ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

81
i ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar EPI AMELIA 10541078714 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

Page 1: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

i ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

EPI AMELIA 10541078714

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

ii

Page 3: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

iii

Page 4: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri (QS Al-Isra:17)

Jika kau tak mau merasakan beratnya perjuangan Jangn pernah memimpikan indahnya kesuksesan

Karenanya… Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai baktiku kepada Ibundaku serta

saudaraku, dan orang special serta sahabat-sahabatku yang tersayang yang tak henti-hentinya memberikan support, dukungan, perhatian, pengorbanan dan doa tulus yang

diberikan untuk kesuksesan dalam menggapai cita-cita.

Page 5: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

v ABSTRAK Amelia, Epi 2020. Estetika Bentuk Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Baetal Mukaddas dan Pembimbing II Soekarno Buchary Pasyah. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana estetika bentuk dan makna ragam hias rumah adat sapo desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estetika bentuk dan makna ragam hias rumah adat Sapo desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya, teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Rumah adat Sapo Kaluppini merupakan rumah adat tradisional yang dibangun dengan memperhatikan nilai-nilai sejarah dan tradisi yang diyakini oleh masyarakat Kaluppini. terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas yang ditandai dengan atap berbentuk segitiga, bagian tengah atau bagian badan rumah berbentuk persegi panjang yang dihubungkan dengan ruagan kecil bagian samping kiri berbentuk kubus, dan bagian bawah yaitu bagian kolom rumah berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk tengah. Makna ragam hias motif silang yaitu mengadakan pertemuan atau seseorang yang bertamu kerumah diyakini memiliki niat yang baik dan malleku-leku memiliki makna kehidupan yang berlandaskan dengan nilai ketuhanan makna ukiran ini ialah hubugan dengan tuhan sebagai simbol tentang asas kehidupan religius masyarakat Kaluppini. Kata kunci: Rumah adat Sapo, Estetuka bentuk, Ragam hias

Page 6: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

vi KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Estetika Bentuk Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaaten Enrekang” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Seni Rupa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Tidaklah mudah untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan draft sampai skripsi ini rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya melainkan awal dari semuanya, awal dari perjuangan hidup dan awal dari sebuah doa yang selalu menyertainya. Aamiin. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ibunda Enceng yang telah memberikan segala doa, cinta, perhatian, kasih sayang, motivasi baik moral maupun materil dengan penuh keikhlasan serta doa restunya yang selalu mengiringi penulis dalam setiap langkah selama menempuh pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

Page 7: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

vii Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE,. MM. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Dr. Andi Baetal Mukaddas., M.Sn,Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Makmun, S.Pd.,M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi PendidikanSeni Rupa 5. Dr.Andi Baetal Mukaddas., M.Sn sebagai Pembimbing I dan Soekarno Buchary Pasyah S.Pd, M.Sn, sebagai Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi, sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 6. Mustakim Muhallim S.Ag, sebagai Penasehat Akademik (PA), yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan dan petunjuknya selama ini terkait aktivitas akademik. 7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah menyalurkan ilmunya secara ikhlas serta mendidik penulis. 8. Suhardin ,selaku kepala Desa, Abdul Halim selaku Imam, dan Pemangku adat Desa Kaluppini yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan selama melakukan penelitian.

Page 8: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

viii 9. Rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2014 (Pterodactyl014) terkhusus Kelas C Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini. 10. Para Sahabat, Teman-teman P2K, Pondok Mujtahid hijau, Rekan, Kakanda Dan Adinda terima kasih atas motivasi yang telah diberikan selama menyelesaikan program studi di Universitas Muhammadiyah Makassar. 11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun itulah usaha penulis yang maksimal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya yang akan datang. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.. Makassar, Desember 2019 Penulis

Page 9: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .............................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

.......................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

.......................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

Page 10: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... ................................................................................................................... 6 B. Kerangka Pikir ........................................................................................... ................................................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................................... ..................................................................................................................... 18 B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ ..................................................................................................................... 18 C. Variabel dan Desaian Penelitian ................................................................. ..................................................................................................................... 19 D. Defenisi Operasianal Variabel .................................................................... ..................................................................................................................... 20 ..................................................................................................................... E. Objek Penelitian .......................................................................................... ..................................................................................................................... 21 F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... ..................................................................................................................... 21 G. Teknik Analisis Data .................................................................................. ..................................................................................................................... 22

Page 11: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

xi H. Jadwal Penelitia .......................................................................................... ..................................................................................................................... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 25 B. Pembahasan .............................................................................................. 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 41 B. Saran .......................................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 44

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 2.1 Balla Lompoa ........................................................................... 13 Gambar 2.2 Bola Soba ................................................................................. 13 Gambar 2.3 Rumah Adat Langkanae ........................................................... 14 Gambar 2.4 Rumah Boyang ......................................................................... 14 Gambar 2.5 Rumah Adat Toraja(Tongkonan) ............................................. 15 Gambar 2.6 Sapo Battoa .............................................................................. 15 Gambar 2.7 Kerangka Pikir ......................................................................... 17 Gambar 3.1 Peta Lokasi ............................................................................... 19 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian .......................................................... 20 Gambar 4.1 Rumah Adat Sapo Kaluppini ................................................... 25 Gambar 4.2 Tampak Samping Atap Sapo Kaluppini................................... 28 Gambar 4.3 Bagian Tengah ......................................................................... 29 Gambar 4.4 Bagian Bawah .......................................................................... 30 Gambar 4.5 Ruang ....................................................................................... 30 Gambar 4.6 Tiang ........................................................................................ 31 Gambar 4.7 Lantai ....................................................................................... 32 Gambar 4.8 Dinding..................................................................................... 33 Gambar 4.9 Langit-langit ............................................................................. 34 Gambar 4.10 Ragam Hias ............................................................................ 35 Gambar 4. 11 Motif Silang 1 (Motif Geometris) ......................................... 36

Page 13: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

xiii Gambar 4.12 Motif Silang 2 (Motif Geometris) .......................................... 36 Gambar 4.13 Ragam Hias Motif Malleku-leku (Gelombang) ..................... 37

Page 14: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

xiv DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN

A. FORMAT WAWANCARA B. DOKUMENTASI C. PERSURATAN

Page 15: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki ragam kebudayaan cukup kaya. Salah satu produk budayanya adalah rumah adat yang menjadi tempat tinggal penduduk asli masyarakat Sulawesi Selatan yang terbagi menjadi beberapa suku di antaranya suku Bugis, Makassar Mandar, dan Toraja. Rumah dan lingkungan merupakan bentuk ekspresi masyarakat tentang budaya. Budaya diinterpretasikan sebagai cara hidup yang khas, serangkaian simbol dan kerangka pikir, dan cara beradaptasi dengan lingkungan dalamnya. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan permukiman, yang di antaranya dipengaruhi oleh kekuatan sosial budaya termasuk agama, pola hubungan kekeluargaan kelompok sosial, cara hidup, daptasi dan hubungan antar individu. Selain faktor iklim, budaya menjadi faktor yang paling penting dalam membentuk sebuah rumah. Rumah Adat Bugis Makassar memiliki tiga elemen pembentuk yang terinspirasi dari bagian tubuh manusia. Tiga elemen pembentuk rumah terdiri dari dunia bagian bawah (Awa Bola), dunia bagian tengah (Ale-Kawa), dan dunia bagian atas (Botting Langi), dimana memiliki nilai mistis. Suku Bugis menganggap bahwa makrokosmos (alam raya) memiliki tiga tingkatan, yakni dunia bawah, dunia tengah, dan dunia atas. Pusat dari dunia berada di tingkatan paling atas, dimana merupakan tempat Dewata Seuwae bersemayam. Pandangan

