Emas Bab II
-
Upload
cemhyl-condipts -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of Emas Bab II
-
7/25/2019 Emas Bab II
1/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geologi Regional
2.1.1 Morfologi
Secara morfologi, wilayah Kabupaten Buol dapat dibagi menjadi 3 satuan
morfologi, yaitu dataran, perbukitan dan pegunungan. (Ratman, !"#, Bahri dkk,
!!3$
Satuan Morfologi Dataran. Satuan morfologi ini secara dominan meliputi
wilayah pesisir Buol %tara & 'engah dari Busak Buol & Bokat, dataran Buol &
)omunu dan dataran yang relatif sempit di Bunobogu dan Bila. Secara umum
morfologi ini merupakan permukiman yang sudah lama dibuka. (Ratman, !"#,
Bahri dkk, !!3$
Satuan Morfologi Perbukitan. Satuan morfologi ini, dengan ketinggian
terdapat di bagian utara, yaitu di )omunu bagian utara, *eok barat, Bokat dan
perbukitan yang memanjang dari barat ke timur, yaitu dari Bongo sampai
)olanggato di batas timur.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
Satuan Morfologi Pegunungan. Satuan ini merupakan bagian terbesar
morfologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Buol. Ketinggian satuan ini berkisar
antara #++ .-++ m dpl (. )alino$. /ilayah&wilayah yang termasuk dalam
satuan ini meliputi deret pegunungan )alino, . Bangkalang dan . 'etembu serta
. 'entolomatinan di pegunungan 0aleleh.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
2.1.2 Pola Aliran dan Karakteristik Sungai
Sungai&sungai di Kabupaten Buol bermuara di laut Sulawesi. Sungai&sungai
terbesar adalah S. Buol, S. )omunu, S. Bodi dan S. 'olinggula. 0enampang
morfologi sungai&sungai ini ber1ariasi 24 dan 2%4. 5i samping pola aliran sungai
dominan yang berpola dendritik, juga pola&pola aliran sungai paralel, rektangular dan
trelis dapat dianalisis berdasarkan pola morfologi pada rupabumi. (Ratman, !"#,
Bahri dkk, !!3$
Tinjauan Pustaka-5
-
7/25/2019 Emas Bab II
2/21
2.2 Stratigrafi dan itologi
Secara regional di wilayah Kabupaten Buol terdapat terdapat pada )andala
eologi Sulawesi Barat. Stratigrafi batuan wilayah ini disusun berdasarkan umur
dari tua ke muda sebagaii berikut. (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
a. !or"asi Tino"#o
*itologi penyusun formasi ini berupa la1a basal, basal spilitan, la1a andesit,
breksi gunung api, batupasir wake, batulanau, patupasir hijau, batugamping merah,
batugamping kelabu dan batuan termetamorfosa lemah.
5i Kabupaten Buol satuan ini terdapat di bagian selatan dengan arahmemanjang relatif timur&barat relatif pada wilayah batas dengan kabupaten lain.
%mur formasi ini diduga 6osen&7ligosen, dengan tebal formasi lebih dari -++ m.
(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
#. Batuan $ulkanik
Batuan gunung api umumnya bersifat andesitik, tersebar di banyak tempat
namun tidak meluas. %kuran kristal batuannnya umumnya halus. 8uga terdapat
batuan lain berupa la1a, breksi andesit dan basal. Sebarannya antara lain )omunu
bagian barat dan selatan, sebelah barat *eok dan sebelah selatan Bokat yang
merupakan batas dengan kabupaten9propinsi lain.
Sebaran batuan ini masih meluas ke arah barat ('olitoli$ dan menyebar luas di
selatan (0arigi )outong$. Satuan ini diperkirakan menjemari dengan :ormasi
'inombo. Berumur 6osen 7ligosen. (Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
%. &iorit Bone
)erupakan batuan beku menengah, terdiri dari diorit, diorit kwarsa,
granodiorit dan andesit. 0enyebaran batuan ini relatif sempit setempat&setempat.
