ere you there - uki.ca · Sebagai manusia hidup kita sehari-hari pasti mengalami pasang surut,...
Transcript of ere you there - uki.ca · Sebagai manusia hidup kita sehari-hari pasti mengalami pasang surut,...
Menyongsong Tahun Yubileum UKI ke-40
W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O A P R I L 2 0 1 9 / N O . 3 2 2
Gereja: St Anselm’s Church, 1 Mc Naughton Rd. Toronto, ON M4G 3H3 Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart, 58 High Park Blvd. Toronto, ON M6R 1M8 Email: [email protected]
W ere you there...
when they crucified my Lord….?
when they nailed Him to the tree….?
when they laid Him in the tomb…?
Pastor Pamong
Romo Johanes Juliwan Maslim, SCJ (647) 532-1318
Deacon Deacon Val Danukarjanto
(416) 497-2274 [email protected]
D E W A N P E N G U R U S
U M A T K A T O L I K I N D O N E S I A
Koordinator
Angelina Hanapie (647) 463 2058 [email protected] Wakil Koordinator
Rudy S B H (416) 671-2648 [email protected]
Sekretaris Christianita Kuswoyo (647) 774-3801
[email protected] Bendahara
Evy Suwarni (647) 500-5969 [email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah Esther Kurniadi (416) 371-2593
[email protected] Seksi-seksi
Liturgi: Erny Ruslim (416) 871-2773 [email protected]
Bina Iman: Hendry Wijaya (416) 450-6536 [email protected]
Sosial: Darwin Budiman (647) 403-3530 [email protected]
Rumah Tangga: Natali Saputra (647) 293-5338 [email protected]
Usher: Sugianto Tanojo (647) 625-2497 [email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah Bambang Micha (416) 709-7989
[email protected] Seksi-seksi
Liturgi: Antonius Haryanto (905) 781-4689 [email protected]
Bina Iman: Tiny Tjongson (416) 616-9354 [email protected]
Sosial: Diana Lucas (416) 824.4069 [email protected]
Wakil: Eric I. Kurniawan (416) 704-2681 [email protected]
Rumah Tangga: Marsela Tan Malaka (647) 300-3563 / [email protected]
Wakil: Meti Tan (416)827-5394 [email protected]
Usher: Andrei Sutandar (647) 772-2117 [email protected]
BIDANG KHUSUS
MUDIKA Gabriela Lyona dan Evan Goldwin
PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor
Lilian Tjokro (416) 616-6393 [email protected]
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
Hendry Wijaya (416) 450-6536 [email protected]
Ketua Altar Server
Maria I. Cherie (416) 880-3385 [email protected]
Bersambung ke halaman 4
Kegelapan yang mencekam
Tentu saja ketika membaca tema tulisan ini, kita
langsung akan teringat Pahlawan Nasional dan sekaligus
tokoh emansipasi Indonesia, yakni Raden Ajeng Kartini.
Sosok Kartini yang berani memulai lembaran baru bagi
kebangkitan kaum wanita Indonesia, yang menjadi titik
terang dan pembaharuan. Perjuangannya inilah yang
menjadikan beliau pahlawan dan dikenang setiap tanggal 21
April sebagai Hari Kartini.
Tahun ini kita merayakan Perayaan Agung Paskah
pada tanggal 21 April, yang juga bertepatan pada peringatan
Hari Kartini. Maka inspirasi tema tulisan Kartini inilah yang
bisa menjadi permenungan kita bersama dalam konteks
iman kita. Tema yang sama dengan nuansa yang sama,
namun dengan muatan yang berbeda, karena bagi kita
Perayaan Paskah merupakan perayaan iman yang teragung.
Nuansa yang sama adalah peralihan dari situasi gelap,
situasi penderitaan menuju ke suasana baru, yakni terang
dan perubahan hidup, menjadi lebih baik.
Kegelapan memang sungguh mencekam kehidupan
kita dan tidak kita inginkan, namun itulah yang terjadi.
