EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

104
PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREND’S EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA PASCA GEMPA BUMI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH: LADYTA TAHANY REFORMITA MARPAUNG NIM: 160200501 DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

Page 1: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

1

PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREND’S

EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI

PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA

PASCA GEMPA BUMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

LADYTA TAHANY REFORMITA MARPAUNG

NIM: 160200501

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

4

ABSTRAKSI

Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI*

Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum**

Ladyta Tahany Reformita Marpaung***

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran yang

dilakukan oleh organisasi internasional yaitu United Nations International

Childrend’s Emergency Fund (UNICEF) dalam membantu pemulihan pendidikan

di Sulawesi Tengah Indonesia pasca gempa bumi. Sedangkan kegunaaan

penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca mengenai bantuan

apa saja yang diberikan UNICEF terhadap pemulihan pendidikan di Sulawesi

Tengan Indonesia pasca gempa bumi. Permasalahan dalam skripsi ini adalah

bagaimana kedudukan UNICEF sebagai organisasi internasional menurut hukum

internasional, bagaimana perkembangan UNICEF di Indonesia, dan bagaimana

peran UNICEF terhadap pemulihan kondisi pendidikan di Sulawesi Tengah

Indonesia pasca gempa bumi.

Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan

dilakukan penelitian kepustakaan guna memperoleh data-data sekunder yang

dibutuhkan yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan

hukum tersier yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini disajikan

secara deskriptif juga memperoleh penjelasan dari masalah yang dibahas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan UNICEF adalah sebagai

subjek hukum internasional yaitu organisasi internasional dibawah PBB dan

merupakan bagian dari organisasi internasional antar pemerintah yaitu bersifat

semi otonom dan memiliki badan pengatur sendiri. Perkembangan UNICEF di

Indonesia juga berjalan dengan baik ditunjukan dengan kerjasama yang terus

dilakukan UNICEF dengan Indonesia selama lebih dari enam puluh tahun sampai

saat ini. Pasca gempa bumi di Sulawesi Tengah Indonesia pendidikan disana

menjadi terbengkalai karena banyaknya sekolah yang rusak dan tidak dapat

digunakan kembali. Dalam membantu pemerintah Indonesia mengatasi pemulihan

pendidikan disana, UNICEF dengan cepat dan sigap mengirimkan bantuan berupa

tenda darurat dan paket sekolah untuk anak-anak sehingga pendidikan di daerah

tersebut dapat berjalan kembali dan pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi

bantuan yang diberikan UNICEF tersebut.

Kata Kunci: UNICEF, Peran UNICEF, Pendidikan Pasca Gempa Bumi di

Sulawesi Tengah

* Dosen Pembimbing I

** Dosen Pembimbing II

*** Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

5

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

segala kasih-Nya yang selalu setia menyertai dan mencurahkan berkat dan karunia

yang besar kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul: “PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL

CHILDREN’S EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN

KONDISI PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA PASCA

GEMPA BUMI”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan memenuhi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua saya, Ibu Mutiara Sitanggang dan Bapak Alm. Josman

Marpaung yang telah mendoakan serta memberikan cinta, kesabaran, perhatian,

bantuan dan pengorbanan yang tak ternilai sehingga saya dapat melanjutkan dan

menyelesaikan Pendidikan formal hingga Strata Satu (S1).

Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan

dan ucapan terima kasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah

diberikan, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Dekan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Prof. Dr. Saidin, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Bapak Prof. Dr. Madiasa Ablisar, S.H., M.S selaku Dosen

Pembimbing Akademik;

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

6

7. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H selaku Ketua Departemen Hukum

Internasional;

8. Bapak Dr. Sutiarnoto, S.H., M.Hum selaku Sekretaris Departemen

Hukum Internasional;

9. Ibu Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI selaku Dosen

Pembimbing I. Terima kasih atas waktu dan bimbingan yang Ibu

berikan kepada saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi;

10. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing

II. Terima kasih atas waktu dan bimbingan yang telah Bapak berikan

sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya;

11. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara;

12. Ayah saya, Alm. Josman Marpaung. Sosok yang sangat menginspirasi

saya untuk bekerja keras dalam menggapai mimpi-mimpi saya;

13. Keluarga besar yang selalu memberikan perhatian dan semangat tidak

hanya dalam menyelesaikan skripsi ini tetapi juga untuk banyak hal

dalam hidup saya, terutama untuk Mama saya Mutiara Sitanggang

serta Abang saya Hutodo Marpaung;

14. Teman-teman Squad‘16 yang telah sangat banyak membantu Penulis

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih telah membukakan pikiran

Penulis serta mengajarkan hal-hal yang baru bagi Penulis. Good luck

for our future and I’ll see you on top!

15. International Law Student Association (ILSA) Fakultas Hukum USU;

16. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

baik secara langsung dan tidak langsung, yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu.

17. Lalu untuk sahabat-sahatbat saya, Vira Dwi Utami dan Ainun

Syuhadah Lubis yang selalu bersedia menemani saya selama

pengerjaan skripsi dan bahkan sepanjang hampir delapan semester

perjalanan menjadi mahasiswa.

Penulis sadar bahwa hasil penulisan skripsi ini tidaklah sempurna. Penulis

berharap pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

7

konstruktif guna menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi dan sempurna

lagi, baik dari segi isi/materi maupun cara penulisannya di masa mendatang.

Akhirnya, semoga Tuhan memberkati kita semua dan membalas segala

kebaikan dan jasa semua pihak yang telah membantu penulis secara tulus dan

ikhlas. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Januari 2020

Penulis

Ladyta Tahany Reformita Marpaung

NIM: 160200501

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

8

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

E. Keaslian Penelitian ................................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 11

G. Metode Penelitian ..................................................................................... 13

H. Sistematika Penelitian .............................................................................. 16

BAB II KEDUDUKAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL

CHILDREN’S EMERGENCY FUND (UNICEF) SEBAGAI ORGANISASI

INTERNASIONAL MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

1. Sejarah United Nations International Children’s Emergency

Fund (UNICEF) ....................................................................................... 20

a. Tujuan United Nations International Children’s Emergency

Fund (UNICEF) ................................................................................ 25

b.Fungsi United Nations International Children’s Emergency

Fund (UNICEF) ................................................................................ 26

v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

9

c. Tugas United Nations International Children’s Emergency

Fund (UNICEF) ................................................................................. 27

d.Struktur Organisasi United Nations International

Children’s Emergency Fund (UNICEF) ............................................ 28

e. Sumber Pendanaan United Nations International

Children’s Emergency Fund (UNICEF) ............................................ 29

2. United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF)

sebagai Organisasi Internasional Menurut Hukum Internasional ........... 31

BAB III PERKEMBANGAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL

CHILDREN’S EMERGENCY FUND (UNICEF) DI INDONESIA

1. United Nations Children’s Emergency Fund (UNICEF)

di Indonesia .............................................................................................. 44

a. Sejarah United Nations International Children’s Emergency

Fund (UNICEF) di Indonesia ............................................................. 44

b.Program Kerja United Nations International Children’s

Emergency Fund (UNICEF) di Indonesia .......................................... 46

2. Kerjasama yang Dilakukan United Nations International

Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam Bidang

Pendidikan di Indonesia ........................................................................... 58

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

10

BAB IV PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S

EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI

PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA PASCA GEMPA

1. Bantuan United Nations Children’s Emergency Fund (UNICEF) Terhadap

Pemulihan Pendidikan di Sulawesi Tengah Indonesia

Pasca Gempa Bumi .................................................................................. 75

2. Kerjasama yang Dilakukan United Nations International

Children’s Emergency Fund (UNICEF) dengan Pemerintah

Indonesia Terhadap Pemulihan Pendidikan di Sulawesi Tengah

Indonesia Pasca Gempa Bumi .................................................................. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 89

B. Saran ......................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92

LAMPIRAN

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam memahami hukum organisasi internasional tidak dapat

dipisahkan dari sejarah pembentukan organisasi internasional itu sendiri,

yang sudah lama timbul sejak beberapa negara mengadakan hubungan

internasional secara umum, dan masing-masing negara itu mempunyai

kepentingan. Hubungan Internasional secara umum melibatkan banyak

negara (lebih dari 2 negara), berbeda dengan hubungan antara dua Negara

yang telah dirintis sejak abad ke-16 melalui pertukaran utusan masing-masing

atas dasar persetujuan bersama.1

Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antarnegara, negara

dengan individu, ataupun negara dengan organisasi internasional tidak

selamanya terjalin dengan baik. Acap kali hubungan itu menimbulkan

sengketa di antara mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber

potensi sengketa. Sumber potensi sengketa antarnegara dapat berupa

perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dan lain-

lain. Manakala hal demikian terjadi, hukum internasional memainkan

peranan yang tidak kecil dalam penyelesaiannya.2

1 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 1990,

hal. 1. 2 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, SinarGrafika, Jakarta, 2008,

hal. 1.

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

2

Sudah sejak lama masyarakat internasional ingin mewujudkan suatu

organisasi internasional yang bersifat universal yang memiliki visi dan misi

untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Hal ini disebabkan sebagai

reaksi terhadap banyaknya sengketa maupun konflik yang terjadi antar negara

di dunia ini. Masyarakat internasional memerlukan sebuah wadah yang

mampu menghimpun semua negara ke dalam suatu badan yang terorganisir

untuk mencegah atau mengatasi masalah-masalah internasional tersebut.

Di dalam membentuk organisasi internasional, negara-negara

anggotanya melalui organisasi tersebut akan berusaha mencapai tujuan

bersama dalam berbagai aspek kehidupan internasional dan bukan untuk

mencapai tujuan masing-masing negara ataupun suatu tujuan yang tidak

dapat disepakati bersama. Guna mencapai tujuan tersebut sebagai suatu

kesatuan, organisasi internasional harus mempunyai kemampuan untuk

melaksanakannya atas nama semua negara anggotanya.3

Suatu organisasi internasional dibentuk dan didirikan melalui suatu

konferensi internasional yang menghasilkan perjanjian internasional yang

merupakan anggaran dasarnya yang biasa juga disebut piagam, covenant,

statuta, atau dengan istilah yang lebih umum disebut juga dengan konstitusi

dari sebuah organisasi internasional. Atas dasar piagam atau konstitusinya itu

ditentukan asas-asas dan tujuan dari organisasi internasional maupun organ-

organ serta mekanisme bekerjanya.4

3 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Tatanusa, Jakarta, 2015,

hal. 5. 4 I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional, Mandar Maju, Bandung, 2002,

hal. 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

3

Pada umumnya jika bicara tentang organisasi internasional, maka yang

dimaksudkan adalah organisasi internasional yang dibentuk antar pemerintah

atau yang biasa disebut dengan Inter Governmental Organization. Walaupun

harus diakui bahwa di samping organisasi antar pemerintah, masih dikenal

organisasi nonpemerintah atau yang biasa disebut dengan Non Governmental

Organization (NGO).5

Dalam studi hukum internasional, yang dimaksud dengan ―organisasi

internasional‖ biasanya adalah organisasi internasional dalam arti sempit,

yaitu organisasi yang dibentuk atau didirikan oleh pemerintah-pemerintah

atau yang biasanya disebut dengan Inter Governmental Organization. Selain

Inter Governmental Organization tersebut, dalam pergaulan masyarakat

internasional dijumpai pula ribuan organisasi internasional yang tidak

dibentuk oleh pemerintah-pemerintah, tetapi yang didirikan oleh orang-

perorangan, kelompok-kelompok dan badan-badan internasional partikelir

atau privat. Untuk organisasi internasional yang demikian itu disebut dengan

Non-Governmental Organization6

Bila organisasi internasional diartikan sebagai wadah dari negara-negara

untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama, dalam hal ini

maka pengertian organisasi internasional dipakai dalam arti sempit. Namun

jika diartikan sebagai wadah bagi negara-negara untuk mengadakan

kerjasama, di mana wadah tersebut mempunyai wewenang atas negara

anggota maka disini pengertian organisasi internasional agak lebih luas.

5 Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI-Press,

Jakarta, 2004, hal. 5. 6 J. Pareira Mandalangi, Segi-Segi Hukum Organisasi Internasional, Binacipta, Bandung,

1986, hal. 6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

4

Organisasi internasional merupakan wadah negara-negara dalam

menjalankan tugas bersama, baik dalam bentuk kerjasama yang sifatnya

koordinatif maupun subordinatif. Oleh karena sulitnya memberikan defenisi

dari organisasi internasional, maka jalan yang dapat diberikan adalah

memberikan ciri-ciri dai organisasi internasional.

Bila dilihat dari ciri-ciri organisasi internasional, seperti yang

dikemukakan oleh Leroy Bennet,7 organisasi internasional mempunyai ciri

sebagai berikut:

1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions.

2. Voluntary membership of eligible parties.

3. Basic instrument stating goals, structure and methods of operation.

4. A broadly representative consultative conference organ.

5. Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research

and information functions.

D.W. Bowett memberikan definisi sebagai berikut:8

… they were permanent association of government, or administration,

base upon a treaty of a multilateral rather than a bilateral type and with

some definite criterion of purpose.

Sedangkan perkembangan organisasi international itu sendiri menurut

Inis L. Claude Jr. yang dikutip oleh S. J. Bilgrami9 ada 4 prasyarat:

1. The world must be devided into a number of the problem independent

political units.

2. A substantial measure of contact must exist between subdivision.

3. The states must develop an awareness of the problem which arise out of

their coexistence.

4. On this basis they must recognize the need for creation of institutional

devices and systematic methods for regulating their relation each other.

Dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa defenisi organisasi

internasional tergantung bagaimana memandang organisasi internasional

tersebut. Namun harus diakui organisasi internasional sebagai wadah-wadah

7 A. Leroy Bennet, International Organization, Prentice-Hall, New Jersey, 1979, hal. 3.

8 D.W. Bowett, The Law of International Institution, London, hal. 2.

9 S. J. Bilgrami, International Organization, Vikers Publishing House PVT, hal. 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

5

dari negara-negara untuk mencapai tujuan tertentu yang sangat dibutuhkan.

Organisasi internasional dalam dalam tugasnya juga tidak boleh bertentangan

dengan asas-asas yang ada dalam hukum internasional.

Kemunculan organisasi internasional adalah merupakan wujud dari

manifestasi kerjasama internasional yang mulai berkembang sejak akhir abad

ke-19 dan memasuki awal abad ke-20 seiring dengan makin berkembangnya

masyarakat internasional dan hukum internasional. Negara-negara, pada waktu

itu mulai menyadari makin banyak bidang-bidang kehidupan yang

memerlukan kerjasama dan pengaturan secara bersama pula, sehingga

hubungan-hubungan bilateral maupun multilateral saja tidak lagi mencukupi.

Dengan demikian makin dirasakan perlunya melembagakan kerjasama itu

dengan membentuk atau mendirikan suatu organisasi internasional.

Salah satunya adalah dibidang bantuan untuk anak-anak baik korban dari

bencana alam maupun masalah konflik kemanusiaan. Melihat bahwa anak-

anak sebagai penerus generasi bangsa maka anak-anak di daerah konflik atau

daerah bencana harus diselamatkan dan diberi perhatian khusus karena anak-

anak dikategorikan masih lemah dan perlu bantuan dalam melakukan sesuatu

maka dibentuklah UNICEF.

United Nations International Children’s Emergency Fund yang

selanjutnya disebut UNICEF merupakan salah satu organisasi internasional

yang berada di bawah naungan PBB. UNICEF didirikan pada 11 Desember

1946 dengan tujuan memberikan bantuan kemanusiaan terutama kepada anak-

anak yang hidup di negara-negara yang luluh lantah akibat perang dunia ke II.

UNICEF punya sejarah panjang dalam memberikan bantuan darurat di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

6

sejumlah negara, baik pada kasus bencana alam maupun masalah konflik.

Terdapat sejumlah perubahan fungsi seiring masa perjalanannya. Namun misi

utama UNICEF tetaplah sama yaitu memberikan bantuan kemanusiaan dalam

bidang kesehatan, gizi, kebersihan lingkungan, perlindungan, serta

pendidikan.

Pada awalnya, organisasi yang disebut ―Organisasi Darurat‖ ini

terbentuk dikarenakan pengaruh yang besar dari perang dunia kedua. Oleh

karena itu, lembaga yang resmi berdiri pada tanggal 11 Desember 1946 ini

merupakan organisasi yang didirikan untuk menjaga dan melindungi anak-

anak dari segala peperangan dan juga diskriminasi terhadap anak-anak.

Organisasi yang diberi nama UNICEF, merupakan organisasi yang bernaung

dalam PBB dan merupakan organisasi global yang bekerja ,terutama untuk

anak-anak.

UNICEF merupakan salah satu organisasi internasional yang membantu

memberikan peranannya terhadap anak-anak di dunia, termasuk salah satunya

di bidang pendidikan, karena organisasi ini berdiri dengan melihat pada

kondisi dan latar belakang dunia yang penuh dengan konflik, peperangan,

penyalahgunaan, kemiskinan dan masalah sosial lainnya, yang dampaknya

berpengaruh pada pembangunan dan kemajuan dunia internasional. Peranan

UNICEF dalam mengatasi permasalahan anak mendapatkan respon yang

positif dari dunia internasional, karena UNICEF mampu menunjukkan

keberhasilannya kepada dunia internasional bahwa apa yang dijalankan

tercapai dengan baik walaupun tidak sepenuhnya, namun UNICEF dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

7

membantu menekan permasalahan anak dan angka kemiskinan dari berbagai

program yang diterapkan.10

UNICEF menginginkan perencanaan program-program di suatu Negara

atau country programming dan kemudian memberikan pendekatan dan

pelayanan oleh dan untuk masyarakat.11

UNICEF sendiri telah menunjukkan

dan membuktikan peranannya dalam membantu mengatasi permasalahan anak

di dunia dari berbagai situasi yang di hadapi seperti masalah pendidikan,

kesehatan, air dan sanitasi, makanan dan gizi, memerangi HIV dan AIDS,

memberikan perlindungan terhadap anak-anak dari berbagai segala bentuk

permasalahan, hal ini telah dibuktikan UNICEF di berbagai negara seperti

yang terjadi pada tahun 1998 di Myanmar, Bangladesh, Bhutan, Nepal,

Pakistan, India, Somalia, Sudan dan sebagian negara di Afrika Barat dan

Afrika Tengah dan semenjak tahun 1950 UNICEF telah aktif membantu

Indonesia.

