Entikong Bokir

10
KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan Dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. Dan pada bagian penjelasan UU tersebut dinyatakan bahwa mengingat sisi terluar dari wilayah negara atau yang dikenal dengan Kawasan Perbatasan merupakan kawasan strategis dalam menjaga integritas Wilayah Negara, maka diperlukan juga pengaturan secara khusus. Pengaturan batas-batas Wilayah Negara dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah negara, kewenangan pengelolaan Wilayah Negara, dan hakhak berdaulat. Pengelolaan Wilayah Negara dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan, keamanan dan kelestarian lingkungan secara bersama-sama. Pendekatan kesejahteraan dalam arti upaya-upaya pengelolaan Wilayah Negara hendaknya memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Kawasan Perbatasan. Pendekatan keamanan dalam arti pengelolaan Wilayah Negara untuk menjamin keutuhan wilayah dan kedaulatan negara serta perlindungan segenap bangsa. Sedangkan pendekatan kelestarian lingkungan dalam arti pembangunan Kawasan Perbatasan yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan yang merupakan wujud dari pembangunan yang berkelanjutan. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi sangat penting terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan sesuai dengan prinsip otonomi daerah dalam mengelola pembangunan Kawasan Perbatasan. Batas Wilayah Negara di darat, di Pulau Kalimantan ditetapkan dalam PP no. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berupa Kawasan Strategis Nasional, yaitu Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang meliputi sebagian wilayah darat dari tiga Provinsi di Pulau Kalimantan yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa pengaturan kawasan-kawasan perbatasan disini direncanakan dengan prioritas pengembangan pertama dengan program berupa Pengembangan/peningkatan kualitas Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. Mengingat peran dan fungsi dari kawasan perbatasan yang memiliki nilai geopolitics yang tinggi yang mencerminkan jatidiri Bangsa Indonesia dimata Internasional maka tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi sosial budaya, ekonomi, dan fisik lingkungan, potensi dan masalah yang dihadapi serta perencanaan pengaturannya di salah satu Kawasan Perbatasan yaitu Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat .

description

PROFIL ENTIKONG

Transcript of Entikong Bokir

Page 1: Entikong Bokir

KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG

Perjalanan Panjang Menuju Beranda Depan

Dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan

Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah

Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di

kecamatan. Dan pada bagian penjelasan UU tersebut dinyatakan bahwa mengingat sisi terluar dari wilayah

negara atau yang dikenal dengan Kawasan Perbatasan merupakan kawasan strategis dalam menjaga integritas

Wilayah Negara, maka diperlukan juga pengaturan secara khusus. Pengaturan batas-batas Wilayah Negara

dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah negara, kewenangan

pengelolaan Wilayah Negara, dan hak–hak berdaulat. Pengelolaan Wilayah Negara dilakukan dengan

pendekatan kesejahteraan, keamanan dan kelestarian lingkungan secara bersama-sama. Pendekatan

kesejahteraan dalam arti upaya-upaya pengelolaan Wilayah Negara hendaknya memberikan manfaat sebesar-

besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Kawasan Perbatasan. Pendekatan

keamanan dalam arti pengelolaan Wilayah Negara untuk menjamin keutuhan wilayah dan kedaulatan negara

serta perlindungan segenap bangsa. Sedangkan pendekatan kelestarian lingkungan dalam arti pembangunan

Kawasan Perbatasan yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan yang merupakan wujud dari

pembangunan yang berkelanjutan. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi sangat penting terkait

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan sesuai dengan prinsip otonomi daerah dalam mengelola

pembangunan Kawasan Perbatasan.

Batas Wilayah Negara di darat, di Pulau Kalimantan ditetapkan dalam PP no. 26 tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berupa Kawasan Strategis Nasional, yaitu Kawasan

Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang meliputi sebagian wilayah darat dari tiga

Provinsi di Pulau Kalimantan yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Dalam

PP tersebut dinyatakan bahwa pengaturan kawasan-kawasan perbatasan disini direncanakan dengan prioritas

pengembangan pertama dengan program berupa Pengembangan/peningkatan kualitas Kawasan Strategis

Nasional dengan sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. Mengingat peran dan fungsi dari kawasan

perbatasan yang memiliki nilai geopolitics yang tinggi yang mencerminkan jatidiri Bangsa Indonesia dimata

Internasional maka tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi sosial budaya,

ekonomi, dan fisik lingkungan, potensi dan masalah yang dihadapi serta perencanaan pengaturannya di salah

satu Kawasan Perbatasan yaitu Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat .

Page 2: Entikong Bokir

WILAYAH KABUPATEN SANGGAU

Kabupaten Sanggau merupakan salah satu Kabupaten

dari 10 Kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat.

Wilayah administrative Kabupaten Sanggau terdiri dari 15

kecamatan, dimana 2 diantaranya yaitu kecamatan Entikong

dan Sekayam merupakan kawasan perbatasan dengan Negara

Malaysia. Wilayah Kabupaten Sanggau di sebelah Utara

berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia dan

Kabupaten Bengkayang; sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten

Ketapang;

sebelah

Timur

berbatasan

dengan Kabupaten Sekadau dan Sintang; dan sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Landak.

Total luas wilayah Kabupaten Sanggau adalah 12.858

km2 (12,47% ) dari total luas Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah yang merupakan perbatasan sepanjang +/-

129,5 km (15%) dari total panjang 877 km perbatasan di provinsi Kalimantan Barat. Jumlah penduduknya

sejumlah 375.776 jiwa pada tahun 2006, dengan kepadatan brutto 29 jiwa/km2.

KECAMATAN ENTIKONG DAN SEKAYAM SEBAGAI KAWASAN PERBATASAN DI KABUPATEN SANGGAU

Kawasan perbatasan di

Kabupaten Sanggau terdiri dari 2

lokasi yaitu Entikong yang berlokasi di

Kecamatan Entikong dan Balai

Karangan di Kecamatan Sekayam.

Dua lokasi ini terletak di ujung paling

Utara Kabupaten Sanggau yang

berbatasan langsung dengan Negara

tetangga Malaysia, tepatnya Negara

Bagian Sarawak.

Kecamatan Entikong dengan

ibukota kecamatan di desa Entikong

memiliki luas 506,89 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 adalah 12.828 Jiwa dan kepadatan

Page 3: Entikong Bokir

3

penduduk brutto adalah 25 jiwa/km2. Secara administratif Kecamatan Entikong terdiri dari 5 desa dan 18 dusun.

Kecamatan ini berjarak kurang lebih 147 km dari Ibukota Kabupaten Sanggau. Prasarana yang telah ada terdiri

dari jalan Negara 14,5 km, jalan kabupaten 41,7 km, jalan desa 83,37 km. Sarana pendidikan yang tersedia

terdiri dari 1 unit TK, 18 unit SD/MI, 2 unit SLTP dan 2 unit SMK. Sarana kesehatan terdiri dari 1 unit puskesmas

dan 1 unit puskesmas pembantu.

Kecamatan Sekayam dengan ibukota kecamatan di desa Balai Karangan memiliki luas 841,01 km2

dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 adalah 26.584 Jiwa dan kepadatan penduduk brutto adalah 32

jiwa/km2. Secara administratif Kecamatan Entikong terdiri dari 10 desa dan 35 dusun. Kecamatan ini berjarak

kurang lebih 128 km dari Ibukota Kabupaten Sanggau. Prasarana yang telah ada terdiri dari jalan Negara 17 km,

jalan kabupaten 65,7 km, jalan desa 102,027 km. Sarana pendidikan yang tersedia terdiri dari 3 unit TK, 28 unit

SD/MI, 4 unit SLTP/MTS dan 2 unit SLTA/MA. Sarana kesehatan terdiri dari 1 unit puskesmas dan 4 unit

puskesmas pembantu serta 2 unit poliklinik. Sarana telekomunikasi berupa STO Balai Karangan dengan

kapasitas terpasang 978 SST dan kapasitas terpakai 528 SST. Sarana ekonomi yang berupa Bank terdiri dari

Bank BRI dan BNI.

