Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan...

download Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

of 115

Transcript of Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan...

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    1/115

    35

    ESTIMASI NILAI PARAMETER KOMPAKSI

    BERDASARKAN NILAI PROPERTIES TANAH YANG

    DISTABILISASI DENGAN PORTLAND CEMENT

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan

    Memenuhi Syarat Untuk Menempuh

    Ujian Sarjana Teknik Sipil

    Disusun Oleh :

    MUHAMMAD IQBALSYAH PASARIBU

    10 0404 128

    BIDANG STUDI TRANSPORTASI

    DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    2016

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    2/115

    i

    ABSTRAK

    Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantungpada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Tuntutan akan kebutuhan

    pengontrolan di lapangan dan tersedianya dana, merupakan salah satu faktor yang

    harus dipertimbangkan dalam pekerjaan pemadatan/kompaksi tanah dasar. Hal

    tersebut kemudian memunculkan pemikiran akan pemilihan alat atau cara untuk

    memperkirakan kepadatan tanah dengan sistem pelaksanaan yang tepat, cepat, dan

    ekonomis.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi/memprediksi besaran nilai

    parameter kompaksi yaitu berat isi kering maksimum (d max) dan kadar air

    optimum (Wopt) dari nilai index propertiesyaitu persen butiran halus (Fines) dan

    batas cair (LL) dari tanah yang distabilisasi dengan portland cement. Jumlah

    sampel sebanyak 50 sampel dimana masing-masing sampel dites parameterkompaksi dan index propertiesnya dahulu sehingga diketahui jenis tanahnya A-4

    dan A-6 dalam klasifikasi AASHTO dan SC, SC-SM, dan CL dalam klasifikasi

    USCS lalu masing-masing 10 sampel tanah dicampur penambahan semen (PS)

    variasi 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, dan 10 % lalu dites kembali nilai parameter kompaksi

    dan index propertiesnya.

    Sampel berasal dari desa Bangun Rejo, Kecamatan Tanjungmorawa,

    Kabupaten Deliserdang. Sampel tanah dibatasi nilai PI < 15 %. Rentang dari

    pengujian tanah untuk batas cair (LL) adalah 25,32 % - 33,11 % dengan rata-rata

    28,93 %, untuk persen butiran halus (Fines) adalah 39,81 % - 62,17 % dengan

    rata-rata 51,56 %, untuk berat isi kering maksimum (d max) adalah 1,384 gr/cm3

    1,502 gr/cm3dengan rata-rata1,444 gr/cm3, dan untuk kadar air optimum (Wopt)

    adalah 18,32 % - 26,51 % dengan rata-rata 22,41 %. Sedangkan rentang dari

    pengujian tanah ditambah semen untuk batas cair (LL) adalah 23,74 % - 32,51 %

    dengan rata-rata 27,46 %, untuk persen butiran halus (Fines) adalah 40,85 % -

    68,42 % dengan rata-rata 55,25 %, untuk berat isi kering maksimum (d max)

    adalah 1,414 gr/cm3 1,548 gr/cm3 dengan rata-rata 1,476 gr/cm3, dan untuk

    kadar air optimum (Wopt) adalah 17,04 % - 25,70 % dengan rata-rata 21,28 %.

    Dengan menggunakan persamaan linier dalam mengestimasi nilai

    parameter kompaksi diperoleh persamaan d max = 1,782 - 0,011*LL + 0,000*F +

    0,006*PS dengan nilai R2 = 0,915 dan Wopt = 3,441 + 0,594*LL + 0,025*F +

    0,024*PS dengan nilai R

    2

    = 0,726.Dari hasil persamaan yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa

    terdapat hubungan yang cukup kuat antara nilai parameter kompaksi dengan nilai

    index properties (persen butiran halus dan batas cair) tanah yang distabilisasi

    dengan semen.

    Kata kunci : subgrade, index properties, kompaksi, berat isi kering maksimum,

    kadar air optimum, batas cair, persen butiran halus, stabilisasi tanah-semen

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    3/115

    ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah

    memberikan karunia kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk

    menyelesaikan Tugas Akhir ini. Shalawat dan salam atas Baginda Rasullah

    Muhammad SAW yang telah memberi keteladanan dalam menjalankan setiap

    aktifitas sehari-hari, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil

    bidang Struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera

    Utara, dengan judul Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai

    PropertiesTanah yang Distabilisasi Dengan Portland Cement.

    Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak

    terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga

    penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, Penulis

    menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik

    Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Ir. Syahrizal, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

    3.

    Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, sebagai Dosen Pembimbing,

    yang telah banyak memberikan dukungan, masukan, bimbingan serta

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu saya

    menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    4/115

    iii

    4. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT dan Ibu Adinasari Lubis, ST. MT.,

    sebagai Dosen Pembanding dan Penguji, atas saran dan masukan yang

    diberikan kepada penulis terhadap Tugas Akhir ini.

    5.

    Ibu Ika Puji Hastuty, ST. MT., sebagai Kepala Laboratorium Mekanika

    Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

    Utara.

    6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas

    Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan

    memberikan pengajaran kepada Penulis selama menempuh masa studi di

    Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

    7. Seluruh Pegawai Administrasi Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

    Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

    kepada penulis.

    8.

    Teristimewa keluarga saya, Ayahanda H. Iradatsyah Pasaribu, S.H.,

    Ibunda Nurbeity Pohan, S.E., Oma Hj Saudah Siambaton serta kakak-

    kakak saya Ira Septiana Pasaribu, STP dan Ira Destiana Pasaribu, S.E.

    serta adik saya Ira Nurhasanah Pasaribu yang telah memberikan doa,

    motivasi, semangat dan nasehat. Terima kasih atas segala pengorbanan,

    cinta, kasih sayang dan doa yang tiada batas.

    9. Teristimewa sahabat saya Ella Ramadayani Nasution, yang telah

    memberikan doa, motivasi, semangat, nasehat dan membantu saya dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini, terima kasih atas doanya.

    10.Buat keluarga besar Laboratorium Mektan USU. Bg Khoir, Bg Dhani, Bg

    Putra, Bg Frengky, Bg Jevri, Bg Danny, Bg Ivan, Bg Ridho, Yogi, Jericho,

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    5/115

    iv

    Prince, Wisman, Manimpan, Farah, Prasetyo, Novra yang selalu

    membantu dari awal sampai akhir, memberi masukan-masukan hingga

    tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin.

    11.Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Angkatan 2010, Abdul,

    Akbar, Lamhot, Iwan, Dwi, Dara, Michael, Dice, Tria, Ijep, Bram, Fauzi,

    Cika, Cece, Ica, Reby, Bilher, Cilla, Elfri, Elwis, Dila, Deni, Reza, Dicky,

    Syahru, Lutfi, Yanti, Rissa, Henry, Rahmad, Ricky, Desindo serta teman-

    teman angkatan 2010 sipil lainnya yang tidak dapat disebutkan seluruhnya

    terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.

    12.

    Adik-adik Angkatan 2013 Yashir, Arif, Yahya, Delvin, Akmal, Indah,

    Tria, Cicilia, Nadya, Dini, Rivaldy, serta adik-adik angkatan 2013 sipil

    lainnya yang tidak dapat disebutkan seluruhnya terima kasih atas semangat

    dan bantuannya selama ini.

    13.

    Kawan-kawan HMI Komisariat FT USU Bg Toni, Bg Ichwan, Bg Trisnal,

    Kak Vina, Jali, Wulan, Danu, Andi, Yusro, Nuri, Tami, dan kawan-kawan

    HMI Komisariat FT USU lainnya.

    14.Kawan-kawan PEMA FT USU Bg Robi, Bg Fahmi, Bg Marlin, Bg Andre,

    Bg Sutan, Bg David, Bg Galih, Bg Azmi, Bg Fahdi, Bg Rizki, Vita,

    Liyana, Madan, Aboy, Rizky Indah, Fajar, Kherly, Prilsa, Pincek, Sarah,

    Lia, Agan, Alan, Karin dan kawan-kawan mantan pengurus lainnya.

    15.

    Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya

    dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga

    Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    6/115

    v

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.

    Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    dari Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta rekanrekan mahasiswa demi

    penyempurnaan Tugas Akhir ini.

    Akhir kata, Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

    yang sebesarbesarnya bagi kita semua. Aamiiin.

    Medan, Januari 2016

    M.Iqbalsyah Pasaribu

    10 0404 128

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    7/115

    vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

    DAFTAR NOTASI ...................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Umum ......................................................................................... 1

    I.2 Latar Belakang ............................................................................ 2

    I.3 Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 4

    I.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

    I.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

    I.6 Pembatasan Masalah .................................................................. 5

    I.7 Sistematika Penulisan ................................................................. 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Umum ......................................................................................... 7

    II.2 Lapisan Dasar Jalan (Subgrade) .................................................. 8

    II.2.1 Karakteristik Bahan yang Digunakan Sebagai Subgrade . 9

    II.2.2 Prosedur Pekerjaan Lapisan Subgrade ............................. 10

    II.3 Teori Pemadatan Tanah ............................................................... 11

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    8/115

    vii

    II.3.1 Pemadatan di Laboratorium .............................................. 15

    II.3.2 Pemadatan di Lapangan .................................................... 17

    II.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepadatan (Kompaksi) ...... 21

    II.4.1 Jenis Tanah ....................................................................... 21

    II.4.2 Metode Pemadatan ............................................................ 26

    II.4.3 Energi Pemadatan ............................................................. 27

    II.4.4 Berat Isi Kering ................................................................. 28

    II.4.2 Kadar Air .......................................................................... 29

    II.5 Sifat Fisik Tanah (Index Properties) .......................................... 30

    II.5.1 Ukuran Partikel Tanah ....................................................... 31

    II.5.2 Batas-Batas Atterberg ....................................................... 33