Khusus bagi Indonesia UNICEF sudah menujukan rasa kepeduliannya

dengan membantu korban-korban (anak-anak) bencana alam yang sudah

terjadi di Indonesia,seperti bencana Tsunami di Aceh bencana Gempa Bumi di

Nias, Sulawesi Tengah, Lombok, bencana lumpur Lapindo, dan lain-lain.

Menyusul dengan banyaknya Bencana alam di Indonesia, banyak juga bantuan

yang datang dari dunia internasional melalui organisasi tersebut.

UNICEF juga ikut membantu Pemerintah Indonesia dalam memberikan

bantuan kepada anak-anak korban gempa bumi di Sulawesi Tengah terutama

10

Education in Emergencies, dimuat dalam

https://www.unicef.org/education/bege_70640.html, diakses tanggal 2 September 2019 Pukul

20.07 WIB. 11

Rudy, T. May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama, Bandung,

2005. hal. 48.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

8

dalam bidang pendidikan, seperti yang terkandung dalam Undang-Undang

Nomor 24 tahun 2007. Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi

penanggung jawab dalam penyelengaraan penanggulangan bencana.12

Dan

pemerintah juga memberikan perlindungan khusus pada anak-anak dalam

situasi darurat, sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2014 pada pasal 60. Anak dalam situasi darurat sebgaimana dimaksud dalam

pasal 59 ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. Anak yang menjadi pengungsi;

b. Anak korban kerusushan;

c. Anak korban bencana alam; dan

d. Anak dalam situasi konflik bersenjata.13

Berdasarkan pemaparan diatas maka pemerintah, pemerintah daerah dan

lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat seperti

bencana alam maka pemerintah bertindak penuh dalam pemulihan pendidikan

anak-anak di Sulawesi Tengah pasca gempa bumi, melihat hal tersebut

UNICEF pun ikut membantu agar pemulihan pendidikan di Sulawesi Tengah

dapat diatasi dengan cepat dan tuntas. Bantuan yang diberikan UNICEF

berupa paket yang terdiri dari peralatan sekolah, pakaian, permainan anak

dan kebutuhan anak lainnya. Selain paket bantuan diatas, anak-anak juga

mendapatkan pelayanan sosial untuk mengurangi beban dan trauma mereka

yang harus terpisah dengan keluarga.

12

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 5 13 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Pasal 60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

9

UNICEF sebagai organisasi internasional bukan berdiri untuk menyaingi

atau bahkan melebihi kekuasaan suatu negara, melainkan mereka mempunyai

kesetaraan dengan negara-negara yang ada di dunia ini, karena kesetaraan

tersebut maka organisasi internasional dapat melibatkan diri dalam hubungan

internasional, namun organisasi internasional juga mempunyai wewenang

dalam mengadakan hubungan-internasional, walaupun hanya terbatas pada

ruang lingkupnya saja, seperti UNICEF yang mengambil bagian dalam

mengurusi permasalahan anak di dunia. Organisasi internasional juga

sewaktu-waktu dapat melibatkan diri dalam proses penyelesaian suatu

masalah terlebih yang berhubungan dengan masalah kemanusiaan.14

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa penting untuk mengkaji peran

UNICEF di bidang pendididikan di Indonesia terutama pemulihan pendidikan

di Sulawesi Tengah pasca Gempa Bumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Kedudukan United Nations International Childrend’s Fund

(UNICEF) Sebagai Suatu Organisasi Internasional Menurut Hukum

Internasional?

2. Bagaimana Perkembangan United Nations International Childrend’s

Emergency Fund (UNICEF) di Indonesia?

14

I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional, Mandar Maju, Bandung, 2002.

hal. 22-25.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

10

3. Bagaimana Peran United Nations International Childrend’s Emergency

Fund (UNICEF) Terhadap Pemulihan Kondisi Pendidikan di Sulawesi

Tengah Indonesia Pasca Gempa Bumi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kedudukan UNICEF sebagai suatu organiasi

internasional menurut hukum internasional.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan UNICEF di Indonesia

sampai saat ini.

3. Untuk mengetahui peran UNICEF terhadap pemulihan pendidikan di

Sulawesi Tengah Indonesia pasca gempa bumi.

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan untuk memperluas

wacana mengenai peranan UNICEF terhadap pemulihan bidang

pendidikan di Indonesia khususnya Sulawesi Tengah pasca Gempa Bumi

2. Sebagai bahan referensi yang menjadi acuan untuk penulisan lebih lanjut

pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara secara

khusus dan pembaca pada umumnya.

E. Keaslian Penelitian

Dalam rangka memenuhi Tugas Akhir dan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum, penulis mengajukan skripsi dengan judul

―Peran United Nations International Childrend’s Emergency Funcd

(UNICEF) Terhadap Pemullihan Kondisi Pendidikan Di Sulawesi Tengah

Indonesia Pasca Gempa Bumi‖ dan penulisan ini tidak sama dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

11

penulisan skripsi lainnya, yang mana berdasarkan penulusuran dari situs

internet, penulis menemukan bahwa terrdapat skripsi yang menyerupai

skripsi ini yaitu:

1) ―Peranan UNICEF Dalam Pemulihan Kondisi Pendidikan di Nanggrou

Aceh Darusalam Pasca Tsunami (Bekerjasama dengan Departemen

Pendidikan Nasional)‖ yang ditulis oleh Gempitaria Juliasti

2) ―Upaya UNICEF Dalam Pemenuhan Hak Anak Korban Tsunami di

Aceh Tahun 2004-2010‖ yang ditulis oleh Farah Almira Asbar

3) ―Peran UNICEF Dalam Menangani Korban Gempa di Nepal Tahun

2015‖ yang ditulis oleh Nur Indah Mayang Sari

Penelitian ini merupakan hal yang baru dan asli karena sesuai dengan asas-

asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka, sehingga penelitian

ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka

untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun sehubungan dengan topik

dan permasalahan dalam penelitian ini.

F. Tinjauan Kepustakaan

Dalam melakukan sebuah penulisan maka dibutuhkan suatu tinjauan

kepustakaan, yang bertujuan sebagai bahan pemikiran penulis mengenai hal-

hal apa saja yang nantinya akan menjadi bahasan terhadap penelitian ini,

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari berbagai sumber yang dapat

dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan berupa buku-buku, laporan-

laporan, dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan

pengertian dari judul penelitian yang diambil dari sumber-sumber yang

memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

12

etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun

dari pendapat para sarjana, sehingga mempunyai arti yang lebih tegas.

Pengertian Judul “PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL

CHILDREN’S EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP

PEMULIHAN KONDISI PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH

INDONESIA PASCA GEMPA BUMI” dapat diartikan secara etimologis:

Sidang Umum PBB dengan keputusan pada tanggal 11 Desember 1946

memutuskan berdirinya UNICEF yang saat itu dinamakan United Nations

International Children’s Emergency Fund (Dana Darurat Anak-Anak

Internasional PBB).15

UNICEF bekerja di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk

menyelamatkan nyawa anak-anak, untuk membela hak-hak mereka, dan

untuk membantu mereka memenuhi potensi mereka, mulai dari anak usia dini

hingga remaja salah satunya adalah Indonesia. UNICEF telah membantu

Indonesia sejak tahun 1948 untuk memenuhi kebutuhan pokok anak-anak.

Ketika UNICEF mulai bekerja di kepulauan yang luas ini pada tahun

1948, UNICEF berfokus pada penyediaan bantuan darurat untuk mencegah

kelaparan di pulau Lombok. Setahun kemudian, perjanjian kerja sama resmi

pertama ditandatangani dengan Republik Indonesia untuk membangun dapur

susu di Yogyakarta, pusat pemerintahan baru pada waktu itu. Pada tahun

1969, Pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Pembangunan Lima

Tahun pertamanya, dengan UNICEF dan organisasi PBB lainnya terlibat

15

Rudy T. May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama, Bandung,

2005 hal. 124.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

13

dalam memberikan bantuan teknis Selama beberapa dekade berikutnya,

keterlibatan UNICEF telah berkembang dan mencakup area program yang

lebih luas - semuanya bertujuan untuk membantu Indonesia mewujudkan

hak-hak anak-anak dan perempuan.16

Upaya UNICEF juga tidak berhenti disitu saja saat terjadi gempa bumi di

Indonesia tepatnya Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September 2018 yang

menewaskan ribuan jiwa dan memberi duka yang mendalam terhadap

Indonesia, UNICEF juga ikut andil dalam memberi bantuan terhadap korban

gempa bumi di Sulawesi Tengah terutama dalam bidang pendidikan dan

UNICEF juga bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk pemulihan

bidang pendidikan di Sulawesi Tengah sampai saat ini.

G. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan ditempuh dalam memperoleh data-

data atau bahan-bahan dalam penelitian meliputi:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Seperti penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya ilmiah

yang harus berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang benar dan

dapat dipercaya, demikian halnya dalam menyusun dan

menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai sebuah karya tulis

ilmiah juga menggunakan pengumpulan data secara ilmiah

(metodologi), guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam

16

Tentang Kami, dimuat dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/tentang-kami,

diakses tanggal 7 September 2019 pukul 08:48 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

14

penyusunannya sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu

menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.

Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini

merupakan penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum

kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka

yang ada.17

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga

akan mempertegas hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori

lama atau membuat teori baru.

2. Jenis Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Adapun data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, yaitu semua dokumen peraturan yang

mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang

yang relevan dengan masalah penelitian, yakni berupa

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 dan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu semua dokumen yang

merupakan tulisan-tulisan atau karya-karya para ahli hukum

17

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hal. 13-14.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

15

dan buku-buku teks, tesis, disertasi, jurnal, makalah, surat

kabar, majalah, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

c. Bahan hukum tersier, yaitu semua dokumen yang berisi

konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti

kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia, dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian

kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data

sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain berasal dari buku-buku koleksi pribadi maupun pinjaman

dari perpustakaan, makalah, jurnal serta artikel baik yang diambil dari

media cetak maupun media elektronik dan situs resmi seperti

unicef.org

a. Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah

sebagai berikut: Melakukan inventarisasi hukum positif dan

bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek

penelitian.

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui artikel-artikel

media cetak maupun elektronik dan peraturan perundang-

undangan.

c. Mengumpulkan data-data yang relevan dengan permasalahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

16

d. Menganalisis data-data yang relevan tersebut untuk

menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian.

4. Analisis Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian

dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode analisis

kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan metode untuk

mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung

makna dan dilakukan pada objek yang alamiah.18

Metode ini

menggunakan data yang terbentuk atas suatu penilaian atau ukuran

secara tidak langsung dengan kata lain yaitu kesimpulan yang

dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

H. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan tiap-tiap

bab dibagi atas sub bab yang dapat diperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penulisan, keaslian penulisan,

tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KEDUDUKAN UNICEF SEBAGAI ORGANISASI

INTERNASIONAL MENURUT HUKUM INERNASIONAL

Di dalam bab ini dibahas mengenai sejarah terbentuknya

UNICEF, tujuan, fungsi, tugas, struktur, dan sumber pendanaan

18

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2009, hal.11-13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

17

UNICEF, serta kedudukan UNICEF sebagai suatu organisasi

internasional menurut hukum internasional.

BAB III : PERKEMBANGAN UNICEF DI INDONESIA

Di dalam bab ini dibahas mengenai perkembangan UNICEF

sejak pertama kali berada di Indonesia sampai saat ini serta

apa saja kerjasama yang dilakukan UNICEF di Indonesia

dalam bidang pendidikan.

BAB IV : PERAN UNICEF TERHADAP PEMULIHAN KONDISI

PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA PASCA

GEMPA BUMI

Di dalam bab ini dibahas mengenai bantuan apa saja yang

diberikan UNICEF terhadap pemulihan pendidikan di

Sulawesi Tengah Indonesia Pasca Gempa Bumi serta apa saja

kerjasama antara UNICEF dengan Pemerintah Indonesia

terhadap pemulihan kondisi pendidikan di Sulawesi Tengah

Indonesia Pasca Gempa Bumi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang

kesimpulan dan saran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

18

BAB II

KEDUDUKAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S

EMERGENCY FUND (UNICEF) SEBAGAI ORGANISASI

INTERNASIONAL MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Pada umumnya hukum internasional diartikan sebagai himpunan dari

peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur

hubungan antara negara-negara dan subjek-subjek hukum lainnya dalam

kehidupan masyarakat internasional.19

Dan hukum internasional mengalamai

perkembangan yang baik di dalam masyarakat.

Dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi pada paruh

ke-2 abad XX, meningkatnya hubungan, kerja sama dan kesalingtergantungan

antar negara, menjamurnya negara-negara baru dalam jumlah yang banyak

sebagai akibat dekolonisasi, dan munculnya organisasi-organisasi internasional

dalam jumlah yang sangat banyak telah menyebabkan ruang lingkup hukum

internasional menjadi lebih luas. Selanjutnya hukum internasional bukan saja

mengatur hubungan antar negara tetapi juga subjek-subjek hukum lainnya seperti

organisasi-organisasi internasional.20

Pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi, sehingga timbul pula

keinginan untuk mengatur kegunaannya secara kolektif dan meluasnya hubungan

internasional di seluruh dunia sehingga menimbulkan berbagai kesulitan dari

penyatuan hubungan tersebut merupakan dua hal penting yang menyebabkan

tumbuh dan berkembangnya organisasi internasional untuk pertama kalinya.

19

Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2011, hal. 1. 20 Ibid

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

19

Timbulnya hubungan internasional secara umum tersebut pada hakekatnya

merupakan proses perkembangan hubungan antar negara, karena kepentingan dua

negara saja tidak dapat menampung kehendak banyak negara. Dengan demikian

tidak mungkin lagi pengaturannya diselesaikan hanya melalui perjanjian bilateral

atau melalui saluran diplomatik yang tradisional saja. Maka timbul pikiran para

ahli hukum beberapa negara untuk mendirikan organisasi internasional, dan

disamping itu disadari pula pentingnya organisasi tersebut.21

Kemunculan organisasi internasional adalah merupakan wujud dari

manifestasi kerjasama internasional yang mulai berkembang sejak akhir abad ke-

19 dan memasuki awal abad ke-20 seiring dengan makin berkembangnya

masyarakat internasional dan hukum internasional. Negara-negara, pada waktu itu

mulai menyadari makin banyak bidang-bidang kehidupan yang memerlukan

kerjasama dan pengaturan secara bersama pula, sehingga hubungan-hubungan

bilateral maupun multilateral saja tidak lagi mencukupi. Dengan demikian makin

dirasakan perlunya melembagakan kerjasama itu dengan membentuk atau

mendirikan suatu organisasi internasional.

Salah satunya adalah dibidang bantuan untuk anak-anak, melihat pada saat

itu kondisi anak-anak di seluruh dunia terutama di negara berkembang sangat

memprihatinkan maka dibentuklah UNICEF oleh PBB. UNICEF sebagai

organisasi internasional yang menangani dana bantuan untuk anak-anak yang

membutuhkan dengan menyediakan bantuan di bidang pendidikan, kesehatan

untuk anak-anak di seluruh dunia.

21

Boer Mauna, sebagaimana dikutip oleh Syahmin A.K., Pokok-Pokok Hukum

Organisasi Internasional, Binacipta, Bandung, 1985, hal. 5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

20

1. Sejarah United Nations International Childrend’s Emergency Fund

(UNICEF)

UNICEF memiliki sejarah yang cukup panjang dalam upaya

memberikan bantuan darurat diseluruh penjuru dunia, baik untuk bencana

alam maupun yang disebabkan konflik. Kata UNICEF pada awalnya

adalah singkatan dari ―United Nations Emergency Fund‖ dan organisasi

ini pertama didirikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan khususnya

kepada anak-anak yang hidup di dunia yang luluh lantah karena perang

dunia ke-II. Banyak yang telah berubah sejak saat itu namun misi

fundamental UNICEF tetap sama.22

Awal terbentuknya UNICEF dimulai ketika perang dunia II

berakhir, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai mempromosikan

perdamaian dunia. Banyak pemimpin PBB dari seluruh dunia khawatir

tentang anak-anak di Eropa. Pada tahun 1946, para delegasi untuk PBB

menyiapkan dana sementara yang disebut Dana Darurat PBB Internasional

Anak (UNICEF). Didirikan untuk membantu anak-anak semua bangsa,

bukan hanya negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II.

Pada awalnya, para pemimpin UNICEF berpikir itu yang paling

penting untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan gizi. UNICEF

bekerja dengan para pemimpin, petani, dan kelompok amal untuk

membantu peternakan menghasilkan lebih banyak susu di Eropa karena

banyak peternakan hancur dalam perang. Pada tahun 1950, UNICEF

menutup diri karena kondisi di Eropa jauh lebih baik.

22

Membantu Mereka yang Rentan, dimuat dalam

http://www.unicef.org/indonesia/id/media_6260.html, diakses tanggal 13 September 2019 Pukul

13.37 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

21

Namun, beberapa pemimpin PBB protes karena mereka merasa

pekerjaan UNICEF tidak dilakukan karena banyak anak di seluruh dunia

sedang sekarat. Pada tahun 1953, PBB memutuskan untuk membuat

UNICEF sebagai bagian permanen dari PBB dan resmi berubah nama

menjadi Dana Anak PBB.

Sidang Umum PBB dengan keputusan bulat pada tanggal 11

Desember 1946 memutuskan berdirinya UNICEF yang saat itu dinamakan

United Nations International Children’s Emergency Fund (Dana Darurat

Anak Internasional PBB).23

UNICEF dibentuk oleh Majelis Umum PBB

dalam sidangnya yang pertama pada tahun 1946 memberikan bantuan

kepada anak-anak Eropa dan Cina yang menderita sebagai akibat dari

Perang Dunia Kedua, Pada tahun 1950 Majelis mengubah tekanan utama

dari mandat dana tersebut ke program yang bermanfaat luas bagi ana-anak

dari Negara-negara yang sedang berkembang.

