Esophageal Varices 2

11
1 ESOPHAGEAL VARICES (VARISES ESOFAGUS) A. DEFINISI Esofagus merupakan salah satu alat pencernaan bagian atas yang menghubungkan mulut/kerongkongan dengan lambung. Varises esofagus adalah varises atau kelainan pembuluh darah vena yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esophagus distal yang berbatasan langsung dengan lambung. Varises esofagus adalah komplikasi dari serosis hepatis dan hipertensi portal atau varises esofagus merupakan pembuluh vena yang berdilatasi, berkelok-kelok dan biasanya dijumpai dalam sub mukosa pada esofagus bagian bawah namun verises ini dapat terjadi pada bagian esofagus yang lebih tinggi atau meluas sampai ke dalam lambung. ( Brunner & Suddart, 2002 ) B. PATOFISIOLOGI Varises esofagus terjadi sebagai akibat komplikasi dari terhambatnya aliran darah vena portal menuju hati.. Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung, atau rektum yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah (varises). Pembentukan nodul-nodul parenkim hati, menjumlah sel-sel hati yang progresif, meluasnya jaringan

Transcript of Esophageal Varices 2

Page 1: Esophageal Varices 2

1

ESOPHAGEAL VARICES (VARISES ESOFAGUS)

A. DEFINISI

Esofagus merupakan salah satu alat pencernaan bagian atas yang

menghubungkan mulut/kerongkongan dengan lambung. Varises esofagus adalah

varises atau kelainan pembuluh darah vena yang ditandai dengan pembesaran

abnormal pembuluh darah vena di esophagus distal yang berbatasan langsung

dengan lambung.

Varises esofagus adalah komplikasi dari serosis hepatis dan hipertensi portal

atau varises esofagus merupakan pembuluh vena yang berdilatasi, berkelok-kelok

dan biasanya dijumpai dalam sub mukosa pada esofagus bagian bawah namun

verises ini dapat terjadi pada bagian esofagus yang lebih tinggi atau meluas sampai

ke dalam lambung. ( Brunner & Suddart, 2002 )

B. PATOFISIOLOGI

Varises esofagus terjadi sebagai akibat komplikasi dari terhambatnya aliran

darah vena portal menuju hati.. Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke

pembuluh darah di esofagus, lambung, atau rektum yang lebih kecil dan lebih

mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan kemampuan

pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah (varises).

Pembentukan nodul-nodul parenkim hati, menjumlah sel-sel hati yang progresif, meluasnya jaringan fibrosis

Sindrom kegagalan fungsi hati : ikterus, disfungsi system saraf pusat, sembab tungkai, asites (karena hipoalbumin) anoreksia penurunan BB, kaheksia

Kerusakan pembuluh darah intrahepatik

Me ↑ tahanan aliran darah

Page 2: Esophageal Varices 2

2

C. GEJALA dan TANDA

Varises esofagus biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas pada pasien,

kecuali jika sudah terjadi ruptur pembuluh darah tersebut dan perdarahan. Adapun

gejala-gejala yang tampak akibat perdarahan esofagus adalah :

1. Muntah darah atau seperti kopi/air daging

2. Tinja hitam seperti aspal

3. Kencing menjadi sedikit

4. Sangat haus

5. Pusing

6. Syok

D. PENYEBAB dan KOMPLIKASI

Varises esofagus biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit seperti:

1. Gagal jantung kongestif yang parah.

2. Sirosis hati

3. Trombosis. Adanya bekuan darah di vena porta atau vena splenikus.

Kelemahan badan

Perdarahan SCBA(hematemesis/melena)

Anemia ringan s/d berat Syok hipovolemik Koma hepatikum

Pe↑ tekanan portal hepatic yang sifatnya menetap

Hipertensi portal

Varises esophagus dan lambung Hipersplenisme

AnemiaLekopenia → risiko infeksiTrombositopenia → risiko perdarahan

Page 3: Esophageal Varices 2

3

4. Sarkoidosis.

5. Schistomiasis.

6. Sindrom Budd-Chiari.

Penyebab varises esofagus yang paling sering dijumpai adalah sirosis hati.