Selama Masa Prapaskah, kita diajak untuk melihat realita
kegelapan hidup kita karena kedosaan kita yang selama ini
kita lakukan. Kita hanya mampu melihat kegelapan dan
kedosaan kita itu dengan terang dan kasih Tuhan. Hidup
dalam kegelapan tidaklah mengenakkan, namun itu pula
yang kita lakukan karena tawaran yang selalu menarik.
Paulus dalam pengalamannya, mengatakah bahwa aku
melakukan yang tidak ingin kulakukan, yakni hal-hal yang
bertentangan dengan kehendak Tuhan, yakni kedosaan.
Ingatlah bahwa keinginan daging itu adalah maut, yang
menjauhkan manusia dari Tuhan. Sedangan keinginan Roh
adalah hidup, yang menyatukan kita dengan Tuhan.
Jelas kita tidak ingin hidup di dalam kegelapan
dosa, yang hanya memberikan kesenangan sesaat, namun
membawa kita menuju ke malapetaka selamanya. lihatlah
bagaimana kehidupan dan kebiasaan kita selama ini, apakah
masih dalam kegelapan? Apakah kenikmatan dunia ini
masih begitu menggoda dan membuat kita terbuai sehingga
lebih enak tinggal dalam kegelapan?
Lenyapnya kegelapan
Realita dosa yang membawa kegelapan inilah yang
menjadi perjuangan kita hingga sekarang ini. Tentu saja
sebagai seorang kristiani, yang mengikuti Yesus, kita ingin
keluar dan berubah. Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk
membawa kita keluar dan membersihkan kita semua dari
dosa dengan darahNya, yakni hidupNya sendiri. Itulah
Misteri Keselamatan kita manusia berdosa yang
dibebaskan oleh Tuhan sendiri dan dilepaskan dari belenggu
kejahatan. Kita sudah tahu bagaimana Yesus, yang adalah
Allah menjadi manusia untuk membawa kita manusia
keluar dari perbudakan dosa dan kembali bersatu dengan
Tuhan yang mencintai kita.
Sejak awal penciptaan, manusia hidup dalam
suasana penuh Rahmat bersama Tuhan Allah, yang
menciptakan kita. Hidup yang berahmat inilah yang ingin
dikembalikan oleh Tuhan bagi kita semua, karena kita harus
kembali ke Rumah kita yang sebenarnya, yakni Surga.
Kelemahan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa,
membuat manusia tidak mampu untuk keluar sendiri dari
kubangan dosa ini. Oleh sebab itulah Kasih Tuhan yang
begitu besar dengan belaskasihNya yang melimpah, Yesus
datang dan menjadi sama dengan kita. Ini sungguh luar
biasa, karena Allah yang merendahkan diri dalam rupa
manusia dan mengorbankan diriNya supaya kita selamat.
Tuhan Yesus menjadi puncak dan pusat dari
seluruh Sejarah Keselamatan yang Allah rencanakan bagi
kita semua. Hanya Yesuslah yang mampu menghancurkan
kegelapan dosa dan kuasa jahat yang menguasai dunia ini
dengan ‘sengsara-wafat-kebangkitanNya’. Inilah Misteri
Paskah Tuhan Yesus Kristus yang membawa kita semua
sekarang masuk dalam situasi hidup baru dan suasana
Habis Gelap,
Terbitlah Terang Kristus yang Bangki t Mulia sebagai Cahaya Dunia
Romo Johanes Juliwan Maslim, SCJ
keselamatan. Kegelapan itu telah dilenyapkan oleh Yesus dan
Terang telah datang dan tinggal di tengah kita hingga hari
ini.
