Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

91
Ameliasari Tauresia Kesuma, SE 2010 Pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dilakukan inovasi dalam model pembelajaran akuntansi dengan menggunakan dua pendekatan yaitu contextual teaching and learning jelajah pasar dan media permainan monopoli. Metode jelajah pasar sengaja diciptakan dalam rangka mengintegrasi pengalaman konkret atau nyata untuk mendukung konsep-konsep abstrak yang diterima peserta didik di dalam kelas. Feedback dilakukan untuk melihat efektivitas metode tersebut dengan memberi kesempatan pada peserta didik menyampaikan pengalamannya selama melakukan observasi di pasar tradisional. Media Accounting game ini sama seperti media permainan monopoli yang sengaja dibuat untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pencatatan transaksi akuntansi secara langsung, seperti misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima uang dari penjualan rumah mereka, membayar pajak, memperoleh asuransi, memperoleh pinjaman bank dan masih banyak lagi, transaksi-transaki yang terbentuk dari permainan monopoli ini yang selanjutnya penulis beri nama accounting game. Penggunaan media pembelajaran accounting game ini berhasil memotivasi dan MAN Salatiga Jl. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga Phone: 0298-323031

description

Pembelajaran akuntansi yang menyenangkan

Transcript of Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Page 1: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Am

elia

sari

Tau

resi

a K

esum

a, S

E

2010

Pem

bel

ajar

an A

kun

tan

si Y

ang

Men

yen

angk

an

Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dilakukan inovasi dalam model pembelajaran akuntansi dengan menggunakan dua pendekatan yaitu contextual teaching and learning jelajah pasar dan media permainan monopoli. Metode jelajah pasar sengaja diciptakan dalam rangka mengintegrasi pengalaman konkret atau nyata untuk mendukung konsep-konsep abstrak yang diterima peserta didik di dalam kelas. Feedback dilakukan untuk melihat efektivitas metode tersebut dengan memberi kesempatan pada peserta didik menyampaikan pengalamannya selama melakukan observasi di pasar tradisional. Media Accounting game ini sama seperti media permainan monopoli yang sengaja dibuat untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pencatatan transaksi akuntansi secara langsung, seperti misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima uang dari penjualan rumah mereka, membayar pajak, memperoleh asuransi, memperoleh pinjaman bank dan masih banyak lagi, transaksi-transaki yang terbentuk dari permainan monopoli ini yang selanjutnya penulis beri nama accounting game. Penggunaan media pembelajaran accounting game ini berhasil memotivasi dan meningkatkan minat peserta didik untuk belajar akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme mereka dalam bermain, suasana gaduh dan riuh karena serunya permainan, juga pemahaman mereka untuk menggunakan strategi dalam berinvestasi juga mewarnai permainan ini.

Metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat peserta didik secara tidak sadar menemukan sendiri konsep dari materi ajar sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan memang tidak mudah. Namun dengan penelitian tindakan kelas, dan analisis yang berkelanjutan akan lebih mempermudah guru dalam melakukan inovasi terhadap metode pembelajaran di kelas.

MAN SalatigaJl. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga

Phone: 0298-323031

Page 2: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

PEMBELAJARAN AKUNTANSI YANG MENYENANGKAN

Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang

dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi.

Mata pelajaran akuntansi adalah mata pelajaran yang membutuhkan kasabaran,

kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya

menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode

yang dapat melatih peserta didik belajar, misalnya dengan diskusi, role playing,

game akuntansi dan memperbanyak studi kasus yang berhubungan dengan

pelaporan akuntansi.

Selama ini yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran

akuntansi adalah dengan ceramah, jarang sekali guru menjelaskan dengan media,

atau metode lain, karena beranggapan akuntansi penuh dengan hitungan, sehingga

akan menghabiskan waktu jika dilakukan dengan metode pembelajaran lain.

Selain faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor lingkungan. Lingkungan

merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses

pendidikan. Kondisi lingkungan sekolah dan keluarga menjadi perhatian karena

faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses

pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilai kehidupan ditumbuhkan dan

dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi

pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang peserta didik.

Pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi belum cukup memadai,

hal ini terjadi karena peserta didik pada umumnya belum memahami benar konsep-

konsep dasar akuntansi dari awal, mulai menamai akun, menjurnalnya, mengapa

suatu transaksi masuk dalam kolom debet, dan mengapa masuk dalam kolom kredit.

Faktor penyebabnya antara lain karena guru belum melakukan inovasi dalam

pembelajaran, hanya fokus pada textbook yang ada sehingga pembelajaran terasa

membosankan dan tidak menarik.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka, guru harus melakukan inovasi

dalam model pembelajarannya dengan menggunakan dua pendekatan yaitu

contextual teaching and learning jelajah pasar dan media permainan monopoli.

2

Page 3: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Pembelajaran dengan contextual teaching and learning jelajah pasar ini

dilakukan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami transaksi

perdagangan yang ada di pasar dan media permainan monopoli sengaja dibuat

untuk mempermudah peserta didik dalam memahami transaksi akuntansi, seperti

misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang

atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima

uang dari penjualan rumah mereka, membayar pajak, memperoleh asuransi,

memperoleh pinjaman bank dan masih banyak lagi, transaksi-transaki yang

terbentuk dari permainan monopoli ini yang selanjutnya penulis beri nama

accounting game.

Belajar

Menurut W.S. Winkel dalam Darsono (2001:4) belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

sikap. Menurut Sardiman (2005:19) belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,

psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Thursan Hakim belajar adalah suatu proses perubahan didalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain

kemampuan (Hakim 2000:1).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto

2003:2).

Dari pengertian-pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas mental, kegiatan jiwa raga psiko-fisik dalam interaksi

aktif dalam lingkungan untuk menuju ke perkembangnan pribadi manusia dan

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap dan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

3

Page 4: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Teori belajar gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffa dan Kohler dalam Slameto (2003:9). Hukum

belajar disini tidak ada bedanya dengan hukum yang berlaku pada pengamatan

yaitu :

a. Gestalt mempunyai sesutau yang melebihi jumlah unsur-unsurnya.

b. Gestalt timbul lebih dulu dari pada bagian-bagiannya.

Jadi belajar yang penting adanya penyesuian pertama yaitu memperoleh

response yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik dalam

belajar. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi

mengerti atau memperoleh insight (Slameto 2003:9).

Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara

berbagai unsur dalam situasi tertentu. Belajar ialah mengembangkan insight pada

anak dengan melihat hubungan antara unsur-unsur situasi problematis dan dengan

demikian melihat makna baru dalam situasi itu (Nasution 1994:69).

Insight timbul tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

a. Kesanggupan : Maksudnya kesanggupan atau kemampuan inteligensia individu.

b. Pengalaman : Karena belajar, berarti akan mendapatkan pengalaman dan

pengalaman itu mempermudah munculnya insight.

c. Taraf kompleksitas : Semakin kompleks semakin sulit dari suatu situasi

d. Latihan : Dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan

memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih.

e. Trial and Error : Sering seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru

setelah mengadakan percobaan-percobaan, maka seseorang dapat menemukan

hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan

insight ( Sardiman 2005:31).

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt : (Slameto 2003:9-11)

a. Belajar berdasar keseluruhan

Orang belajar menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain

sebanyak mungkin. Mata Pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada

bagian-bagiannya.

b. Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang

untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang

berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh

4

Page 5: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak kerena lingkungan dan

pengalaman.

c. Peserta didik sebagai organisasi keseluruhan

Peserta didik belajar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan

jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern, orang bukan hanya mengajarkan

berbagai mata pelajaran, akan tetapi mengutamakan tujuan mendidik si anak,

membentuk seluruh

pribadinya anak seutuhnya.

d. Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama ialah

memperoleh response yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama

adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-

betul maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasrkan pada pengalaman.

Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar

itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam

menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimilikinya.

Peserta didik mengadakan analisa reorganisasi pengalamannya.

f. Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat

pengartian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur

yang mengandung suatu problem.

g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan

peserta didik.

Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari atau apabila mereka tahu dan menerima

tujuannya.

h. Belajar berlangsung terus-menerus

Peserta didik memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di

luar sekolah, dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri, karena itu

sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan masyarakat, agar

semua turut serta membantu perkembangan peserta didik secara harmonis.

5

Page 6: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Teori belajar menurut aliran humanis

Kaum humanis beranggapan bahwa tiap orang menentukan sendiri tingkah

lakunya. Tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk

mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam

mewujudkan potensi potensi yang ada pada diri masing-masing.

Seorang guru humanis akan memperlakukan peserta didiknya sebagaimana

adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, baik itu potensi IQ, bakat

khusus/talenta, minat, dan perhatiannya.

Guru yang humanis dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan

bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku,

hanya gaya-gaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi

bahkan dihilangkan (Darsono 2001:18).

Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.

Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan

sebagai hasil yang telah dicapai. Noehi Nasution (1998: 4) menyimpulkan bahwa

belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan

timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya

respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu

bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan

sementara karena sesuatu hal.

Sementara itu Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat beberapa

pakar psikologi tentang definisi belajar, di antaranya adalah:

a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya educational Psychology :

The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suau

proses adaptasi atau penyesuaian tinkah laku yang berlangsung secara progresif

(a process of progressive behavior adaptation). Berdasarkan eksperimennya,

B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil

yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce).

b. Dalam Dictionary of Psychology, Chaplin memberikan batasan belajar dengan

dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi : …..acquisition of any relatively

permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar

adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat

6

Page 7: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

latihan dan pengalaman. Rumusan kedua : ..process of acquiring responses as a

result of special practice, belajar adalah proses memperoleh respon-respon

ebagai akibat adanya latihan khusus.

c. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat

Learning is change in organism due to experience which can affect the

organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam

diri organism (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi, dalam pandangan Hitzman,

perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan

belajar apabila mempengaruhi organisme.

d. Wittig dalam bukunya, Psychology of Learning, Wittig mendefinisikan belajar

sebagai : any relatively permanent change in an organisme’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang

relative menetap terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman.

e. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology, membatasi belajar dengan

dua macam definisi. Pertama, belajar adalah The process of accuiring

knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya

lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli

dipandang kuran representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan

keterampilan nonkognitif.Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in

respons potentiality which occurs as a result of reinforced practise, yakni suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif permanen sebagai hasil latihan

yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial

dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, yakni :

Relatively permanent, yang secara umum menetap

Respons Potentiality, kemampuan bereaksi

Reinforce, penguatan

Practise, praktik atau latihan

f. Biggs dalam pendahuluan Teaching of Learning, Biggs mendefinisikan belajar

dalam tiga rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan

kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti perubahan dan tigkah

laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi

7

Page 8: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses

pendidikan.

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan

pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-

banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak

materi yang dikuasai peserta didik.

Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai

proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan peserta didik atas

materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan peserta

didik telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya

semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan

pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor.

Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan

dunia disekeliling pelaku belajar. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada

tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan

masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi pelaku belajar.

Abu Muhammad Ibnu Abdullah (2008), beliau mengutip pendapat beberapa

pakar dalam menjabarkan pengertian belajar, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. W.S. Winkel (1991: 36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran.

Menurutnya, pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-

nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.

b. S. Nasution MA (1982: 68) mendefinisikan belajar sebagai perubahan kelakuan,

pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri

individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah

pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan,

sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek

organisasi atau pribadi individu yang belajar.

c. Sedangkan Mahfud Shalahuddin (1990: 29) dalam buku: Pengantar Psikologi

Pendidikan, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku

melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu

sendiri berangsur-angsur dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk

8

Page 9: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kemudian dikuasai  atau dimilikinya dan dipergunakannya  sampai pada suatu

saat dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu.

d. Supartinah Pakasi  (1981: 41) dalam buku: “Anak dan Perkembangannya,”

mengatakan pendapatnya antara lain: 1) Belajar merupakan suatu komunikasi

antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar berarti mengalami; 3) Belajar berarti

berbuat; 4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan

motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah

berpikir dan menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat integratif.”

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan para pakar tersebut, secara

umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan perubahan seluruh tingkah

laku inividu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil pengalaman

Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan sekali lagi bahwa perubahan

tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan (maturation), keadaan gila,

mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai hasil proses belajar.

