIKA BISNIS

KUHPerdata psl. 1601aKUHPerdata psl. 1601a

Perjanjian kerja adalah suatu Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu, perjanjian di mana pihak yang satu, buruh, mengikatkan diri untuk buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak yang lain, bekerja pada pihak yang lain, majikan, selama suatu waktu majikan, selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah.tertentu dengan menerima upah.

Page 39: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

Pasal 1601a KUHPerdt.Pasal 1601a KUHPerdt. Unsur-unsur:Unsur-unsur:

Pekerja melakukan pekerjaan,Pekerja melakukan pekerjaan, Pengusaha membayar upah,Pengusaha membayar upah,

Bekerja pada pihak lain,Bekerja pada pihak lain, Suatu waktu tertentuSuatu waktu tertentu

Page 40: ETIKA BISNIS

Pengusaha membayar Pengusaha membayar upahupah

Imbalan jasa bagi pekerjaImbalan jasa bagi pekerja

Upah sebagai unsur utama Upah sebagai unsur utama perjanjian kerja,perjanjian kerja,

Prinsip “no work no pay”Prinsip “no work no pay”

Page 41: ETIKA BISNIS

Bekerja pada pihak lainBekerja pada pihak lain

– Di bawah perintah pengusahaDi bawah perintah pengusaha

• unsur kewenanganunsur kewenangan

Page 42: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJAPERJANJIAN KERJA

WAKTU TERTENTUWAKTU TERTENTU

WAKTU TIDAK TERTENTUWAKTU TIDAK TERTENTU

Page 43: ETIKA BISNIS

Perjanjian Kerja Waktu Perjanjian Kerja Waktu TertentuTertentu

pasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003pasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003

diadakandiadakan

Jangka waktu Jangka waktu

– Selesainya suatu pekerjaan tertentuSelesainya suatu pekerjaan tertentu

Page 44: ETIKA BISNIS

PKWTPKWT

Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan, Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan, yangyang

Sekali selesai/bersifat sementaraSekali selesai/bersifat sementara Selesai paling lama 3 tahunSelesai paling lama 3 tahun Bersifat musimanBersifat musiman Berhubungan dengan produk baru, Berhubungan dengan produk baru,

kegiatan baru, produk tambahan dalam kegiatan baru, produk tambahan dalam percobaan.percobaan.

Page 45: ETIKA BISNIS

PKWTPKWTperpanjangan - pembaruanperpanjangan - pembaruan

PerpanjanganPerpanjangan:: Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling

lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan 7 hari sebelumnya.7 hari sebelumnya.

PembaruanPembaruan:: Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan

hanya 1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan hanya 1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan dilakukan 30 hari setelah berakhirnya PKWT.dilakukan 30 hari setelah berakhirnya PKWT.

Page 46: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTUTERTENTU

dapat mensyaratkan masa percobaan 3 dapat mensyaratkan masa percobaan 3 bulanbulan

dalam masa percobaan pengusaha dilarang dalam masa percobaan pengusaha dilarang membayar upah di bawah upah minimum.membayar upah di bawah upah minimum.

Page 47: ETIKA BISNIS

►Perjanjian kerja berakhir jika:Perjanjian kerja berakhir jika:

Pekerja meninggal duniaPekerja meninggal dunia Berakhirnya jangka waktu perj. KerjaBerakhirnya jangka waktu perj. Kerja Putusan pengadilan/putusan atau Putusan pengadilan/putusan atau

penetapan lembaga penyelesaian penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrialperselisihan hubungan industrial

Adanya keadaan/kejadian tertentu Adanya keadaan/kejadian tertentu yang tercantum dlm Perjanjian Kerja, yang tercantum dlm Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama. Bersama.

