TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI...

60
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI LUHUR ELEMENTARY MATERI EKOSISTEM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Syahla Nada Arvella (11150183000009) Oleh : Syahla Nada Arvella_11150183000009 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI...

Page 1: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA KELAS V BUDI LUHUR ELEMENTARY

MATERI EKOSISTEM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Syahla Nada Arvella

(11150183000009)

Oleh : Syahla Nada Arvella_11150183000009

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Page 2: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA MI/SD KELAS V MATERI EKOSISTEM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Syahla Nada Arvella 11150183000009

Yang mengesahkan, Pembimbing

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

Page 3: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil
Page 4: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Syahla Nada Arvella

NIM : 11150183000009

Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat : Jl. Reformasi 4 Rt01/01 No.80 Pondok Aren

Tangerang Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mi/Sd Kelas V Materi Ekosistem” adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen Pembimbing : Rohmat Widiyanto, M.Pd.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.

Page 5: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

i

ABSTRAK

SYAHLA NADA ARVELLA (11150183000009), Pengaruh Model Learning

Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas V Budi Luhur Kindergarten & Elementary Materi Ekosistem. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model learning cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V Budi Luhur Kindergarten & Elementary materi ekosistem, Tahun Ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah 40 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa untuk kelas eksperimen dan 21 siswa untuk kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, tes yang digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai.

Hasil penelitian menunjukkan, nilai rata-rata kelas post test kemampuan berpikir kelas eksperimen yaitu 86,15 dan rata-rata post test kelas kontrol 75,19. Hasil penelitian berdasarkan hasil post test kemampuan berpikir kritis terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peningkatan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa kelas V Budi Luhur Kindergarten & Elementary Pondok Aren.

Kata kunci : Learning Cycle 5E, Kemampuan Berpikir Kritis, Ekosistem

Page 6: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

ii

ABSTRACT

SYAHLA NADA ARVELLA (11150183000009), The Influence of model

Learning Cycle 5E to critical Thinking ability in Class V Students of Budiluhur

kindergarten & Elementary in learning about Ecosystem. Thesis Madrasah

Ibtidaiyah Teacher Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training, Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta. The purpose of this study was to determine the effect of using cycle 5E learning model on the critical thinking ability of ecosystem in fifth grade students of in Budiluhur kindergarten & Elementary Academic Year 2019/2020. The method used in this study is a quasi-experimental method with The Nonequivalent Control Group Design research design. The subjects of this study were 40 students consisting of 19 students for the experimental class and 21 students for the control class. Data collection techniques using the test, the test used is the enrichment sheet. Data analysis techniques used in this study are the validity test, reliability test, the level of difficulty test, differentiation test, normality test, homogeneity test, influence test and hypothesis test. After the treatmen was given to the both of the group then the result of posttest average score of critikal thinking ability obtained that the experimental group is 86,15 and control is 75,19, based on the average posttest score , the result of this research showed that there is significant difference in the critical thinking ability between experimental group and control group. In conclusion that there are the influence of Cycle 5E learning model towards critical thinking ability of the fifth grade student of Budiluhur Kindergarten & Elementary in Learning about Ecosystem. Key word : Learning Cycle 5E, Critical Thinking, Ecosystem

Page 7: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuaniaNya,

akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Krits

Siswa kelas V, di Budiluhur Kindergarten & Elementary school(Kuasi Eksperimen)

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi strata I

(SI) untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) yang diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Neger Syarif

Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, arahan, dan

bimbingan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Ucapan terimakasi khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Rohmat Widiyanto,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

arahan serta motivator yang luar biasa sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini dengan maksimal.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen-dosen jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah mendidik dan

mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

Page 8: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

iv

6. Kepala Budiluhur Kindergarten & Elementary school, yang telah memberi

izin untuk dilaksanakannya observasi awal penelitian serta para wali kelas

V yang telah memberikan dukungan dan waktu untuk melaksanakan

observasi.

7. Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan staff

Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ayah dan Ibu tercinta, Amir Machmud, S.E dan Rachmalia, S.Pd yang

telah memberikan kasih sayang, doa restu, motivasi, dukungan moril dan

materil serta didikan yang keras hingga menjadikan penulis seperti hari ini.

9. Indra Saputra Damanik yang selama ini membuat saya senang dan sedih,

sehingga saya menjadi perempuan yang kuat seperti sekarang.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) angkatan 2015 yang banyak memberikan warna selama kuliah.

11. Teman-teman perempuan seperjuangan KKN 101 Nisa, Putre, Sara, Arsil,

Cici, Iin yang selalu memberikan canda tawa sehingga membuat saya

senang bersama mereka

12. Teman-teman PLP Sandra, Maya dan Indah yang setia mengerjakan tugas

bersama-sama.

Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal

penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulis di masa

yang akan datang.

Tangerang Selatan, 14 Januari 2010

Syahla Nada Arvella

Page 9: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Indentifikasi Masalah ...................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ........................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................... 7

A. Deskripsi Teoritik ............................................................................................ 7

1. Berfikir Kritis ..............................................................................................7

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ........................................................ 12

3. Model Learning Cycle 5E ........................................................................ 13

a. Konsep Model Learning Cycle 5E ...................................................... 13

b. Tahap-tahap Learning Cycle 5E ...................................................... 14

4. Ekosistem ......................................................................................... 15

B. Hasil Penelitian yang relevan .......................................................... 25

C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 28

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 30

BAB III ................................................................................................................. 31

METODELOGI PENELITIAN ......................................................................... 31

Page 10: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

vi

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 31 B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................... 31

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 32

1. Populasi ........................................................................................... 32

2. Sampel ............................................................................................. 33

D. Variable Penelitian ............................................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33

F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 35

G. Uji Coba Instrumen Tes .................................................................... 36

1. Validalitas ........................................................................................ 36

2. Reliabilitas........................................................................................ 38

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ............................................................. 39

4. Daya Pembeda .................................................................................. 41

H. Teknik Analisis Data ..........................................................................42

1. Uji Prasyarat...................................................................................... 42

2. Uji Hipotesis .................................................................................... 44

I. Hipotesis Statistik .................................................................................... 45

BAB IV ................................................................................................................. 48

Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................................... 48 A. Profil Sekolah ............................................................................................... 48 B. Deskripsi Data .............................................................................................. 48

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................. 58 2. Uji Hipotesis ............................................................................................... 59

BAB V ................................................................................................................... 78

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 78 A. Kesimpulan ............................................................................................... 78 B. Saran-saran ................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 82

Page 11: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Time Line Penelitian ............................................................................ 31

Tabel 3.2 Desain Penelitian................................................................................... 32

Tabel 3.3 Validasi Instrumen ................................................................................ 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 37

Tabel 3.5 Tingakat Reliabilitas Instrumen ............................................................ 39

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas .................................................................. 39

Tabel 3.7 Nilai Tingkat Kesukaran ....................................................................... 40

Tabel 3.8 Data Uji Tingkat Kesukaran ................................................................. 40

Tabel 3.9 Daya Pembeda Instrumen ..................................................................... 41

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 41

Tabel 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 49

Tabel 4.2 Nilai Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 49

Tabel 4.3 Deskripsi data nilai Pretest kelas Kontrol dan Eksperimen .................. 50

Tabel 4.4 Frekuensi nilai Pretest kelas Eksperimen.............................................. 51

Tabel 4.5 Frekuensi nilai Pretest Kelas Kontrol ................................................... 52

Tabel 4.6 Frekuensi nilai Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 54

Tabel 4.7 Frekuensi nilai Posttest kelas Eksperimen ............................................ 55

Tabel 4.8 Frekuensi Nilai Posttest kelas Kontrol ................................................. 56

Tabel 4.9 Hail Uji Normalitas kelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 58

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest .......................................................... 59

Tabel 4.11 Hasil uji Hipotesis Idependent sampel T-test Pretest .......................... 60

Tabel 4.12 Hail Uji Hopotesis Idependent sampel T-test Posttest ........................ 61

Page 12: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

viii

DAFTAR GRAFIK Gafik 4.1 Nilai Pretest Eksperimen Eksperimen................................................... 52

Gafik 4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ................................................................... 53

Gafik 4. 3 Nilai Posttest Kelas Eksperimen .......................................................... 56

Gafik 4.4 Nilai Posttest Kelas Kontrol .................................................................. 57

Page 13: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

ix

DAFTAR GAMBAR

gambar 4.1 soal Pretest dan Posttest Indikator Mengidentifikasi ........................ 61

gambar 4.2 Jawaban Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol................................. 62

gambar 4.3 Jawaban posttest kelas Eksperimen .................................................. 62

gambar 4.4 Jawaban Posttest kelas Kontrol .......................................................... 63

gambar 4.5 soal Pretest dan posttest indikator mengidentifikasi .......................... 63

gambar 4.6 jawaban pretest kelas eksperimen dan kontrol ................................... 64

gambar 4.7 jawaban posttest kelas ....................................................................... 64

gambar 4.8 Jawban Posttest kelas ......................................................................... 65

gambar 4.9 Soal Pretest dan Posttest indikator Clarity ......................................... 65

gambar 4.10 Jawaban Pretest kelas Kontrol dan kelas Eksperimen ..................... 66

gambar 4.11 Jawaban posttest Kelas ..................................................................... 66

gambar 4.12 Jawaban posttest kelas...................................................................... 67

gambar 4.13 Soal Pretest dan Posttest Indikator menganalisis ............................. 67

gambar 4.14 Jawaban Pretest kelas Kontrol dan kelas Ekeperimen ..................... 68

gambar 4.15 Jawaban Posttest kelas .................................................................... 68

gambar 4.16 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 68

gambar 4.17 soal Pretest dan Posttest Indikator menganalisis ............................. 69

gambar 4.18 Jawaban Pretest kelas Eksperimen dan kontrol ............................... 69

gambar 4.19 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 69

gambar 4.20 Jawaban Posttest kelas .................................................................... 70

gambar 4.21 Soal Pretest dan Posttest Indikator Inference ................................... 70

gambar 4.22 Jawaban Pretest kelas Kontrol dan kelas Eksperimen ..................... 70

gambar 4.23 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 71

gambar 4.24 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 71

gambar 4.25 Soal Pretest dan Posttest Indikator Eksplikasi ................................. 72

gambar 4.26 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 72

gambar 4.27 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 72

gambar 4.28 Soal Pretest dan Posttest Indikator Eksplikasi ................................ 73

gambar 4.29 Jawaban Pretest kelas Eksperimen dan kontrol ............................... 73

gambar 4.30 Jawaban Pretest kelas ....................................................................... 74