Berdasarkan hal tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap (permanent)

sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor.

Istilah menetap (permanent) dalam definisi ini mensyaratkan bahwa segala

perubahan yang bersifat sementara tidak dapat disebut sebagai hasil atau akibat

dari belajar. Demikian pula istilah pengalaman, ia menafikan keterkaitan antara

belajar dengan segala tingkah laku yang merupakan hasil dari proses kematangan

(maturation) fisik atau psikis. Sehingga kemampuan-kemampuan yang disebabkan

oleh kematangan fisik atau psikis tidak dapat disebut sebagai hasil dari belajar.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar atau hasil belajar menurut

Muhibbin Syah, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah

(2008) adalah “taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan

prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru”.

9

Page 10: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat

memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi

tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah

laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau

skor.

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat

dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35), hasil belajar

atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target

atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu:

a) tahu, mengetahui (knowing);

b) terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing);

dan

c) melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekwen (being).

Adapun menurut Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu

Muhammad Ibnu Abdullah (2008), bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga

ranah yaitu:

1) ranah kognitif (cognitive domain);

2) ranah afektif (affective domain); dan

3) ranah psikomotor (psychomotor domain).

Bertolak dari kedua pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada

pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa

ketiga ranah yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui

prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada

pembelajaran yang bersifat formal. Sedangkan ketiga aspek tujuan pembelajaran

yang diajukan oleh Ahmad Tafsir sangat sulit untuk diukur. Walaupun pada dasarnya

bisa saja dilakukan pengukuran untuk ketiga aspek tersebut, namun ia

membutuhkan waktu yang tidak sedikit, khususnya pada aspek being, di mana

proses pengukuran aspek ini harus dilakukan melalui pengamatan yang

berkelanjutan sehingga diperoleh informasi yang meyakinkan bahwa seseorang

telah benar-benar melaksanakan apa yang ia ketahui dalam kesehariannya secara

rutin dan konsekwen.

10

Page 11: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Berdasarkan hal tersebut, jenis prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau

aspek, yaitu:

1) ranah kognitif (cognitive domain);

2) ranah afektif (affective domain); dan

3) ranah psikomotor (psychomotor domain).

Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah

tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai

penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari

ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibbin Syah (2008: 150) mengemukakan

bahwa:

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik

sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar

indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi

yang hendak diungkapkan atau diukur.

Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator

prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat

evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150), urgensi pengetahuan dan

pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikator-

indikatornya adalah bahwa pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan menjadi

lebih tepat, reliabel, dan valid.

Selanjutnya agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenis

belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini penulis sajikan sebuah tabel yang

disarikan dari tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008:

151).

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita

yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi dapat meramalkan kesuksesan prestasi belajar.

Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin

kesuksesan seseorang dalam belajar dan hidup bermasyarakat.

IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar

seseorang. Ada faktor-faktor lain yang turut andil mempengaruhi perkembangan

prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kegiatan Seminar Sehari

tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak dan Kurikulum

Berbasis Komputensi di Sekolah Dasar”, diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain sebagai berikut:

11

Page 12: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

1) pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul;

2) perkembangan dan pengukuran otak; dan

3) kecerdasan (intelegensi) emosional (http://ditptksd.go.id, 2008).

Sementara itu, Sunarto (2009) mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar dan mengklasifikasikannya menjadi dua bagian,

yaitu:

1) Faktor-faktor intern.

Faktor-faktor intern, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang

yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Di antara faktor-faktor intern yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah antara lain:

1) kecerdasan/intelegensi;

2) bakat;

3) minat;

4) motivasi.

2) Faktor-faktor ekstern,

Adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang

yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor

ini adalah antara lain:

1) keadaan lingkungan keluarga;

2) keadaan lingkungan sekolah; dan

3) keadaan lingkungan masyarakat (Sunarto, 2009).

Kedua uraian pendapat tersebut di atas kurang merepresentasikan kesemua

faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar seseorang. Masih

banyak faktor-faktor lain yang belum tercover di dalamnya. Oleh karenanya, untuk

melengkapi kedua pendapat tersebut, penulis sajikan pandangan Muhibbin Syah

mengenai hal tersebut. Menurut beliau, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar dapat dibagi kepada tiga

bagian, yaitu :

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta

didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik. Yang termasuk

faktor-faktor internal antara lain adalah:

1) Faktor fisiologis

12

Page 13: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan

memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik

akan berpengaruh pada peserta didik dalam keadaan belajarnya.

2) Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah antara lain:

a) Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)

seseorang

b) Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan

pemahaman dan kemampuan yang mantap.

c) Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu.

d) Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu.

e) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yag akan datang.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik),

yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk faktor-

faktor ini antara lain yaitu :

1) Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat

2) Faktor non sosial, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan

dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar,

keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-

faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar

peserta didik di sekolah.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to

learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

(Muhibin Syah, 2008: 139).

Dan untuk lebih memudahkan dalam memahami hubungan antara proses dan

prestasi belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, berikut ini penulis

sajikan skema hubungan tersebut:

13

Page 14: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Gambar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Prestasi Belajar

Contextual teaching and learning (CTL)

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak

akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam

kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak

memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

Pendekatan kontektual(Contextual teaching and learning /CTL) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses

pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan

mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Strategi

pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil

Dalam kelas kontektual, tugas guru membantu peserta didik mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

14

Faktor-Faktor Internal:1. Kondisi Fisiologis * sehat * tidak sehat2. Kondisi psikologis * Intelegensi * Minat * Perhatian * Motivasi * Bakat

Faktor-Faktor Eksternal:Kondisi lingkungan sosial

* Ling. Keluarga * Ling. sekolah* Ling. masyarakat

Kondisi lingkungan non sosial* Rumah/tmp. Tinggal * Gdg. sekolah* Alat & sumber belajar* Iklim/cuaca * Waktu belajar

Faktor-Faktor Pendekatan Belajar:

1. Strategi Belajar2. Metode belajar

PROSES DAN PRESTASI BELAJAR

Page 15: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik).

Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata

guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecendrungan pemikiran tentang

belajar sebagai berikut.

1. Proses belajar

Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Peserta didik harus

mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri

Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola

bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru

Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu

terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang

sesuatu persoalan

Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau

proposisi yang terpisak, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat

diterapkan.

Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi

baru.

Peserta didik perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi didrinya, dan bergelut dengan ide-ide

Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak

itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan

keterampilan sesorang.

2. Transfer Belajar

Peserta didik belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian

orang lain

Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang

terbatas (sedikit demi sedikit)

Penting bagi peserta didik tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana

ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu

3. Peserta didik sebagai Pembelajar

Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang

tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan

cepat hal-hal baru

15

Page 16: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu

yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting

Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang

baru dan yang sudah diketahui.

Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide

mereka sendiri, dan menyadarkan peserta didik untuk menerapkan strategi

mereka sendiri.

4. Pentingnya lingkungan Belajar

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada

peserta didik. Dari guru akting di depan kelas, peserta didik menonton ke

peserta didik akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.

Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara peserta didik

menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan

dibandingkan hasilnya

Umpan balik amat penting bagi peserta didik, yang berasal dari proses

penilaian yang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu

penting.

Pembelajaran kontekstual (Contextual teaching and learning) adalah konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,

yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan

( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan

penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Contextual teaching and learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan

yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna dalam materi akademik

yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subjek akademik

dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks

keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem

tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang

bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur

16

Page 17: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk

tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian

autentik. (Johnson, Elaine B, 2007)

Pendekatan kontekstual (Contextual teaching and learning /CTL) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep Contextual teaching and learning, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung

alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan

mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Strategi pembelajaran lebih

dipentingkan daripada hasil

Contextal Teaching and Learning merupakan suatu proses pendidikan yang

holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga

peserta didik memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat

diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks

lainnya.

Contextal Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan

mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik).

Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

Contextal Teaching and Learning dengan pendekatan jelajah pasar

dimaksudkan agar peserta didik dapat langsung mengamati transaksi-transaksi yang

terjadi di usaha-usaha dagang yang banyak terdapat di pasar tradisional, dengan

17

Page 18: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

demikian mengurangi gap antara teori yang terdapat dalam textbook dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

Tujuh Komponen CTL

1. Konstruktivisme

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru

berdasar pada pengetahuan awal

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan

menerima pengetahuan

2. Inquiry

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

Peserta didik belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

3. Questioning

Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan

berpikir peserta didik

Bagi peserta didik yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang

berbasis inquiry

4. Learning Community

Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar

Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri

Tukar pengalaman

Berbagi ide

5. Modelling

Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar

Mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik mengerjakannya

6. Reflection

Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari

Mencatat apa yang telah dipelajari

Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

7. Authentic Assesment

Mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik

18

Page 19: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Penilaian produk (kinerja)

Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

Karakteristik Pembelajaran CTL

Kerjasama

Saling menunjang

Menyenangkan, tidak membosankan

Belajar dengan bergairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Peserta didik aktif

Sharing dengan teman

Peserta didik kritis guru kreatif

Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, peta-peta,

gambar, artikel, humor dan lain-lain

Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya peserta didik,

laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap

tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya sehubungan dengan

topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media

untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran, dan authentic assessmentnya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi

tentang apa yang akan dikerjakannya bersama peserta didiknya.

Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program

pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi,

yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran

konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan

operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih

menekankan pada skenario pembelajarannya.

19

Page 20: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.

1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan

kegiatan peserta didik yang merupakan gabungan antara Standara

Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar

2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya

3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu

4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan peserta didik

5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa peserta didik

dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

Proses Experiential learning

Teori experiential learning menawarkan suatu pandangan yang berbeda secara

fundamental proses pembelajaran dari teori-teori pembelajaran behavioral yang

didasarkan pada epistemologi empiris atau teori-teori pembelajaran implisit yang

mendasari banyak metode pendidikan tradisional, metode-metode dimana sebagian

besar didasarkan pada epistemologi rasionali-idealis. Dari perspektif ini muncul

beberapa preskripsi yang sangat berbeda untuk penghantaran pendidikan,

hubungan-hubungan yang tepat di antara kegiatan pembelajaran, bekerja dan

banyak kegiatan hidup lainnya, serta penciptaan pengetahuan itu sendiri.

Perspektif pembelajaran ini disebut “experiential” dikarenakan dua alasan.

Yang pertama terkait jelas dengan asal intelektualnya dalam karya Dewey, Lewin

dan Piaget. Alasan kedua adalah untuk menekankan peran sentral yang dimainkan

pengalaman dalam proses pembelajaran. Ini membedakan teori experiential learning

dari teori-teori pembelajaran rasionalis dan kognitif lainnya yang cenderung

memberikan penekanan utama pada akuisisi, manipulasi dan mengingat banyak

simbol, dan dari teori-teori pembelajaran behavioral yang menyangkal peran apapun

kesadaran dan pengalaman subyektif dalam proses pembelajaran. Meskipun

demikian, harus ditekankan bahwa teori experiential learning sebagai sebuah

alternatif ketiga untuk teori pembelajaran behavioral dan kognitif, melalui teori

experiential learning sebuah perspektif integratif holistik tentang pembelajaran yang

menggabungkan pengalaman, persepsi, kognisi dan perilaku.

20

Page 21: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Tiga Model Proses Experiential learning

Model Lewin: Penelitian tindakan dan Metode latihan kerja

Dalam banyak teknik penelitian tindakan dan metode metode latihan kerja,

pembelajaran, perubahan dan pertumbuhan dilihat paling difasilitasi oleh suatu

proses terintegrasi yang dimulai dengan pengalaman sekarang diikuti dengan

pengumpulan data dan pengamatan-pengamatan tentang pengalaman tersebut.

Data ini kemudian dianalisa dan kesimpulan-kesimpulan analisa ini diumpankan

balik kepada para pelaku dalam pengalaman tersebut untuk penggunaan modifikasi

perilaku mereka dan pilihan pengalaman-pengalaman baru. Dengan demikian,

belajar diterima sebagai sebuah siklus empat-tahap, Pengalaman konkret (nyata)

langsung merupakan dasar pengamatan dan refleksi. Pengamatan-pengamatan ini

diasimilasikan ke dalam sebuah “teori” dimana darinya implikasi-implikasi baru suatu

tindakan bisa dideduksi (ditarik kesimpulan). Implikasi atau hipotesa ini kemudian

bisa berfungsi sebagai pemimbing dalam bertindak menciptakan pengalaman-

pengalaman baru.

