Essai Karbon Aktif Rechti a.P(21030111140159)
-
Upload
rechti-a-putri -
Category
Documents
-
view
63 -
download
0
Transcript of Essai Karbon Aktif Rechti a.P(21030111140159)
KARBON AKTIF
Diperuntukkan Dalam Rangka Memenuhi Tuntutan Tugas Review
Disusun oleh:
Rechti Anugerah Putri
21030111140159
Kelompok 7 / Senin Siang
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
KARBON AKTIF
1. Pengertian Karbon Aktif
Karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan
kimianya karena dilakukan perlakuan aktifasi dengan aktifator bahanbahan kimia ataupun
dengan pemanasan pada temperatur tinggi, sehingga daya serap dan luas permukaan partikel
serta kemampuan arang tersebut akan menjadi lebih tinggi.
Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-
bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk
mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-
3500 m2/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang
aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-
senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap
berat arang aktif.
Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap
uap. Arang aktif sebgai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter
pori mencapai 1000Angstrom, digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan zat-
zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan
pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan industri baru.
Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang
mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. Arang aktif sebagai
penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras diameter pori
berkisar antara 10-200 Angstrom , tipe pori lebih halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi
untuk memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari
tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai bahan baku yang
mempunyai struktur keras.
2. Bentuk Fisik Karbon Aktif
Struktur dasar karbon aktif adalah menyerupai struktur grafis murni. Kristal grafis
terdiri dari lapisan-lapisan bidang heksagonal yang tersusun dari atom-atom karbon yang
menyerupai cincin-cincin aromatis dalam senyawa organik.
Karbon aktif diproduksi dalam bentuk serbuk dan granular. Karbon aktif dalam
bentuk serbuk yang halus mempunyai distribusi ukuran pertikel 5 sampai 110 μm, tetapi
untuk beberapa aplikasi khusus dapat digunakan pada ukuran yang lebih besar. Karbon
granular terdiri atas dua bentuk yaitu regular dan irregular.
Bentuk irregular di buat dengan crushing dan sieving sedangkan bentuk regular
dihasilkan dari prosedur moulding pada saat aktifasi. Bentuk umum granular yang sering
ditemukan adalah silinder( 0,8 – 4 mm) yang diproduksi dengan proses pencetakan. Tetapi
untuk bebrapa bentuk khusus seperti tri-quadrilobes dan spare untuk membuatnya
membutuhkan aplikasi spesifik.
1. Micropore adalah pori-pori dengan ukuran lebih kecil dari 2 nm dan ini merupakan
area dimana adsorbsi dominan terjadi. Volume pori-pori ini berkisar antara 0,15 – 0,5
ml/g.
2. Mesopore adalah pori-pori dengan ukuran 2 – 50 nm dan merupakan area adsorbsi
dominan kedua setelah micropore. Mesoporesering juga disebut transitional pore atau
area transisi. Volume mesopore berkisar antara 0,02 – 10ml/g.
3. Macropore adalah pori-pori dengan ukuran lebih besar dari 50 nm dan berfungsi
sebagai pintu masuk adsorbat menuju ke dalammicropore.
Sifat utama yang membedakan karbon adsorben gas dan karbon fasa cair adalah
distribusi dan ukuran pori-porinya. Karbon adsorben gas biasanya memiliki jumlah pori-pori
paling banyak pada area micropore sedangkan karbon fasa cair memiliki jumlah pori-pori
terbanyak pada area transisi. Namun pada umumnya, karbon fasa cair memiliki luas
pemukaan hampir sama dengan karbon adsorben gas, tapi dengan volume pori-pori yang
lebih besar.
3. Struktur Dasar Mikrokristalin Karbon Aktif
Karbon aktif terdiri dari atom karbon yang mempunyai bentuk struktur dan sifat yang
hampir sama dengan grafit, walaupun stuktur tatanannya kurang sempurna. Struktur grafit
tersusun atas lapisan bidang datar yang terbentuk dari tatanan atom-atom heksagonal. Kristal
grafis terdiri dari lapisan-lapisan bidang heksagonal yang tersusun dari atom-atom karbon
yang menyerupai cincin-cincin aromatis dalam senyawa organik. Jarak antar atom karbon
pada suatu lapisan bidang datar adalah 1,42 Ǻ. Sedangkan lapisan bidang-bidang tersebut
tersusun secara paralel dengan jarak antar bidang sekitar 0,3 – 0,5 nm.