Gambar4.31 Jawaban Posttest kelas ..................................................................... 74

Page 14: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rpp Kelas Eksperimen ...................................................................... 82

Lampiran 2 Rpp Kelas Kontrol ........................................................................... 109

Lampiran 3 Rpp Project ...................................................................................... 136

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 146

Lampiran 5 Pedoman Wawancara ...................................................................... 150

Lampiran 6 Pedoman Observasi ......................................................................... 152

Lampiran 7 Nilai Evaluasi ................................................................................. 155

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrument ......................................................................... 157

Lampiran 9 Soal Pretest Posttest ......................................................................... 177

Lampiran 10 Rubrik penilaian ............................................................................ 182

Lampiran 11 Penilaian ........................................................................................ 197

Lampiran 12 Lampiran ........................................................................................ 202

Page 15: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, apalagi saat ini

abad ke 21 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Sehingga

pemerintah menggencarkan pendidikan bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan

pasar global. Oleh karena itu sistem pendidikan perlu membekali dengan skill abada

ke 21 atau sering dikenal dengan HOT (High Thinking Order).

HOT (High Thinking Order) meliputi kemampuan atau keterampilan berpikir seperti

kreatif, inovatif, berpikir kritis, pemecahan masalah dan membuat keputusan.

Kemampuan HOT (High Thinking Order) perlu diasah sejak usia dini, pendidikan

formal merupakan salah satu sarana untuk membangun sumber daya manusia yang

berkualitas. Salah satu cara seseorang menjadi berkualitas yaitu dengan cara

bersekolah. sekolah adalah suatu lembaga pendidikan, yaitu lembaga yang

menyelenggarakan fungsi pendidikan. 1 Dalam hal ini tujuan pendidikan Indonesia

tertera dalam Undang-undang Nomer 20 tahun 2003 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta beradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.2

1 Abd. Rahman A. Ghani, Metodelogi Penelitian Tidakan Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2016).cet.ke-1,h.1 2 Tim Penyusun Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun2003, (Jakarta:Direktorat Jendral

Pendidikan Indonesia),hlm.2

Page 16: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

2

ح س ف ي وا ح س ف ا ف س ل ا ج م ل ا ف وا ح س ف ت م ك ل ل ي ق ا ذ إ وا ن م آ ن ي لذ ا ا ه ي أ ا وا وت أ ن ي لذ وا م ك ن م وا ن م آ ن ي لذ ا لل ا ع رف ي زوا ش ن ا ف زوا ش ن ا ل ي ق ا ذ وإ م ك ل لل ا

ير ب خ ون ل م ع ت ا ب لل وا ت ا رج د م ل ع ل ا

“Niscaya allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-

prang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat”(Q.S Al Mujadalah :11)3

Sekolah merupakan pendidikan formal sebagai sarana untuk membagun sumber daya

manusia yang berkualitas. Selain itu sekolah diharapkan mampu membangun

kemampuan High Thinking Order yang salah satunya merupakan kemampuan berpikir

kritis. Mata pelajaran yang kaitannya dengan berpikir kritis adalah Ilmu pengetahuan

Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan siswa untuk berpikir kritis.4 Mata pelajaran ini, siswa dihadapkan pada

suatu masalah yang mendorong siswa untuk mencari dan menyelidiki jawaban dari

suatu permasalahan yang ada. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual

dimana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan

pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional.5 Tujuan dari berpikir kritis

adalah agar siswa tidak hanya menerima begitu saja materi pembelajaran yang diterima

sebelumnya tetapi dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil wawancara dan Observasi pada tanggal 8 dan 11 Agustus

2019 (lampiran halaman 150 dan 152 ), yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas

V Sekolah Budi Luhur Elementary, ditemukan bahwa pembelajaran IPA di kelas masih

teacher centered sehingga siswa kurang aktif dan hanya menerima pembelajaran yang

diberikan oleh guru, sehingga kemampuan berpikir kritis siswa belum terasah dengan

baik. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi, hal ini

dikarenakan terdapat beberapa guru yang tidak sesuai dengan jurusannya saat kuliah

dan kurang pelatihan untuk mengembangkan model, strategi , serta pemanfaatan media

pembelajaran, Sehingga siswa mudah bosan dan proses transfer ilmu dalam

pembelajaran IPA masih cenderung dengan penguasaan konsep menghafal. Padahal

dengan memaksimalkan penggunaan media serta alat peraga membantu mempermudah

3 Mushaf AR-Rasyid, Alquran,(Jakarta: al-hadi Media kreasi).2015.cet.ke2.

4 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT.Indeks,2011),h.4. 5 Deti Ahmatika, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pendekatan Inquiri/Discovery”. Jurnal

Euclid, vol.3,No.1.h2

Page 17: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

3

pemahaman siswa, rasa percaya diri, dan dapat berani memngkritisi pelajaran yang

diterimanya.

Permasalahan lainnya yaitu minat siswa terhadap pembelajaran IPA,

dikarenakan mata pelajaran ini banyak materi yang harus dihapal membuat siswa

kurang tertarik dalam pembelajaran ini, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran, padahal IPA merupakan pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam degan melakuakn observasi dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan yang ada dengan demikian perlu diterapkan

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Misalnya dengan mengamati,

mengidentifikasi lingkungan sekitar, kegiatan siswa yang dapat melatih siswa untuk

dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan, sehingga pembelajaran dapat bermakna

dan dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.

Model pembelajaran untuk pelajaran IPA yang cukup untuk menjawab

permasalahan tersebut yaitu Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. Learning cycle

5E salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dan diterapkan dalam

pembelajaran karena model ini berbasis pada kerja dan kegiatan memperluas konsep.

Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar yang

lebih baik dan meningkatkan keterampilan berpikir karena model ini berpusat pada

siswa, sehingga membantu siswa menemukan diri mereka sendiri, menjelajahi pikiran

mereka sendiri, dan siswa dapat belajar bagaimana berpikir lebih baik, dan kritis.5

Melalui kegiatan tersebut siswa dituntut untuk ikut terlibat dalam pembelajaran,

sehingga pemahaman dan pengalaman siswa dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diketahui bahwa penerapan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat digunakan sebagai alternatif strategi

pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran IPA dan

mengembangkan berpikir kritis, khususnya pada materi

Ekosistem. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “PENGARUH

MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP BERPIKIR KRITIS

SISWA KELAS V BUDI LUHUR ELEMENTARY PADA MATA PELAJARAN

IPA MATERI EKOSISTEM”.

5 R. Marfilinda.,dkk, The Effect of 7E Learning Cycle Model, Journal of Teaching and

Learning in Elementary Education (JTLEE) Vol 3 No. 1, February 2020, h.84

Page 18: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

4

A. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka indentifikasi masalahnya

antara lain :

1. Kegiatan belajar mengajar IPA masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang

berkesempatan untuk berpikir kritis.

2. Kegiatan belajar IPA masih dengan cenderung menghafal materi, sehingga

pembelajaran kurang bermakna sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran.

3. Metode dan model pembelajaran kurang variatif sehingga membuat siswa bosan.

4. Belum maksimal dalam menggunakan media tau alat peraga penunjang

pembelajaran IPA, sehingga materi pembelajaran tidak maksimal terserap siswa.

B. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, batasan masalah dibatasi pada poin yang

berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar IPA, kurang terlibat aktifnya siswa dalam

pembelajaran, dan kegiatan belajar yang belum memfasilitasi siswa untuk berpikir

kritis, agar penelitian ini terarah maka peneliti membatasi ruang lingkup sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Model Learning Cycle 5E untuk

kelas Eksperimen dan pembelajaran dengan model konvensional untuk kelas

kontrol

2. Hasil belajar yang dinilai peneliti adalah kemampuan berpikir kritis siswa

pada materi ekosistem

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan tersebut,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh Model

Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan Model

Learning Cycle 5E dengan siswa yang menggunakan pembelajaran ceramah

dengan bantuan Power Point.

Page 19: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

5

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka diharapkan penulisan ini mempunyai manfaat,

diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat hasil penelitian diantaranya :

a. Memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan zaman padan jenjang Sekolah Dasar

b. Memberikan pengetahuan tentang meningkatkan Berpikir Kritis Anak pada

matapelajaran IPA

c. Sebagai pegangan referensi untuk penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Guru

Dapat digunakan sebagai strategi dalam pembelajaran untuk meningkatkan

berpikir kritis siswa.

b. Siswa

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

c. Sekolah

Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.

