epinefrin.doc

18
CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 200 9 EPINEFRIN Christy Imelda Margaretha M 0861050007 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia I. Abstrak Pendahuluan : Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hormone epinefrin (adrenalin). Medula adrenal pertama kali dibedakan dari korteks adrenal pada awal abad ke 19. produk secretoria yang utama adalah epinefrin, berhasil diisolasi, dimurnikan, dan disintesis seabad kemudian. Medula adrenal, suatu bagian sistem saraf simpatis yang mempunyai spesialisasi sangat canggih, berfungsi pada keadaan stres Epinefrin Page 7

description

nnn

Transcript of epinefrin.doc

Page 1: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

EPINEFRIN

Christy Imelda Margaretha M

0861050007

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Indonesia

I. Abstrak

Pendahuluan : Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hormone epinefrin

(adrenalin). Medula adrenal pertama kali dibedakan dari korteks adrenal pada awal abad

ke 19. produk secretoria yang utama adalah epinefrin, berhasil diisolasi, dimurnikan, dan

disintesis seabad kemudian. Medula adrenal, suatu bagian sistem saraf simpatis yang

mempunyai spesialisasi sangat canggih, berfungsi pada keadaan stres atau bila terjadi

deviasi yang nyata terhadap homeostasis yang normal.(2)

Subjek :. Perangsangan saraf simpatis yang menuju medula adrenal menyebabkan

pelepasan sejumlah besar epinefrin ke dalam sirkulasi dan kemudian dibawa dalam darah

ke semua jeringan tubuh. Epinefrin yang beredar dalam darah sirkulasi mempunyai efek

yang sama terhadap berbagai organ. Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama

dengan norepinefrin, tetapi efeknya berbeda dalam beberapa hal berikut ini : Pertama,

epinefrin karena efeknya yang lebih besar dalam merangsang receptor beta, memberi efek

yang lebih besar juga terhadap perangsangan jantung daripada norepinefrin. Kedua, bila

E p i n e f r i n Page 7

Page 2: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

dibandingkan dengan norepinefrin efek epinefrin dalam mengonstriksikan pembuluh

darah dalam otot lebih lemah. Karena pembuluh darah dalam otot merupakan segmen

utama dari pembuluh darah tubuh, maka perbedaan ini sangatlah penting sebab

norepinefrin sangat meningkatkan tahanan perifer total dan tekanan arteri, sedangkan

epinefrin meningkatkan tekanan arteri lebih sedikt tetapi meningkatkan curah jantung

lebih besar lagi. Perbedaan ketiga antara kerja epinefrin dan norepinefrin berkaitan

dengan efeknya terhadap metabolisme jaringan. Epinefrin mempunyai efek metabolik 5

sampai 10 kali lebih besar daripada norepinefrin.(1)

Hasil : Hormon epinefrin mempunyai kemampuan untuk merangsang struktur-struktur

tubuh yang tidak dipersarafi oleh serabut simpatis langsung.Contohnya, hormon ini dapat

meningkatkan kecepatan metabolisme setiap sel tubuh.(1)

Kesimpulan : Epinefrin sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai pemicu aktifitas simpatis.

E p i n e f r i n Page 7

Page 3: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

II. PENDAHULUAN

Epinefrin yang disekresikan oleh medula adrenal dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme di seluruh tubuh sampai 100% di atas normal, sehingga dengan cara ini

meningkatkan aktivitas dan eksitabilitas tubuh. Epinefrin ini juga meningkatkan

kecepatan aktivitas metabolik lainnya, seperti glikogenolisis dalam hati dan otot serta

pelepasan glucosa ke dalam darah. Epinefrin dan norepinefrin hampir selalu dilepaskan

oleh medula adrenal pada saat yang bersamaan sewaktu organ-organ yang lain

dirangsang secara langsung oleh aktivasi simpatis umum. Oleh karena itu, sebenarnya

organ-organ ini menerima dua macam perangsangan : secara langsung oleh serabut

simpatis dan secara tak langsung oleh hormon-hormon medula adrenal. Kedua macam

perangsangan ini saling menunjang satu sama lain dan biasanya dapat saling bergabung.