0enyebaran terluas di Kabupaten Buol kurang dari #++ ha. %mur batuan
diperkirakan )iosen ;wal sampai )iosen 'engah.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
Tinjauan Pustaka-6
-
7/25/2019 Emas Bab II
3/21
d. &iorit Bolio'uto
'erdiri dari diorit dan granodiorit dan tergolong dalam jenis batuan beku
dalam yang bersifat menengah sampai asam. 5i Kabupaten Buol batuan ini hanya
terdapat di sekitar . 'entolomatinan sebelah selatan *okodako. %mur batuan adalah
)iosen 'engah sampai )iosen ;tas.(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
e. !or"asi &oloka(a
*itologi terdiri dari batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat,
tufa, tufa lapili, aglomerat, breksi 1ulkanik dan la1a yang bersifat andesit serta basal.
0enyebaran formasi ini relatif luas, relatif memanjang dari sebelah selatan
)omunu dan )opu ke arah ke arah timur laut sampai mencapai daerah 0aleleh.
%mur formasi adalah )iosen 'engah )iosen ;tas. (Ratman, !"#, Bahri dkk,
!!3$
f. Breksi )o#udu
)erupakan batuan 1ulkanik, terdiri dari breksi 1ulkanik, aglomerat, tufa, tufa
lapili dan la1a yang bersifat andesit sampai basal. 0enyebarannya di bagian selatan
Bunobogu dan wilayah yang luas sepanjang pegunungan 0eleleh ke arah timurlaut,
yaitu . 'entolomatinan dan . Boondalo. %mur batuan diperkirakan 0liosen.
(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
g. Molase *ele#es Sarasin dan Sarasin +, !or"asi okodidi-
:ormasi ini terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan batulempung,
batugamping koral, tufa, serpih hitam dan napal. Sebagian batuan ini mengeras
lemah, terutama batugamping dan batulempung gampingan.
Secara regional, formasi ini tersebar luas di 0ro1insi Sulawesi 'engah dan di
wilayah Kabupaten Buol formasi ini merupakan penyusun utama wilayah Bokat,
)omunu dan )opu. 0enyebaran setempat&setempat di Bunobogu, 'aang, 'unggulo
dan Bungalon di pesisir pantai utara. %mur formasi ini adalah 0liosen 0leistosen.
(Ratman, !"#, Bahri dkk, !!3$
Tinjauan Pustaka-7
-
7/25/2019 Emas Bab II
4/21
'. Batuan $ulkanik
Batuan 1ulkanik ini berkomposisi aglomerat, tufa dan la1a yang bersifat
andesit&basal. 0enyebarannya di Kabupaten Buol hanya setempat, yaitu di daerah
Busak dengan luasan sekitar -+ ha. %mur batuan 0liosen&0leistosen. (Ratman,
!"#, Bahri dkk, !!3$
i. Batuga"(ing Teru"#u
Batugamping koral merupakan penyusun utama satuan batuan ini.
0enyebaran terluas terdapat di pesisir utara Buol, yaitu )onolipo, Busak, )okupo,
*eok, Kasenangan, *amolan sampai ke bagian utara )omunu. 0enyebaran setempat&
setempat dijumpai sepanjang pantai dari 'amilo sampai 0aleleh. %mur formasi
0leistosen&
-
7/25/2019 Emas Bab II
5/21
3 0liosen&
0leistosen
Batuan
ulkanik
aglomerat, tufa dan la1a yang
bersifat andesit&basal
No. U"ur Satuan itologi
= 0liosen&
0leistosen
:ormasi
)olase
Sulawesi
konglomerat, batupasir, batulanau
dan batulempung, batugamping
koral, tufa, serpih hitam dan napal
- 0liosen Breksi
/obudu
breksi 1ulkanik, aglomerat, tufa,
tufa lapili dan la1a yang bersifat
andesit sampai basal
# )iosen
'engah&)iosen ;tas
:ormasi
5olokapa
batupasir wake, batulanau,
batulumpur, konglomerat, tufa, tufalapili, aglomerat, breksi 1ulkanik
dan la1a yang bersifat andesit serta
basal
" )iosen
'engah&
)iosen ;tas
5iorit
Boliohuto
diorit dan granodiorit
> )iosen ;wal&
)iosen'engah
5iorit Bone diorit, diorit kwarsa, granodiorit dan
andesit
! 6osen&
7ligosen
Batuan
ulkanik
'ufa, breksi, la1a andesit dan basal
+ 6osen&
7ligosen
:ormasi
'inombo
la1a basal, basal spilitan, la1a
andesit, breksi gunung api, batupasir
wake, batulanau, patupasir hijau,
batugamping merah, batugamping
kelabu dan batuan termetamorfosa
lemah
Tinjauan Pustaka-9
-
7/25/2019 Emas Bab II
6/21
Ga"#ar 2.1 Kolo" Korelasi Batuan &aera' Ka#u(aten Buol +&ista"#en #uol
2717-
2.6 Struktur Geologi
Secara regional, wilayah Buol termasuk dalam )andala eologi Sulawesi
Barat. 5ari sisi kompleksitas struktur geologi, wilayah Buol bagian timur relatif lebih
terpengaruh secara tektonik dibanding bagian baratnya. 5i bagian timur, sesar&sesar
1ertikal dengan arah utama yaitu tenggara&baratlaut dan timurlaut&baratdaya.
