essai.docx

5
Semenjak ditemukannya mesin uap pada XXXXX oleh XXXXX, penggunaan bahan bakar fosil mengalami perkembangan yang sangat pesat, tentunya hal tersebut memberikan keuntungan yang sangat signifikan untuk umat manusia, tapi seperti hukum dasar fisika berbunyi “ Setiap aksi punya reaksi “ dan selalu saja, kesadaran akan dampak terhadap lingkungan tertinggal dibelakang perkembangan teknologi Saya berasal dari kabupaten Muara Enim, kota ini terkenal dan dapat berjaya karena hasil alamnya, tepatnya di daerah bernama Tanjung Enim terdapat pertambangan batubara yang dikelola oleh BUMN PT. Bukit Asam dan penambangan oleh masyarakat langsung. Disini telah berjuta juta ton batubara dikeluarkan dari perut bumi, memang hal tersebut membawa kemakmuran dan keuntungan pada masyarakat sekitar ,seperti tersedianya lapangan kerja dan sumber daya, salah satu manfaat dari batubara yang sangat terasa ialah digunakannya hasil alam tersebut untuk bahan bakar PLTU yang listriknya disalurkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar, bahkan tak hanya di kabupaten ini, PLTU di sepanjang Sumatra Selatan memakai pasokan batubara dari pertambangan Bukit Asam. Akan tetapi, disisi lain batubara juga memberikan dampak negatif yang sangat besar, mulai dari penggalian, pengangkutan sampai dengan penggunaan. Pertambangan batubara mengharuskan lahan dibuka secara menyeluruh, itu berarti mau tak mau tak ada vegetasi tersisa di areal pertambangan, efeknya sangat terasa untuk masyarakat sekitar, yaitu setidaknya kenaikan suhu pada siang hari. Lalu transportasi batubara dari areal pertambangan di Tanjung Enim sebagian besar menggunakan kereta api, tetapi banyak juga yang diangkut oleh truk truk melalui jalan raya yang sama dengan yang digunakan masyarakat, efek minimal yang terasa oleh masyarakat sekitar sini ialah padatnya jalanan yang berpotensi menyebabkan kemacetan, juga jalanan yang sangat mudah rusak karena terlalu sering dilintasi truk pengangkut batubara, ada juga efek jangka panjang yang parah, debu batubara yang beterbangan di jalanan tersebut akan dengan mudah terhirup oleh masyarakat pengguna jalan, hal itu dapat berdampak pada kesehatan, terlebih apabila debu batubara tersebut tertimbun di dalam paru paru. Lalu pada saat penggunaan batubara, telah disebutkan bahwa salah satu kegunaan batubara disini sebagai bahan bakar PLTU, tentunya emisi yang

Transcript of essai.docx

Page 1: essai.docx

Semenjak ditemukannya mesin uap pada XXXXX oleh XXXXX, penggunaan bahan bakar fosil mengalami perkembangan yang sangat pesat, tentunya hal tersebut memberikan keuntungan yang sangat signifikan untuk umat manusia, tapi seperti hukum dasar fisika berbunyi “ Setiap aksi punya reaksi “ dan selalu saja, kesadaran akan dampak terhadap lingkungan tertinggal dibelakang perkembangan teknologi

Saya berasal dari kabupaten Muara Enim, kota ini terkenal dan dapat berjaya karena hasil alamnya, tepatnya di daerah bernama Tanjung Enim terdapat pertambangan batubara yang dikelola oleh BUMN PT. Bukit Asam dan penambangan oleh masyarakat langsung. Disini telah berjuta juta ton batubara dikeluarkan dari perut bumi, memang hal tersebut membawa kemakmuran dan keuntungan pada masyarakat sekitar ,seperti tersedianya lapangan kerja dan sumber daya, salah satu manfaat dari batubara yang sangat terasa ialah digunakannya hasil alam tersebut untuk bahan bakar PLTU yang listriknya disalurkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar, bahkan tak hanya di kabupaten ini, PLTU di sepanjang Sumatra Selatan memakai pasokan batubara dari pertambangan Bukit Asam.