Dua aspek model pembelajaran ini khususnya patut diperhatikan. Pertama

adalah penekanannya pada pengalaman konkret sekarang untuk memvalidasi dan

menguji konsep-konsep abstrak. Pengalaman personal langsung dalam poin fokus

pembelajaran memberikan kehidupan, tekstur dan makna personal subyektif bagi

konsep-konsep abstrak tersebut dan pada waktu yang sama juga memberikan

sebuah poin referensi konkret yang dibagi secara umum untuk menguji banyak

implikasi dan validitas banyak ide yang dicipakan selama proses pembelajaran

tersebut. Ketika manusia berbagi suatu pengalaman, mereka bisa membaginya

secara penuh, secara konkret dan secara abstrak.

Kedua, penelitian tindakan dan metode latihan kerja didasarkan pada proses-

proses feedback. Lewin meminjam konsep feedback dari teknik elektrik untuk

mendeskripsikan proses pembelajaran sosial dan proses pemecahan masalah/soal

yang valid untuk menilai banyak deviasi (penyimpangan) dari tujuan-tujuan yang

diinginkan. Feedback informasi ini adalah dasar bagi sebuah proses berkelanjutan

tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan konsekuensi dari tindakan

tersebut. Lewin dan para pengikutnya percaya bahwa banyak inefektivitas individual

21

Page 22: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

dan organisasional bisa ditelusuri dari kurangnya proses feedback. Inefektivtias ini

menghasilkan ketidakseimbangan antara pengamatan dengan tindakan

Model Pembelajaran Dewey

Model pembelajaran Dewey sangat mirip dengan model Lewin, walaupun dia lebih

mengeksplisitkan sifat perkembangan pembelajaran yang dinyatakan secara implisit

dalam konsep Lewin tentang proses feedback dengan cara mendeskripsikan

bagaimana pembelajaran merubah bentuk banyak impuls, perasaan dan keinginan

akan pengalaman konkret menjadi tindakan purposeful tingkatan lebih tinggi dengan

maksud tertentu.

Pembentukan banyak tujuan adalah sebuah operasi-operasi intelektual

kompleks yang meliputi: (1) pengamatan terhadap kondisi sekitar; (2)

pengetahuan tentang apa yang sudah terjadi dalam situasi-situasi yang

serupa di masa lalu, sebuah pengetahuan yang diperoleh sebagian dari

mengingat kembali dan sebagian dari informasi, nasihat dan peringatan dari

orang yang memiliki pengetahuan lebih luas; dan (3) penilaian

(pertimbangan), yang menyatukan apa yang telah diamati dan apa yang telah

diingat untuk melihat apa yang mereka beritahukan. Sebuah tujuan berbeda

dari suatu impuls awal dan keinginan melalui penerjemahannya ke dalam

rencana dan metode tindakan berdasarkan perkiraran konsekuensi tindakan

pada kondisi yang diamati dalam suatu cara tertentu. Masalah krusial

pendidikan adalah pada penundaan tindakan segera berdasarkan keinginan

sampai pengamatan dan penilaian telah turut campur.

Perkiraan (ramalan) belaka, bahkan jika mengambil bentuk prediksi

akurat, tentu saja tidaklah cukup. Antisipasi intelektual, ide konsekuensi,

harus berpadu dengan keinginan dan impuls untuk mendapatkan daya gerak

maju. Maka ini kemudian memberikan arah kepada impuls yang buta,

walaupun keinginan memberikan daya dorong dan momentum bagi banyak

ide (Dewey, 1938).

Kami mencatat dalam deskripsinya tentang kemiripan pembelajaran ini dengan

model Lewin, dalam penekanannya pada pembelajaran sebagai sebuah proses

mengintegrasikan pengalaman dan banyak konsep, pengamatan dan tindakan.

Impuls pengalaman memberikan ide-ide daya gerak maju mereka, dan ide-ide

memberikan arah kepada impuls tersebut. Penundaan tindakan segera apapun akan

22

Page 23: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

sangat esensial bagi campur tangan pengamatan dan penilaian, dan tindakan

sangat esensial untuk tujuan pencapaian. Melalui integrasi proses-proses yang

berlawanan tetapi saling terkait secara simbiotis inilah sebuah tujuan yang matang

berkembang dari impuls buta.

Model Pembelajaran dan Perkembangan Kognitif Piaget

Bagi Piaget, banyak dimensi pengalaman dan konsep, refleksi dan tindakan

membentuk dasar keberlanjutan perkembangan cara bepikir orang dewasa.

Perkembangan dari masa kanak-kanak sampai dewasa bergerak dari sebuah

pandangan dunia fenomenal konkret menjadi pandangan konstruksionis abstrak,

dari sebuah pandangan egosentris aktif menjadi model pembelajaran internal

reflektif. Piaget juga mengemukakan bahwa ini telah menjadi arah-arah

perkembangan utama dalam pengetahuan ilmiah (Piaget, 1970). Proses

pembelajaran dimana perkembangan ini terjadi adalah sebuah siklus interaksi antara

individu dengan lingkungannya yang hampir sama dengan model-model

pembelajaran Dewey dan Lewin. Dalam istilah Piaget, kunci pembelajaran terletak

pada interaksi mutual proses dan akomodasi konsep atau skema-skema

pengalaman di dunia dan proses asimilasi banyak peristiwa dan pengalaman dari

dunia ke dalam banyak konsep dan skema yang sudah ada. Pembelajaran, atau

dalam istilah Piaget, adaptasi kecerdasan dihasilkan dari suatu ketegangan

seimbang antara dua proses tersebut. Ketika proses-proses akomodasi

mendominasi asimilasi, kita memiliki imitasi – pencetakan/pembentukan diri

seseorang ke dalam kontur atau pembatasan lingkungan. Ketika asimilasi lebih

mendomasi akomodasi, kita memiliki lakon – pembebanan konsep dan kesan-kesan

seseorang tanpa melihat banyak kenyataan lingkungan. Proses pertumbuhan

kognitif pada traksasi berkelanjutan antara asimilasi dengan akomodasi, terjadi

dalam tahap-tahap yang berurutan, masing-masing memasukkan apa yang telah

berlangsung sebagai sebuah fungsi kognitif baru tingkat lebih tinggi.

Hasil penelitian Piaget telah mengidentifikasi empat tahap pertumbuhan kognitif

yang muncul dari sejak lahir sampai sekitar usia 14-16. Dalam tahap pertama (0-2

tahun), anak sangat konkret dan aktif dalam gaya pembelajarannya. Tahap ini

disebut tahap sensoris-motoris. Pembelajaran sangat enaktif melalui merasakan,

menyentuh dan menangani. Representasi didasarkan pada tindakan – misalnya,

“lubang harus digali”. Mungkin pencapaian paling besar periode ini adalah evolusi

23

Page 24: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

perkembangan perilaku berbasis tujuan: “Periode sensoris-motoris memperlihatkan

suatu evolusi luar biasa dari kebiasaan tak disengaja menjadi kegiatan eksperimen

dan eksploratif yang sangat disengaja atau berbasis tujuan.” (Flavell,1963). Tetapi

anak kecil baru memiliki sedikit skema atau teori dimana dia bisa mengasimilasikan

banyak kejadian, dan sebagai hasilnya, cara berpendirian primernya terhadap dunia

(hidup) adalah akomodatif. Lingkungan memainkan sebuah peran utama dalam

membentuk ide dan intensinya. Pembelajaran terutama terjadi melalui asosiasi

antara stimulus dengan respon.

Dalam tahap kedua (2-6 tahun), anak memelihara orientasi konkretnya tetapi

mulai mengembangkan orientasi refleksi ketika dia mulai menginternalkan banyak

tindakan, merubah mereka menjadi banyak gambar/citra/kesan. Ini disebut tahap

representasional. Pembelajaran sekarang lebih bersifat ikonis, melalui manipulasi

banyak pengamatan dan kesan. Anak ini sekarang dibebaskan dari pencelupannya

dalam pengalaman langsung, dan sebagai hasilnya, bebas bermain/melakonkan dan

memanipulasi banyak citra/kesan dunia. Pada tahap ini, cara berpendirian primer

anak terhadap dunia bersifat divergen. Dia dipikat dengan kemampuannya

mengumpulkan banyak kesan dan memandang dunia dari banyak perspektif

berbeda. Mempertimbangkan deskripsi Bruner tentang anak pada tahap ini:

Apa yang nampak selanjutnya dalam perkembangan adalah suatu

pencapaian sangat besar. Banyak kesan (citra) mengembangkan status

otonomis, mereka menjadi perangkum tindakan. Pada usia tiga tahun, anak

telah menjadi contoh teladan kemampuan sensoris menimbulkan gangguan

(menarik perhatian). Dia merupakan korban hukum bersemangat, dan pola

tindakannya merupakan serangkaian pertemuan dengan semangat

(kegembiraan) ini dimana kemudian digantikan dengan warna yang secara

kromatis baik sekali, dimana pada gilirannya mengalah atau tunduk pada pola

tindakan gaduh (ribut) selanjutnya. Apa yang membangkitkan rasa ingin tahu

tentang periode ini adalah bahwa anak merupakan makhluk moment (waktu);

kesan tentang momen tersebut mencukupi dan dikontrol oleh satu ciri situasi.

(Bruner, 1966).

Dalam tahap ketiga (7-11 tahun), perkembangan intensif kekuatan abstrak-

simbolis dimulai. Tahap perkembangan simbolis pertama disebut Piaget tahap

operasi-operasi konkret. Pembelajaran pada tahap ini diatur oleh logika banyak

24

Page 25: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kelas dan hubungan. Anak dalam tahap ini lebih meningkatkan independensinya dari

dunia pengalaman langsung melalui perkembangan daya induktif:

Untuk menggunakan analogi sederhana, struktur operasi konkret adalah

lebih mirip tempat parkir dimana tempat parkir individual kadang-kadang terisi

dan kadang-kadang kosong; meskipun demkian, banyak ruang di antara

mereka bertahan lama, dan membuat si pemilik melihat di antara banyak

mobil yang benar-benar ada para penghuni potensial di masa mendatang

tempat yang kosong dan akan-kosong. (Flavell, 1963).

Dengan demikian, berkebalikan dengan anak dalam tahap sensoris-motoris

dimana gaya pembelajarannya didominasi oleh proses-proses akomodatif, anak

pada tahap operasi konkret adalah lebih asimilatif dalam gaya pembelajarannya. Dia

bergantung pada banyak konsep dan teori untuk memilih dan memberikan bentuk

pada pengalaman-pengalamannya.

Tahap terakhir perkembangan kognitif Piaget muncul dengan permulaan usia

remaja (12-15 tahun). Dalam tahap ini, para remaja bergerak dari proses-proses

simbolis berdasarkan operasi-operasi konkret menuju proses-proses simbolis logika

representasional, yaitu tahap operasi formal. Dia sekarang kembali pada suatu

orientasi yang lebih aktif, tetapi ini merupakan suatu orientasi aktif yang sekarang

dimodifikasi oleh pekembangan kekuatan reflektif dan abstrak yang mendahuluinya.

Kekuatan/dorongan simbolis yang dimilikinya sekarang memungkinannya untuk

terlibat dalam pemberian alasan hipotetis-deduktif. Dia mengembangkan implikasi-

implikasi yang mungkin atas teorinya dan melanjutkan untuk menguji secara

eksperimen apakah ini benar adanya. Dengan demikian, gaya pembelajaran

dasarnya adalah konvergen, berkebalikan dengan orientasi divergen anak pada

tahap representasional:

Kemudian, kita melihat bahwa pemikiran formal bagi Piaget bukanlah

tidak terlalu seperti ini atau perilaku khusus tersebut seperti orientasi yang

sama rata, kadang eksplisit dan kadang implisit, pada pemecahan masalah;

sebuah orientasi pada pengorganisasian data (analisa kombunatorial), pada

isolasi dan kontrol variabel, pada pembenaran dan bukti hipotetis dan pada

pembenaran dan pembuktian logis (Flavell, 1963).