Contohnya bila ada kerusakan pada saraf simpatis langsung yang berjalan ke berbagai

organ tubuh, eksitasi simpatis organ tersebut tidak hilang begitu saja sebab norepinefrin

dan epinefrin masih dilepaskan ke dalam darah sirkulasi dan secara tak langsung

menimbulkan perangsangan. Demikian pula, hilangnya kedua medula adrenal biasanya

memberi sedikit efek saja pada kerja sistem saraf simpatis, sebab cara langsung masih

dapat melakukan hampir semua kerja yang diperlukan. Jadi, mekanisme ganda dari

perangsangan simpatis merupakan factor penyelamat (safety factor) ketikia mekanisme

yang satu dapat menggantikan mekanisme lain jika mekanisme yang lain tersebut hilang.

Hormon epinefrin dan norepinefrin mempunyai kemampuan untuk merangsang struktur-

struktur tubuh yang tidak dipersarafi oleh serabut simpatis langsung.Contohnya, kedua

hormon ini dapat meningkatkan kecepatan metabolisme setiap sel tubuh, khususnya oleh

epinefrin, walaupun hanya sedikit sekali sel-sel tubuh yang dipersarafi secara langsung

oleh serabut simpatis.(1)

E p i n e f r i n Page 7

Page 4: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

III. PEMBAHASAN

Anatomi

Sistem saraf simpatis timbul pada fetus dari sel-sel primitif krista neuralis. Pada

sekitar minggu kelima masa gestasi. Sel-sel ini bermigrasi dari ganglion spinalis primitif

di regio torakis untuk membentuk rantai simpatis di bagian posterior dari dorsal aorta.

Kemudian sel-sel ini mulai bermigrasi ke anterior untuk membentuk sisa ganglion-

ganglion lainnya. Pada usia 6 minggu sekelompok sel-sel primitif ini bermigrasi

sepanjang vena sentralis dan masuk korteks adrenal fetus untuk membentuk medula

adrenal yang sudah dapat dideteksi pada minggu kedelapan. Medula adrenal pada masa

tersebut terdiri dari simpatogonia (krista neuralis) dan feokromoblas yang kemudian

menjadi matur dan disebut feokromosit. Sel-sel ini mempunyai gambaran struktur seperti

bunga mawar dengan sel-sel yang lebih primitif akan menempati daerah central.(2)

Penimbunan granula-granula dijumpai pada sel-sel ini dengan mikroskop elektron

pada minggu ke 12. Feokromoblas dan feokromosit juga berkumpul pada kedua sisi aorta

untuk membentuk paraganglion. Prinsip pengumpulan sel-sel ini dijumpai pada tingkat

arteria masenterika inferior. Kemudian sel-sel tersebut berfungsi ke anterior untuk

membentuk organ Zuckerkandl, yang jelas timbul pada masa kehidupan fetus. Organ ini

diduga merupakan sumber utama katekolamin selama tahun pertama kehidupan,

selanjutnya mengalami atrofi. Feokromasit (sel-sel kromafin) juga dijumpai di bagian-

bagian lain sistem saraf simpatis. Sel-sel kromafin pada medula adrenal adalah sel-sel

kolumner ovoid yamg tersusun sebagai gumpalan-gumpalan atau tali-tali di sekeliling

pembuluh-pembuluh darah. Nama tersebut berasal dari hasil observasi dimana granula-

E p i n e f r i n Page 7

Page 5: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

granulanya akan berubah menjadi coklat (feo) bila diwarnai dengan asam kromat. Warna

tersebut, disebabkan oleh oksidasi epinefrin dan norepinefrin menjadi melamin. Sel-sel

ini mempunyai nukleus yang berasal dari aparatus golgi yang berkembang baik. Sel-sel

ini mengandung sejumlah besar vesikel-vesikel atau granula-granula yang mengandung

katekolamin.(2)

Vesikel-vesikel yang berisi norepinefrin lebih gelap dibandingkan yang berisi

epinefrin. Feokromosit-feokromosit tersusun dalam suatu sangrar, alveoli atau tali-tali

yang dikeliingi oleh jaringan-jaringan yang kaya akan kapiler-kapiler dan sinusoid-

sinusoid. Medula adrenal juga mengandung sebagian sel-sel ganglion simpatis, tunggal

ataupun berkelompok. Sel-sel ganglion juga ditemukan dalam kaitannya dengan visera,

badan karotid, glomus jugularis, dan ganglion torakis serta servikal. Hubungan anatomi

antara medula adrenal dan korteks adrenal berbeda pada spesies yang berbeda.(2)

