etika

5
NIM : 102012491(Kelompok D2) Kode Mata Kuliah : Nama Lengkap : Filzah Atikah binti Johamin Nama Mata Kuliah : Etika Kristen (Remedial) Fakultas : Kedokteran Nama Dosen : Willem Sopacua Program Studi : Sarjana Kedokteran Jumlah Halaman : 2 Pernyataan Integritas Akademik Saya menyatakan bahwa karya yang saya serahkan ini bebas dari plagiasi. Bagian-bagian yang saya kutip dari karya orang lain dan/atau yang merupakan hasil pemikiran orang lain sudah saya berikan catatan kaki dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada diri pembaca. Apabila di kemudian hari terbukti ada plagiasi dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku sesuai kebijakan Pusat Pengembangan Kepribadian Ukrida dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Pengambilan Keputusan Etis dalam Masalah Euthanasia (Remedial Etika Kristen)

description

etika kedokteran dokter

Transcript of etika

Page 1: etika

NIM : 102012491(Kelompok D2) Kode Mata Kuliah :

Nama Lengkap : Filzah Atikah binti Johamin

Nama Mata Kuliah : Etika Kristen (Remedial)

Fakultas : Kedokteran Nama Dosen : Willem Sopacua

Program Studi : Sarjana Kedokteran Jumlah Halaman : 2

Pernyataan Integritas Akademik

Saya menyatakan bahwa karya yang saya serahkan ini bebas dari plagiasi. Bagian-bagian yang saya kutip dari karya orang lain dan/atau yang merupakan hasil pemikiran orang lain sudah saya berikan catatan kaki dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada diri pembaca. Apabila di kemudian hari terbukti ada plagiasi dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku sesuai kebijakan Pusat Pengembangan Kepribadian Ukrida dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Pengambilan Keputusan Etis dalam Masalah Euthanasia

(Remedial Etika Kristen)

Page 2: etika

Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan. Etika Kristen adalah berdasarkan pada kehendak Allah dan berdasarkan kepada wahyu Allah. Etika Kristen itu sendiri bersifat mutlak, menentukan dan kewajiban.

Euthanasia menurut Bahasa Yunani berasal dari kata eu yang artinya baik dan thanatos yang artinya kematian. Euthanasia adalah praktek pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap tidak akan menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit tetapi dalam kadar yang minimal. Euthanasia juga diartikan sebagai pembunuhan sengaja yang dilakukan dengan niat untuk membunuh seseorang. Euthanasia biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang akan menyababkan kematian.

Aturan hukum mengenai euthanasia ini berbeda-beda di setiap negara dan sering berubah seiring dengan perubahan norma-norma budaya, ketersediaan perawatan atau tindakan medis. Hukum euthanasia juga berbeda mengikut hukum dan etika agama.

Menurut Malcolm Browlee dalam bukunya Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di Dalamnya, pengambilan keputusan etis adalah pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk dan sering menyangkut dengan pilihan yang amat sukar. Keputusan etis tidak mungkin dapat dielakkan.dan dalam mengambil dan membuat keputusan etis tidak hanya dipengaruhi oleh norma-norma yang dipertimbangkan dan pengertian kita tentang situasi, tetapi juga oleh kepercayaan kita, tabiat dan lingkungan sosial kita.

Malcolm juga menyatakan bahwa dalam etika, terdapat tiga jalan yaitu etika akibat, etika kewajiban dan etika tanggungjawab. Etika akibat mengutamakan nilai-nilai Kristen dan tujuan-tujuan perbuatan kita. Suatu tindakan dianggap benar apabila tidak mengakibatkan hasil baik yang lenih besar daripada hasil buruk. Suatu tindakan dianggap salah apabila menghasilkan akibat buruk yang lebih besar daripada hasil baik. Suatu tindakan harus dilakukan apabila akan mengakibatkan hasil yang baik yang lebih besar dari tindakan-tindakan lain yang ada sebagai alternative.

Kita juga harus memperhatikan apakah konsekwensi perbuatan kita. Apakah konsekwensi euthanasia? Kita juga harus membentuk kehidupan kita sendiri lebih selaras dengan tujuan-tujuan Kristen. Adakah membunuh orang walaupun dengan melakukan euthanasia selaras dengan tujuan Kristen yang ingin daftar kebajikan-kebajikan sebagai tujuan dalam kehidupan kita adalah buah-buah Roh dalam Gal 5:21-22, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri.