Akan tetapi, disisi lain batubara juga memberikan dampak negatif yang sangat besar, mulai dari penggalian, pengangkutan sampai dengan penggunaan. Pertambangan batubara mengharuskan lahan dibuka secara menyeluruh, itu berarti mau tak mau tak ada vegetasi tersisa di areal pertambangan, efeknya sangat terasa untuk masyarakat sekitar, yaitu setidaknya kenaikan suhu pada siang hari. Lalu transportasi batubara dari areal pertambangan di Tanjung Enim sebagian besar menggunakan kereta api, tetapi banyak juga yang diangkut oleh truk truk melalui jalan raya yang sama dengan yang digunakan masyarakat, efek minimal yang terasa oleh masyarakat sekitar sini ialah padatnya jalanan yang berpotensi menyebabkan kemacetan, juga jalanan yang sangat mudah rusak karena terlalu sering dilintasi truk pengangkut batubara, ada juga efek jangka panjang yang parah, debu batubara yang beterbangan di jalanan tersebut akan dengan mudah terhirup oleh masyarakat pengguna jalan, hal itu dapat berdampak pada kesehatan, terlebih apabila debu batubara tersebut tertimbun di dalam paru paru. Lalu pada saat penggunaan batubara, telah disebutkan bahwa salah satu kegunaan batubara disini sebagai bahan bakar PLTU, tentunya emisi yang dilepaskan ke udara oleh pembangkit tersebut sangat besar, polusi yang diakibatkannya ikut berperan pada proses pengrusakan atmosfer bumi. Terlepas dari semua kerugian yang ada, masyarakat sekitar areal pertambangan masih sangat bergantung pada hasil bumi ini, karena memang secara signifikan membawa kemakmuran, tapi sampai kapan? Sampai kapan batubara itu akan tetap ada? Lalu apakah kota ini akan menjadi kota mati setelah habisnya areal pertambangan disini ? setelah semua batubara dikeruk keluar dari perut bumi apakah kota ini tak dapat berjaya lagi ?

Memikirkan pertanyaan pertanyaan tersebut membuatku menyadari ada potensi lain di kabupaten ini. Negeri ini punya iklim tropis yang memungkinkan beragam vegatasi dapat tumbuh disini, mayoritas tanah di kabupaten ini tergolong bagus untuk pertanian dan perkebunan, curah hujan disini juga relatif stabil yang berarti tidak terlalu kekeringan di saat kemarau dan tidak kebanjiran saat musim penghujan, hal itu terbukti seingatku kami tidak pernah kebanjiran lebih dari 10 tahun terakhir, selain itu disini juga terdapat sungai yang dapat mengairi persawahan dan perkebunan disekitarnya, dengan hanya 3 faktor tersebut, cuaca dan iklim, air, dan tanah, sektor pertanian dan perkebunan dapat

Page 2: essai.docx

berkembang dengan baik, dan itu semua membuatku sadar ada potensi yang sangat besar disini, sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan renewable tentunya.

Di provinsi Sumatra Selatan sektor pertanian dan perkebunan sangat luas seperti padi, karet, dan kopi, tapi mari focus pada saja pada salah satunya yang berpeluang besar menggantikan fosil, Elaeis guineensis atau yang dikenal secara awam dengan kelapa sawit. Pembangunan sektor sawit di Asia Tenggara dimulai pada tahun 1848 pada saat empat bibit kelapa sawit pertama dibawa dari Afrika ke Kebun Raya Bogor oleh pemerintah Kolonial Belanda, sisa benihnya ditanam di Deli, Sumatra Utara sebagai tanaman hias di tepi jalan, dengan begitu kelapa sawit telah memasuki pulau Sumatra. Berdasarkan pada sejarah kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara besar besaran pada tahun 1911, saat itu Indonesia masih dikuasai Hindia Belanda dan itu membuat mereka sebagai pemasok minyak kelapa sawit utama di dunia sampai pada penjajahan jepang. Sedangkan di Republik ini sendiri perluasan areal penanaman digalakkan saat masa pemerintahan Soeharto dan sampai hari ini perkebunan kelapa kelapa sawit menagalami perkambangan pesat.