Page 16: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

2 diatas diwujudkan dalam bentuk microcosmos pada bentukan rumah tinggal dari Suku Bugis. Suku lain yang mendiami provinsi Sulawesi Selatan adalah Suku Mandar. Identitas arsitektur tradisional Mandar tergambar dalam bentuk rumah tradisional yang disebut boyang,. ada dua jenis boyang, yaitu : boyang adaq dan boyang

beasa (rumah biasa). Boyang adaq ditempati oleh keturunan bangsawan, sedangkan boyang beasa (rumah biasa) ditempati oleh orang biasa. Simbolik lain dapat dilihat pada struktur tangga. Tatanan dan aturan rumah adat, tiga susun dan tiga petak menunjukkan makna pada filosofi orang Mandar yang berbunyi: da’dua tassasara (dua tidak terpisah), tallu tammallaesang (tiga saling membutuhkan) artinya kurang lebih Tuhan dan Nabi Muhammad dan manusia yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Adapun dua yang tak terpisahkan itu adalah aspek hukum dan demokrasi, sedangkan tiga saling membutuhkan adalah aspek ekonomi, keadilan, dan persatuan. Bentuk rumah Mandar hampir sama dengan rumah-rumah Bugis dan Makassar. Perbedaannya terletak pada bagian teras (lego-legonya) yang kadang-kadang lebih besar dengan atap miring ke depan. Rumah ini merupakan rumah panggung yang berdiri di atas tiang-tiang untuk menghindari banjir dan binatang buas. Semakin tinggi ukuran kolong rumah menunjukkan semakin tinggi pula tingkat status sosial pemiliknya. Sebab dari status sosial yang akan menempati rumah tersebut.

Page 17: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

3 Suku lain yang ada di Sulawesi Selatan adalah Toraja. Tanah toraja memiliki ciri khas ada-istiadat yang sangat kental. Salah satunya adalah rumah adat yang disebut Tongkonan artinya tempat du-duk. Dahulu Tongkonan adalah pusat pemerintahan, kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Tana Toraja. Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara turun-temurun oleh keluarga atau kasta suku Tanah Toraja. Sifatnya yang demikian, Tongkonan dapat diartikan beberapa fungsi, antara lain pusat budaya, pusat pembinaan keluarga, pembinaan pera-turan keluarga dan kegotongroyongan, pusat dinamisator, motivator dan stabilisator sosial, sehingga fungsi Tongkonan tidaklah sekedar sebagi tempat untuk duduk bersama, lebih luas lagi meliputi segala aspek kehidupan. Apabila mempelajari letak dan upacara-upacara yang dilaksanakan, melalui simbol-simbolnya akan diketahui bahwa Tongkonan adalah simbol sosial dan simbol alam raya. Oleh karena itu, orang Toraja sangat men"sakral"kan Tongkonan. Kabupaten Enrekang adalah salahsatu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejak abad XIV, daerah ini disebut Massenrempulu yang artinya Perkampungan di bawah kaki-kaki gunung, sedangkan sebutan Enrekang dari Endek yang artinya Tanjakan (tempat) dan dari sinilah asal mulanya sebutan Endekan. Masih ada arti versi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” perpaduan antara bahasa Bugis dan Toraja.

Page 18: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

4 Kabupaten Enrekang, tepatnya di Desa Kaluppini. Secara geografis berada di dataran tinggi di mana penduduknya masih memegang teguh adat istiadat. Hal ini tergambar dari adanya rumah adat yang disakralkan oleh warga Kaluppini dan selain itu keberadaan pemangku adat dan tokoh adat lainnya masih sangat dihormati. Rumah adat Sapo yang berada di Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, tidak hanya dilihat sebagai sebuah objek melainkan juga sebagai suatu produk dari proses budaya yang telah mengalami banyak penyesuaian terhadap kondisi Masyarakat dan kondisi alam. Kondisi Masyarakat yang ada pada lingkungan Desa Kaluppini yang memiliki kebudayaan yang kental dan menjadi cikal bakal retendensi dominan Masyarakatnya yang berpegang teguh pada warisan budaya leluhur. Tampak jelas pada bangunan rumah adat Sapo yang memanfaatkan material konstruksi dari Estetika (Keindahan) yang tersedia di sekitarnya dan sudah dipercaya memiliki kekuatan, baik struktur konstruksinya maupun adat kepercayaan setempat. Pada rumah adat Sapo Kaluppini, setiap pekerjaan terhadap penyelesaian struktur konstruksi bangunan rumah adat tidak terlepas dari pemahaman secara alamiah masyarakatnya dalam menanggapi setiap bagian–bagian konstruksi terhadap kepercayaan leluhurnya. Pemahaman Perspektif estetis dan konstruksi merupakan pemahaman secara turun – temurun dalam setiap proses pekerjaan yang harus sesuai dengan nilai aturan adat kepercayaan Desa Kaluppini. Bentuk- bentuk bangunan arsitek dimaknai sebagai sesuatu yang sakral tetapi dari sejarah,

Page 19: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

5 tradisi, dan adat istiadat budaya Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sejatinya Rumah Adat Kaluppini (Sapo) Merupakan Warisan budaya luhur dari Keluarga Besar Kerajaan Enrekang atau yang biasa dikenal dengan sebutan Tomanurung yang oleh sebab itu, Setiap elemen pembentuk rumah adat Kaluppini (Sapo) Syarat akan makna dan filosofi yang sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan Masyarakat setempat yang dipandang dari sudut perspektif estetikanya. Bentuk rumah adat Sapo hampir sama dengan rumah-rumah Bugis dan Makassar. Perbedaannya terletak pada bagian teras, rumah adat Sapo tidak memiliki teras (lego-lego). Tangga rumah pun terletak di samping kanan,bagian tengah rumah. Setiap rumah adat memiliki ciri khasnya masing-masing. Seperti ragam hias atau ornamen yang menghiasi rumah adat tersebut. Sama halnya dengan rumah adat Sapo yang memiliki ukiran atau ragam hias yang menghiasi tiang tengah rumah adat tersebut, ornamen pada rumah adat syarat akan makna. Ragam hias pada rumah adat yang dapat menjadi informasi kebudayaan. Motif ragam hias pada rumah adat tersebut dapat ditemukan diseluruh pelosok Negeri, termasuk di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Penggunaan motif ragam hias tradisional ditampilkan dalam bentuk-bentk hiasan yang melekat pada benda-benda perlengkapan masyarakat, di antaranya adalah penggunaan ragam hias pada rumah adat di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang.

Page 20: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

6 Tulisan ini bertujuan agar ke depannya bisa menjadi referensi dalam memperkenalkan nilai budaya yang ada di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang pada generasi yang akan datang. Sekaligus mensosialisasikan keberadaan rumah adat Sapo secara estetika. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana estetika bentuk Rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang ? 2. Apa makna ragam hias rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan memperoleh data akurat, jelas dan benar atas masalah yang dirumuskan, secara terperincih tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan estetika bentuk rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. 2. Untuk mengetahui makna ragam hias rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang.

