Endodontic Seminar

download Endodontic Seminar

of 9

description

tugas seminar

Transcript of Endodontic Seminar

Myrna Rachmawati

160110080084

Endodontic SeminarCara Kerja Klinis Semen Glass-Ionomer

Martin J. Tyas

Abstrak

Artikel ini menerangkan struktur umum, kemampuan, dan cara kerja klinis semen glass-ionomer konvensional dan modifikasi resin, khususnya pada adesi, daya pencegahan karies dan saran penggunaan. Diterbitkan pertama kali dalam J Appl Oral Sci 2006; 14:10-13.Struktur Umum dan Kelebihan

Semen glass-ionomer dikembangkan oleh Wilson dan McLean di Laboratorium Kimia Milik Pemerintah Inggris pada tahun 1965. Mereka menambahkan bahan golongan semen gigi berbahan dasar air, yang terdiri dari semen silikat, semen zinc fosfat, dan semen polikarbonat. Karena bahan-bahan ini sudah banyak dikenal, bahan-bahan ini tersedia dalam 2 jenis. Glass-ionomer konvensional mengandung fluoroaluminosilikat glass, biasanya mengandung stronsium atau garam kalsium dan liquid asam polialkenoik, seperti poliakrilik, maleik, itakonik dan asam trikarbalilik. Material konvensional dihasilkan oleh reaksi dari bahan dasar mengandung asam antara liquid asam dan bubuk dasar. Sekarang ini, untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mengurangi sensitifitas air pada material konvesional digunakan material yang disebut semen glass-ionomer modifikasi resin. Material-material ini mengandung resin yang telah terpolimerisasi, hidroksitil metakrilat (HEMA) dan juga memiliki kelebihan reaksi setting pada resin terpolimerisasi, yang dapat mengeras dengan sendirinya atau dengan light-cure. Kemampuan signifikan yang dimiliki glass-ionomer adalah perlekatan ke struktur gigi yang terkalsifikasi, melepaskan fluoride, berefek minimal pada pulpa, dan sewarna gigi. Tetapi bahan ini sensitif, yaitu mengalami dehidrasi lebih cepat pada proses setting, khususnya semen konvensional dan bahan ini mudah rapuh dan juga tidak sesuai untuk digunakan pada bagian ini yang menahan beban. Kelebihan-kelebihan lain bahan ini adalah penggunaannya yang luas, diantaranya untuk fisur sealant, restorasi gigi anterior (baik karies atau non karies), pada gigi sulung, sebagai semen base dan lutting cement/perekat dan sebagai pelekat alat ortodonti dan bracket. Klasifikasi terbaik semen glass-ionomer berdasarkan aplikasi klinisnya yaitu semen jenis pertama merupakan material lutting/pelekat, jenis kedua merupakan material restoratif, dan semen jenis ketiga semen pelapis dan fisur sealant.

Seperti yang telah diterangkan di atas, salah satu kemampuan/kelebihan yang penting semen glass-ionomer adalah perlekatannya dengan struktur gigi yang telah terkalsifikasi. Mekanisme penyatuan glass-ionomer konvensional sangat kompleks/rumit, tetapi awalnya mengandung pelembab gigi oleh asam polimer bebas, kemudian oleh ikatan ion antara golongan karboksil dalam liquid semen dan ion kalsium pada struktur gigi. Proses ini disebut juga lapisan pertukaran ion yang dibentuk antara semen dan struktur yang terkalsifikasi, yang mengandung karnoksil kompleks, kalsium dan ion fosfat, derifat dari kedua semen tersebut serta dari enamel dan dentin. Lapisan pertukaran ion ini ketebalannya hanya beberapa micrometer, dan sangat kuat, karena telah melaui test kekuatan ikatan, glass-ionomer gagal berikatan kuat sebelum lapisan pertukaran ion gagal, dan hal ini mengakibatkan kesulitan mengintrepetasi tes kekuatan perlekatan di laboratorium. Sehingga disarankan adanya perlekatan ke kolagen, tetapi beberapa penelitian telah dilakukan pada daerah ini. Agar kekuatan perlekatan lebih optimal, beberapa jurnal/penelitian menyarankan untuk dilakukan pengeringan permukaan gigi dengan asam poliakrilik.