(5istamben buol, ++$
5i samping itu juga terdapat sesar geser de?tral di 0egunungan 0aleleh dan
.'entolomatinan. ;dapun bagian timur Buol gejala struktur relatif tidak dominan,
Tinjauan Pustaka-10
-
7/25/2019 Emas Bab II
7/21
hanya terdapat struktur utama yaitu sesar sungkup di barat )omuno dan sesar
1ertikal di sebelah barat *eok. Struktur geologi lainnya yang dijumpai adalah lipatan
antiklin dan kekar&kekar yang banyak terjadi pada seluruh formasi batuan.
(5istamben buol, ++$.
ambar . Simplified geological map of Bulagidun district and prospect locations
(modified after 0' @ewcrest @usa Sulawesi, !!!$
2.8 Metode Geolistrik
)etoda geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metoda geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di
permukaan bumi. (Sumber A 'elford, et al., !!+$. )etoda ini didasarkan pada
pemikiran bahwa bumi bersifat elektris, sehingga persoalannya mencangkup tentang
elektrisitas dari batuan dan mineral di dalam bumi yang memiliki sifat berbeda&beda
dalam menghantarkan arus listrik yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu A
Kandungan mineral, elektrolit padat, dan air, serta perbedaan tekstur, porositas,
permeabilitas, dan temperatur. Besaran fisik yang mendasari metoda geolistrik
tahanan jenis ini, adalah nilai tahanan jenis dari batuan di bawah permukaan, dimana
sumbernya mempergunakan arus secara searah atau bolak&balik berfrekuensi rendah.
)etoda geolistrik tahanan jenis ini dapat dibagi menjadi dua macam metodapengukuran, yaitu A
Tinjauan Pustaka-11
-
7/25/2019 Emas Bab II
8/21
. Metoda tahanan jenis mapping A Bertujuan untuk mempelajari 1ariasi tahanan
jenis lapisan bawah permukaan secara horisontal, dimana konfigurasi yang
dipergunakan di setiap titik pengukuran harus sama, sehingga dapat dibuat kontur
isoresisti1itasnya.
. Metoda tahanan jenis soundingA Bertujuan untuk mempelajari 1ariasi batuan di
bawah permukaan bumi secara 1ertikal yang dapat dilakukan dengan mengubah&
ubah jarak elektroda.