Fungsi

Epinefrin berguna untuk meningkatkan konsentrasi glucosa dalam plasma selama

waktu stres, yakni bila sistem saraf simpatis dirangsang. Akan tetapi, karena epinefrin ini

berbeda dengan hormon-hormon lain, karena pada saat yang sama epinefrin juga

meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam plasma. Alasannya karena : Pertama,

epinefrin mempunyai efek yang sangat kuat dalam menyebabkan timbulnya proses

glikogenolisis di dalam hati sehingga akan melepaskan sejumlah besar glucosa ke dalam

darah dalam beberapa menit. Kedua, epinefrin mempunyai efek lifolitik langsung

terhadap sel-sel lemak karena epinefrin dapat meningkatkan hormon jaringan lemak yang

peka-lipase, sehingga juga sangat meningkatkan konsentrasi asam lemak darah. Secara

kuantitatif, peningkatan asam lemak jauh lebih besar daripada peningkatan glucosa darah.

Oleh karena itu, epinefrin terutama meningkatkan penggunaan lemak pada keadaan stres

seperti pada saat kerja fisik, syok sirkulasi, dan kecemasan.(1)

Biosíntesis

Katekolamin-katekolamin terdistribusi secara luas pada tumbuh-tumbuhan dan

hewan-hewan. Pada mamalia, epinefrin disintesis di medula adrenal. Dopamin, perkursor

E p i n e f r i n Page 7

Page 6: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

epinefrin ditemukan pada medula adrenal dan di neuron-neuron noradrenergik. Proporsi

epinefrin yang ditemukan di medula adrenal bervariasi pada setiap spesies.

A. Konversi Tirosin Menjadi Dopa

Katekolamin-katekolamin disintesis dari tirosin, yang dapat berasal dari makanan

atau disintesis dari fenilalanin di hepar. Tirosin bersirkulasi dengan konsentrasi 1-

1,5 mg/dl darah. Masuk ke dalam sel-sel neuron dan sel-sel kromafin melalui

mekanisme transport aktif dan dikonversi menjadi dihidroksifenilalanin (dopa).

Reaksi ini dikatalisa oleh tirosin hidroksilase yang ditransport melalui aliran

aksonal ke terminal saraf. Aktivitas tirosin hidroksilase dapat dihambat oleh

berbagai komponen. Alfa-metilmetatirosin efektif dan kadang-kadang digunakan

untuk terapi feokromositoma maligna. Substansi-substansi yang mengikat besi

atau berkompetisi terhadap kofaktor pteridin juga meghambat enzim tersebut,

tetapi secara klinis tidak berguna. Enzim ini merupakan tanda terpercaya dari jari

ngan saraf simpatis yang utuh dan sintesis neurotransmiter.

B. Konversi Dopa Menjadi Dopamin

Dopa dikonversi menjadi dopamin oleh enzim aromatik L-asam dekarboksilase

(dopa dekarboksilase). Enzim ini ditemukan pada semua jaringan, konsentrasi

tertinggi terdapat pada hepar, ginjal, otak, dan vas deferens. Berbagai inzim

mempunyai spesifikasi substrat yang berbeda tergantung pada jaringan

sumbernya. Inhibitor-inhibitor kompetitif dekarboksilase dopa seperti metildopa

di konversi menjadi substansi-substansi yang kemudian disimpan di granula-

granula dalam sel saraf dan dilepas menggantikan norepinefrin.. Produk-produk

ini diduga berperan sebagai perantara kerja antihipertensi obat-obat di sinaps

simpatis perifer tetapi sekarang dipercaya menstimulasi receptor alfa dari sistim

inhibitor kortikobulber, mengurangi pelepasan simpatis di perifer.

