ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

20
Corporate Social Responsibility dan penerapannya pada PT Freeport KELOMPOK 7 DANIEL WICAKSONO 07.60.0218 Y A KRISNA WIJAYA 08.60.0177 HERWINDO BAGUS S 08.60.0178 LEONIS ADHYTIA 08.60.0193 YOHANES RISMADITYO 08.60.0198 SAMODRA BAYU A 08.60.0214 FILIA CHRISMA 08.60.0222

Transcript of ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Page 1: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Corporate Social Responsibility dan

penerapannya pada PT Freeport

KELOMPOK 7

DANIEL WICAKSONO 07.60.0218

Y A KRISNA WIJAYA 08.60.0177

HERWINDO BAGUS S 08.60.0178

LEONIS ADHYTIA 08.60.0193

YOHANES RISMADITYO 08.60.0198

SAMODRA BAYU A 08.60.0214

FILIA CHRISMA 08.60.0222

Page 2: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

CSRCorporate Sosial Responsibility

• Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

• CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Page 3: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Pelaksanaan CSR pada PTFIPT.FREEPORT memiliki komitmen untuk mengelola dan meminimalisasi dampak dari kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan untuk mereklamasi serta menghijaukan kembali lahan yang terkena dampak. Melalui kebijakan lingkungan, PT.FREEPORT berkomitmen untuk melaksanakan pengelolaan dan praktik-prkatik lingkungan yang baik, menyediakan sumber daya yang cukup layak guna memenuhi tanggung jawab tersebut dan melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap kinerja lingkungan pada setiap lokasi kegiatan. PT.FREEPORT juga memiliki komitmen kuat untuk mendukung penelitian ilmilah guna memahami lingkungan di sekitar tempat PT.FREEPORT beroperasi, serta melakukan pemantauan yang komprehensif untuk menentukan efektivitas dari praktik-praktik pengelolaan.

Selain itu, PT.FREEPORT juga bekerja dengan instansi pemerintah, masyarakat setempat, maupun lembaga swadaya masyarakt yang bertanggung jawab, untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Dalam hal ini PT.FREEPORT menganut prinsip-prinsip kerangka kerja pembangunan berkelanjutan dari dewan internasional tentang pertambangan dan logam Sustainable Development

Page 4: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Framework of the international Council ini Mining and Metals (ICMM), dimana PT.FREEPORT termasuk anggotanya:

1. Pelaksanaan Audit Lingkungan Audit lingkungan yang dilakukan PT.FREEPORT menghasilkan informasi bagi para manajer tentang kinerja lingkungan saat ini serta membantu mengindentifikasi peluang-peluanga perbaikan.

2. Program Pengelolaan Trailing Trailing adalah sisa batu alat yang digiling harus hasil pengolahan bijih mineral. PT.FREEPORT menggunakan proses pengapungan (flotasi), yang merupakan pemisahan secara fisik minerjal yang mengandung tembaga dan emas dari batuan bijih. Dalam proses tersebut tidak digunakan merkuri maupun sianida. Sebuah daerah aliran sungai mengangkut sediman tersebut menuju sebuah areal pengendapan yang telah ditentukan di kawasan dataran rendah dan pantai, yang dimanamakan Modified Deposition Area (Daerah (Daerah Pengendapan Dimodifikasi), yaitu sebuah sistem yang direkayasa dan dikelola bagi pengendapan dan pengendalian tailing. Pengambilan sampel secara luas terhadap mutu air dalam pengelolaan tailing menunjukkan bahwa air pada sungai yang mengangkut tailing dari pabrik pengolahan PT.FREEPORT di daerah dataran tinggi menuju daerah pengendapan di dataran rendah telah memenuhi baku mutu air bersih untuk logam terlarut sesuai peraturan Pemerintah Indonesia maupun USEPA (Lembaga Perlindungan Lingkungan AS).

