Essai
-
Upload
sulianti-indah-sari -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
description
Transcript of Essai
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
ESSAI
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang
diampu oleh Prof. Dr. H. Makhmud Syafe’I, M.Ag., M.Pd.I
oleh :
Biologi C 2012
Kelompok 2
Adam Andytra (1202577)
Sulianti Indah Sari (1202377)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan pengertian lain, Pendidikan Islam merupakan suatu
bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai
agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan
yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi
menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin
1999: 9).
Istilah pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu: satu, segenap kegiatan yang
dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah
siswa. Dua, keseluruhan lembaga pendidikan yang mendasarkan segenap program dan
kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.
Apakah problematika pendidikan Islam di Indonesia dewasa ini? Salah satu cara adalah
melihat pendidikan Islam di Indonesia sebagai bagian dari seluruh jenis pendidikan yang ada dan
kemudian mengkaji persoalan terdapat dalam dunia pendidikan Islam.
Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini ialah bagaimana mempersiapkan
generasi muda, agar memiliki kemampuan di kemudian hari untuk menjawab segenap tantangan
yang mereka hadapi secara memadai.
Saya kira ke dalam sistem pendidikan Indonesia sekarang perlu dimasukkan sejumlah
perbaikan atau penyesuaian untuk membuatnya mampu melahirkan angkatan yang makin cerdas
dan makin terampil.
Menjadi kewajiban sistem pendidikan di Indonesia untuk membekali generasi muda
sekarang ini dengan pengetahuan yang relevan, keterampilan yang memadai dan watak atau
karakter yang dapat diandalkan, agar timbul barisan pengelola masyarakat dan bangsa yang
mampu menjawab tantangan secara cepat dan manusiawi.
Problematika kedua yang dihadapi sistem pendidikan di Indonesia ialah perluasan sistem,
yaitu menambah daya tampung sistem, sehingga sistem pendidikan Islam tidak hanya melayani
anak-anak usia sekolah melalui pendidikan formal saja, melainkan melayani masyarakat melalui
sistem pendidikan non-formal. Akhir-akhir ini kehausan masyarakat kita akan pengetahuan
tentang agama Islam sangat meningkat. Sistem pendidikan non-formal merupakan satu-satunya
sarana memenuhi kebutuhan tersebut.
Di masyarakat muncul berbagai lembaga untuk memenuhi permintaan akan pengetahuan
agama, misalnya lembaga dakwah, kelompok pengajian, kuliah subuh, dan sebagainya. Ini
semua dapat dipandang sebagai modal untuk mengembangkan sistem pendidikan non-formal.
Mampukah kita mengembangkan lembaga pendidikan non-formal yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat? Dapatkah kita mengembangkan lembaga pendidikan yang akan mampu
mencegah bangsa kita menjadi buta agama? Inilah problem pendidikan nasional kedua yang
sudah mulai terasa dewasa ini. Pada dasarnya ada dua acara pendidikan nasional yang perlu
dilaksanakan yakni peremajaan sistem, dan pengembangan sistem pendidikan nonformal.
Apakah sumbangan yang dapat diberikan oleh pendidikan Islam di Indonesia untuk
membantu pendidikan nasional mengembangkan diri, sehingga ia mampu melahirkan angkatan
baru dalam masyarakat Indonesia yang kian lama kian cerdas, kian terampil dan kian bijaksana,
dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang dihadapinya?
Sistem dan Struktur
Ada dua hal yang perlu dikaji mengenai pendidikan Islam Indonesia sebagai suatu sistem,
yaitu mengenai hubungannya dengan keseluruhan sistem pendidikan; dan mengenai struktur
internal yang terdapat dalam tubuh pendidikan Islam Indonesia .
Dalam soal peremajaan sistem pendidikan formal, pendidikan Islam merupakan semacam
“beban” yang harus diangkat oleh induknya, yaitu sistem pendidikan nasional pada umumnya.
