Essay Akbarian Noor

6
TEKNOLOGI INOVATIF RAMAH LINGKUNGAN GRASAC LEMON FIBER FILTER Akbarian Noor Program Studi Ilmu Keperawatan Keberadaan sumber daya alam yakni air, di bumi sangat melimpah. Hal ini dibuktikan dengan tidak berhentinya siklus-siklus hidrologi. Namun demikian, dengan semakin bertambah jumlah penduduk yang berefek pada timbulnya berbagai macam polusi, maka kebutuhan air bersih tidak mencukupi bagi keperluan konsumsi dan aktifitas keseharian. Memang, setiap kemajuan dan perkembangan dalam bidang apapun baik adanya. Seluruh kehidupan manusia di dunia ini pasti menginginkan perubahan. Perubahan yang signifikan mengalami peningkatan seiring dengan kemajuan suatu bangsa adalah perubahan di bidang Teknologi. Berbagai teknologi yang telah diciptakan, memungkinkan manusia untuk lebih mudah dalam menjalankan kehidupannya. Di zaman modern ini, banyak masyarakat di sekitar kita yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan penggunaan detergen dalam kehidupan sehari-hari. Memang tidak dapat dipungkiri, penggunaan detergen sangat membantu dalam aktivitas keseharian kita.Perlu diketahui bahwa, penggunaan detergen saat mencuci pakaian pasti diikuti dengan penggunaan air sebagai media pelarutnya. Belum lagi permasalahan yang paling