Meskipun Balai Karangan secara sosial budaya, ekonomi dan fisik lingkungan melebihi Entikong, namun

tulisan ini akan lebih fokus pada pembahasan tentang Entikong karena kawasan inilah yang telah dikukuhkan

sebagai pintu gerbang perbatasan yang diwujudkan dalam pembangunan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB).

PERJALANAN MENUJU ENTIKONG

Untuk menuju Entikong dari Pontianak

dapat ditempuh melalui jalan trans Kalimantan

poros selatan sampai kecamatan Tayan kemudian

melintas ke Utara melewati kecamatan Batang

Tarang, Sosok, Kembayan dan akhirnya masuk ke

Entikong melalui jalan trans Kalimantan poros

Utara. Jalan trans Kalimantan baik poros selatan

maupun utara pada umumnya kondisinya baik.

Jarak dari Pontianak sampai Entikong 310 km

dengan waktu tempuh kurang lebih 7 jam.

KONDISI SOSIAL BUDAYA, EKONOMI DAN FISIK LINGKUNGAN KECAMATAN ENTIKONG

Laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Kecamatan Entikong adalah 9,51% per tahun. Angka ini sangat

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Sanggau yang hanya 1,44% per tahun. Adapun jenis pekerjaan

penduduknya didominasi oleh lapangan pekerjaan dalam bidang pertanian. Apabila dilihat dari ragam jenis etnis

masyarakatnya, disini sangat heterogen antara lain etnis Dayak, Melayu, Jawa, Cina, Banjar, Bugis. Karena

Page 4: Entikong Bokir

etnisnya sangat beragam maka agama yang

dianut juga beragam. Namun demikian toleransi

keberagamaan di wilayah ini sangat tinggi.

Kondisi sosial ekonomi di Kecamatan

Entikong bila dilihat dari pendapatan perkapita

penduduknya pada tahun 2005 adalah Rp 2,8 juta

(berdasarkan harga konstan). Kondisi ini berada

pada urutan ke 10 dari total 15 kecamatan yang

ada di Kabupaten Sanggau. Namun bila ditinjau

dari pertumbuhannya menunjukkan angka yang

cukup signifikan yaitu sekitar 5% bila

dibandingkan pada tahun sebelumnya. Aktifitas ekonomi di kawasan perbatasan Entikong ini menunjukkan

fenomena yang cukup menarik bila dicermati dari lalu lintas keluar masuknya barang melalui PPLB nya. Pada

tahun 2005 nilai barang masuk sebesar 748.328,54 USD sedangkan nilai barang keluar sebesar 2.231.714,16

USD. Angka ini menunjukkan nilai surplus perdagangan dengan Malaysia yang tentunya merupakan prospek

yang perlu terus dipacu pada masa yang akan datang. Dengan memperbaiki infrastruktur ekonomi di kawasan ini

maka diharapkan kinerja ekonomi dapat meningkat sehingga memberi manfaat langsung dalam kesejahteraan

penduduknya.

Keadaan topografi Kecamatan Entikong bervariasi dengan dominasi bentuk permukaan daratan

bergelombang, perbukitan rendah sampai pegunungan yang meliputi 90% dari luas wilayahnya. Fisik lingkungan

yang berupa deretan pegunungan, secara geografis terletak membujur Timur – Barat sepanjang garis perbatasan

Negara. Bentang alam ini tentu saja merupakan suatu potensi alam yang secara alamiah membentuk batas

pemisah antar Negara.

Curah hujan di kawasan ini cukup tinggi

yaitu rata-rata 2.856 mm/tahun dengan rata-rata

hari hujan 196 hari/tahun. Secara hidrologis

kecamatan ini dilalui oleh Sungai Sekayam yang

merupakan anak Sungai Kapuas. Keberadaan

sungai ini memiliki peran yang penting dalam

memacu tumbuhnya pusat-pusat permukiman

penduduk di sekitarnya. Penggunaan lahan di

Kecamatan Entikong di dominasi oleh areal hutan

dan pertanian. Sekitar 60% wilayahnya

merupakan kawasan lindung (30.413 Ha), dan

hanya 40% (20.276 Ha) yang merupakan kawasan

budidaya.