C. Konversi Dopamin Menjadi Norepinefrin

Konversi dopamin menjadi norepinefrin dikatalisa oleh dopamin beta

hidroksilase, suatu oxidase fungsional campuran yang membutuhkan oksigen dan

donor elektron eksternal. Enzim tidak terjadi pada jaringan di luar neuron. Bagian

spesifitas biologik dopamin beta hidroksilase dapat timbul dari

E p i n e f r i n Page 7

Page 7: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

kompartementalisasi. Dopamin beta hidroksilase yang baru disintesis dimasukkan

langsung ke dalam vesikel yang kemudian melakukan ambilan, sintesis dan

penyimpanan katekolamin. Membran vesikel-vesikel ini mengandung dopamin

beta hidroksilase, ATPase, sitokrom P-561, dan reduktase sitokrom P-561:NADH.

Dopamin beta hidroksilase juga ditemukan dalam granula dan dilepaskan bersama

norepinefrin pada saat sekresi. Inhibitor enzim seperti disulfuramik dan asam

pikolinat, tidak mempunyai manfaat klinis.

D. Konversi Norepinefrin Menjadi Epinefrin

PNMT mengkatalisa N-metilasi dari norepinefrin menjadi epinefrin,

menggunakan S-adenosilmetionin sebagai donor metil. Ini hanya dijumpai pada

medula adrenal dan di sebagian neuron-neuron di susunan saraf pusat. Enzim ini

dijumpai pada sitosol. Norepinefrin meninggalkan granula dan setelah mengalami

metilasi masuk kembali ke granula-granula yang berbeda. Keadaan ini diinduksi

oleh glukokortikoid kadar tinggi (100 kali lipat dibandingkan konsentrasi

sistemik) yang ada di medula adrenal. Konversi dopamin menjadi epinin

dikatalisa oleh N-metiltransferase nonspesifik. Biosíntesis katekolamin digabung

untuk disekresikan, sehingga penyimpanan norepinefrin pada badan-badan akhir

saraf relatif tetap tidak berubah bahkan bila terdapat aktivitas yang saraf nyata.

Pada medula adrenal, mungkin dapat terjadi deplesi cadangan bila terjadi

hipoglikemia yang berkepanjangan. Biosintesis agaknya meningkat selama

dilakukannya stimulasi pada saraf dengan aktivitas tirosin hidroksilase. Stimulasi

yang berkepanjangan akan menyebabkan induksi peningkatan jumlah enzim

tersebut.(2)

E p i n e f r i n Page 7

Page 8: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

Patofisiologis

Hipofungsi

Hipofungsi medula adrenal sendiri mungkin terjadi hanya pada individu-individu

yang menerima terapi steroid adrenokortikal sebagai pengganti setelah dilakukan

adrenalektomi. Individu-individu Pasien-pasien yang menderita infusiensi otonomik,

yang mencakup defisiensi sekresi epinefrin medula adrenal, dapat dibuktikan akan

menunjukkan defek-defek minor pada pemulihan hipoglikemia yang diinduksi oleh

insulin. Namun, harus diperhatikan bahwa pasien-pasien dengan diabetes mellitus dimana

respon glukagon juga berkurang , kehilangan respon medula adrenal tambahan membuat

mereka makin rentan terhadap penderitaan hipoglikemia berat.(2)

Hiperfungsi

Medula adrenal diketahui tidak berperanan penting pada hipertensi esencial.

Peranan susunan saraf simpatis pada regulasi aliran darah dan tekanan darah telah

E p i n e f r i n Page 7

Page 9: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

menyebabkan dilakukannya penyelidikan-penyelidikan secara intensif mengenai

peranannya pada berbagai tipe hipertensi. Katekolamin dapat meningkatkan tekanan

darah dengan meningkatkan curah jantung, dengan meningkatkan resistensi perifer

karena adanya kerja vasokonstriktif arterial, dan dengan meningkatkan pelepasan renin

dan ginjal yang akan menyebabkan peningkatan kadar angiotensin II di sirkulasi.