    II.5.2.1 Batas Cair (Liquid Limit)....................................... 34

    II.5.2.2 Batas Plastis (Plastic Limit) ................................. 34

    II.5.2.3 Batas Susut (Shrinkage Limit) ............................. 34

    II.5.2.4 Indeks Plastisitas (Plasticity Index) ..................... 35

    II.6 Stabilisasi Tanah ........................................................................ 36

    II.6.1 Tipe-Tipe Stabilisasi ......................................................... 37

    II.6.1.1 Stabilisasi Mekanis ............................................... 38

    II.6.1.2 Stabilisasi Dengan Menggunakan Bahan

    Tambah ................................................................ 38

    II.6.2 Pemilihan Bahan Tambah ................................................. 39

    II.6.3 Stabilisasi Tanah-Semen ................................................... 40

    II.6.3.1 Pengaruh Macam Tanah ...................................... 41

    II.6.3.2 Pengaruh Kadar Semen ........................................ 43

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    9/115

    viii

    II.6.3.3 Pengaruh Kepadatan ............................................ 43

    II.6.3.4 Pengaruh Waktu Pemeraman ............................... 45

    II.6.3.4 Perancangan Campuran ....................................... 45

    II.7 Regresi Linier ............................................................................. 48

    II.8 Hubungan Nilai Parameter Kompaksi dengan Index Properties 51

    II.9 Ringkasan Kajian Literatur ........................................................ 57

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    III.1 Umum ....................................................................................... 60

    III.2 Pekerjaan Persiapan .................................................................. 62

    III.3 Penyediaan Bahan .................................................................... 62

    III.4 Pekerjaan Laboratorium Awal ................................................. 62

    III.4.1 Shieve Analysis Test (Analisa Saringan) ........................ 63

    III.4.2 Atterberg Limit ............................................................... 63

    III.4.3 Specific Gravity (Pengujian Berat Jenis) ........................ 64

    III.4.4 Water Content (Pengujian Kadar Air) ............................ 64

    III.4.5 Standard Compaction Test

    (Pengujian Kompaksi Standar) ...................................... 65

    III.5 Pengklasifikasian Tanah ........................................................... 65

    III.6 Pencampuran denganPortland Cement.................................... 66

    III.7 Pengujian Laboratorium Tanah yang Sudah Dicampur Semen 66

    III.8 Analisa Hubungan Nilai Parameter Kompaksi denganIndex

    Properties (Persen Butiran Halus dan Batas Cair) ................... 66

    III.9 Kesimpulan Dan Saran ............................................................. 67

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    10/115

    ix

    BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

    IV.1 Hasil Pengujian Laboratorium Sampel Tanah ........................... 69

    IV.1.1 Distribusi NilaiAtterberg Limits Untuk Data Hasil

    Pengujian Laboratorium ................................................. 71

    IV.1.2 Distribusi Persentase Ukuran Butir Untuk Data Hasil

    Pengujian Laboratorium ................................................. 72

    IV.2 Hasil Pengujian Laboratorium Sampel Tanah Ditambah

    Portland Cement ........................................................................ 73

    IV.3 Hubungan Antara Nilai Parameter Kompaksi (Berat Isi Kering

    Maksimum dan Kadar Air Optimum) Dengan NilaiIndex

    Properties Tanah DitambahPortland Cement......................... 76

    IV.3.5 Hubungan Tiga Variabel Antara Nilai Parameter

    Kompaksi (Berat Isi Kering Maksimum) Dengan

    Persen Butiran Halus (Fines), Nilai Batas Cair (LL)

    Dan Penambahan Semen (PS) ........................................ 80

    IV.3.6 Hubungan Tiga Variabel Antara Nilai Parameter

    Kompaksi (Kadar Air Optimum) Dengan

    Persen Butiran Halus (Fines), Nilai Batas Cair (LL)

    Dan Penambahan Semen (PS) ........................................ 82

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1 Kesimpulan ................................................................................. 94

    V.2 Saran ........................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    11/115

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Susunan jenis lapisan perkerasan jalan raya ........................... 8

    Gambar 2.2 Dimensi mould danproctor standard..................................... 16

    Gambar 2.3 Perbandinganproctor standard denganmodified .................. 16

    Gambar 2.4 Smooth wheeled roller ............................................................ 18

    Gambar 2.5 pneumatic-tired rollers ........................................................... 18

    Gambar 2.6 Vibratory rollers ..................................................................... 19

    Gambar 2.7 Vibrating plate compactors .................................................... 20

    Gambar 2.8 Hubungan antara kadar air dan berat isi kering dengan

    Beberapa jenis tanah yang dipadatkan ..................................... 23

    Gambar 2.9 Batas-batas konsistensi atterberg............................................ 33

    Gambar 2.10 Sifat khusus hubungan antara berat volume kering dan kuat

    Tekan bebas, benda uji kubus 10 cm pada campuran

    Tanah-semen ........................................................................... 45

    Gambar 2.11 Bagan alir konsep perancangan campuran tanah-semen ........ 46

    Gambar 2.12 Contoh grafik regresi .............................................................. 51

    Gambar 2.13 MDD prediksi vs MDD lab .................................................... 55

    Gambar 2.14 OMC prediksi vs OMC lab ..................................................... 55

    Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ............................................................ 61

    Gambar 4.1 Distribusi nilai batas plastis dan indeks plastis dari data hasil

    Pengujian laboratorium ............................................................ 72

    Gambar 4.2 Distribusi persentase ukuran butir untuk data hasil pengujian

    laboratorium ............................................................................. 73

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    12/115

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Karakteristiksubgradetanah oleh AASHO ................................. 9

    Tabel 2.2 Defenisi-defenisi dari parameter pemadatan (kompaksi) ............. 14

    Tabel 2.3 Klasifikasi tanah sistem Unified Soil Classification System ........ 25

    Tabel 2.4 Klasifikasi tanah sistemAASHTO ................................................ 26

    Tabel 2.5 Deskripsi pengujian pemadatan standar ....................................... 27

    Tabel 2.6 Deskripsi pengujian pemadatan modified..................................... 29

    Tabel 2.7 Pembagian ukuran partikel tanah ................................................. 31

    Tabel 2.8 Ukuran saringan yang biasanya digunakan untuk analisis

    Ukuran partikel ............................................................................. 32

    Tabel 2.9 Indeks plastisitas tanah ................................................................. 36

    Tabel 2.10 Berat jenis tanah ......................................................................... 36

    Tabel 2.11 Petunjuk awal untuk pemilihan metode stabilisasi ..................... 40

    Tabel 2.12 Sampel tanah yang digunakan dalam membentuk persamaan ... 54

    Tabel 2.13 Statistik hasil pengujian ............................................................. 56

    Tabel 4.1 Hasil pengujian laboratorium sampel tanah .................................. 69

    Tabel 4.3 Hasil pengujian laboratorium sampel tanah ditambah semen ....... 74

    Tabel 4.5 Summary regresi berat isi kering maksimum dengan batas cair,

    Persen butiran halus, dan penambahan semen............................... 81

    Tabel 4.6 Koefisien regresi berat isi kering maksimum dengan batas cair,

    Persen butiran halus, dan penambahan semen............................... 81

    Tabel 4.7 Summary regresi kadar air optimum dengan batas cair,

    Persen butiran halus, dan penambahan semen............................... 82

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    13/115

    xii

    Tabel 4.8 koefisienregresi kadar air optimum dengan batas cair,

    Persen butiran halus, dan penambahan semen............................... 83

    Tabel 4.9 Rekapitulasi dan hasil estimasi nilai parameter kompaksi

    Menggunakan tiga variabel yaitu persen butiran halus,

    batas cair, dan penambahan semen ................................................ 84

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    14/115

    xiii

    DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

    d : Berat isi kering

    MDD : Berat isi kering

    d max : Berat isi kering maksimum

    W : Kadar air

    OMC : Kadar air optimum

    Wopt : Kadar air optimum

    ZAV : Kondisi tanah tanpa ada rongga udara (zero air void)

    E : Energi Kompaksi

    LL : Batas Cair (Liquid Limit)

    PL : Batas Plastis (Plasic Limit)

    PI : Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

    SL : Batas Susut (Shrinkage Limit)

    SG : Berat Jenis (Specific Gravity)

    CBR : Perbandingan bahan standar dengan California Bearing

    Ratio

    F : Persen Butiran Halus (Lolos ayakan no. 200)

    PS : Penambahan Semen

    Sr : Derajat Kejenuhan (Saturated degree)

    AASHTO : American Assosiation of State Transportation Highway

    Officials

    USCS : Unified Soil Classification System

    ASTM : American Standard Testing Material

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    15/115

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Lembar Data Pengujian Sampel Tanah

    Lampiran II Lembar Data Pengujian Sampel Tanah Dicampur Semen

    Lampiran III Analisis Regresi dengan SPSS

    Lampiran IV Dokumentasi

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    16/115

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Umum

    Subgradeatau tanah dasar merupakan pondasi yang menopang beban

    perkerasan yang berasal dari kendaraan yang melewati suatu jalan. Oleh

    karena itu perencanaan suatu perkerasan jalan sangat ditentukan oleh

    kondisi tanah dasar atau subgrade. Kekuatan dan keawetan konstruksi

    perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah

    dasar.

    Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari

    timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu

    sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya

    dukungnya (CBR). Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan

    mempunyai spesifikasi yang direncanakan, maka tanah tersebut dapat

    langsung dipadatkan dan digunakan. Proses kontrol kualitas dari bahan

    timbunan untuk lapisansubgradeadalah penentuan nilai CBR laboratoraium

    dan Index Plastisitas.

    Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan jalan baru harus

    diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan

    dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan.

    Pengujian kepadatan dengan menggunakan metode Sand Cone Test

    (AASTHO T 191) atau(Dynamic Cone Penetrometer Test). Subgradeharus

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    17/115

    2

    mencapai minimal 100% dari kepadatan laboratorium dan 95% untuk

    material granural.