Etika kewajiban menyatakan bahwa kita harus mentaati perintah Allah yang terwujud dalam norma-nirma yang diberikannya kepada kita. Alkitab telah menyatakan bahwa yang berdaulat atas hidup manusia adalah Allah. Manusia dilarang untuk membunuh (Kel. 20:13), yang berhak untuk mematikan dan menghidupkan ada ditangan Tuhan (Ul. 32:39), bahkan dikatakan bahwa Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil (Ayub 1:21, Ibr. 9:27), karena Dialah sumber kehidupan (Kej. 1:27) maka hanya Allah sajalah yang berhak mengambil kehidupan dari manusia. Manusia tidak berdaulat dan berhak atas hidupnya. Selain itu, Alkitab juga mneyatakan bahwa hidup manusia adalah kudus karena hidup adalah pemberian dari Allah

Page 3: etika

yang kudus, manusia diciptakan menuhut gambar Allah (Kej.1:26-27;5:1). Jadi, mengambil hidup manusia apapun alasannya adalah satu bentuk pengabaian terhadap kekudusan hidup dan kekudusan Allah. Apabila kita melakukan apa-apa perbuatan mengambil nyawa manusia, maka kita telan melanggar kewajiban kita dalam mengikuti segala perintah-perintah Allah.

Menurut etika tanggungjawab, tugas orang beriman bukan hanya mematuhi ajaran-ajaran Alkitab tetapi juga menanggapi pekerjaan Allah, baik pekerjaan yang diberitakan dalam Alkitab mahupun yang dilakukanNya dewasa ini. Alkitab mengatakan bahwa “manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah,” (Kej. 1:27) , Manusia berharga dihadapan Allah (Yesaya 43:4), “ berharga di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, ” (Mazmur 116:15), demikian juga dalam Mazmur 8:5-6, “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat”. Bukan itu sahaja, Tuhan Yesus katakan, ”Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36 bnd Matius 6:26). Kita dapat lihat bahwa Allah telah memuliakan manusia dengan membuatnya hampir sama seperti Allah, mengingat dan memperindahkan manusia. Oleh karena itu, bukanlah suatu kebenaran dan hak bagi manusia lain untuk mencabut nyawa seseorang dengan atas apa jua alasan.

Dalam proses pengambilan keputusan etis, ada beberapa langkah yang perlu kita ikuti. Pertama, kita harus bertanya, apakah Tuhan telah memberikan jawaban terhadap problema etika yang kita hadapi. Kedua, jika Tuhan belum memberikan jawaban secara spesifik terhadap problema tersebut, prinsip-prinsip apa yang telah diberikan-Nya sehubungan dengan problema tersebut. Ketiga, setelah kita memahami prinsip-prinsip tersebut, kita harus mengambil keputusan yang konsisten dengan doktrin dasar Kristen dan prinsip-prinsip yang telah disediakan Tuhan. Keempat, kita harus bertindak sesuai dengan keputusan yang telah kita ambil atau menindaklanjuti keputusan tersebut

Dalam Kristen juga, terdapat unsur iman yang dapat menambah keberanian kita untuk mengambil keputusan. Kita yakin bahwa Allah mengampuni kesalahan kita walaupun keputusan kita kurang tepat. Kita percaya bahwa “Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka” (Roma 5:6), dan kita yakin bahwa Allah memerintah dunia ini dan Ia bekerja terus menerus untuk mencapai maksud-Nya di dunia. Kita tahu bahwa Allah dapat memakai kesalahan kita bersama dengan kebenaran kita untuk mewujudkan kehendak-Nya di dunia ini.

Kesimpulannya, walaupun kita sudah diberi cara untuk membuat keputusan etis dan harus membuat keputusan etis serta Allah juga telan memberi keberanian untuk kita melakukan keputusan, tetapi berdasarkan inti etika dan agama Kristen jelas bahwa agama dan etika Kristen itu tidak membenarkan tindakan euthanasia dalam bentuk apa sekalipun. Jelas bahwa etika dan agama Kristen itu tidak membenarkan manusia mengambil nyawa orang lain karena manusia tidak ada hak terhadap nyawa manusia lain. Allah yang telah memberi nyawa dan kehidupan kepada manusia jadim hanya Allah jugalah yang harus dan layak mengambilnya semula..