Page 20: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik 1. Berpikir Kritis

Berbicara tentang berpikir kritis, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang

berfikir. Momon, sebagaimana yang dikutip dalam kamus Oxford

Advanced Learner’s Dictionary, istilah thinking salah satunya diartikan,

“ideas or opinions about something” pemikiran itu adalah idea atau

opini, dengan kata lain, orang yang berfikir adalah orang yang memiliki

idea atau opini mengenai sesuatu. 6 Selanjutnya Edward De Bono

mendefiniskan berfikir sebagai keterampilan mental yang memadukan

kecerdasan dengan pengalaman. 7

Kata “kritis” sebagaimana yang disebutkan Wowo Sunaryo dalam

bukunya yang berjudul Taksonomi Berpikir dalam konteks ini tidak

berarti “penolakan” atau “negatif”, ada juga yang positif dan berguna,

misalnya merumuskan solusi yang terbaik untuk masalah pribadi yang

kompleks, berunding dengan kelompok tentang tindakan apa yang harus

diambil, atau menganalisis asumsi dan kualitas metode yang digunakan

secara ilmiah dalam menguji suatu hipotesis.8

Berpikir kritis dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, seperti

seorang guru yang dapat mengambil keputusan atau memecahkan

masalah ketika salah satu siswanya mempunyai masalah dalam

sekolahnya, dan disaat itulah guru harus mencari tahu apa yang harus

dipercaya atau apa yang harus dilakukan untuk melakukan segala sesuatu

secara wajar. Dalam hal ini seorang guru harus berpikir secara kritis.

untuk menghadapi hal tersebut, maka dari itu berpikir merupakan cara

mengambil keputusan dalam hidup.

6 Momon Sudarma, mengebangkan Keterampilan Berfikir Kreatif,(Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada 2016) Cet.Ke-2, h.37. 7 Bono De Edward, Revolusi Berfikir, (Bandung: Kaifa 2007), h.24 8 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,( Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2011),h.20.

Page 21: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

7

McPeck mendefinisikan berpikir kritis sebagai “ketepatan penggunaan

skeptis reflektif dari suatu masalah, yang dipertimbangkan sebagai wilayah

permasalahan sesuai dengan disiplin materi.”9

Selanjutnya enis juga berpendapat bahwa berpikir kritis pada dasarnya

tergantung pada dua disposisi. Pertama , perhatian untuk “bisa melakukan

dengan benar” sejauh mungkin dan kepedulian untuk menjalin posisi jujur

dan kejelasan. Kedua, tergantung pada proses evaluasi (menerapkan kriteria

untuk menilai kemungkinan jawaban), baik secara implisit maupun

eksplisit.10

Jhon Dewey sebagai bapak filusuf, psikolog dan edukator Amerika,

menamakan berpikir krtitis sebagai ’berpikir reflektif’ dan

mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persisten (terus

menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan

yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang

mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi

kecendrungannya.11

Edward Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1)suatu sikap

mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang

berada dalam jangkauan pengalam seseorang (2) pengetahuan tentang

metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis (3) semacam

keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut, berpikir kritis

menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan

asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan

lanjutan yang diakibatkan.12

Robert Ennis merupakan salah satu kontributor terkenal bagi

perkembangan tradisi berpikir kritis yang sudah beredar luas, ia selalu

meneliti dan mempelajari bagaimana beroikir kritis berkembang dan

mendefiniskan berpikir kritis sebagai :

9 Ibid,h.21. 10 Ibid. 11 Fisher, Berpikir Kritis: sebuah Pengantar,(Jakarta:Erlangga 2008),h.2 12 Ibid,.

Page 22: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

8

“berpikir kritis sebagai pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.”13

Berpikir sangat penting bagi manusia, karena dengan berpikir seseorang

dapat memperoleh ilmu pengetahuan, menghasilkan sesuatu yang baru dan

dapat menarik kesimpulan.

Richad Paul mendefinisikan berpikir kritis adalah mode berpikir

mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir

meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil

struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan

standarstandar intelektual padanya.15

Michael Scriven mendefinisikan “berpikir kritis sebagai interpretasi

dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap Observasi dan komunikasi,

informasi dan argumentasi.”14

Dari penjelasan yang dipaparkan oleh beberapa ahli, penulis

menyimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan kualitas berpikir yang

dimiliki seseorang dengan memperhatikan bukti pendukungnya secara

mendalam, terus menerus lalu disimpulkan berupa penjelasan yang rasional

dan pemecahan masalah.

Dalam Sumarmo, 2012 yang dikutip juga diartikel eka prihatini dkk.,

memaparkan bahwa kemampuan berpikir kritis meliputi kemampuan

untuk:15

1. menganalisis dan mengevaluasi argumen dan bukti,

2. menyusun klarifikasi,

3. membuat pertimbangan yang bernilai,

4. menyusun penjelasan berdasarkan data yang relevan dan tidak relevan,

5. mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi.

Dalam Julita, 2014 yang dikutip juga diartikel Eka Prihatini dkk., ada enam

unsur dasar dalam berpikir kritis yang dikenal dengan singkatan FRISCO

13 Ibid.,h.4 15 Ibid. 14 Ibid.,h.10 15 Eka prihartini.dkk.Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis Menggunakan

pendekatan open ended, 2013,h.60.

Page 23: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

9

(Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview). Adapun

penjelasan dari FRSICO adalah sebagai berikut.16

1. Focus (fokus), artinya memusatkan perhatian terhadap pengambilan

keputusan dari permasalahan yang ada.

2. Reason (alasan), memberikan alasan rasional terhadap keputusan yang

diambil.

3. Inference (simpulan), membuat simpulan yang berdasarkan bukti yang

meyakinkan dengan cara mengidentifikasi berbagai argumen atau

anggapan dan mencari alternatif pemecahan, serta tetap

mempertimbangan situasi dan bukti yang ada.

4. Situation (situasi), memahami kunci dari permasalahan yang

menyebabkan suatu keadaan atau situasi.

5. Clarity (kejelasan), memberikan penjelasan tentang makna dari istilah-

istilah yang digunakan.

6. Overview (memeriksa kembali), melakukan pemeriksaan ulang secara

menyeluruh untuk mengetahui ketepatan keputusan yang sudah

diambil.

Seseorang dikatakan berpikir kritis dapat dilihat dari beberapa indikator.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan Facione

diuraikan menjadi beberapa subskill seperti pada Tabel I (Fithriyah,

2016:583)17. 1. Interpretasi

Dapat menuliskan makna permasalahan dengan jelas dan tepat.

2. Analisis

Dapat menuliskan hubungan konsep-konsep yag digunakan dalam

menyelesaikan soal

3. Evaluasi

Berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam

mengidentifikasi atau mencari tau seluk beluk sesuatu secara

mendasar.

16 Ibid. 17 Wahyu , fikri. Analisis kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran fisika untuk pokok

bahasan vektor siswa kelas x sma negeri 4 lubuklinggau, sumatera selatan. Berkala Fisika Indonesia. Volume 10 Nomor 1.2018.

Page 24: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

10

4. Inferensi

Dapat menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan secara logis

5. Eksplikasi

Dapat menuliskan hasil akhir

6. Regulasi Diri

Dapat me-review jawaban yang diberikan atau dituliskan.

Dari banyaknya indikator berpikir kritis penulis hanya mengambil 5 indikator

saja berdasarkan Eka Prihatini dkk, diantaranya:

1. Mengidentifikasi

Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan,

mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi

dari “kebutuhan” lapangan.

2. Clarity (kejelasan) memberikan penjelasan tentang makna dari istilah-

istilah yang digunakan

3. Menganalisis

Analisis diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau

menguraikan suatu materi atau informasi menjadi

komponenkomponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah

dipahami.

4. Inference (Simpulan) membuat simpulan yang berdasarkan bukti yang

meyakinkan dengan cara mengidentifikasi berbagai argumen atau

anggapan dan mencari alternatif pemecahan, serta tetap

mempertimbangan situasi dan bukti yang ada.

5. Eksplikasi

Dapat menuliskan hasil akhir. 2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang dikenal dengan sains

merupakan pelajaran yang wajib ditingkatan sekolah dasar, dimana

pembelajaran ini mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam

dengan melakukan observasi, eksperimen atau sebagainya.

Nash dalam bukunya “The Nature of Science” mengatakan bahwa

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu metode untuk

mengamati alam dengan cara menghubungkan suatu fenomena dengan

fenomena lainnya sehingga menghasilkan pemikiran baru tentang objek

Page 25: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

11

yang diteliti. 18 Sedangkan menurut Samtawo Ipa membahas tentang

gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada

hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.19

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan ilmu yang membahas tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi

di alam yang dirangkai dari hasil eksperimen, observasi, sehingga

membentuk suatu prespektif yang baru tentang segala sesuatu yang

diamati.

Hakikatnya program pengajaran IPA ditingkat Sekolah Dasar

mampu menarik minat peserta didik terhadap dunia yang menjadi tempat

tinggal mereka. Ada beberapa pendekatan dan model pembelajaran IPA

yang dapat menarik minat peserta didik, diantaranya yaitu pembelajaran

yang menggunakan pendekatan lingkungan dan model belajar melalui

pengalaman langsung (learning by doing).20

Pedekatan dan model pembelajaran ini dirasa lebih efektif dalam

menyampaikan materi mengenai pembelajaran IPA dibandingkan dengan

model ceramah di kelas, karena pendekatan lingkungan dan model

pembelajaran learning by doing dapat memperkuat daya ingat anak serta

dapat menghemat biaya karena media pembelajaran yang digunakan ada

di lingkungan sekitar. Samatowa juga menyebutkan bahwa pembelajaran

semacam ini dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan kepedulian peserta

didik kepada lingkungan, mengembangkan life skills, serta peserta didik

dapat mengamati objek yang dipelajari secara konkret.21

Maka dari itu tujuan pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap siswa

terhadap kepedulian lingkungan dengan mengaitkan pada kegiatan

sehari-harinya serta diharapkan pembelajaran IPA ini dapat

meningkatkan berpikir kritis siswa.