    I.2. Latar Belakang

    Kepadatan Laboratorium (Compaction Test) ditentukan dengan

    melakukan percobaan proctor AASTHO T-99 atau AASTHO T-180. Pada

    beberapa contoh tanah dengan variasi kadar air yang berbeda. Parameter

    dari kepadatan laboratorium (Compaction Test) sangat dibutuhkan untuk

    melengkapi percobaan CBR laboratorium dan pengujian kepadatan di

    lapangan (Sand Cone Test). Parameter yang di dapat berupa berat isi kering

    maksimum dengan kadar air optimum.

    Tanah lempung umumnya merupakan tanah lunak (Soft Soil) yang

    mempunyai sifat mudah berubah kondisinya bila kena air. Pada waktu kadar

    air sangat besar dapat berupa bubur tanah, pada kondisi kadar air sedang

    dapat berada pada tanah lunak, pada keadaan kadar air sedikit tanah dapat

    menjadi keras dan kondisi seperti tadi diikuti oleh perubahan volume sangat

    besar, besar ke kecil, sehingga tanah lempung disebut juga tanah yang

    memiliki kembang-susut yang potensial. Sifat tanah lunak adalah kekuatan

    gesernya rendah, penurunannya besar, permeabilitasnya tinggi,

    deformasinya relatif besar dan daya dukungnya rendah.

    Pada beberapa jenis tanah, diperlukan stabilisasi untuk menaikkan

    nilai daya dukungnya. Yang dimaksud dengan stabilisasi tanah adalah

    pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat

    teknis tanah, atau dapat pula stabilisasi tanah adalah usaha untuk merubah

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    18/115

    3

    atau memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis

    tertentu. Proses stabilisasi tanah meliputi pencampuran tanah dengan tanah

    lain untuk memperoleh gradasi yang diinginkan, atau pencampuran tanah

    dengan bahan tambah buatan pabrik sehingga sifat-sifat teknis semakin baik.

    Salah satu bahan tambah yang sering dipakai pada stabilisasi tanah adalah

    semen (Portland Cement) dengan syarat tanah yang cocok untuk

    distabilisasi dengan menggunakan Portland Cement memiliki nilai indeks

    plastisitas 10 %.

    Semen yang sering dipakai untuk bahan stabilisasi adalah Portland

    Cement (PC) yaitu campuran bahan-bahan yang sebagian besar berisi kapur

    (CaO), silika (SiO2), alumina (Al2O3) dan oksida besi (Fe2O3). Sifat semen

    bila dicampur air akan menjadi ikatan dan mengeras karena proses reaksi

    kimia sehingga membentuk suatu massa yang kuat dan keras yang sering

    disebut Hydraulic Cementsehingga Portland Cement (PC) dapat dijadikan

    pengikat hidraulis, dalam hal ini waktu ikat awal 1-3 jam.

    Proses penentuan berat isi kering maksimum dan kadar air

    optimum di laboratorium memerlukan bahan yang cukup banyak, operator

    laboratorium yang handal serta menyita waktu. Sementara spesifikasi juga

    mengisyaratkan program rutin kontrol kualitas untuk penentuan indeks

    plastis dan gradasi yang relatif memerlukan bahan yang lebih sedikit dan

    menghasilkan klasifikasi tanah/ bahan tertentu.(Muiz,1993)

    Jika hasil klasifikasi ini bisa di gunkan untuk memprediksi berat isi

    kering maksimum dan kadar air optimum dari suatu bahan subgrade maka

    dapat dihemat waktu, tenaga dan biaya pada pelaksanaan pekerjaannya dan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    19/115

    4

    dapat merupakan klarifikasi/cross check terhadap pekerjaan yang

    dilakukan teknisi laboratorium.(Muiz,1993)

    I.3. Perumusan Masalah Penelitian

    Dalam penelitian ini akan dibahas tentang hubungan regresi dari

    nilai parameter pemadatan laboratorium (berat isi kering maksimum dan

    kadar air optimum) dengan data index properties tanah yaitu persen

    butiran halus (lebih dari 50% lolos ayakan no 200) dan batas cair (liquid

    limit) serta persen penambahan Portland Cement pada tanah yang

    distabilisasi denganPortland Cement.

    I.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi atau

    memprediksi berat isi kering maksimum dan kadar air optimum bahan

    yang dipergunakan untuk lapisan subgrade yang distabilisasi dengan

    Portland Cement berdasarkan data data index properties tanah yaitu

    persen butiran halus dan batas cair (liquid limit)serta persen penambahan

    semen pada tanah yang distabilisasi dengan Portland Cement serta

    membandingkannya dengan nilai kompaksi yang sebenarnya sehingga

    didapat nilai kepercayaan terhadap model yang digunakan dalam

    penelitian ini.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    20/115

    5

    I.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan atau

    acuan didalam mempersingkat waktu, tenaga dan biaya kontrol bahan

    timbunan atau galian untuk lapisan subgrade pada proyek jalan raya,

    mengingat bahwa spesifikasi yang berlaku pada proyek jalan raya tidak

    mensyaratkan adanya analisa statistik dalam pelaksanaan.

    I.6. Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :

    a.

    Sampel tanah dibatasi mempunyai rentangplasticity index (PI) 0-15 %.

    b.

    Variabel yang dipakai pada analisa data adalah parameter kompaksi (berat

    isi kering maksimum dan kadar air optimum), batas cair (LL), persen

    butiran halus (FINES), dan persen penambahan semen.

    c.

    Persamaan yang dipakai pada analisa data dibatasi pada persamaan linier

    berganda.

    I.7 . Sistematika Penulisan

    Untuk memperjelas tahapan yang dilakukan dalam studi ini,

    penulisan tugas akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan

    sistematika pembahasan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan

    meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian,

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    21/115

    6

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan

    sistematika penelitian.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Merupakan kajian sebagai literatur serta kasil studi yang relevan

    dengan pembahasan ini. Dalam bab ini akan diuraikan mengenaisubgrade,

    data klasifikasi tanah (atterberg limits dan grain size analysis), pemadatan,

    stabilisasi tanah denganPortland Cement serta literatur mengenai

    hubungan pemadatan dengan persen butiran halus dan batas cair

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini,

    termasuk pengambilan sampel, langkah penelitian, serta analisa data.

    BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

    Berisikan pembahasan mengenai hasil laboratorium yang telah

    diperoleh, lalu dianalisa, sehingga dapat diperoleh kesimpulan model

    persaaman.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah

    diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan saran mengenai hasil

    penelitian yang dapat dijadikan masukan.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    22/115

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Umum

    Subgrade pada proyek jalan raya memegang peranan penting dalam

    menentukan kualitas perkerasan jalan. Kekuatan dan keawetan konstruksi

    perkerasan jalansangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.

    Lapisan subgrade harus sesuai dengan spesifikasi perencanaan jalan raya

    yang telah diatur didalam Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi 3

    mengenai pekerjaan tanah yang diterbitkan oleh binamarga. Spesifikasi tersebut

    menjelaskan tentang parameter bahan yang bisa digunakan untuk sebagai syarat

    bahan lapisan subgrade. Disamping bahan yang digunakan, perlu diperhatikan

    proses pemadatan dilapangan yang menggunakan alat-alat berat.

    Proses pemadatan tentunya juga harus sesuai spesifikasi, agar kualitas

    pemadatan dilapangan sesuai dengan perencanaan, yaitu 100% dari pemadatan di

    laboratorium atau 95% untuk granural material. Pengujian kepadatan dapat

    dilakukan dengan menggunakan Sand Cone Test (AASTHO T-19) atau Dynamic

    Cone Penetrometer Test.

    Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah

    dikeluarkan dengan cara mekanis. Cara mekanis yang dipakai untuk

    memadapatkan tanah dapat dilakukakan dengan berbagai cara. Di lapangan

    biasanya dipakai cara menggilas, sedangkan di laboratorium dipakai cara dipukul

    dengan Proctor. Untuk suatu jenis tanah yang dipadatkan dengan data pemadatan

    tertentu dapat dicapai tergantung pada kadar air tanah tersebut.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    23/115

    8

    Teori pemadatan tanah berusaha untuk menjelaskan hubungan antara kadar air

    dengan berat isi kering yang diwakili oleh kurva pemadatan diperoleh dalam

    pengujian laboratorium atau pemadatan lapangan. Banyak interpretasi dari

    fenomena dasar telah diajukan sejak Proctor (1933) melakukan studi untuk

    pertama kali. Mereka mulai dengan konsep pelumasan dan melanjutkan untuk

    memeriksa air pori dan tekanan udara, dan akhirnya struktur mikro-tanah.

    Masing-masing teori memiliki kelebihan, meskipun mungkin harus ditempatkan

    dalam konteks keadaan perkembangan mekanika tanah diwaktu, jenis tanah dan

    metode pemadatan yang digunakan dalam memperoleh data eksperimen.

    II.2. Lapisan Dasar Jalan (Subgrade)

    Subgrade adalah tanah dasar di bagian bawah lapis perkerasan jalan.

    Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya

    baik atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang

    distabilisasi dan lain lain.

    Gambar 2.1.Susunan Jenis Lapisan Perkerasan Jalan Raya

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    24/115

    9

    II.2.1. Karakteristik Bahan yang Digunakan Sebagai Subgrade

    Pemilihan bahan yang digunakan sebagai subgrade harus melalui tahap

    pengujian laboratorium Secara umum ada tiga sifat tanah yang harus diuji

    dilaboratorium untuk memenuhi persyaratan bahansubgrade, yaitu:

    1. Jenis dan Klasifikasi tanah.

    2. Besarnya nilai CBR (California Bearing Ratio).

    3. Nilai PI (Plasticity Index)yang ada pada sampel tanah.

    4.

    Pengujian untuk mengetahui tanah ekspansif (determining expansive

    soil and remedial actions).