Terang Kebangkitan
“Kristus Cahaya Dunia”, itulah yang dinyanyikan
pada Perayaan Malam Paskah melalui kegelapan malam
dengan Lilin Paskah yang menyala sebagai lambang Sang
Kristus. Cahaya atau Terang itu memancar dari Tuhan Yesus
Kristus yang bangkit mulia. Cahaya itu begitu tajam dan
cemerlang sehingga semua yang gelap menjadi kelihatan dan
dosa dihancurkan, manusia dibersihkan. Maka Kebangkitan
Yesus membawa sukacita bagi kita semua, karena bagi kita
semua tersedia keselamatan dan tidak perlu takut lagi hidup
dalam kegelapan.
Yesus telah memberikan diriNya hingga wafat di salib
untuk membawa manusia menuju kepada BapaNya dalam
kebahagiaan abadi di Surga. Maka semuanya telah tersedia
bagi kita yang dikasihi Tuhan. Inilah suasana baru, suasana
terang yang telah mengalahkan kegelapan, tempat kita hidup
sekarang ini. Kita tidak boleh tinggal selamanya pada Masa
Prapaskah, kita harus sampai ke Perayaan Paskah kehidupan
kita. Ini berarti bahwa kita tidak boleh hanya melihat kedosaan
kita dan kegelapannya, kita harus berani keluar dan
menyongsong Terang Kristus dan hidup dalam terang itu.
Hidup dalam Terang Kebangkitan berarti hidup sebagai
manusia baru yang ikut dalam gerakan Roh Allah sendiri.
Berjalan dalam Terang
Hidup dalam Terang Kebangkitan Kristus ini harus
terus dipertahankan, karena kita tetap hidup di tengah dunia
dengan berbagai tawarannya yang bisa menjauhkan kita dari
Terang itu. Kita harus selalu bekerjasama dengan Rahmat
Tuhan yang diberikan kepada kita dan menjaga agar tetap
hidup di dalam terang itu. Tuhan telah menyelamatkan kita,
namun kita juga tetap perlu waspada dan jangan sampai lalai,
karena si jahat, setan, masih tetap ada dan berusaha merebut
kita lagi dari Terang itu. Tentu saja Tuhan tetap selalu
melindungi kita semua dengan berbagai cara dan juga melalui
Gereja, yang menganugerahkan kepada kita melalui berbagai
sakramennya. Oleh sebab itulah kita perlu selalu
menyatukan hati kepada Tuhan di dalam GerejaNya yang
kudus.
Berjalan dalam Terang Tuhan memerlukan pula
perjuangan yang terus-menerus, karena itulah yang akan
membuat kita kuat. Walaupun Keselamatan telah diberikan
kepada kita semua, namun tidak berarti kita hanya diam saja.
Ingatlah kata Santo Yakobus, ‘iman tanpa perbuatan adalah
mati’. Kita percaya dan beriman, maka kita mewujudkannya di
dalam setiap tindakan dan perbuatan hidup kita. Ketika kita
melakukan berbagai perbuatan kasih, maka kita sedang
berjalan dalam Terang Tuhan. Yesus pernah bersabda, “segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk mereka yang paling hina ini,
kamu melakukannya untuk Aku”. Hidup dalam Terang Kristus
adalah hidup dalam berbagi kasih kepada sesama, itulah juga
tanda kita mengasihi Tuhan.