3. Model Learning Cycle 5E a. Konsep Model Learning Cycle 5E

Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini

disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

18 Momon Sudarma,op.cit.,h.3. 19 Ibid,. 20 Usman Samatowa, op. cit., h. 5 21 Ibid,.h.104.

Page 26: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

12

siswa (student centered). 22 Model siklus belajar pertama kali

dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS (Science Curriculum

Improvement Study) Sains di Amerika Serikat, pada awalnya LC hanya

terdiri atas tiga fase, yaitu Eksplorsi, pengenalan konsep dan

penerapan konsep.25 Menurut Soebagio, dkk yang dikutip oleh Nina

Agustyaningrum dalam bahan penelitiannya bahwa learning cycle

merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa

menemukan konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari,

mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang

kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari

pada situasi baru. Implementasi model pembelajaran learning cycle

dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivisme dimana

pengetahuan dibangunpada diri peserta didik. Beberapa keuntungan

diterapkannya model pembelajaran learning cycle adalah (1)

Pembelajaran bersifat student centered; (2) Informasi baru dikaitkan

dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (3) Orientasi

pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah; (4) Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna

karena mengutamakan pengalaman nyata;

(5)Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung

menghafal; dan (6)Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif23

b. Tahap-tahap Learning Cycle 5E Langkah-langkah dalam setiap tahap pembelajaran learning cycle 5E

dijelaskan oleh Anthony W. Lorsbach sebagai berikut:24

1. Engagement.

Pada tahap ini guru menyiapkan atau mengondisikan siswa untuk

belajar, membangkitkan minat siswa pada pelajaran IPA, dan

melakukan tanya jawab dalam mengeksplorasi pengetahuan awal

siswa.

22 Sri Astutik, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Siklus Belajar (learning

cycle 5e) berbasis eksperimen pada pembelajaran sains di SDN Patrang I jember”, jurnal pendidikan sekolah dasar, vol.1, no.2, September 2012, h.144 25Usman Samatowa, op. cit.,h.72.

23 Nina Agustyaningrum, Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Kemampuan Komunkasi Matematis Siswa kels XI B SMP Negeri 2 Sleman “makalah Seminar Nasional Matematika dan pendidikan matematika, Jurusan Pendidikan Matematika UNY,3 Desember 2011.h.6 Tersedia Online (https://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf)

24 Ibid,.h.7

Page 27: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

13

2. Exploration.

Pada tahap ini siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil

untuk mempelajari konsep sendiri dari berbagai sumber yang dimiliki

dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Dalam hal ini guru

berperan sebagai fasilitator.

3. Explanation.

Tahap ini merupakan tahap diskusi klasikal. Pada tahap ini siswa

menjelaskan konsep hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata

mereka sendiri, menunjukkan bukti dan klarifikasi dari penjelasan

mereka, serta membandingkan argumen yang mereka miliki dengan

argumen dari siswa lain;

4. Elaboration

Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka dapatkan

untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah; dan

5. Evaluation.

Evaluasi dapat dilakukan melalui pemberian tes (quiz) atau

openended question di akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.

4. Ekosistem 1. Pengertian Ekosistem

Istilah ekosistem pertama-tama diusulkan oleh ahli ekologi bangsa

Inggris A.G Tansley dalam tahun 1935, tetapi tentunya konsep itu

tidak berarti sesuatu yang baru. 25 Ekosistem merupakan

penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi

timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran

energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan dan terjadi

suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.26 Ekosistem

terbagi atas dua yaitu benda hidup (biotik) dan benda tak hidup

(abiotik), kedua benda itu saling berinteraksi dan membentuk sebuah

ekosistem di alam ini, dalam berinteraksi memerlukan energi yang

cukup besar, sumber energi terbesar dalam ekosistem adalah matahari.

25 Eugene P. Odum, Dasar- dasar Ekologi, Jilid III,( Yogyakarta: UGM Press,1993), Cet.3,

h.11 26 Arif Zulfikri, Dasar-dasar Ilmu Lingkungan,(Jakarta Selatan: Salemba Teknik,2014),h.

Page 28: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

14

Bagian dari abiotik yaitu suhu,cahaya, air, udara, tanah. Sedangkan

bagian biotik yaitu hewan, tumbuha, manusia.

Ekosistem terdiri dari semua makhluk hidup di daerah tertentu,

bersama semua komponen tak-hidup dalam lingkungan yang

berinteraksi dengan makhluk hidup, misalnya air, tanah, gas-gas di

atmosfer, dan cahaya.27 Ekosistem dapat dipahami melalui beberapa

bagian. Misalnya danau, hutan, kolam yang membentuk satu kesatuan

dan mempunyai fungsional masing-masing dapat dikatakan pula

sebagai ekosistem. Sehingg dapat dikatakan bahwa ekosistem

merupakan hubungan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup

yang menempati wilayah tertentu yang saling berhubungan satu sama

lain

2. Satuan-satuan Ekosistem

a. Individu

Istilah individu berasal dari bahasa latin, yaitu in yang berarti tidak dan

dividus yang berarti dapat dibagi. Jadi, yang dimaksud dengan individu

adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologi

bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.

Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal. Contohnya

seperti seekor kucing, seekor kuda, sebatang pohon mangga, sebatang

pohon pisang dan seorang manusia.

b. Populasi

Suatu Populasi terdiri dari semua individu dari suatu spesies yang

hidup dalam batas-batas daerah tertentu.28 Dengan kata lain populasi

berasal dari sekumpulan individu dengan spesies yang sama yang

menempati wilayah tertentu. Contohnya semua semut yang ada di

sarang disebut populasi semut.

c. Komunitas komunitas yaitu sekelompok populasi dari berbagai jenis

organisme di suatu daerah tertentu. 29 Sebuah komunitas terdiri dari

populasipopulasi semua spesies jenis organisme yang hidup dan

berinteraksi dalam suatu wilayah, sehingga menjadi unit fungsional yang

27 Jane B. Reece, Neil A. Campbell, BIOLOGI, Jilid I,( Jakarta: Erlangga, 2010), edisi 8, h.4

28 Ibid.h.4 29 Ibid.h.4

Page 29: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

15

mempunyai struktur yang pasti30 Sebuah komunitas terdiri dari Contoh

komunitas misalnya, sawah bterdapat macam-macam makhluk hidup

yaitu, padi, belalang, burung, gulma.

3. Aliran Energi Ekosistem

Proses utama dalam ekosistem adalah proses makan-memakan yang

dilakukan oleh komponen-komponen utama, yaitu produsesan, konsumen

dekomposer.34 Interaksi komponen-komponen ekosistem terbagi atas tiga

macam diantaranya, aliran energi, rantai makanan, dan piramida ekologi.

a. Aliran energi

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan

suatu pekerjaan, energi diperoleh organisme dari makanan yang

dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. 31

Matahari merupakan penyumbang utama dalam aliran energi,

yang diberikan kepada tumbuhan hijau untuk melakukan

fotosintesis. Organisem dapat dibagi menjadi dua, yaitu

organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dan

organismen yang tidak mampu mengolah makanannya sendiri.

Jadi aliran energi itu dapat terjadi jika setiap organisme hidup

menkonsumsi makanannya.

b. Rantai makanan

Rantai makanan (Food Chain) merupakan proses makan

memakan antara organisme dengan organisme lain dalam

komunitas, yang yang menjalani proses perpindahan energi dari

produser, konsumer dan dekomposer.36 Rantai makanan terdiri

dari berbagai macam tingkatan yang disebut trofik, tingkatan yang

pertama berupa produsen yang dapat membuat makanannya

sendiri seperti tumbuhna hijau. Selanjutnya terdapat konsumen

yang memakan produsen, konsumen terdiri dari beberapa

tingkatan yang berupa herbivora, omnivora, dan karnivora, yang

terakhir merupakan dekomposer yang berupa mikroba bertugas

untuk penguraian.

30 Sundowo Harminto, Biologi Umum, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,2017),h.8.4 34 Dasumiati,dkk,Biologi Dasar, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2008), h.202 31 Nana Jumhana,dkk.,Konsep Dasra Biologi Untuk SD, (Bandung:Upi Press,2006)h.380 36 Ibid,h.203

Page 30: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

16

c. Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk

piramida ekologi. Ada 3 macam piramida ekologi diantaranya

piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.32

1) Piramida jumlah

Dalam piramida jumlah, organisme dalam piramida tersebut

dapat diketahui banyak atau sedikitnya jumlah dari setiap

komponen. Seperti orgsnime di tingkat trofik pertama biasanya

melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga

dan selanjutnya makin berkurang. Hal ini dapat dikatakan

jumlah tumbuhan lebih banyak dibandingkan herbivora, dan

demikian pula herbivora lebih banyak dari karnivora tingkat 1.

2) Piramida biomassa

Biomassa adalah ukuran berat materi hidup diwaktu tertentu.33

Untuk mengukur biomassa ditiap trofik msks rsts-rsts berat

organisme ditiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah

organisme ditiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa ini

berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh

organisme dihabitat tertentu, dan diukur dalam gram.

3) Piramida Energi

Piramida energi dibuat dengan berdasarkan observasi yang

dilakukan dalam waktu yang lama, piramida energi dapat

memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi

dalam ekosistem.

4. Hubungan antara Ekosistem

a. Hubungan Makanan

Dalam eksosistem terdapat hubungan makanan antara makhluk hidup

sekitar, berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi Herbivora,

Karnivora, Omnivora, Scavenger, dan detrivor34

32 Ibid,h.38 33 Ibid.h.381 34 Istamar Syamsuri, dkk. Ipa Biologi untuk SLTP, jilid1, ( Jakarta: Erlangga, 2001) h. 165

Page 31: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

17

1) herbivora merupakan pemakan tumbuhan, dimana dalam rantai

makanan herbivora berada pada tingkatan konsumen 1, karena

hebivora pemakan produsen. Contoh dari herbivora yaitu, kambing,

sapi.

2) Karnivora artinya pemakan daging, semua konsumen II dan

seterusnya merupakan karnivora, hewan ini disebut juga predator

karena memburu mangsanya. Contoh karnivora diantaranya ular,

elang, kodok, harimau.

