ESTIMASI NILAI EKONOMI HASIL HUTAN YANG HILANG AKIBAT KONVERSI MENJADI KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU...
-
Upload
firdaus-albarqoni -
Category
Environment
-
view
327 -
download
0
Transcript of ESTIMASI NILAI EKONOMI HASIL HUTAN YANG HILANG AKIBAT KONVERSI MENJADI KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU...
ESTIMASI NILAI EKONOMI HASIL HUTAN YANG HILANG AKIBAT KONVERSI MENJADI KAWASAN
INDUSTRI KARIANGAU(STUDI KASUS KELURAHAN KARIANGAU KECAMATAN BALIKPAPAN BARAT
BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR )
OlehFIRDAUS ALBARQONI
H44080084
Dibawah Bimbingan Ir. Nindyantoro, MSP
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBER DAYA DAN LINGKUNGANFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
OUTLINE
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kondisi hutan Indonesia
Pemanfaatan hutan
Kurang kompetitifnya produk hutan
Pengembangan Kota
Balikpapan
Optimalisai sektor
unggulan
KonversiPertanian,
perkebunan, pertambangan dan
industri
Nilai jasa lingkungan hutan
sebagian besar hilang
Estimasi nilai jasa lingkungan lahan hutan yang hilang
PENDAHULUAN
PERUMUSAN MASALAHNilai hutan apa saja yang hilang akibat adanya konversi ?
Berapa nilai langsung hutan yang hilang akibat adanya konversi ?
Berapa nilai jasa lingkungan yang hilang akibat adanya konversi?
TUJUAN PENELITIAN
Mengestimasi nilai jasa lingkungan
Mengestimasi nilai guna lahan hutan
Menghitung nilai ekonomi lahan hutan yang hilang
TINJAUAN PUSTAKA
Fauzi, 2006
• Secara umum nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lain. Secara formal konsep ini disebut keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkann oleh sumberdaya alam dan lingkungan
sanim, 2006
• Valuasi lingkungan digunakan untuk memudahkan perbandingan antara nilai lingkungan hidup (environmental values) dan nilai pembangunan (development values). Valuasi ekonomi lingkungan seharusnya merupakan suatu bagian integral dari prioritas pembangunan sektoral dalam menentukan keseimbangan antara konservasi dan pembangunan, serta dalam memilih standar lingkungan
LANJUTAN
Hardjowigeno, 2003
• Definisi lahan secara ilmiah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang meliputi tanah tersususn dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman beserta faktor-faktor fisik lingkungannya seperti lereng, hidrologi, iklim dan sebagainya
PDRB BALIKPAPAN (2010)Sektor Rupiah (Juta) Persen
(%)PERTANIAN 499.887 3,08PERTAMBANGAN 6.596 0,04INDUSTRI PENGOLAHAN 5.201.097 32,10LISTRIK DAN AIR BERSIH 135.807 0,84BANGUNAN 2.805.333 17,31PERDAGANGAN, HOTEL, RESTORAN
4.439.099 27,39
ANGKUTAN/KOMUNIKASI 2.145.267 13,24BANK/KEU/PERUM 501.327 3,09JASA 470.682 2,90TOTAL 6.205.094 100LAJU PERTUMBUHAN 5
APBD Balikpapan sebesar 2,5 Trilyun
KERANGKA PEMIKIRANPersepsi dan pemahaman
masyarakat terhadap manfaat hutan
Valuasi ekonomi sumberdaya hutan
Identifikasi nilai manfaat hutan
Manfaat Langsung
Manfaat Tidak
Langsung
Manfaat Pilihan
Manfaat Keberadaan
Manfaat Warisan
Kuantifikasi manfaat ke dalam nilai ekonomi melalui pendekatan TEV
Estimasi nilai jasa lingkungan hutan
METODE PENELITIAN• Kelurahan Kariangau Kecamatan
Balikpapan Barat Balikpapan Kalimantan Timur
• November sampai Desember 2012
Lokasi dan Waktu
Pengambilan Data
• Data Primer : Wawancara dengan Kuisoner• Data Sekunder : Kelurahan Kariangau,
BAPPEDA Balikpapan, BPS Balikpapan, PDAM Balikpapan serta referensi dari
penelitian terdahulu dan jurnal.
