enfolerensi kulit.doc

31
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi Fisologi Kulit Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi tubuh dari lingkungan luar, kulit tidak bias terpiasah dari kehidupan manusia yang merupakan organ essensial dan vital, kulit juga merupakan cermin kesehatan dari kehidupan seseorang. Keadaan kulit sangat kompleks, elastic, sensitive, dan bervariasi dan dipengaruhi oleh: a. Iklim b. Umur c. Seks d. Ras Kulit dapat berperan aktif dalam fungsi vital tubuh antara lain: a. Membrane mukosa pada ostium eksterna b. Sistem digestivus c. Respiratorius d. Urogenitalis Luas kulit orang dewasa adalah 1,5m 2 dan berat kira-kira 15% dari berat badan. Warna kulit a. Warna terang (fair skin) b. Pirang c. Hitam d. Merah muda pada telapak kaki dan tangan e. Warna hitan kecoklatan pada genitalia orang dewasa.

description

enfolerensi kulit.doc

Transcript of enfolerensi kulit.doc

Page 1: enfolerensi kulit.doc

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Fisologi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi tubuh dari

lingkungan luar, kulit tidak bias terpiasah dari kehidupan manusia yang merupakan organ

essensial dan vital, kulit juga merupakan cermin kesehatan dari kehidupan seseorang.

Keadaan kulit sangat kompleks, elastic, sensitive, dan bervariasi dan dipengaruhi oleh:

a. Iklim

b. Umur

c. Seks

d. Ras

Kulit dapat berperan aktif dalam fungsi vital tubuh antara lain:

a. Membrane mukosa pada ostium eksterna

b. Sistem digestivus

c. Respiratorius

d. Urogenitalis

Luas kulit orang dewasa adalah 1,5m2 dan berat kira-kira 15% dari berat badan.

Warna kulit

a. Warna terang (fair skin)

b. Pirang

c. Hitam

d. Merah muda pada telapak kaki dan tangan

e. Warna hitan kecoklatan pada genitalia orang dewasa.

Sifat dan lokasi kulit

a. Lembut, tipis dan tebal

b. Kulit yang elastic longgar terdapatt pada palpebra, bibir dan preputium.

c. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak tangan dan telapak kaki orang dewasa.

d. Kulit yang tipis terdapat pada muka.

e. Kulit lembut terdapat pada leher dan badan.

f. Kulit yang berambut dan kasar terdapat pada kepala.

Page 2: enfolerensi kulit.doc

1.1 Anatomi Kulit

Kulit secara garis besar ttersusun atas tiga lapisan utama yaitu:

a. Lapisan epidermis (Kutikel)

b. Lapisan Dermis 9Korium, kutis vera, true skin)

c. Lapisan subcutis (Hipoderrmis).

a. Lapisan Epidermis

1) Stratum korneum (Lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri

atas sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya berubah menjadi keratin

(zat tanduk).

2) Startum Lusidium terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang merupakan

lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah mennjadi protein

yang disebut eleidin. Lapisan ini tampak nyata pda telapak tangan dan kaki.

3) Staratum granulosum (Lapisan Keratohialin) merupakan dua atau tiga lapisan sel

gepeng dengan sitoplasma berbuti kasar serta terdapat inti diantaranya dan terdapat

jelas pada telapak tangan dan kaki.

4) Stratum spinosum (Stratum Malpighi) disebut juga Picle cell layer (Lapisan akanta).

sel stratu spinosum mengandung banyak glikogen

lapisan ini terdiri dari dua jenis sel, yaitu:

- sel-sel ini berbentuk kolumnar dengan protoplasma berbentuk inti lonjong dan

besar berhubungan satu sama lain oleh jembatan antar sel

- sel pembentuk melamin (melanosit0 merupakan sel berwarna muda, dengan

sitoplasma basofilik dan inti gelap yang mengandung butir

pigmen( melanosomes).

b. Lapisan Dermis

Lapisan ini tepatnya di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis dan

terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat. Secara garis besar elemen seluler dan folikel

rambut dibagi dua, yaitu:

Pars papilere adalah bagian yang menonjol ke epidermis yang berujjung serabut saraf

dan pembuluh darah.

Pars retikulere adalah bagian yang dibawahnya menonjol kea rah subkutan terdiri

dari serabut-serabut penunjang, misalnya serabut (kolagen, elastin dan retikulin).