Karakteristik Experiential learning

25

Page 26: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Terdapat persamaan sangat besar di antara model-model proses pembelajaran

yang sudah dibahas di atas. Bersama-sama, mereka membentuk sebuah perspektif

unik tentang pembelajaran dan perkembangan, sebuah perspektif yang bisa

dikarakterisasikan dengan preposisi-preposisi berikut ini, yang dimiliki oleh tiga

tradisi utama experiential learning.

Pembelajaran Diterima Paling Baik sebagai sebuah Proses, Bukan dalam

Bentuk Hasilnya

Penekanan pada proses pembelajaran berkebalikan dengan hasil-hasil behavioral

membedakan experiential learning dari pendekatan-pendekatan idealis pendidikan

tradisional dan dari teori-teori pembelajaran behavioral yang dibuat oleh Watson,

Hull, Skinner, dll. Teori experiential learning terletak pada dasar filosofis dan

epistemologis yang berbeda dari teori-teori pembelajaran behavioris dan pendekatan

pendidikan idealis. Banyak versi modern pendekatan-pendekatan terakhir ini

didasarkan pada filosofi empiris Locke, dll. Epistemologi ini didasarkan pada ide

bahwa terdapat elemen-elemen kesadaran yang selalu tetap sama. Bermacam

kombinasi dan asosiasi elemen-elemen konsisten ini membentuk pola-pola berpikir

yang beragam. Ini merupakan pernyataan terkenal tentang elemen-elemen pikiran

yang konstan dan tetap yang memiliki pengaruh mendalam pada pendekatan-

pendekatan yang berlaku pada pembelajaran dan pendidikan, menghasilkan suatu

kecenderungan untuk mendefinisikan pembelajaran dalam bentuk hasilnya, apakah

ini berupa pengetahuan dalam suatu gudang fakta yang diakumulasi atau

kebiasaan-kebiasaan yang mewakili respon-respon behavioral terhadap kondisi-

kondisi stimulus spesifik. Jika ide-ide ini dilihat sebagai hal yang tetap dan kekal,

maka nampak mungkin untuk mengukur berapa banyak yang telah dipelajari

seseorang berdasarkan jumlah ide-ide tetap yang telah diakumulasi oleh orang

tersebut.

Meskipun demikian, teori experiential learning terus berjalan dari serangkaian

asumsi yang berbeda. Ide bukanlah elemen pemikiran yang tetap (tak bisa diubah)

dan kekal tetapi dibentuk dan dibentuk ulang melalui pengalaman. Dalam ketiga

model pembelajaran yang baru saja dibahas, pembelajaran dideskripsikan sebagai

sebuah proses dimana banyak konsep diperoleh dan dimodifikasi terus-menerus

dari pengalaman. Tidak ada dua pemikiran yang pernah sama, karena pengalaman

selalu turut campur. Piaget (1970), misalnya, mempertimbangkan penciptaan

26

Page 27: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

pengetahuan baru sebagai masalah sentral epistemologi genetik, semenjak setiap

tindakan memahami (mengerti) adalah hasil suatu proses konstruksi dan invensi

berkelanjutan melalui banyak proses interaksi asimilasi dan akomodasi.

Pembelajaran adalah sebuah proses yang muncul dimana hasil-hasilnya hanya

mewakili catatan historis, bukan pengetahuan masa depan.

Ketika dipandang dari perspektif experiential learning, kecenderungan untuk

mendefinisikan pembelajaran dalam bentuk hasil bisa menjadi sebuah definisi bukan

pembelajaran, dalam proses tersebut merasakan bahwa kegagalan untuk

memodifikasi banyak ide dan kebiasaan yang dihasilkan pengalaman tidaklah

kondusif untuk diadaptasi. Contoh paling jelas ironi ini terletak dalam aksioma

behavioris bahwa kelebihan suatu kebiasaan bisa diukur berdasarkan penolakannya

terhadap kepunahan. Yaitu, makin banyak aku “mempelajari” suatu kebiasaan,

makin lama aku akan menolak berperilaku dalam cara tersebut ketika tidak lagi

dihargai. Hampir sama, terdapat orang-orang yang merasa bahwa banyak orientasi

yang menerima pembelajaran dalam bentuk hasil adalah berkebalikan dengan

proses adaptasi yang memiliki pengaruh negatif pada sistem pendidikan. Jerome

Bruner, dalam bukunya yang sangat berpengaruh, Toward a Theory of Instruction,

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendorongkan

pembelajaran dan keterampilan dalam proses mendapatkan pengetahuan, bukan

untuk menghafal isi pengetahuan: “Belajar adalah sebuah proses, bukan sebuah

produk/hasil.” Paulo Freire menyebut orientasi yang bisa menerima pendidikan

sebagai pemindahan muatan tetap konsep “perbankan” pendidikan:

Dengan demikian, pendidikan menjadi suatu tindakan menabung

(menyimpan), dimana di dalamnya para siswa merupakan tempat

penyimpanan dan pengajar adalah penyetor (penabung/penyimpan). Sebagai

ganti komunikasi, pengajar mengeluarkan pernyataan resmi dan membuat

depositor-deposito yang diterima, dihafal dan diulangi siswa dengan sabar. Ini

merupakan konsep “perbankan” pendidikan, dimana jangkauan tindakan

memungkinkan siswa meluas hanya sejauh menerima, mengisi dan

menyimpan deposito. Mereka benar-benar memiliki kesempatan menjadi

kolektor dan pembuat katalog hal-hal yang mereka simpan. Tetapi dalam

analisa terakhir, adalah manusia sendiri yang disimpan melalui kurangnya

kreativitas, transformasi dan pengetahuan dalam sistemnya yang salah jalan.

Karena terpisah dari pembelajaran, terpisah dari praktek tetapnya, manusia

27

Page 28: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

tidak bisa benar-benar menjadi manusia seutuhnya. Pengetahuan muncul

hanya melalui invensi dan reinvensi, melalui pembelajaran tanpa lelah, tidak

sabar, berkelanjutan dan penuh harapan manusia meneruskan perjalanan di

dunia, dengan dunia dan dengan manusia lainnya (Freire, 1974,).

Pembelajaran sebagai Proses Berkelanjutan yang Didasarkan pada

Pengalaman

Pengetahuan secara berkelanjutan diperoleh dan diuji dari dan dalam pengalaman si

pembelajar. William James (1980), dalam penelitiannya tentang sifat kesadaran

manusia, dikejutkan oleh fakta bahwa kesadaran juga bersifat berkelanjutan. Dia

bertanya, bagaimana bisa saya bangun di pagi hari dengan kesadaran, pikiran,

perasaan, ingatan dan pengertian yang sama tentang siapa saya ketika saya pergi

tidur malam sebelumnya? Hampir sama dengan Dewey, kontinuitas pengalaman

merupakan kebenaran paling kuat tentang eksitensi (keberadaan) manusia, yang

merupakan hal sentral dalam teori pembelajaran:

Prinsip kontinuitas pengalaman berarti bahwa setiap pengalaman

mengambil sesuatu dari pengalaman sebelumnya dan memodifikasi dalam

beberapa cara kualitas pengalaman sesudahnya Karena seseorang

mengalami satu situasi ke situasi lainnya, maka dunianya dan lingkungannya

meluas atau menyempit. Dia tidak menemukan dirinya hidup di dunia lain

tetapi di suatu bagian atau aspek berbeda di satu dunia dan dunia yang

sama. Apa yang telah dipelajarinya dalam cara pengetahuan dan

keterampilan dalam satu situasi menjadi instrumen pemahaman dan

berhadapan secara efektif dengan banyak situasi lain yang mengikuti

selanjutnya. Proses tersebut berlangsung selama hidup dan pembelajaran

terus berlanjut. (Dewey, 1938).

Walaupun kita semua sadar akan kontinuitas dalam kesadaran dan

pengalaman yang ditunjuk oleh James dan Dewey, dan mengambil kenyamanan

dari sifat bisa diprediksi dan jaminan yang diberikannya, terdapat suatu saat dalam

penumbra (bayangan gerhana) dimana kesadaran merupakan suatu elemen

keraguan dan ketidakpastian. Bagaimana saya berdamai dengan perasaan saya

sendiri tentang kontinuitas dan prediktabilitas dengan apa yang nampak sering

sebagai dunia yang kacau balau (semrawut) dan tak bisa diprediksi di sekitar saya?

Saya menjalani hari-hari saya dengan banyak tugas dan pertemuan (rapat) dengan

28

Page 29: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kesadaran wajar tentang apa persoalannya, atau tentang apa yang dikatakan atau

dipikirkan orang lain, dan banyak ide tentang tindakan-tindakan apa yang harus

diambil. Tetapi, saya kadang dibuat berdiri terbalik oleh keadaan-keadaan yang tak

bisa diprediksi, miskomunikasi dan miskalkulasi (salah perhitungan) yang sangat

membuat menyesal. Ini ada dalam sifat saling mempengaruhi antara harapan

dengan pengalaman dimana pembelajaran tersebut terjadi. Dalam frase Hegel,

“Pengalaman apapun yang tidak melanggar harapan tidaklah layak disebut

pengalaman.” Dan bagaimanapun juga, banyak ganti rugi pelanggaran ini

menyebabkan struktur pengalaman saya diperbaiki secara ajaib, dan saya

menghadapi hari selanjutnya sedikit berubah tetapi masih sebagai orang yang sama.

Bahwa inilah proses pembelajaran mungkin bisa diilustrasikan lebih baik oleh

gaya/sikap bukan pembelajaran yang bisa dihasilkan dari sifat saling mempengaruhi

antara harapan dan pengalaman. Untuk berfokus lebih tajam pada kontinuitas dan

kepastian bahwa seseorang dibutakan oleh penumbra keraguan dan ketidakpastian

sama dengan membahayakan dogmatisme dan rigiditas, yaitu ketidakmampuan

belajar dari pengalaman-pengalaman baru. Atau sebaliknya, membuat kontinuitas

terus digoyang oleh perubahan pengalaman baru berarti harus dibuat lumpuh oleh

ketidakamanan (ketidakpastian), yaitu ketidakmampuan melakukan tindakan efektif.

Dari persepktif filosofi epistemologis ini, Pepper (1942) memperlihatkan bahwa dua

sikap ini – dogmatis dan sketisisme mutlak – merupakan landasan-landasan yang

tidak mencukupi bagi penciptaan sistem-sistem pengetahuan yang valid. Dia lebih

mengusulkan suatu sikap provisionalisme, atau apa yang disebutnya skeptisisime

parsial, yang bisa menjadi pembimbing pencarian informasi dan pembelajaran.

Fakta bahwa pembelajaran merupakan konsep berkelanjutan yang didasarkan

pada pengalaman memiliki implikasi-implikasi pendidikan yang penting. Dinyatakan

secara sederhana, ini menyatakan secara tidak langsung bahwa semua

pembelajaran adalah pembelajaran ulang. Bagaimana mudah dan menggodanya

dalam merancang suatu mata pelajaran untuk berpikir tentang pikiran peserta didik

yang sama kosongnya dengan satu lembar kertas dimana kita bisa menggoreskan

sketsa kita. Tetapi bukan ini masalahnya. Setiap orang masuk ke dalam setiap

situasi pembelajaran dengan ide-ide jelas tentang suatu topik. Kita semua adalah

psikolog, sejarawan dan ahli fisika atom. Ini hanyalah bahwa beberapa dari teori kita

adalah lebih sederhana (mentah) dan tidak benar daripada banyak teori lainnya.

Tetapi untuk berfokus hanya pada penyaringan dan validitas teori-teori ini akan

29

Page 30: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

kehilangan poinnya. Poin pentingnya adalah orang-orang yang kita ajar telah

memiliki keyakinan ini apapun kualitas mereka dan sampai sekarang mereka masih

menggunakan mereka kapanpun situasi meminta mereka menjadi ahli fisika atom,

sejarawan, atau siapapun.

Dengan demikian, pekerjaan seseorang sebagai seorang pendidik bukan

hanya untuk menanamkan ide-ide baru tetapi juga untuk membuang atau

memodifikasi ide-ide lama. Dalam banyak kasus, penolakan terhadap ide-ide baru

berasal dari konflik dengan keyakinan lama yang tidak konsisten dengan mereka.