    AASHO (American Association of Highway and Transportation Officials)

    memberikan standar kriteria bahansubgrade sebagian berikut :

    Tabel 2.1. Karakteristiksubgradetanah oleh AASHO

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    25/115

    10

    Sementara itu spesifikasi umum bidang jalan dan jembatan memberikan

    syarat bahan/material untuk digunakan sebagai bahan subgrade adalah sebegai

    berikut :

    1. OL, OH, Pt tidak boleh digunakan.

    2. GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, SC bisa digunakan dengan syarat

    harus keras dan tidak memiliki sifat khas.

    3. CH, MH dan A-7-6 tidak untuk dipergunakan 30 cm dibawah dasar

    perkerasan , kecuali mencapai CBR 6% setelah perendaman 4 hari bila

    dipadatkan 100% kepadatan kering maksimum.

    4.

    Tanah ekspansif dengan nilai aktif >1,25 tidak boleh digunakan.

    II.2.2. Prosedur Pekerjaan Lapisan Subgrade

    Sebelum kegiatan penghamparan perkerasan dilakukan, bagian subgrade harus

    sudah dalam keadaan siap (kuat, padat, bersih dan dibentuk sesuai rencana).

    Langkah-langkah pelaksanaannya:

    1. Apabila tanah exsisting lebih tinggi dari elevasi rencana, maka

    dilakukan pekerjaan galian. Sedangkan apabila tanah exsisting lebih

    rendah dari elevasi rencana, maka dilakukan pekerjaan timbunan.Pada

    pekerjaan galian, tanah dasar dibentuk permukaan tanahnya dengan

    cara mengupas dengan cangkul.

    Pekerjaan galian dimaksudkan untuk mendapatkan bagian

    tanah dasar (subgrade)yang akan menentukan kekuatan dari

    susunan perkerasan di atasnya yang sesuai dengan rencana

    struktur.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    26/115

    11

    Pada pekerjaan timbunan, bagian-bagian yang harus

    ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, harus

    ditimbun menggunakan tanah timbunan yang cukup baik,

    bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya). Penimbunan

    harus dilakukan lapis demi lapis. Tebal maksimal hamparan

    30 cm setiap lapisan. Kemudian tanah tersebut dilembabkan

    sebelum dilakukan pemadatan.

    2. Pemadatan lapisansubgrademenggunakan Vibrator Rolleratau Static

    Roller (sambil diberi air secukupnya untuk mencapai kadar air

    optimum).

    3. Setelah pemadatan tanah dasar selesai, lalu dilakukan perataan

    menggunakanMotor Grader.

    II.3. Teori Pemadatan Tanah

    Pemadatan tanah (earthwoks compaction)adalah proses mekanis dimana sejumlah

    tanahyang terdiri dari partikel padat (solid particles), air dan udara direduksi

    volumenya dengan menggunakan beban. Beban tersebut dapat berupa beban yang

    bergerak (rolling), beban yang dipukulkan (tamping) maupun beban yang

    digetarkan (vibrating). Kepadatan didapat dengan keluarnya udara dari antara

    butiran tanah dimana proses ini merupakan kebalikan dari proses konsolidasi yang

    merupakan keluarnya air dari antara butir-butir tanah

    Semua material yang digunakan untuk lapisan subgrade pada konstruksi jalan

    raya harus dipadatkan. Pemadatan juga harus sesuai dengan Spesifikasi Umum

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    27/115

    12

    agar dapt menghasilkan kondisi lapisan subgrade yang bagus. Tujuan pemadatan

    tersebut ialah:

    a.

    Meningkatkan kepadatan (density).

    b. Meningkatkan stabilitas.

    c. Meningkatkan kekuatan tahanan (bearing strength) subgrade.

    d. Mengurangi sifat kemudahan ditembus oleh air (permeability).

    e. Mengurangi potensi likuifaksi.

    f.

    Mencegah erosi.

    Secara umum, semakin tinggi derajat pemadatannya maka akan semakin

    kemampuannya menahan gaya geser (shearing force) semakin rendah

    penurunannya. Namun demikian, Capper dan Cassie (1969) menyatakan bahwa

    apabila dibandingkan kekuatan geser dan kadar air tanah pada kondisi kepadatan

    tertentu, akan diperoleh nilai kekuatan geser tertinggi dicapai pada saat kadar air

    dibawah kondisi optimum pada pemadatan yang maksimum.

    Beberapa terori yang menerangkan proses pemadatan adalah sebagai berikut :

    1. Teori lubrikasi (pelumas)

    Penambahan air yang berfungsi sebagai pelumas akan memudahkan

    partikel tanah untuk bergerak saling mendekat. Berat isi kering tanah

    akan semakin tinggi dengan semakin banyaknya air yang ditambahkan

    sampai mencapai kadar air optimum. Setelah mencapai kadar air

    optimum, penambahan kadar air akan mengisi pori yang telah diisi

    butiran tanah sehingga berat isi kering akan menurun. Hubungan antara

    kadar air dan berat isi kering tersebut dapat dilihat pada Grafik 2.1

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    28/115

    13

    Grafik 2.1 Hubungan berat isi kering dengan kadar air setelah dipadatkan

    2.

    Teori tegangan efektif

    Menurut tegangan efektif, tanah memadat untuk melawan tekanan

    pemadatan.Bertambah padatnya tanah terdebut dibarengi dengan

    meningkatnya kuat geser. Peningkatan kuat geser tersebut diakibatkan

    oleh bertambahnya tegangan keliling dari sekeliling tanah dan

    menurunnya tegangan air pori yang diikuti oleh terjadinya regangan

    geser yang besar. Proses bertambah padatnya tanah akan berhenti saat

    daya dukung tanah sama dengan tekanan pemadatan.

    Proses pemadatan umumnya sulit untuk dilakukan dan bahkan lebih

    sulituntuk mengukur parametermya. Tanpa metode yang efektif untuk mengukur

    pemadatan tanah, sulituntuk menilai apakah tanah telah mencapai kepadatan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    29/115

    14

    maksimum atau belum.Besarnya kepadatan tanah, biasanya dinyatakan dalam

    nilai berat isi kering (d)

    Tabel 2.2 Defenisi-definisi dari parameter pemadatan (kompaksi)

    Istilah Defenisi

    Pemadatan

    Pemadatan adalah suatu proses dimana

    udara pada pori-pori tanah dikeluarkan

    dengan cara mekanis

    Berat isi kering maksimum

    (MDD)

    Kepadatan yang didapat dari pemadatan

    tanah dengan daya pemadatan tertentu

    pada kadar air optimum (wopt)

    Kadar air optimum (OMC)Kadar air yang menghasilkan nilai

    kepadatan maksimum (d max)

    Zero Air Void

    Kondisi dimana pori-pori tanah tidak

    mengandung udara sama sekali

    sehingga tercapai berat volumemaksimum

    Untuk memastikan apakah pemadatan dilapangan sudah sesuai dengan

    spesifikasi maka perlu diuji di lapangan, kemudian sampel dibawa ke

    laboratorium agar dapat diketahui nilai kepadatannya. Menurut spesifikasi umum

    kepadatan dilapangan harus mencapai 100% dari pemadatan di laboratorium dan

    95% untuk material granural. Jika hal kondisi tersebut tidak tercapai maka

    pemadatan dinyatakan gagal atau tidak memenuhi syarat spesifikasi.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    30/115

    15

    II.3.1. Pemadatan Di Laboratorium

    Percobaan pemadatan tanah di laboratorium dikenal sebagai proctor test

    yang telah distandarisir di AASHTO T-99 dan ASTM D-698 dan dikenal sebagai

    standard proctor test. Standard proctor testini menggunakan 25 pukulan pemadat

    seberat 5.5 lbs yang dijatuhkan pada ketinggian 1 ft pada masing-masing lapisan

    tanah yang diletakkan pada cetakan (mold), dimana cetakan tersebut berisi tiga

    lapis tanah. Usaha pemadatan dalam standard Proctor test ini secara kasar

    sebanding dengan usaha alat pemadat ringan (light rollers) pada pemadatan tanah

    di lapangan.

    Pada saat ini dengan berkembangnya peralatan pemadatan dilapangan

    maka di laboratorium ada modified proctor test. modified proctor test ini

    menggunakan 25 pukulan pemadat seberat 10 lbs yang dijatuhkan pada ketinggian

    18 in pada masing-masing lapisan tanah yang diletakkan pada cetakan (mold)

    yang berisi 5 lapis tanah. Modified proctor test ini telah distandarisir dalam

    AASHTO T-180. Usaha pemadatan dalam modified Proctor test ini secara kasar

    sebanding dengan usaha alat pemadat berat (heavy rollers) pada pemadatan tanah

    di lapangan. Penjelasan tentang pemadatan standard dan modified dapat dilihat

    pada Bab II.4.2. Metode Pemadatan.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    31/115

    16

    Gambar 2.2. Dimensi mould danproctor standard

    Gambar 2.3. Perbandinganproctor standardengan modified

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    32/115

    17

    II.3.2. Pemadatan Di Lapangan

    Untuk pekerjaan pelaksanaan pemadatan dilapangan kita perlumemilih alat

    pemadat yang digunakan. Untuk pemadatan tanah sebagai badan jalan/subgrade

    maka pada umumnya digunakan vibratory roller. Alat ini cocok digunakan untuk

    pemadatan granular material (material berbutir). Selain vibratory roller ada

    beberapa alat yang dipakai untuk memadatkan tanah maupun batu-batuan. Secara

    garis besar alat pemadat dibagi menjadi 3 group :

    1.

    Rollers, termasuk didalamnya smooth-wheeled, pneumatic-tired,

    tamping rollersjuga pemadatan oleh beban lalu lintas kendaraan.

    2.

    Vibrators, termasuk didalamnya rollersdanplates.

    3. Rammers, termasuk didalamnya power rammers, tampersdan falling

    weight.