Page 3: enfolerensi kulit.doc

Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental, asam hialuronat dan kondroitin

sulfat yang terdapat pula fibroblast.

serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung

hidroksiprolin dan hidrosisilin. kolagen muda bersifat lentur (dengan bertambah umur

menjadi kurang larut dan astabil. serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk

amorf, mudah mengambang dab lebih elastic.

c. Lapisan Subkutis

Lapisan ini adalah kelanjutan dari dermis dan terdiri dari jaringan ikar longgar berisi

sel-sel lemak di dalamnya lapisan sel-sel lemak disebut Panikulus adipose yang berfungsi

sebagai cadangan makanan.

Bagian lain yang terdapat pada lapisan subkutis adalah:

1) Ujung-ujung saraf tepi

2) Pembuluh darah

3) Getah bening

a. Vaskularisasi di kulit diatur oleh dua pleksus, yaitu:

4) Pleksus yang terletak di bagian atas dermis (Pleksus Superficial) yang mengadakan

anastomis di papil dermis.

5) Pleksus yang terletak di subkutis (Pleksus Profunda) mengadakan anastomis.

2. Fungsi Kulit

Fungsi kulit utama adalah :

a. Proteksi

b. Absorbsi

c. Ekspresi

d. Persepsi

e. Pengatiran suhu tubuh (termoregulator)

f. Pembentukan pigmen

g. Pembentukan vitanin D

h. Keratinasi

a. Fungsi proteksi adalah menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau

mekanis.

1) Gangguan fisis misalnya:

Page 4: enfolerensi kulit.doc

- Tekanan

- Gesekan

- Tarikan

2) Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifatiritan.

3) Contohnya: lisol, karbol, asam, dan alkali kuat yang lainnya.

4) Ganguan bersifat panas misalnya : radiasi, sengatan sinaar ultraviolet.

5) Gangguan infeksi luar terutama kuman/ bakteri maupun jamur

b. Fungsi absorbsi

Fungsi absorbsi adalah kulit yang sehat dan tidak mudah menyerap air, larutan dan

benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap mudah diserap, begitu pula yang larut dalam

lemak. Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan mencegah kehilangan air dan

elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh.

c. Fungsi ekskresi

Fungsi ekskresi adalah mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolism

dalam tubuh berupa NaCl, Urea, asam urat dan ammonia.

d. Fungsi persepsi

Fungsi persepsi adalah fungsi terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh

badan- Ruffini di dermis dan Sub-kutis. Fungsi terhadap dingin diperankan oleh

badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis

peran terhadap rabaan. Fungsi badan Vater pacini di epidermis berperan terhadap

tekanan.

e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) adalah peran kulit untuk mengeluarkan

keringat dan mengerutkan otot (kontraksi otot) pembuluh darah kulit.

f. Fungsi pembentukan pigmen

Fungsi pembentukan pigmen yang terletak di lapisan basal ini berasal dari rigi saraf

(melanosit) dan peran untuk menentukan warna kulit, ras maupun individu

g. Fungsi pembentukan Vitamin D

Fungsi pembentukan vitamin D yang dapat mengubah 7 dihidrogsi kolesterol dengan

bantuan sinar matahari, kebutuhan vitamin tidak cukup dengan sinar matahari

sehingga vitamin D dapat diperlukan dengan pemberian sistem vitamin D sistemik.

h. Fungsi keratinisasi

Page 5: enfolerensi kulit.doc

Fungsi keratinisasi yang terdapat pada epidermis dewasa yang mempunyai tiga jenis

sel utama yaitu :

1) Keratinosis dimulai dari sel basah yang mengadakan pembelahan sehingga

terjadi perubahan bentuk menjadi sel spinosum makin ke atas sel makin

menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum

2) Sel Langerhans

3) Sel Melanosit

Pada manusia, kulit dapat mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,

kelenjar keringat dan otot-otot di bawah kulit.

2 Morfologi Kulit dan Cara Membuat Diagnosis

Untuk mempelajari ilmu penyakit kulit mutlak diperlukan pengetahuan tentang ruam

kulit atau morfologi atau juga ilmu yang mempelajari lesi kulit.

Efloresensi merupakan gangguan patologi dari penyakit kulit enflorensi kulit dapat

berubah-ubah pada saat proses penyakit pada kulit.