Jenis dan Sumber
Data
• Random Sampling
Penentuan Responden
METODE ANALISIS DATANo Tujuan Sumber Data Metode
Analsis Data
1 Menganalisis persepsi masyarakat mengenai keberadaan hutan
Wawancara dengan warga menggunakan kuisoner
Analisis kualitatif dan kuantitatif
2 Mengestimasi nilai air hutan kariangau
Wawancara dengan warga dan karyawan yang bekerja di Industri Kariangau
Metode nilai pasar
3 Mengestimasi Nilai Serapan Karbon
BAPPEDA Balikpapan, Kelurahan serta referensi penelitian terdahulu
Metode nilai relatif
4 Mengestimasi nilai pilihan
Studi literatur Metode kuantitatif
5 Mengestimasi nilai keberadaan hutan kariangau
Wawancara dengan warga dan kuisoner
Willingness to pay (WTP)
6 Mengestimasi nilai warisan hutan
Wawancara dengan warga dan kuisoner
Willingness to pay (WTP)
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN• Profil Kota Balikpapan
• Kota Balikpapan memiliki luas wilayah daratan sebesar 503,3 km2.
• Balikpapan terdiri atas lima kecamatan dan 27 kelurahan
• Kemiringan dan ketinggian yang terendah dari wilayah pantai dengan ketinggian 0 meter sampai dengan wilayah berbukit dengan ketinggian 100 meter dari permukaan laut (d.p.l).
• Dominasi wilayah berbukit di Kota Balikpapan sebesar 42,33% dari luas total. Wilayah tersebut mempunyai kelas kemiringan antara 15 persen sampai dengan 40% yang rawan tanah longsor.
LANJUTAN• Luas Geografis dan Luas Wilayah Kelurahan
Kariangau
• Kelurahan Kariangau secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Luas wilayah Kelurahan Kariangau adalah 9.316,50. Batas-batas wilayah Kelurahan Kariangau adalah sebagai berikut:a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan
Mentawir Kabupaten Penajam Paser Utarab. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan
Baru Ulu Balikpapan Baratc. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan
Jenebora Kaupaten Penajam Paser Utarad. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Batu
Ampar Balikpapan Utara.
• Topografi dan Iklim• Topografi Kariangau secara menyeluruh
adalah sekitar 85% terdiri dari daerah berbukit-bukit dan hanya sekitar 15% merupakan daerah-daerah datar yang sempit.
• Struktur tanah di Kelurahan Kariangau terdiri atas tanah podsolik merah kuning, tanah aluvial dan pasir kwarsa.
• Sebagian kecil lainnya daerah ini terdiri dari tanah alluvial yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif baik dan pasir kwarsa sebagai bahan dasar pembuatan kaca.
LANJUTAN
• Pola Penggunaan Lahan Kelurahan Kariangau (2012)
LANJUTAN
No Keterangan Luas (Ha)1 Lahan pemukiman 251,002 Lahan kuburan 2,003 Lahan pertanian 58,004 Taman 5,005 Perkantoran 24,006 Prasarna Umum 15,507 Lahan Hutan 8.961,00
Total 9.316,50
PENGGUNAAN LAHAN HUTANNo Keterangan Luas (Ha)
1 Lahan hutan yang sudah beralih fungsi
1.989,54
2 Lahan hutan yang akan beralih fungsi
3.010,46
PEMBAHASAN
INDIKATOR KRITERIA KATEGORI PENILAIAN
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk
Keindahan Masih sangat banyak pepohonan dan satwa
Pepohonan dan satwa masih banyak
Pepohonan masih banyak namun satwa sudah sedikit
Pepohonan sudah jarang dan satwa sudah sangat sedikit jumlahnya
Pepohonan sudah sangat sedikit dan satwa sudah tidak ada
Kenyamanan Lingkungan masih terasa sangat nyaman
Lingkungan masih terasa nyaman akan tetapi mulai terasa sedikit kebisingan
Lingkungan terasa kurang nyaman dan ada kebisingan
Lingkungan terasa tidak nyaman dan ada kebisingan
Lingkungan terasa sangat tidak nyaman dan tingkat kebisingan besar
Kesejukan Masih sangat banyak pepohonan dan udara terasa sangat segar