Berdasarkan pengaturan&pengaturan jarak elektroda dan parameter yang di ukur,
metoda tahanan jenis ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu A
. Konfigurasi Sh!um"erger A Bertujuan mencatat gradien potensial antara duaelektroda pengukur yang berjarak jauh, sehingga nilai tahanan jenisnya di dapat
dengan cara sebagai berikut A
( )#
$mr
ma
=
dimana A )@9 m
;B9 r ; ) @ B
K
( )
mr
m
. Konfigurasi %enner A Bertujuan mencatat perbedaan potensial antara dua
elektroda pengukur yang berjarak jauh, sehingga nilai tahanan jenisnya di dapat
dengan cara sebagai berikut A
#
$aa
=
Tinjauan Pustaka-1&
r m
-
7/25/2019 Emas Bab II
9/21
dimana A ;) )@ B@ a ; ) @ B
Ka,
a a a
3. Konfigurasi 'ipo!e-dipo!eA Bertujuan mencatat kelengkungan fungsi potensial
dengan menggunakan elektroda arus maupun elektroda potensial, sehingga nilai
tahanan jenisnya di dapat dengan cara sebagai berikut A
( ) ( )#
$nnnaa
++=
5imana A K ( ) ( ), ++ nnna
;) a C na r ; B ) @
B) na r
;@ a C na a(nC$ r3 a na a
B@ na C a a(nC$ r=
)etoda Dnduced 0olariEation (0olarisasi 'erimbas$ merupakan salah satu
metoda geolistrik, dimana prinsip pengukurannya sama dengan pada pengukuran
'ahanan 8enis, yaitu menggunakan suatu sumber tetap (transmitter$ dan alat
pengukur potensial (reei(er$. 0ada transmitterterdiri dari dua sistem, yaitu sumber
arus tetap yang berasal dari ;FF% atau enerator dan sistem untuk s)ithing
menggunakan power transistor yang dijalankan oleh suatu pengukur waktu. ;rus
yang dikirim oleh transmitter berupa pulsa arus yang berbentuk persegi empat
dengan pemilihan waktu yang ditentukan setiap kali polaritasnya berubah&ubah. 7leh
reei(er, potensial yang diukur adalah sebagai fungsi dari waktu atau dengan
melakukan integrasi daripada seluruh arus. (Sumber A 'elford, et al., !!+$
6fek D0 semula dialami dalam pengukuran 'ahanan 8enis, dimana arus yang
diberikan oleh transmitter, maka potensialnya mengikuti bentuk. ejala transienyang diamati pada potensial menunjukkan adanya efek polarisasi, dimana pada
Tinjauan Pustaka-1*
-
7/25/2019 Emas Bab II
10/21
waktu pengisian mula&mula potensial mencapai suatu ketinggian tertentu, kemudian
kenaikan selanjutnya berjalan perlahan&lahan. Begitu pula pada saat disharge
potensial mula&mula menurun dengan cepat, kemudian secara perlahan&lahan menuju
ke nol. 6fek D0 ini dapat ditentukan dengan menggunakan Fhargeability atau A
S$
$M
=
=
:enomena D0 ini juga dapat ditelaah apabila kita menggunakan arus dengan
berbagai periodik. )isalnya dengan amplitudo arus D dan frekuensi f, maka
potensialnya yang diperoleh amplitudonya , bila frekuensi f amplitudonya ,
maka efek D0 dengan pengukuran ini dapat dipandang sebagai+re,uen .ffetatau A
:6
,
$
$$
0engukuran efek D0 melalui pengukuran /hargea"i!it()$ dengan menggunakangejala transien disebut pengukuran D0 dalam Time 'omain sedangkan pengukuran
dengan arus dengan berbagai frekuensi disebut pengukuran D0 dalam +re,uen
'omain.
Tinjauan Pustaka-1
-
7/25/2019 Emas Bab II
11/21
ambar .3 /hargea"i!itbeberapa litologi batuan. (Sumber A 'elford, et al., !!+$
2.9 :"as
6mas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol ;u
(bahasa *atinA GaurumG$ dan nomor atom "!. Sebuah logam transisi (tri1alen dan
uni1alen$ yang lembek, mengkilap, kuning, berat, HmalleableH, dan HductileH. 6mas
tidak bereaksi dengan Eat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aIua
regia. *ogam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit allu1ial dan salah satu logam coinage. Kode DS7nya adalah J;%. 6mas
melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar +++ derajat celcius.
6mas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannyaberkisar antara ,- 3 (skala )ohs$, serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. )ineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals$. )ineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non
logam. )ineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi (Sukandarrumidi, ++=$. )ineral pembawa emas terdiri dari emas nati1,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur&unsurbelerang, antimon, dan selenium. 6lektrum sebenarnya jenis lain dari emas nati1,
hanya kandungan perak di dalamnya+L. 6mas terbentuk dari proses magmatisme
atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara
mekanis menghasilkan endapan letakan (placer$. enesa emas dikatagorikan menjadi
dua yaituA
a. 6ndapan primer.