Di Muara Enim saja sudah ada lebih dari 100 hektare perkebunan kelapa sawit baik yang dikelola perusahaan maupun rakyat, perkebunan ini tiap tahunnya menghasilkan ber ton ton Tandan Buah Segar atau TBS tetapi sangat disayangkan, disini proses pengolahan hanya sampai menjadi minyak sawit mentah dan nantinya dijual ke luar daerah. Untuk Provinsi Sumatra Selatan ada beberapa perusahaan pengolah sawit menjadi Crude Palm Oil atau CPO yang saya ketahui, termasuk BUMN PTPN maupun swasta seperti PT Gozco Plantation dan PT Cipta Futura, perusahaan perusahaan tersebut ada yang memasok kebutuhan tandan buah segar kelapa sawit dari kebunnya sendiri dan ada pula yang membeli dari masyarakat yang bertani, kehadiran perusahaan semacam ini sangat membantu kehidupan para petani kelapa sawit daerah ini karena mereka mempunya tempat untuk menjual hasil tani mereka, terlebih pemerintah membuat kebijakan penetapan harga pembelian tandan buah segar dari petani rakyat yang relatif tinggi sehingga dapat menguntungkan pihak petani. Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan produksi kelapa sawit yang saya ketahui, salah satunya dengan cara system integritas sapi – kelapa sawit, yaitu petani kelapa sawit juga beternak sapi yang dibiarkan bebas di perkebunan kepala sawit, hal itu dapat menguntungkan petani karena ternak dapat memakan tumbuhan pengganggu yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit, juga kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk kompos, hewan ternak juga dapat digunakan tenaganya sebagai pembawa hasil panen, terlebih petani kelapa sawit dapat memperoleh keuntungan tambahan dari hasil ternak mereka, begitulah system integrasi sapi – kelapa sawit ini dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit , lebih banyak tandan buah segar berarti lebih banyak minyak yang diproduksi

Setelah dipanen dari perkebunan sawit, tandan buah segar akan dibawa ke perusahaan perusahaan pengolah kelapa sawit, mereka mengolah tandan buah segar kelapa sawit menjadi CPO, tentunya proses ini menghasilkan limbah sisa, saya belum mengetahui prosesnya secara rinci tapi yang saya ketahui limah hasi olahan ini masih dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat, beberapa limbahnya antara lain ialah janjang kosong, limbah cair, limbah padat, dan cangkang. Limbah - limbah tersebut dapat diolah menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk perkebunan kelapa sawit, selain itu janjang kosong dapat digunakan sebagai pakan ternak, dan juga gas yang dihasilkan sewaktu penyimpanan limbah di kolam proses limbah juga dapat dimanfaatkan menjadi sumber biogas, apabila

Page 3: essai.docx

perusahaan penghasil minyak kelapa sawit menjual kembali kimbah bermanfaar tersebut kepada petani maka mereka akan dapat lebih saling menguntungkan, tapi poin terpenting disini ialah terselesaikannya masalah pencemaran lingkungan yang dapat saja terjadi oleh limbah pabrik olahan kelapa sawit, perusahaan yang lebih ramah lingkungan dan petani sawit yang lebih mudah mendapatkan kebutuhan akan pasokan pupuk.