PROGRAM DAN KEGIATAN JANGKA MENENGAH KOTA ENTIKONG TAHUN 2007 – 2010 PROGRAM PEMBANGUNAN GEDUNG TRANSITO TKI DAN PENINGKATAN KETRAMPILAN TKI Kegitan Peningkatan sarana dan prasaranan pelayanan Gedung Transito TKI. Kegiatan Pembangunan BLK untuk Peningkatan Ketrampilan TKI beserta Pengadaan Sarana dan Parasarana pendukung operasionalisasi BLK.

Page 5: Entikong Bokir

5

Sumber pelayanan air bersih untuk kota Entikong yang diusahakan oleh PDAM Cabang Entikong saat ini

berasal dari sumber air baku sungai Sekayam dengan kasitas 5L/dt dan mata air etentik dengan kapasitas 2,5

l/dt. Sebagian besar dari kapasitas air bersih yang berasal dari air baku Sungai Sekayam digunakan untuk

melayani kebutuhan rumah tangga sedangkan air bersih dari sumber air baku mata air etentik digunakan untuk

melayani kegiatan perdagangan.

Pelayanan energi listrik kota Entikong saat ini berasal dari PLN Wilayah Cabang Sanggau yang

memproduksi listrik sebesar 34.600.000 KWH. Dari produksi listrik tersebut untuk Kecamatan Entikong hanya

dilayani sebesar 3,5%.

VISI, MISI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG

Visi:

Menjadikan Entikong Sebagai Pusat

Pertumbuhan (Growth Centre) Dan

Sebagai Motor Penggerak

Pembangunan Di Kawasan

Perbatasan.

Misi:

1. Mengembangkan Kegiatan

Industri Dan Pariwisata

2. Mengembangkan Kegiatan

Perdagangan Dan Jasa Berskala

Lokal Dan Internasional

3. Meningkatkan Sarana &

Prasarana Pendidikan,

Kesehatan, Permukiman,

Transportasi, Telekomunikasi,

Listrik Dan Air Bersih

Strategi:

1. Pemantapan RUTRW Kabupaten Sanggau, RDTR dan Master Plan Border Development Centre (BDC)

Entikong.

2. Mensinergikan Pembangunan Antar Wilayah Dengan Negara Tetangga

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dan Dunia Usaha

4. Menciptakan Iklim Usaha Yang Kondusif Di Daerah Perbatasan

5. Membangun Dan Meningkatkan Infrastruktur Dasar Dan Penunjang Untuk Membuka Isolasi Kawasan

PROGRAM DAN KEGIATAN JANGKA MENENGAH KOTA ENTIKONG TAHUN 2007 – 2010 PROGRAM PENINGKATAN FUNGSI PPLB Kegiatan pembangunan PPLB baru beserta sarana penunjangnya yang meliputi Pos Imigrasi, Kantor Karantina Ikan, Tumbuhan dan

Hewan, dan Pos Polisi Perbatasan.

Page 6: Entikong Bokir

MASTERPLAN BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) ENTIKONG

Border Development Centre (BDC) adalah kawasan strategis yang memiliki potensi untuk pemusatan kegiatan

ekonomi baru yang mengarah pada dua kegiatan utama yaitu kawasan industri dan perdagangan bebas yang

dibagi dalam satuan guna lahan utama sehingga membentuk struktur ruang yang terdiri dari blok-blok lingkungan

dan menjadi satu kesatuan ruang yang sinergis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan

dan sekitarnya. Prasarana dan sarana yang direncanakan dibangun di BDC meliputi:

a. Sarana perekonomian: Duty free shop, marketing point, pasar tradisional, perkantoran,

b. Sarana olahraga dan rekreasi: lapangan golf dan Villa, lapangan olahraga, sarana rekreasi, hotel

c. Sarana industry: kawasan industri besar, menengah, kecil

d. Prasarana transportasi : terminal

penumpang dan barang

e. Sarana permukiman dan

penunjangnya: perumahan RSh

dan Rusunawa, sekolah SD,

SMP, SMU, rumah sakit tipe C.

f. Sarana penunjang keimigrasian:

pintu gerbang PPLB, kantor imigrasi, karantina hewan dan tumbuhan serta pos polisi.

g. Ruang Terbuka Hijau.