Transcript of Essay Akbarian Noor

TEKNOLOGI INOVATIF RAMAH LINGKUNGAN GRASAC LEMONFIBER FILTERAkbarian NoorProgram Studi Ilmu KeperawatanKeberadaan sumber daya alam yakni air, di bumi sangat melimpah. Hal ini dibuktikan dengan tidak berhentinya siklus-siklus hidrologi. Namun demikian, dengan semakin bertambah jumlah penduduk yang berefek pada timbulnya berbagai macam polusi, maka kebutuhan air bersih tidak mencukupi bagi keperluan konsumsi dan aktifitas keseharian. Memang, setiap kemajuan dan perkembangan dalam bidang apapun baik adanya. Seluruh kehidupan manusia di dunia ini pasti menginginkan perubahan. Perubahan yang signifikan mengalami peningkatan seiring dengan kemajuan suatu bangsa adalah perubahan di bidang Teknologi. Berbagai teknologi yang telah diciptakan, memungkinkan manusia untuk lebih mudah dalam menjalankan kehidupannya. Di zaman modern ini, banyak masyarakat di sekitar kita yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan penggunaan detergen dalam kehidupan sehari-hari. Memang tidak dapat dipungkiri, penggunaan detergen sangat membantu dalam aktivitas keseharian kita.Perlu diketahui bahwa, penggunaan detergen saat mencuci pakaian pasti diikuti dengan penggunaan air sebagai media pelarutnya. Belum lagi permasalahan yang paling utama yaitu pembuangan limbah air detergen secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai permasalahan.Dalam menggunakan air detergen untuk keperluan mencuci, kebanyakan orang kurang memanfaatkannya kembali (reusing). Hal ini terbukti, hanya beberapa orang saja menurut pengamatan penulis yang memanfaatkan kembali air detergen sisa cuci pakaian, itu pun untuk menyirami halaman rumah atau bunga di lingkungan sekitarnya. Air detergen setelah digunakan untuk mencuci disebut limbah air detergen. Disadari atau tidak, pemanfaatan kembali limbah air detergen untuk keperluan masyarakat masih dirasa kurang atau belum cukup. Pembuangan limbah air detergen setiap hari jika dimanfaatkan atau didayagunakan kembali kualitasnya untuk keperluan masyarakat tentu akan menambah nilai guna limbah air detergen tersebut.Pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah air detergen yang tidak berwawasan lingkungan justruakan menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah air detergen apabila dibuang begitu saja ke selokan, sungai, atau area persawahan akan berdampak buruk bagi ekosistem di sekitarnya. Selain itu, pengaruh limbah air detergen dengan kehidupan biota air juga berkaitan erat. Menurut penelitian Bunda Halang, Program Studi Biologi, FKIP Universitas Lambung Mangkurat (2004) dengan judul Toksisitas air limbah detergen terhadap ikan mas (Cyprinus carpio) menunjukkan bahwa detergen mempunyai sifat sebagai toksikan terhadap ikan dan konsentrasi detergen yang pekat memperbesar toksisitasnya. Dengan demikian, suatu hal yang tidak mungkin jika kita membuang limbah air detergen secara percuma akan dapat mematikan biota air di lingkungan sekitar. Tentu saja, apabila pemakaian ulang (reusing) dari limbah air detergen benar-benar dapat diterapkan untuk keperluan layak MCK dan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan akan menghemat penggunaan air dan mengurangi pencemaran oleh limbah air detergen. MCK singkatan dari Mandi, Cuci dan Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana Pedesaan (P2D), 2002). Dengan demikian, pembuatan filter limbah air detergen dalam upaya pengelolaan dan penggunaan kembali khususnya untuk keperluan layak MCK tentunya dapat direalisasikanSebenarnya, pembuatan filter limbah air detergen sudah dilakukan pada penelitian terdahulu, seperti halnya pembuatan Ipal Mini untuk pengelolaan limbah detergen domestik yang dilakukan oleh Faidur Rochman dari Universitas Airlangga (2009). Ipal Mini tersebut menggunakan model kolom eletroda parallel sejajar horizontal, kondisi optimum untuk sistem elektroflotasi dengan keping elektroda 1 kolom berukuran 100x15x12 cm3 , kecepatan aliran optimum 72 liter/jam dan tegangan listrik yang terpasang menyesuaikan dengan jarak katoda ke anoda. Hasil yang diperoleh dari elektroflotasi Ipal Mini yakni limbah air detergen turun sampai 97,56%, itu pun limbah detergen harus diresirkulasi sebanyak 20 kali. Sedangkan, pengolahan limbah detergen sintetik dengan Trickling Filter yang dilakukan oleh Heryani Adhitiastuti dari jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (2008) yaitu harus mengembangbiakkan suatu bakter tertentu untuk melaksanakan filterisasi dan alat ini dapat melakukan filterisasi apabila telah didiamkan selama satu pekan. Hal ini, menurut pengamatan dan analisa penulis tentang kedua filter tersebut, masih menggunakan media dengan zat kimia Al2O, Reagensia Detergent Kit Test, Nauril sulfat p.a, dan spektrofotometer yang rumit. Filter tersebut, menurut penulis tidak cocok untuk diterapkan di masyarakat dalam skala rumah tangga.Berpijak dari permasalahan tersebut, penulis berpikir untuk membuat filter limbah air detergen yang lebih sederhana, efektif dan efisien serta dapat digunakan untuk pengelolaan kembali limbah air detergen yang layak untuk MCK secara berkelanjutan. Filter ini juga dapat berfungsi sebagai alat untuk meminimalisir pencemaran yang disebabkan oleh limbah air detergen.Pengaruh penggunaan Grasac Lemon Fiber Filter pada pengolahan kembali limbah air detergen untuk keperluan layak MCK sangat kompleks. Mulai dari pengaruh terhadap lingkungan, makhluk hidup dan biota air. Hasil yang diharapkan dari filterisasi limbah air detergen sesuai dengan parameter kualitas air bersih menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 sehingga dapat atau layak digunakan untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus). Penggunaan limbah air detergen setelah difilter tidak berpengaruh negatif bagi kesehatan pengguna dan lingkungan.Tingkat efektivitas Grasac Coconut Fiber Filter pada pengolahan kembali limbah air detergen untuk keperluan layak MCK yaitu sesuai atau tepat guna dalam pengelolaan limbah air detergen. Pembuatan filter yang tidak rumit dan mudah untuk diterapkan karena media filter yang digunakan berasal dari bahan alami yang mudah didapat di lingkungan sekitar, misalnya kerikil (gravel) dapat diambil di sungai ataupun di pekarangan rumah, pasir (sand) dapat diambil dengan mudah di sungai, tapas lemon (lemon fiber) diambil dari batang pohon kelapa tepatnya pada bagian ranting pohon dan arang (activated carbon) dapat diperoleh dari pembakaran kayu atau membeli di pasaran. Hasil yang diperoleh dari filterisasi limbah air detergen, dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Penggunaan teknologi inovatif Grasac Coconut Fiber Filter dalam kehidupan sehari-hari untuk filterisasi limbah air detergen sisa cuci pakaian. Debit limbah air detergen yang mengalir pada Grasac Lemon Fiber Filter yakni 32,74 ml/detik. Limbah air detergen setelah difilter sesuai dengan parameter kualitas air bersih menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 sehingga layak digunakan kembali untuk keperluan MCK dan dapat dilakukan secara berkelanjutan.Daftar Pustaka1. Ainsworth. Water Treatment Process and Practices. T Hall (editor). Wiltshire: WRC Swinden. 1997.2. Alaert G, & Sumestri S. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya. 1982.3. Ani Susilowati. Pengaruh Luas Permukaan Eletroda Al2O3 terhadap daya reduksi limbah detergen sistem elektroflotasi, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA Unair, Surabaya. 1998.4. Pengembangan Prasarana Pedesaan (P2D). Manual Teknis Pembeerdayaan Masyarakat: MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Jakarta: Pengembangan Prasarana Pedesaan. 2002.5. PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.