Hal ini memperlihatkan bahwa mekanisme perlekatan semen glass-ionomer modifikasi resin berbeda dari material konvensional, meskipun beberapa penelitian lebih lanjut mengarah ke hasil yang sama. Karena resin mengandung pembentuk, ada kemungkinan perlekatan yang sama ke agen pelekat dentin digunakan pada perikatan resin komposit. Contohnya, pengering enamel menghasilkan pola goresan halus, yang memungkinkan pembentukan resin oleh glass-ionomer modifikasi resin. Pengeringan dentin juga menghasilkan demineralisasi ringan bersamaan dengan pelepasan perlekatan smear layer. Oleh karena itu, adanya pembentukan lapisan hybrid, bersamaan dengan adanya tubulus-tubulus, yang menambah retensi. Beberapa penulis juga mendemontrasikan lapisan ion-exchange, yang mirip dengan material yang dihasilkan oleh material konvensional. Observasi umum memperlihatkan bahwa glass-ionomer modifikasi resin mempunyai kekuatan perlekatan yang tinggi terhadap dentin dibanding glass-ionomer konvensional yang mungkin karena material modifikasi resin lebih kuat.Kemampuan Klinis

Semen glass-ionomer telah menjadi beberapa subjek penelitian yang berkaitan dengan kemampuan klinisnya. Adanya ruang tidak diperbolehkan dalam semua penelitian tersebut dan hal ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil yang berhubungan dengan material yang paling banyak digunakan.

AdesiSemen glass-ionomer merupakan material yang ideal untuk lesi non karies pada servikal gigi, karena bahan ini bersifat adesif dan dapat mengisi ujung restorasi yang dapat diabaikan. Ada beberapa penelitian yang memperlihatkan glass-ionomer pada lesi tersebut. Sebagian besar lesi non karies pada servikal gigi pada dasarnya bukan pada undercut, dan retensi dari restorasi tergantung pada keefektifan perlekatan antara bahan material dan dentin. Salah satu dari banyak penelitian glass-ionomer konvensional jangka panjang pada lesi non karies pada servikal gigi dilakukan oleh Matis, orang yang memperlihatkan retensi dengan presentasi 90% setelah 10 tahun pada produk KetacFil (Espe GmbH, Seefeld, Germany).

Karena semen glass-ionomer modifikasi resin telah banyak dikenal akhir-akhir ini, hanya beberapa penelitian singkat yang tersedia. Secara umum, rata-rata retensi sekuat glass-ionomer konvensional, tetapi beberapa material memperlihatkan kekurangan yang berhubungan dengan stabilitas warna. Tetapi, glass-ionomer modifikasi resin telah siap dikembangkan setelah beberapa tahun, dan material, yang sekarang diketahui, mungkin sekarang sudah tidak ada dijual.

Semen glass-ionomer modifikasi resin dapat digunakan sebagai pelapis adesif untuk retensi restorasi resin komposit, yang mirip cara kerjanya dengan bonding agent dentin yang umum digunakan. Material-material tersebut merupakan produk komersil, diantaranya yang umum yaitu Fuji Bond LC (GC Corporation, Tokyo). Penelitian-penelitian klinis memperlihatkan rata-rata retensi mencapai 100% selama 5 tahun.

Pencegahan Karies

Semen glass-ionomer menghasilkan fluoride yang cukup banyak dan kemudian akan berkurang setelah beberapa hari hingga mencapai tingkat konsisten yang rendah untuk beberapa tahun. Laboratorium meneliti bahan ini menggunakan gel asam, bakteri, metode daya larut enamel, dan fluoride, menghasilkan penelitian yang membuktikan bahwa glass-ionomer akan menimbulkan karies sekunder yang berdekatan. Ada beberapa studi klinis yang memenuhi persyaratan dengan renca percobaan yang tepat untuk menentukan kemampuan antikariogenik glass-ionomer. Penelitian-penelitian yang telah diterbitkan tersebut kurang jelas; sekitar setengah dari hasil penelitian tersebut memperlihatkan kelebihan glass-ionomer untuk mencegah karies sekunder, sedangkan setengah dari penelitian tersebut tidak memperlihatkan kelebihannya.Pengaruh pada Dentin Berkaries

