EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

21
BAB I PENDAHULUAN Dari catatan sejarah yang terkumpul menunjukkan bahwa epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu dengan yang lain. Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu keokteran lebih menekankan pelayanan kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu. Oleh karena itu, pada epidemiologi, selain membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain, seperti: demografi, sosiologi, antropologi, geoogi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya, dan statistika. Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bias terjadi. Sebutan epidemiologi secara objektif adalah epidemik. Saat ini epidemik penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia, sedangkan epidemik penyakit menular juga belum tuntas, selain itu semakin banyak pula ditemukan penyakit 1

Transcript of EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

Page 1: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Dari catatan sejarah yang terkumpul menunjukkan bahwa epidemiologi

merupakan ilmu yang telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang

bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu

dengan yang lain.

Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan epidemiologi terletak pada cara

penanganan masalah kesehatan. Ilmu keokteran lebih menekankan pelayanan

kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada kelompok

individu. Oleh karena itu, pada epidemiologi, selain membutuhkan ilmu

kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain, seperti: demografi, sosiologi,

antropologi, geoogi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya, dan statistika.

Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa

sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari

tahu bagaimana bias terjadi. Sebutan epidemiologi secara objektif adalah

epidemik.

Saat ini epidemik penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab

kematian terbesar di Indonesia, sedangkan epidemik penyakit menular juga belum

tuntas, selain itu semakin banyak pula ditemukan penyakit infeksi baru dan

timbulnya kembali penyakit infeksi yang sudah lama menghilang, sehingga

Indonesia memiliki beban kesehatan ganda yang berat. Berdasarkan studi

epidemiologi terbaru , Indonesia telah memasuki epidemik diabetes melitus tipe 2.

Perubahan gaya hidup dan urbanisasi nampaknya merupakan penyebab penting

masalah ini, dan terus – nmenerus meningkat pada milenium baru ini.

Dalam 5 tahun terakhir, banyak penelitian yang dilakukan berhubungan

dengan usaha pencegahan dan pengelolaan baik diabetes maupun komplikasinya.

International Diabetes Federation (IDF), American Diabetes Association (ADA) ,

European Assosiation for the Study of Diabetes (EASD), dan American

Association of Clinical Endokrinologist (AACE) telah mengeluarkan beberapa key

issues bagi diabetes.

1

Page 2: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri

hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

World Health Organization (WHO) sebelumnya  telah merumuskan bahwa DM

merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas

dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan

problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat

defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Menurut

American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan

suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi

Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care,

2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh

bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun

di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,

DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.

berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi nasional DM berdasarkan

pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%.

Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar

10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi

nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 %  dan

sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional. Sedangkan prevalensi

TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan

adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi

nasional. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi

kurang aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula

bahwa prevalensi merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7%

dan prevalensi minum beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah 4,6%.

2

Page 3: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan terminologi, epidemiologi didefinisikan sebagai berikut:

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:

Epi = yang berkaitan

Demos = masyarakat, daerah

Logos = ilmu

Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dalam

masyarakat.

Epidemiologi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa

berkembang. Oleh karena itu tidak mudah untuk menetukan suatu batasan

yang baku. Hal ini tampak dengan berbagai batasan yang dinyatakan oleh

para ahli epidemiologi sebagai berikut.

1. “Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan

determinan yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok

manusia”. (Mac Mahon,B & Pugh,T.F., 1970)

2. “Epidemiologi adalah studi tentang faktor yang menentukan frekuensi dan

distribusi penyakit pada populasi manusia”. (Lowe C.R. &

Koestrzewski.J.,1973)

3. “Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan

penyakit dan ruda paksa pada populasi manusia”. (Mausner J. S. & Bahn,

1974)

4. “Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit atau

keadaan fisiologis pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi

distribusi tersebut”. (Lilienfeld A.M., & D.E. Lilienfeld, 1980)

5. “Epidemiologi ialah suatu studi tetang distribusi dan determinan penyakit

pada populasi manusia”. (Barker, D.J.P.,1982)

3

Page 4: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu

yang mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenomena fisiologis tentang

frekuensi distribusi dan determinannya pada kelompok manusia

2.2. DEFINISI DIABETES MELITUS

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Brunner

dan Suddarth, 2002)

.Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat.(Price and Wilson)

Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar

gula(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun

relatif (Arjatmo, 2002)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu

gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk kelainan heterogen

yang dikarenakan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relative yang menyebakan

manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan kronik pada

metabolismekarbohidrat, lemak dan protein sehingga mengakibatkan

gangguan pada sekresiinsulin, sensitivitas insulin atau keduanya.