Page 21: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

7 D. Manfaat hasil penelitiian Jika tujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Secara akademik diharapkan dapat memberi informasi dan bahan referensi bagi pembaca agar lebih memahami tentang rumah adat Sapo . 2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Meningkatkan kesadaran Masyarakat dan apresiasi budaya Masyarakat, khususnya bagi generasi muda agar semakin cinta dengan budaya bangsa khususnya masyarakat Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Sulawasi Selatan. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang seni khususnya bidang seni rupa, terkait dengan rumah adat yang ada di Nusantara. 5. Dapat menambah pengetahuan bagi penulis terhadap adanya estetika bentuk rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang dari hasil penelitian ini.

Page 22: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang relevan Penelitian tentang Rumah Adat Sapo pernah dilakukan oleh Gustiawan AS (2016) dengan judul “Kajian Bentuk Rumah Adat dan Ragam Hias Sapo Kaluppini di Kabupaten Enrekang”. Jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Kualitatif, dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian meliputi penelitian sendiri. Penelitian ini membahas tentang bagaimana bentuk, bagaimana jenis ragam hias dan bagaimana ciri khas rumah adat Sapo Kaluppini. Hasilnya yaitu mengetahui bentuk, jenis ragam hias dan ciri khas rumah adat Sapo Kaluppini . Ketika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dengan judul penelitian “Estetika Bentuk Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang” memiliki kesamaan dan perbedaan, kesamaan terdapat pada objek yang diteliti yaitu Rumah Adat Sapo Kaluppini sedangkan perbedaan terdapat pada masalah yang diteliti, penulis lebih fokus kepada Bagaimana Estetika bentuk dan Makna Ragam Hias pada rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang.

Page 23: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

9 2. Pengertian Estetika Bentuk

a. Estetika “Estetika atau asthesis berasal dari kata Yunani,yang berarti perasaan atau sensitivitas, yang saling berkaitan dengan kata keindahan”. (Ashari 2016:52). Menurut Bohdan Dzeimidok (dalam Ashari, 2016:53-54) menyatakan bahwa Dewasa ini estetika memiliki empat pengertian, menurutnya,Dalam pengertian modern, estetika paling sering dipahami sebagai sebuah disiplin filsafat yakni apakah sebagai filsafat fenomena estetik (objek, kualitas, pengalaman dan nilai), atau filsafat seni (kreativitas, karya seni, dan persepsi terhadapnya) atau filsafat kritik seni secara luas (metakrisisme), atau, akhirnya, sebagai sebuah disiplin keilmuan yang secara filsafat berurusan dengan ketiga hal di atas seluruhnya Keempat pengertian tersebut pemahaman yang lebih banyak dijumpai adalah bagaimana pengertian pertama Dziemidok. Estetika sering diartikan secara sempit sebagai ilmu tentang keindahan. Sedang keindahan pada umumnya dipahami sebagai kualitas atau sifat tertentu yang terpancar dari suatu bentuk (form), atau lebih tepatnya hubungan spasial dan temporal antara elemen penyusun bentuk (Ashari;2016: 54). Bentuk rumah adat sangat memperhatikan nilai artistiknya, baik secara keseimbangan, fungsi, dan estetika. Menurut Sugeng, 2009:126) “Perspektif estetika dalam penciptaan rumah adat (bentuk), terdapat tiga komponen besar: pertama untuk keluhuran budi pekerti (moralitas), kedua untuk mengungkapkan citra peradaban dan ketiga sebagai pengungkapan makna dan tanda”.

Page 24: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

10 Estetika pada rumah adat Sapo adalah suatu penciptaan karya seni Masyarakat, diapresiasikan dalam bentuk rumah adat disertai dengan ragam hias yang menarik dan mempunyai makna. b. Bentuk

“Bentuk (form) adalah merupakan totalitas dari pada karya itu sendiri. Bentuk itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan dari komposisi dengan unsur pendukung karya lainnya”. (Ashari, 2016: 45). Menurut Djelantik (dalam Ashari, 2016: 44) Pengertian bentuk yang paling sederhana adalah titik. Titik tidak memiliki ukuran atau dimensi, titik sendiri belum memiliki arti tertentu. Kumpulan dari beberapa titik akan mempunyai arti dengan menempatkan titik-titik itu secara tertentu. Kalau titik berkumpul dekat sekali dalam suatu lintasa, mereka akan bersama-sama menjadi bentuk garis. Beberapa garis bersama bias menjadi bentuk bidang. Beberapa bidang bersama biasa menjadi bentuk ruang. Estetika bentuk merupakan keindahan kumpulan dari beberapa titik yang mempunyai arti dan kualitas atau sifat tertentu yang terpancar dari suatu bentuk (form), yang berkaitan dengan ruang atau tempat. 3. Penjelasan Makna Menurut Geoffrey Leech (1981: 8), “makna dapat dipelajari sebagai fenomena linguistik itu sendiri, bukan sebagai sesuatu di luar Bahasa”. Namun, cakupan linguistik yang mengkaji tentang makna tidak hanya terdiri atas satu bidang ilmu saja. Semantik, Pragmatik, dan Semiotik, ketiganya sama-sama menjadikan makna sebagai objek kajiannya, namun ketiganya menelaah makna dengan cara yang berbeda menurut fokusnya masing-masing.

Page 25: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

11 “Semantik menelaah makna ungkapan atau wicara, sistem, atau penyelidikan makna suatu bahasa pada umumnya, semiotik menelaah makna lambang dan hal yang berhubungan dengannya” (Kridalaksana 2008: 216). “Sementara aras makna Pragmatik lebih menfokuskan pada aspek tujuan dan fungsi sebuah komunikasi dilakukan” (Parera 2004). Makna yang akan diteliti oleh penulis adalah makna dalam pendekatan Semantik. Menurut Ronnie Cann (1994: 1), “semantik adalah ilmu tentang makna dan ilmu tentang makna yang diekspresikan oleh kata, frase, dan kalimat dari Bahasa manusia”. (Hurford, Heasley, dan Smith, 2007: 1). Pengertian akan makna atau maksud yang disampaikan melalui kata, frase, dan kalimat oleh seseorang terkadang salah dimengerti oleh orang lain karena makna disampaikan dalam macam-macam gaya bahasa sehingga makna itu samar-samar, penting, dan sukar dipahami. Menurut Sugono (2009: 368), “makna adalah amanat, moral, nilai, pelajaran, signifikansi substansi, takwil”. Menurut Riemer (2010: 12), “makna adalah suatu bagian dunia yang memberikan penjelasan atau arti dari kata”. 4. Pengertian Ragam Hias Pada dasarnya ragam hias juga biasa disebut Ornamen berasal dari bahasa Yunani “Ornare” yang artinya hiasan atau menghias. Menghias berarti mengisi kekosongan suatu permukaan yang semula kosong menjadi tidak kosong lagi karena terisi oleh hiasan. Istilah ragam hias berasal dari dua kata “ragam” dan “hias” yang terpadu menjadi suatu pengertian pola. “Dalam bahasa Inggris disebut

Page 26: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

12 ornament dan dalam bahasa Belanda dikatakan siermotievevn” (Van der Hoop 1949). Gustami, SP (1980:19) berpendapat bahwa “Ragam hias adalah tiap bentuk yang merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan atau untuk menambahkan keindahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik”. M. Yosef DT. Garang Tamsil Muhammad, (1998: 19) berpendapat bahwa “ragam hias juga disebut ornamen yang berasal dari kata latin Ortamentum yang berarti penambahan keindahan, sesuai dengan arti itu, ragam hias berfungsi secara umum penambah keindahan suatu bentuk di mana bentuk itu ditempatkan”. Syahrir dan Muchtar, (2007: 9) berpendapat bahwa “lingkungan apabila dilihat dari suudut pandang nilai dan fungsinya, maka kreativitas menunjukkan adanya sifat yaitu sebagai hiasan dan sebagai lambang atau simbol yang disebut ragam hias”. Pendapat tersebut memperlihatkan adanya perbedaan yang mendasar, masing-masing memperlihatkan penekanan pada tujuan pembuatan karya seni pada suatu objek. Sedangkan pendapat lain menekankan suatu bentuk atau simbol yang memiliki suatu makna selain sebagai hiasan. Ragam hias pada umumnya mempunyai pola dasar yang bersumber dari alam sekitar manusia. Adanya ragam hias yang mengambil motif tumbuh-tumbuhan sebagai dasar, namun binatang maupun gejala alam lainnya sering pula

