epidemiologi+ pemeriksaan diagnostik prematuritas.docx

3
EPIDEMIOLOGI Kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah penyebab terbesar angka kematian bayi, diikuti kejadian infeksi (Sloan, et al.,2008)Data dari iskesdas (200!) menyatakan bah"a proporsi kematian bayi berusia 0#$ hari di %ndonesia sebesar &2,' disebabkan oleh prematuritas (Sulani, 200 dalam Des"ita,20*0). Kematian yang +ukup tinggi pada neonatus ini disebabkan banyak hal, mengingat masih sangat rentannya daya tahan tubuh neonatus. erdasarkan SDK% (200!) didapatkan data bah"a penyebab kematian terbesar pada neonatus berusia 0# $ hari yaitu &! karena gangguan pernafasan, &' prematuritas,*2 sepsis, ! hipotermi, - ikterus, & postmatur dan & kongenital (SDK% 200! dalam ijaya, 200 ). /enyebab kematian bayi pada kelompok umur !#28 hari adalah yang tertinggi yaitu sepsis sebesar 20,- sedangkan prematuritas sebesar *2,8 (Kemenkes,200 ). %nsiden prematur berbeda pada setiap negara. egara maju seperti 1ropa insiden prematur berkisar antara -#** . /ada tahun 2000, sekitar satu dari sembilan bayi dilahirkan prematur di merika (**, ), dan di ustralia kejadiannya sekitar ! . /ada negara yang sedsng berkembang, angka kejadian prematur jauh lebih tinggi, misalnya di %ndia berjumlah sekitar &0 , frika Selatan sebanyak sekitar *- . Sudan sekitar &* , dan 3alaysia *0 . %ndonesia memiliki angka kejadian prematuritas dan bayi berat badan lahir rendah sekitar 2!, ( ijayanegara, et al., 200 dalam Des"ita, 20*0). ngka kematian bayi saat ini di %ndonesia masih sangat tingg erdasakan data yang bersumber dari SDK% (Sur4ey Demogra5 dan Kesehatan %ndonesia) tahun 200! didapatkan bah"a angka kematian bayi di %ndonesia sebanyak &' per *000 kelahiran dengan angka kematian neonatal sebesar * per *000 kelahiran hidup. 6al ini berarti ju kematian pertahun sebanyak 8$.000, kematian dalam satu hari yaitu 2&$ atau kematian sebanyak *0 bayi setiap jamnya ( ijaya, 200 ). Sementara itu berdasarkan SDK% tahun200! didapatkan data angka kematian bayi di