Page 5: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

3. Reklamasi dan Penhijauan kembali a. Daerah dataran tinggi. Para ilmuwan internasional dan staff PT.FREEPORT

telah mengkaji ekologi dari ekosistem alpin di wilayah kerja PT.FREEPORT, serta mengembangkan cara-cara handal untuk menghasilkan bibit jenis tanaman asli. Kajian-kajian yang pernah dilakukan hingga saat ini mencakup etnobotani, keanekaragaman hayati pada ekosistem su-alpin dan alpin, pemanfaatan jenis-jenis asli tanaman lumut dan bakteri untuk strategi reklamasi perintis dan budi daya jaringan untuk pengembangan jenis tanaman alpin asli.hingga akhir 2005, lebih dari 10 hektar tanah terganggu pada tambang di daerah dataran tinggi yang berhasil dihijaujan kembali dalam rangka memenuhi komitmen PT.FREEPORT kepada pemerintah Indonesia.

b. Dataran rendah. Tujuan dari program reklamasi dan penghijauan kembali PT.FREEPORT di daerah dataran rendah adalah untuk mengubah endapan tailing pada daerah pengendapan menjadi lahan pertanian atau dimanfaatkan sebagai lahan produktif lainnya, atau menumbuhkannya kembali dengan tanaman asli setelah kegiatan tambang berakhir.

4. Pengelolaan Overburden dan air asam tambang PT.FREEPORT menangani overburden melalui sebuah rencana

pengelolaan overburden komprehensif yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia. PT.FREEPORT melakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap air asam tambang yang dihasilkan oleh kegiatannya. Sesuai rencan pengelolaan overburden yang telah disetujui oleh pemerintah, PT.FREEPORT menempatkan overburden pada daerah-daerah terkelola di sekitar tambang terbuka Grasberg.

Page 6: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

5. Pengelolaan dan daur ulang limbah Program-program pengelolaan lingkungan PT.FREEPORT mencakup seluruh aspek kegiatannya bukan saja yang berhubungan dengan pertambangan. Program-program minimilasasi limbah yang dilaksanakan mencakup pengurangan dan penukaran dengan produk-produk ramah lingkungan. Bahan yang dapat didaur ulang seperti aluminium, besi tua, dan baterai bekas didaur ulang sesuai ketentuan pemerintah Indonesia. Mutu limbah cair dari seluruh instalasi pengolahan limbah cair dipantau secara berkala untuk parameter pH (kadar alkali), BOD (Biological Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids/total padatan tersuspensi) serta minyak dan lemak sesuai baku mutu.

6.Dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT.FREEPORT, USAID dan keuskupan Timika maka didapatkan sebuah model yang akan mengembangkan nelayan kepada kehidupan yang maju. Kendala nelayan terberat adalah jika tidak ada pabrik es, tempat pelelangan ikan yang memadai termasuk pelabuhan perikanan, sarana penyediaan bahan bakar minyak (BBM) dan cold storage. Bersama vibizconsulting dibangun sebuah model CSR yang belum pernah diterapkan sebelumnya. Nelayan akan mampu bersaing karena pengembangan sumberdaya manusia menjadi titik tolak berdirinya masyrakat nelayan yang tangguh. (www.vibislearning.com)

Page 7: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Pelanggaran yang terjadiBerdasarkan aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan, sebetulnya sudah ada usaha perusahaan untuk memperhatikan stakeholdernya namun masih terdengar beberapa peristiwa yang terkait dengan pertentangan masyarakat dengan perusahaan.

• Tanggal 21 Februari 2006 terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi PT.FREEPORT di Kali Kabur Wanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan satpam PT.FREEPORT.

• Pada 17 Maret 2006, tiga warga Abepura, Papua, terluka akibat terkena peluru pantulan setelah beberapa anggota brimob menembakkan senjatan ke udara di depan Kodim Abupura, beberapa wartawan televisi yang meliput dianiaya dan dirusak alat kerjanya oleh brimob.

• Tanggal 22 Maret 2006, lereng gunung di kawasan pertambangan terbuka PT.FREEPORT Indonesia di Grasberg, longsor dan menimbun sejumlah pekerja 3 orang meninggal dan puluhan lainnya cedera.

• Pada 23 Maret 2006 Kementrian Lingkungan Hidup mempublikasikan temuan pemantauan dan penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan PT.FREEPORT Indonesia. Hasilnya Freeport dinilai tak memenuhi batas air limbah dan telah mencemarkan air laut dan biota laut.