    Smooth-wheeled rollers, alat ini juga sering dipakai untuk memadatkan

    tanah. Biasanya mempunyai 3 roda dari drum besi atau tandem yang mempunyai

    mesin sendiri untuk bergerak atau berbentuk roda tunggal yang ditarik dengan

    traktor. Beratnya antara 1,7 hingga 17 ton dan dapat diperberat lagi dengan

    mengisi pasir atau air di roda besinya. Beban yang terpakai dibagi selebar

    rodanya. Kecepatan bergeraknya antara 2,5 sampai 5 km/jam.

    Pneumatic-tired rollers, alat ini mempunyai mesin untuk bergerak sendiri.

    Mempunyai 2 sumbu dengan roda dari karet, dimana jumlah roda depan dan

    belakang berselisih satu dan letak roda depan belakang berselang-seling hingga

    yang tidak terinjak oleh roda depan dapat terinjak oleh roda belakang demikian

    sebaliknya.Kecepatan bergeraknya berkisar 1,6 hingga 24 km/jam.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    33/115

    18

    Gambar 2.4. Smooth Wheeled Roller

    Gambar 2.5.Pneumatic-tired rollers

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    34/115

    19

    Vibratory rollers atau sering disebut vibro saja, mempunyai kisaran berat

    0,5 hingga 17 ton, yang mempunyai sumbu tunggal (1 roda) biasanya ditarik

    traktor sedangkan yang mempunyai mempunyai sumbu ganda menggunakan

    mesin sendiri untuk bergerak. Frekuensi getarannya tergantung pabrik

    pembuatnya namun untuk yang besar berkisar antara 20 hingga 35 Hz (Hertz) dan

    40 hingga 75 Hz untuk vibratory roller yang kecil. Pada umumnya alat bisa disetel

    getarannya ke 3 posisi: kecil, menengah dan besar. Untuk alat yang ditarik traktor

    kecepatannya 1,5 hingga 2,5 km/jam sedangkan untuk alat yang bergerak sendiri

    kecepatannya 0,5 hingga 1 km/jam. Apabila sedang menggetarkan rodanya maka

    kecepatannya semakin rendah.

    Gambar 2.6 Vibratory rollers

    Vibrating plate compactors, alat ini sering disebutstamper. Mempunyai

    kisaran berat 100 kg hingga 2 ton dan luasan pelat antara 0,16 m2hingga 1,6 m2.

    Alat ini cocok untuk memadatkan luasan yang kecil atau tempat yang terbatas

    untuk dipadatkan.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    35/115

    20

    Gambar 2.7 Vibrating plate compactors

    Sesudah menetapkan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan

    pemadatan di lapangan, maka sebelum melaksanakan pekerjaan pemadatan

    tersebut biasanya diadakan percobaan pemadatan di lapangan (trial compaction

    test). Maksud dari trial compaction testadalah:

    1. Untuk mendapatkan jumlah lintasan yang diperlukan untuk

    memadatkan tanah hingga tanah menjadi padat, sesuai dengan hasil

    test CBR di laboratorium atau spesifikasi.

    2.

    Untuk mendapatkan ketebalan pemadatan yang sesuai dengan yang

    disarankan oleh spesifikasi. Pada umumnya ketebalan jadi (setelah 56

    dipadatkan) adalah 20 cm, sehingga untuk ketebalan saat ditebarkan

    (loose condition) berkisar antara 22 cm hingga 23 cm.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    36/115

    21

    Pelaksanaan trial compaction testsebagai berikut: Tebarkan tanah selebar

    1,5 hingga 2 kali lebar roda alat pemadat sepanjang 50 m sampai 75 m. Buat

    ketebalan bervariasi dan gilas dengan vibratory roller8 x, 10 x dan 12 x lintasan.

    Satu kali lintasan adalah satu kali gerakan maju dan mundur alat pemadat. Ambil

    waterpass dan ukur ketebalan setelah 8 x, 10 x dan 12 x lintasan dan catat

    penurunannya. Akhirnya hasil pemadatan diuji dengan alat uji kepadatan yaitu

    dengan metode sand replacement testatau dikenal dengan nama sand cone test.

    Catat kondisi mana yang paling ekonomis sebagai pedoman pelaksanaan

    berikutnya.

    II.4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan (Kompaksi)

    Pemadatan tanah dapat berbeda-beda walaupun sampel yang digunakan

    dalam kondisi yang hampir sama. Hal ini terjadi karena proses pemadatan

    dipengaruhi oleh berbagai faktor utama. Faktor-faktor tersebut adalah :

    1. Jenis tanah.

    2. Energi pemadatan.

    3. Metode pemadatan.

    4. Berat isi kering.

    5.

    Kadar air.

    II.4.1. Jenis Tanah

    Penentuan jenis tanah adalah hal yang pertama dilakukan dalam proses

    pemadatan. Dengan mengetahu jenis tanah, akan didapakan gradasi tanah yang

    memberikan gambaran awal mengenai berat isi kering tanah tersebut. Tanah yang

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    37/115

    22

    memiliki gradasi yang tinggi memiliki berat isi kering yang tinggi dan memiliki

    puncak yang lebih tajam, sedangkan tanah yang bergradasi rendah, menghasilkan

    puncak kurva yang mendatar dan berat isi kering yang rendah (Olsen,1963).

    Tanah granural dipandang paling mudah penanganannya untuk pekerjaan

    lapangan. Material ini mampu memberikan kuat geser yang tinggi dengan sedikit

    perubahan volume setelah dipadatkan. Permeabilitas tanah granural yang tinggi

    dapat menguntungkan ataupun merugikan.

    Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabil dan mampu

    memberikan kuat geser yang cukup dan sedikit mengalami perubahan volume.

    Tetapi, tanah lanau sangat sulit dipadatkan bila dalam keaadaan basah karena

    permeabilitasnya rendah.

    Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan

    memberikan kuat geser yang tinggi. Stabilitas terhadap sifat kembang-susut

    tergantung dari jenis kandungan mineralnya. Sebagai contoh, lempung

    montmorillonite akan mempunyai kecenedrungan yang lebih besar terhadap

    perubahan volume dibandingkan dengan jenis kaolinite. Lempung padat

    mempunyai permeabilitas yang rendah dan tanah ini tidak dapat dipadatkan

    dengan baik pada waktu basah. Bekerja dengan tanah lempung yang basah akan

    mengalami banyak kesulitan.

    Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan tipe pengujian yang sangat

    sederhana untuk menentukan karakteristik tanahnya. Karakteristik tersebut

    digunakan untuk menentukan kelompok klasifikasinya. Umumnya klasifikasi

    tanah didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisa saringan dan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    38/115

    23

    plastisitasnya. Sekarang, terdapat dua sistem klasifikasi tanah yang umum yang

    dapat digunakan yaitu Unified Soil Classification SystemdanAASHTO.

    Gambar 2.8 Hubungan antara kadar air dan berat isi kering dengan beberapa

    jenis tanah yang telah dipadatkan (HoltzandKovacs,1981;Das,1998)

    Pada sistem Unified, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam tanah

    berbutir kasar (kerikil dan pasir) kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200 dan

    sebagai tanah berbutir halus (lanau dan lempung) jika lebih dari 50 % lewat

    saringan nomor 200. Simbol-simbol yang digunakan dalam sistem klasifikasi ini

    diantaranya :

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    39/115

    24

    G = kerikil (gravel)

    S = pasir (sand)

    C = lempung (clay)

    M = lanau (silt)

    O = lanau atau lempung organic (organic silt or clay)

    W = bergradasi baik (well-graded)

    P = bergradasi buruk (poor-graded)

    L = plastisitas rendah (low-plasticity)

    H = plastisitas tinggi (high-plasticity)

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    40/115

    25

    Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Sistem Unified Soil Classification System

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    41/115

    26

    Sistem AASHTO (American Association of State Highway Transportation

    Official) berguna untuk menentukan kualitas tanah dalam perencanaan timbunan

    jalan, subbase dan subgrade. Sistem AASHTO membagi tanah ke dalam 7

    kelompok, A-1 sampai dengan A-7. Tanah dalam tiap kelompok dievaluasi

    terhadap indeks kelompoknya yang dihitung dalam rumus empiris. Pengujian

    yang digunakan hanya berupa analisa saringan dan nilai batas-batasAtterberg.

    Tabel 2.4. Klasifikasi Tanah SistemAASHTO

    II.4.2. Metode Pemadatan

    Metode pemadatan tergantung kepada jenis pemadatan yang akan dilakukan, ada

    pemadatan di lapangan dan pemadatan di laboratorium. Pemadatan di lapangan

    umumnya menggunakan alat-alat berat seperti : Three Wheel Roller, Tandem

    Roller, Pneumatik Tired Roller (PTR)dan lain-lain.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    42/115

    27

    Terdapat dua metode pengujian pemadatan di laboratorium, yaitu :

    1. Pemadatan Standar (ASTM D-698,AASHTO T-99)

    2.

    Pemadatan Modifikasi (ASTM D-698,AASHTO T-180)

    Tabel 2.5. Diskripsi pengujian pemadatan standar

    Tabel 2.6. Deskripsi pengujian pemadatan modified

    II.4.3. Energi Pemadatan

    Proses pemadatan dipengaruhi oleh hubungan antara berat isi kering dengan kadar

    air. Energi pemadatan yang lebih besar akan menghasilkan kondisi tanah yang

    lebih padat. Energi pemadatan bergantung kepada beberapa faktor seperti berat

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    43/115

    28

    penumbuk, tinggi jatuh penumbuk, jumlah tumbukan perlapisan dan jumlah

    lapisan.

    Hubungan antara energi pemadatan (E) untuk proctor standard dengan factor-

    faktor yang yang mempengaruhinya dapat ditulis sebagai berikut :

    atau

    II.4.4. Berat Isi Kering

    Kadar air yang terdapat didalam tanah dan derajat pemadatan akan mempengaruhi

    berat isi kering tanah tersebut. Tanah yang belum mengalami pemadatan

    mempunyai berat isi kering yang rendah dan angka pori yang tinggi, sedangkan

    tanah yang telah dipadatkan akan mempunyai berat isi kering yang tinggi dan

    angka pori yang rendah.