Page 48: ETIKA BISNIS

PEKERJA ANAKPEKERJA ANAK

Pengusaha dilarang mempekerjakan anakPengusaha dilarang mempekerjakan anak

Pengecualian:Pengecualian:

Anak berusia 13 – 15 tahunAnak berusia 13 – 15 tahun

Page 49: ETIKA BISNIS

Syarat mempekerjakan pekerja anak;Syarat mempekerjakan pekerja anak;

Izin tertulis orang tuaIzin tertulis orang tua Perjanjian kerja antara pengusaha – orang Perjanjian kerja antara pengusaha – orang

tua/walitua/wali Waktu kerja maksimum 3 jamWaktu kerja maksimum 3 jam Bekerja pada siang hariBekerja pada siang hari Tidak mengganggu waktu sekolahTidak mengganggu waktu sekolah Memperhatikan keselamatan - kesehatan Memperhatikan keselamatan - kesehatan

kerjakerja Hubungan kerja yang jelasHubungan kerja yang jelas Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 50: ETIKA BISNIS

Pekerja Perempuan

Persyaratan untuk bekerja

pukul 23.00 – 07.00

Pekerja perempuan di bawah 18 th dilarang bekerja,

Dilarang mempekerjakan perempuan hamil, membahayakan kesehatan, keselamatan, kandungan dan dirinya,

Menyediakan makanan dan minuman bergizi,

Menjaga kesusilaan dan keamanan tempat kerja,

Angkutan antar jemput.

Page 51: ETIKA BISNIS

Ketentuan mengenai waktu istirahat Ketentuan mengenai waktu istirahat pekerja perempuan.pekerja perempuan.

Pekerja perempuan yang dalam masa haid Pekerja perempuan yang dalam masa haid merasa sakit dan memberitahukan pada merasa sakit dan memberitahukan pada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua masa haid.pertama dan kedua masa haid.

Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum dan 1,5 setelah melahirkandan 1,5 setelah melahirkan

Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln setelah keguguran.bln setelah keguguran.

Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.

Page 52: ETIKA BISNIS

OUTSOURCINGOUTSOURCING

perjanjian pemborongan pekerjaan

atau

penyediaan jasa pekerja/buruh

Page 53: ETIKA BISNIS

Perjanjian pemborongan Perjanjian pemborongan pekerjaanpekerjaan

Syarat-syarat:Syarat-syarat:

Dilakukan secara terpisah dari kegiatan Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utamautama

Perintah langsung atau tidak langsung Perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi kerjadari pemberi kerja

Merupakan kegiatan penunjangMerupakan kegiatan penunjangTidak menghambat proses produksi Tidak menghambat proses produksi

secara langsung.secara langsung.

Page 54: ETIKA BISNIS

Perjanjian pemborongan Perjanjian pemborongan pekerjaanpekerjaan

Syarat-syarat:Syarat-syarat:

Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utamaDilakukan secara terpisah dari kegiatan utama Perintah langsung atau tidak langsung dari Perintah langsung atau tidak langsung dari

pemberi kerjapemberi kerja Merupakan kegiatan penunjangMerupakan kegiatan penunjang Tidak menghambat proses produksi secara Tidak menghambat proses produksi secara

langsung.langsung.

Page 55: ETIKA BISNIS

Syarat-syarat lain:Syarat-syarat lain:

Perusahaan penerima pekerjaan harus Perusahaan penerima pekerjaan harus berbentuk badan hukum,berbentuk badan hukum,

Perlindungan kerja/syarat-syarat kerja Perlindungan kerja/syarat-syarat kerja perusahaan penerima dan pemberi perusahaan penerima dan pemberi pekerjaan sekurang-kurangnya sama pekerjaan sekurang-kurangnya sama atau sesuai dengan perat.per-uu-anatau sesuai dengan perat.per-uu-an

Page 56: ETIKA BISNIS

Hubungan kerja perusahaan penerima Hubungan kerja perusahaan penerima pekerjaan dengan pekerja dapat dlm pekerjaan dengan pekerja dapat dlm bentuk PKWTT atau PKWT.bentuk PKWTT atau PKWT.

Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 UU no 13/2003 maka demi hukum status UU no 13/2003 maka demi hukum status hubungan kerja dengan prsh penerima hubungan kerja dengan prsh penerima beralih ke persh. Pemberi pekerjaan.beralih ke persh. Pemberi pekerjaan.