4. Penggunaan Karbon Aktif
Maksud/Tujuan Pemakaian
I. UNTUK GAS
1. Pemurnian gas Desulfurisasi, menghilangkan gas beracun, bau busuk,
asap, menyerap racun
2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan mentah dan
reaksi gas
3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil kiorida, dan vinil
acetat
4. Lain-lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan mobil
II. UNTUK ZAT CAIR
1. Industri obat dan makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau, rasa yang tidak
enak pada makanan
2. Minuman ringan, minuman
keras
Menghilangkan warna, bau pada arak/ minuman keras dan
minuman ringan
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara
4. Pembersih air Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar
dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam
alat/penyulingan air
5. Pembersih air buangan Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemar,
warna, bau, logam berat.
6. Penambakan udang dan benur Pemurnian, menghilangkan ban, dan warna
7. Pelarut yang digunakan
kembali
Penarikan kembali berbagai pelarut, sisa metanol, etil
acetat dan lain-lain
III. LAIN-LAIN
1. Pengolahan pulp Pemumian, menghilangkan bau
2. Pengolahan pupuk Pemurnian
3. Pengolahan emas Pemurnian
4. Penyaringan minyak makan
dan glukosa
Menghilangkan bau, warna, dan rasa tidak enak
5. Pembuatan arang aktif
Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua:
1. Proses Kimia: bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian
dibuat pada. Selanjutnya pada tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan
serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100°c. Arang aktif yang
dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °c. Dengan
proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur
dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika: bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut
digiling, diaysk untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur
1000 °c yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi
arang antara lain:
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara
mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter. Kemudian, briket yang
dihasilkan dikeringkan pada 550°c untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya
pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit mau tanpa udara. Dengan
cara destilasi kering, diharapkan daya serap arang aktif yang menghasilkan dapat
menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan
menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai
akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses
pengarangan dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil
pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Dalam pembuatan karbon aktif terdiri dari tiga tahap yaitu:
a. Dehidrasi: proses penghilangan air.Bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170
°C.
b. Karbonisasi: pemecahan bahan-bahan organik menjadikarbon.Karbonasi dilakukan
pada suhu 400-900ºC hasilnya didinginkan dan dicuci, untuk menghilangkan dan
mendapatkan kembali bahan kimia pengaktif, disaring dan dikeringkan. Temperatur
diatas 170°C akan menghasilkan CO,
CO2 dan asam asetat. Pada temperatur 275°C, dekomposisi menghasilkan tar, metanol
dan hasil sampingan lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600 ºC.
c. Aktivasi: Dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat
dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktivator. Karbon dihasilkan dari pembakaran
tidak sempurna. Secara umum reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
CxHyOn + O2(g) → C(s) + CO(g) + H2O(g)
Pembakaran tidak sempurna tidak terjadi bila hidrokarbon berlebih atau kekurangan
oksigen pada penukaran sempurna hanya dihasilkan CO2 dan H2O, sedangkan pada
pembakaran tidak sempurna selain dihasilkan CO2 dan H2O juga dihasilkan CO2 dan
C.
Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori
yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifilt, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
a. Aktifasi Kimia: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakaian
bahan-bahan kimia.
b. Aktifasi Fisika: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan
panas, uap dan CO2.
Untuk aktifasi kimia, aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia seperti:
hidroksida ligam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah
dan khususnya ZnCl2 , asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H4 PO4.Untuk aktifasi
fisika, biasanya arang dipanaskan didalam furnace pada temperatur 800-900°C. Oksidasi
dengan udara pada temperatur rendah,merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk
mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi
merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
6. Sumber Arang Aktif
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral
yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktir, antara lain: tulang, kayu lunak,
sekam, tongkol jagung, kulit buah mahoni tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas
penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara.
Karbon aktif bisa diproduksi dari berbagai macam bahan mentah yang memiliki
kandungan karbon tinggi. Dan bahan mentah umum yang digunakan secara komersial untuk
karbon fasa cair adalah arang, sawdust, lignit, fly ash, dan arang (coke) minyak.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Quineesis Jacq) termasuk jenis palma yang
menghasilkan minyak, baik dari daging buah (mesocarp) maupun dari inti(kernel), dan hasil
ikutan seperti tempurung biji sawit, serat dan biogas. Tempurung biji sawit, selain digunakan
sebagai bahan bakar atau arang juga digunakan senagai pengeras jalan. Arang tempurung inti
sawit tersebut jika diperlakukan dengan bahan-bahan kimia atau dipanaskan lebih lanjut,
dapat dijadikan sebagai arang aktif Kelapa sawit diklasifikasikan atas 3 (tiga) tipe yaitu :
a. Elaeis quineesis varitas Dura
Daging buahnya, mempunyai inti yang besar dan ketebalan tempurungnya berkisar antara 2-8
mm.
b. Elaeis quineensis varitas Pisifera
Buah jenis ini, tidak mempunyai tempurung dan intinya sangat kecil, sedangkan daging
buahnya tebal.
c. Elaeis quineensis varitas Tenera
Daging buahnya tebal, disekeliling tempurung terdapat Berst (fiber ring).