Penyebab enforensi oleh karena adanya tekanan dari luar, misalnya :

a. Trauma

b. Garukan

Gambaran klinis dari enflorensi dapat berupa :

a. Primer

b. Sekunder

Menurut PRAKEN (1996), ada 2 bentuk ruam (eflorensi) yaitu :

1. Eflorensi primer, contoh:

a. Macula

b. Bula

c. Flak

d. Nodus

e. Pustule

f. Nodulus

g. Vesikel

h. Kista

i. Urtika

2. Eflorensi sekunder, contoh:

Page 6: enfolerensi kulit.doc

a. Skuama

b. Erosi

c. Sikatrik

d. Krusta

e. Ulkus

Macam-macam kelainan kulit secara sistematis menurut SIEMENS sebagai berikut:

1) Setinggi permukaan kulit ( macula)

2) Bentuk peralihan, tidak terbatas pada permukaan kulit: (eritema, telengektasis)

3) Diatas permukaan kulit (urtika,vesikel,bula,kista,pustule)

Penyakit kulit mempunyai gambaran spesifik yang disebut dengan lesi. Lesi dapat

disebabkan oleh: pengobatan, penekanan/garukan, infeksi/inflamasi

Aspek penting untuk menentukan penyakit kulit mencakup hal berikut :

1) Karakteristik

2) Distibusilesi

3) Lama waktu an residivis penyakit

4) Terapi yang digunakan

5) Riwayat keluarga

Tentang penyakit yang diderita dan pemajanan lingkungan atau individu pada

material yang berbahaya. Respon umum dari kulit terhadap cidera dapat menimbulkan respon

inflamasi.

Penyebab cidera pada kulit adalah: bakteri, virus, suhu ekstrem dan iritan kimia atau lesi

primer.

Table 1: Definisi berbagai kelainan kulit dan istilah-istilah yang berhubungan dengan

kelainan kulit:

Nama istilah Definisi

Makula

Eritema

Urtika

Vesikel

Kelainan kulit berbatas tegas seperti berupa perubahan warna semata-

mata

Contoh: Melanoderma, purpura, petekie, ekimosis

Kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah

kapiler yang reversible

Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan

Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran dari ½ cm garis

Page 7: enfolerensi kulit.doc

Pustul

Bula

Kista

Abses

Papul

Nodus

Tumor Infiltrat

Vegetasi

Sikatriks

Anetoderma

Erosi

Ekskorisasi

Ulkus

Skuama

Krusta

Likenifikasi

Guma Eksantema

Telangiekstatis

Eksantema

tengah yang mempunyai dasar, vesikel berisi darah disebut hemoragik

Vesikel yang berisi nanah dan bila nanah mengedap dibawa vesikel

disebut vesikel Hipopion

Vesikel yang berukuran lebih besar.

Contoh : bula hemoragik, bula purulem, bula hipopion

Ruangan berdinding dan berisi cairan sel, maupun sisa sel. Isinya

terdiri dari serum, grtah bening, keringat, sebum,sel-sel epitel, lapisan

tanduk, rambut.

Kumpulan nanah dalam jaringan

Penonjolan diatas permukaan kulit

Massa padat sirkumskrip terletak dikutan/ subkutan

Benjolan berdasarkan pertumbuhan sel-sel maupun jaringan. Tumor

yang terdiri atas kumpulan sel radang

Pertumbuhan berupa penonjolan bulat / runcing yang menjadi satu.

Terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulittidak normal, permukaan

kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit

Bagian yang jaringan elastisnya atrofi disebut anetoderma

Contoh: Striae gravidanum

Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak

melebihi stratum basal

Garukan yang terlalu dalam sampai ujung papil sehingga kelua darah

juga serum

Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari rkskorisasi dengan tepi,

dinding, dasar, dan isi

Adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit

Cairan badan yang mongering dapat bercampur dengan jaringan

nekrotik, maupun benda asing (kotoran, obat)

Penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas

Infiltrasi sirkumskripm, menahun, destruktif, biasanya melunak,

kelainan pada kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat, dan

tidak berlangsung lama, umumnya didahului oleh demam

Pelebaran pembuluh kapiler yang menertap pada kulit

Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata berbentuk eritema

Page 8: enfolerensi kulit.doc

Skarlatiniformis nummular.