Page 7: Entikong Bokir

7

KEBIJAKAN UMUM DALAM PENGEMBANGAN BDC ENTIKONG

1. Membangun pola pendanaan bersama untuk pembentukan dan operasionalisasi Badan Pengelola BDC

Entikong. Badan Pengelola ini memiliki tugas menyusun kebijakan pengembangan dan

mengkoordinasikannya di tingkat pusat.

2. Sinkronisasi kegiatan - kegiatan Pemerintah pusat dan daerah melalui penetapan anggaran pembangunan

sektoral dan daerah yang diarahkan bagi pengembangan BDC Entikong.

3. Memacu pendekatan kerjasama dan perhatian yang lebih besar/khusus dengan instansi-instansi sektoral di

pusat guna memacu pengembangan infrastruktur BDC Entikong.

4. Memperbesar kontribusi sumber pendanaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK), disamping dari APBN, APBD

Provinsi, APBD Kabupaten dan swasta/investor.

5. Menggalang dukungan dan fasilitasi dari instansi pusat dan pihak investor baik dalam maupun luar negeri

untuk pengembangan BDC Entikong.

RENCANA PENATAAN PASAR TRADISIONAL

KONDISI EKSISTING

PASAR TRADISIONAL

PROGRAM DAN KEGIATAN JANGKA MENENGAH KOTA ENTIKONG TAHUN 2007 – 2010 PROGRAM PENINGKATAN INFRASTRUKTUR EKONOMI Kegiatan pembangunan Pasar Tradisional lengkap dengan sarana dan prasarana pendukung

operasional

Page 8: Entikong Bokir

KONDISI EKSISTING

PROGRAM DAN KEGIATAN JANGKA MENENGAH KOTA ENTIKONG TAHUN 2007 – 2010 PROGRAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN • Kegiatan Lanjutan Pembangunan Perumahan baru dengan fasilitas KPR BTN di Kota

Entikong • Kegiatan Peningkatan Sarana dan prasarana dasar Perumahan baru • Kegiatan Lanjutan Pembangunan Rumah Susun Sewa dikota Entikong.

PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI • Kegiatan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Industri • Kegiatan Pembangunan Jalan-jalan poros dan lingkungan di Kawasan idustri sebagai

pembentuk struktur ruang kawasan industri • Kegiatan penyiapan Kavling peruntukan kegiatan Industri pengelolaan hasil Pertanian

dikawasan industri • Kegiatan Pembuatan Pagar untuk area Kawasan industri • Kegiatan promosi Investasi Pembangunan kawasan Industri di Kota Entikong. PROGRAM PENINGKATAN JARINGAN LISTRIK

• Kegiatan penyusunan studi kelayakan untuk menambah kapasitas daya listrik dalam rangka peningkatan pelayanan listrik untuk Kota Entikong , sehingga antisipasi melayani kegiatan industri pengolahan di kawasan industri baru.

• Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana Peningkatan daya listrik untuk Kota Entikong • Kegiatan Pembangunan Sarana distribusi pelayanan listrik khususnya kekawasan industri

baru. PROGRAM PENINGKATAN AIR BERSIH

• Kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Untuk Menambah Kapsitas Pelayanan Air Bersih Khususnya Untuk Mengantisipasi Kebutuhan Kegiatan Industri Di Kawsasan Industri

• Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Yang Terkait Dengan Peningkatan Kapasitas Pelayanan Air Bersih.

• Kegiatan Pembangunan Jaringan Distribusi Air Bersih Ke Kawasan Industri.