Page 27: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

13 dijadikan sebagai sarana perwujudan ide atau gagasan yang diungkapkan pada suatu hasil karya seni. Dalam penggambaran ragam pola-pola ragam hias, harus memperhatikan keselarasan, harmoni dan komposisi yang baik berdasarkan pengalaman dan keindahan pencipta, sehingga motif yang satu dengan yang lain menjadi satu rangkaian yang harmonis. Di sinilah letak tanggung jawab pencipta untuk mengkompisisikan motif yang pada dasarnya berbeda sifat dan macamnya sehingga menjadi satu kesatuan yang indah dan harmonis yang disebut pula ragam hias atau ornamen (Depdikbud, 1984: 64).

5. Penjelasan Rumah Adat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Arma 2011: 21) “Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal”. Menurut Akmal (dalam Arma 2011: 21) “rumah merupakan salahsatu kebutuhan utama manusia, serta tempat berlindung, beristirahat, sekaligus tempat melakukan kegiatan bagi penghuninya”. Selanjutnya, Tutu (dalam Arma 2011: 21) mengatakan bahwa: “Rumah adalah suatu bangunan yang dihuni oleh suatu keluarga sebagai tempat berlindung, berkembang, dan mencari ketenangan, kesenangan dalam mempertahankan kehidupan di dunia. Rumah pada lazimnya disebut sebagai tempat kediaman, dan merupakan lingkungan yang sangat pribadi.” Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rumah adalah suatu bangunan yang dipergunakan oleh manusia (keluarga) sebagai tempat tinggal, berlindung, beristirahat, sekaligus tempat melakukan kegiatan dalam mempertahankan kehidupan di Dunia. Sedangkan adat menurut Said (dalam Gustiawan 2016: 7) “adalah aturan-aturan tentang kehidupan manusia yang disepakati penduduk dalam suatu daerah untuk mengatur tingkah laku anggota Masyarakatnya sebagai kelompok sosial”.

Page 28: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

14 Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban. Sutrisno (1983: 3), menyatakan bahwa struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Fungsi dari arsitektur adalah untuk melindungi ruang-ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan menyalurkan semua beban ketanah. “Struktur bangunan yang ideal adalah yang stabil, kuat, fungsional, ekonomis dan statis”. Heinz Frick (1998: 126-130), konstruksi struktur bangunan pembentuknya terdiri dari pondasi, lantai, dinding dan atap. Rumah adat Sapo ini memilik struktur panggung. Karena berstruktur panggung rumah adat ini hanya memiliki satu tangga yang berada dibagian samping rumah. Konstruksi rumah Bubungan Tinggi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Bagian atas (atap rumah) 2. Bagian tengah (badan rumah) 3. Bagian bawah (tiang rumah)

Page 29: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

15 6. Beberapa Bentuk Rumah Ada di Indonesia Setiap daerah punya Rumah Adat khas masing-masing yang tentunya dengan keunikan dan karakteristiknya tersendiri, rumah adat budaya erat kaitannya dengan adat istiadat Masyarakat di daerah tersebut, itu mengapa rumah adat tiap-tiap daerah berbeda-beda, berikut ini beberapa rumah adat yang ada di Sulawesi Selatan : 1. Rumah Adat Makassar Gambar 2.1 (Balla Lompoa) Sumber : https://andihidayat1505.wordpress.com/2017/10/22/beberapa-rumah-adat-yang-ada-di-sulawesi-selatan/ (diakses 6 februari 2019) 2. Rumah Adat Bone Gambar 2.2 (Bola Soba) Sumber : https://andihidayat1505.wordpress.com/2017/10/22/beberapa-rumah-adat-yang-ada-di-sulawesi-selatan/ (diakses 6 februari 2019)

Page 30: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

16 3. Rumah Adat Luwu Gambar 2.3 (Rumah Adat Langkanae) Sumber : https://andihidayat1505.wordpress.com/2017/10/22/beberapa-rumah-adat-yang-ada-di-sulawesi-selatan/ (diakses 6 februari 2019)

4. Rumah Adat Mandar Gambar 2.4 (Rumah Boyang) Sumber : https://andihidayat1505.wordpress.com/2017/10/22/beberapa-rumah-adat-yang-ada-di-sulawesi-selatan/ (diakses 6 februari 2019)

Page 31: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

17 5. Rumah Adat Tana Toraja Gambar 2.5 Rumah Adat Toraja (Tonngkonan) Sumber : https://sahabatnesia.com/rumah-adat-dan-asalnya/ (diakses 27/1/2017) 6. Rumah Adat Enrekang Gambar 2.6 (Sapo ) Sumber : Instagram Photos @exploreenrekang.id

Page 32: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

18 Rumah Adat adalah sebuah karya arsitektur yang merupakan reprentasi dari kehidupan budaya dan sosial. Sama halnya dengan rumah adat Sapo yang berada di Desa Kaluppini, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan tidak hanya dilihat sebagai sebuah objek melainkan juga sebagai suatu produk dari proses berbudaya yang telah mengalami banyak penyesuaian terhadap kondisi Masyarakat dan kondisi alam. Kondisi Masyarakat yang ada pada lingkungan Desa Kaluppini yang memiliki kebudayaan yang kental dan menjadi cikal bakal retendensi dominan Masyarakatnya yang berpegang teguh pada warisan budaya leluhur. Tampak jelas pada bangunan rumah adat Sapo yang memanfaatkan material konstruksi dari vegetasi yang tersedia di sekitarnya dan sudah dipercaya memiliki kekuatan, baik struktur konstruksinya maupun adat kepercayaan setempat. B. Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan dasar atau konsep sebuah penelitian yang tersusun secara sistematis dan mampu mengarahkan peneliti kepada tujuan dari sebuah penelitian itu sendiri. Peneliti mengangkat judul Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang dengan rumusan masalah bagaimana estetika bentuk Rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan dan makna ragam hias yang ada dirumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Sulawasi Selatan.