Marilah kita meneruskan perjalanan dan perjuangan
hidup kita di dunia ini dalam terang Kristus yang sudah ada di
dalam diri kita masing-masing. Jangan takut untuk melangkah
dan melawan kegelapan dosa setiap saat. Ketika kita lemah,
maka ingatlah terang itu dan satukan hati selalu denganNya
dalam hidup rohani kita. Dengan demikian kita akan sampai ke
Rumah Bapa kita, yang juga adalah Rumah kita semua, hidup
kekal dan abadi dalam Terang Kristus yang selalu ada bersama
kita. ]]
Sambungan dari halaman 3 H A L A M A N 4
Bersambung ke halaman 9
Menyongsong Tahun Yubileum UKI ke-40 (1980-2020)
Bila Anda memiliki foto kegiatan ataupun informasi berkaitan dengan kegiatan Yubileum UKI ke-40, silakan Anda kirimkan ke:
Team Redaksi Berita UKI: [email protected] atau Panitia Tahun Yubileum UKI ke-40: [email protected]
Sabtu, 9 Maret 2019 telah berlangsung
Rapat Pleno UKI bertempat di Meeting Room Wisma Mega Indah, Mississauga. Rapat yang dibuka pada pukul 9.30 pagi dan diakhiri pada pukul 4 sore dihadiri oleh Romo Pamong UKI Johanes Juliwan Maslim SCJ, Deacon Val Danukarjanto, Dewan Inti UKI Rudy Budihartono (Wakil Koordinator), Sekretaris (Anita Koeswoyo), Ketua Wilayah West (Bambang Micha), Ketua Wilayah East (Esther Kurniadi), Bendahara (Evy Suwarni), dan para ketua Seksi, para ketua-ketua Kelompok Komunitas UKI, dan Panitia Yubileum UKI ke-40. Mengawali Rapat Pleno, Dewan Pengu-rus baru untuk wilayah East dan West serta Bendahara saling bertemu dan mengenal lebih dekat satu sama lain. Rapat yang sangat penting ini kami gunakan untuk memantapkan program
kerja yang sudah dirancang, mengadakan beberapa perubahan sesuai dengan kese-pakatan Dewan Pengurus baru, dilanjut-kan dengan pembicaraan khusus oleh Panitia Yubileum UKI ke-40 tentang program kerja dan berbagai rencana kegiatan menyongsong Yubileum UKI ke-40. Saya menghimbau kepada seluruh Warga UKI untuk selalu menyimak akan kegiatan-kegiatan mendatang yang diselenggarakan oleh Panitia Yubileum UKI ke-40. Sebelum Anda merencanakan kegiatan lain, pastikan Anda melihat, mendengar pengumuman di UKI dahulu melalui milist, Berita UKI, Facebook, dan tentunya sempatkan untuk selalu hadir di acara Ekaristi pada minggu kedua dan keempat setiap bulannya. Di akhir rapat, dalam wejangannya Romo Pamong UKI Johanes Juliwan Maslim, SCJ menegaskan tiga point yang harus
dipegang dalam menjalankan tugas pela-yanan di UKI. Pertama, para pengurus UKI merupakan orang-orang yang dipilih. Dipilih sebagai pelayan di bahtera Umat Katolik Indonesia. Kita dipilih bukan karena kita mampu tetapi karena Tuhan memilih kita untuk dimam-pukan dan dilayakkan. Kedua, memilih untuk melayani bukan dilayani. Ketiga, melayani perlu keterbukaan hati dan readiness, tidak mengharapkan upah. Jika kita kagum akan Tuhan, kita mem-berikan yang terbaik. Terima kasih kepada Anda semua yang hadir di Rapat Pleno UKI 2019. Kita siap melayani dengan murah hati dan rendah hati. Terima kasih juga kepada Manage-ment Wisma Mega Indah yang telah mengakomodasi tempat untuk Rapat Ple-no tahunan UKI ini. □ |
Angelina Hanapie Koordinator UKI|
apat leno ewan engurus
Foto-foto selengkapnya silakan klik www.uki.ca
rapaskah adalah masa persiapan diri menuju misteri agung iman kita, yaitu Paskah…. Kebangkitan Sang Juru Selamat
mengalahkan kematian. Pada masa ini kita diberi kesempatan (secara khusus) untuk ber-rekonsiliasi (berdamai) dengan Tu-han, bertobat/kembali kepada kekudusan / kesucian kita. Sela-ma masa prapaskah kita dianjurkan juga untuk semakin intensif melakukan:
- Doa: menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan Tuhan
- Puasa: berusaha mengurangi/menghilangkan keteri-katan kita pada dunia
- Derma: menyadari bahwa apa yang kita miliki di dunia adalah bentuk Kasih Tuhan, karenanya kita wajib membagikan Kasih itu kepada sesama yang keku-rangan atau tidak mampu.