Page 57: ETIKA BISNIS

Penyediaan Jasa PekerjaPenyediaan Jasa Pekerja

= Bentuk usaha – = Bentuk usaha –

- - Badan HukumBadan Hukum

- - Izin instansi KetenagakerjaanIzin instansi Ketenagakerjaan

Page 58: ETIKA BISNIS

• Pekerjaan:

– Tidak melaksanakan kegiatan pokok

• Melaksanakan kegiatan jasa penunjang

Page 59: ETIKA BISNIS

Syarat-syarat :Syarat-syarat :

Hubungan kerja antara pekerja dengan Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan peyedia jasa,perusahaan peyedia jasa,

PKWT atau PKWTTPKWT atau PKWTT Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat

kerja, perselisihan menjadi tanggung jawab kerja, perselisihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa,penyedia jasa,

Perjanjian antara persh pengguna jasa dan Perjanjian antara persh pengguna jasa dan persh penyedia jasa.persh penyedia jasa.

Page 60: ETIKA BISNIS

PERATURANPERATURAN PERUSAHAANPERUSAHAAN

Disusun oleh pengusaha sendiri.Disusun oleh pengusaha sendiri.

Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.

Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja atau Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja atau lebih.lebih.

Masa berlaku 2 tahunMasa berlaku 2 tahun

Isi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerjaIsi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerja syarat-syarat kerjasyarat-syarat kerja tata tertib perusahaantata tertib perusahaan jangka waktu berlakujangka waktu berlaku

Page 61: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Para pihak:Para pihak:

Serikat Pekerja/Serikat BuruhSerikat Pekerja/Serikat Buruh Beberapa Serikat Pekerja/Serikat BuruhBeberapa Serikat Pekerja/Serikat Buruh

PengusahaPengusaha Beberapa PengusahaBeberapa Pengusaha Perkumpulan PengusahaPerkumpulan Pengusaha

Page 62: ETIKA BISNIS

Hak Pekerja.Hak Pekerja.

1. Hak atas pekerjaan,1. Hak atas pekerjaan,2. Hak atas Upah yang adil,2. Hak atas Upah yang adil,3. Hak untuk beserikat dan berkumpulan,3. Hak untuk beserikat dan berkumpulan,4. Hak atas perlindungan Keamanan dan 4. Hak atas perlindungan Keamanan dan

Kesehatan,Kesehatan,5. Hak untuk diproses Hukum secara adil,5. Hak untuk diproses Hukum secara adil,6. Hak untuk diperlakukan secara sama,6. Hak untuk diperlakukan secara sama,

Page 63: ETIKA BISNIS

Hak atas Pekerjaan.Hak atas Pekerjaan.

1. kerja melekat pada tubuh manusia.1. kerja melekat pada tubuh manusia.

= kerja adalah aktivitas tubuh,= kerja adalah aktivitas tubuh,

= kerja merupakan hak asasi = kerja merupakan hak asasi manusiamanusia

Page 64: ETIKA BISNIS

• 2. kerja merupakan perwujudan diri 2. kerja merupakan perwujudan diri manusia,manusia,

•= melalui kerja, manusia merealisasi dirinya = melalui kerja, manusia merealisasi dirinya sbg manusia,sbg manusia,

•= berkaitan dengan harkat dan martabat = berkaitan dengan harkat dan martabat manusia.manusia.

Page 65: ETIKA BISNIS

3. Hak atas kerja3. Hak atas kerja

= merupakan salah satu hak asasi = merupakan salah satu hak asasi manusia.manusia.

= HAM = HAM setiap warga negara, sesuai setiap warga negara, sesuai dengan bakat, kecakapan dan dengan bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas pekerjaan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak. yang layak.

Page 66: ETIKA BISNIS

HAM.HAM.

Setiap orang berhak untuk mendirikan Setiap orang berhak untuk mendirikan serikat pekerja dan tidak boleh serikat pekerja dan tidak boleh dihambat untuk menjadi anggotanya dihambat untuk menjadi anggotanya demi melindungi dan memperjuangkan demi melindungi dan memperjuangkan kepentingannya serta sesuai dengan kepentingannya serta sesuai dengan ketentuan perat.per-uu-an.ketentuan perat.per-uu-an.