Page 33: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

19 Berdasarkan dari beberapa konsep atau teori yang telah dipaparkan pada kajian pustaka, dan supaya penelitian ini terarah sesuai yang diharapkan maka peneliti merumuskan bagan kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 2.7: Kerangka Pikir Suku Adat Enrekang Rumah Adat Sapo Hasil Penelitian Estetika Makna

Page 34: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif, pendekatan yang dianggap digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antar peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9). Dalam arti lain deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan suatu atau memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya mengenai Estetika Bentuk Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. B. Lokasi Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian ini adalah salahsatu daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang

Page 35: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

21 Gambar 3.1 Peta Lokasi

C. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel adalah masalah yang diamati dalam satu penelitian karena penelitian ini akan membahas Rumah Adat Sapo Dengan demikian variabel penelitian adalah sebagai berikut : a. Estetika Bentuk Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini b. Makna ragam hias yang ada di Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa metode deskriptif menggambarkan atau menguraikan secara jelas dan objektif Rumah Adat Sapo Desa JL. Poros Erekang-Lewaja Jembatan Kukku jl. Kaluppini U Stadion Kukku �

Page 36: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

22 Kaluppini. Untuk lebih jelasnya mengenai desain penelitian ini maka bentuk pelaksanaannya dibuat skema sebagai berikut:

Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel Memperjelas sasaran penelitian dan untuk menghindari timbulnya penafsiran yang keliru terhadap setiap variabel penelitian, maka perlu di definisikan setiap variabel tersebut secara operasional sebagai berikut: 1. Esetika bentuk Rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan yang dimaksud adalah kualitas atau sifat tertentu yang Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Pengumpulan Data Tentang Estetika Bentuk dan Fungsi Ragam Hias Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Deskripsi data Pengolahan dan Analisis data kesimpulan

Page 37: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

23 terpancar dari suatu bentuk (form), atau lebih tepatnya hubungan spasial dan temporal antara elemen penyusun bentuk. Bentuk yang dimaksud adalah totalitas dari pada karya itu sendiri merupakan organisasi atau suatu kesatuan dari komposisi dengan unsur pendukung karya lainnya. 2. Makna ragam hias rumah adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang Sulawasi Selatan yaitu penjelasan tentang arti makna ragam hias. Makna atau maksud yang disampaikan melalui kata, frase, dan kalimat oleh seseorang. Makna adalah amanat, moral, nilai, pelajaran, signifikansi substansi, takwil. Ragam hias adalah tiap bentuk yang merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. E. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan diteliti. Objek dari penelitian ini adalah Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang (Kajian Etetika Tipologi) F. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang (Kajian Etetika Tipologi).Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1. Teknik Observasi Teknik ini dilakukan dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap objek. Penelitian mengamati langsung fenomena yang ada di lapangan

Page 38: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

24 secara rinci kemudian akan diketahui beberapa fakta di lapangan dan didapat data yang nantinya akan dikumpulkan untuk dianalisis lebih lanjut. 2. Teknik Wawancara Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Pada bagian ini penulis mengadakan dialog atau tanya jawab langsung dengan narasumber dalam hal ini tokoh Masyarakat, penggiat kebudayaan Kabupaten Enrekang. Agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka penulis menggunakan format wawancara secara tertulis kepada narasumber yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. 3. Teknik Dokumentasi Teknik atau metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan memanfaatkan bahan tertulis dari hasil wawancara dan juga data dalam bentuk gambar dari objek penelitian. Jadi dokumen yang telah didapatkan penulis tersebut selanjutnya dikumpulkan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyataan yang ada di lapangan. G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan menggunakan fakta (menguraikan data) yang ada di lapangan, untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian serta dikembangkan berdasarkan teori yang ada. Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengelolahan data. Yang dimaksud dengan pengolahan data pada penelitian ini adalah proses

Page 39: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

25 mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.

Page 40: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang di dapatkan dari berbagai sumber data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tentang Estetika Bentuk Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan juli sampai dengan agustus 2019. Kegiatan pertama adalah observasi dan perkenalan dengan tokoh-tokoh setempat, kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan wawancara. Kendala yang dihadapi penulis selama penelitian adalah kurangnya informan yang mengetahui informasi detail tentang objek penelitian. 1. Estetika bentuk rumah adat Sapo Gambar 4.1 Rumah Adat Sapo Kaluppini Foto: Amelia 2019

Page 41: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

27 Rumah adat Sapo Kaluppini merupakan rumah adat tradisional yang dibangun dengan memeperhatikan nilai-nilai sejarah dan tradisi yang diyakini oleh masyarakat setempat. Jenis rumah adat Sapo Kaluppini ini berbentuk rumah panggung kayu, yang terdiri dari atas (kepala), tengah (Badan), serta bawa (Kaki). Elemen-elemen penunjang yang berada Sapo Kaluppini dibuat berdasarkan unsur kelengkapan rumah adat tersebut dan dimodifikasi sesuai dengan unsur budaya di desa Kaluppini kabupaten Enrekang. Bahan baku Rumah adat Sapo Kaluppini terbuat dari kayu, rumah ini memilki lima petak dalam setiap ruangannya memiliki luas yang berbeda-beda, pada ruangan pertama di tempati oleh tempat raja, kemudian petakan kedua pemangku adat, setelah itu pemangku agama, kemudian imam dan yang terakhir puang. Material yang digunakan untuk pembuatan rumah yaitu tiang menggunakan kayu, dinding menggunkan kulit kayu yang diolah dan dikeringkan, sedangkan atapnnya menggunakan atap ijuk. Menurut (Sugeng, 2009:126). Perspektif estetika dalam penciptaan rumah adat (bentuk), terdapat tiga komponen besar: pertama untuk keluhuran budi pekerti (moralitas), kedua untuk mengungkapkan citra peradaban dan ketiga sebagai pengungkapan makna dan tanda. Berdasarkan pengamatan bila dikaitkan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sugeng komponen yang mempengaruhi bentuk rumah adat Sapo, Secara estetika rumah adat Sapo dibentuk dengan memperhatikan proses berbudaya yang telah mengalami banyak penyesuaian terhadap kondisi masyarakat dan kondisi alam. Rumah adat Sapo Kaluppini didesain dengan tiga susunan yang terdiri dari bagian atas, tengah dan bawah.

Page 42: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

28 Masyarakat Kaluppini juga menyakini bahwa, dalam pembangunan rumah adat Kaluppini yang lebih diperhatikan yaitu arah sebuah rumah, dimana arah rumah dibangun menghadap kearah terbenamnya matahari, masyarakat Kaluppini meyakini bahwa arah barat terbenanmya matahahari ini adalah arah rumah yang baik. Arah rumah tidak hanya diyakini begitu saja namun juga memiliki makna tertentu bagi masyarakat Kaluppini. Berdasarkan hasil wawancara yang diterangkan oleh pak Abdul Halim bahwa : Arah terbitnya matahari dipahami sebagai simbol bertambahnya rezeki dan bertambahnya kebaikan bagi masyarakat. Sedangkan arah barat diyakini sabagai arah kiblat yang memiliki arti bahwa pemilik rumah harus senantiasa mengingat kepada sang pencipta. Menurut Franciska & Wardani dalam mendesain arsitektur maupun interior, bentuk geometris yang mendominasi lingkungan buatan manusia. bentuk geometris ini ada dua jenis yaitu : bentuk lingakaran, segitiga dan bujur sangkar, jika diperluas lagi bentuk utama ini melahirkan bentuk bola, silinder, kerucut, piramid dan kubus (segi empat). Dari teori yang telah dikemukakan tersebut, dapat diamati bahwa, rumah adat Sapo Kaluppini memiliki bentuk geometris yang berbeda-beda dalam setiap susunan dan elemen-elemennya, adapun bentuk rumah adat Sapo Kaluppini yaitu : a. Bentuk rumah adat Sapo Kaluppini berdasarkan susunanya antara lain sebagai berikut :

Page 43: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

29 1. Bagian Atas Gambar 4.2 Tampak samping atap Sapo Kaluppini Foto: Amelia 2019 Bila diamati bagian atas rumah adat Sapo Sapo Kaluppini tampak depan tedapat kayu penyanngga yang berbentuk segitiga, pada bagian dalam tersusun atap ijuk melintang secara horizonal dengan ukuran yang berbeda, kemudian pada samping kanan dan kiri atap berbentuk jajar genjang. Dari keseluruhan bentuk tersebut secara estetis bentuk yang menarik dari bagian atas rumah adat kalupunni ini yaitu bagian dalam dimana terdapat atap ijuk yang melintas secara dinamis, ini juga menjadi ciri khas, tanda atau simbol bahwa susunan horizontal tersebut adalah rumah kaum bangsawan. 2. Bagian tengah Gamabr 4.3 Bagian Tengah Luar Foto: Amelia 2019