3) Omnivora artinya pemakan segala. Hewan omnivor bisa memakan

tumbuhan, daging. Hewan omnivor biasanya mendominasi

ekosistem, terkecuali jika ekosistem telah terganggu. Contoh

omnivor dintaranya manusia, monyet, beruang, siamang.

b. Hubungan Interaksi

Dalam ekosistem terdapat hubugan interaksi antara makhluk hidup untuk

melakukan hidup bersama-sama yang disebut simbiosis.

Simbiosis terbagi atas bermacam-macam diantaranya adalah :

1. Komensalisme

Komensalisme merupakan hubungan interaksi antara 2 spesises yang

salah satunya mendapatkan untung, yang satunya tidak mendapatkan

untung maupun rugi. Contohnya adalah ikan hiu dan ikan remora,

pohon anggrek dengan inangnya

2. Mutualisme

Mutualisme merupakan hubungan interaksi antara 2 spesies yang

keduanya mendapatkan untng. Contohnya adalah kupu-kupu dengan

bunga, kerbau yang memakan kutu burung jalak.

3. Parasitisme

Parasitisme merupakan hubungan interaksi antara 2 spesies yang

salah satunya mendapatkan kerugian dan yang satunya mendapatkan

untung. Contohnya kutu rambut yang mendapatkan makanan dari

kepala manusi.

5. Tipe-tipe Ekosistem

Page 32: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

18

Berdasarkan jenisnya ekosistem terbagi atas dua macam, yaitu ekosistem

darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat bisa berupa savana, hutan,

bioma dan lainnya. Sedangkan ekosistem perairan bisa berupa air tawar

dan air laut.

a. Ekosistem Darat

Ekositem darat darat merupakan ekosistem yang ada didaratan. Ekosistem

ini terdiri dari berbagai maca bentuk diantaranya:

1. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis merupakan hutan yang memiliki pohon yang

tinggi-tinggi dan sangat beragam spesienya. Vegetasinya sangat rapat

sehingga jarang cahaya yang masuk sampai kedasar hutan. Cabang-

caban pohon selalu penuh dengan tubuhnan liana dan epifit.

Keanekaragaman kehidupan hewan juga amat besar, sebagian spesies

hewan terdiri dari mamalia, reptil, unggas yang hidup juga di hutan

ini.

2. Padang Rumput

Presipitasi tahunan di adang rumput rata-rata 20 inci (50cm)

pertahun. Pada saat panas cuaca akan sangat panas sedangkan saat

musim digin cuaca akan terasa sangat dingin. Banyaknya rumput

dapat digunakan untuk bahan makan ternak. Vertebrata dominan di

padang rumput ini adalah ungulata herbivora yang bergerak cepat.

Savana merupakan salah satu golongan padang rumput. Savana

adalah sabuk padang rumput lebar dengan sediki semak dan pohon

yang tebagi-bagi.35

3. Padang pasir

Curah hujan tahunan di padang pasir kurang dari 10 inci, dalam

beberapa tahun. Daerah tersebut berada dikelembaban yang rendah

dan memungkinkan sinar matahari mencapai permukaan tanah

sehingga tanah cepat panas pada siang hari.41 Tumbuhan yang berada

di daerah padang pasir biasanya memiliki ciri yang khusus seperti

akar yang panjang untuk digunakan sebagai alat mencari air kedaerah

35 Cecie starr,dkk.,Biologi,(Jakarta:Salemba Teknik,2009),h.497 41 Ibid,h.495

Page 33: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

19

yang terdapat airnya, lalu terdapat duru atau rambut halus yang

digunakan untuk menjaga kelembaban pada siang hari. Sedangkan

fauna padang pasir juga memiliki adaptasi yang hewannya dapat

menyimpan cadangan air untuk waktu jangka panjang.

4. Taiga

Taiga yaitu daerah yang terdiri dari spesies koniver yang tumbuh di

tempat terdingin dari daerah iklim hutan.36 Spesies koniver itu berupa

tubuhan yang berdaun seperti jarum, seperti cemara, dan pinus.

5. Tundra

Daerah yang terdapat diantara daerah taiga dan kutub yang terdiri dari

beberapa pepohonan dengan padang terbuka.37

b. Ekosistem Air

Ekosistek air atau akuatik di bumi ini kurang lebih mencapai 75%.

Ekosistem air dibumi ini terbagi atas ekosistem laut dan ekosistem air

tawar,diantaranya :

1. Ekosistem laut

Ekosistem laut terdiri dari 3 bagian yaitu ekosistem laut dangkal,

ekosistem laut terbuka, ekosistem laut dalam. Ekosistem laut dangka

biasanya terapat hanya dipinggir pantai saya tetapi memiliki banyak

spesies, ekosistem laut terbuka yaitu ekosistem yang memiliki

kedalaman 100 m, dan mempunyai banyak plankton. Sedangkan

ekosistem laut dalam yaitu ekosistem yang memiliki kedalaman 100

m, dan hanya memiliki organisme tertentu karena cahaya matahari

tidak bisa menembus kedalaman air.

2. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar di bumi ini berupa, sungai, dan danau. Danau

memnutipi permukaan di bumi lebih besar dibandingkan sungai.

Berdasarkan zona ekosistemnya, danau terbagi atas 3 yaitu danau

dangkal, danau perairan terbuka, dan danau dalam:38

36 Opcit,Sundowo Harminto,h.89 37 Ibid

38 Ibid,h.8.11

Page 34: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

20

6. Peranan Manusia dalam Ekosistem

Populasi kehidupan manusia di bumi kini semakin bertumbuh pesat,

setiap kegiatan dan aktivitas manusiapun dilakukan di bumi yang

merupakan tempat ekosistem berlangsung. Hal ini telah mengganggu

dinamika ekosistem, walaupun perusakannya hanya di salah satu tempat,

tetapi kerugian ekologinya dapat menyebar secara luas dan global.

Berikut merupakan masalah yang terjadi pada ekosistem, diantarannya:39

a. Gangguan Manusia Terhadap Siklus Kimia aktivitas manusia

seringkali mengganggu siklus kimia (nutrien), dengan cara mengambil

siklus kimia dari satu biosfer ke biosfer lain, yang dapat

mengakibatkan kekurangan, kelebihan bahkan gangguan alamiah

siklus kimia disuatu tempat. Dampak yang timbul dari siklus nutrien

ini diantaranya adalah :40

1. Dampak pertanian terhadap siklus nutrien

Salah satu kerusakan yang dilakukan oleh kegiatan manusia

terhadap siklus kimia (nutrien) adalah pertanian. Pertanian

merupakan kegiatan yang sangat penting untuk kebutuhan pangan

manusia, tetapi dengan pertanian ini juga dapat menimbulkan

masalah kerusakan ekosistem.

Dimana pupuk yang digunakan petani mengandung unsur senyawa

Nitrogen dan Nitrogen Oksida yang memiliki efek samping,

Nitrogen Oksida ini dapat menyebabkan pemanasan di atmosefer

yang dapat menyebabkna hujan asam diberbagai ekosistem.

Nitrogen yang mengalir juga dapat mencemarkan aliran yang dapat

merangsang pertumbuhan alga dan bakteri.

2. Eutrofikasi Danau yang Dipercepat

Aktivitas manusia telah mengganggu ekosistem di air tawar, seperti

pembuangan limbah rumah tangga, limbah pabrik, aliran

pembuangan kotoran ternak serta aktivitas perkotaan yang selalu

membebani aliran air, sungai, danau. Dalam hal ini pada bagian

daerah yang dangkal dapat terjadi penumpukan gulma, yang dapat

39 Ari Widodo, dkk, Materi Kulkuler BIOLOGI SMP,(Jakarta: Universitas Terbuka,2008)

edisi I, h.3.51 40 Ibid,h.3.52

Page 35: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

21

menimbulkan peningkatannya produksi oksigen pada siang hari dan

mengurangi jumlah oksigen pada malam hari akibat respirasi pleh

prganisme yang sangat banyak.

b. Terkontaminasinya Racun Pada Tingkat-tingkat Trofik

Manusia pada dasarnya setiap waktu mengeluarkan zat kimia beracun

pada hidupnya, yang dibuang ke ekosistem dimana sebelumnya zat

tersebut tidak terdapat di lingkungan ekosistem, bahkan tidak

memperhatikan keadaan sekitar saat pembuangan zat beracun. Zat

tersebut diurai oleh microorganisme yang dapat menyebabkan zat

tersebut mengendap di lingkukan dengan waktu yang sangat lama.

Dengan demikian racun tersebut akan terkontaminasi pada jaring-

jaring makanan lalu akan terakumulasi oleh organisme termasuk

manusia yang akan mengkonsumsinya.

c. Aktivitas Manusia Menyebabkan Perubahan Komposisi Atmosfer

Selain mengeluarkan zat kimia beracun, manusia pun sering kali

mengeluarkan gas beracun yang tidak dapat di serap oleh atmosfer dan

tanpa disadari dapat merbah komposisi dari atmosfer tersebut, dimana

sekarang ini peningkatan kadar CO meningkat di bumi yang

merupakan salah satu faktor dari perusakan atmosfer.