Akan tetapi ada hal yang sangat disayangkan disini, ialah pengolahan minyak kelapa sawit yang hanya sebatas Crude Palm Oil atau CPO dan Kernell Palm Oil atau KPO saja, padahal minyak sawit mentah dapat dimanfaatkan secara luas menjadi bahan yang lebih berguna apabila diolah lebih lanjut.CPO dapat dimanfaatkan menjadi minyak makan, bioetanol, krim wajah, sabun, bahan dasar es krim dan bahkan biodiesel. Potensi inilah yang saya maksud dari awal, potensi untuk memanfaatkan minyak kelapa sawit mentah secara lebih lanjut untuk kepentingan masyarakat luas agar kabupaten ini tak hanya bergantung pada satu sumber daya alam saja. Begitu banyaknya manfaat dari minyak kelapa sawit ini apabila lebih lanjut, apabila didirikan perusahaan pengolah minyak sawit mentah menjadi bahan jadi seperti minyak goring maka aka nada banyak manfaat untuk masyarakat sekitar, selain membuka lapangan pekerjaan juga dapat menambah taraf hidup dan pendapatan masyarakat sekitar, dan juga kabupaten ini akan menjadi lebih produktif, Terlebih apabila disini ada pengolahan minyak mentah menjadi biodiesel, produk biodiesel yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD, dibandingkan dengan PLTU yang berbahan bakar batubara, pembangkit listrik yang menggunakan diesel akan lebih ramah lingkungan, polusi dari pembakaran diesel yang dilepaskan ke udara lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran batubara, belum lagi jaminan tak terbatasnya sumber daya ini, karena berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui dibandingkan dengan batubara yang tak tahu akan bertahan sampai kapan, tapi di lain sisi, seperti yang saya ketahui bahwa biodiesel menghasilkan lebih sedikit energi dibandingkan dengan bahan bakar fosil, setidaknya mari berusaha untuk mulai peduli pada lingkungan dan menyiapkan rencana pembangunan yang berkelanjutan.

Untuk sekarang memang keadaan sumber daya manusia dan teknologi yang ada belum memungkinkan Negara ini melakukan konversi pemakaian energi dari energi fosil meenjadi menggunakan energi terbarukan, tapi saya sangat yakin suatu saat nanti kita semua umat manusia tidak dapat lagi bergantung hanya pada energy fosil, oleh karenanya setidaknya dilakukan persiapan sedini mungkin. Ditambah keadaan bumi yang sekarang dapat dikatakan kritis, sumber energi alternatif sangat diharapkan, mungkin kita tidak dapat mengubah dunia secara menyeluruh, tetapi mari kita mulai dari tempat kita berasal, dan setidaknya saya mempunyai niat untuk mengembangkan potensi alam yang ada di kabupaten tempat saya berada. Saya sangat yakin peningkatan kualitas olahan energy alternative yang ada masih dapat dilakukan, seperti penignkatan mutu tanaman dengan bioteknologi dan pemilihan bibit unggul ataupun dengan peningkata kualitas pada proses pengolahannya, agar hasil yang didapat dapat lebih optimal, selain itu disini pengembangan perkebunan kelapa sawit akan sangat mudah karena tidak perlu mencari atau membuka lahan baru, karena disini ada areal bekas pertambangan yang sudah tidak digali lagi, yang diperlukan hanya tinggal mengolah tanah tersebut menjadi layak untuk areal perkebunan, hal itu sangat bermanfaat untuk lingkungan, Karena sebelumnya lahan kosong dapat menjadi lahan hijau kembali dan pengrusakan hutan untuk pembukaan lahan dapat dihindari.

Page 4: essai.docx

Untuk sekarang saya belum tahu secara pasti bagaimana meningkatkan kualitas hasil olahan minyak kelapa sawit mentah menjadi barang jadi seperti biodiesel agar lebih optimal, tetapi saya yakin suatu saat nanti hal tersebut akan lebih jelas, oleh karena itu saya memilih bidang studi ini, pendalaman kepada proses proses tersebut saya yakin akan saya dapatkan dalam studi di jurusan teknik kimia ini, dan saya sendiri tidak dapat mewujudkan keadaan lingkungan yang lebih baik tanpa partisipasi dari semua pihak termasuk pemerintah dan masyarakat, tapi saya yakin apabila kita bersama, bumi ini akan kembali tersenyum, seperti moto yang kalian kenalkan padaku pada nametag “ Togetherness to Our Better Major “ ,