Tiga tahun kemudian, Majelis memperpanjang mandat UNICEF

untuk masa yang tidak terbatas. Mulai saat itu, UNICEF memusatkan

perhatiannya pada masalah kekurangan gizi, penyakit dan buta aksara

yang menimpa jutaan anak di dunia. Dengan menggabungkan kegiatan

kemanusiaan dan pembangunan UNICEF bekerjasama dengan negara-

negara yang sedang berkembang dalam upaya mereka untuk melindungi

anak-anak, dan untuk memungkinkan anak-anak tersebut mengembangkan

potensi mereka secara penuh, kerjasama ini berjalan dalam konteks upaya

pembangunan nasional.

23

Rudy T. May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama, Bandung,

2005. hal. 124.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

22

Pada tahun-tahun awal, sumber dana digunakan untuk kebutuhan

darurat anak-anak di Eropa dan Cina pasca perang untuk pengadaan

pangan, obat-obatan dan sandang atau pakaian. Pada bulan Desember

1950, Sidang Umum mengubah mandat UNICEF untuk menanggapi

kebutuhan-kebutuhan yang tidak diungkapkan tetapi sangat mendesak dari

sekian banyak anak yang tidak terhitung jumlahnya di Negara

berkembang. Pada bulan Oktober 1953, Sidang Umum memutuskan

bahwa UNICEF harus meneruskan tugasnya sebagai badan tetap PBB.

Badan ini disebut “United Nations Childrend’s Fund” (Dana PBB untuk

anak-anak), tetapi tetap mempertahankan akronimnya yang sudah begitu

terkenal itu. Dengan menyisihkan perbedaan antara kemanusiaan dan

tujuan pembangunan, UNICEF mulai menjangkau Negara terbelakang

dalam proyek terutama yang dengan cara saling terkait, menyangkut gizi,

pelayanan kesehatan primer dan pendidikan dasar bagi ibu dan anak, yang

melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat.24

Menjelang tahun enampuluhan mulai terbentuk suatu kemitraan

sedunia (global) untuk anak-anak yang jenis ukurannya belum pernah

terjangkau sebelumnya. Pemberian hadiah nobel untuk untuk perdamaian

untuk UNICEF pada tahun 1965 merupakan pengakuan bahwa

kesejahteraan anak-anak ini tidak terpisahkan dari perdamaian bagi dunia

esok. Pada waktu bersamaan, walaupun ada bantuan internasional terkait

proyek anak-anak, statistic kebutuhan tidak menjadi lebih kecil. Mandat

UNICEF menginginkan perencanaan program bergeser sampai keluar

24

Rudy T. May, op.cit, hal. 124.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

23

proyek-proyek sektoral, mengaitkan proses social dengan pengembangan

umat manusia. UNICEF menanggapi kebutuhan strategis ini pertama-tama

dengan perencanaan program-program di suatu negara (country

programming) dan kemudian dengan pendekatan pelayanan oleh dan

untuk masyarakat. Prinsip-prinsip strategi pelayanan oleh dan untuk

masyarakat dinyatakan dalam proyek-proyek kerjasama UNICEF, dan

agak lebih mendalami konsep pelayanan kesehatan dasar yang

dipromosikan bersama oleh WHO dan UNICEF.

Sidang umum memproklamasikan tahun 1979 sebagai Tahun

Internasional Anak (IYC) dan menjadikan UNICEF sebagai badan utama

PBB untuk mengkoordinasikan dukungan untuk kegiatan-kegiatan Tahun

Internasional Anak, yang sebagian besar dilaksanakan pada tingkat

nasional. Pada akhir tahun, Sidang umum memberi UNICEF tanggung

jawab untuk menarik perhatian dunia pada kebutuhan dan masalah umum

yang dihadapi anak-anak baik di negara industri maupun di negara

berkembang.

UNICEF berbeda, karena dalam melaksanakan mandatnya, ia

tergantung pada dana sukarela. UNICEF bukan saja mengusahakan

dukungan pemerintah dan masyarakat untuk program kerjasama tetapi

juga mencoba mendorong kesadaran masyarakat umum atas kebutuhan

anak dan sarana untuk memenuhinya melalui dukungan (advocacy)

dengan pemerintah, pemimpin masyarakat, para pendidik dan para ahli

lainnya dan kelompok kebudayaan, media dan masyarakat setempat.

Untuk itu UNICEF sangat menghargai kemitraannya dengan Komite-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

24

Komite Nasional untuk UNICEF dan hubungan kejasama dengan

Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat di Negara-negara berkembang.25

Lalu berikutnya adalah hubungan UNICEF dengan badan-badan

PBB, dimana UNICEF adalah bagian-bagian dari suatu hubungan pola

kerjasama yang mengaitkan berbagai lembaga pembangunan PBB, dan

badan-badan pemberi bantuan bilateral dan lembaga-lembaga swadaya

masyarakat. Dengan memperoleh dana dari berbagai sumber dan

menciptakan berbagai keterampilan teknis dan operasional untuk

memperkuat keefektifan suatu program, kegiatan-kegiatan ini juga

membantu memanfaatkan dana yang ada pada UNICEF.

Penyusunan program UNICEF yang sifatnya antardisiplin ilmu ini

menghendaki kerjasama yang erat dalam system PBB, sama halnya seperti

apa yang dikehendaki dalam koordinasi antardepartemen di suatu

pemerintahan. Kerjasama ini berkisar dari pertukaran keahlian tingkat

negara sampai pertukaran-pertukaran kebijaksanaan antar pengalaman

yang sistematis. Pertukaran-pertukaran ini terjadi melalui mekanisme

Komite Administrasi untuk Koordinasi (ACC) dan melalui konsultasi-

konsultasi antarsekretariat secara berkala.

Pertemuan-pertemuan seperti itu diadakan secara teratur, misalnya

dengan Organisasi Kesehatan Duni (WHO), Program Pembangunan PBB

(UNDP), Organisasi Pangan dan Pertanian Sedunia (FAO), Program

Pangan Sedunia (WFP), dan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan

Kebudayaan PBB (UNESCO). Badan-badan itu juga membicarakan

25

Rudy T. May, op.cit, hal. 125.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

25

kepentingan-kepentingan bersama dalam Komite Konsultasi mengenai

Program dan Kebijaksanaan untuk anak. UNICEF tidak meniru pelayanan-

pelayanan yang tersedia dari badan-badan khusu PBB, tetapi

memanfaatkan nasihat teknis yang mereka berikan terutama sekali dari

WHO dan juga FAO, UNESCO dan ILO. UNICEF juga bekerjasama

dengan pemerintah dan badan-badan PBB lainnya yang menyediakan

dana, seperti Bank Dunia, Dana PBB untuk Kependudukan (UNFPA), dan

Program Pangan Sedunia (WFP). Dan bila terjadi bencana UNICEF

bekerjasama dengan kantor UNDRO (Koordinator Bantuan Bencana

PBB), WFP, UNDP, UNHCR dan badan-badan PBB lainnya, dan Palang

Merah serta ―Bulan Sabit Merah‖ pada tingkat internasional dan

nasional.26

A. Tujuan United Nations International Childrend’s Emergency Fund

(UNICEF)

Tujuan UNICEF adalah supaya anak-anak menikmati hak-hak

dasar maupun hak-hak istimewa mereka sebagaimana yang tercantum

di dalam Pernyataan tentang Hak-Hak Anak yang dicetuskan oleh

Majelis Umum PBB tahun 1959 dan memberikan sumbangan bagi

pembagunan nasional di setiap negara.27

26

Teuku May Rudy, op.cit, hal.131. 27

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Indonesia, PT.

Subahtera Semesta Graphika, Jakarta, 1993. hal.46.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

26

B. Fungsi United Nations International Childrend’s Emergency Fund

(UNICEF)

Sebagai salah satu organisasi kemanusiaan yang berada dibawah

naungan PBB yang peduli terhadap masalah anak-anak, UNICEF

menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut28

:

a. Memberi arahan dan alternatif pemecahan bagi negara-negara yang

menghadapi masalah tentang anak-anak.

b. Memberi advice dan bantuan bagi rencana dan penerapan

usahausaha kesejahteraan anak.

c. Mendukung latihan-latihan bagi para pekerja sosial Unicef di

seluruh negara.

d. Mengkoordinasi proyek-proyek bantuan dalam skala kecil untuk

melakukan metode yang lebih baik.

e. Mengorganisasikan proyek-proyek yang lebih luas.

f. Bekerjasama dengan partner internasional untuk memberi bantuan

eksternal bagi negara yang membutuhkan

Berdasarkan fungsi-fungsi UNICEF di atas, dapat dilihat bahwa

UNICEF sangat peduli dengan anak-anak. UNICEF melihat bahwa

anak-anak dari tiap negara berbeda-beda. Antara kesejahteraan anak-

anak di negara berkembang sangat berbeda dengan kesejahteraan anak-

anak di negara maju, hal-hal ini selalu berkaitan baik dengan sistem

pemerintahan dan sistem perekonomian negara bersangkutan. Oleh

karena itu, kesejahteraan anak-anak di negara berkembang lebih

28

Unicef, Welcome to Unicef, an Orientation Handbook, Training Section, devision Of

Perssonel Unicef (New York Unicef 1990), hal 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

27

mendapatkan perhatian khusus oleh UNICEF untuk dapat melakukan

kerjasama-kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan

keseimbangan tersebut dalam menangani masalah seputar anak.

C. Tugas United Nations International Children’s Emergency Fund

(UNICEF)

Adapun tugas UNICEF antara lain adalah sebagai berikut29

:

a. Mempertahankan hak-hak anak dan menuntut adanya kesetaraan

gender serta etika dimata dunia.

b. Menegaskan bahwa kelangsungan hidup, perlindungan dan

perkembangan anak adalah tujuan pembangunan universal yang

berguna untuk memajukan hidup dari insan manusia itu sendiri.

Oleh sebab itu, Unicef banyak memberikan perhatian terhadap

permasalahan pendidikan anak didunia sekalipun.

c. Memobilisasi sumber daya antara kemauan pemerintah dan negara,

khususnya kemauan dari negara berkembang.

d. Memberikan komitmen penuh untuk memastikan perlindungan

khusus bagi anak-anak yang dirugikan oleh peperangan,

kemiskinan, cacat, korban bencana alam, dan segala bentuk

kekerasan serta eksploitasi terhadap anak-anak.

e. Melalui Konvensi Hak Anak juga berusaha menegakkan hak-hak

anak sebagai prinsip etik dan standar internasional terhadap

perilaku anak-anak. Unicef juga menegaskan bahwa kelangsungan

29

UNICEF, About UNICEF: Who We Are, dimuat dalam

https://www.unicef.org/about/who/index_mission.html. Diakses tanggal 13 September 2019 Pukul

23.00 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

28

hidup, perlindungan dan perkembangan anak-anak merupakan

pembangunan individu yang menjadi bagian integral dari kemajuan

manusia itu sendiri.

D. Struktur Organisasi United Nations International Children’s

Emergency Fund (UNICEF)

Sebagai bagian integral dari PBB, UNICEF adalah semi otonom

yang memiliki badan pengatur sendiri, yaitu Dewan Eksekutif dan

sekretariat. Dewan terdiri dari 41 anggota, yang dipilih Dewan

Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) berdasarkan rotasi tahunan untuk

masa tiga tahun ―dengan memperhatikan pembagian geografis dan

perwakilan negara-negara penyumbang dan penerima utama‖.30

Dalam menjalankan tugas-tuganya, UNICEF memiliki lembaga-

lembaga administrasi dan sekretariat. UNICEF didirikan dengan

sejumlah kantor yang meliputi kantor pusat di New York, Jenewa,

Copenhagen, Sidney, dan Tokyo, serta kantor-kantor lapangan (Field

Offices). Kantor pusat UNICEF terbagi lagi menjadi berbagai

kelompok divisi dan unit-unit, sedangkan struktur lapangan dibagi

menjadi wilayah negara, kantor-kantor area, sub-area, dan kantor

penghubung. Segala kebijakan atau program-program serta

pengelolaan dana untuk proyek dan untuk pekerjaan organisasi

ditentukan oleh badan eksekutif. Sedangkan fungsi dari kantor-kantor

yang berada di New York, Jenewa, Copenhagen, Tokyo dan Sidney

adalah untuk membantu badan-badan eksekutif dalam

30

Rudy T. May, op.cit, hal.125.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

29

mengembangkan dan mengarahkan kebijaksanaan mengelola sumber-

sumber keuangan atau mengelola operasi, mencari informasi, dan

mempertahankan hubungan dengan pemerintah negara-negara

pendonor dana. Meskipun diarahkan dari New York, sebagian besar

operasi bantuan UNICEF dipusatkan di Copenhagen, di pusat program

pemulihan UNICEF dan Assembly Center (UNIPAC).

E. Sumber Sumber Pendanaan United Nations International

Childrend’s Emergency Fund (UNICEF)

Semua pendapatan UNICEF berasal dari sumbangan sukarela dari

pemerintah, badan-badan antar pemerintah, lembaga-lembaga swadaya

masyarakat dan perorangan. Sebagian besar sumbangan adalah untuk

sumber umum UNICEF. Pendapatan lain dapat diperuntukkan proyek-

proyek tambahan yang disetujui oleh Dewan, atau untuk bantuan

darurat dan rehabilitasi. Untuk meningkatkan identifikasi biaya,

UNICEF terus meningkatkan prosedur-prosedurnya untuk persiapan

proyek-proyek yang dibiayai dengan dana tambahan dan untuk

mengadakan pembicaraan dengan donor-donor dan pemerintah-

pemerintah yang diberi bantuan.Direktur Eksekutif memberikan

otorisasi pengeluaran-pengeluaran untuk memenuhi komitmen-

komitmen yang telah disetujui oleh Dewan untuk bantuan program dan

untuk anggaran administrasi. Untuk program kerjasama dengan suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

30

pemerintah, pengeluaran yang telah disetujui tercermin dalam

persetujuan-persetujuan berkala antara pemerintah dan UNICEF. 31

Meski sebagian besar dari pendanaan dibantu oleh pemerintah,

UNICEF bukan merupakan organisasi anggota dengan suatu anggaran

yang dinilai. Namun demikian, hampir semua negara, baik negara

industri maupun berkembang, memberi sumbangan tahunan, yang

secara keseluruhan merupakan kira-kira tiga perempat dari pemasukan

UNICEF. Perorangan dan organisasi-organisai di seluruh dunia juga

merupakan sumber pendanaan yang penting, dan bagi UNICEF

merupakan nilai yang jauh lebih besar dari jumlah sumbangan yang

mereka berikan. Sebagai tangan PBB, untuk kepentingan rakyat,

UNICEF menikmati hubungan yang khas dengan organisasi-organisasi

swasta dan masyarakat umum diseluruh dunia.

Dukungan bahan-bahan dari masyarakat datang melalui penjualan

kartu ucapan, sumbangan perorangan, penghasilan dari peristiwa dan

kegiatan amal (dari konser sampai pertandingan sepak bola), peristiwa-

peristiwa dunia (Sport Aid dan First Earth Run), bantuan-bantuan

hibah dari organisasi-organisasi yang dilakukan oleh anak-anak

sekolah. Usaha-usaha pengumpulan dana seperi itu sering disponsori

oleh Komite-komite Nasional. Walaupun sumber keuangan sederhana

sifatnya, UNICEF merupakan salah satu dari sumber kerjasama yang

paling besar dalam pelayanan program-program yang bermanfaat

untuk anak-anak di negara-negara berkembang.

31

Rudy T. May, op.cit, hal. 127.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

31

2. Kedudukan United Nation International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) Sebagai Organisasi Internasional

Pergaulan internasional yang semakin bertumbuh, dalam arti terdapat

perkembangan-perkembangan hubungan antara rakyat yang beragam,

merupakan suatu ciri konstan dari peradaban yang matang. Kemajuan

dalam bidang komunikasi yang ditambah dengan hasrat untuk berdagang

demi menciptakan suatu tingkat hubungan, pada akhirnya memerlukan

pengaturan melalui cara-cara kelembagaan.32

Beberapa negara kemudian mengadakan hubungan internasional secara

umum, dimana masing-masing negara itu mempunyai kepentingan.

Hubungan internasional secara umum itu kemudian melibatkan semakin

banyak negara, berbeda dengan hubungan antara dua negara yang telah

dirintis sejak abad ke-16 melalui pertukaran utusan masing-masing atas

dasar persetujuan bersama. Timbulnya hubungan internasional secara

umum tersebut pada hakikatnya merupakan proses perkembangan

hubungan antar negara, karena kepentingan dua negara saja tidak dapat

menampung kehendak banyak negara. Dalam membentuk organisasi

internasional, negara-negara melalui organisasi itu kemudian akan

berusaha untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama, dan

kepentingan ini menyangkut bidang kehidupan internasional yang sangat

luas. Karena bidang-bidang tersebut menyangkut kepentingan banyak

negara, maka diperlukan peraturan internasional (international regulation)

agar kepentingan masing-masing negara dapat terjamin.

32

Bambang Iriana Djajaatmadja, Hukum Organisasi Internasional, Sinar Grafika,

Jakarta, 2007, hal. 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

32

Sejak pertengahan abad ke-17, perkembangan organisasi internasional

tidak saja diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang

kemudian melahirkan persetujuanpersetujuan, tetapi lebih dari itu telah

melembaga dalam berbagai variasi dari komisi (commission), sarekat

(union), dewan (council), liga (league), persekutuan (association),

perserikatan bangsa-bangsa (united nations), persemakmuran

(commonwealth), masyarakat (community), kerjasama (cooperation), dan

lain-lain33

.

Di dalam membentuk organisasi internasional semacam itu, negara-

negara anggotanya melalui organisasi tersebut akan berusaha mencapai

tujuan bersama dalam berbagai aspek kehidupan internasional, dan bukan

untuk mencapai tujuan masing-masing negara atau pun suatu tujuan yang

tidak dapat disepakati bersama. Guna mencapai tujuan itu sebagai suatu

kesatuan, organisasi internasional harus mempunyai kemampuan untuk

melaksanakannya atas nama semua negara anggotanya. Tindakan yang

dilakukan oleh organisasi internasional semacam itu pada hakikatnya

merupakan hak yang dijamin oleh hukum internasional.34

Organisasi Internasional dalam arti yang luas pada hakikatnya meliputi

tidak saja organisasi internasional publik (Public International

Organization) tetapi juga organisasi internasional privat (Private

33

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 1990, hal.