Tabel 2 Perubahan Histopatologik Kulit

Lapisan diagnosis Artinya

a. Epidermis

1) Hyperkeratosis, adanya tiga macam

Ortokerosis.

2) Hiperoralasia

3) Hiperolasia

4) Akantosis

5) Hipoplasia

6) Hipertropi

7) Atrofi

8) Sponglosis

9) Degenerasi balon

10) Eksositosis

11) Akantolisis

12) Sel Diskeratotik

13) Nekrosis

14) Celh (Cleft)

15) Di epeidermis

16) Sklerosis

17) Jaringan granulasi

18) Edema

19) Fibrosis

b. Di jaringan subkutan

1) Eritema

2) Scleroderma

3) Jamur

4) Kelainan berupa peradangan

5) Proses degenerative

Penebalan stratum korneum yaitu padat(kompak),

seperti anyaman keranjang dan berlapis

Ianlah penebalan stratum Granulosum

Epidermis yang menjadi tebal oleh karena sel

berkurang

Penebalan Stratum Spinosum

Epidermis yang menipis karena jumlah sel

berkurang.

Epidermis menebal karena jumlah sel bertambah

Penipisan epidermis karena selnya mengecil

Penimbunan cairan diantara sel epidermis

Edema didalam sel epidermis, sel menjadi besar

Sel-sel radang yang msuk kedalam Epidermis

Hilangnya daya kohesi antar sel-sel epidermis

Sel epidermis yang mengalami kerantinasi lebih awal

Kematian sel

Kematian jaringan setempat pada organism hidup

Ruangan tanpa cairan

Jumlah kolagen bertambah

Penyembuhan luka yang terdiri atas jaringan

edematosa

Penimbungan cairan dalam jaringan

Jumlah kolagen bertambah dan susunannya berubah.

Page 9: enfolerensi kulit.doc

6) Nekrosis jaringan/ vaskulitis

2.1 Pengkajian integumen

Pengkajian pasien gangguan integumen merupakan aspek penting yang harus

dilakukan dan dikuasai oleh peserta didik, mengingat semakin penting perawatan dalam

sistem pelayanan keperawatan dapat terintegrasi dengan sistem lain.

Pada pengkajian fisik integument tidak bida terpisah dari sistem tubuh lain sehingga

perlu untuk dikaji semua sistem karena tahap awal dalam pengkajian harus sistematis dari

kepala sampai ke kaki serta bandingkan bagian lain yang sehat dengan yang sakit, dan selalu

mengacu pada subyektif, data obyektif.

Hal yang penting dalam pengkajian adalah bagaimanna cara komunikasi terapeutik

(gunakan bahasa yang tepat dan dapat dimengerti oleh pasien), privasi pasien dan harus

dengan pencahayaan yang baik.

Dalam pengkajiannya sistem integumen tergantung pada kesiapan dan perhatian dari

pemeriksa, pengkajian sekilas didapat pada saat dilakukannya wawancara saat pasien datang

ke rumah sakit. Di bawah ini adalah pengkajian secara umum pada pasien yang mengalami

kelainan pada kulit:

A. Wawancara

1. kapan paien pertam kali mengetahui masalah penyakit kulit ini?

2. apakah masalah penyakit yang diderita pernah terjadi sebelumnya?

3. apa ada gejala yang lain?

4. pada kulit bagian mana yang pertama kali terkena?

5. bagaimana ruam atau lesi tersebut pertama kali muncul?

6. Pada bagianmana dan seberapa cepat penytebarannya?

7. apakah terdapat rasa gatal, terbakar?

8. pakah ada gangguan kemampuan untuk merasa?

9. apakah masalah tersebut bertambah parah pada musim tertentu?

10. apakah paien dapat menjelaskan bagai mana kelainan tersebut berawal?

11. apakah pasien memiliki riwayat hay fever, asma, biduran, atau alergi?

12. apakah ada keluarga yang mengalmi penyakit seperti ini?

13. apakah erupsi kulit tersebut muncul sesudah makan makanan tertentu?

14. apakah baru-baru ini pasien mengkonsumsi alcohol?

Page 10: enfolerensi kulit.doc

15. apakah ada hubungan antara kejadian tertentu dengan ruam atau lesi?

16. obat-obat apa yang digunakan?