Sebagai manusia hidup kita sehari-hari pasti mengalami pasang surut, penuh dengan permasalahan, kesulitan batin dan lahir. Kita adalah mahluk lemah, cenderung berbuat dosa dan
dikuasai dosa. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia sudah dikuasai oleh Setan, sang penguasa kegelapan. Manusia yang dikuasai oleh kegelapan, situasi hidupnya sungguh tidak menentu. Pikirannya tidak bisa fokus. Manusia mengalami ban-yak kesulitan dalam hidup. Da-lam kegelapan perasaan batin kita terasa tidak nyaman. Kita kehilangan kebahagiaan, yang ada hanya kecemasan dan ketakutan. Karena kegelapan dosa itu maka muncullah ber-macam-macam sikap manusia yang sungguh menakutkan, seperti pembunuhan, per-ampokan, pemerkosaan, perjudi-an dan lain-lain. Manusia hidup dalam ketakutan dan kecemasan. Kenyamanan hidup tidak ada. Satu sikap lain yang sering mun-cul dalam diri manusia adalah sikap menghakimi orang lain, atau menjelek- jelekkan orang lain. Sikap ini sering tidak diimbangi dengan sikap men-goreksi diri, atau melihat diri. Sikap mengoreksi diri sering tidak jalan. Sikap demikianlah yang dimiliki orang orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
(Yoh 8: 1-11) …. mereka menghakimi si perempuan yang ked-apatan berzinah. Menghadapi hal ini, sungguh luar biasa apa yang dibuat Yesus. Dia tenang dan kemudian memberi waktu mereka berpikir dengan kalimat-Nya, 'Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu', tentu saja tidak ada yang berani. Karena semua akhirnya sadar bahwa semua orang berdosa. Lebih jauh dari itu, Yesus kemudian menunjukkan sikap belas kasih luar biasa. Dia 'mengangkat' si perempuan dari kedosaannya dan membiarkan dia pergi dengan damai, damai karena dosanya sudah diampuni Tuhan. 'Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang'. Kita diundang Tuhan untuk berefleksi diri, untuk selalu be-
rusaha melihat kedosaan kita lebih dulu dan bukannya sibuk
dengan urusan orang lain dan mulai menghakimi orang lain.
Kedua, kita diundang untuk selalu datang pada Yesus dan
memohon belas kasihan-Nya, pengampunan-Nya. Jangan
Sobeklah H timu….. membuka hati bagi keselamatan
P
Bersambung ke halaman 8
Foto-foto selengkapnya silakan klik www.uki.ca
Design: C.F. Nugraha
A P R I L 2 0 1 9 / N O . 3 2 2 H A L A M A N 7
Menyongsong Tahun Yubileum UKI ke-40 (1980-2020)
pernah ragu datang pada-Nya. Dan kalau Tuhan sudah mengam-
puni kita, belajarlah dan berusahalah untuk juga bisa memaafkan
diri kita agar kita bisa memulai sesuatu yang baru dengan baik
berkat Rahmat Pengampunan Tuhan itu.
Di saat kita mengalami penderitaan / masalah, kita sering ber-
tanya di manakah Tuhan, mengapa Dia berdiam saja membiar-
kan semua masalah terjadi? Tuhan tidak pergi kemanapun juga.
Dia tetap ada di hati kita, menunggu kita datang mengeluh kepa-
da-Nya. Kita-lah yang menjauh dari Tuhan, suara hati kita ter-
tutup / menjadi tumpul, dan lebih berfokus pada godaan jahat….
Hal inilah yang membuat hati kita menjadi keras / beku.
Di masa prapaskah inilah kita harus mau “double check”, harus
menyadari bahwa jalan yang kita tempuh telah di luar jalur.