Page 44: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

30 Bentuk rumah adat Sapo Kaluppuni pada bagian tengah berbentuk persegi panjang yang dihubungkan dengan ruagan kecil bagian samping kiri berbentuk kubus. Struktur yang terdapat pada bagian tengah yaitu • Jendela yang berbentuk segi empat yang secara keseluruhan berjumlah 6 yang terdiri dari bagian depan berjumlah 1 jendela, bagian samping kiri 1 jendela, samping kanan 3 jendela dan belakang 3 jendela semuanya mengunakan material kayu. • dinding terbuat dari kulit kayu yang dkeringkan, semua dinding menggunakan kulit kayu • tangga yang berjumlah ganjil ini disesuaikan dengan kondisi rumah yang tinggi, sama halnya dengan elemen-elemn yang lain tangga juga menggunakan bahan dasar kayu, namun hal yang berbeda yaitu jumlah anak tangga pada rumah adat Sapo Kaluppini berjumlah 11 anak tangga, dimana pada bagian atas dan bawa ukuranya berbeda dengan bagian tengah tangga. 3. Bagian bawah Gamabr 4.4 Bagian Bawah Foto: Amelia 2019

Page 45: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

31 Bentuk rumah adat Sapo bagian bawah berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk tengah, struktur bagian bawah memiliki kolom dan tiang penyangga berbentuk balok dengan ukuran yang menjadi pijakan rumah. b. Bagian-bagian interior (dalam) Rumah Adat Sapo Kaluppini a) Ruang Gamabr 4.5 Ruang Foto: Amelia 2019 Dalam pembagian area rumah adat Sapo Kaluppini tidak berbeda dengan rumah adat pada umumnya, dimana terdapat beberapa ruangan yang terletak pada arah barat yaitu ruang tamu, tempat tidur dan kamar ganti sedangkan dapur terletak arah timur. Beberapa bagian ini bisa kita temukan di ruangan pada umumnya namun hal yang berbeda adalah penataan ruanganya. Bentuk ruang tamu berbentuk persegi panjang yang disekat menjadi 5 bagian, kemudian ruang ganti berbetuk segi empat dengan pintu ruanganaya dipadukan antara bentuk segi empat dan bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran, jika diamati bentuk pintu pada ruangan ini menyerupai bentuk pintu-pintu mesjid. Kemudian ruang dapur, ruangan ini terletak pada bagian belakang rumah adat Sapo Kaluppini yang

Page 46: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

32 lebarnya sama dengan ruangan-ruangan yang lain dalam bagian ini juga terdapat pelengkap ruang yang berfungsi untuk membuang air kecil. b) Tiang Gamabr 4.6 Tiang Foto: Amelia 2019 Sebuah tiang menandakan adanya sebuah titik pada ruang dan menajdikan tiang tersebut sebagai pembagi arah horizontalnya. Dalam ruang tamu rumah adat Sapo Kaluppini terdapat satu tiang terletak ditengah ruangan yang menjadi tiang utama penyangga lantai dan langit-langit. Bentuk dari tiang ini berbentuk balok. Ditiang inilah baisanya masyarakat Sapo Kaluppini mengadakan ritual-ritual. c) Lantai Gambar 4.7 Lantai Foto: Amelia 2019

Page 47: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

33 Lantai merupakan bidang ruang interior yang datar dan mempuanyai dasar yang rata. Lantai pada rumah adat Kallupuni berbentuk segi empat yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi khusus, yaitu pada bagian pertama di tempati oleh tempat raja, kemudian petekan kedua pemangku adat, setelah itu pemangku agama, kemudian imam dan yang terakhir puang. d) Dinding Gambar 4.8 Dinding Foto: Amelia 2019 Dinding pada bagian rumah adat Sapo Kaluppini terbuat dari kulit kayu yang diolah kemudian dikeringkan, pada dinding ini terdapat beberapa jendela dan daun jendela, pada bagian depan terdapat tiga jendela dan bagian kiri tiga jendela yang mempunyai ukuran dan bentuk yang sama yaitu berbentuk persegi panjang namun kecil. Daun jendela penutup terbuat dari kayu yang diberi engsel untuk membuka dan menutup, bentuk daun jendela ini mengikuti bentuk jendelanya.

Page 48: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

34 e) Langit-langit Gambar 4.9 Langit-langit Foto: Amelia 2019 Langit-langit merupakan elemen yang menjadi naungan dalam ruangan, dan menjadi pelindungan untuk semua benda yang ada dibawahnya. Pada langit-langit rumah adat Sapo Kaluppini mepunyai bentuk yang mengikuti bentuk atapnya dimana sisi sebelah kanan dan kiri miring , bentuk polanya linear dan sejajar, ini bisa diamati pada balok-balok yang menyangga secarah vertikal dan horizontal dimana bidang miring ini berfungsi sebagai rangka untuk membentuk atap rumah. pada bagian tengan terdapat balok melintang secara horizontal yang menjadi penyangga dua sisi kiri dan kanan bagian langit-langit, dimana setiap sisinya telihat beberapa kayu berbentuk segitiga yang menghubungkan atap dan tiap yang melintang pada tuangan tersebut.

Page 49: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

35 2. Makna Ragam Hias Rumah Adat Sapo Kaluppini

Gambar 4.10 Ragam Hias Pada Tiang Rumah Foto: Amelia 2019 Kebutuhan akan ornamen bersifat psikologis. Pada manusia terdapat perasaan yang dinamakan “horror vacut” yaitu perasaan yang tidak dapat membiarkan tempat atau bidang kosong motif-motif dominan bercorak spiral dan bergaris lengkung ditahtakan/diukirkan/diogereskan pada bentuk dasar benda-benda tradisional. Dekorasi seperti ini tampak diseluruh permukaan benda dengan bentuk-bentuk yang geometris dan diulang-ulang, ditempatkan berhadapan satu sama lain dalam variasi yang teratur. Sama halnya degan benda tradisional yang lain, rumah adat Sapo Kaluppini juga memiliki ragam hias yang terdapat didalam ruagan tamu yang melintang secara vertikal dan menjadi tiang penghubung lantai dan langit-langit. Menurut informan Abdul Halim sebagai penjaga rumah Adat Sapo Kaluppini bahwa, ragam hias yang terdapat pada tiang rumah adat Sapo Kaluppini pada dasarnya hanya bisa digunakan oleh kalangan bangsawan yaitu pappuangan

Page 50: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

36 masyarakat biasa tidak menggunakan ragam hias tersebut. Namun saat ini masyarakat sudah tidak memandang strata sosial ragam hias tersebut, sudah digunakan pada rumah-rumah mereka tanpa adanya perbedaan dari kalangan manapun. Adapun ragam hias yang digunakan ada dua jenis antara lain sebagai berikut : 1) Ragam hias motif geometris Gambar 4.11 Motif silang 1 (motif Geometris) Foto: Amelia 2019 Gambar 4.12 Motif silang 2(motif Geometris) Foto: Amelia 2019 Ragam hias geomertis merupakan ragam hias yang disusun dan digayakan dari bentuk dasar bidang datar seperti segi empat, segi tiga, lingkaran dan lain-lain. Dapat diamati bahwa ragam hias yang tedapat pada gambar 4.11 dan 4.12 ragam hiasnya termasuk motif geomertis yaitu bentuk segi empat yang dipadukan dengan segi tiga dengan garis zig-zag dan di ulang-ulang sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan menarik.