Diabetes melitus ditandai denganadanya hiperglikemia dan berhubungan

dengan kerusakan berbagai sistem tubuh,khususnya sistem saraf dan

pembuluh darah (WHO, 2007; Kumar, 2005; Dipiro etal, 2005)

4

Page 5: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

2.3. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

Berdasarkan PERKENI (2006), diabetes melitus dapat

diklasifikasikansebagai berikut:

1. Diabetes Melitus Tipe-1Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke

defisiensi insulin absolut, yangdisebabkan oleh:

Autoimun

Idiopatik 2.

2. Diabetes Melitus Tipe-2

Penderita diabetes melitus tipe-2 memiliki satu atau lebih keabnormalan

di bawah ini, antara lain:

Def i s i ens i i n su l i n r e l a t i f : i n su l i nyang d i s ek re s i o l eh

s e l -β pank rea s un tuk  memetabolisme tidak mencukupi (Kumar et

al, 2005).

Resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif (PERKENI, 2006).

Diabetes Melitus Tipe Lain

Diabetes tipe ini dapat disebabkan karena beberapa hal, yaitu:

Defek genetik fungsi sel beta

Defek genetik kerja insulin

Penyakit eksokrin pankreas

Endokrinopati

Karena obat atau zat kimia

Infeksi

Sebab imunologi yang jarang

Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus

3. Diabetes Melitus KehamilanDiabetes melitus kehamilan atau sering

disebut dengan istilah DiabetesMelitus Gestasional (DMG)

adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat yangterjadi atau

diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang

berlangsung.F a k t o r r i s i k o d i a b e t e s t i p e i n i a n t a r a l a i n

o b e s i t a s , a d a n y a r i w a y a t D M G , gukosuria, adanya

riwayat keluarga dengan diabetes, abortus berulang,

5

Page 6: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

adanyariwayat melahirkan bayi dengan berat > 4 kg, dan adanya

riwayat preeklamsia.Pen i l a i an adanya r i s i ko d i abe t e s

me l i t u s ge s t a s iona l pe r l u d i l akukan s e j ak  kunjungan pertama

untuk pemeriksaan kehamilannya.

2.4. EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS

Dari uraian sebelumnya, epidemiologi diabetes mellitus dapat diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari frekuensi distribusi dan determinannya dalam

suatu kelompok masyarakat. Berikut akan disajikan epidemiologi diabetes

mellitus di dunia dan di Indonesia.

2.4.1. Epidemiologi Diabetes Melitus di Dunia

Diabetes melitus (DM) diperkirakan penyebab utama ke 29 yang

menjadi beban penyakit di dunia pada tahun 1990, terhitung ada 1,1% dari

total manusia yang hidup dengan kecatatan (years lived with disability /

YLD), sama halnya dengan persentase dari infeksi saluran pernapasan atau

pun neoplasma ganas. Daalm versi pertama, menurut Global Burden of

Desease (GBD) 2000 study, yang dipublikasikan di The World Health

Reeport 2001, DM adalah penyebab utama ke 20 YLD di tingkat global,

terhitung 1,4% dari YLD global total.

Data dan metode ini disusun kembali yang digunakan untuk

menghasilkan versi kedua yang menyatakan bahwa DM merupakan beban

di tahun 2000.

Dunia sedang menghadapi epidemi diabetes dengan pertumbuhan

proporsi yang menghancurkan. Dampaknya akan dirasakan paling parah di

negara berkembang. Jumlah penderita diabetes meningkat karena

pertumbuhan penduduk, penuaan, urbanisasi, dan meningkatnya prevalensi

obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Prevalensi diabetes untuk semua

kelompok umur di seluruh dunia diperkirakan menjadi 2,8% pada tahun

2000 dan 4,4% pada 2030. Jumlah penderita diabetes diperkirakan

meningkat dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta 2030. Bukti dari