Jika proses pendidikan dimulai dengan memperkenalkan kepercayaan dan teori

para peserta didik, meneliti dan menguji mereka dan kemudian mengintegrasikan

ide-ide baru dan lebih halus ke dalam sistem kepercayaan orang tersebut maka

proses pembelajarannya akan difasilitasi. Piaget telah mengidentifikasi dua

mekanisme dimana dengannya ide-ide baru diadopsi oleh seorang individu –

integrasi dan substitusi. Ide-ide yang berkembang melalui integrasi cenderung

menjadi bagian sangat stabil konsepsi seseorang. Di sisi lain, ketika muatan/isi

suatu konsep berubah dikarenakan substitusi, selalu terdapat kemungkinan kembali

tingkat konseptualisasi dan pemahaman lebih awal, atau pada sebuah teori

dualisme tentang dunia dimana teori-teori yang menyertai dimana dipelajari melalui

substitusi tidaklah sesuai dengan teori-teori yang berlaku (digunakan) yang lebih

terintregrasi dengan pandangan konseptual dan atitudinal (terkait dengan opini atau

perasaan personal) seseorang tentang dunia ini.

Akuntansi

Secara Definisi, Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, penggolongan,

penyortiran,pengikhtisaran dan penyajian transaksi keuangan (informasi ekonomi),

sehingga dapat dilakukan penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai

informasi tersebut. (Zahir-2009)

Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk

menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.

Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan

tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi

perusahaan), pemerintah (Akuntansi pemerintah), ataupun organisasi masyarakat

lainnya (Akuntansi publik)-(Diknas-2008)

30

Page 31: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Setelah mempelajari akuntansi, peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan

bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran

transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Pembelajaran akuntansi ini juga diharapkan dapat membekali peserta didik

dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu

menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yang benar, baik

untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun

ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan peserta didik.

Akuntansi perusahaan dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli

barang dagangan dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengadakan perubahan

bentuk atau memprosesnya terlebih dahulu. Dengan demikian, karakteristik

perusahaan dagang yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa adalah yang berkaitan

dengan kegiatan pembelian dan penjualan barang dagangan itu sendiri sehingga

semua akun yang terdapat pada perusahaan jasa akan terpakai dalam perusahaan

dagang ditambah dengan akun-akun baru yang berhubungan dengan pembelian,

penjualan dan persediaan barang dagangan.

Secara umum dapat disimpulkan karakteristik kegiatan usaha perusahaan

dagang meliputi kegiatan pembelian, pembayaran, penjualan, dan penerimaan uang.

Selain kegiatan-kegiatan tersebut masih ada kegiatan-kegiatan lain yang

frekuensinya relatif jarang misalnya kegiatan intern perusahaan.

Dari pengertian di atas, maka penghasilan atau pendapatan utama dari

perusahaan dagang adalah selisih antara harga penjualan barang dengan harga

pembelian atau dengan kata lain laba atau rugi pada perusahaan sama dengan

penjualan dikurangi harga pokok.

A. Akun Khusus Perusahaan Dagang

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa transaksi yang terjadi pada

perusahaan jasa juga dapat terjadi dalam perusahaan dagang dan ditambah dengan

transaksi yang berkaitan dengan karakteristik dari perusahaan dagang seperti

pembelian barang dagangan dan persediaan barang dagangan.

31

Page 32: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Gambar: Kegiatan Perusahaan Dagang

1. Akun Khusus dan Jenis Transaksi Perusahaan Dagang

a. Pembelian

Transaksi pembelian dalam perusahaan dagang yang paling spesifik

adalah pembelian barang dagangan. Selain itu, pembelian juga meliputi

pembelian peralatan, perlengkapan, dan jasa lainnya dalam rangka kegiatan

usaha. Pembelian ini bisa dilakukan secara tunai dan kredit. Khusus untuk

pembelian barang dagangan, jumlah harga barang yang terutang atau yang

harus dibayar akan dicatat pada akun pembelian, sedangkan untuk pembelian

peralatan dan perlengkapan akan dicatat pada akun peralatan dan

perlengkapan. Bukti pencatatan dari transaksi pembelian ini berupa faktur asli

atau kuitansi (bukti kas keluar).

Faktur asli yang diterima dari penjual merupakan bukti pencatatan

transaksi pembelian barang dagangan secara kredit. Jumlah harga barang yang

dibeli (harga neto faktur) akan dicatat kea kun pembelian (D), sekaligus

menambah akun utang usaha (K). Jika pembelian dilakukan secara tunai maka

akan dicatat dengan cara mendebit pembelian dan mengkredit kas.

32

Perusahaan Dagang

Pembelian

Penjualan

Barang Dagang Persediaan Barang Dagang (D)L/R

Pembelian (D)Beban Angkut Pembelian (D)Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (K)Potongan Pembelian (K)

Penjualan (K)Retur Penjualan dan Pengurangan Harga (D)Potongan Penjualan (D)Beban Angkut Penjualan (D)

Page 33: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

b. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

Oleh karena suatu

hal, ada kalanya pihak

pembeli merasa tidak puas

dengan kualitas barang yang

diterima dari penjual,

misalnya ada cacat mutu

atau rusak selama dalam

pengiriman. Dalam hal ini

pihak pembeli bisa

mengembalikan barang yang diterima kepada pihak penjual yang disebut retur

pembelian. Harga barang yang dikembalikan tersebut akan mengurangi jumlah

utangnya. Alternatif lain, pembeli tidak mengirim kembali barang yang diterima,

tetapi meminta pengurangan harga untuk barang yang cacat tersebut. Jumlah

yang diterima akan dicatat pada akun retur pembelian dan pengurangan harga

(atau cukup retur pembelian). Bukti pencatatan retur pembelian ini berupa nota

debit.

Apabila barang yang diterima dari penjual tidak sesuai dengan pesanan

atau cacat mutunya, maka pembeli bisa mengembalikan barang tersebut atau

meminta pengurangan harga. Untuk itu, pembelian akan mengirimkan nota debit

kepada pihak penjual. Berdasarkan nota debit ini akan dicatat ke akun retur

pembelian danpengurangan harga atau retur pembelian (K) sekaligus

mengurangi utang usaha (D).

c. Potongan Pembelian

Pada waktu terjadi transaksi pembelian barang dagangan, kedua belah

pihak akan terikat dengan syarat jual-beli tertentu. Seandainya pembelian

barang dagangan dilakukan secara kredit dengan tempo satu bulan, kemudian

karena sesuatu hal pembeli mempercepat pelunasannya atau pembayaran

33

Page 34: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

dilakukan masih dalam waktu yang ditentukan untuk memperoleh potongan,

maka jumlah yang harus dibayarkan adalah jumlah terutang dikurangi potongan

yang diterima. Potongan yang diterima ini disebut potongan tunai dan akan

dicatat pada akun potongan pembelian. Bukti pencatatan potongan pembelian

ini bisaanya berupa kuitansi pembayaran yang di dalamnya dijelaskan potongan

yang diteirma.

Perhatikan contoh transaksi pembelian barang dagangan dari UD

Sejahtera tanggal 5 Januari 2005 dengan syarat pembayaran 3/10, n/60. Hal ini

berarti jika pembeli membayar lebih cepat atau masih dalam jangka waktu

potongan, yaitu 10 hari setelah tanggal transaksi (Sampai dengan tanggal 15

Januari 2005), pembeli akan mendapat potongan pembelian sebesar 3%,

sedangkan jatuh tempo kredit adalah tanggal 5 Maret 2005 (60 hari setelah

tanggal transaksi).

d. Beban Angkut Pembelian

Untuk memperoleh barang dagangan, seringkali pihak pembeli

mengeluarkan biaya untuk pengiriman barang tersebut. Hal ini terjadi bila syarat

jual-beli menyebutkan bahwa ongkos kirim barang menjadi tanggungan pembeli.

Dengan demikian, harga perolehan barang dagangan tersebut meliputi harga

pembelian ditambah dengan ongkos angkutnya. Semua pengeluaran untuk

mengangkut pembelian barang dagangan ini akan dicatat pada akun beban

angkut pembelian. Bukti pencatatannya bisa berupa faktur atau kuitansi.

Transaksi jual-beli dengan syarat franko gudang pembeli mensyaratkan

semua biaya pengiriman barang dagangan sejak dari gudang penjual sampai di

gudang pembeli menjadi tanggungan pihak pembeli, sekaligus pengakuan

kepemilikan dan pencatatan akuntansinya dilakukan sejak barang masih berada

di gudang penjual.

Bisa juga syarat penyerahan menyebutkan franko gudang penjual, tetapi

pengiriman dilakukan oleh pihak penjual sehingga harga neto faktur terdiri atas

harga barang ditambah biaya pengiriman. Jumlah tersebut yang nantinya akan

menjadi utang bagi pembeli.

e. Penjualan

Pada saat perusahaan dagang menjual barang dagangannya maka

perusahaan akan menghasilkan pendapatan sejumlah harga barang yang

dibebankan kepada pembeli. Transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai

34

Page 35: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

atau kredit dengan diikuti syarat jual-beli yang mengikat kedua belah pihak. Hasil

pendapatan penjualan barang dagangan tersebut akan dicatat dalam akun

penjualan. Bukti pencatatan transaksi ini adalah faktur tembusan atau kuitansi

tembusan (bukti kas masuk). Faktur tembusan uang dipegang oleh penjual

merupakan bukti pencatatan atas penjualan barang dagangan secara kredit.

Jumlah harga barang yang dijual (harga neto faktur) merupakan penghasilan

dan akan dicatat pada akun penjualan (K) sekaligus menambah jumlah piutang

usaha (D).

f. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga

Pada saat menjual barang dagangan, pihak penjual juga terikat oleh

syarat jual-beli tertentu. Dengan demikian, kadangkala perusahaan harus

menerima kembali barang yang telah dijualnya. Hal ini terjadi bila barang yang

dijual tersebut tidak sesuai dengan permintaan pembeli atau karena sebab yang

lain. Tentu saja jumlah yang diterima kembali akan mengurangi tagihan dan

disebut retur penjualan.

Alternatif lain adalah barang yang tidak sesuai dengan permintaan

pembeli tersebut tidak perlu diretur, tetapi kepada pembeli diberikan

pengurangan harga. Baik retur penjualan maupun pengurangan harga akan

dicatat pada akun retur penjualan dan pengurangan harga (atau cukup retur

penjualan), dengan bukti pencatatan berupa nota kredit.

Apabila penjual menerima kembali barang yang telah dijualnya kepada

pembeli karena terdapat cacat mutu atau sebab yang lain, maka jumlah harga

barang yang diterima kembali tersebut akan mengurangi jumlah tagihan. Untuk

itu penjual akan mengirimkan nota kredit kepada pihak pembeli atas barang

yang diterimanya kembali. Pengembalian barang dagangan ini akan dicatat

pada kun retur penjualan dan pengurangan harga (D) dan piutang usaha (K).

g. Potongan Penjualan

Sebagai salah satu upaya untuk memotivasi pembeli agar segera

membayar atau mempercepat pelunasan harga barang yang diperjualbelikan,

ada kalanya pihak penjual memberikan potongan tunai atas pelunasan yang

dipercepat oleh pihak pembeli. Tentu saja potongan tunai ini akan mengurangi

jumlah tagihan yang diterima oleh penjual, sehingga jumlah yang diterima

adalah jumlah tagihan dikurangi dengan potongan yang diberikan. Potongan

yang diberikan ini akan dicatat ke akun potongan penjualan, dengan bukti

35

Page 36: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

pencatatannya berupa kuitansi tembusan atau bukti kas masuk yang di

dalamnya dijelaskan jumlah potongan yang diberikan.

Perhatikan contoh transaksi penjualan barang dagangan kepada Toko

Adil tanggal 6 Januari 2005 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Hal ini berarti

penjual akan memberi potongan tunai 2% apabila pembeli melunasi harga

barang paling lambat tanggal 16 Januari 2005, sedangkan jatuh tempo kredit

adalah tanggal 14 Februari 2005 (30 hari setelah tanggal transaksi).

h. Beban Angkut Penjualan

Pihak penjual seringkali harus

mengeluarkan biaya untuk pengiriman

barang yang diperjualbelikan sampai ke

tempat pembeli. Hal ini terjadi bila syarat jual

beli menetapkan bahwa ongkos kirim

menjadi tanggungan pihak penjual. Semua

pengeluaran yang menyangkut pengiriman barang terjual, oleh pihak penjual

akan dicatat pada akun beban angkut penjualan, bukti pencatatannya berupa

faktur atau kuitansi (bukti kas keluar).