Sirosis hati adalah penyakit yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di

hati. Penyebabnya antara lain hepatitis B dan C, atau konsumsi alkohol dalam

jumlah besar dan tersumbatnya saluran empedu.

Komplikasi utama  varises esofagus adalah perdarahan. Varises esofagus

biasanya rentan terjadi perdarahan ulang, terutama dalam 48 jam pertama.

Kemungkinan terjadi perdarahan ulang juga meningkat pada penderita usia tua,

gagal hati atau ginjal, dan pada peminum alkohol.

Komplikasi varises esofagus adalah :

1. Syok hipovolemik

2. Ensefalopati

3. Infeksi, misalnya pneumonia aspirasi

E. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan pada varises esofagus adalah mencegah atau

mengatasi perdarahan. Untuk itu biasanya digunakan obat untuk menurunkan

tekanan darah (beta bloker), termasuk tekanan darah di vena porta.

Perdarahan pada varises esofagus harus segera diatasi, jika tidak dapat terjadi

kematian akibat syok karena perdarahan. Hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi perdarahan antara lain :

1. Ligasi varises, yaitu dengan mengikat pembuluh darah yang sedang berdarah

dengan pita elastis.

2. Terapi injeksi endoskopi, yaitu menyuntik pembuluh darah dengan larutan

tertentu agar pembuluh darah tersebut berhenti berdarah.

3. Pintasan portosistemik intrahepatik transjugularis.

4. Transplantasi hati.

Page 4: Esophageal Varices 2

4

F. PENGKAJIAN

Data subyektif dan obyektif

Karakteristik, frekuensi, dan jumlah hematemesis dan melena

Distress pernapasan

Perubahan tanda vital, adanya ikterik

Gelisah, disorientasi, ansietas, dan kacau mental

Aspirasi emesis, distensi abdomen

Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan esofagoskopi

Pemeriksaan anteriogram esophagus

Pemeriksaan laboratorium : JDL, trombosit, PT, gas darah arteri, elektrolit,

alcohol darah, SGOT, SGPT, LDH, alkalin fosfat

Tes fungsi hepar

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Klien dipuasakan, selang esofagogastrik dengan pengisapan (suction) dan

tekanan diperhatikan.

Pelaksanaan tindakan lavase lambung.

Pemberian cairan parenteral dengan elektrolit.

Pemeriksaan darah lengkap yng terbaru.

Pemasangan kateter indoselling urine dengan pengukuran setiap jam.

Pengisapan orotrakheal.

Pemberian terapi oksigen.

Jalur tekanan vena sentral atau kateter swan-ganz.

Pemeriksaan gas darah arteri.

Pelaksanaan tindakan enema salin.

Pemberian vasopressin (pitressin), neomycin, vitamin K, laktulosa.

Pemberian analgesic, biasanya fenobarbital.

Pemberian antagonis reseptor histamine (Tagament Zantal).

Pelaksanaan tindakan skleroterapi esophageal.

Page 5: Esophageal Varices 2

5

Pelaksaan tindakan ligasi varies esophagus (LVE).

Pengaturan diet dan pembatasn aktivitas.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko aspirasi berhubungan dengan. selang esofagogastrik, kesulitan

menelan.

Intervensi keperawatan :

Pertahankan klien pada posisi tirah baring dalam lingkungan yang tenang.

Atur klien pada posisi miring selama periode muntah.

Atur posisi kepala tempat tidur setinggi 300.

Lakukan pengisapan orotrakheal.

Lakukan auskultasi dada terhadap bunyi napas setiap 2 jam sampai dengan

selang esofagogastrik dilepas.

Berikan terapi oksigen dengan masker atau kateter.

Latih dan ajarkan klien untuk membalik dan napas dalam setiap 2 jam.

Instruksikan agar tidak atau menahan batuk.

Jaga kebersihan mulut (hygiene oral) setiap 1-2 jam.

Jaga kebersihan hidung dan kelembaban dengan baik.

Evaluasi :

Klien dapat menunjukkan bunyi napas normal.

Klien dpat mengatasi sekresi dengan benar dan adekuat.