6

Page 7: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas, perubahan yang cepat

dalam gaya hidup, hipertensi dan kelainan metabolisme lipoprotein yang

sering ditemukan pada penderita diabetes. Diabetes adalah salah satu

penyebab utama dini penyakit dan kematian di seluruh dunia. Penyakit

tidak menular termasuk diabetes sebesar 60% dari semua kematian di

seluruh dunia. Selain pengeluaran kesehatan berlebih, diabetes juga

membebankan beban ekonomi yang besar dalam bentuk kehilangan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi terdahulu. Kecuali ditangani,

beban kematian dan penyakit dari diabetes dan Penyakit Tidak Menular

lain akan terus meningkat. Menentukan prevalensi dan faktor yang terkait

dengan diabetes melitus adalah penting untuk memungkinkan perencanaan

nasional, pencegahan dan kontrol

2.4.2. Epidemiologi Diabetes Melitus di Indonesia

Penderita diabetes mellitus di Indonesia dari tahun 1994 terus

meningkat sampai tahun 2010. hal ini dapat menjelaskan perubahan era

global dapat mempengaruhi meningkatnya angka kejadian suatu penyakit.

Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:

Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita

diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan

7

Page 8: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

prevalensi 8,4% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat

4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat

menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan

jumlah pasien Diabetes Melitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah

sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4%

wanita hamil menderita Diabetes Gestasional . Data Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dari berbagai penelitian epidemiologis

menunjukkan sekitar tahun 1980-an prevalensi diabetes pada penduduk di

atas usia 15 tahun adalah 1,5-2,3%. Penelitian tahun 1991 di kota Surabaya

mendapatkan prevalensi 1,43% pada penduduk di atas 20 tahun. Di

pedesaan Jawa Timur tahun 1989, prevalensinya 1,47%. Hasil penelitian di

Jakarta menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes dari 1,7%

(1982) menjadi 5,7% (1993). Sementara di Depok dan Jakarta, tahun 2001

angkanya 12,8%. Prevalensi diabetes di Makassar meningkat dari 1,5%

(1981) menjadi 2,9% (1998).

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi

Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes

Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada

kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu

5,8%.

berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi nasional DM

berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun

diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia

>= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi

diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia

>= 15 tahun sebesar 18,8 %  dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi

diatas nasional. Sedangkan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13

provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional. Prevalensi

8

Page 9: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang

aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula

bahwa prevalensi merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar

23,7% dan prevalensi minum beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah

4,6%.

Selain itu Riskesdas 2007 mendata angka prevalensi diabetes mellitus

tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing-

masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen).

Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua

(1,7 persen), diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa

Terganggu tertinggi di Papua Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6

persen) dan Sulut (17,3 persen), sedangkan terendah di Jambi (4 persen),

diikuti NTT (4,9 persen). Angka kematian akibat DM terbanyak pada

kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen,

sedangkan di daerah pedesaan sebesar 5,8 persen.

2.4.3. Distribusi Diabetes Melitus di Sulawesi Utara

Di Sulawesi Utara, keberhasilan pembangunan ekonomi kita

menghasilkan masyarakat dengan tingkat ekonomi yang relatif lebih baik

dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Dengan demikian,

kebutuhan dasar masyarakat seperti kebutuhan pangan relatif sudah

tercukupi di daerah ini. Rasanya tidak pernah kita melihat orang kelaparan

dan mengemis di jalanan karena tidak ada makanan. Status gizi

masyarakat Sulawesi Utara relatif baik dan membanggakan, jauh di atas

rata-rata status gizi nasional. Tetapi kita tidak boleh larut dalam

kebanggaan ini, kita harus secara cerdas mengantisipasi situasi yang

timbul sebagai dampak negatif kebanggaan tersebut. Pola makan

masyarakat kita yang cenderung ‘’high risk’’ bisa menimbulkan masalah

penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, stroke,

penyakit jantung dan penyakit sendi. Pola makan tinggi lemak, tinggi

9

Page 10: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

karbohidrat, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok adalah faktor

risiko penyakit tidak menular.

