emulsi
-
Upload
phoethree-lautner -
Category
Documents
-
view
64 -
download
4
description
Transcript of emulsi
1. Dalam flokulasi dan deflokulasi, peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper) antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda. Dimana pada flokulasi terpisahnya dua fase tersebut lebih cepat dibandingkan dengan deflokulasi. Namun, endapan dari flokulasi dapat didispersikan kembali sedangkan endapan deflokulasi tidak karena telah terbentuk caking, hal ini disebabkan oleh ukuran partikel pada suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil, hingga membentuk ikatan antar partikel yang erat dan padat.
Ringkasnya:Dalam Sistem FLOKULASI :“Partikel TERFLOKULASI adalah terikat lemah,cepat mengendap,mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake”Dalam Sistem DEFLOKULASI : “Partikel TERDEFLOKULASI mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali”
Sediaan suspensi terflokulasi dan terdeflokulasiBiasanya, sediaan suspensi terflokulasi dibuat untuk produk yang digunakan dalam jangka waktu lama, sedangkan sediaan suspensi terdeflokulasi dibuat untuk produk yang digunakan dalam jangka waktu pendek.Contoh sediaan suspensi terflokulasi:
- Jamu- Antibiotik (serbuk yang dilarutkan dengan penambahan air)
Contoh sediaan suspensi terdeflokulasi:- Obat batuk- Obat mag (contoh: milanta)
- Antibiotik (berupa suspensi madu. Contoh: Propolis Suspensi Jadiid)
2. "Kenapa obatnya berbentuk serbuk, kenapa tidak langsung dibuat cairan saja? Kan banyak obat-obat sirup yang bentuknya bukan serbuk?"
Kebanyakkan antibiotik tidak kuat berada lama dalam air. Biasanya hanya kuat selama 7 hari saja, ada juga yang bisa kuat hingga 14 hari itupun jika disimpan dalam lemari es. Oleh karena itu, tidak memungkinkan penyimpanan sirup antibiotik dalam waktu lama. Cara yang digunakan adalah baru membuat sirup antibiotik itu pada saat akan dikonsumsi oleh pasien.
3. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
a) Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi
butiran kecil kedalam zat cair lain.
b) Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
c) Emulgator adalah bagian Berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka
emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
Tujuan pemakaian emulsi adalah :1. Dipergunakan sebagai obat dalam / peroral. Umumnya emulsi tipe O/W.2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor
misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
Emulsi merupakan campuran antara minyak dengan air,, pada umumnya minyak dan air tidak
dapat saling menyatu sehingga diperlukan emulgator yang dapat menyatukan keduanya. Pada
umumnya, masyarakat awam setiap kali mendapat sediaan larutan yang dipergunakan secara
oral selalu dibilang sirup, padahal bisa jadi salah satu yang mereka bilang sebagai sirup itu
adalah suspensi, atau emulsi, elixir dll,,, Suspensi sama seperti emulsi, yang sebelum
digunakan harus di gojok terlebih dahulu,,*gojog manK*,,
(Supensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair,, ).. Suspensi dan emulsi merupakan sediaan yang kedua fase zat terlarut dan
zat pelarutnya bisa saling memisah (tak tercampurkan) sehingga sesaat sebelum digunakan
harus dikocok terlebih dahulu..
Dalam pembuatannya emulsi memiliki beberapa cara khusus yaitu:
1. Metode gom kering: Minyak+emulgator->korpus emulsi +air2. Metode gom basah:air+emulgator->mucilago+minyak3. Metode botol-> campuran bahan dikocok di botol (untuk minyak yang mudah menguap)
Sedangkan untuk suspensi dibuat dengan Metode dispersi dan praesipitasi dengan sistem
pembentukannya ada sistem flokulasi dan deflokulasi. Jika di emulsi memerlukan emulgator
untuk menyatukan dua fase yang tak tercampurkan maka di suspensi memerlukan suspending
agent untuk membantu mendispersi partikel-partikel padat yang tidak larut.
Yang Penting dari suspensi dan Emulsi adalah dalam penggunaannya harus di “KOCOK
DAHULU” sebelum digunakan. Okex.. agar yang diminum bukan hanya pelarutnya saja,, siapa
tau malah zat berkhasiatnya mengendap di dasar botol.. ^_^
Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :
1.Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan
jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah
emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air
dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air
sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk
korpus emulsi.
2.Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan
musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan
perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika
emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu
kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air
lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk
dengan cepat.
3.Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-
bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode
ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah.
Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan
dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.
4.Metode Penyabunan In Situ
a. Sabun Kalsium
Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang dibuat
dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang
sama dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat,
dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak sayur alami yang mengandung
asam lemak bebas.
b. Sabun Lunak
Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam fase
minyak. Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan, komponen tersebut dapat
dipisahkan dalam dua gelas beker dan dipanaskan hingga meleleh, jika kedua
fase telah mencapai temperature yang sama, maka fase eksternal
ditambahkan kedalam fase internal dengan pengadukan.
c. Pengemulsi Sintetik
Beberapa pustaka memasukkannya dalam kategori metode tambahan.
Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan in situ dengan
menggunakan sabun lunak dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi
ditambahkan pada fase dimana ia dapat lebih melarut. Dengan perbandingan
untuk emulsifier 2-5%. Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode penyabunan.
Beberapa tipe peralatan mekanik biasanya dibutuhkan, seperti hand
homogenizer