Pepohonan masih banyak dan udara masih terasa segar
Jumlah pepohonan menurun dan udara terasa kurang segar
Pepohonan sedikit dan udara terasa tidak segar
Pepohonan hamper tidak ada dan udara terasa sangat gersang
Ekosistem Satwa liar masih sangat banyak jumlahnya
Satwa liar masih banyak namun sudah agak jarang
Satwa liar masih ada namun jarang ditemukan
Satwa liar jumlahnya sedikit dan sudah susah ditemukan
Sudah tidak ada lagi satwa liar yang ditemukan
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk
LANJUTAN
Ketersediaan air
Air 24 jam menyala normal
Air 18 jam menyala normal
Air 12 jam menyala normal
Air hanya menyala normal selama 8 jam
Air menyala normal selama kurang dari 8 jam
Keamanan Tidak ada penebangan liar
Penebangan liar hanya sebatas untuk kayu bakar
Penebangan liar mulai merambah pepohonan besar
Penebangan liar pepohonan besar sering terjadi
Banyak sekali penebangan liar dan tidak terkendali
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk
LANJUTAN
PERSEPSIKriteria Sanga
t Baik (orang
)
Baik (orang)
Cukup (orang)
Buruk (orang)
Sangat Buruk
(orang)
Keindahan 15 12 13 0 0
Kenyamanan
8 10 21 1 0
Kesejukan 8 9 22 1 0
Ekosistem 3 8 7 22 0
Ketersediaan Air
3 13 21 3 0
Kemanan 1 11 24 4 0
LANJUTANKriteria Sanga
t Baik (%)
Baik (%)
Cukup (%)
Buruk (%)
Sangat Buruk
(%)Keindahan 37% 30% 33% 0% 0%
Kenyamanan
20% 25% 52% 3% 0%
Kesejukan 20% 22% 55% 3% 0%
Ekosistem 7% 20% 18% 55% 0%
Ketersediaan Air
7% 32% 53% 8% 0%
Kemanan 2% 28% 60% 10% 0%
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTANNo
Indikator Penilaian
Rataan Skor
Keterangan
1 Keindahan 4,05 Baik2 Kenyamanan 3,80 Baik3 Kesejukan 4,00 Baik4 Keberlanjutan
Ekosistem3,45 Baik
5 Keamanan 2,98 Cukup Baik6 Ketersediaan air 3,40 Baik
Rataan Total 3,61 Baik
NILAI AIR
No Uraian Jumlah Nilai1 Konsumsi air per
kapita/tahun (m3)51,71
2 Harga air untuk masyarakat (rupiah/m3)
7.010
3 Populasi masyarakat (orang)
3.427
4 Total air yang dikonsumsi masyarakat (m3)
177,210.17
5 Nilai air yang dimanfaatkan (rupiah)
1.242.243.291,70/tahun
Nilai Air Masyarakat
LANJUTANNilai Air Industri
No Uraian Jumlah Nilai1 Konusmsi air per
karyawan/tahun (m3)1,08
2 Harga air (Rp/ m3) 7.0103 Jumlah tenaga kerja
(orang)2.362
4 Total air yang dikonsumsi karyawan (m3)
2,552.04
5 Nilai air yang dimanfaatkan
17.889.800,40/tahun
NILAI KARBONNilai ekonomi hutan dalam menyerap karbon dihitung berdasarkan penelitian Syarir Yusuf (2010) satu hektar hutan sekunder dapat menyimpan 95 ton karbon dan satu hektar hutan primer menyimpan 263 ton karbon dengan nilai karbon $10 ( $1 = Rp 9.650,00). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka nilai serapan karbon hutan kariangau yang hilang dapat dihitung sebagai berikut:• Hutan primer Kariangau = 3.010,46 x 263 x 10 x
9.650,00= 76.403.969.570,00
• Hutan sekunder Kariangau = 1.989,54 x 95 x 10 x 9.650,00
= 18.239.107.950,00• Total = 94.643.077.520,00
NILAI PILIHANJenis
HutanNilai Pilihan
(US$/Ha/Tahun)
Luas Hutan(Ha)
Total Nilai Pilihan
(US$/Tahun)
Jumlah (Rp)
Primer 3,11 3.010,46 9.362,53 90.348.420,29
Sekunder
2,69 1.989,54 5.351,86 51.645.474,09
TOTAL 141.993.894,38
Kurs 1US$ = Rp 9.650
NILAI KEBERADAANFaktor-faktor yang Mempengaruhi
Nilai WTP Keberadaan
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant -0.6342 0.7892 -0.80 0.427X1 0.02547 0.08618 0.30 0.769X2 0.01818 0.03956 0.46 0.649X3 0.3498 0.1524 2.30 0.028X4 0.64779 0.07800 8.30 0.000X5 -0.05772 0.09473 -0.61 0.546
The regression equation isY = - 0.634 + 0.0255 LnX1 + 0.0182 LnX2 + 0.350 LnX3 + 0.648 LnX4 - 0.0577 LnX5