Page 51: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

37 Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh pak Abdul Halim, bahwa motif silang lebih ditonjolkan dari pada motif lainya, makna dari motif ini yaitu ragam hias dengan motif silang memiliki makna dalam mengadakan pertemuan atau seseorang yang bertamu kerumah diyakini memiliki niat yang baik, sebab ketika seseorang sudah berada dipintu depan pemilik rumah maka mereka dianggap sebagai tamu yang wajib untuk diperlakukan dengan baik karena masyarakat pecaya bahwa tamu yang datang pastinya memiliki niat yang baik. Sehingga pembicaraan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. 2) Ragam hias motif malleku-leku (motif flora) Gamabr 4.13 Ragam Hias motif Malleku-leku (gelombang) Foto: Amelia 2019 Ragam hias motif malleku-leku atau motif flora merupakan ragam hias yang diambil dan distilasi atau digayakan dari bentuk flora namun tidak meneyerupai bentuk aslinya, bagian-bagian dari flora ini seperti betuk batang- daun ranting, dan lain-lain. Dapat diamati bahwa ragam hias yang tedapar pada gambar 4.12 merupakan ragam hias motif flora, berdasarkan keterangan dari informan bapak Abdul Halim motif ini digunakan karena terispirasi dari daging kayu jati yang memiliki tekstur bergelombang sehingga masyarakat desa Sapo Kaluppini menyebutnya ukiran melleku-leku atau ukiran bergelombang. ragam hias ini dibuat dengan cara diukir mengelilingi balok atau tiang yang menjulang secara vertikal. Adapun makna dari ragam hias ini, menurut informan bahwa : Ragam hias malleku-leku memiliki makna kehidupan yang berlandaskan dengan nilai ketuhanan makna ukiran ini ialah hubungan dengan tuhan sebagai simbol tentang asas kehidupan religius masyarakat Kaluppini. Masyarakat

Page 52: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

38 menyakini bahwa, dengan selalu memegang teguh asas yang berlandasakan kepada ketuhanan maka kesejaterhaan, kebahagiaan akan tercapai dengan baik. Sebab kepercayaalah yang dapat menuntun manusia mendapatkan kebahagiaan dan kesejaterahan. B. Pembahasan Dalam pembahasan ini, penulis akan menguraikan hasil kegiatan penelitian tentang estetika bentuk rumah adat Sapo Kallupuni, berdasarkan penyajian data yang telah dikemukakan sebelumnya.

1. Estetika bentuk rumah adat Sapo Kaluppini Rumah adat Sapo Kaluppini merupakan rumah yang dibangun berdasarkan nilai-nilai budaya, bentuk rumah ada ini dipengaruhi oleh tradisi yang dianut masyarakat Sapo Kaluppini, yang susunanya mengikuti falsafah masyarakat Sapo Kaluppini yaitu malilu si pakainga (lupa saling mengingatkan) mali si parappe (susah saling menolong), rabba si patokkong (Jatuh saling membangkitkan). Sehingga susunan rumah ini terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari bagian atas yaitu bagian atap rumah, bagian tegah yaitu seluruh badan rumah atau ruangannya, kemudian bagian bawah yaitu kolom rumah. Selain susunan bentuknya masyarakat Sapo Kaluppini juga meyakini posisi atau arah pembangunan rumah. Dalam pembangunan rumah adat Kaluppini yang lebih diperhatikan yaitu arah sebuah rumah, dimana arah rumah dibangun menghadap kearah terbenamnya matahari, masyarakat Kaluppini meyakini bahwa arah barat terbenanmya matahahari ini adalah arah rumah yang baik. Arah rumah tidak hanya diyakini begitu saja namun juga memiliki makna tertentu bagi masyarakat

Page 53: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

39 Kaluppini. Berdasarkan hasil wawancara yang diterangkan oleh pak Abdul Halim bahwa : Arah terbitnya matahari dipahami sebagai simbol bertambahnya rezeki dan bertambahnya kebaikan bagi masyarakat. Sedangkan arah barat diyakini sabagai arah kiblat yang memiliki arti bahwa pemilik rumah harus senantiasa mengingat kepada sang pencipta. Kemudian pada bagian dalam ruangan rumah adat Sapo Kaluppini terdapat beberapa elemen-elemen seperti lantai, dinding, tiang dan langit-langit. Dari keseluruhan bentuk yang sudah dijelaskan semuanya bebrbentuk geometris bentuk-bentuk rumah ini menggunakan bentuk seperti pada bagian atap bebrbentuk segitiga, lantai dan diding berbentuk segi empat dan ada juga tiang yag berada ditengah-tengah rumah bebrbentuk balok yang melintang secara vertikal. 2. Makna Ragam Hias Rumah Adat Sapo Kaluppini Pada bagian dalam rumah adat Kalupuni terdapat tiang yang menjulang secara vertikal ditengah-tengah ruang tamu yang menjadi penyagga atau penghubung antara lantai dan langit-langit, tiang ini dihiasi dengan beberapa jenis ragam hias. Sama halnya dengan bentuk rumah, ragam hias tiang rumah adat Sapo Kaluppini juga menggunakan motif geometris atau motif silang seperti motif garis zig-zag yang diukir membentuk segi empat, dan segi tiga, selain motif geometris, motif flora juga terlihat pada ragam hias tiang rumah adat tersebut. Masyarakat Sapo Kaluppini menyebut motif ini dengan nama ukiran melekku-leku. Berdasarkan penjelasan yang diterangkan oleh motif ragam hias tersebut memiliki makna yaitu ragam hias malleku-leku memiliki makna kehidupan yang berlandaskan dengan nilai ketuhanan makna ukiran ini ialah hubugan dengan tuhan sebagai simbol

Page 54: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

40 tentang asas kehidupan religius masyarakat Kaluppini. Masyarakat menyakini bahwa, dengan selalu memegang teguh asas yang berlandasakan kepada ketuhanan maka kesejaterhaan, kebahagiaan akan tercapai dengan baik. Sebab kepercayaalah yang dapat menuntun manusia mendapatkan kebahagiaan dan kesejaterahan. Sedangkan motif silang memiliki makna dalam mengadakan pertemuan atau seseorang yang bertamu kerumah diyakini memiliki niat yang baik, sebab ketika seseorang sudah berada dipintu depan pemilik rumah maka mereka dianggap sebagai tamu yang wajib untuk diperlakukan dengan baik karena masyarakat pecaya bahwa tamu yang datang pastinya memiliki niat yang baik. Sehingga pembicaraan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Page 55: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

41 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rumah adat Sapo Kaluppini merupakan rumah adat tradisional yang dibangun dengan memperhatikan nilai-nilai sejarah dan tradisi yang diyakini oleh masyarakat Kaluppini. Rumah adat Sapo Kaluppini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas yang ditandai dengan atap, bagian tengah atau bagian badan rumah, dan bagian bawah yaitu bagian kolom rumah. Bagian dalam (interior) Rumah adat Sapo Kaluppini terdiri dari beberapa elemen yaitu ruang, tiang, lantai, dinding dan langit-langit. 2. Secara keseluruhan bentuk rumah adat Kaluppini berbentuk geometris seperti segitiga dan segiempat dan balok. Bentuk pada bagian susunan rumah adat Kaluppini dapat diuraikan bahwa pada bentuk bagian atap berbentuk segitiga, sedangkan pada bagian tengah berbentuk persegi panjang yang dihubungkan dengan ruagan kecil bagian samping kiri berbentuk kubus sedangkan bentuk bagian bawah berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk tengah. 3. Ragam hias yang terdapat pada rumah adat Kaluppini yaitu ragam hias dengan bentuk geometris yang disebut dengan ukiran silang dan motif flora yang disebut dengan ukiran malleku-leku (bergelombang). Makna ragam hias motif silang yaitu mengadakan pertemuan atau seseorang yang