1-2. 34

Ibid,hal 110

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

33

International Organization). Untuk membedakan kedua jenis organisasi

internasional ini dapat dilihat dari penjelasan berikut35

:

1. Organisasi Internasional Publik atau sering juga disebut sebagai

Organisasi Antar-Pemerintah (Intergovermental Organization). Tetapi

karena keanggotaannya adalah negara, maka organisasi tersebut lazim

hanya disebut sebagai organisasi internasional. Tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh Pemerintah adalah mewakili negaranya sebagai

pihak organisasi internasional tersebut.

2. Organisasi Internasional Privat (Private International Organization)

merupakan organisasi yang dibentuk atas dasar non pemerintah, karena

itu sering disebut Organisasi Non Pemerintahan (Non Governmental

Organization (NGO)) atau yang kita sebut sebagai Lembaga Swadaya

Masyarakat yang anggotanya badan-badan swasta atau perorangan.36

Namun demikian masih sukar untuk memberikan definisi apakah yang

dimaksud dengan organisasi internasional yang dapat diterima secara

universal. Bila organisasi internasional diartikan sebagai wadah dari

negara-negara untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara

bersama, dalam hal ini pengertian organisasi internasional dipakai dalam

arti sempit. Jika diartikan sebagai wadah dari negara-negara untuk

mengadakan kerjasama, di mana di wadah tersebut mempunyai wewenang

atas negara anggota, maka di sini pengertian organisasi internasional agak

lebih luas. Organisasi internasional merupakan wadah negara-negara

35

Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, PT Alumni,

Bandung, 2012, hal. 37. 36

Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

34

dalam menjalankan tugas bersama, baik dalam bentuk kerjasama yang

sifatnya koordinatif maupun subordinatif.37

Organisasi internasional dapat diartikan sebagai ikatan formal yang

melampaui batas-batas wilayah nasional yang ditetapkan untuk

membentuk suatu mesin kelembagaan agar dapat memudahkan kerjasama

di antara pihak yang terkait dalam berbagai bidang. Organisasi

internasional sebagai aktor internasional dianggap memberikan

keuntungan terhadap negara, dimana ia berperan aktif didalamnya. Pada

masa sekarang ini, dengan adanya perkembangan teknologi terutama

dibidang transportasi, informasi, dan komunikasi memacu individu-

individu dan kelompok lain yang tidak bergerak sebagai aktor negara

untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain di luar negara mereka

baik itu aktor negara maupun aktor non-negara lainnya. Semakin besarnya

frekuensi kerjasama ditambah dengan adanya suatu kesamaan maksud dan

tujuan dalam kerjasama tersebut membuat para aktor tersebut membentuk

suatu organisasi internasional.

Para ahli juga memberikan pengertian tentang organisasi internasional

sebagai berikut. Menurut Clive Archer, Organisasi internasional adalah

Suatu struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu

kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah dan non-pemerintah) dari

37

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press,

Jakarta, 2004, hal. 5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

35

dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan

bersama para anggotanya.38

Dari pengertian organisasi internasional menurut Clive Archer diatas,

UNICEF sebagai organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah

dari negara-negara yang berdaulat memiliki struktur organisasi yang

formal yang dibentuk berdasarkan kesepakatan negara-negara anggotanya.

Dan bertujuan untuk mengejar kepentingan para anggotanya yaitu untuk

memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang

kepada anak-anak sesuai dengan mandatnya.

Sedangkan menurut Duverger yang dikutip dalam buku Clive Archer

mengatakan bahwa: Organisasi internasional merupakan suatu bentuk dari

hubungan internasional yang berbentuk kolektif atau struktur dasar dari

suatu organisasi sosial yang dibentuk atas dasar hukum atau tradisi

manusia yang dapat berupa pertukaran, perdagangan, diplomasi,

konferensi.39

Berdasarkan kutipan tersebut, bisa digambarkan bahwa

UNICEF sebagai organisasi internasional yang didirikan oleh Majelis

Umum PBB adalah suatu bentuk hubungan internasional, karena

beranggotakan pemerintah dari negara-negara yang berbadan hukum.

Viotti dan Kauppi menjelaskan organisasi internasional dalam konteks

pemegang peran. Mereka mengemukakan: Organisasi internasional dalam

isu-isu tertentu berperan sebagai aktor yang independen dengan hak-

haknya sendiri. Organisasi internasional juga memiliki peranan penting

38

Clive Archer, International Organization, University of Aberdeen, London, 1983, hal.

35. 39

Ibid, hal. 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

36

dalam mengimplementasikan, memonitor dan menengahi perselisihan

yang timbul dari adanya keputusan-keputusan yang dibuat oleh negara-

negara.Berdasarkan penjelasan Viotti dan Kauppi tersebut menerangkan

bahwa organisasi internasional dapat menjadi aktor independen. UNICEF

sebagai salah satu organisasi internasional, tentunya memiliki peran yang

sama yaitu menjadi aktor yang independen. Hal tersebut dikarenakan

dalam berbagai kebijakan-kebijakan yang diambilnya berdasarkan

kerangka konsepnya sendiri tanpa pengaruh dari negara / pihak manapun.

Teuku May Rudy berpendapat lebih lengkap dan menyeluruh tentang

organisasi internasional, menurutnya definisi organisasi internasional

adalah:

―Pola kerja sama yang melintasi batas-batas negara dengan didasari

struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan untuk

berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan

dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang

diperlukan serta disepakati bersama baik antara pemerintah dengan

pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintah pada

negara yang berbeda‖40

.

40

Rudy T. May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama, Bandung,

2005. hal. 3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

37

Berdasarkan pengertian tersebut, dikemukakan bahwa organisasi

menurut Rudy terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Kerjasama yang ruang lingkupnya melintas batas negara.

2. Mencapai tujuan – tujuan yang disepakati bersama.

3. Baik antar pemerintah atau non-pemerintahan perlu pula dipenuhi

unsur-unsur;

4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap.

5. Melaksanakan fungsi secara berkesinambungan41

Dari unsur-unsur organisasi internasional menurut T. Rudy tersebut

bila dikaitkan dengan UNICEF sebagai salah satu organisasi internasional,

tentunya mencakupi unsur-unsur tersebut. Hal tersebut dikarenakan

UNICEF ruang lingkupnya melintas batas negara; memiliki prioritas untuk

mencapai tujuan-tujuannya; memiki struktur organisasi yang lengkap dan

jelas; dan UNICEF menjalankan fungsinya sebagai organisasi

internasional yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan

jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya.

Menurut Clive Archer, klasifikasi organisasi internasional berdasarkan

keanggotaannya terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Type of membership (tipe keanggotaan)

a. Inter-Governmental Organizations (IGO), yaitu organisasi

internasional dengan wakil pemerintahan-pemerintahan sebagai

angota.

41

Rudy T. May, loc. cit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

38

b. International Non-Governmental Organizations (INGO), yaitu

organisasi internasional dimana anggotanya bukan mewakili

pemerintahan.

2. Extent of membership (jangkauan keanggotaan)

a. Keanggotaan yang terbatas dalam wilayah tertentu.

b. Keanggotaan yang mencakup seluruh wilayah di dunia

Dari pemaparan klasifikasi organisasi internasional berdasarkan

keanggotaannya tersebut bisa disimpulkan bahwa UNICEF merupakan

Inter Governmental Organizations (IGO), karena beranggotakan wakil

pemerintahanpemerintahan suatu negara. Selain itu dalam jangkauan

keanggotaannya, UNICEF memiliki anggota yang mencakup seluruh

wilayah di dunia tanpa terbatas pada suatu wilayah terntentu.

Telah dijelaskan di awal bahwa suatu Organisasi Internasional dapat

dibedakan menjadi dua yaitu Inter Governmental Organization (IGO) dan

Non Governmental Organization (NGO). Hal ini dibedakan sebab juga

masih dilihat bagaimana kedudukan kedua jenis organisasi internasional

ini sebagai subjek hukum internasional. Subjek hukum internasional

adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum dan pemegang hak

dan kewajiban itu adalah kemampuan untuk mengadakan hubungan-

hubungan hukum dengan sesama pemegang hak dan kewajiban hukum.42

Dalam hukum internasional subjek-subjek tersebut termasuk negara,

organisasi internasional, dan kesatuan-kesatuan lainnya. Karena itu,

kemampuan untuk bertindak hakikatnya merupakan personalitas dari suatu

42

Sri Setianingsih Suwardi, op.cit, hal.7.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

39

subjek hukum internasional tersebut. Tiap organisasi internasional

mempunyai personalitas hukum dalam hukum internasional. Tanpa

personalitas hukum maka suatu organisasi internasional tidak akan mampu

untuk melakukan suatu tindakan yang bersifat hukum. Subjek hukum

dalam jurisprudensi secara umum dianggap mempunyai hak dan

kewajiban yang menurut ketentuan hukum dapat dilaksanakan. Dengan

demikian subjek hukum yang ada di bawah sistem hukum internasional

merupakan personalitas hukum yang mampu untuk melaksanakan hak dan

kewajiban tersebut.43

Sebagai subjek hukum internasional maka organisasi

internasional itu personalitas hukum di dalam hukum internasional.

Anggapan bahwa organisasi internasional merupakan subjek hukum

internasional sepenuhnya terbagi ketika membicarakan dua jenis

organisasi internasional yaitu IGO dan NGO. Ada yang menganggap

hanya IGO yang merupakan subjek hukum internasional, dan ada juga

yang menganggap IGO dan NGO keduanya adalah subjek hukum

internasional. Akan tetapi, mayoritas literatur setuju dengan pendapat yang

pertama. Alasannya adalah karena NGO yang bersifat swasta, maka lebih

cenderung berada dibawah hukum nasional sebuah negara. Contohnya

adalah International Committee of the Red Cross (ICRC) yang berada

dibawah hukum nasional Swiss dan anggotanya semuanya adalah warga

Swiss, dan Greenpeace yang markasnya berada di Belanda tetapi

bekerjasama dengan 27 negara dan kantor regionalnya beroperasi di 41

43

Sumaryo Suryokusumo, op.cit, hal.45.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

40

negara.44

Bahkan NGO dianggap hanya sebagai kelompok penekan

internasional, bukan subjek hukum internasional. NGO ini pada umumnya

berkantor pusat dan mengadakan kegiatan di Amerika Serikat dan Eropa

dan masih sedikit berada di negara berkembang. Sehingga tidaklah

disangsikan bahwa NGO ini tunduk pada hukum nasional dan tidak secara

langsung diatur oleh hukum internasional.45

Setelah dijelaskan perbedaan antara Inter Governmental Organization

(IGO) dan Non Governmental Organization (NGO), perlu juga dilihat

bagaimana kedudukan kedua jenis organisasi internasional ini sebagai

subjek hukum internasional. Subjek hukum internasional adalah pemegang

hak dan kewajiban menurut hukum dan pemegang hak dan kewajiban itu

adalah kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan hukum

dengan sesama pemegang hak dan kewajiban hukum.46

Maka yang dikategorikan sebagai subjek hukum internasional secara

penuh adalah Inter Governmental Organization (IGO) seperti PBB,

OPEC, WTO, WHO, UNICEF, ICJ, UNHCR, EU, ASEAN, OAS, dan

lainnya. Bagaimanapun kekuasaan IGO dalam memberlakukan hukum

internasional juga dibatasi oleh negara sebagai subjek hukum yang utama.

Dalam hukum internasional subjek yang dimaksud tersebut termasuk

negara, organisasi internasional, dan kesatuan-kesatuan lainnya.

44

Sean D. M, Principles of International Law, USA, 2006, hal. 58. 45

Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2011, hal. 55. 46

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press,

Jakarta, 2004, hal. 5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

41

Kedudukan suatu organisasi internasional dalam kaitannya dengan

hukum internasional pada hakikatnya menyangkut kelengkapan organisasi

internasional tersebut dalam memiliki suatu kapasitas untuk melakukan

suatu tindakan hukum, baik dalam kaitannya dengan negara lain maupun

negara-negara anggotannya, termasuk kesatuan (entity) lainnya. Kapasitas

itu diakui dalam hukum internasional (international legal capacity).Hal ini

tidak saja hanya melihat bahwa organisasi internasional itu sendiri sebagai

subjek hukum internasional, tetapi juga karena organisasi itu harus

menjalankan fungsinya secara efektif sesuai dengan mandat yang telah

dipercayakan oleh para anggotanya.47

UNICEF adalah IGO dan demikian bertanggung jawab kepada

pemerintah tuan rumah. Pendanaan UNICEF ini sepenuhnya didanai oleh

kontribusi sukarela individu, bisnis, yayasan dan pemerintah.48

UNICEF

juga sebagai bagian integral dari PBB, UNICEF adalah semi otonom yang

memiliki badan pengatur sendiri yaitu Dewan Eksekutif dan sekretariat.

Dewan terdiri dari 41 anggota, yang dipilih Dewan Ekonomi dan Sosial

PBB (ECOSOC) berdarakan rotasi tahunan untuk masa tiga tahun ―dengan

memperhatikan pembagian geografis dan perwakilan negara-negara

penyumbang dan penerima utama.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil jawaban atas pertanyaan

nomor 1 dalam rumusan masalah mengenai bagaimana kedudukan

UNICEF sebagai organisasi internasional menurut hukum internasional

yaitu kedudukan UNICEF adalah sebagai subjek hukum internasional

47

Margaret Karns, op.cit, hal. 120. 48

Unicef Malaysia, dimuat dalam https://en.wikipedia.org/wiki/UNICEF_Malaysia,

diakses tanggal 20 September 2019 Pukul 17.07 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

42

yaitu organisasi internasional dibawah PBB dan merupakan bagian dari

organisasi internasional pemerintah yaitu bersifat semi otonom yang

memiliki badan pengatur sendiri. Selanjutnya dibawah kedudukannya

itulah organisasi internasional menjalankan fungsinya. Dapat dilihat

bahwa UNICEF telah menjadi organisasi internasional antar pemerintah

dengan personalitasnya yang berperan dalam dunia Internasional bahkan

hukum internasional.

UNICEF melakukan tindakan yang menunjukan kapasitas dari

personalitas hukum internasional dimana UNICEF berperan penting dalam

melindungi dan membantu anak-anak di seluruh dunia. UNICEF berperan

penting sebagai wadah kerjasama bagi pemerintah, swasta maupun pribadi

untuk menanggulangi berbagai masalah yang dihadapi anak-anak di

seluruh dunia melalui bantuan dana secara sukarela yang dikumpulkan

bersama UNICEF untuk membantu menanggulangi permasalahan yang

dihadapi anak-anak di seluruh dunia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

43

BAB III

PERKEMBANGAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S

EMERGENCY FUND (UNICEF) DI INDONESIA

UNICEF sebagai salah satu organisasi internasional yang didirikan oleh PBB

untuk menangani bantuan dana terhadap anak-anak yang membutuhkan baik di

daerah krisis kemanusiaan maupun daerah bencana alam. UNICEF telah berdiri

dan membantu anak-anak di seluruh dunia sejak tahun 1946 dan bermarkas di

New York, Amerika Serikat.

UNICEF pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1948, tiga tahun setelah

Indonesia merdeka dimana kehidupan masyarakat belum stabil di setiap daerah di

Indonesia dan pada saat itu UNICEF membantu Indonesia dalam penyediaan

bantuan darurat untuk mencegah kelaparan di Pulau Lombok. Lalu setahun

kemudian, perjanjian kerja sama resmi pertama ditandatangani oleh UNICEF

dengan Pemerintah Republik Indonesia untuk membangun dapur susu di

Yogyakarta, dimana Yogyakaarta merupakan pusat pemerintahan baru pada waktu

itu.

Dari saat itu sampai sekarang UNICEF dan Indonesia terus menjalin

hubungan kerjasama yang erat baik dalam bantuan pendidikan, kesehatan maupun

bantuan darurat saat terjadi bencana alam di Indonesia, UNICEF dengan cepat

akan langsung memngirimkan bantuan darurat pada daerah terkena bencana

tersebut. Ini menujukan jalinan kerjasama antara UNICEF dan Pemerintah

Indonesia semakin erat dan berkembang setiap waktu dari awal datang sampai

sekarang.

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

44

1. United Nations International Children Emergency Fund (UNICEF) di

Indonesia

A. Sejarah Unnited Nations International Children Emergency Fund

(UNICEF) di Indonesia

Selama lebih dari enam puluh tahun, UNICEF dan mitranya telah

menjangkau lebih dari jutaan anak-anak di Indonesia dengan bantuan

pembangunan dan kemanusiaan. Ketika UNICEF mulai bekerja di

kepulauan yang luas ini pada tahun 1948, UNICEF berfokus pada

penyediaan bantuan darurat untuk mencegah kelaparan di pulau Lombok.

Setahun kemudian, perjanjian kerja sama resmi pertama ditandatangani

dengan Republik Indonesia untuk membangun dapur susu di Yogyakarta,

pusat pemerintahan baru pada waktu itu. Pada tahun 1969, Pemerintah

Indonesia meluncurkan Rencana Pembangunan Lima Tahun pertamanya,

dengan UNICEF dan organisasi PBB lainnya terlibat dalam memberikan

bantuan teknis.49

UNICEF telah membantu Indonesia sejak tahun 1950 untuk memenuhi

kebutuhan pokok anak-anak. Untuk masa 1990-1995 tujuan pokok

kerjasama Pemerintah Indonesia - UNICEF adalah untuk meningkatkan

kelangsungan hidup dan pengembangan anak-anak dengan perhatian

khusus pada percepatan penurunan tingkat kesakitan dan kematian bayi,

anak dan wanita. Kerjasama meliputi program yang mempunyai dampak

langsung pada kematian bayi dan anak-anak serta program yang

49

Tentang Kami, dimuat dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/tentang-kami,

diakses pada tanggal 21 September 2019 Pukul 19.17 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

45

mempersiapkan dan meningkatkan peran serta masyarakat. Program

tersebut mencakup program pelayanan kesehatan terpadu (gizi, imunisasi,

kesehatan ibu dan anak, serta penanggulangan penyakit diare), penyediaan

air dan penyehatan lingkungan, pembangunan desa, pendidikan, pelayanan

area dan kampung, serta pelayanan pendukung program.