Jika jual-beli dilakukan dengan syarat penyerahan franko gudang

pembeli, maka semua ongkos pengiriman barang menjadi tanggungan penjual.

Semua pengeluaran biaya untuk mengirim barang sampai ke gudang pembeli,

oleh penjual akan dicatat pada akun beban angkut penjualan (D).

i. Persediaan Badang Dagangan

Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali ada kalanya selama

periode tertentu belum belum seluruhnya terjual. Dengan kata lain, pada akhir

periode tertentu masih terdapat sisa barang dagangan. Sisa barang dagangan

yang belum terjual ini setelah dihitung nilainya akan dicatat pada akun

persediaan dagangan. Bukti pencatatan untuk persediaan barang dagangan ini

adalah bukti memorial. Dalam pencatatan persediaan terdapat dua cara.

1) Sistem Berkala/Periodik

Dalam sistem berkala/periodik, pendapatan dari penjualan dicatat pada

waktu penjualan dilakukan, tetapi pada saat penjualan tidak langsung dicatat

harga pokok barang yang terjual. Dengan demikian, jika terjadi mutasi/penjualan

barang dagang dicatat pada akun penjualan.

36

Page 37: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Penjualan secara tunai dicatat pada akun kas (D) dan akun penjualan (K),

sedangkan penjualan secara kredit dicatat pada akun piutang usaha (D) dan

penjualan (K).

2) Sistem Perpetual/Permanen

Dalam sistem perpetual/permanent, baik jumlah penjualan maupun harga

pokok penjualan dicatat setiap saat barang dijual. Sistem ini dapat

memperlihatkan besarnya persediaan barang yang ada. Setiap terjadi

mutasi/perubahan barang dagangan dicatat pada akun persediaan barang

dagang, sedangkan besarnya harga pokok dicatat pada akun harga pokok

penjualan. Jika terjadi penjualan barang dagang secara tunai, dicatat pada akun

kas (D), harga pokok penjualan (D), persediaan barang dagan (K), dan

penjualan (K).

Pada perusahaan dagang karena jenis usahanya akan terdapat

persediaan barang dagang. Jumlah persediaan ini sangat besar pengaruhnya

terhadap laba rugi perusahaan, karena nilai persegiaan secara langsung akan

berhubungan dengan harga pokok penjualan maupun harga pokok produksi

barang yang dihasilkan. Dimana harga pokok tersebut selama ini

perhitungannya sebagai berikut.

2. Syarat Pembayaran

Transaksi jual beli akan diikuti dengan sejumlah syarat yang mengikat

kedua belah pihak, khususnya apabila transaksi jual-beli dilakukan secara kredit.

Salah satu syarat tersebut adalah syarat pembayaran. Syarat ini erat

hubungannya dengan potongan tunai (lihat potongan pembelian dan potongan

penjualan) dan jangka waktu kredit atas barang yang diperjualbelikan. Dalam

praktik perdagangan besar, jual beli masih dapat dikategorikan secara tunai

meskipun pembayaran dilakukan beberapa waktu kemudian. Tidak ada

ketentuan umum mengenai batasan jangka waktu jual-beli tersebut masih

dikategorikan tunai, hal ini tergantung pada kesepakatan antara pihak penjual

dengan pembeli. Kebiasaan umum yang berlaku adalah bila jual-beli dilakukan

secara tunai, penjual akan memberikan potongan tunai kepada pembeli.

Syarat pembayaran harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari

setelah tanggal transaksi.

37

Page 38: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

a. n/30

n/30 artinya, pembeli harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari

setelah tanggal transaksi.

b. 2/10, n/30

2/10, n/30 artinya, potongan sebesar 2% akan diberikan apabila pembeli

melunasi harga barang paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi,

sedangkan jangka waktu kredit (n) yang diberikan adalah 30 hari.

c. EOM (End of Month)

EOM (End of Month) artinya, harga neto faktur harus dilunasi paling

lambat pada akhir bulan. Dalam hal ini pihak penjual tidak memberi

potongan tunai pada pembeli. Dari contoh di atas, bila syaratnya EOM

berarti pembeli harus melunasi harga neto faktur sebesar Rp.100.000,00

paling lambat tanggal 31 Januari 2005 tanpa mendapat potongan.

d. n/10, EOM

n/10, EOM artinya, harga neto faktur harus dilunasi paling lambat 10 hari

setelah akhir bulan tanpa mendapat potongan tunai.

Dari contoh di atas apabila syaratnya n/10, EOM pembeli harus

membayar sebesar harga faktur Rp.100.000,00 paling lambat tanggal 10

Februari 2005 tanpa mendapat potongan tunai.

3. Syarat Penyerahan Barang

Selain syarat pembayaran, dalam transaksi jual-beli juga sering

disebutkan adanya syarat penyerahan barang. Syarat penyerahan ini adalah

kesepakatan penjual dengan pembeli yang berhubungan dengan tempat barang

yang akan diserahterimakan setelah terjadi kecocokan mengenai harga. Dengan

kata lain, syarat penyerahan adalah perjanjian antara kedua belah pihak

mengenai siapa yang akan menanggung biaya pengiriman barang dari gudang

penjual sampai ke gudang pembeli.

Simpulan: Syarat penyerahan adalah perjanjian antara pihak penjual

dan pembeli mengenai siapa yang akan menanggung biaya

pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang

pembeli.

38

Page 39: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Beberapa syarat penyerahan yang lazim terjadi dalam jual-beli barang

adalah sebagai berikut:

a. Franko Gudang Penjual

Artinya, semua ongkos pengiriman barang menjadi tanggungan pihak

pembeli atau dengan kata lain barang diserahkan di gudang penjual.

Dalam hal ini, pencatatan transaksi dan pemindahan hak pemilihan atas

barang diakui sejak dari gudang penjual (atau sejak tanggal transasksi).

b. Franko Gudang Pembeli

Artinya, semua ongkos pengiriman barang menjadi tanggungan pihak

penjual atau dengan kata lain barang diserahkan di gudang pembeli.

Dalam hal ini, pencatatan transaksi dan pemindahan hak pemilikan atas

barang diakui setelah barang diterima di gudang pembeli.

c. CIF (Cost, Insurance, and Freight)

Artinya, pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang dan premi

asuransi kerugian atas barang tersebut.

d. CIFIC (Cost, Insurance, and Freight Inclusive Commission)

Artinya, sama dengan CIF ditambah dengan tanggungan biaya komisi.

e. Free and Board (FOB) Shipping Point

Artinya, ongkos angkut dari gudang penjual dan ongkos menaikkan

barang ke atas kapal menjadi tanggungan penjual, sedangkan sisanya

(ongkos kapal, ongkos menurunkan dari kapal, dan ongkos angkut dari

pelabuhan sampai di gudang pembeli) menjadi tanggungan pembeli.

f. Free on Board (FOB) Destination Point

Artinya, ongkos angkut dari gudang penjual, ongkos menaikkan barang ke

atas kapal, dan ongkos kapal menjadi tanggungan penjual, sedangkan

sisanya (ongkos menurunkan dari kapal dan ongkos angkut dari

pelabuhan sampai gudang pembeli) menjadi tanggungan pembeli.

B. Jurnal Khusus

1. Definisi Jurnal Khusus

Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dicatat dalam buku harian

atau jurnal. Dalam perusahaan kecil, transaksi yang terjadi, baik jumlah maupun

jenisnya relatif sedikit sehingga dalam pencatatannya masih memungkinkan

39

Page 40: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

digunakan satu macam buku harian, yaitu jurnal umum. Sebaliknya, untuk

perusahaan besar transaksi yang terjadi, baik jumlah maupun jenisnya sangat

banyak sehingga jika hanya digunakan satu macam jurnal menjadi tidak praktis

atau kurang efisien. Untuk perusahaan yang memiliki transaksi banyak dan

beraneka ragam, dalam pencatatannya perlu diadakan pengelompokkan atau

pemisahan, yaitu untuk transaksi yang sejenis dan sering terjadi, pencatatannya

dilakukan dalam satu macam jurnal, yaitu jurnal khusus. Penggunaan jurnal

khusus akan lebih menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Selain itu, juga

memungkinkan adanya pembagian pekerjaan atau pekerjaan pencatatan dapat

dilakukan oleh beberapa orang sehingga proses pencatatan akan lebih praktis

dan efisien.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan perbedaan antara jurnal

umum dengan jurnal khusus adalah sebagai berikut.

Jurnal Umum Jurnal Khusus

a. Digunakan untuk mencatat semua

jenis transaksi

b. Bentuk buku harian dengan dua

lajur

c. Penulisan antara akun dan waktu

membuat ayat jurnal dilakukan

setiap transaksi

d. Posting dilakukan untuk tiap-tiap

transaksi

e. Pekerjaan pencatatan dapat

dilakukan oleh semua orang

a. Digunakan untuk mencatat transaksi

yang sejenis dan sering terjadi

b. Bentuk buku harian dengan banyak

lajur

c. Penulisan nama akun pada waktu

membuat ayat jurnal tidak dilakukan

untuk setiap transaksi

d. Posting dilakukan secara kolektif dan

berkala

e. Pekerjaan pencatatan dapat

dilakukan oleh beberapa orang.

2. Jenis Jurnal Khusus

Transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang terdiri atas beberapa

jenis. Tiap-tiap transaksi yang sejenis dan yang sering terjadi, proses

pencatatannya dilakukan dalam jurnal khusus. Jurnal khusus yang diperlakukan

dan sering digunakan oleh perusahaan dagang adalah jurnal pembelian, jurnal

penjualan, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal penerimaan kas. Selain keempat

jurnal khusus tersebut, masih diperlukan jurnal umum yang digunakan untuk

40

Page 41: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus, seperti retur

pembelian, retur penjualan, dan penyusutan aktiva tetap.

a.Jurnal Pembelian

Kegiatan pembelian meliputi pembelian barang dagangan dan barang

lainnya, baik secara tunai maupun kredit. Untuk transaksi pembelian secara

kredit pencatatannya digunakan jurnal khusus, yaitu jurnal pembelian. Dengan

demikian, jurnal pembelian adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat

transaksi-transaksi pembelian secara kredit.

Pencatatan transaksi pembelian secara kredit dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1) Jika transaksi hanya terdiri atas pembelian barang dagangan,

pencatatan dapat dilakukan di jurnal pembelian dengan bentuk satu

lajur jumlah atau skontro dan jika terjadi pembelian barang lainnya

dicatat dalam jurnal umum.

2) Jika transaksi terdiri dari pembelian barang dagangan dan barang

lainnya, pencatatan dapat dilakukan di jurnal pembelian dengan bentuk

stafel.

b. Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk

mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas. Transaksi pengeluaran kas

yang sering terjadi dalam perusahaan dagang meliputi pembelian barang

dagangan secara tunai, pembayaran kewajiban dan pembayaran beban

usaha.

Untuk transaksi pengeluaran kas, dicatat di akun kas dan sebagai akun

tandingannya disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Misalnya, pembelian

barang dagangan dicatat pada akun pembelian (D) dank as (K), pembayaran

utang usaha dicatat pada akun utang usaha (D) dan akun kas (K), dan

pembayaran beban dicatat pada akun beban (D) dan akun kas (K).

Untuk memudahkan pencatatan transaksi pengeluaran kas, digunakan

jurnal pengeluaran kas dengan bentuk stafel. Setiap transaksi yang sering

terjadi dibuatkan satu kolom khusus, sedangkan untuk transaksi yang jarang

terjadi disediakan kolom serba-serbi.

c. Jurnal Penjualan

41

Page 42: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Kegiatan penjualan meliputi penjualan barang dagangan dan barang

lainnya, baik tunai maupun kredit. Untuk transaksi penjualan secara kredit,

dicatat dalam jurnal khusus, yaitu jurnal penjualan. Dengan demikian, jurnal

penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-

transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.

