Endapan Pegmatis

9
A. Endapan Pegmatis Setelah proses pembekuan batuan beku magmatis, larutan sisa magmanya, disebut larutan pegmatitis-penewmatolitis ( metasomatis ). Larutan sisa magma ini terdiri dari cairan dan gas. Yang berupa cairan dengan sedikit gas H 2 O , CO 2 , H 3 BO 3 , HCL dan HF akan berusaha mencari jalan keluar melalui rekahan yang ada baik pada batuan induknya, maupun pada batuan samping disekitarnya. Karena proses pendinginan, larutan tersebut akan membentuk endapan pegmatitis. Endapan ini biasanya terjadi pada bagian atas suatu intrusi yang berupa batholit yang letaknya jauh dari permukaan bumi. Di dekat permukaan pada batuan lelehan, endapan ini tidak pernah diketemukan. Asosiasi batuan dari pada endapan ini pada umumnya berupa batuan granites, tetapi kadang- kadang berasosiasi dengan batuan beku basa. Apabila larutan pegmatitis ini menerobos batuan sediment atau sekis, biasanya untuk endapannya akan sejajar dengan arah perlapisan atau bidang foliasi, kadang-kadang juga memotong. Bentuk dari pada endapan pegmatitis ini, pada umumnya tidak teratur, terutama yang terjadi pada batuan induknya. Bentuk

description

petrologi

Transcript of Endapan Pegmatis

A

A. Endapan PegmatisSetelah proses pembekuan batuan beku magmatis, larutan sisa magmanya, disebut larutan pegmatitis-penewmatolitis ( metasomatis ). Larutan sisa magma ini terdiri dari cairan dan gas. Yang berupa cairan dengan sedikit gas H2O , CO2, H3BO3, HCL dan HF akan berusaha mencari jalan keluar melalui rekahan yang ada baik pada batuan induknya, maupun pada batuan samping disekitarnya. Karena proses pendinginan, larutan tersebut akan membentuk endapan pegmatitis. Endapan ini biasanya terjadi pada bagian atas suatu intrusi yang berupa batholit yang letaknya jauh dari permukaan bumi.Di dekat permukaan pada batuan lelehan, endapan ini tidak pernah diketemukan. Asosiasi batuan dari pada endapan ini pada umumnya berupa batuan granites, tetapi kadang-kadang berasosiasi dengan batuan beku basa. Apabila larutan pegmatitis ini menerobos batuan sediment atau sekis, biasanya untuk endapannya akan sejajar dengan arah perlapisan atau bidang foliasi, kadang-kadang juga memotong.Bentuk dari pada endapan pegmatitis ini, pada umumnya tidak teratur, terutama yang terjadi pada batuan induknya. Bentuk yang sering terjadi berupa tabular, pipa atau dendritik. Kadang kadang berbentuk seperti tangga, apabila pengendapannya melalui sistem kekar batuan.

Komposisi mineral yang umum terdiri dari felspart, kwarsa dan mika, kadang-kadang terdapat juga mineral mineral jarang, mineral logam dan mineral non logam berharga ( batu permata ). Pada umumnya mineral logam yang mungkin dapat terbentuk hanya dalam jumlah sedikit, antara lain berupa logam-logam timah, wolfram, tungsten, bismuth, yttrium, thorium, tantalum atau besi.

Tekstur yang diperlihatkan pada endapan ini dengan ciri berbutir kasar-sangat kasar yang saling tumbuh bersama. Ukuran butir tersebut disebabkan karena proses pendinginan yang sangat lama. Kadang-kadang memperlihatkan struktur banded atau crustified yang sering disertai proses replacement.B. Endapan Pneumatolitis kontak / metasomatis kontak

Larutan sisa magma ( volatile dan cairan ) disebut larutan pegmatitis-pneumatolitis yang berupa volatile ( gas dan uap ) akan membentuk endapan pneumatolitis kontak atau disebut juga endapan metasomatis kontak. Komponen utama yang terdiri dari unsur-unsur volatile ini akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitar batuan beku. Unsur tersebut akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi dari pada gas atau uap yang dikandungnya atau karena reaksi yang terjadi antara unsur volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya. Endapan mineral yang terbentuk disebut endapan pneumatolitis kontak/metasomatis kontak yang bisa berupa endapan mineral logam atau non logam. Mineral logam yang terbentuk pada proses ini terbagi dua generasi, yaitu:1. Generasi I dengan temperatur tinggi, antara lain berupa mineral : magnetit, hematite, spinel, wolframit, scheelit, kasiterit dan martit.

2. Generasi II dengan keadaan temperatur rendah, antara lain berupa mineral-mineral : pirit, pirotit,sfalerit, kalkopirit dan galena.