    Derajat kepadatan tanah dinyatakan dalam istilah berat isi kering, yaitu

    perbandingan berat butiran tanah dengan volume total tanah. Berat volume tanah

    dapat dinyatakan dalam persamaan

    Dimana :

    = Berat isi kering tanah (gr/cm3)

    = Berat isi basah tanah (gr/cm3)

    = kadar air tanah (%)

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    44/115

    29

    Pertambahan dan pengurangan nilai kepadatan kering tergantung kepada kadar air

    dalam sampel tanah, berat pemadatan dan tenaga pemadatan (Redzuan,2003).

    Berdasarkan defenisi diatas nilai hanya dipengaruhi oleh kadar air saja.Walaupun demikian masih ada korelasi antara kepadatan kering dengan parameter

    tanah yang lain-lain.

    Pada umumnya, penambahan air akan memenuhi ruang antar partikel yang

    sebelumnya dipenuhi udara. Disamping itu, air juga akan merespon dengan

    partikel tanah dan menambah kemampuan tanah. Peningkatan kemampuan tanah

    akan mengurangi sifat kaku tanah untuk dipadatkan dan menghasilkan berat isi

    kering yang lebih tinggi, sedangkan penambahan volume air yang terlalu besar

    akan menyebabkan sebagian volume tanah akan dipenuhi air dan akan

    mengurangi berat isi kering tanah (Craig,1993)

    Selain persamaan diatas terdapat persamaan lain dalam menentukan berat isi

    kering tanah pada kondisi tanpa rongga udara (zero air void) yaitu :

    Dimana :

    = Berat isi kering tanahZAV(gr/cm3)

    w = Berat isi air (gr/cm3)

    = Berat jenis tanah

    = kadar air

    II.4.5. Kadar Air

    Kadar air tanah atau dapat dinotasikan menjadi w dapat didefinisikan sebagai

    perbandingan antara berat air () dengan berat butiran () dalam tanah tersebut

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    45/115

    30

    yang dinyatakan dalam satuan persen. Kadar air tanah (w) dapat dinyatakan dalam

    persamaan :

    Dengan peningkatan kadar air, partikel tanah menciptakan lapisan air disekeliling

    partikel tanah tersebut, sehingga lapisan air ini menjadi pelican/pelumas, sehingga

    lebih mudah untuk digerakkan. Kondisi ini disebut dry side optimum dan

    mengakibatkan peningkatan kepadatan. Pada saat kondisi kadar air optimum (Wopt)

    nilai kepadatan yang diperoleh adalah kepadatan maksimum, nilai kepadatannya tidak

    akan meningkat lagi.

    Pada saat kadar air ditingkatkan maka air akan mulai menggantikan posisi partikel

    tanah, karena berat isi air lebih kecil daripada berat isi tanah, sehingga nilai

    pemadatan akan berkurang. Kondisi terebut dinamakan wet side optimum.

    II.5. Sifat Fisik Tanah (I ndex Properties)

    Sifat-sifat fisik tanah (index properties) menunjukkan sifat-sifat tanah yang

    mengindikasikan jenis (klasifikasi) dan kondisi tanah, serta memberikan

    hubungan terhadap sifat-sifat mekanis (engineering properties) seperti kekuatan

    dan pemampatan atau kecenderungan untuk mengembang, dan permeabilitas.

    Sifat-sifat fisik tanah (index properties) adalah berupa : kadar air, berat jenis,

    gradasi butiran, konsistensi atterberg dan lain-lain.

    Didalam penelitian akan dibahas mengenai index properties yaitu ukuran partikel

    tanah dan plastisitas tanah. Kedua nilai index properties tersebut kemudian akan

    digunakan untuk dalam mengestimasi nilai parameter kompaksi.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    46/115

    31

    II.5.1 Ukuran Partikel Tanah

    Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Besarnya butiran

    dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu

    analisa butiran ini merupakan pengujian yang sangat sering dilakukaka.

    Ada sejumlah sistem klasifikasi ukuran butir yang dipakai, dalam menentukan

    pembagian ukuran butiran. Pembagian ukuranbutir dari beberapa institusi dapat

    dilihat dalam tabel dibawah ini

    Tabel 2.7. Pembagian ukuran partikel tanah

    Nama InstitusiUkuran butiran (mm)

    Kerikil Pasir Lanau Lempung

    Massachusetts Institute

    of Technologi (MIT)>2 20,06 0,060,002 2 20,05 0,050,002

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    47/115

    32

    Ada dua metode yang umum digunakan untuk memberikan informasi ukuran

    partikel tanah, yaitu : (1) analisis saringan (sieving analysis), dan (2) analisis

    pengendapan (sedimentation atau hydrometer analysis). Analisis saringan

    digunakan untuk tanah berbutir kasar, sedangkan prosedur pengendapan

    digunakan untuk analisis tanah berbutir halus.

    Penyaringan merupakan metode yang biasanya secara langsung untuk

    menentukan ukuran partikel dengan didasarkan pada batas-batas bawah ukuran

    lubang saringan yang digunakan. Batas terbawah dalam saringan adalah ukuran

    terkecil untuk partikel pasir. Ukuran saringan yang umum digunakan untuk

    menentukan ukuran partikel tanah disajikan dalam tabel dibawah ini

    Tabel 2.8 Ukuran saringan yang biasanya digunakan untuk analisis ukuran

    partikel

    Untuk tanah yang berbutir halus (fined grained)digunakan analisa endapan yang

    mengacu kepada hukum Stoke mengenai penurunan (settlement), yaitu bola-bola

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    48/115

    33

    kecil didalam suatu cairan akan menurun pada kecepatan-kecepatan yang berbeda

    tergantung kepada ukuran bola itu.

    II.5.2 Batas-Batas Atterberg

    Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.

    Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah yang

    dapat digambarkan sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan

    bentuk pada volume yang konstan tanpa adanya retak ataupun remuk.

    Plastisitas suatu tanah bergantung pada kadar airnya sehingga tanah

    memungkinkan menjadi berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat. Konsistensi

    suatu tanah bergantung pada gaya tarik antara partikel mineral lempungnya.

    Atterberg(1911) memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi

    dari tanah berbutir haslu dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya.

    Batas-batas tersebut adalah batas cair, batas plastis dan batas susut. Hal ini dapat

    dilihat dalam gambar dibawah ini.

    Gambar 2.9 Batas-batas Konsistensi Atterberg

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    49/115

    34

    II.5.2.1 Batas Cair (Li quid Limit)

    Batas cair (liquid limit) dapat didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas

    antara keadaan cair dan keadaan plastis yakni batas atas dari daerah plastis. Batas

    cair ditentukan dari pengujian Casagrande (1948), yakni dengan menggunakan

    cawan yang telah dibentuk sedemikian rupa yang telah berisi sampel tanah yang

    telah dibelah olehgrooving tooldan dilakukan dengan pemukulan sampel dengan

    jumlah dua sampel dengan pukulan diatas 25 pukulan dan dua sampel dengan

    pukulan dibawah 25 pukulan sampai tanah yang telah dibelah tersebut menyatu.

    Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan persamaan sehingga didapatkan nilai

    kadar air pada 25 kali pukulan.

    II.5.2.2Batas Plastis (Plastic L imi t)

    Batas plastis (Plastic Limit) dapat didefinisikan sebagai kadar air tanah pada

    kedudukan antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air di

    mana tanah dengan diameter silinder 3,2 mm (1/8 in) mulai mengalami retak-retak

    ketika digulung.

    II.5.2.3Batas Susut (Shri nkage L imi t)

    Batas susut (Shrinkage Limit) dapat didefinisikan sebagai kadar air tanah pada

    kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana

    pengurangan kadar air selanjutnya mengakibatkan perubahan volume tanahnya.

    Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin

    diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi oleh

    pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna yang kemudian dikeringkan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    50/115

    35

    dalam oven. Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas

    susut dapat dinyatakan dalam persamaan

    { } (2.6)

    Dengan :

    = berat tanah basah dalam cawan percobaan (gr)

    = berat tanah kering oven (gr)

    = volume tanah basah dalam cawan ()

    = volume tanah kering oven ()= berat isi air

    II.5.2.3Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

    Indeks Plastisitas (IP) adalah selisih batas cair dan batas plastis.Adapun rumusan

    dalam menghitung besaran nilai indeks plastisitas adalah seperti yang ditunjukkan

    pada rumusan dibawah.

    PI = LL - PL (2.7)

    Indeks plastisitas akan merupakan interval kadar air di mana tanah masih bersifat

    plastis. Karena itu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisitasan tanah

    tersebut. Jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis yang kecil, maka

    keadaan ini disebut dengan tanah kurus, kebalikannya jika tanah mempunyai

    interval kadar air daerah plastis yang besar disebut tanah gemuk.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    51/115

    36

    Tabel 2.9 Indeks Plastisitas Tanah (Hardiyatmo,2002, Mekanika Tanah 1)

    PI Sifat Macam tanah Kohesi

    0 NonPlastis Pasir NonKohesif

    < 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian

    7 - 17 Plastisitas SedangLempung

    berlanauKohesif

    > 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif

    II.5.3 Berat Jenis

    Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air

    suling pada temperatur dan volume yang sama.

    Tabel 2.10 Berat Jenis Tanah (Hardiyatmo, H.C, 2002, Mekanika Tanah 1)

    Macam Tanah Berat Jenis

    Kerikil 2,65 - 2,68

    Pasir 2,65 - 2,68

    Lanau tak organik 2,62 - 2,68

    Lempung organic 2,58 - 2,65

    Lempung tak organik 2,68 - 2,75

    Humus 1,37

    Gambut 1,25 - 1,80

    II.6 Stabilisasi Tanah

    Dalam pengertian luas, yang dimaksud stabilisasi tanah adalah

    pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis

    tanah, atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah usaha untuk merubah atau

    memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    52/115

    37

    Proses stabilisasi tanah meliputi pencampuran tanah dengan tanah lain

    untuk memperoleh gradasi yang diinginkan, atau pencampuran tanah dengan

    bahan tambah buatan pabrik, sehingga sifat-sifat teknis tanah menjadi lebih baik.