Pencatatan transaksi di jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

1) Jika transaksi hanya terdiri atas penjualan barang

dagangan, pencatatan dapat dilakukan dengan jurnal penjualan

berbentuk satu lajur jumlah atau skontro.

2) Jika transaksi terdiri atas penjualan barang dagangan dan barang

lainnya, pencatatan dapat dilakukan dengan jurnal penjualan bentuk

stafel.

d. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk

mencatat transaksi-transaksi penerimaan kas. Transaksi penerimaan kas

yang sering terjadi meliputi

penjualan barang dagangan

secara tunai, pembayaran piutang

oleh pelanggan, penerimaan bunga, dan

sebagainya. Misalnya, transaksi

penerimaan kas dicatat pada akun kas

dan sebagai akun padanannya

disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Transaksi penjualan tunai dicatat

pada akun kas (D) dan penjualan (K), transaksi penerimaan piutang usaha

dicatat pada akun kas (D) dan piutang usaha (K), dan transaksi penerimaan

barang dicatat pada akun kas (D) dan pendapatan bunga (K).

e. Jurnal Umum

Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-

transaksi yang tidak bisa dicatat dalam jurnal khusus. Transaksi yang dicatat

ke dalam jurnal umum biasanya retur pembelian, retur penjualan,

pengambilan barang dagangan untuk keperluan keluarga, dan transaksi-

transaksi intern.

C. Buku Besar

42

Page 43: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Jurnal khusus kemudian diposting ke buku besar secara berkala.

Informasi yang disajikan berupa posisi aktiva dan utang pada akhir periode. Oleh

karena itu, untuk memposting jurnal khusu diperlukan buku besar umum dan

buku pembantu.

Buku besar merupanan kumpulan akun yang saling berkaitan dan

menjadi satu kesatuan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

satu persahaan. Adapun buku besar pembantu adalah akun buku besar yang

dibuat untuk mencatat perincian yang ada dalam buku besar umum yang

bersangkutan.

Buku besar pembantu, diantaranya buku besar pembantu utang, dan buku

besar pembantu piutang dagang.

D. Neraca Saldo

Setelah jurnal di posting ke buku besar, kemudian disusun neraca saldo

yang berisi saldo akun-akun yang ada dalam buku besar. Neraca saldo ini juga

sebagai alat untuk menguji kebenaran proses pecatatan transaksi ke dalam

jurnal dan ke buku besar

Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan Strategi Pembelajaran

Contextual teaching and learning

Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara

sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini

menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk

mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua,

perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian,

seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia

menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia

menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, keterampilannya meningkat,

sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari bukanlah belajar.

Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai

perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah

laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa belajar pada

hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar dalam tulisan

43

Page 44: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

ini yang dimaksud adalah pengetahuan (Hudojo, 1990:2). Perolehan hasil belajar

dapat dilihat, diukur, atau dirasakan oleh seseorang yang belajar atau orang lain,

tetapi tidak demikian halnya dengan proses belajar bagi seseorang yang sedang

belajar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah terjadinya proses belajar

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan?

Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar

sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam diri seseorang.

Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang dilakukannya

selama belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli psikologi cenderung untuk

menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip

prinsip belajar. Misalnya Piaget (sebagai “bapak” psikologi kognitif), memandang

bahwa pengetahuan terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Maksudnya,

apabila pada seseorang diberikan suatu informasi (persepsi, konsep, dsb), dan

informasi itu sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka

informasi itu langsung berintegrasi (berasimilasi) dengan struktur kognitif yang sudah

ada dan diperoleh pengetahuan baru. Sebaliknya, apabila informasi itu belum cocok

dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka struktur kognitif

yang sudah ada direstrukturisasi sehingga terjadi penyesuaian (akomodasi) dan

baru kemudian diperoleh pengetahuan baru.

Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka

dilakukan inovasi dalam model pembelajaran akuntansi dengan menggunakan dua

pendekatan yaitu contextual teaching and learning jelajah pasar dan media

permainan monopoli.

Metode Jelajah Pasar

Dua aspek model pembelajaran yang patut diperhatikan adalah Pertama

adalah penekanannya pada pengalaman konkret sekarang untuk mendukung dan

menguji konsep-konsep abstrak. Pengalaman personal langsung dalam poin fokus

pembelajaran memberikan kehidupan, tekstur dan makna personal subyektif bagi

konsep-konsep abstrak tersebut dan pada waktu yang sama juga memberikan

sebuah poin referensi konkret yang dibagi secara umum untuk menguji banyak

implikasi dan validitas ide yang dicipakan selama proses pembelajaran tersebut.

Ketika manusia berbagi suatu pengalaman, mereka bisa membaginya secara penuh,

secara konkret dan secara abstrak.

44

Page 45: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Kedua, penelitian tindakan dan metode latihan kerja didasarkan pada proses-

proses feedback. Konsep feedback yaitu dengan mendeskripsikan proses

pembelajaran sosial dan proses pemecahan masalah/soal yang menghasilkan

banyaknya penyimpangan dari tujuan-tujuan yang diinginkan. Feedback informasi ini

adalah dasar bagi sebuah proses berkelanjutan tindakan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan dan konsekuensi tindakan tersebut. Banyak inefektivitas individual

dan organisasional bisa ditelusuri dari kurangnya proses feedback. Inefektivtias ini

menghasilkan ketidakseimbangan antara pengamatan dengan tindakan.

Kedua aspek tersebut harus terintegrasi sehingga meminimalkan

penyimpangan dari tujuan pembelajaran semula.

Pembelajaran dengan contextual teaching and learning jelajah pasar ini

dilakukan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami transaksi

perdagangan yang ada di pasar. Dalam metode jelajah pasar, peserta didik

melakukan pengamatan dan wawancara dengan para pedagang di pasar tradisional,

mereka bertugas untuk mencatat semua transaksi yang terjadi antara pedagang

dengan konsumen langsung dan pedagang dengan supplier. Mereka juga

mengamati apa yang terjadi dengan transaksi tunai dan transaksi kredit, perhitungan

potongan pembelian, retur pembelian, juga perhitungan potongan penjualan dan

retur penjualan juga jatuh tempo pembayaran transaksi kredit. Hasil pengamatan

tersebut nantinya dipresentasikan didepan kelas.

Metode jelajah pasar sengaja diciptakan dalam rangka mengintegrasi

pengalaman konkret atau nyata untuk mendukung konsep-konsep abstrak yang

diterima peserta didik di dalam kelas. Feedback dilakukan untuk melihat efektivitas

metode tersebut dengan memberi kesempatan pada peserta didik menyampaikan

pengalamannya selama melakukan observasi di pasar tradisional.

Peserta didik sedang melakukan pengamatan dan wawancara dengan pedagang di pasar Jetis Salatiga (atas)

45

Page 46: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Hasil pengamatan dipresentasikan di dalam kelas (bawah)

Pada presentasi tersebut, peserta didik mengetahui macam-macam transaksi

yang terjadi pada usaha dagang, seperti transaksi pembelian, penjualan, retur

pembelian, retur penjualan, piutang, hutang dan lain sebagainya. Yang menarik

adalah, mereka juga mendiskusikan mengenai filosofi para pedagang di pasar

tersebut, perjalanan hidupnya, jatuh bangunnya, hingga sukses menjadi pedagang,

dapat membeli rumah dan menyekolahkan anak-anak mereka hingga sarjana.

Bahwa tidak boleh putus asa, pantang menyerah, harus teliti dalam membeli produk

dari supplier, memperjelas perjanjian dagang antar penjual dengan supplier,

Dari presentasi dan diskusi yang dilakukan tersebut, peserta didik terlibat

langsung dalam observasi merasa senang dan termotivasi, disamping integrasi

pembelajaran abstrak dan nyata yang mereka temukan, mereka mempelajari

pengalaman hidup, proses suatu usaha dagang dari modal kecil, hingga menjadi

besar.

Integrasi ini ternyata menginspirasi peserta didik untuk tidak mudah putus asa

dan kuat dalam menjalani kehidupan. Seorang peserta didik bahkan bersemangat

menceritakan kisah seorang ibu yang memiliki usaha dagang cukup besar di pasar

tersebut. Peserta didik ini bahkan ikut memberi semangat teman-temannya agar

tidak mudah putus asa dan kelak dapat menjadi manusia yang mandiri tidak terus

bergantung dengan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Pengangguran dan

tingkat kemiskinan di Indonesia belum mengalami penurunan yang berarti, sehingga

dibutuhkan anak muda-anak muda yang kreatif, berani dan tidak mudah putus asa

untuk dapat bertahan dalam persaingan hidup yang tidak mudah ini.

46

Page 47: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Gambar peserta didik mewawancari pemilik kiosSeorang ibu pemilik kios, sambil menata dagangannya dengan senang hati menceritakan

kisah hidupnya yang penuh tantangan dan sukses pada akhirnya

Seorang peserta didik yang lain bahkan mulai merancang untuk membuat

usaha dagang yang menguntungkan dan dapat menolong orang lain, karena mereka

memiliki prinsip, tujuan menjadi kaya adalah agar dapat bersodaqoh lebih banyak

lagi.

Integrasi ini tidak hanya memenuhi tujuan pembelajaran akuntansi agar dapat

memahami macam-macam transaksi usaha dagang, namun juga menginspirasi dan

memotivasi peserta didik bahwa ada kehidupan yang lebih keras dan berat di luar

sana, semua orang pasti mengalaminya, namun yang berbeda adalah bagaimana

kita menyikapinya, bagaimana kita menghadapinya. Para pedagang di pasar

tersebut buktinya. Mereka berdagang dari usaha kecil menempel di kios orang,

hingga dapat membeli kios sendiri dan menguliahkan anak-anaknya hingga selesai.

Media Accounting game

Media Accounting game ini sama seperti media permainan monopoli yang

sengaja dibuat untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pencatatan

transaksi akuntansi secara langsung, seperti misalnya, apa yang terjadi dengan

uang kas mereka jika mereka membeli barang atau rumah, bagaimana dengan jika

mereka menerima sewa tanah, atau menerima uang dari penjualan rumah mereka,

membayar pajak, memperoleh asuransi, memperoleh pinjaman bank dan masih

banyak lagi, transaksi-transaki yang terbentuk dari permainan monopoli ini yang

selanjutnya penulis beri nama accounting game. Dengan media ini peserta didik

tidak hanya melakukan pengamatan namun juga terlibat langsung dalam transaksi

47

Page 48: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

jual beli, disamping itu peserta didik juga belajar untuk mengatur keuangan,

sehingga perdagangan yang mereka lakukan dapat menguntungkan.

Gambar Media Accounting game

Media Accounting game yang digunakan adalah Media yang dibuat oleh

penulis dan pernah memperoleh penghargaan sebagai finalis (5 besar) pada Lomba

Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh LIPI

pada tahun 2009.

Permainan dengan media Accounting game ini memerlukan kecerdasan,

ketegasan, dan ketangkasan para pemain dalam mengadakan transaksi kombinasi

antara menyewakan, menjual dan membeli harta kekayaan hingga akhirnya salah

seorang menjadi orang kaya mutlak

Permainan ini dimulai di kotak START dan berjalan seterusnya sesuai dengan

angka-angka yang tertunjuk di kartu dadu. Pemain yang berhenti di atas sebuah

tanah bangunan yang belum dimiliki oleh lain pemain, berhak membelinya dari bank

dengan harga yang telah ditentukan di papan permainan. Kalau pemain tersebut tak

berhasrat membeli tanah bangunan tadi, maka bank berhak menjualnya kepada

penawar yang tertinggi. Tujuan utama memiliki tanah bangunan sebanyak mungkin

ialah memungut sewa dari pemain yang berhenti di atas tanah milik tersebut. Uang

sewa dapat dipungut lebih banyak lagi kalau di tanah-tanah bangunan didirikan

rumah-rumah atau hotel. Hanya kalau sudah memiliki 1 (satu) kompleks tanah

bangunan (lihat huruf abjad (alphabet) yang bersamaan), pemain diijinkan

membangun rumah-rumah atau hotel. Kotak-kotak DANA UMUM & KESEMPATAN

48

Page 49: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Gambar suasana di dalam kelasAsyik bermain hingga tidak menyadari bel sudah berbunyi

memberi ketika kepada pemain mengambil kartu yang telah tersedia dan harus taat

pada keterangan di dalam kartu.