Transcript of epidemiologi+ pemeriksaan diagnostik prematuritas.docx

EPIDEMIOLOGIKelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah penyebab terbesar angka kematian bayi, diikuti kejadian infeksi (Sloan, et al.,2008) Data dari Riskesdas (2007) menyatakan bahwa proporsi kematian bayi berusia 0-6 hari di Indonesia sebesar 32,4% disebabkan oleh prematuritas (Sulani, 2009 dalam Deswita,2010). Kematian yang cukup tinggi pada neonatus ini disebabkan banyak hal, mengingat masih sangat rentannya daya tahan tubuh neonatus. Berdasarkan SDKI (2007) didapatkan data bahwa penyebab kematian terbesar pada neonatus berusia 0- 6 hari yaitu 37% karena gangguan pernafasan, 34% prematuritas,12% sepsis, 7% hipotermi, 5% ikterus, 3% postmatur dan 3% kongenital (SDKI 2007 dalam Wijaya, 2009). Penyebab kematian bayi pada kelompok umur 7-28 hari adalah yang tertinggi yaitu sepsis sebesar 20,5% sedangkan prematuritas sebesar 12,8% (Kemenkes,2009).Insiden prematur berbeda pada setiap negara. Negara maju seperti Eropa insiden prematur berkisar antara 5-11%. Pada tahun 2000, sekitar satu dari sembilan bayi dilahirkan prematur di Amerika (11,9%), dan di Australia kejadiannya sekitar 7%. Pada negara yang sedsng berkembang, angka kejadian prematur jauh lebih tinggi, misalnya di India berjumlah sekitar 30%, Afrika Selatan sebanyak sekitar 15%. Sudan sekitar 31%, dan Malaysia 10%. Indonesia memiliki angka kejadian prematuritas dan bayi berat badan lahir rendah sekitar 27,9% (Wijayanegara, et al., 2009 dalam Deswita, 2010).Angka kematian bayi saat ini di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasakan data yang bersumber dari SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 didapatkan bahwa angka kematian bayi di Indonesia sebanyak 34 per 1000 kelahiran dengan angka kematian neonatal sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini berarti jumlah kematian pertahun sebanyak 86.000, kematian dalam satu hari yaitu 236 atau kematian sebanyak 10 bayi setiap jamnya (Wijaya, 2009). Sementara itu berdasarkan SDKI tahun2007 didapatkan data angka kematian bayi di propinsi jawa barat yatitu sebesar 39 per 1000 kelahiran hidup. Mayoritas kematian bayi terjadi pada usia yang sangat rentan yaitu pada priode neonatus yaitu bayi dengan usia 0-28 hari.Bayi yang lahir prematur, terutama dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai resiko kematian 70 kali lebih tingi dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Sekitar 75% kematian prenatal disebabkan oleh prematuritas. Sekitar seperlima bayi yang lahir dibawah usia 32 minggu tidak dapat bertahan hidup dalam tahun pertama, dibandingkan dengan 1% kematian bayi yang lahir dengan usia 33-36 minggu dan hanya sekitar 0,3% kematian pada bayi yang lahirnya cukup bulan (Wijayanegara, et al., 2009 dalam Deswita, 2010).DAFTAR PUSTAKA1. Kemenkes Kesehatan RI.2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Kemenkes RI2. Wijayanegara,H.et al (2009) Prematuritas. Bandung: Refika Aditama dalam Deswita (2010).Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Respon Fisiologis Bayi Prematur dan Kepercayaan Diri Ibu dalam Merawat Bayi di Dua Rumah Sakir di Jakarta.Depok: FIK Progam Pasca Sarjana Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Anak.3. Wijaya, A.M. (2009). Kondisi angka kematian neonatal (AKN), angkakematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKBAL), angka kemayian ibu (AKI) dan penyebabnya di Indonesia (2009)http://www.infokedokteranku.com

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Rontgen dada untuk melihat kematangan paru2. Pemeriksaan USG kepala kerap dikerjakan pada bayi prematur. Hal ini dikarenakan bayi prematur rentan terhadap terjadinya perdarahan intrakranial akibat pecahnya pembuluh darah dalam kepala bayi. Kejadian perdarahan intracranial lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan usia gestasi sangat muda karena belum matangnya pembuluh darah kepala bayi. Screening USG kepala pada bayi prematur dapat memantau dengan jelas ada tidaknya perdarahan pada kepala bayi.3. Pemeriksaan RETCAM II yaitu kamera khusus yang digunakan untuk melihat dan merekam kondisi retina bayi prematur. Alat ini sangat bermanfaat dalam penanganan retinopati prematuritas. Pemeriksaan bayi prematur dilakukan pada saat bayi berumur 4 - 6 minggu oleh dokter mata subspesialis retina dengan menggunakan Indirect ophthalmoscope atau dengan RETCAM II. Sebelum diperiksa mata bayi akan diberi obat tetes yang berfungsi untuk melebarkan pupil supaya dokter dapat melihat retina dan pembuluh darahnya secara luas.4. Echocardiogram. Tes ini merupakan USG jantung untuk memeriksa masalah dengan fungsi jantung bayi.5. Melakukan pemeriksaan dan mengukur suhu bayiSuhu tubuh normal pada bayi baru lahir yang diukur pada aksila adalah 36,5-37,50C, sedangkan suhu ruangan dipertahankan 24-26oC. Salah satu ciri bayi prematur dengan berat badan lahir rendah ini adalah mempunyai suhu tubuh yang tidak stabil dan cenderung mengalami hipotermia (suhu < 36,5oC). Suhu tubuh yang cenderung hipotermia disebabkan oleh produksi panas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi. Panas kurang terpoduksi karena sirkulais yang belum sempurna.6. Kadar gula darah 7. Kadar kalsium darah 8. Kadar bilirubin (Pemeriksaan billirubin serum. Pada bayi prematur kadar billirubin lebih dari 14 mg/dl dan bayi cukup bulan kadar billirubin 10 mg/dl merupakan keadaan yang tidak fisiologis).