1. Emisi CO₂ dan Efek Rumah Kaca

Peningkatan konsentrasi CO mulai meningkat sejak revolusi

industri, dimana banyak sekali penggunaan bahan bakar fosil dan

penebangan kayu. Salah satu pengaruh jangka panjang peningkatan

CO adalah pengaruh panas bumi. Meskipun CO dan uap air tembuh

cahaya, tetapi CO dan uap air dapat menyerap banyak radiasi dan

inframerah yang dipantulkan dari bumi kemudian dipantulkan

kembali kearah bumi, proses ini dinamakna efek rumah kaca. Dari

kejadian pemanasan bumi yang akan terjadi adalah pencairan es di

kutub yang akan menaikan kedalaman laut sehingga

menenggelamkan daerah daratan. Selain itu juga perubahan curah

hujan dan perubahan iklim yang tidak menentu.

d. Manusia Mengubah Habitat dan Mengurangi Keanekaragaman

Page 36: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

22

Perilaku manusia yang merusak ekosistem alami sudah sangat

mengkhawatirkan. Perusakan ekosistem yang dikonversi menjadi

lahan pertania, perkebunan, dan tempat tinggal menyebabkan

perusakan kealamian ekosistem, karena kegiatan tersebut dapat

merusak habitat. Selain perusakan ekosistem di daratan, manusia juga

bisa merusak ekosistem laut. Seperti halnya nelayan yang mengambil

ikan dengan menggunakan pukat harimau, dalam hal tersebut yang

hancur bukan hanya ikan, tetapi terumbu karang, dan hewaan lain yang

habitatnya di dalam laut.

e. Perilaku untuk Menjaga Ekosistem

Aktivitas manusia telah mengganggu ekosistem di bumi ini, dalam hal

ini gangguan-gangguan perusakan telah dirasakan oleh manusia

sendiri, mulai dari cuaca yang ekstrim, ikan di perairan mulai

berkurang. Maka dari itu sebagai manusia yang bertempat tinggal di

bumi ini seharusnya dapat ,elestarikan ekosistem dengan cara

mengkelola sumber daya alam yang ada

1.Sumber daya alam terbatas sehingga perlu dilestarikan dan dihemat

penggunaannya

2. Sumber daya alam untuk semua Makhluk hidup, bukan untuk

kepentingan manusia. Oleh sebab itu, manusia harus sadar kalau

dirinya tergantung pada makhluk lain.

3.Manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

menggunakan ilmu dan teknologi hendaknya digunakan untuk

usaha-usaha pembaruan dan pelestarian sumber daya alam

4.pemanfaatan sumber daya alam jangan boros, tetapi diupayakan

pemakaiannya sehemat mungkin.

B. Hasil Penelitian yang relevan Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

NO. Variable persamaan perbedaan Hasil penelitian

Page 37: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

23

1. Keefektifan

Model

Pembelajaran

Learning Cycle

5e Terhadap

Hasil Belajar Ipa

Model Pembelajara n Learning Cycle 5E

Hasil Belajar Keefektifan model

pembelajaran Learning

Cycle 5E didasarkan

pada pengujian hipotesis

dengan menggunakan

uji-t yang diperoleh t-

hitung sebesar 2.776889,

harga t-hitung tersebut

lebih besar dari ttabel

sebesar

1.671. Keefektifan

model pembelajaran

Learning Cycle 5E juga

didukung dengan

perhitungan N-gain, skor

N-gain kelas eksperimen

sebesar

0.30942 berada pada NO. Variable persamaan perbedaan Hasil penelitian

kategori sedang

sedangkan kelas kontrol

sebesar 0.050197 berada

pada kategori rendah.

Simpulan yang didapat

yaitu model

pembelajaran Learning

Cycle 5E lebih efektif

dibandingkan model

pembelajaran

konvensional pada hasil

belajar IPA siswa kelas

IV SD Gugus Kartini

Page 38: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

24

Jepara.41

2. Pengaruh Model

Pembelajaran

Learning Cycle

5e Terhadap

Motivasi Belajar

Siswa

Cycle 5E Motivasi

Belajar

Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Theta dapat ditarik kesimpulan bahwa “Ada pengaruh positif yang cukup atau sedang yaitu sebesar 0,46712 dari Model Learning Cycle 5E terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah

NO. Variable persamaan perbedaan Hasil penelitian

41 Eriwinda Widyanawati, keefektifan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap hasil

belajar ipa materi perubahan lingkungan pada siswa kelas iv sd gugus kartini

jepara.(Jepara:UNESA,2016),h.viii.

Page 39: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

25

Kelas X IPS SMA

Negeri 1 Tanjung

Bintang Tahun Ajaran

2016/201742 3. Keefektifan

Model

Pembelajaran

Learning Cycle

5e Terhadap

Hasil Belajar Ipa

Learning

Cycle 5E

Hail Belajar

IPA

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

hasil posttest dengan

model pembelajaran

Learning Cycle 5E lebih

tinggi dibandingkan

hasil posttest dengan

model pembelajaran

konvensional.

Keefektifan model

pembelajaran Learning

Cycle 5E didasarkan

pada pengujian hipotesis

dengan menggunakan

uji-t yang diperoleh t-

hitung sebesar 2.776889,

harga t-hitung tersebut

lebih besar dari ttabel

sebesar

1.671. Keefektifan model pembelajaran Learning Cycle 5E juga didukung dengan perhitungan N-gain,

NO. Variable persamaan perbedaan Hasil penelitian

42 Wahyu Triana Wati, pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas x ips sma negeri 1 tanjung

bintang.(Lampung:UNILA),h.tidak disebutkan

Page 40: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

26

skor N-gain kelas eksperimen sebesar 0.30942 berada pada kategori sedang sedangkan kelas kontrol sebesar 0.050197 berada pada kategori rendah.

C. Kerangka Berfikir Pembelajaran IPA dirasakan oleh peserta didik sebagai sebuah

pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghafal, dan pembelajaran

yang dapat dikatakan sangat membosankan, karena peserta didik dihadapkan

pada teks bacaan yang berisikan materi pembelajaran. Maka dari itu untuk

mengatasi permasalahan yang ada, diperlukan model pembelajaran yang

sesuai dengan konsep.

Penggunaan model pembelajaran Cycle 5E diyakini dapat

mempermudah pembelajaran IPA untuk siswa. Karena model pembelajaran

ini berpusat pada siswa sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

Penggunaan teknik Konvensional seperi mencatat, menulis, dan ceramah

yang dapat dibilang kurang tepat karena kurangnya interaksi siswa dengan

guru sehingga siswa kurang fokus dalam pembelajaran. Maka dari itu

kurangnya penerimaan materi pada setiap pembelajaran berlangsung. Model

pembelajaran Cycle 5E yang terstruktur dalam 5 tahap yaitu: Pembangkit

Minat (Engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (Explanation),

Elaboration, Evaluation, digunakan sebagai sarana mengantarkan

pembentukan kepahaman siswa serta meningkatkan kemampuan berpikir

kritis.

Page 41: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

27

Bagan 3.1

Kerangka Berpikir

ENGAGMENT

EXPLORATION

EXPLANATION

ELABORATION

EVALUTION

MENGIDENTIFIKASI

MENGANALISIS

CLARITY

INFERENCE

EKSPLIKASI

Pembelajaran IPA di Budiluhur Elementary Pondok aren menggunakan

Kurikulum K13 plus bilingual

Proses Pembelajaran bersifat Teacher Centered sehingga siswa kurang terlibat

aktif dalam pembelajaran

Proses Pembelejaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E

I ndikator Berpikir Kritis

Page 42: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

28

D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pemaparan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, maka

hipotesis penelitian ini adalah :

H : Tidak dapat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas V Budi Luhur Elementary materi

Ekositem

H : Terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas V Budi Luhur Elementary materi

Ekositem

Page 43: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

29

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SD Budi Luhur Bintaro, yang berada di

Jalan raya Jombang Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan.

Waktu penelitian mulai dari 7 Oktober-14 Oktober 2019. Tabel

3. 1

Timeline Penelitian

Waktu Kegiatan

Bulan Agustus 2019 Observasi awal di SD Budi Luhur Pondok Aren

Bulan Maret 2019 Penyusunan instrumen penelitian Berpikir Kritis

Bulan April 2019 Seminar Proposal, bimbingan

Bulan Oktober - November

2019

Penelitian, Penyusunan skripsi dan pengolahan data penelitian

Bulan 2020 Sidang Skripsi (Munaqosah)

Bulan 2020 Wisuda

B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan penelitian ini menggunakan Metode Quasi

Eksperimen atau eksperimen semu yaitu suatu jenis eksperimen yang

mempunyai kelompok kontrol, namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen.43

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PretestPosttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua

kelompok yang dipilih secara Random, kemudian diberi pretest untuk

mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.44

43 Ibid., h. 86 44 Ibid., h. 85

Page 44: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

30

Berikut adalah tabel penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelas Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

O1 = Tes Awal (Pretest) kelas eskperimen dan kelas kontrol

X = Perlakuan/treatment yang diberikan di kelas eskperimen

menggunakan Model pembelajaran Learning Cycle 5E

O2 = Tes Akhir (Posttest) kelas eskperimen dan kelas kontrol

Pada desain ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama diberikan

perlakuan berupa model Learning Cycle 5E (X) atau disebut sebagai kelas

Eksperimen, dan kelompok kedua yaitu kelas yang tidak diubah model

pembelajarannya yaitu dengan model konvensional yang biasa dipakai

dalam keshariannya, yaitu model teachercenter (ceramah) (-) kelompok ini

disebut sebagai kelas kontrol . Kemudian kelompok tersebut diberikan

Pretest (O1) dan postest(O2).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian”. 45 Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa SD Budi Luhur Bintaro dengan jumlah 273 siswa.

2. Sampel “Sampling adalah sebagian atau wakil Populasi yang diteliti”.46 Sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah 2 kelas, yaitu kelas 5A dan 5B,

kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang relatif sama, sehingga

penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara simple random

45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka

Cipta,2013),h.173. 46 Ibid.,h.174 53 Ibid.,h.161.

Page 45: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

31

sampling. Pengundian dengan kertas, kertas tersebut di tuliskan kelas 5A

dan 5B. Untuk nama kelas yang keluar pertama saat pengundian (kocok)

dijadikan kelas eksperimen, dan nama yang keluar kedua dijadikan kelas

kontrol. Hasil pengundian yang keluar pertama adalah kelas 5B dengan

19 siswa maka kelas tersebut menjadi kelas eksperimen, sedangkan yang

keluar kedua adalah kelas 5A dengan 21 siswa menjadi kelas kontrol.

Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini 2 kelas yaitu:

a. Kelas Eksperimen yaitu kelas 5B dengan 19 siswa, laki-laki 12 orang

dan perempuan 9 orang. dalam pembelajaran IPA diberikan perlakuan

Model Learning Cyle 5E.

b. Kelas Kontrol yaitu kelas 5B dengan 21 Siswa, laki-laki 11 orang dan

perempuan 10 orang. Dalam pembelajaran IPA tidak diberikan

perlakuan hanya metode ceramah saja.

D. Variable Penelitian

“Variable adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian”.53 Variable dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi

dua yaitu variabel bebas (X) variabel terikat (Y). Variable Bebas (X) :

Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Variabel Terikat (Y) : Berpikir

Kritis

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik mengumpulkan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.47Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan iteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.48 Tes

dalam penelitain ini untuk mengukur Berpikir Kritis siswa setelah

dilakukannya model pembelajaran Learning Cycle 5E, apakah ada

peningkatan atau tidak. Tes yang digunakan adalah testertulis berbentuk

essay.

47 Sugiyono, Op.cit , hal.253 48 Suharsimi, Op.cit, hal.193

Page 46: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

32

2. Non-Tes

Teknik non-tes dilakukan untuk pencapaian dalam peneleitian, adapun

teknik non-tes diantaranya sebagai berikut: a. Wawancara

Istilah wawancara (interview) diartikan sebagai tukar menukar

pandangan antara dua orang atau lebih, kemudian istilah itu

berkembang menjadi sebagai metode pengumpulan data atau

informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik

dan berlandasan pada tujuan penyelidikan.49

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui

pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah, berkaitan

dengan kurikulum, strategi, media, yang digunakan guru dalam

pembelajaran berlangsung, dan menegtahui permasalahan dalam

pembelajaran IPA, meliputi KKM serta kemampuan berpikir kritis

siswa.

b. Observasi observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan

suatu obyek, secara sistematik fenomena yang diselidiki. 50 Dalam

observasi ini yang dilihat pada pembelajaran di dalam kelas untuk

mengamati keterlaksanaan pembelajaran di kelas yang disesuaikan

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Apakah sesuai atau tidak

pembelajaran yang dilakukan atau perlu ditingkatkan lagi.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.51 Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen tes

Tes dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk soal essay

dan porject siswa. Tes ini merujuk pada kisi-kisi di lampiran 8 halaman

167. Sebelum divalidasi jumlah soal sebanyak 15 soal, tes dilakukan

sebanyak dua kali, yang pertama sebelum diberikan perlakuan (pre-

test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa, yang kedua setelah

49 Arief Subyantoro & Fx.Suwarto, Metode & Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta:Andi,

2007), h.97. 50 Sukandarrumidi, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Perss,2008),h.35 51 Sugiyono, Op.cit , hal.114

Page 47: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

33

diberikan perlakuan (post-test) untuk mengetahui perbedaan

kemampuan setelah diberikan perlakuan. Lalu kedua hasil tersebut

dibandingkan apakah ada pengaruh atau tidak dari model pembelajaran

Cycle 5E,

2. Non-Test

Instrumen non-test yang digunakan adalah wawancara dan observasi,

kegiatan wawancara dilakukan pada saat pra-penelitia, begitu juga

dengan observasi. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti kepada

sumber data.

a) Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan pada pra penelitian, wawancara ini

dilakukan oleh peneliti dengan respondennya adalah guru IPA

kelas 5A dan 5B. Peneliti membacakan soal sesuai dengan

pedoman wawancara dan guru tersebut menjawabnya.

Pedoman wawancara terdapat di lampiran hal 150 terdiri dari

10 soal.

b) Lembar Observasi

Observasi dilakukan pada pra penelitian, observasi ini

dilakukan oleh peneliti yang mengamati kegiatan pembelajaran

di dalam kelas, observasi ini dilakukan sesuai dengan pedoman

Observasi yang terdapat di lampiran 5 hal 152. Observasi diisi

langsung oleh peneliti sesuai apa yang dilihat saat observasi di

dalam kelas.

c) Lembar Penilaian Siswa

Lembar penilaian siswa diambil dari penilaian pada saat PTS

(penilaian tengah semester) mata pelajaran IPA, lembar

penilaian siswa ini untuk mengetahui nilai rata-rata dari kelas

A dan B. Penilaian ini diberikan langsung oleh wali kelas.

Lembar penilaian siswa terdapat di lampiran hal 155 setelah

dihitung rata-rata dari seluruh anak, kelas 5A dan 5B memiliki

nilai rata-rata yang hampir sama.

G. Uji Coba Instrumen Tes Uji coba Instrumen tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kualitas instrumen dalam penelitian. Uji coba Instrumen dilakukan untuk

Page 48: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

34

mendapatkan data yang Valid, Raliable dan Obyektif. Hal ini diuraikan

sebagai berikut :

1. Validalitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur.52

Rumus Uji Validitas korelasi Product Moment:

Keterangan : n = Jumlah Responden X = Skor variabel (jawaban responden) Y = Skor total dari variabel ( jawaban reponden)

Untuk mempermudah perhitungan uji validitas, maka peneliti

menggunakan bantuan AnatesV4. Indikator dikatakan valid apabila

nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Adapun

tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validasi instrumen

sebagai berikut.53

Tabel 3.3

Interpretasi validasi instrumen

Koefesien Korelasi Korelasi

0.90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi

0,40 ≤ r ≤ 0,70 Cukup

0,20 ≤ r ≤ 0.40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan di kelas VI dengan

n = 20, maka dapat ditentukan rtabel =0,444 item soal dikatakan valid

apabila rhitung > 0,444 pada pengujian soal essay yang terdiri dari 15

butir soal, terdapat 12 soal yang valid dan 3 soal tidak valid.

Berikut adalah tabel hasil Uji Validitas pengolahan Annates :

52 Syofian Siregar.Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:DKU Print,2013),h.46

53 A.Muri Yusuf, Assesment dan Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Prenadamedia Grup).h,68

Page 49: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

35

Tabel 3.4

Hasil Pengolahan Uji Validitas

Nomor

Soal

Pearson Correlation

Nilai Sig. Ket.

1 -0,026 1,00 -

2 0,490 2,19 Signifikan

3 0,512 1,50 Signifikan

4 0,059 - -

5 0,511 1,63 Signifikan

6 0,774 2,55 Sangat signifikan

7 0,625 2,89 Sangat signifikan

8 0,611 1,63 Sangat signifikan

9 0,355 3,09 -

10 0,680 4,06 Sangat signifikan

11 0,598 2,39 Signifikan

12 0,683 4,82 Sangat signifikan

13 0,552 2,01 Signifikan

14 0,703 3,20 Sangat signifikan

15 0,699 8,55 Sangat signifikan

2. Reliabilitas Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan dengan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama pula.54 Uji reliabilitas biasanya dilakukan oleh pembimbing

untuk melihat keseluruhan aktivitas peneliti dalam melaksanakan

penelitiannya.

Rumus reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu :

r

Keterangan

54 Ibid.,h.55

Page 50: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

36

r11 = reliabilitas Instrumen keseluruhan k =

banyaknya butir pertanyaan atau soal

= Jumlah Varian Butir

= Varian Total

Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas maka peneliti

menggunakan bantuan AnatesV4 dengan kriteria interprestasi nilai r

yang diujikan menurut Theodore Colton:5556 Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen

Nilai koefesien Korelasi Interpretasi

0,00-0,25

Sangat rendah

0.26- 0,50

Rendah

0,51 – 0.75

Sedang

0,76- <1,00

Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas diperoleh nilai rt = 0,79.

Berdasarkan Interpretasi Tingkat Reliabilitas Instrumen nilai 0,79

berada dikisaran 0,76 <1,00, maka dari 12 butir soal yang dinyatakan

valid, memiliki tingkat reliabilitas pada kategori tinggi. Tabel 3.6

Hasil Pengolahan Data Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas N of items

0,76 12

Sumber : Pengolahan AnatesV4

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar, bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu

soal disebut indeks kesukaran, rumus mencari indek kesukaran antara

lain:57

55 Julius H. Lolombulon, Statistika bagi penelitian pendidikan,(Yogyakarta: Andi

56 ).h.353 57 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi

Aksara,2016)h.223

Page 51: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

37

Dimana P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran suatu butir soal diinteroretasikan dalam kriteria

sebagai berikut:58

Tabel 3.7

Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Koefisien Korelasi

Interpretasi

0.00 – 0.30 Sukar 0.31 – 0.70 Sedang 0.71 – 1.00 Mudah

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, dari 15 soal yang

diujikan nomor 1,3 dan 8 memiliki taraf kesukaran soal pada kategori

sangat mudah, nomor 2,5,7,11 memiliki taraf kesukaran soal pada

kategori mudah dan pada nomor 6,10,12,13,14,15 memiliki taraf

kesukaran soal pada kategori sedang. Tabel 3.8

Hasil Pengolahan Data Uji Tingkat Kesukaran Soal

Nomor

Soal

Nilai Tingkat Kesukaran Keterangan

2 84,00 Mudah

3 94,00 Sangat mudah

5 72,00 Mudah

6 54,00 Sedang

7 76,00 Mudah

8 88,00 Sangat mudah

10 42,00 Sedang

11 80,00 Mudah

12 48,00 Sedang

13 66,00 Sedang

14 54,00 Sedang

58 Ibid,h.225

Page 52: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

38

15 68,00 Sedang

Sumber : Pengolahan AnnatesV4

4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). 59 Untuk

mengetahui daya pembeda soal akan diuji menggunakan software

AnatesV4. Kriteria indek yang digunakan daya pembeda disjikan

pada tabek berikut:60

Tabel 3.9

Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen

Nilai Interpretasi Daya Pembeda

0.00 – 0.20 Jelek

0.21 – 0.40 Cukup

0.41 – 0.70 Baik

0.71 – 1.00 Baik sekali

Dari perhitungan daya pembeda menggunakan AnatesV4 dari 15

soal yang diujikan dan terdapat 2 soal yang baik sekali, nomor 10

baik, 1 nomor cukup, dan 2 nomor jelek. Data tersebut dapat dilihat

dari tabel 3.10.