    Guna merubah sifat-sifat teknis tanah, seperti : kapasitas dukung, kompresibilitas,

    permeabilitas, kemudahan dikerjakan, potensi pengembangan dan sensitifitas

    terhadap perubahan kadar air, maka dapat dilakukan dengan cara penanganan dari

    yang paling mudah, seperti pemadatan sampai teknik yang lebih mahal, seperti:

    mencampur tanah dengan semen, kapur, abu terbang, injeksi semen (grouting) dan

    lain-lain.

    Dalam pembangunan perkerasan jalan, stabilisasi tanah didefinisikan

    sebagai perbaikan material jalan lokal yang ada, dengan cara stabilisasi mekanis

    atau dengan cara menambahkan suatu bahan tambah (additive) ke dalam tanah.

    Dalam perancangan perkerasan jalan, kualitas setiap lapisan pembentuk

    perkerasan harus memenuhi syarat tertentu. Setiap komponen lapis perkerasan

    harus mampu menahan geseran, lendutan berlebihan yang menyebabkan retaknya

    lapisan diatasnya dan mencegah deformasi permanen yang berlebihan akibat

    memadatnya material penyusun. Jika material tanah distabilisasi, maka

    kualitasnya menjadi bertambah dan kemampuan lapisan tersebut dalam

    mendistribusikan beban ke area yang lebih luas juga bertambah, sehingga

    mereduksi tebal lapisan perkerasan yang dibutuhkan.

    II.6.1. Tipe-Tipe Stabilisasi

    Umumnya, stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Stabilisasi mekanis.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    53/115

    38

    2. Stabilisasi dengan bahan tambah.

    II.6.1.1. Stabilisasi Mekanis

    Stabilisasi mekanis atau stabilisasi mekanikal dilakukan dengan cara

    mencampur atau mengaduk dua macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda

    untuk memperoleh material yang memenuhi syarat kekuatan tertentu.

    Pencampuran tanah ini dapat dilakukan di lokasi proyek, di pabrik, atau di tempat

    pengambilan bahan timbunan (borrow area). Material yang telah dicampur ini,

    kemudian dihamparkan dan dipadatkan di lokasi proyek. Stabilisasi mekanis dapat

    juga dilakukan dengan cara menggali tanah buruk ditempat dan menggantinya

    dengan material granuler dari tempat lain.

    II.6.1.2. Stabilisasi Dengan Menggunakan Bahan Tambah

    Bahan tambah (additives) adalah bahan hasil olahan pabrik yang bila

    ditambahkan kedalam tanah dengan perbandingan yang tepat akan memperbaiki

    sifat-sifat teknis tanah, seperti kekuatan, tekstur, kemudahan dikerjakan

    (workability), dan plastisitas. Contoh-contoh bahan tambah adalah kapur, semen

    portland, abu terbang (fly ash), aspal (bitumen), dan lain-lain.

    Stabilisasi dengan menggunakan bahan tambah atau sering disebut juga

    stabilisasi kimiawi bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat teknis tanah dengan

    cara mencampur tanah dengan menggunakan bahan tambah dengan perbandingan

    tertentu. Perbandingan campuran bergantung pada kualitas campuran yang

    diinginkan. Jika pencampuran hanya dimaksudkan untuk merubah gradasi,

    plastisitas tanah, dan kemudahan dikerjakan, maka hanya memerlukan bahan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    54/115

    39

    tambah yang sedikit. Namun, bila stabilisasi dimaksudkan untuk merubah tanah

    agar mempunyai kekuatan yang tinggi, maka diperlukan bahan tambah yang lebih

    banyak. Material yang telah dicampur dengan bahan tambah ini harus

    dihamparkan dan dipadatkan dengan baik.

    II.6.2. Pemilihan Bahan Tambah

    Pemilihan bahan tambah yang cocok bergantung pada maksud

    penggunaannya. Banyaknya kadar bahan tambah umumnya ditentukan dari uji

    laboratorium yang mensimulasikan kondisi lapangan, cuaca, daya tahan, atau uji

    kekuatan. Dalam beberapa hal, penambahan bahan tambah didalam tanah akan

    memerlukan biaya yang relatif tinggi. Karena itu, cara perbaikan tanah dengan

    pencampuran bahan tambah ini harus dibandingkan dengan tipe perbaikan tanah

    yang lain, seperti pemadatan, penggantian tanah yang lebih bagus, atau

    penambahan agregat.

    Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan dalam memilih tipe bahan

    tambah yang cocok adalah :

    1. Jenis tanah yang akan distabilisasi.

    2. Jenis struktur yang distabilisasi.

    3.

    Ketentuan kekuatan tanah yang harus dicapai.

    4.

    Tipe dari perbaikan tanah yang diinginkan.

    5.

    Dana yang tersedia.

    6.

    Kondisi lingkungan

    Hicks (2002) dalam Alaska Departement of Transportation and Public Facilities

    Research & Technology Transfer mengusulkan petunjuk cara pemilihan bahan

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    55/115

    40

    stabilisasi seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.11. Dalam metode ini, distribusi

    ukuran butiran dan batas-batas atterberg digunakan sebagai dasar penilaian

    macam stabilisasi yang akan digunakan. Petunjuk dalam Tabel 2.11 hanya sebagai

    pertimbangan awal dan dapat digunakan untuk maksud modifikasi tanah, seperti

    stabilisasi dengan kapur untuk membuat material lebih kering dan mengurangi

    plastisitasnya.

    Tabel 2.11. Petunjuk awal untuk pemilihan metode stabilisasi (Hicks,2002).

    Material lolos > 25 % lolos saringan < 25 % lolos saringan

    saringan no.200 no.200 (0,075 mm) no.200 (0,075 mm)

    Indeks Plastisitas 10 10-20 20

    6 (PI x

    10 10Persen lolos

    saringan

    no.200 60 )

    Bentuk stabilisasi :

    Semen danCocok Ragu

    TidakCocok Cocok Cocok

    campuran pengikat cocok

    Kapur Ragu Cocok CocokTidak

    Ragu Cocokcocok

    Aspal (bitumen) Ragu RaguTidak

    Cocok Cocok Ragucocok

    Aspal/semenCocok Ragu

    TidakCocok Cocok Ragu

    dicampur cocok

    Granuler CocokTidak Tidak

    Cocok Cocok Ragucocok cocok

    Lain-lain campuran Tidak Cocok Cocok Tidak Ragu Cocokcocok cocok

    II.6.3. Stabilisasi Tanah-Semen

    Semen portland adalah salah satu dari bahan yang banyak digunakan untuk

    stabilisasi tanah sejak tahun 1917. Pembangunan jalan pertama yang

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    56/115

    41

    menggunakan campuran tanah-semen adalah di dekat Johnsonville, S.C, Amerika

    pada tahun 1935. Campuran tanah-semen telah banyak digunakan dalam berbagai

    proyek terutama dalam pekerjaan jalan raya dan lapangan terbang.

    Istilah tanah-semen (soil-cement) menunjukkan suatu campuran dari tanah

    alami dengan semen portland. Istilah-istilah lain yang juga kadang-kadang dipakai

    misalnya semen-merawat-pondasi (cement-treated-base), yaitu stabilisasi tanah

    yang dilakukan pada pondasi bawah (subbase) atau tanah dasar (subgrade).

    Umumnya disarankan untuk melakukan stabilisasi tanah dasar jika tanah dasar

    mempunyai CBR < 2.

    Dalam stabilisasi tanah-semen, maksud utama pencampuran tanah-semen

    adalah untuk menghasilkan kenaikan kekuatan tanah asli. Untuk tercapainya

    maksud tersebut, maka penggunaan bahan-bahan tanah, semen, dan air yang akan

    digunakan dalam stabilisasi harus diperhatikan. Faktor utama yang mempengaruhi

    kualitas campuran tanah-semen adalah :

    1. Macam tanah

    2. Kadar semen

    3. Pemadatan

    4. Waktu pemeraman

    5.

    Cara pencampuran

    II.6.3.1. Pengaruh Macam Tanah

    Untuk menghasilkan kekuatan tertentu, tanah-tanah berbutir halus seperti

    lempung membutuhkan semen yang lebih banyak. Hal ini karena permukaan

    partikel tanah yang harus tertutup semen agar terjadinya sementasi pada titik-titik

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    57/115

    42

    kontak antar partikelnya lebih besar dibandingkan dengan tanah dengan butiran

    yang lebih besar.

    Umumnya, tanah yang mengandung banyak lempung sulit dicampur

    (karena butiran tanahnya menggumpal), dan kadang-kadang bahan tambah

    dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan sifat yang berarti. Biasanya, stabilisasi

    semen pada lempung gemuk dibatasi untuk lempung dengan batas cair (LL)

    kurang dari 50 %. Untuk lempung gemuk, stabilisasi dengan semen dilakukan

    dengan penanganan awal terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan modifikasi

    tanah. Modifikasi tanah dilakukan dengan cara menampur tanah dengan salah

    satu, yaitu semen atau kapur terhidrasi. Maksud modifikasi tanah ini adalah untuk

    mereduksi plastisitas dan membuat tanah lebih mudah dikerjakan. Sesudah

    pemeraman (padat atau longgar) untuk 1 sampai 3 hari, tanah yang telah berubah

    sifatnya kemudian distabilisasi dengan semen seperti biasa.

    Tanah-tanah berpasir sangat cocok dan dapat distabilisasi dengan

    menggunakan semen dengan mudah. Umumnya pencampuran tanah granuler

    dengan semen selalu berhasil dengan baik termasuk pasir seragam. Banyaknya

    semen yang dibutuhkan untuk pengerasan tanah sangat bergantung pada gradasi

    dan rongga pori dari material campuran yang dipadatkan. Untuk tanah-tanah

    berpasir ini, kadar semen untuk stabilisasi yang dibutuhkan biasanya berkisar

    diantara 5 sampai 12 % terhadap beratnya.