• Tanggal 18 April 2007 sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk menuntut perbaikan kesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan paa 21 April setelah tercapai kesepakatan yang termasuk mengenai keniaikan gaji terendah.

Page 8: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Budget anggaran dana CSR PT Freeport

PT Freeport menyebut dana yang mereka keluarkan untuk pendanaan perbaikan lingkungan sebagai environmental obligations yang dimasukan kedalam neraca sebagai kewajiban perusahaan.Di bawah ini terdapat data mengenai pendapatan PT freeport di Indonesia dan data enviromental fund yang mereka keluarkan. Dapat terlihat bahwa penjualan mereka sebesar 1.400 juta pound dengan harga rata-rata $2,65 per pound tembaga dan 2.543.000 ounce emas dan harga per ounce $994 jadi keuntungan yang di dapat adalah $3.710.000.000 + $2.527.742.000 = $6.237.742.000 pada tahun 2009 sementara reclamation fund PTFI hanya sebesar $15 juta atau hanya sekitar 0,24% dari penjualan tembaga dan emas di Indonesia.

Page 9: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7
Page 10: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7
Page 11: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Good Corporate govermance dan penerapannya pada PT Freeport

Page 12: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Pengertian GCG• GCG adalah suatu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah dan

prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Dengan implementasi GCG, maka pengelolaan sumberdaya perusahaan diharapkan menjadi efisien, efektif, ekonomis dan produktif dengan selalu berorientasi pada tujuan perusahaan dan memperhatikan stakeholders approach.

• Prinsip GCG menurut national committee on governance (NCG):– Transparansi– Akuntabilitas– Resposibilitas– Independensi– kesetaraan

Page 13: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Penerapan GCG di PT Freeport

PEDOMAN PERILAKU Pedoman perilaku (codes of conduct) adalah acuan bagi organ

perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Pedoman ini meliputi hubungan-hubungan perseroan dalam berperilaku terhadap stakeholders dan juga mengatur pedoman etika dan perilaku lingkungan internal perseroan yang meliputi Komisaris, Direksi dan Karyawan. Selain itu secara umum mengatur pula etika dan perilaku tehadap hal-hal khusus seperti benturan Kepentingan, Suap dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Gratifikasi (Imbalan, Cinderamata, Hadiah), serta hal lainnya. Pada akhirnya pedoman ini memuat pula mengenai penerapan dan pelanggaran etika dan perilaku.

Page 14: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSISecara garis besar Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja Direksi dan memberikan nasihat jika dipandang perlu. Tanggung jawab, kewajiban, hak, pembagian tugas dan pengatur an lainnya yang berkaitan dengan Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Board Manual. Sedangkan Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

Jajaran board of director PT freeport:

• Moffett, James R. Chairman of Freeport-McMoRan.• Adkerson, Richard C. President and Chief Executive Officer

and a director • Quirk, Kathleen L. Vice President, Chief Financial Officer

and Treasurer of FCX.• Arnold, Michael J. Executive Vice President and Chief

Administrative Officer of FCX

Page 15: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Hubungan dengan Kelompok lain.

1. Alokasi Tanggung Jawab. Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap pengembangan dan konsisten menerapkan akuntansi Perusahaan prinsip-prinsip dan praktek, penyusunan laporan keuangan Perusahaan dan memelihara sistem pengendalian internal yang sesuai.

– auditor eksternal Perusahaan bertanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam hal ini, auditor eksternal harus mengembangkan pemahaman keseluruhan prinsip akuntansi Perusahaan dan praktek dan pengendalian internal sejauh yang diperlukan untuk mendukung laporan mereka terhadap laporan keuangan Perseroan.

– Auditor internal bertanggung jawab untuk secara objektif menilai akuntansi manajemen proses dan pengendalian internal dan sejauh mana beserta kepatuhan. Komite Audit, sebagai wakil dari Dewan Direksi, bertanggung jawab untuk mengawasi proses ini.