PROGRAM PENINGKATAN JALAN KOTA • Kegiatan Peningkatan fungsi pelayanan jalan kota Entikong • Kegiatan Peningkatan fungsi jalan poros arteri primer Entikong-Batas negara, dan Entikong-

Sanggau-Pontianak

Page 9: Entikong Bokir

9

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG

1. Terbatasnya sarana dan prasarana dasar seperti transportasi, pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan

telekomunikasi serta sarana perekonomian. Hingga saat ini kecamatan Entikong masih berstatus sebagai

kawasan tertinggal. Kondisi ini mengakibatkan kesenjangan kesejahteraan masyarakat Entikong dengan

masyarakat Sarawak.

2. Terdapat beberapa wilayah yang belum dapat dijangkau dengan transportasi darat (kawasan terisolir)

3. Rentan terhadap infiltrasi karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki terutama dalam hal

pengawasan dan pengamanan wilayah. Keadaan ini terlihat dengan adanya 11 jalan tikus di sepanjang

garis perbatasan yang merupakan peluang bagi penyelundupan tenaga kerja maupun barang.

4. Rendahnya kualitas SDM yang terlihat dari tingkat pendidikan masyarakat rata-rata hanya tamat SD.

5. Pembangunan dilakukan secara parsial dan temporal sehingga pembangunan yang dilaksanakan selama ini

kurang sinergis dan terpadu.

6. Belum ada peraturan pelaksanaan terkait pengelolaan kawasan perbatasan yang menyangkut badan

pengelola perbatasan negara sehingga hal ini mengakibatkan kurangnya koordinasi antar instansi – instansi

terkait di tingkat daerah maupun pusat.

TITIK LOKASI JALAN TIKUS

LINGKUNGAN DI ENTIKONG LINGKUNGAN DI TEBEDU, SARAWAK

Page 10: Entikong Bokir

7. Kewenangan penanganan wilayah perbatasan antarnegara masih di pusat, namun jika terjadi permasalahan

menjadi beban dan tugas Pemkab Sanggau.

8. PPLB Entikong setiap waktu menjadi salah satu tempat pengembalian TKI yang bermasalah dari luar negeri,

namun belum ada instansi pusat yang menangani.

9. Belum tersedianya kajian sosiologis terkait dengan transformasi sosial budaya masyarakat yang semula

agraris menjadi masyarakat industrial atau pedagang.

HARAPAN MENUJU BERANDA DEPAN

1. Perlu percepatan pembangunan melalui pembangunan pusat kegiatan ekonomi di kawasan perbatasan

Entikong. BDC Entikong merupakan kawasan strategis yang potensial dan prospektif harus dikembangkan

secara optimal sehingga dapat menjadi beranda depan negara.

2. Perlu fasilitasi untuk meningkatkan kinerja PPLB Entikong melalui pembangunan prasarana , sarana dan

kapasitas SDM.

3. Perlu fasilitasi untuk meningkatkan kinerja kawasan perkotaan Entikong dalam rangka meningkatkan fungsi

sebagai pusat pelayanan PPLB, sebagai pusat perdagangan, sebagai pusat kegiatan industri pengolahan

hasil pertanian dan perkebunan serta sebagai kota pelabuhan darat (dryport).

4. Perlu percepatan pembentukkan institusi Badan Pengelola Nasional kawasan perbatasan Negara dan

Badan Pengelola Daerah kawasan perbatasan Entikong sebagaimana amanat pasal 14 UU No. 43 tahun

2008 tentang Wilayah Negara.

5. Pada akhirnya seluruh Pemangku Kepentingan kawasan perbatasan Negara Entikong perlu

memberikan komitmennya secara sungguh-sungguh bahwa pengelolaan kawasan ini yang

merupakan BERANDA DEPAN WILAYAH NEGARA telah dilakukan dengan pendekatan

kesejahteraan, keamanan dan kelestarian lingkungan secara bersama-sama.

Sumber tulisan:

1. Paparan Bupati Sanggau dalam rangka pengembangan kawasan khusus di kabupaten sanggau, Jakarta 25 april 2007

2. Paparan profil pengembangan kawasan perbatasan antar Negara entikong, sanggau 2007

3. Revisi Rencana Tata Ruang Kawasan Khusus Pelayanan Terpadu Entikong, Laporan Akhir 2003, Lembaga Penelitian Universitas

Trisakti, Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.