Proses “sadar” akan kelemahan diri dan “sadar” bahwa Tuhan
adalah sumber Kasih, harus diikuti dengan permohonan rahmat
pengampunan kepada Tuhan. Orang yang berserah kepada Tu-
han tidak akan pernah kehilangan harapan. Bila derita di dunia
tidak terhindarkan maka yakinlah kita bahwa mahkota kebahagi-
aan akan menjadi milik kita di surga. Jangan pernah takut
menghampiri atau datang kembali kepada Tuhan karena
sesungguhnya Dia sedang menanti untuk memeluk dan men-
dekap kita dalam pelukan Kasih-Nya. Tuhan tidak melihat masa
lalu kita, melainkan Dia mengarahkan kita kepada-Nya yang
adalah sumber sukacita dan kebahagiaan sejati.
Tujuan hidup baru kita adalah hati yang lembut dan rendah hati
berdasarkan kasih yang telah kita terima dalam rupa Putra Tung-
gal-Nya, Yesus Kristus. Hati yang penuh kasih adalah hati yang
selalu memberi dan membagikan kasih itu sendiri karena hati itu
bersatu dengan Tuhan. Sebagai contoh hati yang lembut dan
rendah hati adalah hati yang dimiliki oleh Bunda Maria yang
menjawab kabar gembira dari Allah dengan “terjadilah padaku
menurut kehendak-Mu, karena sesungguhnya aku ini hamba
Tuhan”; kerendahan hati Yohanes Pembaptis yang merasa tidak
layak membuka tali kasut-Nya, ia menjadi kecil agar Yesus
menjadi besar.
Di akhir Rekoleksi Prapaskah, Sabtu 30 Maret 2019 Romo Juli-
wan menganjurkan agar dalam persiapan Paskah tahun ini kita
masing-masing memilih 1 Sabda Tuhan / kalimat / kata yang
dapat kita jadikan Rhema / gema dalam hidup kita. Seorang
teman memberi saya Mazmur 116.
CB
Team Redaksi Berita UKI
Sambungan dari halaman 6
alam rangka memperingati
Ulangtahun UKI ke-40, ada baiknya kita mengingat kembali bagaimana perkem-bangan logo UKI dari awal mula sampai menjadi seperti yang kita kenal sekarang ini. Mungkin para old-timer masih ingat logo UKI yang pertama. Logo itu terdiri dari gabungan huruf U-K-I sekedarnya (gambar 1). Kaki huruf ‘K’ yang men-julur ke kanan membuat lambang UKI ini condong berat ke kanan, tidak simetris dan tidak seimbang. Lambang tersebut diletakkan di dalam sebuah lingkaran, dan kata-kata ‘Umat Katolik Indonesia-Toronto-Canada’ mengelilingi di luar lingkaran tersebut. Beberapa tahun berlalu, dan melihat ‘logo’ yang sangat sederhana tersebut, Dewan UKI mengadakan “Lomba Logo UKI”. Tergerak hati saya untuk ambil bagian. Saya ingin UKI mempunyai logo yang lebih bermakna. Saya mulai dengan membuat sketsa di dalam scrap-book saya. Saya membayangkan huruf ‘U’ sebagai cawan (bowl) atau bagian atas dari piala (chalice) yang digunakan untuk Misa Kudus. Cawan ini melambangkan wadah untuk Umat berkumpul. Kemudian cawan terse-but dilengkapi dengan ‘bayangan ka-ca’ (‘mirror image’) ke bawah, yang sekaligus membuat huruf ‘K’. Huruf ‘U’+ huruf ‘K’ yang mempunyai extra bayangan kaki ke kiri melambangkan ‘Umat Katolik’ yang teguh dan kokoh. Tiang dari huruf ‘K’ merangkap menjadi huruf ‘I’ dan menjadi bagian yang sangat penting dari logo ini. Huruf ‘I’ ini meru-pakan lilin Paskah yang bernyala. Titik di atas huruf ‘I’ menjadi sinar yang terang, sekaligus melambangkan hosti, Tubuh Kristus, yang kita sambut setiap kali kita merayakan Ekaristi. Di tengah-tengah hosti terlihat Salib Suci yang memanjang