Program kerjasama menempatkan prioritas utama pada lima provinsi

(Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Timor Timur) dan sepuluh kota (Palembang, Medan, Padang,

Bandung, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Surabaya, Probolinggo, dan

Pasuruan) yang dipilih oleh Pemerintah dan UNICEF berdasarkan kriteria

tingkat kematian bayi, tingkat buta huruf, angka harapan hidup dan

pendapatan regional perkapita. Tujuh provinsi lainnya juga memperoleh

bantuan untuk mendukung kegiatan pelayanan terpadu. Kesebelas provinsi

itu mencakup 35% dari seluruh populasi anak di Indonesia atau kira-kira

18.200.000 anak di bawah usia lima tahun. Secara khusus UNICEF

mendukung 29 proyek yang saling terkait yang kesemuanya sangat

tergantung pada latihan dan pemanfaatan kader-kader desa. Dukungan

juga diberikan kepada perluasan Nasional Usaha Perbaikan Gizi Keluarga

dan Program Peningkatan Imunisasi.50

50

Teuku May Rudy, op.cit, hal. 132.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

46

B. Program Kerja United Nations International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) di Indonesia

Ruang lingkup UNICEF seputar menangani masalah anak dan

berupaya untuk memberikan alternatif dan pengarahan terhadap masalah

yang dihadapi oleh semua negara. Dalam menangatasi masalah anak,

UNICEF membantu dengan cara memberikan nasihat dan bantuan bagi

rencana dan penerapan usaha-usaha yang mendukung kesejahteraan anak.

Selain memberikan nasihat dan bantuan, UNICEF bekerja sama dengan

pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan dari berbagai kalangan di

masyarakat. Program UNICEF di Indonesia antara lain:51

1. Kesehatan dan Gizi

Sekalipun Indonesia berhasil mengurangi angka kematian bayi dan

anak beberapa tahun terakhir, negeri ini masih menghadapi tantangan

untuk menguirangi anak-anak kekurangan gizi dan memperbaiki

kesehatan dan kematian ibu masih tinggi, yaitu 307 kematian dari tiap

100.000 orang. Kekurangan nutrisi mikro seperti misalnya yodium,

vitamin A dan zat besi masih banyak terjadi. Terbukti 58 juta orang

Indonesia tidak mengonsumsi garam beryodium. Sementara 70 persen

ibu dan anak menderita anemia. Desentralisasi politis telah

menyebabkan minimnya dana aadan kemampuan pengelolaan layanan

kesehatan di seluruh 33 propinsi dan 48 kabupaten. Tentu hal ini

berdampak negatif terhadap bidang kesehatan terutama upaya

imunisasi secara serentak di seluruh indonesia. Imunisasi menunjukkan

51

Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

47

kemajuan sejak 1990an ketika jumlah anak usia 12-23 bulan mendapat

imunisasi campak mencapai 72 persen. Selain itu kasus polio muncul

lagi pada 2005 dengan 295 kasus dalam 9 bulan pertama. Ini pertama

kalinya sejak 1996. Data dari lima Kabupaten beresiko tinggi terhadap

tetanus pada bayi lahir dan ibu-ibu melahirkan. Sedangkan malaria

berpengaruh pada sekitar 20 persen penduduk khususnya mereka di

Indonesia timur. Dari 30 juta kasus malaria per tahun, hanya 10 persen

yang ditangani dengan fasilitas kesehatan.

UNICEF sebagai organisasi yang memainkan peranan penting di

Indonesia memusatkan proyek-proyek kesehatan dan gizi bagi kaum

miskin dan mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Organisasi ini

dipandang sebagai sumber keahlian teknis dan advokasi yang didanai

secara internasional untuk menangani kesehatan anak. Sebagai mitra di

tingkat akar rumput organisasi ini juga membantu pemerintah secara

efektif di tingkat nasional, propinsi maupun kabupaten.

Program Kesehatan terhadap Gizi bekerja sama dengan Departemen

Kesehatan terutama direktorat Kesehatan Masyarakat. Kesehatan

Lingkungan dan Penyakit Menular. Sementara itu, kesehatan ibu dan

bayi lahir akan menjadi fokus UNICEF bersama pemerintah,

Disamping itu, pemberantasan cacingan, advokasi di pengembangan

nutrisi mikro tambahan, gizi remaja, surveilans masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

48

2. Pendidikan

a. Pendidikan Dasar Untuk Semua

Dalam 20 tahun terakhir Indonesia telah mengalami

kemajuan di bidang pendidikan dasar. Terbukti rasio bersih anak

usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94 persen. Meskipun

demikian, negeri ini masih menghadapi masalah pendidikan yang

berkaitan dengan sistem yang tidak efisien dan kualitas yang

rendah. Terbukti, misalnya anak yang putus sekolah diperkirakan

masih ada dua juta anak.

Indonesia tetap belum berhasil memberikan jaminan hak atas

pendidikan bagi semua anak. Apalagi, masih banyak masalah yang

harus dihadapii, seperti misalnya kualifikasi guru, metode

pengajaran yang efektif, manajemen sekolah dan keterlibatan

masyarakat. Sebagai besar anak usia 3 sampai 6 tahun kurang

mendapat akses aktifitas pengembangan dan pembelajaran usia dini

terutama anak-anak yang tinggal di pedalaman dan pedesaan.

Ditambah lagi, anak-anak dari golongan ekonomi lemah tidak

termotivasi dari pengalaman belajarnya di sekolah. Apalagi biaya

pendidikan sudah relatif tak terjangkau bagi mereka. UNICEF

mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk

meningkatkan akses pendidikan dasar melalui sistem informasi

pendidikan berbasis masyarakat. Sistem ini memungkinkan

penelusuran semua anak di bawah 18 tahun yang tidak bersekolah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

49

Dalam upayanya mencapai tujuan ―pendidikan untuk

semua‖ pada 2015 pemerintah Indonesia saat ini menekankan

pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh

anak Indonesia usia 6 tahun sampai 15 tahun. Dalam hal ini,

UNICEF dan UNESCO memberi dukungan teknik dan dana.

Bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan anak-anak di

delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung program

Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC). Proyek

ini berkembang pesat dari 1.326 sekolah pada 2004 menjadi 1.496

pada 2005. Kondisi ini membantu 45.454 guru dan menciptakan

lingkungan belajar menantang bagi sekitar 275.078 siswa.

b. Pendidikan Luar Sekolah

Sasaran pemerintah adalah untuk memberantas buta huruf

dalam kelompok usia 7-44 tahun melalui program Kejar Paket A,

yang memberi kemampuan dasar untuk membaca, menulis dan

berhitung dan juga mencakup pendidikan kesehatan. Pemerintah

juga menyediakan dana berputar pada kelompok belajar tertentu

agar mereka dapat melakukan kegiatan penambahan penghasilan.

Dukungan UNICEF pada program nasional ini mencakup

memperkuat kemampuan pengelolaan melalui pembentukan

satuan-satuan tugas local, pengembangan dan produksi bahan-

bahan tambahan termasuk pemanfaatan Koran Masuk Desa,

pelatihan kader-kader desa dan beberapa anggota staf serta

dukungan untuk kegiatan-kegiatan penambahan penghasilan. Di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

50

daerah-daerah terpilih, prioritas diberikan untuk menjangkau

wanita buta huruf dari golongan berpenghasilan rendah.

c. Lembaga-lembaga Islam

Lembaga-lembaga pendidikan Islam akan menyediakan

jalur baru untuk menjangkau lebih banyak keluarga miskin dengan

imformasi serupa yang terdapat dalam buku Facts For Life atau

Pedoman Hidup Sehat. Kira-kira 3.000 guru dan petugas lainnya

dari 384 lembaga pendidikan Islam akan memperoleh pelatihan

dasar tentang hal-hal seperti upaya rehidrasi oral, kesehatan ibu

hamil dan melahirkan dan pemantauan tumbuh kembang anak-anak

serta teknik-teknik untuk menjangkau dan memotivasi anggota

masyarakat melalui kegiatan agama. Proyek ini akan menjangkau

sekitar 135.000 orang, 60% diantaranya adalah wanita di daerah-

daerah terpilih.

3. Perlindungan Anak

Masih banyak anak-anak Indonesia yang rentan terhadap situasi

kekerasan. Kondisi ini menjadi tantangan utama UNICEF dan mitra-

mitra lokalnya. Ada beberapa fakta yang cukup memprihatinkan.

Diperkirakan sekitar 60 persen anak balita Indonesia tidak memiliki

akte kelahiran. Lebih dari 3 juta anak terlibat dalam pekerjaan yang

berbahaya. Bahkan, sekitar sepertiga pekerja seks komersil berumur

kurang dari 18 tahun. Sementara 40.000-70.000 anak lainnya telah

menjadi korban eksploitasi seksual. Ditambah lagi sekitar 10.000

wanita dan anak-anak diperdagangkan setiap tahunnya. Belum lagi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

51

5.000 anak yang ditahan atau dipenjara dimana 84 persen di antaranya

ditempatkan di penjara dewasa. Masalah lain yang tak kalah

memprihatinkan adalah pelecehan terhadap anak terutama anak-anak

dan wanita yang tinggal di daerah konflik atau daerah bekas bencana.

Lebih dari 2.000 anak tidak mempunyai orang tua. Secara psikologis

anak-anak itu terganggu sesudah bencana tsunami meluluh lantakkan

Aceh dan Sumatra Utara pada 26 Desember 2004 silam.

Seperti hal nya anak-anak di belahan dunia lain, anak-anak di

Indonesia pun mengalami kekerasan dalam rumah tangga, di jalanan,

di sekolah dan diantara teman sebaya mereka. Tapi banyak kasus

kekerasan semacam ini tidak terungkap.

Kasus kekerasan di Indonesia tidak mencuat karena tidak ada

laporan resmi. Hal ini terjadi karena lingkungan budaya yang sudah

mengakar. Masyarakat tradisional memang tidak mengakui insiden

semacam itu. Buruknya penegakan hukum dan korupsi di kalangan

penegak hukum juga membuat kasus-kasus kekerasan terhadap anak

pun bebas dari jeratan hukum. Sebagai lembaga internasional yang

dikenal piawai dalam perlindungan anak, program-program UNICEF

terfokus pada masalah-masalah pelanggaran kekerasan, eksploitasi

anak dan pencatatan kelahiran.

Bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, UNICEF merumuskan

kebijakan-kebijakan perlindungan anak dan implementasi pengesahan

anak secara hukum terutama anak yang tinggal di daerah konflik dan

daerah bencana. UNICEF mendukung perkembangan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

52

implementasi perundang-undangan, kebujakan dan program di tingkat

nasional maupun daerah seperti misalnya Undang-Undang

Perlindungan Anak, Rencana Aksi Nasional terhadap Perdagangan

Anak dan kebijakan nasional bagi anak-anak yang terpisah dari

keluarganya.

Program Perlindungan Anak UNICEF juga bermitra dengan

masyarakat madani, sektor swasta, aparat penegak hukum, wakil

rakyat, pekerja sosial dan anak-anak dalam upaya menciptakan

kerangka kerja yang komprehensif. Disamping itu, pencatatan

kelahiran untuk semua juga digalakkan untuk mencegah pelanggaran,

kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak. Dalam hal ini, UNICEF

mendukung pengembangan mekanisme pelaporan pelecehan terhadap

anak-anak di enam kota besar di Indonesia dan penelitian-penelitian di

kabupaten di Indonesia.

4. Memerangi HIV/AIDS

Beberapa tahun belakangan, angka kasus HIV/AIDS meningkat

tajam di seluruh Indonesia. Wabah ini terutama dipicu oleh para

penyalahgunaan narkoba suntik dan para pekerja seks komersil.

Akibatnya, resiko tertular anak muda di Indonesia menjadi semakin

tinggi. Bahkan menurut perkiraan, menjelang 2010 sekitar 110.000

orang di Indonesia akan menderita atau meninggal karena AIDS.

Sedangkan jutaan lainnya akan terjangkit HIV positif. Sementara itu

prevalensi HIV di kalangan ibu hamil yang menjalani tes masih berada

di bawah tiga persen. Sayangnya data untuk penduduk secara umum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

53

masih kurang. Kendala utamanya adalah stigma, diskriminasi dan

kurangnya pengetahuan masyarakat.

Tujuan utama program UNICEF adalah untuk mengurangi stigma

dan diskriminasi yang akan disampaikan elalui advokasi dan

penyuluhan. Mereka yang peduli gender pun diharapkan tanggap

terhadap upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. Upaya

pemberantasan HIV/AIDS dilakukan secara nasional dan menyeluruh

melalui seluruh ini dengan advokasi dialog kebijakan, mobilisasi

sumberdaya, pengembangan material, jaminan mutu, pengawasan, dan

evaluasi.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia dibantu UNICEF sudah

mengambil langkah penting untuk mencegah dan mengurangi

penuaran HIV di kalangan kaum muda, ibu hamil dan anak-anak yang

rentan. Upaya pencegahan pun dilakukan pada kaum muda yang masih

duduk di bangku sekolah maupun yang putus sekolah. Pemerintah

memberikan program Pendidikan Keterampilan Hidup dan gerakan

Pendidikan Sebaya yang menyoroti perilaku seks yang aman dan

penggunaan kondom di kalangan kelompok yang beresiko. Dalam

proyek ini guru juga mendapat pelatihan dan bantuan.

Bersama pemerintah, UNICEF juga mengadakan program

Pencegahan Penularan Ibu ke Anak yang menargetkan perempuan usia

produktif pasangan mereka. UNICEF juga menjadi mitra pemerintah

dalam program Kepedulian dan Dukungan terhadap Anak-anak dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

54

advokasi dalam hal kepedulian dukungan bagi anak-anak yang rentan

tertular HIV/AIDS.

5. Air dan Kebersihan Lingkungan

Kondisi kebersihan air dan lingkungan di sebagian besar daerah di

Indonesia masih sangat buruk. Situasi ini menyebabkan tingginya

kerawanan anak terhadap penyakit yang ditularkan lewat air. Pada

2003 hanya 50% penduduk Indonesia yang mengambil air sejauh lebih

dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran. Ukuran ini menjadi

standar universal keamanan air. Di Jakarta misalnya, 84 persen air dari

sumur-sumur dangkal ternyata terkontaminasi oleh faecal coliform.

Secara praktis masalah kebersihan menjadi tidak kondusif karena

masyarakat memang selalu tidak sadar akan hal tersebut. Tempat

pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dijaga dengan baik.

Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit

yang disebabkan air sering menyerang golongan keluarga ekonomi

lemah. Upaya mengembangkan kesehatan anak secara umum pun

menjadi terhambat. Fakta ini terjadi khususnya di daerah bencana

tsunami Aceh dan Sumatra Utara.

Disamping akses air bersih yang buruk, situasi kebersihan air dan

lingkungan diperparah oleh kegagalan penyluhan bagi masyarakat

kelas bawah dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk

berprilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun

belum secara serius dijadikan prioritas pembangunan di Indonesia

terutama di tingkat propinsi. UNICEF membantu pemerintah Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

55

untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi perbaikan kondisi

air minum dan kebersihan secara nasional. Bantuan juga diberikan

kepada pemerintah Indonesia dalam memperbaiki mekanisme

perncanaan, sistem pengawasan dan database yang relevan, UNICEF

juga memainkan peranan penting sebagai koordinator bidang

kebersihan lingkungan dan air pasca bencana tsunami di Aceh dan

Sumatra Utara. Membangun kemitraan kerja dan mempersatukan

segala kemampuan dan sumber daya antar organisasi.

Bahkan UNICEF beserta pemerintah juga memberi wawasan

tentang air yang aman melalui program Pembangunan dan

Kelangsungan Hidup anak. Anak akan belajar mengenai kebersihan air

dan sekolah yang besahabat untuk anak-anak. Tujuannya untuk

membantu memperbaiki pasokan air yang aman dan fasilitas

kebersihan yang memadai di 30 kabupaten se-Indonesia. Di samping

itu, UNICEF juga membantu gerakan Suplai Air Bersih dan

Kebersihan Dasar di Aceh dan Sumatra Utara. Gerakan ini mencakup

rehabilitasi dan konstruksi sumur dangkal, tanki penampungan air

hujan dan sistem pipa gravitasi. Pembangunan toilet, fasilitas mandi

cuci dan pembuangan sampah di sekolah-sekolah di pusat kesehatan

masyarakat dan di bangunan keagamaan.

6. Pengembangan Masyarakat dan Pengurangan Kemiskinan

Komponen dari Program Kerjasama ini terdiri dari sejumlah

proyek yang saling terkait yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas

pemerintah daerah beserta instansi-instansi dibawahnya untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

56

merencanakan, mengkoordinasi, mengelola dan memantau

penyampaian pelayanan pokok untuk anak-anak dan wanita.

Tujuan yang berhubungan adalah untuk memperbaiki komunikasi

dan pertukaran imformasi diantara tingkatan pemerintah itu, diantara

mereka dengan departemen-departemen sektoral di pusat. Tujuan-

tujuan ini akan dicapai melali perpaduan latihan formal dan sambil

kerja untuk para perencana dan pelaksana, orientasi untuk para anggota

DPRD, pejabat pemerintah dan pemimpin LSM; praktik nyata dalam

perencanaan, manajemen, supervise dan pengenalan secara sasaran

serta pemecahan masalah; serta penghimpunan dan penggunaan secara

lebih efektif data program.

Proyek pengurangan kemiskinan di daerah perkotaan telah

mengenali 272 lingkungan keluarga yang kekurangan di 10 kota

terpilih untuk diberikan pelayanan pokok yang intensif, proyek

pemberian langsung khusus dan kegiatan gotong royong masyarakat.

Surabaya, Bandung, Semarang, dimana kemampuan keuangan dan

manejemen sudah ada, masuk dalam program bantuan UNICEF ini.

Kegiatan promotif kelangsungan hidup dan pengembangan dan

kegiatan pelatihan mencakup pejabat perkotaan,pejabat kecamatan dan

tokoh masyarakat.