Sedangkan dalam soal pengembangan pendidikan nonformal, ia menjadi “pelopor” yang tak
mudah diikuti. Pendidikan Islam di Indonesia yang ada pada saat ini dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu:
Satu, Pendidikan Pondok Pesanten, ialah Pendidikan Islam yang diselenggarakan secara
tradisional bertolak dari ajaran Alquran dan Al-Hadits, dan merancang segenap kegiatan
pendidikannya untuk mengajarkan para siswa sebagai jalan hidup (way of life);
Dua, Pendidikan Madrasah, ialah pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga
model Barat yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam
sebagai landasan hidup ke dalam diri para siswa;
Tiga, pendidikan umum yang bernafaskan Islam, ialah pendidikan Islam yang dilakukan
melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernafaskan Islam di lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum.
Empat, pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga pendidikan umum
sebagai mata pelajaran saja. Mengenai pendidikan jenis pertama (pondok pesantren) dan kedua
(madrasah) tidak ada masalah. Mengenai pendidikan Islam jenis ketiga (pendidikan umum yang
bernafaskan Islam, ialah lembaga pendidikan seperti Universitas Islam, pada tingkat pendidikan
tinggi; SMA, pada tingkat pendidikan menengah. Sedangkan SD dan SMP, pada tingkat
pendidikan dasar.
Mengenai pendidikan Islam jenis keempat, yaitu pelajaran agama Islam di sekolah
umum, ada sedikit tambahan. Kegiatan pendidikan Islam jenis ini pada umumnya merupakan
pendidikan keislaman yang sangat terbatas cakupannya dan banyak pihak yang berpendapat,
bahwa kegiatan ini sebenarnya sukar dapat disebut sebagai kegiatan pendidikan, dan lebih tepat
kalau disebut sebagai kegiatan pengajaran.
Pendidikan Islam Indonesia dapat diandalkan untuk memelopori kegiatan pengembangan
sistem pendidikan nonformal dalam masyarakat. Sedangkan pendidikan Islam di madrasah serta
lembaga pendidikan umum yang bernafaskan Islam merupakan wahana yang dapat dipergunakan
oleh umat Islam untuk ikut mendorong lahirnya proses peremajaan sistem pendidikan formal.
Pendidikan Islam jenis keempat, yaitu pelajaran agama Islam di sekolah umum
merupakan kegiatan dengan posisi yang bersifat marginal. Artinya tidak banyak yang dapat
dilakukan oleh para pendidik Islam lewat pendidikan jenis ini untuk memberikan sumbangan
yang berarti bagi lahirnya proses peremajaan sistem pendidikan.
Kekuatan utama, dari pondok pesantren sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
nonformal terletak pada kemampuannya untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada
segenap golongan umur dan masyarakat.
Di lain pihak, keterbatasan yang terdapat pada pondok pesantren sebagai pusat
pendidikan non-formal ialah bahwa pelayanan pendidikan yang diberikannya kepada masyarakat
terpusat pada soal keagamaan semata-mata. Padahal kebutuhan masyarakat luas akan pelayanan
pendidikan di masa sekarang meliputi berbagai macam jenis, seperti kesehatan, pertanian,
berbagai jenis teknologi, pengetahuan umum, dan sebagainya.
Dua Jalur
Proses peremajaan sistem pendidikan formal perlu dilakukan lewat dua jalur kegiatan,
yaitu: jalur kegiatan untuk mengangkat mutu pendidikan di sekolah-sekolah dan madrasah-
madrasah; dan jalur kegiatan untuk mendorong sekolah dan madrasah mengantisipasi persoalan
yang diperhitungkan akan muncud di masa depan. Melalui perkembangan ini, pendidikan formal
kita akan mampu melahirkan angkatan-angkatan yang makin takwa, makin cerdas dan makin
terampil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pendidikan Islam. [Online]. Tersedia: http://beritaislamimasakini.com/pendidikan-
islam-indonesia.htm[19 Februari 2015]
Syaefudin. Problem Pendidikan Islam Masa Kini. [Online]. Tersedia:
https://husnulkhu.wordpress.com/problem-pendidikan-islam-masa-kini/ [19 Februari
2015]