17. produk kosmetik atau preparat perawatan kulit apa yang anda gunakan?

18. apa pekerjaan anda?

19. apakah ada sesuatu yang ketika mengenai kulit anda menyebabkan terjadinya

ruam?

B. Pengkajian Fisik

Pemerikasaan fisik meliputi:

1) Seluruh kulit

2) Kuku

3) Rambut

Prosedur pertama dalam pemeriksaan fisik integument adalah:

1. Pengkajian Kulit

a. Inspeksi

Pasien berada dalam ruangan yang terang dan hangat, pemeriksa menggunakan

penlight untuk menyinari lesi sehingga pemeriksa akan melihat apakah keadaan

kulit pasien, meliputi:

1) Warna kulit

2) Kelembapan kulit

3) Tekstur kulit

4) Lesi

5) Vaskularisasi

6) Mobilitas kondisi rambut serta kuku

7) Turgor kulit

8) Edema

Warna kebiruan, sianosis (hipoksia seluler) dapat dilihat pada

eksremitas dan dasar kuku, bibir, dan membrane mukosa.

Ikterus (kulit yang menguning) akibat kenaikan bilirubin.

Sclera membrane mukosa

Perubahan vaskuler (petekie)

Ekimosis

b. Palpasi

Page 11: enfolerensi kulit.doc

Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan,

guna melindungi dari terpaparnya penyakit pasien. Tindakan ini dimaksudkan

untuk memriksa:

Turgor kulit

Edema

Elastisitas kulit

2. Pengkajian kuku

a. Inspeksi tentang:

Konfigurasi

Warna, konsistensi

Neelbed( dasar kuku/ perubahan pada kuku

Penonjolan pada kuku

Hipertropi

Paronikia ( inflamasi kulit disekitar kuku)

Basil ungnium

Garis-garis bean

Klubing

b. Palpasi

Nyeri tekan pada basis ungium (pangkal kuku) positif atau negative

Eritema

3. Pengkajian Rambut

a. Inspeksi

Warna rambut

Tekstur

Distribusi

Gatal-gatal

Inflamasi

Tanda-tanda infeksi parasit

Warna kelabu

Apakah pasien menggunakan pewarnaan pada rambutnya

Lurus dan berombak

Mudah patah karena perawatan rambut

Hirsutisme (peningkatan rambut tubuh) padawanita dekat wajah, bahu

dada, pubis

Page 12: enfolerensi kulit.doc

b. Palpasi

Halus/ tebal

Kuat/mudah patah

Berminyak atau kering

Rambut berminyak

Alopepsia

Keromtokan yang terlokalisasi

Pemakaian obat khemotherapi (doksorubisin atau siklofosfamid)

2.3 Asuhan Keperawatan

B. Folikulitis, Furunkel, Furonkulosis, Karbunkel

1. Folikulitis

Adalah Infeksi Staphylococcus dalam folikel rambut

Tanda dan gejala :

Lesi bersifat superficial atau dalam papul

Pustul bisa tunggal/miltiple, didekat folikel rambut

Lokasi :

Dagi pada laki laki

Tungkai pada wanita

Aksila

Bokong

2. Furunkel (bisul)

Adalah inflamasi akut yang timbul pada satu atau lebih folikel rambut dan menyebar ke

lapiasan dermis

Penatalaksanaan Medis

Ekstrasi bila pus sudah terlokalisasi dan bersifat fluktuan (bergerak dengan gelombang yang

dapat diraba, insisi kecil mempercepat penyembuhan (evakuasi pus dan jaringan nekrosis

terlepas secara langsung)

3. Furonkulosis

Merupakan lesi yang multiple atau rekuren pada kulit

Lokasi :

Page 13: enfolerensi kulit.doc

Dapat terjadi pada setiap bagian tubuh dan lebih privalen padadaerah yang mengalami iritasi,

tekanan, gesekan, perspirasi yang berlebihan (leher, aksila, bokong/gluteus)

Tanda :

Berawal dari ‘’jerawat’’ yang kecil merah, menonjol, dan nyeri tekan bila mengenai jaringan

kulit serta lemak subkutan

4. Kaerbunkel

Abses pada kulit dan jaringan subkutan, menggambarkan terjadi ekspansi pada beberapa buah

folikel rambut

a. Penyebab : infeksi staphylococcus

b. Lokasi : pada daerah kulit yang tebal dan tidak elastis bagian posterior (leher)

bokong.