Board accounting game yang sudah dipersiapkan oleh guru, dibuat dengan

versi yang sedikit berbeda, seperti misalnya uang yang digunakan diberi variasi dan

gambar grup band kesukaan anak muda saat ini yaitu Avanged Sevenfold, demikian

pula dengan gambar-gambar di board dan pada kartu kesempatan dan dana umum.

Semuanya dibuat semenarik mungkin sehingga peserta didik merasa nyaman dan

senang belajar akuntansi.

Jika dalam

jelajah pasar peserta

didik, hanya

melakukan

pengamatan,

wawancara,

presentasi dan diskusi,

dalam permainan ini

peserta didik terlibat

langsung dalam

transaksi

perdagangan, mereka

juga dituntut untuk

mengatur keuangan, agar uang mereka dapat berkembang.

Sebagian besar kesulitan anak-anak dalam pembelajaran akuntansi, adalah

mereka kurang merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu diperlukan media yang pas guna menjembatani pembelajaran akuntansi

khususnya perusahaan dagang dengan kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran

yang digunakan adalah media accounting game. Peserta didik yang dilibatkan dalam

permainan akuntansi ini diharapkan lebih mudah dalam mempelajari transaksi-

transaksi akuntansi perusahaan dagang, sehingga dapat dengan mudah menyusun

suatu siklus akuntansi perusahaan dagang. Hasil pembelajaran untuk kegiatan ini

adalah menulis semua transaksi yang mereka lakukan dalam satu kali permainan.

Rencana berikutnya mereka menyusun transaksi tersebut dalam bentuk jurnal

umum, jurnal khusus, buku besar, kertas kerja, laporan perubahan modal, laporan

laba rugi dan neraca.

49

Page 50: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Saat permainan berlangsung di dalam kelas, peserta didik dibagi menjadi 7

kelompok, masing-masing kelompok lima orang, 4 orang bermain sebagai pemain,

dan 1 orang bertugas menjadi bankir. Pada gambar juga terlihat setiap pemain

membuat catatan transaksinya dalam pada selembar kertas.

Permainan ini persis sama dengan permainan monopoli, namun papan

permainan dan seluruh alat-alat dibuat disesuaikan dengan permainan akuntansi.

Hasil pembelajaran adalah catatan transaksi dan komentar peserta didik atas

permainan tersebut, pada umumnya mereka menyukai cara belajar akuntansi

perusahaan dagang, dengan media accounting game ini. Hal ini juga ditunjukkan

dengan antusiasme mereka saat waktu belajar habis, mereka masih belum ingin

berhenti bermain.

Ketika dilakukan evaluasi, setiap peserta didik diminta untuk membuat

transaksi atas perdagangan yang mereka lakukan dan hasilnya mereka memahami

cara mencatat transaksi pada setiap perdagangan yang mereka lakukan.

Penggunaan media pembelajaran accounting game ini berhasil memotivasi

dan meningkatkan minat peserta didik untuk belajar akuntansi, hal ini ditunjukkan

dengan antusiasme mereka dalam bermain, suasana gaduh dan riuh karena

serunya permainan, juga pemahaman mereka untuk menggunakan strategi dalam

berinvestasi juga mewarnai permainan ini.

Metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat

peserta didik secara tidak sadar menemukan sendiri konsep dari materi ajar sesuai

tujuan pembelajaran yang ditetapkan memang tidak mudah. Namun dengan

penelitian tindakan kelas, dan analisis yang berkelanjutan akan lebih mempermudah

guru dalam melakukan inovasi terhadap metode pembelajaran di kelas.

Seorang guru hendaknya memiliki kreatifitas dan sensitivitas yang tinggi

dalam mengajar. Sehingga ia dapat menemukan metode pembelajaran yang tepat

bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik dan kondisi kelas, yang terpenting adalah tidak memaksa peserta didik,

membuat suasana kelas enjoyable dan nyaman, sehingga mereka dapat menyerap

informasi dan semua kejadian pada tindakan yang dilakukan guru dengan baik.

50

Page 51: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta:

Depdikbud.

Abu Muhammad Ibnu Abdullah. 2008. Prestasi Belajar, (Online) (http://spesialis-

torch.com, diakses 10 Februari 2010).

Adi Satrio. 2005. Kamus Ilmiyah Populer. Visi7.

Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di

Sekolah. Bandung: Maestro.

A.M, Sardiman. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Asnawi, Yahya. 2010. Kajian Teoritis Prestasi Belajar. Website: www.areefah.tk ,

diakses 10 Februari 2010)

Darsono,Max, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press

http://ditptksd.go.id. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Anak, (Online) (http://ditptksd.go.id, diakses 10 Februari 2010)

Gold, Steven. 2004. E Experiental Learning, Rochester Institute of Technology

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Akuntansi. Malang: IKIP

Malang

Johnson, Elaine B. Contextual teaching and learning: menjadikan kegiatan

belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna. Mizan Learning Center

2007

Loekmono, Lobby. 1994.Belajar Bagaimana Belajar. Salatiga: PT BPK Gunung

Mulia

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nasution, 1994. Asas-asas Kurkulum. Jakarta: Rineka Cipta

Noehi Nasution. Et.all. 1998. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta:

direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan

Universitas Terbuka.

Nur, M. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

51

Page 52: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

Nur, M. 2001. Pemotivasian Peserta didik Untuk Belajar. Buku ajar mahapeserta

didik: Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Rosiqoh, Anis. 2009. Model pembelajaran Akuntansi dengan Quantum Teaching.

Penelitian Tindakan Kelas. MAN Salatiga.

S. K. Grewal, N. Panteli. 2005. Experiental Learning and E Learning. University

of Bath, England

Syah, Muhibbin. 1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cetakan

keempat, Bandung Rosda

SJ, Drost. 2000, Reformasi Pengajaran, Salah Asuhan Orangtua?, Grasindo,

Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar, (Online)

(http://sunartombs.wordpress.com, diakses 10 Februari 2010)

Suryabrata. Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tu’u, Tulus,2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Peserta didik.

Jakarta: Grasindo

Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

52

Page 53: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Institusi : MAN SALATIGA

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1 (III/b)

dengan ini menyatakan bahwa Essay yang berjudul “Pembelajaran Akuntansi yang

Menyenangkan” adalah benar-benar hasil buah pikiran saya, yang diajukan untuk

mengikuti kegiatan Lomba Karya Tulis Guru Kreatif yang diselenggarakan oleh Magistra

Utama. Essay ini belum pernah diikutkan pada ajang kompetisi serupa yang

diselenggarakan oleh instansi/lembaga lainnya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di

kemudian hari ditemukan kenyataan yang tidak sesuai dengan surat pernyataan ini,

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Salatiga, 5 Juli 2010 Kepala Madrasah Yang menyatakan,

Dr. H. Badaruddin, M.Ag Ameliasari Tauresia Kesuma, SE NIP.19501211 197903 1 003 NIP.19740430 200501 2 001

Page 54: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA

Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Telp. 323031SALATIGA 50714

SURAT KETERANGAN

No. …………..…………………….

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala MAN SALATIGA:

Nama : DR. H. BADARUDDIN, M.Ag

NIP : 19501211 197903 1 003

Pangkat/Gol. : Pembina Tk.1 (VI/b)

dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1(III/b)

adalah benar-benar guru pada MAN SALATIGA yang mengampu bidang studi EKONOMI. Bahwa yang bersangkutan bermaksud mengajukan Essay yang berjudul “Pembelajaran Akuntansi yang Menyenangkan” dalam rangka untuk berpartisipasi pada kegiatan Lomba Karya Tulis Guru Kreatif se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Magistra Utama.

Demikian surat keterangan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 5 Juli 2010

Kepala Madrasah

Dr. H. Badaruddin, M.AgNIP. 19501211 197903 1 003

Page 55: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA

Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Telp. 323031SALATIGA 50714

SURAT KETERANGAN

No. …………..…………………….

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala MAN SALATIGA:

Nama : DR. H. BADARUDDIN, M.Ag

NIP : 19501211 197903 1 003

Pangkat/Gol. : Pembina Tk.1 (VI/b)

dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1(III/b)

adalah benar-benar guru pada MAN SALATIGA yang mengampu bidang

studi EKONOMI sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Demikian surat keterangan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Salatiga, 5 Juli 2010

Kepala Madrasah

Dr. H. Badaruddin, M.AgNIP. 19501211 197903 1 003

Page 56: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

BIODATA

1. Nama : Ameliasari Tauresia Kesuma, SE

2. NIP / NIK : 197404302005012001

3. Pangkat/Golongan : Penata Muda tk.1 (III/b)

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Tempat, tgl lahir : Solo, 30 April 1974

6. Pendidikan Terakhir : S1 Ekonomi

7. Akta Mengajar : Memiliki

8. Alamat Rumah : Jl. Kauman No.3 Salatiga 50714

9. No Telp/HP : 0815 7777 081

10.Homepage/Blog : - http://leakesuma.multiply.com

- http://raihanaurora.multiply.com

11.E-mail : [email protected]

12.Sekolah Tempat Tugas

1) Nama : MAN Salatiga

2) Website : http://mansalatiga.sch.id

3) Alamat Sekolah : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12

4) Kecamatan : Sidorejo

5) Kabupaten/Kota : Salatiga

6) Provinsi : Jawa Tengah

7) No. Telp. Sekolah : (0298) 323031

Page 57: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Institusi : MAN SALATIGA

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1 (III/b)

dengan ini menyatakan bahwa Essay yang berjudul “Pembelajaran Akuntansi yang

Menyenangkan” adalah benar-benar hasil buah pikiran saya, yang diajukan untuk

mengikuti kegiatan Lomba Karya Tulis Guru Kreatif yang diselenggarakan oleh Magistra

Utama. Essay ini belum pernah diikutkan pada ajang kompetisi serupa yang

diselenggarakan oleh instansi/lembaga lainnya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di

kemudian hari ditemukan kenyataan yang tidak sesuai dengan surat pernyataan ini,

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Salatiga, 5 Juli 2010 Kepala Madrasah Yang menyatakan,

Dr. H. Badaruddin, M.Ag Ameliasari Tauresia Kesuma, SE NIP.19501211 197903 1 003 NIP.19740430 200501 2 001

Page 58: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA

Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Telp. 323031SALATIGA 50714

SURAT KETERANGAN

No. …………..…………………….

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala MAN SALATIGA:

Nama : DR. H. BADARUDDIN, M.Ag

NIP : 19501211 197903 1 003

Pangkat/Gol. : Pembina Tk.1 (VI/b)

dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1(III/b)

adalah benar-benar guru pada MAN SALATIGA yang mengampu bidang studi EKONOMI. Bahwa yang bersangkutan bermaksud mengajukan Essay yang berjudul “Pembelajaran Akuntansi yang Menyenangkan” dalam rangka untuk berpartisipasi pada kegiatan Lomba Karya Tulis Guru Kreatif se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Magistra Utama.

Demikian surat keterangan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 5 Juli 2010

Kepala Madrasah

Dr. H. Badaruddin, M.AgNIP. 19501211 197903 1 003

Page 59: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA

Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Telp. 323031SALATIGA 50714

SURAT KETERANGAN

No. …………..…………………….

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala MAN SALATIGA:

Nama : DR. H. BADARUDDIN, M.Ag

NIP : 19501211 197903 1 003

Pangkat/Gol. : Pembina Tk.1 (VI/b)

dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : AMELIASARI TAURESIA KESUMA, SE

NIP : 19740430 200501 2 001

Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.1(III/b)

adalah benar-benar guru pada MAN SALATIGA yang mengampu bidang

studi EKONOMI sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Demikian surat keterangan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Salatiga, 5 Juli 2010

Kepala Madrasah

Dr. H. Badaruddin, M.AgNIP. 19501211 197903 1 003

Page 60: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

EMPIRIK

Page 61: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

FOTOKEGIATAN PEMBELAJARAN

JELAJAH PASAR

DAN

ACCOUNTING

GAME

Page 62: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

FILM

PROSES

SIMULASI

METODE

Page 63: Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

PORTOFOLIO UJI

COBA METODE

DAN HASIL

PENELITIAN