S = 0.126960 R-Sq = 95.3% R-Sq(adj) = 94.6%
LANJUTANNo WTP
(RP)
Jumlah Responden
(Orang)Persentase
(%)
WTP X Jumlah Responden
(RP) A B C A x B
1 5.000,00 7,00 17,00 35.000,002 10.000,0
018,00 45,00 180.000,00
3 15.000,00
3,00 7,00 45.000,00
4 20.000,00
3,00 8,00 60.000,00
5 25.000,00
9,00 23,00 225.000,00
Total 40,00 100,00 545.000,00Rataan WTP 13.625,00WTP Keberadaan = Rataan WTP X Populasi
= 13.625,00 X 3.427 = 1.867.715.000,00
NILAI WARISAN
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant 2.147 1.580 1.36 0.183X1 0.1517 0.1726 0.88 0.386X2 0.02859 0.07921 0.36 0.720X3 0.6943 0.3052 2.27 0.029X4 0.3514 0.1562 2.25 0.031X5 -0.0077 0.1897 -0.04 0.968
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP Warisan
The regression equation isLnY = 2.15 + 0.152 LnX1 + 0.0286 LnX2 + 0.694 LnX3 + 0.351 LnX4 - 0.008 Lnx5
S = 0.254237 R-Sq = 78.4% R-Sq(adj) = 75.2%
LANJUTANNo
WTP (RP)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
WTP X Jumlah
Responden (RP)
A B C A x B1 5.000,00 7,00 17,00 35.000,002 10.000,0
018,00 45,00 180.000,00
3 15.000,00
6,00 15,00 90.000,00
4 20.000,00
3,00 8,00 60.000,00
5 25.000,00
6,00 15,00 150.000,00
Total 40,00 100,00 515000,00Rataan WTP 12.875,00
WTP warisan = Rataan WTP X Populasi= 12.875,00 X 3.427 = 1.764.905.000,00.
NILAI TOTAL
Nilai Jasa Lingkungan
Jumlah
Nilai air warga 1.242.243.291,70Nilai air industri 17.889.800,40Nilai Karbon 94.643.077.520,00Nilai Pilihan 141.993.894,3Nilai Keberadaan 1.867.715.000,00Nilai Warisan 1.764.905.000,00TOTAL 99,677,824,506.40
Kesimpulan• Nilai langsung (tangible) berupa air dari
kawasan konservasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah sebesar Rp. 1.260.133.092,10/tahun
• Nilai jasa lingkungan (intangible) hutan Kariangau adalah sebesar Rp. 98.275.697.520,00/ tahun. Nilai ini terdiri dari Nilai karbon sbesar Rp. 94.643.077.520,00 Nilai pilihan sebesar Rp 141.993.894,30 Nilai keberadaan sebesar Rp.
1.867.715.000,00 Nilai warisan sebesar Rp. 1.764.905.000,00
• Nilai total yang dimiliki Hutan Kariangau adalah sebesar Rp 99.677.824.506,40
SARAN• Pengelolaan kawasan konservasi secara ekonomi
memberikan keuntungan yang tinggi kepada masyarakat, maka bobot kegiatan konservasi perlu mendapat perhatian yang lebih besar dalam pengambilan kebijakan dalam pembangunan.
• Perlunya dilakukan sosialisasi nilai manfaat kawasan konservasi / kawasan lindung pada masyarakat, pengambil kebijakan dan stake holder.
• Perlu adanya kebijakan pemerintah ( Departemen Kehutanan) yang kondusif dan dapat mendukung terlaksananya program-program pengelolaan kawasan konservasi.
• Melihat besarnya nilail hutan yang hilang serta dampak yang ditimbulkan terhadap ekosistem sebaiknya proporsi luasan Hutan Kariangau diperbesar dengan penambahan hutan kota.
• Perlu adanya kompensasi kepada msyarakat berupa penambahan fasilitas umum karena hilangnya jasa lingkungan yang dihasilkan oleh hutan.
DAFTAR PUSTAKA• Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.• Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika
Presindo. Jakarta.• Sanim, B. 2006. Valuasi Ekonomi (Economic
Valuation) dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), Bagi Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan [Bahan Kuliah; PSL-713 Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan-Tidak Dipublikasi]. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
• Sitorus. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan, Bandung: Tarsito
LAMPIRAN
TERIMA KASIH