c. Gejala :

Suhu meningkat

Rasa nyeri

Leukositosis

Penyebaran infeksi kedalam darah

Folikel dan Karbunkel sering terjadi pada pasien dengan penyakit sistemik, seperti :

Diabetes

Kelainan malikna

Pasien yang mendapatkan terapi imunosupresi

d. Penatalaksanaan Medis

1. Bila infeksi Staphylococcus protektif indurasi (untuk jerawat dan bisul) tidak

boleh dipijit

2. Terapi antibiotik sistemik.

3. Perawatan Suportif :

Csiran parental

Konpres untuk demam

Kompres basah dan hangat untuk meningkatkan vaskularisasi

Berikan topikal salf antibiotika

C. Penyakit Kulit Akibat Parasit

a. Pedikulosis (infeksi kutu)

Page 14: enfolerensi kulit.doc

Kutu merupakan ektoporosis oleh karena hidup pada bagian luar tubuh mengisap darah

manusia kurang lebih 5 kali sehari dan menyuntikan getah pencernaan danekskretanya

kedalam kulit sehingga menimbulkan gatal yang hebat pada seseorang.

Tiga varietas kutu yang menyakiti manusia antara lain :

1. Pedikulus Humanus capitis (tuma/kutu kepala)

2. Pedikulus Humanis carporis

3. Pedikulus Pubis (kutu kemaluan)

1) Pedikulosis capitis

Pedikulitis capitis adalah infeksi kutu kepala atau tuma. Tuma kutu meletakan telur

(Nits) didekat kulit kepala dan melekat erat pada batang rambut.

a). Cara penularan melalui :

1. Sisir

2. Wig

3. Perangkat tempat tidur (bantal, sprei)

4. Sikat rambut dan topi

b). Manifestasi Klinik

1. Telur yuma berbentuk oval

2. Tum

3. Rasa gatal

4. Impetigo

5. Furunkulosis

6. Infeksi Tuma

c). Penatalaksanaan :

1. Cuci rambut menggunakan sampo mengandung lindone (Kwell) cuci yang bersih

2. Sisir rambutmenggunakan sisir bergigi halus (serit) yang telah dicelupkan cuka

3. Agar telur/ canglongterlepas dari batang rambut

4. Pakaiana handuk dan perangkat tempat tidur dicuci dengan air panas kurang lebih

54C

5. Seluruh keluarga harus diobati

6. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik

Page 15: enfolerensi kulit.doc

d). Komplikasi

1. Pruritus yang hebat

2. Piodermia

2) Pedikulus Korporis dan pedikulosis pubis

Pedikulosis corporis merupkan infestasi kutu pedikulus humarus corporis pada badan

a). Faktor pencetus :

1. Pada orang yang jarang mandi

2. Lingkungan yang rapat penduduk

3. Orang yang tidak mengganti bajunya

b). Manifestasi klinik

1. Kutu melekat pada bagian leher, badan dan paha

2. Menusuk

3. Titik perdarahan yang kecil dan khas

4. Gatal (garuk yang intensif)

5. Ekskoriasis

6. Eksemaderajat ringan

7. Bila kronis kulit menjadi tebal

8. Bersisisk pada lokasi yang berpigmen berwarna gelap

3) Pedikulosis pubis

Pedikulosis pubis merupakan infeksi phthirus pubis atau crak lous = kutu kemaluan

(akibat reaksi saliva serangga, kelenjar liur kutu)

a). Infeksi parasit pada:

1. Genetalia

2. Rambut dada

3. Aksila

4. Janggut

b). Penularan melalui hubungan seks

c). Manifestasi klinis

d). Terasa merayap pada batang rambut

e). Gatal khususnya di malam hari

f). Pioderma (infeksi, pus pada kulit)

b. Penatalaksanaan :

1. Klien harus mandi dengan sabun

Page 16: enfolerensi kulit.doc

2. Malation dalam isopropil alkohol (Iosion priderm)

3. Dioleskan pada daerah kulit yang terinfeksi (sesuai Intruksi)

4. Beri vaselin pada bulu mata yang terkena

5. Pemberian pada pruritus

6. Pemberian antibiotik (hasil kolaborasi)

7. Kostikosteroit (hasil kolaborasi)

8. Pendidikan kesehatan

9. Seluruh anggota keluarga harus diobati

10. Mandi dengan menggunakan sabun

11. Semua pakaian harus dicuci dengan sabun

12. Perangkat tempat tidur (seprei, sarung bantal)

13. Jalani dry cleaning

c. Pengkajian

Pasien dengan penyakit kulit akibat parasit yang perlu untuk di kaji adalah :