7. Pelayanan Pendukung Program Kerjasama

Pelayanan pendukung sebagai bagian integral dari komponen-

komponen program lain, pelayanan ini meliputi kegiatan promosi,

mobilisasi social, riset, evaluasi dan pemantauan dan komunikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

57

program. Kegiatan proyek meliputi pengembangan kebijaksaan dan

program bagi kesejahteraan anak secara keseluruhan peningkatan

peranan wanita dalam pembangunan, kerjasama dengan 17 LSM

agama dalam proyek kelangsungan hidup anak di 13 provinsi untuk

meberi motivasi kepada para ibu melalui pemuka agama. Dalam masa

kerjasama 1985-1989, proyek kelangsungan hidup anak ditekankan

secara khusus pada imunisasi dan upaya rehidrasi oral. Dalam masa

kerjasama yang sekarang, ruang lingkup kegiatan motivasionalnya

akan diperluas untuk mencakup masalah kelangsungan hidup dan

perkembangan anak lainnya seperti pemantauan kembang tumbuh

anak, pencegahan kebutaan dan akibat-akibat lain dari kekurangan

vitamin A dan perawatan yang lebih baik bagi wanita hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

58

2. Kerjasama yang Dilakukan United Nations International Childrend’s

Emergency Fund (UNICEF) Dalam Bidang Pendidikan di Indonesia

UNICEF merupakan badan atau agen special dalam PBB dan

UNICEF juga telah menjadi bagian permanen dalam membantu mengatasi

permasalahan khususnya untuk anak-anak di seluruh dunia, dimana posisi

UNICEF merupakan salah satu badan terpenting dalam membantu PBB

untuk mencegah berbagai permasalahan yang sudah terjadi bahkan yang

akan terjadi melalui isu-isu terkait yang dapat membahayakan kehidupan

anakanak dimanapun mereka berada. Melihat berbagai situasi yang

dihadapi, UNICEF mengambil bagian dalam membantu PBB untuk

mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan keberlangsungan

kehidupan anak-anak dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak

seperti pemerintah, organisasi internasional pemerintah maupun non

pemerintah, organisasi lokal, gerakan sosial dan instansi lainnya.

Pencegahan konflik yang dilakukan oleh UNICEF dapat membantu

permasalahan PBB, karena UNICEF merupakan salah satu badan dari

majelis umum PBB dan UNICEF telah berada di hampir semua negara,

baik itu negara yang sedang berkonflik, atau sesudah konflik maupun

negara-negara yang tidak berkonflik sekalipun. UNICEF berusaha

membuka kantor cabangnya di berbagai negara dengan tujuan untuk

membantu pemerintah dalam mencegah dan mengurangi permasalahan

anak, maka dari itu Posisi UNICEF dalam United Nations sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

59

membantu dunia Global untuk mengatasi berbagai permasalahan seputar

anak.52

Indonesia adalah salah satu dari negara-negara yang menjalin

kerjasama dengan UNICEF terutama dalam bidang pendidikan. UNICEF

mencatat sekitar 4,4 juta anak-anak dan remaja berusia 7-18 tahun masih

tidak bersekolah. Anak-anak yang paling miskin, anak-anak penyandang

disabilitas dan anak-anak yang tinggal di daerah-daerah tertinggal di

negara ini paling berisiko putus sekolah. Misalnya, anak-anak sekolah

menengah pertama (SMP) berusia 13 hingga 15 tahun dari rumah tangga

termiskin, lima kali lebih mungkin putus sekolah daripada anak-anak dari

rumah tangga terkaya. Secara geografis, angka putus sekolah berkisar dari

1,3 persen di Yogyakarta - kota yang relatif makmur - hingga 22 persen di

Papua - provinsi paling timur dan termiskin di negara ini.53

Analisis

terbaru dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015) menunjukkan

bahwa 57 persen anak-anak usia sekolah penyandang disabilitas tidak

bersekolah.

Sementara itu, banyak anak sekolah yang harus berjuang untuk

menguasai keterampilan akademik dasar. Kurang dari separuh siswa

berusia 15 tahun di Indonesia hanya memiliki tingkat kemahiran membaca

minimum dan kurang dari sepertiga yang mencapai tingkat kemahiran

dalam matematika (PISA 2015).

52

Paul Van Tongeren & Renske Heemskerk, Regional Organisations And Civil Society

Organisations, UN Headquarters, New York, 2005, hal. 40. 53

Pendidikan dan Remaja, dimuat dalam

https://www.unicef.org/indonesia/id/pendidikan-dan-remaja, diakses pada tanggal 21 September

2019 Pukul 20.32 WIB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

60

Remaja juga kehilangan peluang untuk mengembangkan potensi

penuh mereka. Dari 46 juta remaja di Indonesia, hampir seperempat

remaja yang berusia 15 hingga 19 tahun tidak bersekolah, tidak memiliki

pekerjaan atau tidak mengikuti pelatihan. Pengangguran remaja mencapai

lebih kurang 15 persen. Potensi anak-anak dipupuk sejak tahun-tahun

awal, dan akses ke pengembangan anak usia dini (ECD) terus ditingkatkan

melalui kebijakan ‗Satu Desa, Satu Kebijakan Pusat Pengembangan Anak

Usia Dini'. Namun, kualitas layanan pengembangan anak usia dini (ECD)

masih memerlukan banyak perbaikan di berbagai bidang. Rasio

pendaftaran bruto pengembangan anak usia dini (ECD) nasional berada

pada kisaran 72 persen pada 2016-2017 tetapi hanya mencapai 51 persen

di Provinsi Papua.54

Maka dari itu, UNICEF juga melakukan kerjasama

dalam bidang pendidikan di Indonesia guna membantu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia di Indonesia dan agar semua anak di

Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak.

Berikut adalah beberapa contoh kerjasama yang dilakukan UNICEF

dalam bidang pendidikan di Indonesia sebagai berikut :

a. Kerjasama UNICEF, Selandia Baru dan Indonesia dalam bidang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia

Peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi

salah satu kebijakan pemerintah Indonesia saat ini, dan menjadi bagian

dari komitmen dunia untuk mendorong seluruh negara lebih banyak

54

Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

61

menaruh perhatian kepada pendidikan anak usia dini. Agenda PAUD

juga telah masuk dalam agenda PBB melalui Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG).

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) menyambut baik inisiatif Pemerintah

Selandia Baru dan UNICEF dalam mendukung perkembangan

pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia. Inisiatif program

PAUD tersebut diluncurkan khusus untuk Kabupaten Kupang di

Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu berupa program bantuan dari

Pemerintah Selandia Baru melalui UNICEF Indonesia untuk pendirian

100 lembaga PAUD di Kabupaten Kupang. Mendikbud mengatakan,

lembaga-lembaga PAUD yang nantinya akan didirikan di Kabupaten

Kupang diharapkan dapat menjadi percontohan bagi lembaga PAUD

lainnya di Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur. Ia

juga menegaskan bahwa pendidikan sebenarnya tidak dimulai dari

pendidikan dasar, melainkan dari pendidikan anak usia dini, yang

menjadi investasi pembangunan kehidupan manusia.

Hal senada juga diungkapkan Perdana Menteri Selandia Baru, Ia

mengatakan, Pemerintah Selandia Baru berinisiatif untuk memberikan

bantuan melalui UNICEF Indonesia karena dengan bekerja sama

dengan UNICEF, mereka tidak hanya berkonsentrasi pada anak-anak,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

62

tetapi juga pada mereka yang berkomitmen pada pendidikan anak usia

dini.55

b. Kerjasama UNICEF dalam Bidang Pendidikan di Papua

Masalah pendidikan secara umum terjadi hampir di seluruh tanah

Papua, sehingga sangat jelas masih membutuhkan perhatian semua

pihak dan kerjasama, demi mendorong perubahan pendidikan yang

lebih maju. Potret pendidikan di Papua masih memprihatinkan,

penanganan di bidang pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas

dalam membangun SDM Papua tak kunjung direalisasikan secara

maksimal. Problema pendidikan ini terlihat pula dari tingginya angka

tuna aksara atau buta aksara penduduk usia 15–59 tahun. Terdapat

sekitar 675,253 jiwa atau 35,98 persen dari 1,876,746 jiwamasih tuna

aksara.56

Oleh sebab itu, layanan pendidikan harus dipastikan mampu

menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke daerah–daerah

terpencil dan terisolir, untuk mendongkrak IPM Papua yang berada

pada 63persen dibanding rata-rata nasional 73 persen. Pendidikan di

Papua masih didera masalah klasik. Antara lain ketersediaan guru yang

sangat minim dan tidak merata, banyak siswa kelas enam SD yang

belum mampu membaca, minimnya fasilitas penunjang, serta masih

55

Indonesia, Selandia Baru dan UNICEF luncurkan program kerjasama bidang PAUD,

dimuat dalam https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/07/indonesia-selandia-baru-dan-

unicef-luncurkan-program-kerja-sama-bidang-paud, diakses tanggal 21 September 2019 Pukul

21.09 WIB 56

Jaringan Kerja Rakyat Papua. Wajah Pendidikan Papua, Suram, dimuat dalam

http://www.jeratpapua.org/2014/11/18/wajah-pendidikan-papua-suram/, diakses pada 22

September 2019 Pukul 20.03 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

63

rendahnya kualitas lulusan. Berikut beberapa contoh kerjasama yang

dilakukan UNICEF dalam bidang pendidikan di Papua :

1. Kerjasama UNICEF dan Pemerintah Provinsi Papua

Pemerintah Provinsi Papua dan UNICEF menjalin kerja sama

peningkatan minat baca tingkat Sekolah Dasar. Salah satu upaya

yang dilakukan UNICEF dan pemerintah setempat yaitu

mengadakan program pelatihan untuk guru. Program pelatihan

UNICEF telah mendorong para guru untuk memperkenalkan

sejumlah perubahan. Sekarang, setiap guru menyambut anak-anak

pada apel pagi dengan berjabat tangan dan menyapa. Di kelas-kelas

yang lebih rendah, para guru menggunakan lagu-lagu dan

permainan sebagai metode pengajaran. Ini lebih menyenangkan

dan partisipatif untuk anak-anak. Anak-anak yang lebih tua

berbaris di luar kelas setiap pagi dan guru akan bertanya tentang

pelajaran hari sebelumnya sebelum mereka diizinkan masuk ke

kelas. Kelas-kelas mereka juga menjadi lebih interaktif.

Pendekatan baru ini telah mendorong anak-anak untuk datang ke

sekolah dan tingkat kehadiran telah meningkat tinggi.

UNICEF juga membuktikan bahwa banyak guru-guru yang di

Kampung termasuk Kepala Sekolah banyak yang meninggalkan

tempat tugasnya. UNICEF membantu peningkatan kualitas

pendidikan di Mimika, melalui program Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Dasar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

64

Mimika dilakukan untuk meningkatkan mutu, efiisiensi dan

pemerataan pendidikan serta mengakomodir kebutuhan masyarakat

untuk bekerja sama secara erat dengan sekolah dan pemerintahan..

UNICEF telah menjalankan program MBS (Manajemen

Berbasis Sekolah) di Kabupaten Sorong, yang meliputi manajemen

sekolah, metode pembelajaran, dan peran aktif masyarakat. Peran

UNICEF dalam Peningkatan Program Pendidikan di Kabupaten

Sorong, UNICEF berperan secara langsung dalam memonitioring,

mengevaluasi, dan memberikan bantuan teknis berupa penyediaan

alat perlengkapan dan bantuan dana. Program tersebut telah

berjalan optimal dan membawa perubahan penting bagi pendidikan

di Kabupaten Sorong. Terlebih ada keterlibatan pemerintah daerah

dalam mensukseskan perlaksanaan program tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa UNICEF berperan besar dalam peningkatan

program pendidikan di kabupaten Sorong. Hasil dari program

kerjasama UNICEF dengan pemerintah daerah Kabupaten Sorong

secara garis besar terlihat dengan melihat perubahan keadaan fisik

dan non fisik sekolah di kabupaten Sorong pasca adanya program

UNICEF pada tahun 2010 hingga sekarang.

2. Kerjasama UNICEF dan Pemerintah Australia dalam Peningkatan

Pendidikan di Papua

Sebuah kerjasama baru antara Pemerintah Indonesia,

Australia dan UNICEF untuk meningkatkan kualitas pendidikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

65

sekolah dasar di dua propinsi paling timur Indonesia, Papua dan

Papua Barat, ditandatangani hari ini. Pemerintah Australia bekerja

sama dengan UNICEF menawarkan program kerja sama di bidang

pendidikan khusus untuk para pelajar kelas IIII sekolah dasar (SD)

di Papua. Situasi pendidikan di wilayah terpencil Papua yang perlu

diperbaiki. Ini dikhususkan pada murid-murid kelas I, II, dan III

SD yang tidak bisa membaca, padahal mereka harus bisa membaca.

UNICEF dan Australia akan memberikan pelatihan bagi guru-guru.

Australia akan memberikan dukungan sebesar A$ 7 juta

(Rp. 58,9 milliar) selama dua tahun kedepan untuk membantu

kedua provinsi mencapai Tujuan Pembangunan Milenium 2 yaitu

pendidikan sekolah dasar bagi semua anak. Program ini akan

memberikan kesempatan yang lebih baik kepada anak-anak yang

tinggal di daerah miskin dan terpencil di Indonesia untuk

mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Program ini akan

bekerjasama dengan pemerintah daerah di kedua provinsi untuk

mengembangkan perencanaan pendidikan yang strategis dan

meningkatkan proses belajar mengajar di lebih dari 800 sekolah di

6 kabupaten terpilih. Program ini juga akan membantu

meningkatkan pembelajaran baca, tulis, hitung di sekolahsekolah

kecil dan terpencil melalui pelatihan guru dan pengadaan

materimateri pembelajaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

66

3. Kerjasama UNICEF dan Bank Central Asia (BCA) dalam

Peningkatan Pendidikan di Papua

Bank BCA memberikan perhatiannya terhadap pendidikan

anak bangsa. Wujud dukungan yang diberikan BCA yaitu berupa

penyerahan donasi untuk Pendidikan Ramah Anak di Papua kepada

organisasi internasional yang bernaung di bawah Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu United Nations International

Children's Emergency Fund (UNICEF).

Penyerahan donasi serta kerjasama dengan UNICEF untuk

membangun Pendidikan Ramah Anak di Papua. Donasi ini

merupakan bentuk wujud nyata kepedulian serta perhatian kami

untuk membangun lingkungan positif bagi putra-putri bangsa,

khususnya yang berada di Papua. Kami harapkan pengembangan

Pendidikan Ramah Anak ini bisa berdampak secara signifikan ke

depannya.

Dalam Pendidikan Ramah Anak, UNICEF dan BCA

menghasilkan dua buah inovasi modul, yakni modul sekolah yang

aman dan kuat serta membangun masyarakat tangguh. Dalam

modul sekolah yang aman, UNICEF dan BCA memberikan

pendekatan disiplin positif bagi guru sehingga diharapkan guru

mampu mendisiplinkan para murid tanpa melakukan kekerasan

fisik maupun verbal. Selain itu, modul membangun masyarakat

tangguh merupakan modul pendidikan non formal yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

67

mengajarkan masyarakat mengenai pencegahan kekerasan, hak

gender, kesehatan reproduksi, komunikasi dan kecakapan hidup.

Kedua inovasi modul ini juga telah melalui proses revisi

berdasarkan konteks lokal agar kedua inovasi ini dapat

diaplikasikan secara efektif.57

c. Kerjasama UNICEF dan Badan Azmil Zakat Nasional (BAZNAS)

dalam Peningkatan Pendidikan Remaja di Indonesia

BAZNAS adalah lembaga yang mengelola zakat nasional.

BAZNAS juga merupakan lembaga pemerintah non structural yang

bersifat mandiri dan bertanggung jawab. BAZNAS menggandeng

UNICEF untuk membantu anak-anak yang menjadi korban krisis

kemanusiaan, baik di Indonesia maupun di negara-negara

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di seluruh dunia.

Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengatakan, krisis kemanusiaan

di sejumlah negara berdampak pada banyak hal, termasuk di dalamnya

anak-anak juga menjadi korban, ini yang menjadi salah satu perhatian,

dan menjadi bentuk kepedulian bersama. Penggalangan dana dan

penyaluran bantuannya tentu dilakukan secara profesional dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dan syariat. Bentuk bantuannya

terfokus pada anak-anak dan remaja yang bersifat berkelanjutan agar

masa depan mereka bisa lebih baik, namun pastinya manfaatnya bisa

57

BCA. BCA Kembali Dukung UNICEF Melalui Donasi Pendidikan Ramah Anak di

Papua, dimuat dalam https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-

Pers/2016/03/08/07/44/2015-sep-08-bca-kembali-dukung-UNICEF. Diakses tanggal 22 September

2019 Pukul 21.11 WIB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

68

lebih luas, bagaimana keluarganya juga bisa bangkit dari keterpurukan

akibat krisis kemanusiaan. Harapannya bisa terwujud kesejahteraan

bagi mereka.58

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil jawaban atas

pertanyaan nomor 2 dalam rumusan masalah mengenai perkembangan

UNICEF di Indonesia yaitu bahwa UNICEF mengalami

perkembangan yang cepat di Indonesia dimulai dari tahun 1948 awal

datangnya UNICEF di Indonesia. UNICEF datang dengan memberikan

bantuan darurat mencegah kelaparan di daerah Lombok saja lalu

setahun berikutnya bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam

membangun dapur susu di Yogyakarta sampai saat ini UNICEF telah

aktif membantu seluruh masyarakat Indonesia di berbagai daerah

terutama anak-anak dalam bidang pendidikan di seluruh Indonesia.

UNICEF juga menjalin kerjasama dengan Pemrintah Indonesia

maupun pihak swasta bahkan luar negeri untuk membantu membenahi

pendidikan di Indonesia yang masih belum merata.

58

Baznas dan UNICEF Kerjasama Bantu Anak Korban Krisis Kemanusiaan, dimuat

dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/baznas-dan-unicef-kerja-sama-bantu-

anak-korban-krisis-kemanusiaan, diakses tanggal 22 September 2019 Pukul 21.55 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

69

BAB IV

PERAN UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S

EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI

PENDIDIKAN DI SULAWESI TENGAH INDONESIA

PASCA GEMPA BUMI

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan dan tanah longsor. Bencana alam

sudah terjadi sebelum manusia tersebar seperti sekarang ini. Namun pada saat itu,

bencana alam benar-benar murni karena faktor dan proses yang terjadi di alam.