Page 67: ETIKA BISNIS

SERIKAT PEKERJASERIKAT PEKERJA

Syarat-syarat mewakili para pekerja Syarat-syarat mewakili para pekerja dalam pembuatan PKB:dalam pembuatan PKB:

Terdaftar di Dep. Tenaga KerjaTerdaftar di Dep. Tenaga Kerja Memiliki anggota lebih dari 50 o/o dari Memiliki anggota lebih dari 50 o/o dari

jumlah pekerjajumlah pekerja Jika ada beberapa serikat pekerja dalam Jika ada beberapa serikat pekerja dalam

perusahaan tetapi tidak memenuhi perusahaan tetapi tidak memenuhi jumlah 50 o/o tsb maka diadakan koalisi jumlah 50 o/o tsb maka diadakan koalisi antara beberapa serikat pekerja.antara beberapa serikat pekerja.

Page 68: ETIKA BISNIS

PENGUSAHAPENGUSAHA

• PengusahaPengusaha

• Beberapa pengusaha dari Beberapa pengusaha dari perusahaan sejenis.perusahaan sejenis.

• Organisasi pengusahaOrganisasi pengusaha

Page 69: ETIKA BISNIS

ISI ISI PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Syarat-syarat kerjaSyarat-syarat kerja

►Tata tertib perusahaanTata tertib perusahaan

Page 70: ETIKA BISNIS

FUNGSI FUNGSI PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Menciptakan Menciptakan

Ketenangan kerja bagi pekerjaKetenangan kerja bagi pekerja

Ketenangan usaha bagi pengusahaKetenangan usaha bagi pengusaha

Page 71: ETIKA BISNIS

PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMASUMBER HUKUMSUMBER HUKUM

Ketentuan dalam Perjanjian Kerja Ketentuan dalam Perjanjian Kerja

tidak boleh betentangan tidak boleh betentangan

dengan dengan

ketentuan dalam PKBketentuan dalam PKB

Page 72: ETIKA BISNIS

Akibat Hukum:Akibat Hukum:

Jika ketentuan perjanjian kerja Jika ketentuan perjanjian kerja bertentanganbertentangan

dengan ketentuan PKB maka:dengan ketentuan PKB maka:

ketentuan Perjanjian Kerja ketentuan Perjanjian Kerja batal demi hukumbatal demi hukum dan ketentuan PKB berlaku bagi Perjanjian dan ketentuan PKB berlaku bagi Perjanjian

Kerja tersebut.Kerja tersebut.

Page 73: ETIKA BISNIS

Jika hal-hal yang diatur dalam PKB Jika hal-hal yang diatur dalam PKB

tidak diaturtidak diatur dalam Perjanjian Kerja dalam Perjanjian Kerja

maka,maka,

ketentuan PKB ketentuan PKB berlaku otomatisberlaku otomatis bagi bagi perjanjian kerja tsb.perjanjian kerja tsb.

Page 74: ETIKA BISNIS

KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN PERJANJIAN KERJA BERSAMAPERJANJIAN KERJA BERSAMA

Sifat obligatoireSifat obligatoire

sifat normatifsifat normatif

sifat diagonalsifat diagonal

Page 75: ETIKA BISNIS

MOGOKMOGOK KERJA KERJA

Salah satu hak asasi manusia adalah setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan perat.per-uu-an.

Mogok kerja adalah hak dasar Pekerja dan Serikat Pekerja

Hak mogok kerja baru dapat digunakan jika perundingan gagal.

Page 76: ETIKA BISNIS

Mogok kerja sah, jika:Mogok kerja sah, jika:

7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada 7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada pengusaha dan instansi ketenagakerjaan,pengusaha dan instansi ketenagakerjaan,

Pemberitahuan menyangkut (minimal):Pemberitahuan menyangkut (minimal):

- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,- waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,

- tempat mogok kerja- tempat mogok kerja

- alasan pemogokan- alasan pemogokan

- tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai - tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai penanggung penanggung jawab. jawab.