Data subjektif :

Gatal menusuk khusus di malam hari

Menggunakan sisir

Menggunakan sikat gigi

Lingkungan yang rapat penduduk

Jarang mengganti pakaian

Pada pasien yang jarang mandi

Terasa merayap pada batang rambut

Data Obyektif

Ekskoriasis

Titik perdarahan kecil dan has pada kepala

Eczema derajat ringan

Kulit tebal (bila kronis)

Bersisisk pada lokasi berpigme gelap

Pruritus

Ada tum

Kutu melekat pada leher, badan dan paha

Ada bekaa garukan

Page 17: enfolerensi kulit.doc

Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan kenyamanan (nyeri, gatal)

Defenisi : Keadaan diman individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan

dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya

Batasan Mayor : Klien memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan

Batasan minor :

Respons autonom pada nyeri akut

Nadi meningkat

Sikap/posisi berhati – hati

Raut wajah kesakitan

Pasien jarang mandi

Pruritus

Gatal

Bersisik pada lokasi berpigmen gelap

INTERVENSI RASIONAL

Teliti keluhan nyeri tentang lokasi, intensitas

khusus (skala 0-10). Catat faktor peningkatan

nyeri.Berikan lingkungan tenang.

Dorong tekhnik relaksasi (bimbingan

imajinasi, visualisasi,aktivitas hiburan (radio

& tv)

Pertahankan perawatan kulit,dengan teknik

septik aseptik

Kolaborasi untuk pemberian analgetik

(memperidin)

Nyeri sering menyebar terlokalisir

menunjukan terjadinya abses (proses inflasi).

Menunjukan berat ringannya nyeri.

Meningkatkan relaksasi dan memampukan

klien untuk memfokuskan perhatian, dapat

meningkatkan koping

Mencegah perluasan infeksi

Memperidin biasanya efektif untuk

menghilangkan nyeri

Evaluasi

Nyeri berkurang /hilang (rasa nyaman terpenuhi)

Page 18: enfolerensi kulit.doc

a. Nadi normal

b. Aktifitas lancar

c. Raut wajah tenang

d. Tidak terjadi pruritus

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit, karena

destruksi lapisan kulit

Definisi : Keadaan dimana seseorang/individu mengalami atau beresiko terhadap

kerusakan jaringan epidermis dan dermis

Batasan Karakteristik :

Mayor : Gangguan jaringan epidermis dan dermis

Papul

Pustul

Vesikel

Minor :

Eriteme

Lesi (sekunder,primer)

Pruritus

INTERVENSI RASIONAL

Kaji catat : warna,kedalaman,luas,luka

Berikan perawtan luka secara tepat, dan

kontrol infeksi (balutan basah, topikal)

Kolaborasi untuk insisi (bila terdapat

abses/furunkel)

Koaborasi untuk pemberian obat topikal,

antibotik

Pendidikan kesehatan

Dasar informasi, tentang sirkulasi pada area

luka

Menurunkan resiko infeksi

Insisi dapat memberi drainase pada

furunkel(mengeluarkan pus)

Mencegahperluasan infeksi

Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan

Page 19: enfolerensi kulit.doc

koping dan personal hygiene

Evaluasi

Kulit normal

Papul, postul fesikel hilang

Eritema tidak ada, lesi hilang

3.Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder kelainan kulit,

cidera/pembedahan

Definisi : Suatu keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami gangguan

dalam cara penyerapan citra diri seseorang

Batasan Karakteristik :

Mayor :

Malu, bersalah

Minor :

Perubahan dalam bersosialisasi

Perasaan negatif terhadap tubuh (kerentanan)

Larut dengan perubahan kulit

INTERVENSI RASIONAL

Dorong pasien untuk mengekspresikan

perasaan , pikiran, pandangan dirinya

Dorong klien untuk bertanya tentang

masalah, penanganan, perkembangan,

prognosa kesehatan

Berikan informasi yang dapatdipercaya

Perjelas berbagai kesalahan konsep klien

terhadap perawatan diri dan pemberi

perawatan

Memerlukan dukungan untuk perbaikan

yang optimal

Meningkatkan perilaku positif,dan

berkesempatan untuk tujuan dan rencana

masa depan berdasarkan realita.