#. 6ndapan placer
2.9.1 Proses Pe"#entukan :nda(an Mineral Pri"er
0embentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis endapan, yaitu A
. :ase )agmatik Fair
. :ase 0egmatitil
Tinjauan Pustaka-15
-
7/25/2019 Emas Bab II
12/21
3. :ase 0neumatolitik
=. :ase
-
7/25/2019 Emas Bab II
13/21
tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. )ineral
placer terpenting adalah 0t, ;u, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, Eirkon, intan,
garnet, tantalum, rutil, dsb (). 61ans (!!3$$. 6ndapan placer, yang terbentuk
sebagai hasil akumulasi proses& proses sedimentasi yang menghasilkan konsentrasi
mineral&mineral berat. )ineral&mineral berat yang terkonsentrasi terpisah dari
batuan induknya karenamemiliki density yang tinggi, resisten terhadap pelapukan
kimia dan fisika.(/arren, 8.K.(++#$$
2.9.6 !aktor (engontrol enda(an (la%er
;dapun yang menjadi factor pengontrol dari endapan placer yakni A
(sumber A /arren, 8.K.(++#$$
a. Resisten terhadap pelapukan secara kimia (tidak mengalami penguraian
(dekomposisi$ komposisi kimia$.
b. Ketahanan terhadap pelapukan secara mekanis (:isik$ A tidak mengalami
kerusakan secara fisik$
c. Konsentrasi gra1itasi secara alamiah (perbedaan berat jenis$A memungkinkan
pengendapan kembali untuk mencapai konsentrasi yang ekonomis.
d. )edia transportasi (padat, air, gas9udara$ sebagai media utama.e. 0erangkap atau lingkungan pengendapannya.
2.9.8 Klasifikasi :nda(an Pla%er
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat
dibagi menjadi A (Sumber ARobb (++-$$
1. Residual (la%ers
6ndapan ini terbentuk9terakumulasi tepat di atas batuan asal, misA %rat&
urat91ein emas atau assiterite. 'erbentuk akibat penguraian dan penghancuran
secara kimiawi. :ragmen batuan yang lebih ringan dan mudah larut akan
tertransportasi.
5apat dijumpai bergradasi kebawah permukaan sampai pada 1ein&1ein yang
terlapukkan. (Sumber ARobb (++-$$
6ndapan placer residual ini terbentuk pada morfologi yang relatif datar. 0ada
topografi yang miring terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual$
Tinjauan Pustaka-17
-
7/25/2019 Emas Bab II
14/21
sehingga membentuk endapan placer elu1ial (collo1ial$. Residual placers yang
terbentuk di atas carbonatites merupakan penghasil apatit, )isA 8acupiranga, BrasilM
%ganda, dsb.
6ndapan ini merupakan sumber (potensial sumber$ dari niobium, Eircon,
baddeleyite, magnetite dan mineral berat lainnya. 6ndapan residual placers ini
umumnya terbentuk pada carbonatites yang juga bersifat subekonomik.
2. :lu/ial (la%ers
6ndapan ini merupakan akumulasi mineral&mineral yang
terbentuk9terakumulasi di lereng&lereng bukit yang dekat dengan batuan
asal9sumber. )ineral&mineral berat akan terakumulasi, sedangkan mineral& mineral
ringan (tidak resisten$ akan melarut dan tersapu menuruni lereng oleh air hujan
ataupun tertiup angin. %ntuk dapat terendapkan9terakumulasi endapan yang ekonomis
dibutuhkan batuan sumber9asal yang kaya.
0ada beberapa wilayah, endapan elu1ial placers ekonomis dijumpai
terakumulsi pada kantong&kantong (pockets$ yang terdapat pada permukaan bedrock,
misA cassiterite yang dijumpai pada sinkholes dan potholes pada marmer di
)alaysia.
ambar .= )odel 6ndapan Residual dan 6ndapan 0lacer
6. Strea" atau allu/ial (la%ers
Tinjauan Pustaka-18
-
7/25/2019 Emas Bab II
15/21
6ndapan placer alu1ial merupakan endapan yang sangat penting untuk emas
dan intan. :raksi ukuran butir pada mineral&mineral berat relatif lebih halus daripada
minera&mineral ringan. )ineral&mineral berat akan terkonsentrasi pada lokasi
dimana terjadi suatu gangguan pada aliran (irregu!ar f!o)$ atau pengurangan energi
seperti pada natura! riff!e, lubang pada dasar air terjun, pada tubrukan arus sungai,
meander sungai, dsb. 0roduksi timah terbesar didunia utamanya berasal dari tipe
endapan ini. 0enghasil timah yang berasal dari stream9allu1ial placers antara lain
Brasil, Dndonesia dan )alaysia.
ambar .- @atural riffle
ambar .# 0ada 0ertemuan ;rus Sungai
Tinjauan Pustaka-19
-
7/25/2019 Emas Bab II
16/21
ambar ." 0ada )eander Sungai
ambar .> *ubang (perangkap$9potho!es di dasar sungai9air terjun
8. Bea%' (la%ers
6ndapan pantai, endapan yang ekonomis akan terkonsentrasi di sepanjang
garis pantai atau pada muara sungai, atau re)orking pada endapan yang lebih tua.
0ergerakan muka air laut dan ombak memegang peranan penting. Sedangkan
endapan lepas pantai merupakan kemenerusan dari endapan&endapan pantai, dimana
keberdaan arus bawah menjadi penentu utama. )ineral&mineral penting yang banyak
Tinjauan Pustaka-&0
-
7/25/2019 Emas Bab II
17/21
dijumpai sebagai endapan beach placersA cassiterite, diamond, gold, ilmenite,
magnetite, monaEite (pembawa R66$, rutile, ?enotime dan Eircon.
9. ;ffs'ore (la%ers
6ndapan ini terdapat pada paparan kontinen (ontinenta! she!f$, umumnya
berjarakbeberapa kilometer daripantai.
6ndapan ini utamanya terbentuk dari submergence endapan allu1ial dan9atau
"eah p!aers (dro)ned p!aers$.FontohA 6ndapan timah di Dndonesia.
ambar .! Sketsa endapan pantai dan lepas pantai
5. Aeolian (la%er
6ndapan ini terbentuk oleh reworking endapan "eah p!aers oleh angin.
FontohA 6ndapan titanomegnetite iron sand pada @orth Dsland, @ew Nealand. Bukit&
bukit pasir di pantai (oasta! dunes$ yang terbentuk oleh angin mempunyai 1olume
yang besar dan homogenitas, sehingga pada bukit&bukit tsb yang mengandung
mineral berat dapat bersifat ekonomis walaupun pada kadar rendah.
'abel . Klasifikasi endapan placer
Tinjauan Pustaka-&1
-
7/25/2019 Emas Bab II
18/21
Asal +Su"#er- Kelas
-
7/25/2019 Emas Bab II
19/21
5alam sistem distributed switching , switching yang sebenarnya terjadi pada
setiap elektroda . 5alam instrumen terdapat elektroda yang menjadi elektroda arus
dan yang akan menjadi potensial . Keuntungannya adalah kabel terhubung dengan
semua elektroda , hanya perlu memiliki dua lead untuk sinyal ke elektroda , dua
untuk elektroda arus , dan satu untuk elektroda potensial . 5alam sistem distributed
switching terdapat deteksi elektronik dan switching sirkuit yang dirubah menjadi
take out khusus sepanjang kabel . 8enis kabel ini juga disebut sebagai sistem
elektroda aktif (dual&mode $.(eosciences,++#$
5alam sistem center switching, elektroda switching biasanya terjadi pada
instrumen . %ntuk metode ini , ada satu lead untuk setiap elektroda terhubung ke unit
switching center ( Switch Bo? $. Sistem switching center menggunakan kabel yang
mirip dengan kabel jenis seismik tapi dengan spesifikasi listrik yang berbeda . 8enis
kabel ini disebut sistem elektroda pasif .(eosciences,++#$
SuperSting dapat menggunakan kedua sistem switching yang distributed dan
center secara terpisah atau bersamaan. Dnstrumen SuperSting dirancang untuk
pencitraan resisti1itas bawah permukaan , menggunakan kabel elektroda aktif dengan
elektroda dual mode otomatis atau menggunakan switch bo? dan kabel elektroda
pasif untuk pencitraan resisti1itas . )odel SuperSting tersedia dengan built &in
elektroda switching. SuperSting juga dapat digunakan sebagai instrumen standar
resisti1itas 9 D0 9 S0 untuk profiling dan sounding ( 6S $ menggunakan secara
manual dengan empat kabel dan empat elektroda .(eosciences,++#$
2.= Siste" S0it%' #o>
SuperSting juga dapat digunakan dengan kabel multielectrode pasif danpenghubung elektroda switch bo?.(eosciences,++#$
Switch Bo? adalah sistem switching center, karena switching elektroda
sebenarnya terjadi di lokasi pusat . Setiap sistem elektroda memiliki lead tertentu
yang menghubungkan ke switch bo? yang memberikan sebuah relay switch tertentu
yang mewakili sebuah elektroda tertentu juga . Switch bo? dapat mengalihakan
elektroda apapun untuk setiap fungsi , ; , B , ) atau @.(eosciences,++#$
Tinjauan Pustaka-&*
-
7/25/2019 Emas Bab II
20/21
2.3 Mode dasar Su(erstring R=9D0 )ode otomatis untuk
profil dan pencitraan resisti1itas multielectrode 9 D0 9 S0
. )ode 7tomatis dengan kabel multielektroda aktif ( dual&mode$ atau pasif. 5alam
mode ini alat supersting R>9D0 dapat melakukan pembacaan hingga > injeksi arus.
)ode otomatis digunakan untuk secara otomatis merekam data resisti1itas ,
D0 atau S0 menggunakan file perintah yang sudah terprogram dan kabel multi&
elektroda otomatis aktif atau pasif . Sistem SuperSting digunakan untuk
mengumpulkan data resisti1itas 9 D0 atau S0 dalam jumlah banyak.
2.17 Standart Kea"anan
Karena metode geofisika tahanan jenis menggunakan arus listrik yang
ditransmisikan ke dalam tanah , maka perlu menggunakan sumber listrik yang
diinjeksikan ke tanah dengan energi (menggunakan transmitter SuperSting internal
hingga hingga =++ dan jika menggunakan transmitter eksternal 0owerSting
hingga 3+++ $ . 7leh karena itu mutlak diperlukan bahwa lintasan sur1ei dengan
elektroda dan konektor dipantau selama sur1ei sehingga orang , anak&anak dan
hewan tidak menyentuh elektroda (eosciences,++#$
;dapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengoperasikan alat yaitu A
. 8angan dioprasikan ketika terdapat petir atau kilat. Dnstrumen mengandung
susunan sirkuit elektronik FS)7 yang sangat sensiti1e terhadap kilat atau petir.. 8angan menggunakan sumber listrik dari accu yang masih tersambung dengan
kendaraan ( mobil, truk, bis, dll$. 0eralatan tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan yang berat pada alat supersting
3. )engecek keadaan seluruh kabel konektor, jika kabel konektor terkelupas maka
akan berbahaya bagi pengguna alat tersebut.
=. )enggunakan sepatu berbahan rubber (isolator$ ketika melakukan setting pada
alat.
-. 8angan mengoperasikan alat sendirian.
Tinjauan Pustaka-&
-
7/25/2019 Emas Bab II
21/21
#. . Kabel adaptor daya untuk baterai boost
!. Kabel SSR> 8umper meter, dihubungkan dengan kabel aktif mode ( dual mode$
switch bo? atau test bo? ke SuperSting
+. Kabel 'est untukh test the electrode switches
. Kit of fuses comprisingA one + ;mp, ?9=4, one ;mp -+ -?+ mm and
one .- ;mp -+ -?+ mm fuses
. ;llen wrench, !9#=H
3. SuperSting ;dministrator, utility software
=. Dnstruction manual
-. %SB&Serial adapter O Keyspan %S;&!