2. Akuntabilitas Auditor. Auditor eksternal dan internal akan diberitahu bahwa mereka akhirnya bertanggung jawab kepada Komite Audit.3. Akuntabilitas Komite Audit. Komite Audit memiliki otoritas tertinggi dan tanggung jawab untuk memilih, mengevaluasi kinerja, dan, jika perlu, mengganti auditor eksternal dan internal4. Komunikasi. Komite Audit akan berusaha untuk mempertahankan jalan terbuka dan bebas dari komunikasi antar manajemen, auditor eksternal, auditor internal, Komite Audit dan Dewan Direksi, dan akan membuat laporan berkala kepada Dewan Direksi mengenai kegiatan dan rekomendasi Komite Audit.

Page 16: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Susunan Komite Audit.Komite Audit akan terdiri dari tiga atau lebih direktur ditunjuk oleh Dewan Direksi berdasarkan rekomendasi Komite Tata Kelola dan Komite Nominasi, yang masing-masing akan memenuhi standards of independence, pengalaman dan kualifikasi lain yang diperlukan dari waktu ke waktu oleh New York Stock Exchange (atau, jika saham biasa Perusahaan terdaftar atau diperdagangkan pada beberapa bursa lain atau sistem perdagangan, standar independensi dan kualifikasi lainnya yang diperlukan oleh bursa lain atau sistem), Pasal 10A (m) (3) Bursa Efek Act of 1934 (yang "Exchange Act") dan peraturan dan peraturan Komisi. Seluruh anggota Komite Audit harus "melek finansial" (sebagaimana didefinisikan oleh New York Stock Exchange) dan setidaknya satu anggota Komite Audit harus memenuhi syarat sebagai "ahli keuangan" (sebagaimana didefinisikan oleh Komisi), sebagaimana ditentukan oleh Dewan Direksi. Anggota Komite Audit tidak boleh bersamaan melayani komite audit lebih dari dua perusahaan publik lainnya.

Kekuatan komite audit– Perencanaan Audit Eksternal dan Internal. – Review Audit Eksternal. – Review Audit Internal. – Post-Audit Review Activities– Pendanaan.

Page 17: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

Landasan dari komitmen kami untuk menjaga integritas adalah Prinsip Perilaku Bisnis yang kami anut. Prinsip tersebut dirancang untuk memperkuat hal-hal yang penting dalam kehidupan berkarya sehari-hari – yakni kerja keras, kejujuran, memperlakukan orang dengan adil, dan bekerja dengan aman dan dengan etika. Komitmen kami terhadap prinsip tersebut menjadi benang merah yang mengikat kami semua dalam mengejar visi bersama, mulai dari manajemen senior hingga karyawan baru.Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. menetapkan cara kerja dan perilaku yang diharapkan dari karyawan kami di seluruh dunia. Prinsip tersebut merupakan penegasan komitmen kami terhadap integritas. Setiap orang yang menjalankan bisnis atas nama Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan PTFI terikat oleh prinsip-prinsip tersebut. Prinsip kami adalah melakukan bisnis dengan pemasok, kontraktor, konsultan dan mitra bisnis lain yang menunjukkan standar perilaku etika bisnis yang tinggi.

Prinsip Perilaku Bisnis mewajibkan setiap karyawan untuk mematuhi standar etika yang ditetapkan oleh perusahaan dan yang konsisten dengan undang-undang yang berlaku, termasuk undang-undang anti korupsi dan Undang-undang AS Sarbanes-Oxley. Karyawan perusahaan terkait diwajibkan membuat pernyataan tahunan mengenai kepatuhan mereka terhadap kebijakan ini, selain diberikan pelatihan untuk mendukung pemahaman kebijakan tersebut. Karyawan diwajibkan melaporkan setiap dugaan pelanggaran prinsip tersebut kepada pejabat kepatuhan dari perusahaan. Setiap kejadian atau permasalahan yang dilaporkan yang menyangkut pelanggaran atau potensi pelanggaran diselidiki dan ditanggulangi sebagaimana mestinya.

Page 18: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

• Kebijakan LingkunganKebijakan ini menjadi kerangka pedoman untuk meminimalisasi dan meringankan dampak lingkungan, melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan di manapun kami beroperasi, mentaati semua peraturan yang berlaku, dan berupaya secara berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Kebijakan tersebut termasuk pula komitmen untuk memperoleh sertifikasi ISO 14001 bagi semua sarana operasional, yang telah kami capai; mengenal dan melindungi keanekaragaman hayati; dan melindungi serta melakukan remediasi terhadap lokasi-lokasi yang menjadi tanggung jawab kami. Kebijakan tersebut mengacu kepada Asas-asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM.