Dentin yang berkaries dapat dibagi menjadi 2 daerah; daerah yang terdekat dengan pulpa yang disebut karies dalam atau dentin yang terpengaruhi dan daerah yang terdekat dengan kavitas mulut, yang disebut karies luar atau dentin yang terinfeksi. Daerah-daerah ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Dentin yang terpengaruhi memiliki sedikit bakteri, berwarna coklat kehitaman, kering, dan struktur kolagen cross-link masih utuh. Contohnya dentin yang mengalami remineralisasi, memiliki kolagen yang utuh, yang berperan sebagai pendukung endapan hidroksiapatit. Sebaliknya, dentin yang terinfeksi memiliki banyak kandungan bakteri, kolagen yang rusak, berwarna kuning kecoklatan, lembab, dan tidak mengalami remineralisasi. Berdasarkan prinsip preparasi kavitas intervensi minimal, dentin yang terpengaruhi dapat dibiarkan saja, yang berpotensi remineralisasi dengan diberikans semen glass-ionomer. Beberapa penelitian yang telah diterbitkan memperlihatkan kemampuan glass-ionomer untuk meningkatkan remineralisasi dentin yang terpengaruhi, dengan data yang telah dibuktikan.Fissure SealentSalah satu penggunaan glass-ionomer yang disarankan adalah sebagai fisur sealent, dan menjadi bukti bahwa fisur membutuhkan lebar paling sedikit 100 m agar menembus semen dan melindunginya dari tekanan oklusal. Pada keadaan seperti ini, yaitu ketika fisur berdiameter kurang dari 100 m, yang diukur menggunakan probe tajam, disarankan untuk membuka fisur agar sealant dapat menembus. Beberapa penelitian mengidentifikasi masalah retensi glass-ionomer sebagai fisur sealant.Cara tradisional menilai cara kerja fisur sealant pada percobaan klinis yaitu dengan melihat retensi material. Tetapi cara penilaian yang lebih tepat yaitu dengan menilai perlindungan pada karies pit dan fisur, dan hasil biologis lebih penting dan lebih memungkinkan daripada hasil fisik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa fisur sealant glass-ionomer hanya dapat bertahan pada fisur selama beberapa bulan berikutnya, tetapi penggunaan teknik impression dapat membuat semen glass-ionomer melekat pada fisur dalam, tetapi tidak dapat diamati secara klinis. Hal ini menerangkan bahwa semen pengaruh glass-ionomer serupa dengan sealant dasar resident untuk mencegah karies pada fisur, resin sealant dapat melindungi fisur selama beberapa tahun.Gigi Sulung

Semen glass-ionomer telah diteliti sebagai bahan material untuk gigi sulung, dan banyak penelitian membuktikan pada material konvensional asal, dengan beberapa produk modifikasi resin terbaru. Secara umum, hasil penelitian ini kurang memuaskan, khususnya pada kavitas dengan semen yang tidak sesuai. Karena kerapuhan semen glass-ionomer dapat mendukung struktur sekitar gigi dan juga cara kerjanya lebih baik pada kavitas dengan permukaan tunggal jika dibandingkan dengan kavitas dengan beberapa permukaan. Pada pertengahan tahun 1990, rasio kadar bubuk tinggi : liquid semen glass-ionomer dikenal, seperti Ketac Molar (Espe GmbH), Fuji IX GP (GC) dan Chemflex (Dentsply, York, PA). Material-material ini merupakan material glass-ionomer konvensional, tetapi rasio bubuk : liquid lebih kuat dibanding glass-ionomer estetis (jenis ke-2). Penelitian klinis penggunakan material bubuk : liquid memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan material sebelumnya. Sebagai contoh, Rutar et al. menggunakan Fuji IX GP untuk mengisi kavitas oklusal dan kavitas kecil di proksimal pada gigi sulung. Setelah 3 tahun, memperlihatkan hasil yang baik dengan nilai 90% Alfa pada semua kriteria Badan Kesehatan Umum Amerika.Teknik Perawatan Restorasi Atraumatik (ART)

Semen glass-ionomer merupakan material pilihan untuk teknik perawatan restorasi atraumatik (ART). Beberapa penelitian klinis teknik ini yang telah diterbitkan, memperlihatkan bahwa rata-rata ketahanan semen glass-ionomer sebanding dengan dental amalgam. Dari beberapa penelitian ART dapat disimpulkan bahwa yaitu pengaruh usia pasien pada hasil kurang meyakinkan, terdapat sedikit nyeri dan ketidaknyamanan, tidak estetik, harga sama seperti amalgam, memerlukan penilaian teknik pada pasien dengan rampan karies. Penerangan rinci dari penelitian tentang teknik ART pernah dipresentasikan di suatu tempat. Preparasi Fisur atau Bagian Dalam