Contohnya seperti bencana banjir pada zaman dulu yang terjadi karena tingginya

curah hujan yang tak mampu lagi ditampung oleh badan sungai. Saat ini, bencana

alam banyak pula yang terjadi karena ulah manusia. Bencana banjir yang dulu

yang dulu karena tingginya curah hujan, kini lebih sering terjadi karena ulah

manusia yang menebang kayu secara sembarangan, sehingga hutan menjadi

gundul. Ulah manusia tersebut bahkan cenderung dominan, sehingga bencana

lebih sering terjadi.

Salah satu bencana alam ialah gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran

asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang kemudian merambat ke

permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Penyebab

gempabumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunung api, akibat

meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah

permukaan. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum

terjadi. Gempa bumi tektonik merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

70

pematahan batuan akibat benturan dua lempeng secara perlahan-lahan itu yang

akumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, maka batuan di

bawah permukaan.59

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan

dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Mekanisme

perusakan tejadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian

bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan

runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa

juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan dan kerusakan tanah

lainnya yang merusak pemukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan

bencana ikutan berupa kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat

runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

Sulawesi adalah sebuah pulau di Indonesia. Sulawesi merupakan salah

satu dari empat Kepulauan Sunda Besar, dan merupakan pulau terbesar kesebelas

di dunia, yang terletak di sebelah timur Kalimantan, sebelah barat Kepulauan

Maluku, dan sebelah selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina. Di

Indonesia, hanya Pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua yang lebih besar luas

wilayahnya, dan hanya Pulau Jawa dan Sumatra yang memiliki populasi lebih

banyak dari Sulawesi. Pemerintahan di Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi

berdasarkan urutan pembentukannya yaitu provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.

59

Arief Mustofa Nur, 2010,Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya, Kebumen: Balai

Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung – LIPI, dimuat dalam

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/view/92/93, diakses Tanggal 26 September

2019 Pukul 22.05 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

71

Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan

61,841 kilometer persegi yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian

semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-

pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo.

Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di bagian tengah Pulau

Sulawesi, Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Palu dan luas wilayahnya

61.841,29 km², jumlah penduduknya 3.222.241 jiwa. Sulawesi Tengah memiliki

wilayah terluas di antara semua provinsi di Pulau Sulawesi, dan memiliki jumlah

penduduk terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Selatan.

Pada tanggal 28 September 2018 Gempa berkekuatan magnitudo 7,4

mengguncang Kabupaten Donggala dan Palu di Sulawesi Tengah, pukul 18.02

WITA gempa terjadi, tetapi itu bukanlah gempa yang pertama karena sudah

terjadi gempa sebelumnya pada pukul 17.00 WITA dan 14.00 WITA tapi gempa

dengan kekuatan magnitudo 7,4 ini merupakan yang terkuat. Gempa Bumi

termasuk umum terjadi di Sulawesi Tengah karena Pulau Sulawesi terletak

diantara tiga pertemuan lempeng besar yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-

Australia serta sejumlah lempeng kecil lainnya yang menyebabkan kondisi

tektonik Pulau Sulawesi sangat komplek. Pertemuan dari ketiga lempeng tersebut

bersifat konvergen dan ketiganya betumbukan secara relatif yang mengakibatkan

daerah Sulawesi Tengah dan sekitarnya menjadi salah satu daerah yang memiliki

tingkat kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

72

Berikut adalah gempa bumi yang pernah melanda Sulawesi Tengah, yaitu

sebagai berikut :

1. Pada tahun 1927 tanggal 1 Desember terjadi gempa bumi yang

mengguncang Sulawesi Tengah di kabupaten Palu dengan kekuatan

magnitudo 6,5 yang menyebabkan 14 orang meninggal dan 50 orang luka-

luka.

2. Pada tanggal 30 Januari 1930 terjadi gempa di pantai barat Kabupaten

Donggala menyebabkan tsunami setinggi dua meter dan berlangsung

selama dua menit.

3. Pada tahun 1938 tanggal 14 Agustus terjadi gempa bumi yang

menyebabkan tsunami di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah yang

berpusat di Teluk Tambu Kecamatan Balaesang Donggala. Gempa ini

menyebabkan tsunami 8-10 meter di pantai barat Kabupaten Donggala.

Sebanyak 200 korban meninggal dunia dan 790 rumah rusak serta seluruh

desa di pesisir pantai barat Donggala hampir tenggelam.

4. Pada tahun 1968 tanggal 10 Agustus juga terjadi gempa bumi di Sulawesi

Tengah yang menyeabkan tsunami berkekuatan magnitudo 7,3 dengan

pusat gempa di Laut Sulawesi. Badan Penanggulangan Bencana Alam

Indonesia mengumumkan bahwa gelombang tsunami besar menyapu

kawasan pantai di Donggala. 200 orang meninggal dan banyak rumah

hancur terutama di desa pesisir Tambu.

5. Pada tahun 1994 Gempa juga terjadi dan dikenal dengan gempa sausu, di

Kabupaten Donggala yang juga mengguncang Sulawesi Tengah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

73

6. Pada tahun 1996 tanggal 1 Januari, dua tahun berselang gempa terjadi

yang berpusat di Selat Makasar dengan kekuatan magnitudo 7,4 dan

mengakibatkan tsunami.

7. Pada 1998 tanggal 11 Oktober gempa terjadi di Kabupaten Donggala

dengan kekuatan magnitudo 5,5. Ratusan bangunan rusak parah akibat

gempa.

8. Pada 2005 tanggal 24 Januari gempa terjadi di Sulawesi Tengah dengan

kekuatan magnitudo 6,2. Pusat gempa 16 km arah tenggara kota Palu.

Akibat gempa ini 100 rumah rusak, satu orang meninggal dan 4 orang

luka-luka.

9. Pada 2008 tanggal 7 November, gempa terjadi di Sulawesi Tengah

berpusat di Laut Sulawesi mengguncang Kabupaten Buol, Sulawesi

Tengah. Dengan kekuatan magnitude 7,7 dan akibatnya empat orang

meninggal.

10. Pada 2012 tanggal 18 Agustus gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2

terjadi ketika masyarakat sedang berbuka puasa. Delapan orang tewas dan

tiga Kecamatan terisolir.

11. Pada 2018 pada hari Jumat, 28 September. Gempa kekuatan magnitude 7,4

dan menyebabkan tsunami mengguncang Sulawesi Tengah di Kabupaten

Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 disusul tsunami dan likuefaksi

yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 menimbulkan kerugian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

74

material Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa ribuan orang. Data terakhir

yang dicatat Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Gempa di Provinsi Sulawesi

Tengah menimpa Kota Palu dan tiga kabupaten terdekat, yakni Donggala, Sigi,

dan Parigi Moutong. Kota Palu menderita kerugian material senilai Rp8,3 triliun,

Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong Rp640

miliar.

Kerugian yang paling besar di sektor permukiman di mana hampir semua

bangunan di sepanjang Pantai Teluk Palu rata dengan tanah karena diterjang

tsunami, serta bangunan di daerah Petobo, Balaroa, dan Sibalaya yang terkena

likuefaksi serta bangunan lain yang rusak berat dan ringan akibat gempa. Di

sektor pendidikan juga banyak sekolah yang mengalami rusak berat dan anak-

anak yang masih mengalami trauma serta kekurangan bahan pengajaran seperti

buku-buku bahkan guru-guru yang mengajar juga maka dari itu pemerintah dan

UNICEF juga ikut membantu mengirimkan bantuan kepada korban gempa bumi

di Sulawesi Tengah terutama di bidang pendidikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

75

1. Bantuan United Nations International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) Terhadap Pemulihan Kondisi Pendidikan di Sulawesi Tengah

Indonesia Pasca Gempa Bumi

Gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Tengah Indonesia dengan

magnitudo 7,4 meninggalkan banyak kesedihan. Gempa tersebut tidak hanya

menghilagkan ribuan jiwa dan menghancurkan pemukiman, infrastruktur dan

ekonomi masyarakat di Sulawesi Tengah tetapi juga menghancurkan mimpi

anak-anak untuk bersekolah karena ribuan sekolah terdakmpak gempa bumi

baik kerusakan berat maupun ringan dan tidak memungkinkan anak-anak

untuk mengakses pendidikan dalam waktu dekat ini.

Melihat itu, UNICEF bersama pemerintah Indonesia langsung

mengirimkan bantuan terhadap pemulihan pendidikan di Sulawesi Tengah.

UNICEF atau Badan PBB untuk anak-anak merupakan organisasi yang

memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang kepada

anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang. UNICEF adalah salah

satu badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan pelayanan

teknis, pembangunan kapasitas, advokasi, perumusan kebijakan dan

mempromosikan isu-isu mengenai anak. UNICEF merupakan agensi yang

didanai secara sukarela, oleh karena itu agensi ini bergantung pada sumbangan

dari pemerintah dan pribadi. Program-programnya menekankan

pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dan

kesejahteraan anak-anak.60

60

Children’s Charity Protecting Children’s Rights, dimuat dalam

http://www.unicef.org.uk, diakses Tanggal 26 September 2019 Pukul 22.57 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

76

Tiga hari setelah gempa bumi yang mengguncang pulau Sulawesi dan

tsunami yang melanda Kota Palu, UNICEF mengatakan situasi bagi ribuan

anak akan sangat genting dalam beberapa hari mendatang. Anak-anak di Palu,

Donggala dan tempat-tempat lain yang terkena dampak di Sulawesi

membutuhkan bantuan segera untuk pulih. Banyak yang kehilangan orang

yang mereka cintai, rumah, lingkungan dan semua hal yang mereka kenal

dalam hidup mereka.61

Berdasarkan pengamatan awal UNICEF dengan pemerintah Indonesia di

lokasi bencana tesebut, kebutuhan mendesak termasuk evakuasi dan

manajemen layanan untuk korban luka, layanan medis dan kesehatan termasuk

layanan rujukan, makanan dan non-makanan dan tempat perlindungan darurat.

Lebih dari 1.000 sekolah dikhawatirkan terdampak, yang berdampak langsung

terhadap sekitar 19 persen siswa di Sulawesi Tengah. Berdasarkan

pengalaman UNICEF, barang kebutuhan di Indonesia kemungkinan akan

mencakup makanan (makanan siap saji), air, sanitasi dan kebersihan (WASH),

perawatan kesehatan primer termasuk pertolongan pertama dan dukungan

psiko-sosial, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan perempuan.

Selain itu, layanan untuk identifikasi dan rujukan untuk anak-anak yang

terpisah dan tidak didampingi, pencegahan pemisahan keluarga, dukungan

psikososial dan pendidikan perlu ditetapkan secepat mungkin untuk

mengembalikan anak-anak ke keadaan normal. UNICEF menyerukan

kebutuhan dana 5 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan pendidikan,

61

UNICEF Khawatirkan Keselamatan Ribuan Anak Pasca Tsunami Sulawesi, dimuat

dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/unicef-khawatirkan-keselamatan-ribuan-

anak-pasca-tsunami-sulawesi, diakses tanggal 27 September 2019 Pukul 10.30 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

77

kesehatan, gizi, sanitasi, dan perlindungan anak untuk keadaan darurat saat ini

serta dampak jangka panjang dari gempa bumi Lombok.62

Lalu pada tanggal 16 Oktober 2018 Bantuan UNICEF dalam bidang

pendidikan telah tiba. UNICEF mengumumkan kedatangan 30 ton bahan-

bahan pendidikan darurat termasuk 65 tenda (untuk ruang kelas sementara)

dari basis pasokannya di Dubai dalam dukungan langsung kepada

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggap gempa dan tsunami di

Sulawesi.63

Menurut data dari Dinas Pendidikan Kabupaten, ada 1.149 sekolah dari

anak usia dini hingga sekolah menengah yang secara langsung terkena

dampak di empat kabupaten di Sulawesi berdampak pada 164.651 siswa.

Banyak sekolah di seluruh wilayah sekarang ditutup dan penilaian sedang

berlangsung sehingga jumlah ini cenderung meningkat. Salah satu prioritas

UNICEF di Sulawesi adalah untuk mendukung upaya pemerintah dalam

mengembalikan anak-anak ke sekolah, salah satu langkah paling penting

dalam memulihkan keadaan normal kepada masyarakat. UNICEF telah

mengirimkan gelombang pertama dari 200 sekolah dalam tenda, perlengkapan

200 sekolah dalam kotak dan 50 peralatan Pendidikan Anak Usia Dini.

62

Ibid 63

Unicef Mengumumkan Kedatangan Materi Pendidikan untuk Masyarakat yang

Terkena Dampak Gempa Bumi dan Tsunami di Sulawesi, dimuat dalam

https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/unicef-mengumumkan-kedatangan-materi-

pendidikan-untuk-masyarakat-yang-terkena-dampak, diakses tanggal 27 September 2019 Pukul

10.56 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

78

UNICEF adalah badan PBB pertama yang menjangkau penduduk yang

terkena dampak di Sulawesi Tengah dengan pasokan darurat yang penting.64

Pada saat krisis, membawa anak-anak kembali ke kelas adalah cara vital

mengembalikan rasa normalitas pada kehidupan anak-anak. Dengan

menyediakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan

juga kesempatan untuk mulai menangani trauma apa pun yang mereka alami.

UNICEF juga telah meluncurkan 'Aksi Kemanusiaan untuk Anak-Anak'

(HAC) sebesar USD26,6 juta untuk periode enam bulan untuk tanggapan

segera, pemulihan awal dan bantuan rehabilitasi untuk anak-anak yang terkena

dampak bencana di Sulawesi.

Berikut adalah respon UNICEF selama di Sulawesi meliputi65

:

1. Sekitar 4.500 anak di lebih dari 60 situs mendapatkan manfaat dari

dukungan psikososial melalui ruang ramah anak dan program

peningkatan kesadaran berbasis masyarakat tentang perlindungan anak.

2. UNICEF melatih 20 pekerja sosial dari Kementerian Sosial untuk

mendukung pelacakan dan reunifikasi keluarga menggunakan sistem

aplikasi data Primero.

3. Pengiriman 10.500 paket psikososial anak dari pakaian, mainan, dan

perlengkapan kebersihan untuk anak-anak yang terkena dampak.

4. UNICEF mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk

mengembangkan rencana tanggap darurat gizi untuk Palu. Lebih dari

64

Gempa Tsunami Sulawesi, dimuat dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/press-

releases/gempa-tsunami-sulawesi-satu-bulan-setelah-bencana-ribuan-anak-masih-menjadi, diakses

tanggal 27 September 2019 Pukul 11.10 WIB. 65

Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

79

500 anak berusia 6-59 bulan menerima dukungan nutrisi dari delapan

dapur umum di mana ibu dan pengasuh mereka diberi konseling

tentang pemberian makan bayi dan anak kecil.

5. UNICEF mendukung Departemen Kesehatan dan kantor kesehatan

provinsi untuk melanjutkan kampanye nasional Campak-Rubella yang

terganggu dan program imunisasi rutin di kabupaten-kabupaten yang

terkena dampak.

6. UNICEF dan para mitra bekerja sama dengan Pemerintah provinsi

untuk mengoordinasikan dan menanggapi kebutuhan WASH langsung

di daerah-daerah yang terkena dampak dan untuk orang-orang di

penampungan sementara yang baru didirikan di Palu, Donggala dan

SIgi.

7. UNICEF dan para mitra telah menyediakan peralatan psikososial untuk

168 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), guru sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama di Palu dan Donggala, dan mitra AMURT

melatih guru ECE di Palu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

80

2. Kerjasama United Nations International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) dengan Pemerintah Indonesia Terhadap Pemulihan

Pendidikan di Sulawesi Tengah Indonesia Pasca Gempa Bumi

Dalam menangani gempa bumi di Sulawesi Tengah Pemerintah

Indonesia menggandeng UNICEF khususnya dalam pemulihan bidang

pendidikan disana, hal ini dapat dilihat dari bantuan yang diterima

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terutama dalam

bidang pendidikan yang diberikan oleh UNICEF. Kemendikbud

mengapresiasi dukungan UNICEF untuk mempercepat penyelenggaraan

pembelajaran melalui kelas-kelas darurat di wilayah terdampak.

Pemulihan akses ke layanan pendidikan menjadi sangat penting, karena

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk memulihkan

dan membangun kembali kehidupan mereka pascabencana.66

Melihat kondisi pendidikan pasca gempa di Sulawesi Tengah dan

banyaknya sekolah yang terdampak gempa menyebabkan proses belajar

mengajar tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Kemendikbud juga

mengupayakan agar proses belajar mengajar di Sulawesi Tengah dapat

dengan cepat dimulai, untuk mempercepatnya Kemendikbud menegaskan

akan segera mendata baik siswa, guru, sarana prasarana maupun fasilitas

pendidikan yang terdampak gempa bermagnitudo 7,4 tersebut. Di samping

itu, Kemendikbud juga akan membangun sekolah darurat sesuai standar

66

Kemendikbud Terima Bantuan UNICEF untuk Sulawesi Tengah, dimuat dalam

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/10/kemendikbud-terima-bantuan-pendidikan-dari-

unicef-untuk-sulawesi-tengah, diakses tanggal 27 September 2019 Pukul 22.05 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

81

UNICEF dalam rangka mempercepat normalisasi proses belajar agar

segera berjalan.

Kedatangan tahap pertama paket bantuan pendidikan seberat 30 ton

meliputi 65 tenda untuk ruang kelas sementara yang didatangkan dari

lokasi suplai di Dubai, Uni Emirat Arab. Kemudian, 135 tenda tambahan

dan 200 perlengkapan sekolah akan tiba pada hari Rabu (17/10) dan Kamis

(18/10). Pada tahap berikutnya, sebanyak 250 tenda pendidikan segera tiba

dari Kopenhagen, Denmark. Tenda pendidikan standar UNICEF dengan

kapasitas dua ruang kelas dikabarkan baru saja tiba di Kalimantan dan

akan langsung dikirimkan ke wilayah terdampak dalam beberapa hari ke

depan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama UNICEF serta

para mitra bahu-membahu memulihkan pelayanan pendidikan di area-area

terdampak bencana. Tenda-tenda darurat yang memenuhi standar mutu

UNICEF segera didirikan sebagai ruang kelas sementara di tempat-tempat

terdampak gempa dan tsunami Sulawesi Tengah.67

Kemendikbud juga terus berupaya membantu pemulihan akses dan

layanan pendidikan di daerah-daerah yang terdampak bencana di

Sultawesi Tengah dengan menggunakan tenda kelas darurat. Namun,

Kemendikbud menegaskan, kegiatan belajar mengajar tersebut difokuskan

untuk kegiatan psikososial atau trauma healing bagi siswa yang terdampak

bencana. Kemendikbud juga bekerjasama dengan UNICEF untuk

67 Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

82

membantu pemulihan psikosial atau trauma healing pada anak-anak di

Sulawesi Tengah.