Meningkatkan kepercayaan dan

mengadakan hubungan antara klien dan

perawat

Klien dan orang terdekat cenderung

menerima krisis dengan cara yang sama

meningkatkan kepercayaan diri klien

Page 20: enfolerensi kulit.doc

Beri dukungan keluaraga untuk beradaptasi

Meningkatkan ventilasi perasaan dan

memungkinkan respon yang lebih

memantau klien

Evaluasi

Mengimplementasikan pola penanganan baru

Mengungkapkan dan mendemonstrasikan penerimaan penampilan

(kehadiran,kerapihan)

Mengawali, memantapkan dengan perubahan kesehatan (peradangan kulit)

Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan (peradangan kulit)

Definisi : Keadaan dimana individu/kelompok mengalami keadaan gelisah (penilaian atau

opini) dan akativitas sistem syaraf otonom dalam berespons terhadap ancaman tidak jelas

nonspesifik

Batasan karekteristik :

Eritema, papul, vesikel

Gelisah

Menarik diri

Mencela diri sendiri

Ketidak berdayaan

Menangis dan sedih

Reaksi terkejut tentang penyakit

Intervensi Keperawatan

INTERVENSI RASIONAL

Identofikasi dan ketahui presepsi klien

terhadap ancaman dan situasi

Catatadanya kegiatan menolak(menolak,

mengikuti program medis)

Koping terhadap penyakit, klien takut,

cemas, tentang masalah yang tidak teratasi

Penelitian menunjukan beberapa hubungan

antara derajat ekspresi, marah atau gelisah

dan peningkatan resiko

Page 21: enfolerensi kulit.doc

Kaji tanda verbal/non verbal klien

Hindari kontraksi

Dorong klien atau orang terdekat untuk

mengkomunikasikan tentang maslah pada

perawat

Berikan privasi pada klien

Dorong untuk kemandirian klien dalam

perawatan dan pembuatan keputusan rencana

pengobatan

Klien mungkin tidak menunjukan masalah

secara langsung kata – kata tindakan dapat

menunjukan rasa marah dan gelisah

Kontraksi dapat menimbulkan rasa marah,

menurunkan kerja sama yang dapat

memperhambat penyembuhan

Informasi yang diberikan dapat membentuk

dukungan kenyamanan, menghilangkan

kekhawatiran

Klien dapat mengekspresikan perasaan

memghilangkan kecemasan

Meningkatkan kepercayaan diri dan

menurunkan rasa gatal dalam pengobatan

Evaluasi

Klien tidak mengalami ansietas (berkurang/hilang)

Klien dapat menunjukan koping yang efektif

Tidak gelisah

Tidak menarik diri

Gembira

Dapat menerima keadaan penyakit yang dialami

Bekerjasama dengan perawat

5, Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan : kurang

informasi

Definisi : Suatu keadaan dimana individu/ kelompok mengalami defisiensi, pengetahuan

kognitif, atau keterampilan, psikomotor, berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan

Batasan karakteristik :

Page 22: enfolerensi kulit.doc

Mayor mengungkapkan :

Tidaktahu tentang penyakit

Melakukan perilaku tidak tepat tentang kesehatan (pengobatan alternatif)

Minor mengungkapkan :

Kurang integrasi tentang rencana pengobatan

Tidak tahu tentang cara pengobatan (daerah yang pruritus, digesek, digaruk)

menimbulkan :

Eritema,Iritasi, erosi, papul, vesikel

INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang prognosis dan harapan yang

akan datang

Diskusikan tentang harapan klien untuk

melakukan aktivitas normal

Kaji ulang tentang perawatan luka

Memberikan dasar pengetahuan klien

dalam membuat pilihan keputusan

Kesulitan dalam melakukan aktivitas

mempengaruhi keberhasilan menilai

tindakan hidup normal

Meningkatkan kemampuan perawatan

diri

Evaluasi

Klien mengerti tentang prognosis, perawatan dan mampu membuat keputusan

Klien dapat melakukan aktivitas secara normal

Klien mampu melakukan perawatan luka