• Kebijakan Audit LingkunganProgram korporasi yang efektif untuk melakukan audit lingkungan berguna meningkatkan efektivitas pengelolaan lingkungan, selain keyakinan kami bahwa resiko yang timbul dari potensi pembeberan permasalahan lingkungan yang buruk memang tengah kami tanggulangi. Kebijakan Audit Lingungan Hidup kami mewajibkan agar semua aset besar diseluruh dunia menjalani audit internal setidaknya setiap dua tahun sekali, selain merinci prosedur audit lebih jauh.

• Kebijakan Keselamatan dan KesehatanKebijakan ini menjabarkan tujuan kami untuk mencapai nihil kematian, cidera dan penyakit di tempat kerja, serta menetapkan tolok ukur untuk evaluasi kinerja kami dalam mencapai tujuan tersebut. Kebijakan tersebut juga memperkuat dan menegaskan pelaksanaan audit keselamatan dan kesehatan kerja pada semua sarana.

Page 19: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

• Kebijakan Hak Asasi ManusiaKebijakan ini, yang belum lama berselang telah diperbaharui untuk mencakup jajak tapak kami yang lebih mendunia, menggariskan tekad kami untuk mengakui dan mengedepankan hak asasi manusia di manapun kami berusaha. Kami berkomitmen untuk menjalankan operasi kami dengan cara yang menjamin agar setiap karyawan memperlakukan semua orang di dalam dan di sekitar kegiatan operasi kami dengan hormat dan bermartabat.

• Kebijakan KomunitasKami menjalankan kegiatan kami dengan cara yang mengedepankan hubungan yang positif dan terbuka dengan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lain guna mendukung manfaat berkelanjutan di manapun kami beroperasi, selama siklus usia suatu proyek. Belum lama ini kami memperbaharui kebijakan tersebut, sebagian agar lebih menegaskan komitmen kami terhadap Asas Pembangunan Berkelanjutan dari ICMM serta peran sangat penting yang dimainkan oleh interaksi dengan pemangku kepentingan seiring dengan penyelarasan terhadap asas-asas tersebut. Untuk membaca kebijakan-kebijakan dimaksud secara lengkap, silahkan mengunjungi www.fcx.com.

Page 20: ETBIS KELAS A T5 KELOMPOK 7

RISIKO POLITIK DAN KORUPSI. Korupsi kadang-kadang meluas dalam sistem lokal dan budaya di dekat tempat operasi kami, khususnya di negara-negara berkembang. Anti-Korupsi Kebijakan kami membantu dalam memastikan kepatuhan dengan AS Foreign Corrupt Practices Act of 1977 (FCPA) dan lainnya yang relevan anti-korupsi hukum, termasuk hukum lokal. Selama bertahun-tahun, Perseroan telah membentuk sistem kontrol dalam operasi kami di seluruh dunia dalam rangka mematuhi FCPA. Selain itu, kami mempertahankan program pelatihan disesuaikan pada kebijakan-kebijakan anti-korupsi dan prosedur. Kami menargetkan pelatihan untuk kantor Hubungan Pemerintah Pertambangan Tenke Fungurume dan manajer operasional dan administrasi di kantor kami di Jakarta dan operasi Grasberg selama tahun 2009. Selain itu, pelatihan anti-korupsi juga dilakukan untuk tim manajemen Climax Molybdenum.

Pembayaran Transparansi Pemerintah. pembayaran kami kepada pemerintah melalui pajak, royalti, dan kewajiban lainnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional, regional, dan lokal. Pada tahun 2009, pembayaran tersebut mencapai sekitar $ 2,4 miliar. Sistem alokasi dana antara pemerintah pusat dan daerah lokal sering tidak transparan dan dengan demikian manfaat pembangunan dari kontribusi PT Freeport kepada pemerintah tidak selalu jelas. PT Freeport Indonesia telah melaporkan pembayaran kepada pemerintah Indonesia sejak Perusahaan mulai beroperasi, dan kini kami telah memperluas praktek ini untuk setiap negara di mana kami melakukan bisnis.