Tabel 3.10

Hasil Pengolahan Data Uji Daya Pembeda

Nomor

Soal

Pearson Correlation

Ket.

1 -0,026 Jelek

2 0,490 Baik

3 0,512 Baik

4 0,059 Jelek

5 0,511 Baik

59 Ibid,h.226 60 Ibid,h.232

Page 53: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

39

6 0,774 Baik sekali

7 0,625 Baik

8 0,611 Baik

9 0,355 Cukup

10 0,680 Baik

11 0,598 Baik

12 0,683 Baik

13 0,552 Baik

14 0,703 Baik sekali

15 0,699 Baik

Sumber : Pengolahan Data AnnatesV4

H. Teknik Analisis Data Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis data meliputi pengolahan data

dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data

dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.61

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. 62 Data yang diambil dalam

penelitian ini merupakan hasil pretest dan posttest. Data tersebut

kemudian di analisis, bila data berdistribusi normal, maka dapat

digunakan uji statistik berjenis parametrik. Sedangkan bila data tidak

berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik nonparametrik. Data

tersebut dapat dikatakan normalitas atau normal jika signifikansi (α) =

0,05. Analisis data ini dilakukan menggunakan program SPSS 17

dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov. Langkah- langkah

uji

Kolmogorov Smirnov sebagai berikut:63 1)

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribuski normal

61 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:PT Bumi

Aksara,2013),h.12 62 Ibid.,h.153. 63 Ibid.

Page 54: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

40

2) Taraf signifikan

Taraf signifkan (α) = 0,05 3)

Kaidah pengujian

H0 diterima, jika Dhitung ≤ Dtabel(α,n1,n2)

H0 ditolak, jika Dhitung >Dtabel(α,n1,n2)

4) Rumus

Z=

5) Menentukan nilai Dtabel

Untuk mengetahui nilai Dtabel dapat diketahui dengan melihat

kolmogov-smrnov dengan ketentuan D(α,n-1)

6) Membandingkan Dtabel dan Dhitung

7) Membuat keputusan

b. Uji Homogenitas Pengujian Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

objek mempunyai varian yang sama, bila objek yang memiliki

varian yang sama maka uji anova tidak dapa diberlakukan 64

Tahapan Uji Homogenitas adalah sebagai berikut:65

1) Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan varian dari beberapa kelompok

data

Ha : Ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data

2) Hipotesis model statistik

H

Ha :

3) Taraf signifikan

Penelitian tingkat kepercayaan 95% atau α=5%

4) Menghitung Fhitung dan Ftabel

a) Membuat tabel penolong

b) Nilai rata-rata

c) nilai varian kelompok sempel

64 Ibid.,h.167 65 Ibid.,h.168

Page 55: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

41

d) nilai Fhitung

Fhitung

e) Nilai Ftabel

Ftabel (α,v1n-1’v2n-1) 5) Kriteria Penilaian

6) Jika: Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima

2. Uji Hipotesis Setelah dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas, tahap

selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Jika hasil uji normalitas

signifikan atau data dari masing-masing kelompok eksperimen dan

kontrol bernistibusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan yaitu

uji-t dengan taraf signifikan α=0,05.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan yaitu

:

a. Data masing-masing berdistribusi normal

b. Data dipilih secara acak

c. Data masing-masing homogen

Rumus yang digunakan untuk uji-t Fisher’s adalah :

thitung

keterangan

𝑋 = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝛴𝜒²₁𝑑𝑎𝑛𝛴𝜒²₂ = Jumlah Kuadrat Sampel

n dan n = Jumlah anggota sampel

untuk memutuskan output yang dihasilkan pada tabel Independent

Sampel Test dari nilai Sig. (2-tailed) baris Equal Variances Assumed

jika varians data homogen, dan Equal Variances not Assumed jika

varians data tidak homogen.

I. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah :

H0 : μ1 ≤ 𝜇2 H1 : μ1 > 𝜇2

= 𝑋 1 − 𝑋 2

√ 𝛴 𝜒 21 + 𝛴 𝜒 22

𝑛 1 ( 𝑛 1 − 1 )

Page 56: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

42

Keterangan:

µ1 : Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis sebelum dilakukan treatment

µ2 : Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis sesudah dilakukan treatment

H0 : Tidak ada pengaruh Model Learning cycle 5E Terhadap kemampuan

Berpikir Kritis Siswa kelas V.

H1 : Ada pengaruh pengaruh Model Learning cycle 5E Terhadap kemampuan Berpikir Kritis kelas V.

Page 57: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang kemampuan berpikir kritis di kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 5E, kelas eksperimen memiliki kemampuan berpikir kritis lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol yang model pembelajarannya menggunakan model

konvensional. Sehingga pada saat posttest kemampuan berpikir kritis siswa eksperimen

dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa kelas V Budiluhur Kindergaten & Elementary pada materi Ekosistem.

B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang berlangsung di sekolah budiluhur, terdapat beberapa

saran yang terkait dari penelitia, diantaranya :

1. Bagi siswa diharapkan aktif dalam setiap pembelajaran dan mandiri untuk mencari

materi setiap pembelajaran.

2. Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E

sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle

5E dapat dikembangkan dengan materi lainnya atau pokok bahasan lainnya.

Page 58: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

72

DAFTAR PUSTAKA

Achdisty, Noordyana Mega. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa melalui pedekatan Meta Cognitive Instruction, jurnal pendidikan matematika STKIP Garut, 2016.

Agustyaningrum, Nina. Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Kemampuan Komunkasi Matematis Siswa kels XI B SMP Negeri 2 Sleman “makalah Seminar Nasional Matematika dan pendidikan matematika, Jurusan Pendidikan Matematika UNY,3 Desember 2011.h.6 Tersedia Online (https://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf).

Ahmatika, Deti. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pendekatan Inquiri/Discovery. Jurnal Euclid, vol.3.

Arikunto,Suharsimi.Dasar-DasarEvaluasiPendidikan,Jakarta:BumiAksara,2016.

Arikunto,Suharsimi.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta,2013.

Ar-Rasyid Mushaf, Alquran, Jakarta: al-hadi Media kreasi, cetke2,2015.

Astutik,Sri “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Siklus Belajar (learning cycle 5e) berbasis eksperimen pada pembelajaran sains di SDN Patrang I jember”, jurnal pendidikan sekolah dasar, vol.1, no.2, September 2012.

Dasumiati,dkk,Biologi Dasar, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2008.

H. Lolombulon, Julius. Statistika bagi penelitian pendidikan,Yogyakarta: Andi 2017.

Harmint,Sundowo. Biologi Umum, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,20017

Jumhana, Nana.dkk. Konsep Dasra Biologi Untuk SD, Bandung:Upi Press,2006.

Muri A.Yusuf. Assesment dan Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Prenadamedia Grup

Odum, Eugene P. Dasar- dasar Ekologi, Jilid III,( Yogyakarta: UGM Press, Cet.3, 1993.

Rahman, Abd. A. Ghani, Metodelogi Penelitian Tidakan Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet.ke-1, 2016.

Reece, Jane B. dan Campbell, Neil A. BIOLOGI, Jilid I, Jakarta: Erlangga, edisi 8, 2010.

Page 59: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

73

Siregar, Syofian.Metode Penelitian Kuantitatif,Jakarta:DKU Print,2013. Starr, Cecie.

dkk.,Biologi,Jakarta:Salemba Teknik,2009.

Sugiyono. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: alfabeta, 2007.

Sukandarrumidi, Dasar-dasar Penulisan Proposal Penelitian,Yogyakarta:Gadjah Mada University Perss,2008.

Suryana,S. Permasalahan Mutu Pendidikan dalam Perspepektif Pembangunan Pendidikan, journal edukasi, 2017.

Syamsuri, Istamar. dkk. Ipa Biologi untuk SLTP, jilid1 Jakarta: Erlangga, 2001.

Tim Penyusun Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun2003, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Indonesia.

Triana, Wati wahyu. pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas x ips sma negeri 1 tanjung bintang.Lampung:UNILA.

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: PT.Indeks,2011.

Wahyu & fikri. Analisis kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran fisika untuk pokok bahasan vektor siswa kelas x sma negeri 4 lubuklinggau, sumatera selatan. Berkala Fisika Indonesia. Volume 10 Nomor 1.2018.

Widyanawati, Eriwinda. keefektifan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap hasil

belajar ipa materi perubahan lingkungan pada siswa kelas iv sd gugus kartini

jepara,Jepara:UNESA,2016.

Zulfikri, Arif. Dasar-dasar Ilmu Lingkungan, Jakarta Selatan: Salemba Teknik, 2014.

Page 60: TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BUDI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52084/1... · digunakan berupa lembar pengayaan berupa soal essai. Hasil

213

Syahla Nada Arvella, NIM.11150183000009,

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK).

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis lahir di Tangerang 24 April 1997. Merupakan

puteri pertama dari Bapak Amir Machmuda dan Ibu

Ramaliah.

Penulias telah menepuh pendidikan dasar di SD Negeri Pondok Aren IV Pada tahun

2003-2009. Pndidiakn Menengah Pertama di SMPN 12 Tangerang Selatan pada

tahun 2009-2012, dan melanjutkan Pendidikan Menegah Atas di SMA Negeri 11

Tangerang Selatan pada tahun 2012-2015. Pendidikan Strata 1 ditempuh di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada tahun 2015.

LAMPIRAN 13

BIODATA PENULIS