Page 56: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

42 bertamu kerumah diyakini memiliki niat yang baik. Makna ragam hias motif malleku-leku memiliki makna kehidupan yang berlandaskan dengan nilai ketuhanan makna ukiran ini ialah hubugan dengan tuhan sebagai simbol tentang asas kehidupan religius masyarakat Kaluppini. B. Saran Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, maka perlu diberikan beberapa saran dalam upaya sebagai bahan pertimbangan yaitu sebagai berikut : 1. Usaha untuk menemukan kembali budaya tradisional Kaluppini yang terdapat pada bangunan tradisional rumah adat Sapo Kaluppini yang belakangan ini mulai dilupakan, kiranya perlu menginvestasikan kembali, sehingga bagian-bagian bangunan seperti ragam hias yang terdapat pada bagian tiang dapat dipahami maknanya oleh masyarakat. Karena simbol-simbol yang diterapkan pada rumah adat tersebut merupakan ciri kehidupan masyarakat Kaluppini. 2. Dengan mempelajari atau mengamati budaya masyarakat Kaluppini melalui sruktur bentuk rumah adat Sapo Kaluppini, sehingga tercipta kesadaran bahwa budaya-budaya diindonesia yang sudah berumur ribuan tahun mempunyai tatanan budaya yang tinggi yang mampu mengintergrasikan simbol-simbol uangkapan budaya, kepercayaan, ungkapan aturan yang diyakini oleh masyarakat setempat. 3. Untuk mencegah terjadinya kehilangan identitas kepribadian dalam masyarakat yang telah dilembagakan dalam tatanan sosial budaya, setiap bangunan tradisional rumah adat Sapo Kaluppini hendaklah selalu

Page 57: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

43 dipelihara sepanjang masa. Karena bangunan tradisional ini kelak akan diteliti kembali pada semua bagian bangunan beserta ragam hiasnnya. Dalam perkembangan moderenisasi melalui teknologi dan mekanisme yang terus mendesak budaya tradisional, sehingga untuk menhindari kepunahan budaya tradisional perlu dijaga, dipelihara dan dihayati.

Page 58: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

44 DAFTAR PUSTAKA Albar , Asiz , Muh . 2018 Tri unwiki: Profil Enrekang Kabupaten Enrekang, Miliki 12 Kecamatan (Online) http://makassar.tribunnews.com/2018/11/11/tribunwiki-profil-enrekang-kabupaten-enrekang-miliki-12-kecamatan. (diakses 3 mei 2019) Ashari Meisar. 2016. Kritik Seni. Makassar ,Mediaqita Fondation Cann, Ronnie. 1994. Formal Semantics. New York: Cambridge University Press. Dayat. 2017. Rumah Adat beberapa Suku yang ada di Sulawesi Selatan (Online) https://andihidayat1505.wordpress.com/2017/10/22/beberapa-rumah-adat-yang-ada-di-sulawesi-selatan/ (diakses 6 februari 2019) Frick, Heinz. 1996. Arsitektur Dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius. Gustami, SP. (1980), Nukilan Seni Ornamen Indonesia, STSRI “ASRI”, Yogyakarta Gustiawan As Adam. 2016. ”Kajian Bentuk Rumah Adat dan Ragam Hias Sapo Kaluppini di Kabupaten Enrekang”. Skripsi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Halilintar, fateh. 2019. 34 Nama Rumah Adat Tradisional di Indonesia Beserta Gambarnya, (Online) https://sahabatnesia.com/rumah-adat-dan-asalnya/ (diakses 27/1/2017) Hardiatha Arma. 2011. ”Rumah adat Pitu Ruang Gayo Takengon Aceh Tengah Provinsi Aceh”. Skripsi.Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Hoop, Van Der, A.N.J. Th.a., 1949, Ragam-ragam Perhiasan Indonesia, Jakarta: Uitgegeven Door Het Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten EnWetenschappen. Kridalaksana, Harimukti. 2008. Kamus Linguistik: Introduction to Theoretic Linguistics. Jakarta: PT Gramedia Leech, Geoffrey. 1981. Semantics The Study of Meaning.Second ed. Great Britain:Penguin Books Parera, J. D (2004) Teori Semantik. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga.

Page 59: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

45 Riemer, Nick (2010). Introducing Semantics. New York: Cambridge University Press Said Abdul Aziz, 2004. Toraja Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional, Penerbit: Ombak, Jogyakarta. Sugono, Dandy. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Mizan Sutrisno, R. 1983. Bentuk Struktur Bangunan Dalam Arsitektur Modern. Jakarta: Gramedia. Syamsuri, Sukri, A. Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP Unismuh Makassar Wikipedia. 2019. Kabupaten Enrekang (Online) https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Enrekang (diakses 3 mei 2019) Wawancara : 1. Abdul Halim 2. Halim

Page 60: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

L A M P I R A N

Page 61: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

DOKUMENTASI

A. Bagian Luar Rumah

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Page 62: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019

B. Bagian Dalam Rumah

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Page 63: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Page 64: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

Foto Bersama Informan Bapak Abdul Halim

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Wawancara

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Page 65: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

Foto Bersama Informan 2 .Pemangku adat Pak Halim

(Dokumentasi Amelia, 15 Juli 2019)

Page 66: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

Format Wawancara

1. Bagaimana sejarah terbentuknya rumah adat sapo ? 2. Apakah bentuk rumah adat sapo dipengaruhi oleh aturan yang berlaku di

masyarakat ? 3. Apakah bentuk rumah adat secara keseluruhan memiliki makna 4. Apakah bentuk rumah adat sapo dibuat berdasarkan perubahan-perubahan

(sejarah) yang terjadi di masyarakat ? 5. Kenapa rumah adat menghadap ke kiblat ? 6. Apakah seluruh ragam hias yang ada di rumah adat sapo mempunyai makna

atau memiliki arti selain dari pemenuhan unsur keindahan ? 7. Ragam hias apa saja yang ada dan memiliki makna ?

Page 67: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 68: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 69: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 70: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 71: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 72: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 73: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 74: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 75: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 76: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 77: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 78: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 79: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 80: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …
Page 81: ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT SAPO DESA KALUPPINI …

RIWAYAT HIDUP

Epi Amelia disapa Evi lahir di Kalidong 08 Februari

1996. Penulis merupakan anak sulung dari dua

bersaudara, dari pasangan Amin dan Enceng. Penulis

memulai jenjang pendidikan pada tahun 2002 di SD

Negeri 47 Surakan, selesai pada tahun 2008, ditahun

2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Larompong dan ditahun

2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMK PGRI Enrekang, tamat pada tahun

2014. Pada tahun 2014 penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar. Atas dasar keyakinan yang kuat kepada sang pencipta

serta do’a dan restu ayah dan ibu yang tercinta bersama, saudara, keluarga, teman-

teman, penulis dapat berkarya dalam bentuk tulisan yakni: menyusun skripsi yang

berjudul “Rumah Adat Sapo Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang’.