Bencana alam yang terjadi cukup besar biasanya akan

menghilangkan banyak harta, benda, nyawa serta korban fisik maupun

psikologis. Korban bencana tersebut perlu mendapatkan perlakuan yang

cepat untuk keamanan mereka. Pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2007

Pasal 26 menjelaskan bahwa ―setiap orang berhak mendapatkan

perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat

rentan bencana‖.68

Korban bencana tidak memandang jabatan, usia,

maupun jenis kelamin. Korban bencana juga bisa berasal dari kalangan

ank-anak, remaja, orang dewasa, atau lanjut usia.

Seperti yang telah disebutkan dalam pasal 26 bahwa prioritas

dalam penyelamatan korban bencana adalah kelompok yang dikategorikan

rentan, misalnya anak-anak, orang tua, orang cacat, pasien rumah sakit,

dan kaum lemah lainnya.69

Terutama anak-anak sebagai penerus bangsa

harus lebih didahulukan karena lebih mudah mengalami gangguan

psikologis. Sifat kepolosan dan reaksi kaget yang secara spontan

cenderung mengakibatkan trauma setelah mereka terkena bencana.

Anak yang mengalami gangguan mental emosional dan kecemasan

yang berat perlu penanganan secara khusus oleh tenaga yang memiliki

keahlian khusus misalnya psikolog dan pekerja sosial.70

Oleh karena itu,

apabila anak mendapatkan penanganan yang salah dapat menyebabkan

68

Nurjanah, dkk, Manajemen Bencana, Alfabeta, Bandung, 2012. hal. 150. 69

Soehatman Ramli, Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Management),

Dian Rakyat, Jakarta, 2010. hal. 36. 70

Nurjanah, dkk, op.cit, hal. 72.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

83

trauma yang semakin mendalam dan sulit disembuhkan. Hal ini sangat

memprihatinkan dan dapat menggangu keberlangsungan hidup mereka

selanjutnya, seperti halnya anak-anak korban gempa di Aceh pada tahun

2004, mereka mengalami traumatik ekstrem. Anak-anak umumnya belum

memiliki kemampuan memadai untuk mengatasi penderaan fisikal dan

emosional yang menerpa mereka.71

Inilah yang menimbulkan simpati dan empati dari Pemerintah

Indonesia melalui Kemendikbud dan Kementrian Sosial (Kemensos)

Pemerintah Indonesia tidak hanya melakukan pemulihan di bidang sarana

pendidikan tetapi juga mealukan pemulihan terhadap anak-anak korban

gempa bumi di Sulawesi Tengah dalam bidang psikologis. Dan

Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNICEF dan Lembaga

Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). Hal ini dapat dilihat dari bantuan

yang dikirimkan oleh Kemendikbud, UNICEF, Kemensos dan LPAI

Kemendikbud mengatakan lebih dari 100.000 siswa, 20.000 guru,

dan 2.000 sekolah terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi

Tengah. Saat ini Kemendikbud masih melakukan pendataan untuk

membantu pemulihan kondisi di Sulteng, khususnya bidang pendidikan.

Bantuan pendidikan yang disiapkan untuk korban bencana Sulteng antara

lain pendirian tenda untuk digunakan sebagai ruang kelas darurat,

pengiriman tim pemulihan trauma (trauma healing) untuk pendampingan

psikologis, rehabilitasi sekolah, dan tunjangan khusus bagi guru yang

menjadi korban bencana. Kemendikbud juga akan mengumpulkan guru-

71

Limas Sutanto, Bencana Gempa dan Tsunami Nanggroe Aceh Darussalam & Sumatera

Utara, Buku Kompas, 2005. hal. 377.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

84

guru yang terdampak bencana di Sulteng. Mereka akan diberikan

pendampingan dan motivasi agar bisa kembali menjalankan tugasnya

mengajar setelah situasi dianggap mulai kondusif. Kemendikbud tetap

akan beri bantuan, peralatan belajar, pendampingan psikologis, dan

rehabilitasi sekolah yang rusak ringan.72

Dan kemendikbud juga

mengatakan UNICEF akan mengirim psikologis tambahan ke Sulawesi

Tengah saat ini telah dikirimkan 27 psikolog dan tenaga pendamping ke

lokasi bencana.

Kemensos menyalurkan bantuan jaminan hidup (Jadup) korban

bencana gempa bumi, likuifikasi, dan tsunami di Sulawesi Tengah

khususnya untuk Kabupaten Sigi total senilai Rp9,1 Miliar. bantuan ini

diberikan agar dapat memulihkan kondisi sosial psikologis korban bencana

dan dapat menjalankan peran dan fungsi sosialnya secara wajar.73

Selain

itu Kemensos juga menggandeng LPAI untuk pemulihan trauma healing

pada anak-anak korban gempa bumi dengan membangun pondok ceria

anak untuk menghibur anak-anak yang terkena dampak bencana di

Sulawesi Tengah. Selain itu Kemensos melalui Tim Layanan Dukungan

Psikososial (LDP) telah memberangkatkan tim untuk membantu

72

Lakukan Pendataan Kemendikbud Siapkan Batuan Pendidikan untuk Sulteng, dimauat

dalam https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/10/lakukan-pendataan-kemendikbud-

siapkan-bantuan-pendidikan-untuk-sulteng, diakses tanggal 28 September 2019 Pukul 21.30 WIB. 73

Kemensos Serahkan Jadup Korban Bencana Sulteng 9,1 Miliar, dimuat dalam

https://kemsos.go.id/kemensos-serahkan-jadup-korban-bencana-sulteng-rp91-miliar, diakses

tanggal 28 September 2019 Pukul 21.55 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

85

memulihkan psikologis para korban yang terdampak bencana di Sulawesi

Tengah.74

Selain membantu kondisi pemulihan pendidikan anak-anak di

Sulawesi Tengah dalam bidang sarana prasarana maupun psikologis

UNICEF juga membantu anak-anak disabilitas di Sulawesi Tengah pasca

gempa yaitu dengan cara mengirimkan relawan untuk menghibur dan

mengajari anak-anak disabilitas yang sebagian mengalami disabilitas

netra, disabiltas tuli, disabilitas belajar dan lain-lain. Penyandang

disabilitas adalah salah satu kelompok paling rentan dalam situasi

bencana. Diperkirakan terdapat 1 miliar orang (atau 15% dari populasi

global) dengan disabilitas dan sebagian besar ada di negara berkembang,

di mana mereka mengalami kemiskinan ekstrem dan terkucil dari

pembangunan.75

Jika bicara perihal penurunan risiko bencana, anak-anak dengan

disabilitas seringkali terlupa dan kapasitas mereka diremehkan—mereka

dianggap lebih mungkin terkena dampak negatif dibandingkan orang tanpa

disabilitas. Upaya penurunan risiko bencana yang inklusif masih sangat

jarang terdengar. Salah satu program yang didukung oleh UNICEF

Indonesia berlangsung di lima provinsi, termasuk Sulawesi Selatan dan

Barat. Program ini menggunakan olahraga untuk memperkenalkan inklusi

74

Trauma Healing Anak-anak Korban Gempa Kemensos Gandeng LPAI, dimuat dalam

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/01/15303881/trauma-healing-anak-anak-korban-

gempa-kemensos-gandeng-lpai?page=all, diakses Tanggal 28 September 2019 Pukul 22.27 WIB. 75

Saat Semua Anak Termasuk Anak Dengan Disabilitas Siap Menghadapi Bencana,

dimuat dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/saat-semua-anak-termasuk-anak-

dengan-disabilitas-siap-menghadapi-bencana, diakses Tanggal 28 September 2019 Pukul 22.43

WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

86

dan mengubah persepsi masyarakat terhadap anak dengan disabilitas.

Melalui olahraga, anak dengan dan tanpa disabilitas belajar saling

memahami dan menghormati, menghargai upaya, kerja tim, kerendahan

hati, cita-cita, dan toleransi. Prinsipnya, melihat diri anak sebelum melihat

disabilitasnya. 76

Satu tahun setelah gempa bumi dan tsunami mematikan yang

melanda pulau Sulawesi Tengah pada bulan September 2018 lebih dari 1

juta anak dan anggota keluarga mereka telah dijangkau dengan bantuan

kemanusiaan, lebih dari 2.000 orang meninggal dunia dan 4.400 lainnya

luka parah akibat bencana tersebut. Sekitar 525.000 anak kehilangan akses

ke layanan gizi, kesehatan, dan pendidikan dasar. Dalam respon awal,

UNICEF dan para mitra mendukung pemerintah setempat dengan layanan

mendesak termasuk pelacakan keluarga untuk menyatukan kembali 49

anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka; dan dukungan psikososial

untuk lebih dari 21.000 anak-anak dan remaja yang telah mengalami

sendiri peristiwa traumatis dari bencana tersebut.

Selama beberapa bulan setelah gempa bumi, sekitar 72.000 orang

tua diberikan konseling untuk pemberian makan bayi dan anak untuk

memastikan bahwa anak-anak mereka terus mengkonsumsi nutrisi yang

sesuai; dan lebih dari 776.000 anak-anak divaksinasi campak dan rubella.

Hingga saat ini, lebih dari 450.000 orang sudah bisa mengakses air minum

yang aman dan lebih dari 320.000 orang sudah mendapat akses ke layanan

air, sanitasi dan kebersihan. Untuk membangun ketahanan dan

76 Ibid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

87

memastikan persiapan yang lebih baik untuk situasi darurat potensial di

masa depan, selama 12 bulan terakhir, pekerja sosial telah dilatih dalam

dukungan psikososial dan penelusuran keluarga; dan petugas kesehatan

telah dilatih tentang gizi untuk anak kecil dan mengelola penyakit anak.

Baru-baru ini dengan dukungan dari UNICEF, Pemerintah

melakukan penilaian keamanan sekolah pada hampir 1.200 bangunan,

hasilnya menunjukkan bahwa 135 telah dinyatakan aman. Ini berarti

bahwa masih ada cukup banyak bangunan sekolah permanen yang harus

diamankan (kategorinya mulai dari yang mengalami sedikit kerusakan

hingga rusak berat) dan masih ada ribuan anak masih belajar di ruang

belajar sementara.

Pada bulan dan tahun yang akan datang, sekolah dan rumah yang

permanen akan menjadi intervensi penting bagi semua mitra. Di samping

itu, sama pentingnya juga untuk memastikan bahwa bangunan permanen

tersebut juga memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan layanan

kesehatan yang layak serta sanitasi yang aman. Di antara upaya pemulihan

lainnya, UNICEF dan para mitra juga mendukung pemerintah untuk

memperkuat sistem infrastruktur air dan sanitasi perkotaan.77

77

Gempa Sulawesi Satu Tahun Kemudian, dimuat dalam

https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/gempa-sulawesi-satu-tahun-kemudian-lebih-

dari-1-juta-anak-dan-orang-tua-telah, diakses tanggal 29 September Pukul 09.43 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

88

Dari pemaparan diatas dapat diambil jawaban atas pertanyaan

nomor 3 dalam rumusan masalah mengenai peran UNICEF terhadap

pemulihan pendidikan di Sulawesi Tengah Indonesia pasca gempa bumi

yaitu UNICEF terlibat banyak dalam membantu anak-anak di Sulawesi

Tengah dalam pemulihan pendidikan pasca gempa bumi dari awal terjadi

gempa dengan mengirimkan bantuan darurat berupa tenda sekolah agar

anak-anak di Sulawesi Tengah masih dapat melakukan aktifitas belajar

mengajar dan mengirim buku-buku sebagai bantuan tambahan. UNICEF

juga melakukan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk

menyembuhkan trauma healing yang diderita anak-anak di Sulawesi

Tengah pasca gempa bumi yang melanda kota mereka.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. UNICEF merupakan organisasi internasional yang dibentuk oleh PBB

yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan

kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-

negara berkembang. Dengan ciri-ciri yang dimilikinya, UNICEF

merupakan organisasi internasional pemerintah yang akhirnya

menunjukkan personalitasnya dan berperan bagi perkembangan

masyarakat internasional dan khususnya hukum internasional.

2. UNICEF sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 1950an dan telah

menjalin kerjasama dengan Indonesia sudah lebih dari 60 tahun

sampai saat ini diawali dari bantuan pertama yaitu penyediaan bantuan

darurat di Lombok. Setahun bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia

untuk membantu Yogyakarta lalu berlanjut dengan membantu

pemerintah Indonesia dalam REPELITA. Dan sampai saat ini UNICEF

juga masih bekerjasama dengan Pemrintah Indonesia terutama dalam

bidang pendidikan. UNICEF bekerjasama dengan Pemerintah

Indonesia maupun pihak swasta bahkan luar negeri untuk membenahi

pendidikan di Indonesia yang masih belum merata dengan melakukan

kerjasama dalam pembenahan pendidikan agar anak-anak di Indonesia

semua mendapat pendidikan yang baik.

3. Gempa Bumi yang melanda Sulawesi Tengah 2018 menghilangkan

ribuan jiwa dan menghancurkan sektor perumahan, infrasturuktur, dan

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

90

sosial termasuk sektor pendidikan. UNICEF sebagai organisasi

internasional dalam pemberian bantuan darurat terhadap anak-anak di

daerah bencana pun langsung mengirimkan bantuan awal kepada

korban di Sulawesi Tengah berupa tenda darurat untuk belajar dan

peralatan berupa buku dan alat menulis agar anak-anak yang terkena

bencana bisa dapat belajar dan ini sangat membantu pemerintah

Indonesia. UNICEF juga bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia

dalam penanganan trauma pada anak-anak di daerah gempa dapat

belajar dengan baik dan melupakan sedikit trauma akibat gempa bumi

yang baru saja melanda kota mereka.

B. Saran

Berdasarkan sejumlah simpulan tersebut, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Keberadaan UNICEF sebagai organisasi internasional dibawah PBB, yang

merupakan organisasi internasional pemerintah diharapkan harus semakin

dilibatkan oleh masyarakat internasional dalam kerjasama-kerjasama

strategis. Dengan kedudukan UNICEF sebagai organisasi internasional

dalam bidang bantuan kemanusiaan dan kesejahteraan jangka panjang bagi

anak-anak, hal ini dapat berperan bagi perkembangan masyarakat

internasional dalam mewujudkan kesejahteraan dunia terutama untuk

mewujudkan kesejahteraan bagi anak-anak di negara berkembang.

2. Kerjasama antara UNICEF dan Pemerintah Indonesia selama ini telah

berjalan dengan baik tetapi diharapkan agar UNICEF lebih memperluas

jangkauan program kerjasama di Indonesia terutama dalam bidang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

91

pendidikan seperti memperluas jangkauan program pembangunan sekolah

merata seluruh Indonesia, memperluas program pemberian buku maupun

alat tulis secara gratis kepada seluruh anak-anak yang memerlukan

bantuan di seluruh Indonesia, dan memperluas program pengiriman

sukarelawan dalam bidang pendidikan ke kota-kota kecil di seluruh

Indonesia. Sehingga daerah-daerah di Indonesia yang masih sulit untuk

mendapatkan pendidikan dapat terbantu dengan perluasan jangkauan

program UNICEF ini sehingga pendidikan lebih merata di Indonesia

3. UNICEF seharusnya mendirikan kantor perwakilan di Sulawesi Tengah

agar dapat lebih efisien memantau proses perkembangan pendidikan di

daerah tersebut terutama pembangunan infrastruktur seperti sekolah

darurat dan mengirim sukarelawan lebih banyak lagi untuk menjangkau

anak-anak Sulawesi Tengah yang terkena gempa bumi sehingga proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan pendidikan anak-anak

tidak terhenti karena gempa bumi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

92

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adolf Huala, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika,

Jakarta, 2008

Archer Clive, International Organization, University of Aberdeen,

London, 1983

D. Sean M, Principles of International Law, USA, 2006

Iriana Bambang Djajaatmadja, Hukum Organisasi Internasional, Sinar

Grafika, Jakarta, 2007

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan

Indonesia, PT Subahtera Semesta Graphika, Jakarta, 1993

Lerroy A. Bennet, International Organization, Prentice-Hall Inc, New

Jersey, 1979

Mauna Boer , Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi dalam

Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2011

Nurjanah, dkk, Manjemen Bencana, Alfabeta, Bandung, 2002

Pareira J. Mandalangi, Segi-Segi Hukum Organisasi Internasional,

Binacipta, Bandung, 1986

Paul Van Tongereen & Derske Heenskerk, Regional Organizations and

Civil Society Organizations, UN Headquarters, New York, 2005

Ramli Soehatman, Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster

Management), Dian Rakyat, Jakarta, 2010

Setianingsih Sri Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI

Press, Jakarta, 2004

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

93

S.J. Bilgrami, International Organization, Vikers Publishing House PVT,

1977

Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009

Suryokusumo Sumaryo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press,

Jakarta, 1990

Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, PT

Alumni, Bandung, 2012

Suryokusumo Sumaryo, Hukum Organisasi Internasional, Tatanusa,

Jakarta, 2015

Sutanto Limas, Bencana Gempa dan Tsunami Nangroe Aceh Darussalam

dan Sumatera Utara, Buku Kompas, 2005

T. Rudy May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika

Aditama, Bandung, 2005

Unicef, Welcome to Unicef an Orientation Handbook, Devision of

Personal Unicef, New York, 1990

Wayan I Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional, Mander Maju,

Bandung, 2002

W. D. Bowett, The Law of International Institution, Stevenson and Son

Limited, London, 1982

Website

http://www.bca.co.id/

http://www.jeratpapua.org/

http://www.journal.unnes.ac.id/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: EMERGENCY FUND (UNICEF) TERHADAP PEMULIHAN KONDISI ...

94

http://www.kemendikbud.go.id

http://www.kemensos.go.id/

http://www.nasional.kompas.com

http://www.unicef.org/

http://wikipedia.org/

Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA