Emas Bab II

download Emas Bab II

of 21

Transcript of Emas Bab II

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    1/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Geologi Regional

    2.1.1 Morfologi

    Secara morfologi, wilayah Kabupaten Buol dapat dibagi menjadi 3 satuan

    morfologi, yaitu dataran, perbukitan dan pegunungan. (Ratman, !"#, Bahri dkk,

    !!3$

    Satuan Morfologi Dataran. Satuan morfologi ini secara dominan meliputi

    wilayah pesisir Buol %tara & 'engah dari Busak Buol & Bokat, dataran Buol &

    )omunu dan dataran yang relatif sempit di Bunobogu dan Bila. Secara umum

    morfologi ini merupakan permukiman yang sudah lama dibuka. (Ratman, !"#,

    Bahri dkk, !!3$

    Satuan Morfologi Perbukitan. Satuan morfologi ini, dengan ketinggian

    terdapat di bagian utara, yaitu di )omunu bagian utara, *eok barat, Bokat dan

    perbukitan yang memanjang dari barat ke timur, yaitu dari Bongo sampai

    )olanggato di batas timur.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    Satuan Morfologi Pegunungan. Satuan ini merupakan bagian terbesar

    morfologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Buol. Ketinggian satuan ini berkisar

    antara #++ .-++ m dpl (. )alino$. /ilayah&wilayah yang termasuk dalam

    satuan ini meliputi deret pegunungan )alino, . Bangkalang dan . 'etembu serta

    . 'entolomatinan di pegunungan 0aleleh.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    2.1.2 Pola Aliran dan Karakteristik Sungai

    Sungai&sungai di Kabupaten Buol bermuara di laut Sulawesi. Sungai&sungai

    terbesar adalah S. Buol, S. )omunu, S. Bodi dan S. 'olinggula. 0enampang

    morfologi sungai&sungai ini ber1ariasi 24 dan 2%4. 5i samping pola aliran sungai

    dominan yang berpola dendritik, juga pola&pola aliran sungai paralel, rektangular dan

    trelis dapat dianalisis berdasarkan pola morfologi pada rupabumi. (Ratman, !"#,

    Bahri dkk, !!3$

    Tinjauan Pustaka-5

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    2/21

    2.2 Stratigrafi dan itologi

    Secara regional di wilayah Kabupaten Buol terdapat terdapat pada )andala

    eologi Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan wilayah ini disusun berdasarkan umur

    dari tua ke muda sebagaii berikut. (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    a. !or"asi Tino"#o

    *itologi penyusun formasi ini berupa la1a basal, basal spilitan, la1a andesit,

    breksi gunung api, batupasir wake, batulanau, patupasir hijau, batugamping merah,

    batugamping kelabu dan batuan termetamorfosa lemah.

    5i Kabupaten Buol satuan ini terdapat di bagian selatan dengan arahmemanjang relatif timur&barat relatif pada wilayah batas dengan kabupaten lain.

    %mur formasi ini diduga 6osen&7ligosen, dengan tebal formasi lebih dari -++ m.

    (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    #. Batuan $ulkanik

    Batuan gunung api umumnya bersifat andesitik, tersebar di banyak tempat

    namun tidak meluas. %kuran kristal batuannnya umumnya halus. 8uga terdapat

    batuan lain berupa la1a, breksi andesit dan basal. Sebarannya antara lain )omunu

    bagian barat dan selatan, sebelah barat *eok dan sebelah selatan Bokat yang

    merupakan batas dengan kabupaten9propinsi lain.

    Sebaran batuan ini masih meluas ke arah barat ('olitoli$ dan menyebar luas di

    selatan (0arigi )outong$. Satuan ini diperkirakan menjemari dengan :ormasi

    'inombo. Berumur 6osen 7ligosen. (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    %. &iorit Bone

    )erupakan batuan beku menengah, terdiri dari diorit, diorit kwarsa,

    granodiorit dan andesit. 0enyebaran batuan ini relatif sempit setempat&setempat.

    0enyebaran terluas di Kabupaten Buol kurang dari #++ ha. %mur batuan

    diperkirakan )iosen ;wal sampai )iosen 'engah.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    Tinjauan Pustaka-6

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    3/21

    d. &iorit Bolio'uto

    'erdiri dari diorit dan granodiorit dan tergolong dalam jenis batuan beku

    dalam yang bersifat menengah sampai asam. 5i Kabupaten Buol batuan ini hanya

    terdapat di sekitar . 'entolomatinan sebelah selatan *okodako. %mur batuan adalah

    )iosen 'engah sampai )iosen ;tas.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    e. !or"asi &oloka(a

    *itologi terdiri dari batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat,

    tufa, tufa lapili, aglomerat, breksi 1ulkanik dan la1a yang bersifat andesit serta basal.

    0enyebaran formasi ini relatif luas, relatif memanjang dari sebelah selatan

    )omunu dan )opu ke arah ke arah timur laut sampai mencapai daerah 0aleleh.

    %mur formasi adalah )iosen 'engah )iosen ;tas. (Ratman, !"#, Bahri dkk,

    !!3$

    f. Breksi )o#udu

    )erupakan batuan 1ulkanik, terdiri dari breksi 1ulkanik, aglomerat, tufa, tufa

    lapili dan la1a yang bersifat andesit sampai basal. 0enyebarannya di bagian selatan

    Bunobogu dan wilayah yang luas sepanjang pegunungan 0eleleh ke arah timurlaut,

    yaitu . 'entolomatinan dan . Boondalo. %mur batuan diperkirakan 0liosen.

    (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    g. Molase *ele#es Sarasin dan Sarasin +, !or"asi okodidi-

    :ormasi ini terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan batulempung,

    batugamping koral, tufa, serpih hitam dan napal. Sebagian batuan ini mengeras

    lemah, terutama batugamping dan batulempung gampingan.

    Secara regional, formasi ini tersebar luas di 0ro1insi Sulawesi 'engah dan di

    wilayah Kabupaten Buol formasi ini merupakan penyusun utama wilayah Bokat,

    )omunu dan )opu. 0enyebaran setempat&setempat di Bunobogu, 'aang, 'unggulo

    dan Bungalon di pesisir pantai utara. %mur formasi ini adalah 0liosen 0leistosen.

    (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$

    Tinjauan Pustaka-7

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    4/21

    '. Batuan $ulkanik

    Batuan 1ulkanik ini berkomposisi aglomerat, tufa dan la1a yang bersifat

    andesit&basal. 0enyebarannya di Kabupaten Buol hanya setempat, yaitu di daerah

    Busak dengan luasan sekitar -+ ha. %mur batuan 0liosen&0leistosen. (Ratman,

    !"#, Bahri dkk, !!3$

    i. Batuga"(ing Teru"#u

    Batugamping koral merupakan penyusun utama satuan batuan ini.

    0enyebaran terluas terdapat di pesisir utara Buol, yaitu )onolipo, Busak, )okupo,

    *eok, Kasenangan, *amolan sampai ke bagian utara )omunu. 0enyebaran setempat&

    setempat dijumpai sepanjang pantai dari 'amilo sampai 0aleleh. %mur formasi

    0leistosen&

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    5/21

    3 0liosen&

    0leistosen

    Batuan

    ulkanik

    aglomerat, tufa dan la1a yang

    bersifat andesit&basal

    No. U"ur Satuan itologi

    = 0liosen&

    0leistosen

    :ormasi

    )olase

    Sulawesi

    konglomerat, batupasir, batulanau

    dan batulempung, batugamping

    koral, tufa, serpih hitam dan napal

    - 0liosen Breksi

    /obudu

    breksi 1ulkanik, aglomerat, tufa,

    tufa lapili dan la1a yang bersifat

    andesit sampai basal

    # )iosen

    'engah&)iosen ;tas

    :ormasi

    5olokapa

    batupasir wake, batulanau,

    batulumpur, konglomerat, tufa, tufalapili, aglomerat, breksi 1ulkanik

    dan la1a yang bersifat andesit serta

    basal

    " )iosen

    'engah&

    )iosen ;tas

    5iorit

    Boliohuto

    diorit dan granodiorit

    > )iosen ;wal&

    )iosen'engah

    5iorit Bone diorit, diorit kwarsa, granodiorit dan

    andesit

    ! 6osen&

    7ligosen

    Batuan

    ulkanik

    'ufa, breksi, la1a andesit dan basal

    + 6osen&

    7ligosen

    :ormasi

    'inombo

    la1a basal, basal spilitan, la1a

    andesit, breksi gunung api, batupasir

    wake, batulanau, patupasir hijau,

    batugamping merah, batugamping

    kelabu dan batuan termetamorfosa

    lemah

    Tinjauan Pustaka-9

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    6/21

    Ga"#ar 2.1 Kolo" Korelasi Batuan &aera' Ka#u(aten Buol +&ista"#en #uol

    2717-

    2.6 Struktur Geologi

    Secara regional, wilayah Buol termasuk dalam )andala eologi Sulawesi

    Barat. 5ari sisi kompleksitas struktur geologi, wilayah Buol bagian timur relatif lebih

    terpengaruh secara tektonik dibanding bagian baratnya. 5i bagian timur, sesar&sesar

    1ertikal dengan arah utama yaitu tenggara&baratlaut dan timurlaut&baratdaya.

    (5istamben buol, ++$

    5i samping itu juga terdapat sesar geser de?tral di 0egunungan 0aleleh dan

    .'entolomatinan. ;dapun bagian timur Buol gejala struktur relatif tidak dominan,

    Tinjauan Pustaka-10

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    7/21

    hanya terdapat struktur utama yaitu sesar sungkup di barat )omuno dan sesar

    1ertikal di sebelah barat *eok. Struktur geologi lainnya yang dijumpai adalah lipatan

    antiklin dan kekar&kekar yang banyak terjadi pada seluruh formasi batuan.

    (5istamben buol, ++$.

    ambar . Simplified geological map of Bulagidun district and prospect locations

    (modified after 0' @ewcrest @usa Sulawesi, !!!$

    2.8 Metode Geolistrik

    )etoda geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metoda geofisika yang

    mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di

    permukaan bumi. (Sumber A 'elford, et al., !!+$. )etoda ini didasarkan pada

    pemikiran bahwa bumi bersifat elektris, sehingga persoalannya mencangkup tentang

    elektrisitas dari batuan dan mineral di dalam bumi yang memiliki sifat berbeda&beda

    dalam menghantarkan arus listrik yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu A

    Kandungan mineral, elektrolit padat, dan air, serta perbedaan tekstur, porositas,

    permeabilitas, dan temperatur. Besaran fisik yang mendasari metoda geolistrik

    tahanan jenis ini, adalah nilai tahanan jenis dari batuan di bawah permukaan, dimana

    sumbernya mempergunakan arus secara searah atau bolak&balik berfrekuensi rendah.

    )etoda geolistrik tahanan jenis ini dapat dibagi menjadi dua macam metodapengukuran, yaitu A

    Tinjauan Pustaka-11

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    8/21

    . Metoda tahanan jenis mapping A Bertujuan untuk mempelajari 1ariasi tahanan

    jenis lapisan bawah permukaan secara horisontal, dimana konfigurasi yang

    dipergunakan di setiap titik pengukuran harus sama, sehingga dapat dibuat kontur

    isoresisti1itasnya.

    . Metoda tahanan jenis soundingA Bertujuan untuk mempelajari 1ariasi batuan di

    bawah permukaan bumi secara 1ertikal yang dapat dilakukan dengan mengubah&

    ubah jarak elektroda.

    Berdasarkan pengaturan&pengaturan jarak elektroda dan parameter yang di ukur,

    metoda tahanan jenis ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu A

    . Konfigurasi Sh!um"erger A Bertujuan mencatat gradien potensial antara duaelektroda pengukur yang berjarak jauh, sehingga nilai tahanan jenisnya di dapat

    dengan cara sebagai berikut A

    ( )#

    $mr

    ma

    =

    dimana A )@9 m

    ;B9 r ; ) @ B

    K

    ( )

    mr

    m

    . Konfigurasi %enner A Bertujuan mencatat perbedaan potensial antara dua

    elektroda pengukur yang berjarak jauh, sehingga nilai tahanan jenisnya di dapat

    dengan cara sebagai berikut A

    #

    $aa

    =

    Tinjauan Pustaka-1&

    r m

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    9/21

    dimana A ;) )@ B@ a ; ) @ B

    Ka,

    a a a

    3. Konfigurasi 'ipo!e-dipo!eA Bertujuan mencatat kelengkungan fungsi potensial

    dengan menggunakan elektroda arus maupun elektroda potensial, sehingga nilai

    tahanan jenisnya di dapat dengan cara sebagai berikut A

    ( ) ( )#

    $nnnaa

    ++=

    5imana A K ( ) ( ), ++ nnna

    ;) a C na r ; B ) @

    B) na r

    ;@ a C na a(nC$ r3 a na a

    B@ na C a a(nC$ r=

    )etoda Dnduced 0olariEation (0olarisasi 'erimbas$ merupakan salah satu

    metoda geolistrik, dimana prinsip pengukurannya sama dengan pada pengukuran

    'ahanan 8enis, yaitu menggunakan suatu sumber tetap (transmitter$ dan alat

    pengukur potensial (reei(er$. 0ada transmitterterdiri dari dua sistem, yaitu sumber

    arus tetap yang berasal dari ;FF% atau enerator dan sistem untuk s)ithing

    menggunakan power transistor yang dijalankan oleh suatu pengukur waktu. ;rus

    yang dikirim oleh transmitter berupa pulsa arus yang berbentuk persegi empat

    dengan pemilihan waktu yang ditentukan setiap kali polaritasnya berubah&ubah. 7leh

    reei(er, potensial yang diukur adalah sebagai fungsi dari waktu atau dengan

    melakukan integrasi daripada seluruh arus. (Sumber A 'elford, et al., !!+$

    6fek D0 semula dialami dalam pengukuran 'ahanan 8enis, dimana arus yang

    diberikan oleh transmitter, maka potensialnya mengikuti bentuk. ejala transienyang diamati pada potensial menunjukkan adanya efek polarisasi, dimana pada

    Tinjauan Pustaka-1*

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    10/21

    waktu pengisian mula&mula potensial mencapai suatu ketinggian tertentu, kemudian

    kenaikan selanjutnya berjalan perlahan&lahan. Begitu pula pada saat disharge

    potensial mula&mula menurun dengan cepat, kemudian secara perlahan&lahan menuju

    ke nol. 6fek D0 ini dapat ditentukan dengan menggunakan Fhargeability atau A

    S$

    $M

    =

    =

    :enomena D0 ini juga dapat ditelaah apabila kita menggunakan arus dengan

    berbagai periodik. )isalnya dengan amplitudo arus D dan frekuensi f, maka

    potensialnya yang diperoleh amplitudonya , bila frekuensi f amplitudonya ,

    maka efek D0 dengan pengukuran ini dapat dipandang sebagai+re,uen .ffetatau A

    :6

    ,

    $

    $$

    0engukuran efek D0 melalui pengukuran /hargea"i!it()$ dengan menggunakangejala transien disebut pengukuran D0 dalam Time 'omain sedangkan pengukuran

    dengan arus dengan berbagai frekuensi disebut pengukuran D0 dalam +re,uen

    'omain.

    Tinjauan Pustaka-1

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    11/21

    ambar .3 /hargea"i!itbeberapa litologi batuan. (Sumber A 'elford, et al., !!+$

    2.9 :"as

    6mas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol ;u

    (bahasa *atinA GaurumG$ dan nomor atom "!. Sebuah logam transisi (tri1alen dan

    uni1alen$ yang lembek, mengkilap, kuning, berat, HmalleableH, dan HductileH. 6mas

    tidak bereaksi dengan Eat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aIua

    regia. *ogam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di

    deposit allu1ial dan salah satu logam coinage. Kode DS7nya adalah J;%. 6mas

    melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar +++ derajat celcius.

    6mas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannyaberkisar antara ,- 3 (skala )ohs$, serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan

    kandungan logam lain yang berpadu dengannya. )ineral pembawa emas biasanya

    berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals$. )ineral ikutan tersebut

    umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non

    logam. )ineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah

    teroksidasi (Sukandarrumidi, ++=$. )ineral pembawa emas terdiri dari emas nati1,

    elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur&unsurbelerang, antimon, dan selenium. 6lektrum sebenarnya jenis lain dari emas nati1,

    hanya kandungan perak di dalamnya+L. 6mas terbentuk dari proses magmatisme

    atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses

    metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara

    mekanis menghasilkan endapan letakan (placer$. enesa emas dikatagorikan menjadi

    dua yaituA

    a. 6ndapan primer.

    #. 6ndapan placer

    2.9.1 Proses Pe"#entukan :nda(an Mineral Pri"er

    0embentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi

    lima jenis endapan, yaitu A

    . :ase )agmatik Fair

    . :ase 0egmatitil

    Tinjauan Pustaka-15

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    12/21

    3. :ase 0neumatolitik

    =. :ase

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    13/21

    tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. )ineral

    placer terpenting adalah 0t, ;u, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, Eirkon, intan,

    garnet, tantalum, rutil, dsb (). 61ans (!!3$$. 6ndapan placer, yang terbentuk

    sebagai hasil akumulasi proses& proses sedimentasi yang menghasilkan konsentrasi

    mineral&mineral berat. )ineral&mineral berat yang terkonsentrasi terpisah dari

    batuan induknya karenamemiliki density yang tinggi, resisten terhadap pelapukan

    kimia dan fisika.(/arren, 8.K.(++#$$

    2.9.6 !aktor (engontrol enda(an (la%er

    ;dapun yang menjadi factor pengontrol dari endapan placer yakni A

    (sumber A /arren, 8.K.(++#$$

    a. Resisten terhadap pelapukan secara kimia (tidak mengalami penguraian

    (dekomposisi$ komposisi kimia$.

    b. Ketahanan terhadap pelapukan secara mekanis (:isik$ A tidak mengalami

    kerusakan secara fisik$

    c. Konsentrasi gra1itasi secara alamiah (perbedaan berat jenis$A memungkinkan

    pengendapan kembali untuk mencapai konsentrasi yang ekonomis.

    d. )edia transportasi (padat, air, gas9udara$ sebagai media utama.e. 0erangkap atau lingkungan pengendapannya.

    2.9.8 Klasifikasi :nda(an Pla%er

    Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat

    dibagi menjadi A (Sumber ARobb (++-$$

    1. Residual (la%ers

    6ndapan ini terbentuk9terakumulasi tepat di atas batuan asal, misA %rat&

    urat91ein emas atau assiterite. 'erbentuk akibat penguraian dan penghancuran

    secara kimiawi. :ragmen batuan yang lebih ringan dan mudah larut akan

    tertransportasi.

    5apat dijumpai bergradasi kebawah permukaan sampai pada 1ein&1ein yang

    terlapukkan. (Sumber ARobb (++-$$

    6ndapan placer residual ini terbentuk pada morfologi yang relatif datar. 0ada

    topografi yang miring terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual$

    Tinjauan Pustaka-17

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    14/21

    sehingga membentuk endapan placer elu1ial (collo1ial$. Residual placers yang

    terbentuk di atas carbonatites merupakan penghasil apatit, )isA 8acupiranga, BrasilM

    %ganda, dsb.

    6ndapan ini merupakan sumber (potensial sumber$ dari niobium, Eircon,

    baddeleyite, magnetite dan mineral berat lainnya. 6ndapan residual placers ini

    umumnya terbentuk pada carbonatites yang juga bersifat subekonomik.

    2. :lu/ial (la%ers

    6ndapan ini merupakan akumulasi mineral&mineral yang

    terbentuk9terakumulasi di lereng&lereng bukit yang dekat dengan batuan

    asal9sumber. )ineral&mineral berat akan terakumulasi, sedangkan mineral& mineral

    ringan (tidak resisten$ akan melarut dan tersapu menuruni lereng oleh air hujan

    ataupun tertiup angin. %ntuk dapat terendapkan9terakumulasi endapan yang ekonomis

    dibutuhkan batuan sumber9asal yang kaya.

    0ada beberapa wilayah, endapan elu1ial placers ekonomis dijumpai

    terakumulsi pada kantong&kantong (pockets$ yang terdapat pada permukaan bedrock,

    misA cassiterite yang dijumpai pada sinkholes dan potholes pada marmer di

    )alaysia.

    ambar .= )odel 6ndapan Residual dan 6ndapan 0lacer

    6. Strea" atau allu/ial (la%ers

    Tinjauan Pustaka-18

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    15/21

    6ndapan placer alu1ial merupakan endapan yang sangat penting untuk emas

    dan intan. :raksi ukuran butir pada mineral&mineral berat relatif lebih halus daripada

    minera&mineral ringan. )ineral&mineral berat akan terkonsentrasi pada lokasi

    dimana terjadi suatu gangguan pada aliran (irregu!ar f!o)$ atau pengurangan energi

    seperti pada natura! riff!e, lubang pada dasar air terjun, pada tubrukan arus sungai,

    meander sungai, dsb. 0roduksi timah terbesar didunia utamanya berasal dari tipe

    endapan ini. 0enghasil timah yang berasal dari stream9allu1ial placers antara lain

    Brasil, Dndonesia dan )alaysia.

    ambar .- @atural riffle

    ambar .# 0ada 0ertemuan ;rus Sungai

    Tinjauan Pustaka-19

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    16/21

    ambar ." 0ada )eander Sungai

    ambar .> *ubang (perangkap$9potho!es di dasar sungai9air terjun

    8. Bea%' (la%ers

    6ndapan pantai, endapan yang ekonomis akan terkonsentrasi di sepanjang

    garis pantai atau pada muara sungai, atau re)orking pada endapan yang lebih tua.

    0ergerakan muka air laut dan ombak memegang peranan penting. Sedangkan

    endapan lepas pantai merupakan kemenerusan dari endapan&endapan pantai, dimana

    keberdaan arus bawah menjadi penentu utama. )ineral&mineral penting yang banyak

    Tinjauan Pustaka-&0

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    17/21

    dijumpai sebagai endapan beach placersA cassiterite, diamond, gold, ilmenite,

    magnetite, monaEite (pembawa R66$, rutile, ?enotime dan Eircon.

    9. ;ffs'ore (la%ers

    6ndapan ini terdapat pada paparan kontinen (ontinenta! she!f$, umumnya

    berjarakbeberapa kilometer daripantai.

    6ndapan ini utamanya terbentuk dari submergence endapan allu1ial dan9atau

    "eah p!aers (dro)ned p!aers$.FontohA 6ndapan timah di Dndonesia.

    ambar .! Sketsa endapan pantai dan lepas pantai

    5. Aeolian (la%er

    6ndapan ini terbentuk oleh reworking endapan "eah p!aers oleh angin.

    FontohA 6ndapan titanomegnetite iron sand pada @orth Dsland, @ew Nealand. Bukit&

    bukit pasir di pantai (oasta! dunes$ yang terbentuk oleh angin mempunyai 1olume

    yang besar dan homogenitas, sehingga pada bukit&bukit tsb yang mengandung

    mineral berat dapat bersifat ekonomis walaupun pada kadar rendah.

    'abel . Klasifikasi endapan placer

    Tinjauan Pustaka-&1

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    18/21

    Asal +Su"#er- Kelas

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    19/21

    5alam sistem distributed switching , switching yang sebenarnya terjadi pada

    setiap elektroda . 5alam instrumen terdapat elektroda yang menjadi elektroda arus

    dan yang akan menjadi potensial . Keuntungannya adalah kabel terhubung dengan

    semua elektroda , hanya perlu memiliki dua lead untuk sinyal ke elektroda , dua

    untuk elektroda arus , dan satu untuk elektroda potensial . 5alam sistem distributed

    switching terdapat deteksi elektronik dan switching sirkuit yang dirubah menjadi

    take out khusus sepanjang kabel . 8enis kabel ini juga disebut sebagai sistem

    elektroda aktif (dual&mode $.(eosciences,++#$

    5alam sistem center switching, elektroda switching biasanya terjadi pada

    instrumen . %ntuk metode ini , ada satu lead untuk setiap elektroda terhubung ke unit

    switching center ( Switch Bo? $. Sistem switching center menggunakan kabel yang

    mirip dengan kabel jenis seismik tapi dengan spesifikasi listrik yang berbeda . 8enis

    kabel ini disebut sistem elektroda pasif .(eosciences,++#$

    SuperSting dapat menggunakan kedua sistem switching yang distributed dan

    center secara terpisah atau bersamaan. Dnstrumen SuperSting dirancang untuk

    pencitraan resisti1itas bawah permukaan , menggunakan kabel elektroda aktif dengan

    elektroda dual mode otomatis atau menggunakan switch bo? dan kabel elektroda

    pasif untuk pencitraan resisti1itas . )odel SuperSting tersedia dengan built &in

    elektroda switching. SuperSting juga dapat digunakan sebagai instrumen standar

    resisti1itas 9 D0 9 S0 untuk profiling dan sounding ( 6S $ menggunakan secara

    manual dengan empat kabel dan empat elektroda .(eosciences,++#$

    2.= Siste" S0it%' #o>

    SuperSting juga dapat digunakan dengan kabel multielectrode pasif danpenghubung elektroda switch bo?.(eosciences,++#$

    Switch Bo? adalah sistem switching center, karena switching elektroda

    sebenarnya terjadi di lokasi pusat . Setiap sistem elektroda memiliki lead tertentu

    yang menghubungkan ke switch bo? yang memberikan sebuah relay switch tertentu

    yang mewakili sebuah elektroda tertentu juga . Switch bo? dapat mengalihakan

    elektroda apapun untuk setiap fungsi , ; , B , ) atau @.(eosciences,++#$

    Tinjauan Pustaka-&*

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    20/21

    2.3 Mode dasar Su(erstring R=9D0 )ode otomatis untuk

    profil dan pencitraan resisti1itas multielectrode 9 D0 9 S0

    . )ode 7tomatis dengan kabel multielektroda aktif ( dual&mode$ atau pasif. 5alam

    mode ini alat supersting R>9D0 dapat melakukan pembacaan hingga > injeksi arus.

    )ode otomatis digunakan untuk secara otomatis merekam data resisti1itas ,

    D0 atau S0 menggunakan file perintah yang sudah terprogram dan kabel multi&

    elektroda otomatis aktif atau pasif . Sistem SuperSting digunakan untuk

    mengumpulkan data resisti1itas 9 D0 atau S0 dalam jumlah banyak.

    2.17 Standart Kea"anan

    Karena metode geofisika tahanan jenis menggunakan arus listrik yang

    ditransmisikan ke dalam tanah , maka perlu menggunakan sumber listrik yang

    diinjeksikan ke tanah dengan energi (menggunakan transmitter SuperSting internal

    hingga hingga =++ dan jika menggunakan transmitter eksternal 0owerSting

    hingga 3+++ $ . 7leh karena itu mutlak diperlukan bahwa lintasan sur1ei dengan

    elektroda dan konektor dipantau selama sur1ei sehingga orang , anak&anak dan

    hewan tidak menyentuh elektroda (eosciences,++#$

    ;dapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengoperasikan alat yaitu A

    . 8angan dioprasikan ketika terdapat petir atau kilat. Dnstrumen mengandung

    susunan sirkuit elektronik FS)7 yang sangat sensiti1e terhadap kilat atau petir.. 8angan menggunakan sumber listrik dari accu yang masih tersambung dengan

    kendaraan ( mobil, truk, bis, dll$. 0eralatan tersebut dapat mengakibatkan

    kerusakan yang berat pada alat supersting

    3. )engecek keadaan seluruh kabel konektor, jika kabel konektor terkelupas maka

    akan berbahaya bagi pengguna alat tersebut.

    =. )enggunakan sepatu berbahan rubber (isolator$ ketika melakukan setting pada

    alat.

    -. 8angan mengoperasikan alat sendirian.

    Tinjauan Pustaka-&

  • 7/25/2019 Emas Bab II

    21/21

    #. . Kabel adaptor daya untuk baterai boost

    !. Kabel SSR> 8umper meter, dihubungkan dengan kabel aktif mode ( dual mode$

    switch bo? atau test bo? ke SuperSting

    +. Kabel 'est untukh test the electrode switches

    . Kit of fuses comprisingA one + ;mp, ?9=4, one ;mp -+ -?+ mm and

    one .- ;mp -+ -?+ mm fuses

    . ;llen wrench, !9#=H

    3. SuperSting ;dministrator, utility software

    =. Dnstruction manual

    -. %SB&Serial adapter O Keyspan %S;&!