Page 77: ETIKA BISNIS

Larangan bagi pengusaha dalam Larangan bagi pengusaha dalam pemogokan yang sahpemogokan yang sah

mengganti pekerja yang mogok dengan mengganti pekerja yang mogok dengan pekerja dari luar perusahaan. pekerja dari luar perusahaan.

memberikan sanksi atau tindakan memberikan sanksi atau tindakan balasan pada pekerja atau pengurus balasan pada pekerja atau pengurus serikat pekerja selama atau sesudah serikat pekerja selama atau sesudah mogok kerjamogok kerja

Page 78: ETIKA BISNIS

Upaya instansi ketenagakerjaanUpaya instansi ketenagakerjaan

Mempertemukan dan merundingkan Mempertemukan dan merundingkan penyelesaian permasalahan dengan para pihak penyelesaian permasalahan dengan para pihak yang berselisih.yang berselisih.

Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian Bersama.Bersama.

Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan pada Lembaga Penyelesaian Perselisihan pada Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Hubungan Industrial

Page 79: ETIKA BISNIS

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJAPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PHK demi hukumPHK demi hukum

PHK atas dasar kesepakatan pekerja – PHK atas dasar kesepakatan pekerja – pengusahapengusaha

PHK sepihakPHK sepihak

PHK karena keputusan pengadilanPHK karena keputusan pengadilan

Page 80: ETIKA BISNIS

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Perselisihan Hubungan IndustrialPerselisihan Hubungan Industrial

karenakarena

perbedaan pendapat perbedaan pendapat

menimbulkanmenimbulkan

PertentanganPertentangan

Pengusaha – PekerjaPengusaha – PekerjaPengusaha – Serikat PekrjaPengusaha – Serikat Pekrja

Serikat Pekerja – Serikat PekerjaSerikat Pekerja – Serikat Pekerja

Page 81: ETIKA BISNIS

Jenis perselisihan

• Perselisihan hak

• Perselisihan kepentingan

• Perselisihan pemutusan hubungan kerja

• Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan.

Page 82: ETIKA BISNIS

Mogok kerja tidak sahMogok kerja tidak sah

Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no. 13/2003

Dikualifikasi sebagai mangkirDikualifikasi sebagai mangkir

Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturut-Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali berturut-turut secara patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari turut secara patut dan tertulis dalam tenggang waktu 7 hari

Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap mengundurkan dirimengundurkan diri

Page 83: ETIKA BISNIS

Pekerja Pengusaha Pekerja Pengusaha Serikat Pekerja Pengusaha Serikat Pekerja Pengusaha

Serikat Pekerja Serikat Pekerja Serikat Pekerja Serikat Pekerja

BipartitBipartit

DisnakerDisnaker Konsiliasi ArbitraseKonsiliasi Arbitrase

MediasiMediasi

Pengadilan Hubungan IndustrialPengadilan Hubungan Industrial

ProsesProsesPenyelesaian Perselisihan Hubungan IndustrialPenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Page 84: ETIKA BISNIS

KonsiliasiKonsiliasi Perselisihan kepentinganPerselisihan kepentingan Perselisihan PHKPerselisihan PHK Perselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

ArbitraseArbitrase

Perselisihan KepentinganPerselisihan Kepentingan

Perselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

MediasiMediasi

Perselisihan HakPerselisihan Hak

Perselisihan KepentinganPerselisihan Kepentingan

Perselisihan PHKPerselisihan PHK

Perselisihan antar Serikat PekerjaPerselisihan antar Serikat Pekerja

Page 85: ETIKA BISNIS

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIALPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:berwenang memeriksa dan memutus:

• Di tingkat pertama mengenai perselisihan hakDi tingkat pertama mengenai perselisihan hak

• Di tingkat pertama dan terakhir mengenai Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentinganperselisihan kepentingan

• Di tingkat pertama mengenai perselisihan PHKDi tingkat pertama mengenai perselisihan PHK

• Di tingkat pertama dan terakhir mengenai Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antara SPperselisihan antara SP