Walaupun banyak penelitian yang menunjukkan peningkatan kadar katekolamin bebas

dalam sirkulasi, bukti-bukti mengenai peningkatan aktivitas simpatis tidak dijumpai

secara seragam.(2)

Feokromositoma

Feokromositoma adalah tumor-tumor yang berasal dari sel-sel kromafin di

susunan saraf simpatis. Tumor-tumor ini akan melepaskan epinefrin atau norepinefrin

atau keduanya dan pada sebagian kasus juga melepaskan dopamin ke dalam sirkulasi

menyebabkan hipertensi dan gejala-gejala serta tanda-tanda lainnya.(2)

Di samping katekolamin, feokromositoma telah dilaporkan menghasilkan

berbagai jenis peptida aktif. Ini termasuk substansi P, adrenokortikotropin, beta endorfin,

lipoprotein, polipeptida vasoaktif intestinal, interleukin-6. protein yang berhubungan

dengan hormon paratiroid, neuropeptida Y, kalsitonon, Calsitonin gene related peptide,

metenkepalin, seretonon, gastrin, neurotensin, pankreastatin, galanin, insulin like growth

factor II, dan lain-lain. Sekresi zat-zat ini dalam jumlah besar akan menimbulkan

gambaran klinis yang atipik.(2)

Diduga sekitar 0,1% penderita-penderita hipertensi diastolik menderita

feokromositoma. Tumor ini ditemukan pada setiap usia di kedua jenis kelamin dan paling

sering didiagnosis pada dekade keempat dan kelima. Suatu analisa data dari National

Cancer Registry di Swedia menunjukkan insidens sekitar 2 per sejuta populasi.(2)

Walaupun tidak sering dijumpai, kelainan ini penting harus didiagnosis, karena

bila tidak diketahui dapat berakibat fatal pada wanita-wanita yang hamil disaat

melahirkan atau pada pasien-pasien yang sedang menjalani pembedahan untuk kasus-

E p i n e f r i n Page 7

Page 10: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

kasus lain. Dengan dilakukannya diagnosis dini dan terapi yang tepat, hampir semua

pasien-pasien dengan tumor-tumor akan pulih secara lemgkap. Sebagian besar pasien

mengalami superimposed paroxysms. Sejumlah kecil pasien tidak mempunyai gejala-

gejala dan tidak mengalami hipertensi diantara waktu serangan dan tidak menunjukkan

bukti adanya pelepasan katekolamin yang berlebihan selama interval waktu tersebut.

Pada pasien-pasien dalam waktu pelepasan katekolamin secara paroksismal gejala-gejala

yang timbul mirip seperti bila diberikan injeksi epinefrin atau norepinefrin.

Feokromositoma dapat pula timbul sebagai suatu kelainan yang diturunkan, tersendiri

ataupun seperti yang lebih sering berkaitan dengan tumor-tumor endokrin lainnya.(2)

Feokromositoma dapat terjadi dimana ada jaringan kromafin. Medula adrenal

paling banyak mengandung kumpulan sel-sel kromafin. Dijumpai pada organ

Zuckerkandl yang paling banyak terdapat pada fetus tetapi berangsur-angsur akan

digantikan oleh jaringan fibrosa setelah dilahirkan dan berjumlah hanya sedikit pada

orang dewasa. Sel-sel kromafin juga dijumpai dalam kaitannya dengan ganglio simpatis,

pleksus-pleksus saraf dan saraf. Lebih dari 95% feokromositoma ditemukan di abdomen,

dan 85% terdapat di adrenal. Lokasi extra-adrenal yang sering dijumpai berada di dekat

ginjal dan di organ Zuckerkandl.(2)

E p i n e f r i n Page 7

Page 11: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

IV. Kesimpulan

Pada manusia hormon epinefrin bertugas memicu dan bereaksi terhadap kecepatan

gerakan tubuh. Hormon ini banyak dihasilkan pada saat stress yang dirangsang oleh

hipotalamus sehingga pada kondisi tersebut tubuh relatif lebih peka terhadap kondisi

lingkungan. Epinefrin yang disekresikan oleh medula adrenal dapat meningkatkan

kecepatan metabolisme di seluruh tubuh sampai 100% di atas normal, sehingga dengan

cara ini meningkatkan aktivitas dan eksitabilitas tubuh.

V. Kepustakaan

E p i n e f r i n Page 7

Page 12: epinefrin.doc

CHRISTY IMELDA MARGARETHA M 2009

1. Guyton, Hall. Sistem Saraf Otonom dan Medula Adrenal. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran edisi 11 : 794-795.

2. Greenspan S Francis, Baxter D John . Medula Adrenal. Endokrinologi Dasar dan

Klinik.

E p i n e f r i n Page 7