Data Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM)

Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi

penyakit diabetes mellitus di Sulawesi Utara senilai 8,1 %, jauh di atas

angka nasional yaitu 5,7 %. Begitu juga dengan prevalensi TGT (Toleransi

Glukosa Terganggu) di Sulawesi Utara  senilai 17,3 % jauh di atas angka

nasional yaitu 10,2%. Lebih mengkhawatirkan lagi jika kita melihat angka

prevalensi Obesitas Umum yaitu 19,1% dan angka prevalensi Obesitas

Sentral 31,5%, di mana Sulawesi Utara menduduki rangking pertama jika

dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Jadi, di Sulawesi Utara banyak

orang yang gemuk dan juga banyak orang yang memiliki kadar gula

darah tinggi.

BAB III

10

Page 11: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu

yang sudah ada sejak lama dan merupakan disiplin ilmu yang penting dalam

dunia kedokteran dan sudah sangat berkembang pesat sampai sekarang.

Epidemiologi ini terbagi menjadi epidemiologi penyakit menular dan

epidemiolog penyakit tidak menular yang frekuensi distribusinya semakin

meningkat di kelompok masyarakat dunia maupun Indonesia termasuk

Sulawesi Utara, dalam hal ini adalah penyakit diabetes mellitus. Faktor-

faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus adalah

obesitas, perubahan yang cepat dalam gaya hidup, hipertensi dan kelainan

metabolisme lipoprotein yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka

kejadian diabetes mellitus di dunia termasuk Indonesia dan Negara-negara

lainnya sehingga banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

kejadian diabetes mellitus serta faktor-faktor yang mempengaruhinya serta

komplikasinya. Penelitian-penelitian yang dilakukan banyak menunjukkan

peningkatan kejadian diabetes mellitus di dunia, terutama di Indonesia

merupakan frekuensi distribusi keempat terbesar di dunia dan Sulawesi

Utara yang menjadi memiliki persentase diabetes mellitus diatas persentase

nasional diabetes mellitus.

3.2. Saran

11

Page 12: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

Angka-angka di atas cukup besar jika dibandingkan angka nasional,

dan menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang harus kita

antisipasi dengan serius melalui program-program pengendalian yang tepat.

Singkatnya, bagaimana kita bisa mendeteksi secara dini penyakit-penyakit

tidak menular yang diidap oleh pasien. Tentunya yang paling penting adalah

bagaimana kita bisa meningkatkan kemandirian dan partisipasi individu,

keluarga, dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor-

faktor risiko penyakit tidak menular yang terus bertambah di Indoesia,

terutama Sulawesi Utara dalam hal pola hidup.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

1. Pengantar Epidemiologi edisi 2, pengarang: dr. Eko Budiarto, SKM, dr.

Dewi Anggraeni. Penerbit buku kedokteran EGC

2. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 d

Indonesia 2011. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

3. Definisi, Klasifikasi, Etiologi dan Epidemiologi Diabetes MelitusDiunduh di:

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/definisi-

klasifikasi-etiologi-dan-epidemiologi-diabetes- melitus/

Tanggal: 27 Maret 2012

4. 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

5. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta orang.

diunduh di: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-

tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-

orang.html

Tanggal: 27 Maret 2012

6. epidemiologi. Diunduh di:

http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/epidemiologi.htm

Tanggal: 27 Maret 2012

7. Makalah diabetes melitus (dm), dosen pembimbing : engkartini, s. Kep. Ns.

S-1 keperawatan stikes al-irsyad al-islamiyyah cilacap 2011

8. Makalah Diabetes Melitus.

Diunduh di: http://bkp2011.blogspot.com/2011/04/makalah-diabetes-melitus.html

Tanggal: 1 April 2012

9. Diabetes. Diunduh di: http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_diabetes.pdf

Tanggal: 1 April 2012

10. Distribution of Diabetes Mellitus among the Saudi Adult Population- A National Survey Journal.

Diunduh di: http://www.mejfm.com/January%202012/DiabetesSA.htm Tanggal: 1 April 2012

13

Page 14: EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS.docx

11. Epidemiologi, Program Penanggulangan, Dan Isu Mutakhir Diabetes Mellitus Diunduh di: http://ortotikprostetik.blogspot.com/2009/05/epidemiologi-

program-penanggulangan-dan.html

Tanggal: 1 April 2012

12. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat di Sulut.

Diunduh di: http://www.manadopost.co.id/index.php?

mib=berita.detail&id=77045

Tanggal: 4 April 2012

13. RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak DuniaDiunduh di: http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?

mid=5&nid=618&catid=23

Tanggal: 4 April 2012

14