    Dalam praktek, stabilisasi semen juga kadang-kadang dilakukan pada

    material kerikil yang bergradasi baik, bersih, atau material batu pecah. Material-

    material ini sebenarnya tidak perlu distabilisasi dan mungkin justru menimbulkan

    masalah besar seperti retak akibat penyusutan.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    58/115

    43

    II.6.3.2. Pengaruh Kadar Semen

    Dalam kasus tertentu, yaitu untuk maksud semen memodifikasi tanah,

    semen dibutuhkan untuk mengurangi plastisitas tanah (semen memodifikasi

    tanah). Pencampuran tanah-semen untuk mereduksi keplastisan tanah ini dapat

    dilakukan pada tanah dasar (subgrade) yang plastis dan dalam kondisi sangat

    basah. Semen umumnya mengurangi batas cair (LL) dan menambah batas plastis

    (PL) yang dengan demikian akan mengurangi indeks plastisitas (PI).

    Untuk maksud stabilisasi, campuran tanah-semen dapat berhasil baik

    dengan hanya kadar semen 4 %, namun dalam kasus yang lain kebutuhan kadar

    semen bisa mencapai 20 sampai 25 % untuk mencapai kekuatan yang dibutuhkan.

    Dengan kadar semen yang tinggi tersebut, biaya pelaksanaan stabilisasi semen

    menjadi tidak ekonomis lagi. Tanah-tanah lempung yang berhasil distabilisasi

    dengan semen adalah tanah-tanah lempungan yang dengan kandungan lempung

    kurang dari 30 % dan membutuhkan kadar semen 12 sampai 20 %. Campuran

    pasir-lempung dapat menghasilkan kekuatan lebih tinggi dan awet dengan kadar

    semen antara 5 sampai 8 %. Material kumpulan debu dan serpih tertentu juga

    dapat dilakukan stabilisasi.

    II.6.3.3. Pengaruh Kepadatan

    Untuk hasil pemadatan yang bagus, maka tanah sebaiknya dipadatkan

    sampai mendekati berat volume kering (kepadatan) maksimumnya pada usaha

    pemadatan tertentu. Kadar air terbaik untuk pemadatan dipengaruhi oleh tipe

    tanah dan metode pemadatan. Konsep rasio air/semen seperti yang lazim

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    59/115

    44

    digunakan dalam pekerjaan beton tidak begitu diperhatikan dalam stabilisasi

    tanah-semen.

    Uji laboratorium menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan kekuatan

    tanah-semen akan naik bila kadar air bertambah pada berat volume kering

    (kepadatan) yang sama. Banyak hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai kuat

    tekan tertinggi dapat diperoleh dari benda uji yang dipadatkan dibawah kadar air

    optimumnya dan hasil uji keawetan menunjukkan bahwa benda uji lebih

    mempunyai daya tahan tinggi bila kadar air agak diatas kadar air optimumnya.

    Hal yang juga penting selain kadar semen adalah kepadatan (berat volume

    kering). Dalam tanah-tanah granuler yang dipadatkan, umumnya penambahan

    semen relatif sedikit dapat menambah kekuatan dan daya tahannya beberapa kali.

    Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk semua jenis dan kondisi tanah.

    Pengurangan sedikit berat volume kering dapat menyebabkan pengurangan

    kekuatan yang berarti. Gambar 2.10 menunjukkan hasil uji campuran lempung

    berpasir dan semen dengan kadar yang sama, yaitu 10 % (RRL,1968). Terlihat

    dalam gambar ini bahwa pengurangan berat volume kering 1 lb/ft3(0,16 kN/m3)

    dapat menyebabkan pengurangan kuat tekan antara 138 276 kN/m2 (20 40

    psi), dan hal ini masih ditambah dengan kemungkinan lebih besarnya kehilangan

    daya tahannya.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    60/115

    45

    Gambar 2.10 Sifat khusus hubungan antara berat volume kering dan kuat tekan

    bebas, benda uji kubus 10 cm pada campuran tanah-semen (RRL,1968).

    II.6.3.4. Pengaruh Waktu Pemeraman

    Dilapangan, sesudah pemadatan, campuran tanah-semen diperam atau

    dirawat dalam kondisi sedemikian hingga pengeringan dihambat selama periode

    awal dari perkembangan kekuatannya. Hidrasi semen membuat campuran tanah

    dan semen menjadi material keras. Semen bereaksi dengan silika tanah untuk

    mengikat partikel-partikel tanah. Pada saat pelaksanaan campuran tanah-semen,

    waktu perawatan atau pemeraman perlu diberikan. Waktu perawatan sangat

    penting, karena kekuatan campuran naik secara berangsur-angsur dengan umur

    pemeraman.

    II.6.3.5. Perancangan Campuran

    Tujuan dari perancangan campuran adalah untuk menentukan kadar semen

    yang memenuhi kriteria tertentu. Kadar semen yang digunakan untuk stabilisasi

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    61/115

    46

    harus serendah mungkin agar hemat, namun harus mempunyai ketahanan dan

    kekuatan yang cukup tinggi. Organisasi yang berbeda memberikan kriteria yang

    berbeda dalam penentuan kadar semen yang cocok. Beberapa kriteria yang telah

    dikembangkan untuk stabilisasi tanah dengan semen, umumnya masih belum

    dikaitkan dengan kelakuan struktur perkerasan.

    Walaupun penambahan semen akan menghasilkan kenaikan kuat tekan,

    kapasitas dukung, dan memperbaiki ketahanan tanah terhadap pelunakan oleh

    pengaruh air, namun kadar semen yang terlalu tinggi akan menimbulkan masalah

    retak sehingga pemilihan kadar semen harus memperhitungkan masalah retak ini.

    Penggemburan, pencampuran, dan pemadatan juga mempunyai pengaruh penting,

    karena itu harus diberikan kelonggaran untuk mencapai hasil yang diharapkan.

    Konsep pendekatan perancangan campuran stabilisasi tanah-semen yang

    diusulkan oleh Rollings dan Rollings (1996) ditunjukkan dalam gambar 2.11.

    Gambar 2.11 Bagan alir konsep perancangan campuran tanah-semen (Rollings

    dan Rollings, 1996)

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    62/115

    47

    II.6.4. Waktu Ikatan

    Pada dasarnya waktu ikatan pada campuran tanah-semen mirip dengan

    yang terjadi pada beton. Waktu ikatan didefenisikan sebagai waktu yang

    dibutuhkan oleh semen saat bercampur dengan air, sehingga terbentuk suatu pasta

    yang secara berangsur-angsur menjadi agak plastis dan pada akhirnya menjadi

    massa yang keras/kaku. Menurut Mindess dan Young (1981), waktu ikatan yang

    dibutuhkan untuk terjadinya pengerasan semen pada beton dapat dibagi dua, yaitu:

    1.

    Waktu ikatan awal (initial setting time), yaitu waktu dari saat pertama

    bercampurnya semen dan air sampai kehilangan sifat keplastisannya.

    2.

    Waktu ikat akhir (final setting time), yaitu waktu dari campuran semen

    dengan air yang telah menjadi pasta, kemudian berubah menjadi massa yang

    kaku/keras.

    Waktu ikatan dipengaruhi oleh banyaknya air yang digunakan dan suhu udara di

    sekitarnya. Selama terjadinya proses ikatan akan diikuti oleh kenaikan temperatur.

    Temperatur naik dengan cepat saat mulai terjadinya ikatan awal dan mencapai

    puncaknya saat tercapainya ikatan akhir. Bila waktu ikatan pendek, naiknya

    temperatur bisa mencapai 30oC. Pada semen biasa, waktu ikatan awaltidak boleh

    kurang dari 1 jam setelah dicampur air dan ikatan akhir tidak boleh lebih dari 8

    jam.

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    63/115

    48

    II.7. Regresi Linear

    Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk

    modelhubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau

    lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel

    bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila

    terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.

    Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan

    deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol,

    serta untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data

    melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi

    juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu

    kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang

    diperoleh. Selain itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan

    prediksi untuk variabel terikat.

    Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya boleh

    dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan

    untuk membentuk model regresi tersebut. Misal, suatu model regresi diperoleh

    dengan mempergunakan data variabel bebas yang memiliki rentang antara 5 s.d.

    25, maka prediksi hanya boleh dilakukan bila suatu nilai yang digunakan sebagai

    input untuk variabel X berada di dalam rentang tersebut. Konsep ini disebut

    sebagai interpolasi.

    Data untuk variabel independen X pada regresi linier bisa merupakan data

    pengamatan yangtidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti (observational data)

    maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya

  • 7/25/2019 Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Berdasarkan Nilai Properties Tanah yang Distabilisasi dengan Portland Cement

    64/115

    49

    (experimental or fixed data). Perbedaannya adalah bahwa dengan menggunakan

    fixed data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam menjelaskan hubungan

    sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan, pada observational

    data, informasi yang diperoleh belum tentu merupakan hubungan sebab-akibat.

    Untuk fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki beberapa nilai variabel X

    yang ingin diteliti. Sedangkan, pada observationaldata, variabel X yang diamati

    bisa berapa saja, tergantung keadaan di lapangan. Biasanya, fixeddata diperoleh

    dari percobaan laboratorium, dan observational data diperoleh dengan

    menggunakan kuisioner.

    Di dalam suatu model regresi kita akan menemukan koefisien-koefisien.

    Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah nilai duga parameter di dalam

    model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true condition), sama halnya

    dengan statistik mean (rata-rata) pada konsep statistika dasar. Hanya saja,

    koefisien-koefisien untuk model regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang

    berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel

    bebas) diberikan. Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

    1. Intersep (intercept)

    Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan

    antara suatu garis