Klien dapat mendemonstrasikan cara membalikkan badan dan nafas dalam

dengan benar.

2. Perubahan perfusi jaringan (gastrointestinal, kardiopulmonal, ginjal, serebral,

perifer) yang berhubungan dengan hipovolemia

Intervensi Keperawatan :

Gastrointestinal

Pantau bising usus dan ukur lingkar abdomen setiap 2 jam, laporkan

bila ada perubahan pada dokter

Pantau feses terjhadap adanya melena

Pertahankan selang esofagogastrik (selang Sengstaken – Blackemore)

Pantau karakteristik dan jumlah drainase lambung setiap 1-2 jam

Page 6: Esophageal Varices 2

6

Berikan lavase lambung melalui selang

Pertahankan puasa

Kardiopulmonal

Kaji terhadap adanya hipovolemia, tachikardia, takipnea, kulit lembap

dan dingin

Gantikan kekurangan darah sesuai kebutuhan

Pantau bunyi napas

Berikan terapi oksigen

Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit dengan menggunakan

kateter berdiameter besar

Pantau hemoglobin, hematokrit, elektrolit serum, dan PT

Pantau jalur CVP atau kateter Swan Ganz

Pantau gas darah arteri

Ukur suhu rectal setiap 2 jam selama selang esofagogastrik dipasang

Ginjal

Pertahankan kateter urine mengalir sesuai gravitasi

Ukur intake dan output cairan setiap jam, bila output urine kurang dari

30-50 ml/jam, segera laporkan ke dokter

Pantau berat jenis urine

Pantau pH, BUN, dan kreatinin serum

Serebral

Kaji tingkat kesadaran dan ketajaman mental

Buat data dasar pengkajian neurologis

Perifer

Pantau nadi pedal

Anjurkan klien untuk latihan rentang gerak atif

Pertahankan ekstremitas dalam keadaan yang selalu hangat

Berikan kaos kaki anti embolik

Tinggikan kaki untuk meningkatkan aliran balik vena

Pantau pemberian obat-obatan seperti antbiotik, vitamin K,

vasopressin, dan antasida. Observasi efektivitas dan efeksampingnya.

Evaluasi :

Page 7: Esophageal Varices 2

7

Klien dapat menunjukkan hasil drainase lambung jernih atau menjadi

jernih secara bertahap

Klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang normal

Klien dapat menunjukkan hasil pemeriksaan elektrolit dalam batas normal

Klien dapat mempertahankan intake dan output yang seimbang

Klien dapat menunjukkan hasil pemeriksaan nadi pedal yang masih teraba

Klien dapat mempertahankan kulit yang hangat dan kering

Klien dapat menunjukkan ketajaman mental yang normal

3. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur invasive dan tindakan terapeutik

Intervensi Keperawatan :

Pertahankan posisi nyaman dalam menghadapi tindakan STE yang

dilakukan secara periodic dan terus-menerus

Berikan perawatan kulit secara terus-menerus dan gosok punggung setiap

2-4 jam untuk meningkatkan rasa nyaman

Pertahankan klien dalam keadaan hangat dan kering

Berikan latihan rentang gerak pasif setiap 4 jam

Kaji tingkat intensitas nyeri :

Berikan obat sesuai skala nyeri

Lakukan aktivitas (teknik) distraksi rasa nyeri bila mungkin

Berikan alternatif penatalaksanaan nyeri

Kaji efektivitas tindakan penghilang nyeri

Berikan kegiatan /aktivitas sesuai toleransi

Evaluasi :

Klien dapat memberikan laporan tentang ketidanyamanan (nyeri yang

dirasakan)

Klien dapat mendemonstrasikan aktivitas relaksasi

Page 8: Esophageal Varices 2

8

DAFTAR PUSTAKA

Antari , A., J. 2011. Esophageal Varices.

http://ayujuniantari.blogspot.com/2011/12/esophageal-varices.html .diakses

tanggal 20 Oktober 2012.

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Penerbit

Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Priyanto, A., & Lestari, S. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Penerbit Salemba Medika:

Jakarta.