Mineral gangue yang sering berasosiasi dengan endapan pneumatolitis kontak/metasomatis kontak ini terdiri dari mineral-mineral : granat, augit ( diopsit,hedenbergit ) , epidot, fluorit, aksinit, topas,kalsit,dolomite,feldspar,mika dan kwarsa.Bentuk endapan yang terjadi karena proses ini tergantung kepada bentuk rekahan batuan yang diisinya dan juga jenis batuannya. Jenis batuan yang diisi tergantung pada tekstur dan komposisinya ( reaktivitas /permeabilitasnya) yang erat hubungannya dengan bentuk endapan yang terjadi. Batuan yang sangat reaktif ( misalnya batu gamping dan serpih gampangan ) sering memperlihatkan endapan yang tidak teratur. Apabila batuannya kurang reaktif, maka akan memperlihatkan bentuk endapan yang sesuai dengan bentuk dari pada rongga ( rekahan ) yang diisinya. Proses pengisian rongga /rekahan tersebut sering diikuti oleh proses selanjutnya, yaitu rekristalisasi, replacement atau alterasi.Endapan yang terbentuk pada batuan induknya disebut greisen sedangkan yang terbentuk pada batuan samping disebut skarn.

C. Endapan Hidrotermal

Endapan hidrotermal, disebabkan oleh karena proses pengendapan larutan sisa magma yang temperaturnya cukup rendah, dibawah temperatur kritik air ( 372 o C ). Larutan ini antara lain mengandung oksida-oksida dan atau sulfida-sulfida dari pada logam Au, Ag, Pb, Zn, Sb, Hg, dan Fe. Mineral kwarsa sangat lazim terdapat bersama-sama dengan endapan mineral lain. Mineral kwarsa ini biasanya hadir dengan warna keruh sampai bening, kompak dengan bentuk yang cukup baik sampai sempurna, kadang-kadang merupakan pseudomorf dari pada mineral fluorit dan barit. Pengendapan mineral hidrotermal dapat melalui larutan biasa atau kolid. Jika setelah pengendapan koloid terjadi perubahan menjadi kristalin disebut endapan metakoloid.Bentuk jebakan hidrotermal sering mengikuti bentuk rongga/rekahan yang diisinya, kadang-kadang diikuti oleh proses subtitusi/replacement. Bentuk urat banyak terjadi pada batuan beku intrusi eruptif. Pada batuan gamping dan dolomite sering memperlihatkan bentuk subtitusi, sedangkan pada batuan pasir dan tufa sering berupa bentuk impregnasi. Bentuk urat dan impregnasi dapat digolongkan pada proses cavity filling, sedangkan bentuk lain digolongkan pada proses replacement ( subtitusi ).

Pada jebakan yang mengisi rongga ( cavity filling ) bisa terjadi dua proses, yaitu : pembekuan rongga dan pengisisn larutan mineral. Kedua proses tersebut bisa terjadi bersama-sama atau dipisahkan oleh interval waktu.

Pada jebakan yang ditemukan, kadang-kadang memperlihatkan bentuk pengisian ( mineralisasi ) yang berbeda arahnya demikian juga bentuk struktur batuannya berbeda. Hal yang disebabkan karena pembentukan struktur ( deformasi ) batuan dan proses pengisisn lebih dari satu kali, tergantung dari proses yang terjadi. Daerah perpotongan struktur seperti demikian merupakan daerah yang paling lemah dan mudah mengalami pengisian, sehingga sering menunjukkan jebakan yang menarik.

Jebakan yang terjadi pada proses replacement sering memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :

Sisa/relict mineral lama, relict struktur lama, gejala/proses pseudomorfosis, bentuk yang tidak teratur dan lain-lain :a. Banded( urutan perlapisan mineral ) b. Crustified ( perulangan perlapisan mineral c. Cockade ( struktur pembungkusan )

d. Comb ( struktur sisir / batu gigi ) e. Colloform ( struktur membulat, seperti kumpulan buah anggur )

f. Brecciated.

g. Kombinasi

Struktur replacement :

a. Marginal/ Rim structure( bagian tepi mineral yang mengalami replacement

b. Core/ Atol structure ( bagian tengah / inti yang mengalami replacement.c. Selective ( penggantian secara selektif ).

d. Relict ( struktur sisa mineral asal ).

e. Diffuse penetration ( penggantian secara difusi ).

Bentuk tekstur yang sering diperlihatkan, bisa berupa tekstur-tekstur :

a. Kristalin

b. Fibrous ( berupa serat-serat halus ).

Pembagian jenis endapan hidrotermal didasarkan atas perbedaan cara terbentuknya ( kedalaman ) serta perbedaan tinggi rendahnya tekanan dan temperatur yang berpengaruh. Secara garis besar pembagian jenis endapan hidrotermal adalah :

a. Endapan Hypotermal denan ciri-ciri sebagai berikut :

tekanan dan temperatur pembentukan relatif paling tinggi

endapan berupa urat-urat dan korok dike yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar. Wall rock alteration dicirikan oleh proses replacement yang kuat

Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya : pirit, kalkopirit, galena dan sfalerit serta oksida besi ( spekularit )

Pada intrusi granit sering berupa endapan mineral logam ( Au, Pb, Sn, W dan Zn )b. Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah dari pada endapan hypotermal.

Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.

Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses replacement antara lain berupa crustification atau banding.

Asosiasi mineralnya berupa sulfida : Au, Cu, Ag, As, Sb, dan Oksida Sn.

Proses pengayaan sering terjadi.3. Endapan Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.

Tekstur replacement tidak khas, jarang terjadi.

Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.

Kebanyakan teksturnya berlapis atau rupa fissure-vein

Struktur khas sering berupa Co

Asosiasi mineralnya logamnya berupa sulfida : Au, Fe dan Co.