Ketebalan tempurung berkisar antara 0,5 -4 mm.
7. Proses Karbon Aktif Dari Berbagai Bahan Baku
Proses Pembuatan Arang aktif dengan Arang
Proses pembuatan arang aktif dengan arang dilakukan dengan cara "Destilasi kering"
yaitu pembakaran tanpa adanya oksigen pada temperatur tinggi. Untuk kegiatan ini
dibutuhkan prototype tungku aktivasi (alat destilasi) yang merupakan kisi-kisi tempat
arang yang diaktifkan dengan kapasitas 250 kg arang. Proses aktivasi dilakukan hanya
dengan mengontrol temperatur selama waktu tertentu.
*) Tungku aktivasi (alat destilasi) lengkap dengan alat pendingin dan penampung destilat
Cara Kerja
Arang dimasukkan ke dalam tungku (aktivasi), kemudian ditutup rapat sampai tidak
terdapat kebocoran.
1. Hubungan pipa pengeluaran hasil suling
dari tungku aktivasi dengan pendingin
yang ujungnya dicelupkan kedalam air.
Tujuannya adalah agar oksigen tidak
masuk kedalam tungku aktivasi sewaktu
dilakukan pendinginan dan sekaligus
menampung hasil sulingnya (destilat).
2. Pasang thermocouple untuk mengamati
temperatur selama proses aktivasi
berlangsung.
3. Air pendingin dialirkan, kemudian
dilakukan pembakaran dengan
menggunakan minyak tanah yang disemprotkan. Mula-mula dengan api kemudian api
dibesarkan dengan jalan menambah bahan bakar dan menaikkan tekanan kompresor.
4. Lakukan pengamatan terhadap kerja dari tungku aktivasi dengan mengamati kenaikan
temperatur. Temperatur selama proses sekitar 600°C apabila temperatur telah
mencapai 600°C dan juga terlihat pada ujung pendingin tidak adanya tar (cairan
berwarna coklat) yang keluar, ditandai dengan adanya gelembung air, maka
pembakaran dipertahankan selama 3 jam. Setelah waktu tersebut proses telah selesai.
5. Api dimatikan dan tungku aktivasi (alat destilasi) dibiarkan masih tertutup dan sampai
dingin. Setelah dingin tungku dibuka dan arang yang telah diaktifkan dikeluarkan.
Lakukan penggilingan untuk mendapatkan partikel yang lebih halus, kemudian diayak
dan dikemas.
Proses Pembuatan Karbon Aktif Kulit Buah Mahoni.
1. Kulit buah mahoni dimasukan kedalam furnace dengan suhu 300ºC selama 30
menit. Setelah dingin, arang yang dihasilkan dihaluskan lolos 100 mesh kemudian
siap diaktivasi.
2. Dibuat larutan KOH (kalium hidroksida) dengan konsentrasi 1,2 dan 3 N.
3. Ditimbang arang karbon masing-masing 15 gram, kemudian direndam dalam
larutan KOH ( 1,2 dan 3 N ) dan diaduk dengan stirer magnetik. Pada perendaman
tiap-tiap konsentrasi KOH dengan variasi waktu masing-masing 1, 2 ,3 ,4 dan 5 jam.
4. Arang hasil rendaman ditiriskan dan dibiarkan pada temperatur kamar selama 2-3
hari.
5. Sampel yang sudah diperoleh diaktivasi yaitu dimasukkan pada reaktor Fluidized
Bed dengan pemanasan pada suhu 300ºC dan aliran CO2 20 ml/menit selama 1 jam.
6. Hasil karbon aktif disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat kemudian
dilakukan analisis meliputi kadar air, berat jenis, daya serap larutan iodium, dan
analisis luas permukaan spesifik dengan BET.
REFERENSI
http://www.dekindo.com/content/teknologi/Pembuatan%20Arang%20Aktif%20-%20Dari%20Tempurung%20Kelapa.htm
http://eprints.undip.ac.id/10603/1/makalah_skripsi.pdf
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4108288298.pdf
http://journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/viewFile/2075/1884
http://library.usu.ac.id/download/ft/industri-meilita.pdf
http://pangalajo.multiply.com/journal/item/19