ke bawah sampai ke tanah. Secara kese-luruhan huruf ‘I’, hosti dan salib mel-ambangkan Kristus dan tubuhNya yang menjadi pemersatu iman katolik UKI kita (gambar 2). Dari ide dan sketsa di atas, saya jadikan sebagai masukan ke Lomba Logo UKI. Ternyata meskipun belum sempurna, masukan saya terpilih karena maknanya sangat cocok. Oleh Panitia, masukan ini diberikan kepada saudara Kim Setiadi, yang dengan bakatnya sebagai seorang arsitek menyempurnakannya menjadi logo UKI yang kita kenal seperti sekarang ini (gambar 3). Aslinya logo ini tidak berwarna, hanya hitam putih seperti ini. Kalau diberi warna, maka gambaran saya adalah warna kuning emas untuk cawan huruf ‘U’ dan kakinya, sesuai dengan piala emas yang dipergunakan dalam Misa Kudus. Huruf ‘I’ yang juga merangkap sebagai tiang huruf ‘K’ berwarna kuning Vatikan, melambangkan hubungan UKI dengan Bapa Paus di Roma. Bulatan Hos-ti berwarna putih melambangkan kesu-cian Yesus Kristus dan UKI. Salib Suci berwarna coklat kayu sesuai dengan warna Salib Kristus. Semoga bermanfaat bagi kita semua.]]
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Deacon Val Danukarjanto
Menyongsong Tahun Yubileum UKI ke-40 (1980-2020)
Sambungan dari halaman 5
ime
"Life is to short to be spent alone"
Quality time, Anda pasti membutuhkannya. Quality time
bareng keluarga, komunitas, teman, rekan kerja, bahkan
saat liburan pun kita butuh yang namanya quality time.
Ingat hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan sendiri.
Nah ada tiga tips tuk membuat hidup Anda agar dapet tuh
quality time.
Pertama, one big activity every day. Biasanya setiap hari
kita tuh punya banyak checklist. Perencanaan inilah, itu-
lah, rapat ini, rapat itu, pergi ke sana, pergi ke sini pokok-
nya banyak. So pilihlah yang penting dan satu yang ter-
penting hari itu. Lakukan dengan kegembiraan, jangan
terburu-buru. Enjoy the moment and enjoy time, maka
Anda akan membuat hari ini ... hari ini ... dan hari ini ...
sesuatu yang menyenangkan, membahagiakan dan pantas
untuk disyukuri.
Sekalipun hari ini Anda diterpa badai selalu ada hal is-
timewa yang akan Anda dapatkan bila fokus melakukan
satu hal besar dalam hidup Anda hari ini.
Kedua, No gadget. Yach ini rada susah. Susah untuk
meninggalkan apa lagi tuk tidak memegang dan mem-
bukanya. Tapi kita bisa membatasinya. Membatasi alias
mengurangi adalah salah satu cara bijak menggunakan
gadget. Kadang hanya karena gadget quality time makan,
liburan, kebersamaan hilang. Bijaklah menggunakan
gadget agar quality time bisa Anda dapatkan hari ini.
Ketiga, enjoy the moment. Pernah nggak sih kamu alami,
kamu udah rencanain matang-matang eee ada hal yang di
luar dugaan terjadi. Yach banyak hal di luar dugaan yang
tidak bisa Anda kendalikan sepenuhnya di sekitar Anda.
Tapi Anda bisa mengendalikan mood dan respon Anda. So
enjoy the moment aja. Berhenti ngomel dan menyalahkan.
Apalagi marah marah.
Ingat: one big activity, no gadget, enjoy the moment.
Deo gratias.
Pastor Rio, SCJ - Bandar Lampung
ual i ty