Preparasi fisur pertama kali digunakan untuk gigi sulung pada tahun 1963. Material yang digunakan pada hari itu yaitu semen silikat dan amalgam, tetapi karena bahan yang tersedia kemungkinan rasio kegagalannya tinggi akibat pelarutan semen silikat dan fraktur marginal ridge. Selanjutnya tentang semen glass-ionomer, Hunt dan Knight hampir bersamaan menerbitkan rancangan preparasi fisur yang telah mengalami perubahan. Kemudian, Hunt memperkenalkan preparasi internal, yang mirip dengan istilah lesi, tetapi tidak menembus melalui enamel ke ruang proksimal. Preparasi internal seperti itu sesuai untuk jenis karies tersebut pada enamel yang berlubang tetapi enamel masih ada, sedangkan preparasi fisur dapat digunakan untuk karies jenis ini pada bagian proksimal enamel yang telah dibuat kavitasnya, tetapi masih digunakan sebagai pendukung yang memadai untuk marginal ridge.

Beberapa penelitian klinis tentang preparasi fisur dan internal telah dipublikasikan, dengan rata-rata kesalahan antara 9-50% pada tiga tahun dan 60% pada 7 tahun. Data perbandingan ketahanan preparasi fisur bertujuan untuk mengurangi restorasi amalgam yang tidak jelas, tetapi hasilnya tidak dapat diamati karena restorasi internal sangat mudah mengalami kegagalan dibanding restorasi fisur. Alasan kegagalan tersebut adalah karena fraktur pada margin ridge, kavitasi enamel proksimal pada restorasi internal, dan karies sekunder. Kedua preparasi tersebut dapat dibedakan dengan mudah sesuai tujuannya dan latihan harus dilakukan untuk menyempurnakan cara ini.

Tambalan Servikal

Teknik yang disebut tambalan servikal pertama kali diperkenalkan oleh McLean dan Gasser pada tahun 1985. Bagian servikal dari kotak proksimal tepatnya pada bagian kavitas gigi posterior direstorasi dengan semen glass-ionomer dan restorasi akhir lebih baik gunakan komposit atau amalgam. Bahan-bahan ini diindikasikan untuk restorasi komposit gigi posterior, karena enamel bagian servikal lebih mudah dilakukan etching. Ikatan dentin dan resin merupakan teknik yang sensitif, harus diisolasi dari saliva dan liquid gingiva yang sulit dilakukan. Jika hal ini tidak dilakukan, akan mudah mengalami karies sekunder pada margin servikal. Teknik tambalan servikal ini sering disebut open sandwich. Daerah servikal ini mempunyai beberapa kesulitan yaitu material ini bersifat radiopak, adesif, dan melepaskan fluoride. Semen glass-ionomer bersifat radiopak yang akan mudah untuk dilakukan deteksi fotoradiografi, dan glass-ionomer konvensional lebih mudah diperhatikan dibandingkan glass-ionomer modifikasi resin, yang memerlukan fotocuring. Beberapa artikel yang telah diterbitkan memperlihatkan ketahanan jangka panjang tambalan servikal, dengan hasil yang memuaskan. Tambalan ini sangat direkomendasikan sebagai bahan alternatif yang sesuai untuk digunakan sebagai agen bonding dentin pada daerah ini dengan resiko mikroleakage yang tinggi.Kesimpulan

Semen glass-ionomer sering dikenal dengan material biomimetik. karena bahan ini serupa dengan dentin secara mekanis. Bahan ini mempunyai kelebihan yaitu bersifat adesif, dan melepaskan fluoride. Hal ini menjadi alasan material ini merupakan bahan yang ideal untuk beberapa jenis restorasi. Material ini bersifat mekanis yang lemah harus diperhatikan, dan hanya digunakan sebagai material restorasi akhir pada area dengan tekanan yang rendah, dan kemudian harus dilindungi oleh komposit resin atau amalgam pada daerah dengan tekanan tinggi.SEMINAR ENDODONTIK

Disusun oleh :

Myrna Rachmawati

160112130027Pembimbing :

Dr. Dudi Aripin, drg., Sp.KG(K)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

2015